87456259 79335536 koreksi makalah kasus 3 post partum dan bbl
DESCRIPTION
xcxcxTRANSCRIPT
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
POST PARTUM DAN BAYI BARU LAHIR
KASUS 1
Ny. A, 20 tahun P1A0 hari ke 1 post partum, klien mengeluh nyeri pada perineum,
klien merasa takut jahitannya akan terbuka lepas jika mau berkemih. Sampai saat
ini setelah 4 jam melahirkan belum berani berkemih.. merasa senang dengan
kelahiran anak pertama ini, namun merasa bingung juga karena belum tahu cara
merawat bayi dan cara menurunkan berat badan namun tetap ingin bisa menyusui.
Hasil pemeriksaan fisik: keadaan umum baik, tingkat kesadaran compos mentis.
Tanda-tanda vital: tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 kali/menit, RR : 20x/menit,
berat badan 65 kg, tinggi badan 156 cm. Payudara: payudara simetris kanan dan
kiri, hiperpigmentasi pada areola mammae, pengeluaran kolostrum (+), putting
inverted. TFU 1 jari di bawah pusat, uterus tidak teraba, kontraksi (-), diastasis
rektus abdominis 2 jari, lochea rubra, 1 pembalut penuh setelah 4 jam, jahitan,
ruptur perineum grade 2, ekstremitas: edema -/- varises -/- reflek patella +/+
human sign -/-. Pengkajian terhadap bayi: laki- laki BB 3200 gr, panjang bandan :50
cm, APGAR 9, refleks (+)(rooting,sucking, moro) , dari hasil pemeriksaan maturitas
bayi usia kehamilan 38 minggu, nenek bayi mengoleskan madu di bibir bayi dengan
keyakinan kelak bayi akan pandai bicaradan di sukai.
I. ADAPTASI ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA PERIODE POST PARTUM
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-
kdang disebut Puerium atau trimester keempat kehamilan. Perubahan fisiologis
yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, dimana proses-proses pada
kehamilan berjalan terbalik.
Periode Post Partum (Rubin, 1977)
Immediate post partum (1 jam pertama post partum)
Early post partum (1 minggu pertama post partum)
Late post partum (minggu ke-2 sampai ke-6 post partum)
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Proses Involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan
disebut involusi. Proses dimulai setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot
polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah,
kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis. Pada saat ini besar uterus kira-kira sama dengan besar
uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu kira-kira sebesar grapefruit (jeruk
masam) dan beratnya kira-kira 1000 g.
Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai lebih 1 cm di atas umbilikus.
Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat.
Fundus turun kira-kira 1 sampai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pascapartum
keenam fundus normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan simfisis
pubis. Uterus tidak bisa di palpasi pada abdomen pada hari ke-9 pascaprtum.
Uterus, yang pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil,
berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr, 1 minggu setelah melahirkan dan 350 g (11
sampai 12 ons) 2 minggu setelah melahirkan. Seminggu setelah melahirkan uterus
berada di dalam panggul sejati lagi. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50
sampai 60 kg.
Peningkatan kadar estrogen dan progesteron bertanggung jawab untuk
pertumbuhan masif uterus selama masa hamil. Pertumbuhan uterus prenatal
tergantung pada hiperplasia, peningkatan jumlah sel-sel otot, dan hipertrofi,
pembesaran sel-sel yang sudah ada. Sel-sel tambahan yan gterbentuk selama masa
hamil menetap. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil :
Kontraksi
Hemostasis pascapartum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah
intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembekuan bekuan. Hormon
oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi
uterus, mengompresi pembuluh darah, dan membantu hemostasis. Selama 1
sampai 2 jam pertama pascapartum intensitas kontraksi bisa berkurang dan
menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk mempertahankan kontraksi
uterus selama masa ini, biasanya suntikan oksitosin (pitosin) secara intavena atau
intramuskular diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan
menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di payudara segera setelah
lahir karena isapan bayi pada payudara merangsnag pelepasan oksitosin.
After pains
Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan bisa
menimbulkan nyeri yang bertahan sepajang awal puerperium. Rasa nyeri setelah
melahirkan ini lebih nyata setelah ibu melahirkan, di tempat uterus terlalu teregang
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
(misalnya, pada bayi besar, kembar). Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya
meningkatkan nyeri ini karena keduanya merangsnag kontraksi uterus.
Tempat Plasenta
Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, konstriksi vaskular dan
trombosis menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan bermodul
tidak teratur. Pertumbuhan endometrium ke atas menyebabkan pelepasan jaringan
rekrotik dan mencegah pembentukan jaringan parut yang menjadi karakteristik
penyembuh luka. Regenerasi endometrium selesai pada akhir minggu ketiga masa
pasca partum, kecuali pada bekas tempat plasenta. Regenerasi pada tempat ini
biasanya tidak selesai sampai enam mingggu setelah melahirkan.
Lokia
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir seringkali disebut lokia, mula-mula
berwarna merah, kemudian berubah menjadi merah tua atau merah coklat. Rabas
ini dapat mengandung vekuan darah kecil. Selama dua jam pertama setelah lahir,
jumlah cairan yang keluar dari uterus tidak boleh lebih dari jumlah maksimal yang
keluar selama menstruasi. Setelah waktu tersebut, aliran lokia yang keluar harus
semakin berkurang.
Lokia rubra mengandung darah dan debris desisua serta debris trofoblastik.
Aliran menyembur, menjadi merah muda atau coklat setelah 3 sampai 4 hari (lokia
serosa). Lokia serosa terdiri dari darah lama (old blood), serum, leukosit, dan devris
jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi lahir, warna cairan ini menjadi kuning sampai
putih (lokia alba). Lokia alba mengandung leukosit , desidua, sel epitel, mukus,
serum, dan bakteri. Lokia alba bisa bertahan selama dua sampai enam minggu
setelah bayi lahir.
Pengkajian jumlah aliran lokia berdasarkan observasi perineum sulit dilakukan.
Cara mengukur lokia yang objektif dengan mengkaji jumlah cairan yang
menimbang tampon perineum sebelum dipakai dan setelah dilepas. Seorang wanita
yang mengganti satu tampon perineum dalam waktu satu jam atau kurang
mengeluarkan lebih banyak darah daripada wanita yang mengganti tampon setelah
8 jam.
Apabila wanita mendapat pengobatan oksitosin, tanpa memandang cara
pemberiannya, lokia yang mengalir biasanya sedikit sampai efek obat hilang.
Setelah operasi sesar, jumlah lokia yang keluar biasanya lebih sedikit. Cairan lokia
biasanya meningkat, jika klien melakukan ambulasi dan menyusui. Cairan lokia
biasanya meningkat, jika klien melakukan ambulasi dan menyusui. Setelah
berbaring di tempat tidur selama kurun waktu yang lama, wanita dapat
mengeluarkan semburan darah saat ia berdiri, tetapi hal ini tidak sama dengan
perdarahan.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Terjadinya perdarahan ulang setelah hari ke-10 pascapartum menandakan
adanya perdarahan pada bekas tempat plasenta yang mulai memulih. Namun,
setelah 3 sampai 4 minggu, perdarahan mungkin disebabkan oleh infeksi atau
subinvolusi. Lokia serosa atau lokia alba yang berlanjut bisa menandakan
endometritis.
Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. Delapan belas (18) jam
pascapartum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan
kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa,
tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan. Ektoserviks (bagian
serviks yang menonjol ke vagina) terlihat memar dan ada sedikit laserisasi kecil-
kondisi yang optimal untuk perkembangan infeksi. Muara serviks, yang berdilatasi
10 cm sewaktu melahirkan, menutup sacara bertahap. Dua jari mungkin masih
dapat dimasukkan ke dalam muara serviks pada hari ke-4 sampai hari ke-6
pascapartum, tetapi hanya tangkai kuret terkecil yang dpat dimasukkan pada akhir
minggu kedua.
Vagina dan Perineum
Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa
vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali
secara bertahap ke ukuran sebelum hamil enam samapi 8 minggu setelah bayi
lahir. Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu keempat walaupun tidak
akan semenonjol pada wanita nulipara. Pada umunya rugae akan memipih secara
permanen. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium.
Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina dan
penipisan mukosa vagina. Kekeringan lokal dan rasa tidak nyaman saat koitus
(dispareunia)menetap samapi fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi
dimulai lagi. Biasanya wanita dianjurkan menggunakan pelumas larut air saat
melakukan hubunagn seksual untuk mengurangi nyeri.
Pada umumnya episiotomi hanya mungkin dilakukan bila wanita berbaring
miring dengan bokong diangkat atau ditempatkan pada posisi litotomi. Penerangan
yang baik diperlukan supaya episiotomi dapat terlihat jelas. Proses penyembuhan
luka episotomi sama dengan luka operasi lain. Tanda-tanda infeksi (nyeri, merah,
panas, bengkak, atau rabas) atau tepian insisi tidak saling mendekat bisa terjadi.
Penyembuhan harus berlangsung dalam dua sampai tiga minggu.
Hemoroid (varises anus) umunya terlihat. Wanita sering menagalami gejala
terkait, seperti rasa gatal, tidak nyaman, dan perdarahan berwarna merah terang
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
pada waktu defekator. Ukuran hemoroid biasanya mengecil beberapa mingggu
setelah lahir.
Topangan Otot Panggul
Jaringan penopang dasar panggul yang terobek atau teregang saat ibu
melahirkan memerlukan waktu sampai 6 bulan untuk kembali sampai ke tonus
semula. Istilah relaksasi panggul berhubungan dengan pemanjangan dan
melemahnya topangan permukaan struktur panggul.
Payudara
Konsentrasi hormone yang menstimulasi perkembangan payudara selama
wanita hamil (estrogen, progesterone, HCG, prolaktin, kortisol dan insulin) menurun
dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormone-hormon ini untuk
kembali ke kadar sebelum hamil sebagian ditentukan oleh apakah ibu menyusui
atau tidak.
Ibu tidak menyusui
Payudara biasanya teraba nodular (pada wanita tidak hamil teraba granular).
Apabila wanita memilih untuk tidak menyusui dan tidak menggunakan obat
antilaktogenik, kadar prolaktin akan turun dengan cepat. Sekresi san ekskresi
kolostrum menetap selama beberapa hari pertama setelah wanita melahirkan. Pada
jaringan payudara wanita, saat palpasi dilakukan pada hari kedua dan ketiga, dapat
ditemukan adanya nyeri seiring dimulainya produksi susu. Pada hari ketiga atau
keempat pascapartum bias terjadi pembengkakan (engorgement). Payudara
teregang (bengkak), keras, nyeri bila ditekan, dan hangat jika diraba (kongesti
pembuluh darah menimbulkan rasa hangat). Distensi payudara terutama
disebabkan oleh kongesti sementara vena dan pembuluh limfatik, bukan akibat
penimbunan air susu. Air susu dapat dikeluarkan dari putting. Jaringan payudara di
aksila (tail of Spence) danjaringan payudara atau puting tambahan juga bias
terlibat. Pembengkakkan dapat hilang dengan sendirinya dan rasa nyaman dapat
berkurang dalam 24 jam sampai 36 jam.
Ketika laktasi terbentuk, teraba suatu massa (benjolan), tetapi kantong susu
yang terisi berubah posisi dari hari ke hari. Sebelum laktasi dimulai, payudara
teraba lunak dan suatu cairan kekuningan, yakni kolostrum, dikeluarkan dari
payudara. Setelah laktasi dimulai, payudara teraba hangat dank eras ketika
disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama sekitar 48 jam. Putting susu harus
diperiksa untuk dikaji erektilitasnya, sebagai kebalikan dari intervensi, dan untuk
menemukan apakah ada fisura atau keretakan.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Sistem Endokrin
Hormon Plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormon-hormon
yang diproduksi oleh organ tersebut. Penurunan hormon human plasental lactogen
(hPL), estrogen, dan kortisol serta plasental enzym insulinase membalik efek
diabetogenik kehamilan sehingga kadar gula darah menurun secara bermakna pada
masa puerperium. Kadar estrogen dan progesteron menurun secara mencolok
setelah plasenta keluar, kadar terendahnya dicapai kira-kira satu minggu
pascapartum. Penurunan kadar estrogen berkaitan dengan pembengkakan
payudara dan diuresis cairan ekstraseluler berlebih yang terakumulasi selama masa
hamil.
Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium
Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya
berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar FSH terbukti sama pada wanita
menyusui dan tidak menyusui, disimpulkan ovarium tidak berespons terhadap
stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat. Pada wanita menyusui, kadar
prolaktin tetap meningkat sampai minggu keenam setelah melahirkan. Setelah
melahirkan, wanita tidak menyusui mengalami penurunan kadar prolaktin,
mencapai rentang sebelum hamil dalam 2 minggu.
Sistem Urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu 1 bulan setelah wanita
melahirkan. Diperlukan kira-kira 2 – 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan
dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil.
Diuresis Pascapartum
Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan
yang tertimbun di jaringan selama ia hamil. Diuresis pascapartum, yang disebabkan
oleh penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tungkai
bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan, merupakan
mekanisme lain tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan.
Uretra dan Kandung Kemih
Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung kemih
setelah bayi lahir, dan efek konduksi anestesi menyebabkan keinginan untuk
berkemih menurun. Selain itu, rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat
dorongan saat melahirkan, laserasi vagina, atau episiotomy menurunkan atau
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
mengubah reflex berkemih. Penurunan berkemih, seiring diuresis pascapartum,
bisa menyebabkan distensi kandung kemih.
Sistem Pencernaan
Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia
bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
Defekasi
BAB secara spontan bisa tertunda selama 2-3 hari setelah ibu melahirkan.
Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses
persalinan dan pada awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema
sebelum melahirkan, kurang makan, atau dehidrasi.
Sistem Kardiovaskular
Volume Darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa factor misalnya
kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran cairan
ekstravaskuler. Hipervolemia yang diakibatkan kehamilan menyebabkan
kebanyakan ibu bisa mentoleransi kehilangan darah saat melahirkan. Pasca
melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif akan
bertambah. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya
hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Pada
umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima post patum.
Tiga perubahan fisiologis pascapartum yang melindungi wanita :
Hilangnya sirkulasi uteroplasenta yang mengurangi ukuran pembuluh darah
maternal 10%-15%.
Hilangnya fungsi endokrin plasenta yang menghilangkan stimulus vasodilatasi.
Terjadinya mobilisasi air ekstravaskuler yang disimpan selama wanita hamil.
Curah Jantung
Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung meningkat selama
masa hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini akan meningkat bahkan
lebih tinggi selama 30-60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit
uteroplasenta tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum.
Suhu Badan
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celcius. Pasca
melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 derajat Celcius dari keadaan
normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan,
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
kehilangan cairan maupun kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-4 post partum,
suhu badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada pembentukan ASI, kemungkinan
payudara membengkak, maupun kemungkinan infeksi pada endometrium, mastitis,
traktus genetalis ataupun sistem lain. Apabila kenaikan suhu di atas 38 derajat
celcius, waspada terhadap infeksi post partum.
Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi
yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau
perdarahan post partum.
Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan
darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80
mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak
berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat
diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum
merupakan tanda terjadinya pre eklamsia post partum.
Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per
menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal(masa
pemulihan). Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya,
kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada
masa post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
Sistem Hematologi
Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit
menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga
meningkatkan faktor pembekuan darah. Leukositosis adalah meningkatnya jumlah
sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap
tinggi selama beberapa hari pertama masa post partum. Jumlah sel darah putih
akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000 hingga 30.000 tanpa adanya kondisi
patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat
bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume
darah yang berubah-ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi
dari wanita tersebut. Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah
dari titik 2 persen atau lebih tinggi daripada saat memasuki persalinan awal, maka
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
pasien dianggap telah kehilangan darah yang cukup banyak. Titik 2 persen kurang
lebih sama dengan kehilangan darah 500 ml darah. Jumlah kehilangan darah
selama masa persalinan kurang lebih 200-500 ml, minggu pertama post partum
berkisar 500-800 ml dan selama sisa masa nifas berkisar 500 ml.
Sistem Neurologi
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi
neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yang dialami
wanita saat bersalin dan melahirkan.
Rasa tidak nyaman neurologis yang diinduksi kehamilan akan menghilang setelah
wanita melahirkan. Eliminasi edema fisiologis melalui dieresis setelah bayi lahir
menghilangkan sindrom carpal tunnel dengan mengurangi kompresi saraf median.
Rasa baal dan kesemutan (tingling) periodic pada jari yang dialami 5% wanita hamil
biasanya menghilang setelah anak lahir, kecuali jika mengangkat dan
memindahkan bayi memperburuk keadaan. Nyeri kepala memerlukan pemeriksaan
yang cermat. Nyeri kepala pasca partum bias disebabkan berbagai keadaan
termasuk hipertensi akibat kehamilan, sters, dan kebocoran cairan serebrospinalis
ke dalam ruang ekstradural selam jarum epidural diletakkan di tulang punggung
untuk anestesia.
Sistem Musculoskeletal
Beberapa gejala sistem muskuloskeletal yang timbul pada masa pasca partum
antara lain:
Nyeri punggung bawah
Nyeri punggung merupakan gejala pasca partum jangka panjang yang sering
terjadi. Hal ini disebabkan adanya ketegangan postural pada sistem
muskuloskeletal akibat posisi saat persalinan.
Sakit kepala dan nyeri leher
Pada minggu pertama dan tiga bulan setelah melahirkan, sakit kepala dan
migrain bisa terjadi. Gejala ini dapat mempengaruhi aktifitas dan ketidaknyamanan
pada ibu post partum. Sakit kepala dan nyeri leher yang jangka panjang dapat
timbul akibat setelah pemberian anestasi umum.
Nyeri pelvis posterior
Nyeri pelvis posterior ditunjukan untuk rasa nyeri dan disfungsi area sendi
sakroiliaka. Gejala ini timbul sebelum nyeri punggung bawah dan disfungsi simfisis
pubis yang ditandai nyeri di atas sendi sakroiliaka pada bagian otot penumpu berat
badan serta timbul pada saat membalikan tubuh di tempat tidur. Nyeri ini dapat
menyebar ke bokong dan paha posterior.
