620 pid.b 2010 pn.smda-korupsi

68
1 P U T U S A N NO .620/PID.B/2010/PN.Smda DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Samarinda yang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksan biasa menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara terdakwa : Nama lengkap : Drs. H HAMKA HALEK M.Si. Tempat lahir : Bontang. Umur/Tgl. Lahir : 07 November 1952. Jenis kelamin : Laki-laki. Kebangsaan : Indonesia A g a m a : Islam Tempat tinggal : Jl. Sentosa Dalam I No. 63 Samarinda. Pekerjaan : PNS (Mantan Ass I Bidang Pemerintahan & Hukum Pemkot Samarinda) Terdakwa ditahan dengan jenis penahanan RUTAN oleh : 1. Penyidik sejak tanggal 16 April 2010 s/d 5 Mei 2010 ; 2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 6 Mei 2010 s/d 14 Juni 2010; 3. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda sejak tanggal 15 Juni 2010 s/d 14 Juli 2010 ; 4. Penuntut Umum sejak tanggal 28 Juni 2010 s/d 17 Juli 2010 ; 5. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Samarinda sejak tanggal 12 Juli 2010 s/d 10 Agustus 2010 ; 6. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda sejak tanggal 11 Agustus 2010 s/d 9 Oktober 2010 ; 7. Perpanjangan penahanan pertama dari Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur sejak tanggal 10 Oktober 2010 s/d 8 November 2010 ; 8. Perpanjangan penahanan kedua dari Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur sejak tanggal 9 November 2010 s/d 8 Desember 2010 ; Terdakwa didampingi Penasehat Hukumnya bernama : 1. SUPRIANA, SH. 2.DALMASIUS, SH. 3. YOSEF SK SABON, SH. 4. M.GAZALI HELDOEP, SH.MH. 5.. ROBINDANA, SH. 6. SRI ISJANA WADIPALAPA berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Juli 2010 ; Pengadilan Negeri tersebut ; Telah membaca : 1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda No.620/Pen.Pid.B/2010//PN.Smda tanggal 12 Juli 2010 dan No.620/Pen.Pid.B/2010/PN.Smda tanggal 24 September 2010 tentang Penunjukan Majelis Hakim dan Panitera untuk memeriksa dan mengadili perkara ;

Upload: hendra

Post on 24-Jul-2015

123 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

1

P U T U S A N NO .620/PID.B/2010/PN.Smda

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Samarinda yang memeriksa dan mengadili perkara

pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksan biasa menjatuhkan

putusan sebagai berikut dalam perkara terdakwa :

Nama lengkap : Drs. H HAMKA HALEK M.Si.

Tempat lahir : Bontang.

Umur/Tgl. Lahir : 07 November 1952.

Jenis kelamin : Laki-laki.

Kebangsaan : Indonesia

A g a m a : Islam

Tempat tinggal : Jl. Sentosa Dalam I No. 63 Samarinda.

Pekerjaan : PNS (Mantan Ass I Bidang Pemerintahan &

Hukum Pemkot Samarinda)

Terdakwa ditahan dengan jenis penahanan RUTAN oleh :

1. Penyidik sejak tanggal 16 April 2010 s/d 5 Mei 2010 ;

2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 6 Mei 2010 s/d 14 Juni 2010;

3. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda sejak tanggal 15 Juni

2010 s/d 14 Juli 2010 ;

4. Penuntut Umum sejak tanggal 28 Juni 2010 s/d 17 Juli 2010 ;

5. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Samarinda sejak tanggal 12 Juli 2010

s/d 10 Agustus 2010 ;

6. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda sejak tanggal 11

Agustus 2010 s/d 9 Oktober 2010 ;

7. Perpanjangan penahanan pertama dari Ketua Pengadilan Tinggi

Kalimantan Timur sejak tanggal 10 Oktober 2010 s/d 8 November 2010 ;

8. Perpanjangan penahanan kedua dari Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan

Timur sejak tanggal 9 November 2010 s/d 8 Desember 2010 ;

Terdakwa didampingi Penasehat Hukumnya bernama : 1. SUPRIANA,

SH. 2.DALMASIUS, SH. 3. YOSEF SK SABON, SH. 4. M.GAZALI

HELDOEP, SH.MH. 5.. ROBINDANA, SH. 6. SRI ISJANA WADIPALAPA

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Juli 2010 ;

Pengadilan Negeri tersebut ;

Telah membaca :

1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda

No.620/Pen.Pid.B/2010//PN.Smda tanggal 12 Juli 2010 dan

No.620/Pen.Pid.B/2010/PN.Smda tanggal 24 September 2010 tentang

Penunjukan Majelis Hakim dan Panitera untuk memeriksa dan mengadili

perkara ;

Page 2: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

2

2. Surat Pelimpahan Perkara dengan acara pemeriksaan biasa

No.B-3111/Q.4.11/Fd.1/07/2010 tanggal 12 Juli 2010 dari Kepala

Kejaksaan Negeri Samarinda beserta berkas perkara atas nama terdakwa :

Drs. H. HAMKA HALEK, Msi.;

3. Surat Penetapan Ketua Majelis Hakim No.620/Pen.Pid.B/2010/PN.Smda

tanggal 14 Juli 2010 mengenai hari sidang ;

Telah mendengar :

1. Pembacaan Surat Dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum ;

2. Keterangan saksi - saksi dan keterangan terdakwa ;

3 . Tuntutan Hukum Jaksa Penuntut Umum No. Reg. Perkara :

PDS – – 04 / SMDA / 11 / 2010 tanggal 12 November 2010 yang pada

pokoknya menuntut agar Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili

perkara ini memutuskan sebagai berikut :

1. Menyatakan terdakwa Drs.H. HAMKA HALEK , M.Si terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana " KORUPSI

SECARA BERSAMA-SAMA " sebagaimana diatur dan diancam

pidana dalam pasal 3 jo. pasal 18 Undang Undang Republik

Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Perubahan atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 31

Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal

55 Ayat (1) ke -1 KUHP, dalam Dakwaan Subsidair ;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK ,

M.Si berupa pidana penjara selama : 5 ( lima ) tahun dengan dikurangi

selama terdakwa ditahan dan pidana denda sebesar Rp. 500.000.000,-

( lima ratus juta rupiah) subsidair 3 ( tiga ) bulan kurungan.

3. Menyatakan barang bukti berupa :

- Anggaran PLN tahun 2007 yang diperuntukan untuk pembebasan

tanah Gardu Induk Sambutan

- Hasil survey lokasi di Sambutan oleh PLN Pikitring Kalimantan.

- Sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m²

- Surat Nomor 024/612/PRING KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007

perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya

meminta bantuan oleh Panitia Daerah Kota Samarinda

- Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal

23 Januari 2007

- Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota

Samarinda

Page 3: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

3

- Surat Walikota Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007

tentang Pemberian Ijin Lokasi Atas Tanah seluas ±39.476 m²

terletak di Keluarahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota

Samarinda

- SK Walikota Nomor 590-05/170/HK-KS/2007 tentang

Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan

Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota

Samarinda

- Surat PLN Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April

2007 perihak informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu

induk Sambutan

- Surat Lurah Pulau Atas kepada Camat Samarinda Ilir dengan

nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 tanggal 10 Mei 2007 perihal

Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi Gardu Indik Sambutan

- Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan

Tanah tahun 2007 atas nama wajib Pajak A. HASBI yang

beralamat di Jl. HASAN BASRI 51 RT 000 RW 00 Temindung

Permai Samarinda nilai NJOP

- Surat Keputusan Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal

17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta

tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda

- Hasil musyawarah penetapan hasil ganti rugi atas tanah milik H.A

HASBI tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri panitia pembebasan

tanah, pemilik tanah, dan pihak PT. PLN PIKITRING Kalimantan

- Penetapan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor:

590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang

Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi

yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan

Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda

- Revisi anggaran dari 2, 74 milyar menjadi 4, 8 milyar dengan luas

menjadi 3, 7 Ha, ke PLN Pusat.

- Berita Acara Pembayaran Nomor 590/02/PENG.T-SMR/VII/2007

sebesar RP. 4.649.875.000

- BA penyerahan tanah kepada Pemkot Samarinda pada tanggal 12

Juli 2007.

- Ketentuan tentang Pengadaan tanah bagi kepentingan umum,

Perpres 55/ 1993, perpres 36/ 2005 dan perpres 65/2006, Peraturan

Menteri Agraria/ Kepala Badan Nomor 1/ 1994 dan No. 3/2007

Seluruhnya dikembalikan kepada Jaksa untuk dijadikan barang bukti

dalam perkara lain yaitu perkara atas nama BAMBANG

SUBIYANTO.

4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar

Rp.5.000,- (lima ribu rupiah).

Page 4: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

4

4 . Pembelaan Hukum yang diajukan oleh terdakwa dan Penasehat Hukum

Terdakwa tanggal 15 November 2010 yang pada pokoknya sebagai

berikut :

- Menyatakan Terdakwa Drs. H . HAMKA HALEK , M.Si tidak terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak Pidana

sebagaimana didakwakan dalam surat dakwaan Penuntut Umum ;

- Membebaskan terdakwa Drs. H . HAMKA HALEK , M.Si dari

dakwaan Primer dan subsider ( Vrijspraak ) ;

- Memulihkan segala hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan serta

harkat dan martabatnya ;

- Membebankan biaya perkara kepada Negara ;

8. Jawaban Penuntut Umum atas pembelaan / Pledoi Penasehat Hukum

Terdakwa ;

9. Duplik Penasehat Hukum atas jawaban Penuntut Umum ;

Menimbang, bahwa terdakwa diajukan kepersidangan dengan surat

dakwaan Jaksa Penuntut umum tertanggal 3 Juli 2010 No.Reg.Perkara : PDS-

05/SAMAR/06/2010 sebagai berikut :

PRIMAIR :

Bahwa terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si selaku Ketua Panitia

Pengadaan Tanah Pemerintah Kota Samarinda sesuai Surat Keputusan

Walikota Samarinda Nomor : Nomor 590-05/170/HK-KS/2007 tanggal

28 Maret 2007, bersama-sama Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si, Ir.

I MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir. SYAIFULLAH. J,

M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H. ABDULLAH, SE, MM, Drs. H.

DIDI PURWITO, M.Si, Drs. AWAL HATMADI, MM, Ir. BAMBANG

SUBIYANTO dan H. A. HASBI (masing-masing dilakukan Penuntutan

terpisah) antara tanggal 28 Maret 2007 sampai dengan 12 Juli 2007 atau

setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2007, bertempat di

Kantor Pemerintah Kota Samarinda atau setidak-tidaknya pada suatu

tempat yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri

Samarinda, sebagai yang melakukan, atau yang turut serta melakukan,

yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri

sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan

keuangan Negara atau perekonomian Negara, dilakukan terdakwa

dengan cara antara lain sebagai berikut : -------------------------------------

- Bahwa PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) (Persero)

merupakan BUMN berdasarkan Ketentuan PP Nomor 23 Tahun

1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM)

Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO),

Lembaran Negara Nomor 6731 Th. 1994 no.169 tentang Perseroan

Terbatas Perseroan Firma atau Komanditer dan Perkumpulan

Koperasi, tambahan Lembaran Negara tgl.13/9-1994 No. 73

Page 5: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

5

Perseroan Terbatas Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan

Listrik Negara “PT.PLN (PERSERO)” dan berdasarkan Akta

Notaris Nomor 13 tgl 30 Januari 2009 yang menyatakan bahwa

permodalan PT. PLN adalah berjumlah 12.999.999 lembar dimiliki

oleh Negara Republik Indonesia dan 1 lembar dimiliki oleh Lego

Noormandiri, sehingga PT. PLN (Persero) merupakan Keuangan

Negara. Sebagaimana dimaksud dalam penjelasan UU No. 31 Th.

1999 tentang Tindak Pidana Korupsi.

- Bahwa pada tahun 2007 pada PT. PLN terdapat anggaran berasal

dari kegiatan Program Rencana Anggaran Perusahaan tahun 2007,

dengan pagu anggaran 2,74 milyar untuk luas lahan sekitar 1, 8 Ha

dengan harga estimasi Rp. 150.000.000, yang diperuntukan untuk

pembebasan tanah Gardu Induk Sambutan yang dalam pengadaan

tanah tersebut PT. PLN membentuk Panitia Pengadaan Tanah PT.

PLN yang disingkat P2T PLN untuk wilayah Kalimantan Timur

diketuai oleh Ir. BAMBANG SUBIYANTO.

- Bahwa P2T PLN yang diketuai Ir BAMBANG SUBIYANTO

sekitar bulan April 2007 melakukan survey lokasi di Sambutan

yang kemudian memilih lahan milik H. A HASBI dengan luas 39,

476 m² yang terletak di Kelurahan Sambutan, dan kemudian

mengadakan pertemuan dengan H. A HASBI pada tanggal 19

April 2007 di Kantor Kecamatan Samarinda Ilir yang juga dihadiri

oleh Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Camat Samarinda Ilir, Drs.

AWAL HATMADI, MM Lurah Pulau Atas, dan Ir. BAMBANG

SUBIYANTO dari PT. PLN.

- Bahwa pemilik tanah di lokasi tersebut adalah H A HASBI sesuai

sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m².

- Bahwa PT. PLN kemudian mengirimkan surat kepada Lurah Pulau

Atas dengan Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April

2007 perihal informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu

induk Sambutan.

- Bahwa pada tanggal 01 Mei 2007 H. A. HASBI dengan adanya

pertemuan di Kecamatan Samarinda Ilir tersebut, mengirimkan

surat kepada pihak PT. PLN untuk membayar uang muka tanda

kesepakatan pembelian.

- Bahwa karena adanya ketentuan baru tentang Pengadaan Tanah

Untuk Kepentingan Umum yaitu Perpres No. 65 tahun 2006

tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, pada tanggal

01 Mei 2007, Ir. BAMBANG SUBIYANTO mengirim surat

kepada Walikota Samarinda Nomor 024/612/PRING KSTT/2007

perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya

meminta bantuan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda

dengan kegiatan yang telah dilaksanakan P2T PLN sebagai

berikut:

1. Survey pendahuluan

2. Sosialisasi dan Musyawarah oleh Tim P2 T PLN Pikitring

Kalimantan dengan pemilik tanah

Page 6: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

6

3. Analisa mengenai Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)

dalam proses penyusunan

4. Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007

tanggal 23 Januari 2007

5. Perubahan Ijin Lokasi menjadi penetapan lokasi (dalam proses)

6. Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota

Samarinda

- Bahwa berdasarkan SK Walikota Nomor 590-05/170/HK-KS/2007

tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah

bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di

wilayah Kota Samarinda, susunan personalia sebagai berikut:

Penanggung jawab : Walikota Samarinda

Wakil penanggungjawab :

1. Wakil Walikota Samarinda

2. Sekretaris Daerah Kota Samarinda

Ketua : Asisten Pemerintahan dan Hukum Setkot

Samarinda (Drs. H. HAMKA HALEK,

M.Si)

Sekretaris : Kepala Bagian Perkotaan Setkot Samarinda

(Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si)

Anggota :

1. Kepala Dinas Pemukiman dan

Pengembangan Kota Samarinda (YOSEP

BARUS MENG)

2. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan

Kehutanan Kota Samarinda (Ir.

SYAIFULLAH. J, M.Si)

3. Kepala Kantor Pertanahan Kota

Samarinda (Ir. I MADE MANDIA)

4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi

dan Bangunan Kota Samarinda (EDY

WAHYUDI, S.Hut)

5. Kepala Bagian Perlengkapan Setkot

Samarinda (H. ABDULLAH, SE, MM)

6. Camat terkait (Drs. H. DIDI PURWITO,

M.Si)

7. Lurah terkait (Drs. AWAL HATMADI,

MM)

8. Instansi teknis terkait

- Bahwa Drs. AWAL HATMADI, MM Lurah Pulau Atas pada

tanggal 10 Mei 2007 mengirimkan surat kepada Drs. H. DIDI

PURWITO, M.Si Camat Samarinda Ilir dengan nomor:

39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar

Lokasi Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d

300.000/ m² .

Page 7: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

7

- Bahwa penerbitan surat tersebut atas permintaan dari beberapa

pihak mulai dari PT. PLN, Camat Samarinda Ilir dan H. HASBI.

- Bahwa pada tgl. 14 Mei 2007, panitia melakukan rapat pertemuan

yang membahas tentang musyawarah harga untuk menanggapi

penawaran harga yang diajukan H A HASBI dalam musyawarah

tersebut panitia menaksir sendiri harga tanah dengan cara sebagai

berikut :

a. harga NJOP pada PBB th 2007 Rp. 10.000,-/m2

b. harga dasar dari Walikota th. 2005 Rp. 87.500,-/m2

c. harga pasaran pada umumnya Rp. 300.000,-/m2.

