76836288-referat-hidrokel-jadi.pdf

Upload: caesar-ensang-timuda

Post on 28-Oct-2015

1.203 views

Category:

Documents


63 download

TRANSCRIPT

  • REFERAT ILMU BEDAH

    HIDROKEL

    Pembimbing : dr. Edward Simamora, SpB., SpBA

    Disusun oleh :

    Anna Noviana / 0410113

    Ganda Irma Melati / 0410136

    M. Ekky Rachmatulloh / 0410149

    Erick Thungady / 0510160

    Ellya Theresia Tjondro / 0710074

    Bagian Ilmu Bedah

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

    Rumah Sakit Immanuel

    Bandung

  • 2011

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis,

    yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karena

    gangguan dalam pembentukan alat genitalia eksternal, yaitu kegagalan penutupan

    saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum

    mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum

    sehingga skrotum membengkak.

    Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami hidrokel, dan umumnya akan hilang

    sendiri dalam tahun pertama kehidupan. Biasanya tidak terasa nyeri dan jarang

    membahayakan sehingga tidak membutuhkan pengobatan segera. Pada bayi hidrokel

    dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu , testis turun

    dari rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang

    mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut. Pada orang

    dewasa, hidrokel bisa berasal dari proses radang atau cedera pada skrotum. Radang

    yang terjadi bisa berupa epididimitis (radang epididimis) atau orchitis (radang testis).

    Tunika vaginalis di skrotum sekitar testis normalnya tidak teraba, kecuali bila

    mengandung cairan membentuk hidrokel, yang jelas bersifat diafan (tembus cahaya)

    pada transiluminasi. Jika tidak dapat ditemukan karena besarnya hidrokel, testis harus

    dicari di sebelah dorsal karena testis terletak di ventral epididimis sehingga tunika

    vaginalis berada di sebelah depan. Bila ada hidrokel, testis dengan epididimis

    terdorong ke dorsal oleh ruang tunika vaginalis yang membesar. Hidrokel testis

    mungkin kecil atau mungkin besar sekali.

    Hidrokel bisa disebabkan oleh rangsangan patologik seperti radang atau tumor

    testis. Pada operasi, sebagian besar dinding dikeluarkan. Kadang ditemukan hidrokel

    terbatas di funikulus spermatikus yang berasal dari sisa tunika vaginalis di dalam

    funikulus; benjolan tersebut jelas terbatas dan bersifat diafan pada transiluminasi.

    Jarang sekali ditemukan benjolan di funikulus yang dapat dihilangkan dengan

    tekanan, sedangkan memberikan kesan terbatas jelas di sebelah kranial. Bila

    2

  • demikian, terdapat tunika vaginalis yang berhubungan melalui saluran sempit dengan

    rongga perut dan berisi cairan rongga perut. Hernia inguinalis lateralis atau indirek

    yang mengandung sedikit cairan rongga perut ini kadang diberikan nama salah

    hidrokel komunikans. Karena hubungan dengan rongga perut terlalu sempit sekali.

    Kelainan ini memberi kesan hidrokel funikulus; kantong hernia ini tidak dapat

    dimasuki usus atau omentum.

    3

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Anatomi Testis

    Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis pada

    orang dewasa adalah 432,5 cm dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid kedua

    buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. Diluar

    tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan

    parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada disekitar testis

    memungkinkan testis dapat digerakan mendekati rongga abdomen untuk

    mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil.

    Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap

    lobulus terdiri atas tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel

    spermatogenia dan sel Sertoli, sedang diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel

    Leyding. Sel-sel spermatogenia pada proses spermatogenesis menjadi sel

    spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi memberi makanan pada bakal sperma,

    sedangkan sel-sel Leyding atau disebut sel interstisial testis berfungsi dalam

    menghasilkan hormon testosteron. Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli

    seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi diepididimis

    setelah mature (dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari

    epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel itu

    setelah dicampur dengan cairan-caidari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis,

    serta cairan prostat menbentuk cairan semen.

    Vaskularisasi

    Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu :

    1. Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta

    2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior

    3. Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika.

    Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus

    Pampiniformis. Plesksus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenal

    sebagai varikokel.

    4

  • Gambar 1. Anatomi normal testis

    HIDROCELE

    Definisi

    Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara

    lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang

    berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara

    produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.

    Epidemiologi

    Di USA, insidensi hidrokel adalah sekitar 10-20 per 1000 kelahiran hidup dan

    lebih sering terjadi pada bayi premature. Lokasi tersering adalah di sebelah kanan, dan

    hanya 10% yang terjadi secara bilateral.

