75407690 infeksi silang
DESCRIPTION
infeksi silangTRANSCRIPT
PENANGANAN INFEKSI SILANG DI KLINIK KEDOKTERAN GIGI
Dokter gigi, stafnya dan juga pasien memiliki resiko tinggi berkontak dengan mikroorganisme
patogen seperti bakteri, virus dan jamur selama perawatan gigi. Tindakan secara asepsis harus selalu
dilakukan, termasuk tindakan pencegahan seperti sterilisasi dan desinfeksi.
Kontaminasi dari rongga mulut dan luka terbuka dapat disebarkan oleh udara, air, debu, aerosol,
percikan atau droplets, sekresi saluran pernafasan, plak, kalkulus, bahan tumpatan gigi dan debris.
Flora mulut yang patogen dari pasien dapat ditransmisikan pada jaringan atau organ (autogenous
infection) seperti katup jantung, sendi artificial, dan jaringan lunak sekitarnya, dan tulang.
Prosedur pencegahan penularan penyakit infeksi antar lain aalah evaluasi pasien, perlindungan diri,
sterilisasi dan desinfeksi, pembuangan sampah yang aman dan tindakan asepsis termasuk juga
dalam laboratorium tehnik gigi. Metode sterilisasi dan asepsis masa kini pada praktek dokter gigi
dan laboratorium gigi secara nyata telah menurunkan resiko terjadinya penyakit pada pasien, dokter
gigi, dan stafnya.
Jalur utama penyebaran mikroorganisme pada praktek dokter gigi adalah melalui :
• Kontak langsung dengan luka infeksi atau saliva dan darah yang terinfeksi.
• Kontak tidak langsung dari alat-alat yang terkontaminasi.
• Percikan darah, saliva atau sekresi nasofaring langsung pada kulit yang terluka maupun
yang utuh atau mukosa.
• Aerosol atau penyebaran mikroorganisme melalui udara.
Dokter gigi tidak mungkin yakin bahwa pasien yang datang untuk perawatan giginya adalah carrier
mikroorganisme infektif atau bukan, oleh karena itu semua pasien yang datang harus dianggap
merupakan carrier dari mikroorganisme patogen. Semua prosedur klinis yang dilakukan pada semua
pasien harus dilakukan dengan menggunakan kontrol infeksi yang umum.
Prosedur pencegahan infeksi
Prosedur pencegahan infeksi ada beberapa tahap
• Evaluasi pasien
• Perlindungan diri
• Sterilisasi instrumen
• Disinfeksi permukaan
• Laboratorium yang asepsis
• Pembuangan sampah
1. Evaluasi pasien
Harus diketahui riwayat kesehatan yang lengkap dari tiap-tiap pasien dan perbaharui pada tiap tahap
kunjungan berikutnya. Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui adanya infeksi silang yang
kemungkinan terjadi pada praktek dokter gigi. Harus diperhatikan mengenai adanya penyakit
infeksi yang berbahaya.
Dalam hal ini harus disadari bahwa tidak semua pasien dengan penyakit infeksi dapat terjaring
dengan rekam medik sehingga system penjaringan pasien tidak menjamin sepenuhnya pencegahan
penularan penyakit. Konsep Universal precaution pertama kali dianjurkan oleh Centers For disease
Control (CDC) pada tahun 1987 yaitu memperlakukan semua pasien seolah-olah mereka terinfeksi
HIV.
2. Perlindungan diri
Dalam hal ini termasuk
Kebersihan diri
Pemakaian baju praktek
Proteksi misalnya sarung tangan, kacamata, masker, dan rubber dam
Imunisasi.
Kebersihan diri yang baik dapat mengurangi terjadinya infeksi silang pada praktek dokter gigi
Secara umum pada waktu merawat pasien seorang dokter gigi harus :
• Menghindari memegang sesuatu yang tidak dibutuhkan pada waktu merawat pasien, hindari
kontak tangan dengan mata, hidung, mulut, dan rambut serta hindari memegang luka atau
abrasi.
• Menutupi luka atau lecet-lecet pada jari dengan plester sebab luka tersebut dapat merupakan
tempat masuknya mikroorganisme patogen (harus memakai sarung tangan).
• Mencuci tangan dengan baik sebelum dan setelah merawat pasien dengna memakai sabun
antimikrobial (mis. klorheksidin glukonat) sebelum memakai sarung tangan.
