71792997 referat vitiligo 2011 bagian ilmu kulit kelamin rsudza

Upload: yaya

Post on 03-Apr-2018

278 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 71792997 Referat VITILIGO 2011 Bagian Ilmu Kulit Kelamin RSUDZA

    1/14

    1

    1. PENDAHULUANSejak zaman dahuluvitiligo telah dikenal dengan beberapa istilah yakni shwetekusta,

    suitra, behak, dan beras1.Kata vitiligo sendiri berasal dan bahasa latin, yaknivitellus yang

    berarti anak sapi, disebabkan karena kulit penderita berwarna putih seperti kulit anak sapi

    yang berbercak putih. Istilah vitiligo mulai diperkenalkan oleh Celsus, ia adalah seorang

    dokter Romawi pada abad kedua2.

    Insidensi Vitiligo rata-rata hanya 1% di seluruh dunia. Penyakit ini dapat mengenai

    semua ras dan kedua jenis kelamin, Pernah dilaporkan bahwa vitiligo yang terjadi pada

    perempuan lebih berat daripada laki-laki, tetapi perbedaan ini dianggap berasal dari

    banyaknya laporan dari pasien perempuan oleh karena masalah kosmetik. Penyakit juga

    dapat terjadi sejak lahir sampai usia lanjut dengan frekuensi tertinggi (50% dari kasus)pada usia 1030 tahun

    3.

    Penyebab vitiligo yang pasti sampai saat ini belum diketahui. Namun, diduga ini

    adalah suatu penyakit herediter yang diturunkan secarapoligenikatau secara autosomal

    dominan. Berdasarkan laporan, didapatkan lebih dari30% dari penderita

    vitiligomempunyai penyakit yang sama padaorangtua, saudara, atau anak mereka. Pernah

    dilaporkan juga kasus vitiligo yang terjadi pada kembar identik3,4

    .

    Walaupun penyebab pasti vitiligo belum diketahui sepenuhnya. Namun, beberapa

    faktor diduga dapat menjadi pencetus timbulnya vitiligo pada seseorang2

    :

    1. Faktor mekanis

    Pada 10-70% penderita vitiligo timbul lesi setelah trauma fisik, misalnya

    setelah tindakan bedah atau pada tempat bekas trauma fisik dan kimiawi

    2. Faktor sinar matahari atau penyinaran ultra violet A

    Pada 7-15% penderita vitiligo timbul lesi setelah terpajan sinar matahari atau

    UV A dan ternyata 70% lesi pertama kali timbul pada bagian kulit yang

    Terpajan

    3. Faktor emosi/psikis

    Dikatakan bahwa kira-kira 20% penderita vitiligo berkembang setelah

    mendapat gangguan emosi, trauma atau stres psikis yang berat

    4. Faktor hormonal

    Diduga vitiligo memburuk selama kehamilan atau pada penggunaan

    kontrasepsi oral. Tetapi pendapat tersebut masih diragukan.

  • 7/29/2019 71792997 Referat VITILIGO 2011 Bagian Ilmu Kulit Kelamin RSUDZA

    2/14

    2

    2. DEFINISIVitiligo adalahgangguan depigmentasiidiopatik didapat yang ditandai dengan

    gambaran makulaputihtidakbersisik,hasildari hancurnyamelanosit kulit secara selektif5,6

    .

    Gambaranhistologi pada lesi vitiligo, berupa bercak-bercak putih, memperlihatkan

    akanhilangnyamelanositdan melanin dari lapisan kulit7.

    Gambar 2.1. Melanosit pada histologi jaringan kulit normal8.

    3. EPIDEMIOLOGIVitiligo terjadi di seluruh dunia, dengan prevalensi mencapai 1%

    3. Survey

    epidemiologi pada kepulauan Bornholm di Denmark menemukan prevalensi vitiligo

    mencapai 0,38%. Kemungkinan bahwa angka ini juga berlaku untuk negara-negara lain

    di utara-barat Eropa4.

    Vitiligo pada umumnya dimulai pada masa anak-anak atau usia dewasa muda,

    dengan puncak onsetnya (50% kasus) pada usia 10-30 tahun, tetapi kelainan ini dapat

    terjadi pada semua usia.Tidak dipengaruhi oleh ras, dengan perbandingan laki-laki sama

    dengan perempuan. Pernah dilaporkan bahwa vitiligo yang terjadi pada perempuan lebih

    berat daripada laki-laki, tetapi perbedaan ini dianggap berasal dari banyaknya laporan

    dari pasien perempuan oleh karena masalah kosmetik

    3

    .

