asken retensio.unlocked halaman 67

83
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN Ny. N DENGAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : WIKA TIRA PERMANI B10.058 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: helnida

Post on 16-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MMMMMMMM

TRANSCRIPT

  • ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN Ny. N DENGAN

    RETENSIO PLASENTA DI RSUD PANDAN ARANG

    BOYOLALI TAHUN 2013

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

    Disusun Oleh :

    WIKA TIRA PERMANI

    B10.058

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA

    2013

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ibu

    Bersalin Ny. N dengan Retensio Plasenta di RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun

    2013.

    Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

    bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan

    ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

    Kusuma Husada Surakarta

    2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi

    Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

    3. Ibu Rahajeng Putriningrum, SST, selaku Pembimbing yang telah memberikan

    bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam membuat Karya Tulis

    Ilmiah.

    4. Dosen dan Staf Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma

    Husada Surakarta yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada

    penulis.

    5. Dr. Endang Tri Widati, Selaku Direktur RSUD Pandan Arang Boyolali yang

    telah memberikan ijin untuk melaksanakan pengambilan data awal dan

    pengambilan kasus di tempat praktek.

  • 6. Keluarga Ny. N yang telah bersedia menjadi pasien dalam pengambilan studi

    kasus ini.

    7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh

    referensi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

    8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

    Penulis menyadari keterbatasan Karya Tulis Ilmiah ini untuk kritik dan

    saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dan tercapainya

    kesempurnaan dalam Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

    berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca pada umumnya.

    Surakarta, Juli 2013

    Penulis

  • Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

    Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013

    Wika Tira Permani

    B10.058

    ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN Ny. N DENGAN RETENSIO

    PLASENTA DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

    TAHUN 2013

    (xii + 69 halaman + 1 gambar + 10 lampiran)

    INTISARI

    Latar Belakang : Berdasarkan penelitian WHO di Indonesia angka kematian ibu

    adalah 330/100.000 persalinan hidup. Penyebab angka kematian ibu diantaranya,

    perdarahan sekitar 60-70%, infeksi nifas sekitar 20-30%, dan kematian akibat

    abortus dan partus lama sekitar 10-20%. Retensio plasenta disebabkan oleh atonia

    uteri yang belum keluar atau karena adanya lingkaran kontriksi pada bagian bawah

    rahim akibat kesalahan penanganan kala III yang akan menghalangi plasenta

    keluar (plasenta inkarserata) dan belum lepasnya plasenta dari dinding rahim

    karena tumbuh melekat lebih dalam.

    Tujuan : Mendapat pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan kebidanan

    pada ibu bersalin dengan retensio plasenta melalui pendekatan manajemen

    kebidanan menurut Hellen Varney.Metode Studi Kasus : Jenis studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi

    studi kasus di RSUD Pandan Arang Boyolali, subjek dalam studi kasus ini adalah ibu bersalin Ny. N dengan retensio plasenta, waktu studi kasus dilakukan pada

    tanggal 29 30 Januari 2013, instrumen studi kasus menggunakan format asuhan kebidanan pada ibu bersalin, teknik pengumpulan data menggunakan data primer

    yang meliputi pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), wawancara dan observasi, serta data sekunder meliputi studi kepustakaan dan studi

    dokumentasi, serta alat yang dibutuhkan untuk manual plasenta, pemeriksaan fisik

    dan pendokumentasian.

    Hasil Studi kasus : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 2 hari didapatkan

    hasil keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TTV : TD : 110/80 mmHg,

    S : 36C, N : 86 x/menit, R : 24 x/menit, perdarahan 150 cc, infus telah terpasang,

    plasenta lahir secara manual utuh dengan berat 500 gram, panjang tali pusat 50 cm,

    jumlah kotiledon lengkap, insersi sentralis, eksplorasi ditemukan selaput ketuban,

    perineum ruptur derajat 2 dan dilakukan heacting, terapi obat telah diberikan, ibu

    sudah merasa tenang.

    Kesimpulan : Pada kasus ibu bersalin dengan retensio plasenta penulis

    menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan yaitu

    pada interpretasi data, rencana tindakan dan pelaksanaan.

    Kata Kunci : Asuhan kebidanan, ibu bersalin, retensio plasenta

    Kepustakaan : 31 Literatur (2002 2010)

  • MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Suatu kesuksesan adalah berawal dari sebuah kegagalan, jadi jangan takut akan

    menghadapi segala sesuatu dan tantangan dihadapanmu sebelum kamu

    mencobanya.

    Jadikanlah suatu kekurangan yang ada pada diri sendiri menjadi sebuah

    kelebihan yang membuat semangat.

    Hidup itu berawal dari Nol.....jika angka tersebut tetap kamu pertahankan, maka

    hidupmu akan tetap Nol. Dan jika itu tak kau rubah menjadi 10, maka

    kesuksesan akan kian semakin jauh dari hidupmu.

    Tak ada usaha dan upaya yang sia-sia.

    PERSEMBAHAN

    Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahankan untuk :

    1. Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan,

    kemudahan, serta kelancaran dalam penyusunan

    Karya Tulis Ilmiah ini.

    2. Buat ayah dan ibu ku, ini persembahan anakmu

    akan semua perjuangan kalian untuk anakmu ini.

    3. Buat adikku tersayang, terima kasih akan kasih

    sayang dan semangatnya.

    4. Buat My Heart terima kasih telah bersabar

    menungguku dan semoga impian dan angan akan

    masa depan bisa menjadi kenyataan. Amin.....

    5. Buat para sahabatku, terima kasih kawan, akan

    kebersamaan kita, canda tawa kita, semangat kuliah

    kita, semoga persahabatan ini abadi kawan.

    Amin......

    6. Almamater tercinta.

  • CURICULUM VITAE

    BIODATA

    Nama : Wika Tira Permani

    Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 31 Juli 1992

    Agama : Islam

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Alamat : Sapen RT 16 RW 04, Tanggan, Gesi, Sragen

    PENDIDIKAN

    1. SD Negeri Tanggan 2 Lulus tahun 2004

    2. SMP Muhammadiyah 1 Sragen Lulus tahun 2007

    3. SMA Muhammadiyah 1 Sragen Lulus tahun 2010

    4. Program studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

    KATA PENGANTAR .............................................................................. iv

    INTISARI ................................................................................................. vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii

    CURICULUM VITAE ............................................................................. viii

    DAFTAR ISI ............................................................................................ ix

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .................................................................. 1

    B. Perumusan Masalah .......................................................... 2

    C. Tujuan Studi Kasus ........................................................... 3

    D. Manfaat Studi Kasus ......................................................... 4

    E. Keaslian Studi Kasus ........................................................ 5

    F. Sistematika Penulisan ........................................................ 6

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Teori Medis ........................................................................ 8

    1. Persalinan .................................................................. 8

    2. Retensio Plasenta ....................................................... 14

    B. Teori Asuhan Kebidanan .................................................... 17

  • C. Catatan Perkembangan ....................................................... 33

    D. Landasan Hukum ............................................................... 34

    E. Informed Consent ............................................................... 35

    BAB III. METODOLOGI

    A. Jenis Studi Kasus ............................................................... 36

    B. Lokasi Studi Kasus ............................................................. 36

    C. Subjek Studi Kasus ............................................................. 36

    D. Waktu Studi Kasus ............................................................. 36

    E. Instrumen Studi Kasus ........................................................ 37

    F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 37

    G. Alat-alat yang Dibutuhkan ................................................. 39

    BAB IV. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

    A. Tinjauan kasus ....................................................................

    B. Pembahasan ........................................................................

    BAB V. PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................

    B. Saran ..................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Klasifikasi Retensio Plasenta ................................................. 14

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Surat Ijin Pendahuluan Data Awal

    Lampiran 2. Surat Balasan Ijin Pendahuluan Data Awal

    Lampiran 3. Surat Ijin Penggunaan Lahan

    Lampiran 4. Surat Balasan Penggunaan Lahan

    Lampiran 5. Lembar Persetujuan Menjadi Pasien

    Lampiran 6. Lembar Observasi

    Lampiran 7. SAP Gizi Seimbang + Leaflet

    Lampiran 8. SAP Personal Hygiene + Leaflet

    Lampiran 9. SAP Cara Merawat Tali Pusat + Leaflet

    Lampiran 10. Lembar Konsultasi

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Berdasarkan penelitian WHO di Indonesia angka kematian ibu adalah

    330/100.000 persalinan hidup. Ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

    obstetrik belum menyentuh masyarakat. Kematian ibu diperkirakan sekitar

    16.500 17.500 per tahun (Manuaba, 2008).

    Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

    2011, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 102

    per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan survey, kejadian kematian ibu paling

    banyak terjadi pada saat persalinan, oleh karena itu persalinan memerlukan

    pemantauan yang ketat sehingga dapat mencegah beberapa kematian tersebut

    (Depkes, 2011).

    Penyebab kematian ibu saat bersalin yaitu perdarahan 28%, eklampsi

    24%, dan infeksi 11%, sedangkan penyebab tidak langsung antara lain kurang

    energi kronis (KEK) sebesar 37% dan anemia sebesar 40% pada ibu hamil

    (Kumalasari dkk, 2012).

    Untuk mengurangi angka kematian tersebut di atas salah satu upaya

    yang dilakukan adalah asuhan persalinan yang baik. Persalinan yang

    berlangsung merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu dan bayi. Sekitar

    60% kematian ibu terjadi segera setelah bayi lahir dan hampir 50% dari

    kematian terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan (Winkjosastro, 2007).

    Penyebab angka kematian ibu diantaranya, perdarahan sekitar 60-70%,

    infeksi nifas sekitar 20-30%, dan kematian akibat abortus dan partus lama

    sekitar 10-20% (Manuaba, 2007).

  • Retensio plasenta disebabkan oleh atonia uteri yang belum keluar atau

    karena adanya lingkaran kontriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan

    penanganan kala III yang akan menghalangi plasenta keluar (plasenta

    inkarserata) dan belum lepasnya plasenta dari dinding rahim karena tumbuh

    melekat lebih dalam (Jones dkk, 2002).

