69571977 makalah penelitian media pembelajaran
TRANSCRIPT
Makalah Analisis paradigmatik Hal 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (l)
menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan
bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa
wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia.
Di era globalisasi sekarang ini banyak sekali teknologi yang dapat digunakan sebagai
media pembelajaran dalam proses pembelajaran di Sekolah. Perpustakaan yang lengkap dengan
buku-buku yang terbaru sebagai pusat sumber belajar masih sangat dibutuhkan oleh seluruh
warga sekolah dalam proses pembelajaran. Demikian juga pemanfaatan media pembelajaran
yang lainnya, yang saat ini sedang digalakkan yaitu berbagai macam media yang sangat cocok
dengan kondisi dan situasi saat ini.
Media Pembelajaran (Alat Peraga) pada zaman kemajuan saat ini para pendidik dituntut
untuk menyesuaikan dan mengembangkan cara-cara penyampaian pelajaran agar dapat efektif
dan efisien. Usaha ini dapat ditunjang dengan menggunakan berbagai alat bantu pengajaran,
dengan demikian usaha pencapaian tujuan pengajaran diharapkan akan mencapai hasil yang jauh
lebih besar dalam waktu yang lebih singkat dan proses kegiatan belajar mengajar lebih
menyenangkan, karena pada umumnya peserta didik kurang senang dan cepat merasa bosan
terhadap pelajaran.
Hal tersebut di atas didukung juga dengan pendapat E.T. Ruseffendi yang menyatakan
bahwa anak-anak akan lebih besar minatnya dalam belajar, bila pelajaran itu disampaikan dengan
baik dan menarik, dengan menggunakan bantuan alat peraga maka peserta didik akan tertarik
belajar.
Keuntungan jika kita mengajar menggunakan alat peraga atau media pendidikan antara
lain :
Makalah Analisis paradigmatik Hal 2
a. Mempermudah dalam menyampaikan dan menerima pelajaran atau informasi sehingga dapat
menghindari salah pengertian.
b. Dapat menyampaikan pengertian atau informasi secara kongkrit.
c. Pengertian yang diterima melalui alat peraga akan dapat lebih lama diingat.
Dengan demikian media pendidikan dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, melalui alat perga atau media pendidikan, para peserta didik akan memperoleh pengalaman
lebih luas dan lebih kaya, serta memperoleh motivasi belajar seihingga proses pengajaran akan
berlangsung lebih efektif (E.T. Ruseffendi, 1979:383). Alat Bantu yang digunakan dalam
menyampaikan pelajaran hendaknya disesuaikan dengan bahan pelajaran, cukup yang sederhana,
murah, mudah didapat atau mudah dibuat oleh peserta didik atau pendidik.
Menurut Oemar Hamalik, ciri-ciri umum media pendidikan antara lain: 1. Merupakan suatu benda yang dapat dilihat, diraba, didengar dan diamati melalui panca indera
kita. 2. Tekanan yang utama benda tersebut dapat dilihat dan didengar. 3. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran antara
guru dan peserta didik. 4. Media pendidikan adalah semacam alat bantu dalam proses belajar mengajar baik di dalam
baupun di luar kelas. 5. Media pendidikan merupakan suatu perantara (medium, media) yang digunakan dalam rangka
pendidikan. 6. Media pendidikan merupakan alat bantu atau teknik yang erat hubungannya dengan metode
mengajar.
Setiap guru hendaknya memiliki pengetahuan serta pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan, pengetahuan itu meliputi antara lain:
a. Media sebagai alat komunikasi, tujuannya untuk lebih mengefektitkan proses belajar mengajar.
b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan.
d. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
e. Cara memilih dan menggunkan media pendidikan.
f. Berbagai jenis media pendidikan.
Menurut Oemar Hamalik (1986:23) , “ media pendidikan adalah suatu alat, metode dan
teknik yang digunakan dalam rangka mengefektipkan komunikasi dan interaksi antara guru dan
peserta didik dalam rangka proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Berdasarkan pendapat
tersebut, maka perlu adanya usaha untuk lebih memudahakan pengertian dalam berkomunikasi,
yaitu dengan menggunakan alat bantu komunikasi, mengingat komunikasi sangat penting dalam
Makalah Analisis paradigmatik Hal 3
proses pembelajaran yang tujuannya untuk menyampaikan suatu pikiran atau pesan dari dari
guru kepada peserta didiknya atau dari narasumber kepada ausiennya.
Dalam setiap proses pembelajaran masih sedikit guru yang merancang atau mendesain
media pembelajaran pada silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sehingga
penggunaan media pembelajaran masih terkesan seadanya. Dengan keadaan seperti itu sudah
barang tentu membawa dampak terhadap tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses
pembelajarannya.
Kondisi saat ini, masih banyak guru yang menggunakan media pembelajaran sederhana
yang kurang menarik minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, sehingga
mengakibatkan prestasi belajar rendah. Banyak guru yang hanya mengandalkan buku paket
sebagai media pembelajarannya. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sekarang ini, penggunaan media pembelajaran sangat diharapkan untuk meningkatkan prestasi
belajar peserta didik.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Seberapa besar terdapat pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi belajar?
2. Seberapa perbedaan prestasi belajar antara yang menggunakan media pembelajaran dengan
yang tidak menggunakan alat peraga.
Alat peraga yang digunakan di SMKN 1 Sumedang, SMPN 1 Cimanggung dan SMPN 1 Pamulihan
yaitu alat peraga tiga dimensi sedangkan di SMPN 1 Tanjungsari alat peraganya power point,
sehingga kami meneliti secara keseluruhan media yang digunakan masing-masing sekolah.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap
prestasi belajar peserta didik pada SMPN 1 Cimanggung, SMPN 1 Pamulihan, SMPN 1 Tanjungsari
dan SMKN 1 Sumedang.
1.4 Definisi Operasional
Makalah Analisis paradigmatik Hal 4
a. Media pembelajaran (X) adalah perantara sampainya pesan belajar (message learning) dari
sumber pesan (message resource) kepada penerima pesan (message recieve) sehingga terjadi
interaksi belajar.
b. Prestasi belajar (Y) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
melalui mata pelajaran, lajimya ditunjukan dengan nilai test atau nilai angka yang diberikan
oleh guru dengan dibandingkan pada kriteria ketuntasan belajar.
1.5 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah metode deskriftif, dan
teknik pengumpulan data dengan cara observasi tentang proses pembelajaran dan tes unjuk kerja
untuk mendapatkan data apabila menggunakan media serta tidak menggunakan media.
1.6 Landasan Teori
1.6.1 Pengertian Media
Media berasal dari kata medium yang artinya perantara atau pengantar. Dengan demikian
media pembelajaran dapat diartikan menurut Endang (2010:61) sebagai perantara sampainya
pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan sehingga terjadi interaksi belajar mengajar.
Sumber pesan disebut komunikator atau guru sedangkan penerima pesan disebut komunikan
atau peserta didik.
Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu pengajar dalam
menyampaikan materi pelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi, daya pikir dan
pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas atau
dipertahankan perhatian peserta didik terhadap materi yang sedang dibahas (Munir, 2008:138).
1.6.2 KEGUNAAN MEDIA
Keterserapan informasi dalam proses pendidikan menurut Ruth Laufter (1979) dalam
Endang (2010 :62) adalah sebagai berikut: 20 % mendengar saja, 50 % mendengar dan melihat, 70
% mendengar, melihat dan mendiskusikan, 90 % mendengar, melihat, mendiskusikan dan
melakukan. Untuk itu sangatlah tepat kalau para pendidik dalam menyampaikan pelajaran
menggunakan alat bantu pengajaran yang bisa disebut alat peraga atau media pendidikan.
Beberapa alasan guru harus menggunakan media pembelajaran dengan tepat adalah
sebagai berikut:
1. Guru bermaksud mendemontrasikan. Media yang digunakan dapat menggunakan gambar,
film/video yang menggambarkan suatu demontrasi.
Makalah Analisis paradigmatik Hal 5
2. Guru merasa akrab dengan media tersebut. Media yang digunakan harus benar-benar mampu
mengoperasikannya. Apabila kurang menguasai penggunaan media tersebut dan diperkirakan
akan terjadi masalah, dapat meminta bantuan orang lain yang kompeten untuk
mengoperasikannya pada saat media tersebut digunakan.
3. Guru ingin memberikan gambaran atau penjelasan yang lebih kongkret. Selama belajar untuk
mendapatkan sebuah konsep, maka peserta didik harus mengkaitkan hal-hal yang dipelajari
baik konkrit maupun abstrak. Agar konsep abstrak dapat dipahami secara konkrit, maka
media dapat membantunya.
4. Guru merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang biasa dilakukan. Media dapat
berbuat lebih banyak dari pada guru. Sebagai contoh dengan melihat tayangan video tentang
pelayanan proses check in di hotel, peserta didik dapat melihat apa yang dilakukan tamu dan
petugas hotel, mendengarkan percakapan antara tamu dan front office, semua jelas bila
dibandingkan guru menjelaskan dengan kata-kata sendiri.
5. Guru ingin menyederhanakan konsep. Dengan media guru tidak harus membawa benda
sebenarnya keruang belajar untuk memahami sebuah konsep, tapi cukup membawa
maketnya saja apabila benda tersebut susah untuk dibawa tetapi apabila benda tersebut kecil
dan tersedia maka lebih baik menggunakan alat yang sebenarnya.
Menurut Munir (2008:138) ada beberapa kelebihan media pembelajaran yang dapat memberikan
dukungan terhadap keberhasilan pembelajaran, yaitu:
1. Dapat memberikan pemahaman yang dalam terhadap materi pembelajaran yang sedang
dibahas, karena dapat menjelaskan konsep yang sulit menjadi lebih mudah atau sederhana.
2. Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang abstrak menjadi konkrit.
3. Dapat membantu peserta didik memahami, mudah mengingat dan mengungkapkan kembali
karena media yang digunakan dapat membantu guru menyajikan informasi secara lebih
mudah dan cepat serta jelas.
4. Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktivitas dan kreativitas belajar
peserta didik, serta dapat menghibur peserta didik.
5. Memancing partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan memberikan kesan yang
mendalam dalam pikiran peserta didik.
6. Materi pembelajaran yang sudah dipelajari dapat diulang kembali, misalnya menggunakan
rekaman video, campact disct, tape recorder atau televisi.
7. Dapat membentuk persamaan pendapat dan pesrsepsi yang benar terhadap suatu objek
karena disampaikan tidak hanya secara verbal namun dalam bentuk nyata menggunakan
media pembelajaran.
Makalah Analisis paradigmatik Hal 6
8. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik dapat berkomunikasi
dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya sehingga memberikan pengalaman
nyata dan langsung.
9. Membentuk sikap peserta didik (aspek afektif) meningkatkan keterampilan (psikomotor)
10. Peserta didik belajar sesuai dengan karakteristiknya, kebutuhannya, minat, dan bakat, baik
secara individual maupun kelompok.
11. Menghemat waktu tenaga dan biaya.
Ada 6 pokok fungsi media dalam proses pembelajaran menurut Endang (2010:65)
adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan tetapi
mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar
yang lebih efektif.
2. Penggunaan media merupakan bagian integral dari keseluruhan situasi pembelajaran, maka
media merupakan salah satu unsur yang perlu dipertimbangkan.
3. Media dalam penggunaan integral dengan tujuan dan isi pembelajaran, maka penggunaan
media harus mengacu pada tujuan.
4. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan, yang digunakan
untuk sekedar melengkapi proses belajar agar lebih menarik perhatian peserta didik.
5. Penggunaan media dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses
pembelajaran dan membantu peserta didik menangkap pengertian.
