9. kajian pembuatan red palm olein

17
|E ft I tn Fo rD E ) 5 41> 7, 'usE' O)ah !10i! EQal' a)T tu-.r ='sF =1 H q *t's Ui TD 'E=-E ar i! at OSDJ oo;iS -Or- ='q 1 sJ h1' d i=-a e.7(Fil oOPJ --q a'ilc 5 t! cia o- rD i{- p>d r5: oadll ts c-oa =- qJ OJ PH P+ S (n 'r ,, AE S + EA sg sc $fi =iro- -.5 S' o' fls EK (U. o-E -'o, (- O- 5oJ Er (n= orf u)o, E- oz. fo, (o (n =6' Sol :-3 =q pi ;E I- TI Ed' gd =J. oro )) r-< xP 3d Ew (o o- _(U !-. c 3il C I J [D o' a= ,dE zs Q- C> G(O Ed oJg iv(D aQ ro9 =< (D(D * r^o (D=. Jq o N) x L OJ a ! rD f, OJ ) o,' (rx (D(D =C ='oJ Es >= o, -4 (/). 6' o o) (D J (O x C C J n - U =. f (U g o =. (U = I = a !') z. ls (^o (Jt @ O + N' ro @ s o (, o o N) z. lo r\c) (, Ol N NJ rJt rJ) @ or o (, o o (, t*o' #s ;\ a-\ SEUEHTF^\ uNtv.'/4-, E rl Fl E r.E, t$ t' ?rc u il q 3 (U f E g 1J o z E v, (U (u il = !

Upload: muhammad-khadafi-panjaitan

Post on 12-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

MINYAK KELAPA SAWIT

TRANSCRIPT

Page 1: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

|EftItn

ForDE)5

41> 7,

'usE'O)ah

!10i!EQal'a)Ttu-.r

='sF=1

H q*t'sUi TD'E=-Ear i! at

OSDJoo;iS

-Or-

='q 1sJ h1' di=-ae.7(FiloOPJ

--qa'ilc5 t! ciao- rD i{-p>dr5:oadllts c-oa=-

qJ OJ

PH P+S (n 'r ,,AE S +EA sgsc $fi

=iro--.5 S' o'

flsEK(U.

o-E-'o,(- O-5oJ

Er(n=orfu)o,E-oz.fo,(o (n

=6'Sol:-3

=qpi;EI- TIEd'gd=J.oro))r-<xP3dEw(o o-_(U!-. c3ilC

I

J

[D o'a=,dEzs Q-C>G(O

EdoJgiv(DaQro9=<(D(D* r^o(D=.JqoN)

xL

OJa!rDf,OJ)o,'

(rx(D(D

=C='oJEs>=o, -4(/). 6'oo)

(DJ

(OxCC

Jn-U

=.f(U

go=.(U

=I=a!')

z.ls(^o(Jt@O+N'

ro@so(,ooN)

z.lor\c)(,OlNNJrJt

rJ)@oro(,oo(,

t*o'

#s;\a-\

SEUEHTF^\uNtv.'/4-,

ErlFlEr.E,

t$t'?rc

uil

q3(UfEg1JozEv,(U

(u

il

=!

Page 2: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

Kerjasama

Fakultas Pertanian Universitas Bengkuludengan

PERHEPI (Perhimpunan i, krrnomr Fertanian Indonesia) Itomda BengkuluPFI (Perhimpunan Fitopatologi intionesial l(ornCa Bengkulu

Page 3: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

PROSIDING SEMINAR NASIONAL FAKULTAS PERTANIANTINIVERSITAS BENGKULU. Menuju Pertanian y ang BerdauLat

Badan Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB, 20 1 2

xii, 355 ha1.21,5X27,6 cm

ISBN. 978-602-9071-08-5

Tim Penyunting:

Abimanyu Dipo Nusantara

Ketut Sukiyono

Supanjani

Septri WidionoDesain Sampul: Nyalira Creatla

Tata Letak Isi:Abimanyu Dipo Nusantara dan Septri Widiono

Page 4: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

Mekanisme Kerja Kitosan Cangkang Kepiting dalam Penghambatan

Pertumbuhan Fungi Patogenik

Tunjung Pamekas, Christanti Sumardiyono, Nursamsi Pusposendjoj o, DidikIndradewa ..................487

Produktivitas Usahatani Perkebunan dengan Diversifikasi Lahan Kakao

dan Kopi di Desa Surobali Kabupaten Kepahiang

Dampak Pertanian terhadap Ekonomi Petani dan Perekonomian

Masyarakat Di Daerah TangkapanAir Hulu Waduk Koto Panjang

Irnad........ ....,.......,.....511

Efisiensi Penggunaan Sumberdaya dan Kinerja Usahatani Padi pada

Tipologi Lahan Sawah kigasi dan Tadah Hujan di Provinsi BengkuluKetut Sukiyono & Sriyoto .............527

Kajian Pembuatan Red Palm Olein (P&O) dengan Bahan Baku MinyakSawit Kasar yang Diambil Dari Beberapa Stasiun Pengolahan Crude \,Palm Oil (CPO)

Budiyanto, Devi Silsia dan Fahmi. ..................539 /Studi Pemanfaatat dan Pengolahan Aren (Arenga pinnata) di Desa AirMeles, Curup-Bengkulu

