7 rencana pengembangan pariwisata · 2020. 3. 11. · penyusunan rencana induk pembangunan...

65
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VI -1 7.1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA 7.1.1 Visi Visi adalah sesuatu yang diharapkan dan yang dicita-citakan. Dalam kenyataan hal itu bisa saja tidak terwujud karena beberapa faktor. Namun demikian visi itu bukan juga sesuatu yang tidak dapat dicapai karena membuat visi dilakukan berdasarkan kemampuan dan peluang yang ada dengan melihat perkembangan aktual yang terjadi. Visi pembangunan kepariwisataanKabupaten Gresik Terwujudnya Kabupaten Gresik sebagai Destinasi Wisata Alam dan Budaya Unggulan yang berbasis Ekologi, Masyarakat dan mampu mendorong perkembangan Wilayah”. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ekonomi telah mendorong berkembangnya pariwisata. Meningkatnya aktivitas ekonomi menyebabkan lebih banyak penduduk bepergian untuk urusan bisnis dan berbagai keperluan dinas. Kenaikan pendapatan karena pertumbuhan ekonomi, juga menyebabkan penduduk lebih mampu bepergian untuk rekreasi dan penyegaran. Tetapi sebaliknya pun telah terbukti dan tidak dapat disangkal, bahwa perkembangan pariwisata mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik permintaan konsumsi maupun permintaan investasi, yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa, baik barang konsumsi maupun barang modal. Dengan demikian, produk dan pendapatan masyarakat dan daerah meningkat. Rona bentang alam yang mempesona, keragaman budaya dan kehidupan masyarakat yang religius merupakan modal dasar yang potensial bagi kepariwisataan. Usaha untuk mengeksploitasi bagi kepentingan pariwisata dengan memperhatikan kelestariannya akan menjamin kelangsungan lingkungan hidup secara keseluruhan sekaligus menjamin kelangsungan kepariwisataan itu sendiri. RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA 7 PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK

Upload: others

Post on 14-Oct-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VI -1

7.1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA

7.1.1 Visi

Visi adalah sesuatu yang diharapkan dan yang dicita-citakan. Dalam kenyataan hal itu

bisa saja tidak terwujud karena beberapa faktor. Namun demikian visi itu bukan juga sesuatu

yang tidak dapat dicapai karena membuat visi dilakukan berdasarkan kemampuan dan peluang

yang ada dengan melihat perkembangan aktual yang terjadi.

Visi pembangunan kepariwisataanKabupaten Gresik “Terwujudnya Kabupaten Gresik

sebagai Destinasi Wisata Alam dan Budaya Unggulan yang berbasis Ekologi, Masyarakat dan

mampu mendorong perkembangan Wilayah”.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ekonomi telah mendorong

berkembangnya pariwisata. Meningkatnya aktivitas ekonomi menyebabkan lebih banyak

penduduk bepergian untuk urusan bisnis dan berbagai keperluan dinas. Kenaikan pendapatan

karena pertumbuhan ekonomi, juga menyebabkan penduduk lebih mampu bepergian untuk

rekreasi dan penyegaran. Tetapi sebaliknya pun telah terbukti dan tidak dapat disangkal, bahwa

perkembangan pariwisata mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan

pariwisata menciptakan permintaan, baik permintaan konsumsi maupun permintaan investasi,

yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa, baik barang

konsumsi maupun barang modal. Dengan demikian, produk dan pendapatan masyarakat dan

daerah meningkat.

Rona bentang alam yang mempesona, keragaman budaya dan kehidupan masyarakat

yang religius merupakan modal dasar yang potensial bagi kepariwisataan. Usaha untuk

mengeksploitasi bagi kepentingan pariwisata dengan memperhatikan kelestariannya akan

menjamin kelangsungan lingkungan hidup secara keseluruhan sekaligus menjamin

kelangsungan kepariwisataan itu sendiri.

RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA 7 PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK

Page 2: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -2

7.1.2 Misi

Pernyataan misi merupakan hal yang sangat penting untuk dapat terus eksis. Dengan

misi, dapat ditetapkan sasaran utama yang harus dicapai oleh organisasi, sehingga tidak ada

keraguan bagi segenap komponen organisasi.

Misi mengandung aktivitas organisasi, memberikan gambaran tentang citra yang ingin

diproyeksikan agar dikenali dan diketahui oleh berbagai pihak yang berkepentingan,

mencerminkan pandangan organisasi tentang dirinya sendiri dan bidang aktivitas yang ditekuni.

Dengan demikian misi merupakan maksud dari kegiatan utama yang membuat organisasi

memiliki jati diri dan sekaligus membedakannya dari organisasi lain.

Misi pembangunan kepariwisataan Kabupaten Gresik, yaitu:

a. Menggali, melestarikan, dan mengembangkan potensi alam dan kebudayaan daerah untuk

memperkuat daya tarik wisata minat khusus

b. Mengembangkan amenitas pariwisata berbasis masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan

wisatawan

c. Meningkatkan pemasaran dan hubungan kerjasama kepariwisataan melalui pemanfaatan

segenap sumberdaya secara optimal

d. Meningkatkan dan mengembangkan manajemen pengelolaan usaha jasa dan sarana

kepariwisataan.

7.1.3 Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari misi, yang merupakan hasil akhir

yang akan dicapai. Melalui tujuan ini akan diketahui apa yang harus dilakukan, dengan

memperhitungkan sumber daya, nilai-nilai dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi.

Tujuan pembangunan kepariwisataan Kabupaten Gresik, yaitu :

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata yang mampu mendorong

peningkatan jumlah kunjungan;

b. Mengkomunikasikan Destinasi Pariwisata Kabupaten Gresik dengan menggunakan media

pemasaran secara efektif, efisien dan bertanggung jawab;

c. Mewujudkan industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian Daerah

melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata,

memperluas lapangan kerja, dan melaksanakan upaya-upaya untuk mendukung pelestarian

lingkungan dan pemberdayaan masyarakat; dan

d. Mengembangkan Kelembagaaan Kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu

mensinergikan Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, dan Industri

Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien.

Page 3: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -3

7.1.4 Sasaran

Sasaran pembangunan kepariwisataan Kabupaten Gresik, yaitu:

a. Terciptanya berbagai inovasi jenis Daya Tarik Wisata;

b. Meningkatnya kunjungan Wisatawan nusantara maupun mancanegara;

c. Terwujudnya Pariwisata berbasis Agama dan budaya yang kreatif dan inovatif sebagai

sektor unggulan dan prioritas pembangunan Daerah;

d. Meningkatnya produk domestik bruto, pendapatan Daerah, produk domestik regional

bruto, dan pendapatan masyarakat, dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan

e. Tersedianya fasilitas pendukung Kepariwisataan yang handal;

f. Meningkatnya kualitas paket Wisata yang variatif, yang dikelola secara sinergis dan

terintegrasi antara Pemerintah Daerah dan/atau oleh pelaku Wisata;

g. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan Daerah;

h. Meningkatnya kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata yang aman dan nyaman yang

mampu mendorong peningkatan jumlah kunjungan Wisatawan.

i. Terwujudnya media pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra Daerah

sebagai Destinasi Pariwisata;

j. Terwujudnya industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian Daerah

melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata,

perluasan lapangan kerja, dan upaya-upaya untuk pendukung pelestarian lingkungan dan

pemberdayaan masyarakat;

k. Terwujudnya lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang mampu menyinergikan

pembangunan industri Pariwisata, Kawasan Pariwisata, dan pemasaran Pariwisata secara

profesional, efektif, dan efisien;

l. Terwujudnya Pariwisata sebagai sektor unggulan dan prioritas pembangunan Daerah; dan

m. Terciptanya sumber daya manusia Pariwisata yang handal dan profesional.

7.1.5 Arah Pembangunan Kepariwisataan Daerah

Arah Pembangunan Kepariwisataan Daerah meliputi:

a. prinsip pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan;

b. orientasi pada upaya-upaya pertumbuhan, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan

kemiskinan, serta pelestarian lingkungan;

c. dilaksanakan dengan tata kelola yang baik;

d. dilaksanakan secara terpadu secara lintas sektor, lintas Daerah, dan lintas pelaku; dan

e. dilaksanakan dengan mendorong kemitraan sektor publik dan privat.

Page 4: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -4

Arah pembangunan Kepariwisataan Daerah menjadi dasar arah kebijakan, strategi, dan

indikasi program dari setiap komponen pembangunan Kepariwisataan dalam kurun waktu tahun

2013 sampai dengan tahun 2025 yang meliputi Pembangunan:

a. DESTINASI PARIWISATA DAERAH;

Perwilayahan Pariwisata

1. Arah Kebijakan 1: Perencanaan pembangunan Kawasan Pariwisata Daerah dan

Kawasan Strategis Pariwisata Daerah

a. Menyusun rencana induk dan rencana detail pembangunan Kawasan Pariwisata

Daerah dan Kawasan Srategis Pariwisata Daerah;

b. Menyusun rencana induk dan rencana detail pembangunan Kawasan Pariwisata

Daerah dan Kawasan Srategis Pariwisata Daerah;

2. Arah Kebijakan 2: Penegakan Regulasi Pembangunan Kawasan Pariwisata Daerah

dan Kawasan Srategis Pariwisata Daerah

a. Pengembangan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada daya tarik wisata

prioritas di Kawasan Strategis Pariwisata Daerah

b. Penyiapan rancangan peraturan tentang rencana induk Pembangunan Destinasi

Pariwisata Daerah

c. Penyiapan rancangan peraturan tentang rencana detail Pembangunan Kawasan

Strategis Pariwisata Daerah

d. Penyiapan rancangan peraturan tentang tata bangunan dan lingkungan pada daya

tarik wisata prioritas di KawasanStrategis Pariwisata Daerah

e. Penetapan Regulasi rencana induk Pembangunan Destinasi Pariwisata Daerah

f. Penetapan Regulasi Rencana Detail Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata

Daerah

g. Penetapan Regulasi tentang tata bangunan dan lingkungan pada daya tarik wisata

prioritas di Kawasan Strategis Pariwisata Daerah

h. Monitoring dan pengawasan oleh Pemerintah Daerah terhadap penerapan

Rencana Detail Kawasan Pariwisata Daerah dan Kawasan Srategis Pariwisata

Daerah

3. Arah Kebijakan 3: Pengendalian Implementasi Pembangunan Kawasan Pariwisata

Daerah dan Kawasan Srategis Pariwisata Daerah

a. Penyebarlusan informasi dan publikasi Peraturan tentang Pembangunan

Destinasi Pariwisata Daerah dan KawasanStrategis Pariwisata Daerah

b. Meningkatkan koordinasi antara Pemerintah Daerah, pelaku usaha, dan

masyarakat.

Daya Tarik Wisata

Page 5: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5

1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan Daya Tarik Wisata dalam rangka

mendorong pertumbuhan Kawasan Pariwisata Daerah dan pengembangan daerah

a. mengembangkan Daya Tarik Wisata baru diDestinasi Pariwisata yang belum

berkembangKepariwisataannya; dan

b. memperkuat upaya pengelolaan potensiKepariwisataan dan lingkungan

dalammendukung upaya perintisan.

2. Arah Kebijakan 2: Pembangunan Daya Tarik Wisata untuk meningkatkan kualitas

dan daya saing produk dalam menarik minat dan loyalitas segmen pasar yang ada

a. Mengembangkan inovasi manajemen produk dan kapasitas Daya Tarik Wisata

untuk mendorong akselerasi perkembangan DPN; dan

b. Memperkuat upaya konservasi potensi Kepariwisataan dan lingkungan dalam

mendukung intensifikasi Daya Tarik Wisata.

3. Arah Kebijakan 3: Pemantapan Daya Tarik Wisata untuk meningkatkan daya saing

produk dalam menarik kunjungan ulang Wisatawan dan segmen pasar yang lebih

luas

a. Mengembangkan diversifikasi atau keragaman nilai Daya Tarik Wisata dalam

berbagai tema terkait; dan

b. Memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan konservasi potensi

Kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung diversifikasi Daya Tarik

Wisata.

4. Arah Kebijakan 4: Revitalisasi Daya Tarik Wisata Dalam Upaya Peningkatan

Kualitas, Keberlanjutan Dan Daya Saing Produk Dan Kawasan Pariwisata Daerah

a. revitalisasi struktur, elemen dan aktivitas yang menjadi penggerak kegiatan

Kepariwisataan pada Daya Tarik Wisata; dan

b. memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan konservasi potensi

Kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung revitalisasi daya tarik dan

kawasan di sekitarnya.

Aksesibilitas Dan/ Atau Transportasi Pariwisata

1. Arah kebijakan 1 : Pengembangan Moda Transportasi Dalam Mendukung

PengembanganPariwisata

a. pengembangan dan peningkatan kemudahan akses dan pergerakan wisatawan

menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di DPD;

meningkatkan ketersediaan moda transportasisebagai sarana pergerakan

wisatawan menujudestinasi dan pergerakan wisatawan di DPD sesuai

kebutuhan dan perkembangan pasar;

Page 6: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -6

meningkatkan kecukupan kapasitas angkutmoda transportasi menuju destinasi

danpergerakan wisatawan di Destinasi Pariwisatasesuai kebutuhan dan

perkembangan pasar; dan

mengembangkan keragaman atau diversifikasijenis moda transportasi menuju

destinasi danpergerakan wisatawan di Destinasi Pariwisatasesuai kebutuhan

dan perkembangan pasar.

b. pengembangan dan peningkatan kenyamanan dan keamanan pergerakan

wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di DPD.

kenyamanan moda transportasi menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di

DPD sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar; dan

keamanan moda transportasi untuk menjamin keselamatan perjalanan

wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di DPD.

2. Arah kebijakan 2 : Pengembangan Sarana Prasarana Transportasi dalam Mendukung

Pengembangan Pariwisata

a. pengembangan dan peningkatan kemudahan akses terhadap prasarana

transportasi sebagai simpul pergerakan yang menghubungkan lokasi asal

wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di DPD;

Ketersediaan prasarana simpul pergerakan modatransportasi pada lokasi-

lokasi strategis di DPD sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar; dan

Keterjangkauan prasarana simpul pergerakanmoda transportasi dari pusat-

pusat kegiatanpariwisata di DPD.

b. pengembangan dan peningkatan keterhubungan antara DPD dengan pintu

gerbang wisata regional dan/atau nasional maupun keterhubungan antar

komponen daya tarik dan simpul-simpul pergerakan di dalam DPD;

Jaringan transportasi penghubung antara DPDdengan pintu gerbang wisata

regional dan/ataunasional maupun keterhubungan antar komponendaya tarik

dan simpul-simpul pergerakan di dalamDPD; dan

Keterpaduan jaringan infrastruktur transportasiantara pintu gerbang wisata

dan DPD sertakomponen yang ada di dalamnya yangmendukung kemudahan

transfer intermoda.

c. pengembangan dan peningkatan kenyamanan perjalanan menuju destinasi dan

pergerakan wisatawan di dalam DPD.

Jaringan transportasi untuk mendukungkemudahan, kenyamanan dan

keselamatanpergerakan wisatawan sesuai kebutuhan danperkembangan pasar;

dan

Fasilitas persinggahan di sepanjang koridorpergerakan wisata di dalam DPD

sesuaikebutuhan dan perkembangan pasar.

Page 7: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -7

3. Arah kebijakan 3: Pengembangan Sistem Transportasi dalam Mendukung

PengembanganPariwisata

a. peningkatan kemudahan pergerakan wisatawan dengan memanfaatkan beragam

jenis moda transportasi secara terpadu;

Pembangunan sistem transportasi danpelayanan terpadu di DPD

b. peningkatan kemudahan akses terhadap informasi berbagai jenis moda

transportasi dalam rangka perencanaan perjalanan wisata.

Mengembangkan dan meningkatkan ketersediaan informasi pelayanan

transportasiberbagai jenis moda dari pintu gerbang wisata keDPD; dan

Mengembangkan dan meningkatkan kemudahan reservasi moda transportasi

berbagaijenis moda.

Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, danFasilitas Pariwisata

1. Arah kebijakan 1: pengembangan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan Fasilitas

Pariwisata dalam mendukung perintisan pengembangan DPD;

a. mendorong pemberian insentif untuk pengembangan Prasarana Umum,

FasilitasUmum, dan Fasilitas Pariwisata dalam mendukung perintisan Destinasi

Pariwisata;

b. meningkatkan fasilitasi Pemerintah untuk pengembangan Prasarana Umum,

Fasilitas Umum, dan Fasilitas Pariwisata atas inisiatif swasta; dan

c. merintis dan mengembangkan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan Fasilitas

Pariwisata untuk mendukung kesiapan Destinasi Pariwisata dan meningkatkan

daya saing Destinasi Pariwisata.

2. Arah kebijakan 2: peningkatan Prasarana Umum, kualitas Fasilitas Umum, dan

Fasilitas Pariwisata yang mendukung pertumbuhan, meningkatkan kualitas dan daya

saing DPD;

a. mendorong dan menerapkan berbagai skema kemitraan antara Pemerintah dan

swasta;

b. mendorong dan menerapkan berbagai skema kemandirian pengelolaan; dan

c. mendorong penerapan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan Fasilitas

Pariwisata yang memenuhi kebutuhan wisatawan berkebutuhan khusus.

3. Arah kebijakan 3: pengendalian Prasarana Umum, Pembangunan Fasilitas Umum,

dan Fasilitas Pariwisata bagi destinasi-destinasi pariwisata yang sudah melampaui

ambang batas daya dukung.

a. menyusun regulasi perijinan untuk menjaga daya dukung lingkungan; dan

b. mendorong penegakan peraturan perundangundangan.

Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata

Page 8: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -8

1. Arah kebijakan 1: pengembangan potensi, kapasitas dan partisipasimasyarakat

melalui Pembangunan Kepariwisataan;

a. memetakan potensi dan kebutuhan penguatan kapasitas masyarakat lokal dalam

pengembangan Kepariwisataan;

b. memberdayakan potensi dan kapasitas masyarakat lokal dalam

pengembanganKepariwisataan; dan

c. menguatkan kelembagaan masyarakat dan Pemerintah di tingkat lokal guna

mendorong kapasitas dan peran masyarakat dalam pengembangan

Kepariwisataan.