    Komplikasi dari retensio plasenta adalah terjadi syok haemorrage yang

    disebabkan karena adanya perdarahan pasca persalinan (Wiknjosastro, 2007)

    Berdasarkan studi awal pada bulan Januari sampai Desember 2012 di

    RSUD Pandan Arang Boyolali didapatkan 586 persalinan yang terdiri dari 485

    (82,8%) persalinan normal, jumlah ibu bersalin patologi 68 (11,6%), persalinan

    dengan retensio plasenta 33 kejadian (5,6%), persalinan dengan ketuban pecah

    dini 15 kejadian (2,6%), persalinan dengan sectio sesarea 8 kejadian (1,4%),

    persalinan dengan preeklampsia 5 kejadian (0,9%) dan persalinan dengan post

    matur / serotinus 5 kejadian (0,9%). Walaupun kejadian persalinan dengan

    retensio plasenta kejadiannya hanya sedikit, namun memerlukan penanganan

    dengan tindakan kegawatdaruratan obstetrik khususnya ibu bersalin dengan

    retensio plasenta dengan menggunakan konsep Hallen Varney, maka penulis

    bermaksud untuk melakukan studi kasus dengan judul Asuhan Kebidanan

    pada Ibu Bersalin Ny. N dengan Retensio Plasenta di RSUD Pandan Arang

    Boyolali Tahun 2013.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis

    merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana memberikan Asuhan

    Kebidanan pada Ibu Bersalin Ny. N dengan Retensio Plasenta di RSUD

  • Pandan Arang Boyolali dengan pendekatan manajemen kebidanan menurut 7

    langkah Varney?.

    C. Tujuan Studi Kasus

    1. Tujuan Umum

    Penulis mendapat pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan

    kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta melalui pendekatan

    manajemen kebidanan menurut Hellen Varney.

    2. Tujuan Khusus

    a. Penulis mampu

    1) Melakukan pengkajian terhadap ibu bersalin Ny. N dengan retensio

    plasenta secara lengkap dan sistematis di RSUD Pandan Arang

    Boyolali.

    2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah

    dan kebutuhan pada ibu bersalin Ny. N dengan retensio plasenta di

    RSUD Pandan Arang Boyolali.

    3) Merumuskan diagnosa potensial pada ibu bersalin Ny. N dengan

    retensio plasenta di RSUD Pandan Arang Boyolali.

    4) Mengidentifikasi antisipasi atau tindakan segera pada ibu bersalin

    Ny. N dengan retensio plasenta di RSUD Pandan Arang Boyolali.

    5) Merencanakan tindakan yang menyeluruh sesuai dengan pengkajian

    data pada ibu bersalin Ny. N dengan retensio plasenta di RSUD

    Pandan Arang Boyolali.

    6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. N

    dengan retensio plasenta di RSUD Pandan Arang Boyolali.

  • 7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. N

    dengan retensio plasenta di RSUD Pandan Arang Boyolali.

    b. Mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata

    dilapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada ibu

    bersalin Ny. N dengan retensio plasenta di RSUD Pandan Arang

    Boyolali.

    c. Mampu memberikan dan menentukan alternatif pemecahan masalah

    pada ibu bersalin Ny. N dengan retensio plasenta di RSUD Pandan

    Arang Boyolali.

    D. Manfaat Studi Kasus

    1. Bagi Diri Sendiri

    Untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, pengalaman dan ketrampilan

    dalam penanganan dan penatalaksanaan dalam menerapkan asuhan

    kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta.

    2. Bagi Profesi

    Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam

    penanganan ibu bersalin dengan retensio plasenta.

    3. Bagi Instansi

    a. Rumah Sakit

    Sebagai masukan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

    terutama pelayanan kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio

    plasenta.

    b. Bagi Instansi Pendidikan

    Diharapkan dapat menambah referensi yang bermanfaat untuk

    memberikan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan retensio plasenta.

  • E. Keaslian Studi Kasus

    Asuhan kebidanan ibu bersalin dengan retensio plasenta sudah pernah

    dilakukan oleh :

    1. Lusi Cristanti (2006), dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

    dengan Retensio Plasenta di RSUD Karanganyar. Pada pemeriksaan fisik

    didapatkan KU : lemah, kesadaran : composmentis, TTV : TD : 110/70

    mmHg, N : 80 x/menit, S : 370C, R : 22 x/menit. Asuhan yang diberikan

    adalah manual plasenta dengan terapi infus RL 30 tetes per menit,

    Amoxillin 500 mg 3 x 1 per hari, ergometrin 0,2 mg 2 x 1 sehari,

    Ramabion kapsul 2 x 1 sehari. Setelah diberikan asuhan selama 3 hari

    keadaan pasien membaik, tensi 110/70 mmHg, tinggi fundus uteri 2 jari

    dibawah pusat, kontraksi uterus keras.

    2. Aulia Kristi Arwinda (2009), dengan judul Asuhan Kebidanan Ibu

    Bersalin Kala III Ny. S dengan Retensio Plasenta di BPS Dyah Sumarmo

    Boyolali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU : lemah, kesadaran :

    composmentis, TTV : TD : 110/90 mmHg, N : 84 x/menit, S : 36,50C, R :

    22 x/menit. Asuhan yang diberikan adalah manual plasenta dengan terapi

    infus D 5 % 40 tetes per menit, injeksi oksitosin 10 UI/IM, Antibiotik

    amoxillin 500 mg 3 x 1 tablet, metronidazole tablet 500 mg sekali dalam

    24 jam pertama Kala IV. Setelah diberikan Asuhan selama 3 hari keadaan

    pasien baik, tensi 110/70 mmHg, kontraksi uterus keras, tinggi fundus uteri

    3 jari bawah pusat, ibu merasa nyaman.

    3. Dewi Nawangwulan (2010), dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Ibu

    Bersalin Pada Ny. S dengan Retensio Plasenta di Puskesmas

    Tawangmangu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU : lemah, kesadaran

    : composmentis, TTV : TD : 110/80 mmHg, N : 86 x/menit, S : 360C, R :

  • 24 x/menit. Asuhan yang diberikan adalah manual plasenta dengan terapi,

    Larutan clorin 0,5%, Metergin 0,2 mg, Spuit 3 cc, injeksi metergin 1 amp

    10 unit. Setelah diberikan asuhan selama 3 hari didapatkan hasil keadaan

    umum sedang, tensi 110/80 mmHg, kontraksi uterus kuat, TFU 3 jari

    dibawah pusat dan ibu sudah merasa tenang.

    Perbedaan keaslian diatas dengan studi kasus yang penulis buat terletak pada

    subjek, waktu dan lokasi sedangkan persamaan keaslian dengan studi kasus

    terletak pada asuhan yang diberikan.

    F. Sistematika Penulisan

    Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis membagi menjadi beberapa

    bab yang saling berhubungan mulai dari BAB I sampai BAB V, yaitu :

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat mengenai latar

    belakang masalah, perumusan masalah, manfaat studi kasus, tujuan

    penulisan yang meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, keaslian

    studi kasus serta sistematikan penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bab ini menjelaskan tentang teori medis yang meliputi

    pengertian persalinan, sebab-sebab yang menimbulkan persalinan,

    tanda-tanda permulaan persalinan, tanda-tanda in-partu, tahapan

    persalinan, faktor-faktor yang berperan dalam persalinan,

    pengertian retensio plasenta, klasifikasi retensio plasenta, etiologi,

    penanganan retensio plasenta, teori asuhan kebidanan yang

    meliputi pengertian, langkah-langkah dalam manajemen kebidanan

  • yang meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial,

    antispasi, rencana tindakan, pelaksanaan, evaluasi ditambah dengan

    data perkembangan SOAP, landasan hukum dan informed consent.

    BAB III METODOLOGI

    Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek

    studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus yang

    digunakan, teknik pengumpulan data, serta alat-alat yang digunakan

    dalam pelaksanaan studi kasus ini.

    BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisi tentang tinjauan kasus asuhan kebidanan ibu bersalin

    dengan retensio plasenta secara nyata sesuai dengan manajemen

    kebidanan menurut 7 langkah Varney mulai dari pengkajian sampai

    evaluasi dan data perkembangan. Sedangkan dalam pembahasan

    kasus, penulis menjelaskan tentang masalah-masalah atau

    kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis temukan

    dilapangan.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan

    jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan kasus

    asuhan kebidanan ibu bersalin dengan retensio plasenta. Sedangkan

    saran merupakan alternatif pemecahan dan tanggapan dari

    kesimpulan.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Teori Medis

    1. Persalinan

    a. Pengertian

    1) Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar hasil pembuahan

    (yaitu janin, plasenta dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina

    ke dunia luar (Farrer, 2002).

    2) Persalinan adalah proses membuka atau menipisnya serviks dan

    janin turun ke dalam jalan lahir (Saifuddin, 2006).

    3) Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang

    dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar

    (Wiknjosastro, 2006).

    4) Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan

    serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan

    janinnya melalui jalan lahir (Hecker & Moore, 2002).

    b. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan

    Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori-

    teori yang kompleks. Faktor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin,

    struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut

    sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan persalinan mulai.

  • 1) Faktor humoral

    Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak

    mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus, antara lain

    penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone.

    Seperti diketahui progesterone merupakan penenang bagi otot-otot

    uterus. Menurunnya kedua hormon ini terjadi kira-kira 1 2

    minggu sebelum partus dimulai.

    2) Pengaruh prostaglandin

    Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga a

    term meningkat, lebih-lebih sewaktu partus. Seperti telah

    dikemukakan plasenta menjadi tua dengan tuanya kehamilan. Villi

    koriales mengalami perubahan, sehingga kadar estrogen dan

    progesterone menurun.

    3) Struktur uterus

    keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang

    mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin

    merupakan factor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter

    sehingga plasenta mengalami degerenerasi.

    4) Sirkulasi uterus

    Faktor lain yang dikemukakan ialah tekanan pada ganglion

    servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak di belakang

    serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus dapat

    dibangkitkan.

    (Wiknjosastro, 2006).

  • c. Tanda-tanda Permulaan Persalinan

    1) Leghtening (pengosongan)

    Dapat dirasakan oleh ibu sebagai perataan perut bagian atas dan

    peningkatan tonjolan pada perut bagian bawah.

    2) Persalinan palsu

    Selama 4 sampai 8 minggu terakhir masa kehamilan, rahim

    menjalani kontraksi tak teratur yang biasanya tidak nyeri.

    3) Pembukaan serviks

    Serviks sering dirasakan melunak sebagai akibat peningkatan

    kandungan air dan lisis kolagen.

    (Hecker & Moore, 2002).

    d. Tanda-tanda in-partu

    Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan

    teratur keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena

    robekan-robekan kecil pada serviks, kadang-kadang ketuban pecah

    dengan sendirinya, pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan

    pembukaan telah ada (Manuaba, 2007).

    e. Tahapan Persalinan

    Terdapat empat tahap persalinan, yang masing-masing dianggap

    terpisah. Tahap-tahap ini sebenarnya adalah definisi kemajuan selama

    persalinan, kelahiran dan masa nifas yaitu sebagai berikut :

    1) Kala I

    Kala I adalah dimulai dari permulaan persalinan yang sebenarnya

    sampai dilatasi serviks secara lengkap. Kala I ini terdiri atas dua

    fase yaitu :

  • a) Fase laten dimana selama itu terjadi pembukaan serviks dan

    dilatasi dini. Selama kala I persalinan ini seluruh panjang

    serviks tertarik kembali ke dalam segmen bawah uterus sebagai

    akibat kekuatan dan tekanan kontraktilitas miometrium yang

    ditimbulkan oleh bagian yang berpresentasi atau membran

    janin. Lamanya 6 18 jam.

    b) Fase aktif dimana terjadi dilatasi serviks yang lebih cepat. Fase

    aktif dimulai saat serviks berdilatasi 3 sampai 4 cm disertai

    dengan kontraksi rahim yang terjadi secara teratur. Lamanya 8

    jam.

