62247 contents bahasa - asean

48
62247_Contents_Bahasa.indd 1 62247_Contents_Bahasa.indd 1 10/27/09 10:01:53 AM 10/27/09 10:01:53 AM

Upload: others

Post on 23-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

62247_Contents_Bahasa.indd 162247_Contents_Bahasa.indd 1 10/27/09 10:01:53 AM10/27/09 10:01:53 AM

DAFTAR ISI

Latar Belakang 3

Rencana Kerja Indonesia 4

Master Plan Jambi 5

Program Kerja 9

Pengalaman dan Pelajaran yang Diperoleh 18

Kesimpulan 20

Lampiran A:

Kronologi Kegiatan

Lampiran B:

Pidato oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup (Indonesia)

Bapak Rachmat Witoelar, Menteri Lingkungan dan

Sumber Daya Air (Singapura) Dr Yaacob Ibrahim, dan

Gubernur Jambi Bapak Zulkifl i Nurdin pada Upacara

Serah Terima Stasiun-Stasiun Pemantauan Udara dan

Cuaca pada tanggal 24 Juli 2009 di Provinsi Jambi

Ucapan Terima Kasih

62247_Contents_Bahasa.indd 262247_Contents_Bahasa.indd 2 10/27/09 10:52:40 AM10/27/09 10:52:40 AM

Latar Belakang

Kabut asap lintas batas akibat kebakaran lahan dan hutan selama musim kemarau

antara Juni hingga Oktober telah sering menjadi sorotan di kawasan selatan Asia

Tenggara beberapa dekade terakhir ini. Kebakaran yang berlangsung tiap tahun

ini terutama disebabkan oleh pembukaan lahan dan metode bertani “tebas-bakar”

di Sumatra dan Kalimantan. Situasi kabut asap ini biasanya menjadi lebih parah

jika bertepatan dengan El Niño, sebuah fenomena iklim yang selalu menyebabkan

kondisi cuaca yang lebih kering dan lebih lama di kawasan tersebut.

Tahun 1997-98, kira-kira 10 juta hektar hutan Indonesia, salah satu pusat biodiversity

(keanekaragaman hayati) dunia, musnah dilalap api yang sebagian besar disebabkan

oleh perkebunan kelapa sawit serta pengelolaan hutan dan lahan di pulau Sumatra

dan Kalimantan. Lebih dari 20 juta orang berada dalam bahaya menghirup polutan

berintensitas pekat yang diketahui menyebabkan gangguan kesehatan akut dan

jangka panjang. Bandara di beberapa negara ASEAN ditutup karena asap tebal dan

total kerugian ekonomi di seluruh kawasan diperkirakan sekitar US$9 miliar.

03

Pencitraan satelit pada titik-

titik api di Sumatra dan kabut

asap yang ditimbulkannya

tahun 2006

62247_Contents_Bahasa.indd 362247_Contents_Bahasa.indd 3 10/27/09 10:01:55 AM10/27/09 10:01:55 AM

Rencana Kerja Indonesia

Sebagai akibat kabut asap yang parah pada peristiwa tahun 2006 yang lalu yang

berdampak cukup serius ke Singapura, Brunei, Indonesia, Malaysia dan bagian

selatan Thailand, kelima negara ASEAN telah mengambil tindakan untuk mengatasi

persoalan kabut asap lintas batas tersebut seperti pembentukan Koordinasi

Pemadaman Kebakaran Sub-Regional ASEAN untuk Sumatra dan Kalimantan.

Sekalipun dengan upaya ini, kabut asap kawasan masih belum dapat diatasi.

Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah besarnya masalah dan kebutuhan

mendesak untuk mengatasi kebakaran lahan dan hutan di Sumatra dan Kalimantan

tidak menyentuh hingga pada tingkat provinsi dan kabupaten.

Menyadari akan hal ini, Indonesia merumuskan rencana kerja spesifi k untuk

mencegah dan mengurangi kebakaran pada tingkat provinsi dan kabupaten sesuai

Rencana Kerja (PoA) Nasional. Indonesia telah mengidentifi kasi 35 kabupaten

rawan kebakaran di 8 provinsi yang perlu mendapat perhatian. PoA Indonesia

meminta negara-negara anggota ASEAN untuk bekerja sama dengan sebuah

provinsi atau kabupaten yang rawan kebakaran untuk meningkatkan kesanggupan

daerah tersebut mengatasi kebakaran lahan dan hutan di sana.

Rencana Kerja Indonesia

Tanggal Dimulainya Kegiatan

Anggaran yang Dialokasikan

Sasaran

Provinsi yang Dimaksud

9 November 2006

750 miliar Rupiah

Pengurangan titik api 50% dari jumlah tahun 2006

1. Jambi

2. Kalimantan Barat

3. Kalimantan Tengah

4. Kalimantan Timur

5. Kalimantan Selatan

6. Riau

7. Sumatra Barat

8. Sumatra Selatan

04

62247_Contents_Bahasa.indd 462247_Contents_Bahasa.indd 4 10/27/09 10:01:55 AM10/27/09 10:01:55 AM

Master Plan Jambi

Sebagai tanggapan, Singapura menawarkan kerjasama dengan Provinsi Jambi dan

Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) indonesia untuk mengembangkan

sebuah Master Plan untuk menangani kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten

Muaro Jambi. Provinsi Jambi terletak di Sumatra bagian selatan dan memiliki 2,7

juta penduduk dengan luas lahan 5,3 juta hektar.

05

Singapura mengirim satu tim petugas ke Jambi dengan misi mencari fakta di bulan

Januari 2007 untuk mengetahui dan menilai keadaan lapangan, prosedur peraturan

dan pelaksanaan yang berlaku dari kesanggupan dan program kerja pencegahan

dan pengurangan kebakaran di Jambi. Pejabat Jambi

memberikan briefi ng kepada Tim Proyek Singapura

tentang penataan institusi, ketersediaan sumber

daya, dll, di Jambi untuk menangani kebakaran

lahan dan hutan. Gubernur jambi, Bapak Zulkifl i

Nurdin juga bertemu

dengan Tim Singapura

untuk menyampaikan

komitmennya terhadap

kerjasama antara Jambi

dan Singapura.

62247_Contents_Bahasa.indd 562247_Contents_Bahasa.indd 5 10/27/09 10:01:56 AM10/27/09 10:01:56 AM

Menindaklanjuti Misi Pencari fakta, Tim Proyek Singapura menyiapkan Kerangka

Kerja dari Master Plan, yang belakangan dikirimkan ke Jambi dan Jakarta, untuk

mendapatkan komentar dan masukan.

Para petugas dari Jambi dan Jakarta juga diundang ke Singapura untuk

mengembangkan Kerangka Kerja dari Master Plan tersebut. Master Plan tersebut

diselesaikan melalui penandatanganan Letter of Intent (LOI) antara KLH dan MEWR

di bulan November 2007 untuk mengesahkan pengembangan Master Plan tersebut

dan implementasi dari kegiatan yang disepakati untuk menangani kebakaran lahan

dan hutan di Kabupaten Muaro Jambi selama rentang waktu dua tahun.

