6)thesis bab iii pengembangan sepak bola

Upload: sefridapurba

Post on 17-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

TESIS PENGEMBANGAN BAHAN PEMBELAJARAN

TRANSCRIPT

121

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

I. Metode Penelitian Tahap IA. Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di SD Negeri No.101990 Bangun Purba dan SD Negeri No. 101991 Bangun Purba Kec. Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2013/2014 Semester Ganjil. Adapun mengapa peneliti memilih tempat penelitian pengembangan ini di SD Negeri No.101990 Bangun Purba dan SD Negeri No. 101991 Bangun Purba dikarenakan peneliti berdinas di Kec. Bangun Purba. Sebab dipilihnya sekolah ini sebagai lokasi penelitian karena pertimbangan bahwa pelajaran Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah ini, belum pernah menggunakan media video pembelajaran teknik teknik dasar permainan sepak bola, selain itu di sekolah ini juga tersedia fasilitas yang menunjang multimedia yang akan diterapkan pada siswa/i dan waktu pelaksanaan penelitian ini diperkirakan pada bulan Maret sampai dengan April 2014.

B. Model Pengembangan

96Model pengembangan merupakan serangkaian prosedur dalam rangka menghasilkan media pembelajaran pada materi teknik dasar permainan sepak bola kelas V SD Semester Genap dengan Standar Kompetensi, yaitu Mempraktikan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Kompetensi Dasar, yaitu Mempraktikkan variasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar, serta nilai nilai kerjasama, sportifitas dan kejujuran. Dengan materi pokok yaitu teknik dasar permainan sepak bola, dengan indikator yang terdiri dari: (1) teknik mengumpan (passing), (2) teknik mengontrol (controlling), (3) teknik menggiring (dribbling), (4) teknik menyundul (heading) dan (5) teknik melakukan tembakan (shooting). Model pengembangan yang dipakai merupakan adaptasi dari model pengembangan Borg & Gall (1983:772) dan untuk mengembangkan rencana dan memvalidasi produk dalam pengembangan video pembelajaran dipadukan dengan model pengembangan pembelajaran Dick & Carey (2005:1).Adapun langkah langkah dari tahapan pengembangannya adalah sebagai berikut:1. Melakukan penelitian pendahuluan, yang meliputi:a. Identifikasi kebutuhan pembelajaran dan menentukan standar kompetensi mata pelajaran.b. Melakukan analisis pembelajaran.c. Mengidentifikasi karakteristik dan perilaku awal peserta didik.d. Menulis kompetensi dasar dan indikatornya.e. Menulis tes acuan patokan.f. Menyusun strategi pembelajaran yang terwujud dalam bentuk silabus dan satuan pembelajaran.g. Mengembangkan bahan pembelajaran.h. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif.2. Pembuatan desain software, yang meliputi:a. Pembuatan naskahb. Pembuatan storyboardc. Pembuatan flowchart view3. Pengumpulan bahan, yang meliputi:a. Pembuatan dan pengumpulan gambar (image) dan animasi.b. Perekaman dan pengumpulan audio.c. Mengubah capture dan me-loging bahan hasil shooting pada program premiere ke dalam format avi.d. Editing (image, text, sound effect, music, and animations)e. Mengembangkan dan membuat media video pembelajaranf. Burning ke media VCD.4. Review dan uji coba produkPada tahap ini dilakukan kepada ahli materi, ahli media pembelajaran, ahli video dan desain grafis. Setelah melalui tahap revisi kemudian dilanjutkan kepada siswa dengan tahapan uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan sehingga dihasilkan media video pembelajaran yang layak digunakan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran dan siswa sebagai pengguna. Melalui serangkaian uji coba ahli materi dan uji coba kepada siswa akhirnya produk akhir media video pembelajaran dihasilkan dengan memasukkan saran dan revisi dari ahli materi, ahli media, ahli video dan desain grafis, serta siswa.

5. Uji keefektifan produkPada tahap ini dilakukan dengan cara melakukan analisis belajar siswa nantinya.

C. Prosedur PengembanganProsedur pengembangan yang ditempuh untuk menghasilkan produk media video pembelajaran dibagi menjadi 6 tahap, yaitu:1. Tahap pertama melakukan penelitian pendahuluan.2. Tahap kedua pembuatan desain software.3. Tahap ketiga pengumpulan data.4. Tahap keempat membuat dan memproduksi media video pembelajaran, dan5. Tahap kelima yaitu review dan uji lapangan dalam rangka evaluasi formatif dan revisi produk. Evaluasi formatif terus berlangsung selama proses pengembangan mulai dari tahap analisis, desain produksi maupun implementasi sampai diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.6. Uji keefektifan produk.