    (Hecker & Moore, 2002).

    2) Kala II atau kala pengeluaran janin

    Pada permulaan kala II, ibu biasanya berkeinginan untuk mengejan

    pada tiap kontraksi. Gabungan tekanan abdomen ini bersama-sama

    dengan kekuatan kontraksi rahim akan mengeluarkan janin. Kala II

    biasanya memakan waktu dari 30 menit sampai 3 jam, saat ini

    mungkin berubah, tergantung pada jenis rasa sakitnya.

    Mekanisme persalinan kala II yaitu :

    a) Penurunan, diakibatkan oleh kekuatan kontraksi rahim,

    kekuatan mengejan dari ibu dan gaya berat kalau pasien dalam

    posisi tegak.

    b) Fleksi, sebagian terjadi sebelum persalinan sebagai akibat tonus

    otot alami janin.

  • c) Putaran paksi dalam, pada posisi oksipitoanterior, kepala janin,

    yang memasuki pelvis dalam diameter melintang atau miring,

    berputar, sehingga oksiput kembali ke anterior ke arah simfisis

    pubis.

    d) Eksistensi, kepala yang difleksikan pada posisi oksipitoanterior

    terus menurun di dalam pelvis. Pada posisi oksipitoposterior,

    kepala dilahirkan oleh kombinasi ekstensi dan fleksi.

    e) Putaran paksi luar, pada posisi oksipitoanterior dan

    oksipitoposterior, kepala yang dilahirkan sekarang kembali ke

    posisi semula pada saat engagement untuk menyebariskan

    dengan punggung dan bahu janin.

    f) Pengeluaran, setelah putaran paksi luar dari kepala, bahu

    anterior lahir di bawah simfisis pubis, diikuti oleh bahu

    posterior di atas tubuh perineum, kemudian seluruh tubuh anak.

    (Hecker & Moore, 2002).

    3) Kala III

    Segera sesudah kelahiran bayi, serviks dan vagina harus diperiksa

    secara menyeluruh untuk mencari ada tidaknya laserasi dan

    dilakukan perbaikan lewat pembedahan kalau perlu. Serviks, vagina

    dan perineum dapat diperiksa lebih mudah sebelum pelepasan

    plasenta, karena tidak ada perdarahan rahim yang mengaburkan

    pandangan.

    Pelepasan plasenta biasanya terjadi dalam 5 sampai 10 menit pada

    akhir Kala II.

  • Tanda-tanda pelepasan plasenta menurut Hecker dan Moore (2002),

    adalah :

    a) Munculnya darah segar dari vagina.

    b) Tali pusat di luar vagina bertambah panjang.

    c) Fundus rahim naik.

    d) Rahim keras dan berbentuk bola.

    5) Kala IV

    a) Satu jam segera setelah kelahiran membutuhkan observasi yang

    cermat pada pasien. Tekanan darah, kecepatan denyut nadi, dan

    kehilangan darah pada rahim harus dipantau dengan cermat.

    Selama waktu inilah biasanya terjadi perdarahan masa nifas,

    biasanya karena relaksasi rahim, bertahannya fragmen plasenta,

    atau laserasi yang tidak terdiagnosis (Wiknjosastro, 2005).

    b) Dua jam setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu

    dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang

    luar biasa. Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi

    untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil

    dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi

    (Saifuddin, 2005).

    f. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan :

    1) Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan

    kekuatan mengedan.

    2) Keadaan jalan lahir

    3) Janinnya sendiri

    (Hecker & Moore, 2002).

  • 2. Retensio Plasenta

    a. Definisi

    1) Retensio plasenta terhambatnya kelahiran plasenta setelah setengah

    jam setelah persalinan bayi (Manuaba, 2008).

    2) Retensio plasenta adalah plasenta yang tidak terpisah dan

    menimbulkan hemorhage yang tidak nampak (Varney, 2004).

    b. Klasisfikasi Retensio Plasenta

    Menurut Saifuddin (2006) meliputi :

    1) Plasenta adhisive : yang melekat pada desidua endometrium lebih

    dalam.

    2) Plasenta inkreta : dimana vili khorialis tumbuh lebih dalam dan

    menembus desidua sampai ke mio miometrium.

    3) Plasenta akreta : yang menembus lebih dalam ke miometrium tapi

    belum menembus serosa.

    4) Plasenta inkarserata : tertahannya plasenta di dalam kavum uteri,

    sebabkan oleh kontraksi ostium uteri.

    Gambar 2.1

    Klasifikasi Retensio Plasenta c. Etiologi

    Menurut Jones dkk (2002), retensio plasenta disebabkan oleh :

    1) Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh melekat

    lebih dalam.

  • 2) Plasenta sudah terlepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan

    akan menyebabkan perdarahan yang banyak atau karena adanya

    lingkaran kontriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan

    penanganan kala III yang akan menghalangi plasenta keluar

    (Plasenta inkarserata).

    d. Penangananan Retensio Plasenta

    Penanganan Retensio Plasenta dengan separasi parsial menurut Rukiyah

    (2010), adalah sebagai berikut :

    1) Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan

    tindakan yang akan diambil.

    2) Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan. Bila ekspulsi

    plasenta tidak terjadi, coba traksi terkontrol tali pusat.

    3) Pasang infus oksitosin 20 IU dalam 500 ml NS/RL dengan 40 tetes

    per menit. Bila perlu, kombinasikan dengan misoprostol 400 mg per

    rektal (sebaiknya tidak menggunakan ergometrin karena kontraksi

    tonik yang timbul dapat menyebabkan plasenta terperangkap dalam

    kavum uteri).

    4) Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan plasenta, lakukan

    manual plasenta secara hati-hati dan halus untuk menghindari

    terjadinya perforasi dan perdarahan.

    5) Lakukan transfusi darah apabila diperlukan.

    6) Beri antibiotika profilaksis (ampisilin 2 g IV/oral + metronidazol 1 g

    supositoria/oral).

    7) Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat, infeksi, syok

    neurogenik.

  • Sedangkan penanganan secara umum menurut Rukiyah (2010), yaitu :

    1) Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengedan,

    jika anda dapat merasakan plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta

    tersebut.

    2) Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika diperlukan lakukan

    kateterisasi kandung kemih.

    3) Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 unit IM. Jika belum

    dilakukan pada penanganan aktif kala III.

    4) Jangan berikan ergometrin karena dapat menyebabkan kontraksi

    uterus yang tonik, yang bisa memperlambat pengeluaran plasenta.

    5) Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin

    dan uterus terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali pusat

    terkendali.

    6) Jika traksi pusat terkendali belum berhasil, cobalah untuk melakukan

    pengeluaran plasenta secara manual.

    a) Persiapan : pasang set dan cairan infus, jelaskan pada ibu prosedur

    dan tujuan tindakan, lanjutkan anastesia verbal atau analgesia per

    rektal, siapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi.

    b) Pastikan kandung kemih dalam keadaan kosong, jepit tali pusat

    dengan klem pada jarak 5 10 cm dari vulva, tegangkan dengan

    satu tangan sejajar lantai.

    c) Secara obstetrik masukan tangan lainnya ke dalam vagina dengan

    menelusuri sisi bawah tali pusat.

    d) Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam hingga ke

    kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta.

  • e) Lakukan penekanan uterus kearah dorso kranial setelah plasenta

    dilahirkan.

    f) Lakukan pemantauan pasca tindakan.

    7) Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji pembekuan darah

    sederhana.

    8) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina yang berbau)

    berikan antibiotik untuk metritis.

    9) Raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta. Eksplorasi

    manual uterus menggunakan teknik yang serupa dengan teknik yang

    digunakan untuk mengeluarkan plasenta yang tidak keluar.

    e. Penanganan post manual retensio plasenta

    Menurut Rukiyah (2010), penanganan post manual retensio plasenta

    meliputi :

    1) Lakukan pemantauan pasca tindakan, periksa tanda vital ibu

    2) Catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan

    3) Beritahu ibu dan keluarga bahwa tindakan telah selesai

    B. Teori Asuhan Kebidanan

    1. Pengertian

    Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang dilakukan oleh bidan dalam

    menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari

    pengkajian analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan

    dan evaluasi (Sofyan, dkk, 2003).

  • 2. Langkah-langkah dalam manajemen kebidanan

    Agar proses manajemen kebidanan pada ibu dapat dilaksanakan dengan

    baik maka diperlukan langkah-langkah yang sistematis. Adapun langkah-

    langkah yang harus dilaksanakan menurut (Varney, 2004) adalah sebagai

    berikut :

    a. Langkah 1 : Pengkajian Data

    Pengkajian adalah tahap awal dari proses kebidanan dan merupakan

    suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai

    sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi suatu kesehatan

    klien (Nursalam, 2008).

    1) Data Subjektif

    Data subjektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu

    pendapat terhadap situasi dan kejadian (Nursalam, 2004).

    a) Identitas

    Menurut Matondang (2003), meliputi :

    (1) Nama

    Untuk mengetahui dan mengenal pasien atau untuk

    membedakan pasien dengan pasien yang lain.

    (2) Umur

    Untuk mengetahui faktor resiko yang ada hubungannya

    dengan umur ibu.

    (3) Agama

    Berguna untuk memberikan motivasi pasien sesuai dengan

    agama yang dianut.

  • (4) Pendidikan

    Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang nantinya penting

    dalam memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan

    tingkat pendidikannya.

    (5) Pekerjaan

    Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi.

    (6) Suku atau Bangsa

    Untuk mengetahui faktor pembawaan atau ras.

    (7) Alamat

    Untuk mengetahui dimana lingkungan tempat tinggalnya.

    b) Keluhan Utama

    Keluhan yang terjadi pada ibu bersalin dengan retensio plasenta

    adalah mengalami perdarahan yang lebih banyak, pasien

    mengeluh lemah, letih, berkeringat dingin, menggigil

    (Saifuddin, 2006).

    c) Riwayat Menstruasi

    Menarche umur berapa, haid teratur atau tidak, siklus berapa

    lama, lama haid, banyak darah, sifat darah (cair atau ada

    bekuan, warnanya, baunya), dismenorhoe atau tidak, haid yang

    terakhir (Saifuddin, 2006).

    d) Riwayat Sosial

    Menurut Manuaba (2008), meliputi :

    (1) Kehamilan ini direncanakan atau tidak, diterima atau

    tidak, jenis kelamin yang diharapkan : laki-laki atau

    perempuan.

