87456259 79335536 koreksi makalah kasus 3 post partum dan bbl

100
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3 POST PARTUM DAN BAYI BARU LAHIR KASUS 1 Ny. A, 20 tahun P1A0 hari ke 1 post partum, klien mengeluh nyeri pada perineum, klien merasa takut jahitannya akan terbuka lepas jika mau berkemih. Sampai saat ini setelah 4 jam melahirkan belum berani berkemih.. merasa senang dengan kelahiran anak pertama ini, namun merasa bingung juga karena belum tahu cara merawat bayi dan cara menurunkan berat badan namun tetap ingin bisa menyusui. Hasil pemeriksaan fisik: keadaan umum baik, tingkat kesadaran compos mentis. Tanda-tanda vital: tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 kali/menit, RR : 20x/menit, berat badan 65 kg, tinggi badan 156 cm. Payudara: payudara simetris kanan dan kiri, hiperpigmentasi pada areola mammae, pengeluaran kolostrum (+), putting inverted. TFU 1 jari di bawah pusat, uterus tidak teraba, kontraksi (-), diastasis rektus abdominis 2 jari, lochea rubra, 1 pembalut penuh setelah 4 jam, jahitan, ruptur perineum grade 2, ekstremitas: edema -/- varises -/- reflek patella +/+ human sign -/-. Pengkajian terhadap bayi: laki- laki BB 3200 gr, panjang bandan :50 cm, APGAR 9, refleks (+)(rooting,sucking, moro) , dari hasil pemeriksaan maturitas bayi usia kehamilan 38 minggu, nenek bayi mengoleskan madu di bibir bayi dengan keyakinan kelak bayi akan pandai bicaradan di sukai. I. ADAPTASI ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA PERIODE POST PARTUM Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.

Upload: eso-solihin

Post on 02-Jan-2016

130 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

xcxcx

TRANSCRIPT

Page 1: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

POST PARTUM DAN BAYI BARU LAHIR

KASUS 1

Ny. A, 20 tahun P1A0 hari ke 1 post partum, klien mengeluh nyeri pada perineum,

klien merasa takut jahitannya akan terbuka lepas jika mau berkemih. Sampai saat

ini setelah 4 jam melahirkan belum berani berkemih.. merasa senang dengan

kelahiran anak pertama ini, namun merasa bingung juga karena belum tahu cara

merawat bayi dan cara menurunkan berat badan namun tetap ingin bisa menyusui.

Hasil pemeriksaan fisik: keadaan umum baik, tingkat kesadaran compos mentis.

Tanda-tanda vital: tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 kali/menit, RR : 20x/menit,

berat badan 65 kg, tinggi badan 156 cm. Payudara: payudara simetris kanan dan

kiri, hiperpigmentasi pada areola mammae, pengeluaran kolostrum (+), putting

inverted. TFU 1 jari di bawah pusat, uterus tidak teraba, kontraksi (-), diastasis

rektus abdominis 2 jari, lochea rubra, 1 pembalut penuh setelah 4 jam, jahitan,

ruptur perineum grade 2, ekstremitas: edema -/- varises -/- reflek patella +/+

human sign -/-. Pengkajian terhadap bayi: laki- laki BB 3200 gr, panjang bandan :50

cm, APGAR 9, refleks (+)(rooting,sucking, moro) , dari hasil pemeriksaan maturitas

bayi usia kehamilan 38 minggu, nenek bayi mengoleskan madu di bibir bayi dengan

keyakinan kelak bayi akan pandai bicaradan di sukai.

I. ADAPTASI ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA PERIODE POST PARTUM

Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-

organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-

kdang disebut Puerium atau trimester keempat kehamilan. Perubahan fisiologis

yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, dimana proses-proses pada

kehamilan berjalan terbalik.

Periode Post Partum (Rubin, 1977)

Immediate post partum (1 jam pertama post partum)

Early post partum (1 minggu pertama post partum)

Late post partum (minggu ke-2 sampai ke-6 post partum)

Page 2: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Proses Involusi

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan

disebut involusi. Proses dimulai setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot

polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah,

kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada

promontorium sakralis. Pada saat ini besar uterus kira-kira sama dengan besar

uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu kira-kira sebesar grapefruit (jeruk

masam) dan beratnya kira-kira 1000 g.

Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai lebih 1 cm di atas umbilikus.

Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat.

Fundus turun kira-kira 1 sampai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pascapartum

keenam fundus normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan simfisis

pubis. Uterus tidak bisa di palpasi pada abdomen pada hari ke-9 pascaprtum.

Uterus, yang pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil,

berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr, 1 minggu setelah melahirkan dan 350 g (11

sampai 12 ons) 2 minggu setelah melahirkan. Seminggu setelah melahirkan uterus

berada di dalam panggul sejati lagi. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50

sampai 60 kg.

Peningkatan kadar estrogen dan progesteron bertanggung jawab untuk

pertumbuhan masif uterus selama masa hamil. Pertumbuhan uterus prenatal

tergantung pada hiperplasia, peningkatan jumlah sel-sel otot, dan hipertrofi,

pembesaran sel-sel yang sudah ada. Sel-sel tambahan yan gterbentuk selama masa

hamil menetap. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil :

Kontraksi

Hemostasis pascapartum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah

intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembekuan bekuan. Hormon

oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi

uterus, mengompresi pembuluh darah, dan membantu hemostasis. Selama 1

sampai 2 jam pertama pascapartum intensitas kontraksi bisa berkurang dan

menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk mempertahankan kontraksi

uterus selama masa ini, biasanya suntikan oksitosin (pitosin) secara intavena atau

intramuskular diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan

menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di payudara segera setelah

lahir karena isapan bayi pada payudara merangsnag pelepasan oksitosin.

After pains

Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan bisa

menimbulkan nyeri yang bertahan sepajang awal puerperium. Rasa nyeri setelah

melahirkan ini lebih nyata setelah ibu melahirkan, di tempat uterus terlalu teregang

Page 3: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

(misalnya, pada bayi besar, kembar). Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya

meningkatkan nyeri ini karena keduanya merangsnag kontraksi uterus.

Tempat Plasenta

Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, konstriksi vaskular dan

trombosis menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan bermodul

tidak teratur. Pertumbuhan endometrium ke atas menyebabkan pelepasan jaringan

rekrotik dan mencegah pembentukan jaringan parut yang menjadi karakteristik

penyembuh luka. Regenerasi endometrium selesai pada akhir minggu ketiga masa

pasca partum, kecuali pada bekas tempat plasenta. Regenerasi pada tempat ini

biasanya tidak selesai sampai enam mingggu setelah melahirkan.

Lokia

Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir seringkali disebut lokia, mula-mula

berwarna merah, kemudian berubah menjadi merah tua atau merah coklat. Rabas

ini dapat mengandung vekuan darah kecil. Selama dua jam pertama setelah lahir,

jumlah cairan yang keluar dari uterus tidak boleh lebih dari jumlah maksimal yang

keluar selama menstruasi. Setelah waktu tersebut, aliran lokia yang keluar harus

semakin berkurang.

Lokia rubra mengandung darah dan debris desisua serta debris trofoblastik.

Aliran menyembur, menjadi merah muda atau coklat setelah 3 sampai 4 hari (lokia

serosa). Lokia serosa terdiri dari darah lama (old blood), serum, leukosit, dan devris

jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi lahir, warna cairan ini menjadi kuning sampai

putih (lokia alba). Lokia alba mengandung leukosit , desidua, sel epitel, mukus,

serum, dan bakteri. Lokia alba bisa bertahan selama dua sampai enam minggu

setelah bayi lahir.

Pengkajian jumlah aliran lokia berdasarkan observasi perineum sulit dilakukan.

Cara mengukur lokia yang objektif dengan mengkaji jumlah cairan yang

menimbang tampon perineum sebelum dipakai dan setelah dilepas. Seorang wanita

yang mengganti satu tampon perineum dalam waktu satu jam atau kurang

mengeluarkan lebih banyak darah daripada wanita yang mengganti tampon setelah

8 jam.

Apabila wanita mendapat pengobatan oksitosin, tanpa memandang cara

pemberiannya, lokia yang mengalir biasanya sedikit sampai efek obat hilang.

Setelah operasi sesar, jumlah lokia yang keluar biasanya lebih sedikit. Cairan lokia

biasanya meningkat, jika klien melakukan ambulasi dan menyusui. Cairan lokia

biasanya meningkat, jika klien melakukan ambulasi dan menyusui. Setelah

berbaring di tempat tidur selama kurun waktu yang lama, wanita dapat

mengeluarkan semburan darah saat ia berdiri, tetapi hal ini tidak sama dengan

perdarahan.

Page 4: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Terjadinya perdarahan ulang setelah hari ke-10 pascapartum menandakan

adanya perdarahan pada bekas tempat plasenta yang mulai memulih. Namun,

setelah 3 sampai 4 minggu, perdarahan mungkin disebabkan oleh infeksi atau

subinvolusi. Lokia serosa atau lokia alba yang berlanjut bisa menandakan

endometritis.

Serviks

Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. Delapan belas (18) jam

pascapartum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan

kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa,

tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan. Ektoserviks (bagian

serviks yang menonjol ke vagina) terlihat memar dan ada sedikit laserisasi kecil-

kondisi yang optimal untuk perkembangan infeksi. Muara serviks, yang berdilatasi

10 cm sewaktu melahirkan, menutup sacara bertahap. Dua jari mungkin masih

dapat dimasukkan ke dalam muara serviks pada hari ke-4 sampai hari ke-6

pascapartum, tetapi hanya tangkai kuret terkecil yang dpat dimasukkan pada akhir

minggu kedua.

Vagina dan Perineum

Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa

vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali

secara bertahap ke ukuran sebelum hamil enam samapi 8 minggu setelah bayi

lahir. Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu keempat walaupun tidak

akan semenonjol pada wanita nulipara. Pada umunya rugae akan memipih secara

permanen. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium.

Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina dan

penipisan mukosa vagina. Kekeringan lokal dan rasa tidak nyaman saat koitus

(dispareunia)menetap samapi fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi

dimulai lagi. Biasanya wanita dianjurkan menggunakan pelumas larut air saat

melakukan hubunagn seksual untuk mengurangi nyeri.

Pada umumnya episiotomi hanya mungkin dilakukan bila wanita berbaring

miring dengan bokong diangkat atau ditempatkan pada posisi litotomi. Penerangan

yang baik diperlukan supaya episiotomi dapat terlihat jelas. Proses penyembuhan

luka episotomi sama dengan luka operasi lain. Tanda-tanda infeksi (nyeri, merah,

panas, bengkak, atau rabas) atau tepian insisi tidak saling mendekat bisa terjadi.

Penyembuhan harus berlangsung dalam dua sampai tiga minggu.

Hemoroid (varises anus) umunya terlihat. Wanita sering menagalami gejala

terkait, seperti rasa gatal, tidak nyaman, dan perdarahan berwarna merah terang

Page 5: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

pada waktu defekator. Ukuran hemoroid biasanya mengecil beberapa mingggu

setelah lahir.

Topangan Otot Panggul

Jaringan penopang dasar panggul yang terobek atau teregang saat ibu

melahirkan memerlukan waktu sampai 6 bulan untuk kembali sampai ke tonus

semula. Istilah relaksasi panggul berhubungan dengan pemanjangan dan

melemahnya topangan permukaan struktur panggul.

Payudara

Konsentrasi hormone yang menstimulasi perkembangan payudara selama

wanita hamil (estrogen, progesterone, HCG, prolaktin, kortisol dan insulin) menurun

dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormone-hormon ini untuk

kembali ke kadar sebelum hamil sebagian ditentukan oleh apakah ibu menyusui

atau tidak.

Ibu tidak menyusui

Payudara biasanya teraba nodular (pada wanita tidak hamil teraba granular).

Apabila wanita memilih untuk tidak menyusui dan tidak menggunakan obat

antilaktogenik, kadar prolaktin akan turun dengan cepat. Sekresi san ekskresi

kolostrum menetap selama beberapa hari pertama setelah wanita melahirkan. Pada

jaringan payudara wanita, saat palpasi dilakukan pada hari kedua dan ketiga, dapat

ditemukan adanya nyeri seiring dimulainya produksi susu. Pada hari ketiga atau

keempat pascapartum bias terjadi pembengkakan (engorgement). Payudara

teregang (bengkak), keras, nyeri bila ditekan, dan hangat jika diraba (kongesti

pembuluh darah menimbulkan rasa hangat). Distensi payudara terutama

disebabkan oleh kongesti sementara vena dan pembuluh limfatik, bukan akibat

penimbunan air susu. Air susu dapat dikeluarkan dari putting. Jaringan payudara di

aksila (tail of Spence) danjaringan payudara atau puting tambahan juga bias

terlibat. Pembengkakkan dapat hilang dengan sendirinya dan rasa nyaman dapat

berkurang dalam 24 jam sampai 36 jam.

Ketika laktasi terbentuk, teraba suatu massa (benjolan), tetapi kantong susu

yang terisi berubah posisi dari hari ke hari. Sebelum laktasi dimulai, payudara

teraba lunak dan suatu cairan kekuningan, yakni kolostrum, dikeluarkan dari

payudara. Setelah laktasi dimulai, payudara teraba hangat dank eras ketika

disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama sekitar 48 jam. Putting susu harus

diperiksa untuk dikaji erektilitasnya, sebagai kebalikan dari intervensi, dan untuk

menemukan apakah ada fisura atau keretakan.

Page 6: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Sistem Endokrin

Hormon Plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormon-hormon

yang diproduksi oleh organ tersebut. Penurunan hormon human plasental lactogen

(hPL), estrogen, dan kortisol serta plasental enzym insulinase membalik efek

diabetogenik kehamilan sehingga kadar gula darah menurun secara bermakna pada

masa puerperium. Kadar estrogen dan progesteron menurun secara mencolok

setelah plasenta keluar, kadar terendahnya dicapai kira-kira satu minggu

pascapartum. Penurunan kadar estrogen berkaitan dengan pembengkakan

payudara dan diuresis cairan ekstraseluler berlebih yang terakumulasi selama masa

hamil.

Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium

Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya

berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar FSH terbukti sama pada wanita

menyusui dan tidak menyusui, disimpulkan ovarium tidak berespons terhadap

stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat. Pada wanita menyusui, kadar

prolaktin tetap meningkat sampai minggu keenam setelah melahirkan. Setelah

melahirkan, wanita tidak menyusui mengalami penurunan kadar prolaktin,

mencapai rentang sebelum hamil dalam 2 minggu.

Sistem Urinarius

Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu 1 bulan setelah wanita

melahirkan. Diperlukan kira-kira 2 – 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan

dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil.

Diuresis Pascapartum

Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan

yang tertimbun di jaringan selama ia hamil. Diuresis pascapartum, yang disebabkan

oleh penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tungkai

bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan, merupakan

mekanisme lain tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan.

Uretra dan Kandung Kemih

Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung kemih

setelah bayi lahir, dan efek konduksi anestesi menyebabkan keinginan untuk

berkemih menurun. Selain itu, rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat

dorongan saat melahirkan, laserasi vagina, atau episiotomy menurunkan atau

Page 7: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

mengubah reflex berkemih. Penurunan berkemih, seiring diuresis pascapartum,

bisa menyebabkan distensi kandung kemih.

Sistem Pencernaan

Motilitas

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap

selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia

bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.

Defekasi

BAB secara spontan bisa tertunda selama 2-3 hari setelah ibu melahirkan.

Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses

persalinan dan pada awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema

sebelum melahirkan, kurang makan, atau dehidrasi.

Sistem Kardiovaskular

Volume Darah

Perubahan volume darah tergantung pada beberapa factor misalnya

kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran cairan

ekstravaskuler. Hipervolemia yang diakibatkan kehamilan menyebabkan

kebanyakan ibu bisa mentoleransi kehilangan darah saat melahirkan. Pasca

melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif akan

bertambah. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya

hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Pada

umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima post patum.

Tiga perubahan fisiologis pascapartum yang melindungi wanita :

Hilangnya sirkulasi uteroplasenta yang mengurangi ukuran pembuluh darah

maternal 10%-15%.

Hilangnya fungsi endokrin plasenta yang menghilangkan stimulus vasodilatasi.

Terjadinya mobilisasi air ekstravaskuler yang disimpan selama wanita hamil.

Curah Jantung

Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung meningkat selama

masa hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini akan meningkat bahkan

lebih tinggi selama 30-60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit

uteroplasenta tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum.

Suhu Badan

Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celcius. Pasca

melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 derajat Celcius dari keadaan

normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan,

Page 8: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

kehilangan cairan maupun kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-4 post partum,

suhu badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada pembentukan ASI, kemungkinan

payudara membengkak, maupun kemungkinan infeksi pada endometrium, mastitis,

traktus genetalis ataupun sistem lain. Apabila kenaikan suhu di atas 38 derajat

celcius, waspada terhadap infeksi post partum.

Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca

melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi

yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau

perdarahan post partum.

Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri

ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan

darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80

mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak

berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat

diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum

merupakan tanda terjadinya pre eklamsia post partum.

Pernafasan

Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per

menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal(masa

pemulihan). Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan

denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya,

kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada

masa post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.

Sistem Hematologi

Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit

menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga

meningkatkan faktor pembekuan darah. Leukositosis adalah meningkatnya jumlah

sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap

tinggi selama beberapa hari pertama masa post partum. Jumlah sel darah putih

akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000 hingga 30.000 tanpa adanya kondisi

patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.

Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat

bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume

darah yang berubah-ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi

dari wanita tersebut. Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah

dari titik 2 persen atau lebih tinggi daripada saat memasuki persalinan awal, maka

Page 9: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

pasien dianggap telah kehilangan darah yang cukup banyak. Titik 2 persen kurang

lebih sama dengan kehilangan darah 500 ml darah. Jumlah kehilangan darah

selama masa persalinan kurang lebih 200-500 ml, minggu pertama post partum

berkisar 500-800 ml dan selama sisa masa nifas berkisar 500 ml.

Sistem Neurologi

Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi

neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yang dialami

wanita saat bersalin dan melahirkan.

Rasa tidak nyaman neurologis yang diinduksi kehamilan akan menghilang setelah

wanita melahirkan. Eliminasi edema fisiologis melalui dieresis setelah bayi lahir

menghilangkan sindrom carpal tunnel dengan mengurangi kompresi saraf median.

Rasa baal dan kesemutan (tingling) periodic pada jari yang dialami 5% wanita hamil

biasanya menghilang setelah anak lahir, kecuali jika mengangkat dan

memindahkan bayi memperburuk keadaan. Nyeri kepala memerlukan pemeriksaan

yang cermat. Nyeri kepala pasca partum bias disebabkan berbagai keadaan

termasuk hipertensi akibat kehamilan, sters, dan kebocoran cairan serebrospinalis

ke dalam ruang ekstradural selam jarum epidural diletakkan di tulang punggung

untuk anestesia.