Adapun tahap tersebut terlihat pada gambar 3.1 berikut ini:

menentukan kompetensi dasar serta indikatorMelaku kan analisis pembela jaranMengembangkan bahan pembelajaranMengembangkan strategi pembelajaranMenulis tes acuan patokanMengidentifikasi karakte ristik dan perilaku awal pesertaIdentifikasi kebutuhan pembelajaran dan menentukan standar kompetensi mata pelajaranTAHAP I : MELAKUKAN PENELITIAN PENDAHULUAN

Pembuatan Desain SoftwarePembuatan StoryboardPembuatan NaskahPembuatan flowchart viewTAHAP II MEMBUAT DESAIN SOFTWARE

TAHAP III PENGUMPULAN BAHAN

Pengumpulan BahanPerekaman dan Pengumpulan AudioPembuatan dan Pengumpulan Gambar Animasi

TAHAP IV MEMBUAT DAN MEMPRODUKSI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN

Deskripsi singkatSoal Latihan dan BalikanPetunjuk BelajarRangkumanUraian MateriKompetensi dasar

TAHAP V REVIEW DAN UJI COBA PRODUK

AnalisisEvaluasi Tahap IRevisi IReview ahli materi, desain instruktur dan mediaRevisi IIEvaluasi Tahap IIEvaluasi Tahap IIIUji coba kel kecilUji coba satu-satuAnalisisRevisi IIRevisi III

Uji coba Lapangan (kelompok besar)

Penilaian siswa

Revisi IV

Tahap VI Uji Keefektifan Produk

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan Media Video Pembelajaran Perpaduan Model Borg & Gall dan Dick & Carey

D. Tahap Uji Coba ProdukTahap ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dalam rangka evaluasi formatif yang dijadikan dasar dalam menetapkan apakah produk tersebut telah layak digunakan dan menarik. Tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :1. Desain Uji Coba ProdukTahapan desain uji coba produk adalah sebagai berikut:a. Validasi ahli materi pembelajaran teknik dasar permainan sepak bola.b. Validasi ahli video dan desain grafisc. Validasi ahli desain pembelajarand. Analisis konseptuale. Revisi pengembangan (tahap I), berdasarkan penilaian yang berupa masukan, kritikan atau saran dari 2 ahli materi, 2 ahli media dan 2 ahli desain instruksional untuk dilakukan perbaikan.f. Uji coba peroranganUji coba angket terhadap 3 siswa kelas VI SD Swasta IRA Medan.g. Analisis konseptualh. Revisi pengembangan (tahap II), berdasarkan penilaian yang berupa masukan, kritikan atau saran dari 3 siswa SD Swasta IRA Medan yang memiliki prestasi tinggi, sedang dan rendah.i. Uji coba kelompok kecil. Uji coba angket terhadap 9 siswa (uji coba kelompok kecil). Penilaian terhadap program ini berdasarkan angket yang telah diisi oleh 9 siswa kelas VI SD Swasta IRA Medanj. Analisis konseptual dan produkk. Revisi produk (tahap III)l. Uji coba lapangan terhadap 44 siswa kelas VI SD Swasta IRA Medan.m. Penilaian mengenai daya tarik dan kelayakan produkn. Analisis empirik (tahap IV)o. Revisi kecilp. Uji efektifitas produk

2. Subjek Uji CobaProduk pengembangan media video pembelajaran memerlukan uji coba dalam rangka umpan balik evaluasi formatif. Balikan balikan tersebut diperoleh dari para subjek yang terdiri dari 2 orang ahli desain pembelajaran, 2 orang ahli media, dan 2 orang ahli perangkat lunak serta siswa yang terdiri dari 3 orang siswa kelas VI untuk uji coba perorangan, 9 orang siswa kelas VI untuk uji coba kelompok kecil dan 44 siswa kelas VI untuk uji coba lapangan.