Dijumlahkan lalu dibagi 3 menjadi Rp. 132.500,-/m2

- Pada tanggal 15 Mei 2007 diadakan musyawarah penetapan hasil

ganti rugi atas tanah milik H.A HASBI yang terkena di lokasi

rencana pembebasan tanah untuk gardu induk Kelurahan Pulau

Atas Kecamatan Samarinda Ilir yang Berita Acara Musyawarah

ditandatangani oleh panitia pembebasan tanah Drs. H. HAMKA

HALEK, M.Si, Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si, Ir. I MADE

MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si,

EDY WAHYUDI, S.Hut, H. ABDULLAH, SE, MM, Drs. H. DIDI

PURWITO, M.Si, Drs. AWAL HATMADI, MM, , pemilik tanah

H. A HASBI, dan Ir. BAMBANG SUBIYANTO dari PT. PLN

Kalimantan, dengan kesimpulan sebagai berikut:

a. Nilai ganti rugi di lokasi tersebut sebesar Rp. 125.000 /m²

dengan luas tanah ±37.199 m² termasuk Pph 5% yang akan

dibebankan kepada pemilik

b. Bahwa tanah yang akan dibebaskan tersebut sebagian telah

digusur, sehingga tidak ada ganti rugi tanam tumbuh dan

bangunan

c. Biaya panitia sebesar 4% dari total nilai ganti rugi dan biaya

balik nama menjadi tanggung jawab pihal PT. PLN

d. Perhitungan ganti rugi seluruhnya atas tanah dan biaya panitia

sebagai berikut:

1). Ganti rugi tanah : Rp. 4.649.875.000

2). Biaya panitia sebesar : Rp. 159.496.250

Rp. 4.809.371.250

- Bahwa oleh karena adanya surat dari H. A. HASBI surat kepada

pihak PT. PLN untuk membayar uang muka tanda kesepakatan

pembelian tanah, pada tanggal 15 Mei 2007 Ir. BAMBANG

SUBIYANTO menyerahkan dana senilai Rp. 150.000.000,- kepada

H. A. HASBI yang diserahkan dikediaman H. A. HASBI setelah

dilakukan pertemuan rapat musyawarah harga ganti rugi di kantor

Pemerintah Kota Samarinda antara PT. PLN.

- Bahwa berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak

Bumi dan Bangunan Tanah tahun 2007 atas nama wajib Pajak H.

A. HASBI yang beralamat di Jl. HASAN BASRI 51 RT 000

RW 00 Temindung Permai Samarinda nilai NJOP per meter

persegi adalah Rp. 10.000,-

Page 8: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

8

- Bahwa atas musyawarah ganti rugi atas tanah tersebut kemudian

ditetapkan oleh Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor:

590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang

Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi

yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan

Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda, yaitu

besarnya uang ganti kerugian/ santunan tanah yang dimaksud

ditetapkan berdasarkan Nilai Nyata atau Nilai Jual Objek Pajak

(NJOP) tahun terakhir untuk tanah yang bersangkutan, faktor-

faktor lokasi tanah, status penguasaan tanah, prasarana yang

tersedia, fasilitas dan utilitas serta keadaan lingkungan untuk lokasi

tersebut yaitu ditetapkan sebesar Rp. 125.000 permeter persegi

termasuk pajak Pph sebesar 5%.

- Bahwa setelah penandatanganan berita acara musyawarah untuk

negosiasi harga dari panitia pengadaan dan pembebasan tanah,

kemudian PT. PLN Balikpapan merevisi anggaran dari Rp. 2, 74

milyar menjadi Rp. 4, 8 milyar dengan luas menjadi 3, 7 Ha,

setelah itu diusulkan revisi anggaran dan PT. PLN Pusat

mengeluarkan Persetujuan anggaran tunai.

- Bahwa untuk pembebasan tanah tersebut telah dilakukan

pembayaran ganti rugi kepada H. A HASBI pada tanggal 05 Juli

2007 sesuai dengan Berita Acara Pembayaran Nomor

590/02/PENG.T-SMR/VII/2007 sebesar RP. 4.649.875.000, yang

ditanda tangani oleh seluruh anggota Panitia Pengadaan tanah yaitu

: Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si, Drs. H. SUPRIYADI SEMTA,

M.Si, Ir. I MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir.

SYAIFULLAH. J, M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H.

ABDULLAH, SE, MM, Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Drs.

AWAL HATMADI, MM,Ir. BAMBANG SUBIYANTO

- Bahwa pada tanggal 12 Juli 2007 Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si

Ketua Panitia Pengadaan Tanah menyerahkan hasil pelaksanaan

pengadaan tanah tersebut kepada Ir. KARMIYONO dari PT. PLN.

- Bahwa pelaksanaan pembebasan tanah tersebut menyimpang dari

ketentuan Pasal 15 ayat (1) huruf a Peraturan Presiden No. 65

Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 36

Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan

Pembangunan untuk Kepentingan Umum, dimana dalam peraturan

tersebut dinyatakan Dasar perhitungan besarnya ganti rugi

didasarkan atas Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) atau nilai nyata/

sebenarnya dengan memperhatikan Nilai Jual Objek Pajak tahun

berjalan berdasarkan penilaian lembaga/ Tim penilasi harga tanah

yang ditunjuk panitia.

- Bahwa NJOP untuk lokasi tanah yang akan dibebaskan tersebut

sesuai surat keputusan Menteri Keuangan nomor : KEP-

219/WPJ.14/BD.05/2006 tgl. 29 Desember 2006 tentang

Klasifikasi dan besarnya Nilai Jual Obyek Pajak sebagai dasar

pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan untuk Kota Samarinda

Page 9: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

9

adalah sebesar Rp. 10.000, sesuai pula dengan bukti Surat

pemberitahuan pajak terhutang SPPT NOP 64.72.030.007.002-

0138.0 dengan nama wjib pajak adalah H. A HASBI.

- Berdasarkan Akta Jual Beli (AJB) tahun 2007 di Kelurahan Pulau

Atas telah terjadi transaksi jual beli tanah sebagaimana AJB

Nomor 022/Ilir/III/2007 tgl. 06 bulan Maret 2007 luas tanah

18.550 m2 dengan harga Rp. 30.000.000,- yang berarti harga per

meter persegi adalah Rp. 1.617,25/m2, dengan NJOP adalah

Rp.5.000,-

- Berdasarkan register AJB Kecamatan Samarinda Ilir periode tahun

2006, 2007 dan 2008 di Kelurahan Pulau Atas pernah terjadi

transaksi tanah beralas hak sertifikat dengan nilai transaksi :

- terendah adalah Rp. 4.000.000,- luas tanah 500m2, harga per

meter persegi adalah Rp. 8.000,-, dengan NJOP adalah Rp.

7.150,-

- tertinggi Rp. 138.000.000,- dengan luas tanah 19.235m2 harga

permeter persegi adalah Rp. 7.174,- dengan NJOP adalah Rp.

7.150,-

Bahwa berdasarkan Berita Acara Perhitungan Kerugian Negara

yang dilakukan Penyidik terdapat kemahalan harga dalam

pengadaan tanah PT. PLN tahun 2007 sebesar Rp.

4.063.990.750,00.dengan rincian sebagai berikut :

1. Pembayaran yang dilakukan adalah :

37.199 m2 X Rp. 125.000,00 = Rp. 4.649.875.000,00

PPh 5% X Rp. 4.649.875.000,00 = Rp. 232.493.750,00

Harga setelah dikurangi PPh Rp. 4.417.381.250,00

2. Pembayaran menurut PERPRES No. 65 Th. 2006 adalah :

37.199 m2 X Rp. 10.000,00 = Rp. 371.990.000,00

PPh 5 % X Rp. 371.990.000,00 = Rp. 18.599.500,00

Harga setelah dikurangi PPh Rp. 353.390.500,00

Kemahalan harga sebesar Rp. 4.063.990.750,00

- Akibat Panitia Pengadaan Tanah tidak mempedomani ketentuan

sebagaimana diatur dalam Perpres 65 tahun 2006 menyebabkan

kerugian Negara dalam hal ini PT. PLN

sebesar Rp. 4.063.990.750,00.-

--------Perbuatan terdakwa tersebut diatur dan diancam dalam Pasal 2

ayat (1) jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

sebagaimana telah dirubah dan ditambah dengan UU No. 20 Tahun 2001

tentang perubahan atas UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-l KUHP.

SUBSIDIAIR

----- Bahwa terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si selaku Ketua

Panitia Pengadaan Tanah Pemerintah Kota Samarinda sesuai Surat

Keputusan Walikota Samarinda Nomor : Nomor 590-05/170/HK-

KS/2007 tanggal 28 Maret 2007, bersama-sama Drs. H. SUPRIYADI

SEMTA, M.Si, Ir. I MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir.

Page 10: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

10

SYAIFULLAH. J, M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H. ABDULLAH, SE,

MM, Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Drs. AWAL HATMADI, MM, Ir.

BAMBANG SUBIYANTO dan H. A. HASBI (masing-masing dilakukan

Penuntutan terpisah) antara tanggal 28 Maret 2007 sampai dengan 12 Juli

2007 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2007, bertempat

di Kantor Pemerintah Kota Samarinda atau setidak-tidaknya pada suatu

tempat yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri

Samarinda, sebagai yang melakukan, atau yang turut serta melakukan,

yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau

suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau

sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat

merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dilakukan

terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :

- Bahwa PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) (Persero)

merupakan BUMN berdasarkan Ketentuan PP Nomor 23 Tahun

1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM)

Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO),

Lembaran Negara Nomor 6731 Th. 1994 no.169 tentang Perseroan

Terbatas Perseroan Firma atau Komanditer dan Perkumpulan

Koperasi, tambahan Lembaran Negara tgl.13/9-1994 No. 73

Perseroan Terbatas Perusahaan Perseroan (Persero) PT.

Perusahaan Listrik Negara “PT.PLN (PERSERO)” dan

berdasarkan Akta Notaris Nomor 13 tgl 30 Januari 2009 yang

menyatakan bahwa permodalan PT. PLN adalah berjumlah

12.999.999 lembar dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan 1

lembar dimiliki oleh Lego Noormandiri, sehingga PT. PLN

(Persero) merupakan Keuangan Negara. Sebagaimana dimaksud

dalam penjelasan UU No. 31 Th. 1999 tentang Tindak Pidana

Korupsi.

- Bahwa pada tahun 2007 pada PT. PLN terdapat anggaran berasal

dari kegiatan Program Rencana Anggaran Perusahaan tahun 2007,

dengan pagu anggaran 2,74 milyar untuk luas lahan sekitar 1, 8 Ha

dengan harga estimasi Rp. 150.000.000, yang diperuntukan untuk

pembebasan tanah Gardu Induk Sambutan yang dalam pengadaan

tanah tersebut PT. PLN membentuk Panitia Pengadaan Tanah PT.

PLN yang disingkat P2T PLN untuk wilayah Kalimantan Timur

diketuai oleh Ir. BAMBANG SUBIYANTO.

- Bahwa P2T PLN yang diketuai Ir BAMBANG SUBIYANTO

sekitar bulan April 2007 melakukan survey lokasi di Sambutan

yang kemudian memilih lahan milik H. A HASBI dengan luas 39,

476 m² yang terletak di Kelurahan Sambutan, dan kemudian

mengadakan pertemuan dengan H. A HASBI pada tanggal 19

April 2007 di Kantor Kecamatan Samarinda Ilir yang juga dihadiri

oleh Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Camat Samarinda Ilir, Drs.

AWAL HATMADI, MM Lurah Pulau Atas, dan Ir. BAMBANG

SUBIYANTO dari PT. PLN.

Page 11: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

11

- Bahwa pemilik tanah di lokasi tersebut adalah H A HASBI sesuai

sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m².

- Bahwa PT. PLN kemudian mengirimkan surat kepada Lurah Pulau

Atas dengan Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April

2007 perihal informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu

induk Sambutan.

- Bahwa pada tanggal 01 Mei 2007 H. A. HASBI dengan adanya

pertemuan di Kecamatan Samarinda Ilir tersebut, mengirimkan

surat kepada pihak PT. PLN untuk membayar uang muka tanda

kesepakatan pembelian.

- Bahwa karena adanya ketentuan baru tentang Pengadaan Tanah

Untuk Kepentingan Umum yaitu Perpres No. 65 tahun 2006

tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, pada tanggal

01 Mei 2007, Ir. BAMBANG SUBIYANTO mengirim surat

kepada Walikota Samarinda Nomor 024/612/PRING KSTT/2007

perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya

meminta bantuan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda

dengan kegiatan yang telah dilaksanakan P2T PLN sebagai

berikut:

1. Survey pendahuluan

2. Sosialisasi dan Musyawarah oleh Tim P2 T PLN Pikitring

Kalimantan dengan pemilik tanah

3. Analisa mengenai Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)

dalam proses penyusunan

4. Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007

tanggal 23 Januari 2007

5. Perubahan Ijin Lokasi menjadi penetapan lokasi (dalam

proses)

6. Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan

Kota Samarinda

- Bahwa berdasarkan SK Walikota Nomor 590-05/170/HK-KS/2007

tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah

bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di

wilayah Kota Samarinda, susunan personalia sebagai berikut:

Penanggung jawab : Walikota Samarinda

Wakil penanggungjawab : 1. Wakil Walikota Samarinda

2. Sekretaris Daerah Kota Samarinda

Ketua : Asisten Pemerintahan dan Hukum Setkot

Samarinda (Drs. H. HAMKA HALEK,

M.Si)

Sekretaris : Kepala Bagian Perkotaan Setkot Samarinda

(Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si)

Anggota :

1. Kepala Dinas Pemukiman dan

Pengembangan Kota Samarinda (YOSEP

BARUS MENG)

Page 12: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

12

2. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan

Kehutanan Kota Samarinda (Ir.

SYAIFULLAH. J, M.Si)

3. Kepala Kantor Pertanahan Kota

Samarinda (Ir. I MADE MANDIA)

4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi

dan Bangunan Kota Samarinda (EDY

WAHYUDI, S.Hut)

5. Kepala Bagian Perlengkapan Setkot

Samarinda (H. ABDULLAH, SE, MM)

6. Camat terkait (Drs. H. DIDI PURWITO,

M.Si)

7. Lurah terkait (Drs. AWAL HATMADI,

MM)

8. Instansi teknis terkait (Ir. BAMBANG

SUBIYANTO PT.PLN)

- Bahwa sesuai SK Walikota tersebut Panitia Pengadaan Tanah

mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan,

tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan

tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan

2. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang

haknya akan dilepaskan atau diserahkan dan dokumen yang

didukung

3. Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian/ santunan

atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada

kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan atau

diserahkan

4. Memberikan penjelasan atau penyuluhan kepada pemilik/

pemegang hak atas tanah mengenai rencana dan tujuan

pengadaan tanah tersebut

5. Mengadakan musyawarah dengan para pemilik/ pemegang hak

atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan tanah

dalam rangka menetapkan bentuk dan atas tanah dan instansi

pemerintah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan

bentuk dan atau besarnya ganti kerugian/ santunan

6. Menyaksikan pelaksanaan peyerahan uang ganti kerugian/

santunan kepada para pemilik/ pemegang hak atas tanah,

bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada di atas

tanah tersebut

7. Membuat Berita Acara Pelepasan Hak atas Penyerahan Hak

Atas Tanah.

- Bahwa Drs. AWAL HATMADI, MM Lurah Pulau Atas pada

tanggal 10 Mei 2007 mengirimkan surat kepada Drs. H. DIDI

PURWITO, M.Si Camat Samarinda Ilir dengan nomor:

39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar

Page 13: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

13

Lokasi Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d

300.000/ m² .

- Bahwa penerbitan surat tersebut atas permintaan dari beberapa

pihak mulai dari PT. PLN, Camat Samarinda Ilir dan H. HASBI.

- Bahwa pada tgl. 14 Mei 2007, panitia melakukan rapat pertemuan

yang membahas tentang musyawarah harga untuk menanggapi

penawaran harga yang diajukan H A HASBI, dalam musyawarah

tersebut panitia pengadaan tanah telah menyalahgunakan

wewenang yang ada padanya dengan menaksir sendiri harga tanah

dengan cara sebagai berikut :

a. harga NJOP pada PBB th 2007 Rp. 10.000,-/m2

b. harga dasar dari Walikota th. 2005 Rp. 87.500,-/m2

c. harga pasaran pada umumnya Rp. 300.000,-/m2.

Dijumlahkan lalu dibagi 3 menjadi Rp. 132.500,-/m2

- Bahwa seharusnya panitia dalam menentukan besaran ganti rugi

berpedoman pada ketentuan Pasal 15 ayat (1) huruf a Peraturan

Presiden No. 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan

Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum, dimana

dalam peraturan tersebut dinyatakan Dasar perhitungan besarnya

ganti rugi didasarkan atas Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) atau nilai

nyata/ sebenarnya dengan memperhatikan Nilai Jual Objek Pajak

tahun berjalan berdasarkan penilaian lembaga/ Tim penilasi harga

tanah yang ditunjuk panitia.