Sistem Musculoskeletal

Beberapa gejala sistem muskuloskeletal yang timbul pada masa pasca partum

antara lain:

Nyeri punggung bawah

Nyeri punggung merupakan gejala pasca partum jangka panjang yang sering

terjadi. Hal ini disebabkan adanya ketegangan postural pada sistem

muskuloskeletal akibat posisi saat persalinan.

Sakit kepala dan nyeri leher

Pada minggu pertama dan tiga bulan setelah melahirkan, sakit kepala dan

migrain bisa terjadi. Gejala ini dapat mempengaruhi aktifitas dan ketidaknyamanan

pada ibu post partum. Sakit kepala dan nyeri leher yang jangka panjang dapat

timbul akibat setelah pemberian anestasi umum.

Nyeri pelvis posterior

Nyeri pelvis posterior ditunjukan untuk rasa nyeri dan disfungsi area sendi

sakroiliaka. Gejala ini timbul sebelum nyeri punggung bawah dan disfungsi simfisis

pubis yang ditandai nyeri di atas sendi sakroiliaka pada bagian otot penumpu berat

badan serta timbul pada saat membalikan tubuh di tempat tidur. Nyeri ini dapat

menyebar ke bokong dan paha posterior.

Disfungsi simpisis pubis

Page 10: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Merupakan istilah yang menggambarkan gangguan fungsi sendi simfisis

pubis dan nyeri yang dirasakan di sekitar area sendi. Fungsi sendi simfisis pubis

adalah menyempurnakan cincin tulang pelvis dan memindahkan berat badan

melalui pada posisis tegak. Bila sendi ini tidak menjalankan fungsi semestinya, akan

terdapat fungsi/stabilitas pelvis yang abnormal, diperburuk dengan terjadinya

perubahan mekanis, yang dapat mrmpengaruhi gaya berjalan suatu gerakan

lembut pada sendi simfisis pubis untuk menumpu berat badan dan disertai rasa

nyeri yang hebat. Diastasis rekti

Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomennya akan

menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan

sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil. Pada

keadaan tertentu, dengan atau tanpa ketegangan yang berlebihan, seperti bayi

besar atau hamil kembar, otot-otot dinding abdomen memisah, suatu keadaan yang

dinamai diastasis rekti abdominis. Apabila menetap, defek ini dapat dirasa

mengganggu pada wanita tetapi seiring perjalanan waktu, defek tersebut menjadi

kurang terlihat.

Diastasis rekti adalah pemisahan otot rektus abdominis lebih dari 2,5 cm pada tepat

setinggi umbilikus (Noble, 1995) sebagai akibat pengaruh hormon terhadap linea

alba serta akibat perenggangan mekanis dinding abdomen. Kasus ini sering terjadi

pada multi paritas, bayi besar, poli hidramnion, kelemahan otot abdomen dan

postur yang salah. Selain itu, juga disebabkan gangguan kolagen yang lebih ke arah

keturunan, sehingga ibu dan anak mengalami diastasis.

Osteoporosis akibat kehamilan

Osteoporosis timbul pada trimester ketiga atau pasca natal. Gejala ini ditandai

dengan nyeri, fraktur tulang belakang dan panggul, serta adanya hendaya (tidak

dapat berjalan), ketidakmampuan mengangkat atau menyusui bayi pasca natal,

berkurangnya tinggi badan, postur tubuh yang buruk.

Disfungsi rongga panggul,Disfungsi dasar panggul, meliputi :

Inkontinensia urin.

Inkontinensia alvi.

Prolaps

Sistem Integumen

Kloasama yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat

kehamilan berakhir. Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang

seluruhnya setelah bayi lahir. Pada beberapa wanita, pigmentasi pada daerah

tersebut akan menetap. Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha, dan

panggul mungkin memudar, tetapi tidak hilang seluruhnya. Kelainan pembuluh

darah seperti spider angioma (nevi), eritema palmar, dan epulis, biasanya

Page 11: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

berkurang sebagai respons terhadap penurunan kadar estrogen setelah kehamilan

berakhir. Pada beberapa wanita sidernevi menetap.

Rambut halus yang tumbuh dengan lebat pada waktu hamil biasanya akan

menghilang setelah wanita melahirkan, tetapi rambut kasar yang timbul sewaktu

hamil biasanya akan menetap.

Sistem Imun

Kebutuhan ibu untuk mendapatkan vaksinasi rubella atau untuk mencegah

isoimunisasi Rh diterapkan

II. DINAMIKA KELUARGA SETELAH ANAK LAHIR

Adaptasi Psikologis Pada Keluarga Setelah Anak Lahir

Adaptasi Maternal

Ada 3 fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orang tua. Fase-fase

penyesuaian maternal ini ditandai oleh perilaku dependen, perilaku dependen-

mandiri, dan perilaku interdependen.

Fase Dependen

Selama 1 sampai 2 hari pertama setelah melahirkan ketergantungan ibu

menonjol. Pada waktu ini ibu mengharapkan segala kebutuhannya dapat dipenuhi

oleh orang lain, ibu memindahkan energi psikologisnya kepada anaknya. Rubin

(1961) menetapkan periode beberapa hari ini sebagai fase menerima (taking-in

phase), sewaktu-waktu dimana ibu baru memerlukan perlindungan dan perawatan.

Fase menerima yang kuat hanya terlihat pada 24 jam pertama setelah ibu

melahirkan.

Fase Dependen-Mandiri

Dalam fase dependen-mandiri ibu, secara bergantian muncul kebutuhan untuk

mendapat perawatan dan penerimaan dari orang lain dan keinginan untuk bisa

segala sesuatu secara mandiri. Rubin (1961) menjelaskan keadaan ini sebagai fase

taking-hold, yang berlangsung kira-kira 10 hari.

Dalam 6 sampai 8 minggu setelah melahirkan, kemampuan ibu untuk

menguasai tugas-tugas sebagai orang tua merupakan hal yang penting. Ibu yang

kelihatannya memerlukan dukungan tambahan adalah sebagai berikut:

Primipara yang belum berpengalaman mengasuh anak

Wanita karir

Ibu yang berusia remaja

Wanita yang tidak bersuami

Page 12: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Keletihan setelah melahirkan diperburuk oleh tuntutan bayi yang banyak

sehingga dengan mudah dapat timbul perasaan depresi. Keadaan fisiologis ini

dapat menjelaskan depresi pascapartum ringan (baby-blues) keadaan depresif ini

ditandai dengan menarik diri, kehilangan perhatian terhadap sekeliling dan

menangis.

Fase Interdependen

Fase interdependen (letting-go) merupakan fase yang penuh stres bagi

orang tua. Pria dan wanita harus menyelesaikan efek dari perannya masing-masing

dalam hal mengasuh anak, mengatur rumah, dan membina karir.

Adaptasi Paternal

Ayah menunjukkan keterlibatan yang dalam dengan bayi mereka.

Greenberg dan Morris (1976) menyebut absorbs, keasyikan dan kesenangan ayah

dengan bayinya sebagai engrossmen. Keinginan ayah untuk menemukan hal-hal

yang unik maupun yang sama dengan dirinya merupakan karakteristik lain yang

berkaitan dengan kebutuhan ayah untuk merasakan bahwa bayi ini adalah

miliknya. Respon yang jelas ialah adanya daya tarik yang kuat dari bayi yang baru

lahir.

Suatu studi yang dilakukan oleh Henderson dan Browse (1991) tentang

pengalaman beberapa ayah selama 3 minggu pertama kehidupan bayi menyatakan

bahwa para ayah baru ini menjalani 3 tahap proses yang sudah bisa diperkirakan

sebelumnya. Tahap pertama meliputi pengalaman prakonsepsi, yakni akan seperti

apa rasanya jika mereka membawa bayi pulang ke rumah. Tahap kedua adalah

realitas yang tidak menyenangkan tentang menjadi ayah baru. Perasaan sedih dan

ragu seringkali menyertai realitas. Tahap ketiga meliputi keputusan yang dilakukan

dengan sadar untuk mengontrol dan menjadi lebih aktif terlibat dalam kehidupan

bayi mereka.

Bantuan yang dibutuhkan meliputi bantuan untuk ayah dalam meninjau

kembali harapan pada saat menjadi ayah, memberi informasi yang realistis dan

konsisten tentang tingkah laku bayi dan melibatkan ayah yang ingin mengetahui

cara perawatan bayi.

Adaptasi Sibling

Memperkenalkan bayi kepada suatu keluarga dengan satu anak atau lebih

bisa menjadi persoalan bagi orang tua. Anak yang lebih tua harus menyusun posisi

baru dalam hierarki keluarga. Anak yang tertua harus tetap berada dalam posisi

sebagai pemimpin.

Page 13: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Kelakuan mundur ke usia yang lebih muda bisa terlihat pada beberapa anak.

Mereka bisa kembali mengompol, merengek, dan tidak mau makan sendiri. Reaksi

kecemburuan dapat muncul ketika sukacita akan kehadiran bayi di rumah mulai

pudar. Ibu dan ayah menghadapi sejumlah tugas yang terkait dengan penyesuaian

dan permusuhan antar saudara. Tugas-tugas tersebut adalah:

Membuat anak yang lebih tua merasa dikasihi dan diinginkan.

Mengatasi rasa bersalah yang timbul dari pemikiran bahwa anak yang lebih

tua mendapat perhatian dan waktu yang lebih sedikit.

Mengembangkan rasa percaya diri dalam kemampuan mereka mengasuh

lebih dari satu anak.

Menyesuaikan waktu dan ruang untuk menampung bayi baru tersebut.

Memantau perlakuan anak yang lebih tua terhadap bayi yang lebih lemah dan

mengalihkan perilaku yang agresif.

Penyesuaian awal anak yang lebih tua terhadap bayi baru lahir membutuhkan

waktu. Kasih saudara kandung bertumbuh seperti juga kasih sayang yang lain yaitu

melalui kebersamaan yang mereka jalani dan dengan berbagi pengalaman.

Adaptasi Kakek-Nenek

Nenek dari ibu ialah model yang penting dalam praktik perawatan bayi (Rubin,

1975). Ia bertindak sebagai sumber pengetahuan dan sebagai individu yang

mendukung. Dukungan kakek dan nenek dapat menjadi pengaruh yang

menstabilkan keluarga yang sedang mengalami krisis perkembangan seperti

kehamilan dan menjadi orang tua baru (Newell, 1984). Kakek-nenek dapat

membantu anak-anak mereka mempelajari keterampilan menjadi orang tua dan

mempertahankan tradisi budaya.

Salah satu cara untuk membantu kakek-nenek menjembatani perbedaan

generasi ialah dengan menawarkan mereka untuk mengikuti kelas-kelas persiapan

(Maloni, 1987). Kelas yang dimaksud meliputi pemberian informasi tentang praktik

kehamilan yang baru, terutama cara merawat yang berpusat pada keluarga,

perawatan bayi, pemberian makan, tindakan keselamatan dan penggalian peran

yang dimainkan orang tua dalam unit keluarga.

Adaptasi Bayi - Orangtua

Interaksi orangtua-bayi ditandai oleh suatu rangkaian irama, repertoar

perilaku dan pola tanggung jawab (Field, 1978). Interaksi dapat diperbaiki dengan

cara berikut : (1) modulasi ritme, (2) modifikasi repertoar perilaku dan (3) respons

yang mutual.

Ritme

Page 14: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Untuk mengatur ritme, baik orang tua maupun bayi harus mampu untuk saling

berinteraksi. Orang tua harus berusaha keras membantu bayi mempertahankan

keadaan sadar penuh dalam waktu yang cukup lama dan cukup sering sehingga

interaksi dapat terjadi. Ibu multipara menunjukkna rasa sensitif dan mampu

memberi respons dengan sangat baik terhadap ritme makan bayinya. Ibu yang

sensitif terhadap makan memberi kesempatan pada bayinya untuk berhenti

mengisap. Semakin lama bayi dapat melakukan interaksi yang lebih lama

menyesuaikan ritme aktivitas, yaitu gerakan anggota gerak, mengisap, mengubah

arah pandang dan habituasi. Untuk sementara orang dewasa belajar memahami

ritme ini, mengatur dan dengan demikian mempermudah interaksi yang ritmis

(Field, 1978).

Repertoar

Repertoar bayi meliputi perilaku memandang, bersuara dan ekspresi wajah.

Bayi mampu fokus dan mengikuti wajah manusia sejak lahir. Bayi juga mampu

mengubah arah pandangnya. Kemampuan ini dikontrol secara volunter. Bayi

tampak menjauhkan pandangannya dari wajah ibu saat diberi stimulus untuk

mengatur tingkat kesadarannya dan memproses stimulasi yang ia terima (Field,

1978). Brazelton, dkk (1974) mengatakan bahwa salah satu kunci respon yang

harus dipelajari orang tua adalah kesadaran akan kapasitas bayi untuk

mendapatkan perhatian dan sebaliknya.

Sikap tubuh membentuk sebagian bahasa awal bayi. Bayi memberi salam

pada orang tua dengan melambaikan tangannya atau berusaha meraih tangan

orang tua. Bayi dapat menaikkan alis untuk memperoleh perhatian sayang.

Repertoar orang tua mencakup berbagai perilaku dalam berinteraksi dengan bayi

mereka. Salah satu bentuk perilaku ini ialah memandang bayi secara konstan dan

memperhatikan perilaku bayi tersebut.

Orang tua juga menggunakan ekspresi wajah sebagai media dalam

berinteraksi. Seperti ekspresi kejutan, kebahagiaan, dan kebingungan dalam

mengomunikasikan hal tersebut pada bayi. Orang tua juga dapat meniru perilaku

bayi. Apabila bayi tersenyum orang tua juga akan tersenyum.

Respon

Kesatuan respon ialah respon yang terjadi pada waktu tertentu dan bentuknya

sama dengan perilaku stimulus. Dengan kata lain respon tersebut berfungsi sebagai

umpan balik positif. Orang dewasa melihat perilaku bayi seperti tersenyum,

bersuara dan melakukan kontak mata. Respon-respon ini berfungsi sebagai imbalan

Page 15: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

bagi individu yang memberi stimulus. Apabila orang dewasa meniru bayi, bayi

tampak menikmati respon tersebut.

Faktor yang Memengaruhi Respon Orangtua

Cara orang tua berespon terhadap kelahiran anaknya dipengaruhi berbagai

faktor, meliputi usia, jaringan sosial, budaya, keadaan sosial ekonomi dan aspirasi

pribadi tentang masa depan. Usia maternal lebih dari 35 tahun. Masalah dan

kekuatiran yang terkait dengan kelompok ibu berusia lebih dari 35 tahun semakin

banyak muncul pada dekade terakhir ini. Penelitian menunjukkan beberapa faktor

tertentu yang mempengaruhi respon orang tua pada kelompok yang lebih tua ini:

keletihan dan kebutuhan untuk lebih banyak istirahat tampaknya telah menjadi

masalah utama pada orang tua yang sudah berusia ini (Queenan, 1987). Tindakan

yang bertujuan membantu ibu memperoleh kembali kekuatan dan vanus otot

misalnya latihan senam prenatal dan pascapartum sangat dianjurkan.

Jaringan Sosial

Primipara dan multipara memiliki kebutuhan yang berbeda. Multipara akan

lebih realistis dalam mengantisipasi keterbatasan fisiknya dan dapat lebih mudah

beradapatasi terhadap peran dan interaksi sosial. Primipara mungkin memerlukan

dukungan yang lebih besar dan tindak lanjut yang mencakup rujukan ke badan

bantuan dalam masyarakat. Jaringan sosial memberi sistem dukungan, dimana

orang tua dapat meminta bantuan (Crawfort, 1985). Jaringan sosial meningkatkan

potensi pertumbuhan anak dan mencegah kekeliruan dalam perlakuan anak.

Mercer (1982) dan Crawfort (1985) menemukan bahwa jaringan sosial memberi

dukungan dan juga menjadi sumber persoalan. Kadang kala jaringan kekerabatan

yang luas menimbulkan masalah karena nasihat yang diterima oleh orang tua baru

saling bertentangan.

Budaya

Kepercayaan dan praktik budaya menjadi determinan penting dalam perilaku

orang tua. Kedua hal tersebut mempengaruhi interaksi orang tua dan bayi.

Pengetahuan tentang keyakinan budaya dapat membantu perawat membuat

pengkajian yang lebih akurat dan menegakkan diagnosis tentang perilaku orang

tua. Karena tidak semua orang selalu percaya pada praktik tradisional ini, sangat

penting untuk memastikan praktik budaya yang masih dianggap penting pada

setiap pasangan orang tua.

Page 16: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi seringkali menjadi jalan untuk mendapat bantuan.

Keluarga yang menemukan kelahiran seorang bayi sebagai suatu beban finansial

dapat mengalami peningkatan stres. Stres ini dapat mengganggu perilaku orang

tua sehingga membuat masa transisi untuk memasuki masa menjadi orang tua jadi

lebih sulit. Intervensi keperawatan yang dirancang untuk membantu individu yang

mengalami stres karena keadaan ekonomi antara lain merujuk orang tua tersebut

ke badan-badan bantuan ekonomi dan sosial dalam masyarakat atau badan-badan

kesehatan.

Aspirasi Personal

Beberapa wanita menjadi orang tua mengganggu kebebasan pribadi atau

kemajuan karir mereka. Rasa kecewa yang tidak terselesaikan berdampak pada

cara mereka merawat dan mengasuh bayinya dan bahkan mereka menelantarkan

bayinya. Intervensi keperawatan dilakukan dengan memberi kesempatan pada

orang tua untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan bebas kepada seorang

pendengar yang objektif, untuk membahas tindakan yang bisa memberi peluang

untuk pertumbuhan pribadi.

Proses menjadi orang tua

Selama periode prenatal ibu ialah salah satunya pihak yng membentuk

lingkungan tempat janin berkembang dan bertumbuh. Tugas, tanggung jawab dan

sikap yang membentuk peran menjadi orang tua dirumuskan oleh Steele dan

Pollack (1968) sebagai fungsi menjadi ibu (mothering function). Ini merupakan

proses orang dewasa (pribadi yang matang, penyayang, mampu dan mandiri) mulai

mengasuh seorang bayi (kepribadian tidak matang, tidak berdaya, dependen).

Steele dan Pollack (1968) menyatakan bahwa menjadi orang tua merupakan

satu proses yang terdiri dari dua komponen. Komponen pertama bersifat praktis

atau mekanis, melibatkan keterampilan kognitif dan motorik; komponen kedua,

bersifat emosional, melibatkan keterampilan afektif dan kognitif. Kedua komponen

ini penting untuk perkembamgan dan keberadaan bayi.

Keterampilan Kognitif-Motorik

Komponen pertama dalam proses menjadi orang tua melibatkan aktivitas

perawatan anak, seperti memberi makan, menggendong, mengenakan pakaian,

dan membersihkan bayi, menjaganya dari bahaya, dan memungkinkannya untuk

Page 17: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

bisa bergerak Steele dan Pollack (1968) kemampuan orang tua dalam hal ini

dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dan budayanya.