    (2) Perasaan ibu tentang kehamilan.

  • e) Riwayat Kehamilan Sekarang

    Menurut Winkjosastro (2005), meliputi :

    (1) Haid pertama dan haid terakhir dan tafsiran persalinan.

    Untuk mengetahui umur kehamilan, perkiraan lahir

    (Nursalam, 2004).

    (2) Keluhan-keluhan pada trimester I, II, III.

    Untuk mengetahui ada gangguan seperti muntah-muntah,

    hipertensi, perdarahan waktu hamil muda (Wheeler, 2004)

    (3) Pergerakan anak pertama kali dirasakan pada umur

    kehamilan berapa.

    Untuk mengetahui gerakan janin aktif atau tidak

    (Estiwidani, 2008).

    (4) Dimana ibu memeriksakan kehamilannya.

    Untuk mengetahui tempat ANC dan untuk mengetahui

    riwayat kehamilan (Winkjosastro, 2006).

    (5) Sejak hamil berapa bulan ibu memeriksakan

    kehamilannya.

    Untuk mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak, sudah

    hamil berapa minggu (Wiknjosastro, 2006).

    (6) Sudah berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya.

    Untuk mengetahui imunisasi imunisasi TT (Tetanus

    Toxoid) sudah atau belum, kapan, berapa kali

    (Wiknjosastro, 2006).

  • f) Keadaan Psikososial

    Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya,

    wanita mengalami banyak perubahan emosi / psikologi selama

    masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menghadapi menjadi

    seorang ibu (Retna, 2008).

    g) Riwayat Keluarga Berencana

    Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah

    menggunakan KB atau belum, jika pernah lamanya berapa

    tahun, dan jenis KB yang digunakan (Estiwidani, dkk, 2008).

    h) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, menurut

    Manuaba (2008).

    (1) Kehamilan

    Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan

    hasil akhirnya (abortus, lahir hidup, apakah anaknya

    masih hidup dan apakah dalam kesehatannya baik).

    (2) Persalinan

    Untuk mengetahui riwayat persalinan normal atau tidak,

    spontan atau buatan, Lahir aterm, preterm atau posterm,

    ada perdarahan waktu persalinan ditolong oleh siapa,

    dimana tempat melahirkan.

    (3) Nifas

    Untuk mengetahui apakah pernah mengalami perdarahan,

    infeksi dan bagaimana proses laktasinya.

  • (4) Anak

    Jenis kelamin, berat badan waktu lahir, hidup atau

    meninggal, kalau meninggal pada usia berapa dan sebab

    meninggal, jarak yang terlalu pendek, kurang 2 tahun juga

    merupakan faktor penyebab perdarahan post partum.

    i) Imunisasi TT

    Sudah pernah diimunisasi TT atau belum, berapa kali, dimana

    dan teratur atau tidak (Winkjosastro, 2005). Tujuannya untuk

    mengurangi angka kematian karena tetanus dan untuk

    kekebalan pasif terhadap infeksi tetanus untuk bayi baru lahir.

    j) Riwayat Kesehatan

    Menurut Nursalam (2004), meliputi :

    (1) Riwayat kesehatan sekarang

    Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui

    adakah penyakit lain yang bisa memperberat keadaan

    klien.

    (2) Riwayat penyakit sistemik

    Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit

    jantung, ginjal, asma / TBC, hepatitis, DM, hipertensi, dan

    epilepsi (Nursalam, 2004).

    (3) Riwayat kesehatan keluarga

    Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang

    menderita penyakit menular, penyakit menurun maupun

    keturunan kembar.

  • (4) Riwayat Operasi

    Adakah riwayat pembedahan/operasi khususnya yang

    berhubungan dengan struktur panggul yang sekiranya

    dapat mengganggu dalam proses persalinan ini

    (Nursalam, 2004).

    k) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

    (1) Nutrisi

    Dikaji untuk mengetahui bagaimana nafsu makannya,

    jumlah makanan, minuman atau cairan yang masuk (Alimul,

    2006).

    (2) Eliminasi

    Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAK dan BAB

    dalam sehari, adakah kaitannya dengan obstipasi atau tidak

    (Alimul, 2006).

    (3) Pola istirahat

    Istirahat yang cukup untuk mencegah terjadinya kelelahan

    yang berlebihan, tidur siang kurang lebih 1 jam, tidur pada

    malam kurang lebih 7 jam (Saifuddin, 2006).

    (4) Personal Hygiene

    Untuk mengetahui kebersihan diri pada ibu bersalin dengan

    retensio plasenta (Saifuddin, 2006).

    (5) Pola Aktifitas

    Hal ini dikaji untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan ibu

    sehari-hari Apabila aktivitas yang terlalu berat dapat

  • menyebabkan kelelahan akan berdampak pada

    perkembangan janin (Hartanto, 2004).

    2) Data Objektif

    Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan

    dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2004).

    a) Keadaan umum

    Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang,

    jelek (Nursalam, 2004). Keadaan ibu bersalin dengan rentensio

    plasenta yaitu sedang (Rukiyah, 2010).

    b) Kesadaran

    Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah composmentis

    (kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup

    terhadap stimulus yang diberikan), somnolen (kesadaran yang

    mau tidur saja. Dapat dibangunkan dengan rangsang nyeri,

    tetapi jatuh tidur lagi), koma (tidak dapat bereaksi terhadap

    stimulus atau rangsangan apapun, reflek pupil terhadap cahaya

    tidak ada) (Nursalam, 2008). Kesadaran ibu bersalin dengan

    retensio plasenta yaitu composmentis (Rukiyah, 2010).

    c) Pemeriksaan fisik

    (1) Tanda-tanda vital

    (a) Tekanan darah

    Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi

    (Saifuddin, 2006). Batas normal 110/60140/90 mmHg

    (Prawirohardjo, 2005).

  • (b) Suhu

    Untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan

    atau tidak. Batas normal suhu tubuh yaitu 35,8C-37C

    (Mandriwati, 2008). Kurang dari 350 C dapat merupakan

    gejala dari preeklampsia, penyakit jantung, kekurangan

    albumin dalam darah (Manuaba, 2007).

    (c) Nadi

    Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam

    menit (Saifuddin, 2006). Batas normal 60100 kali per

    menit (Prawirohardjo, 2005).

    (d) Respirasi

    Dinilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam 1 menit.

    Apakah pernafasan kurang dari 40 kali per menit / lebih

    dari 60 kali per menit (Saifuddin, 2006).

    (2) Tinggi badan

    Untuk mengetahui tinggi badan pasien (Supriasa, 2002).

    Tinggi badan wanita normal 150 cm (Wulandari, 2008).

    (3) Berat badan

    Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan pasien

    selama hamil, penambahan berat badan rata-rata 0,3 0,5

    kg/minggu, tetapi nilai normal untuk penambahan berat

    badan selama kehamilan 9 12 kg (Perry, 2005).

    (4) Lila

    Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi

    (Supriasa, 2002).

  • d) Inspeksi

    Adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara

    sistematis dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran

    dan penciuman sebagai suatu alat mengumpulkan data

    (Nursalam, 2004).

    Menurut Wiknjosastro (2006), meliputi :

    (1) Kepala

    Untuk mengetahui kebersihan rambut, rontok atau tidak.

    (2) Muka

    Untuk mengetahui tampak pucat atu tidak.

    (3) Mata

    Untuk mengetahui konjungtiva pucat atau merah muda,

    sklera kuning atau tidak.

    (4) Mulut dan gigi, gusi

    Untuk mengetahui ada caries gigi atau tidak, lidah bersih

    atau kotor, ada stomatitis atau tidak.

    (5) Kelenjar thyroid

    Untuk mengetahui ada pembesaran atau tidak.

    (6) Kelenjar getah bening

    Untuk mengetahui ada pembesaran atau tidak.

    (7) Dada

    Apakah simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada benjolan

    atau tidak. Hal ini untuk mengetahui apakah ada tumor atau

    kanker.

  • (8) Payudara

    Payudara simetris atau tidak, areola hyperpigmentasi atau

    tidak, puting susu menonjol atau tidak, colostrum sudah

    keluar atau belum.

    (9) Perut

    Ada bekas operasi atau tidak, ada strie atau tidak, ada linea

    nigra atau ada linea alba atau tidak.

    (10) Vulva

    Untuk mengetahui ada oedem atau tidak, ada varices atau

    tidak, ada laserasi atau tidak.

    (11) Anus

    Untuk mengetahui ada haemoroid atau tidak.

    (12) Ektremitas

    Ada oedem atau tidak, varices atau tidak, hofman sign

    (pengeluaran pervaginam) untuk mengetahui adanya tanda

    trombophlebitis.

    e) Palpasi

    Adalah suatu teknik pemeriksaan yang menggunakan indra

    peraba (Nursalam, 2004) yang meliputi pemeriksaan :

    (1) Leher

    Ada pembengkakan kelenjar getah bening atau tidak.

    (2) Dada

    Ada benjolan pada payudara atau tidak.

  • (3) Perut

    Uterus yang kenyal (pada akreta parsial), uterus yang

    keras (plasenta inkarserata), uterus yang cukup (plasenta

    akreta) (Saifuddin, 2006).

    f) Auskultasi

    Meliputi pemeriksaan jantung, apakah terdengar bunyi jantung

    yang cepat dan pemeriksaan pada paru, apakah ada bunyi ronchi

    atau wheezing.

    g) Data Pemeriksaan Laboratorium

    Pemeriksaan laboratorium dengan sampel darah diperiksa untuk

    mengetahui golongan darah, kadar haemoglobin (Hb) dan kadar

    pembekuan darah.

    b. Langkah II : Interpretasi Data

    Data ini diambil dari hasil pengkajian yang sudah terkumpul yang

    akhirnya akan muncul data yang meliputi :

    1) Diagnosa kebidanan

    Diagnosa kebidanan adalah analisis data yang telah dikumpulkan

    (Sofyan dkk, 2003).

    Diagnosa pada ibu bersalin kala III dengan retensio plasenta adalah

    sebagai berikut :

    Ny. X G.... P..... A..... umur.......tahun inpartu kala III dengan

    retensio plasenta.

    Dasar

    Data Subjektif :

    Ibu mengeluh lemah, pusing dan berkeringat dingin (Saifuddin,

    2006).

  • Data Objektif :

    Menurut Saifuddin (2006) data obyektif meliputi :

    a) Plasenta belum lahir setengah jam setelah persalinan.

    b) Terdapat perdarahan pervaginam setelah bayi lahir + 500 cc.

    c) Uterus berkontraksi lemah.

