8. bab i

Upload: odhi-angell

Post on 13-Jan-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

6

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSehat merupakan suatu kondisi dimana fisik, mental dan sosial dalam keadan normal, menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (1) tentang Keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, serta produktif secara ekonomi dan sosial (Notoatmodjo, 2010). Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi. Sehingga apabila seseorang dikatakan sehat bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik dan mampu berperilaku baik dalam kesehatannya. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus dalam perilaku kesehatan adalah remaja. Fudyartanta (2012) berpendapat bahwa remaja merupakan periode penting untuk mendapatkan edukasi yang positif. Wong (2009) kemudian menambahkan bahwa Periode ini dapat dikatakan sebagai masa transisi dimana terdapat perubahan fisik, kognitif, sosial, serta emosional pada remaja. Perbedaan yang signifikan tersebut menjadi karakterisistik pembeda antara dua jenis kelamin primer antara wanita dan pria. Hal ini dapat ditandai dengan pertumbuhan payudara pada organ eksternal, dan perubahan hormonal yang berdampak pada perubahan suara. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa yang perlu diberikan perhatikan khusus mulai dari perkembangan fisik, kognitif, sosial, emosional. Semua perkembangan tersebut perlu ditunjang dengan pengetahuan serta perilaku kesehatan yang baik, jika dilihat dari segi perkembangan fisik remaja putri mengalami banyak perubahan diantaranya mulai tumbuh payudara, payudara merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan rentan terkena penyakit, salah satu penyakit yang mungkin timbul adalah tumor, baik tumor lunak dan tumor ganas atau bisa terjadi kanker payudara.Menurut World Health Organization (WHO) dikiutip dalam Mulyani (2013) berpendapat bahwa 8-9 % wanita akan mengalami kanker payudara, pada setiap tahunnya lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terjadi. Sementara di Amerika Serikat berdasarkan penelitian, yang menunjukan bahwa hampir sepertiga kanker yang terjadi pada wanita adalah kanker payudara, pada tahun 2000, diperkirakan lebih dari 180.000 wanita mengidap kanker payudara dan lebih dari 40.000 meninggal karena kanker jenis ini (Diananda, 2009). Kejadian kanker payudara ini tidak hanya saja menyerang orang dewasa tetapi juga banyak menyerang remaja. Hal ini didukung berdasarkan laporan WHO pada tahun 2005 jumlah wanita khususnya remaja penderita kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, 700.000 diantaranya tinggal di negara berkembang temasuk Indonesia (Sulastri, 2012).Di Indonesia penderita kanker payudara pada tahun 2004 (sebagaimana dikutip dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008) sebanyak 5.207 kasus. Setahun kemudian pada 2005, jumlah penderita kanker payudara meningkat menjadi 7.850 kasus. Tahun 2006, penderita kanker payudara meningkat menjadi 8.328 kasus dan pada tahun 2007 jumlah tersebut tidak jauh berbeda meski sedikit mengalami penurunan yakni 8.277 kasus. Berdasarkan data YKI (Yayasan Kanker Indonesia), pasien yang mengidap kanker payudara di Jawa Barat mencapai 56 per 100 ribu dalam satu tahun atau sama dengan 0,5 persen (Wulan Sri Utami, 2013).Dari data diatas menunjukan bahwa masih tinggi angka kejadian kanker payudara yang menyerang wanita, kanker payudara banyak menyerang orang dewasa dan remaja, dan salah satu cara untuk menekan angka kejadian kanker payudara adalah dengan cara metode Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) yaitu sebagai deteksi dini kanker payudara. Menurut Saryono dan Pramitasari (2009) mengemukakan bahwa SADARI merupakan cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin. Pemeriksaan SADARI sangat penting dianjurkan kepada masyarakat khususnya wanita karena hampir 86% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri. Kemudian Rasjidi (2009) mengatakan bahwa ketika seorang wanita telah mencapai masa pubertas dan mulai mengalami perkembangan pada payudaranya, SADARI atau Clinical Breast Examination (BSE) perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada seorang wanita untuk dapat memahami tubuhnya sendiri dan membentuk kebiasaan melakukan metode SADARI sedini mungkin untuk kesehatan dimasa depan. Berbicara dalam konteks metode SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, dalam hal ini salah petugas kesehatan adalah perawat, perawat sangat berperan penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya remaja, salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya remaja adalah dengan cara memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi. informasi kesehatan ini bisa dilakukan dengan cara pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan dan menanamkan keyakinan sehingga masyarakat dalam hal ini remaja tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 1114 Tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Sementara menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Pasal 29 tentang Praktik Keperawatan, salah satu tugas perawat adalah Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling, penyuluhan atau pendidikan kesehatan merupakan salah satu bentuk strategi intervensi atau upaya yang dilakukan dalam pelayanan keperawatan komunitas. Pendidikan kesehatan mencakup beberapa aspek diantaranya pemberian informasi yang sesuai, spesifik, diulang, terus menerus, sehingga dapat memfasilitasi perubahan perilaku kesehatan dimasyarakat khususnya remaja.Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan merupakan metode sederhana yang mudah berikan kepada masyarakat khususnya remaja, mengenai informasi- informasi tentang kesehatan reproduksi salah satunya metode SADARI yaitu sebagai deteksi dini kanker payudara, metode SADARI ini bertujuan untuk deteksi dini kanker payudara dan sebagai pencegahan terjadinya kanker payudara. Metode SADARI bisa di lakukan dengan cara pendidikan kesehatan yang tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku remaja tentang metode SADARI.Berdasarkan hasil penelitian yang lakukan oleh (Aprilia Hidayati, 2011) tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Metode Ceramah Dan Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Dan Ketrampilan Praktik Sadari (Studi Pada Siswi Sma Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak). Pertama Sebelum kegiatan penyuluhan (pretest), responden yang memiliki pengetahuan tentang kanker payudara termasuk kategori kurang yaitu sebesar 55 (100%) siswi, kedua Setelah kegiatan penyuluhan (posttest), responden yang memiliki pengetahuan tentang kanker payudara 1 (1,8% ) siswi termasuk dalam kategori kurang, 1 (1,8%) siswi termasuk dalam kategori cukup, sedangkan 53 ( 96,4% ) siswi termasuk dalam kategori baik, ketiga Sebelum kegiatan penyuluhan (pretest), responden yang memiliki ketrampilan SADARI termasuk dalam kategori kurang sebesar 55 (100,0%) siswa, keempat Setelah kegiatan penyuluhan, responden yang memiliki ketrampilan praktik SADARI termasuk dalam kategori baik yaitu sebesar 55 (100,0%) siswi, kelima Ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswa tentang praktik SADARI di SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak (p = 0,000 dan z = 6,456).Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMA Mutiara 2 Bandung dari hasil wawancara dengan pihak kesiswaan, menurut pihak kesiswaan di SMA ini belum pernah ada yang melakukan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan dengan demonstrasi tentang metode SADARI terhadap perilaku remaja dalam deteksi dini kanker payudara ataupun tentang reproduksi.

