PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VI -1
7.1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
7.1.1 Visi
Visi adalah sesuatu yang diharapkan dan yang dicita-citakan. Dalam kenyataan hal itu
bisa saja tidak terwujud karena beberapa faktor. Namun demikian visi itu bukan juga sesuatu
yang tidak dapat dicapai karena membuat visi dilakukan berdasarkan kemampuan dan peluang
yang ada dengan melihat perkembangan aktual yang terjadi.
Visi pembangunan kepariwisataanKabupaten Gresik “Terwujudnya Kabupaten Gresik
sebagai Destinasi Wisata Alam dan Budaya Unggulan yang berbasis Ekologi, Masyarakat dan
mampu mendorong perkembangan Wilayah”.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ekonomi telah mendorong
berkembangnya pariwisata. Meningkatnya aktivitas ekonomi menyebabkan lebih banyak
penduduk bepergian untuk urusan bisnis dan berbagai keperluan dinas. Kenaikan pendapatan
karena pertumbuhan ekonomi, juga menyebabkan penduduk lebih mampu bepergian untuk
rekreasi dan penyegaran. Tetapi sebaliknya pun telah terbukti dan tidak dapat disangkal, bahwa
perkembangan pariwisata mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan
pariwisata menciptakan permintaan, baik permintaan konsumsi maupun permintaan investasi,
yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa, baik barang
konsumsi maupun barang modal. Dengan demikian, produk dan pendapatan masyarakat dan
daerah meningkat.
Rona bentang alam yang mempesona, keragaman budaya dan kehidupan masyarakat
yang religius merupakan modal dasar yang potensial bagi kepariwisataan. Usaha untuk
mengeksploitasi bagi kepentingan pariwisata dengan memperhatikan kelestariannya akan
menjamin kelangsungan lingkungan hidup secara keseluruhan sekaligus menjamin
kelangsungan kepariwisataan itu sendiri.
RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA 7 PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -2
7.1.2 Misi
Pernyataan misi merupakan hal yang sangat penting untuk dapat terus eksis. Dengan
misi, dapat ditetapkan sasaran utama yang harus dicapai oleh organisasi, sehingga tidak ada
keraguan bagi segenap komponen organisasi.
Misi mengandung aktivitas organisasi, memberikan gambaran tentang citra yang ingin
diproyeksikan agar dikenali dan diketahui oleh berbagai pihak yang berkepentingan,
mencerminkan pandangan organisasi tentang dirinya sendiri dan bidang aktivitas yang ditekuni.
Dengan demikian misi merupakan maksud dari kegiatan utama yang membuat organisasi
memiliki jati diri dan sekaligus membedakannya dari organisasi lain.
Misi pembangunan kepariwisataan Kabupaten Gresik, yaitu:
a. Menggali, melestarikan, dan mengembangkan potensi alam dan kebudayaan daerah untuk
memperkuat daya tarik wisata minat khusus
b. Mengembangkan amenitas pariwisata berbasis masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan
wisatawan
c. Meningkatkan pemasaran dan hubungan kerjasama kepariwisataan melalui pemanfaatan
segenap sumberdaya secara optimal
d. Meningkatkan dan mengembangkan manajemen pengelolaan usaha jasa dan sarana
kepariwisataan.
7.1.3 Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari misi, yang merupakan hasil akhir
yang akan dicapai. Melalui tujuan ini akan diketahui apa yang harus dilakukan, dengan
memperhitungkan sumber daya, nilai-nilai dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi.
Tujuan pembangunan kepariwisataan Kabupaten Gresik, yaitu :
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata yang mampu mendorong
peningkatan jumlah kunjungan;
b. Mengkomunikasikan Destinasi Pariwisata Kabupaten Gresik dengan menggunakan media
pemasaran secara efektif, efisien dan bertanggung jawab;
c. Mewujudkan industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian Daerah
melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata,
memperluas lapangan kerja, dan melaksanakan upaya-upaya untuk mendukung pelestarian
lingkungan dan pemberdayaan masyarakat; dan
d. Mengembangkan Kelembagaaan Kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu
mensinergikan Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, dan Industri
Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien.
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -3
7.1.4 Sasaran
Sasaran pembangunan kepariwisataan Kabupaten Gresik, yaitu:
a. Terciptanya berbagai inovasi jenis Daya Tarik Wisata;
b. Meningkatnya kunjungan Wisatawan nusantara maupun mancanegara;
c. Terwujudnya Pariwisata berbasis Agama dan budaya yang kreatif dan inovatif sebagai
sektor unggulan dan prioritas pembangunan Daerah;
d. Meningkatnya produk domestik bruto, pendapatan Daerah, produk domestik regional
bruto, dan pendapatan masyarakat, dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan
e. Tersedianya fasilitas pendukung Kepariwisataan yang handal;
f. Meningkatnya kualitas paket Wisata yang variatif, yang dikelola secara sinergis dan
terintegrasi antara Pemerintah Daerah dan/atau oleh pelaku Wisata;
g. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan Daerah;
h. Meningkatnya kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata yang aman dan nyaman yang
mampu mendorong peningkatan jumlah kunjungan Wisatawan.
i. Terwujudnya media pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra Daerah
sebagai Destinasi Pariwisata;
j. Terwujudnya industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian Daerah
melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata,
perluasan lapangan kerja, dan upaya-upaya untuk pendukung pelestarian lingkungan dan
pemberdayaan masyarakat;
k. Terwujudnya lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang mampu menyinergikan
pembangunan industri Pariwisata, Kawasan Pariwisata, dan pemasaran Pariwisata secara
profesional, efektif, dan efisien;
l. Terwujudnya Pariwisata sebagai sektor unggulan dan prioritas pembangunan Daerah; dan
m. Terciptanya sumber daya manusia Pariwisata yang handal dan profesional.
7.1.5 Arah Pembangunan Kepariwisataan Daerah
Arah Pembangunan Kepariwisataan Daerah meliputi:
a. prinsip pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan;
b. orientasi pada upaya-upaya pertumbuhan, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan
kemiskinan, serta pelestarian lingkungan;
c. dilaksanakan dengan tata kelola yang baik;
d. dilaksanakan secara terpadu secara lintas sektor, lintas Daerah, dan lintas pelaku; dan
e. dilaksanakan dengan mendorong kemitraan sektor publik dan privat.
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -4
Arah pembangunan Kepariwisataan Daerah menjadi dasar arah kebijakan, strategi, dan
indikasi program dari setiap komponen pembangunan Kepariwisataan dalam kurun waktu tahun
2013 sampai dengan tahun 2025 yang meliputi Pembangunan:
a. DESTINASI PARIWISATA DAERAH;
Perwilayahan Pariwisata
1. Arah Kebijakan 1: Perencanaan pembangunan Kawasan Pariwisata Daerah dan
Kawasan Strategis Pariwisata Daerah
a. Menyusun rencana induk dan rencana detail pembangunan Kawasan Pariwisata
Daerah dan Kawasan Srategis Pariwisata Daerah;
b. Menyusun rencana induk dan rencana detail pembangunan Kawasan Pariwisata
Daerah dan Kawasan Srategis Pariwisata Daerah;
2. Arah Kebijakan 2: Penegakan Regulasi Pembangunan Kawasan Pariwisata Daerah
dan Kawasan Srategis Pariwisata Daerah
a. Pengembangan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada daya tarik wisata
prioritas di Kawasan Strategis Pariwisata Daerah
b. Penyiapan rancangan peraturan tentang rencana induk Pembangunan Destinasi
Pariwisata Daerah
c. Penyiapan rancangan peraturan tentang rencana detail Pembangunan Kawasan
Strategis Pariwisata Daerah
d. Penyiapan rancangan peraturan tentang tata bangunan dan lingkungan pada daya
tarik wisata prioritas di KawasanStrategis Pariwisata Daerah
e. Penetapan Regulasi rencana induk Pembangunan Destinasi Pariwisata Daerah
f. Penetapan Regulasi Rencana Detail Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Daerah
g. Penetapan Regulasi tentang tata bangunan dan lingkungan pada daya tarik wisata
prioritas di Kawasan Strategis Pariwisata Daerah
h. Monitoring dan pengawasan oleh Pemerintah Daerah terhadap penerapan
Rencana Detail Kawasan Pariwisata Daerah dan Kawasan Srategis Pariwisata
Daerah
3. Arah Kebijakan 3: Pengendalian Implementasi Pembangunan Kawasan Pariwisata
Daerah dan Kawasan Srategis Pariwisata Daerah
a. Penyebarlusan informasi dan publikasi Peraturan tentang Pembangunan
Destinasi Pariwisata Daerah dan KawasanStrategis Pariwisata Daerah
b. Meningkatkan koordinasi antara Pemerintah Daerah, pelaku usaha, dan
masyarakat.
Daya Tarik Wisata
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -5
1. Arah Kebijakan 1: Perintisan pengembangan Daya Tarik Wisata dalam rangka
mendorong pertumbuhan Kawasan Pariwisata Daerah dan pengembangan daerah
a. mengembangkan Daya Tarik Wisata baru diDestinasi Pariwisata yang belum
berkembangKepariwisataannya; dan
b. memperkuat upaya pengelolaan potensiKepariwisataan dan lingkungan
dalammendukung upaya perintisan.
2. Arah Kebijakan 2: Pembangunan Daya Tarik Wisata untuk meningkatkan kualitas
dan daya saing produk dalam menarik minat dan loyalitas segmen pasar yang ada
a. Mengembangkan inovasi manajemen produk dan kapasitas Daya Tarik Wisata
untuk mendorong akselerasi perkembangan DPN; dan
b. Memperkuat upaya konservasi potensi Kepariwisataan dan lingkungan dalam
mendukung intensifikasi Daya Tarik Wisata.
3. Arah Kebijakan 3: Pemantapan Daya Tarik Wisata untuk meningkatkan daya saing
produk dalam menarik kunjungan ulang Wisatawan dan segmen pasar yang lebih
luas
a. Mengembangkan diversifikasi atau keragaman nilai Daya Tarik Wisata dalam
berbagai tema terkait; dan
b. Memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan konservasi potensi
Kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung diversifikasi Daya Tarik
Wisata.
4. Arah Kebijakan 4: Revitalisasi Daya Tarik Wisata Dalam Upaya Peningkatan
Kualitas, Keberlanjutan Dan Daya Saing Produk Dan Kawasan Pariwisata Daerah
a. revitalisasi struktur, elemen dan aktivitas yang menjadi penggerak kegiatan
Kepariwisataan pada Daya Tarik Wisata; dan
b. memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan konservasi potensi
Kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung revitalisasi daya tarik dan
kawasan di sekitarnya.
Aksesibilitas Dan/ Atau Transportasi Pariwisata
1. Arah kebijakan 1 : Pengembangan Moda Transportasi Dalam Mendukung
PengembanganPariwisata
a. pengembangan dan peningkatan kemudahan akses dan pergerakan wisatawan
menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di DPD;
meningkatkan ketersediaan moda transportasisebagai sarana pergerakan
wisatawan menujudestinasi dan pergerakan wisatawan di DPD sesuai
kebutuhan dan perkembangan pasar;
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -6
meningkatkan kecukupan kapasitas angkutmoda transportasi menuju destinasi
danpergerakan wisatawan di Destinasi Pariwisatasesuai kebutuhan dan
perkembangan pasar; dan
mengembangkan keragaman atau diversifikasijenis moda transportasi menuju
destinasi danpergerakan wisatawan di Destinasi Pariwisatasesuai kebutuhan
dan perkembangan pasar.
b. pengembangan dan peningkatan kenyamanan dan keamanan pergerakan
wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di DPD.
kenyamanan moda transportasi menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di
DPD sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar; dan
keamanan moda transportasi untuk menjamin keselamatan perjalanan
wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di DPD.
2. Arah kebijakan 2 : Pengembangan Sarana Prasarana Transportasi dalam Mendukung
Pengembangan Pariwisata
a. pengembangan dan peningkatan kemudahan akses terhadap prasarana
transportasi sebagai simpul pergerakan yang menghubungkan lokasi asal
wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di DPD;
Ketersediaan prasarana simpul pergerakan modatransportasi pada lokasi-
lokasi strategis di DPD sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar; dan
Keterjangkauan prasarana simpul pergerakanmoda transportasi dari pusat-
pusat kegiatanpariwisata di DPD.
b. pengembangan dan peningkatan keterhubungan antara DPD dengan pintu
gerbang wisata regional dan/atau nasional maupun keterhubungan antar
komponen daya tarik dan simpul-simpul pergerakan di dalam DPD;
Jaringan transportasi penghubung antara DPDdengan pintu gerbang wisata
regional dan/ataunasional maupun keterhubungan antar komponendaya tarik
dan simpul-simpul pergerakan di dalamDPD; dan
Keterpaduan jaringan infrastruktur transportasiantara pintu gerbang wisata
dan DPD sertakomponen yang ada di dalamnya yangmendukung kemudahan
transfer intermoda.
c. pengembangan dan peningkatan kenyamanan perjalanan menuju destinasi dan
pergerakan wisatawan di dalam DPD.
Jaringan transportasi untuk mendukungkemudahan, kenyamanan dan
keselamatanpergerakan wisatawan sesuai kebutuhan danperkembangan pasar;
dan
Fasilitas persinggahan di sepanjang koridorpergerakan wisata di dalam DPD
sesuaikebutuhan dan perkembangan pasar.
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -7
3. Arah kebijakan 3: Pengembangan Sistem Transportasi dalam Mendukung
PengembanganPariwisata
a. peningkatan kemudahan pergerakan wisatawan dengan memanfaatkan beragam
jenis moda transportasi secara terpadu;
Pembangunan sistem transportasi danpelayanan terpadu di DPD
b. peningkatan kemudahan akses terhadap informasi berbagai jenis moda
transportasi dalam rangka perencanaan perjalanan wisata.
Mengembangkan dan meningkatkan ketersediaan informasi pelayanan
transportasiberbagai jenis moda dari pintu gerbang wisata keDPD; dan
Mengembangkan dan meningkatkan kemudahan reservasi moda transportasi
berbagaijenis moda.
Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, danFasilitas Pariwisata
1. Arah kebijakan 1: pengembangan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan Fasilitas
Pariwisata dalam mendukung perintisan pengembangan DPD;
a. mendorong pemberian insentif untuk pengembangan Prasarana Umum,
FasilitasUmum, dan Fasilitas Pariwisata dalam mendukung perintisan Destinasi
Pariwisata;
b. meningkatkan fasilitasi Pemerintah untuk pengembangan Prasarana Umum,
Fasilitas Umum, dan Fasilitas Pariwisata atas inisiatif swasta; dan
c. merintis dan mengembangkan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan Fasilitas
Pariwisata untuk mendukung kesiapan Destinasi Pariwisata dan meningkatkan
daya saing Destinasi Pariwisata.
2. Arah kebijakan 2: peningkatan Prasarana Umum, kualitas Fasilitas Umum, dan
Fasilitas Pariwisata yang mendukung pertumbuhan, meningkatkan kualitas dan daya
saing DPD;
a. mendorong dan menerapkan berbagai skema kemitraan antara Pemerintah dan
swasta;
b. mendorong dan menerapkan berbagai skema kemandirian pengelolaan; dan
c. mendorong penerapan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan Fasilitas
Pariwisata yang memenuhi kebutuhan wisatawan berkebutuhan khusus.
3. Arah kebijakan 3: pengendalian Prasarana Umum, Pembangunan Fasilitas Umum,
dan Fasilitas Pariwisata bagi destinasi-destinasi pariwisata yang sudah melampaui
ambang batas daya dukung.
a. menyusun regulasi perijinan untuk menjaga daya dukung lingkungan; dan
b. mendorong penegakan peraturan perundangundangan.
Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -8
1. Arah kebijakan 1: pengembangan potensi, kapasitas dan partisipasimasyarakat
melalui Pembangunan Kepariwisataan;
a. memetakan potensi dan kebutuhan penguatan kapasitas masyarakat lokal dalam
pengembangan Kepariwisataan;
b. memberdayakan potensi dan kapasitas masyarakat lokal dalam
pengembanganKepariwisataan; dan
c. menguatkan kelembagaan masyarakat dan Pemerintah di tingkat lokal guna
mendorong kapasitas dan peran masyarakat dalam pengembangan
Kepariwisataan.
2. Arah kebijakan 2: optimalisasi pengarusutamaan gender melaluiPembangunan
Kepariwisataan;
a. meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pengarusutamaan
gender dalam pengembangan pariwisata; dan
b. meningkatkan peran masyarakat dalam perspektif kesetaraan gender dalam
pengembangan Kepariwisataan di daerah.
3. Arah kebijakan 3: peningkatan potensi dan kapasitas sumber daya lokal melalui
pengembangan usaha produktif di bidang pariwisata;
a. meningkatkan pengembangan potensi sumber daya lokal sebagai Daya Tarik
Wisata berbasis kelokalan dalam kerangka Pemberdayaan Masyarakat melalui
pariwisata;
b. mengembangkan potensi sumber daya lokal melalui desa wisata;
c. meningkatkan kualitas produk industri kecil dan menengah sebagai komponen
pendukung produk wisata di Destinasi Pariwisata; dan
d. meningkatkan kemampuan berusaha pelakuUsaha Pariwisata skala usaha mikro,
kecil danmenengah yang dikembangkan masyarakat lokal.
4. Arah kebijakan 4: penyusunan regulasi dan pemberian insentif untuk mendorong
perkembangan industri kecil dan menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha
mikro, kecil dan menengah yang dikembangkan masyarakat lokal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan;
a. mendorong pemberian insentif dan kemudahan bagi pengembangan industri kecil
dan menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. mendorong pelindungan terhadap kelangsungan industri kecil dan menengah dan
Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah di sekitar Destinasi
Pariwisata.
5. Arah kebijakan 5: penguatan kemitraan rantai nilai antar usaha di bidang
Kepariwisataan;
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -9
a. mendorong kemitraan antar usaha Kepariwisataan dengan industri kecil dan
menengah dan usaha mikro, kecil dan menengah; dan
b. meningkatkan kualitas produk industri kecil dan menengah dan layanan jasa
Kepariwisataan yang dikembangkan usaha mikro, kecil dan menengah dalam
memenuhi standar pasar.