Disfungsi simpisis pubis
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Merupakan istilah yang menggambarkan gangguan fungsi sendi simfisis
pubis dan nyeri yang dirasakan di sekitar area sendi. Fungsi sendi simfisis pubis
adalah menyempurnakan cincin tulang pelvis dan memindahkan berat badan
melalui pada posisis tegak. Bila sendi ini tidak menjalankan fungsi semestinya, akan
terdapat fungsi/stabilitas pelvis yang abnormal, diperburuk dengan terjadinya
perubahan mekanis, yang dapat mrmpengaruhi gaya berjalan suatu gerakan
lembut pada sendi simfisis pubis untuk menumpu berat badan dan disertai rasa
nyeri yang hebat. Diastasis rekti
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomennya akan
menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan
sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil. Pada
keadaan tertentu, dengan atau tanpa ketegangan yang berlebihan, seperti bayi
besar atau hamil kembar, otot-otot dinding abdomen memisah, suatu keadaan yang
dinamai diastasis rekti abdominis. Apabila menetap, defek ini dapat dirasa
mengganggu pada wanita tetapi seiring perjalanan waktu, defek tersebut menjadi
kurang terlihat.
Diastasis rekti adalah pemisahan otot rektus abdominis lebih dari 2,5 cm pada tepat
setinggi umbilikus (Noble, 1995) sebagai akibat pengaruh hormon terhadap linea
alba serta akibat perenggangan mekanis dinding abdomen. Kasus ini sering terjadi
pada multi paritas, bayi besar, poli hidramnion, kelemahan otot abdomen dan
postur yang salah. Selain itu, juga disebabkan gangguan kolagen yang lebih ke arah
keturunan, sehingga ibu dan anak mengalami diastasis.
Osteoporosis akibat kehamilan
Osteoporosis timbul pada trimester ketiga atau pasca natal. Gejala ini ditandai
dengan nyeri, fraktur tulang belakang dan panggul, serta adanya hendaya (tidak
dapat berjalan), ketidakmampuan mengangkat atau menyusui bayi pasca natal,
berkurangnya tinggi badan, postur tubuh yang buruk.
Disfungsi rongga panggul,Disfungsi dasar panggul, meliputi :
Inkontinensia urin.
Inkontinensia alvi.
Prolaps
Sistem Integumen
Kloasama yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat
kehamilan berakhir. Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang
seluruhnya setelah bayi lahir. Pada beberapa wanita, pigmentasi pada daerah
tersebut akan menetap. Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha, dan
panggul mungkin memudar, tetapi tidak hilang seluruhnya. Kelainan pembuluh
darah seperti spider angioma (nevi), eritema palmar, dan epulis, biasanya
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
berkurang sebagai respons terhadap penurunan kadar estrogen setelah kehamilan
berakhir. Pada beberapa wanita sidernevi menetap.
Rambut halus yang tumbuh dengan lebat pada waktu hamil biasanya akan
menghilang setelah wanita melahirkan, tetapi rambut kasar yang timbul sewaktu
hamil biasanya akan menetap.
Sistem Imun
Kebutuhan ibu untuk mendapatkan vaksinasi rubella atau untuk mencegah
isoimunisasi Rh diterapkan
II. DINAMIKA KELUARGA SETELAH ANAK LAHIR
Adaptasi Psikologis Pada Keluarga Setelah Anak Lahir
Adaptasi Maternal
Ada 3 fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orang tua. Fase-fase
penyesuaian maternal ini ditandai oleh perilaku dependen, perilaku dependen-
mandiri, dan perilaku interdependen.
Fase Dependen
Selama 1 sampai 2 hari pertama setelah melahirkan ketergantungan ibu
menonjol. Pada waktu ini ibu mengharapkan segala kebutuhannya dapat dipenuhi
oleh orang lain, ibu memindahkan energi psikologisnya kepada anaknya. Rubin
(1961) menetapkan periode beberapa hari ini sebagai fase menerima (taking-in
phase), sewaktu-waktu dimana ibu baru memerlukan perlindungan dan perawatan.
Fase menerima yang kuat hanya terlihat pada 24 jam pertama setelah ibu
melahirkan.
Fase Dependen-Mandiri
Dalam fase dependen-mandiri ibu, secara bergantian muncul kebutuhan untuk
mendapat perawatan dan penerimaan dari orang lain dan keinginan untuk bisa
segala sesuatu secara mandiri. Rubin (1961) menjelaskan keadaan ini sebagai fase
taking-hold, yang berlangsung kira-kira 10 hari.
Dalam 6 sampai 8 minggu setelah melahirkan, kemampuan ibu untuk
menguasai tugas-tugas sebagai orang tua merupakan hal yang penting. Ibu yang
kelihatannya memerlukan dukungan tambahan adalah sebagai berikut:
Primipara yang belum berpengalaman mengasuh anak
Wanita karir
Ibu yang berusia remaja
Wanita yang tidak bersuami
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Keletihan setelah melahirkan diperburuk oleh tuntutan bayi yang banyak
sehingga dengan mudah dapat timbul perasaan depresi. Keadaan fisiologis ini
dapat menjelaskan depresi pascapartum ringan (baby-blues) keadaan depresif ini
ditandai dengan menarik diri, kehilangan perhatian terhadap sekeliling dan
menangis.
Fase Interdependen
Fase interdependen (letting-go) merupakan fase yang penuh stres bagi
orang tua. Pria dan wanita harus menyelesaikan efek dari perannya masing-masing
dalam hal mengasuh anak, mengatur rumah, dan membina karir.
Adaptasi Paternal
Ayah menunjukkan keterlibatan yang dalam dengan bayi mereka.
Greenberg dan Morris (1976) menyebut absorbs, keasyikan dan kesenangan ayah
dengan bayinya sebagai engrossmen. Keinginan ayah untuk menemukan hal-hal
yang unik maupun yang sama dengan dirinya merupakan karakteristik lain yang
berkaitan dengan kebutuhan ayah untuk merasakan bahwa bayi ini adalah
miliknya. Respon yang jelas ialah adanya daya tarik yang kuat dari bayi yang baru
lahir.
Suatu studi yang dilakukan oleh Henderson dan Browse (1991) tentang
pengalaman beberapa ayah selama 3 minggu pertama kehidupan bayi menyatakan
bahwa para ayah baru ini menjalani 3 tahap proses yang sudah bisa diperkirakan
sebelumnya. Tahap pertama meliputi pengalaman prakonsepsi, yakni akan seperti
apa rasanya jika mereka membawa bayi pulang ke rumah. Tahap kedua adalah
realitas yang tidak menyenangkan tentang menjadi ayah baru. Perasaan sedih dan
ragu seringkali menyertai realitas. Tahap ketiga meliputi keputusan yang dilakukan
dengan sadar untuk mengontrol dan menjadi lebih aktif terlibat dalam kehidupan
bayi mereka.
Bantuan yang dibutuhkan meliputi bantuan untuk ayah dalam meninjau
kembali harapan pada saat menjadi ayah, memberi informasi yang realistis dan
konsisten tentang tingkah laku bayi dan melibatkan ayah yang ingin mengetahui
cara perawatan bayi.
Adaptasi Sibling
Memperkenalkan bayi kepada suatu keluarga dengan satu anak atau lebih
bisa menjadi persoalan bagi orang tua. Anak yang lebih tua harus menyusun posisi
baru dalam hierarki keluarga. Anak yang tertua harus tetap berada dalam posisi
sebagai pemimpin.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Kelakuan mundur ke usia yang lebih muda bisa terlihat pada beberapa anak.
Mereka bisa kembali mengompol, merengek, dan tidak mau makan sendiri. Reaksi
kecemburuan dapat muncul ketika sukacita akan kehadiran bayi di rumah mulai
pudar. Ibu dan ayah menghadapi sejumlah tugas yang terkait dengan penyesuaian
dan permusuhan antar saudara. Tugas-tugas tersebut adalah:
Membuat anak yang lebih tua merasa dikasihi dan diinginkan.
Mengatasi rasa bersalah yang timbul dari pemikiran bahwa anak yang lebih
tua mendapat perhatian dan waktu yang lebih sedikit.
Mengembangkan rasa percaya diri dalam kemampuan mereka mengasuh
lebih dari satu anak.
Menyesuaikan waktu dan ruang untuk menampung bayi baru tersebut.
Memantau perlakuan anak yang lebih tua terhadap bayi yang lebih lemah dan
mengalihkan perilaku yang agresif.
Penyesuaian awal anak yang lebih tua terhadap bayi baru lahir membutuhkan
waktu. Kasih saudara kandung bertumbuh seperti juga kasih sayang yang lain yaitu
melalui kebersamaan yang mereka jalani dan dengan berbagi pengalaman.
Adaptasi Kakek-Nenek
Nenek dari ibu ialah model yang penting dalam praktik perawatan bayi (Rubin,
1975). Ia bertindak sebagai sumber pengetahuan dan sebagai individu yang
mendukung. Dukungan kakek dan nenek dapat menjadi pengaruh yang
menstabilkan keluarga yang sedang mengalami krisis perkembangan seperti
kehamilan dan menjadi orang tua baru (Newell, 1984). Kakek-nenek dapat
membantu anak-anak mereka mempelajari keterampilan menjadi orang tua dan
mempertahankan tradisi budaya.
Salah satu cara untuk membantu kakek-nenek menjembatani perbedaan
generasi ialah dengan menawarkan mereka untuk mengikuti kelas-kelas persiapan
(Maloni, 1987). Kelas yang dimaksud meliputi pemberian informasi tentang praktik
kehamilan yang baru, terutama cara merawat yang berpusat pada keluarga,
perawatan bayi, pemberian makan, tindakan keselamatan dan penggalian peran
yang dimainkan orang tua dalam unit keluarga.
Adaptasi Bayi - Orangtua
Interaksi orangtua-bayi ditandai oleh suatu rangkaian irama, repertoar
perilaku dan pola tanggung jawab (Field, 1978). Interaksi dapat diperbaiki dengan
cara berikut : (1) modulasi ritme, (2) modifikasi repertoar perilaku dan (3) respons
yang mutual.
Ritme
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Untuk mengatur ritme, baik orang tua maupun bayi harus mampu untuk saling
berinteraksi. Orang tua harus berusaha keras membantu bayi mempertahankan
keadaan sadar penuh dalam waktu yang cukup lama dan cukup sering sehingga
interaksi dapat terjadi. Ibu multipara menunjukkna rasa sensitif dan mampu
memberi respons dengan sangat baik terhadap ritme makan bayinya. Ibu yang
sensitif terhadap makan memberi kesempatan pada bayinya untuk berhenti
mengisap. Semakin lama bayi dapat melakukan interaksi yang lebih lama
menyesuaikan ritme aktivitas, yaitu gerakan anggota gerak, mengisap, mengubah
arah pandang dan habituasi. Untuk sementara orang dewasa belajar memahami
ritme ini, mengatur dan dengan demikian mempermudah interaksi yang ritmis
(Field, 1978).
Repertoar
Repertoar bayi meliputi perilaku memandang, bersuara dan ekspresi wajah.
Bayi mampu fokus dan mengikuti wajah manusia sejak lahir. Bayi juga mampu
mengubah arah pandangnya. Kemampuan ini dikontrol secara volunter. Bayi
tampak menjauhkan pandangannya dari wajah ibu saat diberi stimulus untuk
mengatur tingkat kesadarannya dan memproses stimulasi yang ia terima (Field,
1978). Brazelton, dkk (1974) mengatakan bahwa salah satu kunci respon yang
harus dipelajari orang tua adalah kesadaran akan kapasitas bayi untuk
mendapatkan perhatian dan sebaliknya.
Sikap tubuh membentuk sebagian bahasa awal bayi. Bayi memberi salam
pada orang tua dengan melambaikan tangannya atau berusaha meraih tangan
orang tua. Bayi dapat menaikkan alis untuk memperoleh perhatian sayang.
Repertoar orang tua mencakup berbagai perilaku dalam berinteraksi dengan bayi
mereka. Salah satu bentuk perilaku ini ialah memandang bayi secara konstan dan
memperhatikan perilaku bayi tersebut.
Orang tua juga menggunakan ekspresi wajah sebagai media dalam
berinteraksi. Seperti ekspresi kejutan, kebahagiaan, dan kebingungan dalam
mengomunikasikan hal tersebut pada bayi. Orang tua juga dapat meniru perilaku
bayi. Apabila bayi tersenyum orang tua juga akan tersenyum.
Respon
Kesatuan respon ialah respon yang terjadi pada waktu tertentu dan bentuknya
sama dengan perilaku stimulus. Dengan kata lain respon tersebut berfungsi sebagai
umpan balik positif. Orang dewasa melihat perilaku bayi seperti tersenyum,
bersuara dan melakukan kontak mata. Respon-respon ini berfungsi sebagai imbalan
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
bagi individu yang memberi stimulus. Apabila orang dewasa meniru bayi, bayi
tampak menikmati respon tersebut.
Faktor yang Memengaruhi Respon Orangtua
Cara orang tua berespon terhadap kelahiran anaknya dipengaruhi berbagai
faktor, meliputi usia, jaringan sosial, budaya, keadaan sosial ekonomi dan aspirasi
pribadi tentang masa depan. Usia maternal lebih dari 35 tahun. Masalah dan
kekuatiran yang terkait dengan kelompok ibu berusia lebih dari 35 tahun semakin
banyak muncul pada dekade terakhir ini. Penelitian menunjukkan beberapa faktor
tertentu yang mempengaruhi respon orang tua pada kelompok yang lebih tua ini:
keletihan dan kebutuhan untuk lebih banyak istirahat tampaknya telah menjadi
masalah utama pada orang tua yang sudah berusia ini (Queenan, 1987). Tindakan
yang bertujuan membantu ibu memperoleh kembali kekuatan dan vanus otot
misalnya latihan senam prenatal dan pascapartum sangat dianjurkan.
Jaringan Sosial
Primipara dan multipara memiliki kebutuhan yang berbeda. Multipara akan
lebih realistis dalam mengantisipasi keterbatasan fisiknya dan dapat lebih mudah
beradapatasi terhadap peran dan interaksi sosial. Primipara mungkin memerlukan
dukungan yang lebih besar dan tindak lanjut yang mencakup rujukan ke badan
bantuan dalam masyarakat. Jaringan sosial memberi sistem dukungan, dimana
orang tua dapat meminta bantuan (Crawfort, 1985). Jaringan sosial meningkatkan
potensi pertumbuhan anak dan mencegah kekeliruan dalam perlakuan anak.
Mercer (1982) dan Crawfort (1985) menemukan bahwa jaringan sosial memberi
dukungan dan juga menjadi sumber persoalan. Kadang kala jaringan kekerabatan
yang luas menimbulkan masalah karena nasihat yang diterima oleh orang tua baru
saling bertentangan.
Budaya
Kepercayaan dan praktik budaya menjadi determinan penting dalam perilaku
orang tua. Kedua hal tersebut mempengaruhi interaksi orang tua dan bayi.
Pengetahuan tentang keyakinan budaya dapat membantu perawat membuat
pengkajian yang lebih akurat dan menegakkan diagnosis tentang perilaku orang
tua. Karena tidak semua orang selalu percaya pada praktik tradisional ini, sangat
penting untuk memastikan praktik budaya yang masih dianggap penting pada
setiap pasangan orang tua.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Kondisi Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi seringkali menjadi jalan untuk mendapat bantuan.
Keluarga yang menemukan kelahiran seorang bayi sebagai suatu beban finansial
dapat mengalami peningkatan stres. Stres ini dapat mengganggu perilaku orang
tua sehingga membuat masa transisi untuk memasuki masa menjadi orang tua jadi
lebih sulit. Intervensi keperawatan yang dirancang untuk membantu individu yang
mengalami stres karena keadaan ekonomi antara lain merujuk orang tua tersebut
ke badan-badan bantuan ekonomi dan sosial dalam masyarakat atau badan-badan
kesehatan.
Aspirasi Personal
Beberapa wanita menjadi orang tua mengganggu kebebasan pribadi atau
kemajuan karir mereka. Rasa kecewa yang tidak terselesaikan berdampak pada
cara mereka merawat dan mengasuh bayinya dan bahkan mereka menelantarkan
bayinya. Intervensi keperawatan dilakukan dengan memberi kesempatan pada
orang tua untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan bebas kepada seorang
pendengar yang objektif, untuk membahas tindakan yang bisa memberi peluang
untuk pertumbuhan pribadi.
Proses menjadi orang tua
Selama periode prenatal ibu ialah salah satunya pihak yng membentuk
lingkungan tempat janin berkembang dan bertumbuh. Tugas, tanggung jawab dan
sikap yang membentuk peran menjadi orang tua dirumuskan oleh Steele dan
Pollack (1968) sebagai fungsi menjadi ibu (mothering function). Ini merupakan
proses orang dewasa (pribadi yang matang, penyayang, mampu dan mandiri) mulai
mengasuh seorang bayi (kepribadian tidak matang, tidak berdaya, dependen).
Steele dan Pollack (1968) menyatakan bahwa menjadi orang tua merupakan
satu proses yang terdiri dari dua komponen. Komponen pertama bersifat praktis
atau mekanis, melibatkan keterampilan kognitif dan motorik; komponen kedua,
bersifat emosional, melibatkan keterampilan afektif dan kognitif. Kedua komponen
ini penting untuk perkembamgan dan keberadaan bayi.
Keterampilan Kognitif-Motorik
Komponen pertama dalam proses menjadi orang tua melibatkan aktivitas
perawatan anak, seperti memberi makan, menggendong, mengenakan pakaian,
dan membersihkan bayi, menjaganya dari bahaya, dan memungkinkannya untuk
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
bisa bergerak Steele dan Pollack (1968) kemampuan orang tua dalam hal ini
dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dan budayanya.
Keterampilan Kognitif-Afektif
Komponen psikologis dalam menjadi orang tua, sifat keibuan atau
kebapakan tampaknya berakar dari pengalaman orang tua di masa kecil saat
mengalami dan menerima kasih sayang dari ibunya. Keterampilan kognitif-afektif
menjadi orang tua ini meliputi sikap yang lembut, waspada dan memberi perhatian
terhadap kebutuhan dan keinginan anak. Suatu hubungan orang tua anak yang
positif ialah saling memberi satu sama lain.
Konsep Ericson (1959, 1964) tentang dasar kepercayaan juga hampir
sama. Ia mengatakan bahwa perkembangan rasa percaya ini akan menentukan
respon baik selama hidupnya. Untuk orang yang mengalami hubungan orang tua
anak yang positif cenderung lebih mudah bersosialisasi dan terbuka serta mampu
meminta bantuan dan menerima bantuan dari orang lain.