2. Arah kebijakan 2: optimalisasi pengarusutamaan gender melaluiPembangunan

Kepariwisataan;

a. meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pengarusutamaan

gender dalam pengembangan pariwisata; dan

b. meningkatkan peran masyarakat dalam perspektif kesetaraan gender dalam

pengembangan Kepariwisataan di daerah.

3. Arah kebijakan 3: peningkatan potensi dan kapasitas sumber daya lokal melalui

pengembangan usaha produktif di bidang pariwisata;

a. meningkatkan pengembangan potensi sumber daya lokal sebagai Daya Tarik

Wisata berbasis kelokalan dalam kerangka Pemberdayaan Masyarakat melalui

pariwisata;

b. mengembangkan potensi sumber daya lokal melalui desa wisata;

c. meningkatkan kualitas produk industri kecil dan menengah sebagai komponen

pendukung produk wisata di Destinasi Pariwisata; dan

d. meningkatkan kemampuan berusaha pelakuUsaha Pariwisata skala usaha mikro,

kecil danmenengah yang dikembangkan masyarakat lokal.

4. Arah kebijakan 4: penyusunan regulasi dan pemberian insentif untuk mendorong

perkembangan industri kecil dan menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha

mikro, kecil dan menengah yang dikembangkan masyarakat lokal sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangundangan;

a. mendorong pemberian insentif dan kemudahan bagi pengembangan industri kecil

dan menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

b. mendorong pelindungan terhadap kelangsungan industri kecil dan menengah dan

Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah di sekitar Destinasi

Pariwisata.

5. Arah kebijakan 5: penguatan kemitraan rantai nilai antar usaha di bidang

Kepariwisataan;

Page 9: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -9

a. mendorong kemitraan antar usaha Kepariwisataan dengan industri kecil dan

menengah dan usaha mikro, kecil dan menengah; dan

b. meningkatkan kualitas produk industri kecil dan menengah dan layanan jasa

Kepariwisataan yang dikembangkan usaha mikro, kecil dan menengah dalam

memenuhi standar pasar.

6. Arah kebijakan 6: perluasan akses pasar terhadap produk industri kecil dan

menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah yang

dikembangkan masyarakat lokal;

a. memperkuat akses dan jejaring industri kecil dan menengah dan Usaha

Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah dengan sumber potensi pasar

dan informasi global; dan

b. meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan dalam upaya

memperluas akses pasar terhadap produk industri kecil dan menengah dan Usaha

Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah.

7. Arah kebijakan 7: peningkatan akses dan dukungan permodalan dalam upaya

mengembangkan produk industri kecil dan menengah dan Usaha Pariwisata skala

usaha mikro, kecil dan menengah yang dikembangkan masyarakat lokal;

a. mendorong pemberian insentif dan kemudahan terhadap akses permodalan bagi

Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah dalam pengembangan

usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

b. mendorong pemberian bantuan permodalan untuk mendukung perkembangan

industri kecil dan menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan

menengah di sekitar Destinasi Pariwisata.

8. Arah kebijakan 8: peningkatan kesadaran dan peran masyarakat serta pemangku

kepentingan terkait dalam mewujudkan sapta pesona untuk menciptakan iklim

kondusif Kepariwisataan setempat; dan

a. meningkatkan pemahaman, dan kesadaran masyarakat tentang sadar wisata

dalammendukung pengembangan Kepariwisataan di daerah;

b. meningkatkan peran serta masyarakat dalam mewujudkan sadar wisata bagi

penciptaan iklim kondusif Kepariwisataan setempat;

c. meningkatkan peran dan kapasitas masyarakat dan polisi pariwisata dalam

menciptakan iklim kondusif Kepariwisataan; dan

d. meningkatkan kualitas jejaring media dalam mendukung upaya Pemberdayaan

Masyarakat di bidang pariwisata.

9. Arah kebijakan 9: peningkatan motivasi dan kemampuan masyarakat dalam

mengenali dan mencintai bangsa dan tanah air melalui perjalanan wisata nusantara.

a. mengembangkan pariwisata sebagai investasi pengetahuan; dan

Page 10: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -10

b. meningkatkan kuantitas dan kualitas informasi pariwisata nusantara kepada

masyarakat.

Investasi Pariwisata

1. Arah kebijakan 1: peningkatan pemberian insentif investasi di bidang pariwisata

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

a. mengembangkan mekanisme keringanan fiskaluntuk menarik investasi modal

asing di bidangpariwisata sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-

undangan di bidang keuangan; dan

b. mengembangkan mekanisme keringanan fiskaluntuk mendorong investasi dalam

negeri di bidangpariwisata sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-

undangan di bidang keuangan.

2. Arah kebijakan 2: peningkatan kemudahan investasi di bidang pariwisata;

a. melaksanakan debirokratisasi investasi di bidang pariwisata; dan

b. melaksanakan deregulasi peraturan yang menghambat perizinan.

3. Arah kebijakan 3: peningkatan promosi investasi di bidang pariwisata.

a. menyediakan informasi peluang investasi di Destinasi Pariwisata;

b. meningkatkan promosi investasi di bidang pariwisata di dalam negeri dan di luar

negeri; dan

c. meningkatkan sinergi promosi investasi di bidang pariwisata dengan sektor

terkait.

b. Pemasaran pariwisata daerah;

pengembangan pasar wisatawan;

1. Arah kebijakan 1: pemantapan segmen pasarwisatawan massal dan pengembangan

segmen cerukpasar untuk mengoptimalkan pengembangan DestinasiPariwisata dan

dinamika pasar global

a. meningkatkan pemasaran dan promosi untuk mendukung penciptaan Destinasi

Pariwisata yang diprioritaskan;

b. meningkatkan akselerasi pemasaran dan promosi pada pasar utama, baru, dan

berkembang;

c. mengembangkan pemasaran dan promosi untuk meningkatkan pertumbuhan

segmen ceruk pasar;

d. mengembangkan promosi berbasis tema tertentu;

e. meningkatkan akselerasi pergerakan wisatawan di seluruh Destinasi Pariwisata;

dan

f. meningkatkan intensifikasi pemasaran wisatakonvensi, insentif dan pameran

yang diselenggarakanoleh sektor lain.

Page 11: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -11

pengembangan citra pariwisata;

1. Arah kebijakan 1: peningkatan dan pemantapan citra pariwisata Gresik secara

berkelanjutan baik citra pariwisata regional maupun citra pariwisata destinasi;

a. meningkatkan dan memantapkan pemosisian citra pariwisata Gresikdi antara

para pesaing; dan

b. meningkatkan dan memantapkan pemosisian citra pariwisata destinasi.

2. Arah kebijakan 2: peningkatan citra pariwisata Gresiksebagai Destinasi Pariwisata

yang aman, nyaman, dan berdaya saing.

a. Peningkatan promosi, diplomasi, dankomunikasi.

pengembangan kemitraan Pemasaran Pariwisata;

1. Arah kebijakan 1:pengembangankemitraan pemasaran yang terpadu,

sinergis,berkesinambungan dan berkelanjutan

a. keterpaduan sinergis promosi antar pemangku kepentingan pariwisata regional;

dan

b. strategi pemasaran berbasis pada pemasaran yang bertanggung jawab, yang

menekankan tanggung jawab terhadap masyarakat, sumber daya lingkungan dan

wisatawan.

pengembangan promosi pariwisata.

1. Arah kebijakan 1: penguatan dan perluasan eksistensi promosi pariwisata Gresik di

dalam negeri;

a. menguatkan fungsi dan peran promosi pariwisata di dalam negeri; dan

b. menguatkan dukungan, koordinasi dan sinkronisasi terhadap Badan Promosi

Pariwisata Jawa Timur dan Badan Promosi Pariwisata Daerah Gresik.

2. Arah kebijakan 2: penguatan dan perluasan eksistensi promosi pariwisata Gresikdi

luar negeri.

a. menguatkan fasilitasi, dukungan, koordinasi, dan sinkronisasi terhadap promosi

pariwisata Gresikdi luar negeri, dan

b. menguatkan fungsi dan keberadaan promosi pariwisata Gresikdi luar negeri.

c. Industri pariwisata daerah;

penguatan struktur Industri Pariwisata;

1. Arah kebijakan 1:penguatan fungsi, hierarki,dan hubungan antar mata rantai

pembentuk IndustriPariwisata untuk meningkatkan daya saing IndustriPariwisata

a. meningkatkan sinergitas dan keadilan distributif antar mata rantai pembentuk

Industri Pariwisata;

b. menguatkan fungsi, hierarki, dan hubungan antar Usaha Pariwisata sejenis untuk

meningkatkan daya saing; dan

Page 12: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -12

c. menguatkan mata rantai penciptaan nilai tambah antara pelaku Usaha Pariwisata

dan sektor terkait.

peningkatan daya saing produk pariwisata;

1. Arah kebijakan 1:pengembangan kualitas dankeragaman usaha Daya Tarik Wisata

a. mengembangkan manajemen atraksi;

b. memperbaiki kualitas interpretasi;

c. menguatkan kualitas produk wisata; dan

d. meningkatkan pengemasan produk wisata.

2. Arah kebijakan 2:Pengembangankapasitas dan kualitas fungsi dan layanan

FasilitasPariwisata yang memenuhi standar internasional danmengangkat unsur

keunikan dan kekhasan lokal

a. mendorong dan meningkatkan standardisasi dan Sertifikasi Usaha Pariwisata;

b. mengembangkan skema fasilitasi untuk mendorong pertumbuhan Usaha

Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah; dan

c. mendorong pemberian insentif untuk menggunakan produk dan tema yang

memiliki keunikan dan kekhasan lokal.

3. Arah kebijakan 3:pengembangan kapasitas dankualitas layanan jasa transportasi

yang mendukungkemudahan perjalanan wisatawan ke DestinasiPariwisata

a. peningkatan etika bisnis dalam pelayanan usaha transportasi pariwisata

pengembangan kemitraan Usaha Pariwisata;

1. Arah kebijakan 1:pengembangan skemakerja sama antara Pemerintah, Pemerintah

Daerah, duniausaha, dan masyarakat

a. menguatkan kerja sama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan

masyarakat;

b. menguatkan implementasi kerja sama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah,

dunia usaha, dan masyarakat; dan

c. menguatkan monitoring dan evaluasi kerja sama antara Pemerintah, Pemerintah

Daerah, dunia usaha, dan masyarakat.

penciptaan kredibilitas bisnis;

1. Arah kebijakan 1:pengembangan manajemendan pelayanan Usaha Pariwisata yang

kredibel danberkualitas

a. menerapkan standardisasi dan Sertifikasi Usaha Pariwisata yang mengacu pada

prinsip-prinsip dan standar internasional dengan mengoptimalkan pemanfaatan

sumber daya lokal;

b. menerapkan sistem yang aman dan tepercaya dalam transaksi bisnis secara

elektronik; dan

Page 13: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -13

c. mendukung penjaminan usaha melalui regulasi dan fasilitasi.

pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.

1. Arah kebijakan 1:Pengembanganmanajemen Usaha Pariwisata yang mengacu

kepadaprinsip-prinsip Pembangunan pariwisata berkelanjutan,kode etik pariwisata

dunia dan ekonomi hijau

a. mendorong tumbuhnya ekonomi hijau di sepanjang mata rantai Usaha

Pariwisata; dan

b. mengembangkan manajemen Usaha Pariwisata yang peduli terhadap pelestarian

lingkungan dan budaya.

d. Kelembagaan kepariwisataan daerah

penguatan Organisasi Kepariwisataan;

1. Arah kebijakan 1: reformasi birokrasi kelembagaan dan penguatanmekanisme

kinerja organisasi untuk mendukung misiKepariwisataan sebagai portofolio

pembangunanregional;

a. menguatkan tata kelola Organisasi Kepariwisataan dalam struktur kementerian;

b. menguatkan kemampuan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program

Pembangunan Kepariwisataan; dan

c. menguatkan mekanisme sinkronisasi dan harmonisasi program Pembangunan

Kepariwisataan baik secara internal kementerian maupun lintas sektor.

2. Arah kebijakan 2: memantapkan Organisasi Kepariwisataan dalammendukung

pariwisata sebagai pilar strategispembangunan regional;

a. menguatkan fungsi strategis Kepariwisataan dalam menghasilkan devisa;

b. meningkatkan Usaha Pariwisata terkait;

c. meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat; dan

d. meningkatkan pelestarian lingkungan.

3. Arah kebijakan 3: mengembangkan dan menguatkan OrganisasiKepariwisataan

yang menangani bidang PemasaranPariwisata;

a. menguatkan struktur dan fungsi organisasi bidang pemasaran di tingkat

Pemerintah;

b. memfasilitasi terbentuknya Badan Promosi Pariwisata Gresik; dan

c. menguatkan kemitraan antara Badan Promosi Pariwisata Gresik dan Pemerintah

dalam pembangunan kepariwisataan regional.

4. Arah kebijakan 4: mengembangkan dan menguatkan OrganisasiKepariwisataan

yang menangani bidang IndustriPariwisata;

a. memfasilitasi pembentukan Gabungan Industri Pariwisata Gresik; dan

b. menguatkan kemitraan antara Gabungan IndustriPariwisata Gresik dan

Pemerintah dalam pembangunan kepariwisataan regional.

Page 14: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -14

5. Arah kebijakan 5: mengembangkan dan menguatkan OrganisasiKepariwisataan

yang menangani bidang DestinasiPariwisata.

a. menguatkan struktur dan fungsi organisasi idang pengembangan destinasi di

tingkat Pemerintah;

b. memfasilitasi terbentuknya organisasi pengembangan destinasi; dan

c. menguatkan kemitraan antara organisasi pengembangan destinasi dan

Pemerintah dalam pembangunan kepariwisataan regional.

pembangunan SDM Pariwisata;

1. Arah kebijakan 1: peningkatan kapasitas dan kapabilitasSDM Pariwisata di

lingkungan Pemerintah

a. meningkatkan kemampuan dan profesionalitas pegawai;

b. meningkatkan kualitas pegawai bidang Kepariwisataan; dan

c. meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pendidikan dan latihan

bidang Kepariwisataan.

2. Arah kebijakan 2: Pembangunan SDM Pariwisata di duniausaha dan masyarakat

a. meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang memiliki

sertifikasi kompetensi di setiap Destinasi Pariwisata;

b. meningkatkan kemampuan kewirausahaan di bidang Kepariwisataan; dan

c. meningkatkan kualitas dan kuantitas lembaga pendidikan Kepariwisataan yang

terakreditasi.

penyelenggaraan penelitian dan pengembangan.

1. Arah kebijakan 1: peningkatan penelitian yang berorientasi padapengembangan

Destinasi Pariwisata;

a. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan Daya Tarik Wisata;

b. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan aksesibilitas dan/atau

transportasi Kepariwisataan dalam mendukung daya saing DPN;

c. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan Prasarana Umum,

Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata dalam mendukung daya saing DPN;

d. meningkatkan penelitian dalam rangka memperkuat Pemberdayaan Masyarakat

melalui Kepariwisataan; dan

e. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan dan peningkatan investasi

di bidang pariwisata.

2. Arah kebijakan 2: peningkatan penelitian yang berorientasi padapengembangan

Pemasaran Pariwisata;

a. meningkatkan penelitian pasar wisatawan dalam rangka pengembangan pasar

baru dan pengembangan produk;

Page 15: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -15

b. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan dan penguatan citra

pariwisata regional;

c. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan kemitraan Pemasaran

Pariwisata;

d. meningkatkan penelitian dalam rangka peningkatan peran promosi pariwisata

Gresik di luar negeri.

3. Arah kebijakan 3: peningkatan penelitian yang berorientasi padapengembangan

Industri Pariwisata;

a. meningkatkan penelitian dalam rangka penguatan Industri Pariwisata;

b. meningkatkan penelitian dalam rangka peningkatan daya saing produk

pariwisata;

c. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan kemitraan Usaha

Pariwisata;

d. meningkatkan penelitian dalam rangka penciptaan kredibilitas bisnis; dan

e. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan tanggung jawab terhadap

lingkungan.

4. Arah kebijakan 4: peningkatan penelitian yang berorientasi padapengembangan

kelembagaan dan SDM Pariwisata.

a. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan Organisasi

Kepariwisataan;

b. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan SDM Pariwisata.

7.2 PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA

Rencana pengembangan destinasi wisata pada Kabupaten Gresik dilakukan agar

meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, meningkatkan pergerakan

wisatawan nusantara, meningkatkan jumlah penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara,

meningkatkan jumlah pengeluaran wisatwana nusantara, dan meningkatkan produk domestic

bruto di bidang kepariwsataan. Adapun rencana yang dilakukan meliputi:

1. Pengoptimalan perwilayahan destinasi pariwisata daerah.

2. Pengembangan produk atau daya tarik objek wisata.

3. Peningkatan prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata.

4. Peningkatan dan penyediaan akomodasi untuk wisatawan guna mendukung perkembangan

objek wisata.

5. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi menuju objek wisata.

6. Pengembangan investasi di bidang kepariwisataan.

7. Pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan.

Page 16: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -16

7.2.1 Perwilayahan Destinasi Pariwisata Daerah

Perwilayahan pembangunan destinasi pariwisata terdiri dari destinasi pariwisata daerah

dan kawasan strategis pariwisata daerah. Pembangunan destinasi pariwisata daerah dan

kawasan strategis pariwisata daerah dilaksanakan secara bertahap dengan kriteria prioritas

memiliki:

a. komponen destinasi yang siap untuk dikembangkan;

b. posisi dan peran efektif sebagai penarik investasi yang strategis;

c. posisi strategis sebagai simpul penggerak sistemik Pembangunan Kepariwisataan di

wilayah sekitar baik dalam konteks regional maupun nasional;

d. potensi kecenderungan produk wisata masa depan;

e. kontribusi yang signifikan dan/atau prospek yang positif dalam menarik kunjungan

wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara dalam waktu yang relatif cepat;

f. citra yang sudah dikenal secara luas;

g. kontribusi terhadap pengembangan keragaman produk wisata di Gresik; dan

h. keunggulan daya saing internasional.