06

Upacara penandatanganan Letter Of Intent (LOI) tentang pengembangan dan

implementasi kegiatan yang disepakati untuk menangani kebakaran lahan dan

hutan di Provinsi Muaro Jambi

62247_Contents_Bahasa.indd 662247_Contents_Bahasa.indd 6 10/27/09 10:01:56 AM10/27/09 10:01:56 AM

Kabupaten Muaro Jambi adalah salah satu dari sembilan kabupaten di povinsi Jambi.

Master Plan tersebut menetapkan strategi dan pendekatan untuk pembukaan lahan

tanpa menggunakan api sedemikian pula pencegahan dan pengurangan kebakaran

lahan gambut di Kabupaten Muaro Jambi. Juga, memperlihatkan sebuah model

untuk metode “pembukaan lahan” yang berkesinambungan. Inti utama Master

Plan tersebut adalah pada Pencegahan Kebakaran. Master Plan ini dimiliki dan

diimplementasikan oleh pemerintahan Jambi.

Sesuai Master Plan ini, Singapura menyediakan bantuan teknis kepada Jambi

dalam mengimplementasikan beberapa langkah kerja spesifi k. Seandainya berhasil

diimplementasikan, Master Plan Jambi dapat menjadi model bagi kabupaten/

kecamatan lain yang rawan kebakaran di Indonesia.

Pemerintahan Provinsi Jambi yang memilih Kabuapaten Muaro Jambi berdasarkan

pertimbangan berikut:

• Kabupaten ini rawan kebakaran

• Dekatnya Kabupaten tersebut dengan Kota Jambi (banyak penduduk yang tinggal

di kota Jambi mengalami dampak kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran

lahan dan hutan tahun 2006.)

• Kabupaten tersebut banyak memiliki lokasi penggalian arkeologi yang sangat

bersejarah yang perlu dilindungi dari kebakaran.

07

Provinsi Jambi terlihat berwarna hijau

62247_Contents_Bahasa.indd 762247_Contents_Bahasa.indd 7 10/27/09 10:01:57 AM10/27/09 10:01:57 AM

Ringkasan Master Plan

Ini adalah hak milik Pemerintah Indonesia.

Jambi dan KLH bertanggung jawab untuk pengembangan dan implementasi

Program Kerja sesuai Master Plan.

Singapura dan pihak-pihak terkait lainnya, termasuk Negara-Negara Anggota

ASEAN, organisasi-organisasi internasional dan regional akan membantu Jambi

dan KLH dalam mengimplementasikan program kerja sesuai Master Plan, jika

diminta oleh Indonesia.

Singapura menawarkan pendanaan, dukungan dan keahlian teknis untuk

mengimplementasikan beberapa program kerja spesifi k sesuai Master Plan.

08

62247_Contents_Bahasa.indd 862247_Contents_Bahasa.indd 8 10/27/09 10:01:57 AM10/27/09 10:01:57 AM

Program Kerja

Selama rentang waktu 2 tahun, para petugas provinsi Jambi bekerja erat dengan

tim proyek Singapura untuk memastikan keberhasilan implementasi Program Kerja

sesuai dengan Master Plan. Selain itu, Singapura menyediakan sejumlah S$1 juta

untuk mengimplementasikan Program Kerja yang dipilih sesuai dukungan teknis nya

kepada Indonesia.

Tujuh Program Kerja yang dipilih tersebut adalah sebagai berikut:

1. Lokakarya untuk mengembangkan kapasitas para petugas Jambi menganalisa

dan membaca gambar satelit untuk informasi dan titik panas

2. Lokakarya sosialisasi mengenai pertanian berkelanjutan dan praktek tanpa

bakar.

3. Pembinaan peta pemanfaatan lahan bagi Kabupaten Muaro Jambi

4.Pemasangan Sistem Informasi Geografi (Geographical Information System atau

GIS) untuk membantu pemantauan dan penilaian kebakaran lahan dan hutan

serta kabut asap.

5. Membangun stasiun-stasiun pemantauan kualitas udara dan cuaca termasuk

pengembangan Sistem Pengukuran indeks Kebakaran (Fire Danger Rating

System, atau FDRS)

6. Pengulasan kepasitas dan kemampuan menghalang dan menanggulangi

kebakaran di kalangan industri pertanian dan pihak-pihak terkait di Kabupaten

Muaro Jambi.

7.Lokakarya pelatihan kesanggupan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

Jambi dan Singapura telah berhasil mengimplementasikan ketujuh progam tersebut

ke dalam ruang lingkup kerjasama Indonesia-Singapura. Sementara itu, Singapura

juga telah mengembangkan 2 program kerja baru tambahan “program penanganan

lahan gambut berasaskan pengetahuan dan pelatihan” bersama Singapore Delft

Water Alliance (SDWA) dan “Peningkatan keahlian budidaya air tawar di Jambi”

bersama Singapore Food Industries (SFI).

09

62247_Contents_Bahasa.indd 962247_Contents_Bahasa.indd 9 10/27/09 10:01:57 AM10/27/09 10:01:57 AM

(1) Lokakarya pembinaan kapasitas Kesanggupan para Petugas Jambi mengalisa dan membaca gambar satelit untuk informasi titik panas

Sasaran: Untuk melatih para petugas Indonesia dalam bidang analisa gambar

satelit

Penjelasan: Sesuai Program Kerja ini, sebuah lokakarya diadakan bagi para

petugas yang berhubungan dengan penanganan persoalan lingkungan, kehutanan,

dan lahan. Lokakarya ini meliputi prinsip-prinsip penangkapan jarak jauh satelit,

memahami dasar-dasar pendeteksian titik api dan kabut asap menggunakan satelit,

analisa gambar satelit dan pengetahuan dasar pemantauan kualitas udara sekitar.

Kedua rangkaian lokakarya berlangsung di Singapura di bulan Januari 2008 dan

Maret 2008, dilaksanakan oleh petugas dari Pusat Pelayanan Meteorologi Singapura

dan Departemen Pengendalian Polusi NEA.

Hasil: Petugas dari pemerintah provinsi Jambi dan KLH yang menghadiri kedua

lokakarya tersebut menjadi terampil dalam analisa satelit dan menjadi pelatih bagi

para petugas lainnya di provinsi dan organisasi mereka.

10

Para Peserta Lokakarya Analisa Pencitraan Satelit

62247_Contents_Bahasa.indd 1062247_Contents_Bahasa.indd 10 10/27/09 10:01:57 AM10/27/09 10:01:57 AM

(2) Lokakarya Sosialisasi mengenai pertanian berkelanjutan dan praktek tanpa bakar

Sasaran: Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesanggupan para peserta dalam

mencegah dan mengendalikan kebakaran lahan dan hutan.