Keterampilan Kognitif-Afektif

Komponen psikologis dalam menjadi orang tua, sifat keibuan atau

kebapakan tampaknya berakar dari pengalaman orang tua di masa kecil saat

mengalami dan menerima kasih sayang dari ibunya. Keterampilan kognitif-afektif

menjadi orang tua ini meliputi sikap yang lembut, waspada dan memberi perhatian

terhadap kebutuhan dan keinginan anak. Suatu hubungan orang tua anak yang

positif ialah saling memberi satu sama lain.

Konsep Ericson (1959, 1964) tentang dasar kepercayaan juga hampir

sama. Ia mengatakan bahwa perkembangan rasa percaya ini akan menentukan

respon baik selama hidupnya. Untuk orang yang mengalami hubungan orang tua

anak yang positif cenderung lebih mudah bersosialisasi dan terbuka serta mampu

meminta bantuan dan menerima bantuan dari orang lain.

Perkenalan, ikatan dan kasih sayang dalam menjadi orang tua

Proses ini sering disebut attachment (kasih sayang) atau bonding (ikatan),

istilah yang sering tertukar pemakaiannya walaupun sebenarnya memiliki definisi

yang berbeda. Bonding, didefinisikan brazelton (1978) sebagai sesuatu ketertarikan

mutual pertama antar individu. Attachment terjadi pada periode kritis seperti pada

kelahiran atau adopsi. Proses kasih sayang dijelaskan sebagai sesuatu yang linear,

dimulai saat ibu hamil, semakin menguat pada awal periode pascapartum dan

begitu terbentuk akan menjadi konstan dan konsisten.

Mercer (1982) menulis lima prakondisi yang mempengaruhi ikatan sebagai

berikut:

Kesehatan emosional orang tua (termasuk kemampuan untuk mempercaya

orang lain).

Sistem dukungan sosial meliputi pasangan hidup, teman dan keluarga.

Suatu tingkat keterampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan

yang kompeten.

Kedekatan orang tua dengan bayi.

Kecocokan orang tua bayi (termasuk keadaan, temperamen dan jenis kelamin

bayi).

Menurut Stainton (1983); ikatan ialah pertukaran perasaan karena adanya

ketertarikan, respon, dan kepuasan dan intensitasnya bisa berubah bila kadar

berubah seiring berjalan waktu. Ikatan berkembang dan dipertahankan oleh

kedekatan dan interaksi.

Page 18: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Mercer (1982) mencatat bahwa ikatan dipermudah oleh adanya umpan

balik positif: umpan balik positif meliputi respon sosial, respon verbal dan bukan

verbal, baik yang sejati atau bukan, yang menunjukkan penerimaan satu sama lain.

Bayi menunjukkan perilaku penanda (signaling behaviour) seperti

menangis, tersenyum dan mengeluarkan suara yang menginisiasikan kontak dan

membuat ibu mendekati anaknya. Perilaku ini kemudian diikuti oleh perilaku

eksekutif, seperti rooting, menggengam dan penyesuaian postur untuk

mempertahankan kontak. Bagian penting dari ikatan ialah perkenalan (Klaus,

1982). Orang tua melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan

mengekplorasi segera setelah mereka mengenai bayinya.

Komunikasi Orang tua-Anak

Ikatan diperkuat melalui penggunaan respon sensual atau kemampuan

oleh kedua pasangan dalam melakukan interaksi orang tua-anak. Respon dan

kemampuan yang dipakai dalam komunikasi antara orang tua dan anak meliputi hal

berikut:

Sentuhan

Sentuhan atau indera peraba dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan

pengaruh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir. Banyak ibu

yang ingin segera meraih anaknya saat ia baru dilahirkan dan tali pusar dipotong.

Mereka mengangkat bayi ke dada, merangkulnya ke dalam pelukan, dan

mengayun-ngayunnya. Gerakan-gerakan lembut dipakai untuk menenangkan bayi.

Ibu menepuk atau mengusap lembut bayi mereka di punggung setelah

menyusuinya. Bayi menepuk dada ibunya sewaktu menyusu. Orang tua dan bayi

tampaknya senang dan saling menikmati kehangatan tubuh masing-masing.

Kontak Mata

Kesenangan untuk melakukan kontak mata diperlihatkan berulang-ulang

orang tua menghabiskan waktu yang lama untuk membuka mata dan melihat

mereka. En face (bertatap muka) ialah suatu posisi dimana kedua wajah terpisah

kira-kira 20 cm pada bidang pandang yang sama.

Suara

Orang tua menunggu tangisan pertama bayi dengan tegang. Saat suara

yamg membuat mereka yakin bayinya dalam keadaan sehat terdengar, mereka

mulai melakukan tindakan untuk menghibur.

Aroma

Ibu berkomentar terhadap aroma bayi mereka ketika baru lahir dan

megetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (porter, 1983). Bayi belajar

dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainton, 1985).

Page 19: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Entraiment

Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang

dewasa (Condon, 1974). Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala,

menendang-nendangkan kaki. Hal ini berarti bayi telah mengembangkan irama

muncul akibat kebiasaan jauh sebelum ia mampu berkomunikasi dengan kata-kata.

Entraimen terjadi saat anak-anak berbicara. Irama ini juga berfungsi memberi

umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi

efektif yang positif.

Bioritme

Setelah lahir bayi yang menangis dapat ditenangkan dengan dipeluk dalam

posisi sedemikian sehingga ia dapat mendengar denyut jantung ibunya atau

mendengar suara denyut jantung yang direkam. Orang tua dapat membantu proses

ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu

saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.

Kontak dini

Keuntungan fisiologis kontak dini antara ibu dan bayi telah

didokumentasikan (klaus, 1982). Pada ibu, kadar oksitosin meningkat; pada bayi

refleks mengisap dialakukan dini. Kontak dekat yang dini bisa mempercepat proses

ikatan antara oang tua dan anak.

Kontak secara luas

Salah satu metode perawatan yang berpusat ialah memberi fasilitas rungan

bagi perawatan ibu dan bayi. Ayah dianjurkan mengunjungi dan berpartisipasi dalm

perawatan bayi. Saudara kandung dan kakek-nenek juga dianjurkan melakukan

kunjungan dan mengenali bayi. Perawatan ibu-bayi merupakan bentuk lain

perawatan ibu yang diberikan oleh perawatan yang mendukung kesatuan keluarga.

Orang tua lebih memiliki rasa percaya diri dalam merawat dan ikatan maternal

serta peran maternal ditingkatkan (NAAGOC, 1989).

Peran Orangtua Setelah Bayi Lahir

Selama masa pascapartum, tugas dan tanggung jawab baru muncul dan

kebiasaan lama perlu diubah atau ditambah dengan yang baru. Ibu dan ayah

memberi respons terhadap terhadap peran orang tua melalui suau perjalanan

waktu yang bisa diduga sebelumnya. Periode waktu berkonsolidasi ini meliputi

peran bernegosiasi juga meliputi stabilisasi tugas-tugas seiring upaya untuk

menetapkan komitmen.

C. RAWAT GABUNG

Page 20: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Bayi dan ibu yang dapat dirawat gabung harus memenuhi syarat atau

kriteria sebagai berikut :

1. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.

2. Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup

sehat, refleks mengisap baik, tidak ada tanda infeksi dan sebagainya.

3. Bayi yang lahir dengan sectio cesarea dengan anestesia umum, rawat gabung

dilakukan segera setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk),

misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai. Bayi tetap disusukan meskipun

mungkin ibu masih mendapat infus.

4. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai Apgar minimal).

5. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.

6. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih.

7. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.

8. Bayi dan ibu sehat.

Bagi Ibu, perawatan rooming in akan memperkecil resiko mengalami depresi pasca

melahirkan, karena ibu merasakan daya tarik tersendiri terhadap bayinya dan

membuat rasa sayang kepadanya. Perawatan rooming in sangat memungkinkan

sepanjang bayi tidak ada gangguan pernapasan, bisa mengisap dan menelan

dengan baik, atau berat badannya di atas 2000-2500 gram. Bahkan bayi di dalam

inkubator tetap bisa rawat gabung bersama ibunya.

PENGERTIAN

Rawat gabung adalah suatu system perawatan ibu dan anak bersama-sama pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat ibu dapat menyusui anaknya.

Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya.

Ada dua jenis rawat gabung :

a. RG kontinu : bayi tetap berada disamping ibu selama 24 jam

b. RG parsial : ibu dan bayi bersama - sama hanya dalam beberapa jam seharinya. Misalnya pagi bersama ibu sementara malam hari dirawat di kamar bayi.

Rawat gabung parsial saat ini tidak dibenarkan dan tidak dipakai lagi.

TUJUAN RAWAT GABUNG

Page 21: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

a. Memberikan bantuan emosional

1). Ibu dapat memberikan kasi sayang sepenuhnya kepada bayi

2).Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengalaman dalam merawat bayi

b. Penggunaan ASI

1). Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/ASI

2). Produksi ASI akan makin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin

c. Pencegahan infeksi

mencegah terjadinya infeksi silang

d. Pendidikan kesehatan

Dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu

e. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi

MANFAAT RAWAT GABUNG

a. Bagi ibu

1). Aspek psikologi

Antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) dan lebih akrab akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi Dapat memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayinya Memberikan rasa percaya kepada ibu untuk merawat bayinya. Ibu dapat memberikan ASI kapan saja bayi membutuhkan, sehingga akan memberikan rasa kepuasan pada ibu bahwa ia dapat berfungsi dengan baik sebagaimana seorang ibu memenuhi kebituhan nutrisi bagi bayinya. Ibu juga akan merasa sangat dibutuhkan oleh bayinya dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Hal ini akan memperlancar produksi ASI.

2). Aspek fisik

Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena dengan menyusui akan terjadi kontraksi rahim yang baik Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga dapat mempercepat mobilisasi

b. Bagi bayi

1). Aspek psikologi

Page 22: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Sentuhan badan antara ibu dan bayi akan berpengaruh terhadap perkembangan pskologi bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, dan ini merupakan dasar bagi terbentuknya rasa percaya pada diri anak

2). Aspek fisik

Bayi segera mendapatkan colostrum atau ASI jolong yang dapat memberikan kekebalan/antibodi Bayi segera mendapatkan makanan sesuai pertumbuhannya Kemungkinan terjadi infeksi nosokomial kecil Bahaya aspirasi akibat susu botol dapat berkurang Penyakit sariawan pada bayi dapat dihindari/dikurangi Alergi terhadap susu buatan berkurang

c. Bagi keluarga

1). Aspek psikologi

Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan support pada ibu untuk memberikan ASI pada bayi

2). Aspek ekonomi

Lama perawatan lebih pendek karena ibu cepat pulih kembali dan bayi tidak menjadi sakit sehingga biaya perawatan sedikit.

d. Bagi petugas

1). Aspek psikologi

Bayi jarang menangis sehingga petugas di ruang perawatan tenang dan dapat melakukan pekerjaan lainnya.

2). Aspek fisik

Pekerjaan petugas akan berkurang karena sebagian besar tugasnya diambil oleh ibu dan tidak perlu repot menyediakan dan memberikan susu buatan

PELAKSANAAN

a. Di poliklinik kebidanan

Penyuluhan tentang ASI Memutar film Mlayani konsultasi masalah ibu dan anak

b. Kamar persiapan

Page 23: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Jika rumah sakit telah berfungsi sebagai RS sayang ibu, maka hampir semua ibu yang masuk kamar bersalin sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi sejak mereka berada di poliklinik. Kamar ini dipersiapkan bagi ibu yang tidak pernah melakukan ANC di RS dimana ia akan bersalin. Di dalam ruangan persiapan diperlukan gambar, poster, brosur dsb untuk membantu memberikan konseling ASI. Di ruangan ini tidak boleh terdapat botol susu, dot atau kempengan apalagi iklan susu formula yang semuanya akan mengganggu keberhasilan ibu menyusui.

c. Kamar Persalinan

Di ruangan ini dapat dipasang gambar, poster tentang menyusui yang baik dan benar. Serta menyusui segera setelah lahir. Dalam waktu 30 menit setelah lahir bayi segera disusukan. Rangsangan pada puting susu akan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin untuk segera memproduksi ASI

d. Kamar perawatan

Bayi diletakkan dekat dengan ibunya Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan yang tidak normal Ibu dibantu untuk dapat menyusui dengan baik dan cara merawat payudara Mencatat keadaan bayi sehari-hari KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan payudara, cara memandikan bayi, immunisasi dan penanggulangan diare Jika bayi sakit pindahkan ke ruang khusus

SASARAN DAN SYARAT

a. Bayi lahir dengan spontan , baik presentasi kepala atau bokong

b. Jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek hisap baik, tidak ada tanda-tanda infeksi dsb

c. Bayi yang lahir dengan Sectio Cesarea dengan anestesi umum, RG dilakukan segera stelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk)misalnya 4-6 jam setelah operasi.

d. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai apgar minimal 7)

e. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih

f. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih

g. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum

h. Bayi dan ibu sehat

KONTRA INDIKASI

Rawat gabung tidak dianjurkan pada keadaan :

Page 24: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

a. Ibu

Penyakit jantung derajat III Pasca eklamsi Penyakit infeksi akut, TBC Hepatitis, terinfeksi HIV, sitimegalovirus, herpes simplek Karsinoma payudara

b. Bayi

Bayi kejang Sakit berat pada jantung Bayi yang memerlukan pengawasan intensif Catat bawaan sehingga tidak mampu menyusu

PERSYRARATAN RAWAT GABUNG YANG IDEAL

a. Bayi

Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu Bagi yang memerlukan tersedia rak bayi Ukuran tempat tidur anak 40 x 60 cm

b. Ibu

Ukuran tempat tidur 90 x 200 cm Tinggi 90 cm

c. Ruang

Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih memerlukan perawatan)

d. Sarana

Lemari pakaian Tempat mandi bayi dan perlengkapannya Tempat cuci tangan ibu Setiap kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri Ada sarana penghubung Petunjuk/sarana perawatan payudara, bayi dan nifas, pemberian makanan pada bayi dengan bahasa yang sederhana Perlengkapan perawatan bayi

e. Petugas

Rasio petugas dengan pasien 1 : 6 Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan RG

MODEL PENGATURAN RUANGAN RAWAT GABUNG

a. satu kamar dengan satu ibu dan anaknya

Page 25: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

b. empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar dengan bayi pada kamar yang lain bersebelahan dan bayi dapat diambil tanpa ibu harus meninggalkan tempat tidurnya

c. beberapa ibu dalam 1 kamar dan bayi dipisahkan dalam 1 ruangan kaca yang kedap udara

d. model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur yang sama

e. bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu

KEUNTUNGAN & KERUGIAN

a. Keuntungan

Menggalakkan penggunaan ASI Kontak emosi ibu dan bayi lebih dini dan lebih erat Ibu segera dapat melaporkan keadaan-keadaanbayi yang aneh Ibu dapat belajar merawat bayi Mengurangi ketergantungan ibu pada bidan Membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar dalam merawat bayi Berkurangnya infeksi silang Mengurangi beban perawatan terutama dalam pengawasan

b. Kerugian

Ibu kurang istirahat Dapat terjadi kesalahan dalam pemberian makanan karena oengaruh orang lain Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung Pada pelaksanaan ada hambatan tekhnis/fasilitas

IV. MANAJEMEN LAKTASISelama kehamilan, hormon estrogen dan progesteron menginduksi

(membangkitkan) perkembangan alveolus dan duktus laktiferus didalam mamae

(payudara), sehingga menstimulasi (merangsang) produksi kolostrum. Sesudah bayi

dilahirkan, disusul kemudian terjadinya peristiwa penurunan kadar hormon

estrogen. Penurunan kadar estrogen ini mendorong naiknya hormon

prolaktinsehingga mendorong produksi ASI.

Sekresi ASI berada dibawah pengaruh atau dikendalikan oleh neuro

endokrin. Ketika bayi menghisap puting susu menyebabkan timbulnya rangsangan

yang menyebabkan terjadinya produksi oksitosin. Oksitosin merangsang terjadinya

kontraksi sel-sel mioepitel 

Kolostrum Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh

kelenjarpayudara dari hari pertama sampai hari ketiga. Merupakan cairan kental

Page 26: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

yang berwarna kekuning-kuningan., Lebih banyak mengandung protein dan mineral

dibandingkandengan ASI matur, Lebih banyak mengandung antibodi., Kadar

karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan denganASI matur., Total energi 58

Kal/100 ml kolostrum., Volume ± 150-300 ml/24 jam

Teknik Menyusui Yang   Benar

1. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan:

Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas

tidak menumpuk.

2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan

isapan bayi.

3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan

operasi.

Posisi dan Perlekatan Menyusui

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong

biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)

Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)

Page 27: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi

sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan  posisi kaki diatas. Menyusui

bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan,

dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan

diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi

tidak tersedak.

Langkah-Langkah Menyusui yang Benar

Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar

putting, duduk dan berbaring dengan santai

Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi,

jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi

ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan

badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu

sampai mulut bayi terbuka lebar.

Gambar 12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)

Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi

terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu

dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi

membuka lebar.

Page 28: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Gambar 13. Perlekatan salah (Perinasia, 2004)

Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu

menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI

selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah

menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :

Bayi tampak tenang.

Badan bayi menempel pada perut ibu.

Mulut bayi terbuka lebar.

Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.

Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang

masuk.

Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

Puting susu tidak terasa nyeri.

Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

Kepala bayi agak menengadah.

Lama dan Frekuensi Menyusui

Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui

bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan

sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan

karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau

ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan

satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam

waktu 2 jam. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan

bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan

menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah

menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam

hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI. Pesankan

kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi

ASI menjadi lebih baik. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang

(BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

Page 29: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

V. PENATALAKSANAAN PADA PERIODE POSTPARTUM

1. Mencegah perdarahan berlebih

Penyebab perdarahan setelah melahirkan yang paling sering ialah atoni

uterus, kegagalan otot rahim untuk berkontraksi dengan kuat. Pada palpasi rahim

teraba lunak.

Mempertahankan tonus rahim

Intervensi utama untuk mempertahankan tonus yang baik ialah

menstimulasi dengan pijatan lembut di bagian fundus rahim sampai rahim teraba

keras. Pijatan pada fundus bisa menyebabkan perdarahan vagina meningkat untuk

sementara. Perdarahan ini terlihat sebagai bekuan darah yang keluar dari rahim.

Bekuan darah ini bisa didorong keluar. Pemberian pengajaran kepada pasien sangat

penting untuk mempertahankan tonus rahim.

Pijatan fundus bisa merupakan prosedur yang membuat pasien tidak nyaman.