    4. ETIOPATOGENESISPenyebab vitiligo yang pasti sampai saat ini belum diketahui. Namun, diduga ini

    adalah suatu penyakit herediter yang diturunkan secarapoligenikatau secara autosomal

    dominan.Berdasarkan laporan, didapatkan lebih dari30% dari penderita

    vitiligomempunyai penyakit yang sama pada orangtua, saudara, atau anak mereka.

    Pernah dilaporkan juga kasus vitiligo yang terjadi pada kembar identik3,4

    .

  • 7/29/2019 71792997 Referat VITILIGO 2011 Bagian Ilmu Kulit Kelamin RSUDZA

    3/14

    3

    Walaupun penyebab pasti vitiligo belum diketahui sepenuhnya. Namun, beberapa

    faktor diduga dapat menjadi pencetus timbulnya vitiligo pada seseorang2

    :

    1. Faktor mekanis

    Pada 10-70% penderita vitiligo timbul lesi setelah trauma fisik, misalnya setelah

    tindakan bedah atau pada tempat bekas trauma fisik dan kimiawi

    2. Faktor sinar matahari atau penyinaran ultra violet A

    Pada 7-15% penderita vitiligo timbul lesi setelah terpajan sinar matahari atau UVA

    dan ternyata 70% lesi pertama kali timbul pada bagian kulit yang terpajan

    3. Faktor emosi / psikis

    Dikatakan bahwa kira-kira 20% penderita vitiligo berkembang setelah mendapat

    gangguan emosi, trauma atau stres psikis yang berat

    4. Faktor hormonal

    Diduga vitiligo memburuk selama kehamilan atau pada penggunaan

    kontrasepsi oral. Tetapi pendapat tersebut masih diragukan.

    Masih sedikit yang diketahui tentang patogenesis vitiligo, sehingga patofisiologi

    penyakit ini masih menjadi teka-teki. Sampai saat ini terdapat 3 hipotesis utama tentang

    mekanismepenghancuranmelanositpadavitiligo, yang masing-masing mempunyai

    kekuatan dan kelemahan, yaitu3,4

    :

    1. Hipotesisautoimunmenyatakan bahwa melanosit yang terpilihdihancurkan

    olehlimfosit tertentuyang telah diaktifkan. Namun, mekanisme pengaktifan limfosit

    tersebut belum diketahui secara pasti. Teori ini juga berdasarkan adanya temuan klinis

    terhadap hubungan antara vitiligo terhadap gangguan autoimun. Autoantibodiorgan

    spesifikuntuktiroid, sel parietallambung, dan jaringanadrenal lebih seringditemukanpada

    serumpasiendengan vitiligo dibandingkan denganpopulasi umum. Antibodi

    terhadapmelanositorang normaldapat dideteksi dengan menggunakan

    tesimmunoprecipitationspesifikyangmemiliki pengaruhsitolisis. Didapati profil sel-T

    yang abnormal padapasien vitiligodengan penurunan sel T-helper.

    2. Hipotesisneurogenikdidasarkanpada interaksi darimelanositdan sel saraf. Hipotesis ini

    menyatakan bahwa adanya pelepasan mediator kimiawi tertentu yang berasal dari akhiran

    saraf yang akan menyebabkan menurunnya produksi melanin.Namun, studi baru

    padapenandaneuropeptidadansaraf padavitiligomenunjukkanbahwa neuropeptida

    Ymungkin memilikiperan dalam proses terjadinya vitiligo.

    3.Hipotesisneurogenikmenyatakan bahwa melanositdihancurkan olehzat-zatberacun

    yang dibentuk sebagaibagian dari biosintesismelaninyang alami. Penghancuran ini

  • 7/29/2019 71792997 Referat VITILIGO 2011 Bagian Ilmu Kulit Kelamin RSUDZA

    4/14

    4

    merupakanmekanisme proteksi alami untuk menyingkirkan prekursor melanin yang

    beracun. Hipotesis ini berdasarkan temuan klinis dari vitiligo dan penelitan eksperimen

    terhadap depigmentasi kulit oleh senyawa kimia yang memilik efek mematikan pada

    fungsi melanosit. Senyawa ini juga dapat menghasilkan leukoderma yang dibedakan

    dengan vitiligo idiopatik.