Penjelasan: Pemerintah provinsi Jambi dan NEA bersama-sama mengorganisasi

lokakarya ini dengan dukungan PT Wira Karya Sakti, sebuah perusahaan perkebunan

pulp. Berlangsung di bulan April 2008 di Jambi, lokakarya tersebut dihadiri oleh

para peserta yang terdiri dari kepala-kepala desa, tokoh-tokoh masyarakat, petugas

pemerintah dan organisasi-organisasi non pemerintah.

Pakar-pakar internasional bidang penanganan lahan gambut dan penahanan

kebakaran hutan seperti Delft Hydraulics dan Asia Pacifi c Resources International

Ltd (APRIL) juga berbagi pengalaman mereka di lokakarya tersebut. Penyampaian

training dilakukan di Pusat Pengembangan Masyarakat PT Wirkarya Sakti.

Hasil: Selain meningkatkan pengetahuan dan kesanggupan para partisipan dalam

mencegah dan mengendalikan kebakaran lahan dan hutan, lokakarya ini juga

memunculkan kesadaran di antara masyarakat setempat terhadap pencegahan

dan penahanan kebakaran, metode pertanian yang berkelanjutan serta metode

pembukaan lahan tanpa pembakaran.

” Dari lokakarya ini, kami belajar tentang perladangan yang berkelanjutan...mengenali hambatan-hambatan dan cara mengatasinya. “ - Pak Roslan dari Desa Arang-Arang

11

mi belajar tentang perladangan yang

Para partisipan yang

menghadiri Lokakarya

Mitra Kerja:

Asia Pacifi c Resources

International Ltd (APRIL)

PT Wira Karya Sakti

Singapore-Delft Water Alliance

(SDWA)

62247_Contents_Bahasa.indd 1162247_Contents_Bahasa.indd 11 10/27/09 10:01:59 AM10/27/09 10:01:59 AM

(3) Pembinaan Peta Pemanfaatan Lahan untuk Kabupaten Muaro Jambi

Sasaran: Untuk mengembangkan peta pemanfaatan lahan terkini bagi petugas

Jambi untuk mengenali dan memantau wilayah hutan/perkebunan yang dilanda

kebakaran dan yang dapat mereka gunakan dalam perencanaan penanganan

kebakaran.

Penjelasan: Peta ini dibina oleh Pusat Pencitraan, Penangkapan dan Pemrosesan

Jarak Jauh Singapura (Singapore’s Centre for Remote Imaging, Sensing and

Processing atau CRISP), bekerja sama dengan petugas Badan Perencanaan

Kabupaten Muaro Jambi. Data pencitraan satelit dimanfaatkan untuk melakukan

analisa lahan umum kawasan Muaro Jambi untuk menandai wilayah yang masih

hutan, kawasan berumput, perkebunan, dll.

Hasil: Sebuah peta pemanfaatan lahan terkini telah mengupayakan petugas Jambi

mengenali dan memantau wilayah hutan/perkebunan yang dilanda kebakaran. Selain

itu, peta demikian berguna bagi pemerintah Jambi dalam perencanaan sumber daya

lahan mereka agar dapat memenuhi tantangan yang dihadapi kabupaten tersebut,

khususnya di wilayah penggundulan hutan.

“Peta pemanfaatan lahan ini akan berguna dalam perencanaan sumber daya lahan kami dan juga untuk mengetahui wilayah yang dilanda kebakaran lahan dan hutan.” - Pak Dasra, Kabupaten Muaro Jambi

12

Diskusi tentang

peta pemanfaatan lahan

Mitra Kerja:Pusat Pencitraan, Penangkapan dan Pemrosesan Jarak Jauh Singapura (Centre for

Remote Imaging, Sensing and Processing atau CRISP)

62247_Contents_Bahasa.indd 1262247_Contents_Bahasa.indd 12 10/27/09 10:02:00 AM10/27/09 10:02:00 AM

(4) Pemasangan Sistem Informasi Geografi (Geographical Information System atau GIS) untuk Membantu Pemantauan dan Penilaian Kebakaran Lahan dan Hutan serta kabut Asap

Sasaran: Untuk mengembangkan sebuah sistem yang mendukung pemantauan

kebakaran dan kabut asap kawasan, dan memberikan informasi tentang situasi titik

panas di Kabupaten Muaro Jambi.

Penjelasan: GIS dapat digunakan untuk mengatur, menganalisa, dan menampilkan

informasi yang bersumber dari data geografi , seperti informasi titik panas yang

dihasilkan oleh data satelit. Juga dapat digunakan untuk menghasilkan informasi

pemantauan yang berguna, yang dapat digunakan oleh para petugas Indonesia

untuk menentukan wilayah kebakaran lahan dan hutan. Informasi sedemikian

berguna dalam penilaian situasi kebakaran dan kabut asap kawasan tersebut.

Hasil: GIS diterapkan sejak bulan Juli 2008.

13

Pemakaian GIS membisakan pembesaran gambar pada kabupaten

tersebut dari gambar wilayah Sumatra

62247_Contents_Bahasa.indd 1362247_Contents_Bahasa.indd 13 10/27/09 10:02:00 AM10/27/09 10:02:00 AM

(5) Membangun Stasiun-Stasiun Pemantauan Udara dan Cuaca termasuk Pengembangan Sistem Pengukuran Indeks Kebakaran (Fire Danger Rating System atau FDRS)

Sasaran: Untuk memasang stasiun-stasiun pemantauan untuk mengukur jumlah

materi partikel (PM10) di udara sekitar, arah dan kecepatan angin, temperatur, curah

hujan dan kelembaban relatif.

Penjelasan: Dua stasiun pemantauan udara otomatis dan dua stasiun pemantauan

cuaca dipasang di Provinsi Jambi. Stasiun-stasiun pemantauan udara tersebut

membolehkan penduduk Jambi setiap hari mengetahui nilai Indeks Standar Polutan

(Pollutant Standards Index atau PSI). Nilai ini berguna selama periode terjadinya

kabut, karena nilai PSI akan digunakan untuk mengaktifkan penyediaan petunjuk

kesehatan dan tindakan perlindungan kesehatan bagi penduduk setempat.

Selain itu, selama periode cuaca kering, data yang diperoleh dari stasiun-stasiun

pemantauan cuaca yang baru dipasang, digunakan sebagai masukan bagi Sistem

Pengukuran Indeks (Fire Danger Rating System atau FDRS). Sistem ini menghasilkan

Indeks Kebakaran (Fire Danger Rating Index atau FDRI), yang menunjukkan resiko

terjadinya kebakaran hutan/vegetasi. Indeks ini membantu dalam perencanaan

sumber daya penanganan kebakaran dan memberikan peringatan dini untuk

mencegah kebakaran lahan dan hutan.

Hasil: Stasiun-stasiun pemantauan udara dan cuaca telah terpasang dan saat ini

dalam pemeliharaan sebuah kontraktor yang dilibatkan oleh NEA. Petugas dari

kantor lingkungan hidup Muaro Jambi telah dilatih untuk mengoperasikan peralatan

serta cara-cara mencari kerosakan/gangguan dan melakukan penjagaan asas pada

peralatan pemantauan udara dan cuaca tersebut.

14

Untuk menandai selesainya penyediaan

stasiun-stasiun pemantauan udara dan

cuaca tersebut, sebuah upacara serah

terima dilangsungkan pada tanggal 24

Juli 2009 di Provinsi Jambi. Bertindak

sebagai tuan rumah dalam kesempatan

ini adalah Gubernur Jambi dan dihadiri

oleh kedua Menteri Lingkungan Hidup

dari Indonesia dan Singapura.

Menteri Negara Lingkungan Hidup (Indonesia) Bapak

Rachmat Witoelar menyampaikan Pidato Pembukaan di

Upacara Serah Terima

62247_Contents_Bahasa.indd 1462247_Contents_Bahasa.indd 14 10/27/09 10:02:00 AM10/27/09 10:02:00 AM

15

Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air

(Minister of Environment & Water Resources)

Singapura Dr Yaacob Ibrahim menyampaikan

sambutan

Bapak Zulkifl i Nurdin, Dr Yaacob Ibrahim, Bapak

Rachmat Witoelar menandatangani plakat

(piagam) pada upacara serah terima stasiun-

stasiun pemantauan udara dan cuaca di Provinsi

Jambi.

(Dari Kiri) CEO (NEA) Mr Andrew Tan, Deputi

Menteri (KLH) Ibu Nelly (tengah) bersama para

pejabat dan pelajar di upacara

penanam pohon

Alat yang digunakan untuk memantau materi

partikel (PM10)

Stasiun-Stasiun Pemantauan Udara dan

Cuaca di Sengeti.

62247_Contents_Bahasa.indd 1562247_Contents_Bahasa.indd 15 10/27/09 10:02:01 AM10/27/09 10:02:01 AM

(6) Pengulasan Kapasitas dan Kemampuan mencegah dan menanggulangi kebakaran di kawasan industri pertanian dan pihak-pihak terkait di kabupatan muaro Jambi

Sasaran: Untuk mengulas kapasitas dan kemampuan pencegahan dan

penanggulangan kebakaran dari perusahaan-perusahaan perkebunan dan pihak-

pihak terkait di Kabupaten Muaro Jambi.

Penjelasan: NEA telah bermitra dengan Asia Pacifi c Resources International Ltd

(APRIL), sebuah perusahaan yang berbasis di Singapura dengan konsesi pulp dan

kertas di Sumatra menjalankan program kerja ini. APRIL telah menyumbangkan

tenaga Manajer Penerbangan dan Pengamanan Kebakaran mereka, Mr Brad

Sanders yang memiliki keahlian dan pengalaman lapangan yang luas dalam hal

pencegahan dan penanggulangan kebakaran di Indonesia. Mr Sanders melakukan

peninjauan di Jambi di bulan November 2008, bersama dengan sebuah tim dari

para petugas NEA, Pemerintah Provinsi Jambi, Kabupaten Muaro jambi.

Hasil: Evaluasi yang dilakukan termasuk penilaian koordinasi pemadaman kebakaran

(PUSDALKARLAHUT) yang ada di Kabupaten Muaro Jambi dan kesanggupan

serta keefektifan mereka dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

Evaluasi tersebut juga menemukan kesenjangan dalam koordinasi penanganan

kebakaran antara provinsi, para pemegang izin (konsesi), perkebunan masyarakat,

Manggala Agni (pemadam kebakaran) dan pemadam desa setempat di Kabupaten

Muaro Jambi. Temuan tersebut dan semua rekomendasi telah dikomunikasikan

kepada pemerintah provinsi Jambi dan digunakan dalam lokakarya pelatihan untuk

menjembatani kesenjangan tersebut. . Lokakarya pelatihan ini adalah program kerja

yang ke 7

Mitra Kerja: Asia Pacifi c Resources International Ltd (APRIL)

16

k di i d k b kil i k

Anggota-anggota tim proyek Jambi

dan Singapura mengunjungi sebuah

desa di Kabupaten Muaro Jambi

62247_Contents_Bahasa.indd 1662247_Contents_Bahasa.indd 16 10/27/09 10:02:03 AM10/27/09 10:02:03 AM

(7) Lokakarya Pelatihan Kesanggupan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran.

Sasaran: Untuk melakukan pelatihan tentang pemadaman kebakaran bagi para

penduduk, Manggala Agni (Pemadam Kebakaran) dan pihak-pihak terkait lainnya

seperti perusahaan-perusahaan perkebunan dan para Petugas Kecamatan.

Hasil: Pihak-pihak terkait menyoroti bahwa pencegahan kebakaran adalah cara yang

paling efektif untuk meminimalkan dan mengendalikan kebakaran. Beberapa tindakan

strategis diangkat dan dikumpulkan menjadi Rencana Kerja untuk disebarluaskan

kepada pihak-pihak terkait yang berkepentingan, khususnya Pemerintah Provinsi

dan Kabupaten sehingga akan tercipta koordinasi yang lebih baik di antara pihak-

pihak terkait ini.

Mitra Kerja: Asia Pacifi c Resources International Ltd (APRIL)

“…lokakarya ini memungkinkan semua orang dari kantor dinas pemerintah, para penduduk dan pihak swasta bekerja bersama untuk menghasilkan strategi penanganan kebakaran yang berkesinambungan….”- Pak Hari, peserta dari perkebunan kelapa sawit setempat.

17

ini memungkinkan semua orang dari kantor dinas pemerintah para

Para peserta yang menjalani praktik pelatihan

pemadaman kebakaran

62247_Contents_Bahasa.indd 1762247_Contents_Bahasa.indd 17 10/27/09 10:02:04 AM10/27/09 10:02:04 AM

Pengalaman dan Pelajaran yang diperoleh

Pentingnya Komunikasi

Tim Proyek Singapura menjalin hubungan dengan kolega-kolega Indonesia di

Provinsi Jambi di bulan Januari 2007 setelah Indonesia mengundang negara-negara

ASEAN untuk bekerja sama dengan Provinsi/Kabupaten yang rawan kebakaran

untuk mencegah dan mengurangi kebakaran lahan dan hutan sesuai Rencana Kerja

(PoA) Indonesia. Bersama-sama, mereka bekerja untuk memahami kondisi lapangan

di lokasi dalam menangani kebakaran lahan dan hutan. Pejabat dari kedua negara

juga bertemu beberapa bulan untuk membicarakan dan menyusun program kerja.

Melalui kepemimpinan yang tangguh dari Gubernur Jambi, komitmen dari para

pejabat provinsi dalam jajarannya dan juga dukungan dari kolega-kolega kami di

KLH, para petugas dari kedua negara berhasil merampungkan semua 7 program

kerja.

Selama musim kemarau 2008, para petugas Jambi dapat memanfaatkan semua

sarana yang dihasilkan sesuai program kerja seperti peta informasi titik panas

dan pemanfaatan lahan, untuk memantau keadaan titik panas di Jambi dan juga

mengembangkan strategi penahanan kebakaran. Petugas NEA juga menyediakan

dukungan dan bekerja erat dengan petugas Indonesia untuk memahami keadaan

lapangan.