    2) Masalah

    Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien

    yang ditemukan dari hasil pengkajian atau menyertai diagnosa dan

    tetap membutuhkan penanganan (Varney, 2004).

    Data dasar dari pernyataan tersebut berasal dari pernyataan ibu

    tentang keluhan yang dirasakan, kecemasan dan ketidaknyamanan

    yang sedang dialaminya (Mansjoer, 2002).

    Masalah yang muncul pada ibu bersalin dengna retensio plasenta

    adalah kecemasan terhadap keadaan yang dialami pasien berupa

    perdarahan (Halloway, 2003).

    3) Kebutuhan

    Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum

    teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah didapatkan dengan

    analisa data (Varney, 2004). Kebutuhan yang muncul dengan

    perdarahan post partum (Varney, 2004) adalah :

    a) Informasi tentang keadaan ibu.

    b) Informasi tentang tindakan yang dilakukan oleh bidan.

    c) Dorongan moril dari keluarga dan tenaga kesehatan.

    d) Pemenuhan kebutuhan cairan.

    e) Penghentian perdarahan.

  • c. Langkah III : Diagnosa Potensial

    Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati dan kritis

    pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan

    kebidanan untuk membantu pasien mengatasi dan mencegah masalah

    yang spesifikasi (Varney, 2004).

    Diagnosa potensial :

    Potensial terjadi syok haemorrage : Karena adanya perdarahan pasca

    persalinan.

    Potensial terjadi infeksi puerperium : Pada tindakan manual plasenta

    (Wiknjosastro, 2007).

    d. Langkah IV : Antisipasi

    Tindakan ini dilakukan jika ditemukan adanya diagnosa potensial

    dengan tujuan agar dapat mengantisipasi masalah yang mungkin

    muncul sehubungan dengan keadaan yang dialaminya (Varney, 2004).

    Dalam kasus perdarahan post partum karena retensio plasenta,

    antisipasi yang dilakukan adalah pemberian infus drip oksitosin 20 unit

    dalam 500 cc NS dan RL dengan 40 tetes / menit dan antibiotik

    ampicillin 2 gram secara IM serta dilakukan plasenta manual

    (Saifuddin, 2006).

    e. Langkah V : Rencana Tindakan

    Dibuat berdasarkan diagnosa yang muncul serta membantu pasien

    mengatasi masalah dan kebutuhan (Varney, 2004). Pada langkah ini

    akan dilakukan rencana tindakan yang menyeluruh, tidak hanya

    meliputi apa yang telah diidentifikasikan dari kondisi pasien atau

  • permasalahannya yang berkaitan dengannya tetapi juga dari kerangka

    pedoman antisipasi terhadap pasien, seperti apa yang akan dilakukan

    lebih lanjut apakah kolaborasi atau tidak.

    Menurut Saifuddin (2006), dalam membuat rencana tindakan

    diusahakan untuk memberikan kenyamanan pada ibu dan disisi lain

    bidan dapat melakukan observasi dan pengobatan sebagai berikut :

    a. Observasi tanda-tanda vital seperti tekanan darah, respirasi, nadi,

    suhu, kesadaran, tonus uterus, dan estimulasi banyaknya darah yang

    sudah terlanjur keluar.

    b. Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan

    tindakan yang diambil.

    c. Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan. Bila

    ekspulsi plasenta tidak terjadi, cobalah traksi terkontrol tali pusat.

    d. Pasang infus drip oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS dan RL

    dengan 40 tetesan per menit (sebaiknya tidak menggunakan

    ergometrin karena kontraksi tonik yang timbul dapat menyebabkan

    plasenta terperangkap dalam kavum uteri).

    e. Lakukan plasenta manual jika traksi terkontrol gagal untuk

    melahirkan plasenta, caranya :

    1) Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika diperlukan lakukan

    kateterisasi kandung kemih.

    2) Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 unit IM. Jika

    belum dilakukan pada penanganan aktif kala III.

  • 3) Jangan berikan ergometrin karena dapat menyebabkan kontraksi

    uterus yang tonik, yang bisa memperlambat pengeluaran

    plasenta.

    4) Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian

    oksitosin dan uterus terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali

    pusat terkendali.

    5) Jika traksi pusat terkendali belum berhasil, cobalah untuk

    melakukan pengeluaran plasenta secara manual.

    6) Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji pembekuan darah

    sederhana.

    7) Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk

    mengedan, jika anda dapat merasakan plasenta dalam vagina,

    keluarkan plasenta tersebut.

    8) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina yang

    berbau) berikan antibiotik untuk metritis.

    9) Raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta.

    f. Restorasi cairan untuk mengatasi hipovolemia.

    g. Lakukan tranfusi darah bila dilakukan.

    h. Berikan antibiotika profilaksis (ampisilin 2 gram IV atau oral +

    metronidazol 1 gram supositoria atau oral).

    f. Langkah VI : Pelaksanaan

    Pelaksanaan adalah sebuah proses menyelesaikan masalah klinis,

    membuat suatu keputusan, dan memberi perawatan (Varney, 2006).

    Pada langkah ini seorang bidan merumuskan rencana tindakan yang

  • sebelumnya telah didiskusikan dengan pasien dan kemudian membuat

    kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.

    1) Mengobservasi KU dan tanda-tanda vital.

    2) Menentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan

    tindakan yang diambil.

    3) Meregangkan tali pusat

    4) Melakukan plasenta manual

    5) Restorasi cairan untuk mengatasi hipovolemia.

    6) Melakukan tranfusi darah bila dilakukan.

    7) Memberikan antibiotika profilaksis (ampisilin 2 gram IV atau oral +

    metronidazol 1 gram supositoria atau oral) secara IM.

    g. Langkah VII : Evaluasi

    Merupakan sebuah perbandingan atau rencana asuhan yang menyeluruh

    dari perencanaan (Varney, 2004).

    Di dalam evaluasi diharapkan memperoleh hasil (Varney, 2004) :

    1) Plasenta lahir lengkap.

    2) Keadaan umum baik.

    3) Perdarahan dapat teratasi.

    4) Ibu merasa nyaman.

    C. Catatan Perkembangan

    Catatan perkembangan yang dilakukan pada ibu nifas dengan

    perdarahan post partum dengan metode SOAP (Varney, 2004).

  • S : Subjektif

    Data dari pasien di dapat dari anamnesa.

    O : Objektif

    Hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostik dan

    pendukung lain.

    A : Assesment

    Kesimpulan apa yang dibuat dari data subyektif tersebut, yang

    meliputi :

    1) Diagnosa.

    2) Antisipasi.

    3) Perlunya tindakan segera.

    P : Planning

    Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan (1) dan evaluasi

    perencanaan E berdasarkan assesment sebagai langkah V, VI, VII

    Varney.

    D. Landasan Hukum

    Standar profesi merupakan landasan berpijak secara normal dan

    parameter atau alat ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam

    memenuhi kebutuhan klien dan menjamin mutu asuhan yang diberikan. Bidan

    dalam memberikan pelayanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta harus

    sesuai dengan kewenangan yang diberikan berdasarkan pendidikan dan

    pengalaman, sedangkan dalam memberikan pelayanan harus berdasarkan

    standar profesi.

  • Dalam Kepmenkes RI No.900/SK/VII/2002 pasal 16 tentang

    pelayananan kebidanan pada ibu nifas abnormal yang mencakup retensio

    plasenta, renjatan dan infeksi ringan (Mustika, 2005).

    Disamping ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bidan

    dalam melakukan praktik sesuai dengan kewenangan harus :

    1. Menghormati hak pasien

    2. Merujuk kasus yang tidak bisa ditangani

    3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku

    4. Memberikan informasi tentang pelayanan yang akan diberikan

    5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan

    (Sofyan dkk, 2003).

    E. Informed Consent

    Informed consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh

    pasien atau walinya yang berhak kepada bidan untuk melakukan tindakan

    kebidanan sesuai kebutuhan terhadap pasien sesudah memperoleh informasi

    lengkap dan dipahaminya mengenai tindakan itu (Mustika, 2005).

    Informed consent merupakan butir yang paling penting dalam

    pencegahan konflik etik. Kalau informed consent gagal, maka butir selanjutnya

    baru dipergunakan secara berurutan sesuai kebutuhan dan telah mencakup segi

    hukum maupun kode etik. Oleh karena itu, bidan dituntut untuk berbuat yang

    terbaik pada pasien sesuai kondisi dan kemampuan yang dimiliki (Mustika,

    2005).

  • BAB III

    METODOLOGI

    A. Jenis Studi Kasus

    Karya Tulis Ilmiah ini merupakan laporan studi kasus dengan metode

    deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

    memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara objektif.

    Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu

    permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal, yaitu

    responden yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau

    pendapat (Notoatmodjo, 2005).

    B. Lokasi Studi Kasus

    Lokasi studi kasus adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan

    data selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Lokasi studi kasus ini

    dilaksanakan di RSU Pandan Arang Boyolali.

    C. Subjek Studi Kasus

    Subjek studi kasus adalah sesuatu yang dijadikan kasus sebagai bahan

    penelitian yang dapat diambil datanya (Budiarto, 2003). Subjek dari studi

    kasus ini dilakukan pada ibu bersalin Ny. N dengan retensio plasenta.

    D. Waktu Studi Kasus

    Waktu studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk

    memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Pada studi

    kasus ini dilaksanakan pada tanggal 29 30 Januari 2013.

  • E. Instrumen Studi Kasus

    Merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh penulis dalam

    mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

    dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis. Sehingga lebih mudah diolah

    (Arikunto, 2006). Dalam kasus ini instrumen yang digunakan untuk

    mendapatkan data adalah .

    F. Tehnik Pengumpulan Data

    1. Data Primer

    Data yang secara langsung diambil dari subyek atau obyek penelitian

    oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2008).

    Data primer meliputi :

    a. Pemeriksaan fisik

    Meliputi :

    1) Inspeksi adalah penggunaan penglihatan, pendengaran untuk

    mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik tertentu di bagian

    fungsi tubuh (Nursalam, 2004). Pada kasus pemeriksaan mulai dari

    kepala, leher, dada, mammae, axilla, abdomen, kulit, ekstremitas,

    genetalia dan anus.

    2) Palpasi adalah suatu tehnik yang menggunakan indera peraba,

    tangan dan jari-jari adalah suatu instrument yang sensitive dan

    digunakan untuk mengumpulkan data tentang temperature, turgor,

    bentuk kelembaban, vibrasi dan ukuran (Nursalam, 2004). Pada

    kasus ibu bersalin dengan retensio plasenta dilakukan pemeriksaan

    pergerakan janin, TFU, kontraksi uterus, osborn terst (Mansjoer,

    2003).