- Pada tanggal 15 Mei 2007 diadakan musyawarah penetapan hasil

ganti rugi atas tanah milik H.A HASBI yang terkena di lokasi

rencana pembebasan tanah untuk gardu induk Kelurahan Pulau

Atas Kecamatan Samarinda Ilir yang dengan Berita Acara

Musyawarah ditandatangani panitia pembebasan tanah Drs. H.

HAMKA HALEK, M.Si, Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si, Ir. I

MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir. SYAIFULLAH. J,

M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H. ABDULLAH, SE, MM, Drs.

H. DIDI PURWITO, M.Si, Drs. AWAL HATMADI, MM,

pemilik tanah H. A HASBI, dan Ir. BAMBANG SUBIYANTO

dari PT. PLN Kalimantan, dengan kesimpulan sebagai berikut:

a. Nilai ganti rugi di lokasi tersebut sebesar Rp. 125.000 /m²

dengan luas tanah ±37.199 m² termasuk Pph 5% yang akan

dibebankan kepada pemilik

b. Bahwa tanah yang akan dibebaskan tersebut sebagian telah

digusur, sehingga tidak ada ganti rugi tanam tumbuh dan

bangunan

c. Biaya panitia sebesar 4% dari total nilai ganti rugi dan biaya

balik nama menjadi tanggung jawab pihal PT. PLN

d. Perhitungan ganti rugi seluruhnya atas tanah dan biaya panitia

sebagai berikut:

Page 14: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

14

1). Ganti rugi tanah : Rp. 4.649.875.000

2). Biaya panitia sebesar : Rp. 159.496.250

Rp. 4.809.371.250

- Bahwa atas musyawarah ganti rugi atas tanah tersebut kemudian

ditetapkan oleh Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor:

590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang

Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi

yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan

Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda, yaitu

besarnya uang ganti kerugian/ santunan tanah yang dimaksud

ditetapkan berdasarkan Nilai Nyata atau Nilai Jual Objek Pajak

(NJOP) tahun terakhir untuk tanah yang bersangkutan, faktor-

faktor lokasi tanah, status penguasaan tanah, prasarana yang

tersedia, fasilitas dan utilitas serta keadaan lingkungan untuk lokasi

tersebut yaitu ditetapkan sebesar Rp. 125.000 permeter persegi

termasuk pajak Pph sebesar 5%.

- Bahwa setelah penandatanganan berita acara musyawarah untuk

negosiasi harga dari panitia pengadaan dan pembebasan tanah,

kemudian PT. PLN Balikpapan merevisi anggaran dari Rp. 2, 74

milyar menjadi Rp. 4, 8 milyar dengan luas menjadi 3, 7 Ha,

setelah itu diusulkan revisi anggaran ke pusat, kemudian PT. PLN

Pusat mengeluarkan Persetujuan anggaran tunai.

- Bahwa untuk pembebasan tanah tersebut telah dilakukan

pembayaran ganti rugi kepada H. A HASBI pada tanggal 05 Juli

2007 sesuai dengan Berita Acara Pembayaran Nomor

590/02/PENG.T-SMR/VII/2007 sebesar RP. 4.649.875.000, yang

ditanda tangani oleh seluruh anggota Panitia Pengadaan tanah yaitu

: Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si, Drs. H. SUPRIYADI SEMTA,

M.Si, Ir. I MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir.

SYAIFULLAH. J, M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H.

ABDULLAH, SE, MM, Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Drs.

AWAL HATMADI, MM,Ir. BAMBANG SUBIYANTO

- Bahwa pada tanggal 12 Juli 2007 Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si

Ketua Panitia Pengadaan Tanah menyerahkan hasilpelaksanaan

pengadaan tanah tersebut kepada Ir. KARMIYONO dari PT. PLN.

- Bahwa NJOP untuk lokasi tanah yang akan dibebaskan tersebut

sesuai surat keputusan Menteri Keuangan nomor : KEP-

219/WPJ.14/BD.05/2006 tgl. 29 Desember 2006 tentang

Klasifikasi dan besarnya Nilai Jual Obyek Pajak sebagai dasar

pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan untuk Kota Samarinda

adalah sebesar Rp. 10.000, sesuai pula dengan bukti Surat

pemberitahuan pajak terhutang SPPT NOP 64.72.030.007.002-

0138.0 dengan nama wjib pajak adalah H. A HASBI.

- Berdasarkan Akta Jual Beli (AJB) tahun 2007 di Kelurahan Pulau

Atas telah terjadi transaksi jual beli tanah sebagaimana AJB

Nomor 022/Ilir/III/2007 tgl. 06 bulan Maret 2007 luas tanah

18.550 m2 dengan harga Rp. 30.000.000,- yang berarti harga per

Page 15: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

15

meter persegi adalah Rp. 1.617,25/m2, dengan NJOP adalah

Rp.5.000,-

- Berdasarkan register AJB Kecamatan Samarinda Ilir periode tahun

2006, 2007 dan 2008 di Kelurahan Pulau Atas pernah terjadi

transaksi tanah beralas hak sertifikat dengan nilai transaksi :

- terendah adalah Rp. 4.000.000,- luas tanah 500m2, harga per

meter persegi adalah Rp. 8.000,-, dengan NJOP adalah Rp.

7.150,-

- tertinggi Rp. 138.000.000,- dengan luas tanah 19.235m2 harga

permeter persegi adalah Rp. 7.174,- dengan NJOP adalah Rp.

7.150,-

- Bahwa berdasarkan Berita Acara Perhitungan Kerugian Negara

yang dilakukan Penyidik terdapat kemahalan harga dalam

pengadaan tanah PT. PLN tahun 2007 sebesar Rp.

4.063.990.750,00.dengan rincian sebagai berikut :

1. Pembayaran yang dilakukan adalah :

37.199 m2 X Rp. 125.000,00 = Rp. 4.649.875.000,00

PPh 5% X Rp. 4.649.875.000,00 = Rp. 232.493.750,00

Harga setelah dikurangi PPh Rp. 4.417.381.250,00

2. Pembayaran menurut PERPRES No. 65 Th. 2006 adalah :

37.199 m2 X Rp. 10.000,00 = Rp. 371.990.000,00

PPh 5 % X Rp. 371.990.000,00 = Rp. 18.599.500,00

Harga setelah dikurangi PPh Rp. 353.390.500,00

Kemahalan harga sebesar Rp. 4.063.990.750,00

- Akibat Panitia Pengadaan Tanah tidak mempedomani ketentuan

sebagaimana diatur dalam Perpres 65 tahun 2006 menyebabkan

kerugian Negara dalam hal ini PT. PLN

sebesar Rp. 4.063.990.750,00.-Akibat Panitia Pengadaan Tanah

tidak mempedomani ketentuan sebagaimana diatur dalam Perpres

65 tahun 2006 menyebabkan kerugian Negara dalam hal ini PT.

PLN sebesar Rp. 4.063.990.750,00.-

-------Perbuatan terdakwa tersebut diatur dan diancam dalam Pasal 3

jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana

telah dirubah dan ditambah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang

perubahan atas UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-l KUHP.

Menimbang , bahwa atas dakwaan tersebut terdakwa telah mengerti

dimana Penasehat Hukum Terdakwa dan terdakwa tidak mengajukan eksepsi

atau keberatan ;

Menimbang , bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum

telah mengajukan saksi – saksi yang telah memberikan keterangan

dipersidangan dibawah sumpah menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :

Page 16: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

16

1 . Saksi SUPRIYANTO

Bahwa saksi adalah salah seorang dari anggota Panitia Pengadaan

Tanah PT PLN ( P2T PLN ) Sesuai SK No. 004. K/ JMPIKITRINGKAL /

2007 tanggal 02 April 2007 dan selaku ketua Panitia adalah Bambang

Subiyanto, selaku Sekretaris adalah Sutrisno, anggotanya adalah Ariyadi,

Rajamang, Muchtar, Arpan dan saksi sendiri ;

- Bahwa tugas dan kewenangan saksi yaitu antara lain melakukan

koordinasi dengan pihak terkait diantaranya kelurahan, kecamatan

maupun Panitia Pengadaan Tanah dari Pemerintah Kota Samarinda

untuk menjadwal pertemuan ;

- Bahwa P2T PLN telah mendapat informasi dari tim survei bidang

perencanaan yang diketuai oleh Mulyono bahwa untuk pengadaan tanah

untuk pembangunan Gardu Induk PLN telah ada calon tanah yang akan

dibebaskan yang terletak di wilayah Sambutan dengan 6 alternatif dan

alternatif pertama seluas 3,7 Ha lalu PLN membuat surat kepada Camat

Samarinda Ilir tentanmg informasi harga tanah setempat dan agar

difasilitasi dalam pertemuan musyawarah harga tanah dengan pemilik

tanah ;

- Bahwa dalam pertemuan tanggal 19 April 2007 di Kantor Kecamatan

Samarinda Ilir yang dihadiri oleh lurah , camat , Bambang Subiyanto ,

Muchtar , Rajamang dan saksi dari PLN serta H.Hasbi pemilik tanah

disarankan oleh camat karena luas tanah yang akan dibebaskan luasnya

lebih dari 1 Ha maka pembebasannya haarus melalui Panitia Pengadaan

Tanah yang dibentuk oleh Walikota jadi rapat waktu itu hanya sekedar

melihat surat tanah yaitu Sertifikat Hak Milik atas nama H.Hasbi seluas

3,7 Ha tidak membicarakan harga tanah ;

- Bahwa saksi Drs Awal Hatmadi MM selaku lurah Pulau Atas telah

membuat surat tentang harga tanah setempat antara Rp.150.000,- s/d

Rp.300.000 per M2 ;

- Bahwa atas surat yang dibuat oleh PLN kepada Pemkot Samarinda

dalam rangaka pembebasan tanag untuk Gardu Induk , Pemkot

Samarinda Samarinda mengundang P2T PLN untuk mengadakan rapat

dengan Panitia Pengadaan Tanag Pemkot yang diketuai oleh terdakwa

Hamka Halek tanggal 14 dan 15 Mei 2007 di Pemkot Samarinda yang

berunding adalah Panitia Pengadaan Pemkot dengan pemilik tanah

sedangkan P2T PLN hanya sebagai pendengar saja ;

- Bahwa harga tanah yang diajukan oleh Hasbi adalah sebesar

Rp.160.000 per M2 akan tetapi setelah terjadi tawar menawar dengan

tiga komponen yang dibuat oleh Panitia yaitu harga NJOP, harga dasar

tanah sesuai SK Waslikota dan harga setempat/pasaran kemudian

dijumlahkan lalu diperoleh harga akhir sebesar Rp.125.000 per M2 ;

- Bahwa pada setelah kesepakatan harga akhir tanggal 15 Mei 2010 pada

sore harinya P2T PLN membayar tanda jadi kepada H.Hasbi sebesar

Rp.150.000.000 secara tunai dan pembayaran lunas dilakukan pada

tanggal 5 Juli 2007 sebesar Rp 4,2 Milyar melalui transfer ke rekening

H.Hasbi setelah Berita Acara Musyawarah Harga tanah ditandatangani;

Page 17: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

17

- Bahwa benar sebelum kesepakatan harga tanah H.Hasbi ada mengirim

surat ke PLN tentang kesepakatan harga tanah Rp.125.000 per M2 ;

2 . Saksi SUTRISNO

- Bahwa dalam rangka Pelaksanaan Pengadaan tanah untuk gardu induk PT.

PLN tahun 2007 di Sambutan kota Samarinda sesuai SK No.

004.K/JMPIKITRINGKAL/2007 tgl. 2 April 2007, saksi diangkat sebagai

Sekretaris Panitia Pembebasan Tanah dan Tegakan PT. PLN (Persero)

Proyek Induk Pembangkit dan jaringan Kalimantan wilayah Kalimantan

Selatan, Tengah dan Timur. Dengan tugas serta wewenang Panitia antara

lain mengurus perolehan perijinan dari instansi yang berwenang dan

melengkapi persyaratan prosedur pembebasan tanah, bekerja sama dengan

bidang perencanaan untuk mengadakan invenmtarisasi lokasi, keadaan

kepemilikan tanah yang akan dibebaskan, bekerja sama dengan

pemerintah daerah dalam rangka penyuluhan, bekerja sama dengan panitia

pembebasan tanah yang dibentuk oleh pemerintah daerah untuk

melaksanakan musyawarah pembebasan tanah dengan pemilik tanah

dengan berpedoman pada harga dasar tanah, tanam tumbuh dan bangunan

yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku

yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Musyawarah Pembebasan

Tanah, memproses daftar nominatif pembayaran ganti rugi, melaksanakan

pembayaran bersama bagian keuangan PT.PLN, membuat laporan

pertanggungjawaban atas pelaksanaan pembebasan tanah dan bersama

bagian Umum PT. PLN melaksanakan pengurusan hak/ sertifikasi atas

tanah ;

- Bahwa Ketua Panitia Pengadaan tanah PT. PLN (P2T PLN) adalah

Bambang Subiyanto, Sekretaris adalah saksi sendiri, Anggotanya adalah

Ariyadi, SH., Rajamang, Muchtar, Arpan dan Supriyanto, yang dilakukan

panitia setelah menerima SK dari General Manager, sehubungan dengan

pengadaan tanah Sambutan tersebut saksi tidak pernah mengikuti kegiatan

tersebut karena saksi lebih banyak melaksanakan kegiatan ke wilayah

Kalimantan Tengah dan Selatan ;

- Bahwa saksi melakukan transfer dana atas perintah dari Bpk. Ir. Bambang

Subiyanto selaku Manajer Proyek Jaringan Kalimantan Selatan Tengah

dan Timur, perintah tersebut dilakukan dalam rangka pembebasan tanah

untuk Gardu Induk Sambutan Samarinda dengan nilai Rp. 4.267.381.250,-

ke rekening H. HASBI nomor 148.00.0475.813.5 Bank Mandiri

Samarinda ;

- Bahwa transfer tersebut dilakukan dengan cara adanya cek yang ditanda

tangani Deputi Manajer Keuangan PT. PLN dan General Manager PT.

PLN selanjutnya saksi transfer ke rekening H. Hasbi dengan diketahui

atau diikuti oleh Staf saksi Sdri. Herawati, SE , nilai cek dengan nilai

transfer ke H. Hasbi tidak sama, cek yang saksi bawa nomor DW 904890

tgl. 29 Juni 2007 yang saksi terima tgl 5 Juli 2007, bernilai Rp.

4.417.381.250,- sedangkan yang saksi transfer ke rekening H. Hasbi hanya

Rp. 4.267.381.250,- sisanya sebesar Rp. 150.000.000,- saksi transfer ke

Page 18: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

18

rekening PT. PLN di Bank Mandiri Nomor 149.000.410.6078 pada hari

itu juga di Bank Mandiri Kantor Cabang Pembantu PT. Telkom Divre

Kalimantan Jl. MT. Haryono Balikpapan sebagai pengembalian panjar

yang sebelumnya telah dibayarkan kepada H.Hasbi ;

3 . Saksi RAJAMANG bahwa saksi adalah salah seorang dari anggota Panitia

Pengadaan Tanah PT PLN ( P2T PLN ) Sesuai SK No. 004. K/

JMPIKITRINGKAL / 2007 tanggal 02 April 2007 dan selaku ketua

Panitia adalah Bambang Subiyanto, selaku Sekretaris adalah Sutrisno,

anggotanya adalah Ariyadi, Supriyanto, Muchtar, Arpan dan saksi sendiri ;

- Bahwa dalam pertemuan tanggal 19 April 2007 di Kantor Kecamatan

Samarinda Ilir yang dihadiri oleh lurah , camat , Bambang Subiyanto ,

Muchtar , Rajamang dan saksi dari PLN serta H.Hasbi pemilik tanah

disarankan oleh camat karena luas tanah yang akan dibebaskan luasnya

lebih dari 1 Ha maka pembebasannya haarus melalui Panitia Pengadaan

Tanah yang dibentuk oleh Walikota jadi rapat waktu itu hanya sekedar

melihat surat tanah yaitu Sertifikat Hak Milik atas nama H.Hasbi seluas

3,7 Ha tidak membicarakan harga tanah ;

- Bahwa setelah pertemuan di kantor Kecamatan tersebut saksi tidak pernah

lagi mengikuti rapat-rapat selanjutnya ;

- Bahwa setahu saksi dana pembebasan tanah untuk pembangunan Gardu

Induk berasal dari Anggaran PLN ;

- Bahwa sekarang ini tanah yang dibebaskan sudah menjadi milik/asset PLN

dan telah dilakukan pembayaran lunas kepada pemilik tanah ;

- Bahwa setahu saksi PT PLN tidak dirugikan dalam pembebasan tanah

untuk Gardu Induk tersebut ;

4 . Saksi MUCHTAR

- Bahwa setahu saksi PT PLN tidak dirugikan dalam pembebasan tanah

untuk Gardu Induk tersebut ;

- Bahwa saksi sebagai anggota Panitia Pengadaan Tanah dan Tegakan ( P2T

PLN) ikut menghadiri rapat pada tanggal 19 April 2007 di kantor Camat

Samarinda Ilir yang dihadiri oleh terdakwa selaku lurah , camat ,

Bambang Subiyanto , Supriyanto , Rajamang dan saksi dari PLN serta

H.Hasbi pemilik tanah akan tetapi saksi tidak tahu secara detail isi rapat

karena saksi hanya mengambil foto-foto rapat kemudian saksi keluar dari

ruang rapat yang saksi ketahui pak camat menyarankan karena pengadaan

tanah diatas 1 Ha maka harus dilakukan oleh Panitia Pengadaan Tanah

Pemkot ;

- Bahwa setahu saksi diatas tanah tersebut sekarang ini telah dibangun

Gardu Induk dan sudah menjadi milik PT PLN harganya Rp.125.000 per

M2 ;

- Bahwa setahu saksi dana pembebasan tanah untuk pembangunan Gardu

Induk berasal dari Anggaran PLN ( APLN ) ;

Page 19: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

19

- Bahwa setahu saksi PT PLN tidak dirugikan dalam pembebasan tanah

untuk Gardu Induk tersebut ;

5. Saksi ARPAN

- Bahwa saksi sebagai pegawai PLN bertugas untuk melaksanakan

inventarisasi tapak tower yang akan dilalui transmisi termasuk diantaranya

tapak tower yang berdekatan dengan pembangunan Gardu induk sekitar

300 meter jaraknya yang harganya Rp.140.000 per M2 diambil dari

anggaran milik PT PLN ( APLN ) ;

- Bahwa Gardu Induk berfungsi untuk mengubah transmisi sebelum

didistribusikan kepada pelanggan PLN ;

- Bahwa dasar penentuan harga pembebasan tanah untuk tapak tower adalah

harga pasar dan NJOP ;

6. Saksi ARIADI SULISTYANTO, SH

- Bahwa setahu saksi PT PLN tidak dirugikan dalam pembebasan tanah

untuk Gardu Induk tersebut ;

- Bahwa saksi adalah Deputi Manager Umum PLN Pikitring Kalimantan

sejak tanggal 01 Januari 2005 sampai dengan sekarang dan sesuai SK No.