Zulman Efendi....... 553

Potensi dan Pemanfaatan Lirnbah Pasar dalam MenunjangPengembangan Usaha Peternakan Rakyat di Kabupaten Manokwari

Diana Sawen & Jackson Metubun .......-.....563

Utilisasi Ekstrak Satrropus ortdrogyntrs terhadap Kualitas Telur AyamBurgo Bengkulu

Heri Dwi Putranto, Warnoto, Johan Setianto, Hardi Prakoso, Nurmeliasari,Yossie Yumiati .............573

Penggunaan Ekstrak Daun Katnk (EDK) sebagai sumber vitamin C

untuk Menekan Stres pada Ayam BurgoNurmeiliasari, Heri Drvi Putranto,Yossie Jumiati, dan Bobby Damsir.. ........583

Pengaruh EnkapsLrlasi Minl,ak Ikan Lcmuru dan Vitamin E dalamRansum Berbasis Lumpur Sau,it Fermentasi tcrhadap Profil Asam Lerrakdan Uji Organoleptik Telur

Yosi Fenrta dan Efriza Fitri Eliantika ...... .. 593

viri

Page 5: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

KAJIAN PEI'AUATAI{ RED PALM DLEIN(RPO) DENGAN BAIIANBAKU MII{-YAK SA'WTT I(ASAR YANG DIAMBIL DARI NNTNNAPE

srAsruN rENGoLATTAN cRwE IALM ott tcpof ---'Stady of Red Palm Oil (RPo) Preparation Using OiI firactions ot yarioas Stages of

Crude Palm Oil Processing

Iurusanr.*.,"?l$H,llB"ffi nt#r'3#Xffi.,,i,u,Bengkulu

ABSTRAK

Red Palm olein (wo) menrpakan produk olahan yangkayakarotenoid (a, p, y-karotenserta tokoferol dan tokotrienol), khususnya !.-!aroten yung pro vitamin A sehinggamemiliki nilai ekonomi relatif tinggi. *nelitian ini tenirj^uan untuk menentukanrendemen dan konsentrasi B-karoteo RpO yangkasar dari beberapa tahapan proses pembuatanSterilizer, Stripper, presser dan Tangki Timbun. Smengekstraksi daging buah da.,j stasiunRPO. Selain itu minyak kasar dari stamenjadi RPO. Dari ke lima perlakuan tediperoleh 15 unit percobaan, kemudian diaRPO yang dihasilkan' Hasil penelitian menunjulkan Rendemen RpO tertinggi diperolehdari stasiun Sterilizer

-(52562 %). Selain iiu, kandungan p-karot.r, npb tertrnggi

diperoleh dari stasiun presser (786.301ppm).

Kata kunci: Pembuatan Rpo , p-karoten, qualitas, rendemen, pengolahan kelapa sawit

ABSTRACT

R9{ na-lm oil (RPO) has high economic value product due to carotenoid presence in theoil (o, B, y-carotene and tocoferol and tocotrien^o1), especially p-carotene as a pro vitaminA' The objective of the study is to determine the-yielc orniro and B-carotene producedfrom intermediate products resulted from various stations in palm'oil process'(ioading!'*p, Sterilizer, Stripper, Presser and Storage Tank). The oil material resulted fromLoading ram, Sterilizer, and Stripper stationi were extracted from mesoca{p for Rpoprepatation In addition, the crude oil from Presser station and Storage

^Tank were

processed into RPO' The yield of RPO and B-carotene content from RpO derived. fromeach intermediate product were determined in triplicate. The result shows that thehighest RPo yield resulted from sterilizer sration (5i.562%).In addition, the highest p-carotene concentration was found from RPO derived from presserstation (leA.SOi ppm1.

Key words: RPo preparation, B-caroten, quality,yierd,palm oil processing

Sctntnttr Nttsiondl Meysju Pcrfcttitrtt Ytrng Da.clattlot | 539

Page 6: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

PENDAHTJLUAN

Produksi kelapa sawit di Indonesia selalu mengalami penngkatan dart tahun ke

tahun. Pada tahun 2010 Indonesia telah menempati urutan pertama produksi minyak

kelapa sawit dunia dengan jqmlah produksi mencapai 20.3 jata ton (BPS 20ll\).r

Menurut Hasanuddin (200b'peningkata, prSAut i akan memberikan dampak yang

sangat berarti terhadap pendapatan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat

petani kelapa sawit jika peningkatan produksi tersebut diikuti dengan peningkatan nilai

tambah yang mempunyai nilai ekonomi relatif lbbih tinggi.

Melihat potensi minyak sawit yang demikian besar, khususnya di Indonesia,

maka untuk meningkatkan nilai tambah minyak sawit perlu dilakukan tpaya-tpaya

diversi-fikasi produk olahan minyak sawit. Menurut NorAini et al. G99{sahh satu

produk minyak sawit mentah yang mempertahankan)<andungan senyawa karoten

khususnya p-karoten, adalah Red Palm Olein (FGO) atau yang biasa dikenal deragatl-

minyak sawit merah. Di Malaysia RPO sudah cukup dikenal, djmanatelah digunakan

sebagai minyak goreng ataupun bahan tambahan untuk membuat kue dan biskuit.