  • 3) Auskultasi adalah pemeriksaan dengan cara mendengarkan bunyi

    yang terbentuk dalam organ tubuh untuk mendeteksi perbedaan dari

    normal (Nursalam, 2004). Pada kasus ibu bersalin dengan retensio

    plasenta tidak dilakukan pemeriksaan auskultasi (Mansjoer, 2003).

    4) Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk

    membandingkan kiri-kanan setiap daerah permukaan tubuh dengan

    tujuan penghasilan suara (Nursalam, 2004). Pada kasus ibu bersalin

    dengan rentensio plasenta dilakukan pemeriksaan reflek patella

    kanan dan kiri negatif atau positif (Wiknjosastro, 2005).

    b. Wawancara

    Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk

    mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan secara

    lesan dari seseorang atau bercakap-cakap dengan orang tersebut

    (Notoatmodjo, 2004). Pada kasus ini wawancara dilakukan pada ibu

    bersalin Ny. N, keluarga klien dan tenaga kesehatan lainnya.

    c. Observasi

    Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, antara lain

    meliputi melihat, mencatat jumlah dan aktifitas tertentu yang ada

    hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti responden

    (Notoatmodjo, 2004). Pada kasus ini ditujukan pada pengeluaran

    pervaginam yaitu perdarahan, lochea, atau apakah ada rupture pada

    jalan lahir.

  • 2. Data Sekunder

    Data yang diperoleh selain dari pemeriksaan akan tetapi diperoleh

    dari keterangan keluarga, lingkungannya, mempelajari status atau

    dokumentasi pasien, catatan asuhan kebidanan dan studi (Notoatmodjo,

    2004) meliputi :

    a. Studi Kepustakaan

    Studi kepustakaan adalah merupakan analisa tentang masalah

    yang diteliti dikaitkan dengan hasil penelitian yang telah ada

    (Notoatmodjo, 2004). Pada kasus ini studi kasus diperoleh dari buku-

    buku tentang kegawatan obstetrik khususnya tentang ibu bersalin

    dengan retensio plasenta dari tahun 2002 - 2012.

    b. Studi Dokumentasi

    Studi dokumentasi adalah semua bentuk sumber informasi yang

    berhubungan dengan dokumentasi baik resmi maupun dokumentasi

    tidak resmi (Notoatmodjo, 2004). Pada kasus ini pendokumentasian

    diperoleh dari data rekam medik di RSU Pandan Arang Boyolali.

    G. Alat-Alat yang Dibutuhkan

    Dalam melaksanakan studi kasus dengan judul asuhan kebidanan pada

    ibu bersalin Ny. N dengan retensio plasenta, penulis menggunakan alat-alat

    sebagai berikut :

    1. Alat yang dibutuhkan untuk manual plasenta :

    a. Infus set yang terdiri (abocath ukuran 16, cairan infuse, RL).

    b. Plester, dan betadine.

  • c. Kapas alcohol.

    d. Handskoen panjang steril.

    e. Air DTT.

    f. Larutan clorin 0,5 %.

    g. Metergin 0,2 mg.

    h. Spuit 3 cc.

    i. Bengkok.

    2. Alat untuk pemeriksaan fisik dan observasi :

    a. Tensi meter.

    b. Stetoskop.

    c. Jam untuk observasi.

    3. Alat dan bahan untuk pendokumentasian :

    a. Format Asuhan Kebidanan.

    b. Lembar status.

    c. Alat tulis

  • BAB IV

    TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

    Ruang : VK RSUD Pandan Arang

    Tanggal Masuk : 29 Januari 2013

    No Register : 119505

    A. TINJAUAN KASUS

    1. Pengkajian Tanggal 29 Januari 2013 Pukul 12.30 WIB

    a. Identitas Isteri Identitas Suami

    Nama : Ny. N Nama Suami : Tn. S

    Umur : 30 tahun Umur : 34 tahun

    Suku Bangsa : Jawa / Indonesia Suku bangsa : Jawa / Indonesia

    Agama : Islam Agama : Islam

    Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

    Alamat : Kiyaran RT 03/01, Ngemplak, Boyolali

    b. Anamnesa (data Subyektif)

    Tanggal 29 Januari 2013, pukul 12.32 WIB

    1) Keluhan Utama

    Ibu rujukan dari bidan telah melahirkan anaknya yang kedua tanggal

    29 Januari 2013 pada pukul 11.25 WIB mengatakan cemas karena

    perdarahan yang banyak, ari-arinya belum lahir dan ibu merasa letih,

    lemah, menggigil dan mengeluarkan keringat dingin.

    2) Tanda-tanda Persalinan

    Kontraksi sejak tanggal 28 Januari 2013. Frekuensi 1 x setiap 10

    menit, lamanya 10 detik, kekuatan lemah, lokasi nyeri : pinggang

    menjalar ke perut bagian bawah.

  • 3) Riwayat Menstruasi :

    a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama umur 13

    tahun.

    b) Siklus : Ibu mengatakan siklus haidnya 28 hari.

    c) Lama : Ibu mengatakan lamanya haid 6 7 hari.

    d) Banyaknya : Ibu mengatakan 2 3 kali ganti pembalut.

    e) Teratur/tidak teratur : Ibu mengatakan menstruasinya teratur.

    f) Sifat Darah : Ibu mengatakan darah haidnya berwarna

    merah tua, encer.

    g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pada

    saat haid (dismenorhoe).

    4) Riwayat perkawinan

    Ibu mengatakan perkawinannya syah, kawin 1 kali, pada umur 21

    tahun dengan suami umur 24 tahun, lamanya perkawinan 9 tahun dan

    mempunyai anak 2 orang.

    5) Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.

    NoTgl/

    thn partus

    Tempat

    partus

    Umur

    kehamilan

    Jenis

    partus Penolong

    Anak Nifas Keadaan

    anak

    sekarang Jenis BB PB Kead laktasi

    1. 2009 BPS 40 mg Spontan Bidan L 2800 45 Normal Baik Sehat

    2 Hamil Sekarang

    6) Riwayat Hamil ini

    a) HPHT : 5 April 2012.

    b) HPL : 12 Januari 2013.

    c) Keluhan-keluhan pada :

    Trimester I : Ibu mengatakan selalu mual dan muntah di pagi

    hari.

  • Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

    Trimester III : Ibu mengatakan sering BAK dan pegel-pegel.

    d) ANC

    Ibu mengatakan selama hamil ini memeriksakan kehamilannya ke

    bidan sebanyak 9 kali secara teratur.

    Trimester 1 : 2 kali. Pada umur kehamilan 1 bulan dan 2 bulan.

    Trimester 2 : 3 kali. Pada umur kehamilan 3 bulan, 4 bulan dan

    5 bulan.

    Trimester 3 : 4 kali. Pada umur kehamilan 6 bulan, 7 bulan, 8

    bulan dan 9 bulan.

    e) Penyuluhan yang pernah didapat

    Ibu mengatakan mendapatkan penyuluhan tentang tanda bahaya

    kehamilan pada saat usia kehamilan 20 minggu.

    f) Imunisasi TT : Ibu mengatakan sudah 5 kali imunisasi TT.

    TT1 : Capeng 1 kali.

    TT2 : hamil I pada usia kehamilan 12 minggu.

    TT3 : hamil I pada usia kehamilan 24 minggu.

    TT4 : hamil II pada usia kehamilan 12 minggu.

    TT5 : hamil II pada usia kehamilan 24 minggu.

    7) Riwayat Keluarga Berencana

    Ibu mengatakan setelah kelahiran anak pertama menggunakan KB

    IUD selama 3 tahun, kemudian berhenti karena ingin mempunyai

    anak lagi. Selama menggunakan KB ibu tidak ada keluhan apapun.

  • 8) Riwayat Kesehatan

    a) Riwayat kesehatan sekarang

    Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun

    seperti batuk, pilek, demam.

    b) Riwayat penyakit sistemik

    (1) Jantung

    Ibu mengatakan tidak merasa berdebar-debar, tidak mudah

    lelah saat beraktivitas ringan dan tidak mengeluarkan keringat

    dingin pada telapak tangan.

    (2) Ginjal

    Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh nyeri pada perut

    bagian bawah sebelah kanan dan kiri, serta tidak sakit saat

    BAK.

    (3) Asma/TBC

    Ibu mengatakan tidak pernah mengalami sesak nafas dan

    batuk dalam waktu yang lama lebih dari 4 minggu.

    (4) Hepatitis

    Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning pada ujung kuku,

    mata dan kulit.

    (5) DM

    Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh sering minum dan

    lapar pada malam hari, tidak cepat lelah dan tidak BAK

    dimalam hari lebih dari 8 kali.

  • (6) Hipertensi

    Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi

    lebih dari 140/90 mmHg sampai ibu merasakan sangat pusing.

    (7) Epilepsi

    Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang yang disertai

    keluar busa dari mulut.

    (8) Lain-lain

    Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit yang lain seperti

    HIV/AIDS dan ISK.

    c) Riwayat penyakit Keluarga

    Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak dirinya

    maupun dari pihak suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat

    penyakit menular (seperti asma, TBC, Hepetitis) dan riwayat

    penyakit menurun (seperti jantung, DM, Hipertensi).

    d) Riwayat keturunan kembar

    Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun dari keluarga

    suaminya tidak ada riwayat keturunan kembar.

    e) Riwayat Operasi

    Ibu mengatakan belum pernah mempunyai riwayat operasi

    apapun.

    9) Pola kebiasaan sehari-hari

    a) Nutrisi

    Pola Makan dan minum

  • Makan terakhir : Ibu mengatakan makan terakhir tanggal 29

    Januari 2013 pukul 10.00 WIB dengan satu

    porsi nasi piring, lauk tempe dan sayur.

    Minum terakhir : Ibu mengatakan minum terakhir 1 gelas air

    putih dan teh pukul 11.00 WIB.

    b) Pola Eliminasi

    BAB terakhir : Ibu mengatakan BAB terakhir tanggal 29

    Januari pukul 06.00 WIB.

    BAK terakhir : Ibu mengatakan BAK terakhir tanggal 29

    Januari 2013 pukul 11.00 WIB.

    c) Personal hygiene

    Selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari,

    menggosok gigi setiap kali mandi dan berganti

    pakaian.

    Saat pengkajian : Ibu mengatakan mandi terakhir pada tanggal 29

    Januari 2013 pukul 07.30 WIB.

    d) Pola Istirahat

    Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang 1 jam dan tidur

    malam 6 7 jam.

    Selama hamil : tidur siang 1 jam dan tidur malam 6 -7 jam

    Istirahat terakhir : Ibu mengatakan tidak bisa tidur.

    e) Pola aktivitas

    Ibu mengatakan aktivitas terakhir adalah menyapu dan memasak.