004. K/ JMPIKITRINGKAL / 2007 tanggal 02 April 2007 tentang susunan

Panitia Pengadaan Tanah dan Tegakan ketua Panitia adalah Bambang

Subiyanto, selaku Sekretaris adalah Sutrisno, Anggotanya adalah Muchtar,

Rajamang, , Arpan dan Supriyanto dan saksi sendiri ;

- Bahwa saksi ikut hadir dalam rapat panitia di Pemerintah Kota Samarinda

tanggal 14 – 15 Mei 2007 yang dipimpin oleh terdakwa Hamka Halek yang

dihadiri oleh sebahagian dari anggota Panitia Pengadaan tanah Pemerintah

Kota Samarinda dan sebahagian diwakilkan sedangkan dari PLN adalah

Bambang Subiyanto , Supriyanto dan saksi dan juga dihadiri oleh pemilik

tanah yaitu H.Hasbi ;

- Bahwa dalam rapat itu adalah tentang musyawarah harga tanah dimana

H.Hasbi meminta Rp.160.000 per M2 sedangakan dari panitia menawar

Rp.105.000 per M2 dan akhirnya disepakati Rp.125.000 per M2 ;

- Bahwa metode yang digunakan oleh panitia adalah dengan menambahkan

tiga komponen yaitu pertama NJOP sebesar Rp.10.000 , yang kedua harga

dasar tanah sesuai SK Walikota sebesar Rp.80.000 dan yang ketiga harga

pasar sebesar antara Rp.150.000 – Rp.300.000 lalu dibagi tiga ;

- Bahwa setelah terjadi kesepakatan harga tidak langsung dibuatkan Berita

Acara Kesepakatan harga akan tetapi pada hari itu juga dilakukan

pembayaran tanda jadi kepada pemilik tanah sebesar Rp.150.000.000,- ;

- Bahwa pembayaran atas lahan berasal dari Anggaran PT PLN (APLN)

seluruhnya sudah dibayarkan kepada pemilik tanah seluruhnya sekitar

Rp.4.809.371.250,- termasuk pajak ;

- Bahwa pembebasan tanah dilakukan dengan Tim dari Pemkot karena

pengadaan tanah untuk pembangunan Gardu Induk termasuk kepentingan

Page 20: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

20

umum dan masalah harga tanah sepenuhnya oleh PLN telah menyerahkan

kepada Panitia Pengadaan Tanah Pemkot ;

7. Saksi MULYONO

- Bahwa sesuai SK No. 004. K/ JMPIKITRINGKAL / 2007 tanggal 02 April

2007, saksi diangkat sebagai Wakil Koordinator Panitia Pembebasan tanah

dan Tegakan PT.PLN Proyek Induk pembangkit dan Jaringan Kalimantan,

sebelum menerima SK tersebut saksi diperintahkan atasan yaitu Ir Djoko

Edi Taufiq untuk melaksanakan kegiatan perencanaan pengadaan tanah

berupa survei lokasi yang akan dipergunakan PT.PLN dalam rencana

pembangunan Gardu Induk Sambutan ;

- Bahwa saksi melakukan survei tersebut sendiri saja, setelah mendapatkan

perintah saksi melakukan survey secara visual dibulan oktober tahun 2006,

dalam survey yang saksi lakukan selama 2 (dua) hari tersebut menemukan

6 (enam) lokasi beserta luas lahan kecuali harga tanah, kemudian hasil

survey tersebut saksi laporkan kepada atasan saya Ir.Djoko Edi Taufik.

Kriteria lokasi tersebut antara lain yaitu lokasi berada di pusat

beban/merupakan pusat pelanggan listrik, kedua dekat dengan jalur SUTT

150 KV Palaran-sambutan-Bontang, diupayakan dekat dengan jalan raya

umum, lahannya sedapat mungkin berupa tanah keras, status tidak

tumpang tindih. Yang terakhir adalah mendapat ijin dari kepala daerah

dalam hal ini Walikota , dari hasil perhitungan kami maka yang paling

cocok adalah tanah H.Hasbi seluas 3,7 Ha yang memiliki score tertinggi

sebab terdapat dipinggir jalan sehingga tidak perlu lagi membuat jalan

masuk, ada yang berbukit ada yang datar sehingga tidak perlu lagi

menguruk serta dekat dengan jaringan menengah ;

- Bahwa saksi melaporkan kepada pimpinan, bahwa saksi mendapatkan 6 (

enam ) lokasi :

1. Seluas 2,8 Ha an. Sapran , belum bersertifikat .

2. Seluas + 4 Ha an Manaf hanya bersegel.

3. Seluas 3,7 Ha an H.Hasbi, bersertifikat tanah memenuhi kriteria .

4. Seluas 4 Ha an Chairul, bersertifikat tanah agak rendah .

5. Seluas 4 Ha an Jamhari, berbersegel tanah bekas ditambang.

6. Seluas 1,7 Ha an belum ketemu pemiliknya .

- Bahwa dalam survei yang saksi lakukan tanah H.Hasbi dibuat plang diatas

tanah yang berisi tanah ini dijual , sudah bersertifikat akan tetapi tidak ada

pembicaraan harga dan tidak juga memberi harapan kepada yang

bersangkutan demikian pula dengan tanah alternatif lain yang berdekatan

dengan tanah H.Hasbi tidak bertemu dengan Khairul pemilik tanah ;

- Bahwa saksi tidak terlibat dalam penentuan harga tanah H.Hasbi ; dan

saksi tidak tahu siapa yang berwenang penentuan harga tanah untuk

pembangunan Gardu Induk ;

Page 21: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

21

8 . Saksi SUHARTOYO , SE

- Bahwa saksi adalah sebagai Manager SDM, Administrasi dan Keuangan

PT PLN dan sesuai SK No. 004. K/ JMPIKITRINGKAL / 2007 tanggal

02 April 2007 saksi diangkat sebagai Koordinator Panitia Pembebasan

Tanah dan tegakan PT.PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan

Jaringan Kalimantan wilayah Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur, serta

Kalimantan Barat, dengan tugas dan wewenang Panitia antara lain adalah

mengkoordinasi dua panitia Panitia Pembabasan Tanah dan tegakan

PT.PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Kalimantan dan saksi

lebih condong ke masalah keuangan selaku koordinator saksi memaraf

semua surat yang ditanda tangani oleh General Manager Ir.Karmiyono

yang berkaitan dengan pengadaan tanah gardu induk Sambutan tahun

2007;

- Bahwa yang saksi ketahui adalah daftar nominatif pembayaran ganti rugi

santunan tanah dalam rangka pengadaan tanah untuk lokasi pembangunan

gardu induk sambutan, saksi memaraf untuk mencocokkan biaya yang

tertuang dalam berita acara negosiasi dengan yang tertuang dalam daftar

nominatif yaitu senilai Rp. 4.649.875.000,- selain itu saksi tidak

mengetahui karena untuk kegiatan tersebut diserahkan kepada Ketua

Panitia pengadaan intern yaitu Ir. Bambang Subiyanto ;

- Bahwa sebelum pembayaran pernah ada permintaan panjar sebesar Rp.

150.000.000,- sehingga pembayaran terakhir sisa Rp. 4.267.381.250,-uang

panjar tersebut saksi cairkan pada tgl. 11 Mei 2007 dari cek melalui Bank

Mandiri Cabang Klandasan Balikpapan dengan persetujuan General

Manager, dana tersebut selanjutnya dikembalikan pada tgl. 05 Juli 2007 ;

- Bahwa anggaran pada tahun 2006 untuk pembebasan pengadaan tanah

sudah dianggarkan, tetapi karena tidak terlaksana maka diusulkan

kembali untuk tahun 2007, yang dianggarkan harga tanah untuk Gardu

Induk permeternya Rp.130.000,- ;

9 . IR. DJOKO EDI TAUFIK HIDAYAT

- Bahwa saksi adalah General Manager PLN Pikitring Kalimantan sejak

tanggal 1 Juni 2009 dan sebelumnya adalah Manager Bidang Perencanaan

sejak tahun 2005 ;

- Bahwa dalam Rencana Umum Pembangunan Tenaga Listrik PLN akan

mengadakan saluran listrik dari Palaran ke Bontang dengan melewati

daerah Sambutan, sehingga PLN merencanakan akan mendirikan gardu

induk PLN di wilayah Sambutan juga untuk melayani keperluan wilayah

Sambutan, sehingga PLN memasukan dalam kegiatan Program Rencana

Anggaran Perusahaan tahun 2007, dengan pagu anggaran 2,74 milyar

untuk luas lahan sekitar 1, 8 Ha dengan harga estimasi Rp. 150.000.000

- Pada Juli-Agustus 2006 ada diskusi teknik untuk mencari alternatif lokasi

Gardu Induk 150 kV di Sambutan di atas peta Kota Samarinda dengan

kriteria sebagai berikut:

Page 22: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

22

- Terletak pada jalur rencana jaringan transmisi 150 kV Palaran

Bontang

- Berada pada pusat beban

- Dekat dengan jaringan distribusi 20 kV

- Luas tanah mencukupi kebutuhan

- Dekat dengan jalan umum, sekaligus sebagai akses menuju gardu

induk

- Kondisi tanah cukup baik

- Status kepemilikan tanah jelas dan aman

- Mendapat izin dari Bupati/ Walikota

- Pada September-Oktober 2006 pra survei lapangan untuk mencari

alternatif gardu induk 150 kV dengan kriteria yang telah ditetapkan dan

diperoleh 6 lokasi alternatif dengan nilai bobot sebagai berikut:

1. alternatif 1 : 60

2. alternatif 2 : 67

3. alternatif 3 : 92

4. alternatif 4 : 65

5. Alternatif 5 : 60

6. Alternatif 6 : 70

- Bahwa pada 31 Oktober 2006 ada usulan pembebasan tanah gardu induk

150 kV kepada panitia pembebasan tanah dan ROW PT. PLN (persero)

Pikriting Kalimantan dengan Nota Dinas No. 030/131/MB. REN/2006

tanggal 31 Oktober 2006 , bahwa setelah saksi mendapatkan berita acara

musyawarah untuk negosiasi harga dari panitia pengadaan dan pembebasan

tanah, baru saksi merevisi anggaran dari 2, 74 milyar menjadi 4, 8 milyar

dengan luas menjadi 3, 7 Ha, setelah itu saksi usulkan revisi anggaran ke

pusat, kemudian PLN Pusat mengeluarkan Persetujuan anggaran tunai. ;

- Bahwa pengadaan tanah untuk Gardu Induk berasal dari Anggaran

Perusahaan Listrik Negara (APLN) , pengadaan tanah tersebut untuk

kepentingan umum guna pembangunan Gardu Induk sebagai bagian dari

Transmisi dan Distribusi ;

10. Saksi Ir . KARMIYONO

- Bahwa saksi adalah General Manager PLN Pikitring Kalimantan yang

bertugas untuk mengelola proyek-proyek pembangkit dan jaringan listrik

wilayah kerja seluruh Kalimantan ;

- Bahwa Sesuai Perpres No. 36 Tahun 2005 dan Perpres No. 65 Tahun

2006, pembebasan tanah dibawah 1Ha dapat dilaksanakan sendiri oleh PT.

PLN dengan membentuk Panitia Pengadaan tersendiri, sedangkan diatas 1

Ha dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan tanah yang dibentuk oleh Bupati /

Walikota setempat ;

- Bahwa untuk tanah diatas 1 Ha, PT. PLN mengajukan ijin penetapan

lokasi ke Bupati / Walikota, setelah ijin terbit pengajuan surat untuk

diproses pengadaan tanahnya, setelah selesai panitia pengadaan tanah

melakukan serah terima kepada PT. PLN ;

Page 23: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

23

- Bahwa untuk mendampingi Panitia Pengadaan Tanah (PEMDA) ditunjuk

Manajer Proyek untuk tahun 2007 adalah Ir. Bambang Subianto.;

- Bahwa untuk besarnya anggaran sesuai dengan hasil musyawarah yang

dituangkan dalam daftar Nominatif ;

- Bahwa disamarinda hanya ada 1 GI di Kel. Pulau Atas, tepatnya di Jalan

Sultan Sulaiman Samarinda, sesuai hasil survei ada beberapa tempat

dengan system pembobotan dari system pembobotan tersebut ditentukan

satu lokasi yang telah disurvei selanjutnya hasil survey tersebut diajukan

permohonan penetapan ijin lokasi kepada Walikota Samarinda, setelah

mendapatkan ijin lokasi sebagaimana surat Walikota No. 596/HK-KS/2007

tanggal 23 Januari 2007, PT. PLN menyurat kepada Walikota untuk

dilakukan pengadaan tanah oleh pihak Panitia Pengadaan tanah dari

Pemerintah Kota Samarinda;

- Bahwa dari surat permohonan yang dikirimkan kepada Walikota

Samarinda tersebut Walikota Samarinda menerbitkan Surat Keputusan

tentang Panitia Pengadaan Tanah Nomor No. 59-05/HK-KS/2007 tanggal

28 Maret 2007, untuk melaksanakan pengadaan tanah ;

- Bahwa dalam proses pengadaan tanah khususnya di Jalan Sultan Sulaiman

Samarinda tersebut, selaku General Manager hanya menerima laporan dari

Manager Proyek, mulai dari pelaksanaan kegiatan awal sampai akan

adanya keputusan tentang adanya harga ganti rugi yang akan diberikan,

atau laporan yang disampaikan oleh Manager Proyek adalah laporan lisan

bertemu dengan saksi menyampaikan akan adanya putusan tentang harga,

selain itu juga dilaporkan bahwa harga yang akan ditetapkan adalah

dibawah harga pasaran setempat ;

- Bahwa setelah Manager Proyek melaporkan kepada saksi selaku General

Menager, dengan memberi arahan tentang persuratan yang harus dipenuhi

secara administrasi, saksi juga sampaikan agar seluruhnya mengikuti apa

yang telah dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan dari Pemerintah Daerah/

Pemkot Samarinda, dari adanya laporan tersebut selanjutnya menurut

laporan dari Manager Proyek dilakukan pertemuan antara Panitia

Pengadaan Tanah, Manager Proyek dan Pemilik tanah, dalam rangka

musyawarah dan dibuat berita acara musyawarah. Setelah musyawarah

dilakukan maka Panitia Membuat Keputusan tentang harga kesepakatan

antara Pemilik tanah dengan PT. PLN. Sebagaimana penetapan harga

tersebut adalah Rp. 125.000,- (seratus dua puluh lima ribu rupiah) per

meter persegi. Sesuai dengan Keputusan Panitia Pengadaan Nomor :

590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tgl. 16 Mei 2007 tentang Penetapan

besarnya ganti kerugian atas lokasi yang terkena pembangunan GI

Sambutan di Kelurahan Pulau Atas Kec. Samarinda Ilir Kota Samarinda. ;

- Bahwa benar sebelum pembayaran tersebut sekitar tanggal 11 Mei 2007

Bambang Subiyanto mengajukan permohonan pinjaman kepada Keuangan

untuk operasional proyek sebesar Rp. 150.000.000,- dan telah diserahkan

kepada Bambang Subiyanto pada tanggal 14 Mei 2007 berupa cek ;

- Bahwa setahu saksi yang berwenang untuk memutuskan besarnya harga

tanah yang akan dibebaskan adalah Panitia Pengadaan Pemkot ;

Page 24: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

24

- Bahwa P2T PLN tidak pernah berkoordinasi dengan saksi tentang besarnya

harga tanah demikian pula P2T PLN tidak harus terlibat dalam

musyawarah harga tanah ;

11 . Saksi Ir.H.SYAIFULLAH J M.Si

- Bahwa saksi selaku Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan

Kota Samarinda adalah termasuk anggota Panitia Pengadaan Tanah sesuai

SK Walikota Samarinda No.590/05/170/HK-Ks/2007 tanggal 28 Maret

2007 selaku Ketua yaitu terdakwa Drs.H.Hamka Halek,M.si, Sekretaris

Drs.H.Supriyadi Semta,M.si, dan selaku anggota yaitu Ir.I Made mandia,

Ir. Yosef Barus,M.eng, Edy Wahyudi, S.Hut, H. Abdullah,SE.MM, Drs.