3. Pelaksanaan Uji CobaUji coba produk dalam pengembangan ini dilaksanakan dengan melalui beberapa langkah sebagai berikut :a. Menentukan sasaran uji coba yaitu ahli desain pembelajaran, ahli materi, ahli perangkat lunak (video pembelajaran), dan siswa sebagai pengguna. Masukan yang diharapkan dari para ahli masing masing adalah kesesuaian uraian materi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, keakuratan materi dan materi pendukung pembelajaran. Kemudian menganalisis konseptual serta revisi pengembangan produk tahap I.b. Menetapkan subjek uji coba yang didasarkan pada kriteria pendidikan, keahlian, juga ketersediaan waktu dan tenaga untuk memberikan data yang diperlukan bagi produk sebelum diujicobakan kepada pemakai di lapangan.c. Pelaksanaan tinjauan ahli sebelum uji coba perorangan dan lapangan, terlebih dahulu produk diberikan kepada ahli untuk mendapatkan sasaran dan masukan sesuai dengan keahliannya masing-masing.d. Uji coba satu-satu/perorangan. Pada langkah ini produk telah diperbaiki pada revisi I (langkah 3) dan angket penilaian diberikan pada guru bidang studi penjas, orkes yang bertujuan untuk mengetahui kesahihan produk setelah diperbaiki berdasarkan tinjauan para ahli tersebut. Masukan masukan dari uji coba II ini selanjutnya dipakai sebagai dasar dalam melakukan perbaikan-perbaikan terhadap produk (revisi II).e. Uji coba III (kelompok kecil). Pada langkah ini produk telah diperbaiki pada revisi II (langkah 4) dan angket penilaian diberikan pada kelompok kecil yang tujuannya untuk mengetahui kesahihan produk setelah diperbaiki bersadarkan tinjauan para guru bidang studi mata pelajaran penjas, orkes tersebut. Kemudian masukan masukan dari uji coba III ini selanjutnya dipakai sebagai dasar dalam melakukan perbaikan perbaikan terhadap produk (revisi III).f. Uji coba IV (lapangan). Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah masih terdapat kekurangan kekurangan yang perlu diperbaiki dari produk yang dikembangkan setelah diskusi baik berdasarkan tinjauan ahli maupun pada uji coba satu satu dan kelompok kecil. Jika masih terdapat kekurangannya maka berdasarkan masukan yang diperoleh akan dilakukan perbaikan IV (revisi IV). Jika tidak, maka produk dapat dinyatakan layak sebagai sumber belajar yang sahih di lapangan.

4. Jenis DataData yang terkumpul dari hasil uji coba produk digunakan sebagai dasar dalam menetapkan kelayakan dan daya tarik terhadap produk yang dikembangkan sebelum dipakai di lapangan. Sesuai dengan desain pengembangan yang digunakan. Jenis data yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) aspek pembelajaran dan kebenaran isi diperoleh dari ahli materi dan rancangan pembelajaran, (2) media video pembelajaran dan rancangan pembelajaran diperoleh dari ahli media, (3) kualitas tampilan dan penyajian materi, diperoleh dari uji coba perorangan, kelompok kecil, dan lapangan, (4) daya tarik media video pembelajaran diperoleh dari aktivitas dan respon siswa selama uji coba media video pembelajaran.Data yang diperoleh disesuaikan dengan tujuan dan desain pengembangan yang digunakan, maka jenis data yang dikumpulkan dalam pengembangan ini adalah data kuantitatif sebagai data pokok, yang terkumpul melalui angket dengan skala penilaian 1 sampai 5 (1: sangat kurang, 2: kurang baik, 3: sedang, 4: baik, dan 5: sangat baik). Data kuantitatif melalui: (1) penilaian ahli materi, (2) penilaian ahli desain pembelajaran, (3) penilaian ahli video dan desain grafis, dan (4) penilaian siswa. Kemudian para responden akan memberi angka penilaian pada setiap butir angket berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Selain itu jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif berupa uraian saran dan masukan tertulis oleh responden sebagai data tambahan, yakni pertanyaan dan hasil observasi.Dengan dasar tersebut maka pendekatan dalam tahap ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkap tujuan yang pertama menggunakan metode observasi, sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengungkapkan tujuan yang kedua melalui tes penampilan dan tes hasil belajar.Untuk melihat keefektifan media video pembelajaran, maka pengujian dilakukan dengan eksperimen, yaitu membandingkan efektifitas media video pembelajaran dengan media konvensional (buku teks).