Sumbangsih Organisasi-Organisasi Non Pemerintah (NGO)

Selain pemerintah provinsi Jambi, Organisasi-organisasi Non Pemerintah (NGO)

berperan penting dalam mengimplementasikan proyek ini. Contohnya, Yayasan

Pinang Sebatang (PINSE), sebuah NGO lingkungan hidup yang aktif di Jambi,

terlibat dalam beberapa proyek seperti Lokakarya Sosialisasi Metode Pertanian

Berkelanjutan dan Praktek Tanpa Bakar.

PINSE bekerja erat dengan pemerintah provinsi Jambi dan memiliki hubungan

baik dengan masyarakat Jambi. Selama lokakarya sosialisasi ini, PINSE yang

berhubungan baik dengan masyarakat setempat bisa mengumpulkan dukungan

18

62247_Contents_Bahasa.indd 1862247_Contents_Bahasa.indd 18 10/27/09 10:02:04 AM10/27/09 10:02:04 AM

19

dari para kepala desa dan penduduk untuk ikut serta dalam lokakarya tersebut dan

juga mempromosikan praktek tanpa bakar pada masyarakat setempat. Karena itu,

dukungan dan jaringan NGO adalah sumber daya yang berharga dalam merangkul

masyarakat.

Kemitraan dengan para Pakar

Para pakar tidak hanya memberikan pengetahuan teknis tetapi juga menyediakan

keahlian yang dibutuhkan dalam hal pencegahan dan pengendalian kebakaran.

Melalui kemitraan dengan para pakar seperti Singapore Delft Water Alliance (SDWA),

penelitian dan strategi terapan dihasilkan untuk mengurangi kebakaran di lahan

gambut yang rusak. Kebakaran lahan gambut adalah penyebab utama kabut asap

lintas batas yang melanda kawasan ini.

Ketersediaan informasi dengan waktu nyata (real-time) untuk kualitas udara dan cuaca

Indeks Standar Polutan (Pollutants Standards Index atau PSI) dan Indeks Kebakaran

(Fire Danger Rating Index atau FDRI) menyajikan informasi yang berguna bagi

pemerintahan provinsi dan masyarakat setempat untuk mencegah dan mengurangi

kebakaran lahan dan hutan. Data-data ini membantu masyarakat dengan memberikan

peringatan dini kondisi kekeringan dan pendeteksian dini kebakaran lahan dan hutan.

Dalam jangka panjang, informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk membantu

provinsi tersebut dalam bidang pertanian, perladangan, penerbangan, penelitian, dll.

Pemerintah Jambi melalui jajarannya, Badan Lingkungan Hidup, adalah pihak yang

saat ini mengendalikan semua stasiun pemantauan udara dan cuaca.

62247_Contents_Bahasa.indd 1962247_Contents_Bahasa.indd 19 10/27/09 10:02:05 AM10/27/09 10:02:05 AM

KESIMPULANTatkala kerjasama Indonesia-Singapura di provinsi Jambi berjalan dengan baik,

kami tahu bahwa upaya yang dikerahkan bersama ini di Jambi hanyalah mewakili

sebagian kecil dari tantangan yang jauh lebih besar yang dihadapi Indonesia, karena

kebakaran lahan dan hutan bukanlah hanya persoalan lingkungan di Indonesia, tapi

juga merupakan persoalan ekonomi dan kesehatan. Pengalaman dan pelajaran yang

diperoleh melalui kerja sama ini akan memungkinkan masyarakat dan perusahaan

perkebunan setempat di provinsi ini menjadi lebih siap melakukan bagian mereka

untuk menghentikan masalah kebakaran dan kabut asap. Pengalaman-pengalaman

yang diperoleh dalam implementasi Master Plan Jambi dapat ditiru di provinsi rawan

kebakaran lainnya untuk menyongsong ASEAN bebas kabut.

20

62247_Contents_Bahasa.indd 2062247_Contents_Bahasa.indd 20 10/27/09 10:02:05 AM10/27/09 10:02:05 AM

Lampiran A: Kronologi Kegiatan

• Sebuah tim dari para petugas MEWR dan NEA

mengunjungi Jambi untuk memahami keadaan

lapangan, menjalin hubungan dengan para petugas

inti Jambi dan bekerja sama dengan mereka untuk

mempelajari substansi kunci dari Master Plan.

• Melanjutkan Misi Pencari fakta, tim ini mempersiapkan

Kerangka Kerja dari Master Plan. Kerangka Kerja

tersebut dikirm ke Jambi dan Jakarta untuk

mendengarkan pandangan dan komentar mereka.

Jan 2007

• Mengundang petugas Jambi dan Jakarta ke

Singapura untuk mengembangkan Kerangka

Kerja dengan tujuan membuat konsep dan

menyempurnakan Master Plan.

Feb 2007

• Menemui Gubernur Jambi untuk membicarakan

Master Plan.

Apr 2007

• Mengunjungi Jambi bersama Singapore Food

Industries (SFI) untuk menjalin hubungan dengan

Gubernur Jambi dan segenap jajaran, dan menjajaki

kemungkinan proyek-proyek di provinsi Jambi.

Mei 2007

• SFI melakukan studi perbandingan di industri

perikanan dan nanas dan prasarana yang tersedia

untuk mendukung industri-industri ini.

• Hasilnya dipresentasikan kepada Gubernur Jambi.

Jul 2007

21

62247_Contents_Bahasa.indd 2162247_Contents_Bahasa.indd 21 10/27/09 10:02:05 AM10/27/09 10:02:05 AM

• Perbincangan dengan Jakarta tentang Master Plan.

• Petugas Jambi mempresentasikan dan berupaya

mendapatkan persetujuan Gubernur Jambi dan

Jakarta sehubungan Master Plan

Feb - Okt 2007

• Letter of Intent (LOI) ditandatangani antara Indonesia

dan Singapura pada tanggal 7 Nov 2007 untuk

meresmikan perbaikan Master Plan dan implementasi

kegiatan yang disepakati untuk menangani kebakaran

lahan dan hutan di Jambi selama jangka waktu dua

tahun.

• Menemui Gubernur dan kepada beliau LOI

dipresentasikan. Juga membicarakan implementasi

langkah kerja sesuai LOI.

• Para petugas NEA dan petugas propinsi Jambi

melakukan kunjungan ke lokasi untuk mencari

tempat untuk stasiun-stasiun pemantauan air dan

cuaca.

Nov 2007

• Pelatihan gelombang pertama lokakarya analisa

informasi pencitraan satelit dan titik api dilakukan

bagi para petugas dari pemerintah provinsi Jambi

dan KLH.

• Pejabat Senior Jambi mengunjungi Singapura

untuk membicarakan program kerja yang sedang

berlangsung.

Jan 2008

• Pelatihan gelombang kedua lokakarya analisa

informasi pencitraan satelit dan titik api dilakukan

bagi para petugas dari pemerintah provinsi Jambi

dan KLH.