H.Didi Purwito, M.Si, Dr.Awal Hatmadi,MM,;

- Bahwa dalam rangka pembebasan tanah untuk pembangunan Gardu Induk

PLN di Sambutan pada tahun 2007 saksi mendapat undangan rapat panitia,

saksi mewakilkan kepada staf bernam Ruslani seperti biasanya dan sesuai

laporan staf ternyata diatas tanah yang hendak dibebaskan tidak terdapat

tanaman tumbuh sebagaimana tupoksi saksi dalam panitia untuk menaksir

harga tanaman ;

- Bahwa benar terdakwa menandatangani Berita Acara Penetapan harga

tanah tanggal 16 Mei 2007, berita acara pembayaran tanggal 5 juli 2007

dan daftar nominatif yang diantarkan oleh staf Tata Kota sekaligus

menerima honor4 panitia sebesar Rp.1.400.000,-;

- Bahwa saksi tidak pernah ikut menghadiri rapat musyawarah harga tanah

sebab telah diwakilkan kepada staf dan saksi juga tidak tahu mekanisme

penentuan harga tanah ;

12. Saksi HM.FADLY ILLA

- Bahwa saksi sebagai Plh Sekretaris Daerah Kota Samarinda sejak Mei

2007 dan diangkat menjadi Sekretaris Daerah Kota sejak Nopember 2007

s/d sekarang tugas dan tanggung jawab saksi ketika itu antara lain :

Melaksanakan tugas-tugas Sekretaris Daerah yang bersifat rutin, menanda

tangani surat-surat yang bersifat rutin, sedangkan yang bersifat

prinsip,kebijakan dilaksanakan Sekda definitif ;

- Bahwa saksi tidak mengetahui tentang pengadaan tanah untuk Gardu Induk

PLN t karena saat itu saksi menjabat selaku Asisten III Kota Samarinda,

namun yang saksi ketahui bahwa pada tanggal 30 mei 2007 selaku

Plh.Sekda Kota Samarinda menanda tangani surat No.590/0541/perk-

3/V/2007 perihal ganti rugi tanah untuk gardu induk yang ditujukan

kepada General Manager PT.PLN Kalimantan di Balikpapan menjawab

surat permintaan GM PT PLN Kalimantan No. 024/612-

PRINGKESIT/2007 tanggal 1Mei 2007 dengan besaran ganti rugi sebesar

Rp.4.649.857.000,- ;

- Bahwa SK Walikota Samarinda No.590.83/021/HUK-KS/2005 tgl 30 Mei

2005 tentang Klasifikasi dan Harga Dasar tanah ditetapkan sebagai acuan

Page 25: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

25

bagi Panitia Pengadaan Tanah untuk menentukan harga tanah yang akan

dibebaskan demi kepentingan umum dan pembangunan kota Samarinda ;

- Bahwa sesuai dengan SK Kepala Badan Pertanahan sebelum 2007 tentang

penaksiran harga tanah adalah tugas dan tanggung jawab Panitia

Pengadaan Tanah ;

- Bahwa benar pengadaan tanah untuk Gardu Induk PLN adalah untuk

kepentingan umum makanya Walikota menetapkan Panitia Pengadaan

Tanah dan Gardu Induk itu sudah dipergunakan termasuk mendukung

pelaksanaan PON tahun 2008 yang lalu ;

- Bahwa benar harga tanah pembebasan adalah Rp.125.000,- per M2 baik

dari pemilik tanah H.Hasbi dan PT PLN tidak ada keluhan tentang

penetapan harga tersebut dan menurut saksi harga tersebut adalah wajar ;

- Bahwa terdakwa selaku Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum dan

selaku Pegawai Negeri Sipil tidak pernah melakukan perbuatan tercela ;

13 . Saksi Drs.AWAL HATMADI. MM

- Bahwa saksi menjabat sebagai Lurah Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir

Kota Samarinda sejak tahun 2001 s/d tahun 2008 ;

- Bahwa saksi mengetahui pertama kali adanya pengadaan tanah untuk

Gardu induk Sambutan setelah menghadiri pertemuan di Kantor camat

Samarinda Ilir pada tanggal 19 April 2007. yang dihadiri oleh Petugas dari

PT. PLN yaitu Bambang Subianto, Suprianto, Rajamang, Muchtar, Arpan,

H. Hasbi dan anaknya, pak Camat Didi Purwito bahwa agenda pertemuan

tersebut adalah musyawarah dan sosialisasi harga, namun setelah Camat

menerima copy sertifikat milik H. A. HASBI maka camat menyampaikan

untuk pengadaan tanah tersebut harus dilakukan oleh Panitia pengadaan

tanah dari Pemerintah Kota Samarinda karena luas tanah lebih dari 1 Ha ;

- Bahwa setelah itu saksi menerima tembusan surat permintaan harga pasar

dari PT. PLN sebagaimana surat tanggal 23 April 2007 dan terdakwa

membalas surat tersbut pada tanggal 10 Mei 2007 no.39/671.31/pem/PA-

V/2007 terdakwa tujukan kepada Camat Samarinda Ilir dengan taksiran

harga pasar antara Rp. 150.000,-/m2 s/d Rp. 300.000,-/m2 ;

- Bahwa benar harga transaksi tanah disekitar lokasi tanah H.Hasbi belum

pernah ada yang mencapai Rp.300.000,-/M2 yang ada baru paling tinggi

Rp.166.000,-/M2 akan tetapi sesuai permintaan H.Hasbi agar dibuatkan

harga berkisar antara Rp.150.000,- s/d Rp.300.000 /M2 ;

-Bahwa di Kelurahan ada register tanah untuk mencatat transaksi jual beli

tanah dan register tersebut tidak saksi pergunakan untuk menjadi dasar

pembuatan harga pasar tetapi harga pasar tersebut terdakwa peroleh

berdasarkan survei lapangan langsung kepada pemilik tanah tanpa adanya

bukti transaksi yang terjadi ;

- Bahwa dalam register tanah yang saksi buat terdapat pencatatan jual beli

yang dilakukan H. Hasbi pada bulan April 2007 atas tanah yang

bersebelahan dengan lokasi untuk Gardu Induk dengan nilai transaksi Rp.

10.000.000- luas tanah 50/60X70 ;

Page 26: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

26

- Bahwa berdasarkan sesuai SK Walikota Samarinda No. 590-

05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 tentang Panitia Pengadaan

Tanah untuk Kepentingan Umum ditunjuk sebagai ketua panitia yaitu

terdakwa Drs. Hamka Halek MSi , sekretaris Drs. H Supriyadi Semta, Msi

dan selaku anggota yaitu ABDULLAH,SE, Edy Wahyudi, S.Hut, YOSEF

BARUS, MENG, Drs. H. Didi Purwito, M.Si, Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si,

IR. Made Mandia dan saksi selaku Lurah Pulau Atas ;

- Bahwa dalam rapat Panitia Pengadaan Tanah bersama Tim PLN dan

Pemilik Tanah pada tanggal 14 – 15 Mei 2007 menetapkan harga adalah

berdasarkan NJOP sebesar Rp.10.000,-/m2 ditambah dengan harga

pasaran diambil yang tertinggi adalah Rp.300.000,-/m2 ditambah dengan

harga penetapan dari SK Walikota Samarinda tahun 2005 sebesar 87.500,-

/m2 dari jumlah tersebut dibagi 3 maka diperoleh hasil Rp.132.500,-/m2,

selanjutnya disampaikan kepada pemilik tanah dan pihak PT.PLN lalu

dilakukan negosiasi dimana pemilik tanahy pada awalnya meminta harga

Rp.160.000 /M2 akan tetapi kemudian diperoleh kesepakatan harga

Rp.125.000,-/m2 dan selanjutnya dibuat Berita Acara Musyawarah yang

ditanda tangani oleh Panitia yang hadir saat itu ;

- Bahwa pada tanggal 16 Mei 2007 tidak ada pertemuan, namun ada surat

yang dibuat sebagai persyaratan administrasi berupa Keputusan Panitia

atas musyawarah berupa penetapan besarnya ganti rugi.;

- Bahwa pembayaran tanah dilakukan pada tanggal 5 Juli 2007 dengan cara

PLN mentransfer kedalam rekening pemilik tanah H.Hasbi sebesar

37.199,- M 2

x Rp. 125.000,- = Rp. 4.649.875.000,- dilakukan dihadapan

Panitia dan dibuatkan Berita Acara pembayarannya, dengan rincian:

a. Ganti rugi + 37.199 M 2

x Rp. 125.000,- = Rp. 4.649.496.250,-

b. - Biaya Panitia 4 % x Rp. 2.000.000,- = Rp. 80.000.000,-

- Biaya Panitia 3 % x Rp. 2.649.875.000,- = Rp. 79.496.250,-

ditambah = Rp. 159.496.250,-

TOTAL = Rp. 4.809.371.250,-

- Bahwa sekarang ini tanah tersebut telah dibangun Gardu Induk PLN dan

telah digunakan untuk mensuplai listrik dalam pelaksanaan PON tahun

2008 dan sejak dibebaskan menjadi aset PLN ;

- Bahwa saksi tidak ada menerima pemberian uang dari pemilik tanah

maupun pihak PLN selain honor selaku Panitia Pengadaan Tanah sebesar

Rp 1.250.000,-

- Bahwa sepengetrahuan saksi tidak ada yang keberatan atas pembebasan

tanah tersebut ;

14 . Saksi Ir. YOSEP BARUS, M.Eng

- Bahwa saksi selaku Kepala Dinas Pemukiman dan Pengembangan Kota

Samarinda adalah termasuk anggota Panitia Pengadaan Tanah sesuai SK

Walikota Samarinda No.590/05/170/HK-Ks/2007 tanggal 28 Maret 2007

selaku Ketua yaitu Drs.H.Hamka Halek,M.si, Sekretaris Drs.H.Supriyadi

Semta,M.si, dan selaku anggota yaitu Ir.I Made mandia, Ir.Syaifullah, MSi,

Page 27: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

27

Edy Wahyudi, S.Hut, H. Abdullah,SE.MM, Drs. H.Didi Purwito, M.Si,

dan Drs.Awal Hatmadi,MM,;

- Bahwa dalam rangka pembebasan tanah untuk pembangunan Gardu Induk

PLN di Sambutan pada tahun 2007 saksi mendapat undangan rapat panitia,

saksi mewakilkan kepada staf bernam Mahyudin seperti biasanya dan

sesuai laporan staf ternyata diatas tanah yang hendak dibebaskan tidak

terdapat bangunan sebagaimana tupoksi saksi dalam panitia untuk

menaksir harga bangunan;

- Bahwa benar saksi menandatangani Berita Acara Penetapan harga tanah

tanggal 16 Mei 2007, berita acara pembayaran tanggal 5 juli 2007 dan

daftar nominatif yang diantarkan oleh staf Tata Kota sekaligus menerima

honor panitia sebesar Rp.1.400.000,-;

- Bahwa saksi tidak pernah ikut menghadiri rapat musyawarah harga tanah

sebab telah diwakilkan kepada staf dan saksi juga tidak tahu mekanisme

penentuan harga tanah ;

15 . Saksi ABDULLAH SE

- Bahwa saksi tahun 2007 menjadi Kabag Perlengkapan sampai dengan

2008, dan mulai Nopember 2008 menjadi Kepala Badan Perijinan Terpada

Satu Pintu Kota Samarinda sampai dengan sekarang ;

- BAHWA saksi ditunjuk sebagai anggota panitia berdasarkan SK Walikota

Samarinda No.590-05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 dan selaku

Ketua yaitu terdakwa Drs.H.Hamka Halek,M.si, , sekretaris Drs H

Supriyadi Semta Msi dan selaku anggota yaitu Ir.I Made mandia, Edy

Wahyudi, S.Hut, YOSEF BARUS, MENG, Drs. H. Didi Purwito, M.Si,

Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si, dan Drs. AWAL HATMADI, MM ;

- Bahwa tugas saksi sebagai anggota yaitu antara lain : Mengadakan

penelitian mengenai status hukum tanah, bangunan, tanaman,dan benda-

benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang akan dibebaskan

tersebut, Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian atas tanah,

bangunan, tanaman, Memberikan penjelasan atau mengusulkan besarnya

ganti kerugian kepada instansi yang memerlukan dan pemilik lahan,

Menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti rugi kepada pemilik

lahan, Membuat berita acara pelepasan tanah.;

- Bahwa dalam pembebasan tanag dalam rangka pembangunan Gardu Induk

PLN adalah pertama yang mencari lokasi dan melakukan kajian tehnis

sesuai dengan kebutuhan adalah PLN sendiri, kemudian karena luas lahan

tersebut lebih dari 1 Ha maka PLN mohon kepada Pemkot Samarinda

Cq.Panitia untuk memproses ganti rugi/penyelesaian masalah lokasi yang

diinginkan, berdasarkan hal tersebut kemudian panitia mengadakan rapat-

rapat tim dan sosialisasi, penyelesaian masalah,memfasilitasi negosiasi

harga ;

- Bahwa benar saksi menerima undangan pada tanggal 13 Mei 20007 siang

hari undangan tersebut untuk tanggal 14 Mei 2007 dan untuk undangan

tanggal 15 Mei 2007 saksi terima tanggal 14 Mei 2007 siang hari , bahwa

hal – hal yang dibicarakan dalam rapat mengenai adanya permohonan dari

Page 28: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

28

PT.PLN untuk pembangunan Gardu Induk dan PT.PLN pada saat itu

berkeinginan untuk pembebasan tanah, Panitia Pemerintah Kota hanya

melengkapi segala yang diperlukan dan membuat rumusan yang akan

ditawarkan kepada pemilik tanah mengenai harga tanah yaitu tawarannya

melalui 3 komponen : NJOP PBB Harga pasaran dan SK.Walikota ;

- Bahwa benar yang menyampaikan 3 unsur komponen mengenai

penafsirkan harga tanah tersebut pimpinan rapat ;

- Bahwa benar yang hadir pada saat tanggal 15 Mei 2007 yaitu : Saksi,

Pemilik tanah, PLN ada tiga orang , terdakwa, Ketua Tim dari Pemerintah

Kota Samarinda dan yang lainnya saksi tidak ingat asi harga, menyaksikan

pembayaran serta membuat beriata acara, dan lain sebagainya. ;

- Bahwa yang melakukan penaksiran harga adalah panitia pengadaan sesuai

dengan tugas panitia pengadaan berdasarkan SK Walikota Samarinda

No.590-05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007, yang didalam SK

tersebut dinyatakan salah satu tugas panitia adalah menaksir dan

mengusulkan besarnya ganti kerugian/santunan atas tanah, bangunan,

tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang

haknya akan dilepaskan ;

- Bahwa dalam hal negosiasi, panitia melakukan Rapat internal , memanggil

pemilik lahan dan instansi yang membutuhkan dan dalam pelaksanaan

Panitia menetapkan harga berdasarkan tiga komponen yaitu harga pasar

berdasarkan surat terdakwa selaku Lurah antara Rp.150.000,- -

Rp.300.000,- per M2, NJOP seharga Rp..10.000,- dan harga dasar tanah

sesuai SK Walikota tahun 2005 sebesar Rp 80.000,- per M2 kemudian

dibagi tiga dan didapatlah angka Rp.130.000,-/M2, hal tersebut mengacu

terhadap Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 1 Tahun 1994

pasal 16 , kemudian dalam tawar menawar disepakati Rp.125.000,- /M2

dan oleh PLN menyetujui pembayaran karena pihak PLN dalam setiap

rapat selalu hadir ;

- Bahwa pembayaran dilakukan pada tanggal 05 Juli 2007 sesuai dengan

Berita Acara Pembayaran ganti rugi dengan perincian 37.199,-M2 X

Rp.125.000,- =Rp.4.649.875.000, yang dilakukan dihadapan panitia

melalui transfer langsung dari PLN kepada rekening H.Hasbi sebagai

pemilik lahan ;

16. Drs SUPRIYADI SEMTA . Msi

- Bahwa saksi tahun 2007 menjadi Kabag Perkotaan sampai dengan 2009,

dan menjadi Kepala Dinas Perhubungan sejak Agustus 2009 sampai

dengan sekarang ;

- Bahwa saksi ditunjuk sebagai sekretaris panitia berdasarkan SK Walikota

Samarinda No.590-05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 dan selaku

Ketua yaitu terdakwa Drs.H.Hamka Halek,M.si, , dan selaku anggota yaitu

Ir.I Made mandia, Abdullah, SE, Edy Wahyudi, S.Hut, YOSEF BARUS,

MENG, Drs. H. Didi Purwito, M.Si, Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si, dan Drs.

