76560493 pemeriksaan lapang pandang

17
Tugas Tutorial Blok XV PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG Oleh : Yuyun Mawaddatur Rohmah NIM : 082010101034 FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: bonneame

Post on 28-Dec-2015

101 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 76560493 Pemeriksaan Lapang Pandang

Tugas Tutorial Blok XV

PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG

Oleh :

Yuyun Mawaddatur Rohmah

NIM : 082010101034

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2011

Page 2: 76560493 Pemeriksaan Lapang Pandang

Pemeriksaan Lapang Pandang

Nervus optikus (N. II) merupakan saraf sensorik khusus untuk fungsi penglihatan.

Keluhan yang berhubungan dengan gangguan nervus optikus adalah ketajaman penglihatan

berkurang dan lapangan pandang berkurang. Jalur penglihatan merupakan saraf dari retina ke

pusat penglihatan pada daerah oksipital otak. Gangguan pada jalur penglihatan akan

mengakibatkan gangguan fungsinya.

Pentingnya pemeriksaan mata untuk deteksi dini, agar tidak terjadi komplikasi yang tidak

diinginkan. Prevalensi gangguan mata pada pediatric dalam sebuah jurnal dijelaskan sebagai

berikut.

Page 3: 76560493 Pemeriksaan Lapang Pandang

Terdapat beberapa dasar jalur penglihatan dan lapang pandang mata, seperti :

- Retina bagian nasal dari makula diproyeksikan ke arah temporal lapang pandang.

- Serabut saraf bagian nasal retina menyilang optic chiasma.

- Serabut saraf bagian temporal berjalan tidak bersilang pada optic chiasma.

- Lapang pandang normal pada suatu mata terletak 90 derajat temporal, 60 derajat atas dan

75 derajat bawah.

Ada beberapa macam cara pemeriksaan lapang pandang seperti uji konfrontasi dan

pemeriksaan kampimetri. Bentuk kelainan lapang pandang dapat berupa : membesarnya bintik

buta fisiologik, terlihat pada papil edema, glaukoma dan miopi progresif. Lapang pandang yang

mengecil terlihat pada glaukoma, papilitis, keracunan obat dan histeria.

- Skotoma busur (arkuat) yang dapat terlihat pada glaukoma, iskemia papil saraf optik dan

oklusi arteri retina sentral.

- Skotoma sentral yang terlihat pada retinitis sentral.

- Hemianopsia bitemporal, hilangnya setengah lapang pandang temporal kedua mata

merupakan tanda khusus kelainan optic chiasma, dapat juga akibat meningitis basal,

kelainan sphenoid dan trauma chiasma.

- Hemianopsia binasal, defek lapang pandang setengah nasal dapat terjadi akibat tekanan

bagian temporal optic chiasma kedua mata atau atrofi papil saraf optik sekunder akibat

tetkanan intrakranial yang meninggi.

- Hemianopsia heteronim, hemianopsia bersilang yang dapat binasal atau bitemporal.

- Hemianopsia heteronim, hilangnya lapang pandang pada sisi yang sama pada kedua mata

yang dapat terlihat pada lesi temporal.

- Hemianopsia altitudinal, hilangnya lapang pandang sebagian atas atau bawah. Bila

binokuler terlihat pada iskemik optik neuropati, sedang bila binokular dapat akibat

kerusakan mata pada saraf optic chiasma dan kelainan korteks.

Page 4: 76560493 Pemeriksaan Lapang Pandang

Telah dilakukan test lapang pandang pada beberapa populasi penduduk, dan didapatkan data

prevalensi sebagai berikut.

Page 5: 76560493 Pemeriksaan Lapang Pandang

Gangguan lapang pandang sering diakibatkan kerusakan fungsi pada optic chiasma. Pada

chiasma terjadi persilangan serabut saraf optic bagian nasal. Kelainan pada daerah ini dapat

disebabkan tekanan tumor intraselar ataupun supraselar. Kraniofaringioma dapat merupakan

penyebab utama penekanan chiasma. Pemeriksaan lapang pandang perifer tidak dipengaruhi oleh

kelainan refraksi pasien. Pemeriksaan lapang pandang sentral dipengaruhi oleh kelainan refraksi

sehingga perlu dilakukan koreksi pada pemeriksaannya.

Nilai lapang pandang dengan kisi-kisi Esterman

Dasar penelitian Esterman adalah tidak sama nilai lapang pandang di setiap bagiannya.

Bagian sentral berbeda dengan bagian perifer, demikian pula atas tidak sama dengan bawah.

Pada kisi-kisi Esterman lapang pandang dibagi atas 100 bagian yang tidak sama besar dengan

masing-masing mempunyai nilai 1%. Setiap kotak yang dibuat dalam pembagian kelompok

mempunyai nilai sama. Kisi-kisi atau kotak ini akan member nilai berbeda walaupun luasnya

sama pada bagian sentral dan perifer.

