7. pendahuluan
DESCRIPTION
7TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Puskesmas telah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1968, rata-rata
setiap kecamatan mempunyai dua puskesmas, setiap tiga desa mempunyai
satu puskesmas pembantu. Puskesmas pun telah disiapkan berbagai upaya
kesehatan yang harus dilaksanakan sebagai pertanggungjawabannya ke
Dinas Kesehatan. Puskesmas berada di bawah pengawasan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dengan wilayah pembinaannya satu kecamatan. Jika
kemudian dalam satu kecamatan itu ditemukan dua puskesmas, maka
wilayahnya dibawa berdasarkan daerah terdekatnya.
Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan
dan kedudukan puskesmas adalah sebuah ujung tombak sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia. Ini disebabkan karena peranan dan kedudukan
puskesmas di Indonesia adalah amat unik. Sebagai saranan pelayanan
kesehatan terdepan di Indonesia, maka puskesmas kecuali bertanggung
jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat juga
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran.
Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi kesehatan
yang tinggi dan mungkin dapat dicapai pada suatu saat, sesuai dengan
kondisi dan situasi serta kemampuan yang nyata dari setiap orang sehingga
harus diterjemahkan sebagai sebuah upaya yang bersifat terus menerus.
1
Peran puskemas-lah sebagai pelayanan kesehatan yang harus bersifat terus
menerus dan berlaku secara menyeluruh di wilayah Indonesia.
Sebagaimana kita ketahui, Puskesmas didirikan untuk memberikan
pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, paripurna, dan terpadu bagi seluruh
penduduk yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas serta menjadi ujung
tombak dalam sistem pelayanan kesehatan. Untuk itu, Puskesmas perlu
dikelola oleh pemimpin yang mempunyai bekal ilmu dan keterampilan
manajemen Puskesmas yang memadai dilandasi oleh dedikasi yang tulus
ikhlas, sehingga Puskesmas berkinerja tinggi dan dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas, kriteria kepala Puskesmas dipersyaratkan harus seorang sarjana
dibidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan
masyarakat, termasuk di dalamnya adalah dokter.
Sebagian besar dokter akan menempati posisi kunci sebagai pemimpin di
organisasi pelayanan kesehatan termasuk Puskesmas. Dokter sebagai
pimpinan Puskesmas dituntut memiliki pemahaman dan keterampilan dasar
pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) serta asas-asas,
fungsi-fungsi, dan teknik-teknik manajemen Puskesmas. Disamping itu,
perubahan lingkungan makro dibidang pembangunan kesehatan akan terus
berlangsung. Untuk mengantisipasinya, wawasan dan kemampuan dokter
harus dipersiapkan sejak mereka berada dalam pendidikan. Atas dasar itu,
maka pada blok komunitas ini kami sebagai mahasiswa kedokteran
2
diharapkan perlu untuk melakukan kunjungan ke puskesmas agar dapat
lebih memahami segala sesuatunya tentang puskesmas.
I.II Tujuan
Tujuan dari kegiatan kunjungan ke puskesmas ini yaitu :
1.2.1 Untuk mengetahui data umum puskesmas yang dikunjungi
1.2.2 Untuk mengetahui struktur organisasi puskesmas yang dikunjungi
1.2.3 Untuk mengetahui denah puskesmas yang dikunjungi
1.2.4 Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas yang
dikunjungi
1.2.5 Untuk mengetahui alur pelayanan puskesmas yang dikunjungi
I.III Manfaat
Manfaat dari kegiatan kunjungan ke puskesmas ini yaitu :
1.3.1 Sebagai sarana pembelajaran tentang data umum, struktur organisasi,
alur pelayanan, serta kegiatan yang ada di puskesmas pada umumnya.
1.3.2 Sebagai sarana untuk belajat terjun langsung ke masyarakat terutama
yang berobat ke puskesmas Kota Karang.
3
II. HASIL KEGIATAN
II.1 Data Umum Puskesmas
Puskesmas menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 adalah unit
pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau
sebagian wilayah kecamatan.
Teluk Betung Barat merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kota
Bandar Lampung. Kecamatan Teluk Betung Barat memiliki 2 Puskesmas
sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dalam
upaya pemberdayaan pembangunan kesehatan kecamatan, yaitu Puskesmas
Kota Karang dan Puskesmas Sukamaju. Puskesmas yang dikunjungi oleh
mahasiswa Kedokteran Unila pada Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)
tahun ini adalah Puskesmas Kota Karang yang dikepalai oleh dr. Hj. Susi
Kania.
