7. cedera otot rangka.ppt

37
CEDERA SISTEM OTOT RANGKA 1

Upload: latif-wrstiawan

Post on 18-Dec-2015

259 views

Category:

Documents


91 download

TRANSCRIPT

  • CEDERA SISTEM OTOT RANGKA*

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Cedera Sistem Otot Rangka : Macam & PenyebabnyaMacam CederaFraktur (patah tulang) : putusnya seluruh atau sebagian jaringan tulang.Dislokasi (cerai sendi) : lepasnya kepala sendi dari mangkoknya.Strain (terkilir otot) : robek/putusnya jaringan otot di bagian tendon.Sprain (terkilir sendi) : robek/putusnya jaringan ikat di sekitar sendiPenyebabSemua gaya yang cukup kuat membuat kerusakan sistem otot rangka termasuk jaringan lunak (gaya langsung, tidak langsung & gaya puntir).Pada olah raga, cedera otot & sendi biasanya terjadi karena peregangan yang tidak cukup, gerakan yang tidak benar & teregang melampaui kemampuan otot.*

  • Cedera Sistem Otot Rangka : Tanda & GejalanyaPerubahan bentuk.Nyeri & kaku.Suara derik tulang patah (krepitasi).Bengkak.Memar.Ujung tulang terlihat.Sendi terkunci.Disfungsi alat gerak.Pada bagian distal, ada gangguan peredaran darah & persarafan*

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Cedera Sistem Otot Rangka : Jenis Patah TulangPatah Tulang tertutup.Tidak ada luka , permukaan kulit utuh, Fragmen tulang tidak berhubungan dengan udara luar.Patah tulang terbuka.Ada luka terbuka, kulit di atas/dekat bagian yang patah rusak, fragmen tulang mungkin terlihat atau menonjol keluar.*

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Pembidaian :Tujuan & Macamnya. Pembidaian : tindakan penggunaan alat bantu guna menstabilkan bagian tubuh yang cedera.Tujuannya : Mencegah pergerakan (immobilisasi) bagian yang cedera.Menghindari terjadinya cedera baru.Mengistirahatkan.Mengurangi rasa nyeri.Macam-macam bidai :Bidai kerasBidai yang dapat dibentuk.Bidai traksi.Gendongan/belat/bebat.Bidai improvisasi.*Alat bidai harus cukup kuat & ringan agar bisa difungsikan sebagai penopang.

  • Gambar Macam-Macam Bidai*

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Prinsip-Prinsip PembidaianSedapat mungkin informasikan rencana tindakan kepada penderita.Paparkan bagian yang cedera, rawat perdarahan yang terjadi.Buka pakaian & perhiasan penderita yang sekiranya menutupi/mengganggu di daerah yang cedera.Nilai GSS gerakan, sensasi, sirkulasi bagian distal yang cedera sebelum melakukan pembidaian.Siapkan dahulu peralatan selengkapnya.Jangan mencoba merubah posisi bagian yang cedera, usahakan bidai pada posisi saat ditemukan.Jangan mencoba memasukan bagian tulang yang patah.*

  • Prinsip-Prinsip PembidaianSebelum dipasang, ukur dahulu bidai pada anggota tubuh penderita yang sehat.Bila cederanya adalah patah tulang, bidai sepanjang dua sendi yang mengapit tulang yang patah tersebut.Bila cederanya adalah sendi, bidai sepanjang tulang yang mengapit tulang yang patah tersebut, bidai pula sendi distalnya.Bila memungkinkan, lapisi dahulu bidai dengan bahan yang lunak/lembut.Isi bagian kosong diantara tubuh dan bidai dengan pelapis yang berbahan lunak/lembut.Ikatan jangan terlalu kuat atau terlalu longgar.*

  • Prinsip-Prinsip PembidaianIkatan cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, kemudian sendi atas dari tulang yang patah.Satukan dengan tubuh atau alat gerak yang lain.Nilai GSS setelah selesai pembidaian, bandingkan dengan GSS saat sebelum dibidai.Melakukan pembidaian memerlukan waktu, meski begitu lakukan dengan efektif & efisien.Jangan membidai berlebihan. Penggunaan papan spinal atau bidai tubuh akan sangat membantu menghindari banyaknya pembidaian & lamanya waktu pada satu penderita*