6. Penggunaan media dalam pembelajaran diutmakan untuk mempertinggi mutu pembelajaran.
1.6.3 Penggunaan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran apabila tidak tepat dalam pemilihan maka tidak akan
berdampak posistif terhadap prestasi belajar peserta didik, sehingga media belajar merupakan
alat bantu mengajar.
Kesalahan dalam pengambilan media malah akan menimbulkan daya kreativitas peserta
didik sehingga guru dituntut untuk memahami tentang penggunaan media yang cocok dengan
materi pelajarannya.
Pada tingkat sekolah menengah kejuruan apabila untuk belajar pengukuran menggunakan
mistar yang terbuat dari plastik maka kecenderungan hasilnya tidak akan akurat karena alat ukur
akan bersentuhan dengan benda kerja yang terbuat dari logam.
Meskipun penggunaan media belajar digunakan tetapi pada kenyataannya masih saja ada
peserta didik yang belum memenuhi kriteria tuntas belajar karena nilainya masih dibawah KKM,
Makalah Analisis paradigmatik Hal 7
hasil penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1 Sumedang, SMP Negeri 1 Cimanggung, SMP
Negeri 1 pamulihan dan SMP Negeri 1 Tanjungsari ketidak tuntasan apabila tidak menggunakan
media pembelajaran sebasar 39,04 % tetapi apabila menggunakan media angka ketidak
tuntasannya menurun menjadi 10,56%, hal ini mungkin diakibatkan peserat didik kurang
motivasi untuk belajar, guru saat menjelaskan materi tidak dapat dimengerti, peserta didik tidak
konsentrasi dalam belajar.
Dengan demikian diperlukan penelitian lebih lanjut dan lebih komprehensif maka
kebingunan tentang jawaban diatas dapat terjawab berdasarkan hasil penelitian.
1.6.4 Rendahnya Prestasi Belajar
Dalam proses belajar mengajar apabila seorang guru hanya menggunakan media ceramah
maka akan terjadi kesulitan peserta didik sehingga dengan sendirinya prestasi belajar akan
menurun karena motivasi belajar ikut menurun pula, pada umumnya peserta didkik kurang
senang dan cepat merasa bosan pada pelajaran apalagi materi yang disampaikan tidak menarik,
maka dengan demikian perlu alat peraga agar peserta didik tertarik belajar.
Dalam proses belajar pada mata pelajaran pengukuran apabila menggunakan media
untuk menentukan cukup menggunakan gambar saja, maka pada saat peserta didik
mempraktekaannya di workshop terjadi kesalahan-kesalahan, sehingga pada saat proses
pembelajaran langsung menggunakan jangka sorong yang merupakan media alat ukur yang
sesungguhnya.
Salah satu kelemahan guru pada saat akan mengajar tidak mempersiapkan alat bantu
mengajar atau media sehingga yang dilakukan dalam proses pembelajaran hanyalah ceramah-dan
ceramah saja, dampaknya peserta didik tetap saja hasilnya tidak memenuhi kriteria ketuntasan
belajar hal ini terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1 Sumedang, SMP
Negeri 1 Cimanggung, SMP Negeri 1 Pamulihan, dan SMP Negeri 1 Tanjungsari apabila tidak
menggunakan media pembelajaran tingkat kelulusannya relatif kecil hanya mencapai 60,96 dan
yang tidak lulusnya 39,04%.
1.6.4 Faktor-faktor yang menyebabkan prestasi belajar rendah
Peserta didik kesulitan menyimak materi pelajaran karena guru ketika mengajar:
1. Guru tidak menggunakan RPP sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini
menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak terarah.
2. Guru tidak mempersiapkan alat bantu mengajar. Kenyataannya guru tidak membawa alat bantu
mengajar sehingga yang dilakukan hanyalah ceramah dan ceramah saja.
Makalah Analisis paradigmatik Hal 8
3. Guru kurang memperhatikan kemampuan awal peserta didik. Guru tidak memahami
kemampuan awal peserta didik dan kesulitan yang dihadapi peserta didik. Sehingga peserta
didik kesulitan melanjutkan pada materi berikutnya. Hal ini bisa dideteksi melalui perilaku
peserta didik. Peserta didik yang tidak dapat mengikuti materi yang sedang dibahas oleh guru
cenderung berperilaku "menyimpang" seperti: melamun, menulis atau menggambar yang
tidak ada hubungannya dengan materi pelajaran, berbicara sendiri atau kegiatan-kegiatan
lain yang tidak terkait dengan isi pembelajaran.
4. Penggunaan papan tulis yang kurang tepat. Kecenderungan adalah penggunaan papan tulis
yang kacau. Peserta didik tidak tahu apa sebenarnya yang dibahas, dan untuk apa hal itu
dibahas. Guru terlalu sibuk menulis dan membuat ilustrasi di papan tulis yang kadang-kadang
sulit ditangkap peserta didik dan tidak disimpulkan.
5. Tidak melaksanakan evaluasi. Dengan alasan kekurangan waktu seringkali guru tidak
melaksanakan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan. Sehinggai pada setiap akhir
kegiatan /bahasan tidak bisa mendeteksi peserta didik mana yang masih kesulitan dan pada
bagian apa peserta didik merasa sulit. Hal ini akan sangat berguna bagi guru dalam
membantu peserta didik.
6. Berdasarkan perkembangan teknologi banyak guru yang ketinggalan dalam teknologi
informasi sedangkan peserta didik sudah terlebih mengetahui terutama yang berhubungan
dengan media pembelajaran.
1.6.5 Upaya Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan
Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi
dan informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar
dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media adalah bagian integral dari proses belajar
mengajar. Dalam posisi seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan apa-
apa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru
(atau guru melakukannya kurang efisien). Dengan kata lain, bahwa posisi guru sebagai
fasilitator dan media memiliki posisi sebagai sumber belajar yang menyangkut keseluruhan
lingkungan di sekitar pebelajar.
Untuk mengantisipasi tantangan dunia pendidikan yang semakin berat, maka
profesionalime guru harus dikembangkan. Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam
pengembangan profesionalitas guru menurut Balitbang Diknas antara lain adalah:
Makalah Analisis paradigmatik Hal 9
1. Perlunya revitalisasi pelatihan guru yang secara khusus dititikberatkan untuk
memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dan bukan untuk
meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata;
2. Perlunya mekanisme kontrol penyelenggaraan pelatihan guru untuk memaksimalkan
pelaksanaannya;
3. Perlunya adanya pelatihan guru tentang media pembelajaran dibidang teknologi
informasi
4. Perlunya upaya-upaya alternatif yang mampu meningkatkan kesempatan dan
kemampuan para guru dalam penguasaan materi pelajaran;
5. Perlunya tolok ukur (benchmark) kemampuan profesional sebagai acuan pelaksanaan
pembinaan dan peningkatan mutu guru;
1.6.6 Media Pembelajaran E-Learning
Dalam proses pembelajaran yang tradisional ada keterbatasan karena berbasis tatap
muka yang dibatasi oleh ruang dan waktu; maka e-learning hadir untuk mengantisipasinya.
Dengan pembelajaran yang tidak dibatasi ruang dan waktu sehingga hubungan sehingga
hubungan antara peserta didik dan pengajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Dalam proses pelaksanaannya , e-learning menggunakan jasa audio video, perangkat
komputer, atau kombinasi dari ketiganya. E-learning merupakan sebuah proses pembelajaran
yang dilakukan melalui network (jaringan). Ini berarti dengan e-learning memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar kepada peserta didik menggunakan media teknologi informasi dan
komunikasi berupa komputer dan jaringan internet atau intranet.
Dengan e-learning belajar bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, melalui jalur mana saja
dengan kecepatan akses apapun. Proses belajar akan lebih efektif.
A. Kelebihan E-Learning
1. Tersedianya fasilitas moderating dimana guru dan peserta didik dapat berkomunikasi
secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan
berkomunikasi dilakukan tanpa dibatasi jarak, tempat dan waktu.
2. Guru dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar yang terstruktur dan terjadwal
melalui internet sehingga keduanya bisa saling menilai seberapa jauh bahan ajar
dipelajri.
3. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja
kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersebut telah tersimpan di komputer.
4. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan ajar
yang dipelajarinya dapat mengakses di internet secara mudah.
Makalah Analisis paradigmatik Hal 10
5. Baik guru maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat
diikuti dengan jumlah peserta yang banyak sehingga menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan yang lebih luas.
6. Berubahnya peran peserta didik yang terbiasanya pasif menjadi aktif.
7. Relatif lebih efisien
B. Kekurangan E-Learning
1. Kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik atau bahkan antara peserta didik
sendiri.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau sosial dan sebaliknya mendorong
tumbuhnya aspek bisnis atau komersil.
3. Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4. Berubahnya peran guru yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,
sehingga dituntut pembelajaran menggunakan IT.
5. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi tinggi cenderung akan gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet
7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan tentang internet.
8. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Untuk mengetahui pengaruh antara media pembelajaran terhadap prestasi belajar peserta
didik pada SMP Negeri 1 Cimanggung, SMP Negeri 1 Pamulihan, SMP Negeri 1 Tanjungsari dan
SMK Negeri 1 Sumedang, dilakukan dengan penelitian metode inkuiri dan dianalisis dengan
metode analisis paradigmatik.
Makalah Analisis paradigmatik Hal 11
BAB II
PENYELESAIAN MASALAH
Untuk mengetahui pengaruh antara media pembelajaran terhadap prestasi belajar peserta didik
pada SMP Negeri 1 Cimanggung, SMP Negeri 1 Pamulihan, SMP Negeri 1 Tanjungsari dan SMK Negeri
1 Sumedang, dilakukan dengan penelitian metode inkuiri dan dianalisis dengan metode analisis
paradigmatik.
2.1 Langkah-langkah guru yang dilakukan dalam proses penelitian
Secara umum kegiatan yang dilakukan untuk penelitian pengaruh media pembelajaran
terhadap prestasi peserta didik adalah sebagai berikut:
Siklus 1
1. Guru melakukan pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
2. Setelah proses pembelajaran selesai kemudian melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3. Menganalisis data hasil tes yang tidak menggunakan media pembelajaran.
4. Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
5. Menutup pembelajaran
Siklus 2
1. Guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
2. Setelah proses pembelajaran selesai kemudian melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3. Menganalisis data hasil tes yang dengan menggunakan media pembelajaran.
4. Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
5. Menutup pembelajaran
Setelah kedua siklus tersebut dilakukan kemudian mengalisis data keseluruhan dengan
menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik antara yang menggunakan media
pembelajaran dengan yang tidak menggunakan media pembelajaran, kemudian membandingkan
dari kedua data tersebut maka didapatkan perbandingan persentase dari kedua siklus tersebut.
Makalah Analisis paradigmatik Hal 12
2.1.1 Langkah-Langkah Penelitian di SMK Negeri 1 Sumedang
A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Sumedang
Jumlah siswa Seluruhnya : 1. 539 siswa
Jumlah Jurusan : 6 Jurusan
Jurusan yang diteliti : Teknik Pemesinan
Jumlah siswa jurusan mesin : 288 Siswa
Kelas yang diteliti : X M1 dan M2
Jumlah siswa : kelas X M1 = 35 Siswa
Kelas X M2 = 36 Siswa
Jenis Kelamin : L = 71, P = 0
Rata usia anak : 15 Tahun
Pelajaran : Pengukuran Presisi
Peneliti : Oo Suherman, S.Pd
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMKN 1 SUMEDANG Bidang Studi keahlian : Teknologi dan Rekayasa Program Studi Keahlian : Teknik Mesin Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan Mata Pelajaran : Pemesinan Dasar Kelas/ Semester : XI/4
Pertemuan Ke : 9 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Standar Kompetensi : Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Presisi
Kompetensi Dasar : Menjelaskan cara menggunakan alat ukur mekanik presisi
Indikator
: Cara menggunakan Alat ukur mekanik presisi jangka sorong dijelaskan sesuai spesifikasi pabrik dan pengukuran yang benar dan tepat dapat dilakukan.
