8 arsitektur dan desain riset 201 studi perkotaan dan ... · 4. judul harus singkat, jelas tidak...
TRANSCRIPT
Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan Elektronik Jurnal Arsitektur milik Prodi Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
www.ojs.unud.ac.id
Oka Saraswati, AAA; Widya Paramadhyaksa, IN;
Primayatna, IBG; Syamsul, AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW;
Swanendri, NM; Sueca, NP; Suryada, IGAB; Kastawan, IW;
Suryada, IGAB; Karel Muktiwibowo, A.
Vo
lum
e (
6)
No
mo
r (2
) E
dis
i Ju
li 2
01
8
ISSN: 9 772338 505107
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (6) Nomor (2) Edisi Juli 2018 i
e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi
menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA
UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan
desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka
peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,
perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi
pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.
JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,
dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
1. Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer
arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,
pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll. Artikel biasanya
merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.
2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi
faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,
dll.
3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang
sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil
pengamatan terhadap studi kasus.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
� Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia
�+62 361 703384
@ www.ojs.unud.ac.id; www.ar.unud.ac.id
ii eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505107
Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan ejurnal nasional arsitektur milik Program Studi Arsitektur-
Fakultas Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam
setahun.
Volume (6) Nomor (2) Edisi Juli 2018
ISSN No. 9 772338 505107
Hak Cipta 2018 Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Udayana
Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur
UNUD untuk mereproduksi, mendistribusikan, dan
mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada
website OJS Universitas Udayana www.ojs.unud.ac.id
Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung
jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh
kontributor.
Penanggung Jawab
Anak Agung Ayu Oka Saraswati
Pengarah
I Nyoman Widya Paramadhyaksa
Ida Bagus Gde Primayatna
Ketua
Syamsul Alam Paturusi
Sekretaris
I Wayan Yuda Manik
Bendahara
Ni Made Swanendri
Penyunting dan Reviewer
I Putu Rumawan Salain
Ngakan Putu Sueca
Gusti Ayu Made Suartika
I Nyoman Susanta
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Validasi
I Ketut Mudra
Ngakan Putu Sueca
Syamsul Alam Paturusi
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Penerbit
I Putu Sutrisna
I Gusti Ngurah A. Putera Sentana
I Made Pangkur
Desainer Cover
Antonius Karel Muktiwibowo
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (6) Nomor (2) Edisi Juli 2018 iii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD
Tata tulis naskah:
1. Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah
populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4,
spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45
cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.
3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.
Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis
sebagai referensi).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan
alamat email di bawah institusi.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci
(keyword) diletakkan setelah abstrak
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt,
spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital
8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.
9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi
diletakkan sebelum daftar pustaka
10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya
harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak
miring.
Keterangan umum:
1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan
kata MS Word atau format teks/ASCII.
2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
3. Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis
naskah untuk ditanggapi.
iv eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505107
Editorial
Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3,
ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan
secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di
Indonesia. Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.
Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang
mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas,
menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain
itu, dukungan kebijakan, sumber daya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan,
evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal
volume 6 nomor 2 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan
batas waktu yang sangat terbatas mewarnai volume kelima ini. Ini menjadi masalah tersendiri,
menransformasi Tugas Akhir arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam
format jurnal ilmiah, bukan hal mudah. Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan
keterbatasan waktu.
Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas
akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh
keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam
kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 6 nomor 2 ini.
Redaktur
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (6) Nomor (2) Edisi Juli 2018 v
Daftar Isi
Halaman
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ........................................................................................................ ii
Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ...................................................................................... ii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD ......................................... iii
Editorial ............................................................................................................................................................ iv
Daftar Isi ............................................................................................................................................................ v
1. Rancangan Mountain Resort di Kabupaten Probolinggo. Pengaturan Massa Bangunan untuk Efisiensi Sirkulasi. (Ismaina Amalia Dwi Rina, Gusti Ayu Made Suartika, I Ketut Mudra) ...................................................................... 1-4
2. Fantasy Park di Kota Denpasar. Penerapan Panel Surya sebagai Sumber Daya Listrik Alternatif Taman Bermain. (Grahadintha Pramaeswara Nanta, Gusti Ayu Made Suartika, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ........................ 5-8
3. Stadion Sepakbola Internasional di Denpasar. Penerapan Gaya Arsitektur Tradisional Bali pada Tampilan Bangunan Stadion. (Wayan Adi Nugraha, I Wayan Gomudha, Ida Bagus Gde Primayatna) ................................................................ 9-12
4. Perencanaan Business Cafe di Kuta Utara,Bali. Penerapan Elemen Arsitektur Tropis pada Tampilan Kafe. (Ida Bagus Gde Yoga Swara, I Gusti Ngurah Anom Rajendra, Ni Made Yudantini) ............................................ 13-16
5. Pusat Belajar Alquran di Denpasar. Penerapan Tema Harmony in Mecca-Madina Atmosphere pada Tampilan Bangunan. (Rafiqa Marsa Putri Djafarnantyo, Ngakan Putu Sueca, Widiastuti) .................................................................... 17-20
6. Taman Agrowisata dan Agroteknologi di Kintamani, Bangli. Keselarasan pada Fasad Bangunan. (I Wayan Adi Prayoga, I Made Adhika, Ciptadi Trimarianto) ................................................................................ 21-24
7. Pengembangan Daya Tarik Wisata Permandian Air Panas Belulang di Tabanan. Penerapan Konsep Arsitektur Tropis pada Penataan Bangunan. (I Gusti Kade Arum Guna Wibawa, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, I Ketut Mudra) ........................................... 25-28
8. Tempat Pengadopsian dan dan Penampungan Anjing Liar di Gianyar, Bali. Penerapan Tema Átraktif´pada Perancangan. (Pande Made Brahmaputra, I Dewa Gede Agung Diasana Putra, I Wayan Yuda Manik) ................................... 29-32
9. Pusat Pelatihan Pertunjukan Seni Budaya di Singapadu, Gianyar-Bali. Pola Tata Massa Rancangan Edurekreatif. (Dewa Gde Putra Praditya, I Made Adhika, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ................................................ 33-38
10. Fasilitas Olahraga Futsal di Kabupaten Gianyar. Penerapan Tema “Sportif”. (I Kadek Rudy Hendrawan, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, I Gusti Bagus Budjana) ......................................... 39-42
11. Penerapan Bangunan Pasraman di Kabupaten Buleleng, Bali. (I Gede Prayoga Adhi Tama, Widiastuti, Ni Made Swanendri) ............................................................................. 43-46
12. Penerapan Tema Neo Vernacular pada Tampilan Bangunan Tempat Pelatihan dan Produksi Kerajinan Furnitur Bambu di Bangli, Bali. (I Nengah Pastika, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Gusti Ngurah Anom Rajendra) ........................................ 47-50
13. Aplikasi Tema Tropical Modern pada Perancangan Pusat Billiard di Denpasar, Bali. (Wayan Gede Wiswajaya, Syamsul Alam Paturusi, Ida Bagus Gde Primayatna) ................................................ 51-54
14. Pendidikan Vokasi Animasi di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Regionalisme pada Perancangan Bangunan. (Putu Deni Arie Khrisnantara, Putu Rumawan Salain, I Wayan Yuda Manik) ...................................................... 55-60
vi eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505107
15. Penerapan Langgam Post Modern pada Desain Rumah Musik di Kabupaten Badung, Bali. (Bramantya Winanda Putra, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, I Wayan Wiryawan) .........................................61-64