Perkenalan, ikatan dan kasih sayang dalam menjadi orang tua
Proses ini sering disebut attachment (kasih sayang) atau bonding (ikatan),
istilah yang sering tertukar pemakaiannya walaupun sebenarnya memiliki definisi
yang berbeda. Bonding, didefinisikan brazelton (1978) sebagai sesuatu ketertarikan
mutual pertama antar individu. Attachment terjadi pada periode kritis seperti pada
kelahiran atau adopsi. Proses kasih sayang dijelaskan sebagai sesuatu yang linear,
dimulai saat ibu hamil, semakin menguat pada awal periode pascapartum dan
begitu terbentuk akan menjadi konstan dan konsisten.
Mercer (1982) menulis lima prakondisi yang mempengaruhi ikatan sebagai
berikut:
Kesehatan emosional orang tua (termasuk kemampuan untuk mempercaya
orang lain).
Sistem dukungan sosial meliputi pasangan hidup, teman dan keluarga.
Suatu tingkat keterampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan
yang kompeten.
Kedekatan orang tua dengan bayi.
Kecocokan orang tua bayi (termasuk keadaan, temperamen dan jenis kelamin
bayi).
Menurut Stainton (1983); ikatan ialah pertukaran perasaan karena adanya
ketertarikan, respon, dan kepuasan dan intensitasnya bisa berubah bila kadar
berubah seiring berjalan waktu. Ikatan berkembang dan dipertahankan oleh
kedekatan dan interaksi.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Mercer (1982) mencatat bahwa ikatan dipermudah oleh adanya umpan
balik positif: umpan balik positif meliputi respon sosial, respon verbal dan bukan
verbal, baik yang sejati atau bukan, yang menunjukkan penerimaan satu sama lain.
Bayi menunjukkan perilaku penanda (signaling behaviour) seperti
menangis, tersenyum dan mengeluarkan suara yang menginisiasikan kontak dan
membuat ibu mendekati anaknya. Perilaku ini kemudian diikuti oleh perilaku
eksekutif, seperti rooting, menggengam dan penyesuaian postur untuk
mempertahankan kontak. Bagian penting dari ikatan ialah perkenalan (Klaus,
1982). Orang tua melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan
mengekplorasi segera setelah mereka mengenai bayinya.
Komunikasi Orang tua-Anak
Ikatan diperkuat melalui penggunaan respon sensual atau kemampuan
oleh kedua pasangan dalam melakukan interaksi orang tua-anak. Respon dan
kemampuan yang dipakai dalam komunikasi antara orang tua dan anak meliputi hal
berikut:
Sentuhan
Sentuhan atau indera peraba dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan
pengaruh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir. Banyak ibu
yang ingin segera meraih anaknya saat ia baru dilahirkan dan tali pusar dipotong.
Mereka mengangkat bayi ke dada, merangkulnya ke dalam pelukan, dan
mengayun-ngayunnya. Gerakan-gerakan lembut dipakai untuk menenangkan bayi.
Ibu menepuk atau mengusap lembut bayi mereka di punggung setelah
menyusuinya. Bayi menepuk dada ibunya sewaktu menyusu. Orang tua dan bayi
tampaknya senang dan saling menikmati kehangatan tubuh masing-masing.
Kontak Mata
Kesenangan untuk melakukan kontak mata diperlihatkan berulang-ulang
orang tua menghabiskan waktu yang lama untuk membuka mata dan melihat
mereka. En face (bertatap muka) ialah suatu posisi dimana kedua wajah terpisah
kira-kira 20 cm pada bidang pandang yang sama.
Suara
Orang tua menunggu tangisan pertama bayi dengan tegang. Saat suara
yamg membuat mereka yakin bayinya dalam keadaan sehat terdengar, mereka
mulai melakukan tindakan untuk menghibur.
Aroma
Ibu berkomentar terhadap aroma bayi mereka ketika baru lahir dan
megetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (porter, 1983). Bayi belajar
dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainton, 1985).
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Entraiment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang
dewasa (Condon, 1974). Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kaki. Hal ini berarti bayi telah mengembangkan irama
muncul akibat kebiasaan jauh sebelum ia mampu berkomunikasi dengan kata-kata.
Entraimen terjadi saat anak-anak berbicara. Irama ini juga berfungsi memberi
umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi
efektif yang positif.
Bioritme
Setelah lahir bayi yang menangis dapat ditenangkan dengan dipeluk dalam
posisi sedemikian sehingga ia dapat mendengar denyut jantung ibunya atau
mendengar suara denyut jantung yang direkam. Orang tua dapat membantu proses
ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu
saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
Kontak dini
Keuntungan fisiologis kontak dini antara ibu dan bayi telah
didokumentasikan (klaus, 1982). Pada ibu, kadar oksitosin meningkat; pada bayi
refleks mengisap dialakukan dini. Kontak dekat yang dini bisa mempercepat proses
ikatan antara oang tua dan anak.
Kontak secara luas
Salah satu metode perawatan yang berpusat ialah memberi fasilitas rungan
bagi perawatan ibu dan bayi. Ayah dianjurkan mengunjungi dan berpartisipasi dalm
perawatan bayi. Saudara kandung dan kakek-nenek juga dianjurkan melakukan
kunjungan dan mengenali bayi. Perawatan ibu-bayi merupakan bentuk lain
perawatan ibu yang diberikan oleh perawatan yang mendukung kesatuan keluarga.
Orang tua lebih memiliki rasa percaya diri dalam merawat dan ikatan maternal
serta peran maternal ditingkatkan (NAAGOC, 1989).
Peran Orangtua Setelah Bayi Lahir
Selama masa pascapartum, tugas dan tanggung jawab baru muncul dan
kebiasaan lama perlu diubah atau ditambah dengan yang baru. Ibu dan ayah
memberi respons terhadap terhadap peran orang tua melalui suau perjalanan
waktu yang bisa diduga sebelumnya. Periode waktu berkonsolidasi ini meliputi
peran bernegosiasi juga meliputi stabilisasi tugas-tugas seiring upaya untuk
menetapkan komitmen.
C. RAWAT GABUNG
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Bayi dan ibu yang dapat dirawat gabung harus memenuhi syarat atau
kriteria sebagai berikut :
1. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.
2. Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup
sehat, refleks mengisap baik, tidak ada tanda infeksi dan sebagainya.
3. Bayi yang lahir dengan sectio cesarea dengan anestesia umum, rawat gabung
dilakukan segera setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk),
misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai. Bayi tetap disusukan meskipun
mungkin ibu masih mendapat infus.
4. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai Apgar minimal).
5. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
6. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih.
7. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.
8. Bayi dan ibu sehat.
Bagi Ibu, perawatan rooming in akan memperkecil resiko mengalami depresi pasca
melahirkan, karena ibu merasakan daya tarik tersendiri terhadap bayinya dan
membuat rasa sayang kepadanya. Perawatan rooming in sangat memungkinkan
sepanjang bayi tidak ada gangguan pernapasan, bisa mengisap dan menelan
dengan baik, atau berat badannya di atas 2000-2500 gram. Bahkan bayi di dalam
inkubator tetap bisa rawat gabung bersama ibunya.
PENGERTIAN
Rawat gabung adalah suatu system perawatan ibu dan anak bersama-sama pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat ibu dapat menyusui anaknya.
Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya.
Ada dua jenis rawat gabung :
a. RG kontinu : bayi tetap berada disamping ibu selama 24 jam
b. RG parsial : ibu dan bayi bersama - sama hanya dalam beberapa jam seharinya. Misalnya pagi bersama ibu sementara malam hari dirawat di kamar bayi.
Rawat gabung parsial saat ini tidak dibenarkan dan tidak dipakai lagi.
TUJUAN RAWAT GABUNG
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
a. Memberikan bantuan emosional
1). Ibu dapat memberikan kasi sayang sepenuhnya kepada bayi
2).Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengalaman dalam merawat bayi
b. Penggunaan ASI
1). Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/ASI
2). Produksi ASI akan makin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin
c. Pencegahan infeksi
mencegah terjadinya infeksi silang
d. Pendidikan kesehatan
Dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu
e. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi
MANFAAT RAWAT GABUNG
a. Bagi ibu
1). Aspek psikologi
Antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) dan lebih akrab akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi Dapat memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayinya Memberikan rasa percaya kepada ibu untuk merawat bayinya. Ibu dapat memberikan ASI kapan saja bayi membutuhkan, sehingga akan memberikan rasa kepuasan pada ibu bahwa ia dapat berfungsi dengan baik sebagaimana seorang ibu memenuhi kebituhan nutrisi bagi bayinya. Ibu juga akan merasa sangat dibutuhkan oleh bayinya dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Hal ini akan memperlancar produksi ASI.
2). Aspek fisik
Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena dengan menyusui akan terjadi kontraksi rahim yang baik Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga dapat mempercepat mobilisasi
b. Bagi bayi
1). Aspek psikologi
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Sentuhan badan antara ibu dan bayi akan berpengaruh terhadap perkembangan pskologi bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, dan ini merupakan dasar bagi terbentuknya rasa percaya pada diri anak
2). Aspek fisik
Bayi segera mendapatkan colostrum atau ASI jolong yang dapat memberikan kekebalan/antibodi Bayi segera mendapatkan makanan sesuai pertumbuhannya Kemungkinan terjadi infeksi nosokomial kecil Bahaya aspirasi akibat susu botol dapat berkurang Penyakit sariawan pada bayi dapat dihindari/dikurangi Alergi terhadap susu buatan berkurang
c. Bagi keluarga
1). Aspek psikologi
Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan support pada ibu untuk memberikan ASI pada bayi
2). Aspek ekonomi
Lama perawatan lebih pendek karena ibu cepat pulih kembali dan bayi tidak menjadi sakit sehingga biaya perawatan sedikit.
d. Bagi petugas
1). Aspek psikologi
Bayi jarang menangis sehingga petugas di ruang perawatan tenang dan dapat melakukan pekerjaan lainnya.
2). Aspek fisik
Pekerjaan petugas akan berkurang karena sebagian besar tugasnya diambil oleh ibu dan tidak perlu repot menyediakan dan memberikan susu buatan
PELAKSANAAN
a. Di poliklinik kebidanan
Penyuluhan tentang ASI Memutar film Mlayani konsultasi masalah ibu dan anak
b. Kamar persiapan
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Jika rumah sakit telah berfungsi sebagai RS sayang ibu, maka hampir semua ibu yang masuk kamar bersalin sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi sejak mereka berada di poliklinik. Kamar ini dipersiapkan bagi ibu yang tidak pernah melakukan ANC di RS dimana ia akan bersalin. Di dalam ruangan persiapan diperlukan gambar, poster, brosur dsb untuk membantu memberikan konseling ASI. Di ruangan ini tidak boleh terdapat botol susu, dot atau kempengan apalagi iklan susu formula yang semuanya akan mengganggu keberhasilan ibu menyusui.
c. Kamar Persalinan
Di ruangan ini dapat dipasang gambar, poster tentang menyusui yang baik dan benar. Serta menyusui segera setelah lahir. Dalam waktu 30 menit setelah lahir bayi segera disusukan. Rangsangan pada puting susu akan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin untuk segera memproduksi ASI
d. Kamar perawatan
Bayi diletakkan dekat dengan ibunya Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan yang tidak normal Ibu dibantu untuk dapat menyusui dengan baik dan cara merawat payudara Mencatat keadaan bayi sehari-hari KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan payudara, cara memandikan bayi, immunisasi dan penanggulangan diare Jika bayi sakit pindahkan ke ruang khusus
SASARAN DAN SYARAT
a. Bayi lahir dengan spontan , baik presentasi kepala atau bokong
b. Jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek hisap baik, tidak ada tanda-tanda infeksi dsb
c. Bayi yang lahir dengan Sectio Cesarea dengan anestesi umum, RG dilakukan segera stelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk)misalnya 4-6 jam setelah operasi.
d. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai apgar minimal 7)
e. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih
f. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih
g. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum
h. Bayi dan ibu sehat
KONTRA INDIKASI
Rawat gabung tidak dianjurkan pada keadaan :
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
a. Ibu
Penyakit jantung derajat III Pasca eklamsi Penyakit infeksi akut, TBC Hepatitis, terinfeksi HIV, sitimegalovirus, herpes simplek Karsinoma payudara
b. Bayi
Bayi kejang Sakit berat pada jantung Bayi yang memerlukan pengawasan intensif Catat bawaan sehingga tidak mampu menyusu
PERSYRARATAN RAWAT GABUNG YANG IDEAL
a. Bayi
Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu Bagi yang memerlukan tersedia rak bayi Ukuran tempat tidur anak 40 x 60 cm
b. Ibu
Ukuran tempat tidur 90 x 200 cm Tinggi 90 cm
c. Ruang
Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih memerlukan perawatan)
d. Sarana
Lemari pakaian Tempat mandi bayi dan perlengkapannya Tempat cuci tangan ibu Setiap kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri Ada sarana penghubung Petunjuk/sarana perawatan payudara, bayi dan nifas, pemberian makanan pada bayi dengan bahasa yang sederhana Perlengkapan perawatan bayi
e. Petugas
Rasio petugas dengan pasien 1 : 6 Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan RG
MODEL PENGATURAN RUANGAN RAWAT GABUNG
a. satu kamar dengan satu ibu dan anaknya
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
b. empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar dengan bayi pada kamar yang lain bersebelahan dan bayi dapat diambil tanpa ibu harus meninggalkan tempat tidurnya
c. beberapa ibu dalam 1 kamar dan bayi dipisahkan dalam 1 ruangan kaca yang kedap udara
d. model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur yang sama
e. bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu
KEUNTUNGAN & KERUGIAN
a. Keuntungan
Menggalakkan penggunaan ASI Kontak emosi ibu dan bayi lebih dini dan lebih erat Ibu segera dapat melaporkan keadaan-keadaanbayi yang aneh Ibu dapat belajar merawat bayi Mengurangi ketergantungan ibu pada bidan Membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar dalam merawat bayi Berkurangnya infeksi silang Mengurangi beban perawatan terutama dalam pengawasan
b. Kerugian
Ibu kurang istirahat Dapat terjadi kesalahan dalam pemberian makanan karena oengaruh orang lain Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung Pada pelaksanaan ada hambatan tekhnis/fasilitas
IV. MANAJEMEN LAKTASISelama kehamilan, hormon estrogen dan progesteron menginduksi
(membangkitkan) perkembangan alveolus dan duktus laktiferus didalam mamae
(payudara), sehingga menstimulasi (merangsang) produksi kolostrum. Sesudah bayi
dilahirkan, disusul kemudian terjadinya peristiwa penurunan kadar hormon
estrogen. Penurunan kadar estrogen ini mendorong naiknya hormon
prolaktinsehingga mendorong produksi ASI.
Sekresi ASI berada dibawah pengaruh atau dikendalikan oleh neuro
endokrin. Ketika bayi menghisap puting susu menyebabkan timbulnya rangsangan
yang menyebabkan terjadinya produksi oksitosin. Oksitosin merangsang terjadinya
kontraksi sel-sel mioepitel
Kolostrum Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh
kelenjarpayudara dari hari pertama sampai hari ketiga. Merupakan cairan kental
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
yang berwarna kekuning-kuningan., Lebih banyak mengandung protein dan mineral
dibandingkandengan ASI matur, Lebih banyak mengandung antibodi., Kadar
karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan denganASI matur., Total energi 58
Kal/100 ml kolostrum., Volume ± 150-300 ml/24 jam
Teknik Menyusui Yang Benar
1. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan:
Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas
tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan
isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan
operasi.
Posisi dan Perlekatan Menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong
biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)
Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi
sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki diatas. Menyusui
bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan,
dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan
diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi
tidak tersedak.
Langkah-Langkah Menyusui yang Benar
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar
putting, duduk dan berbaring dengan santai
Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi,
jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi
ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan
badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu
sampai mulut bayi terbuka lebar.
Gambar 12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)
Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi
terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu
dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi
membuka lebar.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Gambar 13. Perlekatan salah (Perinasia, 2004)
Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
Bayi tampak tenang.
Badan bayi menempel pada perut ibu.
Mulut bayi terbuka lebar.
Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang
masuk.
Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
Puting susu tidak terasa nyeri.
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
Kepala bayi agak menengadah.
Lama dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui
bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan
sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan
karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau
ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan
satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam
waktu 2 jam. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah
menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam
hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI. Pesankan
kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi
ASI menjadi lebih baik. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang
(BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
V. PENATALAKSANAAN PADA PERIODE POSTPARTUM
1. Mencegah perdarahan berlebih
Penyebab perdarahan setelah melahirkan yang paling sering ialah atoni
uterus, kegagalan otot rahim untuk berkontraksi dengan kuat. Pada palpasi rahim
teraba lunak.
Mempertahankan tonus rahim
Intervensi utama untuk mempertahankan tonus yang baik ialah
menstimulasi dengan pijatan lembut di bagian fundus rahim sampai rahim teraba
keras. Pijatan pada fundus bisa menyebabkan perdarahan vagina meningkat untuk
sementara. Perdarahan ini terlihat sebagai bekuan darah yang keluar dari rahim.
Bekuan darah ini bisa didorong keluar. Pemberian pengajaran kepada pasien sangat
penting untuk mempertahankan tonus rahim.
Pijatan fundus bisa merupakan prosedur yang membuat pasien tidak nyaman.
Pemahaman tentang penyebab dan bahaya atoni rahim dan tujuan pemijatan
fundus dapat membuat ibu lebih bersedia untuk bekerjasama. Mengajarkan ibu
melakukan pijatan fundus sendiri membuatnya mampu mempertahankan kendali
dan megurangi rasa cemas. Rahim bisa tetap lunak walaupun sudah dipijat dan
bekuan sudah dikeluarkan. Apabila hal ini terjadi, sangat penting bagi perawat
untuk tetap bersama pasien dan memberi pertolongan. Dokter jaga harus segera
diberitahu. Intervensi lain yang sangat dapat dilakuakn adalah memberikan cairan
intravena dan obat-obat oksitosik (obat-obat yang meransang kontraksi otot polos
rahim)
Mencegah distensi kandung kemih
Kandung kemih yang penuh membuat rahim terdorong ke atas umbilicus
dan ke salah satu sisi abdomen. Keadaan ini juga mencegah uterus berkontraksi
secara normal. Intervensi perawat difokuskan untuk membantu ibu mengosongkan
kandung kemihnya secara spontan sesegera mungkin. Prioritas pertama ialah
membantu ibu ke kamar kecil atau berkemih di bedpan jika ia tidak mampu
berjalan. Membiarkan ibu mendengar bunyi air mengalir, merendam tangannya di
dalam air hangat, atau memercik air dari botol ke perineumnya bisa meransang
berkemih. Teknik lain dengan membantu ibu mandi atau melakukan sitz bath dan
menganjurkan ibu berkemih atau meletakkan minyak peppermint di dalam bedpan
di bawah ibu. Uap minyak ini dapat merelaksasi meatus urinarius dan membuat ibu
berkemih secara spontan. Apabila tindakan ini tidak berhasil, sebuah kateter steril
dimasukkan untuk mengeluarkan urin.