KKM : 7,0
I. Tujuan Pembelajaran :
1. Setelah melakukan kegiatan proses belajarssiswa memiliki kompetensi menggunakan alat ukur.
2. Setelah melakukan melakukan pengukuran siswa dapat menghitung hasil pengukuran 3. Setelah melakukan perhitungan siswa dapat menerapkan pada pengukuran benda kerja
yang sebenarnya. II. Materi Ajar :
Jangka Sorong
Makalah Analisis paradigmatik Hal 13
Jangka sorong adalah alat ukur yang sering digunakan di bengkel mesin. Jangka sorong
berfungsi sebagai alat ukur yang biasa dipakai operator mesin, yang dapat mengukur panjang
sampai dengan 200 mm, ketelitian 0,05 mm. Jangka sorong dapat mengukur panjang dengan
rahangnya, kedalaman dengan ekornya, dan lebar celah dengan sensor bagian atas. Jangka
sorong tersebut memiliki skala ukur (vernier scale) dengan cara pembacaan tertentu. Ada juga
jangka sorong yang dilengkapi jam ukur atau dilengkapi penunjuk ukuran digital. Pengukuran
menggunakan jangka sorong dilakukan dengan cara menyentuhkan sensor ukur pada benda
kerja yang akan diukur.
Pembacaan hasil pengukuran jangka sorong yang menggunakan jam ukur dilakukan dengan
cara membaca skala utama ditambah jarak yang ditunjukkan oleh jam ukur. Untuk jangka
sorong dengan penunjuk pembacaan digital, hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada
monitor digitalnya. Jangka sorong yang menggunakan skala nonius, cara pembacaan
ukurannya secara singkat sebagai berikut.
• Baca angka mm pada skala utama menunjukkan angka 9 mm.
• Baca angka kelebihan ukuran dengan cara mencari garis skala utama yang segaris lurus
dengan skala nonius menunjukkan angka 0,15.
• Sehingga ukuran yang dimaksud sebesar 9,15.
Dampak yang diakibatkan bila kesalahan menentukan ukuran suatu benda akan
mengakibatkan bahaya besar bahkan sampai kematian kepada pengguna. Contoh bila salah
mengukur pada saat membuat poros mobil yang digunakan sebagai tempat dudukan roda,
dampaknya apabila ukuran terlalu besar maka bantalan roda tidak akan masuk tetapi bila
terlalu kecil maka bantalan roda akan longgar, hal ini akan berdampak pada kecelakaan
bahkan mengakibatkan nyawa manusia akan melayang sebab bila kendaraan tersebut akan
mengakibatkan roda menjadi longgar dan lama kelamaan roda akan copot sehingga
kendaraan akan terguling.
Makalah Analisis paradigmatik Hal 14
III. Pendekatan dan Metoda Pembelajaran :
Pendekatan :
SCA (student centered approach)
Metode :
1. Ekspositori
2. Mempelajari Modul/buku
3. Tanya Jawab
4. Demontrasi
5. Pemberian Tugas
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
Kegiatan Pembelajaran : Pertemuan ke-6
A. Kegiatan Pendahuluan : 10 Menit
1. Guru memasuki kelas dan mengucapkan salam
2. Bersama-sama dengan siswa membaca do’a
3. Guru mengabsen siswa
4. Guru mengecek kesiapan siswa dengan merapihkan posisi duduk siswa dan meminta
siswa memperhatikan kebersihan didalam ruangan
5. Guru memberikan ilustrasi tentang materi yang akan disampaikan.
Makalah Analisis paradigmatik Hal 15
B. Kegiatan Inti : 160 menit
1. Eksplorasi
Guru menunjukan cara membaca alat ukur mekanik presisi dan menjelaskan
mengenai :
1) Jenis-jenis alat ukur mekanik presisi
2) Tingkat ketelitian alat ukur mekanik presisi
3) Cara kerja alat ukur mekanik presisi
4) Jangka sorong,
Guru dan siswa berinteraksi tanya jawab mengenai mengukur dengan alat ukur
mekanik presisi
2. Elaborasi
Siswa mengerjakan soal menghitung hasil pengukuran jangka sorong
Guru memeriksa pekerjaan siswa dan memberikan penilaian dan masukan hasil
pekerjaan siswa.
Siswa melaksanakan pengukuran di workshop sesuai dengan benda kerja yang
diberikan oleh guru
3. Konfirmasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menarik kesimpulan
mengenai materi dan kegiatan pembelajaran
C. Kegiatan Penutup : 10 menit
1. Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Guru bersama-sama siswa merapihkan kembali ruangan dan peralatan didalam kelas/
bengkel
3. Berdoa bersama-sama mengakhiri pelajaran
V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar :
1. Alat/Media
Jangka sorong)
2. Bahan
Benda kerja
3. Sumber Belajar
Buku pemesinan
VI. Penilaian :
Test unjuk kerja
Makalah Analisis paradigmatik Hal 16
C. Langkah-Langkah Pembelajaran/Penelitian
1. Guru memasuki kelas dan mengucapkan salam
2. Bersama-sama dengan siswa membaca do’a
3. Guru mengabsen siswa
4. Guru mengecek kesiapan siswa dengan merapihkan posisi duduk siswa dan meminta
siswa memperhatikan kebersihan didalam ruangan
5. Guru memberikan ilustrasi tentang materi yang akan disampaikan
6. Guru menjelaskan macam-macam alat ukur
7. Guru menjelaskan fungsi alat ukur
8. Guru menunjukan cara membaca alat ukur mekanik presisi
9. Guru menjelaskan mengenai tingkat kepresisian dengan ketelitian 0,05- 0,02 dan 0,01
bahkan yang ketelitian o,001 mm.
10. Guru menjelaskan apabila kesalahan dalam mekakukan pengukuran yang merupakan
bagian dari qualiti kontrol terhadap hasil kerja dengan menggunakan mesin.
11. Siswa melakukan proses pengukuran satu persatu dan menghitung hasil pengukuran
didepan guru
12. Siswa diberikan benda kerja untuk melakukan pengukuran sesuai dengan spesifikasi.
13. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang sistem pengukuran jangka sorong
14. Siswa dites dengan tes unjuk kerja di ruang workshop supaya mengukur pada benda kerja
yang sebenarnya.
D. Hasil Penelitian
1. Tidak Menggunakan Media
DATA HASIL PENILAIAN DENGAN TIDAK MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PEMESINAN DASAR
KELAS : X M1
NO NAMA
NILAI TUNTAS/ BELUM TUNTAS
PERSENTASE KKM KD 1
KD 2
KD3
1 ADI ROHMAN
70
70 L L = 24
2 ADI RUKMAN 60 BT BL=11
3 AHMAD HADI 60 BT
4 ANDI HERMANSAH 70 L TUNTAS
5 ANGGA BAEDILLAH 80 L 68,57%
Makalah Analisis paradigmatik Hal 17
6 ARIEL PRIATNA 70 L
BELUM TUNTAS
7 ASEP KURNIA 65 BT 31,43%
8 DADAN RIDWAN 80 L
9 DEDE DANI ROHAENDI 80 L
10 DEDE HERMAN SOMANTRI
70 L
11 DEDEN HIDAYAT 70 L
12 DEDEN MULYANA 65 BT
13 DICKY HALIM 65 BT
14 DICKY MAULANA 70 L
15 FIKI TRISTIYANTO H 70 L
16 JAMALUDIN NUR ROHMAN
70 L
17 KUSWANDA 60 BT
18 LINGGA PRILINGGANI 60 BT
19 MOCHAMAD DAUD SUKMANA
70 L
20 MUHAMAD DEARY 80 L
21 NURSAAD 80 L
22 OKI PERMANA 65 BT
23 OPIK TAUPIK 70 L
24 RAFI FAUZI AHMAD 80 L
25 RANGGA DARUL ANSHOR
80 L
26 RD. MUHTARA 70 L
27 SANDI ERMAWAN 70 L
28 TAUPIK ANGGA SAPUTRA
60 BT
29 TEDI HERMAWAN 65 BT
30 WAWAN JUANDA 65 BT
31 WIYANGYAN OKA S 70 L
32 YOHANES EKA S G L 70 L
33 YAYANG CASMA WIJAYA 70 L
34 YEDIH HERMAYADIH 70 L
35 YUSRI TAUFIK 70 L
Keterangan
Sumedang, oktober 2011
: KD 1 pengukuran pembanding
Peneliti
: KD 2 memelihara alat ukur
: KD 3 alat ukur mekanik presisi jangka sorong
Oo Suherman, S.Pd
Makalah Analisis paradigmatik Hal 18
2. Menggunakan Media
DATA HASIL PENILAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PEMESINAN DASAR
KELAS : X M2
NO NAMA
NILAI LULUS/ BELUM
LULUS PERSENTASE
KKM KD 1 KD 2
KD3
1 ADI MULYANA
70
83 T L = 28
2 ANGGA SAPUTRA 85 T BL = 7
3 ASEP IMAN KUSUMAH 80 T
4 ASEP SUDIMAN 65 BT TUNTAS
5 ASEP YUSUF SUGIARTO 75 T 80,00%
6 ATEP MIFTAHUL HUDA 70 T
BELUM TUNTAS
7 BILLY SUGIARTO ANGGARA
75 T 20,00%
8 CEPI SAEFUL IMAM 80 T
9 DENI ROHANI 65 BT
10 DIAR RIZNAL KUSDIANA 80 T
11 DICKI ISWANDI SAPUTRA
80 T
12 FEBRI DWI HIMAWAN 70 T
13 HUSEN SUHENDAR 60 BT
14 JANG ANDI WITRESNA 80 T
15 LUKMANUL HAKIM 70 T
16 MOHAMAD HAMDAN ROSID
80 T
17 MUHAMAD TOHA 80 T
18 NANDANG SUANDI 70 T
19 NANDANG WIGUNA 80 T
20 NENDI HARTANTO 80 T
21 RAHMAT HIDAYAT 70 T
22 RIDWAN NAWAWI 70 T
23 RIFAN ARISTA FAUZI 70 T
24 RIKI SETIANA 80 T
25 RIPAL BUDIMAN 85 T
26 RISWANDI 85 T
27 RIZAL AWALUDIN 70 T
28 RIZKI PERMADI 70 T
29 ROHENDI 80 T
Makalah Analisis paradigmatik Hal 19
30 RONI SATIA NUGRAHA 70 T
31 SEPTIANA HERNAWAN 80 T
32 SYARIF RIKY HIDAYAT 60 BT
33 TAUFIK HIDAYAT 80 T
34 WAWAN HERMAWAN 80 T
35 YANDI ARDIYANA 80 T
Keterangan
Sumedang, oktober 2011
: KD 1 pengukuran pembanding
Penagajar
: KD 2 memelihara alat ukur
: KD 3 alat ukur mekanik presisi jangka sorong
Oo Suherman, S.Pd
Dari data bagian A yang merupakan data hasil tes dengan tidak menggunakan media
pembelajaran yaitu alat ukur jangka sorong maka terdapat siswa yang dinyatakan tuntas dalam
mengikuti pembelajaran sebasar 68,57% sedangkan yang tidak tuntas sebesar 31,43% maka bagi
yang dinyatakan belum harus mengikuti remedial teaching dan remedial test.
Dari data bagian B yang merupakan hasil tes yang menggunakan media pembelajaran yaitu
menggunakan jangka sorong terdapat siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 80,00% dan yang
dinyatakan belum tuntas sebanyak 20,00%, bagi yang dinyatakan belum tuntas dapat mengikuti
remedial teaching atau remedial test.