  • Cedera Sistem Otot Rangka : Pertolongan PertamanyaLakukan prosedur penilaian penderita.Kenali & atasi keadaan yang mengancam nyawa, jangan terpancing dengan cedera yang terlihat berat.Pasang bidai leher (neck collar) dan beri oksigen jika ada sesuai protokol.Ingat pada cedera alat gerak, lakukan pemeriksaan GSS sebelum & sesudah perawatan.Stabilkan bagian cedera secara manual sampai saat tindakan immobilisasi selesai dilakukan, jangan sampai menambah rasa sakit pada penderita.Paparkan seluruh bagian yang diduga cedera.Atasi perdarahan & rawat luka yang terjadi.*

  • Cedera Sistem Otot Rangka : Pertolongan PertamanyaSiapkan alat & bahan pembidaian selengkapnya.Lakukan pembidaian sesuai dengan prinsip-prinsip pembidaian.Untuk mengurangi rasa sakit penderita, istirahatkan bagian yang cedera, kompres dingin (pada cedera tertutup) & pemberian analgetik bisa dipertimbangkan.Letakan penderita pada posisi yang nyaman.Bila ditemukan cedera terkilir, istirahatkan & tinggikan daerah yang cedera. Beri kompres dingin (maks. 30 menit) setiap jam jika perlu. Balut tekan & tetap tinggikan.Lakukan pemeriksaan berkala & rujuk ke fasilitas kesehatan.*

  • Cedera Sistem Otot Rangka : Pertolongan Pertamanya*

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Pembidaian UntukCedera Alat Gerak Atas*Fraktur Lengan AtasDislokasi/Fraktur SikuFraktur Lengan BawahFraktur Jari TanganCedera Bahu

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Pembidaian Untuk Cedera Alat Gerak Bawah*Fraktur Tungkai AtasCedera LututCedera Pergelangan KakiFraktur Tungkai Bawah

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Urai Sendi Rahang BawahTanda & gejala urai sendi rahang bawah : Mulut terbuka, rahang bawah kaku sukar digerakkan, rasa nyeri, sukar berbicaraPenanganannya :Bungkus kedua ibu jari penolong dengan kain bersihBerdiri didepan penderitaLetakkan 2 jari di masing-masing geraham penderitaTekan ke arah bawah dan dorong ke arah belakang kemudian ke atas. Penolong harus cepat melepaskan ibu jarinya dari mulut penderitaSetelah kembali ke posisi normal, stabilkan daerah tersebutRujuk ke fasilitas kesehatan.*

  • Cedera KepalaCedera kepala : Terganggunya fungsi otak akibat benturan dengan benda tumpul atau terjadi ruda paksa di daerah kepala. Keberadaan otak di kepala terlindungi oleh cairan otak & tengkorak yang keras.Benturan atau rudapaksa pada kepala bisa menyebabkan luka kulit kepala, patah tulang tengkorak hingga perdarahan dalam, akibatnya bisa fatal karena terjadi kerusakan jaringan otak.*

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Pembagian Cedera KepalaJenis cedera kepala :Cedera kepala sederhana : Terjadi akibat benturan yang cukup keras tetapi tidak sampai merusak tengkorak & otak.Fraktur tengkorak : Benturan menyebabkan fraktur tengkorak (terbuka/tertutup) yang disertai kerusakan kulit kepala.Cedera otak : Terjadi karena otak menerima gaya langsung dari benturan yang terjadi atau tidak langsung dari gaya yang diteruskan oleh benturan tsb.*

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Tanda & Gejala Cedera KepalaTerjadi perubahan respon.Gangguan pernapasan.Nadi lambat & lemah.Sakit kepala, pusing mendadakMual, muntah mendadak tanpa ada gejala awal. Gangguan penglihatan.Pupil tidak simetrisKejangPerubahan tanda vital.Nyeri di sekitar cedera.*

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Tanda & Gejala Cedera KepalaMungkin terjadi luka di kepala (terbuka/tertutup)Bila terjadi fraktur, mungkin ditemui ada bagian tengkorak yang teraba lembut & lebih dalam.Darah/cairan otak keluar lewat hidung/telinga. Memar di belakang telinga (Battle sign)Memar disekeliling mata (raccons eye)Mati rasa & disfungsi motorik.Periode hilang kesadaranPosisi abnormal akibat gangguan persarafan (dekortikasi & deserebrasi)*