16. Kaba-Kaba Green Resort di Tabanan, Bali. Penerapan Konsep “Green” pada Perancangan Tapak dan Bangunan. (I Gusti Putu Bagus Putrautama, Ciptadi Trimarianto, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) .................................65-68
17. Museum Keris di Kabupaten Gianyar, Bali. Penempatan Keris Menggunakan Jagrak dalam Vitrin. (Kadek Raka Saputra Agung Dewantara, I Wayan Kastawan, I Ketut Mudra) .....................................................69-72
18. Penerapan Tema Strength and Energic pada Tampilan Bangunan. Pusat Pelatihan Binaraga di Badung, Bali. (I Komang Agus Kerta Raharja, Ni Ketut Ayu Siwalatri, I Gusti Agung Bagus Suryada) ......................................73-76
19. Penerapan Konsep Keamanan Passive Infra Red dan Glass Break Vibration Sensor pada Rancangan Bangunan Museum Purba di Gianyar, Bali. (I Made Adhi Paramartha, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, I Ketut Mudra) ....................................................77-80
20. Sanggar Pelatihan dan Pertunjukan Tari Barong di Gianyar, Bali. Penerapan Tema Neo Vernacular pada Tampilan Bangunan. (I Wayan Hendi Aprianatha, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Nyoman Surata) ...............................................81-84
21. Penerapan Konsep Scandinavian pada Interior Bangunan Cottage, Bali. (Made Rama Candra, Widiastuti, Ida Bagus Gde Primayatna) ............................................................................85-88
22. Baking Course Center di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Higienis pada Ruang Luar. (I Gusti Ayu Mita Andiyani, I Dewa Gede Agung Diasana Putra, I Wayan Wiryawan) ........................................89-92
23. Rancangan Fasilitas Therapeutic Pool pada Klinik Hydroptherapy di Denpasar, Bali. (I Made Cahya Devandra, I Gusti Ngurah Anom Rajendra, I Ketut Mudra) ..........................................................93-96
24. Industri Kerajinan Gambelan Bali di Gianyar. Langgam Hybrid Expresion pada Desain. (I Wayan Oka Winata, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati, Antonius Karel Mukti Wibowo) .................................97-100
25. Pusat Pelatihan Tenis Lapangan di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo Vernacular pada Tampilan Bangunan. (Komang Pande Agastya Putra, Tri Anggraini Prajnawrdhi, I Gusti Bagus Budjana) ...................................... 101-104
26. Pasar Produk Industri Kreatif di Singapadu Tengah, Bali. Penerapan Tema Inovatif dan Kreatif pada Rancangan Bangunan. (Gede Mas Bhayu Artha Wijaya, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, I Nyoman Susanta) ............................... 105-108
27. Implementasi Tema Regionalisme pada Rancangan Pusat Cendera Mata dan Kuliner Lokal di Teluk Dalam, Nias Selatan. (Doni Setiawan Zebua, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, I Ketut Muliawan Salain) ..................................... 109-112
28. Sekolah Musik Modern di Badung, Bali. Elaborasi Genre Blues pada Tampilan Bangunan. (I Gusti Ngurah Agung Gita Aristanaya, Ni Ketut Agusintadewi, I Wayan Wiryawan) ..................................... 113-116
29. Standar Kenyamanan Tempat Duduk Bangunan Tribun pada Pusat Pelatihan Pembinaan Bola Voli di Badung, Bali. (I Made Radhia Pratista Putra, Ni Ketut Ayu Siwalatri, I Gusti Bagus Budjana) .............................................. 117-120
30. Penerapan Konsep Perancangan Ruang Dalam pada Fitness Centre di Badung, Bali. (I Gede Kristian Pradnyadinata, I Dewa Gede Agung Diasana Putra, I Gusti Agung Bagus Suryada) ........... 121-124
31. Studio Animasi di Kabupaten Badung, Bali. Penerapan Konsep Arsitektur Pop Art pada Ruang Dalam. (I Wayan Igung Asta Yudistihira, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Wayan Yuda Manik) ............................. 125-128
32. Performing Arts Studio di Denpasar, Bali. Jenis-Jenis Performing Arts yang Diwadahi dan Studi Program Fungsional. (Yulia Reysa Esmeralda Karamoy, I Made Adhika, Ida Bagus Gde Primayatna) ............................................ 129-132
33. Co-Working and Meeting Space di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo-Vernakular pada Fasad Bangunan. (Panji Jawara Satriawan, I Made Suarya, I Wayan Wiryawan) ....................................................................... 133-136
34. Planetarium di Badung, Bali. Penerapan Tema Souls in The Universe pada Ruang Dalam dan Ruang Luar. (Friska Ayu Karina Dinata, Widiastuti, Ni Made Swanendri) ............................................................................ 137-140
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (6) Nomor (2) Edisi Juli 2018 vii
