75750798 makalah aves

25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Mengidentifikasi Burung (Aves) Kelas Aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dari empat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi karena gigi-giginya telah menghilang yang digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan berkembang biak dengan bertelur. Kelas ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai. Aves adalah hewan paling dikenal orang karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari, dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu tubuh dapat mengatur suhunya dan berfungsi juga untuk terbang. Dengan kemampuan terbang itu aves mendiami semua tempat. Warna dan suara dari beberapa aves merupakan daya tarik dan mempunyai nilai ekonomi. Beberapa jenis aves merupakan bahan makanan sebagai sumber protein. Ilmu yang mempelajari burung disebut Ornithologi. (Jasin, 1992). Burung atau aves adalah salah satu kelompok yang paling banyak dan paling terkenal di dunia. Mereka berdarah panas seperti mamalia tetapi lebih dekat kekerabatannya dengan reptil, mereka berkembang sejak 135 juta tahun yang lalu. Semua burung lebih dulu bernenek moyang dari fosil burung pertama, yaitu Archaeopteryx. (Mac Kinnon, 1991). Aves adalah vertebrata yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : adanya bulu yang menutupi tubhnya, anggota gerak depan

Upload: ita-miftah

Post on 13-Aug-2015

173 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: 75750798 Makalah Aves

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cara Mengidentifikasi Burung (Aves)

Kelas Aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki bulu dan

sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak belakang beradaptasi untuk

berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa,

jantung terdiri dari empat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi karena gigi-giginya telah

menghilang yang digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan berkembang biak dengan bertelur.

Kelas ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai. Aves adalah hewan paling dikenal orang karena dapat

dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari, dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh.

Dengan bulu itu tubuh dapat mengatur suhunya dan berfungsi juga untuk terbang. Dengan

kemampuan terbang itu aves mendiami semua tempat. Warna dan suara dari beberapa aves

merupakan daya tarik dan mempunyai nilai ekonomi. Beberapa jenis aves merupakan bahan

makanan sebagai sumber protein. Ilmu yang mempelajari burung disebut Ornithologi. (Jasin, 1992).

Burung atau aves adalah salah satu kelompok yang paling banyak dan paling terkenal di

dunia. Mereka berdarah panas seperti mamalia tetapi lebih dekat kekerabatannya dengan reptil,

mereka berkembang sejak 135 juta tahun yang lalu. Semua burung lebih dulu bernenek moyang dari

fosil burung pertama, yaitu Archaeopteryx. (Mac Kinnon, 1991).

Aves adalah vertebrata yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : adanya bulu yang menutupi

tubhnya, anggota gerak depan sudah termodifikasi menjadi sayap, anggota gerak belakang

teradaptasi untuk berjalan, berenan dan bertengger, pada tungkai terdapat sisik, rahang bawah tidak

mempunyai gigi, mulut termodifikasi menjadi paruh, jantung terdiri dari empat ruang, mempunyai

kantong udara atau kantong hawa (air sac) yang berperan dalam membantu sistem pernapasan

terutama pada saat terbang, berkembang biak dengan bertelur (oviparous) (Novarino, 2009).

Begitu banyak ciri-ciri dari kelas aves ini. Dasar penting untuk mengidentifikasi di lapangan

ada beberapa cara yaitu : (1) Menentukan ukuran dapat dilakukan dengan membandingkan ukuran

burung yang telah dikenal umumya, (2) Bentuk burung tersebut gemuk, langsing, mempunyai ekor,

dan leher pendek atau panjang, sayap pendek dan membulat atau panjang dan meruncing, (3)

Susunan warna ada perbedaan yang nyata pada susunan warna atau tidak, punya garis mata atau

tidak, punya garis pada sayap atau tidak, dan ada atau tidaknya bintik pada badan, (4) Berbentuk

kerucut paruhnya, langsing, bulat, pendek, panjang, lurus atau melengkung, (5) Kaki pendek, sedang,

Page 2: 75750798 Makalah Aves

atau panjang, berselaput atau tidak, berlobus atau tidak, (6) Cara yang tidak kalah pentingnya dalam

mengidentifikasi burung adalah dengan mengenali suaranya. (Priyono, 1991).