Pemahaman tentang penyebab dan bahaya atoni rahim dan tujuan pemijatan

fundus dapat membuat ibu lebih bersedia untuk bekerjasama. Mengajarkan ibu

melakukan pijatan fundus sendiri membuatnya mampu mempertahankan kendali

dan megurangi rasa cemas. Rahim bisa tetap lunak walaupun sudah dipijat dan

bekuan sudah dikeluarkan. Apabila hal ini terjadi, sangat penting bagi perawat

untuk tetap bersama pasien dan memberi pertolongan. Dokter jaga harus segera

diberitahu. Intervensi lain yang sangat dapat dilakuakn adalah memberikan cairan

intravena dan obat-obat oksitosik (obat-obat yang meransang kontraksi otot polos

rahim)

Mencegah distensi kandung kemih

Kandung kemih yang penuh membuat rahim terdorong ke atas umbilicus

dan ke salah satu sisi abdomen. Keadaan ini juga mencegah uterus berkontraksi

secara normal. Intervensi perawat difokuskan untuk membantu ibu mengosongkan

kandung kemihnya secara spontan sesegera mungkin. Prioritas pertama ialah

membantu ibu ke kamar kecil atau berkemih di bedpan jika ia tidak mampu

berjalan. Membiarkan ibu mendengar bunyi air mengalir, merendam tangannya di

dalam air hangat, atau memercik air dari botol ke perineumnya bisa meransang

berkemih. Teknik lain dengan membantu ibu mandi atau melakukan sitz bath dan

menganjurkan ibu berkemih atau meletakkan minyak peppermint di dalam bedpan

di bawah ibu. Uap minyak ini dapat merelaksasi meatus urinarius dan membuat ibu

berkemih secara spontan. Apabila tindakan ini tidak berhasil, sebuah kateter steril

dimasukkan untuk mengeluarkan urin.

2. Mencegah infeksi

Page 30: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Salah satu cara penting untuk mencegah infeksi ialah mempertahankan

lingkungan yang bersih. Penutup tempat tidur harus diganti setiap hari, tampon

atau pelapis sekali pakai perlu diganti lebih sering. Pasien diusahakan untuk tidak

berjalan di dalam rumah sakit tanpa menggunakan alas kaki untuk menghindari

kontaminasi tempat tidur. Supervisi penggunaan fasilitas untuk mencegah

kontaminasi silang juga diperlukan. Misalnya, tempat duduk untuk mandi atau

lampu pemanas harus dicuci bersih sebelum digunakan oleh ibu yang lain. Tindakan

pencegahan secara universal harus dilakukan. Anggota staf yang pilek, batuk, dan

memiliki infeksi kulit, misalnya herpes di bibir harus mengikuti protocol RS jika

kontak dengan pasien pascapartum.

Perawatan tempat episiotomi dan setiap laserasi perineum dilakukan dengan

baik mencegah infeksi pada dearah genitourinara dan mempercepat proses

penyembuhan. Ajari ibu membersihkan perineum dari arah depan ke belakang

(uretra ke anus) setelah berkemih atau defekasi. Dibanyak RS, dipakai botol percik

yang diisi air hangat atau larutan betadin untuk membersihkan daerah perineum

setipa kali selesai berkemih. Pasien juga perlu diajari mengganti pelapis

perineumnya dari arah depan ke belakang setiap kali selesai berkemih atau

defekasi dan untuk mencuci tangannya sampai bersih sebelum dan sesudah

melakukan hal tersebut.

3. Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman

Kebanyakan ibu mengalami nyeri segera setelah memasuki masa nifas.

Penyebab umum nyeri meliputi nyeri pasca melahirkan (afterbirth), episiotomy atau

laserasi perineum, hemoroid, dan pembesaran (engorgement) payudara. Penjelasan

ibu tentang jenis dan berat nyeri adalah pedoman terbaik bagi perawat untuk

memilih intervensi yang harus dilakuakn. Untuk memastikan lokasi dan luas

penyebaran nyeri, perawat bisa melakukan inspeksi dan palpasi di daerah nyeri,

memperhatikan kemerahan, pembengkakan, adanya cairan dan panas, dan

observasi posisi tubuh, gerakan, dan ekspresi wajah. Tekanan darah, nadi, dan

pernapasan bisa meningkat sebagai respon terhadap nyeri akut.

Intervensi keperawatan ditujukan untuk mengeliminasi sensasi nyeri secara

keseluruhan atau menguranginya sampai pada tingkat yang dapat diterima ibu.

Intervensi nonfarmakologis

Nyeri postpartum dalah nyeri yang dirasakan seperti kram menstruasi oelh

banyak ibu saat uterus berkontraksi setelah melahirkan. Kompres hangat, distraksi,

membayangkan sesuatu, sentuhan terapeutik, relaksasi dan interaksi dengan bayi

bisa mengurangi nyeri yang ditimbulkan kontraksi rahim.

Intervensi sederhana untuk mengurangi nyeri akibat episiotomy atau laserasi pada

perineum ialah endorong ibu berbaring pada salah satu sisinya dan menggunakan

Page 31: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

bantal saat duduk. Kompres es yang dikemas (ice pack), obat salep (jika diresepkan

dokter), aplikasi panas kering, membersihkan dengan botol percik atau Surgi-Gator,

dan sitz bath.

Rasa tidak nyaman akibat pembesaran payudara bisa dikurangi dengan kompres es

atau panas pada payudara dan menggunakan bra yang menopang payudara

dengan baik.

Intervensi farmakologis

Kebanyakan dokter secara rutin memprogramkan pemberian obat analgetik,

jika diperlukan, termasuk obat narkotik dan bukan narkotik sekaligus dosis dan

waktu penggunaannya. Upaya patient controlled analgesia (PCA) dan pemberian

infus analgesic epidural secara kontiniu adalah dua teknologi baru yang sering

digunakan. Apabila akan member analgesic, perawat harus melakukan pengkajian

klinis tentang jeis, dosis, dan frekuensi pemberian obat yang diprogramkan. Ibu

harus diberitahu tentang analgesic yang diberikan dan efek samping yang sering

timbul.

Apabila nyeri pada tingkat tertentu tidak juga dicapai dalam waktu satu jam

dan pada pemeriksaan awal tidak ada suatu perubahan, perawat mugkin perlu

menghubungi dokter untuk memperoleh obat penurun nyeri tambahan atau untuk

memperoleh petunjuk lebih lanjut. Nyeri yang tidak hilang akan menimbulkan

keletihan, kecemasan, dan persepsi nyeri semkain memburuk. Keadaan ini juga

menunjukkan adanya masalah sebelumnya yang tidak diobati atau tidak diketahui.

Pemeriksaan dan pengobatan lebih lanut perlu dilakukan untuk menentukan

penyebab nyeri dan upaya penanganan.

4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan

Pendidikan untuk Ibu menyusui harus:

Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari

Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali

menyusui)

Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40

hari pasca bersalin

Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada

bayinya melalui ASInya.

5. Pemenuhan kebutuhan ambulasi

Ambulasi dini terbukti bermanfaat untuk mengurangi insiden tromboembolisme

dan mempercepat pemulihan kekuatan ibu. Tirah baring tidak diperlukan oleh ibu

yang mendapat anestesi umum, anestesi epidural atau spinal, atau mendapat

anestesi local, seperti blok pudendal. Ibu dapat bergerak bebas setelah pengaruh

Page 32: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

anestesi hilang, kecuali bila ia diberi analgetik. Setelah periode istirahat vital

pertama berakhir, ibu didorong untuk sering berjalan-jalan.

6. Pemenuhan kebutuhan eliminasi

Setelah melahitkan, ibu harus berkemih dengan spontan dalam 6 samai 8 jam

post partum, kalau dalam 8 jam post partum belum dapat kencing atau sekali

kencing belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi akan tetapi, bila

kandungan kencing penuh, tidak usah menunggu sampai 8 jam untuk kateterisasi.

Urin yang dikeluarkan dari beberapa perkemihan pertama harus diukur untuk

mengetahui apakah pengosongan kandung kemih adekuat. Diharapkan setipa kali

berkemih, urine yang keluar adalah 150 ml. Beberapa wanita mengalami kesulitan

untuk mengosongkan kandung kemihnya.

Sebab-sebab retensi urin post partum antara lain:

Tekanan intra abdominal berkurang

Otot-otot perut masih lemas

Edema dari uretra

Dinding kandung kencing kurang sensitif

7. Pemenuhan kebutuhan seksual

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti

dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.

Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk

memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa

waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.

Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.

8. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur

Kegembiraan yang dialami setelah melahirkan seorang bayi bisa membuat ibu sulit

beristirahaat. Ibu baru seringkali cemas akan kemampuannya dalam merawat

bayinya atau seering merasa nyeri. Hal ini bisa membuatnya sukar tidur. Ada hari-

hari selanjutnya tuntutan dari bayi, pengaruh lingkungan, dan rutinitas di rumah

sakit juga akan mengganggu pola tidur ibu tersebut. Intervensi harus direncanakan

untuk memenuhi kebutuhan ibu akan tidur dan istirahat. Menggosok-gosok

punggung, tindakan lain yang memmberi kenikmatan, dan pemberian obat tdur

mugkin diperlukan selama beberapa malam pertama. Rutinitas rumah sakit dan

perawat bisa juga disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan individu. Selain itu,

perawat dapat membantu keluarga ini membatasi pengunjung dan memberi kursi

yang nyaman atau tempat tidur untuk pasangan.

Page 33: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

VI. NILAI BUDAYA

Nilai budaya yang di anut oleh masyarakat tentunya akan memengaruhi

masa postpartum berikut beberapa mitos yang berkembang di masyarakat :

Tetap diam di tempat tidur

Ternyata dengan membiarkan badan ibu nifas bergerak tanpa harus berlama-lama

di tempat tidur, membuat ibu nifas merasa lebih cepat sehat. Sekarang sudah tidak

dianggap perlu lagi menahan ibu pasca melahirkan terlentang di tempat tidurnya

selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu sudah diperbolehkan bangun dari tempat

tidur bahkan sampai 6 jam setelah melahirkan untuk buang air kecil sendiri.

Menurut penelitian-penelitian, early ambulation tidak mempunyai pengaruh yang

buruk. Tidak menyebabkan pendarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi

penyembuhan luka episiotomi atau luka di perut, tidak memperbesar kemungkinan

prolaps atau retroflexio. Early ambulation tentu tidak dibenarkan pada penderita

dengan penyulit.

Tentang pemakaian gurita atau stagen, yang khawatir rahim melorot ke bawah

kalau tidak di ikat. Pemakaiannya walau sebentar, banyak yang menganggap

kesusahan dan tidak nyaman. Selain itu, dari sudut pandang kedokteran juga

dianggap tidak perlu memakainya. Gurita atau stagen itu hanya perlu pada

penderita yang perutnya sangat longgar, yang tekanan intra abdominalnya sangat

menurun setelah persalinan. Misalnya pada hydramnion, kehamilan kembar dan

vitium cordis (gangguan jantung dalam kehamilan).

VII. DISCHARGE PLANNING

Rencana Pemulangan (RP) merupakan bagian pelayanan perawatan, yang

bertujuan untuk memandirikan klien dan mempersiapkan orang tua untuk

memenuhi kebutuhan fisik dan emosional bayi bila pulang.Waktu yang terbaik

untuk memulai rencana pulang adalah hari pertama masuk rumah sakit. Klien

belum dapat dipulangkan sampai dia mampu melakukan apa yang diharapkan

darinya ketika di rumah. Oleh karena itu Rencana Pemulangan harus didasarkan

pada :

Kemampuan klien untuk melakukan aktifitas sehari-hari dan seberapa jauh

tingkat ketergantungan pada orang lain

Ketrampilan, pengetahuan dan adanya anggota keluarga atau teman

Bimbingan perawat yang diperlukan untuk memperbaiki dan mempertahankan

kesehatan, pendidikan, dan pengobatan.

Beberapa hal yang perlu dikemukakan berkenaan dengan proses berencana untuk

memulangkan klien adalah :

Menentukan klien yang memerlukan rencana pulang.

Page 34: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Waktu yang terbaik untuk memulai rencana pulang.

Staf yang terlibat dalam rencana pulang.

Cara yang digunakan dan evaluasi efektifitas dari rencana pulang.

Beberapa karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam membuat Rencana

Pemulangan (RP) adalah :

Berfokus pada klien. Nilai, keinginan dan kebutuhan klien merupakan hal penting

dalam perencanaan. Klien dan keluarga harus berpartisipasi aktif dalam hal ini.

Kebutuhan dasar klien pada waktu pulang harus diidentifikasi pada waktu masuk

dan terus dipantau pada masa perawatan

Kriteria evaluasi menjadi panduan dalam menilai keberhasilan implementasi dan

evaluasi secara periodik.

Rencana pemulangan suatu proses yang melibatkan tim kesehatan dari berbagai

disiplin ilmu.

Klien harus membuat keputusan yang tertulis mengenai rencana pemulangan.

Rencana penyuluhan didasarkan pada :

Kebutuhan belajar orang tua.

Prinsip belajar mengajar.

Mengkaji tingkat pengetahuan dan kesiapan belajar.

- Metode belajar

- Kondisi fisik dan psikologis orang tua

Latar belakang sosial budaya untuk proses belajar mengajar

Tekankan bahwa merawat bayi bukan hanya kewajiban wanita

Cara-cara penyampaian Rencana Pemulangan adalah :

Gunakan bahasa yang sederhana, jelas dan ringkas.

Jelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan suatu perawatan.

Perkuat penjelasan lisan dengan instruksi tertulis

Motivasi klien untuk mengikuti langkah-langkah tersebut dalam melakukan

perawatan dan pengobatan.

Kenali tanda-tanda dan gejala komplikasi yang harus dilaporkan pada tim

kesehatan.

Berikan nama dan nomor telepon yang dapat klien hubungi.

Dasar-dasar rencana penyuluhan :

Cara memandikan bayi dengan air hangat (37 -38 ° celsius)

Membersihkan mata dari dalam ke luar

Membersihkan kepala bayi (bayi masih berpakaian lalu keringkan)

Page 35: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Buka pakaian bayi, beri sabun dan celupkan ke dalam air.

Perawatan tali pusat / umbilikus

Bersihkan dengan alkohol lalu kompres betadin

Tali pusat akan tanggal pada hari 7 – 10

Mengganti popok dan pakaian bayi

Menangis merupakan suatu komunikasi jika bayi tidak nyaman, bosan,

kontak

dengan sesuatu yang baru

Cara-cara mengukur suhu

Memberi minum

Pola eliminasi

Perawatan sirkumsisi

Imunisasi

Tanda-tanda dan gejala penyakit, misalnya :

Letargi ( bayi sulit dibangunkan )

Demam ( suhu > 37 ° celsius)

Muntah (sebagian besar atau seluruh makanan sebanyak 2 x)

Diare ( lebih dari 3 x)

Tidak ada nafsu makan.

Rencana pemulangan ditujukan pada:

IBU (anjuran)

Pernapasan dada

Bentuk tubuh, lumbal,dan fungsi otot-otot panggul

Latihan panggul, evaluasi, gambaran dan ukuran yang menyenangkan

Latihan penguatan otot perut

Posisi nyaman untuk istirahat

Permudahan gerakan badan dari berdiri ke jalan

Tehnik relaksasi

Pencegahan; jangan mengangkat berat, melakukan sit up secara berlebihan.

Instruksi masa nifas adalah :

Bekerja

Ibu seharusnya menghindari kerja berat (misalnya mengangkat / membawa beban)

pada 3 minggu pertama. Perawat dapat membantu mengidentifikasikan pengertian

dari kerja berat. Biasanya dianjurkan tidak bekerja selama 3 minggu ( lebih baik 6

minggu), bukan saja untuk kesehatan tetapi juga untuk mendapatkan kesempatan

lebih dekat dengan bayinya.

Page 36: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Istirahat

Ibu sebaiknya mengusahakan bisa tidur siang dan tidur malam yang cukup.

Mintalah keluarga / suami untuk membantu tugas-tugas rumah tangga.

Kegiatan / aktifitas / latihan

Pada minggu pertama ibu seharusnya memulai latihan berjalan setahap demi

setahap. Pada minggu ke dua, jika lokea normal dapat memulai latihan aktifitas lain

yang akan direncanakan seperti mencuci popok setiap hari walaupun dengan

memakai mesin cuci, naik turun tangga untuk melihat bayinya atau berada setiap

saat disamping bayinya. Ibu seharusnya melanjutkan senam nifas di rumah seperti

halnya sit up dan mengangkat kaki.

Kebersihan

Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan

menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan

perineum dari arah depan ke belakang.

Coitus

Coitus lebih segera setelah lokea menjadi alba dan bila ada episiotomi sudah

membaik / sembuh ( minggu 3 setelah persalinan). Sel-sel vagina mungkin tidak

setebal sebelumnya karena keseimbangan hormon prepregnansi belum kembali

secara lengkap. Gunakan kontrasepsi busa atau jeli akan membantu kenyamanan

dan pengaturan posisi yang bisa mengurangi penekanan atau dispariunia.

Kontrasepsi

Jika ibu menginginkan memakai IUD, dapat dipasang segera setelah persalinan atau

chekup post partum yang pertama. Jenis kontrasepsi yang memakai diafragma

harus pada minggu ke 6 , kontrasepsi oral dimulai antara 2 -3 minggu post partum

sampai kembali pada chekup berikutnya. Konsultasi dalam memilih alat kontrasepsi

harus kepada tenaga kesehatan yang berkopeten untuk mencegah kesalahan

informasi.

BAYI

Pertumbuhan dan perkembangan serta perubahan kebutuhan bayi (seperti

rangsangan, latihan, dan kotak sosial) selalu menjadi tanggung jawab orang tua

dalam memenuhinya dengan mengikuti aturan dan gambaran yang diberikan

selama perencanaan pulang.

Yang perlu diperhatikan adalah :

Temperatur / suhu

Sebab-sebab penurunan suhu tubuh

Catat gejala-gejala yang timbul seperti kelemahan, bersin, batuk dll.

Page 37: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Cara-cara mengurangi / menurunkan suhu tubuh seperti kompres dingin, mencegah

bayi terkena sinar matahari terlalu lama, dan lain-lain

Gunakan lampu penghangat / selimut tambahan

Ukur suhu tubuh

Pernapasan

Perubahan frekwensi dan irama napas

Refleks-refleks seperti; bersin, batuk.

Pencegahan terhadap asap rokok, infeksi orang terkena infeksi saluran napas

Gejala-gejala pnemonia aspirasi

Eliminasi

Perubahan warna dan kosistensi feses

Perubahan warna urin

Keamanan

Mencegah bayi dari trauma seperti; kejatuhan benda tajam (pisau, gunting) yang

mudah dijangkau oleh bayi / balita.

Mencegah benda panas, listrik, dan lainnya

Menjaga keamanan bayi selama perjalanan dengan menggunakan mobil atau

sarana lainnya.

Pengawasan yang ketat terhadap bayi oleh saudara - saudaranya.

VIII. HOME VISIT

Definisi

Home Visit adalah salah satu tehnik pengumpul data dengan jalan

mengunjungi klien untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi dan

untuk melengkapi data klien yang sudah ada yang diperoleh dengan tehnik lain

(WS.Winkel, 1995).