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Penanganan Cedera KepalaLakukan prosedur penilaian penderita.Atasi gangguan ABC, bersiap melakukan BHD & RJP.Baringkan & istirahatkan penderita.Immobilisasi kepala & leher. Pasang bidai leher.Berikan oksigen jika ada sesuai protokol.Hentikan perdarahan yang terjadi. Jangan coba mencabut benda yang menancap di kepala, stabilkan saja.Tutup & balut luka. Jangan halangi aliran darah/cairan otak yang keluar lewat hidung/telinga. Tutup longgar saja.Anggap penderita juga cedera spinal. Pasang long spinal board.Periksa tanda vital secara berkalaRujuk ke fasilitas kesehatan.*

  • Cedera SpinalCedera Spinal : semua cedera yang ber-hubungan dengan tulang belakang, mulai dari tulang leher hingga tulang ekor ter-masuk persarafan di dalamnya.Penyebab : kecelakaan, jatuh dari keting-gian serta semua benturan yang menim-pa daerah kepala & tulang belakang. Lebih baik mencurigai ada cedera spinal meski mekanisme kejadian tidak jelas karena harga yang harus dibayar sangat mahal. Penanganan yang keliru bisa menyebabkan kelumpuhan, rasa nyeri yg. hebat & mahalnya biaya pengobatan. *

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Mekanisme Kejadian & Dampaknya Pada Tulang Spinal*Cedera spinal dapat berupa patah tulang dgn/tanpa pergeseran posisi, dislokasi, strain, sprain, kompresi tulang & kerusakan jaringan saraf.

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Tanda & Gejala Cedera SpinalPerubahan bentuk pada kepala, leher/daerah tulang belakang.Kelumpuhan alat gerak.Gangguan persarafan, disfungsi, mati rasa atau kesemutan pada alat gerak di bagian bawah daerah cedera.Ada rasa nyeri yang tidak menetap, dapat terjadi di mana saja, baik penderita bergerak atau diam.Rasa nyeri disepanjang tulang belakang bisa menjadi petunjuk telah terjadi cedera spinal.Hilangnya kemampuan mengontrol BAB & BAK.Sulit bernapas dengan/tanpa pergerakan dada.Priapismus (ereksi yang menetap tanpa rangsangan seksual)Cedera kepala, memar di bagian bahu, punggung/sisi penderita.Postur abnormal (dekortikasi & deserebrasi)Dapat terjadi syok*

  • Penanganan Cedera SpinalAnalisis mekanisme kejadian & lakukan prosedur penilaian.Stabilisasi kepala & leher penderita pada posisi netral dalam satu garis lurus dengan tulang belakang. Pasang bidai leher. Hentikan mereposisi, bila penderita merasa nyeri saat digerakan ke posisi netral ini. Yang terpenting adalah mempertahankan posisi kepala-leher pada saat ditemukan.Pertahankan ABC, buka airway dengan teknik jaw thrust sambil mempertahankan posisi kepala-leher tetap lurus.Beri oksigen jika ada sesuai protokol.Lakukan pemeriksanaan fisik, uji fungsi motorik, sensorik & sirkulasi (GSS) pada keempat alat gerak jika penderita sadar.Pertahankan stabilisasi hingga proses penanganan selesai & penderita diimmobilisasi dengan long spinal board.Periksa tanda vital secara berkala & rujuk ke RS.*

  • Stabilisasi Manual & PenilaianPenderita Cedera Spinal*Jaw thrust maneuverStabilisasi kepala leher secara manualUji GSS : gerakan/motorik, sensorik & sirkulasiPemeriksaan spinal

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Pemasangan Bidai Leher(Neck Collar / Servical Collar)*12345678

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Stabilisasi Manual & Immobilisasi Penderita Cedera Keluar Dari Mobil*123456

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Cedera Pada LeherCedera Pada Leher :Bisa berupa luka terbuka yang bisa berakibat masuk-nya udara ke dalam pem-buluh darah (emboli udara). Emboli udara bisa membuat sirkulasi darah tersumbat hingga menyebabkan serangan jantung atau strokeSemua cedera pada leher harus dianggap serius hingga terbukti aman di RS.Tanda & Gejala :Luka terbuka, memar atau perubahan bentuk di daerah leher.Sukar bicara, jadi serak/parau hingga kehilangan suara.Mungkin terjadi sumbatan jalan napas.Dapat teraba udara di bawah kulit (krepitus) di sekitar leher dekat luka yang dapat meluas.*

