91149289 faktor mempengaruhi penyembuhan luka 5

10
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011 50 FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) Herlina Abriani Puspitasari 1 , H. Basirun Al Ummah 2 , Tri Sumarsih, S. 3 1,2,3 Jurusan Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong ABSTRAK Perawatan luka merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh perawat. Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengendalian infeksi karena infeksi menghambat proses penyembuhan luka sehingga menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas bertambah besar. Infeksi luka post operasi merupakan salah satu masalah utama dalam praktek pembedahan. Dengan berkembangnya era asepsis, teknik operasi serta perawatan bedah maka komplikasi luka pasca operasi cenderung menurun. Jika luka pasien mengalami infeksi menyebabkan masa perawatan lebih lama, sehingga biaya perawatan di rumah sakit menjadi lebih tinggi (Morison, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka post operasi SC (Sectio Caesarea) di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Subjek penelitiannya adalah pasien post operasi SC (Sectio Caesarea) pada hari ke empat di RS PKU Muhammadiyah Gombong periode 2010- 2011 sebanyak 38 responden. Data berskala ordinal ordinal dan nominal ordinal sehingga dianalisis dengan uji spearman rho (ρ) dan chi-square. Sedangkan untuk menentukan faktor dominan yang mempengaruhi penyembuhan luka post operasi SC digunakan uji regresi linier. Hasil analisa statistik dengan uji regresi linier didapatkan hasil bahwa faktor paling dominan yang mempengaruhi penyembuhan luka post operasi SC di RS PKU Muhammadiyah Gombong adalah personal hygiene (p = 0,000) kemudian disusul oleh status gizi (konsumsi) dengan nilai probabilitas (Sig) 0,004 dan yang terakhir adalah penyakit DM (Diabetes Mellitus) dengan nilai probabilitas (Sig) 0,007. Faktor paling dominan yang mempengaruhi penyembuhan luka post operasi SC di RS PKU Muhammadiyah Gombong adalah personal hygiene. Kata kunci : Penyembuhan luka, faktor status gizi (konsumsi), personal hygiene, dan penyakit DM (Diabetes Mellitus). PENDAHULUAN Perawatan luka merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh perawat. Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengendalian infeksi karena infeksi menghambat proses penyembuhan luka sehingga menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas bertambah besar. Infeksi luka post operasi merupakan salah satu masalah utama dalam praktek pembedahan (Potter dan Perry, 1993). Seiring dengan masih tingginya angka kejadian infeksi nosokomial pasca operasi sebanyak 3,5% yang juga

Upload: yovan-fabian

Post on 12-Feb-2015

116 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

Page 1: 91149289 Faktor Mempengaruhi Penyembuhan Luka 5

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

50

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKAPOST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC)

Herlina Abriani Puspitasari1, H. Basirun Al Ummah2, Tri Sumarsih, S.31,2,3Jurusan Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong

ABSTRAKPerawatan luka merupakan salah satu teknik yang harus

dikuasai oleh perawat. Prinsip utama dalam manajemen perawatan lukaadalah pengendalian infeksi karena infeksi menghambat prosespenyembuhan luka sehingga menyebabkan angka morbiditas danmortalitas bertambah besar. Infeksi luka post operasi merupakan salahsatu masalah utama dalam praktek pembedahan. Denganberkembangnya era asepsis, teknik operasi serta perawatan bedah makakomplikasi luka pasca operasi cenderung menurun. Jika luka pasienmengalami infeksi menyebabkan masa perawatan lebih lama, sehinggabiaya perawatan di rumah sakit menjadi lebih tinggi (Morison, 2003).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi penyembuhan luka post operasi SC (Sectio Caesarea) diRS PKU Muhammadiyah Gombong. Jenis penelitian yang digunakanadalah metode survey dengan menggunakan pendekatan cross sectional.Subjek penelitiannya adalah pasien post operasi SC (Sectio Caesarea)pada hari ke empat di RS PKU Muhammadiyah Gombong periode 2010-2011 sebanyak 38 responden. Data berskala ordinal ordinal dan nominalordinal sehingga dianalisis dengan uji spearman rho (ρ) dan chi-square.Sedangkan untuk menentukan faktor dominan yang mempengaruhipenyembuhan luka post operasi SC digunakan uji regresi linier.

