7. penggunaan ldd untuk kontur dan long cross

31
I. PENDAHULUAN Ilmu ukur tanah ini merupakan salah satu bidang ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya. Bidang ilmu mempelajari hal-hal tersebut sehingga berdasarkan pengukuran yang dilakukan dapat dibuat peta untuk keperluan konstruksi. Dalam pembuatan peta yang dikenal dengan istilah pemetaan dapat dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan. Pengukuran- pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat hubungan titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi (Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal) dan pengukuran-pengukuran tegak guna mendapat hubungan tegak antara titik-titik yang diukur (Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal) serta pengukuran titik-titik detail.

Upload: presti

Post on 20-Feb-2016

43 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

cool

TRANSCRIPT

Page 1: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

I. PENDAHULUAN

Ilmu ukur tanah ini merupakan salah satu bidang ilmu terapan yang

mempelajari dan menganalisis bentuk topografi permukaan bumi beserta

obyek-obyek di atasnya. Bidang ilmu mempelajari hal-hal tersebut sehingga

berdasarkan pengukuran yang dilakukan dapat dibuat peta untuk keperluan

konstruksi.

Dalam pembuatan peta yang dikenal dengan istilah pemetaan dapat

dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran di atas permukaan bumi

yang mempunyai bentuk tidak beraturan. Pengukuran-pengukuran dibagi

dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat hubungan titik-titik yang

diukur di atas permukaan bumi (Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal)

dan pengukuran-pengukuran tegak guna mendapat hubungan tegak antara

titik-titik yang diukur (Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal) serta

pengukuran titik-titik detail.

Kerangka dasar pemetaan untuk pekerjaan rekayasa sipil pada

kawasan yang tidak luas, sehingga bumi masih bisa dianggap sebagai

bidang datar, umumnya merupakan bagian pekerjaan pengukuran dan

pemetaan dari satu kesatuan paket pekerjaan perencanaan dan atau

perancangan bangunan teknik sipil. Titik-titik kerangka dasar pemetaan

yang akan ditentukan tebih dahulu koordinat dan ketinggiannya itu dibuat

tersebar merata dengan kerapatan tertentu, permanen, mudah dikenali dan

didokumentasikan secara baik sehingga memudahkan penggunaan

selanjutnya. Untuk menentukan koordinat dari titik-titik yang akan kita ukur

itu, kita perlu menggunakan alat ukur. Ada berbagai alat ukur yang dapat

Page 2: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

digunakan untuk penentuan jarak dan sudut guna mendapatkan koordinat

suatu titik di antaranya teodolit, waterpass, total station, dan lain-lain.

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, saat ini ada begitu

banyak software yang dapat membantu dalam melakukan pengukuran atau

lebih tepatnya membantu dalam pengolahan data pengukuran. Pada

kesempatan kali ini, praktikan akan melakukan praktikum pengenalan LDD.

LDD merupakan salah satu software dalam dunia ukur tanah yang cukup

sering digunakan untuk mengolah data pengukuran. Selain itu LDD juga

dapat digunakan untuk membuat kontur. Dengan praktikum ini diharapkan

mahasiswa dapat memahami penggunaan LDD untuk pengolahan data

pengukuran dan untuk penggambaran kontur.

II. MAKSUD

Maksud dilakukannya praktikum ini adalah:

a. memenuhi mata kuliah wajib Praktikum Ilmu Ukur Tanah,

b. agar mahasiswa dapat mengetahui mengenai software LDD,

c. agar mahasiswa dapat mengetahui penggunaan LDD untuk pengolahan

data pengukuran tanah,

d. agar mahasiswa dapat menggunakan LDD untuk menggambar kontur

dari data pengukuran yang sudah didapat, dan

e. agar mahasiswa dapat melakukan penggambaran profil memanjang dan

melintang untuk pengukuran.

1

Page 3: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

III. TUJUAN

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk:

a. memenuhi mata kuliah wajib Praktikum Ilmu Ukur Tanah,

b. mengenal software LDD,

c. mengetahui cara menggunakan LDD untuk pengolahan data pengukuran,

d. mengaplikasikan cara penggunaan LDD untuk menggambar kontur dari

data pengukuran yang sudah didapat, dan

e. mengetahui cara melakukan penggambaran profil memanjang dan

melintang untuk pengukuran.

