67 bab iii metodologi penelitian a. metode...
TRANSCRIPT
67
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dan tujuan serta kegunaan yang sangat penting dalam sebuah
penelitian. Sukmadinata (2009:52) mengemukakan bahwa metode penelitian
merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh
asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pernyataan
dan isu-isu yang dihadapi.
Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan, sedangkan penelitian merupakan sarana untuk mencari kebenaran. Pada
dasarnya penelitian adalah upaya mengumpulkan data yang akan dianalisis.
Pendekatan model penelitian dibedakan atas metode kualitatif dan metode
kuantitatif.
Berdasarkan permasalahan yang dikaji, penelitian ini bertujuan untuk
menguji efektivitas penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk
meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
tentang membaca di Sekolah Dasar, maka pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen
kuasi. Menurut Sukmadinata (2009:59) menjelaskan bahwa eksperimen kuasi
67
68
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bukan merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni, seolah-olah murni atau
biasa disebut dengan eksperimen semu. Pendekatan kuantitatif yang merupakan
suatu strategi yang paling efektif untuk menguji suatu model pendekatan. Hasil
dari kegiatan eksperimen ini tentunya akan terlihat jelas, sehingga variabel-
variabel yang diselidiki dapat dimanfaatkan atau malah sebaliknya tidak
bermanfaat jika diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
B. Desain Penelitian
Model desain penelitian eksperimen kuasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model desain penelitian nonequivalent (pretest-posttest)
control-group design John W. Creswell (2009:242). Desain ini dipilih peneliti
bahwa dalam rancangan ini, kelompok eksperimen (A) dan kelompok kontrol (B)
diseleksi tanpa prosedur penempatan acak (without random as signment). Pada
dua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan pre-test dan post-test, hanya
kelompok eksperimen (A) saja yang ditreatment. Adapun rancangan penelitian
non equivalent (pretest-posttest) control-group design dapat dilihat dalam bentuk
sebagai berikut:
Nonequivalent (Pretest-Posttest) Control-Group Design
Group Pretest Trectment Posttest
A O X O
B O O
Dimana:
69
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
A Kelompok eksperimen
B Kelompok kontrol
O Tes awal (pretest) sama dengan tes akhir (posttest).
X Pembelajaran bahasa Indonesia membaca dengan model
pembelajaran berbasis masalah.
Berdasarkan fokus pembahasan dalam penelitian ini, yakni pengaruh
model pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan kemampuan
membaca siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri 012 Lipatkain Kecamatan
Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kuasi eksperimen.
“Kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen, perbedaannya terletak
pada penggunaan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti
menerima keadaan subjek seadanya.” (Ruseffendi, 2005:52)
Keadaan demikian sering terjadi, seorang kepala sekolah berkeberatan
terhadap diadakannya suatu penelitian disebabkan karena ia berkeberatan bila
siswa-siswanya di acak-acak. Maksudnya, siswa-siswanya dikelompokkan secara
acak ke dalam kelompok kelompok baru Dengan demikian cara ini merupakan
cara yang paling cocok bila dalam penelitian percobaan (eksperimen)
pengelompokan siswa secara acak tidak diperbolehkan.
70
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Oleh karena itu untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok
kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan metode kuasi eksperimen ini. Ciri
utama kuasi eksperimen adalah dengan tidak dilakukannya penugasan random,
melainkan melakukan pengelompokkan subjek penelitian berdasarkan kelompok
yang telah terbentuk sebelumnya.
C. Subjek Penelitian
Berdasarkan metode kuasi eksperimen yang ciri utamanya adalah tanpa
penugasan random dan menggunakan kelompok yang sudah ada, maka peneliti
menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada sebagai subjek penelitian. Jadi
peneliti tidak mengambil sampel dari anggota populasi secara individu tetapi
dalam bentuk kelas. Alasannya karena apabila pengambilan sampel secara
individu dikhawatirkan situasi kelompok penelitian menjadi tidak alami.
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri 012 Lipatkain Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar tahun ajaran
2011/2012 berjumlah 44 orang tersebut ditentukan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelas Vb berjumlah 22 orang,
sedangkan kelompok kontrol adalah kelas Va berjumlah 22 orang.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah:
71
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Peneliti menerima keadaan subjek apa adanya dari dua kelompok dari
subjek penelitian yang tersedia, yaitu dari masing-masing kualifikasi
satu sekolah yang mempunyai dua kelas/rombel, selanjutnya subjek
yang dipilih masing-masing sebagai kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
2. Memberikan pelatihan kepada guru tentang model pembelajaran
berbasis masalah, dan membuat kesepakatan bahwa pembelajaran
dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan, peneliti bertugas sebagai
observer dan patner guru serta pembelajaran dilaksanakan sesuai jadwal
yang direncanakan.
3. Setiap kelompok diberikan pre-test untuk melihat apakah ada perbedaan
kemampuan membaca siswa dalam pembelajaran membaca antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol kemudian menentukan
nilai rata-rata dengan uji perbedaan (uji perbedaan dua rata-rata).
4. Memberikan perlakuan kepada tiap-tiap kelompok, model pembelajaran
berbasis masalah diberikan kepada kelompok eksperimen dan model
pembelajaran konvensional diberikan kepada kelompok kontrol.