2.1.2 Langkah-Langkah Penelitian/Observasi di SMK Negeri 1 Sumedang
A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Sumedang
Jumlah siswa Seluruhnya : 1. 539 siswa
Jumlah Jurusan : 6 Jurusan
Jurusan yang diteliti : Teknik Pemesinan
Jumlah siswa jurusan mesin : 288 Siswa
Kelas yang diteliti : X M1 dan M2
Jumlah siswa : kelas X M1 = 35 Siswa
Kelas X M2 = 36 Siswa
Jenis Kelamin : L = 71, P = 0
Rata Usia anak : 15 Tahun
Pelajaran : Pengukuran Presisi
Observer : Elis Suprihatin Herliani, S.Pd
Yang di Observasi : Oo Suherman, S.Pd
Makalah Analisis paradigmatik Hal 20
B. Hasil Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan selama dua hari yang pertama dengan tidak menggunakan media
pembelajaran dan yang kedua menggunakan media pembelajaran yang meliputi :
1. Mengamati kegiatan guru ketika sedang mengajar antara menggunakan media dengan tidak
menggunakan media sehingga terdapat dua siklus (siklus pertama tidak menggunakan media
dan siklus dua menggunakan media)
2. Mengamati kegiatan peserta didik pada saat pembelajaran dari kegiatan awal sampai dengan
kegiatan penutup.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer selama kegaiatan belajar mengajar
berlangsung antara lain:
1. Tidak Menggunakan Media Pembelajaran
a. Pada saat pembelajaran bila tidak menggunakan media pembelajaran komunikasi hanya
terjadi dua arah saja yaitu antara guru dan peserta didik.
b. Peserta didik kurang konsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran.
c. Interaksi kurang kurang oftimal.
d. Peserta didik ketika diberikan contoh penggunaan alat ukur kurang antusias.
e. Peserta didik diberikan tes dengan menggunakan tes unjuk kerja diruang praktek peserta
didik seperti kebingunan apa yang harus dilakukan meskipun prosedurnya sudah
disampaikan oleh guru.
f. Nilai yang didapat ketika dikasih tes ternyata hasilnya masih banyak yang nilainya itu
dibawak kriteria ketuntasan minimal, sekitar 68,57 % yang dinyatakan tuntas sedangkan
yang belum tuntasnya 31,43%, sehingga bagi yang belum tuntas harus dilakukan remedial
teaching hal ini akan menambah waktu pembelajaran dan muncul keengganan peserta
didik untuk melakukan remedial teaching karean kurangnya motivasi peserta didik.
2. Menggunakan media pembelajaran
a. Peserta didik lebih antusias dan termotivasi dalam proses pembelajaran.
b. Terjadi interaksi yang lebih baik antara guru dan peserta didik.
c. Komunikasi pada saat pembelajaran terjadi tiga arah yaitu antara guru dengan peserta
didik, peserat didik dengan peserta didik yang lainnya.
d. Suasana belajar lebih baik dibanding dengan yang tidak menggunakan media.
e. Peserta didik ketika diberikan contoh penggunaan alat ukur lebih antusias karena media
yang digunakan merupakan media yang tepat yaitu media tiga dimensi yang bentuknya
sama dengan yang sebenarnya hanya dimensinya lebih kecil.
Makalah Analisis paradigmatik Hal 21
f. Nilai yang didapatkan berdasarkan hasil evaluasi dengan menggunakan tes unjuk kerja yang
dinyatakan tuntas 80,00%, sedangkan yang belum tuntas 20,00%.
Kesimpulannya:
Terdapat hubungan yang cukup signifikan antara media pembelajaran yang digunakan guru
ketika sedang mengajar dengan prestasi yang diraih oleh peserta didik.
2.1.3 Langkah Penelitian di SMP Negeri 1 Cimanggung.
A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Cimanggung
Jumlah siswa Seluruhnya : 840 siswa
Kelas yang diteliti : IX D
Jumlah siswa : 42 Siswa
Jenis Kelamin : L = 17, P = 25
Rata Usia anak : 14 Tahun
Pelajaran : IPA -BIOLOGI
Peneliti : Dra. Irna Karlina Yuniar
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran : IPA – Biologi
Sekolah : SMP Negeri 1 Cimanggung
Kelas/Semester : IX / Ganjil
Konsep : Sistem koordinasi
Alokasi Waktu : 2 x 40’
A. Standar Kompetensi
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan.
C. Indikator
1. Mendefinisikan pengertian sistem koordinasi
2. Membagankan sistem koordinasi
Makalah Analisis paradigmatik Hal 22
3. Menentukan bagian-bagian sel syaraf berdasarkan fungsinya
4. Menentukan macam-macam sel syaraf berdasarkan fungsinya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan kegiatan menebak benda siswa dapat mendefinisikan pengertian sistem
koordinasi serta membagankannya dengan benar.
2. Setelah mengamati gambar sel syaraf siswa dapat menentukan bagian-bagian sel syaraf
berdasarkan fungsinya dengan tepat.
3. Setelah melakukan estafet kata siswa dapat menentukan macam-macam sel syaraf
berdasarkan fungsinya dengan benar.
E. Materi Pelajaran
Sistem koordinasi adalah proses pengaturan kerja organ-organ tubuh agar bekerja serasi sesuai
dengan fungsinya masing-masing.
Sistem Koordinasi
tersusun oleh
terdiri atas
terdiri atas meliputi
System
Syaraf
Alat Indera Sistem
Hormon
Sel-sel
Syaraf
Syaraf
Pusat
Syaraf
Tepi
Sumsum tlng
belakang
Syaraf sadar
(somatis)
Syaraf tak sadar
(otonom)
Otak
Makalah Analisis paradigmatik Hal 23
Gambar sel syaraf
Dendrit Badan sel akson
Dendrit : menerima rangsangan dari luar dan meneruskan ke badan sel.
Badan sel : mengolah rangsangan dari dendrit dan meneruskan ke akson
Akson : menerima rangsangan dari badan sel untuk dilanjutkan ke sel syaraf
yang lain.
Macam-macam sel syaraf
1. Sel syaraf sensorik
2. Sel syaraf motorik
3. Sel syaraf penghubung
F. Metode Pembelajaran
Model : Kooperatif
Metode : Diskusi, dan tanya jawab
Tipe : Tebak benda,estapet kata
G. Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
Apersepsi
Pembelajaran dimulai dengan meminta 2 orang siswa ke depan, kemudian kedua siswa tersebut
matanya ditutup, pada kedua siswa tersebut disemprotkan minyak wangi dan di pegangkan ular
-ularan, lalu guru mengajukan pertanyaan pada kedua siswa tersebut; Bau apa yang kamu
rasakan barusan ? Apa nama benda yang kamu pegang tersebut ?
Makalah Analisis paradigmatik Hal 24
Kemudian guru mengajukan pertanyaan kepada siswa yang lain ; Mengapa walaupun tak
terlihat, kedua teman kalian dapat menebak benda tersebut ? organ apa yang bekerja ketika
temanmu dapat menebak benda tersebut ?
Menggali pengetahuan awal siswa
Pada saat kalian merasakan lapar dan melihat ada makanan, apa yang akan kalian lakukan?
sudah tentu kalian akan menuju ke arah makanan tersebut, mengambilnya kemudian
memakannya untuk menghilangkan lapar. Nah organ apa saja yang bekerja pada kegiatan
tersebut ?
Dari kegiatan di atas Guru meminta siswa untuk membuat bagan sistem koordinasi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti
1. Siswa duduk di kelompok masing-masing (setiap kelompok terdiri enam orang)
2. Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang ada pada LKS
3. Guru membagikan alat dan bahan sesuai dengan yang terdapat pada LKS , guru meminta
siswa dalam setiap kelompok untuk duduk berpasangan, masing-masing salah satu dari
pasangan tersebut ditutup matanya, kemudian temannya yang lain memegangkan benda-
benda satu persatu ke tangannya, dan siswa yang ditutup matanya itu disuruh menebak
benda tersebut, kemudian hasilnya dicatat. Setelah selesai kegiatan tersebut kemudian
mengerjakan LKS bersama.
4. Pada kegiatan II siswa diminta menyusun potongan gambar tentang sel syaraf sehingga
membentuk gambar yang benar, sesuai dengan materi sel syaraf yang ada pada buku paket.
Kemudian mengisi pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS
5. Pada kegiatan III, guru meminta 3 orang siswa ke depan untuk melakukan estafet kata,
setelah itu siswa disetiap kelompok mengisi LKS berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan.
6. Pada saat kegiatan kelompok sedang berlangsung, guru berkeliling untuk memberikan
bimbingan sekaligus melakukan penilaian kinerja kelompok.
7. Setiap selesai kegiatan dilakukan diskusi kelas, dengan cara meminta salah satu siswa sebagai
perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
8. Dalam kegiatan diskusi kelas, guru memberikan penguatan konsep dan klarifikasi terhadap
jawaban yang salah.
3. Kegiatan penutup
1. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai paling besar
2. Guru dan siswa melakukan refleksi dengan cara menyimpulkan materi pelajaran
Makalah Analisis paradigmatik Hal 25
3. Guru memberikan tes untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang dipelajari
KMTT
4. Mencari informasi dari buku atau internet tentang bentuk /struktur jenis-jenis sel syaraf
H. Alat, Bahan, dan Sumber
1. Benda-benda : kelereng, permen, malam, potongan sabun dan kancing
2. Buku sumber : Buku paket Biologi kelas IX Erlangga
Buku paket IPA kleas IX, Depdiknas
3. LKS
I. Penilaian
Teknik : Tertulis, Tes Unjuk Kerja
Bentuk : Esai, Uji Petik Kerja
Bentuk Tes :
1. Esai
No Indikator Instrumen THP
1. Mendefinisikan sistem
koordinasi
Ketika kamu mendengar bel rumah berbunyi,
tentu kamu akan berjalan mendekati pintu,
kemudian tangan membuka pintu.
Dari kegiatan di atas
a. Organ tubuh apa yang bekerja ? b. Organ tubuh dapat bekerja dengan baik karena
adanya koordinasi. Apa yang dimaksud dengan sistem koordinasi ?
C2
2. Menentukan komponen
sistem
koordinasi
Sistem koordinasi dilakukan oleh tiga komponen,
buatlah dalam bentuk bagan !
C2
3. Menentukan bagian-bagian
Sel syaraf berdasarkann
fungsinya
Perhatikan gambar dibawah ini !
a. Sebutkan bagian-bagian dari gambar sel syaraf tersebut !
b. Tentukan fungsi dari bagian-bagian sel syaraf tersebut !
C2
Makalah Analisis paradigmatik Hal 26
1 2 3
4. Menentukan macam-macam
sel syaraf berdasarkan
fungsinya
Tentukan dan jelaskan tiga macam sel syaraf
menurut fungsinya !
C2
No Kunci Skor
1. a. Telinga, kaki, dan tangan b. Sistem koordinasi adalah sistem pengaturan kerja organ tubuh agar
bekerja dengan baik.
1
1
2. Sistem Koordinasi
tersusun oleh terdiri atas
2
3. a. Dendrit, badan sel, dan akson b. Dendrit, menerima rangsangan dari luar dan meneruskannya ke badan sel c. Badan sel, mengolah rangsangan dan meneruskannya ke akson d. Akson, membawa rangsangan dari badan sel untuk diteruskan ke sel
syaraf yang lain
1,5 1,5 0,5 0,5
4. a. Sel syaraf sensorik, motorik, penghubung b. Sel syaraf sensorik, menerima rangsangan dari luar dan meneruskan ke
otak atau ke syaraf penghubung c. Sel syaraf penghubung, meneruskan rangsang berupa tanggapan dari otak
dan meneruskannya ke syaraf motorik d. Sel syaraf motorik, menyampaikan tanggapan dari sel syaraf penghubung
dan meneruskannya ke efektor (otot)
1,5
0,5
0,5
0,5
System
Syaraf
Alat Indera Sistem
Hormon
Sel-sel
Syaraf Syaraf
Pusat
Syaraf
Tepi
Makalah Analisis paradigmatik Hal 27
Jumlah skor 10
Pedoman penilaian
1. Tets Tertulis
2. Tes unjuk kerja
Siswa perkelompok melakukan kegiatan tebak benda dan estafet kata, kemudian mengisi LKS
berdasarkan hasil kegiatan tersebut.