Perkiraan hilang lapang pandang

Uji lapang pandang dilakukan dengan memakai objek pemeriksaan 3 mm dan dilakukan

setiap 45 derajat meridian. Jumlah derajat setiap meridian dibagi dengan 485 merupakan

prosentase efisiensi lapang pandang.

Contoh :

Lapang pandang normal Derajat

Temporal 85

Temporal bawah 85

Bawah 55

Nasal 55

Nasal bawah 50

Nasal atas 55

Atas 45

Atas temporal 55

% lapang pandang 485

Page 6: 76560493 Pemeriksaan Lapang Pandang

Contoh :

Lapang pandang Derajat

Temporal 45

Temporal bawah 25

Bawah 30

Bawah nasal 25

Nasal 25

Nasal atas 25

Atas 25

Temporal atas 35

Jumlah 235

% efisiensi lapang pandang 235 x 100/485 = 46%

Pemeriksaan lapang pandang bertujuan untuk memeriksa batas perifer penglihatan, yaitu

batas dimana benda dapat dilihat bila mata difiksasi pada satu titik. Lapang pandang yang normal

mempunyai bentuk tertentu dan tidak sama ke semua jurusan, misalnya ke lateral kita dapat

melihat 90 – 100 derajat dari titik fiksasi, ke medial 60 derajat, ke atas 50 – 60 derajat dan ke

bawah 60-75 derajat. Terdapat dua jenis pemeriksaan lapang pandang yaitu pemeriksaan secara

kasar (tes konfrontasi) dan pemeriksaan yang lebih teliti dengan menggunakan kampimeter atau

perimeter.

Pemeriksaan lapang pandang dilakukan dengan perimeter, merupakan alat yang

digunakan untuk menetukan luas lapang pandang. Alat ini berbentuk setengah bola dengan jari-

jari 30 cm, dan pada pusat parabola ini mata penderita diletakkan untuk diperiksa. Batas lapang

pandang perifer adalah 90 derajat temporal, 75 derajat inferior, 60 derajat nasal dan 60 derajat

superior. Dapat dilakukan dengan pemeriksaan static maupun kinetic. Pemeriksaan ini berguna

untuk :

- Membantu diagnosis pada keluhan penglihatan

- Melihat progresivitas turunnya lapang pandang

- Merupakan pemeriksaan rutin pada kelainan susunan saraf pusat

Page 7: 76560493 Pemeriksaan Lapang Pandang

- Memeriksa adanya histeria atau malingering.

Dikenal 2 cara pemeriksaan perimetri, yaitu:

- Perimetri kinetik yang disebut juga perimeter isotropik dan topografik, dimana

pemeriksaan dilakukan dengan objek digerakkan dari daerah tidak terlihat menjadi

terlihat oleh pasien.

- Perimetri statik atau perimetri profil dan perimeter curve differential threshold, dimana

pemeriksaan dengan tidak menggerakkan objek akan tetapi dengan menaikkan intensitas

objek sehingga terlihat oleh pasien.

Uji perimeter atau kampimeter, ini merupakan uji lapang pandang dengan memakai bidang

parabola yang terletak 30 cm di depan pasien. Pasien diminta untuk terus menatap titik pusat alat

dan kemudian benda digerakkan dari perifer ke sentral. Bila ia melihat benda atau sumber cahaya

tersebut, maka dapat ditentukan setiap batas luar lapang pandangnya. Dengan alat ini juga dapat

ditentukan letak bintik buta pada lapang pandang.

Uji konfrontasi, merupakan uji pemeriksaan lapang pandang yang paling sederhana. Karena

tidak memerlukan alat tambahan. Lapang pandang pasien dibandingkan dengan lapang pandang

pemeriksa. Pasien dan pemeriksa atau dokter berdiri berhadapan dengan bertatap mata pada jarak

60 cm. mata kanan pemeriksa dan mata kiri pasien ditutup. Mata kiri pemeriksa menatap mata

kanan pasien. Pemeriksa menggerakkan jari dari arah temporalnya dengan jarak yang sama

dengan mata pasien kearah sentral. Bila pemeriksa telah melihat benda atau jari di dalam lapang

pandangnya, maka bila lapang pandang pasien normal ia juga dapat melihat benda tersebut. Bila

lapang pandang pasien menciut maka ia akan melihat benda atau jari tersebut bila benda telah

berada lebih ketengah dalam lapang pandang pemeriksa. Dengan cara ini dapat dibandingkan

lapang pandang pemeriksa dengan lapang pandang pasien pada semua arah.

Pemeriksaan Lapang Pandang dengan Tes Konfrontasi

Skrining.

Skrining dimulai dari lapang pandang temporal karena kebanyakan defek melibatkan daerah ini.

Bayangkan, lapang pandang pasien diproyeksikan pada mangkuk kaca yang melingkupi bagian

depan kepala pasien. Minta kepada pasien untuk melihat mata Anda dengan kedua matanya.