IV. LANDASAN TEORI

4.1 LDD

Land Desktop adalah sebuah aplikasi dari CAD untuk membuat

permukaan tanah (Surface) secara Digital atau bisa di sebut Digital Terrain

Models (DTM), dengan memakai titik-titik (point) secara tiga dimensional

sebagai referensi, dimana titik-titik tersebut langsung diambil dari hasil

pengukuran di lapangan dengan kordinat XY serta elevasinya. Sedangkan

Civil Design adalah Penggunaan DTM yang telah dibuat di Land Desktop

untuk merencanakan jalan, Perpipaan, Pemenbokan, Saluran, Drainase dan

sebagainya.

Software ini mudah digunakan dan cukup familiar untuk pekerjaan

surveying sampai saat ini. Hingga sekarang, versi LDD terus berkembang

2

Page 4: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

dan ada penambahan beberapa fitur di setiap peningkatan versinbya. Syarat

utama untuk bisa bekerja dengan LDD adalah gambar dan desain harus

dihubungkan dengan sebuah Project. Project merupakan sebuah media

penyimpanan untuk gambar yang terhubungkan dengan data, yang di

dalamnya dapat termasuk data point, surface, alignment, dan hasil

pengamatan survey. Data project tersebut tidak disimpan di dalam gambar

akan tetapi terpisah dalam folder sistem.

4.2 Kontur

Kontur merupakan garis khayal untuk menggambarkan semua titik

yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan

datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan

dengan interval vertikal yang reguler. Semua titik yang mempunyai

ketinggian yang sama di atas maupun di bawah permukaan datum tertentu

yang disebut permukaan laut rata-rata.

Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang reguler. Interval

kontur adalah jarak vertikal antara 2 (dua) garis ketinggian yang ditentukan

berdasarkan skalanya. Besarnya interval kontur sesuai dengan skala peta dan

keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu dinyatakan secara jelas di

bagian bawah tengah di atas skala grafis.

3

Page 5: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang kontinu

(biasanya berwarna cokelat atau oranye). Setiap kontur keempat atau kelima

(tergantung pada intervalnya) dibuatlah indeks, dan digambarkan dengan

garis yang lebih tebal. Kontur indeks dimaksudkan untuk membantu

pembacaan kontur dan menghitung kontur untuk menentukan tinggi. Angka

(ketinggian) kontur diletakkan pada bagian kontur yang diputus, dan

diurutkan sedemikian rupa agar terbaca searah dengan kemiringan ke arah

atas (lebih tinggi).

Pada daerah datar yang jarak horisontalnya lebih dari 40 mm sesuai

skala peta dibuat garis kontur bantu. Kontur bantu ini sangat berarti

terutama jika ada gundukan kecil pada daerah yang datar. Kontur bantu

digambar pada peta berupa garis putus-putus untuk membedakan dengan

kontur standar.

Kontur indeks dan titik-titik tinggi pada peta rupabumi skala 1:25.000

Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan yang

sebenarnya. Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang

terjal, kontur-kontur yang berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai.

4

Page 6: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

Jika kontur-kontur itu memiliki jarak satu sama lain secara tetap, maka

kemiringannya teratur.

Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:

1. Kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada,

tetap akan bertemu kembali di titik awalnya. Perkecualiannya adalah jika

kontur masuk ke suatu daerah kemiringan yang curam atau nyaris vertikal,

karena ketiadaan ruang untuk menyajikan kontur-kontur secara terpisah

pada pandangan horisontal, maka lereng terjal tersebut digambarkan

dengan simbol. Selanjutnya, kontur-kontur akan masuk dan keluar dari

simbol tersebut.

2. Jika kontur-kontur pada bagian bawah lereng merapat, maka bentuk lereng

disebut konveks (cembung), dan memberikan pandangan yang pendek.

Jika sebaliknya, yaitu merenggang, maka disebut dengan konkav (cekung),

dan memberikan pandangan yang panjang.

3. Jika pada kontur-kontur yang berbentuk meander tetapi tidak terlalu rapat

maka permukaan lapangannya merupakan daerah yang undulasi

(bergelombang).

4. Kontur-kontur yang rapat dan tidak teratur menunjukkan lereng yang

patah-patah. Kontur-kontur yang halus belokannya juga menunjukkan

permukaan yang teratur (tidak patah-patah), kecuali pada peta skala kecil

pada umumnya penyajian kontur cenderung halus akibat adanya proses

generalisasi yang dimaksudkan untuk menghilangkan detil-detil kecil

(minor).