Suara sebagian besar burung adalah seistimewa penampilannya. Apalagi pada beberapa

spesies, seperti burung yang suka mengoceh, suara mungkin menjadi satu- satunya karakter diagnosa

lapangan. Seorang pengamat burung, berjalan melintasi hutan biasanya akan mendengar jauh lebih

banyak suara burung atau dari pada melihatnya. Ornithologiist yang hebat mengabaikan informasi

yang benar-benar penting jika tidak mendengar untuk mengenal suara burung-burung yang berbeda

(Mac Kinnon, 1991).

Aves hidup di darat. Kelompok ini dibedakan menjadi dua berdasarkan kemampuan

terbangnya, yaitu karinata dan ratita. Burung yang tergolong karinata memiliki taju dada (carina).

Taju dada berfungsi menyokong otot dadanya yang besar.Otot dada memberikan kekuatan terbang.

Pada pinguin contohnya pinguin gentoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak

terbang, otot dadanya digunakan untuk berenang di laut mencari makanan (Mac Kinnon, 1991).

Hampir 60% spesies burung karinata tercakup dalam ordo passeriformes atau burung

bertengger. Burung bertengger memiliki jari kaki yang dapat mencengkeram dahan pohon, contoh

burung ini adalah burung merpati (Columbia livia), burung pipit (Anthus sp.) dan berbagai burung

pengicau lainnya. Ayam (gallus gallus domesticus) juga tergolong karinata. Burung yang tergolong

ratita otot dada Aves hidup di darat. Kelompok ini dibedakan menjadi dua berdasarkan kemampuan

terbangnya, yaitu karinata dan ratita. Burung yang tergolong karinata memiliki taju dada (carina).

Taju dada berfungsi menyokong otot dadanya yang besar.Otot dada memberikan kekuatan terbang.

Pada pinguin contohnya pinguin gentoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak

terbang, otot dadanya digunakan untuk berenang di laut mencari makanan (Novarino, 2009)

2.2 Penampakan Terbang

Seringkali suatu jenis burung (Aves) akan lebih dikenali pada saat terbang karena adanya

tanda tertentu yang khas pada bagian ekor, tungging dan sayap (Howes, 1989).

2.2.1 Bentuk dan penampakan ekor dan tungging

Page 3: 75750798 Makalah Aves

Berbentuk huruf ‘V’ warna putih serta ekor lurik, misalnya Trinil kaki-hijau Tringa nebularia,

Trinil kaki-merah Tringa totanus, Gajahan pengala Numenius phaeopus, Gajahan besar Numenius

arquata (Howes, 2003).

Tungging putih dan ekor lurik, misalnya Trinil semak Tringa glareola, Cerek besar Pluvialis

squatarola (Mac Kinnon, 1991).

Tungging putih dan ekor bertotol seragam, seperti Kedidi besar Calidris tenuirostris (Mac

Kinnon, 1991).

Warna putih pada bagian tepi tungging dan gelap di tengahnya, seperti Cerek-kalung kecil

Charadrius dubius (Mac Kinnon, 1991).

Page 4: 75750798 Makalah Aves

Tungging, ekor dan bagian belakang tubuh seluruhnya pucat abu-abu, seperti Trinil ekor-

kelabu Tringa brevipes (Mac Kinnon, 1991).

2.2.2 Bentuk dan penampakan bagian atas sayap

Warna putih pada ujung bawah sayap, seperti Trinil kaki-merah Tringa totanus (Mac Kinnon, 1991).

Warna putih tipis pada ujung bawah sayap, seperti pada Berkik ekor-kipas Gallinago

gallinago (Mac Kinnon, 1991).

Garis-garis putih yang jelas di bagian tengah sayap, misalnya Biru-laut ekor-hitam Limosa

limosa (Mac Kinnon, 1991).

Page 5: 75750798 Makalah Aves

Warna putih yang besar pada sayap, misalnya pada Avoset Recurvirostra avocetta (Mac

Kinnon, 1991).