5. Instrumen Pengumpulan DataInstrumen pengumpulan data pada pengembangan ini berupa instrumen penilaian untuk menilai produk yang telah dikembangkan. Instrumen pokok yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam pengembangan ini adalah sebagai berikut :a. Lembar AngketInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar angket untuk ahli materi, (2) lembar angket untuk ahli desain pembelajaran, (3) lembar angket untuk ahli media, dan (4) lembar angket untuk guru bidang studi dan siswa. Lembar angket yang pertama digunakan untuk memperoleh data tentang kualitas materi pembelajaran dan pengembangan aspek sistem penyampaian pembelajaran yang diisi oleh ahli bidang studi penjas, orkes. Lembar angket yang kedua digunakan untuk memperoleh data tentang kualitas desain pembelajaran dan teknis dari produk yang berupa media VCD pembelajaran oleh ahli desain pembelajaran. Lembar angket yang ketiga digunakan untuk memperoleh data tentang kualitas rekayasa perangkat lunak dari ahli media. Lembar angket yang keempat digunakan untuk memperoleh data tentang kualitas CD pembelajaran dari guru bidang studi penjas, orkes dan siswa.Bentuk instrumen penilaian menggunakan format Rating Scale terhadap produk yang dikembangkan yang berisikan tentang pertanyaan pertanyaan yang berhubungan dengan kondisi atau keadaan media video pembelajaran dengan skala penilaian 1 sangat kurang baik, 2 kurang baik, 3 cukup baik, 4 baik, dan 5 sangat baik.

Tabel 2:Kisi kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Materi Pembelajaran, Sistem Penyampaian Pembelajaran dan Kualitas Strategi Pembelajaran untuk Ahli Materi

AspekVariabel PenelitianRespondenIndikatorJumlahButir

Kelayakan IsiKualitas Materi PembelajaranAhli MateriKejelasan tujuan pembelajaran1

Ahli MateriKetepatan cakupan materi1

Sistem Penyampaian PembelajaranAhli MateriKebenaran konsep1

Ahli MateriKedalaman materi pembelajaran1

Ahli MateriKesesuaian dengan kurikulum1

Ahli MateriKetepatan urutan materi pembelajaran1

PenyajianKualitas Strategi PembelajaranAhli MateriKualitas pendahuluan1

Ahli MateriKualitas penyajian materi1

Ahli MateriKeterlibatan dan peran siswa dalam aktivitas belajar1

Ahli MateriKualitas umpan balik1

Ahli MateriWaktu penyajian1

Kualitas Materi PembelajaranAhli MateriKualitas soal-soal latihan1

KebahasaanKualitas Materi PembelajaranAhli MateriKetercernaan materi dan pemaparan yang logis1

Ahli MateriPenggunaan bahasa1

Ahli MateriKemudahan pemahaman bahasa1

KegrafikanKualitas Materi PembelajaranAhli MateriKualitas Tampilan/Perwajahan1

Ahli MateriIlustrasi1

Jumlah17

Tabel 3:Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Desain Informasi, Desain Interaksi, dan Desain Presentasi untuk Ahli Desain PembelajaranAspekVariabel PenelitianRespondenIndikatorJumlahButir

Kelayakan Isi

Kualitas Desain InformasiAhli MediaKetepatan pemilihan topik1

Ahli MediaKesesuaian materi dengan indikator pembelajaran1

Ahli MediaPemberian latihan1

Ahli MediaKonsistensi tes dengan indikator pembelajaran1

PenyajianKualitas Desain InformasiAhli MediaPemberian motivasi1

Ahli MediaKejelasan uraian materi1

Ahli MediaKejelasan contoh yang diberikan 1

Ahli MediaPenggunaan informasi baru1

Ahli MediaUmpan balik terhadap hasil tes siswa1

Ahli MediaPembabakan/sekuensial1

Ahli MediaPemaksimalan proses pembelajaran1

Kualitas InteraksiAhli MediaPenggunaan petunjuk belajar1

Ahli MediaPenjelasan istilah1

Ahli MediaUmpan balik terhadap respon mahasiswa1

Ahli MediaPenggunaan teks yang berbeda untuk menandai bagian yang penting1

Kegrafikan

Kualitas PresentasiAhli MediaKomposisi warna1

Ahli MediaPenggunaan grafis1

Ahli MediaPemilihan jenis dan ukuran font.1

Ahli MediaPenggunaan tombol navigasi1

Ahli MediaKualitas gambar dan animasi1

Ahli MediaPenggunaan musik1

Kualitas Desain InformasiAhli MediaKemudahan penggunaan1

Jumlah22

Tabel 4:Kisi kisi Instrumen Penelitian Kualitas Video dan Desain Grafis untuk Ahli Media VideoAspekVariabel PenelitianIndikatorJumlah butir

