9 profit planning

Upload: doli-hutajulu

Post on 17-Jul-2015

198 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PROSES PEMBANGUNANPertemuan ke- 9

PROFIT PLANNING

1. Skenario Pembangunan Metoda Pembangunan Prasarana Perkotaan (Pemanfaatan Rencana Tata Ruang Kota) 2. Perencanaan Strategis 3. Perencanaan Partisipatif dan Kemitraan 4. Rencana Tindak 5. Evaluasi Program Pembangunan 6. Prinsip-prinsip Nilai Uang 7. Analisis Cost Effective 8. Internal Rate of Return dan Payback Periode Manajemen Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Prasarana

Penyusunan Program Pembangunan Prasarana Perkotaan

Evaluasi dan Apraisal Program Pembangunan Prasarana Perkotaan

9. Profit Planning10. Aliran Dana Proyek 11. Monitoring dan Evaluasi

12. Best Practices (Lessons Learned)

Tujuan PembelajaranMahasiswa diharapkan dapat mengetahui, memahami, dan menerapkan metoda dan teknik penilaian proyek pembangunan

Pokok Bahasan Proses Pembangunan Proses Perencanaan Profit Planning Break Even Analysis

Proses Pembangunan Tahap-tahap: 1. Inisiasi (use looking for a site or site looking for use) 2. Evaluasi (kelayakan pembiayaan) 3. Aquisisi (berkaitan dengan kepemilikan) 4. Desain dan perhitungan pembiayaan 5. Perijinan 6. Komitmen (jaminan pelaksanaan pembangunan akanberjalan sesuai dengan biaya, waktu dan kualitas yang direncanakan)

7. Pelaksanaan pembangunan 8. Pengelolaan

Aktor dalam pembangunan: pemilik lahan, pengembang, lembaga keuangan, penasehat profesional, dan sebagainya

Proses Perencanaan (1) Perencanaan merupakan proses penyusunan tujuan dan penyusunan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan yang ingin dicapai merupakan tujuan jangka pendek dan jangka panjang Perencanaan dan pengambilan keputusan yang dilakukan juga berjangka pendek dan panjang Perencanaan yang dilakukan merupakan cara-cara untuk mengatur penggunaan sumber daya untuk dapat memaksimalkan pencapaian tujuan (pada beberapa organisasi/perusahaan, tujuan yang ingin dicapai adalah keuntungan/profit yang sebesarbesarnya)

Proses Perencanaan (2)Pada dasarnya, perencanaan meliputi: 1. Faktor external Merupakan langkah awal dalam perencanaan Meliputi faktor Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi (perkembangan teknologi) 2. Faktor Internal, meliputi: Technology (penguasaan teknologi) dan Organization (dana, aset, SDM, dan sebagainya)

Keuntungan PerencanaanSetelah dilakukan perencanaan, akan diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut: 1. Mengantisipasi permasalahan dan Mengidentifikasi tantangan 2. Mengkoordinasi tindakan-tindakan yang akan dilakukan 3. Alat dalam pengendalian (control) 4. Menyediakan standard-standard performance yang ingin dicapai

Profit Planning Analisis titik impas sering disebut analisis perencanaan laba (profit planning) BEP adalah suatu keadaan di mana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula menderita kerugian Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan

Tujuan Analisis Titik Impas / BEP1. mendesain spesifikasi produk 2. menentukan harga jual persatuan 3. menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian 4. memaksimalkan jumlah produksi 5. merencanakan laba yang diinginkan

Break Even Analysis Merupakan tools/alat dalam perencanaan untuk meraih keuntungan (Profit Planning) Analisis Break Even dipergunakan untuk menunjukkan apakah operasional yang telah dilaksanakan menguntungkan atau merugikan

Menggunakan: fixed costs, variable costs, dan pendapatan (revenue) Break Even Point: titik dimana operasional menghasilkan keuntungan = 0 (zero profit level)

1. Linear Break Even Analysis

Fixed Costs (FC): nilainya sama pada setiap produksi/operasional, digambarkan sebagai garis horisontal, co: biaya sewa gedung pengolahan air bersih.

Variable Costs (VC): berubah seiring dengan perubahan jumlah produksi, terdiri atas:

Total Costs (TC): dilukiskan sejajar dengan VC yang dimulai dari perpotongan antara FC dengan sumbu Y Variable Costs sebagai Constant Costs (VC): biaya yang dikeluarkan untuk satu unit produksi adalah sama (diasumsikan produksi/operasional berjalan secara efisien, sehingga biayabiaya relatif linear)

Revenue (TR): dilukiskan dari titik nol dengan slope yang lebih besar daripada slope TC (diharapkan untung) BEP: perpotongan antara garis TR dan TC, diatas titik BEP = untung, dibawah titik BEP = rugi

Linear Break Even AnalysisTR $Profit Area

TCLoss Area

VC BEP

FC

Q

2. Non-Linear Break Even Analysis Model linear break even analysis tidak berlaku pada beberapa operasional/perusahaan

Biaya meningkat sangat cepat pada level bawah (low level/awal operasional) dan setelah dilaksanakan efisiensi produksi akan menurun, dan akhirnya akan meningkat bertahap sampai terjadi full capacity. Revenue/pendapatan juga akan meningkat tajam pada saat awal produksi, kemudian akan menurun pada saat ditawarkan penurunan harga untuk mencapai jumlah penjualan/pelayanan yang diinginkan