Bentuk sayap yang sama pada hampir seluruh bagian, misalnya pada Cerek-kalung kecil

Charadrius dubiusi (Mac Kinnon, 1991).

Bentuk sayap yang rumit, seperti pada Pembalik batu Arenaria interpres (Mac Kinnon, 1991).

2.2.3 Bentuk dan penampakan bagian bawah sayap

Selain bagian atas sayapnya, kadang-kadang kita juga bisa mengenali jenisjenis tertentu dari

bagian bawah sayapnya, karena mereka memiliki pola yang khas, seperti :

Trinil hijau Tringa ochropus dan Trinil semak Tringa glareola (Mac Kinnon, 1991).

Page 6: 75750798 Makalah Aves

Cerek besar Pluvialis squatrola dan Cerek Pluvialis sp (MacKinnon,1991).

Gajahan besar Numenius arquata dan Gajahan timur Numenius madagascariensis (Mac

Kinnon, 1991).

Berkik ekor-lidi Gallinago stenura dan Berkik ekor-kipas Gallinago gallinago (Mac Kinnon, 1991).

Page 7: 75750798 Makalah Aves

2.3 Pola Tubuh

2.3.1 Tanda dan Warna Bulu

Identifikasi jenis burung-burung pantai dapat juga dilakukan dengan memperhatikan pola

tertentu yang terdapat dalam tubuh mereka. Beberapa jenis dapat dikenali karena adanya pita yang

melintang di bagian tubuh tertentu, sementara yang lainnya dapat dikenali dari adanya garis, bercak,

titik-titik atau guratan tertentu di bagian tubuh tertentu (Mac Kinnon, 1991).

(Howes, 2003).

Page 8: 75750798 Makalah Aves

2.3.2 Pola Bulu Kepala

(Howes, 2003).

2.4 Pola Warna

Selain pola bulu kepala, sayap atas dan sayap bawah, hal lain yang juga dapat digunakan

untuk melakukan identifikasi terhadap burung adalah pola warna. Beberapa jenis bahkan diberi

nama Inggris

Page 9: 75750798 Makalah Aves

berdasarkan warna dari salah satu bagian tubuh mereka, misalnya Trinil kaki-hijau Tringa nebularia

yang berarti bagian kaki berwarna hijau, atau Trinil kaki-merah Tringa totanus yang berarti bagian

kaki berwarna merah (Howes, 2003).

(Tringa nebularia) (Tringa totanus)

Untuk identifikasi jenis, bagian tubuh yang kerap kali digunakan sesuai dengan warnanya

adalah warna kaki dan warna paruh. Meskipun sangat membantu dalam melakukan identifikasi, kita

tidak bisa hanya mengandalkan kepada metoda ini saja, karena penggunaan pola warna memiliki

beberapa jelas, baik karena bagian tubuh tersebut tertutup oleh lumpur, terendam air, karena

pantulan cahaya yang bisa mengaburkan warna yang sebenarnya, jarak antara obyek dengan

pengamat, atau karena persepsi yang berbeda terhadap warna antara satu pengamat dengan

pengamat lainnya. Oleh karena itu, sangat disarankan agar identifikasi dengan pengenalan warna ini

digabungkan dengan metoda yang lainnya (Howes, 2003).

a. Warna kaki

Beberapa jenis burung memiliki pola warna kaki yang cerah, Seperti :

Merah muda – merah, misalnya: Kedidir (Haematopus spp.), gagang-bayem belang (Himantopus

himantopu)s, dan Cerek-kalung kecil (Charadrius dubius).

Merah menyala – merah, misalnya: Trinil kaki-merah (Tringa Tetanus), Trinil bedaran (Tringa

cinereus), Cerek-kalung (Charadrius sp.).

Kuning, seperti pada Trulek gelambir-merah (Vanellus indicus).

Biru pucat – abu - abu, pada Avocet (Recurvirostra avocetta).

(Howes, 2003).