6. Arah kebijakan 6: perluasan akses pasar terhadap produk industri kecil dan
menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah yang
dikembangkan masyarakat lokal;
a. memperkuat akses dan jejaring industri kecil dan menengah dan Usaha
Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah dengan sumber potensi pasar
dan informasi global; dan
b. meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan dalam upaya
memperluas akses pasar terhadap produk industri kecil dan menengah dan Usaha
Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah.
7. Arah kebijakan 7: peningkatan akses dan dukungan permodalan dalam upaya
mengembangkan produk industri kecil dan menengah dan Usaha Pariwisata skala
usaha mikro, kecil dan menengah yang dikembangkan masyarakat lokal;
a. mendorong pemberian insentif dan kemudahan terhadap akses permodalan bagi
Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah dalam pengembangan
usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. mendorong pemberian bantuan permodalan untuk mendukung perkembangan
industri kecil dan menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan
menengah di sekitar Destinasi Pariwisata.
8. Arah kebijakan 8: peningkatan kesadaran dan peran masyarakat serta pemangku
kepentingan terkait dalam mewujudkan sapta pesona untuk menciptakan iklim
kondusif Kepariwisataan setempat; dan
a. meningkatkan pemahaman, dan kesadaran masyarakat tentang sadar wisata
dalammendukung pengembangan Kepariwisataan di daerah;
b. meningkatkan peran serta masyarakat dalam mewujudkan sadar wisata bagi
penciptaan iklim kondusif Kepariwisataan setempat;
c. meningkatkan peran dan kapasitas masyarakat dan polisi pariwisata dalam
menciptakan iklim kondusif Kepariwisataan; dan
d. meningkatkan kualitas jejaring media dalam mendukung upaya Pemberdayaan
Masyarakat di bidang pariwisata.
9. Arah kebijakan 9: peningkatan motivasi dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali dan mencintai bangsa dan tanah air melalui perjalanan wisata nusantara.
a. mengembangkan pariwisata sebagai investasi pengetahuan; dan
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -10
b. meningkatkan kuantitas dan kualitas informasi pariwisata nusantara kepada
masyarakat.
Investasi Pariwisata
1. Arah kebijakan 1: peningkatan pemberian insentif investasi di bidang pariwisata
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
a. mengembangkan mekanisme keringanan fiskaluntuk menarik investasi modal
asing di bidangpariwisata sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-
undangan di bidang keuangan; dan
b. mengembangkan mekanisme keringanan fiskaluntuk mendorong investasi dalam
negeri di bidangpariwisata sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-
undangan di bidang keuangan.
2. Arah kebijakan 2: peningkatan kemudahan investasi di bidang pariwisata;
a. melaksanakan debirokratisasi investasi di bidang pariwisata; dan
b. melaksanakan deregulasi peraturan yang menghambat perizinan.
3. Arah kebijakan 3: peningkatan promosi investasi di bidang pariwisata.
a. menyediakan informasi peluang investasi di Destinasi Pariwisata;
b. meningkatkan promosi investasi di bidang pariwisata di dalam negeri dan di luar
negeri; dan
c. meningkatkan sinergi promosi investasi di bidang pariwisata dengan sektor
terkait.
b. Pemasaran pariwisata daerah;
pengembangan pasar wisatawan;
1. Arah kebijakan 1: pemantapan segmen pasarwisatawan massal dan pengembangan
segmen cerukpasar untuk mengoptimalkan pengembangan DestinasiPariwisata dan
dinamika pasar global
a. meningkatkan pemasaran dan promosi untuk mendukung penciptaan Destinasi
Pariwisata yang diprioritaskan;
b. meningkatkan akselerasi pemasaran dan promosi pada pasar utama, baru, dan
berkembang;
c. mengembangkan pemasaran dan promosi untuk meningkatkan pertumbuhan
segmen ceruk pasar;
d. mengembangkan promosi berbasis tema tertentu;
e. meningkatkan akselerasi pergerakan wisatawan di seluruh Destinasi Pariwisata;
dan
f. meningkatkan intensifikasi pemasaran wisatakonvensi, insentif dan pameran
yang diselenggarakanoleh sektor lain.
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -11
pengembangan citra pariwisata;
1. Arah kebijakan 1: peningkatan dan pemantapan citra pariwisata Gresik secara
berkelanjutan baik citra pariwisata regional maupun citra pariwisata destinasi;
a. meningkatkan dan memantapkan pemosisian citra pariwisata Gresikdi antara
para pesaing; dan
b. meningkatkan dan memantapkan pemosisian citra pariwisata destinasi.
2. Arah kebijakan 2: peningkatan citra pariwisata Gresiksebagai Destinasi Pariwisata
yang aman, nyaman, dan berdaya saing.
a. Peningkatan promosi, diplomasi, dankomunikasi.
pengembangan kemitraan Pemasaran Pariwisata;
1. Arah kebijakan 1:pengembangankemitraan pemasaran yang terpadu,
sinergis,berkesinambungan dan berkelanjutan
a. keterpaduan sinergis promosi antar pemangku kepentingan pariwisata regional;
dan
b. strategi pemasaran berbasis pada pemasaran yang bertanggung jawab, yang
menekankan tanggung jawab terhadap masyarakat, sumber daya lingkungan dan
wisatawan.
pengembangan promosi pariwisata.
1. Arah kebijakan 1: penguatan dan perluasan eksistensi promosi pariwisata Gresik di
dalam negeri;
a. menguatkan fungsi dan peran promosi pariwisata di dalam negeri; dan
b. menguatkan dukungan, koordinasi dan sinkronisasi terhadap Badan Promosi
Pariwisata Jawa Timur dan Badan Promosi Pariwisata Daerah Gresik.
2. Arah kebijakan 2: penguatan dan perluasan eksistensi promosi pariwisata Gresikdi
luar negeri.
a. menguatkan fasilitasi, dukungan, koordinasi, dan sinkronisasi terhadap promosi
pariwisata Gresikdi luar negeri, dan
b. menguatkan fungsi dan keberadaan promosi pariwisata Gresikdi luar negeri.
c. Industri pariwisata daerah;
penguatan struktur Industri Pariwisata;
1. Arah kebijakan 1:penguatan fungsi, hierarki,dan hubungan antar mata rantai
pembentuk IndustriPariwisata untuk meningkatkan daya saing IndustriPariwisata
a. meningkatkan sinergitas dan keadilan distributif antar mata rantai pembentuk
Industri Pariwisata;
b. menguatkan fungsi, hierarki, dan hubungan antar Usaha Pariwisata sejenis untuk
meningkatkan daya saing; dan
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -12
c. menguatkan mata rantai penciptaan nilai tambah antara pelaku Usaha Pariwisata
dan sektor terkait.
peningkatan daya saing produk pariwisata;
1. Arah kebijakan 1:pengembangan kualitas dankeragaman usaha Daya Tarik Wisata
a. mengembangkan manajemen atraksi;
b. memperbaiki kualitas interpretasi;
c. menguatkan kualitas produk wisata; dan
d. meningkatkan pengemasan produk wisata.
2. Arah kebijakan 2:Pengembangankapasitas dan kualitas fungsi dan layanan
FasilitasPariwisata yang memenuhi standar internasional danmengangkat unsur
keunikan dan kekhasan lokal
a. mendorong dan meningkatkan standardisasi dan Sertifikasi Usaha Pariwisata;
b. mengembangkan skema fasilitasi untuk mendorong pertumbuhan Usaha
Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah; dan
c. mendorong pemberian insentif untuk menggunakan produk dan tema yang
memiliki keunikan dan kekhasan lokal.
3. Arah kebijakan 3:pengembangan kapasitas dankualitas layanan jasa transportasi
yang mendukungkemudahan perjalanan wisatawan ke DestinasiPariwisata
a. peningkatan etika bisnis dalam pelayanan usaha transportasi pariwisata
pengembangan kemitraan Usaha Pariwisata;
1. Arah kebijakan 1:pengembangan skemakerja sama antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah, duniausaha, dan masyarakat
a. menguatkan kerja sama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan
masyarakat;
b. menguatkan implementasi kerja sama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dunia usaha, dan masyarakat; dan
c. menguatkan monitoring dan evaluasi kerja sama antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dunia usaha, dan masyarakat.
penciptaan kredibilitas bisnis;
1. Arah kebijakan 1:pengembangan manajemendan pelayanan Usaha Pariwisata yang
kredibel danberkualitas
a. menerapkan standardisasi dan Sertifikasi Usaha Pariwisata yang mengacu pada
prinsip-prinsip dan standar internasional dengan mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya lokal;
b. menerapkan sistem yang aman dan tepercaya dalam transaksi bisnis secara
elektronik; dan
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -13
c. mendukung penjaminan usaha melalui regulasi dan fasilitasi.
pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.
1. Arah kebijakan 1:Pengembanganmanajemen Usaha Pariwisata yang mengacu
kepadaprinsip-prinsip Pembangunan pariwisata berkelanjutan,kode etik pariwisata
dunia dan ekonomi hijau
a. mendorong tumbuhnya ekonomi hijau di sepanjang mata rantai Usaha
Pariwisata; dan
b. mengembangkan manajemen Usaha Pariwisata yang peduli terhadap pelestarian
lingkungan dan budaya.
d. Kelembagaan kepariwisataan daerah
penguatan Organisasi Kepariwisataan;
1. Arah kebijakan 1: reformasi birokrasi kelembagaan dan penguatanmekanisme
kinerja organisasi untuk mendukung misiKepariwisataan sebagai portofolio
pembangunanregional;
a. menguatkan tata kelola Organisasi Kepariwisataan dalam struktur kementerian;
b. menguatkan kemampuan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program
Pembangunan Kepariwisataan; dan
c. menguatkan mekanisme sinkronisasi dan harmonisasi program Pembangunan
Kepariwisataan baik secara internal kementerian maupun lintas sektor.
2. Arah kebijakan 2: memantapkan Organisasi Kepariwisataan dalammendukung
pariwisata sebagai pilar strategispembangunan regional;
a. menguatkan fungsi strategis Kepariwisataan dalam menghasilkan devisa;
b. meningkatkan Usaha Pariwisata terkait;
c. meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat; dan
d. meningkatkan pelestarian lingkungan.
3. Arah kebijakan 3: mengembangkan dan menguatkan OrganisasiKepariwisataan
yang menangani bidang PemasaranPariwisata;
a. menguatkan struktur dan fungsi organisasi bidang pemasaran di tingkat
Pemerintah;
b. memfasilitasi terbentuknya Badan Promosi Pariwisata Gresik; dan
c. menguatkan kemitraan antara Badan Promosi Pariwisata Gresik dan Pemerintah
dalam pembangunan kepariwisataan regional.
4. Arah kebijakan 4: mengembangkan dan menguatkan OrganisasiKepariwisataan
yang menangani bidang IndustriPariwisata;
a. memfasilitasi pembentukan Gabungan Industri Pariwisata Gresik; dan
b. menguatkan kemitraan antara Gabungan IndustriPariwisata Gresik dan
Pemerintah dalam pembangunan kepariwisataan regional.
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -14
5. Arah kebijakan 5: mengembangkan dan menguatkan OrganisasiKepariwisataan
yang menangani bidang DestinasiPariwisata.
a. menguatkan struktur dan fungsi organisasi idang pengembangan destinasi di
tingkat Pemerintah;
b. memfasilitasi terbentuknya organisasi pengembangan destinasi; dan
c. menguatkan kemitraan antara organisasi pengembangan destinasi dan
Pemerintah dalam pembangunan kepariwisataan regional.
pembangunan SDM Pariwisata;
1. Arah kebijakan 1: peningkatan kapasitas dan kapabilitasSDM Pariwisata di
lingkungan Pemerintah
a. meningkatkan kemampuan dan profesionalitas pegawai;
b. meningkatkan kualitas pegawai bidang Kepariwisataan; dan
c. meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pendidikan dan latihan
bidang Kepariwisataan.
2. Arah kebijakan 2: Pembangunan SDM Pariwisata di duniausaha dan masyarakat
a. meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang memiliki
sertifikasi kompetensi di setiap Destinasi Pariwisata;
b. meningkatkan kemampuan kewirausahaan di bidang Kepariwisataan; dan
c. meningkatkan kualitas dan kuantitas lembaga pendidikan Kepariwisataan yang
terakreditasi.
penyelenggaraan penelitian dan pengembangan.
1. Arah kebijakan 1: peningkatan penelitian yang berorientasi padapengembangan
Destinasi Pariwisata;
a. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan Daya Tarik Wisata;
b. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan aksesibilitas dan/atau
transportasi Kepariwisataan dalam mendukung daya saing DPN;
c. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan Prasarana Umum,
Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata dalam mendukung daya saing DPN;
d. meningkatkan penelitian dalam rangka memperkuat Pemberdayaan Masyarakat
melalui Kepariwisataan; dan
e. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan dan peningkatan investasi
di bidang pariwisata.
2. Arah kebijakan 2: peningkatan penelitian yang berorientasi padapengembangan
Pemasaran Pariwisata;
a. meningkatkan penelitian pasar wisatawan dalam rangka pengembangan pasar
baru dan pengembangan produk;
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -15
b. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan dan penguatan citra
pariwisata regional;
c. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan kemitraan Pemasaran
Pariwisata;
d. meningkatkan penelitian dalam rangka peningkatan peran promosi pariwisata
Gresik di luar negeri.
3. Arah kebijakan 3: peningkatan penelitian yang berorientasi padapengembangan
Industri Pariwisata;
a. meningkatkan penelitian dalam rangka penguatan Industri Pariwisata;
b. meningkatkan penelitian dalam rangka peningkatan daya saing produk
pariwisata;
c. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan kemitraan Usaha
Pariwisata;
d. meningkatkan penelitian dalam rangka penciptaan kredibilitas bisnis; dan
e. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan tanggung jawab terhadap
lingkungan.
4. Arah kebijakan 4: peningkatan penelitian yang berorientasi padapengembangan
kelembagaan dan SDM Pariwisata.
a. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan Organisasi
Kepariwisataan;
b. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan SDM Pariwisata.
7.2 PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA
Rencana pengembangan destinasi wisata pada Kabupaten Gresik dilakukan agar
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, meningkatkan pergerakan
wisatawan nusantara, meningkatkan jumlah penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara,
meningkatkan jumlah pengeluaran wisatwana nusantara, dan meningkatkan produk domestic
bruto di bidang kepariwsataan. Adapun rencana yang dilakukan meliputi:
1. Pengoptimalan perwilayahan destinasi pariwisata daerah.
2. Pengembangan produk atau daya tarik objek wisata.
3. Peningkatan prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata.
4. Peningkatan dan penyediaan akomodasi untuk wisatawan guna mendukung perkembangan
objek wisata.
5. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi menuju objek wisata.
6. Pengembangan investasi di bidang kepariwisataan.
7. Pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan.
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -16
7.2.1 Perwilayahan Destinasi Pariwisata Daerah
Perwilayahan pembangunan destinasi pariwisata terdiri dari destinasi pariwisata daerah
dan kawasan strategis pariwisata daerah. Pembangunan destinasi pariwisata daerah dan
kawasan strategis pariwisata daerah dilaksanakan secara bertahap dengan kriteria prioritas
memiliki:
a. komponen destinasi yang siap untuk dikembangkan;
b. posisi dan peran efektif sebagai penarik investasi yang strategis;
c. posisi strategis sebagai simpul penggerak sistemik Pembangunan Kepariwisataan di
wilayah sekitar baik dalam konteks regional maupun nasional;
d. potensi kecenderungan produk wisata masa depan;
e. kontribusi yang signifikan dan/atau prospek yang positif dalam menarik kunjungan
wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara dalam waktu yang relatif cepat;
f. citra yang sudah dikenal secara luas;
g. kontribusi terhadap pengembangan keragaman produk wisata di Gresik; dan
h. keunggulan daya saing internasional.
7.2.1.1 Kawasan Pariwisata Daerah
Destinasi pariwisata daerah merupakan kawasan geografis yang berada dalam satu atau
lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,
fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan. Penentuan destinasi pariwisata daerah mempertimbangkan
kriteria:
a. Merupakan kawasan geografis dengan cakupan wilayah kecamatan dan/atau lintas
kecamatan yang di dalamnya terdapat kawasan-kawasan pengembangan pariwisata
kabupaten, yang diantaranya merupakan KSPD (kawasan strategis pariwisata daerah);
b. Memiliki Daya Tarik Wisata yang berkualitas dan dikenal secara luas secara nasional dan
internasional, serta membentuk jejaring produk wisata dalam bentuk pola pemaketan
produk dan pola kunjungan wisatawan;
c. Memiliki kesesuaian tema Daya Tarik Wisata yang mendukung penguatan daya saing;
d. Memiliki dukungan jejaring aksesibilitas dan infrastruktur yang mendukung pergerakan
wisatawan dan kegiatan Kepariwisataan; dan
e. Memiliki keterpaduan dengan rencana sector terkait.
Berdasarkan analisa keberadaan sebelumnya, maka destinasi pariwisata daerah (DPD)
di Kabupaten Gresik terbagi menjadi 3, antara lain:
1. DPD Pulau Bawean
Destinasi pariwisata Pulau Bawean terdiri dari obyek wisata yang ada di Pulau
Bawean, baik itu wisata alam maupun wisata budaya. Adapun 13 obyek wisata yang ada di
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -17
Pulau Bawean antara lain: Danau Kastoba (Kec. Tambak), Pulau Cina (Kec. Tambak),
Pantai Labuhan (Kec. Tambak),Pantai Nyimas (Kec. Sangkapura), Pantai Hutan Lindung
(Kec. Sangkapura), Pantai Tinggen (Kec. Sangkapura), Pulau Noko dan Pulau Gili (Kec.