7.2.1.1 Kawasan Pariwisata Daerah

Destinasi pariwisata daerah merupakan kawasan geografis yang berada dalam satu atau

lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,

fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi

terwujudnya kepariwisataan. Penentuan destinasi pariwisata daerah mempertimbangkan

kriteria:

a. Merupakan kawasan geografis dengan cakupan wilayah kecamatan dan/atau lintas

kecamatan yang di dalamnya terdapat kawasan-kawasan pengembangan pariwisata

kabupaten, yang diantaranya merupakan KSPD (kawasan strategis pariwisata daerah);

b. Memiliki Daya Tarik Wisata yang berkualitas dan dikenal secara luas secara nasional dan

internasional, serta membentuk jejaring produk wisata dalam bentuk pola pemaketan

produk dan pola kunjungan wisatawan;

c. Memiliki kesesuaian tema Daya Tarik Wisata yang mendukung penguatan daya saing;

d. Memiliki dukungan jejaring aksesibilitas dan infrastruktur yang mendukung pergerakan

wisatawan dan kegiatan Kepariwisataan; dan

e. Memiliki keterpaduan dengan rencana sector terkait.

Berdasarkan analisa keberadaan sebelumnya, maka destinasi pariwisata daerah (DPD)

di Kabupaten Gresik terbagi menjadi 3, antara lain:

1. DPD Pulau Bawean

Destinasi pariwisata Pulau Bawean terdiri dari obyek wisata yang ada di Pulau

Bawean, baik itu wisata alam maupun wisata budaya. Adapun 13 obyek wisata yang ada di

Page 17: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -17

Pulau Bawean antara lain: Danau Kastoba (Kec. Tambak), Pulau Cina (Kec. Tambak),

Pantai Labuhan (Kec. Tambak),Pantai Nyimas (Kec. Sangkapura), Pantai Hutan Lindung

(Kec. Sangkapura), Pantai Tinggen (Kec. Sangkapura), Pulau Noko dan Pulau Gili (Kec.

Sangkapura), Kawasan Pantai Selayar (Kec. Sangkapura), Air Terjun Udhuk-Udhuk (Kec.

Sangkapura), Air Terjun Laccar (Kec. Tambak), Air Terjun Patar Selamat (Kec.

Sangkapura), Air Panas Kebondaya (Kec. Sangkapura), serta Penangkaran Rusa Bawean

(Kec. Sangkapura).

2. DPD Gresik Utara

Destinasi pariwisata gresik utara terdiri dari obyek wisata yang ada di Gresik daratan

sebelah utara, yang meliputi 6 obyek wisata: Makam Siti Fatimah binti Maemun (Kec.

Manyar), Makam Kanjeng Sepuh (Kec. Sidayu), Pantai Dalegan (Kec. Panceng), Bukit

Surowiti (Kec. Panceng), Sentra Industri Songkok dan Rebana (Kec. Bungah), Benteng

Lodewijk (Kec. Bungah),

3. DPD Gresik Kota dan Selatan

Destinasi pariwisata gresik utara terdiri dari 10 obyek wisata yang ada di Kota Gresik

dan Gresik daratan sebelah selatan, yang meliputi:Makam Maulana Malik Ibrahim (Kec.

Gresik), Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas), Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro

(Kec. Gresik), Makam Raden Santri (Kec. Gresik), Makam Nyai Ageng Pinatih (Kec.

Gresik), Makam Sunan Prapen (Kec. Kebomas), Petilasan Giri Kedaton (Kec. Kebomas),

Giri Wana Tirta/ Telaga Ngipik (Kec. Gresik), Kampung Kemasan (Kec. Gresik), serta

Kampung Adenium (Kec. Kedamean).

7.2.1.2 Kawasan Strategis Pariwisata Daerah

Kawasan strategis pariwisata daerah ditentukan berdasarkan kriteria:

a. Memiliki fungsi utama pariwisata atau potensipengembangan pariwisata;

b. Memiliki sumber daya pariwisata potensial untukmenjadi Daya Tarik Wisata unggulan

danmemiliki citra yang sudah dikenal secara luas;

c. Memiliki potensi pasar, baik skala nasionalmaupun khususnya internasional;

d. Memiliki posisi dan peran potensial sebagaipenggerak investasi;

e. Memiliki lokasi strategis yang berperan menjagapersatuan dan keutuhan wilayah;

f. Memiliki fungsi dan peran strategis dalammenjaga fungsi dan daya dukung

lingkunganhidup;

g. Memiliki fungsi dan peran strategis dalam usahapelestarian dan pemanfaatan aset

budaya,termasuk di dalamnya aspek sejarah dankepurbakalaan;

h. Memiliki kesiapan dan dukungan masyarakat;

i. Memiliki kekhususan dari wilayah;

Page 18: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -18

j. Berada di wilayah tujuan kunjungan pasarwisatawan utama dan pasar wisatawan

potensialnasional; dan

k. Memiliki potensi kecenderungan produk wisatamasa depan.

Kawasan strategis pariwisata daerah (KSPD) di Kabupaten Gresik merupakan

penajaman dari destinasi pariwisata daerah yang bertujuan untuk mempermudah dalam

membagi paket-paket wisata yang dapat ditawarkan di Kabupaten Gresik. Adapun pembagian

kawasan strategis pariwisata daerah (KSPD) di Kabupaten Gresik antara lain:

1. DPD Pulau Bawean

Kawasan strategis pariwisata daerah (KSPD) pada DPD Pulau Baweanmeliputi:

KSPD Bawean Utara terdiri dari Pantai Tinggen (Kec. Sangkapura), Penangkaran Rusa

Bawean (Kec. Sangkapura), Pantai Tandjung Ke’en (Kec. Sangkapura), Pulau Cina

(Kec. Tambak), Pantai Nyimas (Kec. Sangkapura), Pantai Labuhan (Kec. Tambak),

Pantai Hutan Lindung (Kec. Sangkapura), dan Danau Kastoba (Kec. Tambak).

KSPD Bawean Timur terdiri dari Air Panas Kebondaya (Kec. Sangkapura), Kawasan

Pantai Selayar (Kec. Sangkapura), Air Terjun Udhuk-Udhuk (Kec. Sangkapura), Air

Terjun Laccar (Kec. Tambak), Air Terjun Patar Selamat (Kec. Sangkapura), Pulau

Noko dan Pulau Gili (Kec. Sangkapura), serta Danau Kastoba (Kec. Sangkapura)

2. DPD Gresik Utara

Kawasan strategis pariwisata daerah (KSPD) pada DPD Gresik Utara meliputi:

KSPD Pantai Delegan dan sekitarnya terdiri dari Pantai Dalegan (Kec. Panceng) dan

Bukit Surowiti (Kec. Panceng)

KSPD Makam Kanjeng Sepuh dan sekitarnya terdiri dari Makam Kanjeng Sepuh (Kec.

Sidayu) dan Benteng Lodewijk (Kec. Bungah)

KSPD Makam Fatimah binti Maemun dan sekitarnya terdiri dari Makam Siti Fatimah

binti Maemun (Kec. Manyar) dan Sentra Industri Songkok dan Rebana (Kec. Bungah)

3. DPD Gresik Kota dan Selatan

Kawasan strategis pariwisata daerah (KSPD) pada DPD Gresik Kota dan Selatan

meliputi:

KSPD Makam Sunan Giri dan sekitarnya terdiri dari Makam Sunan Giri (Kec.

Kebomas), Makam Sunan Prapen (Kec. Kebomas), Petilasan Giri Kedaton(Kec.

Kebomas), dan Kampung Adenium (Kec. Kedamean)

KSPD Makam Maulana Malik Ibrahim dan sekitarnya terdiri dari Makam Maulana

Malik Ibrahim (Kec. Gresik), Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro (Kec.

Gresik), Makam Raden Santri (Kec. Gresik),dan Kampung Adenium (Kec. Kedamean)

Page 19: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -19

KSPD Kampung Kemasan dan sekitarnya terdiri dari Telaga Ngipik/ Giri Wana Tirta

(Kec. Gresik), Kampung Kemasan (Kec. Gresik), dan Makam Nyai Ageng Pinatih

(Kec. Gresik)

Page 20: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -20

Gambar 7.1 Peta Pembagian Destinasi Pariwisata Daerah Kabupaten Gresik

Page 21: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -21

Page 22: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -22

Gambar 7.2 Peta Pembagian Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) di Destinasi

Pariwisata Daerah Pulau Bawean

Page 23: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -23

Page 24: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -24

Gambar 7.3 Peta Pembagian Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) di Destinasi

Pariwisata Daerah Gresik Utara

Page 25: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -25

Gambar 7.4 Peta Pembagian Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) di Destinasi

Pariwisata Daerah Gresik Kota dan Selatan

7.2.2 Pembangunan Daya Tarik Wisata

Pembangunan daya tarik wisata bertujuan untuk mendorong pertumbuhan kawasan

pariwisata Kabupaten Gresik dan pengembangan daerah objek wisata; meningkatkan kualitas,

daya saing dan daya tarik dalam menarik minat segmentasi pasar; meningkatkan daya saing

daya tarik dalam menarik ulang kunjungan wisatawan dan segmen pasar yang lebih luas; serta

peningkatan kualitas, keberlanjutan, daya saing dan daya tarik kawasan pariwisata Kabupaten

Gresik. Rencana yang diatas dapat direalisasi berdasarkan tahapan pelaksanaan yaitu melalui

tahapan perencanan, tahapan pemanfaatan, dan tahapan pengendalian. Pada tahapan

perencanaan mengkaji mengenai supply dan demand objek wisata agar kita dapat melihat

seberapa potensialnya objek wisata tersebut.

Kajian supply menyangkut berbagai potensi, serta permasalahan yang ada pada suatu

objek dan daya tarik wisata tertentu, serta kajian mengenai daya dukung alami dari objek wisata

tersebut. Kajian demand menyangkut perkembangan wisatawan yang terdapat pada suatu objek

dengan tujuan untuk melakukan perkiraan kebutuhan bagi pengembangan suatu objek dan daya

tarik wisata.

Perkiraan kebutuhan dan standar yang dihasilkan pada tahap perencanaan ini,

merupakan pedoman dasar bagi pelaksanaan tahap selanjutnya (tahap pemanfaatan), yang

diwujudkan dalam bentuk program pembangunan serta sistem pengelolaan dari suatu objek dan

daya tarik wisata.

Pembangunan daya tarik yang ada di Kabupaten Gresik meliputi pembangunan daya

tarik wisata alam, pembangunan daya tarik wisata budaya, dan pembangunan daya tarik wisata

buatan. Berikut ini rencana pengembangan daya tarik objek wisata yang ada di Kabupaten

Gresik.

A. Wisata alam

1. Danau Kastoba (Kec. Tambak)

2. Pantai Labuhan (Kec. Tambak)

3. Pantai Nyimas (Kec. Tambak)

4. Pantai Hutan Lindung (Kec. Sangkapura)

5. Pantai Tinggen (Kec. Sangkapura)

6. Pantai Dalegan (Kec. Panceng)

7. Pulau Noko dan Pulau Gili (Kec. Sangkapura)

8. Kawasan Pantai Selayar (Kec. Sangkapura)

9. Air Terjun Laccar(Kec. Tambak)

Page 26: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -26

10. Air Terjun udhuk-udhuk (Kec. Tambak)

11. Air Terjun Patar Selamat (Kec. Sangkapura)

12. Air Panas Kebondaya (Kec. Sangkapura)

13. Telaga Ngipik/ Giri Wana Tirta (Kec. Kebomas)

14. Bukit Surowiti (Kec. Panceng)

15. Penangkaran Rusa Bawean (Kec. Sangkapura)

16. Pantai Pulau Cina (Kec. Sangkapura)

17. Pantai Tandjung Ke’en (Kec. Sangkapura)

B. Wisata budaya

1. Makam Maulana Malik Ibrahim (Kec. Gresik)

2. Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas)

3. Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro (Kec. Gresik)

4. Makam Raden Santri (Kec. Gresik)

5. Makam Nyai Ageng Pinatih (Kec. Gresik)

6. Makam Sunan Prapen (Kec. Kebomas)

7. Petilasan Giri Kedaton (Kec. Kebomas)

8. Makam Siti Fatimah binti Maemun (Kec. Manyar)

9. Makam Kanjeng Sepuh (Kec. Sidayu)

C. Wisata minat khusus

1. Kampung Kemasan (Kec. Gresik)

2. Kampung Adenium (Kec. Kedamean)

3. Sentra Industri Songkok dan Rebana (Kec. Bungah)

4. Benteng Lodewijk (Kec. Bungah)

Rencana pengembangan objek wisata yang terdapat di Kabupaten Gresik adalah

menggali dan mengembangkan mutu objek wisata dankawasan yang ada melalui rencana

pengembangan objekobjek wisata.Rencana pengembangan objek wisata terbagi kedalam 2

rencana yaitu:

a. Rencana pembangunan objek wisata tahap pengembangan

b. Rencana pembangunan objek wisata tahap eksplorasi

Rencana pengembangan tiap objek wisata terbagi kedalam:

a. Menggali dan mengembangkan produk/ daya tarik, didalamnya berisikan rencana-rencana

yang berhubungan dengan kegiatan/ atraksi alam, kesenian, budaya, olahraga dan rekreasi

sepeti memancing, naik gunung, berburu, musik dan kegiatan lainnya.

b. Pembuatan dan pengembangan sarana prasarana didalamnya termasuk kegiatan

pembangunan sarana pendukung seperti jalan setapak, pesanggrahan, cottage, tempat parkir,

membangun panggung, lampu taman dan lain-lain.

Page 27: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -27

c. Mengembangkan insan pariwisata berarti melakukan kemitraan dengan pihak swasta,

pemerintah maupun masyarakat dalam bentuk memfungsikan kompepar, kursus

keterampilan, penyuluhan, menumbuhkan dan mengembangkan pemandu wisata.

d. Menggencarkan/ meningkatkan promosi, didalamnya terdiri dari kegiatan-kegiatan

pembutan leaflet, brosur, booklet, penyelenggaraan event-event tahunan, bulanan,

pembuatan billboard dan petunjuk arah yang jelas, mengadakan kerjasama dengan biro

perjalanan dan hotel berbintang, penulisan sejarah dan kegiatan lainnya.

7.2.2.1 Daya Tarik Wisata Alam

Daya tarik wisata alam merupakan potensi objek wisata yang menjadi objek kunjungan

wisata alam antara lain keanekaragaman flora dan fauna, keunikan alam, panorama alam, air

panas, air terjun, kawah dan gejala alam lainnya. Wisata alam di Kabupaten Gresik sendiri

terdapat 16 objek wisata yang tersebar di seluruh wilayah, dimana sebagian besar berada di

Pulau bawean. Rencana pengembangan daya tarik wisata alam di Kabupaten Gresik antara lain:

Perbaikan dan penambahan atraksi permainan air di pantai dan danau, seperti perahu

dayung, perahu angsa, ski air, banana boat, kano, dan lain sebagainya.

Mengadakan perlombaan olahraga air di pantai dan danau untuk menarik perhatian

masyarakat, atau perlombaan berbasis pendidikan.

Menyediakan spot memancing di danau atau telaga

Perbaikan dan penambahan mainan anak di setiap wisata alam

Menyediakan area kamping untuk umum maupun untuk pendidikan

Adapun rencana pengembangan daya tarik wisata alam di Kabupaten Gresik dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7.1 Rencana Pengembangan Objek Wisata Alam Kabupaten Gresik No. Objek Wisata Pengembangan Objek Wisata

1. Danau Kastoba (Kec. Tambak)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata

sesuai dengan batasan yang diperbolehkan

Danau kastoba sebagi Suaka alam atam Taman

wisata

2. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi menuju

lokasi wisata dengan perbaikan jalan menuju

lokasi awal penajkan menuju danau

3. Membuat atau menciptakan cinderamata yang

khas danau kastoba seperti kaos, gantungan

kunci atau patung keramik miniature danau

4. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta dalam

bentuk CSR

5. Penambahan atraksi-atraksi air seperti sky air

atau permainan air lainnya

6. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

2. Pantai Labuhan (Kec. Tambak) 1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata

terutama lahan parkir

2. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi menuju

objek wisata seperti komuter yang mengantar

khusus ke lokasi wisata

3. Mengembangkan produk atau daya tarik objek

Page 28: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -28

No. Objek Wisata Pengembangan Objek Wisata

wisata seperti kaos atau cintera mata lainnya

4. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran pada komplek yang strategis

disekitar pantai dengan pembangunan cottage

yang memiliki view laut sehingga menjadidaya

tarik

5. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

6. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

3. Pantai Nyimas (Kec. Sangkapura)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata

terutama lahan parkir

2. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi sa

3. Mengembangkan produk atau daya tarik objek

wisata

4. Membuat atau menciptakan cinderamata yang

khas

5. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran pada komplek yang strategis

6. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

7. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

8. Pemyediaan atraksi-atraksi air atau permainan

air

4. Pantai Hutan Lindung (Kec. Sangkapura)

1. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi

2. Mengembangkan produk atau daya tarik objek

wisata

3. Membuat atau menciptakan cinderamata yang

khas

4. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran pada komplek yang strategis

5. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

6. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

5. Pantai Tinggen (Kec. Sangkapura)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata

terutama lahan parkir

2. Mengembangkan produk atau daya tarik objek

wisata

3. Membuat atau menciptakan cinderamata yang

khas

4. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran pada komplek yang strategis

5. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

6. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

6. Pantai Delegan (Kec. Panceng)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata

terutama lahan parkir karena pada hari libur

lahann parkir yang disediakan sudah tidak

mencukupi lagi

2. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta untuk

penin gkatan kualiotas atraksi wisata

7. Pulau Noko dan Pulau Gili (Kec. Sangkapura) 1. Meningkatkan transportasi menuju pulau nook

dengan membuat jadwal perjalanan menuju

pulau nook secara teratur

2. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta dalam

Page 29: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -29

No. Objek Wisata Pengembangan Objek Wisata

perawatan pulau noko

3. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

8. Kawasan Pantai Selayar (Kec. Sangkapura)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata

terutama lahan parkir

2. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi

3. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran pada komplek yang strategis

4. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

9. Air Terjun Laccar (Kec. Tambak)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata

terutama lahan parkir dan kondisi jalan menuju

air terjun

2. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi

3. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

10. Air Terjun Patar Selamat (Kec. Sangkapura)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata

terutama lahan parkir dan kondisi jalan menuju

air terjun

2. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi

3. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

11. Air Panas Kebondaya (Kec. Sangkapura)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata

seperti kolam pemandian yang lebih lebar

2. Melengkapi prasarana wisata dengan lahan

parkir

3. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

12. Telaga Ngipik (Kec. Kebomas) 1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata

terutama lahan parkir

2. Merevitalisasi sarana dan prasaranan yang sudah

ada

Page 30: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -30

No. Objek Wisata Pengembangan Objek Wisata

13. Bukit Surowiti (Kec. Panceng)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata

terutama jalan

2. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

3. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

14. Penangkaran Rusa Bawean (Kec. Sangkapura)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata

terutama lahan parkir

2. Peningkatan aksesbilitas

3. Mengembangkan produk atau daya tarik objek

wisata

4. Membuat atau menciptakan cinderamata yang

khas

5. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran pada komplek yang strategis

6. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

7. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

15. Pantai Pulau Cina (Kec. Sangkapura)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata

untuk menuju pulau cina

2. Membuat atau menciptakan cinderamata yang

khas

3. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran pada komplek yang strategis

4. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

5. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

Sumber: Hasil Rencana, 2013

7.2.2.2 Daya Tarik Wisata Budaya

Daya Tarik Wisata Budaya adalah daya tarik wisata berupa hasil olah cipta, rasa dan

karsa manusia sebagai makhluk budaya, meliputi Peninggalan sejarah (heritage) berupa

bangunan atau artefak yang memiliki nilai sejarah dan keunikan tertentu maupun daya tarik

wisata budaya etnik dan tradisi masyarakat (living art and culture), yang merupakan aktifitas,

adat dan tradisi yang khas, tumbuh dan berkembang didalam suatu entitas masyarakat. Wisata

alam di Kabupaten Gresik sendiri terdapat 9 objek wisata yang tersebar di seluruh wilayah,

dimana sebagian besar berada di Gresik kota. Rencana pengembangan daya tarik wisata budaya

di Kabupaten Gresik antara lain:

Menggelar acara seni dan budaya pada objek wisata budaya

Page 31: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -31

Menggelar acara pameran tentang sejarah dan budaya dari Kabupaten Gresik

Menggelar acara khol atau pengajian besar di objek wisata budaya/ religi

Adapun rencana pengembangan daya tarik wisata budaya di Kabupaten Gresik dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7.2 Rencana Pengembangan Objek Wisata Budaya Kabupaten Gresik No. Objek Wisata Pengembangan Objek Wisata

1. Makam Maulana Malik Ibrahim (Kec. Gresik)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek

wisata terutama lahan parkir

2. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran serta pusat perbelanjaan pada

komplek yang strategis

3. Penataan sirkulasi di tempat wisata

2. Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek

wisata terutama air bersih dan lahan parkir

2. Mengembangkan produk atau daya tarik objek

wisata

3. Pembenahan jalur keluar masuk objek wisata

4. Menyediakan lahan khusus untuk PKL agar

jalan menuju makam tidak terhalangi

5. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran serta pusat perbelanjaan pada

komplek yang strategis

6. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

3. Makam Pusponegoro (Kec. Gresik)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek

wisata terutama lahan parkir

2. Membuat atau menciptakan cinderamata yang

khas

3. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran serta pusat perbelanjaan pada

komplek yang strategis

4. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

5. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

4. Makam Raden Santri (Kec. Gresik)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek

wisata terutama lahan parkir dan air bersih

2. Mengembangkan produk atau daya tarik objek

wisata

3. Membuat atau menciptakan cinderamata yang

khas

4. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran serta pusat perbelanjaan pada

komplek yang strategis

5. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

6. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

5. Makam Nyai Ageng Pinatih (Kec. Gresik) 1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek

wisata terutama lahan parkir

Page 32: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -32

No. Objek Wisata Pengembangan Objek Wisata

2. Mengembangkan produk atau daya tarik objek

wisata

3. Membuat atau menciptakan cinderamata yang

khas

4. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran serta pusat perbelanjaan pada

komplek yang strategis

5. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

6. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

6. Makam Sunan Prapen (Kec. Kebomas)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek

wisata terutama lahan parkir dan air bersih

2. Menbuat Signage atau papan arah objek

wisata

3. Mengembangkan produk atau daya tarik objek

wisata

4. Membuat atau menciptakan cinderamata yang

khas

5. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran serta pusat perbelanjaan pada

komplek yang strategis

6. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

7. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

7. Makam Siti Fatimah binti Maemun (Kec. Manyar)

1. Mengembangkan produk atau daya tarik objek

wisata

2. Membuat atau menciptakan cinderamata yang

khas

3. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran serta pusat perbelanjaan pada

komplek yang strategis

4. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

5. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

8. Makam Kanjeng Sepuh (Kec. Sedayu)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek

wisata terutama lahan parkir

2. Mengembangkan produk atau daya tarik objek

wisata

3. Membuat atau menciptakan cinderamata yang

khas

4. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel

maupun restoran pada komplek yang strategis

5. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta

6. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

Sumber: Hasil Rencana, 2013

7.2.2.3 Daya Tarik Wisata Hasil Buatan Manusia

Daya tarik wisata buatan adalah daya tarik wisata khusus yang merupakan kreasi

artifisial (artificially created) dan kegiatan-kegiatan manusia lainnya di luar ranah wisata alam

dan wisata budaya, meliputi :

Motivasi untuk rekreasi, hiburan maupun penyaluran hobby (rekreasi dan hiburan)

Ekspresi dan gaya hidup masyarakat untuk tujuan peningkatan kualitas kesehatan/

kebugaran dan aktualisasi diri (gaya hidup/ lifestyle)

Kegiatan Konvensi, Incentive, dan pameran (MICE)

Page 33: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -33

Wisata alam di Kabupaten Gresik sendiri terdapat 4 objek wisata yang tersebar di

seluruh wilayah, dimana sebagian besar berada di Gresik kota. Rencana pengembangan daya

tarik wisata buatan di Kabupaten Gresik antara lain:

Menggelar acara yang mengenalkan pada sejarah Kabupaten Gresik di kota lama seperti

Gresik Djaman Doeloe dengan menampilkan berbagai seni dan budaya asli Gresik

Menggelar acara pameran tanaman hias adenium

Mengadakan acara penghijauan kota dengan menanam tanaman hias adenium untuk setiap

rumah, perkantoran, area perdagangan jasa, serta RTH jalan.

Adapun rencana pengembangan daya tarik wisata budaya di Kabupaten Gresik dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7.3 Rencana Pengembangan Objek Wisata Buatan Kabupaten Gresik No. Objek Wisata Pengembangan Objek Wisata

1. Kampung Kemasan (Kec. Gresik)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek

wisata terutama lahan parkir khusus

2. Menambah agenda acara tahunan sebagai daya

tarik wisata

3. Revitalisasi kawasan ini

4. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

2. Kampung Adenium (Kec. Kedamean)

1. Mengembangkan produk atau daya tarik objek

wisata agar5 lebih menarik

2. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

3. Sentra Industri Songkok dan Rebana (Kec.

Bungah)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek

wisata terutama lahan parkir

2. Membangun sentra pemasaran hasil UKM

kabupaten gresik salah satunya songkok dan

rebana

3. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

4. Benteng Lodewijk (Kec. Bungah)

1. Peningkatan aksesbilitas

2. Mengembangkan produk atau daya tarik objek

wisata

3. Meningkatkan promosi melalui media

konvensional maupun media elektronik

Page 34: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -34

7.2.3 Pembangunan Aksesibilitas dan/atau Transportasi

Aksesibilitas merupakan suatu kemudahan daya jangkau menuju objek dan daya tarik

wisata yang di dukung dengan sistem transportasi yang memadai dan terintegrasi. Pada

dasarnya aksesibilitas merupakan faktor utama penunjang perkembangan pariwisata daerah.

Secara umum beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sistem transportasi penunjang

kepariwisataan di Kabupaten Gresik Meliputi :

a. Pembangunan akses antara daerah-daerah yang memiliki potensi wisata yang terintegrasi

dengan jalur-jalur wisata terutama pada daerah-daerah yang sulit di jangkau, aksesibilitas

di dukung dengan sistem transportasi yang terintegrasi dengan jalur wisata yang dapat

mengakomodasi kegiatan wisata daerah.

b. Pembangunan dan peningkatan kualitas jalan dan pengaturan sistem jaringan jalan yang

sesuai dengan aktifitas wisata, hal ini diperlukan untuk keamanan dan keselamatan serta

kemudahan bagi pengguna jalan untuk mencapai objek wisata dengan cepat.

c. Pembangunan sarana dan prasarana moda transportasi umum dan moda transportasi wisata

yang terintegrasi antar moda untuk pelayanan mobilitas pengunjung dalam kegiatan

wisata.

d. Pengembangan sarana dan prasarana moda transportasi udara di Kec. Sangkapura yang

nyaman dan memenuhi kebutuhan penerbangan lokal sebagai gerbang utama pariwisata

untuk pendukung pengembangan kepariwisataan.

e. Pengembangan sarana moda transportasi penunjang pengembangan bandara yang aman

dan nyaman sehinga dapat menghubungkan antara daya tarik wisata dan bandara.

f. Pembangunan pelabuhan penyeberangan pada objek dan daya tarik wisata yang

menunjang pergerakan antar pulau untuk mengakomodasi kegiatan wisata pada setiap daya

tarik wisata, pembangunan ini berupa penyediaan moda transportasi laut yang aman dan

nyaman, jalur untuk lalu lintas yang aman dan cepat serta moda yang dapat menunjang

atau penghubung daya tarik wisata dengan pelabuhan yang memadai.

g. Pembangunan akses yang mudah bagi pejalan kaki dengan membangunan jalur khusus

wisata.

h. Pembangunan rute wisata yang mengakomodasi tujuan wisata yang terintegrasi.

7.2.3.1 Moda transportasi

Untuk mendukung pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Gresik, salah satunya

dengan mengembangkan moda transportasi ke setiap objek wisata yang ada. Rencana

pengembangan moda trasnportasi ini terbagi menjadi tiga moda, yaitu moda transportasi darat,

Page 35: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -35

laut dan udara. Adapun rencana pengembangan setiap moda transportasi dalam pembangunan

kepariwisataan di Kabupaten Gresik, antara lain:

A. Moda transportasi darat, dengan rencana pengembangan:

Menyediakan angkutan umum dengan rute yang melewati objek-objek wisata, terutama

untuk DPD Gresik Utara

Menyediakan berbagai pilihan moda transportasi darat seperti bis, angkutan umum,

taksi, ojek, becak, dan lain sebagainya.

Meremajakan angkutan umum yang ada, sehingga meningkatkan kenyamanan

masyarakat

B. Moda transportasi laut, dengan rencana pengembangan:

Mengoptimalkan kapal penyebrangan dari Gresik ke Pulau Bawean

Merawat dan memperbaiki secara berkala kapal penyebrangan yang ada

Menambah jumlah kapal penyebrangan Gresik-Bawean

Menyediakan perahu-perahu kecil untuk menyebrang dari Bawean ke pulau-pulau kecil

disekitarnya seperti Selayar, Gili, dan Noko

Meremajakan perahu-perahu penyebrangan di Bawean

Melengkapi alat bantu keselamatan pada setiap perahu-perahu penyebrangan di

Bawean

C. Moda transportasi udara, dengan rencana pengembangan:

Menyediakan rute penerbangan Bawean ke beberapa kota di Jawa dan Madura

7.2.3.2 Sarana-Prasarana transportasi

Prasarana Transportasi adalah bangunan-bangunan yang diperlukan untuk memberikan

pelayanan atau jasanya bagi kebutuhan dasar penduduk yang terdiri atas jalan, jembatan,

pelabuhan, bandara. Untuk mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Gresik, maka

diperlukan pengembangan prasarana transportasi, dengan strategi pengembangannya antara

lain:

A. Transportasi Darat

Perbaikan akses jalan ke setiap objek wisata dengan perkerasan jalan, terutama di DPD

Pulau Bawean dan DPD Gresik Utara

Penyediaan lahan parkir yang aman dan nyaman pada objek-objek wisata, terutama

objek wisata dengan kunjungan wisata yang tinggi seperti Makam Maulana Malik

Ibrahim dan Makam Sunan Giri

Pembangunan sub-sub terminal di Gresik Utara dan Gresik Selatan terkait dengan

adanya rencana pembangunan Tol Sumo (Surabaya-Mojokerto)

Pengoptimalan terminal yang sudah ada

Page 36: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -36

Penyediaan halte-halte di objek-objek wisata

B. Transportasi Laut

Peningkatan kualitas pelayanan pelabuhan

Penyeimbangan Peranan BUMN, BUMD, Swasta dan Koperasi

Perawatan prasarana transportasi laut

Optimalisasi penggunaan fasilitas yang ada

Keterpaduan antarmoda

Pengembangan kapasitas pelabuhan

Peningkatan pelayanan pada daerah tertinggal

Peningkatan pelayanan pada keadaan darurat

C. Transportasi Udara

Pembangunan lapangan udara di Pulau Bawean

7.2.3.3 Sistem transportasi

Rencana pengembangan system transportasi dalam mendukung pembangunan

kepariwisataan di Kabupaten Gresik antara lain:

Pembangunan simpul moda transportasi darat dan laut di Pelabuhan Gresik

Pembangunan jaringan informasi pelayanan moda transportasi melalui internet

Penyediaan jasa pemesanan tiket moda transportasi melalui internet

7.2.3.4 Jalur Wisata

Konsep jalur wisata adalah rute perjalanan wisata yang terkait dengan objek wisata

yang ada di dalam wilayah perencanaan sendiri. Para wisatawan diberikan alternatif pilihan

objek wisata yang mempunyai karakteristik dan keunikan yang beragam sehingga wisatawan

tersebut benar-benar dapat menikmati atraksi wisata yang ditawarkan sehingga wisatawan tidak

merasa bosan selama dalam perjalanan wisatanya. Pemilihan alternative ini disasarkan oleh

hasil analisis lingkage antar tempat wisata. Alternatif rute perjalanan mikro di wilayah

perencanaan adalah sebagai berikut ini :

Alternative jalur wisata 1 : Pantai Tinggen (Kec. Sangkapura) Penangkaran Rusa

Bawean (Kec. Sangkapura) Pantai Tandjung Ke’en (Kec. Sangkapura) Pulau Cina

(Kec. Tambak) Pantai Nyimas (Kec. Sangkapura) Pantai Labuhan (Kec. Tambak)

Pantai Hutan Lindung (Kec. Sangkapura) Danau Kastoba (Kec. Tambak)

Alternative jalur wisata 2 : Air Panas Kebondaya (Kec. Sangkapura) Kawasan Pantai

Selayar (Kec. Sangkapura) Air Terjun Udhuk-Udhuk (Kec. Sangkapura) Air Terjun

Laccar (Kec. Tambak) Air Terjun Patar Selamat (Kec. Sangkapura) Pulau Noko dan

Pulau Gili (Kec. Sangkapura) Danau Kastoba (Kec. Sangkapura)

Page 37: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -37

Alternative jalur wisata 3 : Makam Siti Fatimah binti Maemun (Kec. Manyar) Sentra

Industri Songkok dan Rebana (Kec. Bungah) Benteng Lodewijk (Kec. Bungah)

Makam Kanjeng Sepuh (Kec. Sidayu) Bukit Surowiti (Kec. Panceng) Pantai

Dalegan (Kec. Panceng)

Alternative jalur wisata 4 : Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas) Makam Sunan Prapen

(Kec. Kebomas) Petilasan Giri Kedaton (Kec. Kebomas) Telaga Ngipik/ Giri Wana

Tirta (Kec. Gresik) Kampung Kemasan (Kec. Gresik) Makam Nyai Ageng Pinatih

(Kec. Gresik) Kampung Adenium (Kec. Kedamean)

Alternative jalur wisata 5 : Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas) Makam Sunan Prapen

(Kec. Kebomas) Petilasan Giri Kedaton (Kec. Kebomas) Makam Maulana Malik

Ibrahim (Kec. Gresik) Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro (Kec. Gresik)

Makam Raden Santri (Kec. Gresik) Kampung Adenium (Kec. Kedamean)

Alternative jalur wisata 6 : Makam Maulana Malik Ibrahim (Kec. Gresik) Makam

Kanjeng Tumenggung Pusponegoro (Kec. Gresik) Makam Raden Santri (Kec. Gresik)

Makam Nyai Ageng Pinatih (Kec. Gresik) Kampung Kemasan (Kec. Gresik)

Telaga Ngipik/ Giri Wana Tirta (Kec. Gresik) Kampung Adenium (Kec. Kedamean)

7.2.4 Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata

Rencana Pembangunan Fasiltas Umum dan pariwisata bertujuan untuk menunjang

kegiatan pariwisata, fasilitas umum yang memadai dan dapat mengakomodir kebutuhan

kepariwisataan untuk dapat meningkatkan nilai objek dan event wisata, ekonomi dan daya tarik

wisata. Pembangunan fasilitas umum dan pariwisata KabupatenGresik meliputi peningkatan

kualitas objek dan event wisata dan peningkatan pariwisata yang memilik daya tarik dan

potensi wisata yang belum berkembang dengan meningkatkan fasilitas umum guna menunjang

segala aktifitas pariwisata.

Arahan pengembangan amenitas pada objek-objek wisata di Kabupaten Gresik ini

dilakukan dengan berdasarkan pada analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Pada

umumnya rencana pengembangan amenitas objek-objek wisata di Kabupaten Gresik berupa

pengotimalan fungsi amenitas itu sendiri dengan upaya pemeliharan yang intensif di setiap

fasilitas wisata. Selain itu, diperlukan penambahan fasilitas yang dirasa kurang memadai

ataupun belum disediakan oleh pihak pengelola objek-objek wisata di Kabupaten Gresik.

7.2.4.1 Pembangunan Amenitas/ Fasilitas Pariwisata

A. Sarana pokok kepariwisataan

Adapun yang termasuk dalam sarana pokok pariwisata objek-objek wisata di

Kabupaten Gresikantara lain: Pantai, Makam, Danau/Telaga, Villa/Penginapan, restoran/rumah

Page 38: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -38

makan, parkir dan biro perjalanan. Pada sarana pokok ini terdapat beberapa penambahan

jumlah sarana mengingat terdapat sarana yag belum mengakomodir kebutuhan wisatawan.