  • Penanganan Cedera Pada LeherLakukan prosedur penilaian, pastikan airway terbuka, berikan oksigen jika ada sesuai protokol.Bila ada luka terbuka besar, tutup segera dengan tangan lalu pasang penutup kedap yang dilapisi dengan penutup tebal.Baringkan penderita miring ke kiri terutama jika terdapat emboli udaraatau posisi lain yang memungkinkansesuai dengan cedera lainnya.Bila ada benda menancap, jangan dicabut, stabilkan saja.Rawat syok & rujuk ke fasilitas kesehatan.*

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Cedera Pada DadaCedera Dada Bisa berupa :Cedera dada tertutup, bi-asanya terjadi karena benturan dengan benda tumpul.Cedera dada terbuka sehingga terjadi hubung-an antara udara di dalam dada dengan udara luar. Misalnya karena patah tulang dada terbuka atau luka tusuk. Faktor Penyulit :PneumothoraksHemothoraksGabungan keduanya.Tanda & Gejala Umum :Sesak atau sukar bernapas.Nyeri di daerah dada.Gejala lainnya sesuai dengan jenis cederanya.*

  • Penanganan Cedera Dada TertutupLakukan prosedur penilaian, buka jalan napas.Berikan oksigen jika ada sesuai protokol. Bersiap melakukan BHD & RJP.Periksa fisik dada korban, temukan apakah ada tanda adanya perdarahan dalam.Hentikan perdarahan luar jika ada.Biarkan penderita dalam posisi yang dianggap paling nyaman, yakni bisa memberi ruang gerak dada maksimal sesuai keadaannya.Pantau tanda vital secara berkalaRujuk ke fasilitas kesehatan. *

  • Patah Tulang IgaKemungkinan terjadi lebih besar pada usia tua.Penyulit yang mungkin terjadi adalah patahan tulang merobek lapisan pleura sehingga paru bocor & terjadi pneumothoraks, hemothoraks atau gabungan keduanya.Flail chest : terjadi patah tulang iga majemuk dimana satu atau lebih tulang iga patah menjadi tiga bagian atau lebih.Tanda & GejalaNyeri dada saat bernapas.Perubahan bentuk dada & dinding dadanya.Dinding dada tidak mengembang baik saat bernapas, bahkan terjadi gerakan paradoks (ada bagian dada yang bergerak berlawanan)Penderita terkesan melindungi bagian yg.cedera (guarding position).Memar yang jelas & luas di daerah dada.Pelebaran pembuluh balik leher, mata merah, sianosis, bagian tubuh atas bengkak.Batuk darah & muncul tanda syok.*

  • Guardian Position & GerakanParadoks Pada Flail Chest*Gerakan paradoks : bagian patahan tulang iga bergerak berlawanan dengan bagian tulang iga yang lain saat bernapas.

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Penanganan Patah Tulang IgaLakukan prosedur penilaian, buka jalan napas.Berikan oksigen jika ada sesuai protokol. Bersiap melakukan BHD & RJP.Periksa fisik dada korban, temukan apakah ada tanda adanya perdarahan dalam.Hentikan perdarahan luar jika ada.Berikan bantalan pada bagian yang patah.Pada kasus flail chest, upayakan bagian yang patah terganjal sehingga tidak ikut bergerak saat bernapas Pasang gendongan lengan di sisi dada yang cedera.Biarkan penderita dalam posisi yang dianggap paling nyaman, yakni bisa memberi ruang gerak dada maksimal sesuai keadaannya.Pantau tanda vital secara berkalaTangani syok yang dialami & rujuk ke RS secepatnya.*

  • Cedera Dada TerbukaTerjadi karena trauma tajam sedemikian rupa hingga terjadi hubung-an udara luar dg. rongga pleura, akibatnya paru menjadi kuncup.Terlihat sebagai luka pada dinding dada yang menghisap pada setiap inspirasi (sucking chest wound).Karena udara lebih mudah melalui lubang luka di dinding dada dari pada saluran napas atas, terjadi kesulitan & sesak napas yg. hebat.*

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Penanganan CederaDada Terbuka*Lakukan prosedur penilaian, jaga jalan napas tetap terbuka.Jangan cabut jika ada benda menancap, stabilkan saja.Segera tutup dengan penutup kedap, jika belum ada, tutup dulu de-ngan tangan, jangan buang waktu. Setelah itu beri penutup kedap. Penutup kedap sebaiknya lebih lebar ( 5 cm) dari luka. Bila penderita bertambah parah, buka salah satu sisi, sehingga penutup kedap tertempel 3 sisi.Rawat syok, beri oksigen jika ada sesuai protokol.Segera rujuk ke RS.

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta

  • Penanganan CederaDada Terbuka *

    Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta