7. bab i

9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs, adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB), ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah resolusi majelis umum PBB Nomor 55/2 Tanggal 18 September 2000, (A/Ris/55/2 United Nations Millennium Development Goals). Deklarasinya sendiri berisi komitmen untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015. (mdgs) 1

Upload: cici

Post on 02-Oct-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs, adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB), ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah resolusi majelis umum PBB Nomor 55/2 Tanggal 18 September 2000, (A/Ris/55/2 United Nations Millennium Development Goals). Deklarasinya sendiri berisi komitmen untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015. (mdgs)

Perkembangan dunia kerja yang semakin dinamis menuntut dunia pendidikan agar mampu menghasilkan lulusan yang professional dan siap kerja. Sejalan dengan tuntutan tersebut, maka kurikulum program magang bagi mahasiswa FKM dimaksudkan untuk memberi bekal pengalaman dan keterampilan kerja praktis serta penyesuaian di dunia kerja sebelum akhirnya mahasiswa dilepas untuk bekerja sendiri.

Magang merupakan kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan di luar lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang sesuai dengan bidang peminatan mahasiswa melalui metode observasi dan partisipasi. Kegiatan magang yang dilaksanakan pada instansi harus sesuai dengan bidang peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, oleh karena itu Dinas Kesehatan Kota Malang dipilih sebagai lokasi magang bagi mahasiswa peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Dinas Kesehatan merupakan Dinas yang bertugas mengawasi pelaksanaan otonomi daerah di bidang kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai dinas di lingkup kota Malang, Dinas Kesehatan berfungsi sebagai penyelenggara urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan, pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan, pelaksanaan pembinaan UPTD, serta pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan, khususnya pada bidang kesehatan.

Dinas Kesehatan Kota Malang berada dalam wilayah provinsi Jawa Timur dan termasuk dalam cakupan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang terletak di daerah selatan pulau jawa dengan topografi berupa daratan tinggi. Dinas Kesehatan Kota Malang merupakan instansi pemegang otoritas di tingkat kota, sehingga terdapat beragam data yang berkaitan dengan derajat kesehatan masyarakat kota Malang, termasuk data capaiaan program. Data-data tersebut diperlukan bagi kegiatan diagnosis masalah kesehatan yang kemudian dapat digunakan sebagai dasar perencanaan kebijakan di kota Malang. Salah satu fungsi Dinas Kesehatan adalah sebagai pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kesehatan. Fungsi tersebut menyiratkan bahwa Dinas Kesehatan juga melaksanakan fungsi promosi kesehatan dan upaya preventif terhadap berbagai masalah kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya.

Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan lainya yang dihasilkan dari tanamam. Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rusticadan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. (Hans Tendra, 2003) (sumber)

Indonesia menduduki posisi peringkat ke-3 dengan jumlah perokok tersebar di dunia setelah China, dan India. Indonesia menduduki posisi peringkat ke-5 konsumen rokok terbesar setelah China, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang tahun 2007 (WHO, 2008).

Secara Nasional prevalensi perokok tahun 2010 sebesar 34,70%, prevalensi perokok tertinggi di provinsi Kalimantan Tengah (43,20%), sedangkan prevalensi perokok terendah di Sulawesi Tenggara sebesar (28,3%). Sedangkan prevalensi perokok tinggi pada kelompok umur 25-64 tahun dengan rentangan 37,0-38,2%, sedangkan penduduk kelompok umur 15-24 tahun yang merokok tiap hari sudah mencapai 18,6%. Di kota Malang menurut hasil survey PHBS pada rumah tangga ditemukan bahwa yang merokok di dalam rumah pada tahun 2012 sebesar 50,3%, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 53,4%.

(perilaku merokok di rumah tidak dihubungkan dengan perilaku merokok masyarakat).Masalah perilaku merokok adalah masalah yang berkaitan dengan perilaku. Oleh karena itu dalam upaya pencegahannyapun harus dikaitkan dengan perilaku. Berbagai penelitian menunjukkan hasil bahwa sebagian masyarakat Indonesia mempraktekkan perilaku berisiko. Namun mereka tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk mencegah perilaku merokok. Kita ketahui bersama bahwa merokok lebih banyak kerugiannya daripada manfaatnya, baik perokok aktif maupun perokok pasif. Meskipun keinginan berhenti merokok di kalangan merokok tinggi, tetapi tidak mudah untuk melakukannya. Disamping tidak banyak tersedia tempat pihak yang memberikan konseling berhenti merokok bagi perokok, juga lingkungan yang menjadi pemicu bagi perokok untuk tetap merokok. Oleh karena itu, menjadi penting untuk menumbuhkan motivasi diri sendiri bagi perokok dan mengurangi stimulan dari luar, sehingga memungkinkan perokok untuk berhenti merokok. Motivasi internal merupakan unsur penentu keberhasilan berhenti merokok.

Berdasarkan gambaran perilaku merokok, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok merupakan suatu permasalahan kesehatan. Sebagai upaya untuk mendapatkan gambaran program Promosi Perilaku Tidak Merokok di kota Malang.

1.2 Tujuan1. Tujuan UmumUntuk mendapatkan pengalaman keterampilan, penyesuaian sikap, dan penghayatan pengetahuan di dunia kerja dalam rangka memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan bidang ilmu kesehatan masyarakat, khususnya Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, serta melatih kemampuan bekerja sama dengan orang lain dalam satu tim sehingga diperoleh manfaat bersama baik bagi peserta magang maupun instansi tempat magang.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran umum dan struktur organisasi di Dinas Kesehatan Kota Malang

b. Mengenal tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kota Malang dalam bidang pengendalian masalah kesehatan

c. Mendiskripsikan program kesehatan yang berkaitan dengan promosi perilaku tidak merokok yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Malang

d. Mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan memberi alternative pemecahan masalah pada program kesehatan yang berkaitan dengan promosi perilaku tidak merokok yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Malang

1.3 Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Memperoleh pengalaman, keterampilan, penyesuaian sikap dan penghayatan pengetahuan di dunia kerja terkait dengan bidang ilmu kesehatan masyarakat, khususnya Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, terutama mengenai program kesehatan yang berkaitan dengan promosi perilaku tidak merokok.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai cara menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan program promosi perilaku tidak merokok di Dinas Kesehatan Kota Malang.

c. Memperoleh wawasan mengenai dunia kerja dan menyesuaiakan diri dengan lingkungan instansi magang yaitu Dinas Kesehatan Kota Malang.

2. Bagi Dinas Kesehatan Kota Malang

Sebagai salah satu bahan pertimbangan dan masukan dalam perencanaan perbaikan dan pengambilan kebijakan di waktu mendatang, khususnya program PHBS.

3. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Mendapatkan umpan balik mengenai pelaksanaan kegiatan magang sebagai bahan masukan untuk perbaikan program magang selanjutnya.

1