620 pid.b 2010 pn.smda-korupsi
TRANSCRIPT
1
P U T U S A N NO .620/PID.B/2010/PN.Smda
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Samarinda yang memeriksa dan mengadili perkara
pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksan biasa menjatuhkan
putusan sebagai berikut dalam perkara terdakwa :
Nama lengkap : Drs. H HAMKA HALEK M.Si.
Tempat lahir : Bontang.
Umur/Tgl. Lahir : 07 November 1952.
Jenis kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia
A g a m a : Islam
Tempat tinggal : Jl. Sentosa Dalam I No. 63 Samarinda.
Pekerjaan : PNS (Mantan Ass I Bidang Pemerintahan &
Hukum Pemkot Samarinda)
Terdakwa ditahan dengan jenis penahanan RUTAN oleh :
1. Penyidik sejak tanggal 16 April 2010 s/d 5 Mei 2010 ;
2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 6 Mei 2010 s/d 14 Juni 2010;
3. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda sejak tanggal 15 Juni
2010 s/d 14 Juli 2010 ;
4. Penuntut Umum sejak tanggal 28 Juni 2010 s/d 17 Juli 2010 ;
5. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Samarinda sejak tanggal 12 Juli 2010
s/d 10 Agustus 2010 ;
6. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda sejak tanggal 11
Agustus 2010 s/d 9 Oktober 2010 ;
7. Perpanjangan penahanan pertama dari Ketua Pengadilan Tinggi
Kalimantan Timur sejak tanggal 10 Oktober 2010 s/d 8 November 2010 ;
8. Perpanjangan penahanan kedua dari Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan
Timur sejak tanggal 9 November 2010 s/d 8 Desember 2010 ;
Terdakwa didampingi Penasehat Hukumnya bernama : 1. SUPRIANA,
SH. 2.DALMASIUS, SH. 3. YOSEF SK SABON, SH. 4. M.GAZALI
HELDOEP, SH.MH. 5.. ROBINDANA, SH. 6. SRI ISJANA WADIPALAPA
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Juli 2010 ;
Pengadilan Negeri tersebut ;
Telah membaca :
1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda
No.620/Pen.Pid.B/2010//PN.Smda tanggal 12 Juli 2010 dan
No.620/Pen.Pid.B/2010/PN.Smda tanggal 24 September 2010 tentang
Penunjukan Majelis Hakim dan Panitera untuk memeriksa dan mengadili
perkara ;
2
2. Surat Pelimpahan Perkara dengan acara pemeriksaan biasa
No.B-3111/Q.4.11/Fd.1/07/2010 tanggal 12 Juli 2010 dari Kepala
Kejaksaan Negeri Samarinda beserta berkas perkara atas nama terdakwa :
Drs. H. HAMKA HALEK, Msi.;
3. Surat Penetapan Ketua Majelis Hakim No.620/Pen.Pid.B/2010/PN.Smda
tanggal 14 Juli 2010 mengenai hari sidang ;
Telah mendengar :
1. Pembacaan Surat Dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum ;
2. Keterangan saksi - saksi dan keterangan terdakwa ;
3 . Tuntutan Hukum Jaksa Penuntut Umum No. Reg. Perkara :
PDS – – 04 / SMDA / 11 / 2010 tanggal 12 November 2010 yang pada
pokoknya menuntut agar Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini memutuskan sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa Drs.H. HAMKA HALEK , M.Si terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana " KORUPSI
SECARA BERSAMA-SAMA " sebagaimana diatur dan diancam
pidana dalam pasal 3 jo. pasal 18 Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal
55 Ayat (1) ke -1 KUHP, dalam Dakwaan Subsidair ;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK ,
M.Si berupa pidana penjara selama : 5 ( lima ) tahun dengan dikurangi
selama terdakwa ditahan dan pidana denda sebesar Rp. 500.000.000,-
( lima ratus juta rupiah) subsidair 3 ( tiga ) bulan kurungan.
3. Menyatakan barang bukti berupa :
- Anggaran PLN tahun 2007 yang diperuntukan untuk pembebasan
tanah Gardu Induk Sambutan
- Hasil survey lokasi di Sambutan oleh PLN Pikitring Kalimantan.
- Sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m²
- Surat Nomor 024/612/PRING KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007
perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya
meminta bantuan oleh Panitia Daerah Kota Samarinda
- Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal
23 Januari 2007
- Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota
Samarinda
3
- Surat Walikota Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007
tentang Pemberian Ijin Lokasi Atas Tanah seluas ±39.476 m²
terletak di Keluarahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota
Samarinda
- SK Walikota Nomor 590-05/170/HK-KS/2007 tentang
Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota
Samarinda
- Surat PLN Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April
2007 perihak informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu
induk Sambutan
- Surat Lurah Pulau Atas kepada Camat Samarinda Ilir dengan
nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 tanggal 10 Mei 2007 perihal
Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi Gardu Indik Sambutan
- Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan
Tanah tahun 2007 atas nama wajib Pajak A. HASBI yang
beralamat di Jl. HASAN BASRI 51 RT 000 RW 00 Temindung
Permai Samarinda nilai NJOP
- Surat Keputusan Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal
17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta
tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda
- Hasil musyawarah penetapan hasil ganti rugi atas tanah milik H.A
HASBI tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri panitia pembebasan
tanah, pemilik tanah, dan pihak PT. PLN PIKITRING Kalimantan
- Penetapan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor:
590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang
Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi
yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan
Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda
- Revisi anggaran dari 2, 74 milyar menjadi 4, 8 milyar dengan luas
menjadi 3, 7 Ha, ke PLN Pusat.
- Berita Acara Pembayaran Nomor 590/02/PENG.T-SMR/VII/2007
sebesar RP. 4.649.875.000
- BA penyerahan tanah kepada Pemkot Samarinda pada tanggal 12
Juli 2007.
- Ketentuan tentang Pengadaan tanah bagi kepentingan umum,
Perpres 55/ 1993, perpres 36/ 2005 dan perpres 65/2006, Peraturan
Menteri Agraria/ Kepala Badan Nomor 1/ 1994 dan No. 3/2007
Seluruhnya dikembalikan kepada Jaksa untuk dijadikan barang bukti
dalam perkara lain yaitu perkara atas nama BAMBANG
SUBIYANTO.
4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar
Rp.5.000,- (lima ribu rupiah).
4
4 . Pembelaan Hukum yang diajukan oleh terdakwa dan Penasehat Hukum
Terdakwa tanggal 15 November 2010 yang pada pokoknya sebagai
berikut :
- Menyatakan Terdakwa Drs. H . HAMKA HALEK , M.Si tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak Pidana
sebagaimana didakwakan dalam surat dakwaan Penuntut Umum ;
- Membebaskan terdakwa Drs. H . HAMKA HALEK , M.Si dari
dakwaan Primer dan subsider ( Vrijspraak ) ;
- Memulihkan segala hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan serta
harkat dan martabatnya ;
- Membebankan biaya perkara kepada Negara ;
8. Jawaban Penuntut Umum atas pembelaan / Pledoi Penasehat Hukum
Terdakwa ;
9. Duplik Penasehat Hukum atas jawaban Penuntut Umum ;
Menimbang, bahwa terdakwa diajukan kepersidangan dengan surat
dakwaan Jaksa Penuntut umum tertanggal 3 Juli 2010 No.Reg.Perkara : PDS-
05/SAMAR/06/2010 sebagai berikut :
PRIMAIR :
Bahwa terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si selaku Ketua Panitia
Pengadaan Tanah Pemerintah Kota Samarinda sesuai Surat Keputusan
Walikota Samarinda Nomor : Nomor 590-05/170/HK-KS/2007 tanggal
28 Maret 2007, bersama-sama Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si, Ir.
I MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir. SYAIFULLAH. J,
M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H. ABDULLAH, SE, MM, Drs. H.
DIDI PURWITO, M.Si, Drs. AWAL HATMADI, MM, Ir. BAMBANG
SUBIYANTO dan H. A. HASBI (masing-masing dilakukan Penuntutan
terpisah) antara tanggal 28 Maret 2007 sampai dengan 12 Juli 2007 atau
setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2007, bertempat di
Kantor Pemerintah Kota Samarinda atau setidak-tidaknya pada suatu
tempat yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri
Samarinda, sebagai yang melakukan, atau yang turut serta melakukan,
yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan Negara atau perekonomian Negara, dilakukan terdakwa
dengan cara antara lain sebagai berikut : -------------------------------------
- Bahwa PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) (Persero)
merupakan BUMN berdasarkan Ketentuan PP Nomor 23 Tahun
1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM)
Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO),
Lembaran Negara Nomor 6731 Th. 1994 no.169 tentang Perseroan
Terbatas Perseroan Firma atau Komanditer dan Perkumpulan
Koperasi, tambahan Lembaran Negara tgl.13/9-1994 No. 73
5
Perseroan Terbatas Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara “PT.PLN (PERSERO)” dan berdasarkan Akta
Notaris Nomor 13 tgl 30 Januari 2009 yang menyatakan bahwa
permodalan PT. PLN adalah berjumlah 12.999.999 lembar dimiliki
oleh Negara Republik Indonesia dan 1 lembar dimiliki oleh Lego
Noormandiri, sehingga PT. PLN (Persero) merupakan Keuangan
Negara. Sebagaimana dimaksud dalam penjelasan UU No. 31 Th.
1999 tentang Tindak Pidana Korupsi.
- Bahwa pada tahun 2007 pada PT. PLN terdapat anggaran berasal
dari kegiatan Program Rencana Anggaran Perusahaan tahun 2007,
dengan pagu anggaran 2,74 milyar untuk luas lahan sekitar 1, 8 Ha
dengan harga estimasi Rp. 150.000.000, yang diperuntukan untuk
pembebasan tanah Gardu Induk Sambutan yang dalam pengadaan
tanah tersebut PT. PLN membentuk Panitia Pengadaan Tanah PT.
PLN yang disingkat P2T PLN untuk wilayah Kalimantan Timur
diketuai oleh Ir. BAMBANG SUBIYANTO.
- Bahwa P2T PLN yang diketuai Ir BAMBANG SUBIYANTO
sekitar bulan April 2007 melakukan survey lokasi di Sambutan
yang kemudian memilih lahan milik H. A HASBI dengan luas 39,
476 m² yang terletak di Kelurahan Sambutan, dan kemudian
mengadakan pertemuan dengan H. A HASBI pada tanggal 19
April 2007 di Kantor Kecamatan Samarinda Ilir yang juga dihadiri
oleh Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Camat Samarinda Ilir, Drs.
AWAL HATMADI, MM Lurah Pulau Atas, dan Ir. BAMBANG
SUBIYANTO dari PT. PLN.
- Bahwa pemilik tanah di lokasi tersebut adalah H A HASBI sesuai
sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m².
- Bahwa PT. PLN kemudian mengirimkan surat kepada Lurah Pulau
Atas dengan Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April
2007 perihal informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu
induk Sambutan.
- Bahwa pada tanggal 01 Mei 2007 H. A. HASBI dengan adanya
pertemuan di Kecamatan Samarinda Ilir tersebut, mengirimkan
surat kepada pihak PT. PLN untuk membayar uang muka tanda
kesepakatan pembelian.
- Bahwa karena adanya ketentuan baru tentang Pengadaan Tanah
Untuk Kepentingan Umum yaitu Perpres No. 65 tahun 2006
tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, pada tanggal
01 Mei 2007, Ir. BAMBANG SUBIYANTO mengirim surat
kepada Walikota Samarinda Nomor 024/612/PRING KSTT/2007
perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya
meminta bantuan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda
dengan kegiatan yang telah dilaksanakan P2T PLN sebagai
berikut:
1. Survey pendahuluan
2. Sosialisasi dan Musyawarah oleh Tim P2 T PLN Pikitring
Kalimantan dengan pemilik tanah
6
3. Analisa mengenai Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)
dalam proses penyusunan
4. Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007
tanggal 23 Januari 2007
5. Perubahan Ijin Lokasi menjadi penetapan lokasi (dalam proses)
6. Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota
Samarinda
- Bahwa berdasarkan SK Walikota Nomor 590-05/170/HK-KS/2007
tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah
bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di
wilayah Kota Samarinda, susunan personalia sebagai berikut:
Penanggung jawab : Walikota Samarinda
Wakil penanggungjawab :
1. Wakil Walikota Samarinda
2. Sekretaris Daerah Kota Samarinda
Ketua : Asisten Pemerintahan dan Hukum Setkot
Samarinda (Drs. H. HAMKA HALEK,
M.Si)
Sekretaris : Kepala Bagian Perkotaan Setkot Samarinda
(Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si)
Anggota :
1. Kepala Dinas Pemukiman dan
Pengembangan Kota Samarinda (YOSEP
BARUS MENG)
2. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan
Kehutanan Kota Samarinda (Ir.
SYAIFULLAH. J, M.Si)
3. Kepala Kantor Pertanahan Kota
Samarinda (Ir. I MADE MANDIA)
4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi
dan Bangunan Kota Samarinda (EDY
WAHYUDI, S.Hut)
5. Kepala Bagian Perlengkapan Setkot
Samarinda (H. ABDULLAH, SE, MM)
6. Camat terkait (Drs. H. DIDI PURWITO,
M.Si)
7. Lurah terkait (Drs. AWAL HATMADI,
MM)
8. Instansi teknis terkait
- Bahwa Drs. AWAL HATMADI, MM Lurah Pulau Atas pada
tanggal 10 Mei 2007 mengirimkan surat kepada Drs. H. DIDI
PURWITO, M.Si Camat Samarinda Ilir dengan nomor:
39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar
Lokasi Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d
300.000/ m² .
7
- Bahwa penerbitan surat tersebut atas permintaan dari beberapa
pihak mulai dari PT. PLN, Camat Samarinda Ilir dan H. HASBI.
- Bahwa pada tgl. 14 Mei 2007, panitia melakukan rapat pertemuan
yang membahas tentang musyawarah harga untuk menanggapi
penawaran harga yang diajukan H A HASBI dalam musyawarah
tersebut panitia menaksir sendiri harga tanah dengan cara sebagai
berikut :
a. harga NJOP pada PBB th 2007 Rp. 10.000,-/m2
b. harga dasar dari Walikota th. 2005 Rp. 87.500,-/m2
c. harga pasaran pada umumnya Rp. 300.000,-/m2.
Dijumlahkan lalu dibagi 3 menjadi Rp. 132.500,-/m2
- Pada tanggal 15 Mei 2007 diadakan musyawarah penetapan hasil
ganti rugi atas tanah milik H.A HASBI yang terkena di lokasi
rencana pembebasan tanah untuk gardu induk Kelurahan Pulau
Atas Kecamatan Samarinda Ilir yang Berita Acara Musyawarah
ditandatangani oleh panitia pembebasan tanah Drs. H. HAMKA
HALEK, M.Si, Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si, Ir. I MADE
MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si,
EDY WAHYUDI, S.Hut, H. ABDULLAH, SE, MM, Drs. H. DIDI
PURWITO, M.Si, Drs. AWAL HATMADI, MM, , pemilik tanah
H. A HASBI, dan Ir. BAMBANG SUBIYANTO dari PT. PLN
Kalimantan, dengan kesimpulan sebagai berikut:
a. Nilai ganti rugi di lokasi tersebut sebesar Rp. 125.000 /m²
dengan luas tanah ±37.199 m² termasuk Pph 5% yang akan
dibebankan kepada pemilik
b. Bahwa tanah yang akan dibebaskan tersebut sebagian telah
digusur, sehingga tidak ada ganti rugi tanam tumbuh dan
bangunan
c. Biaya panitia sebesar 4% dari total nilai ganti rugi dan biaya
balik nama menjadi tanggung jawab pihal PT. PLN
d. Perhitungan ganti rugi seluruhnya atas tanah dan biaya panitia
sebagai berikut:
1). Ganti rugi tanah : Rp. 4.649.875.000
2). Biaya panitia sebesar : Rp. 159.496.250
Rp. 4.809.371.250
- Bahwa oleh karena adanya surat dari H. A. HASBI surat kepada
pihak PT. PLN untuk membayar uang muka tanda kesepakatan
pembelian tanah, pada tanggal 15 Mei 2007 Ir. BAMBANG
SUBIYANTO menyerahkan dana senilai Rp. 150.000.000,- kepada
H. A. HASBI yang diserahkan dikediaman H. A. HASBI setelah
dilakukan pertemuan rapat musyawarah harga ganti rugi di kantor
Pemerintah Kota Samarinda antara PT. PLN.
- Bahwa berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak
Bumi dan Bangunan Tanah tahun 2007 atas nama wajib Pajak H.
A. HASBI yang beralamat di Jl. HASAN BASRI 51 RT 000
RW 00 Temindung Permai Samarinda nilai NJOP per meter
persegi adalah Rp. 10.000,-
8
- Bahwa atas musyawarah ganti rugi atas tanah tersebut kemudian
ditetapkan oleh Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor:
590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang
Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi
yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan
Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda, yaitu
besarnya uang ganti kerugian/ santunan tanah yang dimaksud
ditetapkan berdasarkan Nilai Nyata atau Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP) tahun terakhir untuk tanah yang bersangkutan, faktor-
faktor lokasi tanah, status penguasaan tanah, prasarana yang
tersedia, fasilitas dan utilitas serta keadaan lingkungan untuk lokasi
tersebut yaitu ditetapkan sebesar Rp. 125.000 permeter persegi
termasuk pajak Pph sebesar 5%.
- Bahwa setelah penandatanganan berita acara musyawarah untuk
negosiasi harga dari panitia pengadaan dan pembebasan tanah,
kemudian PT. PLN Balikpapan merevisi anggaran dari Rp. 2, 74
milyar menjadi Rp. 4, 8 milyar dengan luas menjadi 3, 7 Ha,
setelah itu diusulkan revisi anggaran dan PT. PLN Pusat
mengeluarkan Persetujuan anggaran tunai.
- Bahwa untuk pembebasan tanah tersebut telah dilakukan
pembayaran ganti rugi kepada H. A HASBI pada tanggal 05 Juli
2007 sesuai dengan Berita Acara Pembayaran Nomor
590/02/PENG.T-SMR/VII/2007 sebesar RP. 4.649.875.000, yang
ditanda tangani oleh seluruh anggota Panitia Pengadaan tanah yaitu
: Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si, Drs. H. SUPRIYADI SEMTA,
M.Si, Ir. I MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir.
SYAIFULLAH. J, M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H.
ABDULLAH, SE, MM, Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Drs.
AWAL HATMADI, MM,Ir. BAMBANG SUBIYANTO
- Bahwa pada tanggal 12 Juli 2007 Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si
Ketua Panitia Pengadaan Tanah menyerahkan hasil pelaksanaan
pengadaan tanah tersebut kepada Ir. KARMIYONO dari PT. PLN.
- Bahwa pelaksanaan pembebasan tanah tersebut menyimpang dari
ketentuan Pasal 15 ayat (1) huruf a Peraturan Presiden No. 65
Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 36
Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum, dimana dalam peraturan
tersebut dinyatakan Dasar perhitungan besarnya ganti rugi
didasarkan atas Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) atau nilai nyata/
sebenarnya dengan memperhatikan Nilai Jual Objek Pajak tahun
berjalan berdasarkan penilaian lembaga/ Tim penilasi harga tanah
yang ditunjuk panitia.
- Bahwa NJOP untuk lokasi tanah yang akan dibebaskan tersebut
sesuai surat keputusan Menteri Keuangan nomor : KEP-
219/WPJ.14/BD.05/2006 tgl. 29 Desember 2006 tentang
Klasifikasi dan besarnya Nilai Jual Obyek Pajak sebagai dasar
pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan untuk Kota Samarinda
9
adalah sebesar Rp. 10.000, sesuai pula dengan bukti Surat
pemberitahuan pajak terhutang SPPT NOP 64.72.030.007.002-
0138.0 dengan nama wjib pajak adalah H. A HASBI.
- Berdasarkan Akta Jual Beli (AJB) tahun 2007 di Kelurahan Pulau
Atas telah terjadi transaksi jual beli tanah sebagaimana AJB
Nomor 022/Ilir/III/2007 tgl. 06 bulan Maret 2007 luas tanah
18.550 m2 dengan harga Rp. 30.000.000,- yang berarti harga per
meter persegi adalah Rp. 1.617,25/m2, dengan NJOP adalah
Rp.5.000,-
- Berdasarkan register AJB Kecamatan Samarinda Ilir periode tahun
2006, 2007 dan 2008 di Kelurahan Pulau Atas pernah terjadi
transaksi tanah beralas hak sertifikat dengan nilai transaksi :
- terendah adalah Rp. 4.000.000,- luas tanah 500m2, harga per
meter persegi adalah Rp. 8.000,-, dengan NJOP adalah Rp.
7.150,-
- tertinggi Rp. 138.000.000,- dengan luas tanah 19.235m2 harga
permeter persegi adalah Rp. 7.174,- dengan NJOP adalah Rp.
7.150,-
Bahwa berdasarkan Berita Acara Perhitungan Kerugian Negara
yang dilakukan Penyidik terdapat kemahalan harga dalam
pengadaan tanah PT. PLN tahun 2007 sebesar Rp.
4.063.990.750,00.dengan rincian sebagai berikut :
1. Pembayaran yang dilakukan adalah :
37.199 m2 X Rp. 125.000,00 = Rp. 4.649.875.000,00
PPh 5% X Rp. 4.649.875.000,00 = Rp. 232.493.750,00
Harga setelah dikurangi PPh Rp. 4.417.381.250,00
2. Pembayaran menurut PERPRES No. 65 Th. 2006 adalah :
37.199 m2 X Rp. 10.000,00 = Rp. 371.990.000,00
PPh 5 % X Rp. 371.990.000,00 = Rp. 18.599.500,00
Harga setelah dikurangi PPh Rp. 353.390.500,00
Kemahalan harga sebesar Rp. 4.063.990.750,00
- Akibat Panitia Pengadaan Tanah tidak mempedomani ketentuan
sebagaimana diatur dalam Perpres 65 tahun 2006 menyebabkan
kerugian Negara dalam hal ini PT. PLN
sebesar Rp. 4.063.990.750,00.-
--------Perbuatan terdakwa tersebut diatur dan diancam dalam Pasal 2
ayat (1) jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
sebagaimana telah dirubah dan ditambah dengan UU No. 20 Tahun 2001
tentang perubahan atas UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-l KUHP.
SUBSIDIAIR
----- Bahwa terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si selaku Ketua
Panitia Pengadaan Tanah Pemerintah Kota Samarinda sesuai Surat
Keputusan Walikota Samarinda Nomor : Nomor 590-05/170/HK-
KS/2007 tanggal 28 Maret 2007, bersama-sama Drs. H. SUPRIYADI
SEMTA, M.Si, Ir. I MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir.
10
SYAIFULLAH. J, M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H. ABDULLAH, SE,
MM, Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Drs. AWAL HATMADI, MM, Ir.
BAMBANG SUBIYANTO dan H. A. HASBI (masing-masing dilakukan
Penuntutan terpisah) antara tanggal 28 Maret 2007 sampai dengan 12 Juli
2007 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2007, bertempat
di Kantor Pemerintah Kota Samarinda atau setidak-tidaknya pada suatu
tempat yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri
Samarinda, sebagai yang melakukan, atau yang turut serta melakukan,
yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dilakukan
terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :
- Bahwa PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) (Persero)
merupakan BUMN berdasarkan Ketentuan PP Nomor 23 Tahun
1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM)
Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO),
Lembaran Negara Nomor 6731 Th. 1994 no.169 tentang Perseroan
Terbatas Perseroan Firma atau Komanditer dan Perkumpulan
Koperasi, tambahan Lembaran Negara tgl.13/9-1994 No. 73
Perseroan Terbatas Perusahaan Perseroan (Persero) PT.
Perusahaan Listrik Negara “PT.PLN (PERSERO)” dan
berdasarkan Akta Notaris Nomor 13 tgl 30 Januari 2009 yang
menyatakan bahwa permodalan PT. PLN adalah berjumlah
12.999.999 lembar dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan 1
lembar dimiliki oleh Lego Noormandiri, sehingga PT. PLN
(Persero) merupakan Keuangan Negara. Sebagaimana dimaksud
dalam penjelasan UU No. 31 Th. 1999 tentang Tindak Pidana
Korupsi.