(Haematopus spp.) (Vanellus indicus) (Recurvirostra avocetta)

Page 10: 75750798 Makalah Aves

b. Warna Paruh

Seluruhnya berwarna merah, pada Kedidir (Haematopus spp.) merah di bagian pangkal, pada

Terik Asia (Glareola maldivarum), Trinil kaki-merah (Tringa totanus), merah muda dibagian pangkal,

seperti pada Biru-laut ekor-hitam (Limosa limosa) dan Biru-laut ekor-blorok (Limosa lapponica)

(Howes, 2003).

(Tringa totanus) (Glareola maldivarum)

(Limosa lapponica) (Limosa limosa)

2.5 Perilaku Terbang

Beberapa jenis burung pantai terbang bergerombol dengan kelompokan yang padat. Mereka

kemudian dapat terbang berbelok arah dengan tiba-tiba. Perilaku seperti ini biasanya dilakukan oleh

jenis-jenis burung yang berukuran kecil, seperti Trinil atau Cerek. Sementara itu, jenis-jenis burung

lainnya, seperti Gajahan, Biru-laut atau Cerek yang berukuran lebih besar, biasanya terbang dengan

kelompokan yang lebih renggang atau membentuk garis panjang (Brotowidjoyo,1989).

2.6 Habitat

Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar

depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang

Page 11: 75750798 Makalah Aves

merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh

terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih

rendah.Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang

jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah

tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa

sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin.

Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya,

namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai

tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh

ringan dari zat tanduk (Brotowidjoyo,1989).

Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan

mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan

di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak

pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan,

gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan

hidup dan makanan utamanya (Brotowidjoyo,1989).

Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang

warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk

menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah

yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap

serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk

mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput

untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya (Brotowidjoyo,1989).

Habitat Aves berpengaruh pada ciri morfologinya. Misalnya bentuk paruh dan kaki/cakar:

1. Bentuk kaki/cakar

Kaki pencekram dengan cakar bentuk yang kuat, tajam dan pendek pada Elang, Rajawali, burung Hantu untuk mencengkram mangsanya. Kaki perenang dengan selaput renang pada Itik, Bebek, Angsa , Pelikan untuk mendayung saat berenang di air.Kaki yang kuat pada Kasuari untuk berlari atau berjalan.Kaki pemanjat dengan dua jari kearah depan dan dua jari kearah belakang pada Pelatuk untuk memanjat pohon.Kaki burung petengger dengan jari yang panjang dan semua jari terletak pada satu bidang datar. Dijumpai pada Kutilang, Kenari, Poksai, Finch, Wambi untuk hinggap diranting-ranting pohon (Brotowidjoyo,1989).

Page 12: 75750798 Makalah Aves

2. Bentuk paruhParuh bentuk sisir, bagian atas agak melengkung pada Pelican, Flamingo untuk menyaring makanan yang berupa algae, udang kecil dan rumput laut. Paruh bentuk kecil, runcing dan panjang pada Kolibri untuk menghisap madu.Paruh bentuk pendek dan kuat pada Nuri, Pipit, Kakatua, Gelatik untuk memakan biji-bijian. Paruh bentuk pendek, besar, kuku dan kuat pada Elang, Rajawali untuk mengoyak mangsanya. Paruh bentuk pipih pada Itik, Bebek untuk mengambil makanan yang diperairan (ikan atau udang kecil, algae).Paruh bentuk pahat pada Pelatuk untuk memahat batang pohon yang telah lapuk (Brotowidjoyo,1989).

Kelas aves terbagi dalam begitu banyak ordo yang memiliki karakteristik dan habitat yang berbeda. Berikut ini beberapa ordo dan karakteristik yang menentukan habitatnya:

Ordo Gaviiiformes. Burung lun. Kaki pendek pada ujung tubuh, jari-jari penuh denhan membran kulit. Terbabg cepat, menukik. Di belahan bumi utara.

Ordo Podicipitiformes. Burung grebe. Ekor berbulu kapas, kaki jau di belakang tubuh. Dapat menyelam dengan cepat. Habitat di air tawar atau pantai laut.

Ordo Procellariiformes. Burung albatros. Paruh berlapis beberapa papan. Di dalam hidung ada kelenjar. Jari kaki vestiginal. Habitat di lautan.