Hasil analisa statistik dengan uji regresi linier didapatkan hasilbahwa faktor paling dominan yang mempengaruhi penyembuhan lukapost operasi SC di RS PKU Muhammadiyah Gombong adalah personalhygiene (p = 0,000) kemudian disusul oleh status gizi (konsumsi) dengannilai probabilitas (Sig) 0,004 dan yang terakhir adalah penyakit DM(Diabetes Mellitus) dengan nilai probabilitas (Sig) 0,007. Faktor palingdominan yang mempengaruhi penyembuhan luka post operasi SC di RSPKU Muhammadiyah Gombong adalah personal hygiene.

Kata kunci : Penyembuhan luka, faktor status gizi (konsumsi), personalhygiene, dan penyakit DM (Diabetes Mellitus).

PENDAHULUANPerawatan luka merupakan

salah satu teknik yang harusdikuasai oleh perawat. Prinsiputama dalam manajemenperawatan luka adalahpengendalian infeksi karenainfeksi menghambat prosespenyembuhan luka sehinggamenyebabkan angka morbiditas

dan mortalitas bertambah besar.Infeksi luka post operasimerupakan salah satu masalahutama dalam praktekpembedahan (Potter dan Perry,1993).

Seiring dengan masihtingginya angka kejadian infeksinosokomial pasca operasisebanyak 3,5% yang juga

Page 2: 91149289 Faktor Mempengaruhi Penyembuhan Luka 5

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

51

mengakibatkan bertambahnyabiaya perawatan (Nainggolan etal., 1997). Pada tahun 2002,menurut Bick angka kejadianinfeksi luka operasi meningkat4%-29%. Schutte et al., 2007menemukan bahwa kematianibu pasca operasi SectioCaesarea elektif dari tahun2000-2002 tercatat sebanyak7%. Perbaikan status gizi padapasien yang memerlukantindakan bedah sangat pentinguntuk mempercepatpenyembuhan luka operasi(Djalinz, 1992). Merekamendapat sepsis sering terjadisetelah seminggu perawatan dansangat susah ditanggulangi.Sebagian besar berakhir dengankematian. Data statistikDepartemen Kesehatan (DepKes)(1990) menyebutkan bahwaterdapat satu kematian dari2500 yang menjalanipembedahan area peritoneal(Sectio Caesarea) dibandingkandengan satu dari 10.000 untukpersalinan normal.

Selain nutrisi, penyakitDiabetes Mellitus (DM)berpengaruh besar dalam prosespenyembuhan luka. Kita semuatahu bahwa salah satu tandapenyakit DM adalah tingginyakadar gula dalam darah ataudalam dunia medis seringdisebut dengan hiperglikemi.Hiperglikemi menghambatleukosit melakukan fagositosissehingga rentan terhadapinfeksi. Jika mengalami lukaakan sulit sembuh karenadiabetes mempengaruhikemampuan tubuh untukmenyembuhkan diri danmelawan infeksi. Personalhygiene juga mempengaruhiproses penyembuhan luka

karena kuman setiap saat dapatmasuk melalui luka bilakebersihan diri kurang (Gitarjadan Hardian, 2008).

RS PKU MuhammadiyahGombong merupakan rumahsakit swasta yang terletak di Jl.Yos Sudarso. Rumah sakit inisudah cukup populer diKabupaten Kebumen bahkansampai di luar KabupatenKebumen. Berdasarkan studipendahuluan yang dilakukanpada bulan November 2009,telah didapatkan 150 kasusSectio Caesarea (SC) pada tigabulan terakhir dengan rincian 48kasus pada bulan Agustus, 50kasus pada bulan September,dan 52 kasus pada bulanOktober.

Lama perawatan di bangsalperawatan selama 3-5 haribahkan ada pasien yang dirawatlebih dari 5 hari dikarenakanadanya infeksi pada lukaoperasinya. Perawatan lukapasca bedah Sectio Ceaesareadilakukan setiap pagi sekitarpukul 08.00 pada hari ke 3setelah operasi caesar dansebagian besar dilakukandengan menggunakan betadineatau NaCl kemudian ditutupdengan kassa betadine dankassa kering. Setelah dilakukanwawancara dengan enam orangpasien di Bangsal Rahma RSPKU Muhammadiyah Gombong,peneliti juga mengetahui bahwasebagian besar dari pasien yangtelah dilakukan operasi SectioCaesarea masih menganutkepercayaan mutih ataumenghindari makanan yangberbau amis misalnya telur danikan. Padalah kita tahu bahwatelur dan ikan merupakansumber protein yang sangat

Page 3: 91149289 Faktor Mempengaruhi Penyembuhan Luka 5

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

52

dibutuhkan untuk mempercepatproses penyembuhan luka.