    Sementara

    itu,mekanismelangsungterjadinyamakulaputihdisebabkanpenghancuranmelanosit yang

    progresifoleh sel-T sitotoksi, lainnyaditentukan secara genetis melalui perubahan

    sitobiologika dansitokinyang terlibat3.

    5. MANIFESTASI KLINISVitiligo merupakan anomali pigmentasi kulitdidapat. Kulit vitiligo menunjukan

    gejala depigmentasi dengan bercak putih yang dibatasi oleh warna kulit normal atau oleh

    hiperpigmentasi9. Pada vitiligo, ditemukan makula dengan gambaran seperti Kapur atau

    putih pucat dengan tepi yang tajam.

    Progres dari penyakit ini bisa merupakan suatu pengembangan bertahap dari makula

    lama atau pengembangan dari makula baru.Trichromevitiligo (tiga warna: putih,coklat

    muda,coklat tua) mewakilitahapan yang berbeda dalamevolusi vitiligo3,9

    .

    Tangan,pergelangan tangan, lutut, leher dan daerahsekitarlubang(misalnya

    mulut)merupakan daerah-daerah yangsering ditemukan vitiligo5,6

    . Kadang dapat juga

    ditemukan gambaran rambut yang memutih atau uban prematur. Gambaran rambut putih

    pada vitiligo, dianalogikan dengan makula putih, disebut dengan poliosis3.

    Gambar 5.1. gambaran vitiligo pada wajah3.

  • 7/29/2019 71792997 Referat VITILIGO 2011 Bagian Ilmu Kulit Kelamin RSUDZA

    5/14

    5

    6. KLASIFIKASIBermacam-macam klasifikasi dikemukakan oleh beberapa ahli. Koga membagi

    vitiligo dalam 2 golongan yaitu7,2:

    1. Vitiligo dengan distribusi sesuai dermatom.

    2. Vitiligo dengan distribusi tidak sesuai dermatom.

    Gambar 6.1. gambaran vitiligo bentuk fokal pada daerah lutut3.

    Berdasarkan lokalisasi dan distribusinya,Nordlundmembagi menjadi7:

    1. Tipe lokalisata, yang terdiri atas:

    a) Bentuk fokal : terdapat satu atau lebih makula pada satudaerah dan tidak segmental.

    b) Bentuk segmental : terdapat satu atau lebih makula dalamsatu atau lebih daerah

    dermatom dan selalu unilateral.

    c) Bentuk mukosal : lesi hanya terdapat pada selaput lendir(genital dan mulut).

    2. Tipe generalisata, yang terdiri atas:

    a) Bentuk akrofasial : lesi terdpat pada bagian distal ekstremitasdan muka.

    b) Bentuk vulgaris : lesi tersebar tanpa pola khusus.

    c) Bentuk mixed : lesi campuran segmental dan vulgaris atau akrofasial

    3. Bentuk universalis : lesi yang luas meliputi seluruh atauhampir seluruh tubuh.

    Gambar 6.2. Gambaran vitiligo universalis3

  • 7/29/2019 71792997 Referat VITILIGO 2011 Bagian Ilmu Kulit Kelamin RSUDZA

    6/14

    6

    Gambar 6.3. Gambaran lokasi predileksi vitiligo3

    7. DIAGNOSADiagnosis ditegakkan terutama berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta

    ditunjang oleh pemeriksaan histopatologik serta pemeriksaan dengan lampu Wood.

    Biasanya, diagnosis vitiligo dapat dibuat dengan mudah pada pemeriksaan klinis

    pasien, dengan ditemukannya gambaran bercak kapur putih, bilateral (biasanya

    simetris), makula berbatas tajam pada lokasi yang khas.

    Pada pemeriksaan dengan lampu wood, lesi vitiligo tampak putih berkilau dan hal

    ini berbeda dengan kelainan hipopigmentasi lainnya.

    Dalam kasus-kasus tertentu, pemeriksaan histopatologik diperlukan untuk melihat

    ada tidaknya melanosit dan granul melanin di epidermis3.