Ordo Pelecaniformes. Burung pelikan. Lubang hidung vestiginal. Paruh besar untuk menyerok ikan laut. Banyak terdapat di daerah tropis.

Ordo Ciconiiformes. Paruh bengkok di tengah-tengah,tidak ada membran kulit sela jari. Hidup di sawah.

Ordo Anseriformes. Angsa,bebek, mentok. Paruh lebar tertutup lapisan yang banyak mengandung organ sensori. Kaki pendek,jari dengan membran kulit, ekor pendek. Tersebar di seluruh dunia.

Ordo Gruiformes. Hidup di rawa-rawa. Ekor dan kaki panjang, bulu berwarna abu-abu. Ordo Diatrymiformes. Besar, tidak dapat terbang, sayap atropi,paruh sangat besar. Terdapat

di Amerika Serikat. Ordo Columbiformes. Merpati. Paruh pendek ramping, dengan sera pangkal paruhnya lunak.

Tersebar di seluruh dunis. Ordo Charadriiformes. Burung camar,plover. Kaki panjang, sayap kuat. Banyak terdapat di

pantai atau masuk ke darat jauh dari pantai. Ordo Psittaciformes. Kakak tua,betet. Paruh pendek kuat,pinggiran tajam berkait pada

ujungnya. Suara keras. Habitat di hutan. Ordo Strigiformes. Burung hantu. Kepala besar,mata besar. Paruh pendek. Hidup di daerah

dingin. Ordo Micropodiformes. Burung kolibri. Tubuh kecil, kaki dan jari kecil. Paruh kecil,lembek

atau panjang dengan lidah bentuk tabung. Sarang terbuat dari sekret ludah,terdapat di dalam gua.

Ordo Coraciiformes. Burung raja pencari ikan. Paruh kuat. Jari ke-3 dan ke-4 bersatu pada dasarnya. Banyak terdapat di daerah tropis.

Ordo Piciformes. Burung pelatuk. Bulu ekor kaku. Paruh kuat, lidah kasar. Hidup di hutan.

Page 13: 75750798 Makalah Aves

Ordo Passeriformes. Burung gagak. Banyak yang pandai bernyanyi karena memiliki pita suara. Sebagian besar hidup di darat dalam semua macam habitat, ada yang membuat sarang di dalam pohon

(Brotowidjoyo,1989).

2.7 Persebaran

Aves/burung dapat ditemukan hampir di berbagai belahan bumi. Mereka dapat ditemukan di

hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak

pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan,

gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan

hidup dan makanan utamanya. Seperti misalnya burung Hering ( Sarcoramphus papa ) yang hidup di

hutan tropis dataran rendah di Meksiko selatan sampai Argentina utara. Hering Raja menghuni

wilayah yang diperkirakan seluas 14 juta kilometer persegi antara Meksiko selatan dan Argentina

utara. Di Amerika Selatan, hering ini tidak dijumpai di sebelah barat pegunungan Andes, kecuali di

Ekuador barat, Kolombia barat laut dan di ujung barat laut Venezuela. Burung ini terutama mendiami

hutan tropis dataran rendah yang tak terganggu dan juga sabana dan padang rumput yang

berdekatan dengan hutan semacam itu. Hering Raja sering terlihat di dekat rawa-rawa di hutan.

Burung bangkai ini adalah yang paling banyak atau satu-satunya yang menyebar di hutan-hutan

dataran rendah primer, tetapi di hutan hujan Amazon, hering ini jumlahnya kalah banyak dengan

hering berkepala kuning besar, sementara hering ini juga kalah banyak dengan hering berkepala

kuning kecil, Hering Kalkun, dan Hering Hitam Amerika di habitat yang lebih terbuka. Burung bangkai

ini umumnya tidak ditemui di atas ketinggian 1200 meter. Mereka menghuni tingkat tajuk teratas di

hutan, atau di atas lapisan kanopi hutan (Brotowidjoyo,1989).