Sangkapura), Kawasan Pantai Selayar (Kec. Sangkapura), Air Terjun Udhuk-Udhuk (Kec.
Sangkapura), Air Terjun Laccar (Kec. Tambak), Air Terjun Patar Selamat (Kec.
Sangkapura), Air Panas Kebondaya (Kec. Sangkapura), serta Penangkaran Rusa Bawean
(Kec. Sangkapura).
2. DPD Gresik Utara
Destinasi pariwisata gresik utara terdiri dari obyek wisata yang ada di Gresik daratan
sebelah utara, yang meliputi 6 obyek wisata: Makam Siti Fatimah binti Maemun (Kec.
Manyar), Makam Kanjeng Sepuh (Kec. Sidayu), Pantai Dalegan (Kec. Panceng), Bukit
Surowiti (Kec. Panceng), Sentra Industri Songkok dan Rebana (Kec. Bungah), Benteng
Lodewijk (Kec. Bungah),
3. DPD Gresik Kota dan Selatan
Destinasi pariwisata gresik utara terdiri dari 10 obyek wisata yang ada di Kota Gresik
dan Gresik daratan sebelah selatan, yang meliputi:Makam Maulana Malik Ibrahim (Kec.
Gresik), Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas), Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro
(Kec. Gresik), Makam Raden Santri (Kec. Gresik), Makam Nyai Ageng Pinatih (Kec.
Gresik), Makam Sunan Prapen (Kec. Kebomas), Petilasan Giri Kedaton (Kec. Kebomas),
Giri Wana Tirta/ Telaga Ngipik (Kec. Gresik), Kampung Kemasan (Kec. Gresik), serta
Kampung Adenium (Kec. Kedamean).
7.2.1.2 Kawasan Strategis Pariwisata Daerah
Kawasan strategis pariwisata daerah ditentukan berdasarkan kriteria:
a. Memiliki fungsi utama pariwisata atau potensipengembangan pariwisata;
b. Memiliki sumber daya pariwisata potensial untukmenjadi Daya Tarik Wisata unggulan
danmemiliki citra yang sudah dikenal secara luas;
c. Memiliki potensi pasar, baik skala nasionalmaupun khususnya internasional;
d. Memiliki posisi dan peran potensial sebagaipenggerak investasi;
e. Memiliki lokasi strategis yang berperan menjagapersatuan dan keutuhan wilayah;
f. Memiliki fungsi dan peran strategis dalammenjaga fungsi dan daya dukung
lingkunganhidup;
g. Memiliki fungsi dan peran strategis dalam usahapelestarian dan pemanfaatan aset
budaya,termasuk di dalamnya aspek sejarah dankepurbakalaan;
h. Memiliki kesiapan dan dukungan masyarakat;
i. Memiliki kekhususan dari wilayah;
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -18
j. Berada di wilayah tujuan kunjungan pasarwisatawan utama dan pasar wisatawan
potensialnasional; dan
k. Memiliki potensi kecenderungan produk wisatamasa depan.
Kawasan strategis pariwisata daerah (KSPD) di Kabupaten Gresik merupakan
penajaman dari destinasi pariwisata daerah yang bertujuan untuk mempermudah dalam
membagi paket-paket wisata yang dapat ditawarkan di Kabupaten Gresik. Adapun pembagian
kawasan strategis pariwisata daerah (KSPD) di Kabupaten Gresik antara lain:
1. DPD Pulau Bawean
Kawasan strategis pariwisata daerah (KSPD) pada DPD Pulau Baweanmeliputi:
KSPD Bawean Utara terdiri dari Pantai Tinggen (Kec. Sangkapura), Penangkaran Rusa
Bawean (Kec. Sangkapura), Pantai Tandjung Ke’en (Kec. Sangkapura), Pulau Cina
(Kec. Tambak), Pantai Nyimas (Kec. Sangkapura), Pantai Labuhan (Kec. Tambak),
Pantai Hutan Lindung (Kec. Sangkapura), dan Danau Kastoba (Kec. Tambak).
KSPD Bawean Timur terdiri dari Air Panas Kebondaya (Kec. Sangkapura), Kawasan
Pantai Selayar (Kec. Sangkapura), Air Terjun Udhuk-Udhuk (Kec. Sangkapura), Air
Terjun Laccar (Kec. Tambak), Air Terjun Patar Selamat (Kec. Sangkapura), Pulau
Noko dan Pulau Gili (Kec. Sangkapura), serta Danau Kastoba (Kec. Sangkapura)
2. DPD Gresik Utara
Kawasan strategis pariwisata daerah (KSPD) pada DPD Gresik Utara meliputi:
KSPD Pantai Delegan dan sekitarnya terdiri dari Pantai Dalegan (Kec. Panceng) dan
Bukit Surowiti (Kec. Panceng)
KSPD Makam Kanjeng Sepuh dan sekitarnya terdiri dari Makam Kanjeng Sepuh (Kec.
Sidayu) dan Benteng Lodewijk (Kec. Bungah)
KSPD Makam Fatimah binti Maemun dan sekitarnya terdiri dari Makam Siti Fatimah
binti Maemun (Kec. Manyar) dan Sentra Industri Songkok dan Rebana (Kec. Bungah)
3. DPD Gresik Kota dan Selatan
Kawasan strategis pariwisata daerah (KSPD) pada DPD Gresik Kota dan Selatan
meliputi:
KSPD Makam Sunan Giri dan sekitarnya terdiri dari Makam Sunan Giri (Kec.
Kebomas), Makam Sunan Prapen (Kec. Kebomas), Petilasan Giri Kedaton(Kec.
Kebomas), dan Kampung Adenium (Kec. Kedamean)
KSPD Makam Maulana Malik Ibrahim dan sekitarnya terdiri dari Makam Maulana
Malik Ibrahim (Kec. Gresik), Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro (Kec.
Gresik), Makam Raden Santri (Kec. Gresik),dan Kampung Adenium (Kec. Kedamean)
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -19
KSPD Kampung Kemasan dan sekitarnya terdiri dari Telaga Ngipik/ Giri Wana Tirta
(Kec. Gresik), Kampung Kemasan (Kec. Gresik), dan Makam Nyai Ageng Pinatih
(Kec. Gresik)
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -20
Gambar 7.1 Peta Pembagian Destinasi Pariwisata Daerah Kabupaten Gresik
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -21
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -22
Gambar 7.2 Peta Pembagian Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) di Destinasi
Pariwisata Daerah Pulau Bawean
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -23
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -24
Gambar 7.3 Peta Pembagian Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) di Destinasi
Pariwisata Daerah Gresik Utara
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -25
Gambar 7.4 Peta Pembagian Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) di Destinasi
Pariwisata Daerah Gresik Kota dan Selatan
7.2.2 Pembangunan Daya Tarik Wisata
Pembangunan daya tarik wisata bertujuan untuk mendorong pertumbuhan kawasan
pariwisata Kabupaten Gresik dan pengembangan daerah objek wisata; meningkatkan kualitas,
daya saing dan daya tarik dalam menarik minat segmentasi pasar; meningkatkan daya saing
daya tarik dalam menarik ulang kunjungan wisatawan dan segmen pasar yang lebih luas; serta
peningkatan kualitas, keberlanjutan, daya saing dan daya tarik kawasan pariwisata Kabupaten
Gresik. Rencana yang diatas dapat direalisasi berdasarkan tahapan pelaksanaan yaitu melalui
tahapan perencanan, tahapan pemanfaatan, dan tahapan pengendalian. Pada tahapan
perencanaan mengkaji mengenai supply dan demand objek wisata agar kita dapat melihat
seberapa potensialnya objek wisata tersebut.
Kajian supply menyangkut berbagai potensi, serta permasalahan yang ada pada suatu
objek dan daya tarik wisata tertentu, serta kajian mengenai daya dukung alami dari objek wisata
tersebut. Kajian demand menyangkut perkembangan wisatawan yang terdapat pada suatu objek
dengan tujuan untuk melakukan perkiraan kebutuhan bagi pengembangan suatu objek dan daya
tarik wisata.
Perkiraan kebutuhan dan standar yang dihasilkan pada tahap perencanaan ini,
merupakan pedoman dasar bagi pelaksanaan tahap selanjutnya (tahap pemanfaatan), yang
diwujudkan dalam bentuk program pembangunan serta sistem pengelolaan dari suatu objek dan
daya tarik wisata.
Pembangunan daya tarik yang ada di Kabupaten Gresik meliputi pembangunan daya
tarik wisata alam, pembangunan daya tarik wisata budaya, dan pembangunan daya tarik wisata
buatan. Berikut ini rencana pengembangan daya tarik objek wisata yang ada di Kabupaten
Gresik.
A. Wisata alam
1. Danau Kastoba (Kec. Tambak)
2. Pantai Labuhan (Kec. Tambak)
3. Pantai Nyimas (Kec. Tambak)
4. Pantai Hutan Lindung (Kec. Sangkapura)
5. Pantai Tinggen (Kec. Sangkapura)
6. Pantai Dalegan (Kec. Panceng)
7. Pulau Noko dan Pulau Gili (Kec. Sangkapura)
8. Kawasan Pantai Selayar (Kec. Sangkapura)
9. Air Terjun Laccar(Kec. Tambak)
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -26
10. Air Terjun udhuk-udhuk (Kec. Tambak)
11. Air Terjun Patar Selamat (Kec. Sangkapura)
12. Air Panas Kebondaya (Kec. Sangkapura)
13. Telaga Ngipik/ Giri Wana Tirta (Kec. Kebomas)
14. Bukit Surowiti (Kec. Panceng)
15. Penangkaran Rusa Bawean (Kec. Sangkapura)
16. Pantai Pulau Cina (Kec. Sangkapura)
17. Pantai Tandjung Ke’en (Kec. Sangkapura)
B. Wisata budaya
1. Makam Maulana Malik Ibrahim (Kec. Gresik)
2. Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas)
3. Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro (Kec. Gresik)
4. Makam Raden Santri (Kec. Gresik)
5. Makam Nyai Ageng Pinatih (Kec. Gresik)
6. Makam Sunan Prapen (Kec. Kebomas)
7. Petilasan Giri Kedaton (Kec. Kebomas)
8. Makam Siti Fatimah binti Maemun (Kec. Manyar)
9. Makam Kanjeng Sepuh (Kec. Sidayu)
C. Wisata minat khusus
1. Kampung Kemasan (Kec. Gresik)
2. Kampung Adenium (Kec. Kedamean)
3. Sentra Industri Songkok dan Rebana (Kec. Bungah)
4. Benteng Lodewijk (Kec. Bungah)
Rencana pengembangan objek wisata yang terdapat di Kabupaten Gresik adalah
menggali dan mengembangkan mutu objek wisata dankawasan yang ada melalui rencana
pengembangan objekobjek wisata.Rencana pengembangan objek wisata terbagi kedalam 2
rencana yaitu:
a. Rencana pembangunan objek wisata tahap pengembangan
b. Rencana pembangunan objek wisata tahap eksplorasi
Rencana pengembangan tiap objek wisata terbagi kedalam:
a. Menggali dan mengembangkan produk/ daya tarik, didalamnya berisikan rencana-rencana
yang berhubungan dengan kegiatan/ atraksi alam, kesenian, budaya, olahraga dan rekreasi
sepeti memancing, naik gunung, berburu, musik dan kegiatan lainnya.
b. Pembuatan dan pengembangan sarana prasarana didalamnya termasuk kegiatan
pembangunan sarana pendukung seperti jalan setapak, pesanggrahan, cottage, tempat parkir,
membangun panggung, lampu taman dan lain-lain.
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -27
c. Mengembangkan insan pariwisata berarti melakukan kemitraan dengan pihak swasta,
pemerintah maupun masyarakat dalam bentuk memfungsikan kompepar, kursus
keterampilan, penyuluhan, menumbuhkan dan mengembangkan pemandu wisata.
d. Menggencarkan/ meningkatkan promosi, didalamnya terdiri dari kegiatan-kegiatan
pembutan leaflet, brosur, booklet, penyelenggaraan event-event tahunan, bulanan,
pembuatan billboard dan petunjuk arah yang jelas, mengadakan kerjasama dengan biro
perjalanan dan hotel berbintang, penulisan sejarah dan kegiatan lainnya.
7.2.2.1 Daya Tarik Wisata Alam
Daya tarik wisata alam merupakan potensi objek wisata yang menjadi objek kunjungan
wisata alam antara lain keanekaragaman flora dan fauna, keunikan alam, panorama alam, air
panas, air terjun, kawah dan gejala alam lainnya. Wisata alam di Kabupaten Gresik sendiri
terdapat 16 objek wisata yang tersebar di seluruh wilayah, dimana sebagian besar berada di
Pulau bawean. Rencana pengembangan daya tarik wisata alam di Kabupaten Gresik antara lain:
Perbaikan dan penambahan atraksi permainan air di pantai dan danau, seperti perahu
dayung, perahu angsa, ski air, banana boat, kano, dan lain sebagainya.
Mengadakan perlombaan olahraga air di pantai dan danau untuk menarik perhatian
masyarakat, atau perlombaan berbasis pendidikan.
Menyediakan spot memancing di danau atau telaga
Perbaikan dan penambahan mainan anak di setiap wisata alam
Menyediakan area kamping untuk umum maupun untuk pendidikan
Adapun rencana pengembangan daya tarik wisata alam di Kabupaten Gresik dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.1 Rencana Pengembangan Objek Wisata Alam Kabupaten Gresik No. Objek Wisata Pengembangan Objek Wisata
1. Danau Kastoba (Kec. Tambak)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata
sesuai dengan batasan yang diperbolehkan
Danau kastoba sebagi Suaka alam atam Taman
wisata
2. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi menuju
lokasi wisata dengan perbaikan jalan menuju
lokasi awal penajkan menuju danau
3. Membuat atau menciptakan cinderamata yang
khas danau kastoba seperti kaos, gantungan
kunci atau patung keramik miniature danau
4. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta dalam
bentuk CSR
5. Penambahan atraksi-atraksi air seperti sky air
atau permainan air lainnya
6. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
2. Pantai Labuhan (Kec. Tambak) 1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata
terutama lahan parkir
2. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi menuju
objek wisata seperti komuter yang mengantar
khusus ke lokasi wisata
3. Mengembangkan produk atau daya tarik objek
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -28
No. Objek Wisata Pengembangan Objek Wisata
wisata seperti kaos atau cintera mata lainnya
4. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran pada komplek yang strategis
disekitar pantai dengan pembangunan cottage
yang memiliki view laut sehingga menjadidaya
tarik
5. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta
6. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
3. Pantai Nyimas (Kec. Sangkapura)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata
terutama lahan parkir
2. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi sa
3. Mengembangkan produk atau daya tarik objek
wisata
4. Membuat atau menciptakan cinderamata yang
khas
5. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran pada komplek yang strategis
6. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta
7. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
8. Pemyediaan atraksi-atraksi air atau permainan
air
4. Pantai Hutan Lindung (Kec. Sangkapura)
1. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi
2. Mengembangkan produk atau daya tarik objek
wisata
3. Membuat atau menciptakan cinderamata yang
khas
4. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran pada komplek yang strategis
5. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta
6. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
5. Pantai Tinggen (Kec. Sangkapura)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata
terutama lahan parkir
2. Mengembangkan produk atau daya tarik objek
wisata
3. Membuat atau menciptakan cinderamata yang
khas
4. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran pada komplek yang strategis
5. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta
6. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
6. Pantai Delegan (Kec. Panceng)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata
terutama lahan parkir karena pada hari libur
lahann parkir yang disediakan sudah tidak
mencukupi lagi
2. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta untuk
penin gkatan kualiotas atraksi wisata
7. Pulau Noko dan Pulau Gili (Kec. Sangkapura) 1. Meningkatkan transportasi menuju pulau nook
dengan membuat jadwal perjalanan menuju
pulau nook secara teratur
2. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta dalam
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -29
No. Objek Wisata Pengembangan Objek Wisata
perawatan pulau noko
3. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
8. Kawasan Pantai Selayar (Kec. Sangkapura)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata
terutama lahan parkir
2. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi
3. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran pada komplek yang strategis
4. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
9. Air Terjun Laccar (Kec. Tambak)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata
terutama lahan parkir dan kondisi jalan menuju
air terjun
2. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi
3. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
10. Air Terjun Patar Selamat (Kec. Sangkapura)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata
terutama lahan parkir dan kondisi jalan menuju
air terjun
2. Peningkatan aksesbilitas dan transportasi
3. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
11. Air Panas Kebondaya (Kec. Sangkapura)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata
seperti kolam pemandian yang lebih lebar
2. Melengkapi prasarana wisata dengan lahan
parkir
3. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
12. Telaga Ngipik (Kec. Kebomas) 1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata
terutama lahan parkir
2. Merevitalisasi sarana dan prasaranan yang sudah
ada
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -30
No. Objek Wisata Pengembangan Objek Wisata
13. Bukit Surowiti (Kec. Panceng)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata
terutama jalan
2. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta
3. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
14. Penangkaran Rusa Bawean (Kec. Sangkapura)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata
terutama lahan parkir
2. Peningkatan aksesbilitas
3. Mengembangkan produk atau daya tarik objek
wisata
4. Membuat atau menciptakan cinderamata yang
khas
5. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran pada komplek yang strategis
6. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta
7. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
15. Pantai Pulau Cina (Kec. Sangkapura)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata
untuk menuju pulau cina
2. Membuat atau menciptakan cinderamata yang
khas
3. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran pada komplek yang strategis
4. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta
5. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
Sumber: Hasil Rencana, 2013
7.2.2.2 Daya Tarik Wisata Budaya
Daya Tarik Wisata Budaya adalah daya tarik wisata berupa hasil olah cipta, rasa dan
karsa manusia sebagai makhluk budaya, meliputi Peninggalan sejarah (heritage) berupa
bangunan atau artefak yang memiliki nilai sejarah dan keunikan tertentu maupun daya tarik
wisata budaya etnik dan tradisi masyarakat (living art and culture), yang merupakan aktifitas,
adat dan tradisi yang khas, tumbuh dan berkembang didalam suatu entitas masyarakat. Wisata
alam di Kabupaten Gresik sendiri terdapat 9 objek wisata yang tersebar di seluruh wilayah,
dimana sebagian besar berada di Gresik kota. Rencana pengembangan daya tarik wisata budaya
di Kabupaten Gresik antara lain:
Menggelar acara seni dan budaya pada objek wisata budaya
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -31
Menggelar acara pameran tentang sejarah dan budaya dari Kabupaten Gresik
Menggelar acara khol atau pengajian besar di objek wisata budaya/ religi
Adapun rencana pengembangan daya tarik wisata budaya di Kabupaten Gresik dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.2 Rencana Pengembangan Objek Wisata Budaya Kabupaten Gresik No. Objek Wisata Pengembangan Objek Wisata
1. Makam Maulana Malik Ibrahim (Kec. Gresik)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek
wisata terutama lahan parkir
2. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran serta pusat perbelanjaan pada
komplek yang strategis
3. Penataan sirkulasi di tempat wisata
2. Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek
wisata terutama air bersih dan lahan parkir
2. Mengembangkan produk atau daya tarik objek
wisata
3. Pembenahan jalur keluar masuk objek wisata
4. Menyediakan lahan khusus untuk PKL agar
jalan menuju makam tidak terhalangi
5. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran serta pusat perbelanjaan pada
komplek yang strategis
6. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta
3. Makam Pusponegoro (Kec. Gresik)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek
wisata terutama lahan parkir
2. Membuat atau menciptakan cinderamata yang
khas
3. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran serta pusat perbelanjaan pada
komplek yang strategis
4. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta
5. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
4. Makam Raden Santri (Kec. Gresik)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek
wisata terutama lahan parkir dan air bersih
2. Mengembangkan produk atau daya tarik objek
wisata
3. Membuat atau menciptakan cinderamata yang
khas
4. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran serta pusat perbelanjaan pada
komplek yang strategis
5. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta
6. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
5. Makam Nyai Ageng Pinatih (Kec. Gresik) 1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek
wisata terutama lahan parkir
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -32
No. Objek Wisata Pengembangan Objek Wisata
2. Mengembangkan produk atau daya tarik objek
wisata
3. Membuat atau menciptakan cinderamata yang
khas
4. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran serta pusat perbelanjaan pada
komplek yang strategis
5. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta
6. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
6. Makam Sunan Prapen (Kec. Kebomas)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek
wisata terutama lahan parkir dan air bersih
2. Menbuat Signage atau papan arah objek
wisata
3. Mengembangkan produk atau daya tarik objek
wisata
4. Membuat atau menciptakan cinderamata yang
khas
5. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran serta pusat perbelanjaan pada
komplek yang strategis
6. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta
7. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
7. Makam Siti Fatimah binti Maemun (Kec. Manyar)
1. Mengembangkan produk atau daya tarik objek
wisata
2. Membuat atau menciptakan cinderamata yang
khas
3. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran serta pusat perbelanjaan pada
komplek yang strategis
4. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta
5. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
8. Makam Kanjeng Sepuh (Kec. Sedayu)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek
wisata terutama lahan parkir
2. Mengembangkan produk atau daya tarik objek
wisata
3. Membuat atau menciptakan cinderamata yang
khas
4. Menyediakan akomodasi baik berupa hotel
maupun restoran pada komplek yang strategis
5. Menjalin kemitraan dengan pihak swasta
6. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
Sumber: Hasil Rencana, 2013
7.2.2.3 Daya Tarik Wisata Hasil Buatan Manusia
Daya tarik wisata buatan adalah daya tarik wisata khusus yang merupakan kreasi
artifisial (artificially created) dan kegiatan-kegiatan manusia lainnya di luar ranah wisata alam
dan wisata budaya, meliputi :
Motivasi untuk rekreasi, hiburan maupun penyaluran hobby (rekreasi dan hiburan)
Ekspresi dan gaya hidup masyarakat untuk tujuan peningkatan kualitas kesehatan/
kebugaran dan aktualisasi diri (gaya hidup/ lifestyle)
Kegiatan Konvensi, Incentive, dan pameran (MICE)
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -33
Wisata alam di Kabupaten Gresik sendiri terdapat 4 objek wisata yang tersebar di
seluruh wilayah, dimana sebagian besar berada di Gresik kota. Rencana pengembangan daya
tarik wisata buatan di Kabupaten Gresik antara lain:
Menggelar acara yang mengenalkan pada sejarah Kabupaten Gresik di kota lama seperti
Gresik Djaman Doeloe dengan menampilkan berbagai seni dan budaya asli Gresik
Menggelar acara pameran tanaman hias adenium
Mengadakan acara penghijauan kota dengan menanam tanaman hias adenium untuk setiap
rumah, perkantoran, area perdagangan jasa, serta RTH jalan.