    Kelainan kulit pada vitiligo juga dapat kita temukan pada pemeriksaan dengan

    mikroskop elektron. Pada pemeriksaan ini terlihat hilangnya melanosit, danmelanosom

    padakeratinosit, juga terdapat perubahan dalamkeratinosit: spongiosis,

    eksositosis,basilarvacuopathy, dan apoptosis.Beberapa penulismenjumpai infiltrat

    limfositik di epidermis3.

  • 7/29/2019 71792997 Referat VITILIGO 2011 Bagian Ilmu Kulit Kelamin RSUDZA

    7/14

    7

    Gambar 7.1.Perbandinganmelanosit normal(A) dan melanositvitiligo(B)

    menggunakanimmunocytochemistry. (C) analisisWestern blotmenegaskan bahwaekspresiBcl-

    2 berkurangdalam dua barismelanositvitiligodibandingkandengan

    empatbarismelanositkontrol6.

    8. DIAGNOSA BANDING1. Pityriasis alba(berukuran kecil, tepi yang tidak berbatas tegas, dan warna yang tidak

    terlalu putih )

    2. Pityriasis versicolor(sisik halusdengan warna fluoresensikuning -kehijauandi bawahlampuWood, KOHpositif)

    3. Leukoderma oleh bahankimia(riwayat paparanfenolikgermisida, makula confetti).Penyakit ini merupakan diagnosis banding yang sulit, dikarenakanmelanosityang

    tidak ada, samaseperti padavitiligo.

    4. Leukoderma terkait dengan melanoma5. Leukodermapost-inflamasi[makula tidak terlalu putih (biasanyariwayatpsoriasis

    ataueksim padayang sama daerahmakula)]

    6. Nevusdepigmentosus(stabil, kongenital, makula tidak terlalu putih, unilateral).7. Nevusanemikus(tidak ada perubahan dengan wood lamp, tidak ada eritema

    setelahdigosok).

    8. Morbus hansen tipe PB(daerah endemis, warna tidak terlalu putih, biasanya terdapatmakulaanestesi yang tidak berbatas tegas)

    9. Hypomelanosis of Ito (bilateral, garis Blaschko, pola kue marmer; 60-75%mempunyai keterlibatan-sistemik sistem saraf pusat (SSP), mata, sistem

    muskuloskeletal).

    10.Tuberous sklerosis (stabil, kongenital dengan makula poligonal tidak terlalu putih,bentuk pohon berdaun, - sesekali makula segmenta, dan makula confetti).

  • 7/29/2019 71792997 Referat VITILIGO 2011 Bagian Ilmu Kulit Kelamin RSUDZA

    8/14

    8

    11.Piebaldisme (kongenital, putih, stabil, garis berpigmenpada punggung, pola khasdengan

    makulahiperpigmentasibesarditengah daerah hypomelanotik).

    12.Mikosis fungoides(depigmentasi dan biopsidiperlukan).13.Sindrom Vogt-Koyanagi-Harada (masalah penglihatan, fotofobia, dysacusisbilateral).14.Sindrom Waardenburg(penyebab paling umum dariketulian kongengital, makula

    putih danrambut putih, irisheterokromia)3.

    9. PENATALAKSANAANAda banyak pilihan terapi yang bisa dilakukan pada pasien dengan vitiligo. Hampir

    semua terapi bertujuan untuk mengembalikan pigmen pada kulit. Seluruh pendekatan

    memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing, dan tidak semua terapi dapat sesuai

    dengan masing-masing penderita.

    Tabir surya

    Sunscreen atau tabir surya mencegah paparan sinar matahari berlebih pada kulit dan hal

    ini dapat mengurangi kerusakan akibat sinar matahari dan dapat mencegah terjadinya

    fenomena Koebner. Selain itu sunscreen juga dapat mengurangi tanning dari kulit yang

    sehat dan dengan demikian mengurangi kekontrasan antara kulit yang sehat dengan kulit

    yang terkena vitiligo3.

    Kosmetik

    Banyak penderita vitiligo, terutama jenis vitiligo fokal menggunakancovermaskkosmetik

    sebagai pilihan terapi. Area dengan lesi leukoderma, khususnya pada wajah, leher, atau

    tangan dapat ditutup dengan make-up konvensional, produk-produk self tanning, atau

    pengecatan topikal lain. Pilihan untuk menggunakan kosmetik cukup menguntungkan

    pasiendikarenakan biayanya yang murah, efek samping yang kecil, dan mudahdigunakan

    3,9.