Kelayakan isi

PemprogramanPerintah eksekusi1

Konsistensi dengan alur program1

Keberlanjutan program1

Efesiensi sistem1

Ketepatan dislay1

Pengelolaan disc1

Konsistensi antara bagian pelajaran1

Modifikasi yang mudah1

KegrafikanKualitas teknis/tampilanKeindahan tampilan layar1

Keterbatasan teks1

Kualitas gambar dan animasi1

Komposisi warna1

Navigasi1

Daya dukung musik1

Interaksi1

Jumlah15

Tabel 5:Kisi kisi Instrumen Penelitian Kualitas Materi Pembelajaran dan Kualitas Teknis/Tampilan untuk SiswaAspekVariabel PenelitianRespondenIndikatorJumlahButir

Kelayakan Isi

Kualitas Materi PembelajaranSiswaKesesuaian Materi1

SiswaKejelasan petunjuk belajar1

SiswaKemudahan memahami kalimat pada teks1

SiswaKemudahan memahami pembelajaran1

SiswaKetepatan urutan penyajian1

SiswaKecukupan latihan1

SiswaKejelasan umpan balik1

SiswaBantuan belajar dengan program1

KegrafikanKualitas teknis/tampilanSiswaKeindahan tampilan layar1

SiswaKeterbacaan teks1

SiswaKualitas gambar dan animasi1

SiswaKomposisi warna1

SiswaNavigasi1

SiswaDaya dukung musik1

SiswaInteraksi1

Jumlah15

Kualitas instrumen sangat menentukan data yang terkumpul. Instrumen yang baik adalah instrumen yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Untuk mendapatkan instrumen yang memiliki validas isi yang baik, maka peneliti melakukan kegiatan dengan menganalisis dokumen atau pra-survey, pembuatan Tabel spesifikasi/kisi kisi instrumen, konsultasi dengan 2 orang ahli materi, 2 orang ahli desain pembelajaran, 2 orang ahli perangkat lunak dan konsultasi dengan dosen pembimbing tesis.

b. Lembar WawancaraLembar wawancara dipakai sebagai alat pengumpul data dari ahli materi sehubungan dengan saran, kritik, dan masukan masukan, dari siswa pada saat uji perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Wawancara dilakukan pada saat pelaksanaan uji coba kepada para ahli berkaitan dengan saran, kritik, dan masukan masukan yang diberikannya, baik melalui angket terbuka maupun catatan langsung pada produk hasil pengembangan. Selain itu juga kepada dosen maupun siswa berkaitan validitas isi dengan jawaban mereka yang masih memerlukan penjelasan tambahan.

c. Lembar observasiObservasi dilakukan terhadap subjek uji coba untuk mengetahui secara langsung mengenai: (1) penggunaan media video pembelajaran dengan Windows Movie Maker dalam proses pembelajaran, (2) ketertarikan terhadap media video pembelajaran, (3) kesulitan dan kemudahan yang dialami siswa selama menggunakan media video pembelajaran.6. Teknik Analisis DataAnalisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistik deskriptif yang secara kuantitatif dipisahkan menurut kategori untuk mempertajam penilaian dalam menarik kesimpulan. Data kualitatif yang berupa pernyataan sangat kurang, kurang, sedang, baik dan sangat baik diubah menjadi data kuantitatif dengan skala nilai 1 sampai 5. Hasilnya dirata rata dan digunakan untuk menilai kualitas software pembelajaran. Kriteria software akan dikonversikan menjadi nilai dengan skala lima menggunakan Skala Likert secara deskriptif presentase dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2013) seperti yang terlihat pada Tabel 6 di bawah ini:

Tabel 6 : Kriteria Penilaian

NilaiKriteriaPersentase

ASangat baik80% X 100%

BBaik60% X < 80%

CSedang40% X < 60%

DKurang20% X < 40%

ESangat kurang baik0% X < 20%

dimana, X = Skor Empiris

II. Metode Penelitian Tahap IIA. Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di SD Negeri No.101990 Bangun Purba dan SD Negeri No. 101991 Bangun Purba Kec. Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2013/2014 Semester Ganjil. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu 8 x 35 menit pada bulan April 2014. Proses pembelajaran dilaksanakan di kelas lalu di lapangan sekolah.