Adapun rencana pengembangan daya tarik wisata budaya di Kabupaten Gresik dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.3 Rencana Pengembangan Objek Wisata Buatan Kabupaten Gresik No. Objek Wisata Pengembangan Objek Wisata
1. Kampung Kemasan (Kec. Gresik)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek
wisata terutama lahan parkir khusus
2. Menambah agenda acara tahunan sebagai daya
tarik wisata
3. Revitalisasi kawasan ini
4. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
2. Kampung Adenium (Kec. Kedamean)
1. Mengembangkan produk atau daya tarik objek
wisata agar5 lebih menarik
2. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
3. Sentra Industri Songkok dan Rebana (Kec.
Bungah)
1. Meningkatkan sarana dan prasarana objek
wisata terutama lahan parkir
2. Membangun sentra pemasaran hasil UKM
kabupaten gresik salah satunya songkok dan
rebana
3. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
4. Benteng Lodewijk (Kec. Bungah)
1. Peningkatan aksesbilitas
2. Mengembangkan produk atau daya tarik objek
wisata
3. Meningkatkan promosi melalui media
konvensional maupun media elektronik
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -34
7.2.3 Pembangunan Aksesibilitas dan/atau Transportasi
Aksesibilitas merupakan suatu kemudahan daya jangkau menuju objek dan daya tarik
wisata yang di dukung dengan sistem transportasi yang memadai dan terintegrasi. Pada
dasarnya aksesibilitas merupakan faktor utama penunjang perkembangan pariwisata daerah.
Secara umum beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sistem transportasi penunjang
kepariwisataan di Kabupaten Gresik Meliputi :
a. Pembangunan akses antara daerah-daerah yang memiliki potensi wisata yang terintegrasi
dengan jalur-jalur wisata terutama pada daerah-daerah yang sulit di jangkau, aksesibilitas
di dukung dengan sistem transportasi yang terintegrasi dengan jalur wisata yang dapat
mengakomodasi kegiatan wisata daerah.
b. Pembangunan dan peningkatan kualitas jalan dan pengaturan sistem jaringan jalan yang
sesuai dengan aktifitas wisata, hal ini diperlukan untuk keamanan dan keselamatan serta
kemudahan bagi pengguna jalan untuk mencapai objek wisata dengan cepat.
c. Pembangunan sarana dan prasarana moda transportasi umum dan moda transportasi wisata
yang terintegrasi antar moda untuk pelayanan mobilitas pengunjung dalam kegiatan
wisata.
d. Pengembangan sarana dan prasarana moda transportasi udara di Kec. Sangkapura yang
nyaman dan memenuhi kebutuhan penerbangan lokal sebagai gerbang utama pariwisata
untuk pendukung pengembangan kepariwisataan.
e. Pengembangan sarana moda transportasi penunjang pengembangan bandara yang aman
dan nyaman sehinga dapat menghubungkan antara daya tarik wisata dan bandara.
f. Pembangunan pelabuhan penyeberangan pada objek dan daya tarik wisata yang
menunjang pergerakan antar pulau untuk mengakomodasi kegiatan wisata pada setiap daya
tarik wisata, pembangunan ini berupa penyediaan moda transportasi laut yang aman dan
nyaman, jalur untuk lalu lintas yang aman dan cepat serta moda yang dapat menunjang
atau penghubung daya tarik wisata dengan pelabuhan yang memadai.
g. Pembangunan akses yang mudah bagi pejalan kaki dengan membangunan jalur khusus
wisata.
h. Pembangunan rute wisata yang mengakomodasi tujuan wisata yang terintegrasi.
7.2.3.1 Moda transportasi
Untuk mendukung pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Gresik, salah satunya
dengan mengembangkan moda transportasi ke setiap objek wisata yang ada. Rencana
pengembangan moda trasnportasi ini terbagi menjadi tiga moda, yaitu moda transportasi darat,
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -35
laut dan udara. Adapun rencana pengembangan setiap moda transportasi dalam pembangunan
kepariwisataan di Kabupaten Gresik, antara lain:
A. Moda transportasi darat, dengan rencana pengembangan:
Menyediakan angkutan umum dengan rute yang melewati objek-objek wisata, terutama
untuk DPD Gresik Utara
Menyediakan berbagai pilihan moda transportasi darat seperti bis, angkutan umum,
taksi, ojek, becak, dan lain sebagainya.
Meremajakan angkutan umum yang ada, sehingga meningkatkan kenyamanan
masyarakat
B. Moda transportasi laut, dengan rencana pengembangan:
Mengoptimalkan kapal penyebrangan dari Gresik ke Pulau Bawean
Merawat dan memperbaiki secara berkala kapal penyebrangan yang ada
Menambah jumlah kapal penyebrangan Gresik-Bawean
Menyediakan perahu-perahu kecil untuk menyebrang dari Bawean ke pulau-pulau kecil
disekitarnya seperti Selayar, Gili, dan Noko
Meremajakan perahu-perahu penyebrangan di Bawean
Melengkapi alat bantu keselamatan pada setiap perahu-perahu penyebrangan di
Bawean
C. Moda transportasi udara, dengan rencana pengembangan:
Menyediakan rute penerbangan Bawean ke beberapa kota di Jawa dan Madura
7.2.3.2 Sarana-Prasarana transportasi
Prasarana Transportasi adalah bangunan-bangunan yang diperlukan untuk memberikan
pelayanan atau jasanya bagi kebutuhan dasar penduduk yang terdiri atas jalan, jembatan,
pelabuhan, bandara. Untuk mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Gresik, maka
diperlukan pengembangan prasarana transportasi, dengan strategi pengembangannya antara
lain:
A. Transportasi Darat
Perbaikan akses jalan ke setiap objek wisata dengan perkerasan jalan, terutama di DPD
Pulau Bawean dan DPD Gresik Utara
Penyediaan lahan parkir yang aman dan nyaman pada objek-objek wisata, terutama
objek wisata dengan kunjungan wisata yang tinggi seperti Makam Maulana Malik
Ibrahim dan Makam Sunan Giri
Pembangunan sub-sub terminal di Gresik Utara dan Gresik Selatan terkait dengan
adanya rencana pembangunan Tol Sumo (Surabaya-Mojokerto)
Pengoptimalan terminal yang sudah ada
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -36
Penyediaan halte-halte di objek-objek wisata
B. Transportasi Laut
Peningkatan kualitas pelayanan pelabuhan
Penyeimbangan Peranan BUMN, BUMD, Swasta dan Koperasi
Perawatan prasarana transportasi laut
Optimalisasi penggunaan fasilitas yang ada
Keterpaduan antarmoda
Pengembangan kapasitas pelabuhan
Peningkatan pelayanan pada daerah tertinggal
Peningkatan pelayanan pada keadaan darurat
C. Transportasi Udara
Pembangunan lapangan udara di Pulau Bawean
7.2.3.3 Sistem transportasi
Rencana pengembangan system transportasi dalam mendukung pembangunan
kepariwisataan di Kabupaten Gresik antara lain:
Pembangunan simpul moda transportasi darat dan laut di Pelabuhan Gresik
Pembangunan jaringan informasi pelayanan moda transportasi melalui internet
Penyediaan jasa pemesanan tiket moda transportasi melalui internet
7.2.3.4 Jalur Wisata
Konsep jalur wisata adalah rute perjalanan wisata yang terkait dengan objek wisata
yang ada di dalam wilayah perencanaan sendiri. Para wisatawan diberikan alternatif pilihan
objek wisata yang mempunyai karakteristik dan keunikan yang beragam sehingga wisatawan
tersebut benar-benar dapat menikmati atraksi wisata yang ditawarkan sehingga wisatawan tidak
merasa bosan selama dalam perjalanan wisatanya. Pemilihan alternative ini disasarkan oleh
hasil analisis lingkage antar tempat wisata. Alternatif rute perjalanan mikro di wilayah
perencanaan adalah sebagai berikut ini :
Alternative jalur wisata 1 : Pantai Tinggen (Kec. Sangkapura) Penangkaran Rusa
Bawean (Kec. Sangkapura) Pantai Tandjung Ke’en (Kec. Sangkapura) Pulau Cina
(Kec. Tambak) Pantai Nyimas (Kec. Sangkapura) Pantai Labuhan (Kec. Tambak)
Pantai Hutan Lindung (Kec. Sangkapura) Danau Kastoba (Kec. Tambak)
Alternative jalur wisata 2 : Air Panas Kebondaya (Kec. Sangkapura) Kawasan Pantai
Selayar (Kec. Sangkapura) Air Terjun Udhuk-Udhuk (Kec. Sangkapura) Air Terjun
Laccar (Kec. Tambak) Air Terjun Patar Selamat (Kec. Sangkapura) Pulau Noko dan
Pulau Gili (Kec. Sangkapura) Danau Kastoba (Kec. Sangkapura)
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -37
Alternative jalur wisata 3 : Makam Siti Fatimah binti Maemun (Kec. Manyar) Sentra
Industri Songkok dan Rebana (Kec. Bungah) Benteng Lodewijk (Kec. Bungah)
Makam Kanjeng Sepuh (Kec. Sidayu) Bukit Surowiti (Kec. Panceng) Pantai
Dalegan (Kec. Panceng)
Alternative jalur wisata 4 : Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas) Makam Sunan Prapen
(Kec. Kebomas) Petilasan Giri Kedaton (Kec. Kebomas) Telaga Ngipik/ Giri Wana
Tirta (Kec. Gresik) Kampung Kemasan (Kec. Gresik) Makam Nyai Ageng Pinatih
(Kec. Gresik) Kampung Adenium (Kec. Kedamean)
Alternative jalur wisata 5 : Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas) Makam Sunan Prapen
(Kec. Kebomas) Petilasan Giri Kedaton (Kec. Kebomas) Makam Maulana Malik
Ibrahim (Kec. Gresik) Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro (Kec. Gresik)
Makam Raden Santri (Kec. Gresik) Kampung Adenium (Kec. Kedamean)
Alternative jalur wisata 6 : Makam Maulana Malik Ibrahim (Kec. Gresik) Makam
Kanjeng Tumenggung Pusponegoro (Kec. Gresik) Makam Raden Santri (Kec. Gresik)
Makam Nyai Ageng Pinatih (Kec. Gresik) Kampung Kemasan (Kec. Gresik)
Telaga Ngipik/ Giri Wana Tirta (Kec. Gresik) Kampung Adenium (Kec. Kedamean)
7.2.4 Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata
Rencana Pembangunan Fasiltas Umum dan pariwisata bertujuan untuk menunjang
kegiatan pariwisata, fasilitas umum yang memadai dan dapat mengakomodir kebutuhan
kepariwisataan untuk dapat meningkatkan nilai objek dan event wisata, ekonomi dan daya tarik
wisata. Pembangunan fasilitas umum dan pariwisata KabupatenGresik meliputi peningkatan
kualitas objek dan event wisata dan peningkatan pariwisata yang memilik daya tarik dan
potensi wisata yang belum berkembang dengan meningkatkan fasilitas umum guna menunjang
segala aktifitas pariwisata.
Arahan pengembangan amenitas pada objek-objek wisata di Kabupaten Gresik ini
dilakukan dengan berdasarkan pada analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Pada
umumnya rencana pengembangan amenitas objek-objek wisata di Kabupaten Gresik berupa
pengotimalan fungsi amenitas itu sendiri dengan upaya pemeliharan yang intensif di setiap
fasilitas wisata. Selain itu, diperlukan penambahan fasilitas yang dirasa kurang memadai
ataupun belum disediakan oleh pihak pengelola objek-objek wisata di Kabupaten Gresik.
7.2.4.1 Pembangunan Amenitas/ Fasilitas Pariwisata
A. Sarana pokok kepariwisataan
Adapun yang termasuk dalam sarana pokok pariwisata objek-objek wisata di
Kabupaten Gresikantara lain: Pantai, Makam, Danau/Telaga, Villa/Penginapan, restoran/rumah
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -38
makan, parkir dan biro perjalanan. Pada sarana pokok ini terdapat beberapa penambahan
jumlah sarana mengingat terdapat sarana yag belum mengakomodir kebutuhan wisatawan.
Untuk lebih jelasnya mengenai arahan pengembahan sarana pokok kepariwisataan objek-objek
wisata di Kabupaten Gresikdapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.4Arahan Pengembangan Sarana Pokok Kepariwisataan
No Sarana Wisata Kondisi Eksisting Arahan Pengembangan
1. Pantai Pantai yang ada di Kabupaten Gresik
tersebar di Pulau Bawean dan Gresik
Utara (Panceng) dengan kondisi yang
masih alami. Untuk Pantai Delegan
yang ada di Panceng telah
dimanfaatkan untuk atraksi wisata air
(permaianan air), sedangkan pada
pantai-pantai di Pulau Bawean masih
belum dioptimalkan.
Direncanakan untuk mengoptimalkan
fungsi pantai untuk menunjang kegiatan
pariwisata dengan penambahan jenis
atraksi air, sepertiski air, kano, perahu
angsa, mendayung, dsb. Selain
diperlukan juga usaha pemeliharaan
pantai dari sampah-sampah yang berada
di pinggir pantai akibat aktivitas
pariwisata disekitarnya.