AWAL HATMADI, MM ;

Page 29: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

29

- Bahwa tugas saksi sebagai Sekretaris yaitu antara lain : Mengadakan

penelitian mengenai status hukum tanah, bangunan, tanaman,dan benda-

benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang akan dibebaskan

tersebut, Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian atas tanah,

bangunan, tanaman, Memberikan penjelasan atau mengusulkan besarnya

ganti kerugian kepada instansi yang memerlukan dan pemilik lahan,

Menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti rugi kepada pemilik

lahan, Membuat berita acara pelepasan tanah.;

- Bahwa dalam pembebasan tanag dalam rangka pembangunan Gardu Induk

PLN adalah pertama yang mencari lokasi dan melakukan kajian tehnis

sesuai dengan kebutuhan adalah PLN sendiri, kemudian karena luas lahan

tersebut lebih dari 1 Ha maka PLN mohon kepada Pemkot Samarinda

Cq.Panitia untuk memproses ganti rugi/penyelesaian masalah lokasi yang

diinginkan, berdasarkan hal tersebut kemudian panitia mengadakan rapat-

rapat tim dan sosialisasi, penyelesaian masalah,memfasilitasi negosiasi

harga, menyaksikan pembayaran serta membuat beriata acara, dan lain

sebagainya. ;

- Bahwa yang melakukan penaksiran harga adalah panitia pengadaan sesuai

dengan tugas panitia pengadaan berdasarkan SK Walikota Samarinda

No.590-05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007, yang didalam SK

tersebut dinyatakan salah satu tugas panitia adalah menaksir dan

mengusulkan besarnya ganti kerugian/santunan atas tanah, bangunan,

tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang

haknya akan dilepaskan ;

- Bahwa dalam hal negosiasi, panitia melakukan Rapat internal , memanggil

pemilik lahan dan instansi yang membutuhkan dan dalam pelaksanaan

Panitia menetapkan harga berdasarkan tiga komponen yaitu harga pasar

berdasarkan surat terdakwa selaku Lurah antara Rp.150.000,- -

Rp.300.000,- per M2, NJOP seharga Rp..10.000,- dan harga dasar tanah

sesuai SK Walikota tahun 2005 sebesar Rp 80.000,- per M2 kemudian

dibagi tiga dan didapatlah angka Rp.130.000,-/M2, hal tersebut mengacu

terhadap Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 1 Tahun 1994

pasal 16 , kemudian dalam tawar menawar disepakati Rp.125.000,- /M2

dan oleh PLN menyetujui pembayaran karena pihak PLN dalam setiap

rapat selalu hadir ;

- Bahwa pembayaran dilakukan pada tanggal 05 Juli 2007 sesuai dengan

Berita Acara Pembayaran ganti rugi dengan perincian 37.199,-M2 X

Rp.125.000,- =Rp.4.649.875.000, yang dilakukan dihadapan panitia

melalui transfer langsung dari PLN kepada rekening H.Hasbi sebagai

pemilik lahan ;

- Bahwa aturan yang dipergunakan dalam pembebasan tanah yaitu Perpres

No.65 tahun 2006 tentang Perubahan atas Perpres No.36 tahun 2005

tentang Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk

kepentingan umum sepanjang yang sudah bisa dilaksanakan. ;

- Bahwa Tim Pengadaan Tanah Pemkot Samarinda sudah sering

mengadakan pengadaan tanah namun hanya kali ini yang bermasalah ;

Page 30: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

30

17 . Saksi H. DIDI PURWITO, M.Si

- Bahwa saksi selaku Camat Samarinda Ilir adalah termasuk anggota Panitia

Pengadaan Tanah sesuai SK Walikota Samarinda No.590/05/170/HK-

Ks/2007 tanggal 28 Maret 2007 selaku Ketua yaitu terdakwa Drs.H.Hamka

Halek,M.si, Sekretaris Drs.H.Supriyadi Semta,M.si, dan selaku anggota

yaitu Ir.I Made mandia, Ir. Syaifullah MSi, Edy Wahyudi, S.Hut, H.

Abdullah,SE.MM, Ir. YOSEP BARUS M.Eng dan Drs. Awal

Hatmadi,MM,;

- Bahwa tugas saksi sesuai Tupoksi sebagai Camat ketika itu yaitu : Melihat

surat-surat tanah kepemilikan H.Hasbi, meninjau lokasi tanah,

mengumumkan status tanah , meminta harga pasaran tanah ditempat

tersebut melalui lurah, menyerahkan hasil tersebut kepada Panitia

kemudian dirapatkan oleh Panitia ;

- Bahwa sesuai dengan SPPT PBB tahun 2007, NJOP di wilayah Kelurahan

Pulau Atas sebesar Rp.10.000,- Berdasarkan SK Walikota No.590-

83/021/Huk-KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 Klasifikasi harga tanah serta

tertib ganti rugi tanam tumbuh seharga Rp.80.000,- dan Harga Pasaran

sebesar Rp. 150.000,- s/d Rp. 300.000,- sesuai dengan Surat Lurah Pulau

Atas No.36/671/31/Pem/PA-V/2007 tanggal 10 Mei 2007.

- Bahwa sesuai surat PLN pada tanggal 19 April 2007 diadakan rapat

dikantor saksi Kecamatan Samarinda Ilir yang dihadiri oleh Tim PLN ,

pemilik tanah dan lurah pulau atas dalam rangka musyawarah tanah yang

akan digunakan untuk membangun Gardu Induk PLN dan sosialisasi serta

pemeriksaan dokumen akan tetapi karena luas tanah yang akan dibebaskan

lebih dari 1 Ha maka saksi menyarankan sesuai dengan Perpres No.36

Tahun 2005 jo Perpres No,65 Tahun 2006 maka pembebasan itu harus

melalui Panitia Pengadaan Tanah Pemkot Samarinda sehingga

musyawarah harga tanah tidak terlaksana pada hari itu ;

- Bahwa awalnya lurah Pulau Atas menyampaikan kepada saksi harga

pasaran tanah dengan harga satuan antara Rp. 150.000,- s/d Rp. 300.000,-

/M2, selanjutnya kami menyampaikan hasil penelitian kami kepada Panitia

Tim yang kemudian dirapatkan oleh Panitia Tim dan diikuti juga oleh

pemilik tanah (H.Hasbi) dan disepakati antara PLN dan H.Hasbi kemudian

ditetapkan dalam Surat Keputusan Panitia pengadaan tanah kota Samarinda

Nomor : 590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 15 Mei 2007 pada Putusan

No.3 harga ditetapkan dengan harga Rp. 125.000,-/M2 termasuk PPN

sebesar 5 %. Padahal awalnya pemilik tanah mematok harga Rp.160.000,-

/M2 dan setelah terjadi tawarenawar disepakati harga Rp.125.000/M2 ;

- Bahwa sesuai dengan pertemuan Panitia dalam menetapkan harga adalah

berdasarkan NJOP sebesar Rp.10.000,-/m2 ditambah dengan harga

pasaran diambil yang tertinggi adalah Rp.300.000,-/m2 ditambah dengan

harga penetapan dari SK Walikota Samarinda tahun 2005 sebesar 87.500,-

/m2 dari jumlah tersebut dibagi 3 maka diperoleh hasil Rp.132.500,-/m2,

selanjutnya disampaikan kepada pemilik tanah dan pihak PT.PLN lalu

dilakukan negosiasi sehingga diperoleh harega Rp.125.000,-/m2, dasar

perhitungannya demikian karena kebiasaan yang dilakukan seperti itu. ;

Page 31: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

31

- Bahwa pembayaran dilakukan pada tanggal 05 Juli 2007 di Pemkot

Samarinda uang tersebut dari PT.PLN sendiri langsung melakukan transfer

ke rekening H.Hasbi.;

- Bahwa menurut saksi harga tersebut adalah wajar karena tanah tersebut

sudah bersertifikat hak milik, tanah sebagian sudah dimatangkan, lokasi

dipinggir jalan besar, dekat dengan perumahan korpri, tanah sebagian

sudah dikaplingkan dengan harga antara Rp. 150.000,-/M2 s/d

Rp.200.000,-/M2 tergantung letak tanahnya ;

18 . Saksi H.HASBI

- Bahwa saksi ada memiliki tanah di Jl Sultan Sulaiman Kel.Pulau Atas

Kec.Samarinda Ilir yang pada tahun 1990 an saksi membeli tanah

dipinggir jalan seluas 11.863 M2 dengan alas hak berupa pelepasan tanah,

dari seseorang bernama Darman dengan harga sekitar Rp.6.000/M2,

selanjutnya tahun 1997 tanah tersebut saksi sertifikatkan, selanjutnya

sekitar tahun 1994 saksi membeli lagi disebelah lokasi tersebut seluas

19.303 M2 dan baru saksi sertifikatkan tahun 2000 saksi beli dari sdr Harjo

seharga Rp. 8.000/M2, selanjutnya saksi membeli lagi tanah yang

bersebelahan dengan lokasi tersebut dengan luas 25.380 M2 dengan harga

Rp.10.000,-/m2 yang sudah bersertifikat dari sdr Basri (Almarhum),

kemudian dari ketiga sertifikat tersebut saksi ubah menjadi satu sertifikat

yang terdaftar dengan nomor 264 dengan luas seluruhnya 56.546 M2,

kemudian tahun 2005 ada saksi jual

seluas 13.000 M2, dan yang saksi tempati sekarang seluas 6.347 M2, dan

terakhir adalah tanah seluas 37.199 M2 yang pada tahun 2007 dibeli oleh

PT. PLN. ;

- Bahwa awalnya lokasi tanah milik saksi seluas 37.199 M2 tersebut telah

saksi uruk dan rencananya akan dijual kaplingan, kemudian saksi

didatangi seseorang yang mengaku dari PT. PLN bernama Makmur, yang

menanyakan lokasi tersebut akan dijual berapa, saksi jelaskan kalau cocok

harganya pasti akan dilepas, kemudian sekitar bulan April 2007 datang

dari PT.PLN menanyakan tentang surat menyurat dan terakhir menanyakan

harga tanah dan saksi jelaskan bahwa harga tanah tersebut saya buka Rp.

175.000/M2, dari pembicaraan tersebut dilanjutkan dengan beberapa kali

pembicaraan terakhir dengan panitia di Pemkot Samarinda dan disepakati

harga tanah Rp. 125.000/M2, lalu dilakukan pengukuran oleh PT. PLN.

- Bahwa sebelum dilakukan pembayaran secara tunai pada bulan Mei 2007

saksi mengajukan surat ke PT. PLN untuk meminta tanda jadi sebesar Rp.

300.000.000,- namun saksi terima tanda jadi hanya Rp. 150.000.000,-, dan

pada tanggal 05 Juli 2007 dilakukan pelunasan yang ditransfer langsung ke

rekening saksi yang setelah dipotong pajak dan uang muka yang saksi

terima jumlahnya Rp. 4.417.381.250,- dan setelah dana tersebut masuk ke

rekening saksi maka saksi menanda tangani Berita Acara Pembayaran. ;

- Bahwa ketika pertemuan di Pemkot Panitia Pengadaan Tanah menawar

sebesar Rp. 105.000,-/M2, dan ketika itu saksi katakan jika harga Rp.

105.000,-/M2 saksi batalkan saja jual beli tanah tersebut lalu saksi

Page 32: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

32

meminta harga Rp.160.000/M2 kemudian terjadi kesepakatan harga

sebesar Rp.150.000,-/M2 ;

- Bahwa pada saat pertemuan tanggal 19 April 2007 di Kantor Camat saksi

tidak menyampaikan telah ada penawaran kepada PT. PLN dengan harga

Rp. 160.000,-/m2 sebagai mana surat saksi tanggal 9 April 2007 karena

tidak ditanya oleh Camat. Bahwa setelah pertemuan di Kantor Kecamatan

tersebut saksi bertemu dengan Bambang Subiyanto, Spriyanto di rumah

saksi dan membicarakan tentang kesepakatan harga namun belum

disepakati yaitu saksi bersedia menurunkan harga menjadi Rp. 125.000/m2

bila seluruh tanah dibeli seluas 3,7 ha dan diberi tanda jadi ;

- Bahwa saksi diberi arahan oleh Supriyanto dan Bambang Subiyanto

untuk membuat surat dan akhirnya sksi membuat surat tertanggal 1 Mei

2007 seolah olah ada kesepakatan di Kantor Camat dengan harga Rp.

125.000,-/m2 lengkap dengan rincian pembayaran pajak, dalam surat

tersebut saksi minta pinjaman uang Rp. 300.000.000,-dan sampai dengan

tanggal 15 Mei 2007 terhadap surat tersebut tidak ada tanggapan.baru

setelah ada pertemuan tanggal 15 Mei 2007 dan disepakati harga Rp.

125.000,-/m2 sore harinya Bambang Subiyanto, Supriyanto datang ke

rumah menyerahkan cek senilai Rp. 150.000.000,- sebagai tanda jadi ;

- Bahwa dana sebesar Rp. 4.649.875.000,- saksi pergunakan sebagai

berikut:

Tanggal 05 Juli 2007 Sebesar Rp. 200.000.000 untuk zakat panti

asuhan dan orang-orang miskin ;

Tanggal 09 Juli 2007 1. Sebesar Rp. 125.000.000 untuk anak saksi

an. TAUFIK RACHMAN Jl. P. Suryanata

Komp. Batu Putih.

2. Sebesar Rp. 250.000.000 untuk istri saksi

HJ. FATIMAH Jl. Belatuk I No. 7

Samarinda.

3. Sebesar Rp. 250.000.000 untuk anak saksi

NANI RACHMAWATI Jl. Hasan Basri No.

51 Samarinda.

4. Sebesar Rp. 250.000.000 untuk anak saksi

EDY WAHYUDI Jl. Hasan Bari No. 51

5. Sebesar Rp. 250.000.000 untuk anak saksi

HIDAYAH YULIANA Jl. Sentosa Gg III

No. 55.

6. Sebesar Rp. 10.000.000 untuk anak saksi

ADI BAHAGIA RACHMANI.

Tanggal 10 Juli 2007 Sebesar Rp. 10.000.000 untuk NANANG

FIRDAUS anak saksi yang beralamat di Jl.

Belatuk I No. 7

Tanggal 10 Juli 2007 Rp. 250.000.000 namun saksi lupa

Tanggal 13 Juli 2007 Rp. 100.000.000 untuk kepentingan usaha

Tanggal 16 Juli 2007 Rp. 100.000.000 untuk kepentingan usaha

Tanggal 17 Juli 2007 Rp. 500.000.000 untuk NANANG FIRDAUS

anak saksi yang beralamat di Jl. Belatuk I No. 7

Page 33: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

33

Tanggal 20 Juli 2007 Rp. 240.000.000 untuk anak saksi ADI

BAHAGIA RACHMANI

Tanggal 30 Juli 2007 Rp. 150.000.000 untuk kepentingan usaha

Tanggal 06 Agustus

2007

Rp. 30.000.000 untuk kepentingan usaha

Tanggal 07 Agustus

2007

Rp. 16.000.000 untuk kepentingan usaha

Tanggal 13 Agustus

2007

Rp. 80.000.000 untuk kepentingan usaha

Tanggal 14 Agustus

2007

Rp. 15.000.000 untuk kepentingan usaha

Tanggal 11 September

2007

Rp. 85.000.000 untuk kepentingan usaha

Tanggal 26 September

2007

Rp. 30.000.000 untuk kepentingan usaha

Tanggal 27 September

2007

Rp. 375.000.000 untuk kepentingan usaha

Tanggal 04 Oktober

2007

Rp. 30.000.000 untuk kepentingan usaha

Rp. 85.000.000 untuk kepentingan usaha

Tanggal 30 Oktober

2007

Rp. 30.000.000 untuk kepentingan usaha

Rp. 189.000.000 untuk pembelian tanah

an. HERMAWAN IMOEK

Tanggal 07 Nopember

2007

Rp. 41.310.000 untuk kepentingan usaha

19. Saksi EDI WAHYUDI, S.Hut

- Bahwa saksi adalah Kepala Seksi Pendataan dan Penilaian di Kantor

Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Samarinda sejak tahun 2006 – 2008;

- Bahwa saksi tidak mengetahui adanya perintah atau penugasan dari

Pemerintah Kota Samarinda tentang panitia, saksi mengetahui awalnya

dari adanya undangan dari Asisten Pemerintah & Hukum Pemerintah Kota

Samarinda, selanjutnya karena adanya undangan tersebut saksi ditugaskan

oleh kepala kantor untuk menghadirinya, namun saksi mewakilkan kepada

staf saksi yang bernama Agung Hermantobersama Budi, sesuai surat

undangan tanggal 9 Mei 2007 tersebut staf saksi hadir dalam undangan

tanggal 14 Mei 2007, dari hasil pertemuan tanggal 14 Mei 2007 tersebut

saksi dilapori oleh staf tentang adanya hasil rapat pengadaan tanah untuk

pembangunan gardu induk PT. PLN dengan lokasi di Jl. St Sulaiman,

Pulau Atas (sambutan) seluas 3,7 Ha, harga pasar Rp. 150.000,- -Rp.