35. Perancangan Museum Dokumen Audio dan Visual Bali Abad ke-20. Penerapan Tema Eklektisisme dalam Arsitektur. (Arya Triandana Putra, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Ketut Mudra) .............................................................. 141-144
36. Pusat Pelatihan Karate di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo Vernacular pada Rancangan Bangunan. (Made Gede Ivan Asdiana, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Gusti Agung Bagus Suryada) ....................... 145-148
37. Creative Industries Exhibition Center di Badung, Bali. Dekonstruksi Arsitektur sebagai Tema Rancangan Bangunan. (Arfiel Zaqta Surya, I Made Suarya, Ida Bagus Ngurah Bupala) ..................................................................... 149-152
38. Studio Profesional Fotografi dan Videografi di Ubud, Bali. Penerapan Tema Art of Light pada Ruang Dalam. (Ida Bagus Dharma Tanaya, Ciptadi Trimarianto, I Wayan Yuda Manik) ........................................................ 153-156
39. Penerapan Tema Neo-Vernacular dalam Perancangan Cafe “Custom Bike” di Badung, Bali. (I Ketut Agung Arimbawa, Syamsul Alam Paturusi, Ida Bagus Ngurah Bupala) ............................................. 157-160
40. Penerapan Tema “Switch-In” dalam Perancangan Sentra Wisata Oleh-Oleh Khas Bali di Gianyar, Bali. (Putu Surya Kinara Karang, I Wayan Gomudha, I Ketut Muliawan Salain) ..................................................... 161-164
41. Penerapan Tema Neo-Vernacular pada Fasad dan Interior Perancangan Pusat Pameran Kain Tenun Cag-Cag di Jembrana, Bali. (Silva Alma Ananda, Putu Rumawan Salain, I Made Suarya) ......................................................................... 165-168
42. Pusat Wisata Kuliner di Badung, Bali. Aplikasi Material Alami dalam Konteks Arsitektur Hijau. (Ni Made Mas Gina Larasati Dewi, Ni Ketut Agusintadewi, I Gusti Bagus Budjana) ....................................... 169-172
43. Redesain Kantor Balai Taman Nasional Bali Barat, Bali. Penanganan Bangunan Kantor Utama dan Information Centre. (Kadek Indra Satria Ariada, I Wayan Kastawan, I Nyoman Surata) ................................................................ 173-178
44. Mini Soccer Arena di Denpasar, Bali. Penerapan Konsep Tri Angga terhadap Letak dan Bentuk Bangunan. (Angga Setiawan, Tri Anggraini Prajnawrdhi, Ni Made Swanendri) ................................................................ 179-184
45. Penerapan Tema Living Creative Life pada Ruang Dalam dan Ruang Luar. Pusat Industri Kreatif Anak Muda di Denpasar, Bali. (Luh Shinta Manik Mas, Gusti Ayu Made Suartika, I Nyoman Surata) ............................................................ 185-188
46. Gedung Pertunjukan Seni Kontemporer di Lovina-Singaraja, Bali. Penerapan Jenis Panggung Arena pada Gedung Pertunjukan. (I Made Sikha Dwi Partama, Syamsul Alam Paturusi, I Nyoman Surata) ........................................................ 189-192
47. Taman Lalu Lintas di Denpasar, Bali. Penerapan Tema “Belajar Sambil Bermain” pada Ruang Dalam dan Ruang Luar. (Christe Pratama Putra, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S) ....................... 193-196
Friska Ayu Karina Dinata (1319251037)1), Widiastuti
2), dan Ni Made Swanendri
3)–Planetarium di Badung, Bali 137
PLANETARIUM DI BADUNG, BALI
Penerapan Tema Souls in The Universe pada Ruang Dalam dan Ruang Luar
Friska Ayu Karina Dinata1), Widiastuti
2), dan Ni Made Swanendri
3)
1)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
[email protected] 2)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
[email protected] 3)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
ABSTRACT
The human desire to find and understand the nature of life, encourages people to understand the things that happen all
around the world, including the science of Astronomy. The absence of astronomy’s facility in Indonesia, especially in Bali,
provides a perfect opportunity in locating the planetarium in South Badung Regency, which is also one of the National
Strategic Areas in Indonesia. The planetarium is a technologycal based recreation facility, fill with educational and com-
mercial purposes which are displayed as edutaiment (education and entertaiment). The Souls in The Universe using as
design theme, the designing process of the planetarium is focusing on it’s interior and exterior design it is able to create
design that has a strong characteristic. The applications for the exterior and interior theme are based on several classifi-
cations such as the circulations, building forms and interiors.