B. Populasi dan Sampel PenelitianPopulasi umum penelitian adalah seluruh siswa Kelas V (lima) SD di Kec. Bangun Purba. Sedangkan populasi target dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri No.101990 Bangun Purba berjumlah 42 orang dan SD Negeri No. 101991 Bangun Purba berjumlah 26 orang di Kec. Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2013/2014 Semester Genap. Siswa SD Negeri No.101990 Bangun Purba sebagai kelas eksperimen berjumlah 42 orang dan SD Negeri No. 101991 Bangun Purba sebagai kelas kontrol berjumlah 26 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive random sampling (pengambilan sampel berdasarkan tujuan).

C. Rancangan EksperimenPenelitian ini melibatkan dua kelas yang diberi tes sebanyak dua kali yakni tes yang diberikan sesudah perlakuan disebut Pretest-Posttest Control Group Design.Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) dianalisis dengan uji beda, yaitu memakai statistik t-test. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. Dalam penelitian ini diberikan tes sebanyak dua kali yakni pretes dan postes. Pretes digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal siswa yang akan diuji, sedangkan postes dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dari perlakuan yang berbeda pada masing masing kelas penelitian. Berikut desain penelitian pada Tabel 7 di bawah ini.Tabel 7 : Desain PenelitianMedia Video Pembelajaran Teknik Dasar Permainan Sepak Bola Pada Siswa Sekolah Dasar

Menggunakan Media Video Pembelajaran (A1)Menggunakan Media Buku Teks (A2)

1A12A2

Keterangan:1A1=Hasil belajar teknik dasar permainan sepak bola menggunakan media video pembelajaran.2A2=Hasil belajar teknik dasar permainan sepak bola menggunakan media buku teks.Adapun langkah langkah yang akan ditempuh dalam melaksanakan penelitian ini adalah:a. Prosedur perlakuanSebelum dilakukan perlakuan dilakukan kedua kelompok eksperimen mempunyai karakteristik yang sama, kecuali faktor perlakuan strategi pembelajaran. Faktor faktor yang dapat mempengaruhi antara lain: tujuan pembelajaran, guru, situasi dan kondisi kelas. Tujuan pembelajaran kedua kelas eksperimen sudah sesuai dengan tujuan yang dirumuskan oleh KTSP materi teknik dasar sepak bola. Siswa yang menjadi sampel penelitian ini adalah siswa yang sama sama belajar pada kelas V SD Semester Genap di Kec. Bangun Purba T.A. 2013/2014. Perlakuan dilakukan sebanyak empat kali pertemuan.Sebelum memulai perlakuan guru memberikan materi yang sama pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, materi yang diberikan pada kelas eksperimen adalah materi yang menggunakan media video pembelajaran, sedangkan untuk kelas kontrol diberikan materi yang tanpa menggunakan media video pembelajaran (buku teks). Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Untuk mengetahui kondisi awal siswa, guru memberikan tes awal pada kelompok yang diajar dengan menggunakan media video pembelajaran dan dengan menggunakan media buku teks.b. Prosedur Pelaksanaan PerlakuanPelaksanaan perlakuan di kelas V SD pada semester genap 2013/2014 pada mata pelajaran penjas, orkes dengan sampel penelitian terdiri dari dua kelas yang berjumlah 68 orang antara kelas A (SD Negeri 101990 Bangun Purba berjumlah 42 orang) sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan media video pembelajaran, sedangkan kelas B (SD Negeri 101991 Bangun Purba berjumlah 26 orang) sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional (buku teks). Setelah diberi perlakuan maka untuk mendapat hasil akhir diberikan tes dengan alat yang sama yaitu tes hasil uji coba soal.c. Definisi OperasionalUntuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami sesuatu variabel penelitian, maka berikut ini akan dijabarkan definisi operasional.Hasil belajar teknik dasar permainan sepak bola merupakan kemampuan yang ditampilkan berupa pengenalan, pemahaman, penilaian terhadap aspek aspek menganalisis, istilah istilah teknis dan teknik, mempersiapkan kerja pasca prosedur, keterampilan aplikasi, sehingga dapat menghasilkan siswa yang kompeten dalam materi teknik dasar permainan sepak bola. D. Teknik Pengumpulan DataInstrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar yang berbentuk pilihan berganda yang berjumlah 20 soal yang masing masing terdiri dari 4 option yaitu, a, b, c, dan d. Teknik pemberian skor untuk soal objektif ini berdasarkan benar dan salah, artinya bagi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal akan diberikan skor 1 (satu) dan bagi siswa yang menjawab salah akan diberikan skor 0 (nol). Sehingga skor minimal adalah 0 (nol) dan skor maksimal adalah 20 (dua puluh). Instrumen penelitian tersebut diujicobakan terlebih dahulu dan diikuti dengan analisis butir soal agar instrumen penelitian dapat dikatakan baik, valid dan reliabel. Untuk uji coba dilakukan pada responden di luar dari sampel. Cara yang ditempuh adalah memberikan tes kepada siswa yang terpilih sebagai responden uji coba. Untuk hasil belajar teknik dasar sepak bola yang diujicobakan dilakukan pada siswa kelas VI SD Swasta IRA Medan yang berjumlah 44 orang kemudian di analisis untuk mencari soal valid kemudian diambil reliabilitasnya (keterandalannya).Untuk mengetahui validitas tes digunakan korelasi point biserial (Arikunto, 2006:79) sebagai berikut:

