8-makalah-kecemasan-akademik

8
Tugas Bimbingan dan Konseling Belajar Kecemasan Akademik Dosen pengampu: Isti Yuni Purwanti.M.pd. Oleh: Dinda Indah Permatasari (09104241014) Delan Setyawan (09104241022) Ari Nugroho Agung Tri Prakoso (09104241025) Hara Permana (09104241029) Bimbingan dan Konseling Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu pendidikan

Upload: viayu-octavia

Post on 04-Aug-2015

118 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 8-makalah-kecemasan-akademik

Tugas Bimbingan dan Konseling Belajar

Kecemasan Akademik

Dosen pengampu: Isti Yuni Purwanti.M.pd.

Oleh:

Dinda Indah Permatasari (09104241014)

Delan Setyawan (09104241022)

Ari Nugroho Agung Tri Prakoso (09104241025)

Hara Permana (09104241029)

Bimbingan dan Konseling

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas Ilmu pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta

2011

Page 2: 8-makalah-kecemasan-akademik

1. Pengertian Kecemasan

Semua situasi yang akan mengancam kesejahteraan organisme dapat menimbulkan

kecemasan. Konflik, frustasi, ancaman fisik, ancaman terhadap harga diri, dan tekanan untuk

melakukan sesuatu diluar kemampuan akan menimbulkan kecemasan. Hilgard (dalam

Atkinson, 1996) menjelaskan bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan,

yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang

kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda. Nevid (2003) juga menjelaskan bahwa

kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk

akan segera terjadi. Banyak hal yang dicemaskan,misalnya : kesehatan kita, relasi sekolah,

ujian dan kondisi lingkungan adalah beberapa hal yang dapat menjadi sumber kekhawatiran.

Freud (dalam Semium, 2006) mengatakan bahwa kecemasan adalah suatu perasaan

afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang mengikutkan orang

terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak meyenangkan itu sering kabur dan

sulit menunjuk dengan tepat, tetapi kecemasan itu sendiri selalu dirasakan. Kecemasan

melibatkan persepsi tentang perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis, dengan

kata lain kecemasan adalah reaksi atau situasi yang diannggap berbahaya. Gejala kecemasan

ada dalam bermacam-macam bentuk dan kompleksitasnya, namun biasanya cukup mudah

dikenali. Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung untuk terus menerus merasa

khawatir akan keadaan yang buruk yang akan menimpa dirinya atau diri orang lain yang

dikenalnya dengan baik. Biasanya seseorang yang mengalami kecemasan cenderung tidak

sadar, mudah tersinggung, sering mengeluh, sulit berkonsentrasi dan mudah terganggu

tidurnya atau mengalami kesulitan untuk tidur (Gunarsa dkk., 1996).

Penderita kecemasan sering mengalami gejala-gejala seperti berkeringat berlebihan

walaupun udara tidak panas dan bukan karena berolahraga, jantung berdegup ekstra cepat

atau terlalu keras, dingin pada tangan atau kaki, mengalami gangguan pencernaan, merasa

mulut kering, merasa tenggorokan kering, tampak pucat, sering buang air kecil melebihi batas

kewajaran dan lain-lain. Mereka juga sering mengeluh pada persendian, kaku otot, cepat

merasa lelah, tidak mampu rileks, sering terkejut, dan ada kalanya disertai gerakan-gerakan

wajah atau anggota tubuh dengan intensitas dan frekuensi berlebihan, misalnya pada saat

duduk terus menerus, menggoyang-goyangkan kaki, meregangkan leher, mengernyitkan dahi

dan lain-lain (Gunarsa dkk., 1996).

Page 3: 8-makalah-kecemasan-akademik

2. Pengertian Kecemasan Akademik

Menurut Cornell University (2007), kecemasan akademik adalah hasil dari proses

biokimia dalam tubuh dan otak yang meningkatkan dan membutuhkan perhatian. Perubahan

terjadi dalam respon terhadap situasi akademik, seperti menyelesaikan tugas-tugas di sekolah,

diskusi di kelas atau ketika ujian. Ketika kecemasan meningkat, tubuh akan memberikan

reaksi atau respon untuk menolak atau memperjuangkannya.