2. Mencegah infeksi
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Salah satu cara penting untuk mencegah infeksi ialah mempertahankan
lingkungan yang bersih. Penutup tempat tidur harus diganti setiap hari, tampon
atau pelapis sekali pakai perlu diganti lebih sering. Pasien diusahakan untuk tidak
berjalan di dalam rumah sakit tanpa menggunakan alas kaki untuk menghindari
kontaminasi tempat tidur. Supervisi penggunaan fasilitas untuk mencegah
kontaminasi silang juga diperlukan. Misalnya, tempat duduk untuk mandi atau
lampu pemanas harus dicuci bersih sebelum digunakan oleh ibu yang lain. Tindakan
pencegahan secara universal harus dilakukan. Anggota staf yang pilek, batuk, dan
memiliki infeksi kulit, misalnya herpes di bibir harus mengikuti protocol RS jika
kontak dengan pasien pascapartum.
Perawatan tempat episiotomi dan setiap laserasi perineum dilakukan dengan
baik mencegah infeksi pada dearah genitourinara dan mempercepat proses
penyembuhan. Ajari ibu membersihkan perineum dari arah depan ke belakang
(uretra ke anus) setelah berkemih atau defekasi. Dibanyak RS, dipakai botol percik
yang diisi air hangat atau larutan betadin untuk membersihkan daerah perineum
setipa kali selesai berkemih. Pasien juga perlu diajari mengganti pelapis
perineumnya dari arah depan ke belakang setiap kali selesai berkemih atau
defekasi dan untuk mencuci tangannya sampai bersih sebelum dan sesudah
melakukan hal tersebut.
3. Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
Kebanyakan ibu mengalami nyeri segera setelah memasuki masa nifas.
Penyebab umum nyeri meliputi nyeri pasca melahirkan (afterbirth), episiotomy atau
laserasi perineum, hemoroid, dan pembesaran (engorgement) payudara. Penjelasan
ibu tentang jenis dan berat nyeri adalah pedoman terbaik bagi perawat untuk
memilih intervensi yang harus dilakuakn. Untuk memastikan lokasi dan luas
penyebaran nyeri, perawat bisa melakukan inspeksi dan palpasi di daerah nyeri,
memperhatikan kemerahan, pembengkakan, adanya cairan dan panas, dan
observasi posisi tubuh, gerakan, dan ekspresi wajah. Tekanan darah, nadi, dan
pernapasan bisa meningkat sebagai respon terhadap nyeri akut.
Intervensi keperawatan ditujukan untuk mengeliminasi sensasi nyeri secara
keseluruhan atau menguranginya sampai pada tingkat yang dapat diterima ibu.
Intervensi nonfarmakologis
Nyeri postpartum dalah nyeri yang dirasakan seperti kram menstruasi oelh
banyak ibu saat uterus berkontraksi setelah melahirkan. Kompres hangat, distraksi,
membayangkan sesuatu, sentuhan terapeutik, relaksasi dan interaksi dengan bayi
bisa mengurangi nyeri yang ditimbulkan kontraksi rahim.
Intervensi sederhana untuk mengurangi nyeri akibat episiotomy atau laserasi pada
perineum ialah endorong ibu berbaring pada salah satu sisinya dan menggunakan
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
bantal saat duduk. Kompres es yang dikemas (ice pack), obat salep (jika diresepkan
dokter), aplikasi panas kering, membersihkan dengan botol percik atau Surgi-Gator,
dan sitz bath.
Rasa tidak nyaman akibat pembesaran payudara bisa dikurangi dengan kompres es
atau panas pada payudara dan menggunakan bra yang menopang payudara
dengan baik.
Intervensi farmakologis
Kebanyakan dokter secara rutin memprogramkan pemberian obat analgetik,
jika diperlukan, termasuk obat narkotik dan bukan narkotik sekaligus dosis dan
waktu penggunaannya. Upaya patient controlled analgesia (PCA) dan pemberian
infus analgesic epidural secara kontiniu adalah dua teknologi baru yang sering
digunakan. Apabila akan member analgesic, perawat harus melakukan pengkajian
klinis tentang jeis, dosis, dan frekuensi pemberian obat yang diprogramkan. Ibu
harus diberitahu tentang analgesic yang diberikan dan efek samping yang sering
timbul.
Apabila nyeri pada tingkat tertentu tidak juga dicapai dalam waktu satu jam
dan pada pemeriksaan awal tidak ada suatu perubahan, perawat mugkin perlu
menghubungi dokter untuk memperoleh obat penurun nyeri tambahan atau untuk
memperoleh petunjuk lebih lanjut. Nyeri yang tidak hilang akan menimbulkan
keletihan, kecemasan, dan persepsi nyeri semkain memburuk. Keadaan ini juga
menunjukkan adanya masalah sebelumnya yang tidak diobati atau tidak diketahui.
Pemeriksaan dan pengobatan lebih lanut perlu dilakukan untuk menentukan
penyebab nyeri dan upaya penanganan.
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan
Pendidikan untuk Ibu menyusui harus:
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui)
Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca bersalin
Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASInya.
5. Pemenuhan kebutuhan ambulasi
Ambulasi dini terbukti bermanfaat untuk mengurangi insiden tromboembolisme
dan mempercepat pemulihan kekuatan ibu. Tirah baring tidak diperlukan oleh ibu
yang mendapat anestesi umum, anestesi epidural atau spinal, atau mendapat
anestesi local, seperti blok pudendal. Ibu dapat bergerak bebas setelah pengaruh
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
anestesi hilang, kecuali bila ia diberi analgetik. Setelah periode istirahat vital
pertama berakhir, ibu didorong untuk sering berjalan-jalan.
6. Pemenuhan kebutuhan eliminasi
Setelah melahitkan, ibu harus berkemih dengan spontan dalam 6 samai 8 jam
post partum, kalau dalam 8 jam post partum belum dapat kencing atau sekali
kencing belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi akan tetapi, bila
kandungan kencing penuh, tidak usah menunggu sampai 8 jam untuk kateterisasi.
Urin yang dikeluarkan dari beberapa perkemihan pertama harus diukur untuk
mengetahui apakah pengosongan kandung kemih adekuat. Diharapkan setipa kali
berkemih, urine yang keluar adalah 150 ml. Beberapa wanita mengalami kesulitan
untuk mengosongkan kandung kemihnya.
Sebab-sebab retensi urin post partum antara lain:
Tekanan intra abdominal berkurang
Otot-otot perut masih lemas
Edema dari uretra
Dinding kandung kencing kurang sensitif
7. Pemenuhan kebutuhan seksual
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk
memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa
waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
8. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur
Kegembiraan yang dialami setelah melahirkan seorang bayi bisa membuat ibu sulit
beristirahaat. Ibu baru seringkali cemas akan kemampuannya dalam merawat
bayinya atau seering merasa nyeri. Hal ini bisa membuatnya sukar tidur. Ada hari-
hari selanjutnya tuntutan dari bayi, pengaruh lingkungan, dan rutinitas di rumah
sakit juga akan mengganggu pola tidur ibu tersebut. Intervensi harus direncanakan
untuk memenuhi kebutuhan ibu akan tidur dan istirahat. Menggosok-gosok
punggung, tindakan lain yang memmberi kenikmatan, dan pemberian obat tdur
mugkin diperlukan selama beberapa malam pertama. Rutinitas rumah sakit dan
perawat bisa juga disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan individu. Selain itu,
perawat dapat membantu keluarga ini membatasi pengunjung dan memberi kursi
yang nyaman atau tempat tidur untuk pasangan.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
VI. NILAI BUDAYA
Nilai budaya yang di anut oleh masyarakat tentunya akan memengaruhi
masa postpartum berikut beberapa mitos yang berkembang di masyarakat :
Tetap diam di tempat tidur
Ternyata dengan membiarkan badan ibu nifas bergerak tanpa harus berlama-lama
di tempat tidur, membuat ibu nifas merasa lebih cepat sehat. Sekarang sudah tidak
dianggap perlu lagi menahan ibu pasca melahirkan terlentang di tempat tidurnya
selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu sudah diperbolehkan bangun dari tempat
tidur bahkan sampai 6 jam setelah melahirkan untuk buang air kecil sendiri.
Menurut penelitian-penelitian, early ambulation tidak mempunyai pengaruh yang
buruk. Tidak menyebabkan pendarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi
penyembuhan luka episiotomi atau luka di perut, tidak memperbesar kemungkinan
prolaps atau retroflexio. Early ambulation tentu tidak dibenarkan pada penderita
dengan penyulit.
Tentang pemakaian gurita atau stagen, yang khawatir rahim melorot ke bawah
kalau tidak di ikat. Pemakaiannya walau sebentar, banyak yang menganggap
kesusahan dan tidak nyaman. Selain itu, dari sudut pandang kedokteran juga
dianggap tidak perlu memakainya. Gurita atau stagen itu hanya perlu pada
penderita yang perutnya sangat longgar, yang tekanan intra abdominalnya sangat
menurun setelah persalinan. Misalnya pada hydramnion, kehamilan kembar dan
vitium cordis (gangguan jantung dalam kehamilan).
VII. DISCHARGE PLANNING
Rencana Pemulangan (RP) merupakan bagian pelayanan perawatan, yang
bertujuan untuk memandirikan klien dan mempersiapkan orang tua untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan emosional bayi bila pulang.Waktu yang terbaik
untuk memulai rencana pulang adalah hari pertama masuk rumah sakit. Klien
belum dapat dipulangkan sampai dia mampu melakukan apa yang diharapkan
darinya ketika di rumah. Oleh karena itu Rencana Pemulangan harus didasarkan
pada :
Kemampuan klien untuk melakukan aktifitas sehari-hari dan seberapa jauh
tingkat ketergantungan pada orang lain
Ketrampilan, pengetahuan dan adanya anggota keluarga atau teman
Bimbingan perawat yang diperlukan untuk memperbaiki dan mempertahankan
kesehatan, pendidikan, dan pengobatan.
Beberapa hal yang perlu dikemukakan berkenaan dengan proses berencana untuk
memulangkan klien adalah :
Menentukan klien yang memerlukan rencana pulang.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Waktu yang terbaik untuk memulai rencana pulang.
Staf yang terlibat dalam rencana pulang.
Cara yang digunakan dan evaluasi efektifitas dari rencana pulang.
Beberapa karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam membuat Rencana
Pemulangan (RP) adalah :
Berfokus pada klien. Nilai, keinginan dan kebutuhan klien merupakan hal penting
dalam perencanaan. Klien dan keluarga harus berpartisipasi aktif dalam hal ini.
Kebutuhan dasar klien pada waktu pulang harus diidentifikasi pada waktu masuk
dan terus dipantau pada masa perawatan
Kriteria evaluasi menjadi panduan dalam menilai keberhasilan implementasi dan
evaluasi secara periodik.
Rencana pemulangan suatu proses yang melibatkan tim kesehatan dari berbagai
disiplin ilmu.
Klien harus membuat keputusan yang tertulis mengenai rencana pemulangan.
Rencana penyuluhan didasarkan pada :
Kebutuhan belajar orang tua.
Prinsip belajar mengajar.
Mengkaji tingkat pengetahuan dan kesiapan belajar.
- Metode belajar
- Kondisi fisik dan psikologis orang tua
Latar belakang sosial budaya untuk proses belajar mengajar
Tekankan bahwa merawat bayi bukan hanya kewajiban wanita
Cara-cara penyampaian Rencana Pemulangan adalah :
Gunakan bahasa yang sederhana, jelas dan ringkas.
Jelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan suatu perawatan.
Perkuat penjelasan lisan dengan instruksi tertulis
Motivasi klien untuk mengikuti langkah-langkah tersebut dalam melakukan
perawatan dan pengobatan.
Kenali tanda-tanda dan gejala komplikasi yang harus dilaporkan pada tim
kesehatan.
Berikan nama dan nomor telepon yang dapat klien hubungi.
Dasar-dasar rencana penyuluhan :
Cara memandikan bayi dengan air hangat (37 -38 ° celsius)
Membersihkan mata dari dalam ke luar
Membersihkan kepala bayi (bayi masih berpakaian lalu keringkan)
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Buka pakaian bayi, beri sabun dan celupkan ke dalam air.
Perawatan tali pusat / umbilikus
Bersihkan dengan alkohol lalu kompres betadin
Tali pusat akan tanggal pada hari 7 – 10
Mengganti popok dan pakaian bayi
Menangis merupakan suatu komunikasi jika bayi tidak nyaman, bosan,
kontak
dengan sesuatu yang baru
Cara-cara mengukur suhu
Memberi minum
Pola eliminasi
Perawatan sirkumsisi
Imunisasi
Tanda-tanda dan gejala penyakit, misalnya :
Letargi ( bayi sulit dibangunkan )
Demam ( suhu > 37 ° celsius)
Muntah (sebagian besar atau seluruh makanan sebanyak 2 x)
Diare ( lebih dari 3 x)
Tidak ada nafsu makan.
Rencana pemulangan ditujukan pada:
IBU (anjuran)
Pernapasan dada
Bentuk tubuh, lumbal,dan fungsi otot-otot panggul
Latihan panggul, evaluasi, gambaran dan ukuran yang menyenangkan
Latihan penguatan otot perut
Posisi nyaman untuk istirahat
Permudahan gerakan badan dari berdiri ke jalan
Tehnik relaksasi
Pencegahan; jangan mengangkat berat, melakukan sit up secara berlebihan.
Instruksi masa nifas adalah :
Bekerja
Ibu seharusnya menghindari kerja berat (misalnya mengangkat / membawa beban)
pada 3 minggu pertama. Perawat dapat membantu mengidentifikasikan pengertian
dari kerja berat. Biasanya dianjurkan tidak bekerja selama 3 minggu ( lebih baik 6
minggu), bukan saja untuk kesehatan tetapi juga untuk mendapatkan kesempatan
lebih dekat dengan bayinya.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Istirahat
Ibu sebaiknya mengusahakan bisa tidur siang dan tidur malam yang cukup.
Mintalah keluarga / suami untuk membantu tugas-tugas rumah tangga.
Kegiatan / aktifitas / latihan
Pada minggu pertama ibu seharusnya memulai latihan berjalan setahap demi
setahap. Pada minggu ke dua, jika lokea normal dapat memulai latihan aktifitas lain
yang akan direncanakan seperti mencuci popok setiap hari walaupun dengan
memakai mesin cuci, naik turun tangga untuk melihat bayinya atau berada setiap
saat disamping bayinya. Ibu seharusnya melanjutkan senam nifas di rumah seperti
halnya sit up dan mengangkat kaki.
Kebersihan
Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan
menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan
perineum dari arah depan ke belakang.
Coitus
Coitus lebih segera setelah lokea menjadi alba dan bila ada episiotomi sudah
membaik / sembuh ( minggu 3 setelah persalinan). Sel-sel vagina mungkin tidak
setebal sebelumnya karena keseimbangan hormon prepregnansi belum kembali
secara lengkap. Gunakan kontrasepsi busa atau jeli akan membantu kenyamanan
dan pengaturan posisi yang bisa mengurangi penekanan atau dispariunia.
Kontrasepsi
Jika ibu menginginkan memakai IUD, dapat dipasang segera setelah persalinan atau
chekup post partum yang pertama. Jenis kontrasepsi yang memakai diafragma
harus pada minggu ke 6 , kontrasepsi oral dimulai antara 2 -3 minggu post partum
sampai kembali pada chekup berikutnya. Konsultasi dalam memilih alat kontrasepsi
harus kepada tenaga kesehatan yang berkopeten untuk mencegah kesalahan
informasi.
BAYI
Pertumbuhan dan perkembangan serta perubahan kebutuhan bayi (seperti
rangsangan, latihan, dan kotak sosial) selalu menjadi tanggung jawab orang tua
dalam memenuhinya dengan mengikuti aturan dan gambaran yang diberikan
selama perencanaan pulang.
Yang perlu diperhatikan adalah :
Temperatur / suhu
Sebab-sebab penurunan suhu tubuh
Catat gejala-gejala yang timbul seperti kelemahan, bersin, batuk dll.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Cara-cara mengurangi / menurunkan suhu tubuh seperti kompres dingin, mencegah
bayi terkena sinar matahari terlalu lama, dan lain-lain
Gunakan lampu penghangat / selimut tambahan
Ukur suhu tubuh
Pernapasan
Perubahan frekwensi dan irama napas
Refleks-refleks seperti; bersin, batuk.
Pencegahan terhadap asap rokok, infeksi orang terkena infeksi saluran napas
Gejala-gejala pnemonia aspirasi
Eliminasi
Perubahan warna dan kosistensi feses
Perubahan warna urin
Keamanan
Mencegah bayi dari trauma seperti; kejatuhan benda tajam (pisau, gunting) yang
mudah dijangkau oleh bayi / balita.
Mencegah benda panas, listrik, dan lainnya
Menjaga keamanan bayi selama perjalanan dengan menggunakan mobil atau
sarana lainnya.
Pengawasan yang ketat terhadap bayi oleh saudara - saudaranya.
VIII. HOME VISIT
Definisi
Home Visit adalah salah satu tehnik pengumpul data dengan jalan
mengunjungi klien untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi dan
untuk melengkapi data klien yang sudah ada yang diperoleh dengan tehnik lain
(WS.Winkel, 1995).
Alasan Penggunaan Home Visit
Untuk melengkapi pengalaman membimbing tentang seseorang perlu
mengetahui kehidupan keluarga di mana anak itu tinggal dan banyak melakukan
kegiatan sesudah pulang sekolah.
Tidak sedikit masalah yang timbul berasal dari rumah.
Tujuan Home Visit.
Membangun hubungan antara lembaga masyarakat.