Karcna kandungan gizinya cukup tinggi, maka jenis minyak tni dapat digolongkan

sebagai minyak spesial dengan harga jual yangrelatrf mahal dari minyak goreng yang

lain (Syafnil 2002).,. ^'

Kandungan minyak pada mesokarpa buah kelapa sawit yang telah masak

merupa-kan salah satu sumber karotenoid atau karoten yang terkaya pada tanaman

dengan kandungan 500-2000 ppm (Sahid in et al. ZOO{senyawa karotenoid minyak

sawit memiliki aktivitas pro-vitamin A 10 kali lebih besar dibandingkan dengan wortel

dan 300 kali lebih besar dibandingkan detgan tomat (Jatmika & Siahaan , LggT). /Karotenoid kelompok s. dan B-karoten berperan sebagai pencegah defisiensi vitamin A,

penyakit gondok, pencegah penyakit jantung koroner dan kanker (Goh er al. 1986,|serta

ber-peranan menghambat penuaan dini sehingga memiliki sifat-sifat nutrisional yang

sangat mengunrungkanbagi kesehatan manusia (Jatmika & Siahaan, l99lb.

Proses pembuatan Crude Palm Oil (CPO) melalui berbagat tahapan proses yang

dimulai dari stasiun penerimaan brah (Loading Ramp) sampai ke stasiun (Tangki

Timbun) yang b-erlangsung lama dan memerlukan temperatur serta tekanan yang cukup

tinggi (Fauzi et at.2005). Hasil antara pada proses pembuatan CPO mempunyai potensi

sebagai bahan baku untuk pembuatan RPO, hal ini disebabkan karena kandungan p-

540 | Fafurltas PertatiLtn Lhle rsirtt-, Bengkulu - 12 Seprember 20l2

Page 7: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

karoten pada hasil antara tersebut belum banyak mengalami kerusakan akibatpemanasan yanglama seperti pada waktu penyimpanan di rangki rimbun.

Selama ini proses pembuatan Rpo menggunakan bahan baku dari Cpo yangdiambil dari stasiun Tangki Timbun. Kandungan B-karoten minyak sawit merah yangdihasilkan sekitar 456.02 ppm (Budiyanto et al.2}lofpada proses pembuatan Cpo,minyak sawit dipanaskan pada suhu + 90'C selama 5 s.d.7jam, serta pemanasan terusmenerus selama penyimpanan (1 minggu) padaTangh Timbun, dikhawatirkan dengankondisi ini kandungan B-karoten akan berkurang.

Berdasarkan penjabaran di atas, bila fJ-karoten yang terdapat pada CpO akandigunakan sebagai sumber provitamin A, maka perlu tpaya untuk mengetahuikemungkinan pengambilan minyak sawit yang tepat dan mudah dilakukan padarangkaian tahap proses pembuatan CPO sebelum kandungan fi-karote n yang ada padaminyak berkurang akibat pemanasan selama proses dan penyimpanan Cpo.

Berdasarkan peniabaran di atas maka tujuan dair penelitian ini adalahmenentukan: (1) rendemen Red Palm Olein (RPO) yang dihasilkan dengan bahan bakuminyak kasar dari tahapan proses pembuatan Crude Palm Oit (CpO) pada stasiunLoading Ramp, Sterilizer, Stripper, Presser dan Tangki Timbun; (2) konsentrasi p-karoten

Red Palm olein (Wo) yang dihasilkan denganbahan baku minyak kasar da1- tahapanproses pembuatan Crude Palm oit (CPO) dan; (3) rendemen dan konsentrasi B-karotenRed Palm Olein (RPO) tertinggi yang dihasilkan dengan bahanbaku minyak kasar darita-hapanproses pembuat-an Crude palm Oil (CpO).

METODE PENELITIANPenelitian dilaksanakan di laboratorium PTPN VII unit usaha Talo pino,

Laborato-rium Teknologi Pertanian dan laboratorium Agronomi Fakultas pertanian

Universitas Bengkulu. Bahan yangdigwakan dalam penelitian ini adalah: NaOH 0.1N,KOH 0'1 N, alkohol 960/o, n-heksana, fenolptalein, asam fosfat, p-karoten standarpabrik, petrolium eter, aseton, tandan buah segar (TBS) pada stasiu n Loading Ramp,buah rebus pada stasiun Sterilizer, buah pipil pada stasiun Stripper, minyak sawit kasardari stasiun Press dan CPO dari Tangki Timbun yang diperoleh dari pTpN VII unitusaha Talo Pino.

Penelitian ini terdiri atas lima perlakuan yang menggunakan bahan baku daritahapan proses pembuatan cPo yaitu : pada stasiun Loading Ramp (A) steritizer (B),

Setninar J{asionrl Mn,tLrl, pci.tturiit, yortg Rcrdo,tot ) 541

Page 8: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

Stripper (C), Presser (D) dan CPO dari Tangki Timbun (E). Dari perlakuan tersebut

dilalarkan pengulangan sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 15 unit percobaatr.

Pada penlitian ini dilakukan ekstralsi minyak dari buah kelapa sawit pada lima

stasiun pengolahan keapa sawit dan pembuatan RPO dari fraksi minyak tersebut.