Dalam hal kebersihan diri,sebagian besar dari pasien jugamengatakan takut untuk mandidikarenakan adanya lukaoperasi di abdomen atau perut.Hal ini akan mempengaruhiproses penyembuhan lukakarena kuman setiap saat dapatmasuk melalui luka bilakebersihan diri kurang.

Selain itu dalam melakukanperawatan luka khususnya padapasien pasca bedah caesar,perawat kurang memperhatikanStandar Operasional Prosedur(SOP) atau prosedur tetapperawatan luka. Sebagai contoh,dalam melakukan perawatanluka alat-alat yang digunakanuntuk merawat luka hanya satuset perawatan luka dandigunakan untuk semua pasienyang membutuhkan perawatanluka pada hari tersebut. Selainitu perawat juga kurangmemperhatikan teknik aseptik,misalnya sesudah melakukanperawatan luka pada satupasien, perawat tidak segeramencuci tangan kembali danmengganti dengan handscoonyang baru dan steril tetapilangsung melakukan perawatanluka pada pasien yang lain.Padahal seharusnya sebelumdan sesudah melakukanperawatan luka pada satu orangpasien, harus selalu mencucitangan dan menggantihandscoon dengan yang steril.

Hal tersebut di atas tidaksesuai dengan SOP perawatanluka. Padahal kita sebagaiseorang perawat seharusnyatahu bahwa SOP merupakantata cara atau tahapan yangdibakukan dan harus dilalui

untuk menyelesaikan suatuproses kerja tertentu termasukdidalamnya tindakan perawatanluka. Apabila SOP tersebut tidakdilakukan dengan benar,ditakutkan akan berpengaruhterhadap proses penyembuhanluka tersebut. Berdasarkanfenomena diatas peneliti tertarikdan ingin melakukan penelitiantentang “Faktor-Faktor YangMempengaruhi PenyembuhanLuka Pada Pasien Post OperasiSectio Caesarea (SC) di RS PKUMuhammadiyah Gombong”.

METODE PENELITIANRancangan penelitian

yang digunakan menggunakanpendekatan cross sectional.Populasi merupakankeseluruhan subyek penelitian(Arikunto, 2006). Populasi dalampenelitian ini adalah semuapasien di RS PKUMuhammadiyah Gombong yangtelah selesai dilakukan operasiSectio Caesarea danmembutuhkan perawatan lukapada bulan Agustus, September,dan Oktober 2009 sebanyak 150.Sampel adalah sebagian atauwakil populasi yang diteliti(Arikunto, 2006). Sampel dipilihsecara purpossive sampling. Jikajumlah populasi <100 lebih baikdiambil semua. Tetapi jikajumlah populasinya besar atau>100, dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % (Arikunto,2006). Jadi dalam penelitian inikarena jumlah populasinyasebanyak 150 maka penelitimengambil 25% sehingga jumlahsampelnya adalah :

pasienx 5,37150100

25

Apabila dibulatkan menjadi 38responden.

Page 4: 91149289 Faktor Mempengaruhi Penyembuhan Luka 5

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

53

Kriteria inklusimerupakan batasanciri/karakter umum padasubyek penelitian, dikurangikarakter yang masuk dalamkriteria eksklusi (Saryono, 2008).Kriteria inklusi dalam penelitianini yaitu: a) Pasien dengan postoperasi Sectio Caesarea, b)Pasien dengan keadaan umumcomposmetis, c) Pasien yangbersedia menjadi responden.Kriteria eksklusi adalah sebagiansubyek yang memenuhi kriteriainklusi, yang harus dikeluarkandari penelitian karena berbagaisebab yang dapat mempengaruhihasil penelitian sehingga terjadibias (Saryono, 2008). Kriteriaeksklusi dalam penelitian ini

adalah: a) Pasien yang ikutpengambilan data tetapi tidakmengembalikan kuesioner, b)Pasien yang tidak kooperatif.