Bagi para pengamat burung, Sulawesi merupakan tempat yang menarik terutama tingkat

endemisitasnya. Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya memiliki sekitar 380 jenis, dengan 96 jenis

diantaranya adalah endemik (25 %). Sebanyak 115 jenis burung di Indonesia ditemukan di Sulawesi

(Holmes and Phillipps, 1999). Dua jenis burung paling terkenal di Sulawesi, yaitu rangkong dan maleo.

Rangkong Sulawesi–knobbed Hornbill-(Rhyticeros cassidix) adalah burung hutan dengan warna

menarik ini termasuk yang terbesar diantara 54 jenis rangkong yang lain di daerah tropis Asia dan

Afrika. Burung ini memiliki bobot tubuh sekitar 2.5 kg dengan rentang sayap mencapai 1 m. Tubuh

dan sayapnya berwarna hitam, ekor putih, memiliki sebuah tanduk yang besar diatas paruh, warna

merah pada jantan dan kuning pada betina. Paruh berwarna kuning, memiliki kantung biru pada

tenggorokkan dengan sebuah garis gelap melintanginya. Burung jantan memiliki topi berwarna

kadru, leher dan dada bagian atas putih, sering bernoda kuning. Burung ini terbang di sekeliling dan

di atas tajuk pohon dalam kelompok kecil tetapi sesekali berkumpul sampai lima puluh ekor atau

lebih dengan suara bernada ringkikan yang keras. Ketika terbang bunyi sayapnya dapat terdengar

Page 14: 75750798 Makalah Aves

sampai 300 meter. Beberapa burung mempunyai hiasan seperti tanda pangkat militer pada pangkal

(Brotowidjoyo,1989).

(Howes, 2003).

2.8 Suara

Sebagian besar burung pantai memiliki suara yang khas, yang umumnya akan dapat kita

dengar dengan mudah di lokasi yang terbuka dan datar. Kekhasan suara tersebut dapat digunakan

sebagai salah satu hal yang memandu kita untuk identifikasi. Dalam beberaha kondisi, pengenalan

suara akan lebih bermanfaat karena dapat mengidentifikasi jenis tanpa harus melihat individunya.

Meskipun demikian, untuk mengenal suara masing-masing jenis tentu saja bukan hal yang mudah,

karena diperlukan waktu dan pengalaman yang panjang. Oleh karena itu, para pemula hendaknya

bisa membiasakan diri untuk mengenali suara tersebut, dimulai dari jenis yang paling umum

terdengar (Brotowidjoyo,1989).

Page 15: 75750798 Makalah Aves

BAB III

KESIMPULAN

Untuk mengidentifikasi aves, kita dapat melihat dari ciri morfologi, yaitu dari segi ukuran

badan, menentukan ukuran dapat dilakukan dengan membandingkan ukuran burung yang telah

dikenal umumya; bentuk burung tersebut gemuk, langsing, mempunyai ekor, dan leher pendek atau

panjang, sayap pendek dan membulat atau panjang dan meruncing; susunan warna ada perbedaan

yang nyata pada susunan warna atau tidak, punya garis mata atau tidak, punya garis pada sayap atau

tidak, dan ada atau tidaknya bintik pada badan; bentuk paruhnya, langsing, bulat, pendek, panjang,

lurus atau melengkung; bentuk kaki pendek, sedang, atau panjang, berselaput atau tidak, berlobus

atau tidak; dan identifikasi suara.

Page 16: 75750798 Makalah Aves

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Burung mempunyai daya tarik khusus bagi manusia karena berbagai alasan diantaranya

adalah burung lebih mudah dilihat daripada hewan lain. Beberapa burung memiliki ukuran besar,

sebagian diurnal dan sebagai anggota kelas;maka burung banyak hidup berdampingan dalam

lingkungan manusia. Burung memiliki keindahan bentuk dan warna serta cara perkawinan yang

menarik. Beberapa aspek pada burung seperti pola terbang,makanan dan kegiatan kawin tidak

terlalu sulit untuk diamati.Aspek lain yang menarik adalah tingkahlaku burung,suara,siulan dan

nyanyian yang indah yang sangat spesifik bagi tiap-tiap burung. Burung berkembang dari reptilia.