    Insidensi PPPVP menurun seiring dengan bertambahnya umur. Pada neonates,

    80%-94% memiliki PPPVP. Risiko hidrokel lebih tinggi pada bayi premature dengan

    berat badan lahir kurang dari 1500 gram dibandingkan dengan bayi aterm.

    5

  • Etiologi

    Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena : (1) belum

    sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum

    ke prosesus vaginalis atau (2) belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum

    dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.

    Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan

    sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis

    atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi

    cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau

    trauma pada testis/epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan

    yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena di dalam

    funikulus spermatikus.

    Hidrokel dapat diklasifikasi menjadi dua jenis berdasarkan kapan terjadinya yaitu:

    1. Hidrokel_primer Hidrokel primer terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus

    vaginalis. Prosesus vaginalis adalah suatu divertikulum peritoneum embrionik

    yang melintasi kanalis inguinalis dan membentuk tunika vaginalis. Hidrokel

    jenis ini tidak diperlukan terapi karena dengan sendirinya rongga ini akan

    menutup dan cairan dalam tunika akan diabsorpsi.

    2. Hidrokel_sekunderPada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung berkembang lambat dalam

    suatu masa dan dianggap sekunder terhadap obstruksi aliran keluar limfe.

    Dapat disebabkan oleh kelainan testis atau epididimis. Keadaan ini dapat

    karena radang atau karena suatu proses neoplastik. Radang lapisan mesotel

    dan tunika vaginalis menyebabkan terjadinya produksi cairan berlebihan yang

    tidak dapat dibuang keluar dalam jumlah yang cukup oleh saluran limfe dalam

    lapisan luar tunika.

    Berdasarkan kejadian:

    1. Hidrokel akutBiasanya berlangsung dengan cepat dan dapat menyebabkan nyeri. Cairan

    6

  • berrwarna kemerahan mengandung protein, fibrin, eritrosit dan sel

    polimorf.

    2. Hidrokel kronisHidrokel jenis ini hanya menyebabkan peregangan tunika secara perlahan

    dan walaupun akan menjadi besar dan memberikan rasa berat, jarang

    menyebabkan nyeri.

    Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa

    macam hidrokel, yaitu

    1. Hidrokel testis.Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat

    diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang

    hari.

    2. Hidrokel funikulus.Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial dari

    testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong

    hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.

    3. Hidrokel Komunikan Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum

    sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis

    kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah pada saat anak

    menangis. Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat

    dimasukkan kedalam rongga abdomen

    Patofisiologi

    Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan sejak lahir) ataupun

    ketidaksempurnaan dari prosesus vaginalis tersebut menyebabkan tidak menutupnya

    rongga peritoneum dengan prosessus vaginalis. Sehingga terbentuklah rongga antara

    tunika vaginalis dengan cavum peritoneal dan menyebabkan terakumulasinya cairan

    yang berasal dari sistem limfatik disekitar. Hidrokel cord terjadi ketika processus

    7

  • vaginalis terobliterasi di atas testis sehingga tetap terdapat hubungan dengan

    peritoneum, dan processus vaginalis mungkin tetap terbuka sejauh batas atas scrotum.

    Area seperti kantung di dalam canalis inguinalis terisi dengan cairan. Cairan tersebut

    tidak masuk ke dalam scrotum.

    Cairan yanng seharusnya merupakan keseimbangan antara produksi dan

    reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Tetapi pada penyakit ini, telah

    terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan limfa. Dan terjadilah penimbunan

    di tunika vaginalis tersebut. Akibat dari tekanan yang terus-menerus, mengakibatkan

    Obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus. Dan terjadilah atrofi

    testis dikarenakan akibat dari tekanan pembuluh darah yang ada di daerah sekitar

    testis tersebut.

    Selama perkembangan janin, testis terletak di sebelah bawah ginjal, di dalam

    rongga peritoneal. Ketika testis turun melalui canalis inguinalis ke dalam scrotum,

    testis diikuti dengan ekstensi peritoneum dengan bentuk seperti kantung, yang dikenal

    sebagai processus vaginalis. Setelah testis turun, procesus vaginalis akan terobliterasi

    dan menjadi fibrous cord tanpa lumen. Ujung distal dari procesus vaginalis menetap

    sebagai tunika yang melapisi testis, yang dikenal sebagai tunika vaginalis.

    Normalnya, region inguinal dan scrotum tidak saling berhubungan dengan abdomen.