Adapun, tahap pembuatan minyak sawit merah terdiri atas (1) fraksinasi CPO, (2)

degumming, (3) netralisasi, (4) netralisasi dan (5) deodorisasi.

Peubah yatg diamati pada penelitian ini adalah (1) rendemen RPO yang diukur

denganmetode Naibaho (lggSYdan(2) konsentrasi p-karote n padaRPO yang diukur

dengan metode Gardjito dan Agung (2003). Hasil pengukuran kemudian dianalisis

secara deskriptif dan dilakukan uji F serta uji lanjut Duncan Multiple Range Tesr (DMRT)

padataraf signifikan 95% (Gome z & Gomez 1995)V,/

IIASIL DAN PEMBAHA^SAI{

RendemenRPO

Rendemen minyak sawit merah yang menggunakan bahan baku minyak kasar dari

beberapa stasiun proses pembuatan CPO menghasilkan rendemen yang berkisar 29 -53%. Rendemen RPO terendah diperoleh dari bahan baku yang berasal dari stasiun

Loading Ramp (Tabel 1). Rendahnya rendemen yang didapatkan pada stasiun ini

disebab-kan oleh beberapahal, diantaranya adalah proses pengambilan sampel tandan

buah segar (TBS) di stasiun Loading Ramp dimana kondisi blualn yang ada pada stasiun

ini beragam dan sulit ditentukan secara kriteria visual (warna buah).

Tabel 1. Rendemen RPO yang dihasilkan daribeberapa stasiun pada proses pengolahanCPO

Stasiun Rendemen (%)" Standar Deviasi (6)(%)

DMRTb

SterilizerStripperPresser

Tangki TimbunLoadinx Ramp

52.56245.33243.99634.98129.848

2.9333.0947.9072.t658.642

a

ababbc

C

Sumber : Hasrl pengolahan data primerKeterangan : 'Rata-tata dari tiga ulangan

bSetiap dua rataan vang mempunyai huruf yang sama dinyatakan tidak berbeda

nyata pada taraf 5ok

Kondisi buah .vang beraneka ragam ini dapat menyebabkan vanasi rendcmen yang

akan dihasilkan. Buah 1,ang sehzrrus-nya dipanen adalah buah yang telah tepat lnatang.

Buah yang tepat matang diartikan sebagai buah yang kondisr.nya memberikan kr"ratrtitas dan

542 | Faktltos PcrttiniLrir Lhtrrci':iros Burgkultr - l2 Seprcmber 2012

Page 9: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

kualitas minyak yang maksimal. Tetapi dalam kenyataannya masih banyak ditemukankondisi buah yang tidak tepat matarry pada stasiun Loading Ramp. Kondisi ini akanmemberikan kontribusi terhadaprendahnya rendemen minyak sawit merah yang dihasilkan.

Karoten merupakan zat wartra alamiah dalam minyak kelapa sawit yang ikutterekstralGi bersama minyak pada saatproses ekstraksi. Zatwamatersebut terdiri atas q-

karoten, B-karoten, y-karoten, xanthofil, klorofil dan antosiantn. Zat-zat wama tersebutmenyebabkan minyak berwarna kuning, kuning kecoklatan, kehijau-hijauan dankemerah-merahan- Pigmen berwarna kuning disebabkan oleh karoten yanglarut di dalamminyak' Karoten merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh, dan jtka minyakdipanaskan maka sebagian karotenoid akan mengalami kerusakan (Naibaho lggS).t/

Menurut Mangoensoekarjo dan Haryono (2005ffidisi buah seminggu sebelumtitik tepat matang kandungan minyak dalammesoca{p bart meicapai sekitar 73 % daipotensinya. Artinya sisa27 % daiproses konversi teqadihanya dalamwaktu 1 minggusebelum tepat matang. Kondisi ini merupakan kondisi kritis karena menyangkutkuantitas dan kualitas minyak yang dihasilkan. Peristiwa ini akan lebih berpengaruhlagi apablla tetdapatbuah yang telah dipanen melewati titik tepat matang, maka kualitasminyak sawit yang dihasil-kan akan menurun. Artinya dalamwaktu yang singkat buahakan menjadi lewat matang, kondisi buah ini akan menyebabkan meningkatnya aktivitasenzim lipase dan oksidase. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalampembentutrkan trigliserida dankemudian memecahkannya kembali menjadi asam lemakbebas (Naibaho 199$.

Rendahnya rendemen minyak sawit merah yang menggunakan minyak kasar daristasiun Loading Ramp did:uga disebabkan karena penggunaan alat yang digunakan(penggiling daglng) sebagai alat eksraksi minyak. Alat ekstraksi yang digunakan padapenelitian ini berbahan logam besi. Reaksi pembentukan ALB ini dapat berlangsungsecara autokatalitik, dengan adanya aktivaior berupa logam besi. Menurut Mangoen-dan Haryono (2}of,engan penambahan rogam besi sebanyak 0.3 ppm dapatmeng-oksidasi ikatan rangkap asam lemak tak jenuh sehingga minyak terhidrolisis danmerusak minyak kelapa sawit dalam waktu singkat. Proses oksidasi ini dapatmenyebabkan perusakatr karoten dan tokofer olypng merupakan anti oksidan alami padaminyak kelapa sarvit (Naibaho 1998)--