- Bahwa pada tahun 2007 pada PT. PLN terdapat anggaran berasal
dari kegiatan Program Rencana Anggaran Perusahaan tahun 2007,
dengan pagu anggaran 2,74 milyar untuk luas lahan sekitar 1, 8 Ha
dengan harga estimasi Rp. 150.000.000, yang diperuntukan untuk
pembebasan tanah Gardu Induk Sambutan yang dalam pengadaan
tanah tersebut PT. PLN membentuk Panitia Pengadaan Tanah PT.
PLN yang disingkat P2T PLN untuk wilayah Kalimantan Timur
diketuai oleh Ir. BAMBANG SUBIYANTO.
- Bahwa P2T PLN yang diketuai Ir BAMBANG SUBIYANTO
sekitar bulan April 2007 melakukan survey lokasi di Sambutan
yang kemudian memilih lahan milik H. A HASBI dengan luas 39,
476 m² yang terletak di Kelurahan Sambutan, dan kemudian
mengadakan pertemuan dengan H. A HASBI pada tanggal 19
April 2007 di Kantor Kecamatan Samarinda Ilir yang juga dihadiri
oleh Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Camat Samarinda Ilir, Drs.
AWAL HATMADI, MM Lurah Pulau Atas, dan Ir. BAMBANG
SUBIYANTO dari PT. PLN.
11
- Bahwa pemilik tanah di lokasi tersebut adalah H A HASBI sesuai
sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m².
- Bahwa PT. PLN kemudian mengirimkan surat kepada Lurah Pulau
Atas dengan Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April
2007 perihal informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu
induk Sambutan.
- Bahwa pada tanggal 01 Mei 2007 H. A. HASBI dengan adanya
pertemuan di Kecamatan Samarinda Ilir tersebut, mengirimkan
surat kepada pihak PT. PLN untuk membayar uang muka tanda
kesepakatan pembelian.
- Bahwa karena adanya ketentuan baru tentang Pengadaan Tanah
Untuk Kepentingan Umum yaitu Perpres No. 65 tahun 2006
tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, pada tanggal
01 Mei 2007, Ir. BAMBANG SUBIYANTO mengirim surat
kepada Walikota Samarinda Nomor 024/612/PRING KSTT/2007
perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya
meminta bantuan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda
dengan kegiatan yang telah dilaksanakan P2T PLN sebagai
berikut:
1. Survey pendahuluan
2. Sosialisasi dan Musyawarah oleh Tim P2 T PLN Pikitring
Kalimantan dengan pemilik tanah
3. Analisa mengenai Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)
dalam proses penyusunan
4. Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007
tanggal 23 Januari 2007
5. Perubahan Ijin Lokasi menjadi penetapan lokasi (dalam
proses)
6. Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan
Kota Samarinda
- Bahwa berdasarkan SK Walikota Nomor 590-05/170/HK-KS/2007
tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah
bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di
wilayah Kota Samarinda, susunan personalia sebagai berikut:
Penanggung jawab : Walikota Samarinda
Wakil penanggungjawab : 1. Wakil Walikota Samarinda
2. Sekretaris Daerah Kota Samarinda
Ketua : Asisten Pemerintahan dan Hukum Setkot
Samarinda (Drs. H. HAMKA HALEK,
M.Si)
Sekretaris : Kepala Bagian Perkotaan Setkot Samarinda
(Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si)
Anggota :
1. Kepala Dinas Pemukiman dan
Pengembangan Kota Samarinda (YOSEP
BARUS MENG)
12
2. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan
Kehutanan Kota Samarinda (Ir.
SYAIFULLAH. J, M.Si)
3. Kepala Kantor Pertanahan Kota
Samarinda (Ir. I MADE MANDIA)
4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi
dan Bangunan Kota Samarinda (EDY
WAHYUDI, S.Hut)
5. Kepala Bagian Perlengkapan Setkot
Samarinda (H. ABDULLAH, SE, MM)
6. Camat terkait (Drs. H. DIDI PURWITO,
M.Si)
7. Lurah terkait (Drs. AWAL HATMADI,
MM)
8. Instansi teknis terkait (Ir. BAMBANG
SUBIYANTO PT.PLN)
- Bahwa sesuai SK Walikota tersebut Panitia Pengadaan Tanah
mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan,
tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan
tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan
2. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang
haknya akan dilepaskan atau diserahkan dan dokumen yang
didukung
3. Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian/ santunan
atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada
kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan atau
diserahkan
4. Memberikan penjelasan atau penyuluhan kepada pemilik/
pemegang hak atas tanah mengenai rencana dan tujuan
pengadaan tanah tersebut
5. Mengadakan musyawarah dengan para pemilik/ pemegang hak
atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan tanah
dalam rangka menetapkan bentuk dan atas tanah dan instansi
pemerintah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan
bentuk dan atau besarnya ganti kerugian/ santunan
6. Menyaksikan pelaksanaan peyerahan uang ganti kerugian/
santunan kepada para pemilik/ pemegang hak atas tanah,
bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada di atas
tanah tersebut
7. Membuat Berita Acara Pelepasan Hak atas Penyerahan Hak
Atas Tanah.
- Bahwa Drs. AWAL HATMADI, MM Lurah Pulau Atas pada
tanggal 10 Mei 2007 mengirimkan surat kepada Drs. H. DIDI
PURWITO, M.Si Camat Samarinda Ilir dengan nomor:
39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar
13
Lokasi Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d
300.000/ m² .
- Bahwa penerbitan surat tersebut atas permintaan dari beberapa
pihak mulai dari PT. PLN, Camat Samarinda Ilir dan H. HASBI.
- Bahwa pada tgl. 14 Mei 2007, panitia melakukan rapat pertemuan
yang membahas tentang musyawarah harga untuk menanggapi
penawaran harga yang diajukan H A HASBI, dalam musyawarah
tersebut panitia pengadaan tanah telah menyalahgunakan
wewenang yang ada padanya dengan menaksir sendiri harga tanah
dengan cara sebagai berikut :
a. harga NJOP pada PBB th 2007 Rp. 10.000,-/m2
b. harga dasar dari Walikota th. 2005 Rp. 87.500,-/m2
c. harga pasaran pada umumnya Rp. 300.000,-/m2.
Dijumlahkan lalu dibagi 3 menjadi Rp. 132.500,-/m2
- Bahwa seharusnya panitia dalam menentukan besaran ganti rugi
berpedoman pada ketentuan Pasal 15 ayat (1) huruf a Peraturan
Presiden No. 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum, dimana
dalam peraturan tersebut dinyatakan Dasar perhitungan besarnya
ganti rugi didasarkan atas Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) atau nilai
nyata/ sebenarnya dengan memperhatikan Nilai Jual Objek Pajak
tahun berjalan berdasarkan penilaian lembaga/ Tim penilasi harga
tanah yang ditunjuk panitia.
- Pada tanggal 15 Mei 2007 diadakan musyawarah penetapan hasil
ganti rugi atas tanah milik H.A HASBI yang terkena di lokasi
rencana pembebasan tanah untuk gardu induk Kelurahan Pulau
Atas Kecamatan Samarinda Ilir yang dengan Berita Acara
Musyawarah ditandatangani panitia pembebasan tanah Drs. H.
HAMKA HALEK, M.Si, Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si, Ir. I
MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir. SYAIFULLAH. J,
M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H. ABDULLAH, SE, MM, Drs.
H. DIDI PURWITO, M.Si, Drs. AWAL HATMADI, MM,
pemilik tanah H. A HASBI, dan Ir. BAMBANG SUBIYANTO
dari PT. PLN Kalimantan, dengan kesimpulan sebagai berikut:
a. Nilai ganti rugi di lokasi tersebut sebesar Rp. 125.000 /m²
dengan luas tanah ±37.199 m² termasuk Pph 5% yang akan
dibebankan kepada pemilik
b. Bahwa tanah yang akan dibebaskan tersebut sebagian telah
digusur, sehingga tidak ada ganti rugi tanam tumbuh dan
bangunan
c. Biaya panitia sebesar 4% dari total nilai ganti rugi dan biaya
balik nama menjadi tanggung jawab pihal PT. PLN
d. Perhitungan ganti rugi seluruhnya atas tanah dan biaya panitia
sebagai berikut:
14
1). Ganti rugi tanah : Rp. 4.649.875.000
2). Biaya panitia sebesar : Rp. 159.496.250
Rp. 4.809.371.250
- Bahwa atas musyawarah ganti rugi atas tanah tersebut kemudian
ditetapkan oleh Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor:
590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang
Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi
yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan
Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda, yaitu
besarnya uang ganti kerugian/ santunan tanah yang dimaksud
ditetapkan berdasarkan Nilai Nyata atau Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP) tahun terakhir untuk tanah yang bersangkutan, faktor-
faktor lokasi tanah, status penguasaan tanah, prasarana yang
tersedia, fasilitas dan utilitas serta keadaan lingkungan untuk lokasi
tersebut yaitu ditetapkan sebesar Rp. 125.000 permeter persegi
termasuk pajak Pph sebesar 5%.
- Bahwa setelah penandatanganan berita acara musyawarah untuk
negosiasi harga dari panitia pengadaan dan pembebasan tanah,
kemudian PT. PLN Balikpapan merevisi anggaran dari Rp. 2, 74
milyar menjadi Rp. 4, 8 milyar dengan luas menjadi 3, 7 Ha,
setelah itu diusulkan revisi anggaran ke pusat, kemudian PT. PLN
Pusat mengeluarkan Persetujuan anggaran tunai.
- Bahwa untuk pembebasan tanah tersebut telah dilakukan
pembayaran ganti rugi kepada H. A HASBI pada tanggal 05 Juli
2007 sesuai dengan Berita Acara Pembayaran Nomor
590/02/PENG.T-SMR/VII/2007 sebesar RP. 4.649.875.000, yang
ditanda tangani oleh seluruh anggota Panitia Pengadaan tanah yaitu
: Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si, Drs. H. SUPRIYADI SEMTA,
M.Si, Ir. I MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir.
SYAIFULLAH. J, M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H.
ABDULLAH, SE, MM, Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Drs.
AWAL HATMADI, MM,Ir. BAMBANG SUBIYANTO
- Bahwa pada tanggal 12 Juli 2007 Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si
Ketua Panitia Pengadaan Tanah menyerahkan hasilpelaksanaan
pengadaan tanah tersebut kepada Ir. KARMIYONO dari PT. PLN.
- Bahwa NJOP untuk lokasi tanah yang akan dibebaskan tersebut
sesuai surat keputusan Menteri Keuangan nomor : KEP-
219/WPJ.14/BD.05/2006 tgl. 29 Desember 2006 tentang
Klasifikasi dan besarnya Nilai Jual Obyek Pajak sebagai dasar
pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan untuk Kota Samarinda
adalah sebesar Rp. 10.000, sesuai pula dengan bukti Surat
pemberitahuan pajak terhutang SPPT NOP 64.72.030.007.002-
0138.0 dengan nama wjib pajak adalah H. A HASBI.
- Berdasarkan Akta Jual Beli (AJB) tahun 2007 di Kelurahan Pulau
Atas telah terjadi transaksi jual beli tanah sebagaimana AJB
Nomor 022/Ilir/III/2007 tgl. 06 bulan Maret 2007 luas tanah
18.550 m2 dengan harga Rp. 30.000.000,- yang berarti harga per
15
meter persegi adalah Rp. 1.617,25/m2, dengan NJOP adalah
Rp.5.000,-
- Berdasarkan register AJB Kecamatan Samarinda Ilir periode tahun
2006, 2007 dan 2008 di Kelurahan Pulau Atas pernah terjadi
transaksi tanah beralas hak sertifikat dengan nilai transaksi :
- terendah adalah Rp. 4.000.000,- luas tanah 500m2, harga per
meter persegi adalah Rp. 8.000,-, dengan NJOP adalah Rp.
7.150,-
- tertinggi Rp. 138.000.000,- dengan luas tanah 19.235m2 harga
permeter persegi adalah Rp. 7.174,- dengan NJOP adalah Rp.
7.150,-
- Bahwa berdasarkan Berita Acara Perhitungan Kerugian Negara
yang dilakukan Penyidik terdapat kemahalan harga dalam
pengadaan tanah PT. PLN tahun 2007 sebesar Rp.
4.063.990.750,00.dengan rincian sebagai berikut :
1. Pembayaran yang dilakukan adalah :
37.199 m2 X Rp. 125.000,00 = Rp. 4.649.875.000,00
PPh 5% X Rp. 4.649.875.000,00 = Rp. 232.493.750,00
Harga setelah dikurangi PPh Rp. 4.417.381.250,00
2. Pembayaran menurut PERPRES No. 65 Th. 2006 adalah :
37.199 m2 X Rp. 10.000,00 = Rp. 371.990.000,00
PPh 5 % X Rp. 371.990.000,00 = Rp. 18.599.500,00
Harga setelah dikurangi PPh Rp. 353.390.500,00
Kemahalan harga sebesar Rp. 4.063.990.750,00
- Akibat Panitia Pengadaan Tanah tidak mempedomani ketentuan
sebagaimana diatur dalam Perpres 65 tahun 2006 menyebabkan
kerugian Negara dalam hal ini PT. PLN
sebesar Rp. 4.063.990.750,00.-Akibat Panitia Pengadaan Tanah
tidak mempedomani ketentuan sebagaimana diatur dalam Perpres
65 tahun 2006 menyebabkan kerugian Negara dalam hal ini PT.
PLN sebesar Rp. 4.063.990.750,00.-
-------Perbuatan terdakwa tersebut diatur dan diancam dalam Pasal 3
jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana
telah dirubah dan ditambah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang
perubahan atas UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-l KUHP.
Menimbang , bahwa atas dakwaan tersebut terdakwa telah mengerti
dimana Penasehat Hukum Terdakwa dan terdakwa tidak mengajukan eksepsi
atau keberatan ;
Menimbang , bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum
telah mengajukan saksi – saksi yang telah memberikan keterangan
dipersidangan dibawah sumpah menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :
16
1 . Saksi SUPRIYANTO
Bahwa saksi adalah salah seorang dari anggota Panitia Pengadaan
Tanah PT PLN ( P2T PLN ) Sesuai SK No. 004. K/ JMPIKITRINGKAL /
2007 tanggal 02 April 2007 dan selaku ketua Panitia adalah Bambang
Subiyanto, selaku Sekretaris adalah Sutrisno, anggotanya adalah Ariyadi,
Rajamang, Muchtar, Arpan dan saksi sendiri ;
- Bahwa tugas dan kewenangan saksi yaitu antara lain melakukan
koordinasi dengan pihak terkait diantaranya kelurahan, kecamatan
maupun Panitia Pengadaan Tanah dari Pemerintah Kota Samarinda
untuk menjadwal pertemuan ;
- Bahwa P2T PLN telah mendapat informasi dari tim survei bidang
perencanaan yang diketuai oleh Mulyono bahwa untuk pengadaan tanah
untuk pembangunan Gardu Induk PLN telah ada calon tanah yang akan
dibebaskan yang terletak di wilayah Sambutan dengan 6 alternatif dan
alternatif pertama seluas 3,7 Ha lalu PLN membuat surat kepada Camat
Samarinda Ilir tentanmg informasi harga tanah setempat dan agar
difasilitasi dalam pertemuan musyawarah harga tanah dengan pemilik
tanah ;
- Bahwa dalam pertemuan tanggal 19 April 2007 di Kantor Kecamatan
Samarinda Ilir yang dihadiri oleh lurah , camat , Bambang Subiyanto ,
Muchtar , Rajamang dan saksi dari PLN serta H.Hasbi pemilik tanah
disarankan oleh camat karena luas tanah yang akan dibebaskan luasnya
lebih dari 1 Ha maka pembebasannya haarus melalui Panitia Pengadaan
Tanah yang dibentuk oleh Walikota jadi rapat waktu itu hanya sekedar
melihat surat tanah yaitu Sertifikat Hak Milik atas nama H.Hasbi seluas
3,7 Ha tidak membicarakan harga tanah ;
- Bahwa saksi Drs Awal Hatmadi MM selaku lurah Pulau Atas telah
membuat surat tentang harga tanah setempat antara Rp.150.000,- s/d
Rp.300.000 per M2 ;
- Bahwa atas surat yang dibuat oleh PLN kepada Pemkot Samarinda
dalam rangaka pembebasan tanag untuk Gardu Induk , Pemkot
Samarinda Samarinda mengundang P2T PLN untuk mengadakan rapat
dengan Panitia Pengadaan Tanag Pemkot yang diketuai oleh terdakwa
Hamka Halek tanggal 14 dan 15 Mei 2007 di Pemkot Samarinda yang
berunding adalah Panitia Pengadaan Pemkot dengan pemilik tanah
sedangkan P2T PLN hanya sebagai pendengar saja ;
- Bahwa harga tanah yang diajukan oleh Hasbi adalah sebesar
Rp.160.000 per M2 akan tetapi setelah terjadi tawar menawar dengan
tiga komponen yang dibuat oleh Panitia yaitu harga NJOP, harga dasar
tanah sesuai SK Waslikota dan harga setempat/pasaran kemudian
dijumlahkan lalu diperoleh harga akhir sebesar Rp.125.000 per M2 ;
- Bahwa pada setelah kesepakatan harga akhir tanggal 15 Mei 2010 pada
sore harinya P2T PLN membayar tanda jadi kepada H.Hasbi sebesar
Rp.150.000.000 secara tunai dan pembayaran lunas dilakukan pada
tanggal 5 Juli 2007 sebesar Rp 4,2 Milyar melalui transfer ke rekening
H.Hasbi setelah Berita Acara Musyawarah Harga tanah ditandatangani;
17
- Bahwa benar sebelum kesepakatan harga tanah H.Hasbi ada mengirim
surat ke PLN tentang kesepakatan harga tanah Rp.125.000 per M2 ;
2 . Saksi SUTRISNO
- Bahwa dalam rangka Pelaksanaan Pengadaan tanah untuk gardu induk PT.
PLN tahun 2007 di Sambutan kota Samarinda sesuai SK No.
004.K/JMPIKITRINGKAL/2007 tgl. 2 April 2007, saksi diangkat sebagai
Sekretaris Panitia Pembebasan Tanah dan Tegakan PT. PLN (Persero)
Proyek Induk Pembangkit dan jaringan Kalimantan wilayah Kalimantan
Selatan, Tengah dan Timur. Dengan tugas serta wewenang Panitia antara
lain mengurus perolehan perijinan dari instansi yang berwenang dan
melengkapi persyaratan prosedur pembebasan tanah, bekerja sama dengan
bidang perencanaan untuk mengadakan invenmtarisasi lokasi, keadaan
kepemilikan tanah yang akan dibebaskan, bekerja sama dengan
pemerintah daerah dalam rangka penyuluhan, bekerja sama dengan panitia
pembebasan tanah yang dibentuk oleh pemerintah daerah untuk
melaksanakan musyawarah pembebasan tanah dengan pemilik tanah
dengan berpedoman pada harga dasar tanah, tanam tumbuh dan bangunan
yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku
yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Musyawarah Pembebasan
Tanah, memproses daftar nominatif pembayaran ganti rugi, melaksanakan
pembayaran bersama bagian keuangan PT.PLN, membuat laporan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan pembebasan tanah dan bersama
bagian Umum PT. PLN melaksanakan pengurusan hak/ sertifikasi atas
tanah ;
- Bahwa Ketua Panitia Pengadaan tanah PT. PLN (P2T PLN) adalah
Bambang Subiyanto, Sekretaris adalah saksi sendiri, Anggotanya adalah
Ariyadi, SH., Rajamang, Muchtar, Arpan dan Supriyanto, yang dilakukan
panitia setelah menerima SK dari General Manager, sehubungan dengan
pengadaan tanah Sambutan tersebut saksi tidak pernah mengikuti kegiatan
tersebut karena saksi lebih banyak melaksanakan kegiatan ke wilayah
Kalimantan Tengah dan Selatan ;
- Bahwa saksi melakukan transfer dana atas perintah dari Bpk. Ir. Bambang
Subiyanto selaku Manajer Proyek Jaringan Kalimantan Selatan Tengah
dan Timur, perintah tersebut dilakukan dalam rangka pembebasan tanah
untuk Gardu Induk Sambutan Samarinda dengan nilai Rp. 4.267.381.250,-
ke rekening H. HASBI nomor 148.00.0475.813.5 Bank Mandiri
Samarinda ;
- Bahwa transfer tersebut dilakukan dengan cara adanya cek yang ditanda
tangani Deputi Manajer Keuangan PT. PLN dan General Manager PT.
PLN selanjutnya saksi transfer ke rekening H. Hasbi dengan diketahui
atau diikuti oleh Staf saksi Sdri. Herawati, SE , nilai cek dengan nilai
transfer ke H. Hasbi tidak sama, cek yang saksi bawa nomor DW 904890
tgl. 29 Juni 2007 yang saksi terima tgl 5 Juli 2007, bernilai Rp.
4.417.381.250,- sedangkan yang saksi transfer ke rekening H. Hasbi hanya
Rp. 4.267.381.250,- sisanya sebesar Rp. 150.000.000,- saksi transfer ke
18
rekening PT. PLN di Bank Mandiri Nomor 149.000.410.6078 pada hari
itu juga di Bank Mandiri Kantor Cabang Pembantu PT. Telkom Divre
Kalimantan Jl. MT. Haryono Balikpapan sebagai pengembalian panjar
yang sebelumnya telah dibayarkan kepada H.Hasbi ;
3 . Saksi RAJAMANG bahwa saksi adalah salah seorang dari anggota Panitia
Pengadaan Tanah PT PLN ( P2T PLN ) Sesuai SK No. 004. K/
JMPIKITRINGKAL / 2007 tanggal 02 April 2007 dan selaku ketua
Panitia adalah Bambang Subiyanto, selaku Sekretaris adalah Sutrisno,
anggotanya adalah Ariyadi, Supriyanto, Muchtar, Arpan dan saksi sendiri ;
- Bahwa dalam pertemuan tanggal 19 April 2007 di Kantor Kecamatan
Samarinda Ilir yang dihadiri oleh lurah , camat , Bambang Subiyanto ,
Muchtar , Rajamang dan saksi dari PLN serta H.Hasbi pemilik tanah
disarankan oleh camat karena luas tanah yang akan dibebaskan luasnya
lebih dari 1 Ha maka pembebasannya haarus melalui Panitia Pengadaan
Tanah yang dibentuk oleh Walikota jadi rapat waktu itu hanya sekedar
melihat surat tanah yaitu Sertifikat Hak Milik atas nama H.Hasbi seluas
3,7 Ha tidak membicarakan harga tanah ;
- Bahwa setelah pertemuan di kantor Kecamatan tersebut saksi tidak pernah
lagi mengikuti rapat-rapat selanjutnya ;
- Bahwa setahu saksi dana pembebasan tanah untuk pembangunan Gardu
Induk berasal dari Anggaran PLN ;
- Bahwa sekarang ini tanah yang dibebaskan sudah menjadi milik/asset PLN
dan telah dilakukan pembayaran lunas kepada pemilik tanah ;
- Bahwa setahu saksi PT PLN tidak dirugikan dalam pembebasan tanah
untuk Gardu Induk tersebut ;
4 . Saksi MUCHTAR
- Bahwa setahu saksi PT PLN tidak dirugikan dalam pembebasan tanah
untuk Gardu Induk tersebut ;
- Bahwa saksi sebagai anggota Panitia Pengadaan Tanah dan Tegakan ( P2T
PLN) ikut menghadiri rapat pada tanggal 19 April 2007 di kantor Camat
Samarinda Ilir yang dihadiri oleh terdakwa selaku lurah , camat ,
Bambang Subiyanto , Supriyanto , Rajamang dan saksi dari PLN serta
H.Hasbi pemilik tanah akan tetapi saksi tidak tahu secara detail isi rapat
karena saksi hanya mengambil foto-foto rapat kemudian saksi keluar dari
ruang rapat yang saksi ketahui pak camat menyarankan karena pengadaan
tanah diatas 1 Ha maka harus dilakukan oleh Panitia Pengadaan Tanah
Pemkot ;
- Bahwa setahu saksi diatas tanah tersebut sekarang ini telah dibangun
Gardu Induk dan sudah menjadi milik PT PLN harganya Rp.125.000 per
M2 ;
- Bahwa setahu saksi dana pembebasan tanah untuk pembangunan Gardu
Induk berasal dari Anggaran PLN ( APLN ) ;
19
- Bahwa setahu saksi PT PLN tidak dirugikan dalam pembebasan tanah
untuk Gardu Induk tersebut ;
5. Saksi ARPAN
- Bahwa saksi sebagai pegawai PLN bertugas untuk melaksanakan
inventarisasi tapak tower yang akan dilalui transmisi termasuk diantaranya
tapak tower yang berdekatan dengan pembangunan Gardu induk sekitar
300 meter jaraknya yang harganya Rp.140.000 per M2 diambil dari
anggaran milik PT PLN ( APLN ) ;
- Bahwa Gardu Induk berfungsi untuk mengubah transmisi sebelum
didistribusikan kepada pelanggan PLN ;
- Bahwa dasar penentuan harga pembebasan tanah untuk tapak tower adalah
harga pasar dan NJOP ;
6. Saksi ARIADI SULISTYANTO, SH
- Bahwa setahu saksi PT PLN tidak dirugikan dalam pembebasan tanah
untuk Gardu Induk tersebut ;
- Bahwa saksi adalah Deputi Manager Umum PLN Pikitring Kalimantan
sejak tanggal 01 Januari 2005 sampai dengan sekarang dan sesuai SK No.