2. Danau/Telaga Danau dan telaga di Kabupaten Gresik
juga merupakan termasuk sarana pokok
wisata, yang dimanfaatkan sebagai
fasilitas air berupa telaga tersebut
difungsikan untuk operasi perahu boat
dan sepeda air bagi keperluan wisata
air.
Direncanakan untuk mengoptimalkan
fungsi telaga untuk menunjang kegiatan
pariwisata dengan penambahan jenis
atraksi air, seperti memancing, ski air,
mendayung. Selain diperlukan juga
usaha pemeliharaan waduk terutama
pada sampah-sampah yang masuk ke
dalam waduk akibat aktivitas pariwisata
disekitarnya.
3. Makam Makam tokoh-tokoh bersejarahdi
Kabupaten Gresik juga merupakan
termasuk sarana pokok wisata. Kondisi
makam-makam tersebut masih ada yang
kurang terawat, meskipun untuk
Makam Maulana Malik Ibrahim dan
Sunan Giri sangat terawat karena sering
dikunjungi.
Pengoptimalan keberadaan makam-
makam tokoh pendiri Gresik dengan
melakukan perawatan secara rutin,
memperbaiki bangunan-bangunan yang
sudah rusak, serta membersihkan
lingkungan sekitar.
4. Bangunan Bersejarah Bangunan-bangunan bersejarah di Kab
Gresik yaitu Kampung Kemasan yang
terkenal dengan arsitektur kolonialnya
dan Benteng Lodewijk. Kondisi
bangunan-bangunan tersebut saat ini
tidak terlalu terawatt, sebagian ada yang
rusak dan tidak berpenghuni.
Preservasi bangunan-bangunan
bersejarah yang masih ada melalui
rekonstruksi, rehabilitasi, atau
revitalisasi. Selain itu, dapat juga
memberikan intensif dan disinsentif
untuk aksi preservasi bangunan mereka.
5. Penginapan Hotal dan penginapan yang berada di
Kota Gresik berjumlah 9 buah, terdiri
dari 6 hotel dan 3 penginapan.
Sedangkan penginapan di Pulau
Bawean terdapat 4 buah.
Perlu penambahan kuantitas hotel dan
penginapan yang tersebar di Kabupaten
Gresik untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan baik untuk berwisata
maupun untuk perjalanan bisnis. Untuk
hotel dan penginapan yang sudah ada
saat ini, diperlukan peningkatan
kualitas pelayanan penginapan.
6. Rumah Makan Pada objek-objek wisata di Kabupaten
Gresik juga terdapat beberapa warung
makan, rumah makan atau restoran
untuk menunjang wisatanya.
Wisatawan yang datang ke rumah
makan/restoran sangat minim dan
sebagian besar pengunjung lebih suka
makan makanan yang
sederhana/tradisional dan murah seperti
di warung sederhana, warung lesehan
maupun pada penjual makanan keliling
Diperlukan adanya variasi atau
diversifikasi menu yang dijual kepada
wisatawan, serta menyediakan makanan
khas gresik untuk menarik wisatawan
dari luar kota. Sehingga para wisatawan
dapat berwisata kuliner dengan menu
makanan yang bervariasi.
7. Parkir Objek-objek wisata di Kabupaten
Gresik ada yang sudah menyediakan
tempat parkir dan masih ada juga yang
belum memiliki tempat parkir. Objek-
objek wisata yang telah memiliki
Peningkatan pelayanan tempat parkir
secara kualitas dan kuantitas. Dengan
mengfungsikan kembali parkir-parkir
yang telah ada dan menyediakan
fasilitas pendukung ditempat parkir
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -39
No Sarana Wisata Kondisi Eksisting Arahan Pengembangan
tempat parkir sebagian besar berada di
Gresik daratan. Sedangkan untukobjek-
objek wisata yang ada di Pulau Bawean
sebagian besar belum memiliki tempat
parkir.
semisal fasilitas intermoda untuk
mengantarkan para wisatawan menuju
objek-objek wisata dan fasilitas
akomodasi yang lain. Sedangkan untuk
objek-objek wisata yang belum
memiliki tempat parkir direncanakan
untuk menyediakan tempat parkir yang
aman dan nyaman bagi para wisatawan.
8. Biro Perjalanan Agen biro perjalanan wisata untuk di
Kabupaten Gresik sebagian besar
menyediakan jasa perjalanan untuk
paket wisata religi, yaitu ziarah wali
dimana tujuan utamanya adalah Makam
Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri.
Pengoptimalan agen perjalanan yang
telah ada yaitu perjalanan wisata religi,
sedangkan utnuk objek-objek wisata
lainnnya diperlukan penambahan biro
perjalanan untuk melayani wisatawan
dari luar kota.
Sumber: Hasil Rencana, 2013
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -40
Gambar 7.5 Peta Alternatif Jalur Wisata di Kabupaten Gresik
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -41
B. Sarana pelengkap kepariwisataan
Adapun yang termasuk dalam sarana pelengkap objek-objek wisata di Kabupaten
Gresik antara lain: Taman bermain, gazebo, area perkemahan, tempat peribadatan dan MCK.
Pada sarana pelengkap ini diperlukan adanya penambahan jumlah sarana mengingat masih
kurang mengakomodir kebutuhan wisatawan. Untuk lebih jelasnya mengenai arahan
pengembahan sarana pokok objek-objek wisata di Kabupaten Gresik dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 7.5 Arahan Pengembangan Sarana Pelengkap Kepariwisataan
No Sarana Wisata Kondisi Eksisting Arahan Pengembangan
1. Taman Bermain Taman bermain pada objek-objek
wisata di Kabupaten Gresik berada
pada sebagian kecil objek-objek wisata,
yaitu terdapat di Telaga Ngipik/ Giri
Wana Tirta, Pantai Dalegan, dan
Penangkaran Rusa. Kondisi taman
bermain yang berada di 3 objek wisata
tersebut kurang terawat, banyak
permainan yang rusak dan dapat
membahayakan para wisatawan yang
menggunakannya.
Taman bermain yang sudah ada di 3
objek wisata perlu dilakukan perbaikan
dan perawatan, serta penambahan jenis
mainan. Sedangkan pada objek-objek
wisata yang belum ada taman bermain
diarahkan untuk penyediaan taman
bermain sebagai salah satu daya Tarik
objek wisata. Objek-objek wisata yang
dapat dilengkapi dengan taman bermain
adalah Pantai Labuhan, Pantai Nyimas,
Kawasan Pantai Selayar, Air Terjun
Laccar, dan Benteng Lodewijk.
2. Gazebo Saat ini sebagian besar objek-objek
wisata di Kabupaten Gresik terdapat
beberapa gazebo. Namun disayangkan
kondisi shelter-shelter tersebut sudah
banyak yang kotor dan rusak akibat
tidak terawat atau bahkan penuh coret-
coretan yang ditinggalkan oleh
wisatawan.
Perlu adanya upaya pembangunan
kembali pada gazebo yang mengalami
kerusakan serta kegiatan pemeliharaan
yang intensif untuk menjaga kondisi
agar tetap terawatt di setiap objek-objek
wisata di Kabupaten Gresik.
3. Area Perkemahan Lokasi perkemahan yang terdapat di
objek-objek wisata di Kabupaten Gresik
terdapat di kawasan wisata penangkaran
rusa yang berada di sebelah timur
penangkaran rusa yang memanfaatkan
lahan landai yang di batasi oleh
perbukitan yang hijau.
Perlu adanya upaya pemeliharaan yang
intensif untuk menjaga kondisi agar
tetap terawat.
4. Tempat Peribadatan Keberadaan tempat peribadatan di
objek-objek wisata di Kabupaten Gresik
berbeda antara jenis wisatanya. Untuk
wisata religi/budaya sebagian besar
objek wisata telah memiliki tempat
beribadatan, sedangkan untuk wisata
alam dan buatan sebagian besar belum
memiliki tempat peribadatan.
Perlu adanya penyediaan tempat
peribadatan di objek-objek wisata yang
belum memiliki tempat peribadatan.
Sedangkan pada objek-objek yang telah
memiliki tempat peribadatan diarahkan
untuk melakukan kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan untuk
menjaga kondisi agar tetap terawat.
5. MCK Objek-objek wisata di Kabupaten
Gresik yang telah memiliki fasilitas
MCK yaitu Pantai Dalegan, Telaga
Ngipik/ Giri Wana Tirta, Bukit
Surowiti, Penangkaran Rusa Bawean,
serta semua wisata budaya/ religi.
Untuk beberapa wisata alam dan wisata
buatan masih belum memiliki fasilitas
MCK. Keberadaan fasilitas MCK yang
sudah ada kondisinya kurang terawatt
dan kotor.
Perlu adanya penyediaan MCK di
objek-objek wisata yang belum
memiliki MCK. Sedangkan pada objek-
objek yang telah memiliki MCK
diarahkan untuk melakukan kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan untuk
menjaga kondisi agar tetap terawatt dan
bersih.
Sumber: Hasil Rencana, 2013
C. Sarana Penunjang kepariwisataan
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -42
Adapun yang termasuk dalam sarana penunjang pariwisata objek-objek wisata di
Kabupaten Gresik antara lain: Pasar Wisata, toko souvenir, area outbound dan wisata air. Untuk
lebih jelasnya mengenai arahan pengembangan sarana penunjang objek-objek wisata di
Kabupaten Gresik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.6 Arahan Pengembangan Sarana Penunjang Kepariwisataan
No Sarana Wisata Kondisi Eksisting Arahan Pengembangan
1. Pasar wisata Pasar wisata terdapat di beberapa objek
wisata di Kabupaten Gresik, antara lain
Pantai Delegan, Makam Maulana Malik
Ibrahim, Makam Sunan Giri, serta
Makam Kanjeng Tumenggung
Pusponegoro. Selain dari keempat
objek wisata tersebut, masih belum
memiliki pasar wisata di setiap kawasan
objek-objek wisata yang ada di
Kabupaten Gresik. Adapun barang
dagangan yang dijual cukup beraneka
ragam, mulai dari tasbih, songkok,
busana muslim, alquran, kurma, kacang
arab, aksesoris dan lain-lain.
Mengoptimalkan pasar wisata yang
sudah ada, dan menyediakan pasar
wisata pada objek-objek wisata yang
belum ada pasar wisata. Untuk Pulau
Bawean, pasar wisata dapat dipusatkan
pada pusat kegiatan di Kecamatan
Sangkapura agar lebih tertata. Produk-
produk yang dijual diarahkan pada
produk asli dari Bawean/Gresik.
2. Toko souvenir Tidak semua objek-objek wisata di
Kabupaten Gresik memiliki toko
souvenir. Objek-objek wisata yang
telah memiliki toko souvenir antara lain
Pantai Delegan, Makam Maulana Malik
Ibrahim, Makam Sunan Giri, serta
Makam Kanjeng Tumenggung
Pusponegoro.
Diperlukan upaya penertiban kios
souvenir pada badan jalan disekitar
objek-objek wisata yang cukup
mengganggu sirkulasi kendaraan yang
berlalu lalang disekitar objek-objek
wisata. Serta penambahan toko-toko
souvenir pada objek-objek wisata yang
belum memilikinya.
3. Area Outbound
Objek-objek wisata di Kabupaten
Gresik belum memiliki area outbound
yang dapat dijadikan salah satu daya
Tarik wisata.
Penyediaan area outbond pada objek-
objek wisata alam seperti Pantai
Delegan, Pantai Tandjung Ke’en, Pulau
Selayar, Giri Wana Tirta/ Telaga
Ngipik, Danau Kastoba, dan lainnya.
Kegiatan outbound yang dapat
ditawarkan dengan harga yang
terjangkau, seperti flying fox, elvis
bridge, shark bridge, shirot bridge,
birma bridge dan wahana permainan
lainnya.
4. Wisata air
Wisata air yang ada di Pantai Delegan
dan Telaga Ngipik/ Giri Wana Tirta
adalah perahu angsa.
Perlu ada penambahan atraksi wisata air
untuk menarik minat wisatawan, seperti
mendayung, kano, banana boat, ski air,
memancing, dsb.
Sumber: Hasil Rencana, 2013
Untuk rencana pembangunan fasilitas umum pariwisata pada setiap objek-objek wisata
di Kabupaten Gresik dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 7.7 Rencana Pembangunan Fasilitas Umum Pariwisata Kabupaten Gresik No Objek/Event Wisata Rencana Pembangunan
1. Makam Maulana Malik
Ibrahim (Kec. Gresik)
1. Pembangunan tempat parkir kendaraan untuk pengunjung
2. Pembangunan Layanan Informasi dan pelayanan untuk pengunjung
2. Makam Sunan Giri (Kec.
Kebomas)
1. Pembangunan pusat informasi dan pelayanan umum untuk pengunjung
2. Pembangunan dan penyediaan fasilitas kebersihan
3. Pembangunan akses jalan yang memadai
3. Makam Pusponegoro (Kec.
Gresik)
1. Pembangunan sistem parkir yang memadai
2. Penyediaan lahan untuk menunjang pergerakan dan transportasi umum
4. Makam Raden Santri (Kec.
Gresik)
1. Peyediaan Pos Keamanan dan fasilitas keamanan lainnya
2. Pembangunan lahan parkir dan sistem parkir yang memadai untuk
kebutuhan pengunjung
3. Penyediaan pusat informasi dan pelayanan umum
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -43
No Objek/Event Wisata Rencana Pembangunan
4. Pembangunan fasilitas penunjang sistem persampahan dan sanitasi
seperti tempat sampah dan MCK
5. Pembangunan tempat peristirahatan bagi pengunjung
5. Makam Nyai Ageng Pinatih (
Kec. Gresik)
1. Pembangunan Fasilitas berupa sarana pos Keamanan
2. Pembangunan lahan parkir yang memadai
3. Pembangunan pusat informasi dan pelayanan wisata
4. Pembangunan fasilitas sanitasi dan persampahan seperti tempat
sampah dan MCK
5. Penyediaan fasilitas pelengkap lainnya seperti air bersih, listrik dan
telepon
6. Makam Sunan Prapen (Kec.
Kebomas)
1. Pembangunan fasilitas keamanan
2. Pembangunan fasilitas penunjang dan sarana yang penempatanna
tertata dan fungsional
3. Pembangunan fasilitas sanitasi seperti MCK dan tempat sampah
7. Makam Siti Fatimah binti
Maemun (Kec. Manyar)
1. Penyediaan Pos Keamanan untuk menjaga dan menertibkan aktifitas
pariwisata
2. Pembangunan fasilitas kebersihan seperti sistem persampahan dan
sanitasi
3. Pembangunan tempat peristirahatan bagi wisatawan
4. Pembangunan fasilitas penunjang lainnya seperti infrastruktur
penunjang seperti air bersih, listrik dan telepon
8. Makam Kanjeng Sepuh (Kec.
Sedayu)
1. Pengembangan tempat peristirahatan yang memadai
9. Bukit Surowati (Kec. Panceng) 1. Pembangunan fasilitas sanitasi seperti MCK dan tempat sampah
2. Pembangunan pusat informasi dan pelayanan umum yang memadai
3. Penyediaan fasilitas peristirahatan dan penginapan untuk wisatawan.
4. Pembangunan view point dalam menunjang aktifitas untuk menikmati
pemandangan sekitar
10. Pantai Delegan (Kec. Panceng) 1. Pembangunan sistem sanitasi dan persampahan yang memadai dan
dapat memenuhi kebutuhan untuk kegiatan pariwisata
2. Pembangunan fasilitas penunjang berupa sara yang dapat menyediakan
barang dan cinderamata khas daerah
3. Pembangunan view point dalam menunjang aktifitas untuk menikmati
pemandangan sekitar
11. Telaga Ngipik (Kec. Kebomas) 1. Pembangunan dan penyediaan pusat pelayanan dan informasi untuk
pengunjung
2. Pembangunan view point dalam menunjang aktifitas untuk menikmati
pemandangan sekitar
12. Kampung Kemasan (Kec.
Gresik)
1. Pembangunan fasilitas parkr yang dapat menampung kebutuhan parkir
pengunjung
2. Pembangunan fasilitas penunjang yang mnyediakan barang dan
cinderamata khas daerah
Sumber: Hasil Rencana, 2013
7.2.4.2 Pembangunan Fasilitas Umum Pendukung Pariwisata
A. Prasarana Perekonomian
Adapun yang termasuk dalam prasarana perekonomian objek-objek wisata di
Kabupaten Gresik antara lain: Transportasi, sistem utilitas dan sistem perbankan.
1. Pengangkutan (transportasi)
Secara umum, jaringan jalan dan terminal direncanakan dengan karakteristik sebagai
berikut.
Hirarki jalan dibagi menjadi jalan utama ke semua obyek wisata (jalur arteri Surabaya-
Gresik-Lamongan), jalur lingkar (semacam ring road kolektor) untuk pergerakan antar
obyek wisata (misalnya untuk shuttle bus) dan jalur jalan lingkungan/kawasan di
masing-masing obyek wisata, yang terdiri atas pergerakan kendaraan dan semacam
pedestrian (berjalan kaki) untuk trekking.
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -44
Untuk pengembangan terminal, keberadaan Terminal Osowilangun dan Bunder
diharapkan dapat menjadi sarana distribusi bagi pergerakan secara ‘terbatas’ bagi
kendaraan wisata besar ke masing-masing obyek wisata, termasuk sebagai sarana
pengantaran shuttle bus bagi wisatawan.
Dari segi standar, keberadaan jalur utama dikembangkan dengan lebar jalan minimal
untuk dua kendaraan (tiap arah pergerakan) dan untuk dua arah pergerakan (dengan
asumsi lebar kendaraan 1,5 m, maka diperlukan minimal 6 m). Diusulkan pula adanya
jalur transisi ke arah obyek wisata, sehingga keberadaan kegiatannya tidak
mengganggu kelancaran lalu lintas secara umum di sepanjang jalur utama ini. Untuk
jalur lingkar, lebarnya minimal cukup untuk 2 kendaraan, untuk dua arah pergerakan.
Untuk jalur kawasan, minimal ada 1 jalur pergerakan kendaraan dan 2 jalur pedestrian.