Analisa bivariat dilakukandengan membuat tabel silangantara variabel terikat danvariabel bebas, yaitu denganmencari ada tidaknya hubunganantara faktor-faktor yangmempengaruhi penyembuhanluka dengan tingkatkesembuhan luka pasien. Ujistatistik yang digunakan untukmenghitung variabel status gizidan personal hygiene adalah

Korelasi Spearman Rho ( )(Riwidikdo, 2008).Rumus :

Keterangan :N = jumlah datad = beda antara ranking pasangan.

Sedangkan untuk mencari ada tidaknya hubunganantara faktor-faktor yang mempengaruhi lama prosespenyembuhan luka (Diabetes Mellitus) dengan tingkatkesembuhan luka pasien, uji statistik yang digunakan adalahKorelasi chi square.

Rumus :

Keterangan :x2 = chi squarefo = frekuensi yang diobservasifh = frekuensi yang diharapkan

Untuk melihat seberapa besarnya hubungan yaitudengan memakai rumus koefisien kontingensi.

Rumus :

Keterangan :N = Jumlah sampelx2 = chi square

Page 5: 91149289 Faktor Mempengaruhi Penyembuhan Luka 5

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

54

Untuk melihat pengaruhvariabel bebas terhadap variabelterikat secara bersama-samaterhadap penyembuhan lukapost operasi SC denganmenggunakan uji statistikregresi linier dengan bantuanaplikasi computer. Data yang

digunakan dalam perhitunganregresi adalah kedua variabelbaik independen dan dependendalam bentuk data interval/rasio(Riwidikdo, 2008). Berdasarkannilai koefisien korelasi berganda(R) menurut Arikunto (2002)adalah :

HASIL DAN BAHASANHubungan antara faktor Status Gizi (IMT) dengan penyembuhan luka

Tabel 1. Hubungan Antara Faktor Status Gizi (IMT) DenganPenyembuhan Luka Di RS PKU Muhammadiyah Gombong (N = 38)

Variable rho p

Penyembuhan LukaFaktor IMT

0,125 0,453

Angka koefisien korelasi adalah0,125 dengan melihat nilaiprobabilitas (Sig) 0,453 > 0,05sehingga dapat disimpulkanbahwa hubungan kedua variabel

tidak signifikan, artinya tidakada hubungan antara faktorstatus gizi (IMT) denganpenyembuhan luka.

Hubungan antara faktor Status Gizi (Konsumsi) denganpenyembuhan luka

Tabel 2. Hubungan Antara Faktor Status Gizi (Konsumsi) DenganPenyembuhan Luka Di RS PKU Muhammadiyah Gombong (N = 38)

Variable rho p

Penyembuhan LukaFaktor Konsumsi

0,482 0,002

Angka koefisien korelasi adalah0,482 dengan melihat nilaiprobabilitas (Sig) 0,002 < 0,05sehingga dapat disimpulkanbahwa hubungan kedua variabelsignifikan. Koefisien korelasi

bertanda positif (+), artinyahubungannya searah sehinggaada kecenderungan status gizi(konsumsi) yang baikmempercepat penyembuhanluka.

Hubungan antara faktor Personal Higiene dengan penyembuhan lukaTabel 3. Hubungan Antara Faktor Personal Higiene Dengan

Penyembuhan Luka Di RS PKU Muhammadiyah Gombong (N = 38)

Variable rho p

Penyembuhan LukaFaktor Personal Higiene

0,461 0,004

Angka koefisien korelasi adalah0,461 dengan melihat nilai

probabilitas (Sig) 0,004 < 0,05sehingga dapat disimpulkan

Page 6: 91149289 Faktor Mempengaruhi Penyembuhan Luka 5

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

55

bahwa hubungan kedua variabelsignifikan, artinya adahubungan antara faktor personal

higiene dengan penyembuhanluka

Hubungan antara faktor Diabetes Mellitus dengan penyembuhanluka

Tabel 4. Hubungan Antara Faktor Diabetes Mellitus DenganPenyembuhan Luka Di RS PKU Muhammadiyah Gombong (N = 38)

