91077157 referat snri juan
TRANSCRIPT
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
SNRI
OLEH :
Yohanes B.E.P.Djawa
C 111 08 225
PEMBIMBING
dr. Patmawati
SUPERVISOR
dr. Erlyn Limoa, SpKj
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
REFERAT
MARET 2012
M
SEROTONIN NOREPINEFRIN REUPTAKE INHIBITOR
A. PENDAHULUANPerkembangan ilmu kedokteran telah berhasil menguak etiologi
depresi. Beberapa neurotrasmitter diduga terkait dengan depresi.
Penurunan kadar serotonin disinyalir berperan penting mencetuskan
depresi. Dari hasil penelitian yang menggunakan alat pencitraan otak
didapat penurunan jumlah serotonin pasca inap, 5-HTA1 dan 5-HTA2.
Juga terdapat penurunan cairan serebrospinal. Kadar norepinefrin terutama
di forebrain medial juga menurun. Ditemukan juga adanya defisiensi
MHPG (3-methoxy-4-hidroxyphenylglycol) yang merupakan hasil
metabolisme norepinefrin. Beberapa neurotransmiter lain seperti dopamin,
GABA, dan glutamat juga mengalami penurunan pada penderita depresi.1,
Dengan diketahuinya etiologi depresi, telah mengubah pandangan
mengenai diagnosa dan pengobatan. Ada beberapa pemeriksaan yang
dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa dan prognosis depresi,
misalnya dexamethasone suppresion test (DST), pemeriksaan MHPG, 5-
HIAA, uji stimulasi TSH, rekaman tidur, dan uji tantangan stimulansia. Di
samping itu terdapat beberapa sediaan antidepresan yang digunakan dalam
tatalaksana depresi. Ada beberapa jenis antidepresan seperti trisiklik,
tetrasiklik, selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), serotonin
norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI), norepinephrine reuptake
inhibitor (NRI), monoamine oxidase inhibitor (MOAI) selective serotonin
reuptake enhancer (SSRE), norepinephrine and dopamine reuptake
inhibitors (NDRI). 1,2,4
Tujuan terapi depresi berdasarkan Agency for Health Care Policy
and Research dan American Psychiatric Association adalah untuk
menghilangkan semua tanda dan gejala sindrom depresi dan untuk
mengembalikan fungsi jabatan/pekerjaan dan psikososial penderita
sebelumnya. Setiap penderita depresi memiliki risiko kambuh dua kali
lebih besar pada serangan berikutnya dibandingkan pada serangan depresi
pertama. Oleh karena itu pemulihan dan recovery merupakan standar
tertinggi dalam penanganan depresi. 1,2,
Tanpa terapi yang tuntas, penderita depresi akan mengalami
kekambuhan ataupun kasus berulang. Gejala-gejala sisa yang biasanya
muncul akan menjadi ancaman bagi pasien, baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Pada tingkatan yang paling merugikan, depresi
bahkan bisa menimbulkan tindakan bunuh diri. Data terkini menyebutkan,
di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, kejadian bunuh diri akibat
depresi menempati peringkat ke-11 penyebab kematian penduduk. 1,
Pemilihan obat antidepresan akan mempengaruhi tercapai tidaknya
pemulihan. Antidepresan yang bekerja secara tunggal, seperti golongan
TCA banyak memiliki efek samping sedangkan golongan SSRI atau obat
yang menghambat reuptake serotonin saja secara selektif, ternyata juga
masih memiliki banyak kekurangan karena hanya bekerja di salah satu
titik hambatan, yaitu reuptake serotonin saja dan tidak menghambat
reuptake nor epinefrin. Saat ini pengobatan diarahkan agar dapat
menghambat sekaligus reuptake serotonin dan nor epinefrin, yaitu
golongan SNRI. 1,
Selain terapi medikamentosa, penatalaksanan depresi mesti bersifat