Dari segi rambu-rambu pengembangan, untuk jalur pergerakan ini diupayakan untuk
tidak melewati zona konservasi dan atau yang menimbulkan dampak lingkungan paling
minim.
2. Sistem Utilitas
Sistem Air Bersih, Rencana pengembangan jaringan air bersih diarahkan mengikuti
jaringan jalan. Pengelolaan air bersih dan air kotor dapat diupayakan secara komunal,
sehingga pembiayaannya lebih ekonomis tanpa mengurangi fungsinya. Dalam hal ini,
tantangan di dalam pengembangan jaringan air bersih adalah sharing penggunaan air
dengan fungsi lainnya. Adapun dari sisi yang lain, berkurangnya debit air pada musim
kemarau, yang berpengaruh pada ketinggian/kedalaman air, bisa diatasi dengan
membuat semacam bak-bak penampung di masing-masing obyek wisata.
Sistem Drainase, Rencana pengembangan jaringan drainase air hujan diarahkan
mengikuti jaringan jalan. Dari sisi yang lain, keberadaan saluran-salauran yang sudah
ada sebelumnya, dan keberadaan zona konservasi (zona terbuka) pada masing-masing
obyek wisata dapat menjadi ’sistem’ drainase air hujan selama alami. Tantangan yang
ada adalah kegiatan pemeliharaan tempat-tempat terbuka ini, sehingga keberadaannya
tidak terganggu di satu sisi, dan di sisi lain tidak membahayakan dengan adanya
kemungkinan erosi tanah pada zona perbukitan.
Sistem Pengelolaan Sampah, Rencana pengelolaan persampahan diarahkan dengan
sistem pengumpulan di satu titik, untuk kemudian diangkut ke tempat lainnya (TPS).
Pengelolaan sampah ini dapat diupayakan secara komunal, sehingga pembiayaannya
lebih ekonomis, di samping kecepatan pengangkutannya lebih efisien. Masing-masing
obyek wisata memiliki tempat-tempat sampah kecil yang tersebar secara merata,
dengan pembagian sampah organik, sampah anorganik, sampah kertas, sampah
kaleng/botol dan sampah lainnya. Sampah-sampah yang ada kemudian dikumpulkan
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -45
secara bersama pada satu lokasi tempat pembuangan sementara (TPS) di masing-
masing obyek wisata, untuk kemudian diangkut bersama-sama dengan sampah dari
TPS lain (di obyek-obyek wisata lain) ke tempat pengelolaan dan pembuangan akhir
(TPA). Dapat ditekankan di sini bahwa sistem sampah menggunakan media yang bukan
permanen.
Pengolahan sistem persampahan secara umum dilakukan dengan pewadahan,
pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pengolahan, dan pembuangan akhir.
Lokasi pengolahan sampah diarahkan di area kosong yang telah disediakan. Menurut
SNI 3242:2008 tentang Pengelolaan Sampah di permukiman pengolahan dan daur
ulang sampah di sumber dan di TPS berupa :
a. pengomposan skala rumah tangga dan daur ulang sampah anorganik
b. pengomposan skala lingkungan di TPS
c. daur ulang sampah anorganik di TPS
Sistem Energi Listrik, Rencana pengembangan jaringan listrik dan atau energi
diupayakan mengikuti jaringan primer yang sudah ada sebelumnya. Pengembangannya
disesuaikan dengan kebutuhan, dan dapat pula dilakukan di sepanjang koridor
penghubung antar kawasan wisata, sebagai pengarah kegiatan.
Sistem Telekomunikasi, Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi diupayakan
mengikuti teknologi yang sudah ada sebelumnya, sehingga tidak selalu tergantung pada
jaringan telekomunikasi konvensional. Pengembangannya disesuaikan dengan
kebutuhan, dan dapat pula dilakukan secara spot kawasan, misalnya dengan
menggunakan satelit (sistem menara BTS pada jaringan telpon seluler) atau dengan
sistem wireless. Keberadaan jaringan telekomunikasi ini juga disesuaikan dengan
keberadaan sarana-sarana penunjang pariwisata, seperti wartel (SLJJ atau SLI) dan
warnet.
3. Sistem Perbankan
Dengan adanya pelayanan sistem perbankan bagi para wisatawan berarti memberi
jaminan dan kemudahan dalam menerima atau mengirim uang. Untuk sistem perbankan
pada masing-masing obyek wisata masih belum tersedia. Maka diperlukan penambahan
fasilitas penunjang sistem perbankan seperti bank, ATM, pegadaian dan sebagainya.
B. Prasarana Sosial
Adapun yang termasuk dalam prasarana perekonomian objek-objek wisata di
Kabupaten Gresik antara lain: Pelayanan Kesehatan, Keamanan dan petugas yang melayani
wisatawan.
1. Pelayanan Kesehatan
Pada objek-objek wisata di Kabupaten Gresik sudah terdapat puskesmas yang tersebar
di setiap kecamatan. Dengan adanya puskesmas tersebut dirasa sudah mengakomodir
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -46
kebutuhan apabila terdapat wisatawan yang membutuhkan pertolongan dibidang
kesehatan, sehingga tidak diperlukan penambahan fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Keamanan
Fasilitas penunjang keamanan masih belum tersebar merata di setiap objek wisata.
Adapun fasilitas penunjang keamanan berupa pos keamanan yang berada di Pantai
Dalegan, Makam Sunan Giri dan Makam Maulana Malik Ibrahim, dan adanya Resor
Kabupaten Gresikyang cukup membantu menjaga keamanan di kawasan wisata. Hanya
diperlukan penambahan personel penjaga keamanan di pos keamanan yang telah ada.
3. Petugas yang melayani wisatawan
Petugas yang melayani wisatawan masih sangat minim baik pada objek-objek wisata di
Gresik daratan maupun di Pulau Bawean. Oleh karena itu, perlunya penampahan personil
petugas pemandu wisata untuk menyediakan dan melayani informasi kepada wisatawan
yang membutuhkan informasi masing-masing objek wisata di Kabupaten Gresik.
7.2.5 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kepariwisataan
Sampai saat ini masyarakat setempat telah mengambil peran dan berpatisapasi dalam
kegiatan wisata di Kabupaten Gresik, berupa penyedia jasa kepada wisatawan atau membuka
kios makanan/souvenir di sekitar objek-objek wisata. Namun kegiatan yang dilakukan para
masyarakat yang tidak sepenuhnya menunjang kagiatan wisata atau justru menimbulkan
permasalahan baru. Sebagai contoh, masyarakat setempat yang membuka usaha sebagai
pedagang dan menempati tempat yang tidak seharusnya ditempati sehingga mengganggu
aktivitas wisata.
Selain itu, pengembangan objek-objek wisata Kabupaten Gresik itu sendiri juga
bergantung pada masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan objek-objek wisata tersebut berada
berdekatan atau dilingkungan di permukiman penduduk. Sampai saat ini, masyarakat setempat
cenderung sulit untuk diajak kerjasama. Dibutuhkan kesadaran dari masyarakat setempat itu
sendiri dalam memelihara aset-aset wisata yang ada pada Kabupaten Gresik. Sehingga
diharapkan masyarakat setempat lebih bisa untuk diajak kerjasama dalam mengembangkan
objek-objek wisata Kabupaten Gresik demi kepentingan bersama.
Adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
lebih meningkatan usaha pemeliharaan aset-aset wisata, dapat berupa penyuluhan akan
pentingnya dan manfaat sektor pariwisata bagi masyarakat setempat.
Rencana partisipatif (pemberdayaan masyarakat) ini bertujuan untuk mengikutsertakan
semua stakeholder yang terkait dalam pengembangan objek-objek wisata Kabupaten Gresik
dengan mengetahui dan mengidentifikasi pelaku-pelaku yang berbeda dengan masing-masing
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -47
kepentingannya terhadap suatu rencana, program atau proyek. Hasil yang diharapkan dari
rencana partisipatif adalah :
1. Memperoleh gambaran mengenai semua lembaga dan kelompok yang berperan di daerah
tersebut.
2. Menyelidiki kepentingan atau prioritas pihak-pihak tersebut.
3. Meneliti kekhawatiran dan konflik antara kelompok yang berbeda serta memberikan
wawasan terhadap potensi dan kelemahan yang dimilki setiap kelompok.
4. Menelaah konsekuensi dan implikasi yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan.
5. Adapun stakeholder-stakeholder yang mempengaruhi keberadaan objek-objek wisata
Kabupaten Gresik antara lain adalah pemerintah daerah Kabupaten Gresik melalui Dinas
Pariwisata Kabupaten Gresik dan Dinas Terkait, Pemerintahan Tingkat Kecamatan, Desa
Adat, Pengelola, Wisatawan, investor, Biro atau penyedia jasa (termasuk agen travel dan
akomodasi), pedagang dan masyarakat. Keterlibatan dan hubungan antar stakeholder di
Kabupaten Gresik dapat dikelompokkan dalam empat kondisi hubungan kemitraan yang
berbeda yang menjelaskan hubungan antara kepentingan stakeholder yang satu dengan
yang lain dan pengaruh stakekolder terhadap keberadaan obyek wisata. Keterlibatan
stakeholder dengan kepentingannya masing-masing dapat berbeda antara yang terdapat
pada obyek wisata yang satu dengan yang lain. Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan
antar stakeholder tersebut dapat dilihat pada matriks partisipatif (tabel 7.8).
Matriks analasis partisipatif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemerintah
Pemerintah mempunyai kewenangan dalam hal pengelolaan dan pembuatan kebijakan
yang terkait dengan pengembangan obyek wisata. Dengan dikembangkannya objek-objek
wisata Kabupaten Gresikini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pemerintah
atau meningkatkan pendapatan melalui PAD serta mampu mengembangkan perekonomian
wilayah Kabupaten Gresik. Dalam pengembangan ini pemerintah merasa khawatir dengan
investasi yang besar tersebut tidak diiringi dengan jumlah kunjungan wisata sehingga
mengalami kerugian. Pertimbangannya diantaranya adanya persaingan wisata antar daerah
(kesamaan obyek), semakin hilangnya kesadaran pengunjung untuk mengenal
kebudayaan-kebudayaan dan peninggalan-peninggalan prasejarah serta semakin
selektifnya pengunjung dalam memilih obyek wisata.
Potensi yang dimiliki disini adalah dengan kewenangan yang dimilikinya maka
Pemerintah Kabupaten Gresik bisa memaksimalkan potensi objek-objek wisata Kabupaten
Gresik untuk dikembangkan dengan meningkatkan fasilitas dan atraksi yang ada sehingga
menarik bagi pengunjung, selain itu pemerintah juga memberikan pembinaan-pembinaan
sumberdaya manusia pada obyek-obyek wisata. Pada obyek wisata yang belum
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -48
berkembang, belum terdapat kebijakan-kebijakan khusus atau rencana pengembangan
terhadap obyek wisata yang bersangkutan.
Meskipun mempunyai kewenangan dalam mengembangkan potensi wisata tersebut
pemerintah mempunyai kendala yaitu terbatasnya dana dan masih kurangnya publikasi
tentang keberadaan obyek wisata tersebut, untuk mengatasi hal tersebut pemerintah
menyerahkan pengelolaan beberapa obyek wisata pada desa adat, dengan demikian
diharapkan obyek wisata dapat dikelola sesuai dengan keinginan masyarakat disekitar
obyek wisata dengan tidak lepas dari tugas pemerintah itu sendiri yaitu tetap melakukan
pengawasan, evaluasi dan pembinaan terhadap pihak pengelola, serta memperbanyak
publikasi terhadap obyek-obyek wisata tersebut.
2. Pemerintah Kecamatan
Pemerintah masing-masing kecamatan setempat tidak terlibat langsung dalam
pengembangan pariwisata di daerahnya. Pemerintah Tingkat Kecamatan memiliki peran
dalam hal pembangunan infrastruktur yang mendukung keberadaan obyek wisata di daerah
tersebut. Misalnya dengan adanya pembangunan jalan yang dilakukan oleh pemerintah
tingkat kecamatan. Keberadaan pariwisata juga memberikan kontribusi pada kecamatan
yaitu secara tidak langsung meningkatakan kesejahteraan masyarakatnya dan memacu
keberadaan sektor yang lain misalnya perdagangan melalui sektor-sektor informal. Konflik
yang terjadi adalah antara pemerintah kecamatan dengan pemerintah kabupaten terkait
dengan pembangunan infrastruktur kecamatan yang mendukung keberadaan obyek wisata.
3. Pengelola
Pengelola obyek wisata memiliki kepentingan dalam hal mengelola obyek wisata
secara langsung dan mendapatkan keuntungan secara langsung dari penjualan tiket.
Pengelola pada obyek wisata dikelola pemerintah melalui pekerja yang dipekerjakan oleh
pemerintah daerah yang dibina langsung dibawah dinas pariwisata. Konflik pengelola
yaitu terjadi antara pengelola dengan wisatawan dan pemerintah dimana pengelola
mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah untuk pengembangan obyek wisata selain
itu juga berharap terjadi kenaikan jumlah wisatawan yang mengunjungi obyek wisata.
4. Masyarakat Sekitar
Masyarakat sekitar disini merupakan salah satu kelompok yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh pembangunan objek-objek wisata Kabupaten Gresik,sesuai dengan
fungsinya yang bisa menjadi faktor pendukung maupun penghambat dalam pengembangan
objek-objek wisata Kabupaten Gresik. Peran atau keterlibatan masyarakat pada kategori
hubungan kemitraan yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda. Dengan
dikembangkannya objek-objek wisata Kabupaten Gresik diharapkan dapat memberikan
keuntungan bagi masyarakat atau meningkatkan pendapatan masyarakat, selain itu dengan
adanya pengunjung diharapkan tidak mengganggu ketentraman masyarakat dengan cara
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -49
merubah atau mempengaruhi gaya hidup masyarakat setempat. Diharapkan multiplier
effect dari pengembangan wisata ini mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dari
adanya lapangan pekerjaan baru, diantaranya adanya kios-kios, rumah makan, tempat
penginapan serta jasa-jasa yang lain. Kekhawatiran dari masyarakat sekitar diantaranya
sikap pengunjung yang negatif dapat merubah sosial budaya (gaya hidup) masyarakat
sekitar, untuk mengatasi hal itu masyarakat harus bersikap selektif terhadap budaya asing
yang diperkenalkan oleh pengunjung yang datang. Potensi yang dimiliki disini adalah
sikap ramah dari penduduk dapat menarik pengunjung yang nantinya dapat meningkatkan
pendapatan mereka.
5. Wisatawan
Wisatawan disini juga merupakan salah satu kelompok yang mempengaruhi
pembangunan objek-objek wisata Kabupaten Gresik, sesuai dengan fungsinya sebagai
pihak yang menikmati atau memanfaatkan obyek wisata. Dengan adanya pengembangan
objek-objek wisata Kabupaten Gresik diharapkan dapat memberikan kepuasaan atau
hiburan bagi pengunjung. Kekhawatiran pengunjung datang ke objek-objek wisata
Kabupaten Gresik adalah terganggunya tujuan wisata oleh faktor kenyamanan, kepuasan
dan keamanan. Potensi yang mendukung pengunjung terhadap objek-objek wisata
Kabupaten Gresik adalah meningkatkan pendapatan bagi masyarakat sekitar pada
khususnya dan Kabupaten Gresik pada umumnya. Kehadiran pengunjung juga
mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar lokasi wisata, yaitu mempengaruhi
kehidupan sosial budaya masyarakat. Promosi dan pemasaran objek-objek wisata
Kabupaten Gresik juga harus memperkenalkan budaya masyarakat sekitar sehingga
gambaran awal sosial budaya masyarakat sekitar obyek wisata sudah diketahui oleh
pengunjung.
6. Biro Perjalanan
Biro perjalanan memberikan kontribusi yang besar terhadap pariwisata di Kabupaten
Gresik. Biro perjalanan berpotensi dalam memberikan pelayanan berupa kemudahan
wisatawan dalam mengakses obyek-obyek wisata di Kabupaten Gresik. Selain itu biro
perjalanan ini juga secara langsung mempromosikan keberadaan objek-objek wisata
Kabupaten Gresik.
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VI -50
Tabel 7.8Matriks Partisipatif Objek-Objek Wisata Kabupaten Gresik No Kelompok Kepentingan Kekhawatiran Konflik Potensi Kelemahan Implikasi/ Konsekuensi
1. Pemerintah
Kabupaten
- Mendapatkan PAD
- Memperkenalkan
Kab Gresik ke luar
wilayah
- Terjadi penurunan jumlah
wisatawan
1 dengan 3
1 dengan 4
- Bantuan infrastruktur
- perhatian melalui
kebijakan-kebijakan
khusus
- Pembinaan
- Memiliki kewenangan
dalam pengembangan
- Dana yang terbatas - Menjaring investor
- Meningkatkan Promosi.
- Melakukan koordinasi untuk
pengembangan pariwisata yang
melibatkan semua stakeholder
- Progam pembinaan dan penyuluhan
serta bantuan modal
2 Pemerintah
Kecamatan
- Sektor pariwisata
memacu
perkembangan sektor
lain.
- Terjadi penurunan
kualitas lingkungan
- Ancaman terhadap
keamanan di obyek
wisata dan sekitarnya
2 dengan 1
2 dengan 4
- Pembangunan yang
mendukung sektor
pariwisata
- Kewenangan yang
terbatas untuk ikut
serta langsung dalam
pengembangan
pariwisata
- Diberikan kewenangan untuk ikut
berpartisipasi dalam pengembangan
obyek wisata
3. Pengelola - Mengelola obyek
wisata
- Mendapatkan
keuntungan langsung
dari obyek wisata
- Kerusakan obyek wisata
- Kekhawatiran terjadinya
penurunan wisatawan
- Aspek sosial dan budaya
masyarakat terpengaruh
oleh budaya asing,
- Terjadi penurunan
kualitas lingkungan desa
- Keamanan dan
ketenangan masyarakat
3 dengan 1
3 dengan 4
3 dengan 5
3 dengan 8
- Terdapat banyak
sumber daya manusia
- Kualitas sumber daya
manusia yang kurang
memadahi
- Kurangnya promosi
- Mencegah terjadinya kerusakan
lingkungan
- Lebih memperbanyak variasi atraksi
- Mempertahankan kepentingan sosial
adat dan budaya masyarakat dalam
pengembangan obyek wisata
- Meningkatkan pelayanan dan
pengamanan di obyek wisata
4. Wisatawan
- Mendapatkan
hiburan/ kesenangan/
menikmati attraksi
dan potensi yang ada
- Tujuan berwisata
terganggu (faktor
kenyamanan dan
keamanan)
4 dengan 1
4 dengan 2
4 dengan 3
4 dengan 8
- menambah PAD dan
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat sekitar.