Nenek moyang burung adalah Archeopteriyx yang merupakan kombinasi sifat reptilia dan burung

dan merupakan mata rantai perkembangan evolusi reptil dan burung yang tergambar melalui

temuan fosil zaman Jurasic di daerah bavaria. Beberapa akhli menilai archeopteryx adalah burung

purba dan ada pula yang berpendapat sebagai Dinosaurus yang berbuli,di mana bulu tersebut

merupakan thermoinsulator yang diperlkan pada wkatu terbang.

Meskipun ada sejumlah kecil burung yang tidak dapat terbang,namun semua struktur

aves merupakan bentuk adaptasi untuk terbang. Hal ini jelas tampak pada burung yang tak dapat

terbang seperti burung unta dan penguin yang menunjukan bahwa mereka berasal dari nenek

moyang yang dapat terbang,adaptasi ini tampak dalam bentuk tubuh yang aerodinamik yang

memungkinkan mereka untuk terbang. Berarti lepas dari ukuran tubuh,warna,bentuk paruh dan

kaki,terdapat derajat keaneka ragaman struktur yang sangat tinggi untuk kelas aves jika dibandingkan

dengan kelas lainnya sperti mammalia. Keaneka ragaman struktur ini menyebabkan sistem

klassifikasi yang meliputi perbedaan morfologi sulit untuk dibuat.

Jumlah species burung sangat banyak,bahkan yang terbanyak dibandingkan dengan

kelas lainnya kecuali kelas pisces. Perbedaan antar species seringkali sangat kecil,mungkin hanya

pada perbedaan plumage pada masa kawin, tingkah laku,suara yang hanya mugkin teramati

oleh seorang yang benar-benar akhli. Kadang-kadang spesies yang hampir mirip bentuk dan

warnanya,ternyata berbeda suaranya,sehingga spesiesnya terpisah. Masalah dalam semua

sistematika burung,adalah pengenalan konvergensi. Burung yang berbeda ternyata dapat

menunjukan hubungan kekerabatan yang dekat,atau dinyatakan berkerabat dekat karena

konvergensi dari bentuk yang berbeda yang disebabkan oleh adapatasi terhadap kehidupan.

Klassifikasi berdasarkan prinsip filogenetik sangat penting,tetapi sulit untuk dilakukan untuk memilah

persamaan dan perbedaan pada burung.

Page 17: 75750798 Makalah Aves

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang dibahas dalam bab ini adalah cara untuk mempermudah kita mengenali

suatu burung yang kita temui disekitar kita dengan cara mengetahui cara mengklasifikasikan aves

sehingga kita dapat dengan mudah untuk mengenali jenis aves tersebut.

1.3 Tujuan

Tujuan yang diperoleh dalam mempelajari bab ini adalah agar kita dapat mengetahui cara

klasifikasi pada kelas aves sehingga kita dapat dengan mudah nuntuk mengenali jenis aves tersebut.

Page 18: 75750798 Makalah Aves

DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta

Howes, John. 2003. Panduan Studi Burung Pantai. AWB Publication. Kuala Lumpur

Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Sinar Wijaya. Surabaya

Mac Kinnon, J. 1991. Field Guide to The Birds of Jawa and Bali. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta

Novarino, W, Jarulis. 2009. Penuntun Praktikum Taksonomi Hewan Vertebrata. Universitas Andalas .

Padang

Priyono, S. 1991. Identification of live Mammals Live abirds and Reptiles. In proceduring The Cities

Plants and Animals Seminar for the Asia and Ocean Region . Jakarta

Page 19: 75750798 Makalah Aves

Makalah Taksonomi Hewan

Aves

“Cara Identifikasi”

Disusun Oleh:

Nur Janatul Faidah 1509100013

Basilius FM 1509100028

Ratna Juwita 1509100032

Dinda Zahidah 1509100037

Siti Nurhalimah 1509100048

Talitha Rahma 1509100051

Ni Kadek Marina D C 1509100067

M. Ainul M 1509100703

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

2010