,Proses netralisasi atau penyabunan didug a berperanmenurunkan rendemem Rpo

terjadi karena banyaknya asam lemak bebas .vang hilang

netrahsasi dalam pembuatan minyak sar,,,it merah lv,Ienurut

yang dihasilkan. IIal ini

(tersabunkan) pada proses

Semincrr I''lasiondl l,fent,lu P€rtoljitur yart{ Rct,dtrt.rlot I S4j

Page 10: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

Danroko u at. QO&)) neffalitsasi adalahsuatu proses untuk memisahkan asam lemakbebas dari minyak atau lemak, dengan cara merealsikan asam lemak bebas dengan basaatau pereaki lainnya sehingga membentuk sabun (soap stock). Kandungan asam lemakbebas yang tinggi akan menyebabkan bau tengik dan rasa yang tidak enak ser[amenyebabkan warna gelap pada minyak (pahan 2OO7)L

Bahan baku yang diambil dari stasiun Steritizerrnenghasilkan rendemen tertinggiRed Palm olein (RPo) yaitu sebesar 52.562 % (Tabel l). Tingginya rendemen Rpotersebut dapat teqadi karena penggunaan tekanan uap tinggi sebesar 2.g-3.0 kg cm2selama 80-90 menit dalam proses sterilisasi. Dengan tekanan uap tinggi ini akanmenyebabkan asam lemak jenuh (olein) mudah terel$tral<si. Asam lemak jenuh adalahasam lemak yang memiliki runtaipendek C,- C, yang memiliki titik leleh (melting poingyang lebih rendah dan mudah larut di dalamair (pahan 2007):

Pada proses pengambilan sampel pada stasiun Sterilizer minyak yang keluarterlebih dahulu dalam pemerasan menggunakan kain saring adalah minyak fraksi cair(olein) yang memiliki titik leleh lebih rendah. Proses ekstraksi minyak kasar dalampenelitian ini dilakukan pada suhu kamar sehingga minyak fraksi padat (stearin) sulituntuk diekstraksi. Kita ketahui bahwa minyak fraksi stearin akan membeku pada suhukamar sehingga akan ikut menggump al pada serabut buah rebus ketika dilakukanpemerasan. Pada pembuatan minyak sawit merah dilakukan proses fraksinasi, yangbertujuan untuk mendapatkan olein dan stearin dengan karakteristik tertentu (Susilawatiet al' 1997)- Pada proses fraksinasi kandungan olein yang diperoleh letih banyak daripada stearin sehingga rendemen RpO lebih tinggi.

Pada stasiun Stripper, rendemen minyak sawit merah yang dihasilkan sebesar 45.322%leblh rendah dari stasiun Sterilizer. Tetapi angkaini lebih tinggi dari minyak kasar yangdiambil dari stasiun Presser dan Tangki Timbun bernrrut-turut adalah 43.996 %o dan34.ggl%' Rendahnya rendemen disebabkan adanya penyerupal minyak oleh tangkai tandankosong akibat pengumpanan yang tidak teratur pada proses penebahan sehingga buahbersinggungan dengan tangkai tandan kosong. Faktor lain yang dapat menyebabkanrendahnya rendemen adalahakibat penumpukan tandan yanpterlaltbanyak di atas talangpengumpan, sehingga tandan yang tertindih paling bawah terperas minyaknya danterserap oleh tangkai tandan kosong (Mangoensoekarjo & Haryono 20gS)/proses ini akanmenyebabkan berkurangnya kandungan mrnyak yang terdapat di dalam mesocarp buahpipil' Selain itu juga buah pipil yang dgadikan minyak kasar dalam penelitian ini sudahdalamkondisi memar atau 1uka, sehingga kahd.ungan minyak di dalam d.agingbuah sudah

544 lFakultas Pertanian [Jniversitas Bengkulu - 12 september 2012

Page 11: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

berkurang' Minyak yang hilang dai daging buah ini akan mene mper pada dinding_dhqrgalat penebah yang menyebabkan rosses padapengorahan Cpo iru sendiri.

Rendemen minyak sawit merah yang menggunakan minyak kasar dari stasiunPresser lebih rendah dari stasiun sterilizer dan stripper, karena komponen minyak yangkeluar dai alatpengempa (screw Press) mengandung padatanyang terdiri atas serat halus,pasir, dan lumpur sehingga minyak yang keluar ke oit Gutterlebih kental . padaproses iniair panas ditambahkan yang bertujuan untuk pengence/an (dilution)sehingga komponenminyak bqrubah menjadi 66 % mnyak'24 o/o at dan l0 yo non oil sotid(Nos) (NaibahoiPgil)dada saar air dipisahkan, kandugan Nos pada minyak menjadi rebih tinggi.