  • f) Psikososial Budaya

    (1) Perasaan menghadapi persalinan ini

    Ibu mengatakan senang dengan persalinannya ini dan juga

    merasa cemas karena ari-ari tidak kunjung lahir.

    (2) Kehamilan ini direncanakan/tidak

    Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan.

    (3) Jenis kelamin yang diharapkan

    Ibu mengatakan anak laki-laki maupun perempuan sama saja,

    yang penting anaknya bisa lahir dengan selamat dan sehat.

    (4) Dukungan terhadap kehamilan ini

    Ibu mengatakan keluarga dari pihak dirinya maupun pihak

    dari suaminya sangat mendukung kehamilannya.

    (5) Keluarga lain yang tinggal serumah

    Ibu mengatakan tinggal bersama suami dan 1 orang anaknya.

    (6) Pantangan makanan

    Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun.

    (7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan

    Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada adat istiadat

    dalam kehamilan.

    g) Penggunaan obat-obatan/jamu/Rokok

    Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan selain obat

    dari bidan, tidak minum jamu dan merokok.

  • c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)

    1) Status Generalis

    a) Keadaan Umum : Sedang

    b) Kesadaran : Composmentis

    c) TTV : TD : 130/90 mmHg N : 84 x/menit

    S : 36,2C R : 24 x/menit

    d) TB : 160 cm

    e) BB sebelum hamil : 48 kg

    f) BB sekarang : 56 kg

    g) LLA : 25 cm.

    2) Pemeriksaan Sistematis

    a) Kepala

    (1) Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe.

    (2) Muka : Tidak odema, ada sedikit cloasma

    gravidarum.

    (3) Mata

    (a) Oedema : Tidak oedema

    (b) Conjungtiva : Warna merah muda

    (c) Sklera : Putih.

    (4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan.

    (5) Telinga : Bersih, tidak ada serumen.

    (6) Mulut/gigi/gusi : Bersih, tidak ada caries, gusi tidak

    berdarah.

  • b) Leher

    (1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar

    gondok.

    (2) Tumor : Tidak ada pembesaran di leher.

    (3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar

    limfe.

    c) Dada dan Axilla

    (1) Dada : Simetris

    (2) Mammae

    (a) Membesar : Ya secara fisiologis

    (b) Tumor : Tidak ada tumor.

    (c) Simetris : Ya payudara kanan dan kiri.

    (d) Areola : Hyperpigmentasi.

    (e) Putting susu : Menonjol

    (f) Kolostrum : Sudah keluar.

    (3) Axilla

    (a) Benjolan : Tidak ada benjolan di axilla.

    (b) Nyeri : Tidak nyeri di axilla

    3) Pemeriksaan Khusus obstetri (Status Lokalis)

    a) Abdomen

    (1) Inspeksi

    (a) Pembesaran : TFU setinggi pusat

    (b) Bentuk Perut : Memanjang.

    (c) Linea alba/nigra : Linea nigra.

  • (d) Strie albican/livide : Strie Livide.

    (e) Kelainan : Tidak ada

    (2) Palpasi

    (a) Pergerakan janin : Tidak ada pergerakan.

    (b) Kontraksi : Lemah.

    (c) TFU : Setinggi pusat.

    (d) Osborn test : Tidak dilakukan.

    (3) Auskultasi : Tidak dilakukan

    b) Pemeriksaan panggul

    (1) Kesan panggul : Tidak dilakukan.

    (2) Distantia Spinarum : Tidak dilakukan

    (3) Distantia kristarum : Tidak dilakukan

    (4) Konjugata eksterna : Tidak dilakukan

    c) Anogenital

    (1) Vulva Vagina

    (a) Varices : Tidak ada varices di vulva

    vagina.

    (b) Luka : Tidak ada luka di vulva

    vagina.

    (c) Kemerahan : Tidak ada kemerahan di vulva

    vagina.

    (d) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan pada

    vulva vagina.

    (e) Pengeluaran pervaginam : Darah 150 cc

    (f) Vulva : Tali pusat terjulur keluar + 30

    cm.

  • (2) Perineum

    (a) Bekas luka : Terdapat robekan pada perineum.

    (b) Lain-lain : Tidak ada.

    (3) Anus

    (a) Haemorhoid : Tidak ada haemoroid.

    (b) Lain-lain : Tidak ada.

    (4) Inspekulo

    (a) Vagina : Tidak dilakukan.

    (b) Portio : Tidak dilakukan.

    4) Pemeriksaan Penunjang

    a) Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan

    b) Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan.

    2. Interpretasi Data

    Tanggal 29 Januari 2013 Pukul 12.42 WIB

    a. Diagnosa Kebidanan

    Ny. N G2P1A0 umur 30 tahun inpartu kala III dengan Retensio

    Plasenta.

    Data dasar

    Data Subyektif :

    1) Ibu mengatakan rujukan dari bidan dan plasenta belum keluar.

    2) Ibu mengatakan merasa letih, lemah, menggigil dan mengeluarkan

    keringat dingin dan merasa cemas karena perdarahan yang banyak,

    ari-arinya belum lahir.

    Data Obyektif :

    1) KU : Sedang.

    2) Kesadaran : Composmentis.

  • 3) TTV : TD : 130/90 mmHg S : 36,2C

    N : 84 x/menit R : 24 x/menit.

    4) Kontraksi : Lemah.

    5) TFU : Setinggi pusat

    6) Vulva : Tali pusat terjulur keluar 30 cm.

    b. Masalah

    Ibu mengatakan cemas karena ari-ari belum lahir dan perdarahan yang

    banyak.

    c. Kebutuhan

    Memberikan dukungan moril pada ibu dan memberitahu ibu bahwa ari-

    ari akan segera dilahirkan dan menghentikan perdarahan.

    3. Diagnosa Potensial

    Potensial terjadi syok haemorrhage dan infeksi puerperium

    4. Antisipasi

    Tanggal 29 Januari 2013

    a. Pasang infus drip oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS

    b. Kolaborasi dengan dokter SpOG.

    5. Rencana Tindakan

    Tanggal 29 Januari 2013 Pukul 12.52 WIB

    a. Observasi KU dan TTV ibu tiap 1 jam.

    b. Observasi perdarahan tiap 30 menit.

    c. Rencana manual plasenta.

    d. Lakukan manual plasenta.

    e. Restorasi cairan untuk mengatasi hipovolemia.

  • 6. Pelaksanaan

    Tanggal 29 Januari 2013 Pukul 12.57 WIB

    a. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami retensio plasenta

    dan harus segera dikeluarkan dengan cara manual plasenta

    b. Memasukkan drip oksitosin 10 unit ke dalam 500 ml NS (8 tpm setiap

    15 menit dinaikkan 4 tetes hingga batas maksimal 20 tpm)

    c. Melakukan manual plasenta dengan cara :

    1) Memakai handscoen panjang

    2) Memastikan kandung kemih kosong

    3) Tangan kiri menahan fundus uteri, tangan kanan menegangkan tali

    pusat sejajar lantai

    4) Minta asisten menegangkan klem tali pusat, kemudian tangan kanan

    menelusuri sepanjang tali pusat masuk secara obstetri hingga masuk

    pada serviks.

    5) Cari sisiran plasenta yang sudah terlepas, setelah itu lakukan

    penyisiran menggunakan sisiran tangan

    6) Lakukan eksplorasi untuk mengecek adakah plasenta yang masih

    melekat

    7) Keluarkan secara perlahan dan tangan kiri melakukan dorso kranial

    hingga plasenta keluar

    8) Lakukan massase uterus

    d. Mengobservasi perdarahan dan kontraksi.

  • e. Merestorasi cairan untuk mengatasi hipovolemia dengan pemberian

    asupan minum pada ibu.

    b. Memberikan terapi obat Amoxilin 500 mg 3 x 1 tablet/hari, Asam

    mefenamat 500 mg 1 x 1 tablet/hari, Ferolat 1 x 1 tablet/hari

    7. Evaluasi

    Tanggal 29 Januari 2013 Pukul 13.05 WIB

    a. Perdarahan 150 cc

    b. Drip oksitosin 10 unit dalam 500 ml NS (8 tpm setiap 15 menit

    dinaikkan 4 tetes hingga batas maksimal 20 tpm)

    c. Plasenta lahir secara manual plasenta lahir utuh pada jam 13.05 WIB

    dengan berat 500 gram, panjang tali pusat 50 cm, jumlah kotiledon

    lengkap, insersi sentralis, eksplorasi ditemukan selaput ketuban,

    perineum ruptur derajat 2 dan dilakukan heacting.

    d. Ibu sudah merasa tenang.

    e. TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi lemah

  • DATA PERKEMBANGAN I

    (Kala IV)

    Tanggal 29 Januari 2013 Pukul 13.05 WIB

    S : Subyektif

    1. Ibu mengatakan merasa senang karena ari-arinya terlepas.

    2. Ibu mengatakan agak capek.

    3. Ibu mengatakan perutnya mules.

    O : Obyektif

    1. KU : Baik

    2. Kesadaran : Composmentis

    3. TTV : TD : 110/80 mmHg Suhu : 360 C

    N : 88 x/menit Respirasi : 24 x/menit

    4. Kontraksi uterus keras

    5. TFU : 3 jari dibawah pusat

    6. Perdarahan 150 ml

    A : Assesment

    Ny. N P1A0, umur 30 tahun, in partu kala IV dengan riwayat retensio plasenta.

    P : Planning

    Tanggal 29 Januari 2013 Pukul 13.20 WIB

    1. Mengobservasi tiap 15 pada jam pertama meliputi : keadaan umum,

    tekanan darah, suhu, nadi, respirasi, TFU, kontraksi dan perdarahan.

    2. Mengobservasi tiap 30 pada jam kedua meliputi : keadaan umum, tekanan

    darah, suhu, nadi, respirasi, TFU, kontraksi dan perdarahan.

    3. Memberitahu bahwa keadaan ibu dalam keadaan lemah

  • 4. Mengajari ibu untuk massase perut

    5. Meberikan obat Amoxilin 500 mg 3 x 1 tablet/hari, Asam mefenamat 500

    mg 1 x 1 tablet/hari, Ferolat 1 x 1 tablet/hari.

    Evaluasi

    Tanggal 29 Januari 2013 Pukul 15.05 WIB

    1. Hasil observasi terlampir

    2. Kontraksi uterus keras

    3. TFU : 3 jari di bahwa pusat

    4. Ibu mengerti cara melakukan massase uterus

    5. Perdarahan 75 ml

    6. Ibu sudah meminum obat, yaitu : Amoxilin 500 mg 1 tablet, Asam

    mefenamat 500 mg1 tablet, Ferolat 1 tablet.