Dokter gigi dan stafnya harus memakai baju yang bersih dan baru dicuci.. Baju tersebut harus diganti
setiap hari dan harus diganti saat terjadi kontaminasi.. Baju praktek harus dicuci dengan air panas
dan deterjen serta pemutih klorin, untuk baju yang terkontaminasi perlu penanganan tersendiri.
Bakteri patogen dan beberapa virus, terutama virus hepatitis B dapat hidup pada pakaian selama
beberapa hari hingga beberapa minggu.
Dokter gigi dan stafnya memproteksi diri dengan menggunakan
Sarung tangan
Kacamata
Masker
Rubber dam
Sarung tangan
Tangan merupakan alat transmisi dari mikroorganisme pada saluran pernafasan dan mulut yang
utama. Kuku harus digunting pendek dan tidak boleh memakai perhiasan seperti cincin, gelang, dan
jam tangan pada saat merawat pasien. Tangan harus dicuci dengan sikat dan sabun yang
mengandung zat antimikrobial seperti iodofor (1% iodine), klorheksidin glukonat (2-4%), para-
klormeta-silenol (PMCX) 0,5-3% atau alkohol (70% isopropil aklohol) dan lain-lain. Tangan
digosok paling sedikit selama 10 detik dan dikeringkan dengan memakai pengering otomatis atau
tissue.
Semua dokter gigi dan stafnya harus memakai sarung tangan lateks atau vinil sekali pakai. Hal ini
untuk melindungi baik dokter gigi atau stafnya maupun pasien. Sarung tangan vinil dapat dipakai
untuk mereka yang alergi terhadap lateks, walaupun hal ini jarang terjadi.
Ada tiga macam sarung tangan yang dipakai dalam kedokteran gigi yaitu :
Sarung tangan lateks yang bersih harus digunakan pada saat dokter gigi memeriksa mulut
pasien atau merawat pasien tanpa kemungkinan terjadinya perdarahan.
Sarung tangan steril yang harus digunakan saat melakukan tindakan bedah atau
mengantisipasi kemungkinan terjadinya perdarahan pada perawatan
.Sarung tangan heavy duty harus dipakai manakala harus membersihkan alat, permukaan
kerja atau bila menggunakan bahan kimia.
Semua luka dan lecet-lecet pada kulit harus ditutup dengna plester yang kedap air sebelum memakai
sarung tangan. Jangan merawat pasien bila sedang mengalami luka yang bernanah atau dermatitis
yang terbuka hingga luka tersebut benar-benar sembuh. Dokter gigi dan stafnya harus memakai satu
sarung tangan untuk tiap pasien, jangan memakai ulang sarung tangan karena akan mengurangi nilai
protektifnya.
Kacamata pelindung
Kacamata pelindung harus dipakai oleh dokter gigi dan stafnya untuk melindungi mata dari splatter
dan debris yang diakibatkan oleh high speed handpiece, pembersihan karang gigi baik secara
manual maupun ultrasonik.
Rambut hendaknya jangan menutupi pandangan dan diikat bagi dokter gigi yang memiliki rambut
panjang serta dilindungi dari percikan dan aerosol dengan memakai penutup kepala, sebaiknya
dokter gigi mencuci muka sebelum makan dan juga mencuci muka serta rambut sebelum tidur.
Bakteri patogen dan beberapa virus terutama virus hepatitis B dapat hidup pada pakaian selama
beberapa hari hingga beberapa minggu.
Masker
Pemakaian masker seperti masker khusus untuk bedah sebaiknya digunakan pada saat
menggunakan instrumen berkecepatan tinggi untuk mencegah terhirupnya aerosol yang dapat
menginfeksi saluran pernafasan atas maupun bawah.
Efektivitas penyaringan dari masker tergantung dari :
Bahan yang dipakai, masker polipropilen lebih baik daripada masker kertas.
Lama pemakaian, lama pemakaian yang efektif adalah 30-60 menit, terutama bila masker itu
basah. Jadi sebaiknya memakai 1 masker untuk tiap pasien.
Rubber dam
Rubber dam harus digunakan pada operasi untuk menghindari terjadinya aerosol. Pemakaian rubber
dam memungkinkan
Mendapat gambaran yang jelas setelah jaringan diangkat
Mengurangi kontak instrumen dengan mukosa, sehingga mengurangi terjadinya luka pada
jaringan dan mengurangi perdarahan.
Mengurangi terjadinya aerosol karena tidak terjadi pengumpulan saliva diatas rubber dam.