Karena Nos yang terdapatpada sampelyangdiambil pada stasiun ini cukup banyak yaitusekitar 20 %o' maka akan mengurangi rend-emen minyak sawit merah yang dihasilkan.

sampel yang diambll pada stasiun Tangki Timbun sudah berbentuk produksetengah jadi (cPo) dan bersifat semi padat pada suhu kamar. Minyak sawit merahyang dibuat dengan bahan baku CPo lebih dominan mengandung asam lemak palmitat40-46 % dan 30-35 Yo asam lemak oleat. Komponen asam oleat inilah yang dijadikanminyak sawit merah yang berbentuk cair pada suhu kamar atauyang biasa disebutdengan olein' Fraksi cair ini diperoleh melalui proses fraksinasi (Susilawati et al. 1997).Dalam penelitian ini hanya fraksi cair yang dijadikan minyak sawit merah. Hasil analisiskeragaman (uji F) menunjukkan perbedaan yang nyata. Analisis DMRT menunjukkanbahwa rendemen Rpo terbes ar adalah perrakuan B (bahan baku yang diperoleh padastasiun sterilizer) yaifi 52.562 oh, sedangkan rendemen terkecil padaperlaknan A (bahanbak:.l yang diperoleh pada stasiun Loading Ramp) yain 29.g4g %. t

Konsentrasi B-karoten Red palm Olein (RIrO)Minyak sawit merah yang dihasilkan pada penelitian ini diproses melalui beberapa

tahapan proses yaitu fralsinasi, degumming, netralisasi dan deodorisasi. Kandungan fl-karoten dalam penelitian ini diukur dengan metode spektrofotometri. Kandungan p-karoten minyak sawit merah yang menggunakan bahan baku minyak kasar daribeberupa stasiun proses pembuatan CPo menghasilkan kandungan rata-rata B-karotensekitar 5 54 - 7 86 ppm (T abel 2).

Seminar ltras1p1t,1l 1",[111t,"-: iertttittrrt ],trn.t, Bl1lotLlaf I S4S

Page 12: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

Tabel 2. Kaniltngan p-karoten (ppm) RPO yang dihasilkan daibeberapa stasiun padaproses pengolahan CPO

Stasiun Kandungan F-karoten (ppm)u Standar Deviasi (6) (ppm) DMRTbPresser

StripperLoading RampTangki TimbunSterilizer

786.30t684.703676.027646.205553.881

68.79326.48266.35223.25630.448

a

bbcbcc

Sumber : Hasil pengolahan datapimerKeterangan : aRata-rata dari tiga ulangan

bSetiap d:ua rataat yang mempunyainyatapadataruf 5 o/o

huruf yang sama dinyatakan tidak berbeda

Berdasarkan hasil pengukuran kosenffasi B-karoten pada setiap sample RPO

menggunakan metode spektrofotometer (Gardjito & Agung ZOO\f, d*etahui bahwa

kandungan B-karoten minyak sawit merah yangberasal dari bahan baku dari stasiun

Loading Ramp lebih tinggi dari kandungan p-karoten minyak sawit merah dari stasiun

Sterilizer dan Tangki timbun. Minyak kasar yang berasal dari stasiun Loading Ramp sama

sekali tidak mengalami pemanasan sebelum dijadikan minyak sawit merah. Kondisi

bahan baku ini menyebabkan kandungan p-karoten cukup tinggi. Tetapi dengarr

perlakuan tanpa pemanasan ini akan menyebabkan beberapa enzim menjadi a1Krrf dan

akan menghidrolisa minyak menjadi asam lemak bebas. Asam lemak bebas di dalam

minyak dapat mempengaruhi kandungan p-karoten minyak sawit merah yang

dihasilkan. Asam lemak bebas (ALB) yang tinggr akan mereduksi senyawa B-karoten di

dalam minyak dan senyawa p-karoten ini akan ikut berkurangpada proses netralisasi

dalam pembuatan RPO.

Minyak sawit merah yang dihasilkan dengan bahan baku CPO yang berasal dari

tangki timbun mengandung kandungan p-karoten rata4ata 646205 ppm. Angka ini

lebih rendah dengan minyak sawit merah yang berbahan baku dari stasiun Loading

Ramp, Stripper dan Presser. Dalam pembuatan CPO pada proses pemrmian/clarifikasi

minyak dipanaskan selama 4 - 5 jam dengan suhu 90-100 oC, selama proses pemurnian

ini p-karoten akan berkurang dan terdegradasi oleh panas. Menurut Alyas et al (2OO6V

pemanasan pada suhu 100 oC selama 2 jampemanasan kandungan B-karoten pada RPO

akan berkurang sebanyak 6 oh. Karena proses pemurnian berlangsung lebih lama

otomatis jumlah B-karoten yang hilang lebih banyak lagi.

546 lf'ohrlras Perrorrion Uttittersitos BatghLlu - l2 Selttentber 2012

Page 13: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein
Page 14: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

pengenceran(dilution) sehingga komposisibpburbuah adalah66%rmnyak,24o/o air dan

lOo/o non oil sotid(NOS) (Naibaho lggq{Dengan penambahan air pengencer tersebut suhu bubur btahyangkeluar dari alat

pengempa dikehendaki maksimal 90 oC, dengan alasan bahwa pada suhu ini minyak

sudah mencair dan mudah keluar dari kantong-kantong minyak. Kantong minyak

berbentuk kotak dan kadang-kadang tidak mempunyai bentuk dan inti berbatasan

dengan sel cytoplasma yang bergabung dengan minyak dalam sel (Naibaho 1998).

Sedangkan partikel yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak dan cairan

lainya. Kerusakan minyak seperti oksidasi dan hidrolisa relatif belum terjadi, sehingga

kandungan B-karoten yargterdapat di dalam minyak belum terdegradasi dan karoten

tersebut relatif belum mengalami kerusakan seperti teroksidasi dan terhidrolisa oleh

panas.