Untuk lebih jelasnya mengenai arahan pengembahan sarana pokok kepariwisataan objek-objek

wisata di Kabupaten Gresikdapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7.4Arahan Pengembangan Sarana Pokok Kepariwisataan

No Sarana Wisata Kondisi Eksisting Arahan Pengembangan

1. Pantai Pantai yang ada di Kabupaten Gresik

tersebar di Pulau Bawean dan Gresik

Utara (Panceng) dengan kondisi yang

masih alami. Untuk Pantai Delegan

yang ada di Panceng telah

dimanfaatkan untuk atraksi wisata air

(permaianan air), sedangkan pada

pantai-pantai di Pulau Bawean masih

belum dioptimalkan.

Direncanakan untuk mengoptimalkan

fungsi pantai untuk menunjang kegiatan

pariwisata dengan penambahan jenis

atraksi air, sepertiski air, kano, perahu

angsa, mendayung, dsb. Selain

diperlukan juga usaha pemeliharaan

pantai dari sampah-sampah yang berada

di pinggir pantai akibat aktivitas

pariwisata disekitarnya.

2. Danau/Telaga Danau dan telaga di Kabupaten Gresik

juga merupakan termasuk sarana pokok

wisata, yang dimanfaatkan sebagai

fasilitas air berupa telaga tersebut

difungsikan untuk operasi perahu boat

dan sepeda air bagi keperluan wisata

air.

Direncanakan untuk mengoptimalkan

fungsi telaga untuk menunjang kegiatan

pariwisata dengan penambahan jenis

atraksi air, seperti memancing, ski air,

mendayung. Selain diperlukan juga

usaha pemeliharaan waduk terutama

pada sampah-sampah yang masuk ke

dalam waduk akibat aktivitas pariwisata

disekitarnya.

3. Makam Makam tokoh-tokoh bersejarahdi

Kabupaten Gresik juga merupakan

termasuk sarana pokok wisata. Kondisi

makam-makam tersebut masih ada yang

kurang terawat, meskipun untuk

Makam Maulana Malik Ibrahim dan

Sunan Giri sangat terawat karena sering

dikunjungi.

Pengoptimalan keberadaan makam-

makam tokoh pendiri Gresik dengan

melakukan perawatan secara rutin,

memperbaiki bangunan-bangunan yang

sudah rusak, serta membersihkan

lingkungan sekitar.

4. Bangunan Bersejarah Bangunan-bangunan bersejarah di Kab

Gresik yaitu Kampung Kemasan yang

terkenal dengan arsitektur kolonialnya

dan Benteng Lodewijk. Kondisi

bangunan-bangunan tersebut saat ini

tidak terlalu terawatt, sebagian ada yang

rusak dan tidak berpenghuni.

Preservasi bangunan-bangunan

bersejarah yang masih ada melalui

rekonstruksi, rehabilitasi, atau

revitalisasi. Selain itu, dapat juga

memberikan intensif dan disinsentif

untuk aksi preservasi bangunan mereka.

5. Penginapan Hotal dan penginapan yang berada di

Kota Gresik berjumlah 9 buah, terdiri

dari 6 hotel dan 3 penginapan.

Sedangkan penginapan di Pulau

Bawean terdapat 4 buah.

Perlu penambahan kuantitas hotel dan

penginapan yang tersebar di Kabupaten

Gresik untuk memenuhi kebutuhan

wisatawan baik untuk berwisata

maupun untuk perjalanan bisnis. Untuk

hotel dan penginapan yang sudah ada

saat ini, diperlukan peningkatan

kualitas pelayanan penginapan.

6. Rumah Makan Pada objek-objek wisata di Kabupaten

Gresik juga terdapat beberapa warung

makan, rumah makan atau restoran

untuk menunjang wisatanya.

Wisatawan yang datang ke rumah

makan/restoran sangat minim dan

sebagian besar pengunjung lebih suka

makan makanan yang

sederhana/tradisional dan murah seperti

di warung sederhana, warung lesehan

maupun pada penjual makanan keliling

Diperlukan adanya variasi atau

diversifikasi menu yang dijual kepada

wisatawan, serta menyediakan makanan

khas gresik untuk menarik wisatawan

dari luar kota. Sehingga para wisatawan

dapat berwisata kuliner dengan menu

makanan yang bervariasi.

7. Parkir Objek-objek wisata di Kabupaten

Gresik ada yang sudah menyediakan

tempat parkir dan masih ada juga yang

belum memiliki tempat parkir. Objek-

objek wisata yang telah memiliki

Peningkatan pelayanan tempat parkir

secara kualitas dan kuantitas. Dengan

mengfungsikan kembali parkir-parkir

yang telah ada dan menyediakan

fasilitas pendukung ditempat parkir

Page 39: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -39

No Sarana Wisata Kondisi Eksisting Arahan Pengembangan

tempat parkir sebagian besar berada di

Gresik daratan. Sedangkan untukobjek-

objek wisata yang ada di Pulau Bawean

sebagian besar belum memiliki tempat

parkir.

semisal fasilitas intermoda untuk

mengantarkan para wisatawan menuju

objek-objek wisata dan fasilitas

akomodasi yang lain. Sedangkan untuk

objek-objek wisata yang belum

memiliki tempat parkir direncanakan

untuk menyediakan tempat parkir yang

aman dan nyaman bagi para wisatawan.

8. Biro Perjalanan Agen biro perjalanan wisata untuk di

Kabupaten Gresik sebagian besar

menyediakan jasa perjalanan untuk

paket wisata religi, yaitu ziarah wali

dimana tujuan utamanya adalah Makam

Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri.

Pengoptimalan agen perjalanan yang

telah ada yaitu perjalanan wisata religi,

sedangkan utnuk objek-objek wisata

lainnnya diperlukan penambahan biro

perjalanan untuk melayani wisatawan

dari luar kota.

Sumber: Hasil Rencana, 2013

Page 40: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -40

Gambar 7.5 Peta Alternatif Jalur Wisata di Kabupaten Gresik

Page 41: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -41

B. Sarana pelengkap kepariwisataan

Adapun yang termasuk dalam sarana pelengkap objek-objek wisata di Kabupaten

Gresik antara lain: Taman bermain, gazebo, area perkemahan, tempat peribadatan dan MCK.

Pada sarana pelengkap ini diperlukan adanya penambahan jumlah sarana mengingat masih

kurang mengakomodir kebutuhan wisatawan. Untuk lebih jelasnya mengenai arahan

pengembahan sarana pokok objek-objek wisata di Kabupaten Gresik dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 7.5 Arahan Pengembangan Sarana Pelengkap Kepariwisataan

No Sarana Wisata Kondisi Eksisting Arahan Pengembangan

1. Taman Bermain Taman bermain pada objek-objek

wisata di Kabupaten Gresik berada

pada sebagian kecil objek-objek wisata,

yaitu terdapat di Telaga Ngipik/ Giri

Wana Tirta, Pantai Dalegan, dan

Penangkaran Rusa. Kondisi taman

bermain yang berada di 3 objek wisata

tersebut kurang terawat, banyak

permainan yang rusak dan dapat

membahayakan para wisatawan yang

menggunakannya.

Taman bermain yang sudah ada di 3

objek wisata perlu dilakukan perbaikan

dan perawatan, serta penambahan jenis

mainan. Sedangkan pada objek-objek

wisata yang belum ada taman bermain

diarahkan untuk penyediaan taman

bermain sebagai salah satu daya Tarik

objek wisata. Objek-objek wisata yang

dapat dilengkapi dengan taman bermain

adalah Pantai Labuhan, Pantai Nyimas,

Kawasan Pantai Selayar, Air Terjun

Laccar, dan Benteng Lodewijk.

2. Gazebo Saat ini sebagian besar objek-objek

wisata di Kabupaten Gresik terdapat

beberapa gazebo. Namun disayangkan

kondisi shelter-shelter tersebut sudah

banyak yang kotor dan rusak akibat

tidak terawat atau bahkan penuh coret-

coretan yang ditinggalkan oleh

wisatawan.

Perlu adanya upaya pembangunan

kembali pada gazebo yang mengalami

kerusakan serta kegiatan pemeliharaan

yang intensif untuk menjaga kondisi

agar tetap terawatt di setiap objek-objek

wisata di Kabupaten Gresik.

3. Area Perkemahan Lokasi perkemahan yang terdapat di

objek-objek wisata di Kabupaten Gresik

terdapat di kawasan wisata penangkaran

rusa yang berada di sebelah timur

penangkaran rusa yang memanfaatkan

lahan landai yang di batasi oleh

perbukitan yang hijau.

Perlu adanya upaya pemeliharaan yang

intensif untuk menjaga kondisi agar

tetap terawat.

4. Tempat Peribadatan Keberadaan tempat peribadatan di

objek-objek wisata di Kabupaten Gresik

berbeda antara jenis wisatanya. Untuk

wisata religi/budaya sebagian besar

objek wisata telah memiliki tempat

beribadatan, sedangkan untuk wisata

alam dan buatan sebagian besar belum

memiliki tempat peribadatan.

Perlu adanya penyediaan tempat

peribadatan di objek-objek wisata yang

belum memiliki tempat peribadatan.

Sedangkan pada objek-objek yang telah

memiliki tempat peribadatan diarahkan

untuk melakukan kegiatan

pemeliharaan dan perbaikan untuk

menjaga kondisi agar tetap terawat.

5. MCK Objek-objek wisata di Kabupaten

Gresik yang telah memiliki fasilitas

MCK yaitu Pantai Dalegan, Telaga

Ngipik/ Giri Wana Tirta, Bukit

Surowiti, Penangkaran Rusa Bawean,

serta semua wisata budaya/ religi.

Untuk beberapa wisata alam dan wisata

buatan masih belum memiliki fasilitas

MCK. Keberadaan fasilitas MCK yang

sudah ada kondisinya kurang terawatt

dan kotor.

Perlu adanya penyediaan MCK di

objek-objek wisata yang belum

memiliki MCK. Sedangkan pada objek-

objek yang telah memiliki MCK

diarahkan untuk melakukan kegiatan

pemeliharaan dan perbaikan untuk

menjaga kondisi agar tetap terawatt dan

bersih.

Sumber: Hasil Rencana, 2013

C. Sarana Penunjang kepariwisataan

Page 42: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -42

Adapun yang termasuk dalam sarana penunjang pariwisata objek-objek wisata di

Kabupaten Gresik antara lain: Pasar Wisata, toko souvenir, area outbound dan wisata air. Untuk

lebih jelasnya mengenai arahan pengembangan sarana penunjang objek-objek wisata di

Kabupaten Gresik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7.6 Arahan Pengembangan Sarana Penunjang Kepariwisataan

No Sarana Wisata Kondisi Eksisting Arahan Pengembangan

1. Pasar wisata Pasar wisata terdapat di beberapa objek

wisata di Kabupaten Gresik, antara lain

Pantai Delegan, Makam Maulana Malik

Ibrahim, Makam Sunan Giri, serta

Makam Kanjeng Tumenggung

Pusponegoro. Selain dari keempat

objek wisata tersebut, masih belum

memiliki pasar wisata di setiap kawasan

objek-objek wisata yang ada di

Kabupaten Gresik. Adapun barang

dagangan yang dijual cukup beraneka

ragam, mulai dari tasbih, songkok,

busana muslim, alquran, kurma, kacang

arab, aksesoris dan lain-lain.

Mengoptimalkan pasar wisata yang

sudah ada, dan menyediakan pasar

wisata pada objek-objek wisata yang

belum ada pasar wisata. Untuk Pulau

Bawean, pasar wisata dapat dipusatkan

pada pusat kegiatan di Kecamatan

Sangkapura agar lebih tertata. Produk-

produk yang dijual diarahkan pada

produk asli dari Bawean/Gresik.

2. Toko souvenir Tidak semua objek-objek wisata di

Kabupaten Gresik memiliki toko

souvenir. Objek-objek wisata yang

telah memiliki toko souvenir antara lain

Pantai Delegan, Makam Maulana Malik

Ibrahim, Makam Sunan Giri, serta

Makam Kanjeng Tumenggung

Pusponegoro.

Diperlukan upaya penertiban kios

souvenir pada badan jalan disekitar

objek-objek wisata yang cukup

mengganggu sirkulasi kendaraan yang

berlalu lalang disekitar objek-objek

wisata. Serta penambahan toko-toko

souvenir pada objek-objek wisata yang

belum memilikinya.

3. Area Outbound

Objek-objek wisata di Kabupaten

Gresik belum memiliki area outbound

yang dapat dijadikan salah satu daya

Tarik wisata.

Penyediaan area outbond pada objek-

objek wisata alam seperti Pantai

Delegan, Pantai Tandjung Ke’en, Pulau

Selayar, Giri Wana Tirta/ Telaga

Ngipik, Danau Kastoba, dan lainnya.

Kegiatan outbound yang dapat

ditawarkan dengan harga yang

terjangkau, seperti flying fox, elvis

bridge, shark bridge, shirot bridge,

birma bridge dan wahana permainan

lainnya.

4. Wisata air

Wisata air yang ada di Pantai Delegan

dan Telaga Ngipik/ Giri Wana Tirta

adalah perahu angsa.

Perlu ada penambahan atraksi wisata air

untuk menarik minat wisatawan, seperti

mendayung, kano, banana boat, ski air,

memancing, dsb.

Sumber: Hasil Rencana, 2013

Untuk rencana pembangunan fasilitas umum pariwisata pada setiap objek-objek wisata

di Kabupaten Gresik dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 7.7 Rencana Pembangunan Fasilitas Umum Pariwisata Kabupaten Gresik No Objek/Event Wisata Rencana Pembangunan

1. Makam Maulana Malik

Ibrahim (Kec. Gresik)

1. Pembangunan tempat parkir kendaraan untuk pengunjung

2. Pembangunan Layanan Informasi dan pelayanan untuk pengunjung

2. Makam Sunan Giri (Kec.

Kebomas)

1. Pembangunan pusat informasi dan pelayanan umum untuk pengunjung

2. Pembangunan dan penyediaan fasilitas kebersihan

3. Pembangunan akses jalan yang memadai

3. Makam Pusponegoro (Kec.

Gresik)

1. Pembangunan sistem parkir yang memadai

2. Penyediaan lahan untuk menunjang pergerakan dan transportasi umum

4. Makam Raden Santri (Kec.

Gresik)

1. Peyediaan Pos Keamanan dan fasilitas keamanan lainnya

2. Pembangunan lahan parkir dan sistem parkir yang memadai untuk

kebutuhan pengunjung

3. Penyediaan pusat informasi dan pelayanan umum

Page 43: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -43

No Objek/Event Wisata Rencana Pembangunan

4. Pembangunan fasilitas penunjang sistem persampahan dan sanitasi

seperti tempat sampah dan MCK

5. Pembangunan tempat peristirahatan bagi pengunjung

5. Makam Nyai Ageng Pinatih (

Kec. Gresik)

1. Pembangunan Fasilitas berupa sarana pos Keamanan

2. Pembangunan lahan parkir yang memadai

3. Pembangunan pusat informasi dan pelayanan wisata

4. Pembangunan fasilitas sanitasi dan persampahan seperti tempat

sampah dan MCK

5. Penyediaan fasilitas pelengkap lainnya seperti air bersih, listrik dan

telepon

6. Makam Sunan Prapen (Kec.

Kebomas)

1. Pembangunan fasilitas keamanan

2. Pembangunan fasilitas penunjang dan sarana yang penempatanna

tertata dan fungsional

3. Pembangunan fasilitas sanitasi seperti MCK dan tempat sampah

7. Makam Siti Fatimah binti

Maemun (Kec. Manyar)

1. Penyediaan Pos Keamanan untuk menjaga dan menertibkan aktifitas

pariwisata

2. Pembangunan fasilitas kebersihan seperti sistem persampahan dan

sanitasi

3. Pembangunan tempat peristirahatan bagi wisatawan

4. Pembangunan fasilitas penunjang lainnya seperti infrastruktur

penunjang seperti air bersih, listrik dan telepon

8. Makam Kanjeng Sepuh (Kec.

Sedayu)

1. Pengembangan tempat peristirahatan yang memadai

9. Bukit Surowati (Kec. Panceng) 1. Pembangunan fasilitas sanitasi seperti MCK dan tempat sampah

2. Pembangunan pusat informasi dan pelayanan umum yang memadai

3. Penyediaan fasilitas peristirahatan dan penginapan untuk wisatawan.

4. Pembangunan view point dalam menunjang aktifitas untuk menikmati

pemandangan sekitar

10. Pantai Delegan (Kec. Panceng) 1. Pembangunan sistem sanitasi dan persampahan yang memadai dan

dapat memenuhi kebutuhan untuk kegiatan pariwisata

2. Pembangunan fasilitas penunjang berupa sara yang dapat menyediakan

barang dan cinderamata khas daerah

3. Pembangunan view point dalam menunjang aktifitas untuk menikmati

pemandangan sekitar

11. Telaga Ngipik (Kec. Kebomas) 1. Pembangunan dan penyediaan pusat pelayanan dan informasi untuk

pengunjung

2. Pembangunan view point dalam menunjang aktifitas untuk menikmati

pemandangan sekitar

12. Kampung Kemasan (Kec.

Gresik)

1. Pembangunan fasilitas parkr yang dapat menampung kebutuhan parkir

pengunjung

2. Pembangunan fasilitas penunjang yang mnyediakan barang dan

cinderamata khas daerah

Sumber: Hasil Rencana, 2013

7.2.4.2 Pembangunan Fasilitas Umum Pendukung Pariwisata

A. Prasarana Perekonomian

Adapun yang termasuk dalam prasarana perekonomian objek-objek wisata di

Kabupaten Gresik antara lain: Transportasi, sistem utilitas dan sistem perbankan.

1. Pengangkutan (transportasi)

Secara umum, jaringan jalan dan terminal direncanakan dengan karakteristik sebagai

berikut.

Hirarki jalan dibagi menjadi jalan utama ke semua obyek wisata (jalur arteri Surabaya-

Gresik-Lamongan), jalur lingkar (semacam ring road kolektor) untuk pergerakan antar

obyek wisata (misalnya untuk shuttle bus) dan jalur jalan lingkungan/kawasan di

masing-masing obyek wisata, yang terdiri atas pergerakan kendaraan dan semacam

pedestrian (berjalan kaki) untuk trekking.

Page 44: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -44

Untuk pengembangan terminal, keberadaan Terminal Osowilangun dan Bunder

diharapkan dapat menjadi sarana distribusi bagi pergerakan secara ‘terbatas’ bagi

kendaraan wisata besar ke masing-masing obyek wisata, termasuk sebagai sarana

pengantaran shuttle bus bagi wisatawan.