di mana:= koefisien korelasi biserialMp= rata rata skor yang menjawab benarMt= rata rata skor total = standar deviasi dari skor totalp= proporsi siswa yang menjawab benar

q= proporsi siswa yang menjawab salah(q = 1 p)kriteria: > , maka butir soal tersebut valid < , maka butir soal tersebut tidak valid Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas tes menggunakan Rumus oleh Kuder dan Richardson yaitu K-R.20 (Arikunto, 2006:100) sebagai berikut:

di mana:r11= reliabilitas tes secara keseluruhanp= proporsi subjek yang menjawab item dengan benarq= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 p)pq= jumlah hasil perkaliann antara p dan qn= banyaknya itemS= standar deviasi dari tes (akar varians)Untuk menterjemahkan nilai reliabilitas digunakan acuan dari Arikunto (2006:75) sebagai berikut :1) 0,800 1,00: sangat tinggi4) 0,200 0,399 : rendah2) 0,600 0,799: tinggi5) 0,00 0,1999: sangat rendah3) 0,400 0,599 : cukupUntuk menghitung taraf kesukaran tes hasil belajar materi teknik dasar permainan sepak bola dipergunakan rumus sebagai berikut :

di mana :P = Indeks kesukaran ; B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul;JS = jumlah seluruh peserta tesUntuk menginterpretasi nilai yang diperoleh, tingkat kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut : a) Indeks kesukaran 0,00 0,30 adalah soal Sukarb) Indeks kesukaran 0,30 0,70 adalah soal Sedangc) Indeks kesukaran 0,70 1,00 adalah Mudah (Arikunto, 2006:210)

Daya pembeda suatu soal ialah kemampuan soal dapat membedakan siswa yang termasuk kelompok pandai dan kelompok yang kurang. Daya pembeda dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : D = di mana : J = Jumlah peserta tesJA= banyak peserta kelompok atasJB= Banyaknya peserta kelompok bawahBA = Banyak kelompok atas yang menjawab soal benarBB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal benarKlasifikasi daya pembeda :D : 0,00 0,19 : JelekD : 0,80 1,00 : Baik SekaliD : 0,20 0,39 : SedangD : negatif, semuanya tidak baikD : 0,40 0,79 : BaikTes hasil belajar dikembangkan berdasarkan KTSP dengan materi teknik dasar sepak bola dan menganalisisnya. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perolehan nilai siswa setelah pembelajaran dilakukan. Aspek yang dinilai pada tes hasil belajar meliputi ranah kognitif, psikomotorik dan afektif dari Taksonomi Bloom. Aspek kognitif Bloom terdiri dari aspek C1 sampai dengan C3. Untuk melihat penyebaran jumlah butir tes yang akan diuji validitas dan reliabilitas dalam instrumen dapat dilihat pada kisi kisi yang diuraikan pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8 : Instrumen Butir Soal Ranah Kognitif