004. K/ JMPIKITRINGKAL / 2007 tanggal 02 April 2007 tentang susunan
Panitia Pengadaan Tanah dan Tegakan ketua Panitia adalah Bambang
Subiyanto, selaku Sekretaris adalah Sutrisno, Anggotanya adalah Muchtar,
Rajamang, , Arpan dan Supriyanto dan saksi sendiri ;
- Bahwa saksi ikut hadir dalam rapat panitia di Pemerintah Kota Samarinda
tanggal 14 – 15 Mei 2007 yang dipimpin oleh terdakwa Hamka Halek yang
dihadiri oleh sebahagian dari anggota Panitia Pengadaan tanah Pemerintah
Kota Samarinda dan sebahagian diwakilkan sedangkan dari PLN adalah
Bambang Subiyanto , Supriyanto dan saksi dan juga dihadiri oleh pemilik
tanah yaitu H.Hasbi ;
- Bahwa dalam rapat itu adalah tentang musyawarah harga tanah dimana
H.Hasbi meminta Rp.160.000 per M2 sedangakan dari panitia menawar
Rp.105.000 per M2 dan akhirnya disepakati Rp.125.000 per M2 ;
- Bahwa metode yang digunakan oleh panitia adalah dengan menambahkan
tiga komponen yaitu pertama NJOP sebesar Rp.10.000 , yang kedua harga
dasar tanah sesuai SK Walikota sebesar Rp.80.000 dan yang ketiga harga
pasar sebesar antara Rp.150.000 – Rp.300.000 lalu dibagi tiga ;
- Bahwa setelah terjadi kesepakatan harga tidak langsung dibuatkan Berita
Acara Kesepakatan harga akan tetapi pada hari itu juga dilakukan
pembayaran tanda jadi kepada pemilik tanah sebesar Rp.150.000.000,- ;
- Bahwa pembayaran atas lahan berasal dari Anggaran PT PLN (APLN)
seluruhnya sudah dibayarkan kepada pemilik tanah seluruhnya sekitar
Rp.4.809.371.250,- termasuk pajak ;
- Bahwa pembebasan tanah dilakukan dengan Tim dari Pemkot karena
pengadaan tanah untuk pembangunan Gardu Induk termasuk kepentingan
20
umum dan masalah harga tanah sepenuhnya oleh PLN telah menyerahkan
kepada Panitia Pengadaan Tanah Pemkot ;
7. Saksi MULYONO
- Bahwa sesuai SK No. 004. K/ JMPIKITRINGKAL / 2007 tanggal 02 April
2007, saksi diangkat sebagai Wakil Koordinator Panitia Pembebasan tanah
dan Tegakan PT.PLN Proyek Induk pembangkit dan Jaringan Kalimantan,
sebelum menerima SK tersebut saksi diperintahkan atasan yaitu Ir Djoko
Edi Taufiq untuk melaksanakan kegiatan perencanaan pengadaan tanah
berupa survei lokasi yang akan dipergunakan PT.PLN dalam rencana
pembangunan Gardu Induk Sambutan ;
- Bahwa saksi melakukan survei tersebut sendiri saja, setelah mendapatkan
perintah saksi melakukan survey secara visual dibulan oktober tahun 2006,
dalam survey yang saksi lakukan selama 2 (dua) hari tersebut menemukan
6 (enam) lokasi beserta luas lahan kecuali harga tanah, kemudian hasil
survey tersebut saksi laporkan kepada atasan saya Ir.Djoko Edi Taufik.
Kriteria lokasi tersebut antara lain yaitu lokasi berada di pusat
beban/merupakan pusat pelanggan listrik, kedua dekat dengan jalur SUTT
150 KV Palaran-sambutan-Bontang, diupayakan dekat dengan jalan raya
umum, lahannya sedapat mungkin berupa tanah keras, status tidak
tumpang tindih. Yang terakhir adalah mendapat ijin dari kepala daerah
dalam hal ini Walikota , dari hasil perhitungan kami maka yang paling
cocok adalah tanah H.Hasbi seluas 3,7 Ha yang memiliki score tertinggi
sebab terdapat dipinggir jalan sehingga tidak perlu lagi membuat jalan
masuk, ada yang berbukit ada yang datar sehingga tidak perlu lagi
menguruk serta dekat dengan jaringan menengah ;
- Bahwa saksi melaporkan kepada pimpinan, bahwa saksi mendapatkan 6 (
enam ) lokasi :
1. Seluas 2,8 Ha an. Sapran , belum bersertifikat .
2. Seluas + 4 Ha an Manaf hanya bersegel.
3. Seluas 3,7 Ha an H.Hasbi, bersertifikat tanah memenuhi kriteria .
4. Seluas 4 Ha an Chairul, bersertifikat tanah agak rendah .
5. Seluas 4 Ha an Jamhari, berbersegel tanah bekas ditambang.
6. Seluas 1,7 Ha an belum ketemu pemiliknya .
- Bahwa dalam survei yang saksi lakukan tanah H.Hasbi dibuat plang diatas
tanah yang berisi tanah ini dijual , sudah bersertifikat akan tetapi tidak ada
pembicaraan harga dan tidak juga memberi harapan kepada yang
bersangkutan demikian pula dengan tanah alternatif lain yang berdekatan
dengan tanah H.Hasbi tidak bertemu dengan Khairul pemilik tanah ;
- Bahwa saksi tidak terlibat dalam penentuan harga tanah H.Hasbi ; dan
saksi tidak tahu siapa yang berwenang penentuan harga tanah untuk
pembangunan Gardu Induk ;
21
8 . Saksi SUHARTOYO , SE
- Bahwa saksi adalah sebagai Manager SDM, Administrasi dan Keuangan
PT PLN dan sesuai SK No. 004. K/ JMPIKITRINGKAL / 2007 tanggal
02 April 2007 saksi diangkat sebagai Koordinator Panitia Pembebasan
Tanah dan tegakan PT.PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan
Jaringan Kalimantan wilayah Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur, serta
Kalimantan Barat, dengan tugas dan wewenang Panitia antara lain adalah
mengkoordinasi dua panitia Panitia Pembabasan Tanah dan tegakan
PT.PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Kalimantan dan saksi
lebih condong ke masalah keuangan selaku koordinator saksi memaraf
semua surat yang ditanda tangani oleh General Manager Ir.Karmiyono
yang berkaitan dengan pengadaan tanah gardu induk Sambutan tahun
2007;
- Bahwa yang saksi ketahui adalah daftar nominatif pembayaran ganti rugi
santunan tanah dalam rangka pengadaan tanah untuk lokasi pembangunan
gardu induk sambutan, saksi memaraf untuk mencocokkan biaya yang
tertuang dalam berita acara negosiasi dengan yang tertuang dalam daftar
nominatif yaitu senilai Rp. 4.649.875.000,- selain itu saksi tidak
mengetahui karena untuk kegiatan tersebut diserahkan kepada Ketua
Panitia pengadaan intern yaitu Ir. Bambang Subiyanto ;
- Bahwa sebelum pembayaran pernah ada permintaan panjar sebesar Rp.
150.000.000,- sehingga pembayaran terakhir sisa Rp. 4.267.381.250,-uang
panjar tersebut saksi cairkan pada tgl. 11 Mei 2007 dari cek melalui Bank
Mandiri Cabang Klandasan Balikpapan dengan persetujuan General
Manager, dana tersebut selanjutnya dikembalikan pada tgl. 05 Juli 2007 ;
- Bahwa anggaran pada tahun 2006 untuk pembebasan pengadaan tanah
sudah dianggarkan, tetapi karena tidak terlaksana maka diusulkan
kembali untuk tahun 2007, yang dianggarkan harga tanah untuk Gardu
Induk permeternya Rp.130.000,- ;
9 . IR. DJOKO EDI TAUFIK HIDAYAT
- Bahwa saksi adalah General Manager PLN Pikitring Kalimantan sejak
tanggal 1 Juni 2009 dan sebelumnya adalah Manager Bidang Perencanaan
sejak tahun 2005 ;
- Bahwa dalam Rencana Umum Pembangunan Tenaga Listrik PLN akan
mengadakan saluran listrik dari Palaran ke Bontang dengan melewati
daerah Sambutan, sehingga PLN merencanakan akan mendirikan gardu
induk PLN di wilayah Sambutan juga untuk melayani keperluan wilayah
Sambutan, sehingga PLN memasukan dalam kegiatan Program Rencana
Anggaran Perusahaan tahun 2007, dengan pagu anggaran 2,74 milyar
untuk luas lahan sekitar 1, 8 Ha dengan harga estimasi Rp. 150.000.000
- Pada Juli-Agustus 2006 ada diskusi teknik untuk mencari alternatif lokasi
Gardu Induk 150 kV di Sambutan di atas peta Kota Samarinda dengan
kriteria sebagai berikut:
22
- Terletak pada jalur rencana jaringan transmisi 150 kV Palaran
Bontang
- Berada pada pusat beban
- Dekat dengan jaringan distribusi 20 kV
- Luas tanah mencukupi kebutuhan
- Dekat dengan jalan umum, sekaligus sebagai akses menuju gardu
induk
- Kondisi tanah cukup baik
- Status kepemilikan tanah jelas dan aman
- Mendapat izin dari Bupati/ Walikota
- Pada September-Oktober 2006 pra survei lapangan untuk mencari
alternatif gardu induk 150 kV dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
diperoleh 6 lokasi alternatif dengan nilai bobot sebagai berikut:
1. alternatif 1 : 60
2. alternatif 2 : 67
3. alternatif 3 : 92
4. alternatif 4 : 65
5. Alternatif 5 : 60
6. Alternatif 6 : 70
- Bahwa pada 31 Oktober 2006 ada usulan pembebasan tanah gardu induk
150 kV kepada panitia pembebasan tanah dan ROW PT. PLN (persero)
Pikriting Kalimantan dengan Nota Dinas No. 030/131/MB. REN/2006
tanggal 31 Oktober 2006 , bahwa setelah saksi mendapatkan berita acara
musyawarah untuk negosiasi harga dari panitia pengadaan dan pembebasan
tanah, baru saksi merevisi anggaran dari 2, 74 milyar menjadi 4, 8 milyar
dengan luas menjadi 3, 7 Ha, setelah itu saksi usulkan revisi anggaran ke
pusat, kemudian PLN Pusat mengeluarkan Persetujuan anggaran tunai. ;
- Bahwa pengadaan tanah untuk Gardu Induk berasal dari Anggaran
Perusahaan Listrik Negara (APLN) , pengadaan tanah tersebut untuk
kepentingan umum guna pembangunan Gardu Induk sebagai bagian dari
Transmisi dan Distribusi ;
10. Saksi Ir . KARMIYONO
- Bahwa saksi adalah General Manager PLN Pikitring Kalimantan yang
bertugas untuk mengelola proyek-proyek pembangkit dan jaringan listrik
wilayah kerja seluruh Kalimantan ;
- Bahwa Sesuai Perpres No. 36 Tahun 2005 dan Perpres No. 65 Tahun
2006, pembebasan tanah dibawah 1Ha dapat dilaksanakan sendiri oleh PT.
PLN dengan membentuk Panitia Pengadaan tersendiri, sedangkan diatas 1
Ha dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan tanah yang dibentuk oleh Bupati /
Walikota setempat ;
- Bahwa untuk tanah diatas 1 Ha, PT. PLN mengajukan ijin penetapan
lokasi ke Bupati / Walikota, setelah ijin terbit pengajuan surat untuk
diproses pengadaan tanahnya, setelah selesai panitia pengadaan tanah
melakukan serah terima kepada PT. PLN ;
23
- Bahwa untuk mendampingi Panitia Pengadaan Tanah (PEMDA) ditunjuk
Manajer Proyek untuk tahun 2007 adalah Ir. Bambang Subianto.;
- Bahwa untuk besarnya anggaran sesuai dengan hasil musyawarah yang
dituangkan dalam daftar Nominatif ;
- Bahwa disamarinda hanya ada 1 GI di Kel. Pulau Atas, tepatnya di Jalan
Sultan Sulaiman Samarinda, sesuai hasil survei ada beberapa tempat
dengan system pembobotan dari system pembobotan tersebut ditentukan
satu lokasi yang telah disurvei selanjutnya hasil survey tersebut diajukan
permohonan penetapan ijin lokasi kepada Walikota Samarinda, setelah
mendapatkan ijin lokasi sebagaimana surat Walikota No. 596/HK-KS/2007
tanggal 23 Januari 2007, PT. PLN menyurat kepada Walikota untuk
dilakukan pengadaan tanah oleh pihak Panitia Pengadaan tanah dari
Pemerintah Kota Samarinda;
- Bahwa dari surat permohonan yang dikirimkan kepada Walikota
Samarinda tersebut Walikota Samarinda menerbitkan Surat Keputusan
tentang Panitia Pengadaan Tanah Nomor No. 59-05/HK-KS/2007 tanggal
28 Maret 2007, untuk melaksanakan pengadaan tanah ;
- Bahwa dalam proses pengadaan tanah khususnya di Jalan Sultan Sulaiman
Samarinda tersebut, selaku General Manager hanya menerima laporan dari
Manager Proyek, mulai dari pelaksanaan kegiatan awal sampai akan
adanya keputusan tentang adanya harga ganti rugi yang akan diberikan,
atau laporan yang disampaikan oleh Manager Proyek adalah laporan lisan
bertemu dengan saksi menyampaikan akan adanya putusan tentang harga,
selain itu juga dilaporkan bahwa harga yang akan ditetapkan adalah
dibawah harga pasaran setempat ;
- Bahwa setelah Manager Proyek melaporkan kepada saksi selaku General
Menager, dengan memberi arahan tentang persuratan yang harus dipenuhi
secara administrasi, saksi juga sampaikan agar seluruhnya mengikuti apa
yang telah dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan dari Pemerintah Daerah/
Pemkot Samarinda, dari adanya laporan tersebut selanjutnya menurut
laporan dari Manager Proyek dilakukan pertemuan antara Panitia
Pengadaan Tanah, Manager Proyek dan Pemilik tanah, dalam rangka
musyawarah dan dibuat berita acara musyawarah. Setelah musyawarah
dilakukan maka Panitia Membuat Keputusan tentang harga kesepakatan
antara Pemilik tanah dengan PT. PLN. Sebagaimana penetapan harga
tersebut adalah Rp. 125.000,- (seratus dua puluh lima ribu rupiah) per
meter persegi. Sesuai dengan Keputusan Panitia Pengadaan Nomor :
590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tgl. 16 Mei 2007 tentang Penetapan
besarnya ganti kerugian atas lokasi yang terkena pembangunan GI
Sambutan di Kelurahan Pulau Atas Kec. Samarinda Ilir Kota Samarinda. ;
- Bahwa benar sebelum pembayaran tersebut sekitar tanggal 11 Mei 2007
Bambang Subiyanto mengajukan permohonan pinjaman kepada Keuangan
untuk operasional proyek sebesar Rp. 150.000.000,- dan telah diserahkan
kepada Bambang Subiyanto pada tanggal 14 Mei 2007 berupa cek ;
- Bahwa setahu saksi yang berwenang untuk memutuskan besarnya harga
tanah yang akan dibebaskan adalah Panitia Pengadaan Pemkot ;
24
- Bahwa P2T PLN tidak pernah berkoordinasi dengan saksi tentang besarnya
harga tanah demikian pula P2T PLN tidak harus terlibat dalam
musyawarah harga tanah ;
11 . Saksi Ir.H.SYAIFULLAH J M.Si
- Bahwa saksi selaku Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan
Kota Samarinda adalah termasuk anggota Panitia Pengadaan Tanah sesuai
SK Walikota Samarinda No.590/05/170/HK-Ks/2007 tanggal 28 Maret
2007 selaku Ketua yaitu terdakwa Drs.H.Hamka Halek,M.si, Sekretaris
Drs.H.Supriyadi Semta,M.si, dan selaku anggota yaitu Ir.I Made mandia,
Ir. Yosef Barus,M.eng, Edy Wahyudi, S.Hut, H. Abdullah,SE.MM, Drs.
H.Didi Purwito, M.Si, Dr.Awal Hatmadi,MM,;
- Bahwa dalam rangka pembebasan tanah untuk pembangunan Gardu Induk
PLN di Sambutan pada tahun 2007 saksi mendapat undangan rapat panitia,
saksi mewakilkan kepada staf bernam Ruslani seperti biasanya dan sesuai
laporan staf ternyata diatas tanah yang hendak dibebaskan tidak terdapat
tanaman tumbuh sebagaimana tupoksi saksi dalam panitia untuk menaksir
harga tanaman ;
- Bahwa benar terdakwa menandatangani Berita Acara Penetapan harga
tanah tanggal 16 Mei 2007, berita acara pembayaran tanggal 5 juli 2007
dan daftar nominatif yang diantarkan oleh staf Tata Kota sekaligus
menerima honor4 panitia sebesar Rp.1.400.000,-;
- Bahwa saksi tidak pernah ikut menghadiri rapat musyawarah harga tanah
sebab telah diwakilkan kepada staf dan saksi juga tidak tahu mekanisme
penentuan harga tanah ;
12. Saksi HM.FADLY ILLA
- Bahwa saksi sebagai Plh Sekretaris Daerah Kota Samarinda sejak Mei
2007 dan diangkat menjadi Sekretaris Daerah Kota sejak Nopember 2007
s/d sekarang tugas dan tanggung jawab saksi ketika itu antara lain :
Melaksanakan tugas-tugas Sekretaris Daerah yang bersifat rutin, menanda
tangani surat-surat yang bersifat rutin, sedangkan yang bersifat
prinsip,kebijakan dilaksanakan Sekda definitif ;
- Bahwa saksi tidak mengetahui tentang pengadaan tanah untuk Gardu Induk
PLN t karena saat itu saksi menjabat selaku Asisten III Kota Samarinda,
namun yang saksi ketahui bahwa pada tanggal 30 mei 2007 selaku
Plh.Sekda Kota Samarinda menanda tangani surat No.590/0541/perk-
3/V/2007 perihal ganti rugi tanah untuk gardu induk yang ditujukan
kepada General Manager PT.PLN Kalimantan di Balikpapan menjawab
surat permintaan GM PT PLN Kalimantan No. 024/612-
PRINGKESIT/2007 tanggal 1Mei 2007 dengan besaran ganti rugi sebesar
Rp.4.649.857.000,- ;
- Bahwa SK Walikota Samarinda No.590.83/021/HUK-KS/2005 tgl 30 Mei
2005 tentang Klasifikasi dan Harga Dasar tanah ditetapkan sebagai acuan
25
bagi Panitia Pengadaan Tanah untuk menentukan harga tanah yang akan
dibebaskan demi kepentingan umum dan pembangunan kota Samarinda ;
- Bahwa sesuai dengan SK Kepala Badan Pertanahan sebelum 2007 tentang
penaksiran harga tanah adalah tugas dan tanggung jawab Panitia
Pengadaan Tanah ;
- Bahwa benar pengadaan tanah untuk Gardu Induk PLN adalah untuk
kepentingan umum makanya Walikota menetapkan Panitia Pengadaan
Tanah dan Gardu Induk itu sudah dipergunakan termasuk mendukung
pelaksanaan PON tahun 2008 yang lalu ;
- Bahwa benar harga tanah pembebasan adalah Rp.125.000,- per M2 baik
dari pemilik tanah H.Hasbi dan PT PLN tidak ada keluhan tentang
penetapan harga tersebut dan menurut saksi harga tersebut adalah wajar ;
- Bahwa terdakwa selaku Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum dan
selaku Pegawai Negeri Sipil tidak pernah melakukan perbuatan tercela ;
13 . Saksi Drs.AWAL HATMADI. MM
- Bahwa saksi menjabat sebagai Lurah Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir
Kota Samarinda sejak tahun 2001 s/d tahun 2008 ;
- Bahwa saksi mengetahui pertama kali adanya pengadaan tanah untuk
Gardu induk Sambutan setelah menghadiri pertemuan di Kantor camat
Samarinda Ilir pada tanggal 19 April 2007. yang dihadiri oleh Petugas dari
PT. PLN yaitu Bambang Subianto, Suprianto, Rajamang, Muchtar, Arpan,
H. Hasbi dan anaknya, pak Camat Didi Purwito bahwa agenda pertemuan
tersebut adalah musyawarah dan sosialisasi harga, namun setelah Camat
menerima copy sertifikat milik H. A. HASBI maka camat menyampaikan
untuk pengadaan tanah tersebut harus dilakukan oleh Panitia pengadaan
tanah dari Pemerintah Kota Samarinda karena luas tanah lebih dari 1 Ha ;
- Bahwa setelah itu saksi menerima tembusan surat permintaan harga pasar
dari PT. PLN sebagaimana surat tanggal 23 April 2007 dan terdakwa
membalas surat tersbut pada tanggal 10 Mei 2007 no.39/671.31/pem/PA-
V/2007 terdakwa tujukan kepada Camat Samarinda Ilir dengan taksiran
harga pasar antara Rp. 150.000,-/m2 s/d Rp. 300.000,-/m2 ;
- Bahwa benar harga transaksi tanah disekitar lokasi tanah H.Hasbi belum
pernah ada yang mencapai Rp.300.000,-/M2 yang ada baru paling tinggi
Rp.166.000,-/M2 akan tetapi sesuai permintaan H.Hasbi agar dibuatkan
harga berkisar antara Rp.150.000,- s/d Rp.300.000 /M2 ;
-Bahwa di Kelurahan ada register tanah untuk mencatat transaksi jual beli
tanah dan register tersebut tidak saksi pergunakan untuk menjadi dasar
pembuatan harga pasar tetapi harga pasar tersebut terdakwa peroleh
berdasarkan survei lapangan langsung kepada pemilik tanah tanpa adanya
bukti transaksi yang terjadi ;
- Bahwa dalam register tanah yang saksi buat terdapat pencatatan jual beli
yang dilakukan H. Hasbi pada bulan April 2007 atas tanah yang
bersebelahan dengan lokasi untuk Gardu Induk dengan nilai transaksi Rp.