DM

Luka TotalX2 p

Infeksiminor

% Sembuhtergangg

u

% Jml

%

YaTidak

30

7.90

1025

26.3

65.8

1325

34.2

65.8

6.264

0.012

Jumlah 3 7.9 35 92.1

38 100

Berdasarkan tabulasi silangpada tabel 4. diatas diketahuibahwa ada responden denganDiabetes Mellitus dan mengalamisembuh terganggu sebanyak 10orang (26,3%), sedangkanresponden yang tidak menderitadiabetes melitus dan mengalamisembuh terganggu sebanyak 25orang (65,8%). Dari hasil outputSPSS diperoleh X2 hitung =6,264. nilai probabilitas (Sig)0,012 < 0.05 berarti ada

hubungan antara DiabetesMellitus dengan penyembuhanluka.

Analisa MultivariatAlasan analisis multivariat

dilakukan adalah untuk melihathubungan variabel bebasterhadap variabel terikat secarabersama-sama denganmenggunakan regresi linier.

Tabel 5 : Regresi Linier Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ProsesPenyembuhan Luka Pada Pasien Post Operasi SC : Status Gizi(Konsumsi Makanan), Personal Hygiene, Diabetes Mellitus (DM)).

Variabel B Std.Error

Beta Sig.

ConstantIMT

KonsumsiPersonal HygieneDiabetes Mellitus

2,7970,0410,1810,2320,169

0,2000,0380,0540,0550,064

0,1220,4080,5140,297

0,0000,2930,0020,0000,013

Dari data-data pada tabel diatas dibuat persamaan regresi linierberganda seperti berikut ini:Y = 2,797 + 0,041 X1 + 0,181 X2 + 0,232 X3 + 0,169 X4

Page 7: 91149289 Faktor Mempengaruhi Penyembuhan Luka 5

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

56

Untuk mengetahui signifikasidari hasil analisis regresi linierberganda penelitimembandingkan nilai F tabledengan F hitung. Dari hasilanalisis didapatkan F hitung12,514 dengan F tabel 2,852.Karena F hitung > dari F tabelmaka korelasi ganda yang diujisignifikan dengan tingkatkesalahan 5%. Atau dapatdikatakan, bahwa variabelindependen secara bersama-sama berhubungan denganpenyembuhan luka.

Besarnya nilai koefisienkorelasi berganda (r) dari hasilpenelitian adalah 0,776 danmenunjukan hubungan yangcukup berpengaruh antaravariabel independen denganvariabel dependen secarasimultan.

PembahasanHubungan antara faktor StatusGizi (IMT) denganpenyembuhan luka

Dari hasil penelitian yangtelah dilakukan, tidak adahubungan yang signifikan antarastatus gizi (IMT) denganpenyembuhan luka. Setelahdilakukan penelitian kepada 38responden, 3 orang (7.89%)mengalami infeksi dan dariketiga orang tersebut tidaksemuanya memiliki kelebihanberat badan tingkat berat tetapisalah satu dari ketiga respondentersebut memiliki berat badannormal. Hal ini disebabkankarena penyembuhan luka tidakhanya disebabkan oleh satufaktor yaitu Status Gizi (IMT)tetapi disebabkan oleh banyakfaktor diantaranya status gizi(konsumsi), personal hygiene,dan Diabetes Mellitus. Menurut

Gitarja dan Hardian, (2008),sejumlah kondisi fisik memangdapat mempengaruhipenyembuhan luka. Misalnyaadanya sejumlah besar lemaksubkutan dan jaringan lemak(yang memiliki sedikit pembuluhdarah). Pada orang-orang yanggemuk penyembuhan lukalambat karena jaringan lemaklebih sulit menyatu, lebih mudahinfeksi, dan lama untuk sembuh.Jaringan lemak kekuranganpersediaan darah yang adekuatuntuk menahan infeksi bakteridan mengirimkan nutrisi danelemen-elemen selular untukpenyembuhan. Apabila jaringanyang rusak tersebut tidak segeramendapatkan nutrisi yangdibutuhkan maka prosespenyembuhan luka juga akanterhambat. Hal ini dikarenakanIMT (Indeks Masa Tubuh) pasienbukan merupakan faktor utamayang mempengaruhi prosespenyembuhan luka post operasiSC tetapi hanya salah satufaktor yang dapat mempengaruhiproses penyembuhan luka.Hubungan antara faktor StatusGizi (Konsumsi) denganpenyembuhan luka postoperasi SC.