Standar KompetensiKompetensi DasarIndikatorAspek yang dinilai dan nomor butir soal

C1C2C3Jumlah

Mempraktikan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnyaMempraktik kan variasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar, serta nilai nilai kerjasama, sportifitas dan kejujuranMengumpan3, 7, 81, 5, 9, 102, 4, 610

Mengontrol11, 1213, 15, 1614, 177

Menggiring18, 22, 24, 26, 2719, 20, 2521, 2310

Menyundul2829303

Melakukan Tembakan3132, 3334, 355

JUMLAH12131035

Sedangkan instrumen untuk mengukur hasil belajar aspek yang dinilai dalam ranah psikomotor seperti yang ditunjukkan pada Tabel 9 di bawah ini. Teknik pengumpulan data melalui tes unjuk kerja (proses) untuk memperoleh/mengukur kemampuan teknik dasar permainan sepak bola, yang meliputi tes menendang dan mengontrol bola, tes menggiring bola, tes menyundul bola dan tes melakukan tembakan.Tabel 9 : Instrumen Ranah PsikomotorASPEK YANG DINILAIKualitas Gerak

1234

1. Mengumpan dan Mengontrol2. Menggiring3. Menyundul4. Melakukan Tembakan

JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL : 16

Deskriptor penilaian pada ranah psikomotor terdapat pada Lampiran 4 pada tesis ini.Kemudian pada ranah afektif dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini.Tabel 10 : Instrumen Ranah AfektifASPEK YANG DINILAICek ()

1. Kerjasama dengan teman2. Berani bersaing/berkompetisi3. Menaati peraturan4. Menghormati kawan5. Menunjukkan sikap bersungguh sungguh

JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL : 5

Untuk teknik penilaiannya dapat dilihat pada lampiran 1 (RPP) pada penulisan tesis ini.

E. Teknik Analisis DataAnalisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan persyaratan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah skor variabel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk mengetahui hal ini dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Kuadrat (Sugiyono, 2013:241) sebagai berikut:

Keterangan:2= chi kuadrat yang dihitungfo= frekuensi observasifh= frekuensi harapanGejala yang diamati membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel. Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat Tabel (h2 < t2), maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar (>) dinyatakan tidak normal pada taraf signifikansi 0,05.Untuk menguji homogenitas data, digunakan Uji Kesamaan dua varian. Dalam hal ini pengujian kesamaan varian kedua populasi pada data hasil belajar sebagai berikut:

H0 ; a12 = a22, dan Ha ; a12 = a22Dilakukan uji dua pihak; hipotesis yang akan diuji di atas berdasarkan n yang tidak sama, yaitu n1 = 42 dan n2 = 26. Kedua varian diuji dengan rumus dengan uji F (Sugiyono, 2013:275) dengan taraf signifikansi 0,05 sebagai berikut:

Harga di atas selanjutnya dibandingkan dengan harga Ftabel dengan dk pembilang (42 1 = 41) dan dk penyebut (26 1 = 25). Kriteria pengujian hipotesis: H0 diterima jika Fhitung < Ftabel dan H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel.Untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dengan penggunaan media video pembelajaran dan media konvensional maka dilakukan Uji hipotesis dengan uji t dengan polled varian (Sugiyono, 2013: 273) sebagai berikut:

dengan dengan dk = n1 + n2 2 Keterangan : = rata rata skor kelas eksperimen= rata rata skor kelas kontroln1= jumlah sampel kelas eksperimenn2= jumlah sampel kelas controlS12= varians pada kelas eksperimenS22= varians pada kelas kontrolAdapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:H0: A1 < A2Ha: A1 > A2Atau hipotesis yang menyatakan bahwa:H0: Hasil belajar yang menggunakan media video pembelajaran lebih kecil atau sama dengan hasil belajar yang menggunakan media buku teks.Ha: Hasil belajar yang menggunakan media video pembelajaran lebih tinggi daripada hasil belajar yang menggunakan media buku teks.Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa, bila t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel, maka H0 diterima Ha ditolak. Kriteria korelasi yang diperoleh dikatakan signifikan (hipotesis diterima) jika harga thitung > ttabel pada taraf signifikansi 0,05 maka H0 ditolak Ha diterima.Untuk melihat efektivitas media video pembelajaran yang dieksperimenkan digunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2013: 418-421)

Keterangan :X = Skor Empiris