Puskesmas Kota Karang didirikan sekitar tahun 1980-an yang merupakan
puskesmas tertua di Kecamatan Teluk Betung Barat, dengan dokter
pertamanya yaitu dr. Timotius. Puskesmas Kota Karang ini merupakan
puskesmas rawat inap satu-satunya yang terletak di dalam gang sehingga
akses masyarakat ke unit kesehatan ini agak mengalami kendala. Puskesmas
ini memiliki beberapa Posyandu dan Poskeskel yang unit kerjanya meliputi
daerah Pulau Pasaran, Sinar Laut dan daerah Kahuripan. Pos Kesehatan
Keluarga (Poskeskel) pelayanan kesehatannya ditangani oleh tenaga
paramedis honorer.
Puskesmas ini dapat melayani peserta Jamkesmas, Jamkesda, Askes, dan
pelayanan umum. Pelayanan Jamkesmas didanai dari APBN, Jamkesda dari
APBD Kota Bandar Lampung, serta Askes yang melayani PNS. Saat ini,
4
pelayanan umum di Puskesmas Kota Karang sudah tidak ada lagi semenjak
berjalannya program Jamkesda.
Puskesmas Kota Karang memiliki beberapa tenaga kesehatan yang terdiri
dari:
Dokter Umum
Dokter Gigi
Bidan
Perawat
Perawat gigi
Bagian sanitasi/AKL
Bagian gizi
Analis kesehatan (LAB)
Asisten Apoteker
Tenaga kesehatan sukarela
Pegawai honorer
Ibu-ibu Kader Posyandu
Setiap pegawai memegang kelola masing-masing sesuai bidangnya.
Visi dan Misi Puskesmas
Puskesmas Kota Karang ini memiliki visi dan misi yang sama dengan dinas
kesehatan, yaitu:
Visi Puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat dimana indikator
kecamatan sehat yaitu:
Indikator lingkungan sehat
Indikator perilaku sehat
Indikator pelayanan kesehatan yang bermutu
Indikator derajat kesehatan yang optimal
Misi Puskesmas
Menggerakan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan.
Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.
5
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
Alur Pelayanan
Gambar 1. Alur Pelayanan Puskesmas Rawat Inap Kota Karang
Rujukan puskesmas ini biasanya paling banyak dirujuk ke Rumah Sakit
Umum Abdul Moeloek dan Rumah Sakit Umum Daerah Bandar Lampung.
Bisa juga dilakukan rujukan ke rumah sakit swasta. Rujukan pada pasien inap
di rumah sakit swasta ditempatkan di ruang kelas 3 dengan maksimal
pembiayaan rawat inap selama 5 hari.
Puskesmas Kota Karang buka setiap hari Senin – Sabtu mulai dari jam 07.30
– 14.30 di hari senin-kamis dan 07.30-11.30 pada hari jum’at. Puskesmas ini
juga memiliki Unit Gawat Darurat (UGD) yang selalu buka 24 jam.
Ruangan – ruangan yang berada di Puskesmas Kota Karang terdiri dari :
Ruang Pendaftaran : ruangan tempat para pasien mendaftarankan diri
sebelom dilakukan pemeriksaan.
6
Loket Pedaftaran
Jamkesda
Jamkesmas/Askes Ruang KIA
Balai pengobatan dan Ruang Bersalin
Ruang gigi, UGD
Rujukan Pulang
BP Umum : ruang periksa penyakit secara umum. Penyakit yang
terbanyak ditangani adalah ISPA, penyakit kulit, penyakit gangguan
pencernaan, gangguan sendi dan gastroenteritis.
Ruang KIA : ruangan yang memeriksa keluhan pada ibu dan anak.
UGD : ruang kedawatdaruratan. Ruangan ini dilengkapi 3 bed, alat
nebulizer, set oksigenasi, obat-obatan kegawatdaruratan, EKG, alat
kauterisasi dan lain – lain.
Ruang Kebidanan (Partus) : ruangan tempat kelahiran yang memiliki 2
kasur litotomi. Hampir setiap hari di puskesmas ini selalu ada proses
persalinan.
Ruang Apotek : Tempat menyimpan obat- obatan, dan ruang tempat
pemberian obat. Ruangan ini memiliki 1 apoteker, 1 asisten apoteker dan
beberapa tenaga pembantu.