5. Tahap selanjutnya kepada setiap kelompok diberikan post-tes untuk
mengetahui kemampuan membaca siswa dalam pembelajaran
membaca.
72
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6. Menggunakan uji t, untuk mengetahui perbedaan peningkatan
kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran membaca
antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Oleh karena itu untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok
kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan metode kuasi eksperimen ini. Ciri
utama kuasi eksperimen adalah dengan tidak dilakukannya penugasan random,
melainkan melakukan pengelompokkan subjek penelitian berdasarkan kelompok
yang telah terbentuk sebelumnya.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun tempat atau lokasi yang digunakan pada penelitian ini adalah di
Sekolah Dasar Negeri 012 Lipatkain Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten
Kampar. Penelitian ini difokuskan pada kelas Vb sebagai kelas eksperimen, dan
kelas Va sebagai kelas kontrol. Proses pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan
oleh guru kelas yang mengajar di sekolah tersebut, sedangkan peneliti bertindak
sebagai observer. Alasan pemilihan lokasi tersebut antara lain:
1. Sekolah tersebut dipandang dari letak georafisnya terletak di
ibukota Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.
2. Peneliti sebagai guru di Sekolah Dasar Negeri 007 Padang Sawah
Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar sudah terjalin hubungan
yang baik dengan kepala sekolah dan guru-guru di sekolah tersebut.
73
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif
kepada semua pihak, khususnya Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten
Kampar.
Waktu penelitian direncanakan selama + 8 (delapan) bulan, yang
dimulai dari proses pembuatan proposal dilanjutkan seminar proposal,
penelitian dilapangan serta penyusunan karya tulis berbentuk tesis dan
ujian tahap I dan II.
Selanjutnya waktu penelitian dilapangan direncanakan selama satu
bulan dalam 3 (tiga) kali pertemuan yang masing-masing pertemuan 2 x
35 menit. Materi tersebut merujuk pada kurikulum 2006 mata pelajaran
bahasa Indonesia tentang “Standar Kompetensi memahami teks membaca
sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak” dengan
“Kompetensi Dasar yaitu membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan
membaca sekilas” dijelaskan pada Tabel 3.1. berikut ini.
Tabel 3.1. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar
Membaca Pemahaman Siswa Kelas V Sekolah
Dasar.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
7.Memahami teks membaca
sekilas, membaca memindai,
dan membaca cerita anak
7.1.Membandingkan isi dua teks
yang dibaca dengan
membaca sekilas.
E. Prosedur Penelitian
1. Alur Penelitian:
Studi Pendahuluan
Perumusan Masalah
Studi Literatur/Kajian teori
74
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Tahap Pendahuluan
1) Melaksanakan seminar proposal dan perbaikan serta revisi hasil
seminar.
2) Mengadakan observasi kesekolah yang ditunjuk sebagai tempat
penelitian.
3) Mengurus surat izin penelitian.
3. Tahap Persiapan
1) Membuat persipan mengajar atau rencana pembelajaran (RPP).
Penyusunan Instrumen Tes Hasil Belajar
(Kognitif,Afektif,Psikomotor)
Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar
Tes Awal
Pembelajaran Konvensional
MP.Bahasa Indonesia Membaca
Pembelajaran Berbasis Masalah
MP. Bahasa Indonesia Membaca
Tes Akhir
Observasi
Keterlaksanaan Model
Pengolahan data dan Analisis Data
Kesimpulan
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Pembahasan
75
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Membuat alat pengumpul data berupa tes objektif berbentuk tes
pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban, digunakan untuk
mengukur kemampuan membaca siswa dalam pembelajaran
membaca, seperti terlampir pada lampiran B.1.
3) Melakukan analisis pengujian tingkat kesukaran, daya pembeda
soal, indek validitas dan reliabilitas instrumen bersama dua orang
dosen pembimbing, seperti terlampir pada lampiran C.1
4) Menyusun format observasi aktivitas siswa dan guru, seperti
terlampir pada lampiran E.1. dan E.2.
5) Studi dokumentasi mengenai materi bahasa Indonesia membaca
yang diajarkan dan masalah yang biasanya muncul pada saat
pembelajaran, seperti terlampir pada lampiran F.1.
4. Tahap Pelaksanaan
6) Mengadakan pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui kemampuan awal siswa, seperti terlampir pada
lampiran E.1.
1) Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal dan materi
pelajaran untuk kelas eksperimen menggunakan model
76
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol pembelajaran
menggunakan model pembelajaran konvensional.
2) Melaksanakan pos-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan masing-
masing kelas setelah diadakan proses pembelajaran.
5. Tahap Penyelesaian
1) Menganalisis dan mengolah data.
2) Menyusun laporan penelitian.
F. Pengembangan Instrumen Penelitian
a. Instrumen Penelitian
Tayipnapis (2008:102) mengemukakan bahwa instrumen ialah alat
untuk merekam informasi yang akan dikumpulkan. Untuk memperoleh
data dalam penelitian ini dikembangkan dua jenis instrumen yaitu tes dan
nontes. Tes untuk mengukur kemampuan membaca siswa dalam
pembelajaran membaca, sedangkan instrumen nontes berupa observasi dan
angket untuk guru untuk mengetahui respon guru kelas terhadap
pembelajaran membaca dengan menggunakan pembelajaran berbasis
masalah.