komprehensif. Pasien hendaknya diberikan psikoterapi seperti terapi
kognitif, perilaku, psikodinamik, dan terapi kelompok. ”Untuk mencapai
pemulihan fungsi dan kualitas hidup dengan segera diperlukan pengobatan
yang komprehensif yang melibatkan banyak pihak: psikiater, obat-obat
yang baik, keluarga dan lingkungan yang mendukung serta sikap
masyarakat yang positif. 1,
B. DEFINISI
Serotonin norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI) merupakan golongan
obat yang mengatasi depresi dengan mengatur kerja neurotransmitter
yang digunakan dalam berkomunikasi antar sel otak. SNRI merupakan
antidepresi yang bekerja dengan mengubah satu tingkat atau lebih bahan
kimia otak yang terjadi secara alami. Mekanisme kerjanya dengan
memblok penyerapan (reuptake) dari neurotransmitter serotonin dan
norepinefrin di otak. 1,4,
C. MEKANISME KERJAMekanisme kerja dari obat golongan SNRI pada dasarnya sama yaitu
memblok reuptake dari neurotransmitter serotonin dan norepinefrin. ,2,3,5
D. PEMBAGIAN GOLONGAN OBAT
1. Venlafaxine ( effexor )
struktur dan mekanisme
Venlafaxine merupakan senyawa bisiklik. Venlafaxine lima kali lebih
kuat dalam menghambat reuptake serotonin ( 5-HT ) daripada
noradrenalin dalam tubuh. venlafaxine juga lemah menghalangi
reuptake dopamin. Awalnya, venlafaxine beredar dalam formulasi
immediate-release (IR) yang digunakan dua atau tiga kali sehari, akan
tetapi untuk kenyamanan pasien, pada 1997 di-release bentuk
extended-release (XR) yang diberikan sekali sehari. Pada dosis rendah
(sampai 75 mg setiap hari) mekanisme kerjanya mirip dengan SSRI
yaitu menghambat reuptake serotonin, tetapi pada dosis yang lebih
tinggi (sampai 300 mg sehari) venlafaxine juga memblok reuptake
noradrenalin dan dopamin.,2,4,5,6
Sediaan dan Kegunaan klinis
Venlafaxine tersedia dalam bentuk tablet dari 37,5 mg, 50 mg, 75 mg
dan XL 75 mg dan 150 mg kapsul.
Pada dosis rendah (75 mg setiap hari) penggunaannya sama efektif
dengan fluoxetine. Namun, pada dosis yang lebih tinggi (150 sampai
300 mg setiap hari) lebih efektif daripada fluoxetine untuk pasien
dengan depresi berat ( major depresi ). Pada pemberian dosis yang
lebih tinggi venlafaxine sama efektifnya dengan antidepresi spektrum
luas TCA seperti imipramine dan clomipramine tetapi memiliki efek
samping yang lebih minimal. Venlafaxine juga efektif dalam gangguan
kecemasan umum, di mana dapat digunakan dengan dosis 75 mg
sehari. .,2,4,5,6
Efek samping
Efek samping yang paling umum dijumpai adalah nausea, pusing,
insomnia, mengantuk, dan mulut kering. Efek antikolinergik secara
signifikan lebih ringan dibandingkan dengan antidepresan lainnya.
Sedangkan efek disfungsi seksual sama seperti SSRI lain. .,2,4,5,6
Farmakokinetik dan dosis
Venlafaxine diserap dengan baik melalui pemberian oral. Ini adalah
subyek untuk pertama-pass metabolisme, menghasilkan metabolit
aktif, desmethylvenlafaxine, farmakologi yang sama. Venlafaxine
mengeliminasi dari sekitar 4 jam adalah singkat, dan metabolit aktif
memiliki paruh hanya sekitar 8 jam. Ini berarti biasanya diberikan dua
kali sehari, dan bertanggung jawab untuk menghasilkan masalah
penghentian. Dosis awal adalah 37.5mg dua kali sehari. Formulasi
berkelanjutan-release (XL) (75 mg dan 150 mg kapsul) juga tersedia
untuk digunakan sekali sehari. Dosis dapat meningkat secara bertahap
sampai maksimum 375 mg sehari . .,2,4,5,6
Toksisitas
Overdosis dapat menyebabkan takikardia , perpanjangan QT, dan
menimbulkan kejang (0,3%) telah dilaporkan. Kematian jarang terjadi.
Penghentian reaksi
Gejala penghentian berat telah dilaporkan. Sindrom discontinue yang
mengkhawatirkan bisa terjadi pada penghentian venlafaxine secara
mendadak. Untuk menghindari sindrom ini, venlafaxine XR harus di-
tappering off ( diturunkan secara bertahap ) dengan pengurangan dosis
harian 75 mg dalam masa satu minggu. .,2,4,5,6
2. Mirtazapine ( Remeron )
struktur dan mekanisme
Mirtazapine merupakan antidepresan tetrasiklik yang tidak terkait dengan
antidepresan trisiklik dan SSRI. Secara kimiawi, obat ini pun berbeda
dengan antidepresan lain. Makanya, mirtazapine memiliki cara kerja yang
unik. Mirtazapine bertindak sebagai antagonis reseptor alpha2-adrenergic,
sekaligus juga sebagai antagonis poten reseptor postsynaptic 5-HT2 dan 5-
HT3. Akibatnya, mirtazapine bisa menstimulasi pelepasan norepinephrine
dan serotonin.,2,4,5,6
Sediaan dan Kegunaan klinis
Mirtazapine tersedia dalam bentuk tablet 15, 30, dan 45 mg. Studi
memperlihatkan, mirtazapine efektif mengobati depresi dalam setiap
tingkat keparahan. Di samping itu, mirtazapine juga terbukti efektif
mengatasi depresi sedang dan berat, terutama pasien dengan ansietas,
gangguan tidur, agitasi, dan pasien dengan keterbelakangan mental. .,,4,5,6
Efek samping
Karena profil farmakologi yang unik, mirtazapine tak memiliki efek
samping yang terkait dengan antikolinergik, adrenergik, dan serotonin.
Efek samping yang paling umum dijumpai adalah fatigue, pusing, sedasi
sementara, dan peningkatan bobot badan. Menariknya lagi, mirtazapine tak
menyebabkan disfungsi seksual seperti yang kerap dijumpai pada
antidepresan lainnya.
Farmakokinetik dan dosis
Mirtazapine baru memunjukkan efikasi dalam 2-4 minggu setelah
pengobatan, meskipun gangguan tidur dan ansietas bisa diperbaiki pada
minggu pertama. Dalam studi review yang membandingkan mirtazapine
dengan SSRI, jumlah responden dengan permulaan efek perbaikan yang
menetap pada minggu pertama, dua kali lebih besar pada mirtazapine (13
% vs 6% ). Mirtazapine memiliki waktu paruh cukup panjang, yakni
perempuan (37 jam) dan laki-laki (26 jam).Dosis yang direkomendasikan
adalah 15 mg pada saat akan tidur, kemudian dititrasi hingga 45 mg per
hari jika perlu. 4,5,6
3. Duloxetine (Cymbalta)
struktur dan mekanisme
Mekanisme kerja duloxetine dengan memblok reuptake dari serotonin dan
norepinefrin. Obat golongan ini memiliki waktu paruh 12 jam. 2,4,5,6
Sediaan dan Kegunaan klinis
Duloxetine tersedia dalam sediaan : 20, 30 and 60 mg kapsul. Duloxetine
sangat efektif untuk mengobati major depresi. Obat golongan ini juga
membantu dalam mengatasi gangguan somatik dan nyeri yang
berhubungan dengan depresi. Cymbalta merupakan obat baru dengan
percobaan klinis yang terbatas. 2,4,5,6
Efek samping
Efek samping dari penggunaan duloxetin adalah nausea,konstipasi,mulut
menjadi kering, akan tetapi memiliki efek yang kecil untuk gangguan
seksual. 2,4,5,6
Farmakokinetik dan dosis
Mekanisme kerja duloxetine dengan memblok reuptake dari serotonin dan
norepinefrin. Obat golongan ini memiliki waktu paruh 12 jam. Dosis yang
dianjurkan adalah :
1. Initial dosis: 20 mg per hari dapat ditingkatkan menjadi 30 mg per hari
2. Average dosis: 30 mg per hari. Penggunaan dengan dosis sebesar 60 mg
perhari di tujukan untuk mengatasi syndome nyeri tertentu. 2,4,5,6
Interaksi Obat
Duloxetine menghambat enzim CYP 450.