Ruang Gigi : ruangan untuk pemeriksaan semua keluhan penyakit gigi.
Program Kerja Puskesmas ini antara lain :
Penyuluhan ke sekolah – sekolah seperti SD, SMP, atau SMA mengenai
PHBS, NAPZA, dan AIDS.
Posyandu (imunisasi, pembagian nutrisi, penyuluhan)
Penyuluhan ke orang – orang lanjut usia
Pengendalian TBC
7
II. II Struktur Organisasi Puskesmas
Gambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Rawat Inap Kota Karang
Keterangan :
SP2TP : Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
P2PM : Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular
P2Paru : Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit paru
AFP : Accute Flacid Paralysis
KESGA : Kesehatan Keluarga
BP : Balai Pengobatan
KESLING : Kesehatan Lingkungan
PSM : Peran Serta Masyarakat
UKGS : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
Yansus : Pelayanan Khusus
8
Pustu : Puskesmas Pembantu
II.III Denah Bangunan Puskesmas beserta Keterangan Penggunaan
Ruang
Gambar 3. Denah Bangunan Puskesmas Rawat Inap Kota Karang
II.III Kegiatan Puskesmas
Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan
Kabupaten/Kota berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana
tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia
sehingga mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan SPM
(Sarana Pelayanan Minimal) bidang kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang wajib dilaksanakan oleh semua puskesmas sebagai
UPTD kesehatan kabupaten kota yaitu :
2.4.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
9
Cakupan Kunjungan Ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal 4 (empat) kali sesuai dengan
standar di satu wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
Cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan
adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di suatu
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
Ibu hamil Risiko tinggi yang dirujuk adalah ibu hamil risiko tinggi/
komplikasi yang dirujuk di suatu wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu.
Cakupan Kunjungan Neonatus adalah cakupan neonatus yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh Dokter,
Bidan, Perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan neonatal,
paling sedikit 2 kali, di suatu wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu.
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memeoleh
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh Dokter, Bidan, dan
Perawat yang memiliki konpetensi klinis kesehatan bayi, paling
sedikit 4 kali, di satu wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu.
Cakupan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang ditangani adalah
cakupan BBLR yang di tangani sesuai standar oleh Dokter, Bidan,
dan Perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan neonatal
dan penanganan BBLR, di satu wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
2.4.2 Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) Anak Balita dan
Pra Sekolah adalah cakupan anak umur 0-5 tahun yang dideteksi
kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai dengan standar oleh
Dokter, Bidan, dan Perawat, paling sedikit 2 kali per tahun, di satu
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
10
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah
cakupan siswa kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya
oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil)
melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu.
Cakupan pelayanan kesehatan remaja adalah cakupan siswa kelas 1
SLTP dan setingkat, SMA/SMK dan setingkat yang diperiksa
kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/
kader kesehatan sekolah) melalui penjaringan kesehatan di satu
wilayah kerja Puskesmas pada kurun watu tertentu.
2.4.3 Pelayanan Keluarga Berencana (Cakupan Peserta KB Aktif)
2.4.4 Pelayanan Imunisasi Desa/Kelurahan (Universal Child Immunization/
UCI)
2.4.5 Pelayanan Pengobatan/Perawatan
Cakupan rawat jalan adalah cakupan kunjungan rawat jalan baru di
sarana kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
Cakupan rawat inap adalah cakupan kunjungan rawat inap baru di
sarana pelayanan kesehatan Puskesmas Dengan Tempat Perawatan
di satu wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
2.4.6 Pelayanan Kesehatan Jiwa (Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarana
Pelayanan Umum)
2.4.7 Pemantauan Pertumbuhan Balita
Balita yang naik berat badannya (N) adalah Balita yang ditimbang
(D) di Posyandu maupun luar Posyandu yang berat badannya naik di
satu wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
Balita Bawah garis Merah (BGM) adalah balita BGM yang
ditemukan di satu wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu.
2.4.8 Pelayanan Gizi
Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan bayi 6-
11 bulan mendapat kapsul vitamin A satu kali dan anak umur 12-59
11
bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 2 kali per tahun di
satu wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
Cakupan Ibu hamil mendapat tablet Fe adalah cakupan ibu hamil
yang mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari
keluarga miskin adalah pemberian MP-ASI dengan porsi 100 gram
perhari selama 90 hari.
Balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang
di tangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi
buruk di satu wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
2.4.9 Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang Pelayanan Obstetrik dan
Neonatal Emergesi Dasar dan Komperhensif (PONED dan PONEK)
Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk
menangani rujukan ibu hamil dan neonatus adalah ibu hamil, post
partum, dan neonatus yang dirujuk dan mendapatkan darah yang
aman dan sesuai kebutuhannya di rumah sakit pemerintah dan
swasta.
Ibu hamil risiko tinggi/komplikasi yang tertangani adalah ibu hamil
risiko tinggi/komplikasi di satu wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit
pemerintah/swasta dengan fasilitas PONED dan PONEK.
Neonatus Risti/komplikasi yang tertangani adalah cakupan neonatus
risiko tinggi/komplikasi di satu wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit
pemerintah/swasta.
2.4.10 Pelayanan Gawat Darurat
Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat yang
dapat diakses Masyarakat
12
2.4.11 Penyelenggaraan Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Gizi Buruk
Desa/Kelurahan mengalami KLB yang ditangani adalah Kejadian
Luar Biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam pada suatu
desa/kelurahan di satu wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
tertentu.
Kecamatan bebas rawan gizi adalah kecamatan dengan prevalensi
gizi kurang dan gizi buruk pada balita < 15 % pada kurun waktu
tertentu.
2.4.12 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Polio
2.4.13 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TB Paru
2.4.14 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPA
2.4.15 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HIV/AIDS
2.4.16 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD)
2.4.17 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Diare
2.4.18 Pelayanan Kesehatan Lingkungan
2.4.19 Pelayanan Pengendalian Vektor
2.4.20 Pelayanan Higiene Sanitasi di Tempat Umum
2.4.21 Penyuluhan Perilaku Sehat
Rumah tangga sehat adalah proporsi rumah tangga yang memenuhi
10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,
balita diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharaan
kesehatan, tidak merokok, melakukan aktivitas fisik setiap hari,
makan sayur dan buah setiap hari, tersedia air bersih, tersedia
jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, dan lantai
rumah bukan dari tanah.
Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat
ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja
Puskesmas pada satu kurun waktu tertentu.
Desa dengan garam beryodium baik adalah desa/kelurahan dengan
21 sampel garam konsumsi yang diperiksa hanya ditemukan tidak
13
lebih dari 1 sampel garam konsumsi dengan kandungan yodium
kurang dari 30 ppm pada kurun waktu tertentu.
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang melaksanakan kegiatan
hari buka dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata
jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih, cakupan program
utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi lebih dari 50 %), dan sudah ada 1
atau lebih program tambahan, serta cakupan dana sehat < 50 %.
2.4.22 Penyuluhan Pencegahan dan Penaggulangan Penyalahgunaan Narkoba,
Psikotropika dan Zat Adiktif (P3NAPZA) Berbasis Masyarakat
2.4.23 Pelayanan Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
2.4.24 Pelayanan Penggunaan Obat Generik
2.4.25 Penyelenggaraan Pembiayaan Untuk Pelayanan Kesehatan Perorangan.
2.4.26 Penyelenggaraan Pembiayaan Untuk Keluarga Miskin dan Masyarakat
Rentan
Pada puskesmas induk Kota Karang Program Wajib yang sudah dilaksanakan
yaitu :
Promosi Kesehatan
Kesehatan Lingkungan
Gizi Masyarakat
Kesehatan Ibu dan Anak
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Pengobatan
Sedangkan program tambahan yang sudah mulai dilaksanakan di Puskesmas
Induk Kota Karang yaitu :
Kesehatan Lansia
Kesehatan Remaja
Kesehatan Olahraga
Unit Kesehatan Sekolah
Dan program-program yang belum dilaksanakan di Puskesmas Induk Kota
Karang yaitu :
14
Kesehatan Jiwa
Kesehatan Mata
Perawatan Kesehatan Masyarakat
Pembinaan Pengobatan Tradisional
II. IV Alur Pelayanan di Puskesmas
Jika berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas)
terdekat, tentu ada perbedaan alur pelayanan yang harus diikuti, khususnya
antara puskesmas rawat jalan dan puskesmas rawat inap (perawatan).