77
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Uji coba instrumen pada penelitian ini dilakukan pada kelas V
Sekolah Dasar Negeri 001 Lipatkain Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten
Kampar yang berjumlah sebanyak 28 (dua puluh delapan) responden. Uji
coba instrumen ini dilakukan adalah untuk melihat validitas butir tes,
reliabilitas butir tes, daya pembeda butir tes dan tingkat kesukaran butir
tes, efektivitas option soal selanjutnya data hasil uji coba instrumen
kemudian dianalisis. Setiap instrumen penelitian ini selanjutnya dibahas
sebagai berikut:
1) Instrument Tes
Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur
efektivitas model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan
kemampuan membaca, maka instrumen yang digunakan adalah berupa tes.
Penggunaan instrumen tes dalam penelitian ini adalah tes pada tingkat
kesulitan kognitif yaitu membaca membandingkan dua teks bacaan dengan
tema yang sama, sedangkan landasan pembuatan tes pemamahan bacaan
dalam penelitian ini adalah mengacu pada ranah kognitif berdasarkan teori
taksonomi Bloom yang dikembangkan oleh Harjasujana dan Mulyati
(dalam Hernawan, 2009:87-89) mengemukakan bahwa kemampuan
membaca merupakan kemampuan kognisi.
Pengukuran kemampuan membaca yang berkaitan dengan ranah
kognitif merupakan alterenative yang baik untuk menjadi landasan
78
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembuatan tes pemamahan bacaan sebelum dan setelah proses belajar
mengajar.
Pertanyaan dalam instrument tersebut berupa pertanyaan; ingatan
(K1), terjemahan (K2), interpretasi (K3), aplikasi (K4), dan analisis (K5),
sedangkan sintesis (K6), dan evaluative (K7) tidak digunakan dalam tes
pemahaman bacaan pada penelitian ini. Bentuk tes yang digunakan adalah
tes pemahaman bacaan yang dibuat berbentuk tes objektif berbentuk tes
pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban, yang memuat aspek-aspek
kemampuan membaca pemahaman dengan maksud agar dapat melihat
kemampuan ingatan, terjemahan, interpretasi, aplikasi, dan analisis dalam
proses menjawab soal tes, untuk lebih jelasnya kisi-kisi tes pemahaman
bacaan pada Tabel 3.2. berikut ini.
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Pemahaman Bacaan
No.TPB Jenjang Kesulitan Kognitif dan Nomor Pertanyaan JUMLAH
SOAL (K1) (K2) (K3) (K4) (K5)
TPB I 3, 8 2, 7 1, 6 4, 9 5, 10 10
TPB II 11, 17 18, 16 12, 15 14, 19 13, 20 10
TPB III 23, 30 27, 24,
29
22, 25 21 26, 28 10
JUMLAH 30
Penyusunan tes, diawali dengan penyusunan kisi-kisi yang
mencakup kompetensi dasar, indikator, aspek yang diukur beserta skor
penilaiannya dan nomor butir soal. Setelah membuat kisi-kisi soal,
79
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dilanjutkan dengan menyusun soal beserta kunci jawabannya dan aturan
pemberian skor untuk masing-masing butir soal.
Bahan tes disesuaikan dengan indikator-indikator kemampuan
pemahaman bacaan yang digunakan pada penelitian ini, yaitu menarik
kesimpulan tentang kemampuan ingatan, terjemahan, interpretasi, aplikasi,
dan analisis,
Adapun pemberian skor untuk soal-soal pemahaman bacaan
mengikuti pedoman dari Arikunto (2009:76), dapat dilihat pada Tabel 3.3.
berikut ini.
Tabel 3.3. Pemberian Skor Soal-soal Bentuk Objektif
Respon Siswa terhadap Soal Skor
Tidak ada jawaban/item yang dijawab tidak sesuai dengan
pertanyaan/item yang dijawab salah
0
Ada jawaban/item yang dijawab sesuai dengan pertanyaan/
item yang dijawab benar
1
Adanya sebuah pedoman pemberian skor dimaksudkan agar
terjadinya sebuah hasil yang obyektif karena pada setiap langkah jawaban
yang dinilai pada jawaban siswa selalu berpedoman pada patokan yang
jelas sehingga mengurangi kesalahan pada penilaian.
2) Lembaran Observasi
“Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan” (Riduwan,
80
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2010:30). Sukmadinata, (2009:220) menyatakan bahwa observasi
(obsevation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung.
Pada penelitian ini lembaran observasi digunakan untuk mengukur
aktivitas siswa dan aktivitas guru, yang diamati oleh peneliti sebagai
observar selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
3) Bahan Ajar
Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini dirancang
sesuai dengan kurikulum sekolah yang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia
kelas V semester II tentang: “Standar Kompetensi memahami teks
membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak” dengan
“Kompetensi Dasar yaitu membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan
membaca sekilas” sehinggga diharapkan siswa mencapai kompetensi
pemahaman bacaan yang relevan dengan materi yang dipelajari, selain itu
bahan ajar yang dikembangkan, dikemas dan di desain dalam bentuk
sajian pembelajaran berbasis masalah supaya kemampuan membaca
pemahaman siswa dapat berkembang dengan baik, selain itu bahan ajar
disusun supaya siswa dapat beraktivitas yang mengarah pada kompetensi
yang diharapkan.
1) Kegiatan Pembelajaran
81
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah mengkaji apakah
terdapat dampak yang berbeda terhadap kemampuan membaca
pemahaman siswa antara siswa yang memperoleh model pembelajaran
berbasis masalah dengan siswa yang memperoleh model pembelajaran
konvensional.
b. Analisis Instrumen Penelitian
Untuk keperluan pengumpulan data penelitian ini dibutuhkan suatu
instrumen berupa tes yang baik yaitu memenuhi kriteria validitas tinggi,
reliabilitas tinggi, daya pembeda yang baik dan tingkat kesukaran yang
sedang. Untuk mengetahui karakteristik kualitas tes yang digunakan
tersebut diuji coba untuk mendapatkan gambaran validitas, reliabilitas,
daya pembeda dan tingkat kesukarannya dengan klasifikasi soal tes
kemampuan membaca pemahaman siswa.
1) Validitas Butir Soal
Menurut Gronlund, Norman E. 1985 (dalam Djiwandono
2008:164) bahwa validitas diartikan sebagai kesesuaian interpretasi hasil
tes dari pada tes sebagai alat evaluasi, namun secara lebih praktis dan
sederhana validitas itu dikaitkan dengan kesesuaian tes sebagai alat ukur
dengan sasaran pokok yang perlu diukur.
82
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pendapat ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2009:69-72)
bahwa sebuah tes memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium,
dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran dalam
penelitian ini adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan
oleh Pearson adalah:
Dimana:
𝑟𝑥𝑦 = koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan.
Selanjutnya Arikunto (2009:75) mengemukakan nilai 𝑟𝑥𝑦 diartikan
sebagai koefisien validitas, sehingga kriteriumnya adalah sebagai berikut:
0,800 ≤ 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,600 ≤ 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,800 validitas tinggi (baik)
0,400 ≤ 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,600 validitas sedang (cukup)
0,200≤ 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,400 validitas rendah (kurang), dan
0,000 ≤ 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,200 validitas sangat rendah.
83
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Perhitungan korelasi Pearson dilakukan dengan bantuan program
Microsoft Office Excel 2007 dan statistik SPSS versi 19, perhitungan
lengkap untuk perhitungan signifikasi dan derajat validitas disajikan,
seperti terlampir pada lampiran D.1 dan D.2.
Gambaran hasil perhitungan signifikasi dan derajat validitas butir
soal dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut ini.
Tabel 3.4. Perhitungan Validitas Tes Pemahaman Bacaan
No.
Soal
Korelasi Interpretasi
Validitas
Signifikansi No.
Soal
Korelasi Interpretasi
Validitas
Signifikansi
1 0,423 Sedang Signifikan 16 0,494 Sedang Signifikan
2 0,430 Sedang Signifikan 17 0,490 Sedang Signifikan
3 0,528 Sedang Signifikan 18 0,498 Sedang Signifikan
4 0,509 Sedang Signifikan 19 0,447 Sedang Signifikan
5 0,506 Sedang Signifikan 20 0,458 Sedang Signifikan
6 0,468 Sedang Signifikan 21 0,563 Sedang Signifikan
7 0,622 Tinggi Signifikan 22 0,444 Sedang Signifikan
8 0,432 Sedang Signifikan 23 0,509 Sedang Signifikan
9 0,528 Sedang Signifikan 24 0,509 Sedang Signifikan
10 0,523 Sedang Signifikan 25 0,420 Sedang Signifikan
11 0,654 Tinggi Signifikan 26 0,480 Sedang Signifikan
12 0,456 Sedang Signifikan 27 0,475 Sedang Signifikan
13 0,452 Sedang Signifikan 28 0,455 Sedang Signifikan
14 0,528 Sedang Signifikan 29 0,581 Sedang Signifikan
15 0,456 Sedang Signifikan 30 0,472 Sedang Signifikan
Dari 30 soal yang digunakan untuk menguji kemampuan
pemahaman bacaan tersebut berdasarkan kriteria validitas tes dari
Arikunto (2009:75) diperoleh 28 soal yang mempunyai validitas sedang,
dan 2 soal sisanya yang mempunyai validitas tinggi atau baik. Artinya
84
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tidak semua soal mempunyai validitas yang baik. Begitu juga kriteria
signifikansi dan korelasi pada tabel di atas terlihat 30 soal yang signifikan
atau valid.
2) Reliabilitas Butir Soal
Reliabilitas dimaksudkan untuk melihat keajegan hasil tes. “Suatu
tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap”. (Arikunto, 2009:86).
Adapun cara menghitung koefisien reliabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah cara Cronbach Alpha. Hal ini berdasarkan pada
pendapat Ruseffendi (2005:161) yang menyatakan bahwa untuk
menghitung koefisien reliabilitas pada bentuk soal yang memiliki jawaban
beraneka ragam, seperti: Soal tes yang dibuat berbentuk tes objektif
berbentuk tes pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban
menggunakan cara Cronbach Alpha dan pendapat dengan Arikunto
(2009:109) yang menyatakan bahwa untuk mencari reliabilitas tes
berbentuk tes objektif berbentuk tes pilihan ganda dengan empat alternatif
jawaban menggunakan rumus Alpha. Rumus tersebut adalah:
Keterangan
𝑟11 = Reliabilitas instrumen
2
2
11 1.1
t
i
k
kr
85
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
k = Banyaknya item
b2 = Jumlah varians item
t2
=
Varians total
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, untuk melihat
reliabilitas tes kemampuan membaca pemahaman siswa menggunakan
rumus Alpha. Sedangkan untuk menginter-pretasikan harga koefisien
reliabilitas tersebut mengacu pada katagori yang diajukan J.P. Guilford
(dalam Erman 2003:139), dengan ketentuan sebagai berikut:
𝑟11 ≤ 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤ 𝑟11 < 0,40 derajat reliabilitas rendah
0,40 ≤ 𝑟11 < 0,70 derajat reliabilitas sedang
0,70 ≤ 𝑟11 < 0,90 derajat reliabilitas tinggi
0,90 ≤ 𝑟11 < 1,00 derajat reliabilitas sangat tinggi.
Perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan bantuan
program Microsoft Office Excel 2007 dan statistik SPSS versi 19,
perhitungan lengkap untuk perhitungan signifikasi dan derajat validitas
disajikan, seperti terlampir pada lampiran D.3.
Gambaran hasil perhitungan koefisien reliabilitas dan derajat
reabilitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.5. berikut ini.
Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Tes
Pemahaman Bacaan
86
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Soal R
Kriteria
Keterangan Sedang Tinggi
Sangat
Tinggi
Tes Pemahaman
Bacaan 0,888 √ Reliabel
Dengan melihat Tabel 3.5. di atas dapat dinyatakan bahwa semua
soal reliabel, dan dapat digunakan sebagai instrumen pengumpulan data
dalam penelitian ini.
3) Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal menurut Erman (2003:169) bahwa soal
yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha siswa untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar
akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya, selanjutnya
derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang
disebut indeks kesukaran (difficulty index). Bilangan tersebut adalah
bilangan real pada interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal
dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu
sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut
terlalu mudah.
Analisis ini dilakukan perhitungan untuk mengetahui tingkat
kesukaran setiap butir soal yang akan digunakan dalam menentukan
87
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
apakah butir soal itu termasuk kedalam kelompok soal mudah, soal
sedang, soal sukar. Setelah diperoleh nilai tingkat kesukaran atau indeks
kesukaran soal, selanjutnya pada penelitian ini diinterpretasikan dengan
mengacu pada ketentuan yang diajukan Erman (2003:170) indeks
kesukaran dalam penilaian ini diberi simbol IK (Indeks Kesukaran) butir
soal yaitu dengan Rumus:
𝑰𝑲 =𝑱𝑩𝑨 + 𝑱𝑩𝑩
𝑱𝑺𝑨 + 𝑱𝑺𝑩
Di mana :
IK = indeks kesukaran
JB𝐴 = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
JB𝐵 = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
JS𝐴 = jumlah siswa kelompok atas (higher group atau upper group)
JS𝐵 = jumlah siswa kelompok bawah (lower group)
Menurut Erman (2003:170) ketentuan yang sering diikuti,
klasifikasi indeks kesukaran yang paling banyak digunakan adalah sebagai
berikut:
IK = 0,00 soal terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 soal sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 soal sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 soal mudah
IK = 1,00 soal terlalu mudah
88
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Perhitungan indeks kesukaran dilakukan dengan bantuan program
Microsoft Office Excel 2007, perhitungan lengkap untuk indeks kesukaran
tes pemahaman bacaan disajikan, seperti terlampir pada lampiran D.7.
Gambaran hasil perhitungan indeks kesukaran butir soal dapat
dilihat pada Tabel 3.6. berikut ini.
Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Tes
Pemahaman Bacaan
Nomor
Soal
Indeks
Kesukaran
Interpretasi Nomor
Soal
Indeks
Kesukaran
Interpretasi
1 0,71 Mudah 16 0,64 Sedang
2 0,43 Sedang 17 0,79 Mudah
3 0,79 Mudah 18 0,71 Mudah
4 0,79 Mudah 19 0,64 Sedang
5 0,79 Mudah 20 0,21 Sukar
6 0,57 Sedang 21 0,64 Sedang
7 0,57 Sedang 22 0,21 Sukar
8 0,57 Sedang 23 0,79 Mudah
9 0,79 Mudah 24 0,50 Sedang
10 0,64 Sedang 25 0,71 Mudah
11 0,64 Sedang 26 0,64 Sedang
12 0,79 Mudah 27 0,21 Sukar
13 0,57 Sedang 28 0,64 Sedang
14 0,79 Mudah 29 0,57 Sedang
15 0,79 Mudah 30 0,79 Mudah
Dari Tabel 3.6. di atas dapat dilihat bahwa untuk soal yang
mengukur kemampuan pemahaman bacaan siswa yang terdiri dari 30 soal
tes, terdapat 3 soal yang memiliki tingkat kesukaran sukar yaitu soal
nomor 20, 22 dan 27; 14 soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang
yaitu soal nomor 2, 6, 7, 8, 10,11, 13, 16, 19, 21, 24, 26, 28 dan 29; serta
13 soal lainnya memiliki tingkat kesukaran yang mudah yaitu soal nomor
1, 3, 4, 5, 9, 12, 14,15, 17,18, 23,25, dan nomor 30.
89
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4) Daya Pembeda
Analisis pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
perhitungan daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana soal ini dapat membedakan antara siswa yang berada pada kelompok
atas dan siswa yang berada pada kelompok bawah, Erman (2003:160)
mengemukakan rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:
𝑫𝑷 =𝑱𝑩𝑨−𝑱𝑩𝑩
𝑱𝑺𝑨 atau 𝑫𝑷 =
𝑱𝑩𝑨−𝑱𝑩𝑩
𝑱𝑺𝑩
Di mana :
DP = Daya pembeda
JB𝐴 = Jumlah benar untuk kelompok atas
JB𝐵 = Jumlah benar untuk kelompok bawah
JS𝐴 = Jumlah siswa kelompok atas (higher group atau upper group)
JS𝐵 = Jumlah siswa kelompok bawah (lower group)
Demikian juga untuk nilai daya pembeda diinterpretasikan dengan
mengacu pada ketentuan yang diajukan Erman (2003:161) dengan
klasifikasi daya pembeda adalah:
DP ≤ 0,00 sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 baik
0,70 < DP ≤ 1,00 sangat baik
90
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Perhitungan daya pembeda dilakukan dengan bantuan program
Microsoft Office Excel 2007, perhitungan lengkap untuk daya pembeda tes
pemahaman bacaan disajikan, seperti terlampir pada lampiran D.8.
Dari hasil perhitungan, diperoleh daya pembeda tiap butir soal
yang kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi daya pembeda, yang
secara terinci disajikan pada Tabel 3.7. dibawah ini.
Tabel 3.7. Daya Pembeda Tiap Butir Soal Pemahaman Bacaan
Nomor
Soal
Daya
Pembeda
Interpretasi Nomor
Soal
Daya
Pembeda
Interpretasi
1 0,57 Baik 16 0,71 Sangat baik
2 0,57 Baik 17 0,43 Baik
3 0,43 Baik 18 0,57 Baik
4 0,43 Baik 19 0,71 Sangat baik
5 0,43 Baik 20 0,43 Baik
6 0,57 Baik 21 0,71 Sangat baik
7 0,86 Sangat baik 22 0,43 Baik
8 0,57 Baik 23 0,43 Baik
9 0,43 Baik 24 0,71 Sangat baik
10 0,71 Sangat baik 25 0,57 Baik
11 0,71 Sangat baik 26 0,71 Sangat baik
12 0,43 Baik 27 0,43 Baik
13 0,57 Baik 28 0,71 Sangat baik
14 0,43 Baik 29 0,86 Sangat baik
15 0,43 Baik 30 0,43 Baik
Dengan memperhatikan Tabel 3.7. di atas dapat dilihat bahwa
item soal Tes Pemahaman Bacaan memiliki daya pembeda yang
termasuk pada kategori baik dan sangat baik.
5) Efektivitas Option
91
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Efektivitas option soal menurut Erman (2003:174-177) adalah
alternatif jawaban atau kemungkinan jawaban yang harus dipilih. Dengan
demikian arti dari kata option adalah kemungkinan jawaban yang
disediakan pada butir soal (tes) tipe obyektif bentuk pilihan ganda atau
rnemasangkan untuk dipilih oleh peserta tes, sesuai dengan petunjuk yang
diberikan.
Suatu option disebut efektif jika memenuhi fungsinya atau rujuan
disajkannya option tersebut tercapai. Hal ini berarti bahwa setiap option
yang disajikan masing-masing mempunyai kemungkinan yang sama untuk
dipilih. Option yang merupakan jawaban yang benar disebut option kunci
(key option). sedangkan option lainnya disebut option pengecoh (distractor
option).
Berdasarkan distribusi pilihan pada setiap option untuk siswa
kelompok atas dan kelompok bawah, dapat ditentukan option yang
berfungsi efektif dan yang tidak. Kriteria option yang berfungsi secara
efektif adalah: (a) Option kunci yaitu: (1) Jumlah pemilih kelompok atas
harus lebih banyak daripada jumlah pemilih kelompok bawah, yaitu siswa
yang pandai lebih banyak yang menjawab benar daripada siswa yang
bodoh; (2) Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah lebih dari
0,25 tetapi tidak lebih dan 0,75 dari seluruh siswa pada kelompok atas dan
kelompok bawah. (b) Option pengecoh yaitu: (1) Jumlah pemilih
kelompok atas lebih sedikit (kurang) daripada jumlah pemilih kelompok
bawah. Hal ini berarti untuk jawaban yang salah siswa yang bodoh lebih
92
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
banyak yang memilih daripada siswa yang pandai. Idealnya siswa pandai
tidak memilih jawaban yang salah dari siswa yang bodoh memilihnya; (2)
Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah minimal sebanyak
0,25 dan seperdua jumlah option pengecoh kali jumlah kelompok atas dan
kelompok bawah, dirumuskan indeksoption pengecoh sebagai berikut:
𝐽𝑃𝐴 + 𝐽𝑃𝐵 ≥ 0,25 × 1 + 𝑥 𝑛 =1
2(𝑛−1)× (𝐽𝑆𝐴 + 𝐽𝑆𝐵)
Dimana:
JP𝐴 = jumlah siswa pemilih kelompok atas
JP𝐵 = jumlah siswa pemilih kelompok bawah
JS𝐴 = jumlah siswa kelompok atas (higher group atau upper group)
JS𝐵 = jumlah siswa kelompok bawah (lower group)
Ada pakar lain yang mengemukakan bahwa rumus di atas terlalu
menyulitkan, ia berpendapat bahwa selain jumlah pemilih kelompok
bawah harus lebih banyak dari pada pemilih kelompok atas untuk option
pengecoh, option pengecoh itu harus dipilih minimum oleh 5% peserta tes
pada kedua kelompok siswa.
Perhitungan option soal dilakukan dengan bantuan program
Microsoft Office Excel 2007, perhitungan lengkap untuk option soal tes
pemahaman bacaan.
93
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari hasil perhitungan, diperoleh option soal tiap butir soal yang
kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi option, yang secara terinci
disajikan pada Tabel 3.8. dibawah ini.
Tabel 3.8. Efektivitas Option Tiap Butir Soal Pemahaman Bacaan
1 2 3 4 5
A 1 efektif A 1 efektif A 1 efektif A 3 efektif A 1 efektif
B 1 efektif B 1 efektif B 3 efektif B 1 efektif B 1 efektif
C 2 efektif C 4 efektif C 1 efektif C 1 efektif C 3 efektif
D 4 efektif D 6 efektif D 1 efektif D 1 efektif D 1 efektif
6 7 8 9 10
A 2 efektif A 6 efektif A 1 efektif A 1 efektif A 3 efektif
B 1 efektif B 1 efektif B 4 efektif B 1 efektif B 5 efektif
C 3 efektif C 1 efektif C 4 efektif C 3 efektif C 1 efektif
D 4 efektif D 4 efektif D 1 efektif D 1 efektif D 1 efektif
11 12 13 14 15
A 1 efektif A 1 efektif A 1 efektif A 3 efektif A 1 efektif
B 1 efektif B 3 efektif B 2 efektif B 1 efektif B 1 efektif
C 5 efektif C 1 efektif C 3 efektif C 1 efektif C 1 efektif
D 3 efektif D 1 efektif D 4 efektif D 1 efektif D 3 efektif
16 17 18 19 20
A 1 efektif A 3 efektif A 4 efektif A 2 efektif A 2 efektif
B 5 efektif B 1 efektif B 2 efektif B 1 efektif B 1 efektif
C 1 efektif C 1 efektif C 1 efektif C 2 efektif C 3 efektif
D 3 efektif D 1 efektif D 1 efektif D 5 efektif D 3 efektif
21 22 23 24 25
A 2 efektif A 4 efektif A 3 efektif A 3 efektif A 1 efektif
B 2 efektif B 2 efektif B 1 efektif B 3 efektif B 4 efektif
C 1 efektif C 3 efektif C 1 efektif C 5 efektif C 1 efektif
D 5 efektif D 5 efektif D 1 efektif D 1 efektif D 2 efektif
26 27 28 29 30
A 5 efektif A 8 efektif A 2 efektif A 3 efektif A 1 efektif
B 3 efektif B 3 efektif B 1 efektif B 1 efektif B 2 efektif
C 1 efektif C 2 efektif C 2 efektif C 6 efektif C 1 efektif
D 1 efektif D 1 efektif D 5 efektif D 2 efektif D 4 efektif
94
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dengan memperhatikan Tabel 3.8. di atas dapat dilihat bahwa item
soal Tes Pemahaman Bacaan memiliki option pengecoh yang termasuk
pada kategori efektif dan bermasalah.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui tes,
lembaran observasi dan angket untuk guru. Data yang berkaitan dengan
kemampuan membaca pemahaman siswa dikumpulkan melalui pre-tes dan
pos-tes, sedangkan data yang berkaitan dengan aktivitas siswa dan
aktivitas guru siswa dalam pembelajaran membaca sebagai akibat model
pembelajaran berbasis masalah dikumpulkan melalui angket untuk guru
dan lembaran observasi.
H. Teknik Pengolahan Data
Alur pengolahan data pretes dan posttes dari dua kelas eksperimen
dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:
Pre-test/Post-test
Normalitas
Uji 𝑡1
Uji - t
Homoganitas
Uji Mann-Whitney
95
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Data yang terkumpul pada penelitian ini berupa data kuantitatif
yang diolah dengan teknik perhitungan statistik SPSS versi 19 dan
Microsoft Office Excel 2007, selanjutnya data tersebut yang akan menjadi
bahan rujukan pengambil keputusan hipotesis penelitian. Hasil observasi
aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran serta angket untuk
guru adalah sebagai pendukung mendeskrisikan hasil penelitian. Data
yang diolah berupa skor tes awal dan skor tes akhir untuk mengetahui
kemampuan membaca pemahaman siswa antara yang belajar membaca
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan belajar
membaca menggunakan model pembelajaran konvensional. Perbedaan
yang terjadi antara kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah dan kelas kontrol pembelajaran menggunakan model
pembelajaran konvensional. Pengolahan data hasil tes, selanjutnya diolah
melalui tahapan sebagai berikut:
1) Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban dan
pedoman penskoran yang digunakan.