5

Page 7: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

Jadi kontur adalah suatu garis yang digambarkan diatas bidang datar

melalui titik-titik yang mempunyai ketinggian sama terhadap suatu bidang

referensi tertentu. Garis ini merupakan tempat kedudukan titik-titik yang

mempunyai ketinggian sama terhadap suatu bidang referensi atau garis

khayal yang menghubungkan titik – titik yang mempunyai ketinggian yang

sama.Penarikan garis kontur bertujuan untuk memberikan informasi relief

(baik secara relatif maupun absolut).

4.3 Profil Memanjang dan Melintang

Dalam pekerjaan sipil, pengertian profil memanjang dan melintang

adalah suatu irisan dari bentuk permukaan bumi secara memanjang dan

melintang. Irisan ini menjadi acuan vertikal dalam merancang suatu proyek

sipil, misalnya perancangan kemiringan jalan, penurunan tinggi muka air

irigasi, kemiringan jalan rel, kedataran lapangan terbang, dan lain-lain. Data

irisan ini juga digunakan untuk menentukan dan menghitung volume galian

dan timbunan tanah.

Profil disebut juga penampang, sehingga istilahnya menjadi

penampang memanjang dan melintang. Dalam bahasa Inggris disebut long

and cross section. Profil memanjang adalah irisan searah sumbu proyek,

sedangkan profil melintang adalah irisan tegak lurus sumbu proyek. Sumbu

proyek tidak selalu lurus, namun terkadang berkelok-kelok sehingga arah

profil melintang harus disesuaikan.

6

Page 8: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

4.3.1 Profil Memanjang

Profil memanjang adalah gambar irisan searah sumbu proyek untuk

menentukan daerah galian dan timbunan. Untuk menggambar profil

memanjang, diperlukan data tinggi titik permukaan tanah sepanjang sumbu

proyek. Data tinggi titik-titik diperoleh dari pengukuran lapangan, baik

dengan metode waterpassing atau dengan metode trigonometri. Kerapatan

titik harus memperhitungkan segi teknis dan ekonomis. Artinya, makin rapat

jarak antar titik yang diukur, makin menggambarkan bentuk profil lapangan

mirip sebenarnya, namun makin sulit dan makan waktu sehingga akan

menambah biaya. Sebaliknya, makin panjang jarak antar titik, makin cepat

pekerjaannya namun ketelitian gambar irisannya makin buruk.

Karena itu ada dua cara penentuan jarak antar titik, yaitu dengan:

a. Memilih titik yang mewakili bentuk muka tanah. Pada daerah datar atau

dengan kemiringan homogin, jarak antar titik bisa panjang, namun pada

daerah bergelombang, jarak antar titik bisa sangat rapat. Pemilihan titik

ini sangat tergantung keputusan juru ukur. Bagi juru ukur

berpengalaman, penentuan titik berdasarkan bentuk muka bumi mudah

dilakukan, namun bagi yang belum, hal itu bisa menimbulkan masalah

karena mungkin memilih titik yang tidak mewakili. Penentuan jarak antar

titik juga harus memperhitungkan skala profil. Misalnya skala 1:1.000,

berarti setiap jarak 5 meter di lapangan akan tergambar di peta dengan

jarak 5 mm. Hal itu akan mengganggu penggambaran karena terlalu

rapat. Jadi jarak antar titik sebaiknya minimal 10 meter, kecuali ada

pertimbangan lain. Demikian pula, selisih beda tinggi antar titik di bawah

7

Page 9: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

0,1 meter tidak terlalu signifikan dalam penggambaran.skala vertikal

1:100 karena hanya berselisih di bawah 1 mm.

b. Pemilihan titik dapat juga ditentukan berdasarkan interval jarak tertentu

misalnya setiap 50 meter untuk sumbu lurus, dan setiap 25 meter untuk

sumbu menikung. Pada cara ini, penentuan jarak antar titik tidak

tergantung pada keputusan juru ukur. Hal itu tidak masalah untuk daerah

datar atau berkemiringan homogin, namun untuk daerah bergelombang

sangat berresiko karena mungkin saja ada titik penting yang tidak terdata

sehingga tidak menggambarkan irisan sesuai keadaan sebenarnya.