Kemudian dari hasil observasi terhadap siswi sebanyak 7 orang, 6 diantaranya tidak tahu dan tidak dapat mempraktekan metode SADARI dan 1 orang siswi lagi mengatakan pernah mendengar kata- kata metode SADARI namun siswi tersebut tidak dapat mempraktekan metode SADARI.Setelah melakukan observasi, kemudian dilakukan wawancara terhadap 7 siswi, terdapat 4 siswi mengetahui tentang kanker payudara, sedangkan 3 diantara siswi yang saya wawancarai tidak mengetahui tentang kanker payudara dan didapatkan semua siswi tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan metode SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara. Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada beberapa siswi dan pihak kesiswaan, kemudian didapatkan masih banyak siswi yang tidak tahu dan tidak dapat melakukan metode SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.Dari uraian pernyataan tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Demonstrasi tentang Metode SADARI terhadap Perilaku Remaja Putri dalam Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA Mutiara 2 Bandung. 1.2 Identifikasi MasalahRemaja putri memiliki tingkat pengetahuan, pemahaman dan perilaku yang rendah tentang kanker payudara dan metode SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara. Meskipun mereka mengetahui kanker payudara merupakan penyakit yang serius, namun mereka hanya beranggapan bahwa faktor usia dan genetik saja yang dapat menyebabkan kanker payudara sehingga mereka beranggapan bahwa mereka tidak beresiko terkena kanker payudara. Terdapat beberapa faktor resiko yang telah diketahui dapat menyebabkan kanker payudara yaitu usia, faktor genetik, dan faktor reproduksi. Beberapa faktor resiko lain seperti obesitas, merokok, mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan mengkonsumsi alkohol juga dapat meningkatkan resiko kanker payudara.Satu diantara upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kejadian kanker payudara adalah dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). SADARI merupakan metode yang paling efektif dan efisien untuk mendeteksi kanker payudara pada stadium dini. Pada wanita produktif, SADARI dilakukan sebulan sekali, 7-10 hari terhitung sejak hari pertama menstruasi. SADARI dapat dilakukan sejak seorang wanita yang telah menstruasi. Pada wanita yang telah menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang telah ditentukan di setiap bulannya.

1.3 Rumusan masalahBerdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: adakah pengaruh pendidikan kesehatan dengan demonstrasi tentang metode SADARI terhadap perilaku remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMA Mutiara 2 Bandung.

1.4 Tujuan penelitian1.4.1 Tujuan UmumUntuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan demonstrasi tentang metode SADARI terhadap perilaku remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMA Mutiara 2 Bandung.1.4.2 Tujuan Khusus1.4.2.1 Mengidentifikasi perilaku remaja putri dalam metode SADARI sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang metode SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di SMA Mutiara 2 Bandung.1.4.2.2 Mengidentifikasi perilaku remaja putri dalam metode SADARI sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang metode SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di SMA Mutiara 2 Bandung.1.4.2.3 Menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan dengan demonstrasi tentang metode SADARI terhadap perilaku remaja putri dalam metode SADARI sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan demonstrasi tentang metode SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di SMA Mutiara 2 Bandung.

1.5 Hipotesis PenelitianHipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dengan demonstrasi tentang metode SADARI terhadap perilaku remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMA Mutiara 2 Bandung.

1.6 Manfaat Penelitian1.6.1 Manfaat teoritisPenelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi yang bermanfaat dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang pengaruh pendidikan kesehatan dengan demonstrasi tentang metode SADARI terhadap perilaku remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMA Mutiara 2 Bandung.

1.6.2 Manfaat Praktis1.6.2.1 Bagi remaja putri SMA Mutiara 2 BandungPenelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan remaja putri supaya meningkatkan pemahaman dan dapat memberi masukan kepada remaja putri dalam melakukan/mempraktekan metode SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di SMA Mutiara 2 Bandung.1.6.2.2 Bagi PenelitiDengan adanya penelitian ini penulis dapat menambah wawasan, mengetahui perilaku remaja putri dalam melakukan metode SADARI, serta mengembangkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan serta dapat mengaplikasikan kepada diri sendiri dan masyarakat tentang pengaruh pendidikan kesehatan dengan demonstrasi tentang metode SADARI terhadap perilaku remaja putri dalam deteksi dini kanker payudara di SMA Mutiara 2 Bandung.

1