    Repigmentasi

    1. Glukokortikoid topikal, sebagai awal pengobatan diberikan secara intermiten (4minggu pemakaian, 2 minggu tidak) glukokortikoid topikal kelas I cukup praktis,

    sederhana, dan aman untuk pemberian pada makula tunggal atau multipel. Jika dalam

    2 bulan tidak ada respon, mungkin saja terapi tidak berjalan efektif. Perlu dilakukan

    pemantauan tanda-tanda awal atrofi akibat penggunaan kortikostreoid3. Pada

    beberapa penderita vitiligo, terapi dengan kortikosteroid poten tinggi, misalnya

  • 7/29/2019 71792997 Referat VITILIGO 2011 Bagian Ilmu Kulit Kelamin RSUDZA

    9/14

    9

    betametason valerat 0,1% atau klobetasol propionat 0,05% efektif menimbulkan

    pigmen1.

    2. Topikalinhibitor Kalsineurin.Tacrolimusdan pimecrolimusefektif untukrepigmentasi vitiligotetapi hanya didaerah yang terpapar sinar matahari. Obat ini

    dilaporkanpalingefektif bila dikombinasikan dengan UVBatau terapi

    laserexcimer3.Terdapat juga hasil penelitian yang menunjukkan

    bahwapimecrolimus1% topikalsama efektifnya dengan klobetasolpropionatdalam

    memulihkankulitakibatvitiligo10

    .

    3. Topikal fotokemoterapimenggunakantopikal8-methoxypsoralen (8-MOP) danUVA. Prosedur ini diindikasikan untuk makula berukuran kecil dan hanya dilakukan

    oleh dokter yang berpengalaman. Hampir sama dengan psoralen oral, mungkin

    diperlukan 15 kali terapi untuk inisiasi respon dan 100 kali terapi untuk

    menyelesaikannya3.

    4. Fotokemoterapi sistemik. PUVA oral lebih praktis digunakan untuk vitiligo yangluas. PUVAoraldapat dilakukan bersamaanmenggunakan sinar matahari (di musim

    panas atau di daerah yangsepanjang tahun disinari oleh matahari)dan 5-

    methoxypsoralen (5-MOP) (tersediadi Eropa) atau sinar UVA buatandengan 5-MOP

    atau 8-MOP. Adanya respon baik dari terapi dengan PUVA ini ditandai oleh

    munculnya folikuler kecil yang berpigmen diatas lesi vitiligo. Fotokemoterapi

    PUVAoral dengan 8-MOP atau5-MOP keefektifannya mencapai85% untuk>70%

    pasiendengan vitiligo dikepala, leher, lengan atas, kaki, dan di badan3.

    5. UVB Narrow-band(311nm). Efektivitas terapi inihampir sama denganPUVA,namun tidak memerlukanpsoralen. UVB adalahterapi pilihan untuk anak

  • 7/29/2019 71792997 Referat VITILIGO 2011 Bagian Ilmu Kulit Kelamin RSUDZA

    10/14

    10

    Gambar 9.1. Gambar repigmentasi vitiligo. Tampak pola repigmentasifolikularsetelah

    diberikanterapiPUVA3.

    7. Immunomudulator sistemikPenelitian terbaru menunjukkan bahwa pada anak-anak dengan vitiligo,betamethason

    telah diganti dengan oral methylprednisolon dan dikombinasikan dengan topikal

    ointment fluticasone pada lesi vitiligo. Tingkat keberhasilannya pada > 90% orang

    dewasa dan > 65% anak-anak dengan vitiligo adalah dari tingkatan baik sampai

    sangat baik12

    .

    8. Topikal analog Vitamin DAnalog vitamin D, khususnya Calcipotriol, telah digunakan untuk terapi tunggal atau

    dikombinasikan dengan topikal steroid pada managemen vitiligo. Efek Vitamn D3 ini

    mampu menumbuhkan dan mendiferensiasikan melanosit dan keratinosit kembali.

    Ini telah dibuktikan pada suatu demonstrasi mengenai reseptor untuk 1-alpha

    dihydroxyvitamin D3 pada melanosit. Dipercaya bahwa reseptor ini mengatur

    stimulasi dari melanogenesis. Analog vitamin ini juga biasa dikombinasikan dengan

    sinar UV (termasukNB-UVB) dan topikal steroid12

    .