Selain itu, tingginya kandungan B-karoten RPO yang dihasilkan dapat terjadi

karena komponen minyak yang keluar dar alat pengempa (Screw Press) mengandung

padatanyangterdtn atas serat halus, pasir, dan lumpur sehingga minyak yang keluar ke

Oil Gutter lebih pekat. Kondisi ini akan membutuhkan ai sebagai pengencer yang

bersuhu tidak lebih dari 90 oC. Pengenceran ini dapat menurunkan viskositas caitat

dengan harapan zat yang mempunyai BJ > 1.0 akan mengendap sedangkan zat yang

memiliki BJ < 1.0 akan mengapung. Molekul p-karoten yang ada di dalam minyak

akan terlindungi dan tidak terhidrolisa oleh air panas. Selain itu, p-karoten bersifat non

polar, sehingga mempermudah pemisahan fraksi yang terdapat dalam cairan minyak

dari fraksi polar yang ada pada cauran yang keluar dari alat pengempa berdasarkan

polaritas (Naibaho lggS). " /Kandungan p-karoten minyak sawit merah yang dihasilkan dengan menggunakan

bahan baku dari stasiun Srripper lebih tinggi dari pada stasiun Sterilizer yaitu sebesar

684.703 ppm (Tabel 2). H.al ini disebabkan karena pada proses penebahan sebagian

minyak telah berkurang karena ikut terserap pada tangkai danbagran lain tandan kosong

kelapa sawit (Ooi et al. 1996). Selain itu, kondisi dagrng buah pipil (mesokarpa) telah

rusak dan memar karena perlakuan mekanis pada alat penebah memberikan kontribusi

hilangnya minyak didalam buah pipil tersebut.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa rendemen minyak sawit merah yang

dihasilkan dengan bahan baku dari stasiun Sterilizer lebih rendah dari stasiun Stripper

(Tabel 1). Rendahnya rendernen pada stasiun ini berhubungan langsung dengan

548'lFakultas Pertanian Uniyersitas Bengkulu - 12 September 2012

Page 15: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

kandung-an p-karoten minyak sawit merah yang dihasilkankarenaminyak pada stasiun

ini telah berkurang, otomatis kandungan p-karoten akan tinggi. Karena karotenoid larut

dalam minyak, sedangkan minyak yang hilang dalam proses penebahan ini adalah

minyak jenuh yang berfralsi cair maka karotenoid masih banyak terikat di dalam

minyak fraksi padat yang ada pada dagng buah pipil (mesokarpa). Buah pipil adalah

buah yang terpipil dari tandan rebus mengandung spiklet dan sampah lainya, dengan

kondisi kantong minyak belum banyak rusak dan pecah sehingga karotenoid masih

terlindungi sebelum diproses lebih lanjut dbngan alat pencac ah(digester).

Hasil analisis keragaman (uji F) pada taruf 95 o/o mengenai kandungan p-karoten

RPO dihasilkan dengan bahan baku minyak kasar yang diperoleh dari beberapa stasiun

proses pembuatan, CPO, menunjukkan perbedaan yang nyata. Uji lanjut menunjukkan

bahwa kandungan B-karoten tertingi diperoleh pada perlakuan D (bahan baku dari

stasiun Presser) yaitv 786.301 ppm dan kandungan p-karoten terendah pada perlakuan B

(bahan baku dari stasiun Sterilizrr) yaitu sebesar 553.881 ppm.

Hasil penelitian ini menunjutrftan adanya pengaruh suhu dan wakru pemanasan

yang digunakan dalam proses pembuatan CPO terhadap kandungan B-karoten di dalam

minyak sawit merah yang dihasilkan. Pemberian uap panas dan teknik alat elatraksiyang bertujuan untuk memecah kantong minyak dalam proses pengolahan CpO

merupakan faktor utama yang sangat mempengaruhi rendemen dan kandungan p-

karoten minyak sawit merah. Faktor lain yang memerlukan pengawasan khusus adalah

menjaga agar persinggungan minyak sarvit dengan air seminimalnya. Pada prinsipnya

waktu pengolahan harus seefektif dan sesingkat mungkin.

SIMPULANRendemen Red Palm Olein (RPO) tertinggi diperoleh padabahan baku minyak

kasar yang berasal dari stasiun Sterilizer (B) yaitu 52.562 %. Sedangkan rendemen RpO

terrendah dihasilkan dengan baku minyak kasar pada stasiun Loading Ramp (A) sebesar

29.848%.

Kandungan B-karoten Red Palm Otein (RPO) tertinggi diperoleh dari minyak kasar

pada stasiun Presser (D) 786.301 ppm. Sedangkan kandungan B-karoten terendah

didapatkan dari minyak kasar pada stasiun sterilizer (B) yaitu 553.gg1 ppm.

DAFTAR PUSTAKA

5'emirtor Nasionnl AletttLiu Pcrt'ttniort Yon! Berdtttlot | 549

Page 16: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

i. Alyas SA, Aminah A, Nor Aini I. 1006. Change of p-carotene content during heating ofred palm olein. J Oil Palm Res (Special Issue):99-102.