10.000.000- luas tanah 50/60X70 ;
26
- Bahwa berdasarkan sesuai SK Walikota Samarinda No. 590-
05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 tentang Panitia Pengadaan
Tanah untuk Kepentingan Umum ditunjuk sebagai ketua panitia yaitu
terdakwa Drs. Hamka Halek MSi , sekretaris Drs. H Supriyadi Semta, Msi
dan selaku anggota yaitu ABDULLAH,SE, Edy Wahyudi, S.Hut, YOSEF
BARUS, MENG, Drs. H. Didi Purwito, M.Si, Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si,
IR. Made Mandia dan saksi selaku Lurah Pulau Atas ;
- Bahwa dalam rapat Panitia Pengadaan Tanah bersama Tim PLN dan
Pemilik Tanah pada tanggal 14 – 15 Mei 2007 menetapkan harga adalah
berdasarkan NJOP sebesar Rp.10.000,-/m2 ditambah dengan harga
pasaran diambil yang tertinggi adalah Rp.300.000,-/m2 ditambah dengan
harga penetapan dari SK Walikota Samarinda tahun 2005 sebesar 87.500,-
/m2 dari jumlah tersebut dibagi 3 maka diperoleh hasil Rp.132.500,-/m2,
selanjutnya disampaikan kepada pemilik tanah dan pihak PT.PLN lalu
dilakukan negosiasi dimana pemilik tanahy pada awalnya meminta harga
Rp.160.000 /M2 akan tetapi kemudian diperoleh kesepakatan harga
Rp.125.000,-/m2 dan selanjutnya dibuat Berita Acara Musyawarah yang
ditanda tangani oleh Panitia yang hadir saat itu ;
- Bahwa pada tanggal 16 Mei 2007 tidak ada pertemuan, namun ada surat
yang dibuat sebagai persyaratan administrasi berupa Keputusan Panitia
atas musyawarah berupa penetapan besarnya ganti rugi.;
- Bahwa pembayaran tanah dilakukan pada tanggal 5 Juli 2007 dengan cara
PLN mentransfer kedalam rekening pemilik tanah H.Hasbi sebesar
37.199,- M 2
x Rp. 125.000,- = Rp. 4.649.875.000,- dilakukan dihadapan
Panitia dan dibuatkan Berita Acara pembayarannya, dengan rincian:
a. Ganti rugi + 37.199 M 2
x Rp. 125.000,- = Rp. 4.649.496.250,-
b. - Biaya Panitia 4 % x Rp. 2.000.000,- = Rp. 80.000.000,-
- Biaya Panitia 3 % x Rp. 2.649.875.000,- = Rp. 79.496.250,-
ditambah = Rp. 159.496.250,-
TOTAL = Rp. 4.809.371.250,-
- Bahwa sekarang ini tanah tersebut telah dibangun Gardu Induk PLN dan
telah digunakan untuk mensuplai listrik dalam pelaksanaan PON tahun
2008 dan sejak dibebaskan menjadi aset PLN ;
- Bahwa saksi tidak ada menerima pemberian uang dari pemilik tanah
maupun pihak PLN selain honor selaku Panitia Pengadaan Tanah sebesar
Rp 1.250.000,-
- Bahwa sepengetrahuan saksi tidak ada yang keberatan atas pembebasan
tanah tersebut ;
14 . Saksi Ir. YOSEP BARUS, M.Eng
- Bahwa saksi selaku Kepala Dinas Pemukiman dan Pengembangan Kota
Samarinda adalah termasuk anggota Panitia Pengadaan Tanah sesuai SK
Walikota Samarinda No.590/05/170/HK-Ks/2007 tanggal 28 Maret 2007
selaku Ketua yaitu Drs.H.Hamka Halek,M.si, Sekretaris Drs.H.Supriyadi
Semta,M.si, dan selaku anggota yaitu Ir.I Made mandia, Ir.Syaifullah, MSi,
27
Edy Wahyudi, S.Hut, H. Abdullah,SE.MM, Drs. H.Didi Purwito, M.Si,
dan Drs.Awal Hatmadi,MM,;
- Bahwa dalam rangka pembebasan tanah untuk pembangunan Gardu Induk
PLN di Sambutan pada tahun 2007 saksi mendapat undangan rapat panitia,
saksi mewakilkan kepada staf bernam Mahyudin seperti biasanya dan
sesuai laporan staf ternyata diatas tanah yang hendak dibebaskan tidak
terdapat bangunan sebagaimana tupoksi saksi dalam panitia untuk
menaksir harga bangunan;
- Bahwa benar saksi menandatangani Berita Acara Penetapan harga tanah
tanggal 16 Mei 2007, berita acara pembayaran tanggal 5 juli 2007 dan
daftar nominatif yang diantarkan oleh staf Tata Kota sekaligus menerima
honor panitia sebesar Rp.1.400.000,-;
- Bahwa saksi tidak pernah ikut menghadiri rapat musyawarah harga tanah
sebab telah diwakilkan kepada staf dan saksi juga tidak tahu mekanisme
penentuan harga tanah ;
15 . Saksi ABDULLAH SE
- Bahwa saksi tahun 2007 menjadi Kabag Perlengkapan sampai dengan
2008, dan mulai Nopember 2008 menjadi Kepala Badan Perijinan Terpada
Satu Pintu Kota Samarinda sampai dengan sekarang ;
- BAHWA saksi ditunjuk sebagai anggota panitia berdasarkan SK Walikota
Samarinda No.590-05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 dan selaku
Ketua yaitu terdakwa Drs.H.Hamka Halek,M.si, , sekretaris Drs H
Supriyadi Semta Msi dan selaku anggota yaitu Ir.I Made mandia, Edy
Wahyudi, S.Hut, YOSEF BARUS, MENG, Drs. H. Didi Purwito, M.Si,
Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si, dan Drs. AWAL HATMADI, MM ;
- Bahwa tugas saksi sebagai anggota yaitu antara lain : Mengadakan
penelitian mengenai status hukum tanah, bangunan, tanaman,dan benda-
benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang akan dibebaskan
tersebut, Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian atas tanah,
bangunan, tanaman, Memberikan penjelasan atau mengusulkan besarnya
ganti kerugian kepada instansi yang memerlukan dan pemilik lahan,
Menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti rugi kepada pemilik
lahan, Membuat berita acara pelepasan tanah.;
- Bahwa dalam pembebasan tanag dalam rangka pembangunan Gardu Induk
PLN adalah pertama yang mencari lokasi dan melakukan kajian tehnis
sesuai dengan kebutuhan adalah PLN sendiri, kemudian karena luas lahan
tersebut lebih dari 1 Ha maka PLN mohon kepada Pemkot Samarinda
Cq.Panitia untuk memproses ganti rugi/penyelesaian masalah lokasi yang
diinginkan, berdasarkan hal tersebut kemudian panitia mengadakan rapat-
rapat tim dan sosialisasi, penyelesaian masalah,memfasilitasi negosiasi
harga ;
- Bahwa benar saksi menerima undangan pada tanggal 13 Mei 20007 siang
hari undangan tersebut untuk tanggal 14 Mei 2007 dan untuk undangan
tanggal 15 Mei 2007 saksi terima tanggal 14 Mei 2007 siang hari , bahwa
hal – hal yang dibicarakan dalam rapat mengenai adanya permohonan dari
28
PT.PLN untuk pembangunan Gardu Induk dan PT.PLN pada saat itu
berkeinginan untuk pembebasan tanah, Panitia Pemerintah Kota hanya
melengkapi segala yang diperlukan dan membuat rumusan yang akan
ditawarkan kepada pemilik tanah mengenai harga tanah yaitu tawarannya
melalui 3 komponen : NJOP PBB Harga pasaran dan SK.Walikota ;
- Bahwa benar yang menyampaikan 3 unsur komponen mengenai
penafsirkan harga tanah tersebut pimpinan rapat ;
- Bahwa benar yang hadir pada saat tanggal 15 Mei 2007 yaitu : Saksi,
Pemilik tanah, PLN ada tiga orang , terdakwa, Ketua Tim dari Pemerintah
Kota Samarinda dan yang lainnya saksi tidak ingat asi harga, menyaksikan
pembayaran serta membuat beriata acara, dan lain sebagainya. ;
- Bahwa yang melakukan penaksiran harga adalah panitia pengadaan sesuai
dengan tugas panitia pengadaan berdasarkan SK Walikota Samarinda
No.590-05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007, yang didalam SK
tersebut dinyatakan salah satu tugas panitia adalah menaksir dan
mengusulkan besarnya ganti kerugian/santunan atas tanah, bangunan,
tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang
haknya akan dilepaskan ;
- Bahwa dalam hal negosiasi, panitia melakukan Rapat internal , memanggil
pemilik lahan dan instansi yang membutuhkan dan dalam pelaksanaan
Panitia menetapkan harga berdasarkan tiga komponen yaitu harga pasar
berdasarkan surat terdakwa selaku Lurah antara Rp.150.000,- -
Rp.300.000,- per M2, NJOP seharga Rp..10.000,- dan harga dasar tanah
sesuai SK Walikota tahun 2005 sebesar Rp 80.000,- per M2 kemudian
dibagi tiga dan didapatlah angka Rp.130.000,-/M2, hal tersebut mengacu
terhadap Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 1 Tahun 1994
pasal 16 , kemudian dalam tawar menawar disepakati Rp.125.000,- /M2
dan oleh PLN menyetujui pembayaran karena pihak PLN dalam setiap
rapat selalu hadir ;
- Bahwa pembayaran dilakukan pada tanggal 05 Juli 2007 sesuai dengan
Berita Acara Pembayaran ganti rugi dengan perincian 37.199,-M2 X
Rp.125.000,- =Rp.4.649.875.000, yang dilakukan dihadapan panitia
melalui transfer langsung dari PLN kepada rekening H.Hasbi sebagai
pemilik lahan ;
16. Drs SUPRIYADI SEMTA . Msi
- Bahwa saksi tahun 2007 menjadi Kabag Perkotaan sampai dengan 2009,
dan menjadi Kepala Dinas Perhubungan sejak Agustus 2009 sampai
dengan sekarang ;
- Bahwa saksi ditunjuk sebagai sekretaris panitia berdasarkan SK Walikota
Samarinda No.590-05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 dan selaku
Ketua yaitu terdakwa Drs.H.Hamka Halek,M.si, , dan selaku anggota yaitu
Ir.I Made mandia, Abdullah, SE, Edy Wahyudi, S.Hut, YOSEF BARUS,
MENG, Drs. H. Didi Purwito, M.Si, Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si, dan Drs.
AWAL HATMADI, MM ;
29
- Bahwa tugas saksi sebagai Sekretaris yaitu antara lain : Mengadakan
penelitian mengenai status hukum tanah, bangunan, tanaman,dan benda-
benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang akan dibebaskan
tersebut, Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian atas tanah,
bangunan, tanaman, Memberikan penjelasan atau mengusulkan besarnya
ganti kerugian kepada instansi yang memerlukan dan pemilik lahan,
Menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti rugi kepada pemilik
lahan, Membuat berita acara pelepasan tanah.;
- Bahwa dalam pembebasan tanag dalam rangka pembangunan Gardu Induk
PLN adalah pertama yang mencari lokasi dan melakukan kajian tehnis
sesuai dengan kebutuhan adalah PLN sendiri, kemudian karena luas lahan
tersebut lebih dari 1 Ha maka PLN mohon kepada Pemkot Samarinda
Cq.Panitia untuk memproses ganti rugi/penyelesaian masalah lokasi yang
diinginkan, berdasarkan hal tersebut kemudian panitia mengadakan rapat-
rapat tim dan sosialisasi, penyelesaian masalah,memfasilitasi negosiasi
harga, menyaksikan pembayaran serta membuat beriata acara, dan lain
sebagainya. ;
- Bahwa yang melakukan penaksiran harga adalah panitia pengadaan sesuai
dengan tugas panitia pengadaan berdasarkan SK Walikota Samarinda
No.590-05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007, yang didalam SK
tersebut dinyatakan salah satu tugas panitia adalah menaksir dan
mengusulkan besarnya ganti kerugian/santunan atas tanah, bangunan,
tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang
haknya akan dilepaskan ;
- Bahwa dalam hal negosiasi, panitia melakukan Rapat internal , memanggil
pemilik lahan dan instansi yang membutuhkan dan dalam pelaksanaan
Panitia menetapkan harga berdasarkan tiga komponen yaitu harga pasar
berdasarkan surat terdakwa selaku Lurah antara Rp.150.000,- -
Rp.300.000,- per M2, NJOP seharga Rp..10.000,- dan harga dasar tanah
sesuai SK Walikota tahun 2005 sebesar Rp 80.000,- per M2 kemudian
dibagi tiga dan didapatlah angka Rp.130.000,-/M2, hal tersebut mengacu
terhadap Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 1 Tahun 1994
pasal 16 , kemudian dalam tawar menawar disepakati Rp.125.000,- /M2
dan oleh PLN menyetujui pembayaran karena pihak PLN dalam setiap
rapat selalu hadir ;
- Bahwa pembayaran dilakukan pada tanggal 05 Juli 2007 sesuai dengan
Berita Acara Pembayaran ganti rugi dengan perincian 37.199,-M2 X
Rp.125.000,- =Rp.4.649.875.000, yang dilakukan dihadapan panitia
melalui transfer langsung dari PLN kepada rekening H.Hasbi sebagai
pemilik lahan ;
- Bahwa aturan yang dipergunakan dalam pembebasan tanah yaitu Perpres
No.65 tahun 2006 tentang Perubahan atas Perpres No.36 tahun 2005
tentang Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk
kepentingan umum sepanjang yang sudah bisa dilaksanakan. ;
- Bahwa Tim Pengadaan Tanah Pemkot Samarinda sudah sering
mengadakan pengadaan tanah namun hanya kali ini yang bermasalah ;
30
17 . Saksi H. DIDI PURWITO, M.Si
- Bahwa saksi selaku Camat Samarinda Ilir adalah termasuk anggota Panitia
Pengadaan Tanah sesuai SK Walikota Samarinda No.590/05/170/HK-
Ks/2007 tanggal 28 Maret 2007 selaku Ketua yaitu terdakwa Drs.H.Hamka
Halek,M.si, Sekretaris Drs.H.Supriyadi Semta,M.si, dan selaku anggota
yaitu Ir.I Made mandia, Ir. Syaifullah MSi, Edy Wahyudi, S.Hut, H.
Abdullah,SE.MM, Ir. YOSEP BARUS M.Eng dan Drs. Awal
Hatmadi,MM,;
- Bahwa tugas saksi sesuai Tupoksi sebagai Camat ketika itu yaitu : Melihat
surat-surat tanah kepemilikan H.Hasbi, meninjau lokasi tanah,
mengumumkan status tanah , meminta harga pasaran tanah ditempat
tersebut melalui lurah, menyerahkan hasil tersebut kepada Panitia
kemudian dirapatkan oleh Panitia ;
- Bahwa sesuai dengan SPPT PBB tahun 2007, NJOP di wilayah Kelurahan
Pulau Atas sebesar Rp.10.000,- Berdasarkan SK Walikota No.590-
83/021/Huk-KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 Klasifikasi harga tanah serta
tertib ganti rugi tanam tumbuh seharga Rp.80.000,- dan Harga Pasaran
sebesar Rp. 150.000,- s/d Rp. 300.000,- sesuai dengan Surat Lurah Pulau
Atas No.36/671/31/Pem/PA-V/2007 tanggal 10 Mei 2007.
- Bahwa sesuai surat PLN pada tanggal 19 April 2007 diadakan rapat
dikantor saksi Kecamatan Samarinda Ilir yang dihadiri oleh Tim PLN ,
pemilik tanah dan lurah pulau atas dalam rangka musyawarah tanah yang
akan digunakan untuk membangun Gardu Induk PLN dan sosialisasi serta
pemeriksaan dokumen akan tetapi karena luas tanah yang akan dibebaskan
lebih dari 1 Ha maka saksi menyarankan sesuai dengan Perpres No.36
Tahun 2005 jo Perpres No,65 Tahun 2006 maka pembebasan itu harus
melalui Panitia Pengadaan Tanah Pemkot Samarinda sehingga
musyawarah harga tanah tidak terlaksana pada hari itu ;
- Bahwa awalnya lurah Pulau Atas menyampaikan kepada saksi harga
pasaran tanah dengan harga satuan antara Rp. 150.000,- s/d Rp. 300.000,-
/M2, selanjutnya kami menyampaikan hasil penelitian kami kepada Panitia
Tim yang kemudian dirapatkan oleh Panitia Tim dan diikuti juga oleh
pemilik tanah (H.Hasbi) dan disepakati antara PLN dan H.Hasbi kemudian
ditetapkan dalam Surat Keputusan Panitia pengadaan tanah kota Samarinda
Nomor : 590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 15 Mei 2007 pada Putusan
No.3 harga ditetapkan dengan harga Rp. 125.000,-/M2 termasuk PPN
sebesar 5 %. Padahal awalnya pemilik tanah mematok harga Rp.160.000,-
/M2 dan setelah terjadi tawarenawar disepakati harga Rp.125.000/M2 ;
- Bahwa sesuai dengan pertemuan Panitia dalam menetapkan harga adalah
berdasarkan NJOP sebesar Rp.10.000,-/m2 ditambah dengan harga
pasaran diambil yang tertinggi adalah Rp.300.000,-/m2 ditambah dengan
harga penetapan dari SK Walikota Samarinda tahun 2005 sebesar 87.500,-
/m2 dari jumlah tersebut dibagi 3 maka diperoleh hasil Rp.132.500,-/m2,
selanjutnya disampaikan kepada pemilik tanah dan pihak PT.PLN lalu
dilakukan negosiasi sehingga diperoleh harega Rp.125.000,-/m2, dasar
perhitungannya demikian karena kebiasaan yang dilakukan seperti itu. ;
31
- Bahwa pembayaran dilakukan pada tanggal 05 Juli 2007 di Pemkot
Samarinda uang tersebut dari PT.PLN sendiri langsung melakukan transfer
ke rekening H.Hasbi.;
- Bahwa menurut saksi harga tersebut adalah wajar karena tanah tersebut
sudah bersertifikat hak milik, tanah sebagian sudah dimatangkan, lokasi
dipinggir jalan besar, dekat dengan perumahan korpri, tanah sebagian
sudah dikaplingkan dengan harga antara Rp. 150.000,-/M2 s/d
Rp.200.000,-/M2 tergantung letak tanahnya ;
18 . Saksi H.HASBI
- Bahwa saksi ada memiliki tanah di Jl Sultan Sulaiman Kel.Pulau Atas
Kec.Samarinda Ilir yang pada tahun 1990 an saksi membeli tanah
dipinggir jalan seluas 11.863 M2 dengan alas hak berupa pelepasan tanah,
dari seseorang bernama Darman dengan harga sekitar Rp.6.000/M2,
selanjutnya tahun 1997 tanah tersebut saksi sertifikatkan, selanjutnya
sekitar tahun 1994 saksi membeli lagi disebelah lokasi tersebut seluas
19.303 M2 dan baru saksi sertifikatkan tahun 2000 saksi beli dari sdr Harjo
seharga Rp. 8.000/M2, selanjutnya saksi membeli lagi tanah yang
bersebelahan dengan lokasi tersebut dengan luas 25.380 M2 dengan harga
Rp.10.000,-/m2 yang sudah bersertifikat dari sdr Basri (Almarhum),
kemudian dari ketiga sertifikat tersebut saksi ubah menjadi satu sertifikat
yang terdaftar dengan nomor 264 dengan luas seluruhnya 56.546 M2,
kemudian tahun 2005 ada saksi jual
seluas 13.000 M2, dan yang saksi tempati sekarang seluas 6.347 M2, dan
terakhir adalah tanah seluas 37.199 M2 yang pada tahun 2007 dibeli oleh
PT. PLN. ;
- Bahwa awalnya lokasi tanah milik saksi seluas 37.199 M2 tersebut telah
saksi uruk dan rencananya akan dijual kaplingan, kemudian saksi
didatangi seseorang yang mengaku dari PT. PLN bernama Makmur, yang
menanyakan lokasi tersebut akan dijual berapa, saksi jelaskan kalau cocok
harganya pasti akan dilepas, kemudian sekitar bulan April 2007 datang
dari PT.PLN menanyakan tentang surat menyurat dan terakhir menanyakan
harga tanah dan saksi jelaskan bahwa harga tanah tersebut saya buka Rp.
175.000/M2, dari pembicaraan tersebut dilanjutkan dengan beberapa kali
pembicaraan terakhir dengan panitia di Pemkot Samarinda dan disepakati
harga tanah Rp. 125.000/M2, lalu dilakukan pengukuran oleh PT. PLN.
- Bahwa sebelum dilakukan pembayaran secara tunai pada bulan Mei 2007
saksi mengajukan surat ke PT. PLN untuk meminta tanda jadi sebesar Rp.
300.000.000,- namun saksi terima tanda jadi hanya Rp. 150.000.000,-, dan
pada tanggal 05 Juli 2007 dilakukan pelunasan yang ditransfer langsung ke
rekening saksi yang setelah dipotong pajak dan uang muka yang saksi
terima jumlahnya Rp. 4.417.381.250,- dan setelah dana tersebut masuk ke
rekening saksi maka saksi menanda tangani Berita Acara Pembayaran. ;
- Bahwa ketika pertemuan di Pemkot Panitia Pengadaan Tanah menawar
sebesar Rp. 105.000,-/M2, dan ketika itu saksi katakan jika harga Rp.
105.000,-/M2 saksi batalkan saja jual beli tanah tersebut lalu saksi
32
meminta harga Rp.160.000/M2 kemudian terjadi kesepakatan harga
sebesar Rp.150.000,-/M2 ;
- Bahwa pada saat pertemuan tanggal 19 April 2007 di Kantor Camat saksi
tidak menyampaikan telah ada penawaran kepada PT. PLN dengan harga
Rp. 160.000,-/m2 sebagai mana surat saksi tanggal 9 April 2007 karena
tidak ditanya oleh Camat. Bahwa setelah pertemuan di Kantor Kecamatan
tersebut saksi bertemu dengan Bambang Subiyanto, Spriyanto di rumah
saksi dan membicarakan tentang kesepakatan harga namun belum
disepakati yaitu saksi bersedia menurunkan harga menjadi Rp. 125.000/m2
bila seluruh tanah dibeli seluas 3,7 ha dan diberi tanda jadi ;
- Bahwa saksi diberi arahan oleh Supriyanto dan Bambang Subiyanto
untuk membuat surat dan akhirnya sksi membuat surat tertanggal 1 Mei
2007 seolah olah ada kesepakatan di Kantor Camat dengan harga Rp.
125.000,-/m2 lengkap dengan rincian pembayaran pajak, dalam surat
tersebut saksi minta pinjaman uang Rp. 300.000.000,-dan sampai dengan
tanggal 15 Mei 2007 terhadap surat tersebut tidak ada tanggapan.baru
setelah ada pertemuan tanggal 15 Mei 2007 dan disepakati harga Rp.
125.000,-/m2 sore harinya Bambang Subiyanto, Supriyanto datang ke
rumah menyerahkan cek senilai Rp. 150.000.000,- sebagai tanda jadi ;
- Bahwa dana sebesar Rp. 4.649.875.000,- saksi pergunakan sebagai
berikut:
Tanggal 05 Juli 2007 Sebesar Rp. 200.000.000 untuk zakat panti
asuhan dan orang-orang miskin ;
Tanggal 09 Juli 2007 1. Sebesar Rp. 125.000.000 untuk anak saksi
an. TAUFIK RACHMAN Jl. P. Suryanata
Komp. Batu Putih.
2. Sebesar Rp. 250.000.000 untuk istri saksi
HJ. FATIMAH Jl. Belatuk I No. 7
Samarinda.
3. Sebesar Rp. 250.000.000 untuk anak saksi
NANI RACHMAWATI Jl. Hasan Basri No.
51 Samarinda.
4. Sebesar Rp. 250.000.000 untuk anak saksi
EDY WAHYUDI Jl. Hasan Bari No. 51
5. Sebesar Rp. 250.000.000 untuk anak saksi
HIDAYAH YULIANA Jl. Sentosa Gg III
No. 55.
6. Sebesar Rp. 10.000.000 untuk anak saksi
ADI BAHAGIA RACHMANI.
Tanggal 10 Juli 2007 Sebesar Rp. 10.000.000 untuk NANANG
FIRDAUS anak saksi yang beralamat di Jl.