Pengukuran profil memanjang dengan metode waterpassing dapat

dilakukan dengan langkah sebagai berikut.

a. Pasang patok sepanjang sumbu proyek setiap interval jarak sekitar 200

meter atau sesuai ketentuan teknis. Tiap patok diberi nama, misalnya P1,

P2, dan P3. Ukur tinggi patok, yaitu jarak vertikal antara ujung paku

sampai ke permukaan tanah (lihat gambar). Saat menggambar profil

memanjang di titik itu, gunakan data tinggi tanah bukan tinggi di atas

patok. Jadi jika tinggi titik P1 = H1 di atas patok, maka tinggi di atas

tanah = H1 – tinggi patok.

b. Dirikan rambu di P1 (disebut belakang) dan di P2 (disebut muka), dirikan

waterpass di tengah. Arahkan teropong ke rambu P1, catat benang atas,

tengah dan bawah dan tinggi patok, lalu arahkan teropong ke rambu P2,

catat benang atas, tengah dan bawah dan tinggi patok.

c. Dirikan rambu di beberapa titik di tanah yang mewakili atau yang

berjarak setiap 50 meter, catat bacaan benang atas, tengah dan bawah

8

Page 10: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

pada setiap kedudukan berdirinya rambu. Setiap titik tersebut diberi

nama misalnya, a1, a2, b1, b2, dan b3.

d. Rambu di P1 dipindahkan ke P3, sedang rambu di P2 hanya diputar

arahnya, Waterpass dipindahkan ke tengah P2 dan P3. Arahkan teropong

ke P2, catat benang atas, tengah dan bawah dan tinggi patok, lalu arahkan

teropong ke P3, catat benang atas, tengah dan bawah dan tinggi patok.

e. Dirikan rambu di beberapa titik di tanah yang mewakili atau yang

berjarak setiap 50 meter, catat bacaan benang atas, tengah dan bawah

pada setiap kedudukan berdirinya rambu. Setiap titik tersebut diberi

nama misalnya, b1, b2, dan lain-lain.

f. Demikian seterusnya sampai seluruh sumbu proyek selesai diukur

ketinggian profilnya.

4.3.2 Profil Melintang

Profil melintang adalah irisan tegak lurus sumbu proyek. Data profil

melintang digunakan untuk merancang bagian kiri dan kanan sumbu jalan.

Bersama dengan data profil memanjang, dapat dihitung volume galian dan

timbunan tanah. Pada umumnya jarak profil melintang sekitar 100 – 200

meter ke kiri dan ke kanan dari sumbu proyek tergantung ketentuan teknis.

Pengukuran profil melintang dilakukan dengan langkah sebagai

berikut.

a. Dirikan alat di atas salah satu patok misalnya P2, ukur tinggi alat.

b. Dirikan rambu di titik detail m1 di kiri sumbu proyek Catat benang atas,

tengah dan bawah.

9

Page 11: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

c. Pindahkan rambu di titik detail m2 di kiri sumbu proyek Catat benang

atas, tengah dan bawah.

d. Lakukan langkah sama seperti di atas untuk titik detail m3, m4, m5, dan

m6.

e. Selesai pengukuran satu profil melintang, pindahkan alat dan rambu ke

profil berikutnya.

f. Demikian seterusnya sampai seluruh profil melintang proyek selesai

diukur ketinggiannya.

V. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

5.1 Waktu dan Tempat

Adapun praktikum ini dilakukan pada:

Hari, Tanggal : Senin, 6 Mei 2013

Waktu : pukul 09.00 s/d selesai

Tempat : di Laboratorium Analisis Struktur Fakultas Teknik

Universitas Lampung

5.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. laptop atau komputer dengan aplikasi LDD

10

Page 12: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

5.3 Prosedur Pelaksanaan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai

berikut.

1. Membuka aplikasi LDD

2. Membuat file baru dengan nama Latihan_2. Membuat project baru

dengan mengklik pada tombol Create Project. Memberi nama Latihan_2

pada project yang akan dibuat.

11

Page 13: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

3. Melakukan setting pada point database dengan memilih kotak cek Use

Point Names dan memastikan Point Names Field Size adalah 16

karakter. Mengklik OK.

4. Melakukan setting pada gambar baru. Pada Drawing Setup Profile, dari

daftar Profile Name, memilih m1000.set (Metric,1:1000). Mengklik

Next.