Keywords: Astronomy, Edutaiment, Exterior, Interior, Planetarium
ABSTRAK
Keinginan manusia yang senantiasa mencari tahu dan memahami hakikat kehidupan ini mendorong
manusia untuk memahami hal-hal yang terjadi di sekelilingnya dengan akal seperti halnya ilmu Astronomy.
Belum terdapatnya fasilitas yang layak di Indonesia pada umumnya dan Bali pada khususnya, memberi
peluang dalam perencanaan planetarium di Kabupaten Badung Selatan yang merupakan salah satu
Kawasan Strategis Nasional di Indonesia. Planetarium merupakan suatu fasilitas rekreasi berbasis teknologi
dengan tujuan edukasi dan komersial yang ditampilkan secara edutaiment (education dan entertaiment).
Dengan tema Souls in The Universe perancangan planetarium yang berfokus pada ruang dalam dan ruang
luar bangunan mampu menciptakan desain planetarium dengan karakteristik yang kuat. Penerapan tema
pada ruang luar dan ruang dalam planetarium dijabarkan melalui berbagai aspek perancangan yaitu
sirkulasi, bentuk bangunan dan perancangan ruang dalam.
Kata Kunci: Astronomi, Edutainment, Ruang Luar, Ruang Dalam, Planetarium
PENDAHULUAN
Planetarium merupakan sebuah tempat pertunjukan simulasi benda-benda langit. Atap planetarium berbentuk kubah, tidak seperti pada observatorium, kubah pada planetarium tidak dapat di buka tutup, Inilah yang membedakan suatu planetarium dari observatorium. Akan tetapi, ada pula suatu planetarium yang merupakan observatorium. Planetarium merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat memberi wawasan kepada pengunjung mengenai ilmu astronomi. Di dalam teater pengunjung diajak mengembara ke berbagai tempat di jagad raya yang sangat luas serta menakjubkan, sehingga pengunjung dapat memahami konsepsi tentang alam semesta. Dalam sebuah planetarium digital disajikan berbagai jenis pertunjukan multimedia dan audiovisual yang sangat menarik dengan balutan khasanah astronomi. Berdasarkan hasil survey online yang dilakukan melalui google form kepada 180 responden yang dipilih secara acak tercatat keingintahuan masyarakat mengenai ilmu astronomi mencapai 92,2% dan keantusiasan terhadap perencanaan fasilitas umum mengenai ilmu astronomi mencapai 98,9% dari 180 responden. Selain minat dari masyarakat, perencanaan planetarium membutuhkan kelengkapan infrastrukur yang baik serta lokasi dengan karakteristik yang sesuai. Diantara Kabupaten yang terdapat di Bali, Kabupaten Badung merupakan salah satu Kabupaten yang ditetapkan sebagai Kawasan Stategis Nasional dalam bidang pariwisata di Indonesia, Hal tersebut menjadikan Kabupaten Badung sebagai lokasi yang tepat untuk perencanaan planetarium di
138 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana-Volume (6) Nomor (2) Edisi Juli 2018-ISSN No. 9 772338 505107
Bali. Diharapkan planetarium nantinya dapat menjadi sarana edukasi dan rekreasi mengenai ilmu astronomi baik itu untuk anak-anak, remaja hingga orang dewasa secara edutaiment yaitu education dan entertaiment .
SPESIFIKASI DESAIN
Planetarium di Badung dibangun diatas tanah seluas 2,7 Ha yang berlokasi di Jalan. Uluwatu Raya, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali. Planetarium di Badung yang berbasis teknologi dengan tujuan edukasi, rekreasi dan komersial ini memiliki fungsi utama yaitu sebagai sarana rekreasi dan edukasi mengenai ilmu astronomi, fasilitas utama planetarium di Badung diantaranya teater bintang dengan spesifikasi berupa proyektor Zeiss Starmaster with LED illumination yang ditembakan pada layar kubah berdiameter 22 m
2, exhibition, imax, perpustakaan dan multimedia. Fasilitas penunjang merupakan fasilitas
komersial yang terdapat pada planetarium di Badung seperti restaurant dan toko cendera mata. Sedangkan fasilitas pelengkap pada planetarium di Badung meliputi ruang pengelola serta fasilitas parkir. Waktu operasional planetarium di Badung adalah pada Hari Selasa-Minggu, dari pukul 09.00-18.00 WITA dengan empat kali sesi pertunjukan perharinya.