    Organ viscera intraabdominal maupun cairan peritonel seharusnya tidak dapat masuk

    ke dalam scrotum ataupun canalis inguinalis. Bila procesus vaginalis tidak tertutup,

    dikenal sebagai persistent patent processus vaginalis peritonei (PPPVP).

    8

  • Gambar 2. Patogenesis Hidrokel

    Bila PPPVP berdiameter kecil dan hanya dapat dilalui oleh cairan, dinamakan

    sebagai hidrokel komunikan. Bila PPPVP berdiameter besar dan dapat dilalui oleh

    usus, omentum, atau organ viscera abdomen lainnya, dinamakan sebagai hernia.

    Banyak teori yang membahas tentang kegagalan penutupan processus vaginalis. Otot

    polos telah diidentifikasi terdapat pada jaringan PPPVP, dan tidak terdapat pada

    peritoneum normal. Jumlah otot polos yang ada mungkin berhubungan dengan tingkat

    patensi processus vaginalis. Sebagai contoh, jumlah otot polos yang lebih besar

    terdapat pada kantung hernia dibandingkan dengan PPPVP dari hidrokel. Penelitian

    terus berlanjut untuk menentukan peranan otot polos pada pathogenesis ini.

    Mekanisme terjadinya PPPVP juga berhubungan dengan adanya peningkatan

    tekanan intraabdominal. Keadaan apapun yang menyebabkan terjadinya peningkatan

    tekanan intraabdominal dapat menghambat atau menunda proses penutupan processus

    vaginalis. Keadaan tersebut antara lain batuk kronis (seperti pada TB paru), keadaan

    yang membuat bayi sering mengedan (seperti feses keras), dan tumor intraabdomen.

    Keadaan tersebut di atas menyebabkan peningkatan risiko terjadinya PPPVP yang

    dapat berakibat sebagai hidrokel maupun hernia.

    9

  • Gambar 3. Jenis-jenis Hidrokel

    Gambaran Klinis

    Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada

    pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi

    kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi.

    Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang

    sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan

    ultrasonografi. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis

    dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu (1) hidrokel testis, (2) hidrokel funikulus,

    dan (3) hidrokel komunikan. Pembagian ini penting karena berhubungan dengan

    metode operasi yang akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel.

    Gambar 4. Hidrokel komunikans (pada anak)

    10

  • Gambar 5. Hidrokel non-komunikans (pada dewasa)

    Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga

    testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah

    sepanjang hari.

    Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di

    sebelah kranial testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar

    kantong hidrokel. Pada anamnesis, kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.

    Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan

    rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada

    anamnesis, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar

    pada saat anak menangis. Pada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat

    dimasukkan ke dalam rongga abdomen.

    Pemeriksaan Fisik

    Lakukan pemeriksaan pada posisi berbaring dan berdiri. Jika pada posisi

    berdiri tonjolan tampak jelas, baringkan pasien pada posisi supine. Bila terdapat

    resolusi pada tonjolan (dapat mengecil), harus dipikirkan kemungkinan hidrokel

    komunikan atau hernia.

    Bila tonjolan tidak terlihat, lakukan valsava maneuver untuk meningkatkan

    tekanan intaabdominal. Pada anak yang lebih besar, dapat dilakukan dengan

    menyuruh pasien meniup balon, atau batuk. Pada bayi, dapat dilakukan dengan

    11

  • memberikan tekanan pada abdomen (palpasi dalam) atau dengan menahan kedua

    tangan bayi diatas kepalanya sehingga bayi akan memberontak sehingga akan

    menimbulkan tonjolan.

    Pemeriksaan transiluminasi pada scrotum menunjukkan cairan dalam tunika

    vaginalis mengarah pada hidrokel. Namun, tes ini tidak sepenuhnya menyingkirkan

    hernia.

    Gambar 6. Tes Transiluminasi

    Pemeriksaan penunjang

    1. Transiluminasi

    Merupakan langkah diagnostik yang paling penting sekiranya menemukan

    massa skrotum..Dilakukan didalam suatu ruang gelap, sumber cahaya

    diletakkan pada sisi pembesaran skrotum . Struktur vaskuler, tumor, darah,

    hernia dan testis normal tidak dapat ditembusi sinar. Trasmisi cahaya sebagai

    bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti

    hidrokel .

    2. Ultrasonografi

    Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan

    membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel), vena abnormal

    (varikokel) dan kemungkinan adanya tumor.