Imunisasi
Dokter gigi dan mereka yang bekerja dalam bidang kedokteran gigi harus memiliki data imunisasi
yang baru. Di Inggris vaksin hepatitis B, tuberkulosis dan rubella (bagi dokter gigi wanita)
dianjurkan untuk mereka yang bekerja dalam bidang kedokteran gigi sebagai tambahan dari
imunisasi rutin seperti tetanus, poliomyelitis dan difteri. Di USA dianjurkan imunisasi terhadap
semua penyakit ini kecuali TBC dan influenza.
3.. Sterilisasi dan desinfeksi
Sterilisasi adalah proses yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme sedang desinfeksi
adalah proses yang membunuh atau menghilangkan mikroorganisme kecuali spora. Idealnya semua
bentuk vegetatif mikroorganisme mati, namun dengan terjadinya pengurangan jumlah
mikroorganisme patogen sampai pada tingkat yang tidak membahayakan masih dapat diterima.
Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap :
Pembersihan sebelum sterilisasi.
Pembungkusan
Proses sterilisasi.
Penyimpanan yang aseptik.
Dalam bidang kedokteran gigi pembersihan dapat dilakukan dengan :
• Pembersihan manual
• Pembersihan dengan ultrasonik
Sebelum disterilkan alat-alat harus dibersihkan terlebih dahulu dari debris organik, darah, dan
saliva. Asisten dokter gigi yang membersihkan alat tersebut harus memakai sarung tangan heavy
duty.
Pembersihan dengan memakai alat ultrasonik dengan larutan detergen lebih aman, efisien, dan
efektif dibandingkan dengan penyikatan. Gunakan alat ultrasonik yang tertutup selama paling tidak
10 menit. Setelah dibersihkan, instrumen tersebut dicuci dibawah aliran air dan dikeringkan dengan
baik sebelum disterilkan. Hal ini penting untuk mendapatkan hasil sterilisasi yang sempurna dan
untuk mencegah terjadinya karat.
Pembersihan dengan ultrasonik lebih baik sebab
a.Meningkatkan efisiensi pembersihan
b.Mengurangi bahaya aerolization dari partikel yang infeksius
c.Mengurangi insiden terluka akibat benda tajam
d. Mengurangi waktu kerja
Proses sterilisasi
Pada kedokteran gigi, sterilisasi dapat dicapai melalui metode :
• Pemanasan basah dengan tekanan tinggi (autoclave)
• Pemanasan kering (oven)
• Uap bahan kimia (chemivlave)
4.. Desinfeksi permukaan
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan dibedakan
menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat
tinggi" dapat membunuh virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh
virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor,
derifat fenol atau sodium hipokrit
Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik. Zat ini harus dilarutkan baru setiap hari
dengan akuades. Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif namun kurang efektif
bagi kain atau bahan plastik.
Derifat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan dengan
perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari. Keuntungannya
adalah "efek tinggal" dan kurang menyebabkan perubahan warna pada instrumen atau
permukaan keras
Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan perbandingan 1 : 10
hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk beberapa jenis
logam karena bersifat korosif, terutama untuk aluminium. Kekurangannya yaitu
menyebabkan pemutihan pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam
renang.
Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas. Tiap
desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila permukaan tersebut dibiarkan
basah untuk waktu 10 menit.
5. Laboratorium yang asepsis
Tekniker laboratorium gigi dan pasien lain sering kontak dengan mikroorganisme patogen dari
cetakan gigi, hasil cetakan (stone casts) dan lain-lain. ADA menganjurkan agar semua cetakan harus
dicuci untuk menghilangkan saliva, darah, dan debris, kemudian didesinfeksi sebelum dicor dengan
dental stone atau sebelum dikirim ke laboratorium.
Untuk bahan cetak dari alginate sebaiknya tidak direndam, tetapi di spray dengan desinfektan, lalu
dimasukkan dalam kantung plastik dan dibiarkan selama beberapa waktu sesuai dengan petunjuk
pabrik.
6. Pembuangan sampah bekas praktek.
Pembuangan barang-barang bekas pakai seperti sarung tangan, masker, tissue bekas dan penutup
permukaan yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh harus ditangani secara hati-hati dan
dimasukkan dalam kantung plastik yang kuat dan tertutup rapat untuk mengurangi kemungkinan
orang kontak dengan benda-benda tersebut. Benda-benda tajam seperti jarum atau pisau scalpel
harus dimasukkan dalam tempat yang tahan terhadap tusukan sebelum dimasukkan dalam kantung
plastik. Jaringan tubuh juga harus mendapat perlakuan yang sama dengan benda tajam.