Arisandy D.2006. Kajian jenis dan konsentrasi emulsifler untuk menghasilkan emulsi

minyak sawit merah yang stabil. Skripsi Falultas Pertanian. Universitas

Bengkulu. Bengkulu (Tidak dipublikasikan).

Biro Pusat Statistik. 2011. Statistik Perkebunan 2010. Biro Pusat Statistik, Jakafia.

Budiyanto, Silsia D, Efendi Z, Jantka R. 2010. Perubaan kandungan karoten, asam

lemak bebas dan bilangan peroksida minyak sawit merah selama pemanasan.

Agritech 30(2):75-79

.,6arnoko D, Siahaan D, Nuryanto E, Elisabeth J, ErningptajaL, Tobing PL, Naibaho- PM, Haryati T.2002. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit dan Produk Turunannya,

Pusat Penelitian Kelapa sawit. Medan.

Fauzi Y, Yustina EW, Iman S, Rudi H.2006. Kelapa Sawit Budi Daya Pemanfoatan Hasil

,, dan Limbah, Anlisiss Waha dan Pemasaraz. Edisi revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.

I Gardjito M, Agung S.W. 2003. Hortikultura Teknik Analisis Pasca Panen Transmedia

Global'Wacana, Yogyakarta.

\ Goh SH, Choo YM, Ong ASH. 1985. Minor Constituents of palm oil. J Am Oil Chem Soc

62:237-240.

Gomez KA, Gome z AA. 1995. Prosedur Statistik (Intuk Penelitian Pertanian. Universitas

Indonesia. Jakarta.

, flasanuddin A. 2OOl . Kajian teknologi pengolahan minyak sawit mentah untuk produksiemulsifier mono-diasilgliserol dan konsenffat karotenoid. Makalah Falsafah Sains

(PPs 702) Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor- Bogor.

\.iatmika A, Siahaan D. lgg7. Sifat nutrisional karotenoid minyak sawit merah. Warta

PPKS lvfedan 5(l):21 - 27 .

q Mangoensoekarjo S, Haryono S. 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Naibaho PM. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pwat Penelitian Kelapa Sawit

Medan. Medan.

fror Aini I, Hanirah H, Siew WL, Yusoff IVISA. 1998. Cold stability of red palm oil.tAoCST5(Q:7a9 -757.

- Ooi CK, Choo YM, Yap SC, Ma AN. 1996. Refining of red palm oil. ElaeisS(l):20-28.

Pahan I. 20A7. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar

Swadaya. Jakarta.

.,iPing BTY, Choo YM, Gwendoline EECL, Goh SH. 2002. Geometrical isomers of the

major provitamrn a palm carotene, q and B-caroten in the mesocat? oil of fresh

and sterilized palm fruits, crud palm oil and palm carotene based products : redpalm olein and carotene concentrates. I Oil Palm Res 13(2):23-32.

r Sahidin, Matsjeh S, Nuryanto E. 2000. Degradasi p-karoten dari minyak sawit mentah

oleh panas. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit 8(l):39'50.

550 lFaktrltas Pcrcanitrtt Urrrv'crsias Ben,qktltr - l2 September 2012

Page 17: 9. Kajian Pembuatan Red Palm Olein

- _1,adyafnil. 2002. Kandungan B-karoten dar ttngkat penerimaanwarna minyak sawit merah (Rpo). Laporui peneritian.Universitas Bengkulu.

Susilawati E, Purboyo G, Eka N. 1997. pembuatan minyakfraksinasi ganda. Iurnal penelitian Kelapa Sawir 5(l):55_66.

masyarakat terhadapFakultas Pertanian.

merah dengansawit

Pertanyaan:

1' Apakah kosentrasi karoten pada mrnyak sawit merah yang dibuat dari stasiunpress berbeda iauh dengan minyak'sawit merah yang dlblat dari CpO, mengingatproses pembuatan dari CpO lebih sederhana?

2' Bagaimanakah upaya untuk meningkatkan kemanfaatan minyak sawit merah,mengingat bahwa produk ini mengandung p-karoten alami danbeberapa senyawalain seperti tokoferol yang sangat baik untuk kesehatan?

Jawab:

1' Perbedaan kandungan B-karoten pada minyak sawit merah dari drra sumber

bahan baku yang berbeda tersebut, cukup signifikan. Diduga proses ektraksioptimal p-karoten dari buah kelapa sawit terjadi pada stasiun press, sedangkan

pada tahap berikutnya (pemurnian) sebagaian B-karoten yang ada pada fraksiminyak mulai mengalami kerusakan karena pemanasan,dengan demikiankandungan B-karoten minyak sawit merah yang dibuat dari CpO menjadi lebihrendah. Pembuatan minyak sawit merah dari CPO memang lebih sederhana,

tetapibahan baku (cPo) tersebut telah mempunyai kandungan B-karoten yanglebih rendah dari pada fraksi minyak yang keluar dari stasiun press.

2' Minyak sawit merah akan lebih bermanfaat bila dapat disajlkaildlkonsumsisebagai produk yang menatik siap dikonsumsi dengan memperhatikan batas dosisaman terekom endasi (RDA), sebagai makanan tamb ahan /suplemen dalambentukemulsi, kapsul, atau produk lain yang menarik.

Seminar Nasional Menujtt Peftaninn yorqq BcrLltititat I SSI