- Mempengaruhi sosial
budaya masyarakat
setempat
- Menjaga keutuhan lingkungan yang ada
- Menyesuaikan dengan adat dan budaya
di wilayah yang dikunjunginya
5. Masyarakat
setempat
- Mendapatkan
lapangan pekerjaan
- Meningkatkan
keterampilan
- Aspek sosial dan budaya
masyarakat terpengaruh
oleh budaya asing,
- Terjadi penurunan
kualitas lingkungan desa
- Keamanan dan
ketenangan masyarakat
5 dengan 3
5 dengan 4
- Sikap ramah, produksi
khas lokal, misalnya
patung.
- Pengetahuan kurang
- Kurangnya kesadaran
akan pentingnya
keberadaan sektor
pariwisata
- Sadar dan mau menjaga potensi adat,
dan sosial budaya yang ada di dalam
lingkungannya
6. Biro
Perjalanan
- Mendapatkan
keuntungan dari
bisnis yang dikelola.
- Penurunan jumlah
wisatawan
6 dengan 4 - Memberikan
kemudahan bagi
wisatawan dalam
- Hanya
mempromosikan
obyek-obyek wisata
- Meningkatkan kegiatan promosi
- Meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap wisatawan
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -51
No Kelompok Kepentingan Kekhawatiran Konflik Potensi Kelemahan Implikasi/ Konsekuensi
berwisata.
- Sebagai media promosi
obyek wisata
yang telah
berkembang saja
7. Pedagang - Mendapatkan
keuntungan dari
berdagang
- Jumlah pengunjung
menurun
- Retribusi yang mahal
8 dengan 1
8 dengan 3
8 dengan 4
- Menyediakan berbagai
kebutuhan wisatawan
- Menimbulkan kesan
kurang bersahabat
dengan wisatawan
- Kurang
memperhatikan
masalah lingkungan
- Menjaga lingkungan dari kerusakan
yang mungkin terjadi.
- Mempertahankan sikap ramah pada
wisatawan
Sumber: Hasil Rencana, 2013
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VI -52
7.2.6 Pembangunan Investasi Di Bidang Pariwisata
Penataan kawasan wisata Kabupaten Gresik harus dilihat dalam fungsinya sebagai alat
untuk meningkatkan ekonomi wilayah akan terhubung dalam peningkatan aspek-aspek terkait
seperti:
a. Kegiatan investasi, baik investasi dalam bentuk penataan dan pengembangan fasilitas
pelayanan wisata (fasilitas akomodasi resort, rumah makan, area rekreasi dan sebagainya)
ataupun investasi di bidang infrastruktur penunjang wisata seperti jalan raya, moda
transportasi, telekomunikasi, listrik, air bersih dan sebagainya.
b. Kesempatan kerja di bidang pariwisata dan pemeliharaan kawasan wisata yang akan
berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
c. Peluang bisnis yang makin terbuka bagi masyarakat lokal untuk terlibat langsung maupun
tidak langsung dalam mata rantai kegiatan pariwisata dan penataan kawasan wisata seperti
usaha penyediaan jasa akomodasi, rumah makan, pemandu wisata, penyediaan
cinderamata, persewaan moda transportasi dan sebagainya di samping penyediaan dan
pemeliharaan perangkat kawasan wisata.
d. Peningkatan dampak multiganda (multiplier effect) dari pengembangan kawasan wisata
dengan jaringan kegiatan sektor lain dalam menjaga kelanjutan fungsi kawasan.
e. Peningkatan pajak, perijinan dan sebagainya yang kesemuanya akan bermuara pada
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Aspek-aspek terkait di atas merupakan konsekuensi logis dari berkembangnya sektor
pariwisata pada suatu kawasan. Sedangkan aspek ekonomi dalam pengembangan
kepariwisataan dan penataan kawasan wisata tak akan terlepas dari rencana pengembangan
investasi yang akan dilakukan oleh pihak terkait. Investasi yang ditanamkan pada aktivitas
terkait dengan pariwisata maupun penataan kawasan wisata hendaknya tidak hanya dipandang
dari aspek keuangan yang sifatnya jangka pendek, tetapi lebih kepada penanaman investasi bagi
kepentingan yang lebih makro bagi kehidupan masyarakat dan kawasan yang bersifat jangka
panjang.
Dengan bertitik tolak pada pandangan di atas, maka motivasi apapun dengan
penanaman modal oleh siapa saja mesti dikaitkan dengan kepentingan jangka panjang.
Kepentingan jangka panjang dimaksud mestinya juga tidak lepas dengan kepentingan publik
yang ada. Pertimbangannya tidak hanya aspek ekonomi yang menguntungkan daerah setempat
tetapi juga pertimbangan aspirasi masyarakat, lingkungan dan sebagainya menjadi ukuran
kepentingan yang penting juga. Sehingga jangan sampai penanaman modal oleh suatu pihak
justru akan menimbulkan pertentangan publik. Banyak kasus privatisasi ruang publik dengan
berbagai macam dalih menimbulkan permasalahan kontroversial, apalagi pada masa dimana
informasi dan transparansi dituntut sebagai prasyarat pengembangan suatu wilayah.
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -53
A. Investasi Pemerintah
Investasi yang dilakukan oleh pemerintah umumnya banyak berkisar di dalam
penyediaan prasarana pendukung, misalnya saja jalan akses, prasarana sanitasi di dalam
kawasan wisata serta hal-hal yang berkaitan dengan misi publik maupun non komersial (jika
dilakukan sektor swasta akan menimbulkan biaya tinggi dan tidak fisibel secara keuangan
maupun ekonomi) misalnya pemugaran candi, revitalisasi bangunan dan sebagainya. Di dalam
melakukan assessment terhadap peran pemerintah selama ini terkadang dibenturkan pada
keinginan-keinginan pemerintah untuk melakukan investasi pada aspek-aspek yang
bermotifkan untuk mendapatkan keuntungan. Dalam kondisi eforia pelaksanaan otonomi
daerah, terkadang terjebak pada kepentingan-kepentingan untuk sekedar meningkatkan PAD
daripada memikirkan peran pemerintah yang sudah teredukasi yakni sebagai fasilitator dan
enabler dalam pembangunan masyarakat dan penataan kawasan, bukannya provider (penyedia).
Selanjutnya, koordinasi pengembangan investasi pemerintah pada prasarana pendukung perlu
dikoordinasikan di dalam suatu paket program investasi yang terpadu, karena pada dasarnya
tidak akan teralokasi dana secara khusus untuk mengembangkan prasarana pendukung.
Permasalahan koordinasi ini acapkali dibenturkan pada arogansi sektoral di dalam
mengalokasikan maupun memutuskan penggunaan dana bagi pembangunan, termasuk di
dalamnya sektor pariwisata. Satu hal yang tidak dapat terlupakan adalah penilaian kelayakan
atas investasi tersebut juga harus ditempatkan pada pertimbangan awal. Kelayakan dalam hal
ini tidak harus selalu yang bersifat cost recovery tetapi lebih pada aspek pemanfaatannya serta
dampak-dampak yang dapat diprediksi.
B. Investasi Swasta
Investasi sektor swasta di dalam konteks makro adalah didefinisikan sebagai pendorong
bagi bergeraknya ekonomi daerah, karena dapat menimbulkan spread effect, peningkatan
kesempatan kerja dan sebagainya. Namun di dalam implementasinya, sering dijumpai
permasalahan konflik antara kepentingan publik dengan kepentingan modal. Ke depan,
pemecahan permasalahan yang tepat di dalam menghadapi permasalahan tersebut adalah
melibatkan semua stakeholder lain disyaratkan untuk melaksanakan semacam public hearing
(dengar pendapat) yang melibatkan unsur pemerintah, masyarakat sekitar dan juga LSM.
Persoalan khusus bagi investasi di sektor pariwisata yang sangat terkait dengan wilayah-
wilayah publik, perlu ada kejelasan dan keberpihakan instansi terkait yang menjadi pengambil
keputusan perijinan. Keberpihakan dimaksud adalah kepada penonjolan-penonjolan
kepentingan publik.
C. Investasi Masyarakat.
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -54
Selama ini investasi dari masyarakat masih belum terencana dengan baik. Bahkan
cenderung terkesan parsial-parsial, tanpa adanya koordinasi. Karakteristik investasi tersebut,
selain sifatnya parsial juga umumnya terbatas. Oleh karena itu, adalah penting
mengintegrasikan investasi tersebut ke dalam skema-skema yang lebih besar yang juga
melibatkan sektor swasta dan juga pemerintah. Untuk itu, pemerintah dapat dan perlu bertindak
sebagai mediasi untuk melaksanakan hal tersebut.
Gambar 7.6Pohon Industri Pariwisata
Sinergisitas dan keselarasan ini sangat penting untuk meningatkan daya saing potensi
unggulan sekaligus menarik wisatawan. Hal ini tentu saja harus didukung kemauan politik
melalui kebijakan, penyiapan masyarakat sebagai penerima manfaat serta kalangan dunia usaha
(pelaku usaha UKM, transportasi lokal misalkan pelembagaan kuda atau dokar wisata yang
terkoneksi dengan kegiatan wisata dan UKM, hotel dan restoran, Travel biro serta layanan jasa-
jasa yang memadai misalkan guide, jasa keuangan dan lain-lain).
7.3 PEMBANGUNAN PEMASARAN PARIWISATA
Pariwisata merupakan komoditas unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Gresik
sehingga semakin hari akan semakin berkembang. Pariwisata yang ada di Kabupaten Gresik
diharapkan memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan pemasaran pariwisata akan berhubungan langsung dengan pencitraan dan
kepuasan wisatawan yang nantinya akan berpengaruh terhadap peningkatan kunjungan wisata.
Pariw
isata
Jasa
Transportasi
dan Perjalanan
Rumah
makan
Jasa-jasa
penginapan
Komunik
asi
Industri
kerajinan
Sekolah
Pariwisata
Jasa
pemandu
(Guide)
Wisata
Alam
Wisata
Buatan
Pariwisata
Wisata Alam
Wisata Buatan
Jasa Transportasi dan Perjalanan
Rumah makan
Jasa-jasa penginapan
Komunikasi
Industri kerajinan
Sekolah Pariwisata
Jasa pemandu (Guide)
Wisata religi
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -55
Pemasaran pariwisata dapat diibaratkan sebagai proses yang berkelanjutan untuk mencapai
tujuan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Prinsip dari pemasaran objek
wisata dapat dicapai jika pengembangkan pemasaran pariwisata dijalankan dengan orientasi
segmentasi pasar, bauran pemasaran, dan siklus hidup produk. Selain hal tersebut perencanaan
pembangunan pemasaran pariwisata harus berdasarkan prinsip identifiable, cohesive,
measurable, accessibly, substansial, dan actionable. Rencana yang dilakukan untuk pemasaran
pariwisata ini hendaknya harus berfokus pada faktor-faktor determinan yang biasanya
ditentukan dari pilhan konsumen atau wisatawan.
Komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam pemasaran pariwisata meliputi
produk, harga, saluran distribusi, dan promosi. Produk adalah penawaran organisasi atau
lembaga objek wisata yang ditujukan untuk mencapai mencapai tujuan melalui pemuasan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Pengadaan produk pariwisata harus mempertimbangkan
sumberdaya yang terdapat di Kabupaten Gresik, fasilitas, dan transportasi. Harga berkaitan
dengan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan wisatawan untuk memperoleh produk dari
objek wisata. Oleh sebab itu rencana yang dilakukan untuk mengembangkan objek wisata
adalah bagaimana harga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan karena wisatawan
mengorabnkan sejumlah uang untuk menjangkau objek wisata. Saluran distribusi berhubungan
dengan kemudahan akses terhadap jasa bagi para wisatawan yang mempermudah wisatawan
untuk sampai pada tujuan. Disini perlu direncanakan pengembangan biro perjalanan yang
mampu mengakomodasikan paket-paket wisata dan rencana perjalanan pariwisata. Promosi
wisata dilakukan agar produk ataupun jasa wisata yang ditawarkan pada wisatawan akan
menarik minat.
Secara spesifik bagian-bagian dari pemasaran pariwisata yang harus dikembangkan
dalam pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Gresik meliputi:
1. Pasar Wisata
a. Pengembangan pasar wisata dapat dilakukan dengan mengeplot daerah-daerah yang
berpotensi sebagai kawasan pasar yang potensial bagi kunjungan wisatawan,
merencanakan bauran pemasaran objek wisata.
b. Mentepakan daerah-daerah segmentasi pasar dengan sesuai dengan destinasi
pariwisata. Segmentasi pasar ditunjang dengan promosi dan identifikasi pergerakan
para wisatawan
2. Citra Pariwisata
a. Pengembangan Kabupaten Gresik dengan citra destinasi budaya islam, alam, dan
khusus.
3. Kemitraan Pemasaran Pariwisata
a. Promosi dengan media pemasaran sehingga objek dan daya tarik wisata dapat dikenal
oleh masyarakat atau calon wisatawan
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -56
b. Peningkatan kinerja marketing yang ada pada objek wisata sehingga dapat
menimbulkan kesan nyaman untuk wisatawan.
c. Pengembangan kemitraan pemasaran yang terpadu antara masyrakat dan organisasi
pengelolaan objek wisata.
d. Pengembangan dukungan dari pemerintah daerah dalam hal promosi objek wisata.
7.4 PEMBANGUNAN INDUSTRI PARIWISATA
Pembangunan industri pariwisata daerah bertujuan untuk mengembangkan objek dan
daya tarik wisata dengan membangun suatu industri pariwisata dengan produk-produk yang di
hasilkan dan management pengelolaannya guna meningkatkan kualitas pariwisata daerah.
Pembangunan industri pariwisata di Kab. Gresik dilakukan dengan perencanaan beberapa aspek
yang berpengaruh atau berdampak bagi perkembangan wisata Kab. Gresik diantaranya :
1. Peningkatan kualitas dan keragaman produk-produk usaha pariwisata yang dapat
dilakukan dengan :
a. Meningkatkan daya saing wisata
1) Melakukan peningkatan dengan pemberian sertifikasi usaha untuk seluruh usaha
yang ada di Kab. Gresik, hal ini akan memberikan peningkatan bagi kualitas produk
untuk pengembangan industri wisata.
2) Peningkatan seluruh fasilitas seperti penginapan/hotel dan restaurant yang memadai
dan berkualitas
3) Rencana penerapan sistem informasi E-book bebas biaya untuk semua produk untuk
memepermudah dan promosi produk
b. Menciptakan iklim usaha yang baik
1) Peningkatan perlindungan usaha bagi industri pariwisata lokal
2) Pengembangan sistem pendaftaran usaha pariwisata
3) Pengembangan multi-aktifitas dan multi-produk (contoh-perhotelan)
4) Penggunaan mata uang rupiah dalam penjualan produk pariwisata di Kab. Gresik
2. Peningkatan Fasilitas, Regulasi dan Insentif untuk Pengembangan Usaha Pariwisata,
pengembangan ini akan memberikan sautu sistem kepariwisataan yang terkontrol dan
terstruktur dengan pemberian insentif, fasilitas dan regulasi sehingga dapat meningkatkan
kualitas industri pariwisata di Kab. Gresik, pengembangan meliputi :
a. Meningkatkan sistem dan skema fasilitas untuk usaha pariwisata yaitu :
1) Pengembangan insentif perizinan untuk melindungi industri pariwisata lokal
2) Pemberian insentif kepad industri pariwisata yang menggunakan produk lokal dan
produk UMKM
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -57
3) Fasilitas komunikasi antar pemerintah, usaha pariwisata dan masyarakat dengan
menyelenggarakan forum koordinasi dan komunikasi secara reguler
4) Pengembangan sistem atau hubungan yang baik antara industri kecil sebagai
pemasok dengan industri pariwisata
5) Pengembangan saling keterkaitan antar industri besar dengan kecil dalam hal
ketergantungan produk pariwisata
6) Pembangunan fasilitas khusus berupa ruang space bagi pengusaha kecil di bidang
pariwisata untuk menawarkan produk yang dapat berupa cinderamata dan baranng
khas daerah lainnya
b. Peningkatan sistem dan regulasi untuk usaha pariwisata yaitu :
1) Penetapan asuransi usaha pariwisata yang telah disesuaikan dengan sistem regulasi
yang ada
2) Pengawasan terhadap pembangunan usaha milik asing agar usaha atau produk lokal
penggunaan teknologi informasi tidak terganggu
c. Pengembangan dalam peningkatan usaha di kawasan objek dan daya tarik wisata yaitu :
1) Pembangunan pusat informasi digital dan pelayanan di setiap kawasan pariwisata
2) Pengembangan jaringan kerjasama secara online antar kawasan pariwisata
3) Pembangunan sistem informasi manajemen di kawasan pariwisata Kab. Gresik
3. Pembangunan struktur organisasi dalam industri pariwisata yang terorganisir secara
kelembagaan, pembangunan ini dilakukan dengan :
a. Pembentukan organisasi industri pariwisata yaitu :
1) Membentuk gabungan industri pariwisata di Kab. Gresik sebagai tempat
berkordinsi, kerjasama yang sinergis antar usaha pariwisata
4. Pembangunan kemitraan usaha pariwisata dengan daerah dan UMKM dalam menunjang
kepariwisataan daerah yaitu :
a. Mengembangkan pola-pola kerjasama industri lintas sektor
1) Penggunaan sumberdaya lokal (SDM) dalam penyelenggaraan usaha pariwisata
2) Pengembangan industri dengan penggunaan bahan lokal untuk seluruh rantai
industri pariwisata
b. Pengembangan kerjasama untuk keadaan darurat
1) Pembangunan pilot project pemulihan pasca bencana berdasarkan tema-tema
kawasan
2) Pembangunan pola-pola pendampingan dalam pemulihan kepariwisataan pasca
krisis
3) Pengembangan pola-pola rintisan dengan maskapai penerbangan dan PT. Angkasa
Pura
4) Pembangunan pola-pola kerjasama dengan fasilitas akomodasi di daerah bencana
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -58
5) Penerapan early warning system pada kawasan rawan bencana
c. Pengembangan UMKM dalam mendukung usaha kepariwisataan, yang dpat di
kembangkan dengan :
1) Pembangunan fasilitas pengemban UMKM di bidang pariwisata
2) Pembangunan jejaring pemasaran hasil UMKM industri pariwisata
3) Pengembangan UMKM dengan pendekatan pola ketergantungan atau keterkaitan
antar usaha pariwisata dalam pengembangan UMKM pariwisata
7.5 PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN
Tujuan pengaturan dan kelembagaan pariwisata di Kabupaten Gresikadalah
meningkatnya pendapatan daerah dan masyarakat, perluasankesempatan kerja dan terwujudnya
kemudahan berwisata di KabupatenGresik.