Page 8: 76560493 Pemeriksaan Lapang Pandang

Ketika Anda bertatapan dengan pasien, tempatkan kedua tangan Anda secara terpisah dengan

jarak 2 feet (sekitar 0,6 meter) di sebelah lateral tiap-tiap telinga pasien. Minta pasien untuk

menunjuk jari tangan anda begitu dia melihatnya. Kemudian, gerakkan secara perlahan jari-jari

yang digoyang-goyangkan dari kedua tangan Anda disepanjang mangkuk imajiner dan kearah

garis pandangan sampai pasien melihatnya. Ulangi pola gerakan ini pada kuadran temporal atas

dan bawah. Normalnya, seseorang akan melihat jari-jari tangan dari kedua tangan Anda disaat

yang bersamaan. Jika demikian, biasanya lapang pandangnya mormal.

Pengujian lebih lanjut.

Jika anda menemukan suatu defek, coba untuk menentukan batas-batasnya. Uji setiap mata satu

per satu. Sebagai contoh, jika anda mencurigai defek temporal pada lapang pandang yang kiri,

minta pasien untuk menutup mata kanannya dengan menggunakan mata kiri, minta pasien untuk

menatap langsung mata Anda pada sisi yang berlawanan. Kemudian, secara perlahan gerakkan

jari-jari tangan Anda yang digoyang-goyangkan dari daerah defek kearah daerah yang

penglihatannya lebih baik. Perhatikan, di daerah mana pasien pertama-tama bereaksi. Ulangi

pengujian ini pada beberapa level untuk menentukan batas defek. Jika mata kiri pasien secara

berulang-ulang tidak melihat jari-jari tangan anda sampai jari-jari tangan tersebut melintasi garis

pandangan pasien, keadaan ini disebut hemianopsia temporal kiri. Keadaan ini digambarkan

dalam bentuk diagram menurut titik pandang pasien.

Defek temporal pada lapang pandang salah satu mata menunjukkan defek nasal pada

mata yang lain. Untuk menguji hipotesis ini, periksa mata yang lain dengan cara yang sama,

yaitu dengan menggerakkan sekali lagi jari-jari tangan dari daerah yang diperkirakan mengalami

defek kearah daerah yang penglihatannya lebih baik.

Defek lapang pandang yang kecil dan bintik buta yang melebar memerlukan stimulus

yang lebih halus. Dengan menggunakan objek berwarna merah yang kecil seperti batang korek

api yang kepalanya berwarna merah atau penghapus berwarna merah pada ujung pensil, lakukan

pengujian mata satu per satu. Ketika pasien memandang langsung mata Anda pada sisi yang

berlawanan, gerakkan objek tersebut disekitar lapang pandang. Bintik buta yang normal dapat

ditemukan pada 15 derajat sebelah temporal garis pandangan.

Page 9: 76560493 Pemeriksaan Lapang Pandang

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pemeriksaan Lapang Pandang

a. Metode konfrontasi

Pemeriksa dan penderita saling berhadapan.

Satu mata penderita yang akan diperiksa memandang lurus kedepan (kearah mata

pemeriksa).

Mata yang lain ditutup.

Bila yang akan diperiksa mata kanan, maka mata kanan pemeriksa juga

dipejamkan.

Tangan pemeriksa direntangkan, salah satu tangan pemeriksa atau kedua tangan

pemeriksa digerak-gerakkan dan penderita diminta untuk menunjuk kea rah

tangan yang bergerak (dari belakang penderita).

b. Metode Kampimeter

Dalam ruang, penderita duduk menghadap kampimeter.

Pemeriksa berdiri disamping penderita.

Mata penderita yang tak diperiksa ditutup.

Mata yang diperiksa berada pada posisi lurus dengan titik tengah kampimeter.

Pandangan lurus ke depam (titik tengah kampimeter).

Pemeriksa menggerakkan objek dari perifer menuju ketitik tengah kampimeter.

Bila penderita telah melihat objek tersebut, maka pemeriksa member tanda pada

kampimeter.

Demikian dilakukan sampai 360 derajat sehingga dapat digambarkan lapangan

pandang dari mata yang diperiksa.

Page 10: 76560493 Pemeriksaan Lapang Pandang

Gambar 1 : Tes lapang pandang menggunakan perimetri

Gambar 2: Tes lapang pandang menggunakan Perimetri

Page 11: 76560493 Pemeriksaan Lapang Pandang

Gambar 3: Tes lapang pandang menggunakan uji konfrontasi

Page 12: 76560493 Pemeriksaan Lapang Pandang

DAFTAR PUSTAKA

Budiono, Ari. 2008. Nervus Optikus. Riau : Fakultas Kedokteran Universitas Riau RSUD Arifin

Achmad Pekanbaru.

Bickley, Lynn. 2009. Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

Lumbantobing. 2010. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Prasad, Sashank et al. 2011. Diagnostic Accuracy Of Confrontation Visual Field Tests. America

: American Academy Of Neurology.

Scheiman, Mitchell. 2002. Optometric Clinical Practice Guideline Pediatric Eye And Vision

Examination. America : Reference Guide for Clinicians American Optometric

Association.

Swartz, Mark. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.