    9. Topikal 5-FluorouracilTopikal 5-Fluorouracil digunakan untuk menginduksi repigmentasi pada lesi dengan

    vitiligo dengan memperbesar stimulasi migrasi dari folicular melanosit ke epidermis

    selama proses epitelisasi. Bentuk topikal terapi ini bisa dikombinasikan dengan titik

    dermabrasi dari lesi vitiligo untuk meningkatkan respon dari repigmentasi.

    Didapatkan respon repigmentasi mencapai 73,3% dengan menggunakan kombinasi

    ini setelah terapi selama 6 bulan12

    .

    Minigrafting

    Teknik pembedahan dengan metodeMinigrafting (Autolog Thin Thierschgrafting,

    Suction Blister grafts,autologous minipunch grafts, transplantation of cultured

  • 7/29/2019 71792997 Referat VITILIGO 2011 Bagian Ilmu Kulit Kelamin RSUDZA

    11/14

    11

    autologous melanocytes)cukup efektif untuk mengatasi vitiligo dengan makula

    segmental yang stabil dan sulit diatasi3.

    Depigmentasi

    Tujuan daridepigmentasiadalah "kesatuan" warna kulit pada pasiendengan vitiligoyang

    luasatau pasien dengan terapi PUVA yang gagal, yang tidak dapat menggunakan PUVA,

    atau pasien yang menolakpilihan terapiPUVA3.

    Bleaching, Pemutihan kulit normal dengan krimmonobenzyl etherdari

    hydroquinone(MEH) 20% ini bersifat permanen, artinya proses bleaching (pemutihan)

    ini tidak reversible. Tingkat keberhasilan terapi ini >90%. Tahap

    AkhirwarnadepigmentasidenganMEHadalahchalkwhite(kapur putih), seperti

    padamakulavitiligo3.Monobenzon tersedia dalam bentuk cream 20%, dioleskan 2 kali

    sehari selama 2 sampai 3 bulan pada daerah kulit yang masih berpigmen. Terapi biasanya

    dianggap selesai setelah 10 bulan pemberian9.

    Gambar 9.2. Algoritma penatalaksanaan vitiligo11

    .

    10.PROGNOSISVitiligo bukan penyakit yang membahayakan kehidupan, tetapi prognosisnya masih

    meragukan dan bergantung pula pada kesabaran dan kepatuhan penderita terhadappengobatan yang diberikan

    2.

  • 7/29/2019 71792997 Referat VITILIGO 2011 Bagian Ilmu Kulit Kelamin RSUDZA

    12/14

    12

    11.RINGKASANVitiligo merupakan penyakit yang masih belum diketahui penyebabnya secara pasti.

    Namun, beberapa faktor diduga bisa menjadipencetus untuk penyakit ini. Begitu juga,

    telah banyak hipotesis yang diungkapkan oleh para peneliti untuk menyingkap misteri

    dibalik perjalanan penyakit ini.

    Tidak adanya melanosit pada lapisan kulit, merupakan tanda khas penyakit ini.

    Gambaran ruam vitiligo dapat berupa makula hipopigmentasi yanglokal sampai universal.

    Daerah tangan,pergelangan tangan, lutut, leher dan daerahsekitarlubang(misalnya

    mulut)adalah daerah-daerah predileksi dari vitiligo.

    Setelah anamnesis dan pemeriksaan klinis, pemeriksaan woodlamp dan pemeriksaan

    laboratorium histopatologi dapat menjadi penunjang untuk menegakkan diagnosis

    vitiligo.

    Terapi vitiligo sendiri sampai saat ini masih kurang memuaskan. Tabir surya dan

    kosmetik covermask bisa menjadi pilihan terapi yang murah dan mudah serta dapat

    digunakan oleh pasien sendiri dibanding dengan terapi lainnya. Kortikosteroid topikal

    juga dapat menjadi terapi inisial untuk vitiligo. Tindakan pembedahan Minirafting pada

    vitiligo dapat menjadi pilihan terapi apabila terapi lain memang tidak berhasil. Khusus

    untuk vitiligo dengan luas permukaanya lebih dari 50% dan pengobatan psoralen tidak

    berhasil, dapat dipilih terapi depigmentasi agar seluruh kulit memiliki warna yang

    seragam.