    Diferential Diagnosis

    12

  • Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan gejala yang hampir sama

    dengan hidrokel, sehingga sering salah terdiagnosis. Oleh karena itu diagnosis

    banding hidrokel adalah :

    Hernia scrotalis:

    Hidrokel dan hernia inguinalis bermanifestasi klinis sebagai benjolan pada daerah

    testis dengan perbedaan utama berupa benjolan pada hernia bersifat hilang timbul,

    sedangkan pada hidrokel, benjolan dapat berkurang tapi lama. Dengan melakukan tes

    transiluminasi, hidrokel memberikan hasil tes yang positif sedangkan pada hernia

    inguinalis hasil tes negatif. Pentingnya membedakan kedua kasus tersebut sehubungan

    dengan penanganan yang dilakukan untuk kemudian mengurangi komplikasi yang

    dapat terjadi.

    Varikokel

    Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah

    balik vena spermatika interna.

    Gambaran klinis :

    Anamnesa :

    1. Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun

    menikah.

    2. Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri.

    3. Terasa berat pada testis

    Pemeriksaan Fisik : (Pasien berdiri dan diminta untuk manuver valsava)

    Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di dalam kantung,

    yang letaknya di sebelah kranial dari testis, permukaan testis licin, konsistensi elastis.

    Pada posisi berbaring, benjolan akan menghilang, sedangkan pada hidrokel tidak

    hilang, hanya dapat berkurang tetapi butuh waktu yang lama.

    Torsi Testis

    Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi gangguan

    vaskularisasi dari testis yang dapat berakibat terjadinya gangguan aliran darah

    daripada testis.

    Gambaran klinis :

    Anamnesa :

    13

  • 1. Timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan skrotum.

    2. sakit perut hebat, kadang mual dan muntah.

    3. nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.

    Pemeriksaan Fisik :

    1. Inspeksi

    testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena funikulus spermatikus

    terpuntir dan memendek, testis pada sisi yang terkena lebih tinggi dan lebih horizontal

    jika dibandingkan testis sisi yang sehat.

    2. Palpasi teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus

    Pemeriksaan fisik yang paling sensitive pada torsio testis adalah hilangnya

    reflex kremaster. Refleks kremaster dilakukan dengan menggores atau mencubit

    paha bagian medial, menyebabkan kontraksi musculus cremaster yang akan

    mengangkat testis. Refleks kremaster dikatakan positif bila testis bergerak ke arah

    atas minimal 0.5 cm.

    Pada torsio appendix testis, teraba adanya nodul keras berdiameter 2-3 mm di

    ujung atas testis, dapat tampak berwarna kebiruan, yang dikenal dengan blue dot

    sign.

    Prehns sign negative mengindikasikan nyeri tidak berkurang dengan

    pengangkatan testis dapat menunjukkan adanya torsio testis, merupakan operasi

    CITO dan harus dikoreksi dalam 6 jam.

    Hematocele

    Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului oleh

    trauma.

    Gambaran klinik : benjolan pada testis

    Pemeriksaan Fisik :

    - Masa kistik

    -Transiluminasi (-)

    Tumor testis

    Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun.

    Gambaran klinis :

    14

  • Anamnesa :

    keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri.

    Terasa berat pada kantong skrotum

    Pemeriksaan Fisik :

    Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri pada palpasi.

    Terapi

    Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun

    dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri;

    tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk

    dilakukan koreksi. Mayoritas hidrokel pada neonates akan hilang karena penutupan

    spontan dari PPPVP awal setelah kelahiran. Cairan dalam hidrokel biasanya akan

    direabsorpsi sebelum bayi berumur 1 tahun. Berdasarkan fakta tersebut, observasi

    umumnya dilakukan pada hidrokel pada bayi.

    Indikasi operasi perbaikan hidrokel :

    o Gagal untuk hilang pada umur 2 tahuno Rasa tidak nyaman terus-menerus akibat hidrokel permagnao Pembesaran volume cairan hidrokel sehingga dapat menekan pembuluh daraho Adanya infeksi sekunder (sangat jarang)

    Gambar 7. Hidrokel testis

    Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini

    disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus

    melakukan herniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan scrotal

    15

  • dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman

    atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord. Plikasi kantong hernia (Lords

    procedure) digunakan untuk hidrokel ukuran kecil sampai medium. Tehnik ini

    mengurangi resiko terjadiya hematoma. Eversi dan penjahitan kantong hidrokel

    dibelakang testis (Jaboulay procedure) dihubungkan dengan pengurangan kejadian

    rekurensi, tetapi tidak mengurangi resiko terjadinya hematom. Pada hidrokel

    funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto.

    Penatalaksanaan Post Operasi Hidrokel

    Penyembuhan post-operasi hidrokel biasanya cepat.