Dari hasil penelitian yangtelah dilakukan, terdapathubungan yang signifikan antarastatus gizi (konsumsi) denganpenyembuhan luka denganmelihat nilai probabilitas (Sig)0,002 < 0,05. Setelah dilakukanpenelitian kepada 38 responden,3 orang (7.89%) mengalamiinfeksi dan dari ketiga orangtersebut intake makanan /konsumsi makanannya kurangsehingga berpotensi terjadiinfeksi pada luka operasinya.Seperti yang dikemukakan oleh

Page 8: 91149289 Faktor Mempengaruhi Penyembuhan Luka 5

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

57

Djalinz (1992), status gizi sangatpenting untuk prosespenyembuhan luka pascaoperasi. Perbaikan status gizidapat dilakukan denganmengkonsumsi makanan yangmengandung gizi yang seimbang.. Diit yang diberikan untukpasien pasca bedah adalah diitTinggi Kalori Tinggi Protein(TKTP). Setiap rumah sakit pastisudah memiliki takaran menu /standar makanan yang harusdiberikan kepada setiap pasientermasuk makanan untukpasien yang menjalani operasi.Maka dari itu, apabila pasienmenghabiskan jatah makananyang diberikan oleh rumah sakitmaka secara otomatiskebutuhan gizi pasien (dalam halini yang berkaitan dengan prosespenyembuhan luka) juga akanterpenuhi. Apabila status gizipasien baik maka penyembuhanluka juga akan baik.Hubungan antara personalhygiene dengan penyembuhanluka post SC.

Dari hasil penelitian yangtelah dilakukan, terdapathubungan yang signifikan antarapersonal hygiene denganpenyembuhan luka denganmelihat nilai probabilitas (Sig)0,004 < 0,05. . Setelah dilakukanpenelitian kepada 38 responden,3 orang (7.89%) mengalamiinfeksi. Satu orang memilikitingkat kebersihan diri yangcukup dan dua orang dari ketigaorang tersebut personal hygiene/ kebersihan dirinya kurangsehingga berpotensi terjadiinfeksi pada luka operasinya.Menurut Gitarja dan Hardian,(2008), kebersihan diri seseorangakan mempengaruhi prosespenyembuhan luka, karena

kuman setiap saat dapat masukmelalui luka bila kebersihan dirikurang.Hubungan antara penyakit DM(Diabetes Mellitus) denganpenyembuhan luka postoperasi SC.

Dari hasil penelitian yangtelah dilakukan, terdapathubungan yang signifikan antarapenyakit DM (Diabetes Mellitus)dengan penyembuhan lukadengan melihat nilai probabilitas(Sig) 0,012 < 0,05. Setelahdilakukan penelitian kepada 38responden, 3 orang (7.89%)mengalami infeksi dan dariketiga orang tersebut semuanyamenderita DM (Diabetes Mellitus)sehingga berpotensi terjadiinfeksi pada luka operasinya.Diabetes menyebabkanpeningkatan ikatan antarahemoglobin dan oksigensehingga gagal untukmelepaskan oksigen ke jaringan.Salah satu tanda penyakitdiabetes adalah kondisi”Hiperglikemia” yangberlangsung terus menerus.Hiperglikemia adalah keadaandimana kadar gula darahsewaktu melebihi batas normal(normalnya 70-105 mg/l).Hiperglikemi menghambatleukosit melakukan fagositosissehingga rentan terhadapinfeksi. Jika mengalami lukaakan sulit sembuh karenadiabetes mempengaruhikemampuan tubuh untukmenyembuhkan diri danmelawan infeksi (Gitarja danHardian, 2008). Maka dari ituapabila seseorang tersebutmenderita penyakit DM dengankadar gula yang sangat tinggiakan membuat proses

Page 9: 91149289 Faktor Mempengaruhi Penyembuhan Luka 5

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

58

penyembuhan luka berjalanlambat.Faktor paling dominan yangmempengaruhi penyembuhanluka post operasi SC adalahpersonal hygiene kemudiandisusul oleh status gizi(konsumsi), dan yang terakhirpenyakit DM (DiabetesMellitus).

