9. bab iii

11
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional, yaitu variabel dependen dan variabel independen diobservasi sekaligus pada saat yang sama (Pratiknya, 2010) 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Paru RSUDZA Kota Banda Aceh. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November sampai dengan Desember 2012. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi penelitian Populasi penelitian adalah semua pasien asma di Poliklinik Paru RSUDZA Kota Banda Aceh pada tahun 2012. 3.3.2 Sampel penelitian Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling, dengan menggunakan accidental sampling, yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoadmodjo, 2005). Jadi sampel penelitian adalah 24

Upload: suci-rahmi

Post on 16-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

BAB iii

TRANSCRIPT

27

BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 Jenis dan Desain PenelitianJenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional, yaitu variabel dependen dan variabel independen diobservasi sekaligus pada saat yang sama (Pratiknya, 2010)3.2 Tempat dan Waktu Penelitian3.2.1 Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan di Poliklinik Paru RSUDZA Kota Banda Aceh.3.2.2 Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan dari bulan November sampai dengan Desember 2012.3.3 Populasi dan Sampel3.3.1Populasi penelitian Populasi penelitian adalah semua pasien asma di Poliklinik Paru RSUDZA Kota Banda Aceh pada tahun 2012.3.3.2 Sampel penelitianTeknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling, dengan menggunakan accidental sampling, yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoadmodjo, 2005). Jadi sampel penelitian adalah pasien Asma yang datang ke Poliklinik paru pada tanggal 19 November 31 Desember 2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 64 responden. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi penelitian ini adalah: 1. Kriteria Inklusi a. Responden telah didiagnosis asma oleh dokter spesialis paru di Poliklinik Paru RSUDZA Banda Aceh b. Responden bersedia bersedia mengikuti penelitian secara penuh untuk diwawancarai dan menandatangani surat persetujuan pada formulir informed consent2. Kriteria Eksklusia. Responden yang sedang hamilb. Responden dengan penyakit paru lain misalnya pneumonia, infeksi saluran napas atas, tuberkulosis paru dan kanker paruc. Responden sedang dalam keadaan serangan akut3.4 Variabel Penelitian dan Definisi OperasionalVariabel dependen pada penelitian ini adalah tingkat kontrol asma (terkontrol penuh, terkontrol sebagian dan tidak terkontrol). Sedangkan variabel independen pada penelitian ini adalah lingkungan tempat tinggal.Agar variabel penelitian yang bersifat abstrak dapat diukur, penulis akan menjelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut:1. Tingkat kontrol asmaTingkat kontrol asma dapat dinilai dengan menggunakan kuesioner Asthma Control Test (ACT) yang terdiri dari 5 pertanyaan dan parameter yang dinilai adalah gangguan aktivitas harian akibat asma, frekuensi gejala asma, gejala malam, penggunaan obat pelega dan persepsi terhadap kontrol asma (Zaini, 2011). Penilaian dilakukan dengan cara wawancara dan mengategorikan setiap responden sesuai dengan skor yang didapatkan, yaitu:a. Asma terkontrol penuh: 25b. Asma terkontrol sebagian: 20-24c. Asma tidak terkontrol: 19(Zaini, 2011)Skala ukur yang diperoleh berupa skala ordinal.2. Lingkungan tempat tinggalLingkungan tempat tinggal terdiri dari komponen rumah sarana sanitasi rumah dan perilaku penghuni rumah (Evierni et al., 2010). Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner lingkungan tempat tinggal. Penilaian dilakukan dengan cara wawancara kemudian mengategorikan setiap responden sesuai dengan skor yang didapatkan, yaitu:a. Komponen rumah baik : > 13,2 (mean)b. Komponen rumah kurang baik: 13,2 (mean)Skala ukur yang diperoleh berupa skala ordinal.3. Komponen rumahRumah dikatakan memiliki komponen rumah yang baik apabila memiliki dinding, lantai, jendela, ventilasi serta pencahayaan yang baik (Evierni et al., 2010). Komponen rumah dapat dinilai dengan menggunakan kuesioner lingkungan tempat tinggal. Penilaian dilakukan dengan cara wawancara kemudian mengategorikan setiap responden sesuai dengan skor yang didapatkan, yaitu:c. Komponen rumah baik : > 4,6 (mean)d. Komponen rumah kurang baik: 4,6 (mean)Skala ukur yang diperoleh berupa skala ordinal.4. Sarana sanitasi rumah Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Yusup dan Sulistyorini, 2005). Sarana sanitasi rumah tersebut terdiri dari sarana pembuangan kotoran, sarana pembuangan air limbah dan sarana pembuangan sampah. Sarana sanitasi rumah dapat dinilai dengan menggunakan kuesioner lingkungan tempat tinggal. Penilaian dilakukan dengan cara wawancara kemudian mengategorikan setiap responden sesuai dengan skor yang didapatkan, yaitu:a. Sarana sanitasi rumah baik : > 2,8 (mean)b. Sarana sanitasi kurang baik: 2,8 (mean)Skala ukur yang diperoleh berupa skala ordinal.5. Perilaku penghuni rumah Perilaku adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup (Sunaryo, 2004). Perilaku penghuni rumah pada penelitian ini terdiri dari membuka jendela, penggunaan Air Conditioner, binatang peliharaan, penggunaan kasur dan bantal, keberadaan perokok dan cara responden mencuci sprei di rumah mereka. Perilaku penghuni rumah dapat dinilai dengan menggunakan kuesioner lingkungan tempat tinggal Penilaian dilakukan dengan cara wawancara kemudian mengategorikan setiap responden sesuai dengan skor yang didapatkan, yaitu:a. Perilaku penghuni rumah baik : > 5,8 (mean)b. Perilaku penghuni rumah kurang baik: 5,8 (mean)Skala ukur yang diperoleh berupa skala ordinal.3.5 Alat/ Instrumen PenelitianAlat ukur yang akan dijadikan instrument dalam penelitian ini adalah kuesioner Asthma Test Control (ACT) bersifat lebih valid, reliable, mudah digunakan, dan lebih komprehensif dibandingkan jenis kuesioner lain sehingga dapat dipakai secara luas (Bachtiar, 2009). Alat ukur yang kedua yaitu kuesioner yang berisi pertanyaan- pertanyaan tentang lingkungan tempat tinggal yang telah diuji validalitas dan reliabilitasnya. Alat ukur yang ketiga adalah rekam medik pasien yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit asma.3.5.1 Uji KuesionerUji kuesioner telah dilakukan dengan wawancara kepada 10 responden yaitu 20 pasien asma di Poliklinik Paru Rumah Sakit Meuraxa Aceh Besar. Uji kuesioner yang dilakukan berupa uji validitas dan uji reliabilitas. 1. Uji ValiditasUji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Tujuan uji validitas adalah mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Agar data yang diperoleh bisa relevan atau sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut (Sugiyono, 2010). Validitas kuesioner diketahui dengan melakukan perbandingan nilai r table dengan nilai r hitung (Praktiknya, 2008). Nilai kritis terhadap 20 orang responden dengan menggunakan df = n-2 atau 20-2=18 pada taraf signifikan 5% dengan uji product moment diperoleh nilai kritis (r table) 0,444. Nilai korelasi dari pertanyaan pada kuesioner dinyatakan valid bila nilai r > 0,444 dan tidak valid bila nilai kuesioner bernilai r < 0,444. Hasil pengujian validitas pertanyaan dalam kuesioner lingkungan tempat tinggal didapatkan bahwa, seluruh pertanyaan memiliki nilai > 0,444 terlihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation (Lampiran 5) atau dinyatakan valid.2. Uji ReliabilitasUji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu instrumen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama (Notoatmodjo, 2005). Untuk menentukan nilai reliabilitas dilakukan Cronbachs Alpha Test, yaitu dengan membandingkan nilai r hasil (nilai Alpha) dengan r table. Bila r Alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel (Pratiknya, 2008). Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas kuesioner didapatkan nilai r alpha untuk pertanyaan mengenai komponen rumah adalah 0,787, sarana sanitasi rumah 0,770 dan perilaku penghuni rumah 0,837 yang berarti bahwa dari semua item pertanyaan yang di ujicobakan memiliki nilai r alpha > r tabel (0,444) dan dinyatakan reliable (Lampiran 5). 3.6 Teknik Pengumpulan Dataa. Data primerData primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti, dengan langkah-langkah sebagai berikut :1. Pengambilan data diawali dengan mewawancarai data demografi (identitas responden)2. Responden diwawancara dengan kuesioner Asthma Test Control (ACT) untuk mengetahui tingkat kontrol asma3. Responden diwawancara dengan kuesioner untuk menilai lingkungan tempat tinggalb. Data sekunderData sekunder pada adalah jumlah pasien asma di Poliklinik Paru RSUDZA.3.7 Pengolahan Data Data-data yang dikumpulkan melalui kuesioner selanjutnya dilakukan pengelolahan data secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut:1. Coding, yaitu pemberian kode untuk memudahkan pengolahan data2. Editing, yaitu memeriksa kembali data untuk menghindari kesalahan juga menjamin data sudah lengkap dan benar3. Tabulating, yaitu data yang diperoleh dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan ditampilkan dalam bentuk tabel4. Cleaning, yaitu mengevaluasi kembali data untuk menghindari kesalahan dalam pengolahan data