Alasan Penggunaan Home Visit

Untuk melengkapi pengalaman membimbing tentang seseorang perlu

mengetahui kehidupan keluarga di mana anak itu tinggal dan banyak melakukan

kegiatan sesudah pulang sekolah.

Tidak sedikit masalah yang timbul berasal dari rumah.

Tujuan Home Visit.

Membangun hubungan antara lembaga masyarakat.

Mengumpulkan data yang berharga tentang latar belakang kehidupan anak dan

keluarganya, mengumpulkan data dapat berarti mendapat data baru atau

mengecek betul tidaknya data yang diperoleh melalui metode lain.

Page 38: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Lebih mengenal lingkungan, bila informasi yang dibutuhkan tidak dapat

diperoleh melalui angket dan wawancara informasi.

Untuk membicarakan kasus memerlukan kerjasama dengan orang tua.

Langkah-langkah Home Visit

Persiapan

Menentukan tujuan

Menentukan waktu pelaksanaan

Mengirim surat pemberitahuan kepada orang tua

Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, misalnya daftar pertanyaan

dan pedoman observasi.

Pelaksanaan

Perkenalan, dimaksudkan untuk mengadakan kontak yang baik agar konsep orang

tua tidak bersifat defensif / mempertahankan diri. Untuk menciptakan hubungan

baik, konselor harus bersikap sopan dan sabar, menjelaskan maksud dan tujuan

home visit. Dengan demikian diharapkan orang tua akan bersikap terbuka.

Mengadakan observasi seperlunya.

Mengadakan wawancara yang sesungguhnya dan secukupnya.

Penutup.

Mengakhiri home visit dan minta diri. Akhirilah home visit pada waktu yang tepat,

dengan melihat kemungkinan terjadinya kebosanan dan memeprtimbangkan

waktu.

Pembuatan laporan.

Dalam menyusun laporan home visit hendaknya dibuat juga kesimpulan

(sementara).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Home Visit.

Mengadakan persiapan mental sebelumnya mengenai informasi apa yang ingin

diperoleh.

Konselor perlu bersikap wajar, sopan dan menghargai dan ada kesediaan untuk

menolong untuk menghindari memberikan kesan seolah-olah diadakan

pemeriksaan atau penggeledahan.

Membuat catatan seperlunya, sesuai dengan tujuan.

Hindari wawancara sepihak.

Pada ibu biasanya banyak tersimpan data.

Sebelum mengadakan home visit, sebaiknya pembimbing mempelajari data

keluarga.

Mencari data sejauh yang memungkinkan.

Pendekatan dapat dilakukan dari segi positif atau kekuatan dari keluarga anak.

Page 39: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Hasil dari home visit dipergunakan dalam rangka menolong

Sesudah kembali dari kunjungan rumah, pembimbing membuat laporan singkat

tentang informasi yang diperoleh dengan membedakan antara fakta dan data

dengan kesan pribadi yang merupakan interpretasi terhadap informasi. Laporan itu

disimpan sendiri dan tembusan dilampirkan pada kartu pribadi yang bersangkutan

IX. ASKEP

PENGKAJIAN POST PARTUM

I. BIODATA KLIEN

Biodata klien berisi tentang :

Nama : Ny.A

Umur : 20 Tahun

Pendidikan : -

Pekerjaan : -

Suku : -

Agama : -

Alamat : -

No. Medical Record : -

I. Identitas Penanggungjawab

Nama Suami : -

Umur : -

Pendidikan : -

Pekerjaan : -

Suku : -

Agama : -

Alamat,Tanggal Pengkajian : -

II. KELUHAN UTAMA :

Klien mengeluh nyeri pada perineum, klien merasa takut jahitannya akan terbuka

ketika mau berkemih.

III. RIWAYAT HAID : -

(Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi,

siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus.)

IV. RIWAYAT PERKAWINAN :-

(Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa? Apakah perkawinan sah

atau tidak, atau tidak direstui orang tua?)

V. RIWAYAT OBSTETRI

1. Riwayat kehamilan : P1

Page 40: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

(Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium : USG, Darah, Urine,

keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya

mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh).

2. Riwayat persalinan : 0

Data yang harus dilengkapi :

Riwayat persalinan lalu :

Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah abortus, umur kehamilan saat bersalin,

jenis persalinan, penolong persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini.

Riwayat nifas pada persalinan lalu :

Pernah mengalami demam, keadaan lochia, kondisi perdarahan selama nifas,

tingkat aktifitas setelah melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri pada

payudara, kesulitan eliminasi, keberhasilan pemberian ASI, respon dan support

keluarga.

Riwayat persalinan saat ini :

Kapan mulai timbulnya his, pembukaan, bloody show, kondisi ketuban, lama

persalinan, dengan episiotomi atau tidak, kondisi perineum dan jaringan sekitar

vagina, dilakukan anastesi atau tidak, panjang tali pusat, lama pengeluaran

placenta, kelengkapan placenta, jumlah perdarahan.

Riwayat New Born :

apakah bayi lahir spontan atau dengan induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat

lahir (langsung menangis atau tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai APGAR

skor, Jenis kelamin Bayi, BB, panjang badan, kelainan kongnital, apakah dilakukan

bonding attatchment secara dini dengan ibunya, apakah langsung diberikan ASI

atau susu formula.

VI. RIWAYAT KB & PERENCANAAN KELUARGA : -

Data yang harus dilengkapi :

Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi

yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana

penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.

VII. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : -

Data yang harus dilengkapi :

Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang

dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut diderita sampai

saat ini atau kambuh berulang-ulang?

VIII. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-KULTURAL :

Page 41: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Data yang harus dilengkapi :

Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang melahirkan,

apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalm.

Pola koping, hubungan dengan suami, hubungan dengan bayi, hubungan dengan

anggota keluarga lain, dukungan social dan pola komunikasi termasuk potensi

keluarga untuk memberikan perawatan kepada klien.

Adakah masalah perkawinan, ketidak mampuan merawat bayi baru lahir, krisis

keluarga.

Blues : Perasaan sedih, kelelahan, kecemasan, bingung dan mudah menangis.

Depresi : Konsentrasi, minat, perasaan kesepian, ketidakamanan, berpikir obsesif,

rendahnya emosi yang positif, perasaan tidak berguna, kecemasan yang berlebihan

pada dirinya atau bayinya, sering cemas saat hamil, bayi rewel, perkawinan yang

tidak bahagia, suasana hati yang tidak bahagia, kehilangan kontrol, perasaan

bersalah, merenungkan tentang kematian, kesedihan yang berlebihan, kehilangan

nafsu makan, insomnia, sulit

Kultur yang dianut termasuk kegiatan ritual yang berhubungan dengan budaya

pada perawatan post partum, makanan atau minuman, menyendiri bila menyusui,

pola seksual, kepercayaan dan keyakinan, harapan dan cita-cita.

IX. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA : -

Data yang harus dilengkapi :

Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara

genetic, menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah diderita

oleh keluarga.

X. PROFIL KELUARGA : -

(Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat, sibling, type rumah,

community seeting, penghasilan keluarga, hubungan social dan keterlibatan dalam

kegiatan masyarakat.)

XI. KEBIASAAN SEHARI-HARI : -

Data yang harus dilengkapi :

Pola nutrisi :

pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (Kalori, protein,

vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu makan,

pola minum, jumlah, freguensi,.

Pola istirahat dan tidur :

Page 42: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat,

penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap, apakah mudah

terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum).

Pola eliminasi :

Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya

infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau

tidak atau retensi urine karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan

saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum,

kebiasaan penggunaan toilet.

Personal Hygiene :

Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan

genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan wajah

Aktifitas :

Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat

diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui.

Rekreasi dan hiburan :

Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks.

SEXUAL :-

Data yang harus dilengkapi :

Pengetahuan pasangan kapan dimulai hubungan intercourse pasca partum

(dapat dilakukan setelah luka episiotomy membaik dan lochia terhenti, biasanya

pada akhir minggu ke 3). Bagaimana cara memulai hubungan seksual berdasarkan

pengalamannya, nilai yang dianut, fantasi dan emosi, apakah dimulai dengan

bercumbu, berciuman, ketawa, gestures, mannerism, dress, suara.

Pada saat hubungan seks apakah menggunakan lubrikasi untuk kenyamanan.

Posisi saat koitus, kedalaman penetrasi penis. Perasaan ibu saat menyusui

apakah memberikan kepuasan seksual.

Faktor-faktor pengganggu ekspresi seksual :

bayi menangis, perubahan mood ibu, gangguan tidur, frustasi yang disebabkan

penurunan libido.

XII. KONSEP DIRI :-

Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi ibu

tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama kehamilan, perasaan

klien bila mengalami opresi SC karena CPD atau karena bentuk tubuh yang pendek.

XIII. PERAN

Page 43: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan tugas-tugas

perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus,

perubahan fungsi blass dan bowel.

Pengetahan tentang keadaan umum bayi, tanda vital bayi, perubahan

karakteristik faces bayi, kebutuhan emosional dan kenyamanan, kebutuhan

minum, perubahan kulit.

Ketrampilan melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi dan personal hyhiene,

payu dara) dan kemampuan melakukan perawatan bayi (perawatan tali pusat,

menyusui, memandikan dan mengganti baju/popok bayi, membina hubungan tali

kasih, cara memfasilitasi hubungan bayi dengan ayah, dengan sibling dan

kakak/nenek).

Keamanan bayi saat tidur, diperjalanan, mengeluarkan secret dan perawatan

saat tersedak atau mengalami gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan jadwal

imunisasi.

XIV. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik

BB : 65kg

TB : 156cm

LLA :

Tanda Vital :

Kepala :

Mata :

Kesimetrisan :

Sklera :

Konjungtiva : -

Hidung

Lubang hidung : Ada dan kedua lubang hidung simetris( pada kasus

tidak terkaji)

Cuping hidung : Ada/tdk( pada kasus tidak terkaji)

Mulut dan Lidah

Palatum : Normal/tdk(tidak terkaji)

Warna palatum : Merah muda/tdk(tidak terkaji)

Warna lidah : Merah muda (tidak terkaji)

Telinga

Kesimetrisan : Simetris antara kiri dan kanan(tidak terkaji)

Warna : Sama dengan kulit wajah(tidak terkaji)

Daun telinga : ada (tidak terkaji)

Page 44: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Lekuk telinga : ada (tidak terkaji)

Cairan yang keluar : ada /tidak ada lesi(tidak terkaji)

Leher

Kelenjar Thyroid : ada/Tidak ada pembesaran(tidak terkaji)

JVP : ada/Tidak ada peninggian(tidak terkaji)

KGB : ada/Tidak ada pembesaran(tidak terkaji)

Dada

DJA : -

Gerakan :

Mamae : Pembesaran, simetris, hiperpigmentasi, warna kulit,

keadaan areola dan puting susu, stimulation nipple erexi. Kepenuhan atau

pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum. Perabaan

pembesaran kelenjar getah bening diketiak.

Abdomen (kontraksi uterus, mengukur diastasis rektus abdominus, involusio

uteri, distensi kandung kemih, after pains, observasi luka post SC.

Anogenital :

Keadaan luka episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage.

Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr

serosa, > 10 hr alba

Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,

kekuatan otot.

XV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g%

dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.

Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.

XVI. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat ruptur

perineum ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada perineum, terdapat

jahitan, dan ruptur perineum grade 2.

2. Gangguan eliminasi: retensi urin berhubungan dengan trauma jalan lahir atau

jaringan akibat luka episiotomi yang ditandai dengan klien merasa takut

jahitannya akan terbuka (lepas) jika mau berkemih, sampai saat ini setelah 4

jam melahirkan klien belum berani berkemih, terdapat jahitan, ruptur perineum

grade 2.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka pada perineum.

Page 45: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa

Keperawata

n

Tujuan Intervensi

Keperawatan

Rasional

1. Nyeri

berhubungan

dengan

terputusnya

kontinuitas

jaringan

akibat ruptur

perineum

ditandai

dengan:

DS:

Klien

mengeluh

nyeri pada

perineum,

DO:

Terdapat

jahitan, dan

ruptur

perineum

grade 2.

Setelah dilakukan

asuhan

keperawatan

dalam …x 24 jam,

nyeri berkurang

sampai dengan

hilang 

dengan kriteria

hasil:

Klien tidak

mengeluh nyeri,

Ekspresi wajah

cerah,

Tanda vital dalam

batas normal.

T: 110-

120/80mmHg

N: 80 x /menit

RR : 20x/menit

S  : 36 – 37 oC

Observasi tingkat,

lokasi dan sifat

nyeri.

Observasi tanda-

tanda vital.

Observasi keadaan

luka perineum.

Anjurkan untuk

duduk dengan otot

gluteal terkontraksi

dan gunakan bantal

sebagai ganjalan

sewaktu duduk.

Beri kompres panas

lembab (rendam

duduk antara 38oC

s/d 42oC selama 20

menit – setelah

24jam

Agar dapat

mengidentifikas

ikan kebutuhan

perawatan dan

pemberian as-

kep yang tepat.

Perubahan

tanda vital

menunjukkan

terjadinya

rangsangan

nyeri.

Dapat

menunjukkan

adanya trauma

berlebihan/

komplikasi yang

memerlukan

intervensi lebih

lajut.

Dapat

mengurangi

tekanan

langsung pada

perineum.

Meningkatkan

sirkulasi pada

perineum,

mening-katkan

oksigenasi dan

nutrisi pada

jaringan

Page 46: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Gunakan teknik

distraksi, imagery,

sentuhan

terapeutik,

relaksasi dan

interaksi dengan

bayi.

Berikan posisi yang

menyenangkan

bagi klien, bila

perlu posisi miring.

menurunkan

edema dan

meningkatkan

penyembuhan.

Mengalihkan

perhatian klien.

Meningkatkan

kenyamanan

klien.

2. Gangguan

eliminasi:

retensi urin

berhubungan

dengan

trauma jalan

lahir atau

jaringan

akibat luka

episiotomi

yang ditandai

dengan:

DS:

Klien merasa

takut

jahitannya

akan terbuka

(lepas) jika

mau

berkemih,

sampai saat

Setelah dilakukan

perawatan dalam

1 x 24 jam, klien

mampu berkemih,

dengan kriteria

hasil:

Nyeri

berkurang,tidak

adanya tanda-

tanda infeksi,dan

ibu sudah mau

untuk berkemih

Palpasi kandung

kemih, pantau

tinggi fundus dan

lokasi serta jumlah

aliran lochia.

Berikan informasi

mengenai akibat

dari menahan

proses berkemih.

Berikan informasi

mengenai luka

jahitan episiotomi

(cara perawatan,

pengaruhnya

terhadap

berkemih).

Pantau intake dan

Untuk

menegtahui

apakah ada

distensi atau

tidak.

Agar klien

memahami dan

tidak menahan

keinginan untuk

berkemih.

Agar klien tidak

merasa takut

ketika ingin

berkemih.

Untuk

Page 47: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

ini setelah 4

jam

melahirkan

klien belum

berani

berkemih.

DO:

Terdapat

jahitan,

Ruptur

perineum

grade 2.

output cairan.

Stimulasi klien

untuk bisa

berkemih.

Kaji tanda-tanda

ISK.

Kolaborasi

Kateterisasi

dengan

menggunakan

kateter lurus atau

indwelling, sesuai

indikasi.

mengetahui

apakah output

dengan intake

sesuai.

Meningkatkan

keinginan klien

untuk berkemih.

Agar bisa

mencegah

secara dini

Membantu

pengeluaran urin

4. Resiko tinggi

infeksi

berhubungan

dengan

adanya luka

pada

perineum.

Setelah dilakukan

perawatan selama

…x 24 jam,

infeksi tidak

terjadi dengan

kriteria hasil:

- Luka nampak

kering.

- Tanda vital

dalam batas

normal.

T : 110/70 mmHg

S : 36.4 oC

N : 80 x /menit

D : 20 x /menit

- Tidak ada

tanda-tanda

Observasi tanda-

tanda infeksi.

Ukur dan obser-

vasi tanda-tanda

vital

Lakukan vulva

hygiene.

Lakukan

perawatan luka

Untuk mengetahui

tanda/ gejala

awal terjadinya

infeksi.

Perubahan tanda

vital dijadikan

indikator adanya

proses

peradangan.

Vulva yang kotor

dan lembab

dapat dijadikan

tempat

berkembang

biak-nya kuman.

Page 48: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

infeksi

Rubor

Color

Dolor

Fungsilesia

episiotomi dengan

tehnik septik dan

anti septik.

Kompres luka

hecting dengan

bethadine.

HE kepada klien

untuk menjaga

personal hygiene.

Kolaborasi

Penatalaksanaan

pemberian

antibiotik.

Bethdine

membunuh

kuman dan

mempercepat

proses

penyembuhan,

Untuk mencegah

terkon-

taminasinya

kuman pada

klien.

Untuk

mempercepat

proses

penyembuhan

luka atau

mencegah

infeksi.

Dapat menghambat

pem-bentukan

dinding sel

bakteri dan

membunuh

kuman patogen.

BAYI BARU LAHIR

I. Adaptasi Sistem Tubuh pada Bayi Baru Lahir

Sistem Pernafasan

Perkembangan paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx, yang

bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan

Page 49: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun

sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun

janin memperlihatkan adanya bukti gerakan napas sepanjang trimester kedua dan

ketiga (Varney’s, halaman 551).

Awal adanya nafas

Dua faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi.

a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang

merangsang pusat pernapasan diotak.

b. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama

persalinan, yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis.

Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat

menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang

diperlukan untuk kehidupan. Jadi system-sistem harus berfungsi secara normal.

Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas

Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :

a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

b. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali

Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan yang cukup dan

aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan

dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-34 minggu

kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu

untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.

Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap

pernapasan, yang menyebabkan sulit bernapas. Peningkatan kebutuhan energi ini

memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Peningkatan

kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa.

Berbagai peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi yang sebelumnya sudah

terganggu.

Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru-parunya. Pada saat bayi

melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari

paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan melalui seksio sesaria kehilangan

keuntungan dari kompresi rongga dada ini dan dapat menderita paru-paru basah

dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas pertama,

udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir.

Fungsi system pernapasan dalam kaitanya dengan fungsi kardiovaskuler

Oksigenasi yang memadai merupakan factor yang sangat penting dalam

mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh

Page 50: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

darah paru-paru  akan mengalami vasokonstriksi. Pengerutan pembuluh ini berarti

tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada

dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan, yang akan

memperburuk hipoksia.

Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam

alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru. Peningkatan aliran darah ke paru-

paru akan mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan membantu

menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi

sirkulasi luar rahim.

Perubahan Sistem Sirkulasi

Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil

oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke

jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar

rahim, harus terjadi dua perubahan besar:

a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung

b. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh

system pembuluh tubuh. Jadi perubahan-perubahan tekanan langsung berpengaruh

pada aliran darah.