Rubrik Tes Unjuk Kerja
No Aspek Skor
1. Melakukan kegiatan dengan benar 3,5
2. Bekerjasama menjawab LKS 2,5
3. Menempatkan benda-benda bekas kegiatan pada tempatnya 1,5
4. Membuat kesimpulan dengan benar 2,5
Jumlah skor 10
C. Langkah-Langkah Pembelajaran/Penelitian
Kegiatan Awal
1. Apersepsi
2. Pembelajaran dimulai dengan meminta 2 orang siswa ke depan, kemudian kedua siswa
tersebut matanya ditutup, pada kedua siswa tersebut disemprotkan minyak wangi dan di
pegangkan ular -ularan, lalu guru mengajukan pertanyaan pada kedua siswa tersebut; Bau
apa yang kamu rasakan barusan ? Apa nama benda yang kamu pegang tersebut ?
3. Kemudian guru mengajukan pertanyaan kepada siswa yang lain ; Mengapa walaupun tak
terlihat, kedua teman kalian dapat menebak benda tersebut ? organ apa yang bekerja ketika
temanmu dapat menebak benda tersebut ?
4. Menggali pengetahuan awal siswa
Nilai = Jumlah jawaban benar
Makalah Analisis paradigmatik Hal 28
Pada saat kalian merasakan lapar dan melihat ada makanan, apa yang akan kalian lakukan?
sudah tentu kalian akan menuju ke arah makanan tersebut, mengambilnya kemudian
memakannya untuk menghilangkan lapar. Nah organ apa saja yang bekerja pada kegiatan
tersebut ?
5. Dari kegiatan di atas Guru meminta siswa untuk membuat bagan sistem koordinasi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti
1. Siswa duduk di kelompok masing-masing (setiap kelompok terdiri enam orang)
2. Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang ada pada LKS
3. Guru membagikan alat dan bahan sesuai dengan yang terdapat pada LKS , guru meminta
siswa dalam setiap kelompok untuk duduk berpasangan, masing-masing salah satu dari
pasangan tersebut ditutup matanya, kemudian temannya yang lain memegangkan benda-
benda satu persatu ke tangannya, dan siswa yang ditutup matanya itu disuruh menebak
benda tersebut, kemudian hasilnya dicatat. Setelah selesai kegiatan tersebut kemudian
mengerjakan LKS bersama.
4. Pada kegiatan II siswa diminta menyusun potongan gambar tentang sel syaraf sehingga
membentuk gambar yang benar, sesuai dengan materi sel syaraf yang ada pada buku paket.
Kemudian mengisi pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS
5. Pada kegiatan III, guru meminta 3 orang siswa ke depan untuk melakukan estafet kata,
setelah itu siswa disetiap kelompok mengisi LKS berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan.
6. Pada saat kegiatan kelompok sedang berlangsung, guru berkeliling untuk memberikan
bimbingan sekaligus melakukan penilaian kinerja kelompok.
7. Setiap selesai kegiatan dilakukan diskusi kelas, dengan cara meminta salah satu siswa
sebagai perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
8. Dalam kegiatan diskusi kelas, guru memberikan penguatan konsep dan klarifikasi terhadap
jawaban yang salah.
9. Melaksanakan tes unjuk kerja
Kegiatan penutup
1, Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai paling besar
2. Guru dan siswa melakukan refleksi dengan cara menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru memberikan tes untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang dipelajari
KMTT
4. Mencari informasi dari buku atau internet tentang bentuk /struktur jenis-jenis sel syaraf
Makalah Analisis paradigmatik Hal 29
D. Hasil Penelitian
DAFTAR PEROLEHAN NILAI ULANGAN SISWA
No Nama Tanpa Alat Peraga
Dengan Alat Peraga
Gain Keterangan
1 Apip P. 7 7.5 0.5
2 Agung T.H 8 8.5 0.5
3 Chindy C. 9 9 0
4 Dian Dewi 8 8 0
5 Dini Sri U. 6 7 1
6 Elza 6 6 0
7 Ranty 7 9 2
8 Nurul 6 6 0
9 Reni 6 7 1
10 Nani 6 6 0
11 Eka 7 7 0
12 Egi 8 8 0
13 Iva N. 6 8 2
14 Bayu Dwi 7 9 2
15 Assad Y. 7 9 2
16 Gina H 7 8 2
17 Kartika 7 8 2
18 Henny P. 6 8 2
19 Yulianti 8 9 1
20 Mira N. 6 7.5 1.5
21 Mei Fadilah 6 9 1
22 Deni A. 8 9 1
23 Dialiazi A. 6 6 0
24 Yulita M. 8 9 1
25 Dadan W. 8 8 0
26 Dadang S 7 7 0
27 Nindy Y. 6 7 1
28 Noer Atirah 7 7 0
29 Novi 7 7 0
30 Yunengsih 7 7 0
31 Tohidin 6 7.5 1.5
32 Taufik R. 6 6 0
33 Rizki 7 7.5 0.5
34 Ujang Y. 7 8 1
35 Yolanda D. 7 8 1
36 Yeyen N. 6 6 1
37 Sandi S 8.5 8.5 0
38 Eriliansyah 8 8 0
39 Sevti Fitri 6 6 0
40 Firman S. 8 8 0
41 Soni S. 8 8 0
Makalah Analisis paradigmatik Hal 30
42 Siti H 6 6 0
Tidak tuntas = 16 Tidak tuntas = 8
KKM : 7,0
KETERANGAN
TUNTAS 61,90% 80.95%
BELUM TUNTAS 38,10% 19,05%
2.1.4 Langkah Penelitian di SMP Negeri 1 Pamulihan
A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Pamulihan
Jumlah siswa Seluruhnya : 729 siswa
Kelas yang diteliti : IX D dan IX E
Jumlah siswa : IX D = 31 Siswa
IX E = 32 Siswa
Jenis Kelamin : L = 32, P = 31
Rata Usia anak : 14 Tahun
Pelajaran : Penjas, Olah Raga dan Kesehatan
Peneliti : Dra. Yeni Suryani
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Standar Kompetensi
3. Mempraktikan rangkaian gerak senam lantai dengan gerakan yang benar dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya
Kompetensi Dasar
3.1. Mempraktikan rangkaian senam lantai tanpa alat serta nilai percaya diri, kerja sama, disiplin, keberanian, dan keselamatan
3.2. Mempraktikan beberapa rangkaian senam lantai, serta nilai keberanian, kedisiplinan, keluesan dan estetika
Alokasi Waktu : 2x 2 x 40 menit (2 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat melakukan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu pada kaki) dilanjutkan dengan berguling ke depan dengan benar
b. Siswa dapat melakukan melakukan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) dilanjutkan dengan berguling ke depan dan guling lenting, dengan benar
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)
Makalah Analisis paradigmatik Hal 31
Kerja sama ( Cooperation ) Toleransi ( Tolerance ) Percaya diri ( Confidence ) Keberanian ( Bravery )
B. Materi Pembelajaran
Uji diri/Senam lantai
1. Gerak rangkai keseimbangan (bertumpu pada kaki) dilanjutkan dengan berguling ke depan
Gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) dilanjutkan dengan berguling ke depan dan guling lenting
C. Metode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = penugasan
- Pertemuan 2 = resiprokal/timbal-balik
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti (45 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Melakukan rangkai keseimbangan (bertumbu pada kaki) dilanjutkan denagn gerak meroda dan dilanjutkan dengan gerak berguling kedepan, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Melakukan teknik dasar keseimbangan sikap melayang ( berpasangan / kelompok )
Melakukan teknik dasar keseimbangan berdiri dengan kepala ( berpasangan / kelompok )
Melakukan teknik dasar meroda( berpasangan / kelompok )
Melakukan teknik dasar guling depan dan guling belakang( berpasangan / kelompok )
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
Makalah Analisis paradigmatik Hal 32
siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri
bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki target waktu.
Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup (20 Menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
E. Sumber Belajar
- Ruang terbuka yang datar dan aman (Bangsal senam)
- Matras
- Buku teks
- Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas IX,
- Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
F. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Aspek Psikomotor
Melakukan gerak rangkai
Tes praktik
(Kinerja)
Tes Contoh Kinerja
Lakukan gerak rangkai keseimbangan (bertumbu pada
Makalah Analisis paradigmatik Hal 33
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
keseimbangan (bertumbu pada kaki) dilanjutkan denagn gerak meroda dan dilanjutkan dengan gerak berguling kedepan
Aspek Kognitif
Mengetahui bentuk –bentuk gerak rangkai keseimbangan (bertumpu pada kaki) dilanjutkan denagn gerak meroda dan dilanjutkan dengan gerak berguling kedepan
Aspek Afektif
Percaya diri, kerja sama, disiplin, keberanian, dan keselamatan
Aspek Psikomotor
Melakukan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) delanjutkan dengan gerak berguling kedepan dan bergerak guling lenting
Aspek Kognitif
Mengetahui bentuk –bentuk gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) delanjutkan dengan gerak berguling kedepan dan bergerak guling lenting
Aspek Afektif
Percaya diri, kerja sama, disiplin, keberanian, dan keselamatan
Tes tertulis
Tes
observasi
Tes praktik
(Kinerja)
Tes tertulis
Tes
observasi
Pilihan ganda/uraian singkat
Lembar observasi
Tes Contoh Kinerja
Pilihan ganda/uraian singkat
Lembar observasi
kaki) dilanjutkan denagn gerak meroda dan dilanjutkan dengan gerak berguling kedepan
Sebutkan bentuk –bentuk gerak rangkai keseimbangan (bertumpu pada kaki)
Percaya diri, kerja sama, disiplin, keberanian, dan keselamatan
Lakukan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) delanjutkan dengan gerak berguling kedepan dan bergerak guling lenting
Sebutkan bentuk –bentuk gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki)
Percaya diri, kerja sama, disiplin, keberanian, dan keselamatan
1. Teknik penilaian:
- Tes unjuk kerja (psikomotor):
Lakukan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu pada kaki) dilanjutkan dengan berguling ke depan dan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) ilanjutkan dengan berguling ke depan dan guling lenting
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Makalah Analisis paradigmatik Hal 34
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 50
Jumlah skor maksimal
- Pengamatan sikap (afeksi):
Melakukan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu pada kaki) dilanjutkan dengan berguling ke depan dan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) ilanjutkan dengan berguling ke depan dan guling lenting dengan menanamkan nilai keberanian, kedisiplinan, keluesan dan estetika
Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 30
Jumlah skor maksimal
- Kuis/embedded test (kognisi):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak rangkai keseimbangan (bertumpu pada kaki) dilanjutkan dengan berguling ke depan dan gerak rangkai keseimbangan (bertumpu selain kaki) ilanjutkan dengan berguling ke depan dan guling lenting
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 20
Jumlah skor maksimal
2. Nilai akhir yang diperoleh siswa =
C. Langkah-Langkah Pembelajaran/Penelitian
PERTEMUAN KE-SATU TIDAK MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
1. Berbaris
2. Absensi
3. Berdoa
4. Menjelaskan materi yang akan diajarkan
5. Pemanasan dan Peregangan
Kegiatan Inti
1. memberi contoh gerakan meroda dengan menggunakan media karet gelang yang dijalin,
mulai dari sikap awalan, sikap kaki di udara dan sikap mendarat.