  • DATA PERKEMBANGAN II

    Tanggal 30 Januari 2013 Pukul 12.30 WIB

    S : Subyektif

    1. Ibu mengatakan kondisinya sudah baik

    2. Ibu mengatakan sudah bisa berjalan.

    3. Ibu mengatakan sudah makan pagi dan minum obat.

    4. Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya.

    5. Ibu mengatakan ingin cepat pulang

    O : Obyektif

    1. Keadaan Umum : baik

    2. Kesadaran : Composmentis

    TTV TD : 110/80 mmHg R : 24 x/menit

    N : 84 x/menit S : 360 C

    3. Kontraksi uterus : keras

    4. TFU : 3 jari di bawah pusat

    5. Perdarahan : Lochea rubra 50 cc

    A : Assesment

    Ny. N P2 A0 umur 30 tahun Post Partum 1 hari dengan riwayat retensio

    plasenta

    P : Planning

    Tanggal 30 Januari 2013 Pukul 12.40 WIB

    1. Memberitahu hasil pemeriksaannya bahwa keadaan ibu sudah membaik

    dan apabila ada keluhan dan merasa darah keluar banyak menganjurkan ibu

    untuk segera menghubungi tenaga kesehatan

  • 2. Mengajurkan ibu untuk makan dengan gizi seimbang

    3. Mengajurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, seperti

    a. Mandi, gosok gigi 2 kali sehari, keramas minimal 2 x seminggu

    b. Mengganti pembalut tiap ibu merasa basah dan penuh.

    c. Membersihkan vulva, perineum dari depan ke belakang dengan air

    bersih tiap selesai BAK dan BAB.

    4. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi obat dengan teratur

    Amoxiline 500 mg 3 x 1 tablet/hari

    Asam mefenamat 500 mg 3 x 1 tablet/hari

    Ferolat 1 x 1 tablet/hari

    5. Memberitahu ibu cara ber-KB yang baik selain KB suntik 3 bulan karena ibu

    pernah KB suntik 3 bulan dan mengeluh pusing.

    6. Menganjurkan ibu untuk merawat tali pusat anaknya dengan kasa kering dan

    steril.

    7. Mempersiapkan pasien pulang dengan melengkapi administrasi.

    8. Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau bila ada keluhan.

    Evaluasi

    Tanggal 30 Januari 2013 Pukul 13.00 WIB

    1. Ibu sudah tahu dengan keadaannya dan bersedia menghubungi tenaga

    kesehatan apabila mengalami keluhan

    2. Ibu bersedia makan dengan gizi seimbang

    3. Ibu mengerti cara KB yang baik selain KB suntik 3 bulanan Ibu mengerti

    cara menjaga personal hygiene yang benar.

  • 4. Ibu bersedia untuk merawat tali pusat bayinya dengan kassa steril dan

    kering.

    5. Ibu telah minum obat : Amoxilin 500 mg 1 tablet, Asam mefenamat 500

    mg1 tablet, Ferolat 1 tablet.

    6. Ibu bersedia untuk kontrol 1 minggu lagi atau bila ada keluhan.

    7. Ibu di ijinkan pulang pukul 15.30 WIB.

  • B. PEMBAHASAN

    Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan-

    kesenjangan yang terjadi antara praktek yang dilakukan di lahan dengan teori

    yang ada. Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat diambil suatu kesimpulan

    dan pemecahan masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga

    dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang

    efektif dan efisien khususnya pada pasien ibu bersalin dengan retensio

    plasenta.

    1. Pengkajian

    Pengkajian adalah tahap awal dari proses kebidanan dan merupakan

    suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai

    sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi suatu kesehatan

    klien (Nursalam, 2008). Dari pengkajian didapatkan data subjektif

    didapatkan keluhan utama yang terjadi pada ibu bersalin dengan retensio

    plasenta adalah mengalami perdarahan yang lebih banyak, pasien

    mengeluh lemah, letih, berkeringat dingin, menggigil (Saifuddin, 2006).

    Data subjektif didapatkan keadaan umum ibu bersalin dengan rentensio

    plasenta yaitu sedang, kesadaran composmentis (Rukiyah, 2010).

    Pemeriksaan fisik meliputi tanda-tanda vital, suhu, respirasi, nadi

    (Saifuddin, 2006).

    Pada kasus ibu bersalin dengan retensio plasenta didapatkan data

    subjektif keluhan utama yaitu ibu rujukan dari bidan mengatakan cemas

    karena perdarahan yang banyak, ari-arinya belum lahir dan ibu merasa

  • letih, lemah, menggigil dan mengeluarkan keringat dingin, sedangkan data

    objektif didapatkan data keadaan umum baik, kesadaran composmentis,

    TTV : TD : 130/90 mmHg, N : 84 x/menit, S : 36,2C, R : 24 x/menit,

    TB : 160 cm, BB sebelum hamil : 48 kg, BB sekarang : 56 kg, LLA : 25

    cm. Pada langkah pengkajian ini penulis tidak menemukan kesenjangan

    antara teori dan praktek yang ada dilahan kasus.

    2. Interpretasi Data

    Interpretasi data diambil dari hasil pengkajian yang sudah

    terkumpul yang akhirnya akan muncul data yang meliputi diagnosa

    kebidanan adalah analisis data yang telah dikumpulkan (Sofyan dkk,

    2003). Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien

    yang ditemukan dari hasil pengkajian atau menyertai diagnosa dan tetap

    membutuhkan penanganan (Varney, 2004). Masalah yang muncul pada ibu

    bersalin dengna retensio plasenta adalah kecemasan terhadap keadaan

    yang dialami pasien berupa perdarahan (Halloway, 2003). Kebutuhan

    adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam

    diagnosa dan masalah didapatkan dengan analisa data. Kebutuhan yang

    diberikan yaitu informasi tentang keadaan ibu, informasi tentang tindakan

    yang akan dilakukan, dorongan moril dari keluarga dan tenaga kesehatan,

    pemenuhan kebutuhan cairan dan penghentian perdarahan (Varney, 2004).

    Sedangkan pada kasus didapatkan diagnosa kebidanan Ny. N

    G2P1A0 umur 30 tahun inpartu kala III dengan retensio plasenta. Masalah

    yang muncul adalah ibu mengatakan cemas karena ari-ari belum lahir dan

  • perdarahan yang banyak dan kebutuhan yang diberikan adalah memberikan

    dukungan moril pada ibu dan memberitahu ibu bahwa ari-ari akan segera

    dilahirkan dan menghentikan perdarahan. Pada langkah ini penulis tidak

    menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan

    praktek.

    3. Diagnosa Potensial

    Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati dan

    kritis pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan

    kebidanan untuk membantu pasien mengatasi dan mencegah masalah yang

    spesifikasi (Varney, 2004). Diagnosa potensial yang mungkin terjadi

    adalah potensial terjadi syok haemorrage : karena adanya perdarahan pasca

    persalinan dan potensial terjadi infeksi puerperium : Pada tindakan manual

    plasenta (Wiknjosastro, 2007). Pada langkah ini diagnosa potensial tidak

    terjadi dikarenakan penanganan yang cepat dari tenaga medis.

    4. Antisipasi

    Tindakan ini dilakukan jika ditemukan adanya diagnosa potensial

    dengan tujuan agar dapat mengantisipasi masalah yang mungkin muncul

    sehubungan dengan keadaan yang dialaminya (Varney, 2004). Menurut

    Saifuddin (2006), antisipasi yang dilakukan adalah pemberian infus drip

    oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS dan RL dengan 40 tetes / menit dan

    antibiotik ampicillin 2 gram secara IM serta dilakukan plasenta manual.

    Sedangkan pada kasus antisipasi yang dilakukan adalah pasang

    infus drip oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS dan RL 40 tpm, lakukan

  • manual plasenta, memberikan terapi obat secara oral : Amoxilin 500 mg 3

    x 1 tablet/hari, Asam mefenamat 500 mg 3 x 1 tablet/hari dan Ferolat 1 x 1

    tablet/hari.

    Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara

    teori dan kasus yaitu pada teori diberikan antibiotik ampicilin 2 gram

    secara IM, sedangkan pada kasus diberikan terapi obat amoxilin 500 mg

    3x1 tablet/hari, asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet/hari dan ferolat 1x1

    tablet/hari karena plasenta sudah lahir secara utuh.

    5. Rencana Tindakan

    Rencana tindakan dibuat berdasarkan diagnosa yang muncul serta

    membantu pasien mengatasi masalah dan kebutuhan (Varney, 2004).

    Menurut Saifuddin (2006), dalam membuat rencana tindakan diusahakan

    untuk memberikan kenyamanan pada ibu dan disisi lain bidan dapat

    melakukan observasi dan pengobatan sebagai berikut :

    a. Observasi tanda-tanda vital seperti tekanan darah, respirasi, nadi, suhu,

    kesadaran, tonus uterus, dan estimulasi banyaknya darah yang sudah

    terlanjur keluar.

    b. Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan

    yang diambil.

    c. Regangkan tali pusat. Bila ekspulsi plasenta tidak terjadi, cobalah traksi

    terkontrol tali pusat.

    d. Pasang infus drip oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS dan RL dengan 40

    tetesan per menit (sebaiknya tidak menggunakan ergometrin karena

  • kontraksi tonik yang timbul dapat menyebabkan plasenta terperangkap

    dalam kavum uteri).

    e. Lakukan plasenta manual jika traksi terkontrol gagal untuk melahirkan

    plasenta, caranya :

    1) Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika diperlukan lakukan

    kateterisasi kandung kemih.

    2) Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 unit IM. Jika belum

    dilakukan pada penanganan aktif kala III.

    3) Jangan berikan ergometrin karena dapat menyebabkan kontraksi

    uterus yang tonik, yang bisa memperlambat pengeluaran plasenta.

    4) Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin

    dan uterus terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali pusat

    terkendali.

    5) Jika traksi pusat terkendali belum berhasil, cobalah untuk melakukan

    pengeluaran plasenta secara manual.

    6) Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan upaya pemberhentian

    perdarahan.

    7) Jika plasenta terlihat dalam vagina, jika anda dapat merasakan

    plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut.

    8) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina yang berbau)

    berikan antibiotik.

    9) Raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta.

    f. Restorasi cairan untuk mengatasi hipovolemia.

  • g. Lakukan tranfusi darah bila dilakukan.

    Pada kasus ibu bersalin dengan retensio plasenta rencana tindakan

    yang dilakukan yaitu observasi KU dan TTV ibu tiap 1 jam, observasi

    perdarahan tiap 30 menit, pasang infus drip oksitosin 10 unit dalam 500 cc

    NS dan RL 40 tpm, lakukan manual plasenta, restorasi cairan RL mengatasi

    hipovolemia. Pada langkah ini