Menurut Otten (1991), Kecemasan akademik adalah masalah yang penting yang akan

mempengaruhi sejumlah besar siswa. Ketika kecemasan yang dirasakan oleh siswa

berlebihan maka akan berpengaruh secara negatif karena siswa mengalami tekanan psikologis

sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil belajar yang kurang baik dan lebih banyak

menghindari tugas, hal ini disebabkan oleh penurunan rentang perhatian, konsentrsi dan

memori pada siswa. Namun disisi lain kecemasan memiliki pengaruh yang positif terhadap

siswa karena dapat memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas.

3. Gejala Kecemasan Akademik

O’Connor (2008), membagi gejala-gejala kecemasan akademik menjadi 2 ,yaitu

gejala berat dan gejala ringan.

a.Beberapa gejala kecemasan akademik yang ringan, antara lain :

1. Pusing

2. Mual atau sakit perut

3. Berkeringat, lembap pada telapak tangan

4. Bercak merah di wajah

5. Merah kemalu-maluan

6. Sakit kepala

7. Kenaikan pada nada suara saat berbicara

8. Pikiran negatif tentang tugas gagal atau kehabisan waktu

9. Keraguan tentang diri akan hal kemampuan dibanding siswa lain

10. Malu di depan teman sekelas, dan guru

11. Takut gagal

b.Beberapa gejala kecemasan akademik yang berat, antara lain :

1. Mati rasa di tangan dan kaki

2. Kesulitan tidur

3. Pusing berat atau kehilangan kesadaran

4. Kesulitan bernapas dan perasaan menjadi tersendat

5. Pikiran yang Paranoid seperti dinilai buruk oleh orang lain

Page 4: 8-makalah-kecemasan-akademik

6. Obsesif, pikiran berulang yang sulit berhenti

7. Takut malu di depan teman sekelas dan guru

8. Depresi

9. Kesedihan dan merasa khawatir terhadap beban yang berat

10. Panik dan kesal yang terus menerus tanpa masalah atau peristiwa tertentu.

4. Karakteristik-karakteristik Kecemasan Akademik

Ottens (1991), membagi-membagi karakteristik kecemasan akademik menjadi 4, yaitu

a. Patterns of Anxiety-Engedering Mental activity.

Pertama dan yang terpenting adalah khawatir. Siswa sering merasa tidak aman oleh

segala sesuatu yang mereka anggap salah. Kedua, kecemasan akademik pada siswa terlibat

dalam penyesuaian diri. ketiga adalah percaya diri yang rendah. Siswa menerima keyakinan

yang salah tentang isu-isu bagaimana menetapkan nilai dalam diri, cara terbaik untuk

memotivasi diri sendiri, bagaimana cara mengatasi kecemasan adalah berfikir yang salah

sehingga kecemasan akademik itu muncul.

b. Misderected Attention

Ini adalah masalah yang besar dalam kecemasan akademik. Pada umumnya siswa

diharapkan dapat berkonsentrasi penuh pada tugas-tugas akademik seperti membaca buku,

mengikuti ujian, atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tetapi yang terjadi

disini adalah siswa tidak perduli dan perhatian mereka menjadi teralihkan. Perhatian dapat

terganggu melalui faktor eksternal (tindakan siswa lainnya, jam, suara-suara asing) atau

faktor pengganggu internal (kecemasan, lamunan, dan reaksi fisik).

c. Physiological Distress.

Banyak perubahan yang terjadi pada tubuh yang dihubungkan dengan kecemasan

seperti kekakuan pada otot, berkeringat, jantung berdetak lebih cepat,dan tangan gemetar.