Nilai tes unjuk kerja + nilai observasi + nilai kuis
Makalah Analisis paradigmatik Hal 35
2. Membagi siswa menjadi 4 kelompok, 2 kelompok putra dan 2 kelompok putri, kemudian
memberi instruksi kepada setiap kelompok untuk melakukan gerakan meroda seperti yang
di contohkan.
3. Menghentikan kegiatan sementara untuk mengoreksi gerakan dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya sekitar kendala atau kesulitan dalam melakukan gerakan
meroda.
4. Kembali melakukan latihan dengan kelompok masing-masing.
5. Melakukan tes unjuk kerja
Kegiatan Penutup
1. Memberikan masukan kepada siswa bahwa dengan menggunakan media karet diharapkan
siswa bias memperbaiki gerakan meroda menjadi lebih baik.
2. Evaluasi
3. Melakukan Pendinginan
PERTEMUAN KE-DUA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
1. Berbaris
2. Absensi
3. Berdoa
4. Menjelaskan materi yang akan diajarkan
5. Pemanasan dan Peregangan
Kegiatan Inti
1. Memberi contoh gerakan meroda tanpa menggunakan alat mulai dari sikap awalan, sikap
kaki dan sikap mendarat.
2. Membagi siswa menjadi 4 kelompok [2 kelompok putra dan 2 kelompok putri] kemudian
memberi instruksi kepada setiap kelompok untuk melakukan gerakan meroda seperti yang
dicontohkan.
3. Menghentikan kegiatan untuk mengoreksi gerakan dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya sekitar kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam melakukan
gerakan meroda.
4. Kembali melakukan latihan dengan kelompok masing-masing.
5. Melakukan tes unjuk kerja
Kegiatan Penutup
1. Memberikan masukan , koreksi, Tanya jawab mengenai gerakan meroda.
2. Melaksanakan evaluasi
3. Melakukan Pendinginan
KESIMPULAN
Dari data hasil observasi dan analisis hasil penilaian dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
D. Hasil Penelitian
DATA NILAI AKTIVITAS SISWA MATERI Gerakan Baling-Baling MENGGUNAKAN MEDIA
Makalah Analisis paradigmatik Hal 36
Tindakan Pembelajaran ke satu kelas 9
Tanggal
NO NAMA SISWA KKM
Aspek Yang Dinilai
Skor TUNTAS/BELUM TUNTAS
KET 1 2 3 Nilai
1 ADE DIRMAN 75 4 3 4
73,33 BELUM TUNTAS
2 ATE PERMANA 75 4 5 4
86,67 TUNTAS
3 BAYU FATHURROKHMAN 75 3 3 5
73,33 BELUM TUNTAS
4 DEDE HIDAYAT 75 5 5 4
93,33 TUNTAS
5 DESY NURSETIYANI 75 3 4 4
73,33 BELUM TUNTAS
6 DIKI GINANJAR 75 4 4 5
86,67 TUNTAS
7 DINI YANTI OKTAVIYANI 75 3 4 3
66,67 BELUM TUNTAS
8 DUDI FEBRIAN 75 5 4 4
86,67 TUNTAS
9 ERI APRIANTO 75 5 4 5
93,33 TUNTAS
10 FADIYAH OKTAVIAN M 75 5 3 4
80,00 TUNTAS
11 FITRIANI SANTIKA 75 5 4 3
80,00 TUNTAS
12 GUGUN HERMAWAN 75 5 4 4
86,67 TUNTAS
13 HAMZAH MUHAJIRIN 75 4 4 5
86,67 TUNTAS
14 HERMAN HERMAWAN 75 4 4 5
86,67 TUNTAS
15 INDRIYANI 75 5 4 4
86,67 TUNTAS
16 IRPAN NURHADI 75 5 4 4
86,67 TUNTAS
17 JAJANG ABDUL ROHMAN 75 5 4 5
93,33 TUNTAS
18 LILIS AMELIAH 75 5 4 4
86,67 TUNTAS
19 MUHAMMAD JORDAN K 75 5 4 3
80,00 TUNTAS
20 NELLAM OCKTA Q 75 5 4 3
80,00 TUNTAS
21 NENDEN SITI R 75 4 4 4
80,00 TUNTAS
22 NENG GINA ROSALINDA 75 5 4 4
86,67 TUNTAS
23 NURHALIMAH 75 5 4 4 TUNTAS
Makalah Analisis paradigmatik Hal 37
86,67
24 NURUL IMANDA H 75 4 5 4
86,67 TUNTAS
25 SEPTI DIAH PATMAWATI 75 5 4 4
86,67 TUNTAS
26 TINA MARINA 75 4 4 4
80,00 TUNTAS
27 ULPAH ANUGRAH F 75 3 4 4
73,33 BELUM TUNTAS
28 UNANG AHMAD RIFAI 75 5 4 3
80,00 TUNTAS
29 WINDI AELANI 75 4 4 3
73,33 BELUM TUNTAS
30 WULAN SARI 75 4 4 4
80,00 TUNTAS
31 YOHANA 75 4 3 3
66,67 BELUM TUNTAS
32 YUSUF RIZQI MAULANA 75 5 4 5
93,33 TUNTAS
Nilai Tertinggi 5 5 5
93,33
T = 83,33 %
Nilai Terendah 3 3 3
66,67
BT = 16,67 %
Rata-rata 4,41
3,97
4,00
82,50
Aspek Yang Dinilai
Keterangan Nilai Pamulihan, 3 Oktober 2011 1. Mengambil ancang-ancang
5 = Sangat baik Guru,
2. Sikap kedua kaki ketika di udara.
4 = Baik
3. Mendarat dengan satu Kaki.
3 = Cukup
Dra. Yeni Suryani
2 = Kurang
1 = Sangat Kurang
DATA NILAI AKTIVITAS SISWA MATERI Gerakan Baling-Baling TIDAK MENGGUNAKAN MEDIA Tindakan Pembelajaran ke satu
kelas 9 D Tanggal
NO NAMA SISWA KKM
Aspek Yang Dinilai
Skor TUNTAS/BELUM TUNTAS
KET
1 2 3 Nilai
1 AHMAD DENI H 75
3 4 5
80,00 TUNTAS
2 AI SUKMAWATI 75
3 3 4
66,67 BELUM TUNTAS
3 DEDE MAHDAR SIDIQ 75
4 3 4
73,33 BELUM TUNTAS
Makalah Analisis paradigmatik Hal 38
4 DEDEN PERMANA 75
4 5 5
93,33 TUNTAS
5 EGI GINANJAR 75
4 5 5
93,33 TUNTAS
6 EKA RESTU FAUZY 75
5 5 4
93,33 TUNTAS
7 FIRMAN MAULANA 75
2 4 3
60,00 BELUM TUNTAS
8 HERNITA MARDIANA WATI 75
4 5 4
86,67 TUNTAS
9 INE ANGGRAENI 75
3 5 5
86,67 TUNTAS
10 IPA TINTIN SUHARTINI 75
3 4 4
73,33 BELUM TUNTAS
11 IPAH SRI RAHAYU 75
5 4 4
86,67 TUNTAS
12 JAJANG KOMARA 75
4 4 5
86,67 TUNTAS
13 JAJANG ROJAT 75
3 4 4
73,33 BELUM TUNTAS
14 JIMI NUGRAHA 75
4 4 4
80,00 TUNTAS
15 LINA FIRDAYATI 75
4 5 4
86,67 TUNTAS
16 NANDA LAULA ANGGRITA 75
3 4 4
73,33 BELUM TUNTAS
17 RAMDANI 75
4 5 4
86,67 TUNTAS
18 RIFKA NURHASANAH 75
5 4 4
86,67 TUNTAS
19 RIHAN PERMANA 75
4 5 5
93,33 TUNTAS
20 RIKA ANDRIYANI 75
4 4 3
73,33 BELUM TUNTAS
21 RINA HARTIANA 75
4 4 4
80,00 TUNTAS
22 RINI ROHAENI 75
4 4 4
80,00 TUNTAS
23 SANTI AFRIATI 75
3 4 4
73,33 BELUM TUNTAS
24 SITI NURLATHIFAH 75
3 4 4
73,33 BELUM TUNTAS
25 SUNANDAR 75
4 5 4
86,67 TUNTAS
26 TITA IRAWATI 75
4 5 5
93,33 TUNTAS
27 UMAR ABDUL HAKIM A.B 75
4 5 4
86,67 TUNTAS
28 WAHYU EKA PURNAMA 75
5 4 4
86,67 TUNTAS
29 YAN YAN HIDAYAT 75
4 4 4
80,00 TUNTAS
Makalah Analisis paradigmatik Hal 39
30 YANDI DARUSSAALAM Y 75
5 4 4
86,67 TUNTAS
31 YULIANTI 75
3 4 4
73,33 BELUM TUNTAS
Nilai Tertinggi 5 5 5
93,33
BT= 32,26
Nilai Terendah 2 3 3
60,00
T = 67,74
Rata-rata 3,81
4,29
4,16
81,41
Aspek Yang Dinilai
Keterangan Nilai 1. Mengambil ancang-ancang
5 = Sangat baik
2. Sikap kedua kaki ketika di udara.
4 = Baik 3. Mendarat dengan satu Kaki.
3 = Cukup
2 = Kurang
1 = Sangat Kurang
Pamulihan, 3 Oktober 2011
Guru,
Dra. YENI SURYANI
2.1.5 Langkah Penelitian di SMP Negeri 1 Tanjungsari
A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Tanjungsari
Jumlah siswa Seluruhnya : 912 siswa
Kelas yang diteliti : VII A dan VII B
Jumlah siswa : VII A = 36 Siswa
VII B = 36 Siswa
Jenis Kelamin : L = 51, P = 21
Rata Usia anak : 13 Tahun
Pelajaran : Pend. Kewarganegaraan
Peneliti : Aat Ruhiyat, S.Pd
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah : SMP NEGERI 1 TANJUNGSARI
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Makalah Analisis paradigmatik Hal 40
Kelas/semester : VII / I
Standar kompetensi : 2. Mendeskripskan makna proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
pertama
Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan makna proklamasi kemerdekaan
Alokasi waktu : 2 X 40 menit (2 X pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Diharapkan siswa dapat :
1.Menjelaskan secara singkat perjuangan bangsa Indonesia menjelang detik-detik
proklamasi kemerdekaan
2. Menjelaskan makna pentingnya kemerdekaan bagi bangsa Indonesia
3. Mendeskripsikaan pentingnya pewarisan semangat proklamasi kemerdekaan
B. Materi Pembelajaran
1. Perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan
2. Makna dan arti kemerdekaan bagi bangsa Indonesia
3. Pentingnya pewarisan semangat proklamasi kemerdekaan
C. Metode
Tanya jawab, diskusi, inkuiri, penugasan
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Strategi Pembelajaran/ Kegiatan belajar
No Kegiatan Belajar Waktu Ket
1.
2.
Pendahuluan
a. Apersepsi
Kesiapan kelas dalam pembelajaran ( absensi, kebersihan,
kelas dll)
b. Memotivasi
Penjajagan kesiapan belajar siswa dengan memberikan
pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan
c. Informasi kompetensi yang akan dicapai
Kegiatan Inti
a. Tanya jawab dan penjelasan tentang bangsa-bangsa yang pernah menjajah Indonesia dan sifat-sifat perjuangan bangsa
10 menit
60 menit
Makalah Analisis paradigmatik Hal 41
sebelum dan sesudah tahun 1908 b. Kajian pustaka dengan menelaah serbagai sumber (buku) yang
berisi tentang peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan c. Membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing terdiri dari
5 orang d. Masing-masing kelompok membahas pertanyaan yang berbeda
berdasarkan masalah yang telah disiapak guru e. Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah yang
temanya adalah peristiwa sekitar proklamasi dan makna proklamasi bagi bangsa Indonesia.
f. Masing-masing kelompok melaporkan secara tertulis hasil diskusi
3. Penutup
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil
diskusi
b. Post test sebagai unpan balik
c. Tindak lanjut dnegan pemberian tugas untuk
mempersiapkan diskusi minggu berikutnya.