TEMA
Dikemukakan oleh Laksito (2014:35-36, 181) dalam buku Metode Perencanaan dan Perancangan Arsitektur, Tema adalah suatu pernyataan kalimat lengkap berupa uraian penegasan topik yang merupakan isu umum/konseptual sebagai sumber pemikiran atau gagasan yang diambil dari prinsip-prinsip arsitektur dan permasalahan yang ada pada arsitektural. Sehingga dapat di simpulkan bahwa tema merupakan hal pokok dalam perencanaan dan perancangan, dimana nantinya tema tersebut akan digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan dan merancang bangunan.
Pendekatan Tema
Pendekatan dalam pemilihan tema pada planetarium di Badung dilakukan melalui pendekatan berdasarkan esensi dan hakikat project. Dimana tujuan, fungsi serta civitas merupakan hakikat yang terdapat pada rancangan yang akan dijabarkan sebagai berikut. (1) Tujuan, tujuan daripada planetarium di Badung yaitu menciptakan objek wisata baru mengenai ilmu astronomi, meningkatkan daya tarik masyarakat dan minat pelajar di Provinsi Bali dan sekitar sehingga terwujudnya fungsi edukasi dan rekreasi yang menyenangkan pada planetarium. (2) Fungsi, fungsi planetarium sebagai bangunan edukasi dan rekreasi memerlukan rancangan yang dapat memberikan pengalaman emosional, serta dapat mengembangkan wawasan secara informatif dengan menampilkan desain visual yang menarik dan menakjubkan secara psikis. (3) Civitas, civitas memberikan pengaruh yang cukup besar pada rancangan, yang dimana nantinya akan menghasilkan desain yang menarik dan memberikan kesan secara emosional kepada civitas yang berkunjung ke planetarium. Disamping esensi dan hakikat project, ketakjuban dan kegemaran perancang dalam memperhatikan ciptaan Tuhan mengenai ilmu astronomi juga memberikan konstribusi dalam proses perancangan planetarium.
Penentuan Tema
Fungsi planetarium sebagai sarana rekreasi dan edukasi harus dirancang dalam sentuhan emosional yang begitu mendalam, dimana hal tersebut bertujuan untuk memberikan informasi mengenai ilmu astronomi kepada pengunjung. Sehinga tema rancangan yang ditentukan untuk planetarium di Badung adalah Souls in The Universe. Kata souls berarti jiwa dan universe berarti alam semesta, dengan demikian tema Souls in The Universe pada perancangan planetarium di Badung akan memberikan penekanan bahwa planetarium tersebut dirancang untuk mewadahi jiwa alam semesta.
PENERAPAN TEMA PADA RUANG DALAM
Penerapan tema Souls in The Universe pada rancangan ruang dalam berfokus pada perancangan ruang serta fasilitas dan furniture yang digunakan pada planetarium di Badung. Adapun ruang yang akan dijadikan contoh antara lain teater bintang serta exhibition yang merupakan salah satu fasilitas utama pada planetarium. Sebagaimana dijelaskan pada Gambar 1 yang merupakan hasil rancangan dalam wujud 3D serta 2D dari teater bintang dan exhibition pada planetarium di Badung.
Friska Ayu Karina Dinata (1319251037)1), Widiastuti
2), dan Ni Made Swanendri
3)–Planetarium di Badung, Bali 139
Gambar 1. 2D dan Perspektif Interior Teater Bintang dan Exhibition Sumber: Dinata, 2017 : 8 - 9
Pada Gambar 1 penerapan tema Souls in The Universe pada konsep ruang dalam dapat dilihat dari ruang exhibition dan teater bintang yang terdapat pada planetarium di Badung, Dimana terdapatnya miniatur-miniatur benda-benda luar angkasa seperti planet, satelit, roket dan ilustrasi nebula serta galaksi yang diaplikasikan pada ruang exhibition sehingga karakteristik dari planetarium dapat dirasakan oleh civitas yang berkunjung. Sedangkan pada ruang Teater bintang dengan pengaplikasian atap kubah berukuran 22 m
2
berfungsi sebagai layar dari proyektor ZEISS STARMASTER with LED. Dengan demikian civitas dapat menikmati keindahan langit sepanjang malam, mengenal rasi-rasi bintang dan mempelajari gerak semu harian dengan fenomena penampakan benda-benda langit yang ditampilkan melalui proyektor ZEISS STARMASTER with LED.