Oksigen menyebabkan system pembuluh  mengubah tekanan dengan cara

mengurangi atau meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

Hal ini terutama penting kalau kita ingt bahwa sebagian besar kematian dini bayi

baru lahir berkaitan dengan oksigen (asfiksia).

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah :

a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan

tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena

berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan

penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini

membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru

untuk menjalani proses oksigenasi ulang.

b. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan

meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini

menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru-paru

(menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru). Peningkatan sirkulasi ke

paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium

kanan. Dengan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kiri,

foramen ovale secara fungsional akan menutup.

Perubahan Sistem Termoregulasi

Page 51: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan

mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi

meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke

dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini

menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi.

Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme

menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk

mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini

merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka

mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat,

seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan

mengubah lemak menjadi panas.

Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia,

hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas

merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan

kehilangan panas pada bayi baru lahir.

Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah

dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama

pada masa stabilisasi yaitu 6 – 12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi baru lahir

dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun

lingkungan disekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang atau segera

dimandikan.

Gejala hipotermia:

a. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis,

hipotonus, tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah.

b. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun.

c. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian

punggung, tungkai dan lengan.

d. Muka bayi berwarna merah terang

e. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan

berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru,

ikterus dan kematian.

Perubahan Sistem Metabolisme

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada setiap

bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).

Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :

a. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk menyusu ASI

secepat mungkin setelah lahir).

Page 52: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

b. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis)

c. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis).

Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang

cukup akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenolisis). Hal ini hanya terjadi

jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang

mengalami hipotermia pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan

menggunakan persediaan glikogen dalam jam pertama kelahiran. Inilah sebabnya

mengapa sangat penting menjaga semua bayi dalam keadaan hangat. Perhatikan

bahwa keseimbangan glukosa  tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama

pada bayi cukup bulan yang sehat. Jika semua persediaan digunakan pada jam

pertama maka otak bayi dalam keadaan beresiko. Bayi baru lahir kurang bulan,

lewat bulan, hambatan pertumbuhan dalam rahim dan distress janin merupakan

resiko utama, karena simpanan energi berkurang atau digunakan sebelum lahir.

Perubahan Sistem Gastrointestinal

Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik

pada saat lahir.Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan

mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus

bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada

bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas, kurang

dari 30 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan

bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir.

Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memeberi ASI

on demand.

Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi dirinya sendiri

dari zat-zat berbahaya kolon. Pada bayi baru lahir kurang efisien dalam

mempertahankan air disbanding orang dewasa, sehingga menyebabkan diare yang

lebih serius pada neonatus.

Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga

menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem

imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat.

Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau

meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami meliputi:

1. Perlindungan oleh kulit membrane mukosa.

2. Fungsi saringan saluran napas.

3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus

4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.

Page 53: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir

dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi

antibody keseluruhan terhadap antigen asing masih belum bisa dilakukan sampai

awal kehidupan anak. Salah satu tuges utama selama masa bayi dan balita adalah

pembentukan system kekebalan tubuh.

Karena adanya defisiensi kekebalan alami dan didapat ini, bayi baru lahir

sangat rentan terhadap infeksi. Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih lemah

dan tidak memadai. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada

praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan

detekdi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

Sistem Perkemihan

Pada bulan keempat kehidupan janin, ginjal terbentuk. Didalam rahim, urine

sudah terbentuk dan dieksresi ke dalam cairan amnion. Fungsi ginjal yang mirip

dengan fungsi orang dewasa, belum terbentuk pada tahun kedua kehidupan.

Umumnya bayi cukup bulan meneglaurkan urine 15-60 ml per kilogram per hari.

Berkemih 6-10 kali dengan warna urin pucat menunjukan masukan cairan yang

cukup. Bayi baru lahir tidak mengeluarkan urin selama 12-24 jam.

Perbedaan keseimbangan cairan dan elektrolit BBl dari respon fisiologis orang

dewasa ialah sebagai berikut :

Sekitar 40 % berat badan BBL terdiri dari cairan ekstrasel sedangkan pada

orang dewasa hanya 20%

Setiap hari BBL memasukan dan mengeluarkan 600-700 ml air yang

ekuivalen dengan 20% total cairan tubuh atau 50% cairan ektrasel.

Sebaliknya, orang dewasa menukar 2000 ml air yang ekuivalen dengan 5%

total cairan tubuh dan 14% cairan ektrasel.

Terdapat variasi komposisi cairan tubuh. Konsenrasi natrium, fosfat, klorida,

dan asam organik lebih tinggi dan konsentrasi ion bikarbonat lebih rendah.

GFR ialah 30 % sedangkan pada orang dewasa 50%. Namun, protein

pertumbuhan hampir semua dimetabolisme.

Urine bersifat hipotonik

Reabsorbsi natrium menurun akibat aktivitas sodium-potasium-activated

adenosinetriphospate

BBl dapat mengencerkan urine sampai 50 miliosmol

BBl dapat mengonsentrasi urin dari 600-700 mOsm sedangkan kapasitas

orang dewasa adalah 1400 mOsm. Berat jenis urinnya sekitar 1,005-1,015

BBL memiliki ambang glukosa lebih tinggi

Sistem Hematopoesis

Page 54: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Saat Bayi baru lahir, nilai rata hemoglobin, hematokrit, dan eritrosit lebi

tinggi dari nilai normal. Hb bayi baru lahir berkisar antara 14,5-22,5 g/dl. Ht

bervariasi dari 44%-72% dan hitung eritrosit 5-7,5 juta/mm3.

Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb janin

menurun sampai 55% pada minggu ke lima dan sampai 5% pada minggu ke-20.

Penurunan ini terjadi karena umur sel yang mengandung Hb janin lebih pendek,

akibatnya terjadi anemia ringan sementara. Persediaan zat besi pada bayi yang tali

pusatnya tidak segera diklem dapt meningkat karena 80 ml darah plasenta

mengandung 50 mg zat besi.

Leukosit janin denga hitung SDP sekitar 18.000/mm3 merupakan nilai normal saat

bayi lahir dan meningkat menjadi 23.000-24.000 pada hari pertama setelah bayi

lahir. Pada neonatal leukosit dipertahankan pada 11.500/mm3. Pada bayi baru lahir

jumlah leukosit ini tidak meningkat secara bermakna jika terjadi infeksi.

Sistem Hepatika

Hati janin mulai menyimpan besi sejak dalam kandungan. Apabila ibu

mendapat cukup asupan besi selama hamil, bayi akan memiliki simpanan besi yang

dapat bertahan sampai bulan kelima kehidupannya diluar rahim.

Hiperbilirubinemia fisiologis mrupakan kondisi normal pada 50% bayi cukup bulan

dan 80 % pada bayi prematur. Ikterik ini mungkin bisa disebabkan karena jumlah

eritrosit pada bayi lebih banyak per kilogram berat badannya dan usia eritrosit lebih

pendek. Disamping itu, terdapat cukup banya reabsorbsi bilirubin pada usus halus

neonatus.

Sistem Integumen

Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih belum

matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Vernik

kaseosa juga berfusi dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung.

Kulit sering terlihat berbercak, terutama disekitar ekstremitas. Tangan dan kaki

terlihat sedikit sianotik. Warna kebiruan ini, akrasianotik disebabkan oleh

ketidakstabilan vasomotor, stasis kapiler, dam kadar Hb yang tinggi. Edem wajah

dan ekimosis dapat timbul akibat presentasi muka atau kelahiran dengan forsep.

Kaput suksedanum ialah edema pada kulit kepala.

Sefalhematoma ialah kumpulan darah diantara tulang tengkorak dan periosteum.

Deskuamasi pada kulit bayi tiak terjadi sampai beberapa hari setelah lahir

Kelenjar keringat sudah ada

Sejak bayi lahir tetapi tidak berespon terhadap peningkatan suhu tubuh

Sistem Reproduksi

Wanita

Page 55: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Saat lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel-sel germinal primitif. Genitalia

eksterna biasanya edematosa disertai pigmentasi yang lebih banyak. Pada BBL

cukup bulan, labia mayora dan minora menutup vestibulum. Pada bayi prematur,

klitoris menonjol dan labia mayora kecil dan terbuka.

Pria

Testis turun ke dalam skrotum pada 90% BBL laki-laki.

Sistem Muskuloskeletal

Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh. Lengan

sedikit lebih panjang daripada tungksi. Ada dua kurvatura pada kolumna vertebralis

yaitu toraks dan sakrum. Ketika bayi mulai dpat mengendalikan kepalnya kurvatura

yang lain mulai terbentuk.

Sistem Neuromuskular

Terjadi pertumbuhan otak yang cepat

II. PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR

Suhu Tubuh

Stress dingin akan mengganggu kesehatan bayi baru lahir. Perawat dapat

membantu menstabilkan temperatur tubuh bayi baru lahir dengan beberapa cara.

Temperatur ruang di unit rawat sebaiknya 240C. bayi baru lahir harus dikeringkan

dan dibungkus dengan selimut hangat segera setelah lahir, perhatikan supaya

kepala juga diselimuti selama bayi digendong orang tuanya. Mandi pertama ditunda

sampai temperatur kulit bayi mencapai 36,50C dan suhu tersebut menetap

sekurang-kurangnya selama dua jam.

Menghangatkan Bayi

Seorang bayi cukup bulan dalam keadaan sehat yang baik sekalipun dapat

mengalami hipotermia. Menghangatkan atau mendinginkan bayi dengan cepat

dapat menyebabkan bayi mengalami apnea dan asidosis.

Profilaksis Mata

Salep mata eritromisin atau tetrakain diteteskan dalam konjungtiva bawah

pada setiap mata dalam dua jam setelah lahir untuk mencegah optalmia

neonatorum, suatu infeksi yang disebabkan oleh nesisseria gonorrhoeae, dan

konjungtivitis inklusi, suatu infeksi disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Bayi

dapat terpapar pada bakteri ini ketika melewati saluran vagina.

APGAR Score

NILAI

Tanda 0 1 2

Denyut jantung Tidak ada Lambat (< 100) Lebih dari 100

Pernapasan Tidak ada Lambat, menangis lemah. Mengis dengan baik

Page 56: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Tonus otot Lemah Ekstremitas sedikit fleksi Fleksi dengan baik

Refleks Tidak ada

respon

Menyeringai (grimace) Menangis

Warna Biru, pucat Tubuh merah muda,

ekstremitas biru.

Merah muda

seluruhnya

Keterangan :

(1) 7-10 : Bayi normal

(2) 4-6 : Asfiksia sedang

(3) 0-3 : Asfiksia berat

Imunisasi

Jenis imunisasi yag diberikan pada bayi baru lahir adalah hepatitis B, cacar,

BCG,dan lain-lain

III. KARAKTERISTIK PERILAKU BBL

Siklus Tidur Terjaga

Keadaan Perilaku dan Perilaku Menetap

KARAKTERISTIK KEADAAN

Keadaan Aktivitas

Tubuh

Gerak

Mata

Mimik Wajah Pola

Napas

Tingkat

Respon

Keadaan Tidur

Tidur

Dalam

Sangat

nyenyak,

tetapi

kadang-

kadang

terkejut

Tidak

ada

Tanpa mimik

wajah,

kadang-

kadang

melakukan

gerakan

menghisap

dengan

interval

teratur

Lancar

dan

teratur

Ambang ter-

dapat stimulus

sangat tinggi,

sehingga ha-

nya stimulus

yang meng-

ganggu dan

intensitasnya

tinggi yang

akan memba-

ngunkan bayi

Tidur Beberapa Gerakan Dapat Tidak Lebih respon-sif

Page 57: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

ringan gerakan

tubuh

mata

cepat

(REM),

mata

berkedut

di balik

kelopak

mata

tersenyum

dan

mengeluarkan

suara rewel

atau

menangis

teratur terhadap

stimulus inter-

nal dan ekster-

nal. Saat sti-

mulus muncul

bayi dapat

tetap berada

dalam keadaan

tidur ringan,

kembali ke

tidur dalam,

atau terjaga

sampai menga-

ntuk.

Keadaan Terjaga

Mengan-

tuk

Tingkat

akti-vitas

berva-riasi,

dise-lingi

kea-daan

terkejut

ringan dari

waktu ke

waktu.

Mata

terbuka

dan

kadang-

kadang

tertutup,

kelopak

mata

berat,

tampak

berkaca-

kaca

Dapat

memperlihat-

kan beberapa

mimik wajah;

seringkali

tidak ada

mimik wajah

dan tampak

tidur nyenyak

Tidak

teratur

Bayi bereaksi

terhadap

stimulus

walaupun

terhadap

stimulus

tertunda.

Keadaan

berubah

setelah

stimulasi

diberikan

dengan sering

Waspada-

tenang

Minimal Mata

bersinar

dan

melebar

Wajah tampak

cerah,

bersinar

Teratur Perhatian bayi

paling banyak

tercurah pada

lingkungan,

memfokuskan

perhatian pada

setiap stimulus

yang ada.

Page 58: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Keadaan

terjaga optimal

Waspada-

aktif

Banyak

aktivitas

tubuh;

memperliha

tkan

periode

rewel

Mata

terbuka,

tetapi

tidak

terlalu

cerah

Banyak mimik

wajah; wajah

tidak secerah

pada keadaan

waspada-

tenang

Tidak

teratur

Semakin peka

terhadap

stimulus yang

menganggu

(rasa lapar,

letih, ribut,

penanganan

yang

berlebihan)

Menangis Aktivitas

motorik

meningkat

disertai

perubahan

warna

Mata

tertutup

erat

atau

terbuka

Menyeringai Lebih

tidak

teratur

Respon ekstrim

terhadap

stimulus tidak

menyenangkan

yang berasal

dari dalam atau

luar

Faktor Lain yang Mempengaruhi Perilaku Neonatus

Usia Gestasi bayi dan tingkat kematangan SSP akan mempengaruhi perilaku

yang terlihat.

Lama waktu untuk memulihkan diri akibat persalinan dan melahirkan akan

mempengaruhi perilaku bayi baru lahir saat mereka mulai terorganisasi

Kejadian di lingkungan dan stimulus

Efek obat-obatan maternal yang diberikan selama persalinan kepada bayi

baru lahir. (masih kontroversi)

Perilaku Sensori

Penglihatan

Pupil bayi bereaksi terhadap rangsangan cahaya sehingga refleks mengedip

mudah.

Kelenjar air mata biasanya belum berfungsi sampai bayi berusia 2-4 minggu.

Jarak pandang paling jelas17-20 cm

BBL sensitif tehadap cahaya dengan mengerutkan wajah bila suatu cahaya

terang diarahkan ke wajahnya dan akan memalingkan kepala ke cahaya yang

teduh.

Page 59: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Respon terhadap gerakan dilihat bila suatu obyek yang terang (bahkan pada

usia 15 menit), mereka akan mengikuti objek tersebut dengan matanya dan

sebagian bayi akan memalingkan kepalanya untuk melakukan hal tersebut.

Pendengaran

1 menit setelah bayi lahir cairan ammnion keluar dari telinga, pendengaran

bayi sama dengan pendengaran orang dewasa.

Bayi berespon terhadap suara ibunya

Sentuhan

Wajah, terutama mulut, tangan dan telapak kaki merupakan daerah yang

paling sensitif terhadap sentuhan, misalnya sentuhan ujung jari, mengusap-

usap wajah dengan lembut, dan memijat punggung. Refleks dapat ditunjukkan

dengan memukul-mukul.

Pengecap

Bayi baru lahir memilki sistem kecap yang berkembang baik

Larutan yang hambar tidak membuat bayi berespons, sedangakan larutan

yang manis membuat bayi mengisap dengan bersemangat. Larutan asam

membuat bayi menggerakkan bibirnya dan larutan pahit membuat bayi

marah.

Penciuman

Indera penciuman bayi baru lahir sudah berkembang baik saat bayi lahir

dengan memberi reaksi yang sama dengan reaksi orang dewasa, bila diberi

bau yang menyenangkan.

Bayi yang disusui mampu membaui ASI dan dapat membedakan ibunya dari

ibu yang lain yang juga menyusui.

Respon Terhadap Stimulus Lingkungan

Temperamen : BBL memiliki reseptor sensoris yang mampu memberikan

respon selektif terhadap berbagai stimulus yang terdapat di lingkungan

internal dan eksternal.

Habituasi : Merupakan mekanisme proteksi. Habituasi membuat bayi

terbiasa dengan stimulus lingkungan. Bayi baru lahir yang diberi stimulus

baru akan membuka matanya lebar-lebar dan mengarahkan pandangannya

untuk sesaat, tetapi pada akhirnya ia menjadi tidak tertarik lagi.

Kemampuan berhabituasi memungkinkan bayi baru lahir menyeleksi

stimulus yang meningkatkan kemampuannya mempelajari dunia sosial,

sehingga menghindari rasa berlebihan.

Konsolasi : Menangis merupakan salah satu inisiatif bayi dalam mengurangi

stress yang dialaminya. Gerakan tangan kearah mulut umum, dengan atau

Page 60: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

tanpa menghisap. Bayi juga terjaga jika diberi stimulus suara, bunyi atau

stimulus visual.

Iritabilitas : Beberapa bayi baru lahir menangis lebih lama dan lebih keras

daripada bayi yang lain. Mereka mudah marah akibat suara asing, rasa

lapar, basah atau pengalaman baru dan mereka berespon dengan intens.

Menangis : Menangis pada bayi berarti berkomunikasi dan bisa menunjukkan

rasa lapar, nyeri, keinginan untuk diperhatikan atau rasa tidak puas.

Menggendong bayi: Saat digendong bayi akan menyesuaikan tubuhnya

dengan bentuk lekukan tubuh si pemberi perawatan.

IV. PEDOMAN ANTISIPASI DALAM MERAWAT BAYI BARU LAHIR

Temperatur

Peningkatan temperatur tubuh (menangis, stress dingin yang menyebabkan

vasokonstriksi, infeksi), dan respons lingkungan yang ekstrem.

Tanda yang perlu dilaporkan, seperti temperature tinggi dan rendah, hidung

tersumbat, letargi, iritabilitas, tidak mau makan dan menangis.

Cara menurunkan suhu tubuh, memandikan dengan air hangat kuku,

mengenakan pakaian yang sesuai dengan temperature ruangan pada bayi,

dan lindungi bayi dari paparan sinar matahari yang lama.

Pentingnya memakaikan bayi pembungkus hangat atau selimut ekstra jika

udara dingin.

Cara membaca thermometer dan mengukur aksila bayi.

Pernapasan

Berapa variasi normal frekuensi dan irama pernapasan.

Refleks apa yang dilakukan bayi untuk membersihkan jalan napas, misalnya,

bersin.

Perlunya melindungi bayi dari hal-hal berikut :

Polusi akibat lingkungan yang penuh asap.

Orang yang menderita infeksi saluran napas atas.

Sufokasi.

Tanda-tanda yang mengindikasikan selesma.