Belatuk I No. 7
Tanggal 10 Juli 2007 Rp. 250.000.000 namun saksi lupa
Tanggal 13 Juli 2007 Rp. 100.000.000 untuk kepentingan usaha
Tanggal 16 Juli 2007 Rp. 100.000.000 untuk kepentingan usaha
Tanggal 17 Juli 2007 Rp. 500.000.000 untuk NANANG FIRDAUS
anak saksi yang beralamat di Jl. Belatuk I No. 7
33
Tanggal 20 Juli 2007 Rp. 240.000.000 untuk anak saksi ADI
BAHAGIA RACHMANI
Tanggal 30 Juli 2007 Rp. 150.000.000 untuk kepentingan usaha
Tanggal 06 Agustus
2007
Rp. 30.000.000 untuk kepentingan usaha
Tanggal 07 Agustus
2007
Rp. 16.000.000 untuk kepentingan usaha
Tanggal 13 Agustus
2007
Rp. 80.000.000 untuk kepentingan usaha
Tanggal 14 Agustus
2007
Rp. 15.000.000 untuk kepentingan usaha
Tanggal 11 September
2007
Rp. 85.000.000 untuk kepentingan usaha
Tanggal 26 September
2007
Rp. 30.000.000 untuk kepentingan usaha
Tanggal 27 September
2007
Rp. 375.000.000 untuk kepentingan usaha
Tanggal 04 Oktober
2007
Rp. 30.000.000 untuk kepentingan usaha
Rp. 85.000.000 untuk kepentingan usaha
Tanggal 30 Oktober
2007
Rp. 30.000.000 untuk kepentingan usaha
Rp. 189.000.000 untuk pembelian tanah
an. HERMAWAN IMOEK
Tanggal 07 Nopember
2007
Rp. 41.310.000 untuk kepentingan usaha
19. Saksi EDI WAHYUDI, S.Hut
- Bahwa saksi adalah Kepala Seksi Pendataan dan Penilaian di Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Samarinda sejak tahun 2006 – 2008;
- Bahwa saksi tidak mengetahui adanya perintah atau penugasan dari
Pemerintah Kota Samarinda tentang panitia, saksi mengetahui awalnya
dari adanya undangan dari Asisten Pemerintah & Hukum Pemerintah Kota
Samarinda, selanjutnya karena adanya undangan tersebut saksi ditugaskan
oleh kepala kantor untuk menghadirinya, namun saksi mewakilkan kepada
staf saksi yang bernama Agung Hermantobersama Budi, sesuai surat
undangan tanggal 9 Mei 2007 tersebut staf saksi hadir dalam undangan
tanggal 14 Mei 2007, dari hasil pertemuan tanggal 14 Mei 2007 tersebut
saksi dilapori oleh staf tentang adanya hasil rapat pengadaan tanah untuk
pembangunan gardu induk PT. PLN dengan lokasi di Jl. St Sulaiman,
Pulau Atas (sambutan) seluas 3,7 Ha, harga pasar Rp. 150.000,- -Rp.
300.000,-, harga kesepakatan/ deal Rp. 125.000,- /m2, NJOP ;
- Bahwa sepengetahuan saksi KPP PBB Samartinda dilibat kan dalam
kepanitiaan Pengadaan Tanah karena kantor saksi dapat memberikan
informasi mengenai data perpajakan atas transaksi tanah ;
- Bahwa sesuai Kep.Menkeu No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006 tanggal 29
Desember 2006 untuk Kelurahan Pulau Atas NJOP tertinggi Rp.103.000,-
dan terrendah Rp.5.000,- sedangkan NJOP untuk lokasi tanah yang
dibebaskan o0leh PLN sebesar Rp.10.000,- ;
34
- Bahwa benar kalau ada transaksi untuk kepentingan umum : penjual 5%
dari harga transaksi PPH, kalau pemerintah tidak kena BPHTP dan
kalau dibawah NJOP tetap 5% penjual dan pembeli ;
- Bahwa saksi ada menerima honor sebesar Rp1.342.350 ,-
20. Saksi Ir.MADE MANDIA
- Bahwa saksi Kepala Badan Pertanahan Nasional Samarinda ditunjuk
sebagai anggota panitia berdasarkan SK Walikota Samarinda No.590-
05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 dan selaku Ketua yaitu
terdakwa Drs.H.Hamka Halek,M.si, , sekretaris Drs H Supriyadi Semta
Msi dan selaku anggota yaitu ABDULLAH SE, Edy Wahyudi, S.Hut,
YOSEF BARUS, MENG, Drs. H. Didi Purwito, M.Si,
Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si, dan Drs. AWAL HATMADI, MM ;
- Bahwa tugas saksi secara khusus hanya memberikan penelitian tentang
alas hak yang dimiliki oleh pememgang hak atas tanah, sedangkan tugas
lain sesuai SK Walikota anatara lain : Mengadakan Penelitian dan
inventarisasi atas tanah,bangunan diatasnya, mengadakan penelitian status
hukum tanah, menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian dan lain-
lain. ;
- Bahwa saksi tidak mengetahui tentang penentuan harga tanah, karena saksi
memerintahkan staf yaitu Kasubsi Pengadaan Tanah bernama Imam
Santoso, sesuai laporan yang saksi terima dari Imam Santoso proses
pengadaan dilaksanakan sesuai ketentuan dan tidak ada permasalahan. dan
menurut laporan dari Imam tersebut proses tersebut telah dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan dan tidak ada permasalahan sehingga saksi
menyetujui dan menanda tangani dalam berita acara musyawarah
penetapan harga adalah Imam santoso sedangkan yang menanda tangani
penetapan harga adalah saksi ;
- Bahwa sepengetahuan saksi belum ada Tim penilai Harga tanah karena
belum ada peraturan pelaksana Perpres No.65 Tahun 2006 sehingga masih
tetap mengacu terhadap Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.1
Tahun 1994 ;
- Bahwa mekanisme pengadaan tanah sesuai Perpres No.65 Tahun 2006
dipimpin oleh Panitia Pengadaan dalam negosiasi harga antara pemilik
tanah dengan instansi yang membutuhkan tanah dan kalau dalam
musyawarah tidak ada kata sepakat maka dipindahkan terhadap tanah
alternatif lain dan apabila tidak ada tanah alternatif maka ditempuh
mekanisme pencabutan tanah ;
- Bahwa benar Badan Pertanahan Nasional tidak punya data harga tanah
setempat karena jual beli tidak pernah dilakukan dihadapan Badan
Pertanahan Nasinal dan saksi tidak punya data rekap harga tanah .;
- Bahwa benar lurah Pulau Atas tidak pernah meminta data harga dan
kantor saksi tidak pernah membuat edaran harga tanah ;
35
21.Saksi Ir. BAMBANG SUBIYANTO , bahwa saksi tidak hadir
dipersidangan maka keterangan saksi yang diberikan dihadapan penyidik
sesuai Berita Acara Pemeriksaan saksi tanggal 30 Maret 2010 dibacakan
dipersidangan yang pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa benar dalam rangka pengadaan tanah untuk Gardu Induk PT.PLN
saksi sebagai Ketua Tim pembebasan tanah dan Tegakan PT.PLN Proyek
Induk Pembangkit dan jaringan Kalimantan Wilayah Kalimantan Selatan,
Tengah dan Timur ;
- Bahwa benar saksi selaku Ketua Panitian Pengadaan tanah PT.PLN dan
sebagai sekretaris Sutrisno, anggota Ariyadi, Supriyanto, Muchtar,
Rajamang, Arpan yang dilakukan Panitia setelah menerima SK dari
General Manager melakukan Konsulidasi dan saksi mendapatkan
informasi dari anggota bahwa tanah yang akan dibangun Gardu Induk di
daerah Sambutan dan sudah mendapatkan ijin dari Walikota Samarinda ;
- Bahwa benar untuk pengadaan tanah Gardu Induk sambutan tahun 2007
ketentuan yang dipegunakan baru peraturan pelaksana Kepres 55 tahun
1993 ;
- Bahwa benar saksi mengetahui adanya surat Nomor: 024
/613/PRING/KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007 perihal pembebasan tanah
Gardu Induk Sambutan karena yang menandatangani surat tersebut saya
selaku Manajer PRORING KALSELTENGTIM ;
- Bahwa benar Keputusan Penetapan lokasi Panitia PT.PLN membuat surat
kepada Walikota untuk menyerahkan kegiatan Pengadaan Tanah untuk
Gardu Induk di Sambutan kepada Panitia Pemerintah Kota Samarinda,
dasar pembuatannya sesuai dengan Perpres 36 tahun 2005 jo Perpres 65
tahun 2006 menentukann bahwa pengadaan tanah untuk kepentingan
jaringan tranmisi termasuk kategori kepentingan umum ;
- Bahwa benar Panitia PT.PLN telah melakukan kegiatan sosialisasi
danmusyawarah di Kantor Kecamatan Samarinda Ilir pada tanggal 19
April 2007 yang dihadiri oleh Camat Samarinda Ilir DIDI PURWITO,
Lurah Pulau Atas AWAL HAMATDI, staf kantor Kecamatan SAFUDIN
AS, Pemilik tanah H.HASBI ditemani anaknya NANANG FIRDAUS,
SUPRIYANTO, RAJAMANG DAN MUCHTAR dari PT.PLN;
- Bahwa benar pertemuan dan kesepakatan di kantor Kecamatan secara
tertulis belum dilakukan mengenai harga tanah H.Hasbi dengan harga
Rp.125.000,-.
- Bahwa benar saksi pernah melakukan pembayaran uang tanda jadi karena
kebutuhan yang disampaikan oleh H.Hasbi selaku pemilik tanah
mengajukan permohonan tanda jadi sebesar Rp.150.000.000,- kepada
PT.PLN dan stelah mendapatkan persetujuan dari Manajemen PT.PLN
yang merealisasikan tanda jadi tersebut saksi sendiri ;
- Bahwa benar dana sebagai tanda jadi tersebut saksi peroleh dari PT.PLN
bagian keuangan Bapak SUHARTOYO manaajer bidang keuangan ;
- Bahwa benar pembayaran secara formal dialkukan satu kali pada tanggal 5
Juli 2007 dengan pembayaran melalui transfer Bank Mandiri Samarinda
36
ke Rekening H.Hasbi, saat itu dilaksanakan rapat panitia Pemerintah Kota
Samarinda di Kantor Walikota ;
- Bahwa benar Panitia PT.PLN pernah diundang oleh Pemerintah kota
sebanyak 2 kali pertemuan, pertama mengenai musyawarah tanggal 14-15
Mei 2007, selanjutnya pembayaran tanggal 5 Juli 2007 ;
- Bahwa sebelum dilakukan musyawarah Panitia Pemerintah Kota
Samarinda melakukan analisa / analisis terhadap harga pasaran setempa,
NJOP, harga pasaran setempat yang dipergunakan adalah surat dari
Kelurahan Pulau Atas, NJOP dipakai di Kantor PP, metode
perhitungannya saksi tidak mengetahui, selanjutnya panitia menetapkan
kisaran harga tanah tersebut adalah Rp.125.000,- /m2 sampai
Rp.150.000,-
- Bahwa luas lahan yang diperlukan adalah sekitar 3,7 Ha sesuai yang
ditentukan oleh perencanaan ;
- Bahwa alas hak H.hasbi adalah Sertifikat Hak Milik Nomor Sertifikat
264 , harga permeter persegi sesuai kesepakatan adalah Rp.125.000,- /m2
dan total harga adalah Rp.4.6489875.000,- ;
- Bahwa negosiasi pada saat dilakukan musyawarah setelah Ketua panitia
Pemerintah Kota Samarinda membuka rapat dipersilahkan kepada
H.Hasbi untuk menyampaikan penawarannya kemudian ketua Panitia
melempar ini ke forum apabila ada anggota panitia yang keberatan atau
bertanya sesuatu dipersilahkan, karena tidak ada satupun yang
kebaratan dan bertanya sesuatu, maka panitia setuju angka Rp.125.000,-
/M2 tersebut setuju ;
- Bahwa sesuai dari hasil inventarisasi dari tim sebelumnya, diketahui lokasi
tanah milik H.Hasbi tersebut tidak dimiliki oleh orang lain dan telah
ditentukan oleh bidang perencanaan PT. PLN PIKITRING Kalimantan ;
Menimbang, bahwa di persidangan telah di dengar keterangan terdakwa
Drs. H . HAMKA HALEK M.Si yang pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa pada tahun 2007 terdakwa adalah Asisten I Bidang Pemerintahan
dan Hukum Kota Samarinda ;
- Bahwa berdasarkan sesuai SK Walikota Samarinda No. 590-
05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 tentang Panitia Pengadaan
Tanah untuk Kepentingan Umum saksi ditunjuk sebagai ketua panitia ,
sekretaris Drs H Supriyadi Semta Msi dan selaku anggota yaitu
ABDULLAH SE, Edy Wahyudi, S.Hut, YOSEF BARUS, MENG, Drs. H.
Didi Purwito, M.Si, Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si, IR Made Mandia dan
terdakwa Drs. AWAL HATMADI, MM ;
- Bahwa tugas panitia sesuai SK Walikota No. 590-05/170/HK/KS/2007
tanggal 28 Maret 2007 antara lain sebagai berikut:
1. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah, bangunan,
tanaman, dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah
yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan.
37
2. Menyerahkan penelitian mengenai status hukum tanah yang haknya
akan dilepaskan atau diserahkan.
3. Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian/ santunan atas
tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada kaitannya
dengan tanah yang haknya akan dilepaskan.
4. Memberikan penjelasan atau mengusulkan kepada pemilik/
pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan
tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan atau besarnya ganti rugi/
santunan.
5. Menyaksikan pelaksanakan penyerahan uang ganti rugi/ santunan
kepada para pemilik/ pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman,
dan benda-benda lain yang ada diatas tanah tersebut.
6. Membuat berita acara pelepasan tanah.;
- Bahwa tugas dan kewenangan terdakwa selaku Ketua Panitia Pengadaan
adalah memimpin tim dalam melaksanakan tugas-tugas antara lain :
mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan diatasnya,
mengadakan penelitian status hokum tanah, menaksir dan mengusulkan
besarnya ganti kerugian, memberikan penjelasan kepada pihak pihak atas
maksud dan tujuan (solusi) dan sebagainya ;
- Bahwa awalnya ada surat permohonan dari PT. PLN Balikpapan ke
Pemerintah Kota Samarinda No. 024/612/PRING.KSST/2007 tanggal 01
Mei 2007 yang diproses oleh bagian Perkotaan, selaku Ketua Panitia
terdakwa diberitahu Drs.Supriady Semta, selaku Sekretaris panitia tentang
adanya permohonan yang ditujukan kepada Walikota Samarinda sesuai
surat dari PT. PLN Nomor : 024/612/PRINGKSTT/2007, setelah surat
tersebut saksi terima, terdakwa minta kepada sekretaris panitia untuk
melakukan proses awal berupa undangan rapat, yang dilakukan pertama
kali adalah mengundang semua panitia.;
- Bahwa dalam rapat Panitia dengan pihak PLN dalam menetapkan harga
tanah tanggal 14 Mei 2007 tanpa dihadiri oleh H.Hasbi pemilik tanah
dibuatlah harga limit penawaranharga berdasarkan penambahan NJOP
sebesar Rp.10.000,-/M2 dengan harga pasaran diambil yang tertinggi Rp.
300.000,-/m2 ditembah dengan harga penetapan dari SK Walikota
Samarinda tahun 2005 sebesar Rp.87.000,-/m2 dari jumlah tersebut
kemudian dibagi 3 maka diperoleh hasil Rp. 130.000,-/m2 ;
- Bahwa selanjutnya pada rapat tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri oleh
pemilik tanah selanjutnya disampaikan kepada pemilik tanah dan yang
membutuhkan tanah lalu dilakukan negosiasi dimana panitia pertama
menawarkan harga Rp.105.000,-/M2 akan tetapi pemilik tanah
menawarkan Rp.160.000,-/M2 dan kemudian setelah dinegosiasikan lagi
diperoleh harga Rp. 125.000,-/m2 yang disetujui oleh pemilik tanah ,
bahwa dengan adanya persetujuan pemilik tanah tersbeut saksi
menanyakan kepada Bambang Subiyanto selaku perwakilan dari PT. PLN
dan disetujui. sehingga musyawarah berakhir dengan kesepakatan antara
pemilik tanah dengan PT. PLN atas harga sebesar Rp. 125.000-,/m2
38
- Bahwa selanjutnya dibuat Berita Acara Musyawarah yang ditanda tangani
oleh Panitia yang hadir saat itu ;
- Bahwa pada tanggal 16 Mei 2007 tidak ada pertemuan, namun ada surat
yang dibuat sebagai persyaratan administrasi berupa Keputusan Panitia atas
musyawarah berupa penetapan besarnya ganti rugi.;
- Bahwa pembayaran tanah dilakukan pada tanggal 5 Juli 2007 dengan cara
PLN mentransfer kedalam rekening pemilik tanah H.Hasbi sebesar 37.199,-
M 2
x Rp. 125.000,- = Rp. 4.649.875.000,- dilakukan dihadapan Panitia dan
dibuatkan Berita Acara pembayarannya, dengan rincian:
a. Ganti rugi + 37.199 M 2
x Rp. 125.000,- = Rp. 4.649.496.250,-
b. - Biaya Panitia 4 % x Rp. 2.000.000,- = Rp. 80.000.000,-
- Biaya Panitia 3 % x Rp. 2.649.875.000,- = Rp. 79.496.250,-
ditambah = Rp. 159.496.250,-
TOTAL = Rp. 4.809.371.250,-
- Bahwa untuk pembayaran dilakukan setelah kesepakatan tersebut
diumumkan melalui Lurah, Camat dan BPN;
- Bahwa pemrosesan permohonan PLN tersebut Tim Penilai/Penaksir harga di
Pemkot Samarinda belum dibentuk akan tetapi karena kebutuhan listrik
sangat mendesak maka Panitia mengadakan penaksiran harga seperti
sebelum-sebelumnya dengan memakai metode yang sama menambahkan
tiga komponen seperti diatas sesuai arahan atasan saksi yaitu Walikota ,
Wakil Walikota dan Sekretaris Kota ;.
- Bahwa komponen NJOP diperoleh berdasarkan informasi dari KPP PBB
Samarinda sedangakan harga pasaran diperoleh dari Informasi terdakwa
selaku lurah setempat yaitu antara Rp.150.000 s/d 300.000,-
- Bahwa dalam pembebasan tanah tersebut dengan mempedomani Perpres
No.65 Tahun 2006 sesuai diktum SK Walikota tentang pembentukan Panitia
Pengadaan Tanah akan tetapi Prespres tidak dipedomani seluruhnya yaitu
tentang Tim Penilai harga tanah ;
- Bahwa selain honor terdakwa menerima uang baiak dari pemilik tanah saksi
H.Hasbi maupun dari pihak PLN ;
- Bahwa terdakwa belum pernah dihukum dalam perkara lain ;
Menimbang , bahwa dipersidangan telah didengar keterangan Ahli yang
diajukan oleh terdakwa/Penasehat Hukum terdakwa antara lain :
1 . Saksi Ahli SARWONO SINGGIH , SE
- Bahwa Ahli bekerja pada Kantor Penilai Properti pada Kantor Penilai
Publik SIH WIRYADI DAN REKAN yang telah bekerja sejak tahun 1995
s/d sekarang ; dan juga tercatat sebagai anggota MAPPI (Masyarakat
Penilai Properti Indonesia) akan tetapi belum memiliki sertifikat ;
- Bahwa atas permintaan Pemkot Samarinda melalui suratnya tertanggal 11
Mei 2010 no.620.11/0111/Perk.I/V/2010 kantor tim ahli melakukan
penilaian terhadap tanah yang dibebaskan untuk pembangunan Gardu
Induk PLN di Kelurahan Pulau Atas Samarinda Ilir mulai tanggal 14 Mei
2010 s/d 8 Juli 2010 yang tujuannya untuk memberikan pendapat
39
mengenai Nilai Pasar Nyata atas properti tersaebut untuk kepentingan
Perkiraan Nilai Ganti Rugi Tanah ;
- Bahwa dari hasil penilaian Ahli yaitu bahwa harga/nilai pasar nyata (nilai
ganti rugi) tanah tersebut pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 134.000/m2.;
- Bahwa metode yang dilaksanakan yaitu mengacu pada Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007,
tanggal 21 Mei 2007 Pasal 28 yaitu Penilaian harga tanah dilakukan oleh
Tim Penilai Harga Tanah, dalam hal tidak terdapat Lembaga Penilai Harga
Tanah sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (1), Tim Penilai harga
tanah sebagimana dimaksud pada ayat (1) melakukan penilaian harga tanah
berdasarkan pada Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) atau nilai
nayata/sebenarnya dengan memperhatikan NJOP tahun berjalan penilaian
tersebut juga berpedoman pada variable-variable antara lain : Lokasi dan
letak tanah, status Tanah, Peruntukkan Tanah, Kesesuaian penggunaan
tanah dengan rencana tata ruang wilayah atau perencanaan ruang -wilayah
atau kota yang telah ada, Sarana dan Prasarana yang tersedia,dan lain-lain
juga mengacu terhadap Standar Pernilaian Indonesia 2007 yang dibuat oleh
Gabungan Perusahaan Penilai Indonesia dan Masyarakat Profesi Penilai
Indonesia ;
- Bahwa penilaian suatu properti dapat dilakukan mundur terhadap waktu
yang lampau akan tetapi tidak dapat dilakukan penilaianj maju ke waktu
yang akan datang ;
- Bahwa NJOP hanya salah satu faktor untuk menentukan harga tanah tetapi
tidak dapat digunakan sebagai patokan harga pasar ;
- Bahwa penilaian yang dilakukan oleh Panitia Pengadaan Tanah Pemkot
Samarinda tahun 2007 dapat dibenarkan karena ketika itu Tim Penilai Ahli
belum ada ;
- Bahwa register tanah di Kelurahan hanya sebagai informasi atau data
sumber belum dapat dikatakan harga nyata;
2. Saksi Ahli EMANUEL SUJATMOKO, SH M.S
- Bahwa ahli adalah dosen pada Universitas Airlangga Surabaya sejak
tahun 1982 s/d sekarang dengan spesialis mata kuliah Hukum
Administrasi dan Pemerintahan Daerah ;
- Bahwa menurut Ahli Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2005 yang
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tidak
berlaku bagi pengadaan tanah yang dilakukan oleh PT. PLN hal tersebut
dikarenakan PT. PLN tidak dapat dikategorikan sebagai pemerintah
sebagaimana dimaksud pasal 1 angka 1 dan angka 2 yang menyatakan :
(1). Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan
Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, (2). Pemerintah
daerah adalah Gubernur, Walikota, Bupati, dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintah daerah , bahwa PT.PLN adalah
Perusahaan Milik Negara yang dimaksud UU 19/2003, sebagai Persero
40
berlaku ketentuan dan prinsip yang berlaku bagi Perseroan Terbatas (UU
No.40 Tahun 2007, dulu UU No.1 Tahun 1995) dengan demikian PLN
tidak dapat dikategorikan sebagai Negara/Pemerintah. ;
- Bahwa Panitia Pengadaan Tanah yang dibentuk berdasarkan SK
Walikota sifatnya hanya sebagai pelayanan terhadap PLN , PLN tidak
wajib menyerahkan pembebasan tanah tersebut kepada Pemkot karena
PLN bukan Pemerintah sebagaimana yang dimaksud daqlam Perpres 36
Tahun 2005 jo Perpres 65 Tahun 2006 ;
- Bahwa mengenai ganti rugi sebagaimana yang diatur dalam Perpres
No.65 tahun 2006 yang didasarkan atas 2 komponen tanpa menyebut
prosentase/bobot masing-masing komponen, akan tetapi dilakukan
berdasarkan musyawarah antara pemilik tanah dengan pihak yang
memrlukan tanah sebagimana ketentuan pasal 8 dan pasal 9 ayat 1
PerPres Nomor 36 tahun 2005 dan tidak boleh menimbulkan kerugian
bagi pemilik tanah sebgaimana ketentuan pasal 16 Peraturan menteri
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.1 Tahun 1994 ;
- Bahwa tindakan panitia pengadaan pemkot Samarinda melakukan
penaksiran harga sendiri bukann merupakan penyalahgunaan
kewenangan karena kewenangan panitia bukan diciptakan sendiri
melainkan di peroleh dari Walikota sehingga panitia menjadi berwenang
untuk menaksir.;
- Bahwa Penyidik tidak ada kewenangan menghitung sendiri kerugian
Negara, yang berwenang mengaudit kerugian Negara adalah BPK (UU
No.15 tahun 2004).
- Bahwa perolehan / keuangan BUMN tidak termasuk keuangan Negara
kecuali mendapat deviden dari sahm-sahamnya, sehingga merupakan
kekayaan negara yang dipisahkan ;
- Bahwa Iuran dari masyarakat yang diperoleh PLN bukan sebagai
keuangan Negara;
- Bahwa pendapat ahli seperti tersebut diatas adalah berdasarkan Hukum
Adminstrasi Negara yang ahli ketahui sebab dari segi hukum pidana
bukan kompetensi ahli ;
Menimbang, bahwa dipersidangan diajukan barang bukti berupa :
Bukti surat / dokumen – dokumen antara lain :
- Anggaran PLN tahun 2007 yang diperuntukan untuk pembebasan
tanah Gardu Induk Sambutan
- Hasil survey lokasi di Sambutan oleh PLN Pikitring Kalimantan.
- Sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m²
- Surat Nomor 024/612/PRING KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007
perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya
meminta bantuan oleh Panitia Daerah Kota Samarinda
- Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal
23 Januari 2007
- Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota
Samarinda
41
- Surat Walikota Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007
tentang Pemberian Ijin Lokasi Atas Tanah seluas ±39.476 m²
terletak di Keluarahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota
Samarinda
- SK Walikota Nomor 590-05/170/HK-KS/2007 tentang
Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota
Samarinda
- Surat PLN Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April
2007 perihak informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu
induk Sambutan
- Surat Lurah Pulau Atas kepada Camat Samarinda Ilir dengan
nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 tanggal 10 Mei 2007 perihal
Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi Gardu Indik Sambutan
- Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan
Tanah tahun 2007 atas nama wajib Pajak A. HASBI yang
beralamat di Jl. HASAN BASRI 51 RT 000 RW 00 Temindung
Permai Samarinda nilai NJOP
- Surat Keputusan Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal
17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta
tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda
- Hasil musyawarah penetapan hasil ganti rugi atas tanah milik H.A
HASBI tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri panitia pembebasan
tanah, pemilik tanah, dan pihak PT. PLN PIKITRING Kalimantan
- Penetapan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor:
590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang
Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi
yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan
Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda
- Revisi anggaran dari 2, 74 milyar menjadi 4, 8 milyar dengan luas
menjadi 3, 7 Ha, ke PLN Pusat.
- Berita Acara Pembayaran Nomor 590/02/PENG.T-SMR/VII/2007
sebesar RP. 4.649.875.000
- BA penyerahan tanah kepada Pemkot Samarinda pada tanggal 12
Juli 2007.
- Ketentuan tentang Pengadaan tanah bagi kepentingan umum,
Perpres 55/ 1993, perpres 36/ 2005 dan perpres 65/2006, Peraturan
Menteri Agraria/ Kepala Badan Nomor 1/ 1994 dan No. 3/2007
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi–saksi dan terdakwa
dihubungkan dengan barang bukti lainnya yang satu sama lain saling
bersesuaian dipersidangan diperoleh fakta–fakta sebagai berikut :
1.Bahwa dalam Rencana Umum Pembangunan Tenaga Listrik PLN Wilayah
Kalimantan akan mengadakan saluran listrik dari Palaran ke Bontang
dengan melewati daerah Sambutan, sehingga PLN merencanakan akan
mendirikan Gardu Induk PLN di wilayah Sambutan Samarinda juga untuk
42
melayani keperluan wilayah Sambutan, sehingga PLN pada tahun 2006
memasukan dalam kegiatan Program Rencana Anggaran Perusahaan tahun
2007,dengan pagu anggaran 2,74 milyar untuk luas lahan sekitar 1, 8 Ha
dengan estimasi harga sebesar Rp.150.000.000,-(Seratus lima puluh juta rupiah);
2.Pada Juli-Agustus 2006 ada diskusi teknik untuk mencari alternatif lokasi
Gardu Induk 150 kV di Sambutan di atas peta Kota Samarinda dengan
kriteria sebagai berikut:
- Terletak pada jalur rencana jaringan transmisi 150 kV Palaran
Bontang
- Berada pada pusat beban
- Dekat dengan jaringan distribusi 20 kV
- Luas tanah mencukupi kebutuhan
- Dekat dengan jalan umum, sekaligus sebagai akses menuju gardu
induk
- Kondisi tanah cukup baik
- Status kepemilikan tanah jelas dan aman
- Mendapat izin dari Bupati/ Walikota
Oleh tim survei dari bagian perencanaan menghadakan survei didaerah
sambutan Samarinda untuk mencari alternatif gardu induk 150 kV dengan
kriteria yang telah ditetapkan dan diperoleh 6 lokasi alternatif dengan nilai
bobot sebagai berikut:
1. alternatif 1 : 60
2. alternatif 2 : 67
3. alternatif 3 : 92 yaitu tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 264
dengan luas 37.199 m² tanah milik H.Hasbi ;
4. alternatif 4 : 65
5. alternatif 5 : 60
6. alternatif 6 : 70 ;
3 . Bahwa pada 31 Oktober 2006 ada usulan pembebasan tanah gardu induk
150 kV kepada panitia pembebasan tanah dan ROW PT. PLN (persero)
Pikriting Kalimantan dengan Nota Dinas No. 030/131/MB. REN/2006
tanggal 31 Oktober 2006 maka General Manager PLN Wilayah
Kalimantan membentuk Panitia Pembebasan Tanah dan Tegakan ( P2T
PLN) dengan SK No.004.K/JMPIKITRINGKAL/2007 tanggal 02 April
2007 yaitu selaku Ketua Ir.Bambang Subiyanto, selaku Sekretaris
Sutrisno, anggotanya adalah ARiyadi, SH, Supriyanto, Muchtar,
Rajamang, dan Arpan ;
4 . Bahwa berdasarkan surat PLN Camat Samarinda Ilir mengundang pihak
PLN , Kelurahan dan Pemilik tanah Saksi H.Hasbi mengadakan kegiatan
sosialisasi dan musyawarah dikantor Kecamatan Samarinda Ilir dan
dilaksanakan pada tanggal 19 April 2 007 dihadiri oleh Camat Samarinda
Ilir Didi Purwito, Lurah Pulau Atas yaitu saksi Awal Hatmadi, staf kantor
kecamatan Safudin AS, pemilik tanah H. Hasbi bersama anaknya Nanang
Firdaus, dan dari PT. PLN saksi Ir.Bambang Subiyanto, Supriyanto,
Rajamang, dan Muchtar, dalam rapat tersebut tidak dilaksanakan
musyawarah harga sebab atas saran dari Camat sesuai Perpres 36 Tahun
2005 jo Perpres No.65 Tahun 2006 tanah yang akan dibebaskan diatas 1
43
Ha maka pembebasannya harus melalui Panitia Pengadaan Pemerintah
Kota Samarinda ;
5. Bahwa berdasarkan surat PLN Nomor :024/613/PRING/KSTT/2007
tanggal 01 Mei 2007 perihal Pembebasan Tanah Gardu Induk Sambutan
yang ditandatangani oleh Ir . Bambang Subiyanto selaku Manajer
PRORING KALSELTENGTIM , Walikota Samarinda meneruskan surat
tersebut untuk dilaksanakan kepada Panitia Pengadaan Tanah yang telah
dibentuk berdasarkan SK Walikota Samarinda No. 590-05/170/HK-
KS/2007 tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan
Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di
wilayah Kota Samarinda, susunan personalia sebagai berikut:
Penanggung jawab : Walikota Samarinda
Wakil penanggungjawab : 1. Wakil Walikota Samarinda
2. Sekretaris Daerah Kota Samarinda
Ketua : Asisten Pemerintahan dan Hukum Setkot Samarinda
(terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si)
Sekretaris : Kepala Bagian Perkotaan Setkot Samarinda
(Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si)
Anggota : 1. Kepala Dinas Pemukiman dan Pengembangan Kota
Samarinda (YOSEP BARUS, M.Eng)
2. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan
Kota Samarinda (Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si)
3. Kepala Kantor Pertanahan Kota Samarinda (Ir. I
MADE MANDIA)
4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
Kota Samarinda (EDY WAHYUDI, S.Hut)
5. Kepala Bagian Perlengkapan Setkot Samarinda (H.
ABDULLAH, SE, MM)
6. Camat terkait (Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si)
7. Lurah terkait (Drs. AWAL HATMADI, MM)
8. Instansi teknis terkait
6. Bahwa saksi Drs. AWAL HATMADI, MM selaku Lurah Pulau Atas
berdasarkan surat PT PLN kepada Camat Samrinda Ilir yang tembusannya
Lurah Pulaun Atas Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April
2007 , pada tanggal 10 Mei 2007 mengirimkan surat kepada Drs. H.
DIDI PURWITO, M.Si Camat Samarinda Ilir dengan nomor:
39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi
Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d Rp.300.000/ m² ;
7. Bahwa informasi harga tanah yang dibuat oleh saksi Awal Hatmadi adalah
berdasarkan informasi dari warga tanpa mengecek buku register transaksi
tanah yang ada pada kelurahan ;
8. Bahwa atas disposisi Walikota kepada Panitia Pengadaan Tanah , Ketua
Panitia yaitu terdakwa Drs Hamka Halek Msi mengundang Panitia dan
PLN untuk mengadakan rapat pada tanggal 14 Mei 2007 dan pada rapat
tersebut Panitia membuat limit harga dengan menjumlahkan tiga
komponen yaitu pertama NJOP PBB yang berlaku tahun itu sesuai SK
Menteri Keuangan No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006, tanggal 29
44
Desember 2006 untuk Kelurahan Pulau Atas, NJOP tertinggi adalah
Rp.103.000,- terendah adalah Rp. 5.000,-.dan untuk lokasi tanah yang
akan dibebaskan Rp.10.000 /M2 , kedua harga dasar tanah sesuai SK
Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang
Klasifikasi dan harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam
wilayah kota Samarinda sebesar Rp 80.000,-/M2 dan ketiga komponen
harga pasar sesuai Surat Lurah Pulau Atas tanggal 10 Mei 2007 nomor:
39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi
Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d Rp.300.000/ m2
lalu tiga komponen dibagi tiga sehingga diperoleh limit harga bawah
Rp.105.000/M2 dan limit atas Rp.130.000,-/M2 ;
9. Bahwa kemudian panitia mengadakan rapat tanggal 15 Mei 2007 yang
dihadiri Panitia , pihak PLN dan saksi H.Hasbi selaku pemilik tanah
dengan agenda musyawarah harga dimana pertama panitia menawarkan
harga limit bawah sesbesar Rp.105.000/M2 akan tetapi pemilik tanah
meminta harga Rp.160.000,-/M2 lalu kemudian disepakati harga
Rp.125.000,-/M2 dan membuat Berita Acara Musyawarah Harga tanah
seharga Rp.125.000.-/M2 ;
10. Bahwa setelah terjadinya kesepakatan harga maka pada tanggal 15 Mei
2007 itu juga pihak PLN membayar uang tanda jadi kepada pemilik tanah
sebesar Rp.150.000.000,- yang dibayar secara tunai melalui cek ;
11.Bahwa pada tanggal 16 Mei 2007 Panitia Pengadaan Tanah membuat
Penetapan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor:
590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang Penetapan
Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi yang Terkena
Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan Pulau Atas Kecamatan
Samarinda Ilir Kota Samarinda yang ditanda tangani oleh Panitia dan P2T
PLN ;
12.Bahwa setelah Penetapan Harga tanah maka managemen PLN merevisi
anggaran pembebasan tanah ke PLN pusat dari Rp.2 , 74 milyar menjadi
Rp. 4, 8 milyar dengan luas menjadi 3,7 Ha dan PLN Pusat mengeluarkan
Persetujuan anggaran tunai berasal dari Anggaran Perusahaan Listrik
Negara (APLN) lalu PLN melakukan pembayaran harga tanah kepada
pemilik tanah saksi H.Hasbi sebesar Rp. 4.417.381.250.- setelah dipotong
pajak dengan transfer kerekening H.Hasbi sesuai Berita Acara Pembayaran
Nomor 590/02/PENG.T-SMR/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 ;
13.Bahwa sebelum musyawarah harga yang dilakukan oleh PanitiaPengadaan
tanah atas permohonan PT PLN Walikota Samarinda telah menerbitkan
surat No .596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007 tentang Pemberian
Ijin Lokasi Atas Tanah seluas ±39.476 m² terletak di Keluarahan Pulau
Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda ;
Menimbang, bahwa untuk selanjutnya akan dipertimbangkan apakah
terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan
Jaksa Penuntut Umum ;
45
Menimbang, bahwa terdakwa diajukan kepersidangan dengan dakwaan
berbentuk subsidairitas sebagai berikut :
Primair : melangar Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 Undang-Undang RI
Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-
Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP;
Subsidair : melanggar Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor
31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI
Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal
55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Menimbang, bahwa meskipun dakwaan Jaksa Penuntut Umum disusun
secara subsidaritas akan tetapi Majelis Hakim berpendapat bahwa surat
dakwaan tersebut dipandang sebagai dakwaan berbentuk alternatif dengan
dasar pertimbangan antara lain :
1. Bahwa dengan status terdakwa sebagai Pegawai Negeri Sipil yaitu dengan
jabatan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum Sekretaris Kota
Samarinda dan ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah
tentunya memiliki kewenangan dalam jabatannya dalam pelaksanan
pembebasan tanah untuk kepentingan PT PLN wilayah Kalimantan tahun
2007 ;
2. Bahwa ancaman hukuman maksimal dalam pasal 2 dan pasal 3 Undang-
Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
adalah sama ;
3. Bahwa tuntutan hukum dari Jaksa Penuntut Umum berpendapat yang
terbukti adalah dakwaan subsidair melanggar pasal 3 Undang-Undang No.
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ;
Menimbang, bahwa karena surat dakwaan dipandang sebagai dakwaan
alternatif dan sesuai fakta-fakta dipersidangan maka dakwaan yang paling
tepat dipertimbangkan adalah dakwaan subsidair melanggar Pasal 3 Jo Pasal
18 Undang-Undang RI Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan
ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ;
Menimbang, bahwa dakwaan subsidair melanggar Pasal 3 Jo Pasal 18
Undang-Undang RI Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah
dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP unsur-unsurnya
adalah sebagai berikut :
1. Setiap orang ;
2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi ;
3. Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang
adapadanya karena jabatan atau kedudukan ;
4. Yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara;
5. Sebagai pelaku, turut serta melakukan atau menyuruh melakukan
perbuatan ;
46
Ad. 1. unsur setiap orang ;
Menimbang , bahwa menurut putusan Mahkamah Agung R.I Nomor
1398 K/Pid/1994 yang dimaksud dengan setiap orang adalah sama dengan
terminologi kata ” barang siapa ” adalah setiap orang atau pribadi yang
merupakan subyek hukum yang melakukan suatu perbuatan pidana atau
subyek pelaku dari pada suatu perbuatan pidana yang dapat dimintai
pertanggung jawaban atas segala tindakannya ;
Menimbang, bahwa sesuai fakta dipersidangan terdakwa
Drs. H. Hamka Halek M.Si identitasnya sama dengan dakwaan Jaksa Penuntut
Umum dengan jabatan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum Sekretaris
Kota Samarinda dan ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah untuk
pembangunan Gardu Induk PT PLN berdasarkan SK Walikota Samarinda No.
590-05/170/HK-KS/2007 tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
di wilayah Kota Samarinda , selama persidangan sehat jasmani dan rohani ;
Menimbang , bahwa untuk menetapkan terdakwa adalah sebagai pelaku
tindak pidana yang didakwakan dalam perkara ini masih perlu dibuktikan
apakah semua unsur-unsur dari pasal-pasal dari tindak pidana yang
didakwakan terpenuhi ;
Menimbang , bahwa untuk hal diatas Majelis akan mempertimbangkan
unsur-unsur yang lainnya apakah terpenuhi atau tidak terpenuhi ;
Ad 2. : Unsur dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi dan Ad 3. : Unsur menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan:
Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim unsur menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan
atau kedudukan adalah sebagai sarana untuk mencapai tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi maka
kedua unsur ini haruslah dipertimbangkan secara bersama-sama ;
Menimbang, bahwa didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Revisi
ketiga Departemen Pendidikan Nasional yang diterbitkan oleh Penerbit Balai
Pustaka Jakarta disebutkan pengertian dari :
- menyalahgunakan adalah melakukan sesuatu tidak sebagaimana
mestinya, menyelewengkan ( hal 983 ) ;
- kewenangan adalah sebagai hak dan kekuasaan yang dipunyainya untuk
melakukan sesuatu ( hal 1272 ) ;
- kesempatan adalah waktu kekuasaan, peluang untuk ( hal 1030 ) ;
- sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan, alat media ( hal 999 ) ;
47
- jabatan adalah pekerjaan (tugas) dalam pemerintahan atau organisasi,
fungsi dinas jabatan ( hal 448 ) ;
- kedudukan adalah tempat pegawai / pengurus / perkumpulan sebagiannya
tinggal untuk melakukan pekerjaan atau jabatan (hal 278) ;
- menguntungkan adalah memberi (mendatangkan) laba, menjadikan
beruntung, memberi keuntungan ( hal 1249 ) ;
Bahwa menurut van ben Mulen dan van Hattum menguntungkan berarti
setiap perbaikan keadaan yang dicapai orang atau yang secara pantas dapat
diharapkan akan dicapai orang, perbaikan tersebut hampir bersifat harta
kekayaan setidak-tidaknya mempunyai akibat yang bersifat hukum harta
kekayaan, sedangkan menurut Moyan dan Large Mayer bahwa keuntungan
tersebut merupakan keuntungan yang sepatutnya terbatas di bidang ekonomi
(dikutip dari buku Delik-Delik Khusus Kejahatan-Kejahatan Terhadap Harta
Kekayaan Oleh Drs. PAT. Lumintang, SH). Korporasi sesuai pasal 1 ayat 1
Undang-Undang No. 31 tahun 1999 adalah kumpulan orang dan atau
kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan
badan hukum;
Menimbang, bahwa dari pengertian-pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengertian yang terkandung dalam unsur diatas adalah
menggunakan atau melakukan suatu tindakan dengan menggunakan
kewenangan / kekuasaan, kesempatan yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan secara salah atau bertentangan dengan Hukum yang tujuannya
untuk memberi keuntungan bagi diri sendiri atau orang lain atau suatu badan
Hukum atau bukan badan Hukum ;
Menimbang, bahwa unsur ini didahului dengan kata “dengan tujuan “
yang berarti semua kata-kata setelah frasa “ dengan tujuan “ adalah dilakukan
dengan sengaja. Dengan sengaja berarti mengetahui dan atau menghendaki
artinya semua perbuatan yang dilakukan itu diketahui dengan sadar serta
menginsafi akan akibat yang timbul ;
Menimbang , bahwa didalam dakwaan Penuntut Umum terdakwa
didakwa menyalahgunakan kewenangan sebagai seorang Ketua Panitia
Pengadaan Tanah bagi pembangunan Gardu Induk PLN meskipun demikian
jabatan sebagai anggota Panitia Pengadaan adalah sangat erat kaitannya
dengan jabatan struktural terdakwa sebagai seorang Asisten I Bidanga
Pemerintahan dan Hukum Sekretaris Kota Samarinda sesuai SK Walikota
Samarinda tentang pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi kepentingan
umum ;
Menimbang , bahwa dalam dakwaan dan tuntutannya Jaksa Penuntut
Umum berpendapat bahwa pengadaan tanah bagi pembangunan Gardu Induk
PLN yang melebihi luas 1 Ha adalah menjadi tugas dan kewenangan Panitia
Pengadaan Tanah yang dibentuk oleh Pemerintah Kota karena Gardu Induk
PLN adalah termasuk kepentingan umum dan PLN sebagai Badan Usaha
Milik Negara atau BUMN adalah termasuk pemerintah sebab saham
mayoritasnya dimiliki oleh pemerintah dan oleh karenanya pengadaan tanah
untuk pembangunan Gardu Induk wajib tunduk dan mempedomani terhadap
Perpres No . 36 Tahun 2005 jo Perpres No . 65 Tahun 2006 tentang
48
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum;
Menimbang , bahwa dalil Penuntut Umum diatas dibantah oleh Tim
Penasehat Hukum terdakwa dengan mengatakan bahwa pengadaan tanah
untuk pembangunan Gardu Induk PLN adalah untuk kepentingan PT PLN
(persero) dan selanjutnya tanah tersebut menjadi milik dan asset PT PLN
bukan dimiliki atau menjadi asset Pemerintah maupun Pemerintah Daerah
maka yang diutamakan adalah musyawarah antara pemilik tanah dengan PT
PLN maka oleh sebab itu tidak tunduk pada Perpres No.65 Tahun 2006 ;
Menimbang, bahwa keterangan Ahli yang diajukan oleh Tim Penasehat
Hukum terdakwa bernama Emanuel Sujatmoko, SH , MS dosen Hukum
Administrasi dan Pemerintah Daerah dari Universitas Airlangga Surabaya
berpendapat bahwa secara administrasi Negara Peraturan Presiden Nomor 36
tahun 2005 yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun
2006 tidak berlaku bagi pengadaan tanah yang dilakukan oleh PT. PLN hal
tersebut dikarenakan PT. PLN tidak dapat dikategorikan sebagai pemerintah
sebagaimana dimaksud pasal 1 angka 1 dan angka 2 yang menyatakan : (1).
Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, (2). Pemerintah daerah adalah
Gubernur, Walikota, Bupati, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintah daerah , bahwa PT.PLN adalah Perusahaan Milik
Negara yang dimaksud UU 19/2003, sebagai Persero berlaku ketentuan dan
prinsip yang berlaku bagi Perseroan Terbatas (UU No.40 Tahun 2007, dulu
UU No.1 Tahun 1995) dengan demikian PLN tidak dapat dikategorikan
sebagai Negara/Pemerintah bahwa Panitia Pengadaan Tanah yang dibentuk
berdasarkan SK Walikota sifatnya hanya sebagai pelayanan terhadap PLN ,
PLN tidak wajib menyerahkan pembebasan tanah tersebut kepada Pemkot
karena PLN bukan Pemerintah sebagaimana yang dimaksud daqlam Perpres
36 Tahun 2005 jo Perpres 65 Tahun 2006 ;
Menimbang, bahwa pasal 5 huruf g Perpres No.36 Tahun 2005 jo
Perpres No. 65 Tahun 2006 menyebutkan pembangunan untuk kepentingan
umum meliputi pembangkit , transmisi, distribusi listrik . Berdasarkan
keterangan saksi-saksi dari PLN menerangkan bahwa Gardu Induk diperlukan
dalam rangka transit listrik dari pembangkit melalui transmisi sebelum
didistribusikan kepada pengguna listrik maka oleh sebab itu Gardu Induk
merupakan suatu bahagian yangg tidak terpisahkan dengan pembangkit,
transmisi dan distribusi listrik dan dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa
pembangunan untuk kepentingan umum juga meliputi Gardu Induk ;
Menimbang, bahwa kalimat yang terdapat dalam pasal 2 dan pasal 5
Perpres No.36 Tahun 2005 jo Perpres No. 65 Tahun 2006 yaitu pengadaan
tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum ” oleh ”
pemerintah atau pemerintah daerah dan pembanguan untuk kepentingan
umum yang dilaksanakan pemerintah atau pemerintah daerah yang
selanjutnya dimiliki atau akan dimiliki oleh pemerintah atau pemerintah
daerah ( ketentuan ini selaras dengan ketentuan yang diautr dalam pasal 2 dan
49
5 Kepres No.55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum ) dapat ditafsirkan beragam
khususnya kata ”oleh” apakah diartikan pemerintah sebagai pelaksana
pengadaan tanah ataukan pemerintah sebagai pengguna tanah demikian pula
kalimat ” yang selanjutnya dimiliki atau akan dimiliki oleh pemerintah atau
pemerintah daerah ” ;
Menimbang , bahwa PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN)
(Persero) merupakan BUMN berdasarkan Ketentuan PP Nomor 23 Tahun
1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara
menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO), Lembaran Negara Nomor 6731
Th. 1994 no.169 tentang Perseroan Terbatas Perseroan Firma atau Komanditer
dan Perkumpulan Koperasi, tambahan Lembaran Negara tgl.13/9-1994 No. 73
Perseroan Terbatas Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perusahaan Listrik
Negara “PT.PLN (PERSERO)” dan berdasarkan Akta Notaris Nomor 13 tgl
30 Januari 2009 yang menyatakan bahwa permodalan PT. PLN adalah
berjumlah 12.999.999 lembar saham atau seharga Rp.12.999.999.000.000,00 (
dua belas trilyun sembilan ratus sembilan puluh sembilan milyar seratus
sembilan puluh sembilan juta rupiah ) dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia dan 1 lembar saham prioritas seharga Rp.1.000.000,- ( satu juta
rupiah ) dimiliki oleh Lego Noormandiri , hal itu berarti Negara atau
pemerintah adalah sebagai pemilik saham mayoritas atas permodalan PT
PLN;
Menimbang , bahwa sesuai ketentuan yang diatur dalam penjelasan UU
No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bahwa
yang dimaksud dengan keuangan Negara adalah seluruh kekayaan Negara
dalam bentuk apapun yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan termasuk
didalamnya segala bagian kekayaan Negara dan segala hal dari kewajiban
yang timbul karena :
1. Berada dalam penguasaan , pengurusan dan pertanggungjawaban pejabat
lembaga Negara baik ditingkat pusat maupun daerah ;
2. Berada dalam, pengurusan dan pertanggungjawaban Badan Usaha Milik
Negara / Badan Usaha Milik Daerah , Yayasan , Badan Hukum dan
perusahaan yang menyertakan modal Negara atau perusahaan yang
menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan Negara.