Sedangkan sasaran pengaturan dan kelembagaan pariwisata di KabupatenGresikadalah
terwujudnya iklim yang kondusif dan kemudahan investasidalam bidang usaha kepariwisataan
melalui perkembangan danpeningkatan para pengusaha yang berinvestasi dalam bidang
usahakepariwsataan di Kabupaten Gresikdengan tetap mendorongkeikutsertaan dari lembaga-
lembaga ekonomi rakyat.
Hal terpenting dalam pengembangan investasi pariwisata di KabupatenGresik:
Potensi pasar wisatawan
Adanya akses jalan yang baik berupa jalan provinsi Kota Gresik
Kehidupan masyarakatnya yang agamis
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, upaya yang perlu dilakukan olehPemerintah
Kabupaten Gresik, antara lain:
1. Meningkatkan “Political Will” terhadap pariwisata, melalui:
Pengaturan yang tegas dan jelas mengenai pengembangan objekdan daya tarik wisata
maupun Satuan-satuan Kawasn Wisata.
Koordinasi lintas wilayah yang didukung oleh KebijaksanaanPemerintah Provinsi.
Diklat dan Penyuluhan Pariwisata kepada para pengusaha danmasyarakat sekitar objek
dan daya tarik wisata.
2. Memberikan insentif terhadap para pengusaha yang mau menanamkanmodalnya dalam
bidang pariwisata.
3. Meningkatkan promosi dan penyebarluasan informasi tentangkepariwisataan Kabupaten
Gresik.
4. Meningkatkan pembinaan terhadap potensi yang sudah dimiliki baikalam maupun budaya.
Posisi Instansi/ Dinas dan lembaga yang langsung maupun tidak langsungmenangani
kepariwisataan di Kabupaten Gresikdapat dilihat pada Tabeldi bawah ini.
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -59
Tabel 7.9Komposisi Instansi/ Lembaga Pengelola Kepariwisataan di Kabupaten Gresik
No Jenis Usaha Instansi/ Lembaga
Langsung
Instansi/ Lembaga tidak
langsung
1 Akomodasi Disparbud BAPPEDA
Bag.Perekonomian
DISPENDA
2 Restoran/ rumah makan Disparbud BAPPEDA
Bag.Perekonomian
DISPENDA
3 Objek dan daya Tarik wisata
alam
Disparbud -
4 Objek dan daya Tarik wisata
budaya
Disparbud -
5 Objek dan daya Tarik wisata
ziarah/ minat khusus
Disparbud dan yayasan -
6 Rekreasi dan hiburan umum Disparbud BAPPEDA
Bag.Perekonomian
Sumber: Rencana, 2013
7.5.1 Organisasi Kepariwisataan
Rencana organisasi kepariwisataandilakukan untukmewujudkan untuk menunjang pengelolaan
pariwisata. Adapun prinsip pengelolaan organisasi kepariwisataan dalam investasi yang dianut
adalah, transparancy, participation, quick disbursement, accountability, sustainability dan
simplicity. Konsistensi pada prinsip ini akan menjadi daya tarik sendiri dalam proses
percepatan pengembangan kawasn pariwisata Gresik.
Prosedur kemitraan yang dianut dalam pengembangan pariwisata di
Kabupaten Kuningan ini, adalah memposisikan pemerintah kota, menjadi
fasilitator dan administrator pembangunan. Dengan demikian orientasi
pembangunan dari top down berubah ke bottom up dan partisipatif, juga
sekaligus menciptakan kepemerintahan yang baik (good governance) dan
demokratis. Berbagai program yang dapat dilakukan secara kemitraan
antara para stakeholder pembangunan, kemitraan dalam pembangunan
sangat penting untuk dilakukan mengingat dua hal:
1. Kemitraan merupakan wujud nyata dari partisipasi masyarakat dan
swasta dalam proses pembangunan
2. Kemitraan merupakan cara yang tepat untuk mengefisienkan belanja
pemerintah (government expenditure) di sektor pembangunan, lihat
Gambar 5.4.
Rencana pengembangan investasi kepariwisataan di Kabupaten Kuningan
akan dilakukan dengan melakukan dan menjalin kerjasama dan kemitraan
dengan pihak swasta, masyarakat, pemerintah dan badan atau lembaga
usaha yang terkait dengan kepariwisataan. Rencana investasi khususnya
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -60
dalam pengembangan kepariwisataan akan dititikberatkan pada
pengembangan objek wisata yang berpotensi dan belum dimanfaatkan,
program investasi juga dilakukan dalam hal penyediaan sarana dan
prasarana pendukung pariwisata seperti akomodasi (hotel), sarana atraksi
baik olahraga, kesenian maupun budaya. Untuk lebih jelasnya mengenai
peluang investasi sektor pariwisata Kabupaten Kuningan lihat pada
Penataan kawasan wisata Sarangan harus dilihat dalam fungsinya sebagai alat untuk
meningkatkan ekonomi wilayah akan terhubung dalam peningkatan aspek-aspek terkait seperti:
Kegiatan investasi, baik investasi dalam bentuk penataan dan pengembangan fasilitas
pelayanan wisata (fasilitas akomodasi resort, rumah makan, area rekreasi dan sebagainya)
ataupun investasi di bidang infrastruktur penunjang wisata seperti jalan raya, moda transportasi,
telekomunikasi, listrik, air bersih dan sebagainya.
a. Kesempatan kerja di bidang pariwisata dan pemeliharaan kawasan
wisata yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat di sekitarnya.
b. Peluang bisnis yang makin terbuka bagi masyarakat lokal untuk terlibat
langsung maupun tidak langsung dalam mata rantai kegiatan pariwisata
dan penataan kawasan wisata seperti usaha penyediaan jasa
akomodasi, rumah makan, pemandu wisata, penyediaan cinderamata,
persewaan moda transportasi dan sebagainya di samping penyediaan
dan pemeliharaan perangkat kawasan wisata.
c. Peningkatan dampak multiganda (multiplier effect) dari pengembangan
kawasan wisata dengan jaringan kegiatan sektor lain dalam menjaga
kelanjutan fungsi kawasan.
d. Peningkatan pajak, perijinan dan sebagainya yang kesemuanya akan
bermuara pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Aspek-aspek terkait di atas merupakan konsekuensi logis dari
berkembangnya sektor pariwisata pada suatu kawasan. Sedangkan aspek
ekonomi dalam pengembangan kepariwisataan dan penataan kawasan
wisata tak akan terlepas dari rencana pengembangan investasi yang akan
dilakukan oleh pihak terkait. Investasi yang ditanamkan pada aktivitas terkait
dengan pariwisata maupun penataan kawasan wisata hendaknya tidak
hanya dipandang dari aspek keuangan yang sifatnya jangka pendek, tetapi
lebih kepada penanaman investasi bagi kepentingan yang lebih makro bagi
kehidupan masyarakat dan kawasan yang bersifat jangka panjang.
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -61
Dengan bertitik tolak pada pandangan di atas, maka motivasi apapun
dengan penanaman modal oleh siapa saja mesti dikaitkan dengan
kepentingan jangka panjang. Kepentingan jangka panjang dimaksud
mestinya juga tidak lepas dengan kepentingan publik yang ada.
Pertimbangannya tidak hanya aspek ekonomi yang menguntungkan daerah
setempat tetapi juga pertimbangan aspirasi masyarakat, lingkungan dan
sebagainya menjadi ukuran kepentingan yang penting juga. Sehingga jangan
sampai penanaman modal oleh suatu pihak justru akan menimbulkan
pertentangan publik. Banyak kasus privatisasi ruang publik dengan berbagai
macam dalih menimbulkan permasalahan kontroversial, apalagi pada masa
dimana informasi dan transparansi dituntut sebagai prasyarat pengembangan
suatu wilayah.
1. Investasi Pemerintah
Investasi yang dilakukan oleh pemerintah umumnya banyak berkisar di
dalam penyediaan prasarana pendukung, misalnya saja jalan akses,
prasarana sanitasi di dalam kawasan wisata serta hal-hal yang berkaitan
dengan misi publik maupun non komersial (jika dilakukan sektor swasta akan
menimbulkan biaya tinggi dan tidak fisibel secara keuangan maupun
ekonomi) misalnya pemugaran candi, revitalisasi bangunan dan
sebagainya. Di dalam melakukan assessment terhadap peran pemerintah
selama ini terkadang dibenturkan pada keinginan-keinginan pemerintah
untuk melakukan investasi pada aspek-aspek yang bermotifkan untuk
mendapatkan keuntungan. Dalam kondisi eforia pelaksanaan otonomi
daerah, terkadang terjebak pada kepentingan-kepentingan untuk sekedar
meningkatkan PAD daripada memikirkan peran pemerintah yang sudah
teredukasi yakni sebagai fasilitator dan enabler dalam pembangunan
masyarakat dan penataan kawasan, bukannya provider (penyedia).
Selanjutnya, koordinasi pengembangan investasi pemerintah pada
prasarana pendukung perlu dikoordinasikan di dalam suatu paket program
investasi yang terpadu, karena pada dasarnya tidak akan teralokasi dana
secara khusus untuk mengembangkan prasarana pendukung.
Permasalahan koordinasi ini acapkali dibenturkan pada arogansi sektoral di
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -62
dalam mengalokasikan maupun memutuskan penggunaan dana bagi
pembangunan, termasuk di dalamnya sektor pariwisata. Satu hal yang tidak
dapat terlupakan adalah penilaian kelayakan atas investasi tersebut juga
harus ditempatkan pada pertimbangan awal. Kelayakan dalam hal ini tidak
harus selalu yang bersifat cost recovery tetapi lebih pada aspek
pemanfaatannya serta dampak-dampak yang dapat diprediksi.
2. Investasi Swasta
Investasi sektor swasta di dalam konteks makro adalah didefinisikan
sebagai pendorong bagi bergeraknya ekonomi daerah, karena dapat
menimbulkan spread effect, peningkatan kesempatan kerja dan sebagainya.
Namun di dalam implementasinya, sering dijumpai permasalahan konflik
antara kepentingan publik dengan kepentingan modal. Ke depan,
pemecahan permasalahan yang tepat di dalam menghadapi permasalahan
tersebut adalah melibatkan semua stakeholder lain disyaratkan untuk
melaksanakan semacam public hearing (dengar pendapat) yang melibatkan
unsur pemerintah, masyarakat sekitar dan juga LSM. Persoalan khusus bagi
investasi di sektor pariwisata yang sangat terkait dengan wilayah-wilayah
publik, perlu ada kejelasan dan keberpihakan instansi terkait yang menjadi
pengambil keputusan perijinan. Keberpihakan dimaksud adalah kepada
penonjolan-penonjolan kepentingan publik.
3. InvestasiMasyarakat.
Selama ini investasi dari masyarakat masih belum terencana dengan
baik. Bahkan cenderung terkesan parsial-parsial, tanpa adanya koordinasi.
Karakteristik investasi tersebut, selain sifatnya parsial juga umumnya terbatas.
Oleh karena itu, adalah penting mengintegrasikan investasi tersebut ke dalam
skema-skema yang lebih besar yang juga melibatkan sektor swasta dan juga
pemerintah. Untuk itu, pemerintah dapat dan perlu bertindak sebagai mediasi
untuk melaksanakan hal tersebut.
7.5.2 Sumber Daya Manusia Pariwisata
Pariwisata merupakan fenomena yang kompleks, bukan sekedar
kegiatan dengan obyek utama industri pelayanan yang melibatkan
manajemen produk dan pasar, tetapi lebih dari itu merupakan proses dialog
antara wisatawan sebagai guest dan masyarakat sebagai host. Suatu
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -63
kegiatan pengembangan terhadap suatu lokasi komunitas tertentu dimana
karakter masyarakat secara fisik sosial budaya merupakan sumberdaya
utama, maka pengembangan perlu memandang masyarakat dalam hal ini
seniman, swasta dan budayawan sebagai sumberdaya yang berkembang
dinamis sebagai subyek bukan sekedar obyek.
Dalam setiap kegiatan pembangunan harus memperhitungkan nilai-
nilai sosial budaya yang berkembang di sekitar wilayah perencanaan. Oleh
karena itu setiap langkah keputusan perencanaan harus mencerminkan
masyarakat/penduduk lokal yang secara aktif ikut terlibat di dalamnya.
Dengan pelibatan masyarakat sejak awal akan lebih menjamin kesesuaian
program pengembangan dengan aspirasi masyarakat setempat, kesesuaian
dengan kapasitas yang ada serta menjamin adanya komitmen masyarakat
karena adanya rasa memiliki yang kuat. Pengembangan
masyarakat/penduduk lokal selanjutnya perlu didasarkan pada kriteria:
a. Memajukan tingkat hidup masyarakat sekaligus melestarikan identitas
budaya dan tradisi lokal.
b. Meningkatkan tingkat pendapatan secara ekonomis sekaligus
mendistribusikan merata pada masyarakat/penduduk lokal.
c. Berorientasi pada pengembangan usaha berskala kecil dan menengah
dengan daya serap tenaga besar dan berorientasi pada teknologi tepat
guna.
d. Mengembangkan semangat kompetisi sekaligus kooperatif.
e. Memanfaatkan pariwisata seoptimal mungkin sebagai agen penyumbang
tradisi budaya dengan dampak seminimal mungkin.
7.6 INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -64
7.1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN PARIWISATA .............................. 1
7.1.1 Visi ............................................................................................................................ 1
7.1.2 Misi........................................................................................................................... 2
7.1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
7.1.4 Sasaran .................................................................................................................... 3
7.1.5 Arah Pembangunan Kepariwisataan Daerah ........................................................... 3
7.2 PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA ................................................................... 15
7.2.1 Perwilayahan Destinasi Pariwisata Daerah ........................................................... 16
7.2.2 Pembangunan Daya Tarik Wisata ......................................................................... 25
7.2.3 Pembangunan Aksesibilitas dan/atau Transportasi .............................................. 34
7.2.4 Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata ......... 37
7.2.5 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kepariwisataan ............................................ 46
7.2.6 Pembangunan Investasi Di Bidang Pariwisata ....................................................... 52
7.3 PEMBANGUNAN PEMASARAN PARIWISATA ............................................................... 54
7.4 PEMBANGUNAN INDUSTRI PARIWISATA .................................................................... 56
7.5 PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN ................................................. 58
7.5.1 Organisasi Kepariwisataan .................................................................................... 59
7.5.2 Sumber Daya Manusia Pariwisata ......................................................................... 62
7.6 INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH ............................ 63
TABEL 7.1 RENCANA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM KABUPATEN GRESIK ..................................................... 27
TABEL 7.2 RENCANA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BUDAYA KABUPATEN GRESIK .................................................. 31
TABEL 7.3 RENCANA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BUATAN KABUPATEN GRESIK .................................................. 33
TABEL 7.4 ARAHAN PENGEMBANGAN SARANA POKOK KEPARIWISATAAN ................................................................. 38
TABEL 7.5 ARAHAN PENGEMBANGAN SARANA PELENGKAP KEPARIWISATAAN ........................................................... 41
TABEL 7.6 ARAHAN PENGEMBANGAN SARANA PENUNJANG KEPARIWISATAAN .......................................................... 42
TABEL 7.7 RENCANA PEMBANGUNAN FASILITAS UMUM PARIWISATA KABUPATEN GRESIK ........................................... 42
TABEL 7.8 MATRIKS PARTISIPATIF OBJEK-OBJEK WISATA KABUPATEN GRESIK ........................................................... 50
TABEL 7.9 KOMPOSISI INSTANSI/ LEMBAGA PENGELOLA KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GRESIK ................................ 59
GAMBAR 7.1 PETA PEMBAGIAN DESTINASI PARIWISATA DAERAH KABUPATEN GRESIK ................................................ 20
GAMBAR 7.2 PETA PEMBAGIAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH (KSPD) DI DESTINASI PARIWISATA DAERAH
PULAU BAWEAN .................................................................................................................................... 21
GAMBAR 7.3 PETA PEMBAGIAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH (KSPD) DI DESTINASI PARIWISATA DAERAH
GRESIK UTARA ...................................................................................................................................... 23
GAMBAR 7.4 PETA PEMBAGIAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH (KSPD) DI DESTINASI PARIWISATA DAERAH
GRESIK KOTA DAN SELATAN ..................................................................................................................... 24
L A P O R A N A K H I R
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK VII -65
GAMBAR 7.5 PETA ALTERNATIF JALUR WISATA DI KABUPATEN GRESIK..................................................................... 40
GAMBAR 7.6 POHON INDUSTRI PARIWISATA ....................................................................................................... 54