Mengumpulkan data yang berharga tentang latar belakang kehidupan anak dan
keluarganya, mengumpulkan data dapat berarti mendapat data baru atau
mengecek betul tidaknya data yang diperoleh melalui metode lain.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Lebih mengenal lingkungan, bila informasi yang dibutuhkan tidak dapat
diperoleh melalui angket dan wawancara informasi.
Untuk membicarakan kasus memerlukan kerjasama dengan orang tua.
Langkah-langkah Home Visit
Persiapan
Menentukan tujuan
Menentukan waktu pelaksanaan
Mengirim surat pemberitahuan kepada orang tua
Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, misalnya daftar pertanyaan
dan pedoman observasi.
Pelaksanaan
Perkenalan, dimaksudkan untuk mengadakan kontak yang baik agar konsep orang
tua tidak bersifat defensif / mempertahankan diri. Untuk menciptakan hubungan
baik, konselor harus bersikap sopan dan sabar, menjelaskan maksud dan tujuan
home visit. Dengan demikian diharapkan orang tua akan bersikap terbuka.
Mengadakan observasi seperlunya.
Mengadakan wawancara yang sesungguhnya dan secukupnya.
Penutup.
Mengakhiri home visit dan minta diri. Akhirilah home visit pada waktu yang tepat,
dengan melihat kemungkinan terjadinya kebosanan dan memeprtimbangkan
waktu.
Pembuatan laporan.
Dalam menyusun laporan home visit hendaknya dibuat juga kesimpulan
(sementara).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Home Visit.
Mengadakan persiapan mental sebelumnya mengenai informasi apa yang ingin
diperoleh.
Konselor perlu bersikap wajar, sopan dan menghargai dan ada kesediaan untuk
menolong untuk menghindari memberikan kesan seolah-olah diadakan
pemeriksaan atau penggeledahan.
Membuat catatan seperlunya, sesuai dengan tujuan.
Hindari wawancara sepihak.
Pada ibu biasanya banyak tersimpan data.
Sebelum mengadakan home visit, sebaiknya pembimbing mempelajari data
keluarga.
Mencari data sejauh yang memungkinkan.
Pendekatan dapat dilakukan dari segi positif atau kekuatan dari keluarga anak.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Hasil dari home visit dipergunakan dalam rangka menolong
Sesudah kembali dari kunjungan rumah, pembimbing membuat laporan singkat
tentang informasi yang diperoleh dengan membedakan antara fakta dan data
dengan kesan pribadi yang merupakan interpretasi terhadap informasi. Laporan itu
disimpan sendiri dan tembusan dilampirkan pada kartu pribadi yang bersangkutan
IX. ASKEP
PENGKAJIAN POST PARTUM
I. BIODATA KLIEN
Biodata klien berisi tentang :
Nama : Ny.A
Umur : 20 Tahun
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Suku : -
Agama : -
Alamat : -
No. Medical Record : -
I. Identitas Penanggungjawab
Nama Suami : -
Umur : -
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Suku : -
Agama : -
Alamat,Tanggal Pengkajian : -
II. KELUHAN UTAMA :
Klien mengeluh nyeri pada perineum, klien merasa takut jahitannya akan terbuka
ketika mau berkemih.
III. RIWAYAT HAID : -
(Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi,
siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus.)
IV. RIWAYAT PERKAWINAN :-
(Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa? Apakah perkawinan sah
atau tidak, atau tidak direstui orang tua?)
V. RIWAYAT OBSTETRI
1. Riwayat kehamilan : P1
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
(Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium : USG, Darah, Urine,
keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya
mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh).
2. Riwayat persalinan : 0
Data yang harus dilengkapi :
Riwayat persalinan lalu :
Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah abortus, umur kehamilan saat bersalin,
jenis persalinan, penolong persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini.
Riwayat nifas pada persalinan lalu :
Pernah mengalami demam, keadaan lochia, kondisi perdarahan selama nifas,
tingkat aktifitas setelah melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri pada
payudara, kesulitan eliminasi, keberhasilan pemberian ASI, respon dan support
keluarga.
Riwayat persalinan saat ini :
Kapan mulai timbulnya his, pembukaan, bloody show, kondisi ketuban, lama
persalinan, dengan episiotomi atau tidak, kondisi perineum dan jaringan sekitar
vagina, dilakukan anastesi atau tidak, panjang tali pusat, lama pengeluaran
placenta, kelengkapan placenta, jumlah perdarahan.
Riwayat New Born :
apakah bayi lahir spontan atau dengan induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat
lahir (langsung menangis atau tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai APGAR
skor, Jenis kelamin Bayi, BB, panjang badan, kelainan kongnital, apakah dilakukan
bonding attatchment secara dini dengan ibunya, apakah langsung diberikan ASI
atau susu formula.
VI. RIWAYAT KB & PERENCANAAN KELUARGA : -
Data yang harus dilengkapi :
Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi
yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana
penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
VII. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : -
Data yang harus dilengkapi :
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang
dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut diderita sampai
saat ini atau kambuh berulang-ulang?
VIII. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-KULTURAL :
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Data yang harus dilengkapi :
Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang melahirkan,
apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalm.
Pola koping, hubungan dengan suami, hubungan dengan bayi, hubungan dengan
anggota keluarga lain, dukungan social dan pola komunikasi termasuk potensi
keluarga untuk memberikan perawatan kepada klien.
Adakah masalah perkawinan, ketidak mampuan merawat bayi baru lahir, krisis
keluarga.
Blues : Perasaan sedih, kelelahan, kecemasan, bingung dan mudah menangis.
Depresi : Konsentrasi, minat, perasaan kesepian, ketidakamanan, berpikir obsesif,
rendahnya emosi yang positif, perasaan tidak berguna, kecemasan yang berlebihan
pada dirinya atau bayinya, sering cemas saat hamil, bayi rewel, perkawinan yang
tidak bahagia, suasana hati yang tidak bahagia, kehilangan kontrol, perasaan
bersalah, merenungkan tentang kematian, kesedihan yang berlebihan, kehilangan
nafsu makan, insomnia, sulit
Kultur yang dianut termasuk kegiatan ritual yang berhubungan dengan budaya
pada perawatan post partum, makanan atau minuman, menyendiri bila menyusui,
pola seksual, kepercayaan dan keyakinan, harapan dan cita-cita.
IX. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA : -
Data yang harus dilengkapi :
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara
genetic, menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah diderita
oleh keluarga.
X. PROFIL KELUARGA : -
(Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat, sibling, type rumah,
community seeting, penghasilan keluarga, hubungan social dan keterlibatan dalam
kegiatan masyarakat.)
XI. KEBIASAAN SEHARI-HARI : -
Data yang harus dilengkapi :
Pola nutrisi :
pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (Kalori, protein,
vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu makan,
pola minum, jumlah, freguensi,.
Pola istirahat dan tidur :
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat,
penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap, apakah mudah
terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum).
Pola eliminasi :
Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya
infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau
tidak atau retensi urine karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan
saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum,
kebiasaan penggunaan toilet.
Personal Hygiene :
Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan
genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan wajah
Aktifitas :
Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat
diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui.
Rekreasi dan hiburan :
Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks.
SEXUAL :-
Data yang harus dilengkapi :
Pengetahuan pasangan kapan dimulai hubungan intercourse pasca partum
(dapat dilakukan setelah luka episiotomy membaik dan lochia terhenti, biasanya
pada akhir minggu ke 3). Bagaimana cara memulai hubungan seksual berdasarkan
pengalamannya, nilai yang dianut, fantasi dan emosi, apakah dimulai dengan
bercumbu, berciuman, ketawa, gestures, mannerism, dress, suara.
Pada saat hubungan seks apakah menggunakan lubrikasi untuk kenyamanan.
Posisi saat koitus, kedalaman penetrasi penis. Perasaan ibu saat menyusui
apakah memberikan kepuasan seksual.
Faktor-faktor pengganggu ekspresi seksual :
bayi menangis, perubahan mood ibu, gangguan tidur, frustasi yang disebabkan
penurunan libido.
XII. KONSEP DIRI :-
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi ibu
tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama kehamilan, perasaan
klien bila mengalami opresi SC karena CPD atau karena bentuk tubuh yang pendek.
XIII. PERAN
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan tugas-tugas
perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus,
perubahan fungsi blass dan bowel.
Pengetahan tentang keadaan umum bayi, tanda vital bayi, perubahan
karakteristik faces bayi, kebutuhan emosional dan kenyamanan, kebutuhan
minum, perubahan kulit.
Ketrampilan melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi dan personal hyhiene,
payu dara) dan kemampuan melakukan perawatan bayi (perawatan tali pusat,
menyusui, memandikan dan mengganti baju/popok bayi, membina hubungan tali
kasih, cara memfasilitasi hubungan bayi dengan ayah, dengan sibling dan
kakak/nenek).
Keamanan bayi saat tidur, diperjalanan, mengeluarkan secret dan perawatan
saat tersedak atau mengalami gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan jadwal
imunisasi.
XIV. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
BB : 65kg
TB : 156cm
LLA :
Tanda Vital :
Kepala :
Mata :
Kesimetrisan :
Sklera :
Konjungtiva : -
Hidung
Lubang hidung : Ada dan kedua lubang hidung simetris( pada kasus
tidak terkaji)
Cuping hidung : Ada/tdk( pada kasus tidak terkaji)
Mulut dan Lidah
Palatum : Normal/tdk(tidak terkaji)
Warna palatum : Merah muda/tdk(tidak terkaji)
Warna lidah : Merah muda (tidak terkaji)
Telinga
Kesimetrisan : Simetris antara kiri dan kanan(tidak terkaji)
Warna : Sama dengan kulit wajah(tidak terkaji)
Daun telinga : ada (tidak terkaji)
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Lekuk telinga : ada (tidak terkaji)
Cairan yang keluar : ada /tidak ada lesi(tidak terkaji)
Leher
Kelenjar Thyroid : ada/Tidak ada pembesaran(tidak terkaji)
JVP : ada/Tidak ada peninggian(tidak terkaji)
KGB : ada/Tidak ada pembesaran(tidak terkaji)
Dada
DJA : -
Gerakan :
Mamae : Pembesaran, simetris, hiperpigmentasi, warna kulit,
keadaan areola dan puting susu, stimulation nipple erexi. Kepenuhan atau
pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum. Perabaan
pembesaran kelenjar getah bening diketiak.
Abdomen (kontraksi uterus, mengukur diastasis rektus abdominus, involusio
uteri, distensi kandung kemih, after pains, observasi luka post SC.
Anogenital :
Keadaan luka episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage.
Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr
serosa, > 10 hr alba
Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,
kekuatan otot.
XV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g%
dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.
XVI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat ruptur
perineum ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada perineum, terdapat
jahitan, dan ruptur perineum grade 2.
2. Gangguan eliminasi: retensi urin berhubungan dengan trauma jalan lahir atau
jaringan akibat luka episiotomi yang ditandai dengan klien merasa takut
jahitannya akan terbuka (lepas) jika mau berkemih, sampai saat ini setelah 4
jam melahirkan klien belum berani berkemih, terdapat jahitan, ruptur perineum
grade 2.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka pada perineum.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa
Keperawata
n
Tujuan Intervensi
Keperawatan
Rasional
1. Nyeri
berhubungan
dengan
terputusnya
kontinuitas
jaringan
akibat ruptur
perineum
ditandai
dengan:
DS:
Klien
mengeluh
nyeri pada
perineum,
DO:
Terdapat
jahitan, dan
ruptur
perineum
grade 2.
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
dalam …x 24 jam,
nyeri berkurang
sampai dengan
hilang
dengan kriteria
hasil:
Klien tidak
mengeluh nyeri,
Ekspresi wajah
cerah,
Tanda vital dalam
batas normal.
T: 110-
120/80mmHg
N: 80 x /menit
RR : 20x/menit
S : 36 – 37 oC
Observasi tingkat,
lokasi dan sifat
nyeri.
Observasi tanda-
tanda vital.
Observasi keadaan
luka perineum.
Anjurkan untuk
duduk dengan otot
gluteal terkontraksi
dan gunakan bantal
sebagai ganjalan
sewaktu duduk.
Beri kompres panas
lembab (rendam
duduk antara 38oC
s/d 42oC selama 20
menit – setelah
24jam
Agar dapat
mengidentifikas
ikan kebutuhan
perawatan dan
pemberian as-
kep yang tepat.
Perubahan
tanda vital
menunjukkan
terjadinya
rangsangan
nyeri.
Dapat
menunjukkan
adanya trauma
berlebihan/
komplikasi yang
memerlukan
intervensi lebih
lajut.
Dapat
mengurangi
tekanan
langsung pada
perineum.
Meningkatkan
sirkulasi pada
perineum,
mening-katkan
oksigenasi dan
nutrisi pada
jaringan
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Gunakan teknik
distraksi, imagery,
sentuhan
terapeutik,
relaksasi dan
interaksi dengan
bayi.
Berikan posisi yang
menyenangkan
bagi klien, bila
perlu posisi miring.
menurunkan
edema dan
meningkatkan
penyembuhan.
Mengalihkan
perhatian klien.
Meningkatkan
kenyamanan
klien.
2. Gangguan
eliminasi:
retensi urin
berhubungan
dengan
trauma jalan
lahir atau
jaringan
akibat luka
episiotomi
yang ditandai
dengan:
DS:
Klien merasa
takut
jahitannya
akan terbuka
(lepas) jika
mau
berkemih,
sampai saat
Setelah dilakukan
perawatan dalam
1 x 24 jam, klien
mampu berkemih,
dengan kriteria
hasil:
Nyeri
berkurang,tidak
adanya tanda-
tanda infeksi,dan
ibu sudah mau
untuk berkemih
Palpasi kandung
kemih, pantau
tinggi fundus dan
lokasi serta jumlah
aliran lochia.
Berikan informasi
mengenai akibat
dari menahan
proses berkemih.
Berikan informasi
mengenai luka
jahitan episiotomi
(cara perawatan,
pengaruhnya
terhadap
berkemih).
Pantau intake dan
Untuk
menegtahui
apakah ada
distensi atau
tidak.
Agar klien
memahami dan
tidak menahan
keinginan untuk
berkemih.
Agar klien tidak
merasa takut
ketika ingin
berkemih.
Untuk
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
ini setelah 4
jam
melahirkan
klien belum
berani
berkemih.
DO:
Terdapat
jahitan,
Ruptur
perineum
grade 2.
output cairan.
Stimulasi klien
untuk bisa
berkemih.
Kaji tanda-tanda
ISK.
Kolaborasi
Kateterisasi
dengan
menggunakan
kateter lurus atau
indwelling, sesuai
indikasi.
mengetahui
apakah output
dengan intake
sesuai.
Meningkatkan
keinginan klien
untuk berkemih.
Agar bisa
mencegah
secara dini
Membantu
pengeluaran urin
4. Resiko tinggi
infeksi
berhubungan
dengan
adanya luka
pada
perineum.
Setelah dilakukan
perawatan selama
…x 24 jam,
infeksi tidak
terjadi dengan
kriteria hasil:
- Luka nampak
kering.
- Tanda vital
dalam batas
normal.
T : 110/70 mmHg
S : 36.4 oC
N : 80 x /menit
D : 20 x /menit
- Tidak ada
tanda-tanda
Observasi tanda-
tanda infeksi.
Ukur dan obser-
vasi tanda-tanda
vital
Lakukan vulva
hygiene.
Lakukan
perawatan luka
Untuk mengetahui
tanda/ gejala
awal terjadinya
infeksi.
Perubahan tanda
vital dijadikan
indikator adanya
proses
peradangan.
Vulva yang kotor
dan lembab
dapat dijadikan
tempat
berkembang
biak-nya kuman.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
infeksi
Rubor
Color
Dolor
Fungsilesia
episiotomi dengan
tehnik septik dan
anti septik.
Kompres luka
hecting dengan
bethadine.
HE kepada klien
untuk menjaga
personal hygiene.
Kolaborasi
Penatalaksanaan
pemberian
antibiotik.
Bethdine
membunuh
kuman dan
mempercepat
proses
penyembuhan,
Untuk mencegah
terkon-
taminasinya
kuman pada
klien.
Untuk
mempercepat
proses
penyembuhan
luka atau
mencegah
infeksi.
Dapat menghambat
pem-bentukan
dinding sel
bakteri dan
membunuh
kuman patogen.
BAYI BARU LAHIR
I. Adaptasi Sistem Tubuh pada Bayi Baru Lahir
Sistem Pernafasan
Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx, yang
bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun
sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun
janin memperlihatkan adanya bukti gerakan napas sepanjang trimester kedua dan
ketiga (Varney’s, halaman 551).
Awal adanya nafas
Dua faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi.
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernapasan diotak.
b. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat
menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan. Jadi system-sistem harus berfungsi secara normal.
Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
b. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan yang cukup dan
aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan
dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-34 minggu
kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu
untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap
pernapasan, yang menyebabkan sulit bernapas. Peningkatan kebutuhan energi ini
memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Peningkatan
kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa.
Berbagai peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi yang sebelumnya sudah
terganggu.
Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru-parunya. Pada saat bayi
melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari
paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan melalui seksio sesaria kehilangan
keuntungan dari kompresi rongga dada ini dan dapat menderita paru-paru basah
dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas pertama,
udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir.
Fungsi system pernapasan dalam kaitanya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan factor yang sangat penting dalam
mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
darah paru-paru akan mengalami vasokonstriksi. Pengerutan pembuluh ini berarti
tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada
dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan, yang akan
memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam
alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru. Peningkatan aliran darah ke paru-
paru akan mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan membantu
menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi
sirkulasi luar rahim.
Perubahan Sistem Sirkulasi
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil
oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke
jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar
rahim, harus terjadi dua perubahan besar:
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh
system pembuluh tubuh. Jadi perubahan-perubahan tekanan langsung berpengaruh
pada aliran darah.
Oksigen menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan cara
mengurangi atau meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Hal ini terutama penting kalau kita ingt bahwa sebagian besar kematian dini bayi
baru lahir berkaitan dengan oksigen (asfiksia).
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah :
a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan
penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini
membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru
untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
b. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru-paru
(menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru). Peningkatan sirkulasi ke
paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium
kanan. Dengan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kiri,
foramen ovale secara fungsional akan menutup.
Perubahan Sistem Termoregulasi
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi
meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke
dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini
menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi.
Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka
mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat,
seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan
mengubah lemak menjadi panas.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia,
hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas
merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan
kehilangan panas pada bayi baru lahir.
Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah
dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama
pada masa stabilisasi yaitu 6 – 12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi baru lahir
dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun
lingkungan disekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang atau segera
dimandikan.
Gejala hipotermia:
a. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis,
hipotonus, tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah.
b. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun.
c. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian
punggung, tungkai dan lengan.
d. Muka bayi berwarna merah terang
e. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan
berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru,
ikterus dan kematian.
Perubahan Sistem Metabolisme
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada setiap
bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
a. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk menyusu ASI
secepat mungkin setelah lahir).
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
b. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis)
c. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis).
Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang
cukup akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenolisis). Hal ini hanya terjadi
jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang
mengalami hipotermia pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan
menggunakan persediaan glikogen dalam jam pertama kelahiran. Inilah sebabnya
mengapa sangat penting menjaga semua bayi dalam keadaan hangat. Perhatikan
bahwa keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama
pada bayi cukup bulan yang sehat. Jika semua persediaan digunakan pada jam
pertama maka otak bayi dalam keadaan beresiko. Bayi baru lahir kurang bulan,
lewat bulan, hambatan pertumbuhan dalam rahim dan distress janin merupakan
resiko utama, karena simpanan energi berkurang atau digunakan sebelum lahir.
Perubahan Sistem Gastrointestinal
Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik
pada saat lahir.Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan
mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus
bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada
bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas, kurang
dari 30 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan
bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir.
Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memeberi ASI
on demand.
Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi dirinya sendiri
dari zat-zat berbahaya kolon. Pada bayi baru lahir kurang efisien dalam
mempertahankan air disbanding orang dewasa, sehingga menyebabkan diare yang
lebih serius pada neonatus.
Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem
imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat.
Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau
meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami meliputi:
1. Perlindungan oleh kulit membrane mukosa.
2. Fungsi saringan saluran napas.
3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir
dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi
antibody keseluruhan terhadap antigen asing masih belum bisa dilakukan sampai
awal kehidupan anak. Salah satu tuges utama selama masa bayi dan balita adalah
pembentukan system kekebalan tubuh.
Karena adanya defisiensi kekebalan alami dan didapat ini, bayi baru lahir
sangat rentan terhadap infeksi. Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih lemah
dan tidak memadai. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada
praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan
detekdi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.
Sistem Perkemihan
Pada bulan keempat kehidupan janin, ginjal terbentuk. Didalam rahim, urine
sudah terbentuk dan dieksresi ke dalam cairan amnion. Fungsi ginjal yang mirip
dengan fungsi orang dewasa, belum terbentuk pada tahun kedua kehidupan.
Umumnya bayi cukup bulan meneglaurkan urine 15-60 ml per kilogram per hari.
Berkemih 6-10 kali dengan warna urin pucat menunjukan masukan cairan yang
cukup. Bayi baru lahir tidak mengeluarkan urin selama 12-24 jam.
Perbedaan keseimbangan cairan dan elektrolit BBl dari respon fisiologis orang
dewasa ialah sebagai berikut :
Sekitar 40 % berat badan BBL terdiri dari cairan ekstrasel sedangkan pada
orang dewasa hanya 20%
Setiap hari BBL memasukan dan mengeluarkan 600-700 ml air yang
ekuivalen dengan 20% total cairan tubuh atau 50% cairan ektrasel.
Sebaliknya, orang dewasa menukar 2000 ml air yang ekuivalen dengan 5%
total cairan tubuh dan 14% cairan ektrasel.
Terdapat variasi komposisi cairan tubuh. Konsenrasi natrium, fosfat, klorida,
dan asam organik lebih tinggi dan konsentrasi ion bikarbonat lebih rendah.
GFR ialah 30 % sedangkan pada orang dewasa 50%. Namun, protein
pertumbuhan hampir semua dimetabolisme.
Urine bersifat hipotonik
Reabsorbsi natrium menurun akibat aktivitas sodium-potasium-activated
adenosinetriphospate
BBl dapat mengencerkan urine sampai 50 miliosmol
BBl dapat mengonsentrasi urin dari 600-700 mOsm sedangkan kapasitas
orang dewasa adalah 1400 mOsm. Berat jenis urinnya sekitar 1,005-1,015
BBL memiliki ambang glukosa lebih tinggi
Sistem Hematopoesis
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Saat Bayi baru lahir, nilai rata hemoglobin, hematokrit, dan eritrosit lebi
tinggi dari nilai normal. Hb bayi baru lahir berkisar antara 14,5-22,5 g/dl. Ht
bervariasi dari 44%-72% dan hitung eritrosit 5-7,5 juta/mm3.
Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb janin
menurun sampai 55% pada minggu ke lima dan sampai 5% pada minggu ke-20.
Penurunan ini terjadi karena umur sel yang mengandung Hb janin lebih pendek,
akibatnya terjadi anemia ringan sementara. Persediaan zat besi pada bayi yang tali
pusatnya tidak segera diklem dapt meningkat karena 80 ml darah plasenta
mengandung 50 mg zat besi.
Leukosit janin denga hitung SDP sekitar 18.000/mm3 merupakan nilai normal saat
bayi lahir dan meningkat menjadi 23.000-24.000 pada hari pertama setelah bayi
lahir. Pada neonatal leukosit dipertahankan pada 11.500/mm3. Pada bayi baru lahir
jumlah leukosit ini tidak meningkat secara bermakna jika terjadi infeksi.
Sistem Hepatika
Hati janin mulai menyimpan besi sejak dalam kandungan. Apabila ibu
mendapat cukup asupan besi selama hamil, bayi akan memiliki simpanan besi yang
dapat bertahan sampai bulan kelima kehidupannya diluar rahim.
Hiperbilirubinemia fisiologis mrupakan kondisi normal pada 50% bayi cukup bulan
dan 80 % pada bayi prematur. Ikterik ini mungkin bisa disebabkan karena jumlah
eritrosit pada bayi lebih banyak per kilogram berat badannya dan usia eritrosit lebih
pendek. Disamping itu, terdapat cukup banya reabsorbsi bilirubin pada usus halus
neonatus.
Sistem Integumen
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih belum
matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Vernik
kaseosa juga berfusi dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung.
Kulit sering terlihat berbercak, terutama disekitar ekstremitas. Tangan dan kaki
terlihat sedikit sianotik. Warna kebiruan ini, akrasianotik disebabkan oleh
ketidakstabilan vasomotor, stasis kapiler, dam kadar Hb yang tinggi. Edem wajah
dan ekimosis dapat timbul akibat presentasi muka atau kelahiran dengan forsep.
Kaput suksedanum ialah edema pada kulit kepala.
Sefalhematoma ialah kumpulan darah diantara tulang tengkorak dan periosteum.
Deskuamasi pada kulit bayi tiak terjadi sampai beberapa hari setelah lahir
Kelenjar keringat sudah ada
Sejak bayi lahir tetapi tidak berespon terhadap peningkatan suhu tubuh
Sistem Reproduksi
Wanita
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Saat lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel-sel germinal primitif. Genitalia
eksterna biasanya edematosa disertai pigmentasi yang lebih banyak. Pada BBL
cukup bulan, labia mayora dan minora menutup vestibulum. Pada bayi prematur,
klitoris menonjol dan labia mayora kecil dan terbuka.
Pria
Testis turun ke dalam skrotum pada 90% BBL laki-laki.
Sistem Muskuloskeletal
Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh. Lengan
sedikit lebih panjang daripada tungksi. Ada dua kurvatura pada kolumna vertebralis
yaitu toraks dan sakrum. Ketika bayi mulai dpat mengendalikan kepalnya kurvatura
yang lain mulai terbentuk.
Sistem Neuromuskular
Terjadi pertumbuhan otak yang cepat
II. PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR
Suhu Tubuh
Stress dingin akan mengganggu kesehatan bayi baru lahir. Perawat dapat
membantu menstabilkan temperatur tubuh bayi baru lahir dengan beberapa cara.
Temperatur ruang di unit rawat sebaiknya 240C. bayi baru lahir harus dikeringkan
dan dibungkus dengan selimut hangat segera setelah lahir, perhatikan supaya
kepala juga diselimuti selama bayi digendong orang tuanya. Mandi pertama ditunda
sampai temperatur kulit bayi mencapai 36,50C dan suhu tersebut menetap
sekurang-kurangnya selama dua jam.
Menghangatkan Bayi
Seorang bayi cukup bulan dalam keadaan sehat yang baik sekalipun dapat
mengalami hipotermia. Menghangatkan atau mendinginkan bayi dengan cepat
dapat menyebabkan bayi mengalami apnea dan asidosis.
Profilaksis Mata
Salep mata eritromisin atau tetrakain diteteskan dalam konjungtiva bawah
pada setiap mata dalam dua jam setelah lahir untuk mencegah optalmia
neonatorum, suatu infeksi yang disebabkan oleh nesisseria gonorrhoeae, dan
konjungtivitis inklusi, suatu infeksi disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Bayi
dapat terpapar pada bakteri ini ketika melewati saluran vagina.
APGAR Score
NILAI
Tanda 0 1 2
Denyut jantung Tidak ada Lambat (< 100) Lebih dari 100
Pernapasan Tidak ada Lambat, menangis lemah. Mengis dengan baik
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Tonus otot Lemah Ekstremitas sedikit fleksi Fleksi dengan baik
Refleks Tidak ada
respon
Menyeringai (grimace) Menangis
Warna Biru, pucat Tubuh merah muda,
ekstremitas biru.
Merah muda
seluruhnya
Keterangan :
(1) 7-10 : Bayi normal
(2) 4-6 : Asfiksia sedang
(3) 0-3 : Asfiksia berat
Imunisasi
Jenis imunisasi yag diberikan pada bayi baru lahir adalah hepatitis B, cacar,
BCG,dan lain-lain
III. KARAKTERISTIK PERILAKU BBL
Siklus Tidur Terjaga
Keadaan Perilaku dan Perilaku Menetap
KARAKTERISTIK KEADAAN
Keadaan Aktivitas
Tubuh
Gerak
Mata
Mimik Wajah Pola
Napas
Tingkat
Respon
Keadaan Tidur
Tidur
Dalam
Sangat
nyenyak,
tetapi
kadang-
kadang
terkejut
Tidak
ada
Tanpa mimik
wajah,
kadang-
kadang
melakukan
gerakan
menghisap
dengan
interval
teratur
Lancar
dan
teratur
Ambang ter-
dapat stimulus
sangat tinggi,
sehingga ha-
nya stimulus
yang meng-
ganggu dan
intensitasnya
tinggi yang
akan memba-
ngunkan bayi
Tidur Beberapa Gerakan Dapat Tidak Lebih respon-sif
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
ringan gerakan
tubuh
mata
cepat
(REM),
mata
berkedut
di balik
kelopak
mata
tersenyum
dan
mengeluarkan
suara rewel
atau
menangis
teratur terhadap
stimulus inter-
nal dan ekster-
nal. Saat sti-
mulus muncul
bayi dapat
tetap berada
dalam keadaan
tidur ringan,
kembali ke
tidur dalam,
atau terjaga
sampai menga-
ntuk.
Keadaan Terjaga
Mengan-
tuk
Tingkat
akti-vitas
berva-riasi,
dise-lingi
kea-daan
terkejut
ringan dari
waktu ke
waktu.
Mata
terbuka
dan
kadang-
kadang
tertutup,
kelopak
mata
berat,
tampak
berkaca-
kaca
Dapat
memperlihat-
kan beberapa
mimik wajah;
seringkali
tidak ada
mimik wajah
dan tampak
tidur nyenyak
Tidak
teratur
Bayi bereaksi
terhadap
stimulus
walaupun
terhadap
stimulus
tertunda.
Keadaan
berubah
setelah
stimulasi
diberikan
dengan sering
Waspada-
tenang
Minimal Mata
bersinar
dan
melebar
Wajah tampak
cerah,
bersinar
Teratur Perhatian bayi
paling banyak
tercurah pada
lingkungan,
memfokuskan
perhatian pada
setiap stimulus
yang ada.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Keadaan
terjaga optimal
Waspada-
aktif
Banyak
aktivitas
tubuh;
memperliha
tkan
periode
rewel
Mata
terbuka,
tetapi
tidak
terlalu
cerah
Banyak mimik
wajah; wajah
tidak secerah
pada keadaan
waspada-
tenang
Tidak
teratur
Semakin peka
terhadap
stimulus yang
menganggu
(rasa lapar,
letih, ribut,
penanganan
yang
berlebihan)
Menangis Aktivitas
motorik
meningkat
disertai
perubahan
warna
Mata
tertutup
erat
atau
terbuka
Menyeringai Lebih
tidak
teratur
Respon ekstrim
terhadap
stimulus tidak
menyenangkan
yang berasal
dari dalam atau
luar
Faktor Lain yang Mempengaruhi Perilaku Neonatus
Usia Gestasi bayi dan tingkat kematangan SSP akan mempengaruhi perilaku
yang terlihat.
Lama waktu untuk memulihkan diri akibat persalinan dan melahirkan akan
mempengaruhi perilaku bayi baru lahir saat mereka mulai terorganisasi
Kejadian di lingkungan dan stimulus
Efek obat-obatan maternal yang diberikan selama persalinan kepada bayi
baru lahir. (masih kontroversi)
Perilaku Sensori
Penglihatan
Pupil bayi bereaksi terhadap rangsangan cahaya sehingga refleks mengedip
mudah.
Kelenjar air mata biasanya belum berfungsi sampai bayi berusia 2-4 minggu.
Jarak pandang paling jelas17-20 cm
BBL sensitif tehadap cahaya dengan mengerutkan wajah bila suatu cahaya
terang diarahkan ke wajahnya dan akan memalingkan kepala ke cahaya yang
teduh.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Respon terhadap gerakan dilihat bila suatu obyek yang terang (bahkan pada
usia 15 menit), mereka akan mengikuti objek tersebut dengan matanya dan
sebagian bayi akan memalingkan kepalanya untuk melakukan hal tersebut.
Pendengaran
1 menit setelah bayi lahir cairan ammnion keluar dari telinga, pendengaran
bayi sama dengan pendengaran orang dewasa.
Bayi berespon terhadap suara ibunya
Sentuhan
Wajah, terutama mulut, tangan dan telapak kaki merupakan daerah yang
paling sensitif terhadap sentuhan, misalnya sentuhan ujung jari, mengusap-
usap wajah dengan lembut, dan memijat punggung. Refleks dapat ditunjukkan
dengan memukul-mukul.
Pengecap
Bayi baru lahir memilki sistem kecap yang berkembang baik
Larutan yang hambar tidak membuat bayi berespons, sedangakan larutan
yang manis membuat bayi mengisap dengan bersemangat. Larutan asam
membuat bayi menggerakkan bibirnya dan larutan pahit membuat bayi
marah.
Penciuman
Indera penciuman bayi baru lahir sudah berkembang baik saat bayi lahir
dengan memberi reaksi yang sama dengan reaksi orang dewasa, bila diberi
bau yang menyenangkan.
Bayi yang disusui mampu membaui ASI dan dapat membedakan ibunya dari
ibu yang lain yang juga menyusui.
Respon Terhadap Stimulus Lingkungan
Temperamen : BBL memiliki reseptor sensoris yang mampu memberikan
respon selektif terhadap berbagai stimulus yang terdapat di lingkungan
internal dan eksternal.
Habituasi : Merupakan mekanisme proteksi. Habituasi membuat bayi
terbiasa dengan stimulus lingkungan. Bayi baru lahir yang diberi stimulus
baru akan membuka matanya lebar-lebar dan mengarahkan pandangannya
untuk sesaat, tetapi pada akhirnya ia menjadi tidak tertarik lagi.
Kemampuan berhabituasi memungkinkan bayi baru lahir menyeleksi
stimulus yang meningkatkan kemampuannya mempelajari dunia sosial,
sehingga menghindari rasa berlebihan.
Konsolasi : Menangis merupakan salah satu inisiatif bayi dalam mengurangi
stress yang dialaminya. Gerakan tangan kearah mulut umum, dengan atau
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
tanpa menghisap. Bayi juga terjaga jika diberi stimulus suara, bunyi atau
stimulus visual.
Iritabilitas : Beberapa bayi baru lahir menangis lebih lama dan lebih keras
daripada bayi yang lain. Mereka mudah marah akibat suara asing, rasa
lapar, basah atau pengalaman baru dan mereka berespon dengan intens.
Menangis : Menangis pada bayi berarti berkomunikasi dan bisa menunjukkan
rasa lapar, nyeri, keinginan untuk diperhatikan atau rasa tidak puas.
Menggendong bayi: Saat digendong bayi akan menyesuaikan tubuhnya
dengan bentuk lekukan tubuh si pemberi perawatan.
IV. PEDOMAN ANTISIPASI DALAM MERAWAT BAYI BARU LAHIR
Temperatur
Peningkatan temperatur tubuh (menangis, stress dingin yang menyebabkan
vasokonstriksi, infeksi), dan respons lingkungan yang ekstrem.
Tanda yang perlu dilaporkan, seperti temperature tinggi dan rendah, hidung
tersumbat, letargi, iritabilitas, tidak mau makan dan menangis.
Cara menurunkan suhu tubuh, memandikan dengan air hangat kuku,
mengenakan pakaian yang sesuai dengan temperature ruangan pada bayi,
dan lindungi bayi dari paparan sinar matahari yang lama.
Pentingnya memakaikan bayi pembungkus hangat atau selimut ekstra jika
udara dingin.
Cara membaca thermometer dan mengukur aksila bayi.
Pernapasan
Berapa variasi normal frekuensi dan irama pernapasan.
Refleks apa yang dilakukan bayi untuk membersihkan jalan napas, misalnya,
bersin.
Perlunya melindungi bayi dari hal-hal berikut :
Polusi akibat lingkungan yang penuh asap.
Orang yang menderita infeksi saluran napas atas.
Sufokasi.
Tanda-tanda yang mengindikasikan selesma.
Beri bayi makanan dalam jumlah lebih sedikit, tetapi lebih sering supaya
bayi tidak menjadi terlalu lemah.
Gendong bayi dalam posisi tegak.
Beri air steril atau waktu perawtan ekstra.
Saat tidur, tinggikan kepala dan dada bayi.
Hindari angin dan jangan mengenakan terlalu banyak pakaian pada bayi.
Gunakan hanya obat yang diresepka dokter.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Lindungi bibir atas dengan sebuah pelapis tipis dari bahan petroleum untuk
meminimalakan ekskoriasi akibat sekresi hidung.