4. Milnacipran
Struktur dan Mekanisme kerja
Milnacipran merupakan salah satu obat golongan SNRI yang
menghambat reuptake serotonin dan norepinefrin tanpa menyebabkan
reuptake dari dopamin dan tanpa memblok secara langsung reseptor dari
neurotransmiter.,4,5,6
Sediaan dan Kegunaan Klinis
Milnacipran tersedia dalam sediaan tablet 50 mg. Milnacipran digunakan
untuk mengatasi depresi.,4,5,6
Efek samping
Dapat terjadi dysuria yang merupakan akibat dari peningkatan fungsi
norepinefrin, tetapi tidak meningkatkan tekanan darah serta dapat
menyebabkan nausea,vomitus,dan takikardi.,4,5,6
Farmakokinetik dan Dosis
Milnacipran cepat diabsorbsi dan memiliki waktu paruh 8 jam.Dosis yang
digunakan biasanya adalah 50 mg dalam 2 kali sehari. ,4,5,6
5. Desvenlafaxine Succinate (DVS) (Pristiq)
DVS merupakan bentuk garam yang diisolasi dari metabolisme aktif
venlafaxine, dan dikembangkan menjadi obat yang berbeda. Seperti halnya
Venlafaxine mekanisme kerja DVS adalah memblok reuptake dari
serotonin dan norepinefrin.Obat golongan ini telah dikembangkan untuk
mengatasi depresi dan untuk alleviation vasomotor symptoms (VMS) yang
berhubungan dengan menopause. Gejala dari VMS adalah termasuk
keringat malam. Obat golongan ini juga diindikasikan untuk fibromyalgia
and diabetic neuropathic pain.Efek samping dari penggunaan golongan
obat ini adalah nausea, mulut kering, vomitus, tremor, vertigo,
peningkatan tekanan darah dan abnormal ejakulasi. Penggunaan dosis 200
sampai 300 mg perhari efektif untuk mengatasi depresi tetapi penambahan
dosis sampai 600 mg digunakan untuk VMS. ,4,5,6
E. KESIMPULAN
Depresi umumnya terkait dengan mekanisme serotonin dan norepi-
nephrine. Antidepresan yang bekerja melalui mekanisme serotonergik atau
noradrenergik (atau keduanya) memiliki sifat analgesik independen dari
pengaruhnya terhadap suasana hati dan telah berhasil digunakan untuk
mengobati gejala sakit di berbagai negara. Dual-acting antidepresan
(SNRI) tampak memiliki kemanjuran analgesik yang serupa dengan yang
ada pada TCA, tetapi lebih memiliki keamanan dan tolerabilitas. SNRI
juga mungkin memiliki kelebihan khasiat daripada SSRI dalam mengobati
gejala depresi dan dalam mencapai penyembuhan dari semua gejala
depresi. ,12,,4,5,6
DAFTAR PUSTAKA
1. Artikel Antidepresan generasi baru.http://www.majalah – farmacia.com
2. J.Albert,lawrence.Handbook of psychiatric drugs.2005.hal: 8 – 11
3. Sussman,Norman.Jurnal Mechanisms of Action in Treating Depression
and Painful Physical Symptoms.
4. Sadock, James Benjamin,Alcott Virginia. Kaplan & Sadock's Synopsis of
Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry10th Edition..2007.hal:
1081 - 1083
5. Stephen M. Stahl, M.Meghan, dkk. Artikel SNRIs: Their Pharmacology,
Clinical Efficacy, and Tolerability in Comparison with Other Classes of
Antidepressants.2009 . available in. http://www.BNP.com
6. Leonard, B. & Richelson, E. Synaptic effects of antidepressants:
relationship to their therapeutic and adverse effects In Schizophrenia and
Mood Disorders: The New Drug Therapies in Clinical Practice.2007.hal
267 – 277.