Mar 2008

22

62247_Contents_Bahasa.indd 2262247_Contents_Bahasa.indd 22 10/27/09 10:02:06 AM10/27/09 10:02:06 AM

• Lokakarya sosialisasi metode perladangan yang

berkesinambungan dan tanpa pembakaran

dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan

kesanggupan dalam mencegah dan mengendalikan

kebakaran lahan dan hutan.

• Bertemu dengan para petugas provinsi Jambi untuk

mendapatkan umpan balik sehubungan langkah kerja

yang sudah selesai dan juga untuk menindaklanjuti

program kerja yang belum rampung.

Apr 2008

• Sistem Informasi Geografi (Geographical Information

System, atau GIS dipasang

• Menemui Gubernur Jambi untuk mendapatkan

persetujuan terkait upacara serah terima stasiun-

stasiun pemantauan udara dan cuaca yang diusulkan

berlangsung di Jambi.

• Juga memberi masukan terkini kepada Gubernur

sehubungan 2 program kerja baru.

• Para petugas teknik NEA dan kontraktor membantu

para petugas Jambi mempersiapkan lokasi untuk

stasiun-stasiun pemantauan udara dan cuaca.

Jul 2008

• Para petugas Muaro Jambi mengunjungi CRISP

untuk membuat peta pemanfaatan lahan.

• Peta pemanfaatan lahan untuk Kabupaten Muaro

Jambi dihasilkan dan dikirim ke Indonesia.

Mei 2008

23

62247_Contents_Bahasa.indd 2362247_Contents_Bahasa.indd 23 10/27/09 10:02:07 AM10/27/09 10:02:07 AM

• Untuk mengawasi pemasangan dan menyiapkan

untuk beroperasi stasiun-stasiun pemantauan udara

dan cuaca.

• Juga, untuk melatih para petugas provinsi Jambi

untuk mengoperasikan dan memelihara stasiun-

stasiun pemantauan udara dan cuaca.

Agus - Okt 2008

• Dilakukan evaluasi terhadap kesanggupan

pencegahan dan penahanan kebakaran dari

perusahaan-perusahaan dan para pihak terkait yang

berkepentingan di Kabupaten Muaro Jambi.

Nov 2008

• Stasiun-stasiun udara dan cuaca dipersiapkan

beroperasi.

Dec 2008

• Perbincangan dengan para petugas Jambi dan

KLH terkait upacara serah terima stasiun-stasiun

pemantauan udara dan cuaca.

Jan – Jun 2009

• Upacara serah terima stasiun-stasiun pemantauan

udara dan cuaca di Jambi.

Jul 2009

• Lokakarya pelatihan kesanggupan pencegahan dan

penahanan kebakaran dilakukan.

Aug 2009

24

62247_Contents_Bahasa.indd 2462247_Contents_Bahasa.indd 24 10/27/09 10:02:08 AM10/27/09 10:02:08 AM

Lampiran B: Kronologi Kegiatan

25

Pidato oleh Menteri Lingkungan Hidup (Indonesia) Bapak Rachmat

Witoelar, Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air (Singapura) Dr Yaacob

Ibrahim, dan Gubernur Jambi Bapak Zulkifl i Nurdin pada upacara serah

terima Stasiun-Stasiun Pemantauan Udara dan Cuaca pada tanggal 24 Juli

2009 di Provinsi Jambi.

Yth. H.E. Dr. Jacob Ibrahim, Minister of Environment and Water Resources, The

Republic of Singapore,

Yth. Bpk. Zulkifl i Nurdin, Gubernur Jambi,

Yth. Bpk. Burhanuddin Mahir, Bupati Muaro Jambi, dan

Seluruh Undangan yang terhormat,

Assalamualaikum warrohmatullahi wabarokatuh, salam sejahtera,

Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang dengan perkenan-

Nya acara ini dapat diselenggarakan pada hari ini. Ucapan terima kasih saya sam-

paikan kepada Pemerintah Provinsi Jambi yang telah memfasilitasi penyelenggaraan

acara serah terima peralatan pemantauan particulate matter kurang dari 10 mikron

(PM10) dari Pemerintah Republik Singapura kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Selain itu, penghargaan juga saya sampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Muaro

Jambi yang telah bersedia menjadi tempat penyelenggaraan acara.

Hadirin yang saya hormati,

Saya mengajak seluruh elemen masyarakat Jambi untuk membangun Jambi den-

gan mengedepankan etika dan norma yang telah dibangun dan disepakati, termas-

uk didalamnya berbagai aturan hukum, baik di tingkat daerah maupun nasional.

62247_Contents_Bahasa.indd 2562247_Contents_Bahasa.indd 25 10/27/09 10:02:09 AM10/27/09 10:02:09 AM

26

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa berbagai kegiatan atas nama pemban-

gunan untuk Jambi khususnya tidak hanya memikirkan kepentingan dan manfaat

jangka pendek. Hal ini penting karena berbagai kegiatan pembangunan kita masih

banyak bersandarkan kepada pemanfaatan langsung sumberdaya alam, yang apa-

bila sumberdaya tersebut sudah terkuras maka fungsi lingkungan sangat sulit untuk

dikembalikan mendekati keadaan semula atau bahkan jika dibiarkan rusak akan me-

merlukan biaya yang sangat besar untuk merehabilitasinya melebihi nilai pendapatan

nominal yang diperoleh.

Dalam hal pengendalian kebakaran hutan dan lahan, dengan dukungan semua pihak

dibantu iklim yang basah maka pemerintah Indonesia telah berhasil menekan jumlah

titik panas sebesar 52% pada tahun 2007 dan 49% pada tahun 2008 dibanding-

kan dengan jumlah titik panas pada tahun 2006. Tetapi pada tahun 2009, menurut

data pemantauan titik panas Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) sampai

dengan minggu ini, di wilayah Sumatra jumlah titik panas adalah 6615 dan sudah

melebihi jumlah titik panas pada periode yang sama pada tahun 2006 yaitu 5365

titik panas. Keadaan yang sama ini juga terjadi di Jambi dimana jumlahnya adalah

710 titik panas pada tahun 2009 dibandingkan 392 titik panas pada tahun 2006.

Khusus untuk Kabupaten Muaro Jambi, jumlah titik panas terdeteksi sampai saat ini

di tahun 2009 adalah 15 titik panas, lebih rendah dibandingkan pada periode yang

sama tahun 2006 yaitu sejumlah 46 titik panas.

Kecenderungan peningkatan jumlah titik panas pada bulan akhir-akhir ini di tahun

2009 menimbulkan perhatian kita karena disamping Indonesia tidak akan dapat

mencapai target penurunan titik panas, kondisi ini juga telah meniadakan upaya-

upaya yang telah dan sedang dibangun selama ini. Adapun target penurunan jumlah

titik panas yang tertuang dalam rencana aksi nasional perubahan iklim adalah sebe-

sar 50 % sampai tahun 2009, sebesar 75% sampai tahun 2012 dan 95% sampai

tahun 2025.