Perbedaan utama alur pelayanan tergantung pada kasus yang bersifat darurat
(emergency) seperti : serangan penyakit akut, kecelakaan lalulintas. Kondisi
seperti ini kemungkinan tidak mengikuti alur baku, bisa langsung menuju
ruang gawat darurat atau ruang tindakan yang terdapat di puskesmas. Bila
keadaannya normal dan wajar saja, maka pada umumnya, pengunjung
puskesmas seperti pada puskesmas rajabasa , harus mengikuti prosedur alur
pelayanan standar rawat jalan, seperti paparan ringkas berikut ini :
a. Mendaftarkan identitas pasien di ruang loket/kartu
Pengunjung harus mendaftarkan diri di loket/kartu agar tercatat dalam
kartu kunjungan pasien, dengan menunjukkan kartu identitas (KTP,
askes, jamkesmas) yang masih berlaku
b. Menunggu giliran panggilan di ruang tunggu
Silakan menuju ruang tunggu puskesmas, menanti giliran panggilan
pelayanan yang diperlukan
c. Menuju ruang periksa pelayanan rawat jalan
Setelah mendapatkan giliran dipanggil oleh petugas, pasien diarahkan
langsung menuju tempat pemeriksaan dokter (poli umum atau poli
gigi) sesuai keluhan yang dialaminya.
d. Mengambil resep obat di apotek
15
Pengunjung yang mendapatkan resep obat, setelah diperiksa dokter,
dimohon menunggu dengan sabar, pelayanan obat yang bisa ditebus
langsung di ruangan apotek puskesmas.
e. Meninggalkan ruangan puskesmas
Para pengunjung mengecek kembali perlengkapan yang dibawa dan
diwajibkan selalu berpartisipasi aktif menjaga kebersihan dan keasrian
ruangan pelayanan dan halaman puskesmas
Jangkauan pelayanan puskesmas rawat jalan terbatas kepada pelayanan
medis sederhana, atau pelayanan kesehatan dasar (yankesdas). Tahap
penanganan kasus selanjutnya melalui mekanisme pelayanan rujukan
menuju pusat layanan lanjutan di Rumah Sakit Umum Daerah. Biasanya
alur pelayanan pasien terdapat dan terpasang juga di setiap unit ruangan
puskesmas. Para pengunjung bisa membaca dan menanyakan lebih lanjut
kepada petugas puskesmas yang dikunjungi. Pola alur pelayanan standar
puskesmas rawat jalan ini, biasanya dikembangkan sesuai dengan kondisi
pelayanan setiap puskesmas, agar para pengunjung bisa mendapatkan
pelayanan yang terbaik.
Gambar 1. Alur Pelayanan Puskesmas Rawat Inap Kota Karang
II. V Hasil Observasi Lain di Puskesmas
16
Loket Pedaftaran
Jamkesda
Jamkesmas/Askes Ruang KIA
Balai pengobatan dan Ruang Bersalin
Ruang gigi, UGD
Rujukan Pulang
Program-program yang ada di Puskesmas Kota Karang sudah berjalan
cukup baik. Terbukti dengan beberapa piagam, plakat maupun piala
kejuaraan-kejuaraan di bidang kesehatan mampu diraih oleh pihak
Puskesmas Kota Karang. Tidak ada kendala berarti dari pihak pemerintah
mengenai pendanaan ataupun sistem birokrasi. Hanya saja masih terdapat
kendala pada program pemberantasan penyakit TB. Kendala tersebut datang
dari pasiennya sendiri yang tidak patuh minum obat dan kontrol ke
puskesmas serta dari PMO (pengawas minum obat) yang belum sepenuhnya
melaksanakan tugas.
Kesan-Pesan Petugas dan Masyarakat
Secara umum, Puskesmas Kota Karang ini memiliki kesan yang baik bagi
pimpinannya dan dari para petugasnya. Pimpinan Puskesmas Kota Karang
sangat nyaman bekerja di puskesmas ini, hanya saja ada sedikit kendala
yang tidak terlalu bermakna yaitu letak puskesmas yang jauh dari tempat
tinggalnya dan letak puskesmas yang tidak di pinggir jalan sehingga tidak
bisa dicapai dengan angkutan umum, melainkan harus berkendaraan sendiri.