10 menit
F. Penilaian
Penilaian dilakukan sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran. Penilaian tertulis dilaksanakan
setelah selesai pertemuan ke-2, sedangkan untuk pertemuan ke-1 penilaian lebih ditekankan melalui
kegiatan tanyan jawab di kelas, aktivitas siswa saat diskusi dan dalam melaksanakan tugas. Teknik
penilaian adalah tes tertulis berbentuk uraian berstruktur.
Indikator
Menguraikan perjuangan bangsa Indonesia dalammencapai kemerdekaan
Menjelaskan arti kemerdekaan bagi suatu bangsa
Menunjukkan pentingnya pewarisan semangat proklamasi kemerdekaan
Soal-soal Uraian
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat !
1.Jelaskan secara singkat tentang persitiwa-perisitiwa penting yang terjadi sekitar proklamasi
kemerdekaan !
2.Jelaskan makna pentingnya kemerdekaan bagi bangsa Indonesia !
Makalah Analisis paradigmatik Hal 42
3.Mengapa pewarisan semangat proklamasi kemerdekaan itu sangat penting bagi generasi muda ?
C. Proses Penelitian
Tanpa media pembelajaran
I. Perencanaan
Hasil refleksi awal sebelum penelitian ini dilakukan adalah terdapat permasalahan siswa dalam
belajar, yaitu verbalisme, pembelajaran monoton dan membosankan sehingga hasil belajar
kurang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut maka ditetapkan penggunaan media audio
visual dalam pembelajaran Pancasila sebagai idiologi bangsa dan dasar negara. Oleh karena itu
dalam perencanaan penelian ini telah dilakukan persiapan rencana pembelajaran (materi
pelajaran, alokasi waktu, metode, pendekatan, media, alat evaluasi dan lembar kerja siswa),
Menetapkan fokus observasi dan aspek-aspek yang akan diamati, meliputi siswa, guru dan
penggunaan media, menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi dan menetapkan
kreteria keberhasilan dalam upaya pemecahan masalah.
II. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1. Tes di kelas VIII A
Dilaksanakan tanggal 5 Oktober 2011 dengan indikator pencapaian siswa dapat :
1. Menguraikan sejarah proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara dan idiologi
Negara
2. Membandingkan Pancasila dengan idiologi lain,
3. Media audo visual yang digunakan adalah powerpoint
LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN TANPA MEDIA
Dilaksanaka pada tanggal 5 Oktober 2011 di kelas VIII A SMP Negeri 1 Tanjungsari Sumedang
jam pelajaran ke 1 dan 2
Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : 8 A
Semester : I
Standar Kompetensi : Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
KompetensiDasar : Menjelaskan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi negara
Indikator : Menjelaskan pengertian ideologi
Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara dan
ideologi Negara.
Menjelaskan proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.
Kegiatan Pendahuluan:
Makalah Analisis paradigmatik Hal 43
Dalam kegiatan pendahuluan guru melakukan :
Fase 1
a. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran
b. Berdoa bersama sebelum mulai belajar
c. Siswa di absen
d. Siswa disuruh menyiapkan alat tulis dan membuka buku-buku penunjang pembelaajran
Fase 2
Kegiatan Eksplorasi
Dalam kegiatan ini guru :
a. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas berkaitan dengan materi yang akan di
bahas,siswa mencari dari berbagai sumber.
b. Menggunakan beragam pendekatan dan media pemebelajaran.
Fase3.
Mengorganiasikan siswa dalam keompok-kelompok belajar.berdasarkan keseimbangan
kemampuan anak dalam proses belajar serta penentuan tempat diskusi anatar kelompok
Kegiatan elaborasi
Fase 4
Membimbing kelompok kerja dan belajar Serta mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemukan
anak dalam proses belajar baik sesama anggota kelompok maupun kepada guru
Fase 5
Evaluasi.
Melakukan penilaain atau tes yang dilakukan setelah proses kegiatan belajar selesai, dengan
tujuan untuk mengetahui dan mengukur tingkat ketercapain dari tujuan pembelajaran yang
telah dirancang sedemikian rupa.
Kegiatan konfirmasi
Fase 6
a. Memberikan umpan balik dalam penguatan pengetahuan melalui lisan maupun tulisan
b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai
sumber
c. Memberikan penghagaan. Atau pujian kepada anak yang telah mengikuti pembelajaran
dengan baik dan serius dan terutama kepada anak yang telah mampu menjawab pertanyaan
/ soal yang berkaitan dengan materi yang telah disampiakan.
Kegiatan penutup
Fase 7
Makalah Analisis paradigmatik Hal 44
a. Bersama siswa membuat rangkuman /kesimpulan hasil pembelajaran
b. Melakukan tes lisan atau tulisan
c. Melakukan reflesi terhadap hasil proses pembelajaran
d. Penugasan untuk minggu depan
e. Merencanakan tidak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial atau penugasan
III. Tahap Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hasil observasi pada
tes pertama menunjukkan siswakurang tertarik dengan pembelajaran yang tanpa
menggunakan audio visual. Terutama dalam materi ini
IV. Tahap refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar siswa pada tes awal, masih ditemukan
permasalahan, yaitu pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada siklus. kenyataan ini
masih cukup jauh / rendah dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 7.0. Ketuntasan belajar
secara klasikal tanpa menggunakan Media Pembelajaran LCD atau Power Point menunjukan
hasil 36,11 % dinyatakan tuntas dan 63,89 % belum tuntas. berarti belum mencapai 85 %
sebagai syarat ketuntasan kelas
Menggunakan Media Pembelajaran
Pelaksanaan di kelas VIII B
I. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada tes awal masih terdapat permasalahan hasil belajar siswa,
rendahnya hasil belajar siswa ditunjukkan dengan pencapaian daya serap mencapai 58,89. dan
terdapat 23 siswa yang belum tuntas. Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut maka strategi guru
dalam penggunaan media audio visual dalam pembelajaran perlu diperhatikan . Oleh karena itu
dalam perencanaan tes kedua direncanakan penggunaan media visual dengan sebaik-baiknya,
meliputi rencana pembelajaran (materi pelajaran, alokasi waktu, metode, pendekatan, media, alat
evaluasi dan lembar kerja siswa)
II. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tes kedua dilaksanakan tanggal 5 Oktober 2011 di kelas VIII B jam ke 3 dan 4 di SMP
Negeri 1 Tanjungsari Sumedang
LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
Makalah Analisis paradigmatik Hal 45
Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : 8 B
Semester : I
Standar Kompetensi : Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi negara
Indikator : Menjelaskan pengertian ideologi
Menguraikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara dan
ideologi Negara.
Menjelaskan proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.
Kegiatan Pendahuluan:
Dalam kegiatan pendahuluan guru melakukan
Fase 1
a. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran
b. Mengajukan beberapa pertanyaan yang mengaitkan dengan pengetahuan sebelumnya
c. Menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut dan
memotivasi siswa, memahami dan memknai suatu pristiwa penting tersebut
Fase 2
Kegiatan Ekplorasi
Dalam kegiatan ini guru :
a. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas berkaitan dengan materi yang akan di bahas,siswa
mencari dari berbagai sumber.
b. Menggunakan beragam pendekatan dan media pemebelajaran.
c. Menyajikan/menyampaikan informasi penting tentang pokok pembelajaran dengan cara siswa
diajak untuk memperhatikan dan menyimak potongan gambar dari slide tentang suatu Pristiwa
Proklamasi besertatokoh tokoh dalam peristiwa itu.
Fase 3.
Mengorganiasikan siswa dalam keompok-kelompok belajar.berdasarkan keseimbangan
kemampuan anak dalam proses belajar serta penentuan tempat diskusi anatar kelompok
Kegiatan Elaborasi
Fase 4
a. Membimbing kelompok kerja dan belajar Serta mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemukan
anak dalam proses belajar baik sesama anggota kelompok maupun kepada guru
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir, menganalisa dan menyelesaikan
masalah
c. Mefasilitasi siswa untuk membuat laporan resume secara kelompok
Makalah Analisis paradigmatik Hal 46
d. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas,diskusi untuk menggali gagasan baru baik
lisanmaupun tulisan
Fase 5
Evaluasi.
Melakukan penilaain atau tes yang dilakukan setelah proses kegiatan belajar selesai, dengan
tujuan untuk mengetahui dan mengukur tingkat ketercapain dari tujuan pembelajaran yang telah
dirancang sedemikian rupa.
Kegiatan Konfirmasi
Fase 6
a. Memberikan umpan balik dalam penguatan pengetahuan melalui lisan maupun tulisan
b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber
c. Memberikan penghagaan. Atau pujian kepada anak yang telah mengikuti pembelajaran dengan
baik dan serius dan terutama kepada anak yang telah mampu menjawab pertanyaan / soal yang
berkaitan dengan materi yang telah disampiakan.
Kegiatan penutup
Fase 7
a. Bersama siswa membuat rangkuman /kesimpulan hasil pembelajaran
b. Melakukan reflesi terhadap hasil proses pembelajaran
c. Merencanakan tidak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial atau penugasa
d. Mengolah hasil data yang didapat dari evaluasi sehingga menjadi data otentik hasil penelitian.
Data yang diperoleh sebelum pada proses pembelajaran tanpa menggunakan Media
Pembelajaran LCD atau Power Point menunjukan hasil 36,11 % dinyatakan tuntas dan 63,89 %
belum tuntas. Sementara setelah proses pembelajaran menggunakan media LCD dan Power
Point maka hasilnya cukup signifikan perbedaanya yaitu diperoleh anak yang tuntas mencapai
83,33% dan yang belum Tuntas mencapai 16,67 %.
III. Tahap Observasi
Hasil observasi pada tes kedua menunjukkan siswa lebih tertarik dengan pembelajaran yang
mengangkat permasalahan-permasalahan kehidupan, sehingga tidak membosankan.
IV. Tahap refleksi
Hasil observasi dan hasil belajar siswa pada tes kedua menunjukkan perbaikan baik hasil belajar
maupun proses belajar. Pada proses pembelajaran, tidak monoton. Data yang diperoleh
sebelum pada proses pembelajaran tanpa menggunakan Media Pembelajaran LCD atau Power
Point menunjukan hasil 36,11 % dinyatakan tuntas dan 63,89 % belum tuntas. Sementara
Makalah Analisis paradigmatik Hal 47
setelah proses pembelajaran menggunakan media LCD dan Power Point maka hasilnya cukup
signifikan perbedaanya yaitu diperoleh anak yang tuntas mencapai 83,33% dan yang belum
Tuntas mencapai 16,67 %.