    Prognosis vitiligo masih meragukan dan bergantung pula pada kesabaran dan

    kepatuhan penderita terhadap pengobatan yang diberikan.

  • 7/29/2019 71792997 Referat VITILIGO 2011 Bagian Ilmu Kulit Kelamin RSUDZA

    13/14

    13

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. BalaiPenerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. 296-298.

    2. Hidayat D. 1997. Vitiligo. Cermin Dunia Kedokteran. 117: 33-35.http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Hidayat%2BJ.%2BVitiligo%252C%2Btinjau

    an%2Bkepustakaan.%2BDalam%2BCermin%2Bdunia%2Bkedokteran&source=web&cd

    =1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kalbe.co.id%2Ffiles%2Fcdk%2Ffile

    s%2F11Vitiligo117.pdf%2F11Vitiligo117.pdf&ei=PNCqTtHiI5HirAeKyZDmDA&usg=

    AFQjCNG8ZD_6X0lotzoP72Ztn85py_efgA&cad=rja

    3. Wolff K, Johnson RA. 2009. Fitzpatricks Color Atlas And Synopsis Of ClinicalDermatology. 6th Ed. Mcgraw Hill Medical: Newyork. 335-341.

    4. Rook A, Wilkinson DS, Ebling FJG. 1998. Textbook of Dermatology. 6th ed. BlackwellScience: Malden. 1802-1805.

    5. Gawkrodger DJ. 2003. Dermatology an Ilustrated Colour Text. 3rd ed. ChurchillLivingstone: London. 70.

    6. Boissy RE, Manga P. 2004. Review On the Etiology of Contact/Occupational Vitiligo.Pigment Cell Res. 17: 208214.

    7. Moretti S. 2003. Vitiligo. Orphanet Encyclopedia.http://www.orpha.net/data/patho/GB/uk-vitiligo.pdf.

    8. Shimizu H. 2007. Shimizu's Textbook of Dermatology. Hokkaido University Press:Japan. 9.

    9. James WD, Berger TG, Elston DM. 2006. Andrews Disease of The Skin. 10th ed.Saunders Elsevier: Philadelpia. 860-862.

    10.Coskun B, Saral Y, Turgut D. 2005. Topical 0.05% clobetasol propionate versus 1%