3.8 Prosedur PenelitianPenelitian dilakukan di Poliklinik Paru RSUDZA. Responden yang sesuai dengan kriteria inklusi, diberikan penjelasan dan diminta persetujuan mengikuti penelitian dan mengisi informed consent. Kemudian mewawancari pasien dengan kuesioner Asthma Control Test (ACT) dan kuesioner untuk menilai lingkungan tempat tinggal. Secara ringkas, prosedur penelitian ini diilustrasikan melalui gambar 3.1

Surat izin penelitian dari Fakultas Kedokteran Univ. Syiah Kuala

Surat izin dari RSUDZA Banda Aceh

Sampel yang memenuhi kriteria inklusi

Penjelasan dan Informed consent dari peneliti

Data diri penderita (nama, usia dan jenis kelamin), riwayat penggunaan obat semprot.

Wawancara kuesioner Asthma Test Control (ACT)dan wawancara kuesioner untuk menilai lingkungan tempat tinggal

Pengumpulan data

Analisis data

Gambar 3.1 Alur penelitian3.9 Analisis Data Penelitiana. Analisis univariat Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan frekuensi masingmasing variabel, baik variabel dependen maupun variabel independen. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pemeriksaan dicatat dan dikumpulkan, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.b. Analisis bivariatAnalisis bivariat digunakan untuk mencari hubungan atau korelasi antara variabel dependen dan variabel independen, dalam analisis ini dapat dilakukan pengujian statisitik salah satunya dengan chi square melalui rumus:

Keterangan:x=chi squareO=nilai hasil pengamatan (observed)E=nilai ekspektasi (expected)Uji chi-square yang dilakukan menggunakan program SPSS, dengan kriteria hubungan ditetapkan berdasarkan p value (probabilitas) yang dihasilkan dengan 95% CI dan kriteria sebagai berikut:

1) Jika p value > 0,05 maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel2) Jika p value 0,05 maka hubungan kedua variabel adalah signifikan

24