Ketiga faktor tersebutsaling berhubungan satu samalain dalam proses penyembuhanluka karena sebaik apapunmakanan yang dikonsumsi olehpasien apabila kesadaran akanmenjaga kebersihan dirinyakurang maka akan tetapmenghambat prosespenyembuhan luka. Sepertihalnya pendapat dari Gitarja danHardian, (2008), kebersihan diriseseorang akan mempengaruhiproses penyembuhan luka,karena kuman setiap saat dapatmasuk melalui luka bilakebersihan diri kurang.

SIMPULANBerdasarkan hasilpenelitian dapat ditarikkesimpulan bahwa :1. Hasil uji statistik Spearman

Rho (ρ) dan Chi-Squaremenunjukan dari empatfaktor yang mempengaruhipenyembuhan luka postoperasi SC di RS PKUMuhammadiyah Gombong,terdapat tiga faktor yangsignifikan yaitu faktor statusgizi (konsumsi) dengan nilaiprobabilitas (Sig) 0,002 <0,05, personal hygiene (p =0,004), dan Diabetes Mellitus(p = 0,012).

2. Faktor paling dominan yangmempengaruhipenyembuhan luka post

operasi SC di RS PKUMuhammadiyah Gombongberdasarkan uji regresi linieradalah personal hygienekemudian disusul olehstatus gizi (konsumsi), danyang terakhir penyakit DM(Diabetes Mellitus).

SARAN1. Bagi Rumah Sakit

Dari penelitian inidapat diketahuibahwa faktorpersonal hygienemerupakan faktorpaling dominan yangmempengaruhipenyembuhan lukapost operasi SC di RSPKU MuhammadiyahGombong. Olehkarena itu, perawatruangan hendaknyamemberikanpendidikankesehatan tentangpentingnya menjagakebersihan dirisetelah dilakukanoperasi SC agar tidakterjadi infeksi padaluka operasinya.Selain itu pendidikankesehatan tentangstatus gizi(konsumsi) jugadiperlukan padapasien post operasiSC karena gizi yangbaik sangatdiperlukan untukproses penyembuhanluka.

2. Bagi Institusi PendidikanMenyediakan saranadan prasarana untukmempermudah dan

Page 10: 91149289 Faktor Mempengaruhi Penyembuhan Luka 5

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

59

memperlancarmahasiswa dalampembuatan skripsitermasukmenyediakanpembimbing yangberkualitas untukmendapatkan hasilbimbingan yang baikpula.

3. Bagi Peneliti LainBagi peneliti

selanjutnya yangtertarik melakukanpenelitian tentangpenyembuhan lukadisarankan menelitilebih dalammengenai faktor-faktor yangmempengaruhipenyembuhan lukadari sudut pandangyang lain.

DAFTAR PUSTAKAAl Ummah, M.B. 2009.

Metodelogi PenelitianKesehatan. LP3MSTIKES MuhammadiyahGombong. Gombong.

Anonim. 2007. Merawat Luka,diakses pada tanggal 3April 2009 dihttp://www.rumahkanker.com

Brunner, & suddart. 1996.Keperawatan MedikalBedah. Jakarta: EGC.

Cunningham, F., Mac Donald,P., Gant, N., Leveno, K.et. al. 1995. WilliamsObstetrics. Norwalk, CT:Appleton & Lange.

Hidayat, A.A. 2007. MetodePenelitian Keperawatandan Teknik AnalisisData. Jakarta: SalembaMedika .

Hudak dan Gallo. 1997.Keperawatan KritisPendekatan Holistikedisi VI, Volume I.Jakarta: EGC.

Morison, M.J. 2004. ManajemenLuka. Jakarta: EGC.

Nursalam, Pariani, S. 2001.Pendekatan PraktisMetedologi RisetKeperawatan. Jakarta:CV. Sagung Seto .

Potter dan Perry. 2006.FundamentalKeperawatan: Konsep,Proses, dan Praktik yangAman. Jakarta: EGC.

Riwidikdo, H. 2007. StatistikKesehatan. Yogyakarta:Mitra Cendikia.

Smeltzer dan Bare. 2002. BukuAjar KeperawatanMedikal Bedah Brunner& Suddart. Jakarta:EGC.

Sugiono. 2002. Statistika UntukPenelitian. Bandung: CVAlfabeta.

.