    Terapi yang diberikan antara lain :

    Analgetik

    Bayi Ibuprofen 10mg/kg setiap 6-8 jam; paracetamol 15 mg/kg setiap 6-8

    jam; hindari penggunaan narkotika pada bayi karena adanya risiko apneu

    Anak yang lebih besar Paracetamol dengan kodein (1mg/kg kodein) setiap

    6-8 jam

    Sekitar 2 minggu setelah operasi, posisi mengangkang (naik sepeda) harus

    dihindari untuk mencegah perpindahan testis yang mobile keluar dari scrotum,

    dimana dapat terjebak oleh jaringan ikat dan mengakibatkan cryptorchidism

    sekunder.

    Pada anak dengan usia sekolah, aktivitas olahraga harus dibatasi selama 4-6

    minggu.

    Karena kebanyakan operasi hidrokel dilakuakn pada dasar pasien rawat jalan

    (outpatient), pasien dapat kembali ke sekolah segera setelah tingkat kenyamanan

    memungkinkan (biasanya 1-3 hari post-operasi).

    Teknik Operasi Hidrokel (High Ligation)

    o Memeriksa anak untuk mengkonfirmasi adanya testis.

    o Membuat incisi inguinal kecil

    o Masuk ke canalis inguinalis dan diseksi PV, yang merupakan kantung hidrokel, harus bebas dari vas deferens dan pembuluh darah.

    o Keluarkan isi kantung hidrokel (cairan) ke dalam abdomen

    o Ligasi kantung pada atau di atas annulus inguinalis interna

    16

  • o Inspeksi annulus inguinalis interna untuk memastikan seluruh isi kantung telah dikeluarkan seluruhnya.

    o Jahit lapisan fascia dan kulit..

    17

  • A. Incisi pada kuadran bawah abdomen sepanjang 2-4cm, ke arah

    lateral dari titik tepat di atas spina pubic.

    B. Fascia superfisialis telah diincisi. Musculus obliqus externus

    terlihat.

    C. Musculus obliqus externus telah diincisi, tampak kantung

    hidrokel dan cord.

    D. Fascia oblique externus dijepit, memperlihatkan musculus

    cremaster dan fascia spermaticus interna melapisi kantung dan cord.

    E. Kantung yang melalui canalis inguinalis dan annulus inguinalis

    externa dipisahkan dari cord di bawahnya. Ujung distal telah dibuka sebagian.

    Ujung proximal akan dilakukan high ligation pada leher kantung.

    F. Ujung proximal kantung diangkat. Retroperitoneal fat pad yang

    selalu ada dan merupakan indikasi titik untuk high ligation. Jahitan dilakukan

    pada leher kantung. Setelah dijahit, jahitan kedua dilakukan pada distal dari

    jahitan pertama untuk memastikan ligasi yang permanen.

    G. Musculus oblique externus dijahit.

    H. Menjahit jaringan subcuticular.

    Komplikasi operasi

    Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi.

    Penyulit

    Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan

    hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga

    menimbulkan atrofi testis.

    Prognosis

    Dengan terapi operasi, angka rekurensi adalah kurang dari 1%.

    18

  • BAB III

    KESIMPULAN

    Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara

    lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang

    berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara

    produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Hidrokel yang terjadi pada

    bayi baru lahir dapat disebabkan karena : (1) belum sempurnanya penutupan prosesus

    vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau (2)

    belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi

    cairan hidrokel.

    Gambaran klinis pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang

    tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum

    dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya

    transiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal

    kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan

    pemeriksaan ultrasonografi.

    Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi.

    Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi,

    kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi. Jika dibiarkan, hidrokel yang

    cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan

    pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis.

    19

  • BAB IV

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Benson CD, Mustard WT. Pediatric Surgery. Volume 1. 1962. Year Book

    Medical Publishers, Inc. USA. p. 580-582

    2. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta,

    EGC, 1997

    3. James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier.

    Philadelphia. p 118-129

    4. Gerard M Doherty. Current Surgical Diagnosis and Treatment. Edisi 12.

    McGraw-Hill Companies. New York. p 245-259

    5. Brunicardi FC et al. Schwartzs principles of surgery. 8th edition. United States

    America : McGraw Hill, 2005.826-42.

    6. http://www.medindia.net/patients/patientinfo/hydrocele-adult-

    surgery.htm#ixzz12zjIvvR5

    7. http://emedicine.medscape.com/article/777386-print

    8. http://emedicine.medscape.com/article/1015147-print

    9. http://emedicine.medscape.com/article/438724-overview

    20

    Penatalaksanaan Post Operasi HidrokelKomplikasi operasi