Menimbang , bahwa dari ketentuan – ketentuan sebagaimana diuraikan
diatas bahwa PLN sebagai BUMN yang saham mayoritasnya dimiliki oleh
negara maka tinjauan dari sebagai badan usaha dapat diartikan bahwa
keuntungan atau kerugian yang dialami oleh BUMN adalah juga keuntungan
atau kerugian yang juga dialami oleh negara;
Menimbang, bahwa dari sudut pandang administrasi negara bahwa
instansi PLN sebagai BUMN berada dalam pengawasan dan
pertanggungjawaban Kementerian BUMN sedangkan pemerintah adalah
sebagai pelaksana administrasi (aparat ) negara dan bilamana dihubungkan
dengan ketentuan pasal 1 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No,3
Tahun 2007 tentang ketentuan Pelaksanaan Perpres No.36 Tahun 2005 jo
No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan
50
untuk Kepentingan Umum ( bersesuaian dengan ketentuan pasal 1 huruf a
Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional
tentang Ketentuan Pelaksanaan Kepres No.55 Tahun 1933 Tentang
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
) mengatakan yang dimaksud dengan instansi pemerintah adalah Lembaga
Negara , Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen , Pemerintah
Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota , instansi pemerintah yang
dimaksud adalah yang memerlukantanah tanah bagi pelaksanaan
pembangunan untuk kepentingan umum ;
Menimbang , bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas Majelis
Hakim tidak dapat menerima keterangan ahli yang diajukan oleh Penasehat
Hukum terdakwa yang mengatakan PLN tidak dapat dikategorikan sebagai
pemerintah sebab ahli hanya membaca pasal 1 angka 1 dan 2 Perpres No.36
Tahun 2005 jo Perpres No.65 Tahun 2006 secara hurufiah dan tidak dapat
menerengkan dari persfektit keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam
undang Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi , demikian pula
Majelis Hakim mengesampingkan keberatann Penasehat Hukum terdakwa
tentang pengadaan tanah untuk pembangunan gardu induk PLN tidak tunduk
pada Perpres No.36 Tahun 2005 jo No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan
Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum dimana
Majelis Hakim sependapat dengan Penuntut Umum bahwa pengadaan tanah
untuk pembangunan Gardu Induk PLN adalah merupakan kewenangan dari
Panitia Pengadaan Tanah yang dibentuk oleh Walikota Samarinda dan sesuai
dengan fakta dipersidangan yaitu berdasarkan surat PLN Camat Samarinda
Ilir mengundang pihak PLN , Kelurahan dan Pemilik tanah Saksi H.Hasbi
mengadakan kegiatan sosialisasi dan musyawarah dikantor Kecamatan
Samarinda Ilir dan dilaksanakan pada tanggal 19 April 2007 dihadiri oleh
Camat Samarinda Ilir Didi Purwito, Lurah Pulau Atas yaitu terdakwa Awal
Hatmadi, staf kantor kecamatan Safudin AS, pemilik tanah H. Hasbi bersama
anaknya Nanang Firdaus, dan dari PT. PLN saksi Ir.Bambang Subiyanto,
Supriyanto, Rajamang, dan Muchtar , dalam rapat tersebut tidak dilaksanakan
musyawarah harga sebab atas saran dari Camat sesuai Perpres 36 Tahun 2005
jo Perpres No.65 Tahun 2006 tanah yang akan dibebaskan diatas 1 Ha maka
pembebasannya harus melalui Panitia Pengadaan Pemerintah Kota Samarinda
, saran yang diberikan Camat tersebut adalah berdasarkan pengalaman –
pengalaman sebelumnya dan setelah mempedomani ketentuan - ketentuan
Perpres No.36 Tahun 2005 jo No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah
bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum serta peraturan
pelaksanaannya ;
Menimbang, bahwa akan dipertimbangan terdahulu apakah dalam
jabatan yang melekat pada diri terdakwa terkandung kewenangan –
kewenangan yang dapat disalahgunakan ;
Menimbang, bahwa kewenangan dan tanggung jawab Panitia
Pengadaan Tanah sebagaimana tertera dalam SK Walikota Samarinda No.
590-05/170/HK-KS/2007 tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
di wilayah Kota Samarinda adalah ;
51
1. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah, bangunan,
tanaman, dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah
yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan.
2. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang haknya
akan dilepaskan atau diserahkan.
3. Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian/ santunan atas
tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada kaitannya
dengan tanah yang haknya akan dilepaskan.
4. Memberikan penjelasan atau mengusulkan kepada pemilik/
pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan
tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan atau besarnya ganti rugi/
santunan.
5. Menyaksikan pelaksanakan penyerahan uang ganti rugi/ santunan
kepada para pemilik/ pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman,
dan benda-benda lain yang ada diatas tanah tersebut.
6. Membuat berita acara pelepasan tanah ;
Menimbang, bahwa didalam konsiderans Sk Walikota Samarinda diatas
pada diktum mengingat angka 14 Perpres No. 65 Tahun 2006 , hal itu berarti
ketentuan yang terdapat dalam perpres tersebut harus dipedomani untuk
seluruhnya termasuk ketentuan pasal 7 tentang tugas Panitia Pengadaan Tanah
pada huruf c yaitu menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya akan
dilepaskan atau diserahkan, tidak dapat dijadikan alasan tentang terbitnya
ketentuan pelaksanaan Perpres ini yaitu Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional No 3 Tahun 2007 tanggal 21 Mei 2007 sesudah diterbitkannya SK
Wal;ikota sebab tanpa ketentuan pelaksanaannya pun Perpres No. 65 Tahun
2006 sudah berlaku sejak ditetapkan oleh Presiden RI tanggal 5 Juni 2006 ;
Menimbang, bahwa dengan demikian kewenangan yang dapat
digunakan atau disalahgunakan oleh terdakwa adalah tugas dan kewenangan
sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah sebagaimana diatur dalam Perpres
No.36 Tahun 2005 jo No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum ;
Menimbang, bahwa harga pasar yang telah diinformasikan saksi Drs.
Awal Hatmadi, MM selaku Lurah Pulau Atas adalah sebesar Rp.150.000.- s/d
Rp.300.000.-/M2 tanpa didukung oleh data transaksi tanah tahun 2006/2007
yang tercatat dalam register tanah pada Kelurahan yang menurut saksi hanya
berdasarkan informasi dari orang per orangan , setelah diadakan penelitian oleh
saksi ternyata harga tertinggi dalam transaksi tanah diwilayah itu adalah sebesar
Rp.166.000,-/M2 ;
Menimbang, bahwa dalam rapat Panitia Pengadaan Tanah yang
dilakukan pada tanggal 14 Mei 2007 bertempat di kantor Walikota Samarinda
yang dipimpin oleh terdakwa Hamka Halek sebagai Ketua Panitia dan juga
dihadiri oleh sekretaris dan anggota atau yang mewakili anggota panitia yang
lainnya termasuk tim P2T PLN membuat dan menyepakati metode dan rumus
52
untuk memperoleh limit harga batas bawah dan atas yang akan ditawarkan
kepada pemilik tanah pada rapat lanjutan tanggal 15 Mei 2007 yaitu dengan
metode menjumlahkan tiga komponen yaitu pertama NJOP PBB yang berlaku
tahun itu sesuai SK Menteri Keuangan No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006,
tanggal 29 Desember 2006 untuk Kelurahan Pulau Atas, NJOP tertinggi adalah
Rp.103.000,- terendah adalah 5.000,-.dan untuk lokasi tanah yang akan
dibebaskan Rp.10.000 /M2 , kedua harga dasar tanah sesuai SK Walikota No.
590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan
harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota
Samarinda sebesar Rp 80.000,-/M2 dan ketiga komponen harga pasar sesuai
Surat saksi Drs Awal Hatmadi MM selaku Lurah Pulau Atas tanggal 10 Mei
2007 nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar
Lokasi Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d Rp.300.000/ M2
lalu tiga komponen dibagi tiga sehingga diperoleh limit harga bawah
Rp.105.000/M2 dan limit atas Rp.130.000,-/M2 ;
Menimbang , bahwa sesuai fakta dipersidangan panitia yang dipimpin
oleh terdakwa tidak melakukan penelitian mendalam atas informasi harga pasar
dari Lurah yang ternyata tanpa dukungan dokumen transaksi atas tanah dimana
panitia langsung memasukkan komponen harga pasaran untuk mencari limit
harga yang akan dinegosiasikan terhadap pemilik tanah ;
Menimbang , bahwa sesuai fakta dipersidangan metode yang dilakukan
oleh panitia seperti diatas dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam rangka
pembebasan tanah untuk kepentingan umum sebagaimana diatur dalam Keppres
55 Tahun 1993 metode mana ditafsirkan dari peraturan pelaksanaan Keppres
tersebut yaitu Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 1 Tahun 1994 pada pasal 16 mengenai ganti kerugian harus
memperthatikan hal – hal :
a. nilai tanah berdasarkan nilai nyata atau sebenarnya dengan
memperhatikan NJOPBB tahun terakhir untuk tanah yang
bersangkutan ;
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga tanah :
1) lokasi tanah ;
2) jenis hak atas tanah ;
3) status penguasaan tanah ;
4) peruntukan tanah ;
5) kesesuaian penggunaan tanah dengan rencana tata ruang wilayah;
6) prasarana yang tersedia ;
7) fasilitas dan utilitas ;
8) lingkungan ;
9) lain-lain yang mempengaruhi harga tanah ;
Panitia Pengadaan Tanah beralasan bahwa penggunanaan peraturan tersebut
diatas dilakukan karena pada tanggal 14 Mei 2007 peraturan pelaksaan
Perpres N0.36 Tahun 2005 jo Perpres No.65 Tahun 2006 belum terbit ;
53
Menimbang , bahwa sesuai ketentuan pasal 15 Perpres No.36 Tahun
2005 jo No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum ditentukan bahwa dasar
perhitungan besarnya ganti rugi didasarkan atas Nilai Jual Obyek Pajak
(NJOP) atau nilai nyata /sebenarnya dengan memperhatikan NJOP tahun
berjalan berdasarkan penilaian Lembaga/Tim Penilai Harga tanah yang
ditunjuk oleh panitia;
Menimbang , bahwa NJOP pada tahun berjalan sesuai SK Menteri
Keuangan No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006, tanggal 29 Desember 2006
untuk Kelurahan Pulau Atas, NJOP tertinggi adalah Rp.103.000,- terendah
adalah 5.000,-.dan untuk lokasi tanah yang akan dibebaskan Rp.10.000 /M2
dimana menurut panitia besaran harga seperti NJOP adalah tidak layak
mengingat lokasi tersebut sangat strategis berada dipinggir jalan utama ,
Sertifikat Hak Milik dan sebahagian sudah diratakan maka harus dicari harga
yang layak dengan cara atau metode seperti diatas ;
Menimbang , bahwa sejak Perpres 55 tahun 1993 hingga Perpres No.65
tahun 2006 sebenarnya pemerintah sudah menyadari akan disparitas antara
harga pasar/nyata dengan NJOP sehingga memberikan jalan tengah untuk
menentukan besarnya ganti rugi atas tanah yang akan dibebaskan dengan
mendasarkan nilai nyata/sebenarnya dengan memperhatikan NJOP ;
Menimbang , bahwa Surat Keputusan Walikota Samarinda No.
590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan
harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota
Samarinda pada konsiderans menimbang huruf b tentang tujuan
diterbitkannya sk dimaksud adalah dalam usaha meningkatkan pemasukan
keuangan negara melalui Pemberian Hak Atas Tanah dan guna pelaksanaan
pembebasan tanah untuk keperluan Pemerintah Daerah secara secara efisien
dan efektif dan pada diktum mengingat anggka 10 dan 11 yaitu Keppres
No.55 Tahun 1993 dan Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 tentang Pengadaan Tanah bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan umum hal itu berarti nominal
harga dalam SK Walikota dipergunakan dalam skema penentuan ganti rugi
oleh panitia pengadaan tanah sesuai ketentuan perundang - undangan ;
Menimbang , bahwa sesuai SK Walikota Samarinda N0.271/HK-
KS/2005tanggal 30 Juni2005 tentang Pembentukan Tim Penaksir Harga
Tanah untuk Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum di Wilayah Kota Samarinda dimana pada diktum
mengingat angka 11 Perpres No.65 Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah
bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum , menentukan
tugas-tugas Tim Penaksir Harga Tanah adalah :
1. Memfasilitasi dalam rangka sosialisasi pembebasan tanah dan tanam
tumbuh yang akan terkena lokasi pengadaan /pembebasan tanah .
54
2. Memfasilitasi dalam rangka melakukan musyawarah dan negosiasi
harga tanah atau santunan ganti rugi dengan pemilik tanah ;
3. Menetapkan nilai ganti rugi pembebasan lahan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang undangan yang berlaku ;
4. Menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti kerugian atau
santunan kepada pemilik tanah ;
Menimbang , bahwa sebagaimana diuraikan diatas penaksiran harga
limit bawah dan atas dilakukan oleh panitia tanpa melibatkan Tim penkasir
harga tanah yang sudah dibentuk sebelumnya oleh walikota samarinda dengan
alasan struktur dan personil dalam tim penaksir harga tanah sebahagian besar
sudah masuk dalam struktur dan personil Panitia pengadaan Tanah ;
Menimbang , bahwa yang menjadi pertanyaan berapakah harga
nyata/pasar tanah dalam wilyah tanah yang hendak dibebaskan apakah seperti
yang telah ditentukan oleh panitia pengadaan tanah sebesar Rp. 125.000,-/M2
ataukah sebesar nominal harga dasar tanah yang terdapat dalam sk walikota
samarinda No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 sebesar
Rp.80.000,-/M2 atau sebesar Rp.10.000,-/M2 sebagaimana perhitungan Jaksa
Penuntut Umum dalam dakwaan dan tuntutannya dengan mendasarkan
terhadap NJOP tahun berjalan ;
Bahwa prinsif yang terkandung guna diterbitkannya Perpres No 65
Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum adalah sebagaimana terdapat dalam konsiderans
menimbang yaitu untuk lebih meningkatkan prinsip penghormatan terhadap
hak-hak atas tanah yang sah dan kepastian hukum dalam pengadaan tanah
bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum maka oleh sebab itu
hendaknya memberikan ganti rugi secara terukur , wajar dan layak dengan
tetap memegang teguh asas semua hak atas tanah berfungsi sosial vide pasal 6
UU No. 5 Tahun 1960 tentang Undang Undang Pokok Agraria ;
Menimbang , bahwa sesuai prinsif dasar pembebasan tanah dimaksud ,
penetapan ganti rugi tanah mendasarkan terhadap NJOP yang berlaku saat itu
sebesar Rp.10.000,-/M2 sebagaimana perhitungan Jaksa Penuntut Umum
menurut Majelis Hakim adalah tidak layak dan wajar sebagai penghormatan
hak-hak atas tanah aquo yang berada dalam wilayah perkotaan Samarinda .
Majelis Hakim dapat memahami keberatan terdakwa dalam pledoinya bahwa
yang menyatakan bahwa menghitung ganti rugi atas tanah dengan
mendasarkan atas NJOP semata adalah perbuatan yang tidak manusiawi
apalagi tanah aquo telah memiliki sertifikat hak milik, berada ditepi jalan
raya, tidak dalam sengketa , dalam kawasan pengembangan dan telah
ditawarkan untuk dijual dengan kaplingan seharga Rp150.000,- s/d
Rp.200.000,- /M2 dan preseden itu dapat menghambat kelangsungan
pembangunan di Kalimantan Timur ;
55
Menimbang , bahwa untuk wilayah Samarinda telah diterbitkan SK
Walikota 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang
Klasifikasi dan harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam
wilayah kota Samarinda yaitu sebesar Rp.80.000,-/M2 untuk wilayah dimana
tanah aquo yang hendak dibebaskan akan tetapi jangka waktu itu telah 2 tahun
berlalu dan belum diadakan penyesuaian terhadap klasifikasi/harga dasar
tanah;
Menimbang , bahwa saksi ahli yang diajukan oleh Tim penasehat
hukum terdakwa bernama Sarwono Singgih , SE Ahli bekerja pada Kantor
Penilai Properti pada Kantor Penilai Publik SIH WIRYADI DAN REKAN
yang telah bekerja sejak tahun 1995 s/d sekarang dan juga tercatat sebagai
anggota MAPPI (Masyarakat Penilai Properti Indonesia) dimana atas
permintaan Pemkot Samarinda melalui suratnya tertanggal 11 Mei 2010 No.
620.11/0111/Perk.I/V/2010 kantor tim ahli melakukan penilaian terhadap
tanah yang dibebaskan untuk pembangunan Gardu Induk PLN di Kelurahan
Pulau Atas Samarinda Ilir mulai tanggal 14 Mei 2010 s/d 8 Juli 2010 yang
tujuannya untuk memberikan pendapat mengenai Nilai Pasar Nyata atas
properti tersaebut untuk kepentingan Perkiraan Nilai Ganti Rugi Tanah dan
dari hasil penilaian tim Ahli yaitu bahwa harga/nilai pasar nyata (nilai ganti
rugi) tanah tersebut pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 134.000/m2 ;
Menimbang, bahwa setelah mempelajari latar belakang , pengalaman
kerja dan keahlian , pekerjaan dan produk yang dihasilkan , instansi / lembaga
pengguna jasa yang bersangkutan serta pengakuan lisensi Lembaga
pemerintah atas kredibilitas atas kantor Penilai Publik bidang properti dimana
ahli dan timnya bekerja Majelis Hakim juga tidak dapat mengesampingkan
independensi , metode dan pendekatan dan penilaian yang telah dilakukan
oleh tim ahli dan mengambil alih kesimpulan yang dihasilkan tentang harga /
nilai pasar nyata terhadap tanah aquo yang telah dibebaskan PT PLN dalam
rangka pembangunan Gardu Induk PLN adalah sebesar Rp.134.000/M2 .
Namun demikian Majelis Hakim tidak dapat menerima kesimpulan tim Ahli
yang mengidentikkan antara nilai pasar nyata dengan nilai ganti rugi sebab
kesimpulan seperti itu menyimpang dari ketentuan dari pasal 15 Perpres
No.65 tahun 2006 yang menyatakan dasar perhitungan bersarnya ganti rugi
adalah NJOP atau nilai nyata/sebenarnya dengan memperhatikan NJOP tahun
berjalan;
Menimbang , bahwa harga yang ditentukan oleh ahli sebesar
Rp.134.000/M2 dijadikan pedoman sebagai nilai nyata/sebenarnya atas harga
tanah aquo dan untuk dijadikan dasar perhitungan besarnya ganti rugi dengan
memperhatikan NJOP tahun berjalan sebesar Rp.10.000,-/M2 , maka metode
atau formulasi yang akan digunakan untuk menentukan besarnya ganti rugi
adlah dengan menjumlahkan kedua komponen itu lalu dibagi dua yaitu (
Rp.134.000,- + Rp. 10.000,- ) : 2 = Rp.72.000,-/M2 ;
56
Menimbang , bahwa sesuai fakta dipersidangan harga ganti rugi tanah
yang ditetapkan oleh Panitia Pengadaan Tanah termasuk terdakwa sebagai
anggota panitia adalah sebesar Rp125.000,-/M2 adalah lebih besar dari ganti
rugi tanah setelah memperhitungkan antara harga nyata/sebenarnya dengan
memperhatikan NJOP tahun berjalan yaitu sebesar Rp. 72.000,-/M2 ;
Menimbang , bahwa dengan perhitungan harga ganti rugi sesuai dengan
Perpres ini sekaligus menolak keberatan terdakwa yang menyatakan harga
Rp.125.000,-/M2 adalah harga wajar yang tidak merugikan PT PLN sebab
pada kenyataannya PLN sudah banyak membebaskan tanah masyarakat
dengan minimal harga Rp.140.000/M2 yang letaknya jauh dari jalan raya dan
belum bersertifikat dengan kontra argumentasi dimana pembebasan tanah
yang dilakukan oleh PLN tersebut tidak melalui mekanisme pembebasan
tanah sesuai Perpres Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum melainkan
musyawarah harga person by person yang disepakati bersama-sama ;
Menimbang , bahwa dari pertimbangan diatas dimana panitia
pengadaan tanah termasuk terdakwa sebagai Ketua panitia secara dengan
sengaja tidak menyerahkan penilaian harga tanah terhadap Tim Penaksir
Harga Tanah yang telah dibentuk sebelumnya oleh Walikota Samarinda
dimana Panitia melakukan penilaian langsung dengan mepergunakan metode
tersendiri untuk membuat limit harga bawah dan atas kemudian
bermusyawarah dengan pemilik tanah dengan tidak menggunakan harga
nyata/sebenarnya dari harga tanah aquo berdasarkan harga riil dipasaran
sebagaimana diperhitungkan seperti diatas lalu membuat berita acara hasil
musyawarah dan Penetapan besarnya ganti rugi tanah atas lokasi gardu induk
sambutan ;
Menimbang , bahwa kewenangan panitia pengadaan tanah sebagaimana
terdapat dalam ketentuan pasal 7 tentang tugas Panitia Pengadaan Tanah pada
huruf c yaitu menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya akan
dilepaskan atau diserahkan tidak dilakukan oleh terdakwa sebagaimana
mestinya dan terdapat penyimpangan dan penyimpangan dimaksud adalah
melakukan sesuatu tidak sebagaimana mestinya dalam menjalankan hak dan
kekuasaan yang dipunyainya untuk melakuikan sesuatu dan hal seperti adalah
termasuk menyalahgunakan kewenangan ;
Menimbang , bahwa akibat yang timbul dari penyalahgunaan
kewenangan diatas dalam pengadaan tanah untuk pembangunan Gardu Induk
PLN adalah terjadinya pembayaran harga tanah yang tidak wajar atau
kemahalan pembayaran kepada pemilik tanah sebesar selisih antara
pembayaran riil yang telah dilakukan oleh PT PLN kepada saksi H.Hasbi
dengan ganti rugi sebagaimana ketentuan pasal 15 Perpres No.65 tahun 2006
yaitu dengan perincian sebagai berikut :
57
Pembayaran yang dilakukan oleh Panitia Pengadaan tanah :
a. 37.199 m2 x Rp.125.000,- = Rp.4.649.875.000,-
b. Pph 5 % x Rp.4.649.875.000,- = Rp. 232.493.750,-
c. Harga setelah dikurangi Pph = Rp.4.417.381.250,-
Pembayaran menurut Perpres N0.65 Tahun 2006 :
a. 37.199 m2 x Rp.72.000,- = Rp.2.678.428.000,-
b. Pph 5 % x Rp.2.678.428.000,- = Rp. 133.911.400,-
c.Harga setelah dikurangi Pph = Rp.2.544.516.600,-
Kemahalan harga adalah sebesar = Rp.1.872.864.650,-
Menimbang , bahwa dari perhitungan kemahalan harga sebagaimana
diperhitungkan diatas maka pemilik tanah yaitu saksi H.Hasbi memperoleh
keuntungan yang tidak wajar akibat kemahalan harga sebesar
Rp.1.872.864.650,- ( satu milyar delapan ratus tujuh puluh dua juta delapan
ratus enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh ribu rupiah ) ;
Menimbang , bahwa apakah perolehan keuntungan yang tidak wajar ini
menjadi tujuan terdakwa dalam melakukan penyalahgunaan kewenangan
diatas dapat diukur atau dinilai dari perngertian dari dengan sengaja
sebagaimana telah diuraikan diatas yaitu adanya pengetahuan dan kehendak
dari terdakwa atas keuntungan yang tidak wajar sebagaimana diperhitungkan
diatas ;
Menimbang , bahwa sebagaimana dipertimbangkan diatas bahwa
terdakwa sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah tidak melakukan penelitian
mendalam atas informasi harga dari lurah diwilayah tanah yang dibebaskan
berada yang telah memberikan informasi tentang harga pasaran tanah antara
Rp.150.000,- s/d 300.000,-/M2 tanpa didukung oleh dokumen transaksi tanah
yang sah dan informasi inilah yang dijadikan oleh panitia termasuk terdakwa
sebagai ketua panitia sebagai salah satu dari tiga komponen harga untuk
mendapatkan limit harga ganti rugi tanah padahal saksi Drs Awal Hatmadi
MM dalam rapat-rapat penentuan harga tidak transparan menyampaikan
kepada panitia bahwa informasi harga pasaran yang diberikan tanpa didukung
oleh dokumen yang sah atas transaksi tanah dan selain hal itu panitia juga
secara dengan sengaja tidak menyerahkan kepada Tim penaksir harga yang
telah dibentuk oleh Walikota Samarinda untuk menaksir harga tanah
melainkan dilakukan sendiri oleh panitia lalu dimusyawarahkan dengan
pemilik tanah ;
Menimbang , bahwa argumentasi dari panitia sebagaimana keterangan
terdakwa sebagai ketua panitia bahwa penawaran harga Rp105.000,- yang
dilakukan oleh panitia kepada pemilik tanah tidak direspons baik oleh
H.Hasbi dan yang bersangkutan meminta harga Rp.160.000,- dan menyatakan
apabila diharga Rp.105.000,-/M2 lebih baik dibatalkan saja pembebasan
tanahnya pada hal ketika itu kebutuhan listrik di kota Samarinda sangat
58
mendesak khususnya dalam rangka pelaksanaan PON di Samarinda , oleh
karenanya panitia khawatir tidak berhasil atau mengalami
kegagalan/kebuntuan atas transaksi tanah sehingga disepakatilah harga
Rp.125.000,-/M2 ;
Menimbang , bahwa argumentasi dan kekhwatiran panitia menurut
Majelis Hakim tidak beralasan dan berlebihan sebab sesuai fakta
dipersidangan ada terdapat 6 (enam) alternatif tanah yang sudah disurvei oleh
tim survei PT PLN dengan ranking berurutan sehingga apabila tanah aquo
sebagai rangking pertama dari 6 alternatif mengalami kegagalan maka dapat
dilanjutkan dengan rangking alternatif berikutnya ;
Menimbang, bahwa dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh panitia termasuk terdakwa
adalah diketahui dan dikehendaki oleh terdakwa akan memberikan
keuntungan yang tidak wajar terhadap orang lain dalam hal ini saksi H.Hasbi
pemilik tanah ;
Menimbang , bahwa dari pertimbangan tersebut diatas terdakwa sebagai
ketua panitia telah melakukan penyalahgunaan kewenangan yang ada padanya
dengan maksud untuk menguntungkan orang lain maka unsur kedua dan
ketiga yaitu dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan telah
terpenuhi ;
Ad 4 .Unsur Yang dapat merugikan keuangan Negara atau
perekonomian Negara
Menimbang, bahwa menurut penjelasan umum Undang Undang No .