300.000,-, harga kesepakatan/ deal Rp. 125.000,- /m2, NJOP ;

- Bahwa sepengetahuan saksi KPP PBB Samartinda dilibat kan dalam

kepanitiaan Pengadaan Tanah karena kantor saksi dapat memberikan

informasi mengenai data perpajakan atas transaksi tanah ;

- Bahwa sesuai Kep.Menkeu No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006 tanggal 29

Desember 2006 untuk Kelurahan Pulau Atas NJOP tertinggi Rp.103.000,-

dan terrendah Rp.5.000,- sedangkan NJOP untuk lokasi tanah yang

dibebaskan o0leh PLN sebesar Rp.10.000,- ;

Page 34: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

34

- Bahwa benar kalau ada transaksi untuk kepentingan umum : penjual 5%

dari harga transaksi PPH, kalau pemerintah tidak kena BPHTP dan

kalau dibawah NJOP tetap 5% penjual dan pembeli ;

- Bahwa saksi ada menerima honor sebesar Rp1.342.350 ,-

20. Saksi Ir.MADE MANDIA

- Bahwa saksi Kepala Badan Pertanahan Nasional Samarinda ditunjuk

sebagai anggota panitia berdasarkan SK Walikota Samarinda No.590-

05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 dan selaku Ketua yaitu

terdakwa Drs.H.Hamka Halek,M.si, , sekretaris Drs H Supriyadi Semta

Msi dan selaku anggota yaitu ABDULLAH SE, Edy Wahyudi, S.Hut,

YOSEF BARUS, MENG, Drs. H. Didi Purwito, M.Si,

Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si, dan Drs. AWAL HATMADI, MM ;

- Bahwa tugas saksi secara khusus hanya memberikan penelitian tentang

alas hak yang dimiliki oleh pememgang hak atas tanah, sedangkan tugas

lain sesuai SK Walikota anatara lain : Mengadakan Penelitian dan

inventarisasi atas tanah,bangunan diatasnya, mengadakan penelitian status

hukum tanah, menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian dan lain-

lain. ;

- Bahwa saksi tidak mengetahui tentang penentuan harga tanah, karena saksi

memerintahkan staf yaitu Kasubsi Pengadaan Tanah bernama Imam

Santoso, sesuai laporan yang saksi terima dari Imam Santoso proses

pengadaan dilaksanakan sesuai ketentuan dan tidak ada permasalahan. dan

menurut laporan dari Imam tersebut proses tersebut telah dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan dan tidak ada permasalahan sehingga saksi

menyetujui dan menanda tangani dalam berita acara musyawarah

penetapan harga adalah Imam santoso sedangkan yang menanda tangani

penetapan harga adalah saksi ;

- Bahwa sepengetahuan saksi belum ada Tim penilai Harga tanah karena

belum ada peraturan pelaksana Perpres No.65 Tahun 2006 sehingga masih

tetap mengacu terhadap Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.1

Tahun 1994 ;

- Bahwa mekanisme pengadaan tanah sesuai Perpres No.65 Tahun 2006

dipimpin oleh Panitia Pengadaan dalam negosiasi harga antara pemilik

tanah dengan instansi yang membutuhkan tanah dan kalau dalam

musyawarah tidak ada kata sepakat maka dipindahkan terhadap tanah

alternatif lain dan apabila tidak ada tanah alternatif maka ditempuh

mekanisme pencabutan tanah ;

- Bahwa benar Badan Pertanahan Nasional tidak punya data harga tanah

setempat karena jual beli tidak pernah dilakukan dihadapan Badan

Pertanahan Nasinal dan saksi tidak punya data rekap harga tanah .;

- Bahwa benar lurah Pulau Atas tidak pernah meminta data harga dan

kantor saksi tidak pernah membuat edaran harga tanah ;

Page 35: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

35

21.Saksi Ir. BAMBANG SUBIYANTO , bahwa saksi tidak hadir

dipersidangan maka keterangan saksi yang diberikan dihadapan penyidik

sesuai Berita Acara Pemeriksaan saksi tanggal 30 Maret 2010 dibacakan

dipersidangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

- Bahwa benar dalam rangka pengadaan tanah untuk Gardu Induk PT.PLN

saksi sebagai Ketua Tim pembebasan tanah dan Tegakan PT.PLN Proyek

Induk Pembangkit dan jaringan Kalimantan Wilayah Kalimantan Selatan,

Tengah dan Timur ;

- Bahwa benar saksi selaku Ketua Panitian Pengadaan tanah PT.PLN dan

sebagai sekretaris Sutrisno, anggota Ariyadi, Supriyanto, Muchtar,

Rajamang, Arpan yang dilakukan Panitia setelah menerima SK dari

General Manager melakukan Konsulidasi dan saksi mendapatkan

informasi dari anggota bahwa tanah yang akan dibangun Gardu Induk di

daerah Sambutan dan sudah mendapatkan ijin dari Walikota Samarinda ;

- Bahwa benar untuk pengadaan tanah Gardu Induk sambutan tahun 2007

ketentuan yang dipegunakan baru peraturan pelaksana Kepres 55 tahun

1993 ;

- Bahwa benar saksi mengetahui adanya surat Nomor: 024

/613/PRING/KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007 perihal pembebasan tanah

Gardu Induk Sambutan karena yang menandatangani surat tersebut saya

selaku Manajer PRORING KALSELTENGTIM ;

- Bahwa benar Keputusan Penetapan lokasi Panitia PT.PLN membuat surat

kepada Walikota untuk menyerahkan kegiatan Pengadaan Tanah untuk

Gardu Induk di Sambutan kepada Panitia Pemerintah Kota Samarinda,

dasar pembuatannya sesuai dengan Perpres 36 tahun 2005 jo Perpres 65

tahun 2006 menentukann bahwa pengadaan tanah untuk kepentingan

jaringan tranmisi termasuk kategori kepentingan umum ;

- Bahwa benar Panitia PT.PLN telah melakukan kegiatan sosialisasi

danmusyawarah di Kantor Kecamatan Samarinda Ilir pada tanggal 19

April 2007 yang dihadiri oleh Camat Samarinda Ilir DIDI PURWITO,

Lurah Pulau Atas AWAL HAMATDI, staf kantor Kecamatan SAFUDIN

AS, Pemilik tanah H.HASBI ditemani anaknya NANANG FIRDAUS,

SUPRIYANTO, RAJAMANG DAN MUCHTAR dari PT.PLN;

- Bahwa benar pertemuan dan kesepakatan di kantor Kecamatan secara

tertulis belum dilakukan mengenai harga tanah H.Hasbi dengan harga

Rp.125.000,-.

- Bahwa benar saksi pernah melakukan pembayaran uang tanda jadi karena

kebutuhan yang disampaikan oleh H.Hasbi selaku pemilik tanah

mengajukan permohonan tanda jadi sebesar Rp.150.000.000,- kepada

PT.PLN dan stelah mendapatkan persetujuan dari Manajemen PT.PLN

yang merealisasikan tanda jadi tersebut saksi sendiri ;

- Bahwa benar dana sebagai tanda jadi tersebut saksi peroleh dari PT.PLN

bagian keuangan Bapak SUHARTOYO manaajer bidang keuangan ;

- Bahwa benar pembayaran secara formal dialkukan satu kali pada tanggal 5

Juli 2007 dengan pembayaran melalui transfer Bank Mandiri Samarinda

Page 36: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

36

ke Rekening H.Hasbi, saat itu dilaksanakan rapat panitia Pemerintah Kota

Samarinda di Kantor Walikota ;

- Bahwa benar Panitia PT.PLN pernah diundang oleh Pemerintah kota

sebanyak 2 kali pertemuan, pertama mengenai musyawarah tanggal 14-15

Mei 2007, selanjutnya pembayaran tanggal 5 Juli 2007 ;

- Bahwa sebelum dilakukan musyawarah Panitia Pemerintah Kota

Samarinda melakukan analisa / analisis terhadap harga pasaran setempa,

NJOP, harga pasaran setempat yang dipergunakan adalah surat dari

Kelurahan Pulau Atas, NJOP dipakai di Kantor PP, metode

perhitungannya saksi tidak mengetahui, selanjutnya panitia menetapkan

kisaran harga tanah tersebut adalah Rp.125.000,- /m2 sampai

Rp.150.000,-

- Bahwa luas lahan yang diperlukan adalah sekitar 3,7 Ha sesuai yang

ditentukan oleh perencanaan ;

- Bahwa alas hak H.hasbi adalah Sertifikat Hak Milik Nomor Sertifikat

264 , harga permeter persegi sesuai kesepakatan adalah Rp.125.000,- /m2

dan total harga adalah Rp.4.6489875.000,- ;

- Bahwa negosiasi pada saat dilakukan musyawarah setelah Ketua panitia

Pemerintah Kota Samarinda membuka rapat dipersilahkan kepada

H.Hasbi untuk menyampaikan penawarannya kemudian ketua Panitia

melempar ini ke forum apabila ada anggota panitia yang keberatan atau

bertanya sesuatu dipersilahkan, karena tidak ada satupun yang

kebaratan dan bertanya sesuatu, maka panitia setuju angka Rp.125.000,-

/M2 tersebut setuju ;

- Bahwa sesuai dari hasil inventarisasi dari tim sebelumnya, diketahui lokasi

tanah milik H.Hasbi tersebut tidak dimiliki oleh orang lain dan telah

ditentukan oleh bidang perencanaan PT. PLN PIKITRING Kalimantan ;

Menimbang, bahwa di persidangan telah di dengar keterangan terdakwa

Drs. H . HAMKA HALEK M.Si yang pada pokoknya sebagai berikut :

- Bahwa pada tahun 2007 terdakwa adalah Asisten I Bidang Pemerintahan

dan Hukum Kota Samarinda ;

- Bahwa berdasarkan sesuai SK Walikota Samarinda No. 590-

05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 tentang Panitia Pengadaan

Tanah untuk Kepentingan Umum saksi ditunjuk sebagai ketua panitia ,

sekretaris Drs H Supriyadi Semta Msi dan selaku anggota yaitu

ABDULLAH SE, Edy Wahyudi, S.Hut, YOSEF BARUS, MENG, Drs. H.

Didi Purwito, M.Si, Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si, IR Made Mandia dan

terdakwa Drs. AWAL HATMADI, MM ;

- Bahwa tugas panitia sesuai SK Walikota No. 590-05/170/HK/KS/2007

tanggal 28 Maret 2007 antara lain sebagai berikut:

1. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah, bangunan,

tanaman, dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah

yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan.

Page 37: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

37

2. Menyerahkan penelitian mengenai status hukum tanah yang haknya

akan dilepaskan atau diserahkan.

3. Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian/ santunan atas

tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada kaitannya

dengan tanah yang haknya akan dilepaskan.

4. Memberikan penjelasan atau mengusulkan kepada pemilik/

pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan

tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan atau besarnya ganti rugi/

santunan.

5. Menyaksikan pelaksanakan penyerahan uang ganti rugi/ santunan

kepada para pemilik/ pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman,

dan benda-benda lain yang ada diatas tanah tersebut.

6. Membuat berita acara pelepasan tanah.;

- Bahwa tugas dan kewenangan terdakwa selaku Ketua Panitia Pengadaan

adalah memimpin tim dalam melaksanakan tugas-tugas antara lain :

mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan diatasnya,

mengadakan penelitian status hokum tanah, menaksir dan mengusulkan

besarnya ganti kerugian, memberikan penjelasan kepada pihak pihak atas

maksud dan tujuan (solusi) dan sebagainya ;

- Bahwa awalnya ada surat permohonan dari PT. PLN Balikpapan ke

Pemerintah Kota Samarinda No. 024/612/PRING.KSST/2007 tanggal 01

Mei 2007 yang diproses oleh bagian Perkotaan, selaku Ketua Panitia

terdakwa diberitahu Drs.Supriady Semta, selaku Sekretaris panitia tentang

adanya permohonan yang ditujukan kepada Walikota Samarinda sesuai

surat dari PT. PLN Nomor : 024/612/PRINGKSTT/2007, setelah surat

tersebut saksi terima, terdakwa minta kepada sekretaris panitia untuk

melakukan proses awal berupa undangan rapat, yang dilakukan pertama

kali adalah mengundang semua panitia.;

- Bahwa dalam rapat Panitia dengan pihak PLN dalam menetapkan harga

tanah tanggal 14 Mei 2007 tanpa dihadiri oleh H.Hasbi pemilik tanah

dibuatlah harga limit penawaranharga berdasarkan penambahan NJOP

sebesar Rp.10.000,-/M2 dengan harga pasaran diambil yang tertinggi Rp.

300.000,-/m2 ditembah dengan harga penetapan dari SK Walikota

Samarinda tahun 2005 sebesar Rp.87.000,-/m2 dari jumlah tersebut

kemudian dibagi 3 maka diperoleh hasil Rp. 130.000,-/m2 ;

- Bahwa selanjutnya pada rapat tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri oleh

pemilik tanah selanjutnya disampaikan kepada pemilik tanah dan yang

membutuhkan tanah lalu dilakukan negosiasi dimana panitia pertama

menawarkan harga Rp.105.000,-/M2 akan tetapi pemilik tanah

menawarkan Rp.160.000,-/M2 dan kemudian setelah dinegosiasikan lagi

diperoleh harga Rp. 125.000,-/m2 yang disetujui oleh pemilik tanah ,

bahwa dengan adanya persetujuan pemilik tanah tersbeut saksi

menanyakan kepada Bambang Subiyanto selaku perwakilan dari PT. PLN

dan disetujui. sehingga musyawarah berakhir dengan kesepakatan antara

pemilik tanah dengan PT. PLN atas harga sebesar Rp. 125.000-,/m2

Page 38: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

38

- Bahwa selanjutnya dibuat Berita Acara Musyawarah yang ditanda tangani

oleh Panitia yang hadir saat itu ;

- Bahwa pada tanggal 16 Mei 2007 tidak ada pertemuan, namun ada surat

yang dibuat sebagai persyaratan administrasi berupa Keputusan Panitia atas

musyawarah berupa penetapan besarnya ganti rugi.;

- Bahwa pembayaran tanah dilakukan pada tanggal 5 Juli 2007 dengan cara

PLN mentransfer kedalam rekening pemilik tanah H.Hasbi sebesar 37.199,-

M 2

x Rp. 125.000,- = Rp. 4.649.875.000,- dilakukan dihadapan Panitia dan

dibuatkan Berita Acara pembayarannya, dengan rincian:

a. Ganti rugi + 37.199 M 2

x Rp. 125.000,- = Rp. 4.649.496.250,-

b. - Biaya Panitia 4 % x Rp. 2.000.000,- = Rp. 80.000.000,-

- Biaya Panitia 3 % x Rp. 2.649.875.000,- = Rp. 79.496.250,-

ditambah = Rp. 159.496.250,-

TOTAL = Rp. 4.809.371.250,-

- Bahwa untuk pembayaran dilakukan setelah kesepakatan tersebut

diumumkan melalui Lurah, Camat dan BPN;

- Bahwa pemrosesan permohonan PLN tersebut Tim Penilai/Penaksir harga di

Pemkot Samarinda belum dibentuk akan tetapi karena kebutuhan listrik

sangat mendesak maka Panitia mengadakan penaksiran harga seperti

sebelum-sebelumnya dengan memakai metode yang sama menambahkan

tiga komponen seperti diatas sesuai arahan atasan saksi yaitu Walikota ,

Wakil Walikota dan Sekretaris Kota ;.