Dari segi standar, keberadaan jalur utama dikembangkan dengan lebar jalan minimal

untuk dua kendaraan (tiap arah pergerakan) dan untuk dua arah pergerakan (dengan

asumsi lebar kendaraan 1,5 m, maka diperlukan minimal 6 m). Diusulkan pula adanya

jalur transisi ke arah obyek wisata, sehingga keberadaan kegiatannya tidak

mengganggu kelancaran lalu lintas secara umum di sepanjang jalur utama ini. Untuk

jalur lingkar, lebarnya minimal cukup untuk 2 kendaraan, untuk dua arah pergerakan.

Untuk jalur kawasan, minimal ada 1 jalur pergerakan kendaraan dan 2 jalur pedestrian.

Dari segi rambu-rambu pengembangan, untuk jalur pergerakan ini diupayakan untuk

tidak melewati zona konservasi dan atau yang menimbulkan dampak lingkungan paling

minim.

2. Sistem Utilitas

Sistem Air Bersih, Rencana pengembangan jaringan air bersih diarahkan mengikuti

jaringan jalan. Pengelolaan air bersih dan air kotor dapat diupayakan secara komunal,

sehingga pembiayaannya lebih ekonomis tanpa mengurangi fungsinya. Dalam hal ini,

tantangan di dalam pengembangan jaringan air bersih adalah sharing penggunaan air

dengan fungsi lainnya. Adapun dari sisi yang lain, berkurangnya debit air pada musim

kemarau, yang berpengaruh pada ketinggian/kedalaman air, bisa diatasi dengan

membuat semacam bak-bak penampung di masing-masing obyek wisata.

Sistem Drainase, Rencana pengembangan jaringan drainase air hujan diarahkan

mengikuti jaringan jalan. Dari sisi yang lain, keberadaan saluran-salauran yang sudah

ada sebelumnya, dan keberadaan zona konservasi (zona terbuka) pada masing-masing

obyek wisata dapat menjadi ’sistem’ drainase air hujan selama alami. Tantangan yang

ada adalah kegiatan pemeliharaan tempat-tempat terbuka ini, sehingga keberadaannya

tidak terganggu di satu sisi, dan di sisi lain tidak membahayakan dengan adanya

kemungkinan erosi tanah pada zona perbukitan.

Sistem Pengelolaan Sampah, Rencana pengelolaan persampahan diarahkan dengan

sistem pengumpulan di satu titik, untuk kemudian diangkut ke tempat lainnya (TPS).

Pengelolaan sampah ini dapat diupayakan secara komunal, sehingga pembiayaannya

lebih ekonomis, di samping kecepatan pengangkutannya lebih efisien. Masing-masing

obyek wisata memiliki tempat-tempat sampah kecil yang tersebar secara merata,

dengan pembagian sampah organik, sampah anorganik, sampah kertas, sampah

kaleng/botol dan sampah lainnya. Sampah-sampah yang ada kemudian dikumpulkan

Page 45: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -45

secara bersama pada satu lokasi tempat pembuangan sementara (TPS) di masing-

masing obyek wisata, untuk kemudian diangkut bersama-sama dengan sampah dari

TPS lain (di obyek-obyek wisata lain) ke tempat pengelolaan dan pembuangan akhir

(TPA). Dapat ditekankan di sini bahwa sistem sampah menggunakan media yang bukan

permanen.

Pengolahan sistem persampahan secara umum dilakukan dengan pewadahan,

pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pengolahan, dan pembuangan akhir.

Lokasi pengolahan sampah diarahkan di area kosong yang telah disediakan. Menurut

SNI 3242:2008 tentang Pengelolaan Sampah di permukiman pengolahan dan daur

ulang sampah di sumber dan di TPS berupa :

a. pengomposan skala rumah tangga dan daur ulang sampah anorganik

b. pengomposan skala lingkungan di TPS

c. daur ulang sampah anorganik di TPS

Sistem Energi Listrik, Rencana pengembangan jaringan listrik dan atau energi

diupayakan mengikuti jaringan primer yang sudah ada sebelumnya. Pengembangannya

disesuaikan dengan kebutuhan, dan dapat pula dilakukan di sepanjang koridor

penghubung antar kawasan wisata, sebagai pengarah kegiatan.

Sistem Telekomunikasi, Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi diupayakan

mengikuti teknologi yang sudah ada sebelumnya, sehingga tidak selalu tergantung pada

jaringan telekomunikasi konvensional. Pengembangannya disesuaikan dengan

kebutuhan, dan dapat pula dilakukan secara spot kawasan, misalnya dengan

menggunakan satelit (sistem menara BTS pada jaringan telpon seluler) atau dengan

sistem wireless. Keberadaan jaringan telekomunikasi ini juga disesuaikan dengan

keberadaan sarana-sarana penunjang pariwisata, seperti wartel (SLJJ atau SLI) dan

warnet.

3. Sistem Perbankan

Dengan adanya pelayanan sistem perbankan bagi para wisatawan berarti memberi

jaminan dan kemudahan dalam menerima atau mengirim uang. Untuk sistem perbankan

pada masing-masing obyek wisata masih belum tersedia. Maka diperlukan penambahan

fasilitas penunjang sistem perbankan seperti bank, ATM, pegadaian dan sebagainya.

B. Prasarana Sosial

Adapun yang termasuk dalam prasarana perekonomian objek-objek wisata di

Kabupaten Gresik antara lain: Pelayanan Kesehatan, Keamanan dan petugas yang melayani

wisatawan.

1. Pelayanan Kesehatan

Pada objek-objek wisata di Kabupaten Gresik sudah terdapat puskesmas yang tersebar

di setiap kecamatan. Dengan adanya puskesmas tersebut dirasa sudah mengakomodir

Page 46: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -46

kebutuhan apabila terdapat wisatawan yang membutuhkan pertolongan dibidang

kesehatan, sehingga tidak diperlukan penambahan fasilitas pelayanan kesehatan.

2. Keamanan

Fasilitas penunjang keamanan masih belum tersebar merata di setiap objek wisata.

Adapun fasilitas penunjang keamanan berupa pos keamanan yang berada di Pantai

Dalegan, Makam Sunan Giri dan Makam Maulana Malik Ibrahim, dan adanya Resor

Kabupaten Gresikyang cukup membantu menjaga keamanan di kawasan wisata. Hanya

diperlukan penambahan personel penjaga keamanan di pos keamanan yang telah ada.

3. Petugas yang melayani wisatawan

Petugas yang melayani wisatawan masih sangat minim baik pada objek-objek wisata di

Gresik daratan maupun di Pulau Bawean. Oleh karena itu, perlunya penampahan personil

petugas pemandu wisata untuk menyediakan dan melayani informasi kepada wisatawan

yang membutuhkan informasi masing-masing objek wisata di Kabupaten Gresik.

7.2.5 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kepariwisataan

Sampai saat ini masyarakat setempat telah mengambil peran dan berpatisapasi dalam

kegiatan wisata di Kabupaten Gresik, berupa penyedia jasa kepada wisatawan atau membuka

kios makanan/souvenir di sekitar objek-objek wisata. Namun kegiatan yang dilakukan para

masyarakat yang tidak sepenuhnya menunjang kagiatan wisata atau justru menimbulkan

permasalahan baru. Sebagai contoh, masyarakat setempat yang membuka usaha sebagai

pedagang dan menempati tempat yang tidak seharusnya ditempati sehingga mengganggu

aktivitas wisata.

Selain itu, pengembangan objek-objek wisata Kabupaten Gresik itu sendiri juga

bergantung pada masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan objek-objek wisata tersebut berada

berdekatan atau dilingkungan di permukiman penduduk. Sampai saat ini, masyarakat setempat

cenderung sulit untuk diajak kerjasama. Dibutuhkan kesadaran dari masyarakat setempat itu

sendiri dalam memelihara aset-aset wisata yang ada pada Kabupaten Gresik. Sehingga

diharapkan masyarakat setempat lebih bisa untuk diajak kerjasama dalam mengembangkan

objek-objek wisata Kabupaten Gresik demi kepentingan bersama.

Adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk

lebih meningkatan usaha pemeliharaan aset-aset wisata, dapat berupa penyuluhan akan

pentingnya dan manfaat sektor pariwisata bagi masyarakat setempat.

Rencana partisipatif (pemberdayaan masyarakat) ini bertujuan untuk mengikutsertakan

semua stakeholder yang terkait dalam pengembangan objek-objek wisata Kabupaten Gresik

dengan mengetahui dan mengidentifikasi pelaku-pelaku yang berbeda dengan masing-masing

Page 47: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -47

kepentingannya terhadap suatu rencana, program atau proyek. Hasil yang diharapkan dari

rencana partisipatif adalah :

1. Memperoleh gambaran mengenai semua lembaga dan kelompok yang berperan di daerah

tersebut.

2. Menyelidiki kepentingan atau prioritas pihak-pihak tersebut.

3. Meneliti kekhawatiran dan konflik antara kelompok yang berbeda serta memberikan

wawasan terhadap potensi dan kelemahan yang dimilki setiap kelompok.

4. Menelaah konsekuensi dan implikasi yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan.

5. Adapun stakeholder-stakeholder yang mempengaruhi keberadaan objek-objek wisata

Kabupaten Gresik antara lain adalah pemerintah daerah Kabupaten Gresik melalui Dinas

Pariwisata Kabupaten Gresik dan Dinas Terkait, Pemerintahan Tingkat Kecamatan, Desa

Adat, Pengelola, Wisatawan, investor, Biro atau penyedia jasa (termasuk agen travel dan

akomodasi), pedagang dan masyarakat. Keterlibatan dan hubungan antar stakeholder di

Kabupaten Gresik dapat dikelompokkan dalam empat kondisi hubungan kemitraan yang

berbeda yang menjelaskan hubungan antara kepentingan stakeholder yang satu dengan

yang lain dan pengaruh stakekolder terhadap keberadaan obyek wisata. Keterlibatan

stakeholder dengan kepentingannya masing-masing dapat berbeda antara yang terdapat

pada obyek wisata yang satu dengan yang lain. Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan

antar stakeholder tersebut dapat dilihat pada matriks partisipatif (tabel 7.8).

Matriks analasis partisipatif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pemerintah

Pemerintah mempunyai kewenangan dalam hal pengelolaan dan pembuatan kebijakan

yang terkait dengan pengembangan obyek wisata. Dengan dikembangkannya objek-objek

wisata Kabupaten Gresikini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pemerintah

atau meningkatkan pendapatan melalui PAD serta mampu mengembangkan perekonomian

wilayah Kabupaten Gresik. Dalam pengembangan ini pemerintah merasa khawatir dengan

investasi yang besar tersebut tidak diiringi dengan jumlah kunjungan wisata sehingga

mengalami kerugian. Pertimbangannya diantaranya adanya persaingan wisata antar daerah

(kesamaan obyek), semakin hilangnya kesadaran pengunjung untuk mengenal

kebudayaan-kebudayaan dan peninggalan-peninggalan prasejarah serta semakin

selektifnya pengunjung dalam memilih obyek wisata.

Potensi yang dimiliki disini adalah dengan kewenangan yang dimilikinya maka

Pemerintah Kabupaten Gresik bisa memaksimalkan potensi objek-objek wisata Kabupaten

Gresik untuk dikembangkan dengan meningkatkan fasilitas dan atraksi yang ada sehingga

menarik bagi pengunjung, selain itu pemerintah juga memberikan pembinaan-pembinaan

sumberdaya manusia pada obyek-obyek wisata. Pada obyek wisata yang belum

Page 48: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -48

berkembang, belum terdapat kebijakan-kebijakan khusus atau rencana pengembangan

terhadap obyek wisata yang bersangkutan.

Meskipun mempunyai kewenangan dalam mengembangkan potensi wisata tersebut

pemerintah mempunyai kendala yaitu terbatasnya dana dan masih kurangnya publikasi

tentang keberadaan obyek wisata tersebut, untuk mengatasi hal tersebut pemerintah

menyerahkan pengelolaan beberapa obyek wisata pada desa adat, dengan demikian

diharapkan obyek wisata dapat dikelola sesuai dengan keinginan masyarakat disekitar

obyek wisata dengan tidak lepas dari tugas pemerintah itu sendiri yaitu tetap melakukan

pengawasan, evaluasi dan pembinaan terhadap pihak pengelola, serta memperbanyak

publikasi terhadap obyek-obyek wisata tersebut.

2. Pemerintah Kecamatan

Pemerintah masing-masing kecamatan setempat tidak terlibat langsung dalam

pengembangan pariwisata di daerahnya. Pemerintah Tingkat Kecamatan memiliki peran

dalam hal pembangunan infrastruktur yang mendukung keberadaan obyek wisata di daerah

tersebut. Misalnya dengan adanya pembangunan jalan yang dilakukan oleh pemerintah

tingkat kecamatan. Keberadaan pariwisata juga memberikan kontribusi pada kecamatan

yaitu secara tidak langsung meningkatakan kesejahteraan masyarakatnya dan memacu

keberadaan sektor yang lain misalnya perdagangan melalui sektor-sektor informal. Konflik

yang terjadi adalah antara pemerintah kecamatan dengan pemerintah kabupaten terkait

dengan pembangunan infrastruktur kecamatan yang mendukung keberadaan obyek wisata.

3. Pengelola

Pengelola obyek wisata memiliki kepentingan dalam hal mengelola obyek wisata

secara langsung dan mendapatkan keuntungan secara langsung dari penjualan tiket.

Pengelola pada obyek wisata dikelola pemerintah melalui pekerja yang dipekerjakan oleh

pemerintah daerah yang dibina langsung dibawah dinas pariwisata. Konflik pengelola

yaitu terjadi antara pengelola dengan wisatawan dan pemerintah dimana pengelola

mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah untuk pengembangan obyek wisata selain

itu juga berharap terjadi kenaikan jumlah wisatawan yang mengunjungi obyek wisata.

4. Masyarakat Sekitar

Masyarakat sekitar disini merupakan salah satu kelompok yang mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh pembangunan objek-objek wisata Kabupaten Gresik,sesuai dengan

fungsinya yang bisa menjadi faktor pendukung maupun penghambat dalam pengembangan

objek-objek wisata Kabupaten Gresik. Peran atau keterlibatan masyarakat pada kategori

hubungan kemitraan yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda. Dengan

dikembangkannya objek-objek wisata Kabupaten Gresik diharapkan dapat memberikan

keuntungan bagi masyarakat atau meningkatkan pendapatan masyarakat, selain itu dengan

adanya pengunjung diharapkan tidak mengganggu ketentraman masyarakat dengan cara

Page 49: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -49

merubah atau mempengaruhi gaya hidup masyarakat setempat. Diharapkan multiplier

effect dari pengembangan wisata ini mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dari

adanya lapangan pekerjaan baru, diantaranya adanya kios-kios, rumah makan, tempat

penginapan serta jasa-jasa yang lain. Kekhawatiran dari masyarakat sekitar diantaranya

sikap pengunjung yang negatif dapat merubah sosial budaya (gaya hidup) masyarakat

sekitar, untuk mengatasi hal itu masyarakat harus bersikap selektif terhadap budaya asing

yang diperkenalkan oleh pengunjung yang datang. Potensi yang dimiliki disini adalah

sikap ramah dari penduduk dapat menarik pengunjung yang nantinya dapat meningkatkan

pendapatan mereka.

5. Wisatawan

Wisatawan disini juga merupakan salah satu kelompok yang mempengaruhi

pembangunan objek-objek wisata Kabupaten Gresik, sesuai dengan fungsinya sebagai

pihak yang menikmati atau memanfaatkan obyek wisata. Dengan adanya pengembangan

objek-objek wisata Kabupaten Gresik diharapkan dapat memberikan kepuasaan atau

hiburan bagi pengunjung. Kekhawatiran pengunjung datang ke objek-objek wisata

Kabupaten Gresik adalah terganggunya tujuan wisata oleh faktor kenyamanan, kepuasan

dan keamanan. Potensi yang mendukung pengunjung terhadap objek-objek wisata

Kabupaten Gresik adalah meningkatkan pendapatan bagi masyarakat sekitar pada

khususnya dan Kabupaten Gresik pada umumnya. Kehadiran pengunjung juga

mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar lokasi wisata, yaitu mempengaruhi

kehidupan sosial budaya masyarakat. Promosi dan pemasaran objek-objek wisata

Kabupaten Gresik juga harus memperkenalkan budaya masyarakat sekitar sehingga

gambaran awal sosial budaya masyarakat sekitar obyek wisata sudah diketahui oleh

pengunjung.

6. Biro Perjalanan

Biro perjalanan memberikan kontribusi yang besar terhadap pariwisata di Kabupaten

Gresik. Biro perjalanan berpotensi dalam memberikan pelayanan berupa kemudahan

wisatawan dalam mengakses obyek-obyek wisata di Kabupaten Gresik. Selain itu biro

perjalanan ini juga secara langsung mempromosikan keberadaan objek-objek wisata

Kabupaten Gresik.

Page 50: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VI -50

Tabel 7.8Matriks Partisipatif Objek-Objek Wisata Kabupaten Gresik No Kelompok Kepentingan Kekhawatiran Konflik Potensi Kelemahan Implikasi/ Konsekuensi

1. Pemerintah

Kabupaten

- Mendapatkan PAD

- Memperkenalkan

Kab Gresik ke luar

wilayah

- Terjadi penurunan jumlah

wisatawan

1 dengan 3

1 dengan 4

- Bantuan infrastruktur

- perhatian melalui

kebijakan-kebijakan

khusus

- Pembinaan

- Memiliki kewenangan

dalam pengembangan

- Dana yang terbatas - Menjaring investor

- Meningkatkan Promosi.

- Melakukan koordinasi untuk

pengembangan pariwisata yang

melibatkan semua stakeholder

- Progam pembinaan dan penyuluhan

serta bantuan modal

2 Pemerintah

Kecamatan

- Sektor pariwisata

memacu

perkembangan sektor

lain.