Kesimpulan
96
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Membuat tabel yang berisikan skor tes hasil kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
3) Menghitung rerata skor tes setiap kelas berdasarkan pada pendapat
Ruseffendi (1993:102) yang menyatakan dengan rumus:
𝑿 = 𝑿𝒊
𝒏𝒊=𝟏
𝒏
4) Ruseffendi (1993:358) menyatakan untuk menghitung deviasi baku
skor tes untuk mengetahui penyebaran kelompok dengan
menggunakan rumus:
𝑺 = (𝑿𝒊 − 𝑿 )𝟐
𝒏 − 𝟏
𝒏
𝒌=𝟏
5) Ruseffendi (1993:358) mengemukakan bahwa untuk melakukan uji
normalitas dari setiap kelompok dengan uji chi kuadrat untuk
mengetahui kenormalan data. Kriteria pengujiannya adalah bila X2
hitung
< X2
tabel maka data berdistribusi normal dan bila X2
hitung > X2
tabel
maka data berdistribusi tidak normal:
𝝌𝟐 = 𝒇𝒆 − 𝒇𝒐
𝟐
𝒇𝒆
𝒇𝒐 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑤𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
𝒇𝒆 = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑤𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖
97
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6) Ruseffendi (1993:378) menyatakan untuk melakukan uji homogenitas
varians kedua kelompok dengan uji F untuk mengetahui varians kedua
kelompok, sama ataukah berbeda.
Uji F menggunakan rumus: 𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝑺𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓𝟐
𝑺𝒌𝒆𝒄𝒊𝒍𝟐
Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : 2
1 = 2
2
Ha : 2
1 ≠ 2
2
Keterangan:
2
1 : Varians skor kelas eksperimen
2
2 : Varians skor kelas kontrol
Kriteria pengujiannya adalah menerima H0 bila Fhitung < Ftabel dan
menolak H0 bila Fhitung > Ftabel.
7) Menurut Ruseffendi (1993:398) menyatakan bahwa untuk menguji
kesamaan dua rata-rata skor tes awal dan skor tes akhir dengan uji t,
jika sebaran data normal dan homogeny. Dan menggunakan rumus
berikut:
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝑿 −𝒀
𝑺𝒙−𝒚𝟐 (
𝟏
𝒏𝒙+
𝟏
𝒏𝒚 )
𝑺𝒙−𝒚𝟐 =
(𝑿−𝑿 )𝟐+ (𝒀−𝒀 )𝟐
(𝒏𝒙+𝒏𝒚−𝟐)=
𝒏𝒙−𝟏 𝑺𝒙𝟐+(𝒏𝒚−𝟏)𝑺𝒚
𝟐
(𝒏𝒙+𝒏𝒚−𝟐)
Hipotesisnya yang akan diuji adalah:
H0 : 1 = 2
98
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ha : 1 > 2
Keterangan:
1 : ratan skor kelas eksperimen
2 : rataan skor kelas kontrol
Kriteria pengujiannya adalah menerima H0 bila thitung < ttabel dan
menolak H0 bila thitung > ttabel.
8) Russefendi (1993:503) mengemukakan bahwa apabila data tidak
berdistribusi normal, maka pengujiannya menggunakan uji non
parametrik untuk dua sampel yang saling bebas pengganti uji-t yaitu
uji Mann-Whitney
𝒛 =𝑼 −
𝟏
𝟐𝒏𝒂𝒏𝒃
𝒏𝒂𝒏𝒃(𝒏𝒂+𝒏𝒃+𝟏)/𝟏𝟐
9) Mencari Gain Ternomalisasi dari Meltzer (2002:1260), dengan
rumus:
pretesskormaksimumskor
pretesskorpostesskorg
Kriteria indeks gains (g) berpedoman pada standar dari Hake (1998:3)
yaitu:
g > 0.7 : tinggi
0.3 < g 0.7 : sedang
g 0.3 : rendah
99
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman
: Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menghitung Mean, Standar Deviasi, Uji normalitas, Uji Perbedaan
Rerata dan Uji Regresi dilakukan dengan menggunakan program SPSS
versi 19 untuk kecepatan dan ketepatan hasil yang diperoleh.
10) Pengolahan data lembar observasi.
I. Agenda Jadwal Kegiatan Penelitian
N
o Kegiatan
Des Jan Feb Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan
Proposal
2. Seminar
proposal
3. Revisi
proposal
4. Penyusunan
rencana
pembelajar
an
5. Pembuatan
instrumen
N
o Kegiatan
Des Jan Feb Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
6. Uji
Validitas
instrumen
7. Perbaikan
Instrumen
8. Pelaksanaa
n penelitian
9. Pengolahan
data
10. Penyusunan
laporan
penelitian