Non-Linear Break Even Analysis (2)Loss Area Max.Profit

TC S VC

BEP2 $ BEP1Loss Area Profit Area

FC

Q

Linear Break Even Analysis1. dengan rumus Matematik a. analisis titik BEP dalam unit BEP = FC / ( P VC) keterangan : BEP = Break Even Point FC = Fixed Cost VC = Variabel Cost per unit P = Price per unit S = sales volume

b. analisis titik BEP dalam rupiah

Contoh Kasus :Diketahui : PT. Sungailiat memiliki usaha di bidang alat perkakas gergaji dengan data sebagai berikut: 1. kapasitas produksi yang mampu dipakai adalah 100.000 unit mesin gergaji. 2. harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit 3. total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar Rp.250.000.000,Pertanyaan : Cari BEP dalam unit maupun rupiah

Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut :1. Fixed Cost Overhead Pabrik Rp. 60.000.000, Biaya disribusi Rp. 65.000.000, Biaya administrasi dan umum Rp. 25.000.000, Total biaya tetap Rp.150.000.000,2. Variable Cost Biaya bahan langsung Rp. 70.000.000, Biaya tenaga kerja langsung Rp. 85.000.000, Overhead pabrik Rp. 20.000.000, Biaya distribusi Rp. 45.000.000, Biaya administrasi dan umum Rp. 30.000.000, Total biaya variabel Rp.250.000.000,-

Jawab :

Secara Grafis

BEP dengan PerubahanDalam praktiknya perolehan titik impas akan berubah-ubah seiring dengan terjadinya berbagai perubahan kondisi lingkungan atau kebijakan. Artinya pihak manajemen harus selalu mengantisipasi apabila terjadi perubahanperubahan yang akan menyebabkan perubahan perolehan titik impas.

1. Pengaruh Perubahan Harga Jual per UnitSebagai contoh dari kasus sebelumnya, apabila terjadi kenaikan harga jual per unit dari Rp. 5000 menjadi Rp.6000 (kenaikan 20 %). Pengaruh kenaikan harga jual ini akan berdampak terhadap BEP yang akan berubah menjadi lebih kecil baik dalam rupiah maupun unit.

1. Pengaruh Perubahan Harga Jual per UnitBEP yang baru sesudah kenaikan harga

Dari BEP rupiah tampak terjadi penurunan sebesar Rp 42.855.673,- yaitu dari Rp.300.000.000,- menjadi Rp.257.142.827,-

Dari BEP dalam unit tampak terjadi penurunan sebesar 17.142 unit, yaitu dari 60.000 unit menjadi 42.858 unit.

2. Pengaruh Perubahan Jumlah Biaya Tetap Dalam analisis BEP, biaya tetap secara total diasumsikan tetap (konstan). Jadi apabila perubahan biaya tetap, otomatis BEP nya juga berubah. Dalam praktiknya, apabila biaya tetap turun, BEP akan turun. Perubahan biaya tetap biasanya diakibatkan karena adanya tambahan kapasitas produksi atau kenaikan atau penurunan (efisensi).

Sebagai contoh kita ambil dari kasus di atas apabila biaya tetap berubah dari Rp.150.000.000 menjadi Rp.180.000.000 berarti adanya tambahan biaya tetap sebesar Rp.30.000.000 (20 %) hal ini disebabkan karena adanya kenaikan biaya tetap

3. Pengaruh Perubahan Jumlah Biaya Variabel

4. Penentuan Harga Jual MinimalSuatu perusahaan pasti selalu menetapkan keuntungan yang diinginkan atau profit margin lebih dulu sebelum kegiatan dijalankan. Oleh karena itu, sebelumnya perlu ditetapkan penjualan minimal yang harus dicapai sehingga keuntungan yang telah ditargetkan dapat dicapai sehingga. Bila tidak, kita sulit untuk melihat berapa penjualan yang dicapai.

Contoh :Kegiatan PT Yumiko pada tahun 2007 mengalami titik impas pada penjualan (S) sebesar Rp.300.000.000,- biaya teteap (FC) yang dikeluarkan Rp.120.000.000 diperkirakan penjualan harus ditetapkan untuk memperoleh keuntungan per tahun. Untuk tahun 2008 perusahaan menetapkan keuntungan sebesar Rp.50.000.000,-

Pertanyaan : Berapa penjualan minimal yang harus ditetapkan ?

Jawab:Seperti diketahui bahwa dalam keadaan BEP, besarnya biaya total sama dengan penjualan atau :Sales = VC + FC VC = Sales FC

Jadi dari soal di atas : VC = 300.000.000 120.000.000 = 180.000.000

TUGAS 1Proyek penyediaan air bersih dengan kapasitas produksi 30 m3 (ribu) perbulan. Pada pelaksanaannya jumlah produksi menurun menjadi 25 m3 perbulan selama 5 bulan terakhir. Berikut uraian biaya produksi: Biaya tetap $ 750.000/bln Variabel cost $ 35.000 /m3 Pendapatan $ 75.000/m3

Analisis:1. Bagaimana kondisi penurunan produksi tersebut dengan kondisi BEP (buat analisa secara matematis dan grafis) 2. Berapakah jumlah profit /bln pada kondisi tsb? 3. Berapakah perbedaan antara pendapatan dan variabel cost per m3 yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi BEP pada jumlah produksi 15 m3 bila fixed cost tetap?

Pertanyaan Umpan Balik1. 2.

Mengapa perlu dilakukan profit planning dalam perencanaan prasarana perkotaan? Jelaskan perbedaan mendasar antara Linear Break Even Analysis dan Non-Linear Break Even Analysis?

Daftar PustakaHampton, John J. (1989). Financial Decision Making: Concepts, Problems, and Cases. Chapter 6: Profit Planning. New Jersey: Prentice Hall Topping, Rosalyn dan Martin Avis (eds). (1993). Property Development. Chapter 1. London: E & FN Spon