Hadirin yang saya hormati,

Ijinkan saya untuk sekilas memberikan uraian tentang latar belakang terjadinya ker-

jasama Indonesia dan Singapura mengenai pengendalian kebakaran di Provinsi

Jambi. Hal ini dibangun dari pertemuan Technical Working Group (TWG) dan Minis-

terial Steering Committee (MSC) yang secara rutin diselenggarakan di tingkat region-

al. Pertemuan ini bertujuan untuk membangun kerjasama regional terkait pengen-

dalian kebakaran hutan dan lahan serta pencemaran asap lintas batas. Kerjasama

diperlukan karena isu ini sudah menjadi perhatian tidak hanya di tingkat nasional,

tetapi juga tingkat regional dan internasional. Isu yang dibicarakan termasuk damp-

ak kebakaran hutan dan lahan yang berupa asap yang telah merugikan di berbagai

bidang termasuk bidang ekonomi, kesehatan dan lingkungan hidup khususnya bagi

Indonesia sendiri dan dirasakan juga di negara-negara lain seperti Singapura dan

Malaysia. Pada gilirannya, dampak berupa asap lintas batas tersebut telah meng-

62247_Contents_Bahasa.indd 2662247_Contents_Bahasa.indd 26 10/27/09 10:02:10 AM10/27/09 10:02:10 AM

27

ganggu jalannya pembangunan di Indonesia dan negara yang juga terpapar.

Undangan yang terhormat,

Indonesia memerlukan dukungan dari negara lain dalam pengendalian kebakaran

hutan dan lahan. Kerjasama yang dibangun antara lain dengan Pemerintah

Singapura yaitu untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan

serta dampaknya di Provinsi Jambi. Kerjasama ini tertuang dalam Letter of Intent

(LOI) yang telah ditandatangani pada tanggal 7 Nopember 2007. Berdasarkan LOI

yang telah ditandatangani tersebut bahwa kegiatan yang diidentifi kasi dan

disepakati untuk dilaksanakan dalam kerangka LOI ini harus disepakati oleh dua

negara. Untuk itu, kegiatan yang dilaksanakan harus dapat mendukung Provinsi

Jambi dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan serta pencemaran asap lintas

batas. Selain itu, juga dapat menggerakkan pihak terlibat untuk berperan langsung

dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Hal ini supaya dapat menunjukkan

bahwa seluruh pihak berkomitmen dan berkontribusi langsung dalam pengendalian

kebakaran hutan dan lahan serta pencemaran asap lintas batas yang tidak hanya

untuk mengatasi permasalahan nasional tetapi juga di regional.

Pada hari ini, salah satu bentuk dari kerjasama yang dilakukan adalah melakukan

pemantauan pencemaran asap dengan parameter yang dipantau adalah PM10. Pe-

mantauan PM10 penting sebagai sistem deteksi dini sehingga pemerintah daerah

dapat mengambil langkah segera seperti untuk melindungi masyarakat supaya tidak

terpapar asap yang dapat mengganggu kesehatan, atau terhadap keselamatan

transportasi. Alat yang dibantu oleh Pemerintah Singapura ini supaya dapat diop-

erasionalisasikan dan dipelihara dengan baik oleh Pemerintah Daerah.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Saya berharap bahwa kegiatan ini dapat berjalan lancar dan kerjasama yang

dibangun dapat memberikan manfaat kepada dua negara. Sekali lagi saya

ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan

acara ini. Penghargaan juga saya berikan kepada Pemerintah Singapura atas

berjalannya kerjasama selama ini.

Wassalam,

Ir. Rachmat Witoelar

Menteri Negara Lingkungan Hidup

Republik Indonesia

62247_Contents_Bahasa.indd 2762247_Contents_Bahasa.indd 27 10/27/09 10:02:10 AM10/27/09 10:02:10 AM

28

R E P U B L I C O F S I N G A P O R E

REMARKS BY DR YAACOB IBRAHIM

MINISTER FOR THE ENVIRONMENT

AND WATER RESOURCES

AT THE HANDOVER CEREMONY FOR THE AIR QUALITY AND

WEATHER MONITORING STATIONS

24 JULY 2009

JAMBI PROVINCE, INDONESIA

62247_Contents_Bahasa.indd 2862247_Contents_Bahasa.indd 28 10/27/09 10:02:10 AM10/27/09 10:02:10 AM

29

Dear Excellencies, Pak Rachmat and Pak Zulkifl i

Distinguished Guests,

Ladies and Gentlemen

I am very pleased to be here today on this happy occasion to witness the offi cial

taking over of the air quality and weather monitoring stations by our Indonesian

friends and colleagues. Today’s event marks an important milestone in the

Indonesia-Singapore Collaboration in Jambi Province. This collaboration would not

be possible without the commitment from Pak Zulkifl i and his offi cials in the Jambi

provincial government to work together with Singapore. I also want to express deep

appreciation to my dear colleague, Pak Rachmat, who has strongly supported this

project together with his dedicated team from the Indonesian State Ministry of

Environment.

Background of Collaboration

I recall that in 2006 after a haze episode, Indonesia had invited ASEAN countries to

collaborate with the fi re-prone provinces/regencies to prevent and mitigate land and

forest fi res under the Indonesian Plan of Action (PoA). Singapore had responded

immediately to that invitation and offered to collaborate with the Jambi Provincial

Government and Indonesia’s State Ministry of Environment to develop a Master Plan

to deal with land and forest fi res in Muaro Jambi Regency.

Following this in Jan 2007, a team of offi cers from the Singapore Ministry of the

Environment and Water Resources (MEWR) and the National Environment

Agency (NEA) established contact with our friends in Jambi. Together, they worked

on deeper understanding of the local ground conditions in tackling land and forest

fi res. A fact-fi nding mission was conducted and subsequently followed by several

other similar visits to Jambi over several months. With the strong leadership of Pak

Zulkifl i, commitment by his provincial offi cials as well as support from our KLH

colleagues, both our countries worked closely together to develop the Jambi

Master Plan to implement measures to address the land and forest fi res.

The Letter of Intent (LOI) signed in Nov 2007 formalised our collaboration and the

Jambi Master Plan. The LOI provided both Indonesia and Singapore the opportunity

to jointly develop and implement action programmes and measures to effectively

prevent and manage the fi res on the ground.

Action Programmes Under the Collaboration

A total of 7 action programmes were developed. It is with great pleasure today that I

announce that we have already completed 6 of these 7 action programmes.

I was told that the Jambi offi cials appointed by Pak Zulkifl i to implement the various

action programmes had been very cooperative and helpful in ensuring the smooth

62247_Contents_Bahasa.indd 2962247_Contents_Bahasa.indd 29 10/27/09 10:02:10 AM10/27/09 10:02:10 AM

30

implementation of the action programmes. All these would also not have been

possible without the hard work of the Jambi Provincial Government under Pak

Zulkifl i. They are committed because they recognise that the smoke haze affected

the health and economic well-being of the people of Jambi more than anyone else

in the

region.