    http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Hidayat%2BJ.%2BVitiligo%252C%2Btinjauan%2Bkepustakaan.%2BDalam%2BCermin%2Bdunia%2Bkedokteran&source=web&cd=1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kalbe.co.id%2Ffiles%2Fcdk%2Ffiles%2F11Vitiligo117.pdf%2F11Vitiligo117.pdf&ei=PNCqTtHiI5HirAeKyZDmDA&usg=AFQjCNG8ZD_6X0lotzoP72Ztn85py_efgA&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Hidayat%2BJ.%2BVitiligo%252C%2Btinjauan%2Bkepustakaan.%2BDalam%2BCermin%2Bdunia%2Bkedokteran&source=web&cd=1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kalbe.co.id%2Ffiles%2Fcdk%2Ffiles%2F11Vitiligo117.pdf%2F11Vitiligo117.pdf&ei=PNCqTtHiI5HirAeKyZDmDA&usg=AFQjCNG8ZD_6X0lotzoP72Ztn85py_efgA&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Hidayat%2BJ.%2BVitiligo%252C%2Btinjauan%2Bkepustakaan.%2BDalam%2BCermin%2Bdunia%2Bkedokteran&source=web&cd=1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kalbe.co.id%2Ffiles%2Fcdk%2Ffiles%2F11Vitiligo117.pdf%2F11Vitiligo117.pdf&ei=PNCqTtHiI5HirAeKyZDmDA&usg=AFQjCNG8ZD_6X0lotzoP72Ztn85py_efgA&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Hidayat%2BJ.%2BVitiligo%252C%2Btinjauan%2Bkepustakaan.%2BDalam%2BCermin%2Bdunia%2Bkedokteran&source=web&cd=1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kalbe.co.id%2Ffiles%2Fcdk%2Ffiles%2F11Vitiligo117.pdf%2F11Vitiligo117.pdf&ei=PNCqTtHiI5HirAeKyZDmDA&usg=AFQjCNG8ZD_6X0lotzoP72Ztn85py_efgA&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Hidayat%2BJ.%2BVitiligo%252C%2Btinjauan%2Bkepustakaan.%2BDalam%2BCermin%2Bdunia%2Bkedokteran&source=web&cd=1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kalbe.co.id%2Ffiles%2Fcdk%2Ffiles%2F11Vitiligo117.pdf%2F11Vitiligo117.pdf&ei=PNCqTtHiI5HirAeKyZDmDA&usg=AFQjCNG8ZD_6X0lotzoP72Ztn85py_efgA&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Hidayat%2BJ.%2BVitiligo%252C%2Btinjauan%2Bkepustakaan.%2BDalam%2BCermin%2Bdunia%2Bkedokteran&source=web&cd=1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kalbe.co.id%2Ffiles%2Fcdk%2Ffiles%2F11Vitiligo117.pdf%2F11Vitiligo117.pdf&ei=PNCqTtHiI5HirAeKyZDmDA&usg=AFQjCNG8ZD_6X0lotzoP72Ztn85py_efgA&cad=rjahttp://www.orpha.net/data/patho/GB/uk-vitiligo.pdfhttp://www.orpha.net/data/patho/GB/uk-vitiligo.pdfhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Hidayat%2BJ.%2BVitiligo%252C%2Btinjauan%2Bkepustakaan.%2BDalam%2BCermin%2Bdunia%2Bkedokteran&source=web&cd=1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kalbe.co.id%2Ffiles%2Fcdk%2Ffiles%2F11Vitiligo117.pdf%2F11Vitiligo117.pdf&ei=PNCqTtHiI5HirAeKyZDmDA&usg=AFQjCNG8ZD_6X0lotzoP72Ztn85py_efgA&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Hidayat%2BJ.%2BVitiligo%252C%2Btinjauan%2Bkepustakaan.%2BDalam%2BCermin%2Bdunia%2Bkedokteran&source=web&cd=1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kalbe.co.id%2Ffiles%2Fcdk%2Ffiles%2F11Vitiligo117.pdf%2F11Vitiligo117.pdf&ei=PNCqTtHiI5HirAeKyZDmDA&usg=AFQjCNG8ZD_6X0lotzoP72Ztn85py_efgA&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Hidayat%2BJ.%2BVitiligo%252C%2Btinjauan%2Bkepustakaan.%2BDalam%2BCermin%2Bdunia%2Bkedokteran&source=web&cd=1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kalbe.co.id%2Ffiles%2Fcdk%2Ffiles%2F11Vitiligo117.pdf%2F11Vitiligo117.pdf&ei=PNCqTtHiI5HirAeKyZDmDA&usg=AFQjCNG8ZD_6X0lotzoP72Ztn85py_efgA&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Hidayat%2BJ.%2BVitiligo%252C%2Btinjauan%2Bkepustakaan.%2BDalam%2BCermin%2Bdunia%2Bkedokteran&source=web&cd=1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kalbe.co.id%2Ffiles%2Fcdk%2Ffiles%2F11Vitiligo117.pdf%2F11Vitiligo117.pdf&ei=PNCqTtHiI5HirAeKyZDmDA&usg=AFQjCNG8ZD_6X0lotzoP72Ztn85py_efgA&cad=rjahttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Hidayat%2BJ.%2BVitiligo%252C%2Btinjauan%2Bkepustakaan.%2BDalam%2BCermin%2Bdunia%2Bkedokteran&source=web&cd=1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kalbe.co.id%2Ffiles%2Fcdk%2Ffiles%2F11Vitiligo117.pdf%2F11Vitiligo117.pdf&ei=PNCqTtHiI5HirAeKyZDmDA&usg=AFQjCNG8ZD_6X0lotzoP72Ztn85py_efgA&cad=rja
  • 7/29/2019 71792997 Referat VITILIGO 2011 Bagian Ilmu Kulit Kelamin RSUDZA

    14/14

    14

    pimecrolimus ointment in vitiligo.Eur J Dermatol. 15 (2): 88-91.

    11.Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. 2008. Fitzpatricksdermatology in general medicine. 7th ed. Mc Graw Hill:New York. 616-622.

    12.Majid I. 2010. Vitiligo Management : an Update.BJMP. 3(3): a332.