Beri bayi makanan dalam jumlah lebih sedikit, tetapi lebih sering supaya

bayi tidak menjadi terlalu lemah.

Gendong bayi dalam posisi tegak.

Beri air steril atau waktu perawtan ekstra.

Saat tidur, tinggikan kepala dan dada bayi.

Hindari angin dan jangan mengenakan terlalu banyak pakaian pada bayi.

Gunakan hanya obat yang diresepka dokter.

Page 61: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Lindungi bibir atas dengan sebuah pelapis tipis dari bahan petroleum untuk

meminimalakan ekskoriasi akibat sekresi hidung.

Eliminasi

Perubahan apa yang orangtua dapat harapkan tentang warna feses, jumlah

defekasi, dan bau tinja yang mendapat air susu ibu atau bayi yang

mendapat susu botol.

Warna urin normal yang seharusnya dan berapa jumlah berkemih yang

orangtua dapat harapkan dari bayi dalam sehari.

Keamanan

Cara melindungi bayi dari trauma, antara lain: menjauhkan obyek, seperti

peniti dan gunting dari jangkauan bayi.

Melindungi bayi supaya tidak jatuh dengan mengajarkan orangtua untuk

memegang bayi dengan cara yang aman. Untuk memasangkan sabuk

pengaman di tempat duduk dan kereta dorong bayi, untuk meninggikan sisi

tempat tidur di tempat tidur bayi, untuk tidak pernah meninggalkan bayi

sendiri di atas meja atau di atas tempat tidur bayi.

Cara mencegah bayi merasakan panas yang berlebihan atau supaya bayi

tidak menggigil

Hal-hala yang harus diperhatikan saat memindahkan bayi terutama jika

menggunakan kendaraan. Penggunaan tempat duduk bayi di mobil diatur

oleh undang-undang di 33 negara bagian

V. KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEMATANGAN BAYI BARU LAHIR (BALLARD

SCORE)

Tes ini untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian

neuromuskular dan fisik. Penilaian neuromuskular meliputi postur, square window,

arm recoil, sudut popliteal, scarf sign dan heel to ear maneuver. Penilaian fisik yang

diamati adalah kulit, lanugo, permukaan plantar, payudara, mata/telinga, dan

genitalia.

Penilaian Maturitas Neuromuskular

a. Postur

Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat dan

adanya tahanan saat otot diregangkan. Untuk mengamati postur, bayi ditempatkan

terlentang dan pemeriksa menunggu sampai bayi menjadi tenang pada posisi

nyamannya. Jika bayi ditemukan terlentang, dapat dilakukan manipulasi ringan dari

ekstremitas dengan memfleksikan jika ekstensi atau sebaliknya. Hal ini akan

memungkinkan bayi menemukan posisi dasar kenyamanannya. Fleksi panggul

tanpa abduksi memberikan gambaran seperti posisi kaki kodok.

Page 62: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Square Window

Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan

ekstensor memberikan hasil sudut fleksi pada pergelangan tangan. Pemeriksa

meluruskan jarijari bayi dan menekan punggung tangan dekat dengan jari-jari

dengan lembut. Hasil sudut antara telapak tangan dan lengan bawah bayi dari

preterm hingga posterm diperkirakan berturut-turut > 90 °, 90 °, 60 °, 45 °, 30 °,

dan 0 °.

Arm Recoil

Berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan mengukur sudut

mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan. Arm recoil dilakukan

dengan cara evaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi, fleksikan

lengan bagian bawah sejauh mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua lengan

dan lepaskan. Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan. Skor 0: tangan tetap

terentang/ gerakan acak, Skor 1: fleksi parsial 140-180 °, Skor 2: fleksi parsial 110-

140 °, Skor 3: fleksi parsial 90-100 °, dan Skor 4: kembali ke fleksi penuh

Popliteal Angle

Menilai pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut dengan menguji

resistensi ekstremitas bawah terhadap ekstensi. Dengan bayi berbaring telentang,

dan tanpa popok, paha ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk

penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa memegang kaki satu sisi

dengan lembut dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan

tangan yang lain. Jangan memberikan tekanan pada paha belakang, karena hal ini

dapat mengganggu interpretasi. Kaki diekstensikan sampai terdapat resistensi pasti

terhadap ekstensi. Ukur sudut yang terbentuk antara paha dan betis di daerah

popliteal

Scarf Sign

Menguji tonus pasif fleksor gelang bahu. Dengan bayi berbaring telentang,

pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan mendorong tangan

bayi melalui dada bagian atas dengan satu tangan dan ibu jari dari tangan sisi lain

pemeriksa diletakkan pada siku bayi. Kedua bahu harus tetap menempel di

permukaan meja dan kepala tetap lurus dan amati posisi siku pada dada bayi dan

bandingkan dengan angka pada lembar kerja, yakni, penuh pada tingkat leher (-1);

garis aksila kontralateral (0); kontralateral baris puting (1); prosesus xyphoid (2);

garis puting ipsilateral (3); dan garis aksila ipsilateral (4)

Heel to Ear

Menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang panggul dengan memberikan

fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul. Dengan posisi

bayi terlentang lalu pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat

Page 63: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

mungkin dengan kepala tanpa memaksa, pertahankan panggul pada permukaan

meja periksa dan amati jarak antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut

( bandingkan dengan angka pada lembar kerja). Penguji mencatat lokasi dimana

resistensi signifikan dirasakan. Hasil dicatat sebagai resistensi tumit ketika berada

pada atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); puting baris (2); daerah pusar

(3); dan lipatan femoralis (4)

Penilaian Maturitas Fisik

a. Kulit

Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya

bersamaan dengan hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix

caseosa. Oleh karena itu kulit menebal, mengering dan menjadi keriput dan / atau

mengelupas dan dapat timbul ruam selama pematangan janin. Fenomena ini bisa

terjadi dengan kecepatan berbeda-beda pada masing-masing janin tergantung pada

pada kondisi ibu dan lingkungan intrauterin. Sebelum perkembangan lapisan

epidermis dengan stratum corneumnya, kulit agak transparan dan lengket ke jari

pemeriksa. Pada usia perkembangan selanjutnya kulit menjadi lebih halus, menebal

dan menghasilkan pelumas, yaitu vernix, yang menghilang menjelang akhir

kehamilan. pada keadaan matur dan pos matur, janin dapat mengeluarkan

mekonium dalam cairan ketuban. Hal ini dapat mempercepat proses pengeringan

kulit, menyebabkan mengelupas, pecah-pecah, dehidrasi, sepeti sebuah perkamen.

b. Lanugo

Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh fetus. Pada extreme

prematurity kulit janin sedikit sekali terdapat lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada

usia gestasi 24 hingga 25 minggu dan biasanya sangat banyak, terutama di bahu

dan punggung atas ketika memasuki minggu ke 28. Daerah yang tidak ditutupi

lanugo meluas sejalan dengan maturitasnya dan biasanya yang paling luas terdapat

di daerah lumbosakral. Variasi jumlah dan lokasi lanugo pada masing-masing usia

gestasi tergantung pada genetik, kebangsaan, keadaan hormonal, metabolik, serta

pengaruh gizi. Sebagai contoh bayi dari ibu dengan diabetes mempunyai lanugo

yang sangat banyak. Pada melakukan skoring pemeriksa hendaknya menilai pada

daerah yang mewakili jumlah relatif lanugo bayi yakni pada daerah atas dan bawah

dari punggung bayi.

c. Permukaan Plantar

Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior ini

kemungkinan berkaitan dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan. Penilaian

dengan menggunakan skor Ballard tidak didasarkan atas ras atau etnis tertentu.

Bayi very premature dan extremely immature tidak mempunyai garis pada telapak

Page 64: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

kaki. Untuk membantu menilai maturitas fisik bayi tersebut berdasarkan permukaan

plantar maka dipakai ukuran panjang dari ujung jari hingga tumit. Untuk jarak

kurang dari 40 mm diberikan skor -2, untuk jarak antara 40 hingga 50 mm diberikan

skor -1. Hasil pemeriksaan disesuaikan dengan skor di table

d. Payudara

Areola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi

esterogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang diterima janin.

Pemeriksa menilai ukuran areola dan menilai ada atau tidaknya bintik-bintik akibat

pertumbuhan papila Montgomer. Kemudian dilakukan palpasi jaringan mammae di

bawah areola dengan ibu jari dan telunjuk untuk mengukur diameternya dalam

milimeter.

e. Mata/ Telinga

Daun telinga pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring

perkembangannya menuju matur. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas palpasi

ketebalan kartilago kemudian pemeriksa melipat daun telinga ke arah wajah

kemudian lepaskan dan pemeriksa mengamati kecepatan kembalinya daun telinga

ketika dilepaskan ke posisi semulanya. Pemeriksaan mata pada intinya menilai

kematangan berdasarkan perkembangan palpebra. Pemeriksa berusaha membuka

dan memisahkan palpebra superior dan inferior dengan menggunakan jari telunjuk

dan ibu jari. Pada bayi extremely premature palpebara akan menempel erat satu

sama lain. Dengan bertambahnya maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan

walaupun hanya satu sisi dan meningggalkan sisi lainnya tetap pada posisinya.

Hasil pemeriksaan pemeriksa kemudian disesuaikan dengan skor dalam tabel. Perlu

diingat bahwa banyak terdapat variasi kematangan palpebra pada individu dengan

usia gestasi yang sama. Hal ini dikarenakan terdapat faktor seperti stress

intrauterin dan faktor humoral yang mempengaruhi perkembangan kematangan

palpebra.

f. Genital (Pria)

Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneum ke dalam scrotum

kurang lebih pada minggu ke 30 gestasi. Testis kiri turun mendahului testis kanan

yakni pada sekitar minggu ke 32. Kedua testis biasanya sudah dapat diraba di

canalis inguinalis bagian atas atau bawah pada minggu ke 33 hingga 34 kehamilan.

Pada nenonatus extremely premature scrotum datar, lembut, dan kadang belum

bisa dibedakan jenis kelaminnya. Berbeda halnya pada neonatus matur hingga

posmatur, scrotum biasanya seperti pendulum dan dapat menyentuh kasur ketika

berbaring.

g. Genital (Wanita)

Page 65: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Abduksi yang berlebihan dapat menyebabkan labia minora dan klitoris

tampak lebih menonjol sedangkan aduksi menyebabkankeduanya tertutupi oleh

labia majora. Pada neonatus extremely premature labia datar dan klitoris sangat

menonjol dan menyerupai penis. Sejalan dengan berkembangnya maturitas fisik,

klitoris menjadi tidak begitu menonjol dan labia minora menjadi lebih menonjol.

Mendekati usia kehamilan matur labia minora dan klitoris menyusut dan cenderung

tertutupi oleh labia majora yang membesar. Labia majora tersusun atas lemak dan

ketebalannya bergantung pada nutrisi intrauterin. Nutrisi yang berlebihan dapat

menyebabkan labia majora menjadi besar pada awal gestasi. Sebaliknya nutrisi

yang kurang menyebabkan labia majora cenderung kecil meskipun pada usia

kehamilan matur atau posmatur dan labia minora serta klitoris cenderung lebih

menonjol.

VI. PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat adalah memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir

sampai tali pusat mengering dan lepas dengan spontan.

Tujuan :

1. Mencegah terjadinya infeksi

2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat

Page 66: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Persiapan :

a. Persiapan Alat

- Alkohol 70% dalam tempatnya

- Kasa steril 1 buah

b. Persiapan klien

Setelah dimandikan dan dikeringkan, bayi dibaringkan diatas meja khusus

atau tempat tidur.

Pelaksanaan

1. Cuci tangan

2. Buka kasa pembungkus tali pusat, bila susah di buka, kasa pembungkus

terlebih dahulu dibasahi dengan lidi waten alcohol 70%

3. Bila tali pusat masih basah/lembab bersihkan tali pusat dengan lidi waten

alcohol 70% dari pangkal menuju ujung tali pusar sampai bersih.

4. Kemudian oleskan betadine 10% seperti cara diatas (dari pangkal ke ujung tali

pusat)

5. Tali pusat kemudian di bungkus dengan kasa steril (Bentuk segitiga) dan

ikatkan dengan cara lipatkan.

5. Kemudian pakaian bayi dikenakan dan dirapikan

6. Cuci tangan kembali.

Hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Perawatan tali pusat dilakukan secara rutin setiap selesai mandi dan sewaktu-

waktu bila diperlukan.

2. Daerah sekitar tali pusat harus selalu dalam keadaan kering dan bersih untuk

mencegah terjadinya infeksi.

3. Dilarang menggunakan plester untuk menguatkan ikatan karena bisa terjadi

iritasi pada kulit bayi.

Pencegahan infeksi pada tali pusat

Merawat tali pusat berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak

terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah.

Bila kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dan segera

keringkan dengan kassa kering dan dibungkus dengan kassa tipis yang steril

dan kering.

Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur, dan sebagainya

pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat

berakhir dengan kematian neonatal.

Tanda- tanda infeksi tali pusat adalah:

a. Kulit sekitarnya berwarna kemerahan.

b. Ada pus atau nanah.

Page 67: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Memandikan Bayi

Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum

melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut

bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat

berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya

dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.

Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah :

Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika

bayi mengalami asfiksia atau hipotermi)

Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila antara

36,5º C – 37º C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5º C, selimuti kembali

tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di

tempat tidur atau lakukan persentuhan kuli ibu – bayi dan selimuti keduanya. Tunda

memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit)

satu 1 jam.

Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan

Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada

tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi

dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk

menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.

Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat

Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering

Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti

tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik

Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik

Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya

Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat

Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya,

untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI

Merawat Linen Bayi

Umumnya, bayi memerlukan pakaian berlapis agar lebih nyaman. Untuk

mengetahui apakah bayi cukup hangat atau tidak, sentuhlah tangan dan kakinya.

Bila terasa dingin, tambahlah selimutnya.

Tak cukup hanya mengutamakan kenyamanan, yang paling harus diperhatikan oleh

ibu adalah menjaga kehegienisan pakaian bayi. Pakaian yang dikenakan harus

bersih dan kering.

Ganti pakaian basah sesegera mungkin karena bila tidak maka selain tidak

nyaman bagi bayi juga dapat menyebabkan timbulnya jamur yang bisa membuat

Page 68: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

bayi gatal-gatal dan timbul biang keringat. Segeralah ganti popok yang basah bila

bayi pipis atau buang air besar, karena bila tetap dipakai, popok yang basah

tersebut dapat menyebabkan infeksi. Segera usap bila bayi terkena cairan susu

atau yang lain dan pastikan kulit bayi kembali kering. Pilihlah bahan katun yang

dapat menyerap keringatnya dan juga menghindari gatal-gatal. Ibu juga dapat

memakaikan pakaian dalam bayi seperti singlet atau kaus tambahan yang tipis

untuk melindungi bayi dari masuk angin.Begitu juga untuk selimut, pilihlah bahan

yang tidak terlalu tebal sehingga tidak membuat bayi terlalu panas. Untuk bayi

yang sudah berumur lebih dari 3 bulan, ibu dapat memakaikan singlet karena bayi

sudah mulai beradaptasi dengan suhu udara sekitar.

Dalam merawat bayi diperlukan perhatian ekstra dan juga tenaga ekstra. Untuk

mencuci pakaiannya pun tak boleh sembarangan karena ia bisa menimbulkan alergi

terhadap kulit yang disebabkan bahan kimia tertentu.  Untuk itu ada beberapa trik

yang harus diperhatikan orang tua saat mencuci pakaian bayi, diantaranya :

Pilih Deterjen yang Aman bagi Bayi

Waspadai jika bayi menunjukkan tanda alergi setelah memakai pakaian yang baru

saja dicuci. Bisa jadi sebabnya adalah deterjen yang anda gunakan. Bila terjadi

tanda alergi pada kulit, hentikan pemakaian deterjen dan segera konsultasikan ke

dokter.

Hindari Pemutih

Hindari penggunaan pemutih atau deterjen yang mengandung pemutih untuk

mencuci Bahan kimia dalam pemutih pakaian bisa menyebabkan iritasi kulit pada

bayi atau  lebih parah bisa menyebabkan  penyakit kulit.

Hindari Penggunaan Softener

Jika keadaan mengharuskan pemakaian softener pastikan kandungan softener

tersebut aman bagi bayi anda. Pasalnya softener juga bisa menyebabkan iritasi dan

alergi pada kulit bayi anda.

Penggunaan Pengering

Gunakan temperatur paling rendah saat mengeringkan pakaian bayi dalam mesin

pengering untuk menghindari baju menyusut, sekaligus membuat pakaian bayi

terlihat lebih segar.

Pemenuhan Nutrisi Bayi

ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi.

Manfaat ASI :

- ASI mengandung semua kebutuhan gizi yang diperlukan bayi

- ASI mengandung zat gizi yang mudah dicerna bayi

- Produksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi

- ASI mengandung berbagai zat anti sehingga bayi tidak mudah terkena infeksi

Page 69: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

- ASI tidak mengandung kuman

- ASI selalu segar dan tidak pernah basi serta bisa diberikan kapan saja dan

dimana saja

- ASI dapat mencegah alergi

- ASI akan mempererat hubungan batin antara ibu dan bayi

Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, yaitu :

Berikan asi sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu

penuh)

Frekuensi menyusui setiap 2-4 jam sekali

Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum

memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran

mekonium.

Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan

Exercise pada Bayi

1. Tapping (Ketukan) adalah upaya untuk meningkatkan kekuatan (tonus) otot

melalui stimulasi raba dengan ketukan lembut pada otot menggunakan bagian

dalam jari-jari tangan. Contoh : melatih agar bayi pada posisi tengkurap dapat

mengangkat kepala, maka diberikan ketukan pada daerah pangkal leher dan

punggung atas.

2. Latihan Penumpuan Berat Badan yaitu upaya stimulasi pada sendi dengan

menggunakan beban berupa berat badan atau anggota badan itu sendiri untuk

menguatkan otot-otot sekitar sendi. Contoh : pada posisi tengkurap, bayi dilatih

menumpu badanya pada kedua lengan.

3. Latihan Gerak adalah upaya merangsang kemampuan gerak bayi dengan cara

anggota gerak (lengan dan tungkai) digerakkan.

Contoh : melatih bayi agar mampu berguling, dilakukan gerak berupa salah satu

tungkai

bayi digerakkan menyilang tungkai yang lain.

1. Latihan Stimulasi Perkembangan Bayi

Latihan mengangkat kepala pada posisi tengkurap:

Tengkurapkan bayi, ibu disamping bayi.

Beri ketukan lembut pada punggung atas bayi hingga kepala bayi

terangkat. Lakukan selama 2-3 menit, 2 kali sehari.

2. Latihan mempertahankan kepala tetap tegak:

Bayi dipangku dengan dipegangi pada dadanya.

Berikan tekanan ringan pada kepala bayi kearah leher (bawah).

Lakukan selama 2-3 menit, 2 kali sehari.