Eliminasi
Perubahan apa yang orangtua dapat harapkan tentang warna feses, jumlah
defekasi, dan bau tinja yang mendapat air susu ibu atau bayi yang
mendapat susu botol.
Warna urin normal yang seharusnya dan berapa jumlah berkemih yang
orangtua dapat harapkan dari bayi dalam sehari.
Keamanan
Cara melindungi bayi dari trauma, antara lain: menjauhkan obyek, seperti
peniti dan gunting dari jangkauan bayi.
Melindungi bayi supaya tidak jatuh dengan mengajarkan orangtua untuk
memegang bayi dengan cara yang aman. Untuk memasangkan sabuk
pengaman di tempat duduk dan kereta dorong bayi, untuk meninggikan sisi
tempat tidur di tempat tidur bayi, untuk tidak pernah meninggalkan bayi
sendiri di atas meja atau di atas tempat tidur bayi.
Cara mencegah bayi merasakan panas yang berlebihan atau supaya bayi
tidak menggigil
Hal-hala yang harus diperhatikan saat memindahkan bayi terutama jika
menggunakan kendaraan. Penggunaan tempat duduk bayi di mobil diatur
oleh undang-undang di 33 negara bagian
V. KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEMATANGAN BAYI BARU LAHIR (BALLARD
SCORE)
Tes ini untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian
neuromuskular dan fisik. Penilaian neuromuskular meliputi postur, square window,
arm recoil, sudut popliteal, scarf sign dan heel to ear maneuver. Penilaian fisik yang
diamati adalah kulit, lanugo, permukaan plantar, payudara, mata/telinga, dan
genitalia.
Penilaian Maturitas Neuromuskular
a. Postur
Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat dan
adanya tahanan saat otot diregangkan. Untuk mengamati postur, bayi ditempatkan
terlentang dan pemeriksa menunggu sampai bayi menjadi tenang pada posisi
nyamannya. Jika bayi ditemukan terlentang, dapat dilakukan manipulasi ringan dari
ekstremitas dengan memfleksikan jika ekstensi atau sebaliknya. Hal ini akan
memungkinkan bayi menemukan posisi dasar kenyamanannya. Fleksi panggul
tanpa abduksi memberikan gambaran seperti posisi kaki kodok.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Square Window
Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan
ekstensor memberikan hasil sudut fleksi pada pergelangan tangan. Pemeriksa
meluruskan jarijari bayi dan menekan punggung tangan dekat dengan jari-jari
dengan lembut. Hasil sudut antara telapak tangan dan lengan bawah bayi dari
preterm hingga posterm diperkirakan berturut-turut > 90 °, 90 °, 60 °, 45 °, 30 °,
dan 0 °.
Arm Recoil
Berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan mengukur sudut
mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan. Arm recoil dilakukan
dengan cara evaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi, fleksikan
lengan bagian bawah sejauh mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua lengan
dan lepaskan. Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan. Skor 0: tangan tetap
terentang/ gerakan acak, Skor 1: fleksi parsial 140-180 °, Skor 2: fleksi parsial 110-
140 °, Skor 3: fleksi parsial 90-100 °, dan Skor 4: kembali ke fleksi penuh
Popliteal Angle
Menilai pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut dengan menguji
resistensi ekstremitas bawah terhadap ekstensi. Dengan bayi berbaring telentang,
dan tanpa popok, paha ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk
penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa memegang kaki satu sisi
dengan lembut dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan
tangan yang lain. Jangan memberikan tekanan pada paha belakang, karena hal ini
dapat mengganggu interpretasi. Kaki diekstensikan sampai terdapat resistensi pasti
terhadap ekstensi. Ukur sudut yang terbentuk antara paha dan betis di daerah
popliteal
Scarf Sign
Menguji tonus pasif fleksor gelang bahu. Dengan bayi berbaring telentang,
pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan mendorong tangan
bayi melalui dada bagian atas dengan satu tangan dan ibu jari dari tangan sisi lain
pemeriksa diletakkan pada siku bayi. Kedua bahu harus tetap menempel di
permukaan meja dan kepala tetap lurus dan amati posisi siku pada dada bayi dan
bandingkan dengan angka pada lembar kerja, yakni, penuh pada tingkat leher (-1);
garis aksila kontralateral (0); kontralateral baris puting (1); prosesus xyphoid (2);
garis puting ipsilateral (3); dan garis aksila ipsilateral (4)
Heel to Ear
Menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang panggul dengan memberikan
fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul. Dengan posisi
bayi terlentang lalu pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
mungkin dengan kepala tanpa memaksa, pertahankan panggul pada permukaan
meja periksa dan amati jarak antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut
( bandingkan dengan angka pada lembar kerja). Penguji mencatat lokasi dimana
resistensi signifikan dirasakan. Hasil dicatat sebagai resistensi tumit ketika berada
pada atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); puting baris (2); daerah pusar
(3); dan lipatan femoralis (4)
Penilaian Maturitas Fisik
a. Kulit
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya
bersamaan dengan hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix
caseosa. Oleh karena itu kulit menebal, mengering dan menjadi keriput dan / atau
mengelupas dan dapat timbul ruam selama pematangan janin. Fenomena ini bisa
terjadi dengan kecepatan berbeda-beda pada masing-masing janin tergantung pada
pada kondisi ibu dan lingkungan intrauterin. Sebelum perkembangan lapisan
epidermis dengan stratum corneumnya, kulit agak transparan dan lengket ke jari
pemeriksa. Pada usia perkembangan selanjutnya kulit menjadi lebih halus, menebal
dan menghasilkan pelumas, yaitu vernix, yang menghilang menjelang akhir
kehamilan. pada keadaan matur dan pos matur, janin dapat mengeluarkan
mekonium dalam cairan ketuban. Hal ini dapat mempercepat proses pengeringan
kulit, menyebabkan mengelupas, pecah-pecah, dehidrasi, sepeti sebuah perkamen.
b. Lanugo
Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh fetus. Pada extreme
prematurity kulit janin sedikit sekali terdapat lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada
usia gestasi 24 hingga 25 minggu dan biasanya sangat banyak, terutama di bahu
dan punggung atas ketika memasuki minggu ke 28. Daerah yang tidak ditutupi
lanugo meluas sejalan dengan maturitasnya dan biasanya yang paling luas terdapat
di daerah lumbosakral. Variasi jumlah dan lokasi lanugo pada masing-masing usia
gestasi tergantung pada genetik, kebangsaan, keadaan hormonal, metabolik, serta
pengaruh gizi. Sebagai contoh bayi dari ibu dengan diabetes mempunyai lanugo
yang sangat banyak. Pada melakukan skoring pemeriksa hendaknya menilai pada
daerah yang mewakili jumlah relatif lanugo bayi yakni pada daerah atas dan bawah
dari punggung bayi.
c. Permukaan Plantar
Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior ini
kemungkinan berkaitan dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan. Penilaian
dengan menggunakan skor Ballard tidak didasarkan atas ras atau etnis tertentu.
Bayi very premature dan extremely immature tidak mempunyai garis pada telapak
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
kaki. Untuk membantu menilai maturitas fisik bayi tersebut berdasarkan permukaan
plantar maka dipakai ukuran panjang dari ujung jari hingga tumit. Untuk jarak
kurang dari 40 mm diberikan skor -2, untuk jarak antara 40 hingga 50 mm diberikan
skor -1. Hasil pemeriksaan disesuaikan dengan skor di table
d. Payudara
Areola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi
esterogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang diterima janin.
Pemeriksa menilai ukuran areola dan menilai ada atau tidaknya bintik-bintik akibat
pertumbuhan papila Montgomer. Kemudian dilakukan palpasi jaringan mammae di
bawah areola dengan ibu jari dan telunjuk untuk mengukur diameternya dalam
milimeter.
e. Mata/ Telinga
Daun telinga pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring
perkembangannya menuju matur. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas palpasi
ketebalan kartilago kemudian pemeriksa melipat daun telinga ke arah wajah
kemudian lepaskan dan pemeriksa mengamati kecepatan kembalinya daun telinga
ketika dilepaskan ke posisi semulanya. Pemeriksaan mata pada intinya menilai
kematangan berdasarkan perkembangan palpebra. Pemeriksa berusaha membuka
dan memisahkan palpebra superior dan inferior dengan menggunakan jari telunjuk
dan ibu jari. Pada bayi extremely premature palpebara akan menempel erat satu
sama lain. Dengan bertambahnya maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan
walaupun hanya satu sisi dan meningggalkan sisi lainnya tetap pada posisinya.
Hasil pemeriksaan pemeriksa kemudian disesuaikan dengan skor dalam tabel. Perlu
diingat bahwa banyak terdapat variasi kematangan palpebra pada individu dengan
usia gestasi yang sama. Hal ini dikarenakan terdapat faktor seperti stress
intrauterin dan faktor humoral yang mempengaruhi perkembangan kematangan
palpebra.
f. Genital (Pria)
Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneum ke dalam scrotum
kurang lebih pada minggu ke 30 gestasi. Testis kiri turun mendahului testis kanan
yakni pada sekitar minggu ke 32. Kedua testis biasanya sudah dapat diraba di
canalis inguinalis bagian atas atau bawah pada minggu ke 33 hingga 34 kehamilan.
Pada nenonatus extremely premature scrotum datar, lembut, dan kadang belum
bisa dibedakan jenis kelaminnya. Berbeda halnya pada neonatus matur hingga
posmatur, scrotum biasanya seperti pendulum dan dapat menyentuh kasur ketika
berbaring.
g. Genital (Wanita)
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Abduksi yang berlebihan dapat menyebabkan labia minora dan klitoris
tampak lebih menonjol sedangkan aduksi menyebabkankeduanya tertutupi oleh
labia majora. Pada neonatus extremely premature labia datar dan klitoris sangat
menonjol dan menyerupai penis. Sejalan dengan berkembangnya maturitas fisik,
klitoris menjadi tidak begitu menonjol dan labia minora menjadi lebih menonjol.
Mendekati usia kehamilan matur labia minora dan klitoris menyusut dan cenderung
tertutupi oleh labia majora yang membesar. Labia majora tersusun atas lemak dan
ketebalannya bergantung pada nutrisi intrauterin. Nutrisi yang berlebihan dapat
menyebabkan labia majora menjadi besar pada awal gestasi. Sebaliknya nutrisi
yang kurang menyebabkan labia majora cenderung kecil meskipun pada usia
kehamilan matur atau posmatur dan labia minora serta klitoris cenderung lebih
menonjol.
VI. PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat adalah memberikan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir
sampai tali pusat mengering dan lepas dengan spontan.
Tujuan :
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Persiapan :
a. Persiapan Alat
- Alkohol 70% dalam tempatnya
- Kasa steril 1 buah
b. Persiapan klien
Setelah dimandikan dan dikeringkan, bayi dibaringkan diatas meja khusus
atau tempat tidur.
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Buka kasa pembungkus tali pusat, bila susah di buka, kasa pembungkus
terlebih dahulu dibasahi dengan lidi waten alcohol 70%
3. Bila tali pusat masih basah/lembab bersihkan tali pusat dengan lidi waten
alcohol 70% dari pangkal menuju ujung tali pusar sampai bersih.
4. Kemudian oleskan betadine 10% seperti cara diatas (dari pangkal ke ujung tali
pusat)
5. Tali pusat kemudian di bungkus dengan kasa steril (Bentuk segitiga) dan
ikatkan dengan cara lipatkan.
5. Kemudian pakaian bayi dikenakan dan dirapikan
6. Cuci tangan kembali.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Perawatan tali pusat dilakukan secara rutin setiap selesai mandi dan sewaktu-
waktu bila diperlukan.
2. Daerah sekitar tali pusat harus selalu dalam keadaan kering dan bersih untuk
mencegah terjadinya infeksi.
3. Dilarang menggunakan plester untuk menguatkan ikatan karena bisa terjadi
iritasi pada kulit bayi.
Pencegahan infeksi pada tali pusat
Merawat tali pusat berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak
terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah.
Bila kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dan segera
keringkan dengan kassa kering dan dibungkus dengan kassa tipis yang steril
dan kering.
Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur, dan sebagainya
pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat
berakhir dengan kematian neonatal.
Tanda- tanda infeksi tali pusat adalah:
a. Kulit sekitarnya berwarna kemerahan.
b. Ada pus atau nanah.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Memandikan Bayi
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum
melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut
bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya
dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah :
Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika
bayi mengalami asfiksia atau hipotermi)
Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila antara
36,5º C – 37º C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5º C, selimuti kembali
tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di
tempat tidur atau lakukan persentuhan kuli ibu – bayi dan selimuti keduanya. Tunda
memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit)
satu 1 jam.
Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan
Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada
tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi
dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk
menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.
Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering
Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti
tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik
Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik
Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya,
untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI
Merawat Linen Bayi
Umumnya, bayi memerlukan pakaian berlapis agar lebih nyaman. Untuk
mengetahui apakah bayi cukup hangat atau tidak, sentuhlah tangan dan kakinya.
Bila terasa dingin, tambahlah selimutnya.
Tak cukup hanya mengutamakan kenyamanan, yang paling harus diperhatikan oleh
ibu adalah menjaga kehegienisan pakaian bayi. Pakaian yang dikenakan harus
bersih dan kering.
Ganti pakaian basah sesegera mungkin karena bila tidak maka selain tidak
nyaman bagi bayi juga dapat menyebabkan timbulnya jamur yang bisa membuat
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
bayi gatal-gatal dan timbul biang keringat. Segeralah ganti popok yang basah bila
bayi pipis atau buang air besar, karena bila tetap dipakai, popok yang basah
tersebut dapat menyebabkan infeksi. Segera usap bila bayi terkena cairan susu
atau yang lain dan pastikan kulit bayi kembali kering. Pilihlah bahan katun yang
dapat menyerap keringatnya dan juga menghindari gatal-gatal. Ibu juga dapat
memakaikan pakaian dalam bayi seperti singlet atau kaus tambahan yang tipis
untuk melindungi bayi dari masuk angin.Begitu juga untuk selimut, pilihlah bahan
yang tidak terlalu tebal sehingga tidak membuat bayi terlalu panas. Untuk bayi
yang sudah berumur lebih dari 3 bulan, ibu dapat memakaikan singlet karena bayi
sudah mulai beradaptasi dengan suhu udara sekitar.
Dalam merawat bayi diperlukan perhatian ekstra dan juga tenaga ekstra. Untuk
mencuci pakaiannya pun tak boleh sembarangan karena ia bisa menimbulkan alergi
terhadap kulit yang disebabkan bahan kimia tertentu. Untuk itu ada beberapa trik
yang harus diperhatikan orang tua saat mencuci pakaian bayi, diantaranya :
Pilih Deterjen yang Aman bagi Bayi
Waspadai jika bayi menunjukkan tanda alergi setelah memakai pakaian yang baru
saja dicuci. Bisa jadi sebabnya adalah deterjen yang anda gunakan. Bila terjadi
tanda alergi pada kulit, hentikan pemakaian deterjen dan segera konsultasikan ke
dokter.
Hindari Pemutih
Hindari penggunaan pemutih atau deterjen yang mengandung pemutih untuk
mencuci Bahan kimia dalam pemutih pakaian bisa menyebabkan iritasi kulit pada
bayi atau lebih parah bisa menyebabkan penyakit kulit.
Hindari Penggunaan Softener
Jika keadaan mengharuskan pemakaian softener pastikan kandungan softener
tersebut aman bagi bayi anda. Pasalnya softener juga bisa menyebabkan iritasi dan
alergi pada kulit bayi anda.
Penggunaan Pengering
Gunakan temperatur paling rendah saat mengeringkan pakaian bayi dalam mesin
pengering untuk menghindari baju menyusut, sekaligus membuat pakaian bayi
terlihat lebih segar.
Pemenuhan Nutrisi Bayi
ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi.
Manfaat ASI :
- ASI mengandung semua kebutuhan gizi yang diperlukan bayi
- ASI mengandung zat gizi yang mudah dicerna bayi
- Produksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi
- ASI mengandung berbagai zat anti sehingga bayi tidak mudah terkena infeksi
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
- ASI tidak mengandung kuman
- ASI selalu segar dan tidak pernah basi serta bisa diberikan kapan saja dan
dimana saja
- ASI dapat mencegah alergi
- ASI akan mempererat hubungan batin antara ibu dan bayi
Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, yaitu :
Berikan asi sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu
penuh)
Frekuensi menyusui setiap 2-4 jam sekali
Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum
memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran
mekonium.
Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan
Exercise pada Bayi
1. Tapping (Ketukan) adalah upaya untuk meningkatkan kekuatan (tonus) otot
melalui stimulasi raba dengan ketukan lembut pada otot menggunakan bagian
dalam jari-jari tangan. Contoh : melatih agar bayi pada posisi tengkurap dapat
mengangkat kepala, maka diberikan ketukan pada daerah pangkal leher dan
punggung atas.
2. Latihan Penumpuan Berat Badan yaitu upaya stimulasi pada sendi dengan
menggunakan beban berupa berat badan atau anggota badan itu sendiri untuk
menguatkan otot-otot sekitar sendi. Contoh : pada posisi tengkurap, bayi dilatih
menumpu badanya pada kedua lengan.
3. Latihan Gerak adalah upaya merangsang kemampuan gerak bayi dengan cara
anggota gerak (lengan dan tungkai) digerakkan.
Contoh : melatih bayi agar mampu berguling, dilakukan gerak berupa salah satu
tungkai
bayi digerakkan menyilang tungkai yang lain.
1. Latihan Stimulasi Perkembangan Bayi
Latihan mengangkat kepala pada posisi tengkurap:
Tengkurapkan bayi, ibu disamping bayi.
Beri ketukan lembut pada punggung atas bayi hingga kepala bayi
terangkat. Lakukan selama 2-3 menit, 2 kali sehari.
2. Latihan mempertahankan kepala tetap tegak:
Bayi dipangku dengan dipegangi pada dadanya.
Berikan tekanan ringan pada kepala bayi kearah leher (bawah).
Lakukan selama 2-3 menit, 2 kali sehari.
3. Latihan menumpu badan dengan kedua lengan:
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Tengkurapkan bayi dengan lengan menyangga badan, pegangi pada
kanan kiri bahunya.
Beri tekanan ringan pada kedua bahu dengan arah menuju lengan.
Lakukan 2-3 manit, 2 kali shari.