- Terjadi penurunan

kualitas lingkungan

- Ancaman terhadap

keamanan di obyek

wisata dan sekitarnya

2 dengan 1

2 dengan 4

- Pembangunan yang

mendukung sektor

pariwisata

- Kewenangan yang

terbatas untuk ikut

serta langsung dalam

pengembangan

pariwisata

- Diberikan kewenangan untuk ikut

berpartisipasi dalam pengembangan

obyek wisata

3. Pengelola - Mengelola obyek

wisata

- Mendapatkan

keuntungan langsung

dari obyek wisata

- Kerusakan obyek wisata

- Kekhawatiran terjadinya

penurunan wisatawan

- Aspek sosial dan budaya

masyarakat terpengaruh

oleh budaya asing,

- Terjadi penurunan

kualitas lingkungan desa

- Keamanan dan

ketenangan masyarakat

3 dengan 1

3 dengan 4

3 dengan 5

3 dengan 8

- Terdapat banyak

sumber daya manusia

- Kualitas sumber daya

manusia yang kurang

memadahi

- Kurangnya promosi

- Mencegah terjadinya kerusakan

lingkungan

- Lebih memperbanyak variasi atraksi

- Mempertahankan kepentingan sosial

adat dan budaya masyarakat dalam

pengembangan obyek wisata

- Meningkatkan pelayanan dan

pengamanan di obyek wisata

4. Wisatawan

- Mendapatkan

hiburan/ kesenangan/

menikmati attraksi

dan potensi yang ada

- Tujuan berwisata

terganggu (faktor

kenyamanan dan

keamanan)

4 dengan 1

4 dengan 2

4 dengan 3

4 dengan 8

- menambah PAD dan

meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat sekitar.

- Mempengaruhi sosial

budaya masyarakat

setempat

- Menjaga keutuhan lingkungan yang ada

- Menyesuaikan dengan adat dan budaya

di wilayah yang dikunjunginya

5. Masyarakat

setempat

- Mendapatkan

lapangan pekerjaan

- Meningkatkan

keterampilan

- Aspek sosial dan budaya

masyarakat terpengaruh

oleh budaya asing,

- Terjadi penurunan

kualitas lingkungan desa

- Keamanan dan

ketenangan masyarakat

5 dengan 3

5 dengan 4

- Sikap ramah, produksi

khas lokal, misalnya

patung.

- Pengetahuan kurang

- Kurangnya kesadaran

akan pentingnya

keberadaan sektor

pariwisata

- Sadar dan mau menjaga potensi adat,

dan sosial budaya yang ada di dalam

lingkungannya

6. Biro

Perjalanan

- Mendapatkan

keuntungan dari

bisnis yang dikelola.

- Penurunan jumlah

wisatawan

6 dengan 4 - Memberikan

kemudahan bagi

wisatawan dalam

- Hanya

mempromosikan

obyek-obyek wisata

- Meningkatkan kegiatan promosi

- Meningkatkan kualitas pelayanan

terhadap wisatawan

Page 51: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -51

No Kelompok Kepentingan Kekhawatiran Konflik Potensi Kelemahan Implikasi/ Konsekuensi

berwisata.

- Sebagai media promosi

obyek wisata

yang telah

berkembang saja

7. Pedagang - Mendapatkan

keuntungan dari

berdagang

- Jumlah pengunjung

menurun

- Retribusi yang mahal

8 dengan 1

8 dengan 3

8 dengan 4

- Menyediakan berbagai

kebutuhan wisatawan

- Menimbulkan kesan

kurang bersahabat

dengan wisatawan

- Kurang

memperhatikan

masalah lingkungan

- Menjaga lingkungan dari kerusakan

yang mungkin terjadi.

- Mempertahankan sikap ramah pada

wisatawan

Sumber: Hasil Rencana, 2013

Page 52: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VI -52

7.2.6 Pembangunan Investasi Di Bidang Pariwisata

Penataan kawasan wisata Kabupaten Gresik harus dilihat dalam fungsinya sebagai alat

untuk meningkatkan ekonomi wilayah akan terhubung dalam peningkatan aspek-aspek terkait

seperti:

a. Kegiatan investasi, baik investasi dalam bentuk penataan dan pengembangan fasilitas

pelayanan wisata (fasilitas akomodasi resort, rumah makan, area rekreasi dan sebagainya)

ataupun investasi di bidang infrastruktur penunjang wisata seperti jalan raya, moda

transportasi, telekomunikasi, listrik, air bersih dan sebagainya.

b. Kesempatan kerja di bidang pariwisata dan pemeliharaan kawasan wisata yang akan

berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

c. Peluang bisnis yang makin terbuka bagi masyarakat lokal untuk terlibat langsung maupun

tidak langsung dalam mata rantai kegiatan pariwisata dan penataan kawasan wisata seperti

usaha penyediaan jasa akomodasi, rumah makan, pemandu wisata, penyediaan

cinderamata, persewaan moda transportasi dan sebagainya di samping penyediaan dan

pemeliharaan perangkat kawasan wisata.

d. Peningkatan dampak multiganda (multiplier effect) dari pengembangan kawasan wisata

dengan jaringan kegiatan sektor lain dalam menjaga kelanjutan fungsi kawasan.

e. Peningkatan pajak, perijinan dan sebagainya yang kesemuanya akan bermuara pada

peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Aspek-aspek terkait di atas merupakan konsekuensi logis dari berkembangnya sektor

pariwisata pada suatu kawasan. Sedangkan aspek ekonomi dalam pengembangan

kepariwisataan dan penataan kawasan wisata tak akan terlepas dari rencana pengembangan

investasi yang akan dilakukan oleh pihak terkait. Investasi yang ditanamkan pada aktivitas

terkait dengan pariwisata maupun penataan kawasan wisata hendaknya tidak hanya dipandang

dari aspek keuangan yang sifatnya jangka pendek, tetapi lebih kepada penanaman investasi bagi

kepentingan yang lebih makro bagi kehidupan masyarakat dan kawasan yang bersifat jangka

panjang.

Dengan bertitik tolak pada pandangan di atas, maka motivasi apapun dengan

penanaman modal oleh siapa saja mesti dikaitkan dengan kepentingan jangka panjang.

Kepentingan jangka panjang dimaksud mestinya juga tidak lepas dengan kepentingan publik

yang ada. Pertimbangannya tidak hanya aspek ekonomi yang menguntungkan daerah setempat

tetapi juga pertimbangan aspirasi masyarakat, lingkungan dan sebagainya menjadi ukuran

kepentingan yang penting juga. Sehingga jangan sampai penanaman modal oleh suatu pihak

justru akan menimbulkan pertentangan publik. Banyak kasus privatisasi ruang publik dengan

berbagai macam dalih menimbulkan permasalahan kontroversial, apalagi pada masa dimana

informasi dan transparansi dituntut sebagai prasyarat pengembangan suatu wilayah.

Page 53: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -53

A. Investasi Pemerintah

Investasi yang dilakukan oleh pemerintah umumnya banyak berkisar di dalam

penyediaan prasarana pendukung, misalnya saja jalan akses, prasarana sanitasi di dalam

kawasan wisata serta hal-hal yang berkaitan dengan misi publik maupun non komersial (jika

dilakukan sektor swasta akan menimbulkan biaya tinggi dan tidak fisibel secara keuangan

maupun ekonomi) misalnya pemugaran candi, revitalisasi bangunan dan sebagainya. Di dalam

melakukan assessment terhadap peran pemerintah selama ini terkadang dibenturkan pada

keinginan-keinginan pemerintah untuk melakukan investasi pada aspek-aspek yang

bermotifkan untuk mendapatkan keuntungan. Dalam kondisi eforia pelaksanaan otonomi

daerah, terkadang terjebak pada kepentingan-kepentingan untuk sekedar meningkatkan PAD

daripada memikirkan peran pemerintah yang sudah teredukasi yakni sebagai fasilitator dan

enabler dalam pembangunan masyarakat dan penataan kawasan, bukannya provider (penyedia).

Selanjutnya, koordinasi pengembangan investasi pemerintah pada prasarana pendukung perlu

dikoordinasikan di dalam suatu paket program investasi yang terpadu, karena pada dasarnya

tidak akan teralokasi dana secara khusus untuk mengembangkan prasarana pendukung.

Permasalahan koordinasi ini acapkali dibenturkan pada arogansi sektoral di dalam

mengalokasikan maupun memutuskan penggunaan dana bagi pembangunan, termasuk di

dalamnya sektor pariwisata. Satu hal yang tidak dapat terlupakan adalah penilaian kelayakan

atas investasi tersebut juga harus ditempatkan pada pertimbangan awal. Kelayakan dalam hal

ini tidak harus selalu yang bersifat cost recovery tetapi lebih pada aspek pemanfaatannya serta

dampak-dampak yang dapat diprediksi.

B. Investasi Swasta

Investasi sektor swasta di dalam konteks makro adalah didefinisikan sebagai pendorong

bagi bergeraknya ekonomi daerah, karena dapat menimbulkan spread effect, peningkatan

kesempatan kerja dan sebagainya. Namun di dalam implementasinya, sering dijumpai

permasalahan konflik antara kepentingan publik dengan kepentingan modal. Ke depan,

pemecahan permasalahan yang tepat di dalam menghadapi permasalahan tersebut adalah

melibatkan semua stakeholder lain disyaratkan untuk melaksanakan semacam public hearing

(dengar pendapat) yang melibatkan unsur pemerintah, masyarakat sekitar dan juga LSM.

Persoalan khusus bagi investasi di sektor pariwisata yang sangat terkait dengan wilayah-

wilayah publik, perlu ada kejelasan dan keberpihakan instansi terkait yang menjadi pengambil

keputusan perijinan. Keberpihakan dimaksud adalah kepada penonjolan-penonjolan

kepentingan publik.

C. Investasi Masyarakat.

Page 54: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -54

Selama ini investasi dari masyarakat masih belum terencana dengan baik. Bahkan

cenderung terkesan parsial-parsial, tanpa adanya koordinasi. Karakteristik investasi tersebut,

selain sifatnya parsial juga umumnya terbatas. Oleh karena itu, adalah penting

mengintegrasikan investasi tersebut ke dalam skema-skema yang lebih besar yang juga

melibatkan sektor swasta dan juga pemerintah. Untuk itu, pemerintah dapat dan perlu bertindak

sebagai mediasi untuk melaksanakan hal tersebut.

Gambar 7.6Pohon Industri Pariwisata

Sinergisitas dan keselarasan ini sangat penting untuk meningatkan daya saing potensi

unggulan sekaligus menarik wisatawan. Hal ini tentu saja harus didukung kemauan politik

melalui kebijakan, penyiapan masyarakat sebagai penerima manfaat serta kalangan dunia usaha

(pelaku usaha UKM, transportasi lokal misalkan pelembagaan kuda atau dokar wisata yang

terkoneksi dengan kegiatan wisata dan UKM, hotel dan restoran, Travel biro serta layanan jasa-

jasa yang memadai misalkan guide, jasa keuangan dan lain-lain).

7.3 PEMBANGUNAN PEMASARAN PARIWISATA

Pariwisata merupakan komoditas unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Gresik

sehingga semakin hari akan semakin berkembang. Pariwisata yang ada di Kabupaten Gresik

diharapkan memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Pembangunan pemasaran pariwisata akan berhubungan langsung dengan pencitraan dan

kepuasan wisatawan yang nantinya akan berpengaruh terhadap peningkatan kunjungan wisata.

Pariw

isata

Jasa

Transportasi

dan Perjalanan

Rumah

makan

Jasa-jasa

penginapan

Komunik

asi

Industri

kerajinan

Sekolah

Pariwisata

Jasa

pemandu

(Guide)

Wisata

Alam

Wisata

Buatan

Pariwisata

Wisata Alam

Wisata Buatan

Jasa Transportasi dan Perjalanan

Rumah makan

Jasa-jasa penginapan

Komunikasi

Industri kerajinan

Sekolah Pariwisata

Jasa pemandu (Guide)

Wisata religi

Page 55: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -55

Pemasaran pariwisata dapat diibaratkan sebagai proses yang berkelanjutan untuk mencapai

tujuan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Prinsip dari pemasaran objek

wisata dapat dicapai jika pengembangkan pemasaran pariwisata dijalankan dengan orientasi

segmentasi pasar, bauran pemasaran, dan siklus hidup produk. Selain hal tersebut perencanaan

pembangunan pemasaran pariwisata harus berdasarkan prinsip identifiable, cohesive,

measurable, accessibly, substansial, dan actionable. Rencana yang dilakukan untuk pemasaran

pariwisata ini hendaknya harus berfokus pada faktor-faktor determinan yang biasanya

ditentukan dari pilhan konsumen atau wisatawan.

Komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam pemasaran pariwisata meliputi

produk, harga, saluran distribusi, dan promosi. Produk adalah penawaran organisasi atau

lembaga objek wisata yang ditujukan untuk mencapai mencapai tujuan melalui pemuasan

kebutuhan dan keinginan pelanggan. Pengadaan produk pariwisata harus mempertimbangkan

sumberdaya yang terdapat di Kabupaten Gresik, fasilitas, dan transportasi. Harga berkaitan

dengan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan wisatawan untuk memperoleh produk dari

objek wisata. Oleh sebab itu rencana yang dilakukan untuk mengembangkan objek wisata

adalah bagaimana harga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan karena wisatawan

mengorabnkan sejumlah uang untuk menjangkau objek wisata. Saluran distribusi berhubungan

dengan kemudahan akses terhadap jasa bagi para wisatawan yang mempermudah wisatawan

untuk sampai pada tujuan. Disini perlu direncanakan pengembangan biro perjalanan yang

mampu mengakomodasikan paket-paket wisata dan rencana perjalanan pariwisata. Promosi

wisata dilakukan agar produk ataupun jasa wisata yang ditawarkan pada wisatawan akan

menarik minat.

Secara spesifik bagian-bagian dari pemasaran pariwisata yang harus dikembangkan

dalam pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Gresik meliputi:

1. Pasar Wisata

a. Pengembangan pasar wisata dapat dilakukan dengan mengeplot daerah-daerah yang

berpotensi sebagai kawasan pasar yang potensial bagi kunjungan wisatawan,

merencanakan bauran pemasaran objek wisata.

b. Mentepakan daerah-daerah segmentasi pasar dengan sesuai dengan destinasi

pariwisata. Segmentasi pasar ditunjang dengan promosi dan identifikasi pergerakan

para wisatawan

2. Citra Pariwisata

a. Pengembangan Kabupaten Gresik dengan citra destinasi budaya islam, alam, dan

khusus.

3. Kemitraan Pemasaran Pariwisata

a. Promosi dengan media pemasaran sehingga objek dan daya tarik wisata dapat dikenal

oleh masyarakat atau calon wisatawan

Page 56: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -56

b. Peningkatan kinerja marketing yang ada pada objek wisata sehingga dapat

menimbulkan kesan nyaman untuk wisatawan.

c. Pengembangan kemitraan pemasaran yang terpadu antara masyrakat dan organisasi

pengelolaan objek wisata.

d. Pengembangan dukungan dari pemerintah daerah dalam hal promosi objek wisata.

7.4 PEMBANGUNAN INDUSTRI PARIWISATA

Pembangunan industri pariwisata daerah bertujuan untuk mengembangkan objek dan

daya tarik wisata dengan membangun suatu industri pariwisata dengan produk-produk yang di

hasilkan dan management pengelolaannya guna meningkatkan kualitas pariwisata daerah.

Pembangunan industri pariwisata di Kab. Gresik dilakukan dengan perencanaan beberapa aspek

yang berpengaruh atau berdampak bagi perkembangan wisata Kab. Gresik diantaranya :

1. Peningkatan kualitas dan keragaman produk-produk usaha pariwisata yang dapat

dilakukan dengan :

a. Meningkatkan daya saing wisata

1) Melakukan peningkatan dengan pemberian sertifikasi usaha untuk seluruh usaha

yang ada di Kab. Gresik, hal ini akan memberikan peningkatan bagi kualitas produk

untuk pengembangan industri wisata.

2) Peningkatan seluruh fasilitas seperti penginapan/hotel dan restaurant yang memadai

dan berkualitas

3) Rencana penerapan sistem informasi E-book bebas biaya untuk semua produk untuk

memepermudah dan promosi produk

b. Menciptakan iklim usaha yang baik

1) Peningkatan perlindungan usaha bagi industri pariwisata lokal

2) Pengembangan sistem pendaftaran usaha pariwisata

3) Pengembangan multi-aktifitas dan multi-produk (contoh-perhotelan)

4) Penggunaan mata uang rupiah dalam penjualan produk pariwisata di Kab. Gresik

2. Peningkatan Fasilitas, Regulasi dan Insentif untuk Pengembangan Usaha Pariwisata,

pengembangan ini akan memberikan sautu sistem kepariwisataan yang terkontrol dan

terstruktur dengan pemberian insentif, fasilitas dan regulasi sehingga dapat meningkatkan

kualitas industri pariwisata di Kab. Gresik, pengembangan meliputi :

a. Meningkatkan sistem dan skema fasilitas untuk usaha pariwisata yaitu :

1) Pengembangan insentif perizinan untuk melindungi industri pariwisata lokal

2) Pemberian insentif kepad industri pariwisata yang menggunakan produk lokal dan

produk UMKM

Page 57: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -57

3) Fasilitas komunikasi antar pemerintah, usaha pariwisata dan masyarakat dengan

menyelenggarakan forum koordinasi dan komunikasi secara reguler

4) Pengembangan sistem atau hubungan yang baik antara industri kecil sebagai

pemasok dengan industri pariwisata

5) Pengembangan saling keterkaitan antar industri besar dengan kecil dalam hal

ketergantungan produk pariwisata

6) Pembangunan fasilitas khusus berupa ruang space bagi pengusaha kecil di bidang

pariwisata untuk menawarkan produk yang dapat berupa cinderamata dan baranng

khas daerah lainnya

b. Peningkatan sistem dan regulasi untuk usaha pariwisata yaitu :

1) Penetapan asuransi usaha pariwisata yang telah disesuaikan dengan sistem regulasi

yang ada

2) Pengawasan terhadap pembangunan usaha milik asing agar usaha atau produk lokal

penggunaan teknologi informasi tidak terganggu

c. Pengembangan dalam peningkatan usaha di kawasan objek dan daya tarik wisata yaitu :

1) Pembangunan pusat informasi digital dan pelayanan di setiap kawasan pariwisata

2) Pengembangan jaringan kerjasama secara online antar kawasan pariwisata

3) Pembangunan sistem informasi manajemen di kawasan pariwisata Kab. Gresik

3. Pembangunan struktur organisasi dalam industri pariwisata yang terorganisir secara

kelembagaan, pembangunan ini dilakukan dengan :

a. Pembentukan organisasi industri pariwisata yaitu :

1) Membentuk gabungan industri pariwisata di Kab. Gresik sebagai tempat

berkordinsi, kerjasama yang sinergis antar usaha pariwisata

4. Pembangunan kemitraan usaha pariwisata dengan daerah dan UMKM dalam menunjang

kepariwisataan daerah yaitu :

a. Mengembangkan pola-pola kerjasama industri lintas sektor

1) Penggunaan sumberdaya lokal (SDM) dalam penyelenggaraan usaha pariwisata

2) Pengembangan industri dengan penggunaan bahan lokal untuk seluruh rantai

industri pariwisata

b. Pengembangan kerjasama untuk keadaan darurat

1) Pembangunan pilot project pemulihan pasca bencana berdasarkan tema-tema

kawasan

2) Pembangunan pola-pola pendampingan dalam pemulihan kepariwisataan pasca

krisis

3) Pengembangan pola-pola rintisan dengan maskapai penerbangan dan PT. Angkasa

Pura

4) Pembangunan pola-pola kerjasama dengan fasilitas akomodasi di daerah bencana

Page 58: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -58

5) Penerapan early warning system pada kawasan rawan bencana

c. Pengembangan UMKM dalam mendukung usaha kepariwisataan, yang dpat di

kembangkan dengan :

1) Pembangunan fasilitas pengemban UMKM di bidang pariwisata

2) Pembangunan jejaring pemasaran hasil UMKM industri pariwisata

3) Pengembangan UMKM dengan pendekatan pola ketergantungan atau keterkaitan

antar usaha pariwisata dalam pengembangan UMKM pariwisata

7.5 PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN

Tujuan pengaturan dan kelembagaan pariwisata di Kabupaten Gresikadalah

meningkatnya pendapatan daerah dan masyarakat, perluasankesempatan kerja dan terwujudnya

kemudahan berwisata di KabupatenGresik.