Dari pihak petugas-petugaspun menyatakan kenyamanan bekerja di
puskesmas ini, terjalin kerjasama yang baik dari masing-masing petugas,
sehingga dapat saling menutupi kekurangan masing-masing. Para petugas
merasa senang setiap harinya bertemu dengan masyarakat Kota Karang
yang cukup padat penduduk, memiliki beraneka ragam karakter dan
bervariasi keluhan-keluhan yang dialami. Pihak laboran pun merasa cukup
puas dengan fasilitas laboratorium yang ada, sangat mendukungnya dalam
melakukan pemeriksaan-pemeriksaan terhadap sampel, hanya saja laboran
berpesan bahwa ia membutuhkan teman untuk membantunya melakukan
pemeriksaan, karena selama ini ia bekerja di laboratorium seorang diri dan
beberapa kali bekerja bersama tenaga sukarela, ia cukup kesulitan jika
banyak pasien yang menjalani pemeriksaan laboratorium.
Kami melakukan wawancara kepada pengunjung/pasien Puskesmas Kota
Karang yang kami ambil secara acak, ia bernama Ayu Farida berusia 21
17
tahun, kebetulan ia sedang berobat karena mengeluhkan sakit gigi. Ayu
menyatakan bahwa pelayanan berobat di puskesmas ini gratis, petugasnya
ramah dan obatnya pun alhamdulillah manjur. Hanya saja di loket
pendaftaran para pasiennya masih belum antri dengan baik. Ia berpesan agar
pelayanan di puskesmas Kota Karang ini dapat lebih baik lagi.
III. PENUTUP
18
III. I Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan puskesmas ini adalah sebagai
berikut :
a. Puskesmas menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 adalah
unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
satu atau sebagian wilayah kecamatan.
b. Visi Puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat dimana indikator
kecamatan sehat, sedangkan misi puskesmas antara lain :
a. Menggerakan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan.
b. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
c. Kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Kota Karang sama seperti
puskesmas pada umumnya terdapat BP, KIA, RB, Gigi dan Mulut,
Pemeriksaan Laboratorium, dan upaya promosi kesehatan di masyarakat.
III.II Saran
Setelah kami melakukan observasi dan wawancara, baik terhadap karyawan
puskesmas maupun pengunjung/pasien, ada beberapa tanggapan dan saran
yang sekiranya dapat ditindaklanjuti :
a. Pada bagian pelayanan kesehatan gigi, kami melihat fasilitas sarana dan
prasarana sudah sangat baik, namun sangat disayangkan, ketika kami
melakukan observasi, pelayanan kesehatan gigi tidak berjalan dikarenakan
tenaga kesehatan yang tidak ada di tempat. Kami tidak tahu kenapa tenaga
kesehatannya bisa tidak ada, apakah sedang ditugaskan keluar atau ada hal
lainnya, tapi alangkah baiknya bila puskesmas memiliki tenaga kesehatan
19
cadangan yang bisa menggantikan apabila tenaga kesehatan utama sedang
berhalangan;
b. Pada bagian laboratorium puskesmas, kami melihat bahwa tenaga laboran
hanya satu orang, sedangkan jumlah pasien dan pelayanan sangat banyak,
dan hal inilah yang dikeluhkan oleh laboran. Alangkah baiknya bila
laboran yang ada tidak hanya 1 orang yang bertugas, tetapi bisa
ditambahkan minimal 1 orang lagi sehingga laboran yang ada sekarang
tidak merasa bosan dan pelayanan laboratorium bisa mengakomodir semua
kebutuhan pasien serta meringankan beban pekerjaan laboran yang ada
sekarang ini.
c. Hasil wawancara dari pasien/pengunjung yang ingin berobat, ada
pengunjung yang mengeluhkan bahwa pada saat pendaftaran ke loket
puskesmas, sistem antrian tidak berjalan dengan baik. Harapan
kedepannya agar petugas pukesmas yang berjaga di loket pendaftaran
memperhatikan dan menekankan sistem antrian kepada pengunjung
puskesmas.
IV. DAFTAR PUSTAKA
20
Depkes. Renstra Depkes 2005-2009. Diakses pada tanggal 30 April 2013.
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dasar-Dasar Dan Sejarah Pengembangannya
”Puskesmas”.1982. dr A.L. Slamet Ryadi, SKM
Larasati dan Mayasari. 2013. Buku Panduan FOME. FK Unila. Bandar Lampung.
Manajemen Kesehatan. Dr. A.A. Gde Muninjaya, MPH.
Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi. Depkes RI. 2001. Dirjen Bina
Kesehatan Masyarakat.
Profil Indonesia Sehat 2010. Depkes RI. 2000.
Suherman, dr. 2013. Puskesmas Rawat Inap Kota Karang.
21