12

Page 14: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

5. Memilih Meters untuk Linear Units dan memilih North Azimuths

untuk Angle Display Style. Mengklik Next.

6. Melakukan pengaturan skala seperti pada gambar. Mengklik Next.

7. Dari daftar Categories, memilih UTM, WGS84 Datum. Dari daftar

koordinat sistem, memilih UTM WGS84 Datum, Zone 48 South, Meter;

Central Meridian 105dE. Mengklik Finish.

13

Page 15: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

8. Mengimport points dengan mengklik menu Points > Import/Export

Points > Import Points.

9. Setelah muncul jendela Format Manager – Import Points, membuka

file dengan mengklik icon pada gambar.

14

Page 16: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

10. Pada jendela Select Source File, memilih file Data Survey kemudian

mengklik Open.

11. Mengklik menu View > Zoom > Extents, sehingga muncul gambar

berikut.

15

Page 17: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

12. Memblok semua titik, kemudian klik kanan dan pilih Display

Properties. Mengubah text dan marker sesuai kebutuhan.

13. Mengklik menu Terrain > Terrain Model Explorer.

14. Mengklik kanan pada folder Terrain dan memilih pilihan Create New

Source.

15. Membuka folder Terrain > Surface 1 kemudian mengklik kanan pada

pilihan Point File. Memilih pilihan Add Points from AutoCAD Objects >

Points.

16

Page 18: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

16. Pada Command, menuliskan Append kemudian mengklik Enter,

kemudian menuliskan E dan mengklik Enter. Memilih titik dengan

memblok semua titik yang ada.

17. Mengklik Menu Terrain > Create Contours > OK.

17

Page 19: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

18. Setelah penggambaran kontur selesai, membuat layer baru dengan nama

Long dan Cross.

19. Mengaktifkan layer Long kemudian membuat garis dengan Polyline

sehingga menjadi seperti berikut.

20. Mengaktifkan layer Cross dan membuat tiga garis cabang dari Long

seperti gambar.

18

Page 20: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

VI. HASIL PRAKTIKUM

Setelah melakukan praktikum ini, hasil yang didapat praktikan adalah

sebagai berikut.

1. Penulis dapat mengetahui mengenai software LDD.

2. Penulis dapat cara penggunaan LDD untuk pengolahan data pengukuran.

3. Penulis dapat menggunakan LDD untuk menggambar kontur.

4. Penulis dapat menggambar profil memanjang dan melintang.

19

Page 21: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

VII. JAWABAN SOAL-SOAL TUGAS

VIII. KESIMPULAN

Land Desktop adalah sebuah aplikasi dari CAD untuk membuat

permukaan tanah (Suface) secara Digital atau bisa di sebut Digital Terrain

Models (DTM), dengan memakai titik-titik (point) secara tiga dimensional

sebagai referensi, dimana titik - titik tersebut langsung diambil dari hasil

pengukuran di lapangan dengan kordinat XY serta elevasinya. Sedangkan

Civil Design adalah Penggunaan DTM yang telah dibuat di Land Desktop

untuk merencanakan jalan, Perpipaan, Penembokan, Saluran, Drainase dan

sebagainya.

Dalam software ini, kita dapat melakukan pengolahan data

pengukuran. Kita juga dapat melakukan penggambaran situasi untuk

mendapatkan peta sesuai dengan yang kita inginkan.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Ilmu Ukur Tanah. Modul Kuliah Program Studi Teknik Sipil.

Universitas Mercu Buana.

Enggara, Andi Dirga Putra. Laporan Praktikum Perpetaan.

Safru, Urly. 2010. Tugas Ilmu Ukur Tanah 2 Tentang Theodolit. Universitas

Islam OKI.

Sobatnu, F. Ilmu Ukur Tanah 2. Diktat Kuliah Prodi DIII Teknik Geodesi.

Politeknik Negeri Banjarmasin.

20

Page 22: 7. Penggunaan LDD Untuk Kontur Dan Long Cross

Yohannes. Ilmu Ukur Tanah. Diktat Kuliah Jurusan Teknik Sipil.

Universitas Lampung.

http://geoenviron.blogspot.com/2012/04/garis-kontur.html

http://belajargeomatika.wordpress.com/2011/06/18/pengukuran-profil-

memanjang-dan-melintang/

http://www.ilmutekniksipil.com/ilmu-ukur-tanah/pengukuran-profil

21