3. Latihan menumpu badan dengan kedua lengan:

Page 70: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Tengkurapkan bayi dengan lengan menyangga badan, pegangi pada

kanan kiri bahunya.

Beri tekanan ringan pada kedua bahu dengan arah menuju lengan.

Lakukan 2-3 manit, 2 kali shari.

4. Latihan berguling dari posisi terlentang:

Bayi terlentang, pegangi pada kaki kanan kirinya.

Gerakkan salah satu kaki memutar menyilang kaki yang lain

sehingga bayi tengkurap. Lakukan 2-3 menit, 2 kali sehari.

5. Latihan duduk dari tengkurap:

Bayi tengkurap, pegangi dari kanan kiri panggulnya.

Beri tarikan pada panggul kearah duduk. Lakukan 2-3 menit, 2 kali

sehari.

6. Latihan mempertahankan posisi duduk tegak:

Posisikan bayi duduk di depan ibu, pegangi pada kedua bahunya dari

atas.

Beri tekanan lembut pada kedua bahunya ke arah bawah.

7. Latihan keseimbangan pada posisi duduk tegak:

Posisi bayi duduk, pegangi kedua lengannya.

Beri dorongan lembut pada lengan bayi ke kiri – kanan bergantian.

Lanjutkan dengan dorongan lembut ke depan-belakang bergantian.

8. Latihan berdiri:

Posisi bayi duduk, pegangi kedua lengannya dari depan.

Beri tarikan pada kedua lengannya ke arah depan atas sehingga bayi

berdiri.

9. Latihan keseimbangan pada posisi berdiri:

Posisikan bayi berdiri dengan dipegangi panggulnya dari samping.

Beri dorongan pada panggul secar lembut ke kanan – kiri bergantian.

Lanjutkan dengan dorongan lembut ke depan – belakang.

VII. ASPEK BUDAYA BAYI BARU LAHIR

Beberapa kebudayaan memberikan prioritas tinggi untuk memiliki

anak laki-laki, wanita yang melahirkan anak laki-laki menerima status yang lebih

tinggi dalam keluarga, ini berlaku pada keluarga Cina tradisional. Dalam keluarga

hispanic trdisional, nenek diharapkan memainkan peranan dalam merawat bayi

baru lahir (Burrougs, A & Laifer, G 2001).

Menurut galanti (di ambil dari Bobak dkk, 2004) Orang Amerika-Meksiko memiliki

beberapa tradisi seperti, menyusui pada bayi baru lahir dimulai pada hari keempat,

karena kolostrum dianggap kotor atau tercemar . Minyak zaitun atau jarak diberikan

Page 71: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

pada bayi baru lahir karena dianggap dapat menstimulasi pengeluaran mekonium.

Bayi laki-laki tidak disirkumsisi, dan telinga bayi laki- laki ditindik. Berbagai obat

juga digunakan untuk mengatasi mal ajo dan fontanel yang cekung.

Kebudayaan pada bayi baru lahir  ini menyebabkan banyaknya mitos

mengenai bayi baru lahir. Mitos-mitos yang lahir dimasyarakat ini kebenarannya

kadang tidak masuk akal dan bahkan dapat berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini

dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang merawat bayi baru lahir.

Ada pun mitos dan fakta merawat bayi baru lahir hal ini dikarenakan

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara merawat bayi antara lain :

Dibedong agar kaki tidak bengkok dikarenakan hampir setiap bayi memiliki

kaki yang tampak bengkok, begitulah fisiologis kaki bayi. Ini disebabkan

karena ia masih terbiasa dengan posisi meringkuk ketika masih berada

didalam rahim. Beberapa ibu membedong bayi untuk melindungi dari dingin,

baik karena faktor cuaca atau setelah mandi.

Hidung ditarik agar mancung.

Tidak ada hubungannya menarik hidung dengan mancung tidaknya hidung,

semua tergantung dari bentuk tulang hidungnya.

Bayi yang mengalami kuning beberapa hari pasca kelahirannya harus

dijemur diruangan terbuka. Penyakit kuning yang diderita bayi merupakan

proses alamiah dari pemecahan sel darah ibunya. Proses ini memang dapat

terbantu oleh sinar matahari.

ASI pertama yang berwarna kekuningan merupakan asi yang sudah basi dan

tidak baik dikonsumsi bayi. ASI pertama adalah kolostrum yang mengandung

zat kekebalan tubuh dan kaya akan protein

Ketika bayi demam harus dikompres air dingin. Setelah dikompres, tubuh

yang awalnya panas mungkin akan terasa dingin begitu diraba. Akan tetapi

ini bukan pertanda bahwa si kecil membaik. Sebaliknya suhu dingin dari

kompresan tersebut akan mengirim sinyal yang salah kepada tubuh anak.

Dalam menghadapi suatu kebudayaan pada masa bayi baru lahir maka kita

memerlukan suatu perencanaan dan pemantauan kesehatan, salah satunya dengan

penyuluhan agar kita dapat mengubah atau memperbaiki suatu keadaan dalam

mitos yang dapat merugikan ibu, janin dan bayi. Tenaga kesehatan harus mampu

menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya, beradaptasi dengan budaya-

budaya dominan yang ada di daerahnya, dan memberikan penyuluhan tentang

kesehatan ibu dan bayi baru lahir agar para ibu dan masyarakat di lingkungannya

dapat mengerti benar.

VIII. PENDIDIKAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

Page 72: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Interaksi Sosial

Sambil mengasuh bayi, ibu dan ayah dapat berbicara kepada

bayinya, bermain dengan bayi, dan memeluk sambil mengusap-usap bayinya.

Aktivitas mengasuh bayi baru lahir dibagi anatara perawat dan orangtua. Perawat

bertindak sebagai guru pendukung

Memberi Makan Bayi

Bayi dapat disusui setelah lahir atau sekurang kurangnya dalam

empat jam setelah lahir. Apabila bayi akan diberi susu botol, perawat bisa

menawarkan sedikit air steril untuk memastikan bahwa refleks menelan dan refleks

menghisap bayi berfungsi dengan baik dan tidak ada anomali. Dianjurakan setiap 3-

4 jam sehari danselama beberapa hari setelah bayi lahir diberi makan hanya pada

saat terbangun di malam hari.

Posisi dan Teknik Menyusui

Bayi harus berada dalam posisi yang nyaman untuk mempermudahkan keadaan

dan tidak harus memutar kepala atau meregangkan lehernya untuk dapat

menjangkau puting. Ketika ibu menyentuh lembut bibir bayi dengan putingnya, bayi

akan memberi respon dengan refleks rooting alami dan berpaling ke puting dan

membuka mulutnya. Puting dan sebagian areaola berada dalam mulut bayi apabila

hidung bayi tertutp oleh payudara angkat panggul bayi. Ada beberapa posisi untuk

membuat bayi bersendawa.

Menggendong dan Mengatur

Posisi

Bayi digendong dengan aman

denagn menopang kepala karena

bayi baru lahir tidak mampu

mempertahankan posisi kepalanya

tetap tegak selama beberapa detik.

Setelah makan posisikan bayi miring

kanan untuk mempercepat

pengosongan lambung keusus kecil.

Memposisikan bayi miring ditempat

tidur membuat pengeluaran mukus dari mulut dan tidak menekan tali pusat atau

penis yang baru disirkumsisi. Posisi bayi diubah dari satu sisi ke sisi lain untuk

membantu mengembangkan kontur tubuh yang sama disis kiri dan kanan serta

meredakan tekanan pada bagian tubuh. Punggung bayi membentuk seperti kurva

sehingga mudah menggelinding. Selimut yang dilipat atau digulung yang

Page 73: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

mengganjal punggung akan akan mencegah bayi mengubah posisi menjadi supine

dan membuat perasaan bayi tenang.

IX. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR

PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Bayi Ny. A

Umur : 2 Hari

Jenis Kelamin : laki - laki

Alamat : -

No. peneng : -

Tanggal Masuk : -

Tanggal Pengkajian : -

Biodata Penanggung jawab 

Nama : Ny. A

Umur : 20 tahun

Jenis Kelamin : perempuan

Alamat : -

Pekerjaan : -

Hubungan dengan klien : Ibu Bayi

II. RIWAYAT PRENATAL DAN INTRANATAL

a. Riwayat Prenatal

Masalah kehamilan selama kehamilannya,

Memeriksa kehamilan yaitu pada :

- Trimester I : -

- Trimester II : -

- Trimester III : -

b.Riwayat Intranatal

1. Lamanya persalinan

Kala I : -

Kala II : -

Kala III : -

Kala IV : -

2. Ketuban

Pecah sebelum lahir : …. mnt

Warna dan Bau : jernih dan Amis

3. Pendarahan

Jumlah : ±…. cc

Page 74: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Warna : Merah segar

 4. Resusitasi pada bayi dilakukan dengan resusitasi pembersihan jalan nafas.

c. Postnatal

1. Apgar Score : 9

2. BB : 3200gr 

3. TB : 50cm

4. Lingkar Badan : -

5. Lingkar kepala : -

6. Lingkar lengan atas : -

7. Mekonium : -

III. PEMERIKSAAN FISIK 

1.TTV DJA : -

Suhu : -

Respirasi : -

2.Kepala

Cepal hematoma : tidak ada

Cepal succedenium : tidak ada

Sutura :

3.Mata

Kesimetrisan : Simetris antara mata kanan dan kiri

Sklera : Putih tidak ada ikhterus

Konjungtiva :

4.Hidung

Lubang hidung : Ada dan kedua lubang hidung simetris

Cuping hidung : Ada

5.Mulut dan Lidah

Palatum : Normal

Warna palatum : Merah muda

Warna lidah : Merah muda

Refleks hisap dan menelan : Belum terlatih dengan baik

 6.Telinga

Kesimetrisan : Simetris antara kiri dan kanan

Warna :

Daun telinga : ada / tidak ada

Lekuk telinga : ada / tidak ada

Cairan yang keluar :

7.Leher 

Kelenjar Tiroid : ada pembesaran atau tidak

Page 75: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

JVP : ada peninggian atau tidak

KGB : ada pembesaran atau tidak

8.Dada

DJA : -

Gerakan : Dapat mengembang dan mengempis

9.Mamae Putting : ada / tidak

Areola : hiperpigmentasi

10.Abdomen

Bentuk :

Bising usus : ada / tidak

Tali pusat :

11.Punggung, Pinggul, dan Bokong

Tonjolan punggung : ada / Tidak

Lipatan bokong : Simetris / asimetris

Warna kulit bokong :

12.GenetaliaTestis : ada / tidak

Keluar cairan : ada / tidak

13.Tangan

Pergerakan : Baik

 Jari tangan kanan/kiri : Lengkap

Reflek menggenggam : ada

14.Kaki

Pergerakan : baik Jari kaki kanan/kiri : Lengkap

Refleks babinski : Ada

15.BadanAktivitas : Baik 

Warna kulit :

Lanugo :

Sianosis :

Tekstur :

IV. PENGKAJIAN REFLEK BAYI BARU LAHIR

Refleks Pada Mata :

1. Berkedip atau Refleks korneal :

Respon prilaku yang diharapkan :

Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba-tiba atau pada pendekatan

objek ke arah kornea : harus menetap sepanjang hidup.

Deviasi : Tidak ada kedipan tidak simetris simetris

menunjukkan adanya kerusakan pada syaraf

kranial

Page 76: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

II, IV dan V.

2. Pupil : Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan

padanya:

reflek ini harus ada sepanjang hidup.

Deviasi : Kontriksi tidak sama pupil dilatasi terfiksasi

3. Mata boneka : Ketika kepala digerakkan dengan perlahan ke

kanan

dan kekiri, mata normalnya tidak bergerak: reflek

ini

harus hilang sesuai perkembangan.

Deviasi : Paralis abdusen asimetris

Refleks Pada Hidung:

1. Glabela : Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara

dua

alis mata) menyebabkan mata menutup dengan

rapat.

Deviasi : Tidak ada reflek 

Refleks Pada Mulut dan Tenggorokan

1. Menghisap : Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada

area

sirkumolar sebagai respon terhadap rangsang. reflek

ini

harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa

rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.

Deviasi : Menghisap lemah atau tidak ada

2. Muntah : Stimulasi faring posterior oleh makanan, hisapan,

atau

masuknya selang harus menyebabkan refleksi

muntah:

reflek ini harus menetap sepanjang hidup

Deviasi : Tidak adanya reflek muntah menunjukkan adanya

kerusakan pada syaraf glosoferingeal

3. Rooting:

Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi

membalikan kepala ke arah sisi tersebut dan mulai menghadap. harus hilang kira-

kira pada usia 3-4 bulan, tetapi dapat menetap selama 12 bulan.

Deviasi : Tidak ada refleks, khususnya bila bayi tidak

merasa

Page 77: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

kenyang

4. Ekstrusi : Bila lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon

dengan

mendorongnya keluar.harus menghilang pada usia 4

bulan

Deviasi : Protrusi konstan dari lidah dapat menunjukkan

sindrom

down

5. Menguap : Respon spontan terhadap penurunan oksigen dengan

meningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap

sepanjang hidup.

Deviasi : Tidak ada reflek 

6. Batuk : Iritasi membran mukosa laring atau pohon

trakeobronkial menyebabkan batuk reflek ini harus

tetap

ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari

pertama

kelahiran.

Deviasi : Tidak ada reflek 

Refleks Pada Ekstremitas

1. Menggenggam:

Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar jari menyebabkan

fleksi tangan dan jari kaki, genggaman telapak tangan harus berkurang setelah usia

3 bulan, digantikan dengan gerakan volunter, genggaman plantar berkurang pada

usia 8 bulan.

Deviasi: Fleksi asimetris dapat menunjukkan paralisis

2. Babinski:

Tekanan ditelapak kaki bagian luar ke arah atas dari tumit dan menyilang bantalan

kaki menyebabkan jari kaki hiperekstensi dan halus dorsofleksi: reflek ini harus

hilang setelah usia 1 tahun.

Deviasi: Menetap setelah usia 1 tahun menunjukkan lesi traktur pyramidal

3. Klonus Pergelangan kaki:

Dorsofleksi telapak kaki yang cepat ketika menopang lutut pada posisi fleksi parsial

mengakibatkan munculnya satu sampai dua gerakan oskilasi (denyut). Akhirnya

tidak boleh ada denyut yang teraba.

Deviasi: Beberapa denyutan

Refleks Pada Massa atau Tubuh

1. Moro:

Page 78: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Denyutan atau perubahan tiba-tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi

dan abduksi ekstremitas tiba-tiba serta mengipaskan jari membentuk huruf ³C´

diikuti dengan fleksi lemah: bayi mungkin menangis: reflek ini harus hilang setelah

usia 3-4 bulan, biasa paling kuat selama 2 bulan pertama

Deviasi: Menetapnya reflek moro 6 bulan terakhir dapat menunjukkan kerusakan

otak reflek moro asimetris atau tidak ada dapat menunjukkan cedera pada fleksus

brakial, klavikula, atau humerus.

2. Startle: Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi

siku: tangan tetap tergenggam: harus hilang pada usia 4 bulan.

Deviasi: Tidak adanya refleks ini menunjukkan kehilangan pendengaran

3. Perez:

Saat bayi tertelungkup pada permukaan keras, ibu jari ditekan sepanjang medula

spinalis dari sakrum ke leher: bayi berespon dengan menangis, memfleksikan

ekstremitas dan meninggikan pelvis dan kepala:lordosis tulang belakang, serta

dapat terjadi defekasi dan urinisasi, hilang padausia 4-6 bulan.

Deviasi: Signifikasi hampir sama dengan reflek moro

4. Toknik leher asimetris (menengadah):

Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah satu sisi, lengan dan kakinya

akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki

fleksi,harus hilang pada usia 3 -4 bulan,untuk digantikan dengan posisi simetris dari

kedua sisi tubuh.

Deviasi: Tidak adanya atau menetapnya reflek ini menunjukkan kerusakan sistem

syaraf.

5. Neck-rigthting: Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke satu sisi: bahu dan

batang tubuh membalik ke arah tersebut, diikuti dengan pelvis: menghilang pada

usia 10 bulan

Deviasi: Tidak ada: signifikansinya hampir sama dengan reflek tonik pada

leher asimetris

6. Otolith-rigthing: Jika badan bayi yang tegak ditengadahkan, kepala kembali

tegak, posisi tegak.

Deviasi: Tidak ada:signifikansinya hampir sama dengan tonikleher asimetris

7. Inkurvasi batang tubuh (Galant):

Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul

bergerak ke arah sisi yang distimulasi: refleks ini harus hilang pada usia 4 minggu.

Deviasi: Tidak adanya refleks ini menunjukkan lesi medula spinalis.

8. Menari atau melangkah:

Page 79: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

Jika bayi dipegang sedemikian rupa hingga telapak kaki menyentuh permukaan

keras, akan ada fleksi dan ekstensi resiprokal dari kaki, menstimulasi berjalan:

harus hilang setelah usia 3-4 minggu, digantikan oleh gerakan yang dikehendaki.

Deviasi: Langkah tidak simetris

9. Merangkak:

Bayi bila ditempatkan pada abdomennya (tertelungkup),membuat gerakan

merangkak dengan tangan dan kaki: harus hilang kira – kira pada usia 6 minggu.

Deviasi: Gerakan tidak simetris

10. Placing: Bila bayi dipegang tegak di bawah lengannya dan sisi dorsal

telapak kaki dengan tiba-tiba ditempatkan diatas objek keras, seperti meja, kaki

mengangkat seolah-olah telapak melangkah diatas meja, usia hilangnya refleks ini

bervariasi

Deviasi: Tidak ada reflek 

Daftar Pustaka

Bobak, Irene. 2005. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Doenges, Marlynn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/ Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC.

Page 80: 87456259 79335536 Koreksi Makalah Kasus 3 Post Partum Dan BBL

ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3

http://erlitagustin04.blogspot.com/2010/11/aspek-sosial-budaya-pada-bayi-baru.html

(Erlit Agustin. 2010. Aspek Sosial Budaya pada Bayi Baru Lahir. Diakses pada 29 April 2011, jam 20.00 WIB)

http://www.clubnutricia.co.id/my_baby/babys_immunity/article/immunization_schedule(Dr. Rini. 2009. Jadwal Imunisasi. Diakses tanggal 01 Mei 2011 jam 16. 30 WIB)

http://www.scribd.com/doc/47348822/Proses-Laktasi-Dan-Menyusui(Novrita Tri Yulvia M.Keb. . Proses Laktasi dan Menyusui. Diakses tanggal 30 April 2011 jam 20.30 WIB)

http://www.jendelaanakku.net/index.php?option=com_content & view=article & id=88:pola-tidur-a-masalah-yang-dihadapi- pada-bayi-0-6-bulan & catid=1:perkembangan-anak-a-perilaku- anak & Itemid=74[akses 1april2011](jendela anakku. 2010. 2010. Pola tidur dan Masalah yang Dihadapi pada Bayi 0-6 Bulan. Diakses pada 29 April 2011 jam 21.00)