Amongst the 6 programmes completed is the installation and setting up of the air

quality and weather monitoring stations in Muaro Jambi Regency. These stations

have been operational since Dec 2008 and I have been informed by Pak Zulkifl i that

data collected from these stations have given his people access to valuable informa-

tion such as the state of the air quality and alerts on the fi re danger situation. I hope

that these stations would continue to support Jambi’s efforts in the prevention and

mitigation of the fi res.

I understand that the last remaining action programme, namely “Training on Fire

Prevention and Suppression Capabilities”, will also commence soon. With the

completion of that programme, Singapore and Indonesia would have then

completed all the programmes identifi ed under the LOI.

These action programmes have benefi tted the local authorities and communities by

enhancing their capacities and knowledge in preventing fi res. In this regard, we hope

to continue collaborating with Jambi beyond the agreed programmes under the LOI.

I am therefore pleased to note that two new action programmes have already been

developed. One of them is the Jambi Peatland Management project, which is jointly

implemented with our partners from the Singapore Delft Water Alliance (SDWA) and

the Jambi University. The other project, which involves the “Enhancement of

Aquaculture Expertise in Jambi”, would commence by this year, and it will be carried

out in conjunction with our partner, the Singapore Food Industries (SFI)

Transboundary Haze Pollution

While our collaboration has progressed well, we must all be aware that our

programmes in Jambi represent only a small part of a much larger challenge that we

face, as land and forest fi res are not just an environment issue, but also an economic

and social one. We therefore have to rely on a coordinated multi-sectoral approach

and long term commitment by not only all of us here today, but also by our col-

leagues in other agencies, partners in the private sector and also the local

population. Only when every village and plantation in every province is committed to

efforts to prevent smoke haze will the region be free from it every dry season.

The region is now in the dry season and therefore must remain vigilant to ensure that

smoke haze does not affect us. The main message that we want to convey from

today is the need to step up efforts to prevent and mitigate land and forest fi res. I

62247_Contents_Bahasa.indd 3062247_Contents_Bahasa.indd 30 10/27/09 10:02:10 AM10/27/09 10:02:10 AM

31

believe that all of us are aware of the economic, health and social repercussions, not

to mention the fi nancial effects such as loss of tourism receipts, increase in health

costs, and environmental pollution costs, if a severe haze episode were to strike us

again. Hence, I would like to urge all of us to continue cooperating closely with one

another, so that all of our hard work done so far would not go to waste. We must

work towards a haze-free ASEAN.

Concluding Remarks

Based on the feedback from my offi cers, one worthy takeaway from the Indonesia-

Singapore collaboration in Jambi is the genuine friendship and close relationship

built up over the years between offi cials from both countries. Singapore and

Indonesia are committed to maintain this close relationship so that we may continue

to work together effectively to jointly tackle the challenges associated with land and

forest fi res.

In closing, I wish to express my special thanks to Pak Zulkifl i for giving his support

and leadership selfl essly. The collaboration would not have been successful without

Pak Zulifl i’s pivotal role in guiding our offi cials and giving his full support to the

implementation of the action programmes.

I would also like to thank Pak Rachmat for taking precious time off your busy

schedule to grace this important event and your commitment to preventing haze in

the region.

Last but not least, I would like to express our gratitude to the Government of

Indonesia and the Provincial Government of Jambi for all the excellent arrangements

and hospitality extended to me and my delegation. I look forward to further

opportunities to develop and strengthen the collaboration and commitment with our

Indonesian friends and colleagues.

Thank you.

62247_Contents_Bahasa.indd 3162247_Contents_Bahasa.indd 31 10/27/09 10:02:10 AM10/27/09 10:02:10 AM

32

62247_Contents_Bahasa.indd 3262247_Contents_Bahasa.indd 32 10/27/09 10:02:10 AM10/27/09 10:02:10 AM

33

62247_Contents_Bahasa.indd 3362247_Contents_Bahasa.indd 33 10/27/09 10:02:10 AM10/27/09 10:02:10 AM

34

62247_Contents_Bahasa.indd 3462247_Contents_Bahasa.indd 34 10/27/09 10:02:11 AM10/27/09 10:02:11 AM

35

62247_Contents_Bahasa.indd 3562247_Contents_Bahasa.indd 35 10/27/09 10:02:11 AM10/27/09 10:02:11 AM

36

62247_Contents_Bahasa.indd 3662247_Contents_Bahasa.indd 36 10/27/09 10:02:12 AM10/27/09 10:02:12 AM

37

62247_Contents_Bahasa.indd 3762247_Contents_Bahasa.indd 37 10/27/09 10:02:13 AM10/27/09 10:02:13 AM

38

62247_Contents_Bahasa.indd 3862247_Contents_Bahasa.indd 38 10/27/09 10:02:13 AM10/27/09 10:02:13 AM

39

62247_Contents_Bahasa.indd 3962247_Contents_Bahasa.indd 39 10/27/09 10:02:14 AM10/27/09 10:02:14 AM

40

62247_Contents_Bahasa.indd 4062247_Contents_Bahasa.indd 40 10/27/09 10:02:14 AM10/27/09 10:02:14 AM

41

62247_Contents_Bahasa.indd 4162247_Contents_Bahasa.indd 41 10/27/09 10:02:15 AM10/27/09 10:02:15 AM

42

62247_Contents_Bahasa.indd 4262247_Contents_Bahasa.indd 42 10/27/09 10:02:15 AM10/27/09 10:02:15 AM

43

62247_Contents_Bahasa.indd 4362247_Contents_Bahasa.indd 43 10/27/09 10:02:16 AM10/27/09 10:02:16 AM

2644

62247_Contents_Bahasa.indd 4462247_Contents_Bahasa.indd 44 10/27/09 10:02:16 AM10/27/09 10:02:16 AM

45

62247_Contents_Bahasa.indd 4562247_Contents_Bahasa.indd 45 10/27/09 10:02:17 AM10/27/09 10:02:17 AM

46

62247_Contents_Bahasa.indd 4662247_Contents_Bahasa.indd 46 10/27/09 10:02:18 AM10/27/09 10:02:18 AM

Ucapan Terima Kasih

Kami ingin menyampaikan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada kolega-

kolega kami di KLH, pemerintah provinsi Jambi dan para mitra yang membantu kami

dalam implementasi program kerja:

Asia Pacifi c Resources International Ltd (APRIL)

Pusat Pencitraan, Penangkapan dan Pemrosesan Jarak Jauh (Centre for Remote

Imaging, Sensing and Processing, atau CRISP)

PT Wira Karya Sakti

Singapore Delft Water Alliance (SDWA)

62247_Contents_Bahasa.indd 4762247_Contents_Bahasa.indd 47 10/27/09 10:02:18 AM10/27/09 10:02:18 AM

National Environment Agency

40 Scotts Road

Environment Building

Singapore 228231

Republic of Singapore

ww.nea.gov.sg

This booklet is printed on FSC paper.

62247_Contents_Bahasa.indd 4862247_Contents_Bahasa.indd 48 10/27/09 10:02:18 AM10/27/09 10:02:18 AM