D. Hasil Penelitian
TANPA MEDIA
Kelas
: VII A
Semester
1
Tahun Pelajaran : 2011/2012
No
No. Soal Scor yang diperoleh
Nilai
Ketuntasan
Ket Scor KKM 1 2 3 4 5 6 Tuntas
Belum
Nama 1 2 2 1 2 2 Tuntas
1 Nila 70 1 2 2 1 2 1 90 v
2 Imam M 70 1 2 2 1 2 1 90 v
3 Endah 70 1 2 1 1 2 1 80 v
4 Hasan 70 1 2 2 1 0 2 80 v
5 Noni 70 1 1 2 1 2 1 80 v
6 Ramidi 70 1 2 2 1 0 2 80 v
7 Anita 70 1 2 2 1 0 2 80 v
8 Ayu Andriani 70 1 2 1 1 2 0 70 v
9 Paliah 70 1 0 2 1 2 1 70 v
# Irfan 70 1 1 2 1 1 1 70 v
# Rahmat 70 1 2 2 1 0 1 70 v
# Gede Ardika 70 1 2 2 1 1 0 70 v
# Fajri H 70 1 2 1 2 1 0 70 v
# Ikbal 70 1 2 1 2 0 0 60 v
# Dwi Novita 70 0 0 2 1 2 1 60 v
# Riska Putra 70 1 2 0 1 2 0 60 v
# Reko 70 1 2 2 1 0 0 60 v
# Nyoman Triana 70 1 2 2 1 0 0 60 v
# Gianto 70 1 2 2 0 0 0 50 v
# Handayani 70 1 1 2 1 0 0 50 v
# Kiswantoro 70 1 2 1 1 0 0 50 v
# Novri 70 1 0 2 1 1 0 50 v
# Leni 70 1 2 1 1 0 0 50 v
# Yuli 70 1 2 1 1 0 0 50 v
# Riski Irawan 70 1 1 2 1 0 0 50 v
# Ardi S 70 1 2 2 0 0 0 50 v
# Ariska 70 1 1 2 1 0 0 50 v
# Neti Susanti 70 1 2 1 1 0 0 50 v
# Andri Purnomo 70 0 0 2 1 2 0 50 v
# Angga 70 1 1 2 1 0 0 50 v
# Serti 70 1 1 2 1 0 0 50 v
# Andri Sunandar 70 1 1 1 1 0 0 40 v
# Rezky Putra 70 1 1 0 1 1 0 40 v
Makalah Analisis paradigmatik Hal 48
# Andri Pranoto 70 1 2 0 0 0 0 40 v
# Candra F 70 1 1 1 0 0 0 30 v
# Oktavianto 70 1 1 1 0 0 0 30 v
Jumlah 13 23
TUNTAS 36,1
1%
BELUM TUNTAS 63,8
9%
Kesimpulan :
Sumedang, Oktober 2011
1 Tes dilaksanakan tanggal
05-Okt-11
Guru 2 Perlu perbaikan secara klasikal untuk soal no 5 dan 6
3
Perlu perbaikan secara Individu adalah siswa no urut 14=36
5 Keberhasilan klasikal/Daya serap
Aat Ruhiyat, S.Pd
MENGGUNAKAN MEDIA
Kelas
: VII b
Semester
: 1
Tahun Pelajaran 2011/2012
No No. Soal Scor yang diperoleh
Ketuntasan
Ket Scor KKM 1 2 3 Nilai
Tuntas Tidak
Nama 2 2 2 Tuntas
1 Abdul R 70 2 2 2 100,0 v
2 Imam M 70 2 2 2 100,0 v
3 Heri s 70 1 2 2 83,3 v
4 Salman 70 2 1 2 83,3 v
5 Fajri H 70 2 1 2 83,3 v
6 Dedi k 70 2 2 1 83,3 v
7 Ramdan 70 2 2 1 83,3 v
8 Anita 70 1 2 2 83,3 v
9 Irfan 70 2 2 1 83,3 v
10 Ikhsan 70 1 2 2 83,3 v
11 benny K 70 1 2 2 83,3 v
12 andre 70 1 2 2 83,3 v
13 Ariska 70 2 1 2 83,3 v
14 Herman 70 2 1 2 83,3 v
15 Ayu Andriani 70 1 2 2 83,3 v
16 Rd.Ayu 70 2 1 2 83,3 v
17 Sakir 70 2 1 2 83,3 v
18 Parman 70 2 1 2 83,3 v
19 Ardi S 70 2 1 2 83,3 v
20 Predy 70 1 2 2 83,3 v
21 Reza 70 1 2 2 83,3 v
22 Neti Susanti 70 2 2 1 83,3 v
Makalah Analisis paradigmatik Hal 49
23 Andri Sunandar 70 1 2 2 83,3 v
24 Oktavianto 70 2 1 2 83,3 v
25 Oemar K 70 2 1 2 83,3 v
26 Dwi Novita 70 1 2 2 83,3 v
27 Riski Irawan 70 1 2 2 83,3 v
28 Ratna G 70 1 2 2 83,3 v
29 Andri Purnomo 70 1 2 2 83,3 v
30 Riska Putra 70 2 2 1 83,3 v
31 Salim F 70 1 1 1 50,0 v
32 Nedi S 70 0 2 1 50,0 v
33 Yuli 70 0 2 1 50,0 v
34 Santosa 70 0 1 2 50,0 v
35 Yeni 70 0 1 1 33,3 v
36 Rezky Putra 70 0 1 1 33,3 v
30 6
TUNTAS 83,33%
BELUM TUNTAS 16,67%
Kesimpulan :
Sumedang, Oktober 2011
1 Tes dilaksanakan tanggal
05-Okt-11 Guru
2 Perlu perbaikan secara Individu, no urut 31 -36
Aat Ruhiyat, S.Pd
2.2 Data Hasil Penelitian secara keseluruhan.
Data yang didapat dari hasil penelitian di SMK Negeri 1 Sumedang, SMP Negeri 1 Ciamanggung,
SMP Negeri 1 Pamulihan dan SMP Negeri 1 Tanjungsari adalah sebagai berikut:
NO SEKOLAH
MENGGUNAKAN MEDIA
TIDAK MENGGUNAKAN MEDIA
KETERANGAN
TUNTAS BELUM TUNTAS
TUNTAS BELUM TUNTAS
1 SMK NEGERI 1 SUMEDANG 80,00% 20,00% 68,57% 31,43%
2 SMP NEGERI 1 CIMANGGUNG 80,95% 19,05% 61,90% 38,10%
3 SMP NEGERI 1 PAMULIHAN 83,33% 16,67% 67,74% 32,26%
4 SMPN NEGERI 1 TANJUNGSARI 83,33% 16,67% 36,11% 63,89%
JUMLAH 327,61% 72,39% 234,32% 165,68%
RATA-RATA 81,90 % 18,10% 58,58% 41,42%
Makalah Analisis paradigmatik Hal 50
Berdasarkan data yang didapatkan terdapat pengaruh yang signifikan antara menggunakan
media pembelajaran dengan yang tidak menggunakan media pembelajaran, Ketuntasan belajar
apabila menggunakan media pembelajaran mencapai 81,90 % apabila tidak menggunakan
media hanya 58,58 % maka ada peningkatan sebesar 23,32%.
BAB III
KESIMPULAN, SARAN DAN ALUR PARADIGMATIK
3.1 Kesimpulan
Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu pengajar dalam
menyampaikan materi pelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi, daya pikir dan
pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas atau
dipertahankan perhatian peserta didik terhadap materi yang sedang dibahas (Munir, 2008:138).
Keterserapan informasi dalam proses pendidikan menurut Ruth Laufter (1979) dalam
Endang (2010 :62) adalah sebagai berikut: 20 % mendengar saja, 50 % mendengar dan melihat, 70
Makalah Analisis paradigmatik Hal 51
% mendengar, melihat dan mendiskusikan, 90 % mendengar, melihat, mendiskusikan dan
melakukan. Untuk itu sangatlah tepat kalau para pendidik dalam menyampaikan pelajaran
menggunakan alat bantu pengajaran yang bisa disebut alat peraga atau media pendidikan.
Penggunaan media pembelajaran apabila tidak tepat dalam pemilihan maka tidak akan
berdampak posistif terhadap prestasi belajar peserta didik, sehingga media belajar merupakan
alat bantu mengajar bulan merupakan alat ganggu mengajar.
Berdasarkan data yang didapatkan terdapat pengaruh yang signifikan antara
menggunakan media pembelajaran dengan yang tidak menggunakan media pembelajaran,
Ketuntasan apabila menggunakan media pembelajaran mencapai 89,44% apabila tidak
menggunakan media hanya 60,96% maka ada peningkatan sebesar 28,48%.
Pembelajaran E-Learning merupakan langkah terobosan baru yang sangat populer
beberapa tahun ini meskipun konsepnya sudah lama dimunculkan sebelumnya. Terminologi e-
learning banyak dikemukakan diberbagai sudut pandang, namun pada intinya mengarah pada
pengertian yang sama yaitu pembelajaran dunia maya (virtual learning) atau pembelajaran jarak
jauh (distance learning). E-learning merupakan metode mangajar untuk mengantisipasi
kelemahan dari pembelajaran tradisional yang mengharuskan tatap muka yang dibatasi oleh
ruang dan waktu. Dengan pembelajaran yang tidak dibatasi ruang dan waktu akan mengakibatkan
hubungan antara peserta didik dan pengajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
3.2 Saran
1. Perlunya revitalisasi pelatihan guru mutu guru tentang penggunaan dan pemilihan media
yang tepat sehingga peserta didik akan lebih termotivasi yang berdampak pada peningkatan
prestasi belajar peserta didik.
2. Perlu memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dan bukan untuk
meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata.
3. Sebaiknya perlu penelitian lebih lanjut tentang media pembelajaran sehingga akan
berkelanjutan yang mengarah peningkatan mutu pembelajaran.
3.3 Alur Paradigmatik
Analisis paradigmatik dalam penelitian pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi
belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
NORMAL SAINS
Dalam proses belajar mengajar seorang guru hanya menggunakan metode ceramah saja maka peserta didik akan mengalami kesulitan dalam belajar sehingga dengan sendirinya prestasi belajar akan menurun “Endang (2010:50)
Media pendidikan adalah “ alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pendidikan serta pengajaran disekolah”. Oemar Hamalik (1982:23)
Makalah Analisis paradigmatik Hal 52
ENIGMA
1. Meskipun sudah menggunakan media pembelajaran masih asaja terdapat siswa yang
belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal sehingga dintaan belum tuntas
2. Ketika sedang menjelaskan materi peserta didik masih ada yang tidak menyimak
materi pembelajaran meskipun sudah menggunakan media
KRISIS
1. Prestasi peserta didik rendah karena media pembelajaran dengan
menggunakan papan tulis yang kurang tepat. Kecenderungan adalah
penggunaan papan tulis yang kacau. Peserta didik tidak tahu apa sebenarnya
yang dibahas, karena guru terlalu sibuk menulis dan membuat ilustrasi di
papan tulis yang kadang-kadang sulit ditangkap peserta didik dan tidak
disimpulkan.
2. Guru tidak menggunakan alat bantu mengajar sehingga yang dilakukan
hanyalah ceramah dan ceramah saja.
3. Berdasarkan perkembangan teknologi banyak guru yang ketinggalan dalam
teknologi informasi sedangkan peserta didik sudah terlebih mengetahui
terutama yang berhubungan dengan media pembelajaran.
ANOMALI
1. Dalam pembelajaran peserta didik mengalami kesulitan menerima materi belajar
apabila guru hanya menggunakan metode cermah saja.
Makalah Analisis paradigmatik Hal 53
PARDIGMA BARU
Media Pembelajaran e-learning
Dalam proses pembelajaran yang tradisional ada keterbatasan karena berbasis
tatap muka yang dibatasi oleh ruang dan waktu; maka e-learning hadir untuk
mengantisipasinya. Dengan pembelajaran yang tidak dibatasi ruang dan waktu
sehingga hubungan sehingga hubungan antara peserta didik dan pengajar bisa
dilakukan kapan saja dan dimana saja.
REKONSTRUKSI
1. Perlunya revitalisasi pelatihan guru yang secara khusus dititikberatkan untuk
memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dan bukan
untuk meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata;
2. Perlunya mekanisme kontrol penyelenggaraan pelatihan guru untuk
memaksimalkan pelaksanaannya;
3. Perlunya adanya pelatihan guru tentang media pembelajaran dibidang teknologi
informasi
4. Perlunya upaya-upaya alternatif yang mampu meningkatkan kesempatan dan
kemampuan para guru dalam penguasaan materi pelajaran;
5. Perlunya tolok ukur (benchmark) kemampuan profesional sebagai acuan
pelaksanaan pembinaan dan peningkatan mutu guru;