Selain perubahan fisik, pengalaman kecemasan emosional juga berpengaruh seperti

“mempunyai perasaan kecewa”. Aspek-aspek emosional dan fisik dari kecemasan terutama

yang menganggu diinterpretasikan sebagai hal yang berbahaya atau menjadi fokus perhatian

yang penting selama tugas akademik.

d. Inappropriate behaviours.

Kecemasan akademik pada siswa terjadi karena siswa ingin memilih cara yang tepat

dalam menghadapi kesulitan. Menghindar (procastination) adalah hal yang umum, seperti

menghindar dari melaksanakan tugas (berbicara dengan teman pada saat belajar). Kecemasan

akademik pada siswa juga terjadi ketika menjawab pertanyaaan-pertanyaan ujian secara

Page 5: 8-makalah-kecemasan-akademik

terburu-buru. Tindakan lain yang tidak benar adalah memaksa diri ketika dalam waktu untuk

bersantai.

5. Sumber-Sumber Kecemasan Akademik

Ada 4 Sumber-sumber kecemasan akademik, Divine & Kylen (1982), yaitu :

1. Reputasi akademik (sedikitnya pendapat yang kita kemukakan saat performansi).

2. Pendapat tentang kompetensi dan kemampuan.

3. Fokus pada pencapaian dari tujuan.

4. Rasa khawatir akan ketidaksiapan.

6. Komponen-Komponen Kecemasan Akademik

Center for learning & teaching, (2005), Mengatakan bahwa komponen-komponen

kecemasan akademik terbagi kedalam 4 komponen, yaitu :

a. Worry : Pikiran yang mencegah untuk fokus pada keberhasilan menyelesaikan tugas

akademik. Misalnya, prediksi akan kegagalan, merendahkan diri, atau senang melakukan

konsekuensi buruk.

b. Emotionality : gejala kecemasan biologi. Misalnya, jantung berdetak cepat, berkeringat

pada telapak tangan, ketegangan otot.

c. Task generated interference : Perilaku yang berhubungan dengan tugas tetapi tidak

maksimal dalam mengerjakan tugas .

d. Study skills deficits : Masalah dengan metode belajar yang dapat menyebabkan

kecemasan.

7.Cara Mengatasi Kecemasan Akademik

a. Mencari gaya/metode belajar yang efektif dan sesuai dengan karakter siswa.

b. Mengubah mindset bahwa nilai adalah tujuan akhir dari proses belajar di sekolah.

c. Bagi siswa yang akan menempuh ujian/tes, hendaknya beristirahat yang cukup dan

menjaga kondisi kesehatan agar fit saat ujian.

d. Hindari gaya belajar kebut semalam.

e. Gunakan teknik belajar untuk dapat menguasai materi pelajaran yang akan diujikan secara kognitif.  Penguasan ini akan membantu anda mengerjakan ujian dengan rasa percaya diri, dan bukan rasa cemas yang berlebihan

f. Tetaplah bersikap positif ketika anda belajar. Pikirkan keberhasilan, bukan kegagalan. Anggaplah ujian itu sebagai suatu kesempatan untuk menunjukkan seberapa jauh anda telah belajar.

Page 6: 8-makalah-kecemasan-akademik

g. Selama ujian/tes berlangsung.  Menarik nafas pelan-pelan dan dalam-dalam.  Ini bisa sangat membantu.  Pusatkan perhatian dengan pernyataan positif seperti “Saya dapat mengerjakan ini.”

h. Ikuti rencana belajar yang sudah anda buat untuk menghadapi ujian tersebut.  Jangan panik meskipun seandainya ujian itu ternyata sulit.  Tetaplah dengan rencana belajar anda.

Daftar Pustaka

http://www.ehow.com/about_6136494_academic-anxiety.html (diunduh 23 Maret 2011)

http://www.ehow.com/how_5642772_overcome-academic-anxiety.html (diunduh 23 Maret 2011)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22353/4/Chapter%20II.pdf (dinduh 1 April 2011).