PENERAPAN TEMA PADA RUANG LUAR
Penerapan tema Souls in The Universe pada rancangan ruang luar berfokus pada bentuk massa bangunan, fasilitas pelengkap serta sistem sirkulasi yang ada pada planetarium. Seperti yang disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. 2D dan Perspektif Ruang Luar
Sumber: Dinata, 2017 : 8
Pada Gambar 2 tema Souls in The Universe pada ruang luar dapat dilihat dari bentuk massa bangunan yang mengadopsi bentuk galaksi spiral yang telah ditranformasi sebelumnya namun tetap memperhatikan bentuk site terpilih. Bentuk yang dihasilkan secara tidak langsung juga memperkuat karakteristik planetarium
140 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana-Volume (6) Nomor (2) Edisi Juli 2018-ISSN No. 9 772338 505107
di Badung. Dengan kata lain bentuk massa bangunan dapat selaras, baik itu dengan sirkulasi maupun fasilitas pelengkap lainnya. Tema Souls in The Universe pada ruang luar juga diimplementasikan pada alur sikulasi linear yang begitu dinamis pada planetarium. Karakteristik bangunan yang pada dasarnya bersifat formal namun dengan adanya pengaplikasian bentuk serta pola menjadikan planetarium bersifat informal. Dimana alur sirkulasi dibentuk dari penerapan pola-pola lingkaran serta garis-garis yang memperkuat karakteristik planetarium. Sifat sirkulasi yang linear namun dinamis menggambarkan jiwa dari planetarium, ilmu astronomi dan alam semesta. Sebagaimana yang tersaji pada Gambar 3.
Gambar 3. 2D dan Perspektif Sirkulasi Sumber: Dinata, 2017 : 2
Selanjutnya Gambar 4 menunjukan pengaplikasian taman planet pada ruang luar yang merupakan salah satu fasilitas pelengkap taman planet ini pada dasarnya merupakan miniatur susunan bintang secara tidak langsung juga menambah karakteristik yang begitu kuat pada planetarium. Penggunaan atap kubah berupa kaca pada taman planet berfungsi melindungi civitas dari cuaca tertentu, sehingga civitas tetap merasakan kenyaman saat berkunjung, bermain ataupun duduk santai di taman planet. Selain itu sifat kubah kaca yang transparan sama halnya dengan sifat planetarium dan alam semesta, Dimana planetarium dan alam
semesta bersifat terbuka dan tanpa batas.
Gambar 4. 2D dan Perspektif Taman Planet Sumber: Dinata, 2017 : 3
SIMPULAN DAN SARAN
Penerapan tema Souls in The Universe pada rancangan ruang dalam dan ruang luar planetarium di Badung merupakan kunci dalam proses perancangan, sehingga dihasilkan rancangan dengan karakteristik yang kuat. Hal tersebut bisa dilihat dari penggunaan konsep sirkulasi yang terbentuk dari pola-pola lingkaran serta garis-garis yang begitu dinamis, bentuk massa bangunan yang mengadopsi bentuk dari galaksi spiral, penggunaan ruang exhibition yang menyajikan miniatur-miniatur benda-benda langit serta struktur atap kubah yang digunakan sebagai layar proyektor pada teater bintang. Sehingga dengan begitu civitas dapat merasakan atmosfir luar angkasa saat memasuki kawasan planetarium.
DAFTAR PUSTAKA
Dinata, Friska., 2017, ‘Landasan Konseptual Perancangan Planetarium di Badung’, Universitas Udayana, Denpasar.
Laksito, Boedhi. 2014. ‘Metode Perencanaan & Perancangan Arsitektur’. Griya Kreasi, Jakarta : 35-36,181.