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyebutkan
bahwa yang dimaksud dengan keuangan Negara adalah seluruh kekayaan
Negara dalam bentuk apapun yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan
termasuk didalamnya segala bagian kekayaan Negara dan segala hal dari
kewajiban yang timbul karena :
1. Berada dalam penguasaan , pengurusan dan pertanggungjawaban pejabat
lembaga Negara baik ditingkat pusat maupun daerah ;
2. Berada dalam, pengurusan dan pertanggungjawaban Badan Usaha Milik
Negara / Badan Usaha Milik Daerah , Yayasan , Badan Hukum dan
perusahaan yang menyertakan modal Negara atau perusahaan yang
menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan Negara.
Sedangkan yang dimaksud dengan perekonomian Negara adalah kehidupan
perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara mandiri yang berdarkan pada
kebijakan pemerintah baik ditingkat pusat mapun daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bertujuan
59
memberikan mamfaat , kemakmuran dan kesejahteraan kepada seluruh
kehidupan masyarakat ;
Menimbang, bahwa kata “dapat” dalam unsur ini harus diartikan
kerugian keuangan / perekonomian Negara yang dimaksud tidak harus nyata-
nyata sebab dengan potensial lost saja sudah mencakup diantaranya ;
Menimbang, bahwa sesuai pertimbangan pada unsur kedua dan ketiga
dari penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh terdakwa memberikan
keuntungan yang tidak wajar kepada pemilik tanah yaitu saksi H.Hasbi
sebesar Rp. 1.872.864.650,- ( satu milyar delapan ratus tujuh puluh dua juta
delapan ratus enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh ribu rupiah )
pembayaran mana sesuai fakta dipersidangan pembiayaan pembebasan tanah
dalam rangka pembangunan Gardu Induk PLN berasal dari dana Anggaran
PLN ( APLN) tahun anggaran 2007 ;
Menimbang , bahwa dana APLN adalah merupakan bahagian dari
keuangan yang dikelola oleh PLN dimana PT PLN adalah merupakan Badan
Usaha Milik Negara sebagai persero saham mayoritasnya dipegang atau
dimiliki oleh Negara dan sesuai dengan penjelasan umum Undang Undang
No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan keuangan Negara adalah seluruh
kekayaan Negara dalam bentuk apapun yang dipisahkan atau yang tidak
dipisahkan termasuk didalamnya segala bagian kekayaan Negara dan segala
hal dari kewajiban yang timbul diantaranya karena berada dalam, pengurusan
dan pertanggungjawaban Badan Usaha Milik Negara ;
Menimbang , bahwa dengan terjadinya kemahalan harga dalam
pembayaran ganti rugi tanah sebesar Rp. 1.872.864.650,- ( satu milyar
delapan ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus enam puluh empat ribu enam
ratus lima puluh ribu rupiah ) seperti tersebut diatas maka Majelis Hakim
berkesimpulan dengan mempedomani pengertian keuangan/ perekonomian
Negara bahwa ketidak wajaran ini harus ditafsirkan sebagai harga yang tidak
seharusnya dikeluarkan atau dibayarkan artinya pengeluaran ini dipandang
sebagai pengeluaran yang tidak perlu dan jelas telah menjadi suatu kerugian
bagi keuangan Negara dalam hal ini anggaran PT PLN ( perseor ) sebesar
Rp. 1.872.864.650,- ( satu milyar delapan ratus tujuh puluh dua juta delapan
ratus enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh ribu rupiah );
Menimbang , bahwa keterangan saksi – saksi dari PLN yaitu saksi
Mulyono, saksi Sutrisno, saksi Suhartoyo saksi Ariadi Sulistiyanto, saksi
Karmiyono dan saksi Djoko Edi Taufik Hidayat yang menyatakan dalam
pembayaran ganti rugi harga tanah dalam pembebasan tanah untuk
kepentingan pembangunan Gardu Induk Sambutan PT PLN tidak dirugikan
sesuai audit pengawas internal PT PLN atas anggaran PT PLN Pikitring
wilayah Kalseltengtim, menurut Majelis Hakim keterangan demikian sifatnya
60
sangat subyektif sebab tidak didasari atas analisa dari segi persfektif kerugian
Negara dalam pemberantasan tindak pidana korupsi ;
Menimbang, bahwa keberatan penasehat hukum terdakwa yang
menyatakan penyidik bukan auditor dan juga bukan ahli penghitungan
kerugian Negara dan wajib diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagai
auditor eksternal sesuai pasal 71 UU RI No.19 Tahun 2003 tentang BUMN
atas laporan keuangan PT PLN menurut Majelis tidak dapat menerima
keberatan tersebut sebab pemeriksaan seperti itu dapat dilakukan dalam
rangka pemeriksaan secara reguler atas keuangan BUMN oleh BPK dan audit
investigatif atas laporan PT PLN padahal dalam perkara aquo penyidikan
dilakukan oleh penyidik bukan didasarkan atas laporan instansi terkait yaitu
PT PLN maka perhitungan kerugian yang diilakukan oleh penyidik atas
kerugian negara secara formal sudah sesuai dengan ketentuan Undang
Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ;
Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan tersebut maka unsur
Yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara telah
terpenuhi ;
Ad. 5 unsur Sebagai pelaku, turut serta melakukan atau
menyuruh melakukan perbuatan
Menimbang , bahwa dengan bertitik tolak dari ketentuan pasal 55 ayat
(1) ke-1 KUHP maka yang diklasifikasikan sebagai pelaku (daden) adalah
mereka yang melakukan sendiri suatu tindak pidana (plegen) , mereka yang
menyuruh orang lain melakukan suatu tindak pidana (doenplegen), mereka
yang turut serta (bersama-sama) melakukan tindak pidana (medeplegen) dan
mereka yang dengan sengaja menganjurkan (menggerakkan) orang lain yang
melaukan tindak pidana (uitloking) . Dalam perkara ini akan dipertimbangkan
apakah tindak pidana itu dilakukan dua orang atau lebih secara bersama-sama
baik sebagai pelaku, menyuruh melakukan , turut serta atau menganjurkan ;
Menimbang, bahwa sesuai fakta dipersidangan dimana berdasarkan
surat PLN Nomor :024/613/PRING/KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007 perihal
Pembebasan Tanah Gardu Induk Sambutan yang ditandatangani oleh Ir .
Bambang Subiyanto selaku Manajer PRORING KALSELTENGTIM ,
Walikota Samarinda meneruskan surat tersebut untuk dilaksanakan kepada
Panitia Pengadaan Tanah yang telah dibentuk berdasarkan SK Walikota
Samarinda No. 590-05/170/HK-KS/2007 tgl. 28 Maret 2007 tentang
Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk
Kepentingan Umum di wilayah Kota Samarinda, susunan personalia sebagai
berikut:
Penanggung jawab : Walikota Samarinda
Wakil penanggungjawab : 1. Wakil Walikota Samarinda
2. Sekretaris Daerah Kota Samarinda
61
Ketua : Asisten Pemerintahan dan Hukum Setkot
Samarinda (Drs. H. HAMKA HALEK,
M.Si)
Sekretaris : Kepala Bagian Perkotaan Setkot Samarinda
(Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si)
Anggota :
1. Kepala Dinas Pemukiman dan Pengembangan Kota
Samarinda (YOSEP BARUS MENG)
2. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan
Kota Samarinda (Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si)
3. Kepala Kantor Pertanahan Kota Samarinda (Ir. I
MADE MANDIA)
4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
Kota Samarinda (EDY WAHYUDI, S.Hut)
5. Kepala Bagian Perlengkapan Setkot Samarinda (H.
ABDULLAH, SE, MM)
6. Camat terkait (Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si)
7. Lurah terkait (Drs. AWAL HATMADI, MM)
8. Instansi teknis terkait
Bahwa atas disposisi Walikota kepada Panitia Pengadaan Tanah ,
Ketua Panitia yaitu terdakwa Drs Hamka Halek Msi mengundang Panitia dan
PLN untuk mengadakan rapat pada tanggal 14 Mei 2007 dan pada rapat
tersebut Panitia membuat limit harga dengan menjumlahkan tiga komponen
yaitu pertama NJOP PBB yang berlaku tahun itu sesuai SK Menteri Keuangan
No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006, tanggal 29 Desember 2006 untuk
Kelurahan Pulau Atas, NJOP tertinggi adalah Rp.103.000,- terendah adalah
Rp. 5.000,-.dan untuk lokasi tanah yang akan dibebaskan Rp.10.000 /M2 ,
kedua harga dasar tanah sesuai SK Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005
tanggal 17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta tarif
ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda sebesar Rp 80.000,-
/M2 dan ketiga komponen harga pasar sesuai Surat Lurah Pulau Atas tanggal
10 Mei 2007 nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah
di sekitar Lokasi Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d
Rp.300.000/ m lalu tiga komponen dibagi tiga sehingga diperoleh limit harga
bawah Rp.105.000/M2 dan limit atas Rp.130.000,-/M2 , kemudian panitia
mengadakan rapat tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri Panitia , pihak PLN dan
saksi H.Hasbi selaku pemilik tanah dengan agenda musyawarah harga dimana
pertama panitia menawarkan harga limit bawah sesbesar Rp.105.000/M2 akan
tetapi pemilik tanah meminta harga Rp.160.000,-/M2 lalu kemudian
disepakati harga Rp.125.000,-/M2 dan membuat Berita Acara Musyawarah
Harga tanah seharga Rp.125.000.-/M2 ;
Menimbang , bahwa rangkaian perbuatan seperti diatas dan telah
dipertimbangkan mengandung perbuatan penyalahgunaan kewenangan yang
menguntungkan orang lain dan dapat merugikan keuangan negara dilakukan
62
secara kolektif dari Panitia Pengadaan Tanah dengan perbuatan secara
bersama-sama ;
Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan diatas selain terdakwa
sebagai orang yang melakukan ( plegen ) juga adanya orang lain sebagai
orang yang turut serta melakukan {medeplegen ) , maka dengan demikian
unsur ke 5 inipun telah terpenuhi ;
Menimbang, bahwa tim Penasehat Hukum dalam pledoi menyatakan
tidak sependapat dengan dakwaan dan tuntutan hukum Jaksa Penuntut Umum
dimana berdasarkan analisa juridis Penasehat Hukum terdakwa harus
dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan
subsidair dan harus membebaskan terdakwa dari dakwaan tersebut dengan
alasan unsur – unsur dari tindak pidana yang didakwakan tidak terpenuhi
karena terdakwa selaku Panitia Pengadaan Tanah dalam melakukan
pembebasan tanah untuk pembangunan gardu induk PLN dan selanjutnya
dimiliki oleh PLN tidak tunduk pada Perpres No 65 Tahun 2006 dan oleh
karenanya tidak terdapat adanya perbuatan melawan hukum atau
penyalahgunaan kewenangan dan terdakwa tidak memperoleh keuntungan
dalam pembebasan tanah itu demikian pula Negara tidak dirugikan dan PT
PLN persero tidak mengalami kerugian ;
Menimbang, bahwa uraian pertimbangan yang telah diuraikan secara
panjang lebar diatas dengan sendirinya telah mematahkan argumentasi hukum
yang diajukan penasehat hukum terdakwa karena telah mempertimbangkan
dengan seksama tentang penyalahgunan kewenangan dan subyeknya, maka
dengan demikian argumentasi hukum yang diajukan Penasehat Hukum
terdakwa harus dinyatakan tidak beralasan hukum dan harus dikesampingkan ;
Menimbang, bahwa karena semua unsur–unsur dari tindak pidana yang
didakwakan dalam dakwaan subsidair telah terpenuhi dan nota pembelaan
penasehat hukum terdakwa telah dikesampingkan serta pada diri dan
perbuatan terdakwa tidak ditemukan adanya alasan-alasan secara yuridis
sebagai pembenar atau pemaaf yang dapat mengecualikan terdakwa dari
pertanggungjawaban pidana maka terdakwa haruslah dianggap mampu
bertanggung jawab atas perbuatannya dan Majelis Hakim berkesimpulan
bahwa terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M,Si yang identitasnya seperti
dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum telah terbukti secara sah
danmeyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Korupsi dilakukan secara
bersama–sama” melanggar pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31
tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI
Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal
55 ayat (1) ke-1 KUHP dalam dakwaan subsidair ;
Menimbang, bahwa karena terdakwa dinyatakan terbukti bersalah
maka terdakwa haruslah dijatuhi hukuman yang setimpal dengan
kesalahannya itu ;
63
Menimbang , bahwa sebagai dasar untuk menentukan berat ringannya
hukuman yang akan dijatuhkan, Majelis Hakim menyetir teori ilmu hukum
pidana yang mengenal teori absolut dan teori relatif. Teori absolut
berpendapat untuk mencapai rasa kepuasan yang akan memulihkan rasa
ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat maka hukuman seberat-
beratnya menjadi pilihan sebab pidana dijatuhkan semata-mata karena
seseorang telah melakukan suatu kejahatan atau tindak pidana maka pidana
merupakan akibat mutlak yang harus ada sebagai pembalasan. Jadi pidana
semata-mata adalah untuk memuaskan tuntutan keadilan bukan merupakan
suatu tujuan yang mencerminkan keadilan. Teori relatif berpendapat hukuman
dimaksudkan disamping untuk memperbaiki keseimbangan dalam masyarakat
juga untuk memperbaiki si pelaku sendiri agar insyaf akan perbuatannya yang
keliru dan menyimpang sehingga dikemudian hari dapat merubah kelakuan
tersebut menjadi lebih baik ;
Menimbang, bahwa didalam pemberantasan tindak pidana korupsi
yang akhir-akhir ini sudah semakin meluas dan dengan cara-cara yang luar
biasa tidak hanya merugikan keuangan / perekonomian negara tetapi juga
telah merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi
masyarakat secara luas maka dengan berdasar terhadap negara Indonesia yang
berdasarkan falsafah Pancasila maka kedua teori diatas harus digabungkan
adanya keseimbangan antara rasa keadilan masyarakat, efek jera dan memberi
keinsyafan bagi terdakwa untuk menyadari kekeliruan yang dilakukan dan
kesempatan untuk memperbaiki kelakuannya sehingga hukuman yang akan
dijatuhkan seperti dalam amar putusan dianggap telah adil ;
Menimbang, bahwa meskipun dalam tuntutan Jaksa Penuntut Umum
terdakwa tidak dituntut untuk membayar uang pengganti akan tetapi dalam
dakwaan dikaitkan dengan pasal 18 UU NO.31 Tahun 1999 yang salah
satunya sebagai pidana tambahan adalah pembayaran uang pengganti yang
jumlahnya sebanyak-banyaknya sama dengan harta benda yang diperoleh dari
tindak pidana korupsi maka dakwaan ini menjadi wajib untuk
dipertimbangkan ;
Menimbang, bahwa tentang pidana tambahan untuk membayar uang
pengganti ini Majelis Hakim berpendapat bahwa pembayaran uang pengganti
sebagai pidana tambahan adalah sebesar uang yang nyata-nyata yang
diperoleh terdakwa sebagai bahagian atau keseluruhan jumlah kerugian
keuangan negara yang ditimbulkan tindak pidana itu ;
Menimbang, bahwa dari kerugian Negara yang terjadi sebesar Rp.
1.872.864.650,- ( satu milyar delapan ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus
enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh ribu rupiah ) Jaksa Penuntut
Umum tidak dapat membuktikan seberapa banyak yang nyata-nyata diperoleh
oleh terdakwa sehingga tidak terdapat fakta hukum terdakwa memperoleh
bahagian dari kerugian Negara tersebut sebab sesuai fakta dipersidangan
terdakwa dalam pengadaan tanah untuk pembangunan Gardu Induk PLN
64
Sambutan hanya memperoleh honor sebesar lebih kurang Rp.2.000.000,-
(Dua Juta Rupiah) ;
Menimbang, bahwa dari fakta itu maka Majelis Hakim berpendapat
tidak beralasan menurut hukum terdakwa dihukum untuk membayar uang
pengganti kerugian Negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 UU No.31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ;
Menimbang, bahwa sejak tingkat penyidikan hingga pemeriksaan di
persidangan terhadap terdakwa dilakukan penahanan secara sah menurut
hukum maka sesuai ketentuan pasal 22 ayat (4) Undang Undang No.8 Tahun
1981 tentang Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana maka lamnya
terdakwa ditahan seluruhnya dikurangkan dari pidana yang dijatuhkan ;
Menimbang , bahwa Majelis Hakim tidak menemukan adanya alasan
yang sah untuk mengeluarkan terdakwa dari tahanan atau melakukan
penangguhan penahanan terhadap terdakwa maka diperintahkan agar
terdakwa tetap berada dalam tahanan ;
Menimbang, bahwa tentang barang bukti berupa surat-surat atau
dokumen akan tetap dilampirkan dalam berkas perkara dan untuk sementara
dapat dipergunakan sebagai alat bukti dalam perkara lainnya ;
Menimbang, bahwa sebelum sampai terhadap amar putusan akan
terlebih dahulu dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang
meringankan hukuman yang akan dijatuhkan sebagai berikut :
Hal-hal yang memberatkan :
1. Perbuatan terdakwa mengakibatkan kerugian bagi Negara ;
2. Perbuatan terdakwa tidak mendukung langkah-langkah yang dilakukan
oleh Pemerintah dalam usaha pemberantasan korupsi ;
3. Bahwa tindak pidana korupsi tergolong kejahatan luar biasa yang dapat
merusak sendi-sendi perekonomian masyarakat secara luas ;
Hal-hal yang meringankan :
1. Terdakwa berlaku sopan selama persidangan ;
2. Terdakwa memiliki tanggungan keluarga ;
3. Terdakwa belum pernah dipidana ;
4. Gardu Induk PLN Sambutan telah berfungsi dengan baik dan telah
dipergunakan dalam rangka pendistrbusian listrik terhadap masyarakat
kota Samarinda ;
Memperhatikan pasal 3 Undang-Undang No. 31 thn 1999, Undang-
Undang No. 20 thn 2001 serta pasal-pasal dari Undang-Undang dan peraturan
yang bersangkutan ;
65
M E N G A D I L I
1. Menyatakan terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si tersebut
diatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana “ KORUPSI YANG DILAKUKAN SECARA
BERSAMA-SAMA “ ;
2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama : 1 (Satu) tahun 6 (Enam) bulan ;
3. Menghukum pula Terdakwa membayar denda sebesar Rp. 50.000.000,-
(Lima puluh juta rupiah), dengan ketetentuan apabila denda tersebut tidak
dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 (Tiga) bulan ;
4. Menetapkan lamanya terdakwa ditahan seluruhnya dikurangkan dari
pidana yang dijatuhkan ;
5. Memerintahkan terdakwa tetap ditahan ;
6. Menyatakan barang bukti berupa :
Surat-surat / dokumen antara lain :
- Anggaran PLN tahun 2007 yang diperuntukan untuk pembebasan
tanah Gardu Induk Sambutan.
- Hasil survey lokasi di Sambutan oleh PLN Pikitring Kalimantan.
- Sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m².
- Surat Nomor 024/612/PRING KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007
perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya
meminta bantuan oleh Panitia Daerah Kota Samarinda.
- Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal
23 Januari 2007.
- Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota
Samarinda.
- Surat Walikota Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007
tentang Pemberian Ijin Lokasi Atas Tanah seluas ±39.476 m²
terletak di Keluarahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota
Samarinda.
66
- SK Walikota Nomor 590-05/170/HK-KS/2007 tentang
Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota
Samarinda.
- Surat PLN Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April
2007 perihak informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu
induk Sambutan.
- Surat Lurah Pulau Atas kepada Camat Samarinda Ilir dengan
nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 tanggal 10 Mei 2007 perihal
Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi Gardu Indik Sambutan.
- Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan
Tanah tahun 2007 atas nama wajib Pajak H.A. HASBI yang
beralamat di Jl. HASAN BASRI 51 RT 000 RW 00 Temindung
Permai Samarinda nilai NJOP.
- Surat Keputusan Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal
17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta
tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda.
- Hasil musyawarah penetapan hasil ganti rugi atas tanah milik H.A
HASBI tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri panitia pembebasan
tanah, pemilik tanah, dan pihak PT. PLN PIKITRING Kalimantan.
- Penetapan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor:
590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang
Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi
yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan
Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda.
- Revisi anggaran dari 2, 74 milyar menjadi 4, 8 milyar dengan luas
menjadi 3, 7 Ha, ke PLN Pusat.
- Berita Acara Pembayaran Nomor 590/02/PENG.T-SMR/VII/2007
sebesar RP. 4.649.875.000.
- BA penyerahan tanah kepada Pemkot Samarinda pada tanggal 12
Juli 2007.
67
- Ketentuan tentang Pengadaan tanah bagi kepentingan umum,
Perpres 55/ 1993, perpres 36/ 2005 dan perpres 65/2006, Peraturan
Menteri Agraria/ Kepala Badan Nomor 1/ 1994 dan No. 3/2007.
Seluruhnya dikembalikan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk
dijadikan barang bukti dalam perkara lain ;
7. Membebankan biaya perkara terhadap terdakwa sebesar Rp. 5.000,- (lima
ribu rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Samarinda pada hari SELASA tanggal
23 NOPEMBER 2010 oleh PARULIAN LUMBANTORUAN , SH
sebagai Hakim Ketua, HARTOMO, SH dan I DEWA MADE
ALIT DARMA, SH masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana
dibacakan dalam persidangan terbuka untuk umum pada hari SENIN tanggal
29 NOPEMBER 2010 oleh Majelis Hakim tersebut dengan dihadiri oleh
MULYANTO, SH, MH Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut,
ABDULLAH NOER DENY, SH Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan
Negeri Samarinda, terdakwa dan didampingi oleh Tim Penasehat Hukum
terdakwa.
Majelis Hakim tersebut :
Hakim-Hakim Anggota Ketua
Hartomo, SH Parulian Lumbantoruan, SH
I Dewa Made Alit Darma, SH.
Panitera Pengganti
Mulyanto, SH, MH
68