4. Latihan berguling dari posisi terlentang:
Bayi terlentang, pegangi pada kaki kanan kirinya.
Gerakkan salah satu kaki memutar menyilang kaki yang lain
sehingga bayi tengkurap. Lakukan 2-3 menit, 2 kali sehari.
5. Latihan duduk dari tengkurap:
Bayi tengkurap, pegangi dari kanan kiri panggulnya.
Beri tarikan pada panggul kearah duduk. Lakukan 2-3 menit, 2 kali
sehari.
6. Latihan mempertahankan posisi duduk tegak:
Posisikan bayi duduk di depan ibu, pegangi pada kedua bahunya dari
atas.
Beri tekanan lembut pada kedua bahunya ke arah bawah.
7. Latihan keseimbangan pada posisi duduk tegak:
Posisi bayi duduk, pegangi kedua lengannya.
Beri dorongan lembut pada lengan bayi ke kiri – kanan bergantian.
Lanjutkan dengan dorongan lembut ke depan-belakang bergantian.
8. Latihan berdiri:
Posisi bayi duduk, pegangi kedua lengannya dari depan.
Beri tarikan pada kedua lengannya ke arah depan atas sehingga bayi
berdiri.
9. Latihan keseimbangan pada posisi berdiri:
Posisikan bayi berdiri dengan dipegangi panggulnya dari samping.
Beri dorongan pada panggul secar lembut ke kanan – kiri bergantian.
Lanjutkan dengan dorongan lembut ke depan – belakang.
VII. ASPEK BUDAYA BAYI BARU LAHIR
Beberapa kebudayaan memberikan prioritas tinggi untuk memiliki
anak laki-laki, wanita yang melahirkan anak laki-laki menerima status yang lebih
tinggi dalam keluarga, ini berlaku pada keluarga Cina tradisional. Dalam keluarga
hispanic trdisional, nenek diharapkan memainkan peranan dalam merawat bayi
baru lahir (Burrougs, A & Laifer, G 2001).
Menurut galanti (di ambil dari Bobak dkk, 2004) Orang Amerika-Meksiko memiliki
beberapa tradisi seperti, menyusui pada bayi baru lahir dimulai pada hari keempat,
karena kolostrum dianggap kotor atau tercemar . Minyak zaitun atau jarak diberikan
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
pada bayi baru lahir karena dianggap dapat menstimulasi pengeluaran mekonium.
Bayi laki-laki tidak disirkumsisi, dan telinga bayi laki- laki ditindik. Berbagai obat
juga digunakan untuk mengatasi mal ajo dan fontanel yang cekung.
Kebudayaan pada bayi baru lahir ini menyebabkan banyaknya mitos
mengenai bayi baru lahir. Mitos-mitos yang lahir dimasyarakat ini kebenarannya
kadang tidak masuk akal dan bahkan dapat berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang merawat bayi baru lahir.
Ada pun mitos dan fakta merawat bayi baru lahir hal ini dikarenakan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara merawat bayi antara lain :
Dibedong agar kaki tidak bengkok dikarenakan hampir setiap bayi memiliki
kaki yang tampak bengkok, begitulah fisiologis kaki bayi. Ini disebabkan
karena ia masih terbiasa dengan posisi meringkuk ketika masih berada
didalam rahim. Beberapa ibu membedong bayi untuk melindungi dari dingin,
baik karena faktor cuaca atau setelah mandi.
Hidung ditarik agar mancung.
Tidak ada hubungannya menarik hidung dengan mancung tidaknya hidung,
semua tergantung dari bentuk tulang hidungnya.
Bayi yang mengalami kuning beberapa hari pasca kelahirannya harus
dijemur diruangan terbuka. Penyakit kuning yang diderita bayi merupakan
proses alamiah dari pemecahan sel darah ibunya. Proses ini memang dapat
terbantu oleh sinar matahari.
ASI pertama yang berwarna kekuningan merupakan asi yang sudah basi dan
tidak baik dikonsumsi bayi. ASI pertama adalah kolostrum yang mengandung
zat kekebalan tubuh dan kaya akan protein
Ketika bayi demam harus dikompres air dingin. Setelah dikompres, tubuh
yang awalnya panas mungkin akan terasa dingin begitu diraba. Akan tetapi
ini bukan pertanda bahwa si kecil membaik. Sebaliknya suhu dingin dari
kompresan tersebut akan mengirim sinyal yang salah kepada tubuh anak.
Dalam menghadapi suatu kebudayaan pada masa bayi baru lahir maka kita
memerlukan suatu perencanaan dan pemantauan kesehatan, salah satunya dengan
penyuluhan agar kita dapat mengubah atau memperbaiki suatu keadaan dalam
mitos yang dapat merugikan ibu, janin dan bayi. Tenaga kesehatan harus mampu
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya, beradaptasi dengan budaya-
budaya dominan yang ada di daerahnya, dan memberikan penyuluhan tentang
kesehatan ibu dan bayi baru lahir agar para ibu dan masyarakat di lingkungannya
dapat mengerti benar.
VIII. PENDIDIKAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Interaksi Sosial
Sambil mengasuh bayi, ibu dan ayah dapat berbicara kepada
bayinya, bermain dengan bayi, dan memeluk sambil mengusap-usap bayinya.
Aktivitas mengasuh bayi baru lahir dibagi anatara perawat dan orangtua. Perawat
bertindak sebagai guru pendukung
Memberi Makan Bayi
Bayi dapat disusui setelah lahir atau sekurang kurangnya dalam
empat jam setelah lahir. Apabila bayi akan diberi susu botol, perawat bisa
menawarkan sedikit air steril untuk memastikan bahwa refleks menelan dan refleks
menghisap bayi berfungsi dengan baik dan tidak ada anomali. Dianjurakan setiap 3-
4 jam sehari danselama beberapa hari setelah bayi lahir diberi makan hanya pada
saat terbangun di malam hari.
Posisi dan Teknik Menyusui
Bayi harus berada dalam posisi yang nyaman untuk mempermudahkan keadaan
dan tidak harus memutar kepala atau meregangkan lehernya untuk dapat
menjangkau puting. Ketika ibu menyentuh lembut bibir bayi dengan putingnya, bayi
akan memberi respon dengan refleks rooting alami dan berpaling ke puting dan
membuka mulutnya. Puting dan sebagian areaola berada dalam mulut bayi apabila
hidung bayi tertutp oleh payudara angkat panggul bayi. Ada beberapa posisi untuk
membuat bayi bersendawa.
Menggendong dan Mengatur
Posisi
Bayi digendong dengan aman
denagn menopang kepala karena
bayi baru lahir tidak mampu
mempertahankan posisi kepalanya
tetap tegak selama beberapa detik.
Setelah makan posisikan bayi miring
kanan untuk mempercepat
pengosongan lambung keusus kecil.
Memposisikan bayi miring ditempat
tidur membuat pengeluaran mukus dari mulut dan tidak menekan tali pusat atau
penis yang baru disirkumsisi. Posisi bayi diubah dari satu sisi ke sisi lain untuk
membantu mengembangkan kontur tubuh yang sama disis kiri dan kanan serta
meredakan tekanan pada bagian tubuh. Punggung bayi membentuk seperti kurva
sehingga mudah menggelinding. Selimut yang dilipat atau digulung yang
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
mengganjal punggung akan akan mencegah bayi mengubah posisi menjadi supine
dan membuat perasaan bayi tenang.
IX. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Bayi Ny. A
Umur : 2 Hari
Jenis Kelamin : laki - laki
Alamat : -
No. peneng : -
Tanggal Masuk : -
Tanggal Pengkajian : -
Biodata Penanggung jawab
Nama : Ny. A
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : -
Pekerjaan : -
Hubungan dengan klien : Ibu Bayi
II. RIWAYAT PRENATAL DAN INTRANATAL
a. Riwayat Prenatal
Masalah kehamilan selama kehamilannya,
Memeriksa kehamilan yaitu pada :
- Trimester I : -
- Trimester II : -
- Trimester III : -
b.Riwayat Intranatal
1. Lamanya persalinan
Kala I : -
Kala II : -
Kala III : -
Kala IV : -
2. Ketuban
Pecah sebelum lahir : …. mnt
Warna dan Bau : jernih dan Amis
3. Pendarahan
Jumlah : ±…. cc
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Warna : Merah segar
4. Resusitasi pada bayi dilakukan dengan resusitasi pembersihan jalan nafas.
c. Postnatal
1. Apgar Score : 9
2. BB : 3200gr
3. TB : 50cm
4. Lingkar Badan : -
5. Lingkar kepala : -
6. Lingkar lengan atas : -
7. Mekonium : -
III. PEMERIKSAAN FISIK
1.TTV DJA : -
Suhu : -
Respirasi : -
2.Kepala
Cepal hematoma : tidak ada
Cepal succedenium : tidak ada
Sutura :
3.Mata
Kesimetrisan : Simetris antara mata kanan dan kiri
Sklera : Putih tidak ada ikhterus
Konjungtiva :
4.Hidung
Lubang hidung : Ada dan kedua lubang hidung simetris
Cuping hidung : Ada
5.Mulut dan Lidah
Palatum : Normal
Warna palatum : Merah muda
Warna lidah : Merah muda
Refleks hisap dan menelan : Belum terlatih dengan baik
6.Telinga
Kesimetrisan : Simetris antara kiri dan kanan
Warna :
Daun telinga : ada / tidak ada
Lekuk telinga : ada / tidak ada
Cairan yang keluar :
7.Leher
Kelenjar Tiroid : ada pembesaran atau tidak
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
JVP : ada peninggian atau tidak
KGB : ada pembesaran atau tidak
8.Dada
DJA : -
Gerakan : Dapat mengembang dan mengempis
9.Mamae Putting : ada / tidak
Areola : hiperpigmentasi
10.Abdomen
Bentuk :
Bising usus : ada / tidak
Tali pusat :
11.Punggung, Pinggul, dan Bokong
Tonjolan punggung : ada / Tidak
Lipatan bokong : Simetris / asimetris
Warna kulit bokong :
12.GenetaliaTestis : ada / tidak
Keluar cairan : ada / tidak
13.Tangan
Pergerakan : Baik
Jari tangan kanan/kiri : Lengkap
Reflek menggenggam : ada
14.Kaki
Pergerakan : baik Jari kaki kanan/kiri : Lengkap
Refleks babinski : Ada
15.BadanAktivitas : Baik
Warna kulit :
Lanugo :
Sianosis :
Tekstur :
IV. PENGKAJIAN REFLEK BAYI BARU LAHIR
Refleks Pada Mata :
1. Berkedip atau Refleks korneal :
Respon prilaku yang diharapkan :
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba-tiba atau pada pendekatan
objek ke arah kornea : harus menetap sepanjang hidup.
Deviasi : Tidak ada kedipan tidak simetris simetris
menunjukkan adanya kerusakan pada syaraf
kranial
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
II, IV dan V.
2. Pupil : Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan
padanya:
reflek ini harus ada sepanjang hidup.
Deviasi : Kontriksi tidak sama pupil dilatasi terfiksasi
3. Mata boneka : Ketika kepala digerakkan dengan perlahan ke
kanan
dan kekiri, mata normalnya tidak bergerak: reflek
ini
harus hilang sesuai perkembangan.
Deviasi : Paralis abdusen asimetris
Refleks Pada Hidung:
1. Glabela : Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara
dua
alis mata) menyebabkan mata menutup dengan
rapat.
Deviasi : Tidak ada reflek
Refleks Pada Mulut dan Tenggorokan
1. Menghisap : Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada
area
sirkumolar sebagai respon terhadap rangsang. reflek
ini
harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa
rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.
Deviasi : Menghisap lemah atau tidak ada
2. Muntah : Stimulasi faring posterior oleh makanan, hisapan,
atau
masuknya selang harus menyebabkan refleksi
muntah:
reflek ini harus menetap sepanjang hidup
Deviasi : Tidak adanya reflek muntah menunjukkan adanya
kerusakan pada syaraf glosoferingeal
3. Rooting:
Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi
membalikan kepala ke arah sisi tersebut dan mulai menghadap. harus hilang kira-
kira pada usia 3-4 bulan, tetapi dapat menetap selama 12 bulan.
Deviasi : Tidak ada refleks, khususnya bila bayi tidak
merasa
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
kenyang
4. Ekstrusi : Bila lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon
dengan
mendorongnya keluar.harus menghilang pada usia 4
bulan
Deviasi : Protrusi konstan dari lidah dapat menunjukkan
sindrom
down
5. Menguap : Respon spontan terhadap penurunan oksigen dengan
meningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap
sepanjang hidup.
Deviasi : Tidak ada reflek
6. Batuk : Iritasi membran mukosa laring atau pohon
trakeobronkial menyebabkan batuk reflek ini harus
tetap
ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari
pertama
kelahiran.
Deviasi : Tidak ada reflek
Refleks Pada Ekstremitas
1. Menggenggam:
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar jari menyebabkan
fleksi tangan dan jari kaki, genggaman telapak tangan harus berkurang setelah usia
3 bulan, digantikan dengan gerakan volunter, genggaman plantar berkurang pada
usia 8 bulan.
Deviasi: Fleksi asimetris dapat menunjukkan paralisis
2. Babinski:
Tekanan ditelapak kaki bagian luar ke arah atas dari tumit dan menyilang bantalan
kaki menyebabkan jari kaki hiperekstensi dan halus dorsofleksi: reflek ini harus
hilang setelah usia 1 tahun.
Deviasi: Menetap setelah usia 1 tahun menunjukkan lesi traktur pyramidal
3. Klonus Pergelangan kaki:
Dorsofleksi telapak kaki yang cepat ketika menopang lutut pada posisi fleksi parsial
mengakibatkan munculnya satu sampai dua gerakan oskilasi (denyut). Akhirnya
tidak boleh ada denyut yang teraba.
Deviasi: Beberapa denyutan
Refleks Pada Massa atau Tubuh
1. Moro:
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Denyutan atau perubahan tiba-tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi
dan abduksi ekstremitas tiba-tiba serta mengipaskan jari membentuk huruf ³C´
diikuti dengan fleksi lemah: bayi mungkin menangis: reflek ini harus hilang setelah
usia 3-4 bulan, biasa paling kuat selama 2 bulan pertama
Deviasi: Menetapnya reflek moro 6 bulan terakhir dapat menunjukkan kerusakan
otak reflek moro asimetris atau tidak ada dapat menunjukkan cedera pada fleksus
brakial, klavikula, atau humerus.
2. Startle: Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi
siku: tangan tetap tergenggam: harus hilang pada usia 4 bulan.
Deviasi: Tidak adanya refleks ini menunjukkan kehilangan pendengaran
3. Perez:
Saat bayi tertelungkup pada permukaan keras, ibu jari ditekan sepanjang medula
spinalis dari sakrum ke leher: bayi berespon dengan menangis, memfleksikan
ekstremitas dan meninggikan pelvis dan kepala:lordosis tulang belakang, serta
dapat terjadi defekasi dan urinisasi, hilang padausia 4-6 bulan.
Deviasi: Signifikasi hampir sama dengan reflek moro
4. Toknik leher asimetris (menengadah):
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah satu sisi, lengan dan kakinya
akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki
fleksi,harus hilang pada usia 3 -4 bulan,untuk digantikan dengan posisi simetris dari
kedua sisi tubuh.
Deviasi: Tidak adanya atau menetapnya reflek ini menunjukkan kerusakan sistem
syaraf.
5. Neck-rigthting: Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke satu sisi: bahu dan
batang tubuh membalik ke arah tersebut, diikuti dengan pelvis: menghilang pada
usia 10 bulan
Deviasi: Tidak ada: signifikansinya hampir sama dengan reflek tonik pada
leher asimetris
6. Otolith-rigthing: Jika badan bayi yang tegak ditengadahkan, kepala kembali
tegak, posisi tegak.
Deviasi: Tidak ada:signifikansinya hampir sama dengan tonikleher asimetris
7. Inkurvasi batang tubuh (Galant):
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul
bergerak ke arah sisi yang distimulasi: refleks ini harus hilang pada usia 4 minggu.
Deviasi: Tidak adanya refleks ini menunjukkan lesi medula spinalis.
8. Menari atau melangkah:
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
Jika bayi dipegang sedemikian rupa hingga telapak kaki menyentuh permukaan
keras, akan ada fleksi dan ekstensi resiprokal dari kaki, menstimulasi berjalan:
harus hilang setelah usia 3-4 minggu, digantikan oleh gerakan yang dikehendaki.
Deviasi: Langkah tidak simetris
9. Merangkak:
Bayi bila ditempatkan pada abdomennya (tertelungkup),membuat gerakan
merangkak dengan tangan dan kaki: harus hilang kira – kira pada usia 6 minggu.
Deviasi: Gerakan tidak simetris
10. Placing: Bila bayi dipegang tegak di bawah lengannya dan sisi dorsal
telapak kaki dengan tiba-tiba ditempatkan diatas objek keras, seperti meja, kaki
mengangkat seolah-olah telapak melangkah diatas meja, usia hilangnya refleks ini
bervariasi
Deviasi: Tidak ada reflek
Daftar Pustaka
Bobak, Irene. 2005. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Doenges, Marlynn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/ Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC.
ISARA N. L /220110100021 SISTEM REPRODUKSI 3
http://erlitagustin04.blogspot.com/2010/11/aspek-sosial-budaya-pada-bayi-baru.html
(Erlit Agustin. 2010. Aspek Sosial Budaya pada Bayi Baru Lahir. Diakses pada 29 April 2011, jam 20.00 WIB)
http://www.clubnutricia.co.id/my_baby/babys_immunity/article/immunization_schedule(Dr. Rini. 2009. Jadwal Imunisasi. Diakses tanggal 01 Mei 2011 jam 16. 30 WIB)
http://www.scribd.com/doc/47348822/Proses-Laktasi-Dan-Menyusui(Novrita Tri Yulvia M.Keb. . Proses Laktasi dan Menyusui. Diakses tanggal 30 April 2011 jam 20.30 WIB)
http://www.jendelaanakku.net/index.php?option=com_content & view=article & id=88:pola-tidur-a-masalah-yang-dihadapi- pada-bayi-0-6-bulan & catid=1:perkembangan-anak-a-perilaku- anak & Itemid=74[akses 1april2011](jendela anakku. 2010. 2010. Pola tidur dan Masalah yang Dihadapi pada Bayi 0-6 Bulan. Diakses pada 29 April 2011 jam 21.00)