Sedangkan sasaran pengaturan dan kelembagaan pariwisata di KabupatenGresikadalah

terwujudnya iklim yang kondusif dan kemudahan investasidalam bidang usaha kepariwisataan

melalui perkembangan danpeningkatan para pengusaha yang berinvestasi dalam bidang

usahakepariwsataan di Kabupaten Gresikdengan tetap mendorongkeikutsertaan dari lembaga-

lembaga ekonomi rakyat.

Hal terpenting dalam pengembangan investasi pariwisata di KabupatenGresik:

Potensi pasar wisatawan

Adanya akses jalan yang baik berupa jalan provinsi Kota Gresik

Kehidupan masyarakatnya yang agamis

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, upaya yang perlu dilakukan olehPemerintah

Kabupaten Gresik, antara lain:

1. Meningkatkan “Political Will” terhadap pariwisata, melalui:

Pengaturan yang tegas dan jelas mengenai pengembangan objekdan daya tarik wisata

maupun Satuan-satuan Kawasn Wisata.

Koordinasi lintas wilayah yang didukung oleh KebijaksanaanPemerintah Provinsi.

Diklat dan Penyuluhan Pariwisata kepada para pengusaha danmasyarakat sekitar objek

dan daya tarik wisata.

2. Memberikan insentif terhadap para pengusaha yang mau menanamkanmodalnya dalam

bidang pariwisata.

3. Meningkatkan promosi dan penyebarluasan informasi tentangkepariwisataan Kabupaten

Gresik.

4. Meningkatkan pembinaan terhadap potensi yang sudah dimiliki baikalam maupun budaya.

Posisi Instansi/ Dinas dan lembaga yang langsung maupun tidak langsungmenangani

kepariwisataan di Kabupaten Gresikdapat dilihat pada Tabeldi bawah ini.

Page 59: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -59

Tabel 7.9Komposisi Instansi/ Lembaga Pengelola Kepariwisataan di Kabupaten Gresik

No Jenis Usaha Instansi/ Lembaga

Langsung

Instansi/ Lembaga tidak

langsung

1 Akomodasi Disparbud BAPPEDA

Bag.Perekonomian

DISPENDA

2 Restoran/ rumah makan Disparbud BAPPEDA

Bag.Perekonomian

DISPENDA

3 Objek dan daya Tarik wisata

alam

Disparbud -

4 Objek dan daya Tarik wisata

budaya

Disparbud -

5 Objek dan daya Tarik wisata

ziarah/ minat khusus

Disparbud dan yayasan -

6 Rekreasi dan hiburan umum Disparbud BAPPEDA

Bag.Perekonomian

Sumber: Rencana, 2013

7.5.1 Organisasi Kepariwisataan

Rencana organisasi kepariwisataandilakukan untukmewujudkan untuk menunjang pengelolaan

pariwisata. Adapun prinsip pengelolaan organisasi kepariwisataan dalam investasi yang dianut

adalah, transparancy, participation, quick disbursement, accountability, sustainability dan

simplicity. Konsistensi pada prinsip ini akan menjadi daya tarik sendiri dalam proses

percepatan pengembangan kawasn pariwisata Gresik.

Prosedur kemitraan yang dianut dalam pengembangan pariwisata di

Kabupaten Kuningan ini, adalah memposisikan pemerintah kota, menjadi

fasilitator dan administrator pembangunan. Dengan demikian orientasi

pembangunan dari top down berubah ke bottom up dan partisipatif, juga

sekaligus menciptakan kepemerintahan yang baik (good governance) dan

demokratis. Berbagai program yang dapat dilakukan secara kemitraan

antara para stakeholder pembangunan, kemitraan dalam pembangunan

sangat penting untuk dilakukan mengingat dua hal:

1. Kemitraan merupakan wujud nyata dari partisipasi masyarakat dan

swasta dalam proses pembangunan

2. Kemitraan merupakan cara yang tepat untuk mengefisienkan belanja

pemerintah (government expenditure) di sektor pembangunan, lihat

Gambar 5.4.

Rencana pengembangan investasi kepariwisataan di Kabupaten Kuningan

akan dilakukan dengan melakukan dan menjalin kerjasama dan kemitraan

dengan pihak swasta, masyarakat, pemerintah dan badan atau lembaga

usaha yang terkait dengan kepariwisataan. Rencana investasi khususnya

Page 60: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -60

dalam pengembangan kepariwisataan akan dititikberatkan pada

pengembangan objek wisata yang berpotensi dan belum dimanfaatkan,

program investasi juga dilakukan dalam hal penyediaan sarana dan

prasarana pendukung pariwisata seperti akomodasi (hotel), sarana atraksi

baik olahraga, kesenian maupun budaya. Untuk lebih jelasnya mengenai

peluang investasi sektor pariwisata Kabupaten Kuningan lihat pada

Penataan kawasan wisata Sarangan harus dilihat dalam fungsinya sebagai alat untuk

meningkatkan ekonomi wilayah akan terhubung dalam peningkatan aspek-aspek terkait seperti:

Kegiatan investasi, baik investasi dalam bentuk penataan dan pengembangan fasilitas

pelayanan wisata (fasilitas akomodasi resort, rumah makan, area rekreasi dan sebagainya)

ataupun investasi di bidang infrastruktur penunjang wisata seperti jalan raya, moda transportasi,

telekomunikasi, listrik, air bersih dan sebagainya.

a. Kesempatan kerja di bidang pariwisata dan pemeliharaan kawasan

wisata yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat di sekitarnya.

b. Peluang bisnis yang makin terbuka bagi masyarakat lokal untuk terlibat

langsung maupun tidak langsung dalam mata rantai kegiatan pariwisata

dan penataan kawasan wisata seperti usaha penyediaan jasa

akomodasi, rumah makan, pemandu wisata, penyediaan cinderamata,

persewaan moda transportasi dan sebagainya di samping penyediaan

dan pemeliharaan perangkat kawasan wisata.

c. Peningkatan dampak multiganda (multiplier effect) dari pengembangan

kawasan wisata dengan jaringan kegiatan sektor lain dalam menjaga

kelanjutan fungsi kawasan.

d. Peningkatan pajak, perijinan dan sebagainya yang kesemuanya akan

bermuara pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Aspek-aspek terkait di atas merupakan konsekuensi logis dari

berkembangnya sektor pariwisata pada suatu kawasan. Sedangkan aspek

ekonomi dalam pengembangan kepariwisataan dan penataan kawasan

wisata tak akan terlepas dari rencana pengembangan investasi yang akan

dilakukan oleh pihak terkait. Investasi yang ditanamkan pada aktivitas terkait

dengan pariwisata maupun penataan kawasan wisata hendaknya tidak

hanya dipandang dari aspek keuangan yang sifatnya jangka pendek, tetapi

lebih kepada penanaman investasi bagi kepentingan yang lebih makro bagi

kehidupan masyarakat dan kawasan yang bersifat jangka panjang.

Page 61: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -61

Dengan bertitik tolak pada pandangan di atas, maka motivasi apapun

dengan penanaman modal oleh siapa saja mesti dikaitkan dengan

kepentingan jangka panjang. Kepentingan jangka panjang dimaksud

mestinya juga tidak lepas dengan kepentingan publik yang ada.

Pertimbangannya tidak hanya aspek ekonomi yang menguntungkan daerah

setempat tetapi juga pertimbangan aspirasi masyarakat, lingkungan dan

sebagainya menjadi ukuran kepentingan yang penting juga. Sehingga jangan

sampai penanaman modal oleh suatu pihak justru akan menimbulkan

pertentangan publik. Banyak kasus privatisasi ruang publik dengan berbagai

macam dalih menimbulkan permasalahan kontroversial, apalagi pada masa

dimana informasi dan transparansi dituntut sebagai prasyarat pengembangan

suatu wilayah.

1. Investasi Pemerintah

Investasi yang dilakukan oleh pemerintah umumnya banyak berkisar di

dalam penyediaan prasarana pendukung, misalnya saja jalan akses,

prasarana sanitasi di dalam kawasan wisata serta hal-hal yang berkaitan

dengan misi publik maupun non komersial (jika dilakukan sektor swasta akan

menimbulkan biaya tinggi dan tidak fisibel secara keuangan maupun

ekonomi) misalnya pemugaran candi, revitalisasi bangunan dan

sebagainya. Di dalam melakukan assessment terhadap peran pemerintah

selama ini terkadang dibenturkan pada keinginan-keinginan pemerintah

untuk melakukan investasi pada aspek-aspek yang bermotifkan untuk

mendapatkan keuntungan. Dalam kondisi eforia pelaksanaan otonomi

daerah, terkadang terjebak pada kepentingan-kepentingan untuk sekedar

meningkatkan PAD daripada memikirkan peran pemerintah yang sudah

teredukasi yakni sebagai fasilitator dan enabler dalam pembangunan

masyarakat dan penataan kawasan, bukannya provider (penyedia).

Selanjutnya, koordinasi pengembangan investasi pemerintah pada

prasarana pendukung perlu dikoordinasikan di dalam suatu paket program

investasi yang terpadu, karena pada dasarnya tidak akan teralokasi dana

secara khusus untuk mengembangkan prasarana pendukung.

Permasalahan koordinasi ini acapkali dibenturkan pada arogansi sektoral di

Page 62: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -62

dalam mengalokasikan maupun memutuskan penggunaan dana bagi

pembangunan, termasuk di dalamnya sektor pariwisata. Satu hal yang tidak

dapat terlupakan adalah penilaian kelayakan atas investasi tersebut juga

harus ditempatkan pada pertimbangan awal. Kelayakan dalam hal ini tidak

harus selalu yang bersifat cost recovery tetapi lebih pada aspek

pemanfaatannya serta dampak-dampak yang dapat diprediksi.

2. Investasi Swasta

Investasi sektor swasta di dalam konteks makro adalah didefinisikan

sebagai pendorong bagi bergeraknya ekonomi daerah, karena dapat

menimbulkan spread effect, peningkatan kesempatan kerja dan sebagainya.

Namun di dalam implementasinya, sering dijumpai permasalahan konflik

antara kepentingan publik dengan kepentingan modal. Ke depan,

pemecahan permasalahan yang tepat di dalam menghadapi permasalahan

tersebut adalah melibatkan semua stakeholder lain disyaratkan untuk

melaksanakan semacam public hearing (dengar pendapat) yang melibatkan

unsur pemerintah, masyarakat sekitar dan juga LSM. Persoalan khusus bagi

investasi di sektor pariwisata yang sangat terkait dengan wilayah-wilayah

publik, perlu ada kejelasan dan keberpihakan instansi terkait yang menjadi

pengambil keputusan perijinan. Keberpihakan dimaksud adalah kepada

penonjolan-penonjolan kepentingan publik.

3. InvestasiMasyarakat.

Selama ini investasi dari masyarakat masih belum terencana dengan

baik. Bahkan cenderung terkesan parsial-parsial, tanpa adanya koordinasi.

Karakteristik investasi tersebut, selain sifatnya parsial juga umumnya terbatas.

Oleh karena itu, adalah penting mengintegrasikan investasi tersebut ke dalam

skema-skema yang lebih besar yang juga melibatkan sektor swasta dan juga

pemerintah. Untuk itu, pemerintah dapat dan perlu bertindak sebagai mediasi

untuk melaksanakan hal tersebut.

7.5.2 Sumber Daya Manusia Pariwisata

Pariwisata merupakan fenomena yang kompleks, bukan sekedar

kegiatan dengan obyek utama industri pelayanan yang melibatkan

manajemen produk dan pasar, tetapi lebih dari itu merupakan proses dialog

antara wisatawan sebagai guest dan masyarakat sebagai host. Suatu

Page 63: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -63

kegiatan pengembangan terhadap suatu lokasi komunitas tertentu dimana

karakter masyarakat secara fisik sosial budaya merupakan sumberdaya

utama, maka pengembangan perlu memandang masyarakat dalam hal ini

seniman, swasta dan budayawan sebagai sumberdaya yang berkembang

dinamis sebagai subyek bukan sekedar obyek.

Dalam setiap kegiatan pembangunan harus memperhitungkan nilai-

nilai sosial budaya yang berkembang di sekitar wilayah perencanaan. Oleh

karena itu setiap langkah keputusan perencanaan harus mencerminkan

masyarakat/penduduk lokal yang secara aktif ikut terlibat di dalamnya.

Dengan pelibatan masyarakat sejak awal akan lebih menjamin kesesuaian

program pengembangan dengan aspirasi masyarakat setempat, kesesuaian

dengan kapasitas yang ada serta menjamin adanya komitmen masyarakat

karena adanya rasa memiliki yang kuat. Pengembangan

masyarakat/penduduk lokal selanjutnya perlu didasarkan pada kriteria:

a. Memajukan tingkat hidup masyarakat sekaligus melestarikan identitas

budaya dan tradisi lokal.

b. Meningkatkan tingkat pendapatan secara ekonomis sekaligus

mendistribusikan merata pada masyarakat/penduduk lokal.

c. Berorientasi pada pengembangan usaha berskala kecil dan menengah

dengan daya serap tenaga besar dan berorientasi pada teknologi tepat

guna.

d. Mengembangkan semangat kompetisi sekaligus kooperatif.

e. Memanfaatkan pariwisata seoptimal mungkin sebagai agen penyumbang

tradisi budaya dengan dampak seminimal mungkin.

7.6 INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH

Page 64: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -64

7.1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA .............................. 1

7.1.1 Visi ............................................................................................................................ 1

7.1.2 Misi........................................................................................................................... 2

7.1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2

7.1.4 Sasaran .................................................................................................................... 3

7.1.5 Arah Pembangunan Kepariwisataan Daerah ........................................................... 3

7.2 PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA ................................................................... 15

7.2.1 Perwilayahan Destinasi Pariwisata Daerah ........................................................... 16

7.2.2 Pembangunan Daya Tarik Wisata ......................................................................... 25

7.2.3 Pembangunan Aksesibilitas dan/atau Transportasi .............................................. 34

7.2.4 Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata ......... 37

7.2.5 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kepariwisataan ............................................ 46

7.2.6 Pembangunan Investasi Di Bidang Pariwisata ....................................................... 52

7.3 PEMBANGUNAN PEMASARAN PARIWISATA ............................................................... 54

7.4 PEMBANGUNAN INDUSTRI PARIWISATA .................................................................... 56

7.5 PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN ................................................. 58

7.5.1 Organisasi Kepariwisataan .................................................................................... 59

7.5.2 Sumber Daya Manusia Pariwisata ......................................................................... 62

7.6 INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH ............................ 63

TABEL 7.1 RENCANA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM KABUPATEN GRESIK ..................................................... 27

TABEL 7.2 RENCANA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BUDAYA KABUPATEN GRESIK .................................................. 31

TABEL 7.3 RENCANA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BUATAN KABUPATEN GRESIK .................................................. 33

TABEL 7.4 ARAHAN PENGEMBANGAN SARANA POKOK KEPARIWISATAAN ................................................................. 38

TABEL 7.5 ARAHAN PENGEMBANGAN SARANA PELENGKAP KEPARIWISATAAN ........................................................... 41

TABEL 7.6 ARAHAN PENGEMBANGAN SARANA PENUNJANG KEPARIWISATAAN .......................................................... 42

TABEL 7.7 RENCANA PEMBANGUNAN FASILITAS UMUM PARIWISATA KABUPATEN GRESIK ........................................... 42

TABEL 7.8 MATRIKS PARTISIPATIF OBJEK-OBJEK WISATA KABUPATEN GRESIK ........................................................... 50

TABEL 7.9 KOMPOSISI INSTANSI/ LEMBAGA PENGELOLA KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GRESIK ................................ 59

GAMBAR 7.1 PETA PEMBAGIAN DESTINASI PARIWISATA DAERAH KABUPATEN GRESIK ................................................ 20

GAMBAR 7.2 PETA PEMBAGIAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH (KSPD) DI DESTINASI PARIWISATA DAERAH

PULAU BAWEAN .................................................................................................................................... 21

GAMBAR 7.3 PETA PEMBAGIAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH (KSPD) DI DESTINASI PARIWISATA DAERAH

GRESIK UTARA ...................................................................................................................................... 23

GAMBAR 7.4 PETA PEMBAGIAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH (KSPD) DI DESTINASI PARIWISATA DAERAH

GRESIK KOTA DAN SELATAN ..................................................................................................................... 24

Page 65: 7 RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA · 2020. 3. 11. · PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5 1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -65

GAMBAR 7.5 PETA ALTERNATIF JALUR WISATA DI KABUPATEN GRESIK..................................................................... 40

GAMBAR 7.6 POHON INDUSTRI PARIWISATA ....................................................................................................... 54