- Bahwa komponen NJOP diperoleh berdasarkan informasi dari KPP PBB

Samarinda sedangakan harga pasaran diperoleh dari Informasi terdakwa

selaku lurah setempat yaitu antara Rp.150.000 s/d 300.000,-

- Bahwa dalam pembebasan tanah tersebut dengan mempedomani Perpres

No.65 Tahun 2006 sesuai diktum SK Walikota tentang pembentukan Panitia

Pengadaan Tanah akan tetapi Prespres tidak dipedomani seluruhnya yaitu

tentang Tim Penilai harga tanah ;

- Bahwa selain honor terdakwa menerima uang baiak dari pemilik tanah saksi

H.Hasbi maupun dari pihak PLN ;

- Bahwa terdakwa belum pernah dihukum dalam perkara lain ;

Menimbang , bahwa dipersidangan telah didengar keterangan Ahli yang

diajukan oleh terdakwa/Penasehat Hukum terdakwa antara lain :

1 . Saksi Ahli SARWONO SINGGIH , SE

- Bahwa Ahli bekerja pada Kantor Penilai Properti pada Kantor Penilai

Publik SIH WIRYADI DAN REKAN yang telah bekerja sejak tahun 1995

s/d sekarang ; dan juga tercatat sebagai anggota MAPPI (Masyarakat

Penilai Properti Indonesia) akan tetapi belum memiliki sertifikat ;

- Bahwa atas permintaan Pemkot Samarinda melalui suratnya tertanggal 11

Mei 2010 no.620.11/0111/Perk.I/V/2010 kantor tim ahli melakukan

penilaian terhadap tanah yang dibebaskan untuk pembangunan Gardu

Induk PLN di Kelurahan Pulau Atas Samarinda Ilir mulai tanggal 14 Mei

2010 s/d 8 Juli 2010 yang tujuannya untuk memberikan pendapat

Page 39: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

39

mengenai Nilai Pasar Nyata atas properti tersaebut untuk kepentingan

Perkiraan Nilai Ganti Rugi Tanah ;

- Bahwa dari hasil penilaian Ahli yaitu bahwa harga/nilai pasar nyata (nilai

ganti rugi) tanah tersebut pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 134.000/m2.;

- Bahwa metode yang dilaksanakan yaitu mengacu pada Peraturan Kepala

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007,

tanggal 21 Mei 2007 Pasal 28 yaitu Penilaian harga tanah dilakukan oleh

Tim Penilai Harga Tanah, dalam hal tidak terdapat Lembaga Penilai Harga

Tanah sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (1), Tim Penilai harga

tanah sebagimana dimaksud pada ayat (1) melakukan penilaian harga tanah

berdasarkan pada Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) atau nilai

nayata/sebenarnya dengan memperhatikan NJOP tahun berjalan penilaian

tersebut juga berpedoman pada variable-variable antara lain : Lokasi dan

letak tanah, status Tanah, Peruntukkan Tanah, Kesesuaian penggunaan

tanah dengan rencana tata ruang wilayah atau perencanaan ruang -wilayah

atau kota yang telah ada, Sarana dan Prasarana yang tersedia,dan lain-lain

juga mengacu terhadap Standar Pernilaian Indonesia 2007 yang dibuat oleh

Gabungan Perusahaan Penilai Indonesia dan Masyarakat Profesi Penilai

Indonesia ;

- Bahwa penilaian suatu properti dapat dilakukan mundur terhadap waktu

yang lampau akan tetapi tidak dapat dilakukan penilaianj maju ke waktu

yang akan datang ;

- Bahwa NJOP hanya salah satu faktor untuk menentukan harga tanah tetapi

tidak dapat digunakan sebagai patokan harga pasar ;

- Bahwa penilaian yang dilakukan oleh Panitia Pengadaan Tanah Pemkot

Samarinda tahun 2007 dapat dibenarkan karena ketika itu Tim Penilai Ahli

belum ada ;

- Bahwa register tanah di Kelurahan hanya sebagai informasi atau data

sumber belum dapat dikatakan harga nyata;

2. Saksi Ahli EMANUEL SUJATMOKO, SH M.S

- Bahwa ahli adalah dosen pada Universitas Airlangga Surabaya sejak

tahun 1982 s/d sekarang dengan spesialis mata kuliah Hukum

Administrasi dan Pemerintahan Daerah ;

- Bahwa menurut Ahli Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2005 yang

telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tidak

berlaku bagi pengadaan tanah yang dilakukan oleh PT. PLN hal tersebut

dikarenakan PT. PLN tidak dapat dikategorikan sebagai pemerintah

sebagaimana dimaksud pasal 1 angka 1 dan angka 2 yang menyatakan :

(1). Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah

Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan

Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, (2). Pemerintah

daerah adalah Gubernur, Walikota, Bupati, dan perangkat daerah sebagai

unsur penyelenggara pemerintah daerah , bahwa PT.PLN adalah

Perusahaan Milik Negara yang dimaksud UU 19/2003, sebagai Persero

Page 40: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

40

berlaku ketentuan dan prinsip yang berlaku bagi Perseroan Terbatas (UU

No.40 Tahun 2007, dulu UU No.1 Tahun 1995) dengan demikian PLN

tidak dapat dikategorikan sebagai Negara/Pemerintah. ;

- Bahwa Panitia Pengadaan Tanah yang dibentuk berdasarkan SK

Walikota sifatnya hanya sebagai pelayanan terhadap PLN , PLN tidak

wajib menyerahkan pembebasan tanah tersebut kepada Pemkot karena

PLN bukan Pemerintah sebagaimana yang dimaksud daqlam Perpres 36

Tahun 2005 jo Perpres 65 Tahun 2006 ;

- Bahwa mengenai ganti rugi sebagaimana yang diatur dalam Perpres

No.65 tahun 2006 yang didasarkan atas 2 komponen tanpa menyebut

prosentase/bobot masing-masing komponen, akan tetapi dilakukan

berdasarkan musyawarah antara pemilik tanah dengan pihak yang

memrlukan tanah sebagimana ketentuan pasal 8 dan pasal 9 ayat 1

PerPres Nomor 36 tahun 2005 dan tidak boleh menimbulkan kerugian

bagi pemilik tanah sebgaimana ketentuan pasal 16 Peraturan menteri

Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.1 Tahun 1994 ;

- Bahwa tindakan panitia pengadaan pemkot Samarinda melakukan

penaksiran harga sendiri bukann merupakan penyalahgunaan

kewenangan karena kewenangan panitia bukan diciptakan sendiri

melainkan di peroleh dari Walikota sehingga panitia menjadi berwenang

untuk menaksir.;

- Bahwa Penyidik tidak ada kewenangan menghitung sendiri kerugian

Negara, yang berwenang mengaudit kerugian Negara adalah BPK (UU

No.15 tahun 2004).

- Bahwa perolehan / keuangan BUMN tidak termasuk keuangan Negara

kecuali mendapat deviden dari sahm-sahamnya, sehingga merupakan

kekayaan negara yang dipisahkan ;

- Bahwa Iuran dari masyarakat yang diperoleh PLN bukan sebagai

keuangan Negara;

- Bahwa pendapat ahli seperti tersebut diatas adalah berdasarkan Hukum

Adminstrasi Negara yang ahli ketahui sebab dari segi hukum pidana

bukan kompetensi ahli ;

Menimbang, bahwa dipersidangan diajukan barang bukti berupa :

Bukti surat / dokumen – dokumen antara lain :

- Anggaran PLN tahun 2007 yang diperuntukan untuk pembebasan

tanah Gardu Induk Sambutan

- Hasil survey lokasi di Sambutan oleh PLN Pikitring Kalimantan.

- Sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m²

- Surat Nomor 024/612/PRING KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007

perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya

meminta bantuan oleh Panitia Daerah Kota Samarinda

- Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal

23 Januari 2007

- Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota

Samarinda

Page 41: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

41

- Surat Walikota Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007

tentang Pemberian Ijin Lokasi Atas Tanah seluas ±39.476 m²

terletak di Keluarahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota

Samarinda

- SK Walikota Nomor 590-05/170/HK-KS/2007 tentang

Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan

Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota

Samarinda

- Surat PLN Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April

2007 perihak informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu

induk Sambutan

- Surat Lurah Pulau Atas kepada Camat Samarinda Ilir dengan

nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 tanggal 10 Mei 2007 perihal

Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi Gardu Indik Sambutan

- Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan

Tanah tahun 2007 atas nama wajib Pajak A. HASBI yang

beralamat di Jl. HASAN BASRI 51 RT 000 RW 00 Temindung

Permai Samarinda nilai NJOP

- Surat Keputusan Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal

17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta

tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda

- Hasil musyawarah penetapan hasil ganti rugi atas tanah milik H.A

HASBI tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri panitia pembebasan

tanah, pemilik tanah, dan pihak PT. PLN PIKITRING Kalimantan

- Penetapan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor:

590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang

Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi

yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan

Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda

- Revisi anggaran dari 2, 74 milyar menjadi 4, 8 milyar dengan luas

menjadi 3, 7 Ha, ke PLN Pusat.

- Berita Acara Pembayaran Nomor 590/02/PENG.T-SMR/VII/2007

sebesar RP. 4.649.875.000

- BA penyerahan tanah kepada Pemkot Samarinda pada tanggal 12

Juli 2007.

- Ketentuan tentang Pengadaan tanah bagi kepentingan umum,

Perpres 55/ 1993, perpres 36/ 2005 dan perpres 65/2006, Peraturan

Menteri Agraria/ Kepala Badan Nomor 1/ 1994 dan No. 3/2007

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi–saksi dan terdakwa

dihubungkan dengan barang bukti lainnya yang satu sama lain saling

bersesuaian dipersidangan diperoleh fakta–fakta sebagai berikut :

1.Bahwa dalam Rencana Umum Pembangunan Tenaga Listrik PLN Wilayah

Kalimantan akan mengadakan saluran listrik dari Palaran ke Bontang

dengan melewati daerah Sambutan, sehingga PLN merencanakan akan

mendirikan Gardu Induk PLN di wilayah Sambutan Samarinda juga untuk

Page 42: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

42

melayani keperluan wilayah Sambutan, sehingga PLN pada tahun 2006

memasukan dalam kegiatan Program Rencana Anggaran Perusahaan tahun

2007,dengan pagu anggaran 2,74 milyar untuk luas lahan sekitar 1, 8 Ha

dengan estimasi harga sebesar Rp.150.000.000,-(Seratus lima puluh juta rupiah);

2.Pada Juli-Agustus 2006 ada diskusi teknik untuk mencari alternatif lokasi

Gardu Induk 150 kV di Sambutan di atas peta Kota Samarinda dengan

kriteria sebagai berikut:

- Terletak pada jalur rencana jaringan transmisi 150 kV Palaran

Bontang

- Berada pada pusat beban

- Dekat dengan jaringan distribusi 20 kV

- Luas tanah mencukupi kebutuhan

- Dekat dengan jalan umum, sekaligus sebagai akses menuju gardu

induk

- Kondisi tanah cukup baik

- Status kepemilikan tanah jelas dan aman

- Mendapat izin dari Bupati/ Walikota

Oleh tim survei dari bagian perencanaan menghadakan survei didaerah

sambutan Samarinda untuk mencari alternatif gardu induk 150 kV dengan

kriteria yang telah ditetapkan dan diperoleh 6 lokasi alternatif dengan nilai

bobot sebagai berikut:

1. alternatif 1 : 60

2. alternatif 2 : 67

3. alternatif 3 : 92 yaitu tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 264

dengan luas 37.199 m² tanah milik H.Hasbi ;

4. alternatif 4 : 65

5. alternatif 5 : 60

6. alternatif 6 : 70 ;

3 . Bahwa pada 31 Oktober 2006 ada usulan pembebasan tanah gardu induk

150 kV kepada panitia pembebasan tanah dan ROW PT. PLN (persero)

Pikriting Kalimantan dengan Nota Dinas No. 030/131/MB. REN/2006

tanggal 31 Oktober 2006 maka General Manager PLN Wilayah

Kalimantan membentuk Panitia Pembebasan Tanah dan Tegakan ( P2T

PLN) dengan SK No.004.K/JMPIKITRINGKAL/2007 tanggal 02 April

2007 yaitu selaku Ketua Ir.Bambang Subiyanto, selaku Sekretaris

Sutrisno, anggotanya adalah ARiyadi, SH, Supriyanto, Muchtar,

Rajamang, dan Arpan ;

4 . Bahwa berdasarkan surat PLN Camat Samarinda Ilir mengundang pihak

PLN , Kelurahan dan Pemilik tanah Saksi H.Hasbi mengadakan kegiatan

sosialisasi dan musyawarah dikantor Kecamatan Samarinda Ilir dan

dilaksanakan pada tanggal 19 April 2 007 dihadiri oleh Camat Samarinda

Ilir Didi Purwito, Lurah Pulau Atas yaitu saksi Awal Hatmadi, staf kantor

kecamatan Safudin AS, pemilik tanah H. Hasbi bersama anaknya Nanang

Firdaus, dan dari PT. PLN saksi Ir.Bambang Subiyanto, Supriyanto,

Rajamang, dan Muchtar, dalam rapat tersebut tidak dilaksanakan

musyawarah harga sebab atas saran dari Camat sesuai Perpres 36 Tahun

2005 jo Perpres No.65 Tahun 2006 tanah yang akan dibebaskan diatas 1

Page 43: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

43

Ha maka pembebasannya harus melalui Panitia Pengadaan Pemerintah

Kota Samarinda ;

5. Bahwa berdasarkan surat PLN Nomor :024/613/PRING/KSTT/2007

tanggal 01 Mei 2007 perihal Pembebasan Tanah Gardu Induk Sambutan

yang ditandatangani oleh Ir . Bambang Subiyanto selaku Manajer

PRORING KALSELTENGTIM , Walikota Samarinda meneruskan surat

tersebut untuk dilaksanakan kepada Panitia Pengadaan Tanah yang telah

dibentuk berdasarkan SK Walikota Samarinda No. 590-05/170/HK-

KS/2007 tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan

Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di

wilayah Kota Samarinda, susunan personalia sebagai berikut:

Penanggung jawab : Walikota Samarinda

Wakil penanggungjawab : 1. Wakil Walikota Samarinda

2. Sekretaris Daerah Kota Samarinda

Ketua : Asisten Pemerintahan dan Hukum Setkot Samarinda

(terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si)

Sekretaris : Kepala Bagian Perkotaan Setkot Samarinda

(Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si)

Anggota : 1. Kepala Dinas Pemukiman dan Pengembangan Kota

Samarinda (YOSEP BARUS, M.Eng)

2. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Kota Samarinda (Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si)

3. Kepala Kantor Pertanahan Kota Samarinda (Ir. I

MADE MANDIA)

4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan

Kota Samarinda (EDY WAHYUDI, S.Hut)

5. Kepala Bagian Perlengkapan Setkot Samarinda (H.

ABDULLAH, SE, MM)

6. Camat terkait (Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si)

7. Lurah terkait (Drs. AWAL HATMADI, MM)

8. Instansi teknis terkait

6. Bahwa saksi Drs. AWAL HATMADI, MM selaku Lurah Pulau Atas

berdasarkan surat PT PLN kepada Camat Samrinda Ilir yang tembusannya

Lurah Pulaun Atas Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April

2007 , pada tanggal 10 Mei 2007 mengirimkan surat kepada Drs. H.

DIDI PURWITO, M.Si Camat Samarinda Ilir dengan nomor:

39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi

Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d Rp.300.000/ m² ;

7. Bahwa informasi harga tanah yang dibuat oleh saksi Awal Hatmadi adalah

berdasarkan informasi dari warga tanpa mengecek buku register transaksi

tanah yang ada pada kelurahan ;

8. Bahwa atas disposisi Walikota kepada Panitia Pengadaan Tanah , Ketua

Panitia yaitu terdakwa Drs Hamka Halek Msi mengundang Panitia dan

PLN untuk mengadakan rapat pada tanggal 14 Mei 2007 dan pada rapat

tersebut Panitia membuat limit harga dengan menjumlahkan tiga

komponen yaitu pertama NJOP PBB yang berlaku tahun itu sesuai SK

Menteri Keuangan No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006, tanggal 29

Page 44: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

44

Desember 2006 untuk Kelurahan Pulau Atas, NJOP tertinggi adalah

Rp.103.000,- terendah adalah Rp. 5.000,-.dan untuk lokasi tanah yang

akan dibebaskan Rp.10.000 /M2 , kedua harga dasar tanah sesuai SK

Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang

Klasifikasi dan harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam

wilayah kota Samarinda sebesar Rp 80.000,-/M2 dan ketiga komponen

harga pasar sesuai Surat Lurah Pulau Atas tanggal 10 Mei 2007 nomor:

39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi

Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d Rp.300.000/ m2

lalu tiga komponen dibagi tiga sehingga diperoleh limit harga bawah

Rp.105.000/M2 dan limit atas Rp.130.000,-/M2 ;

9. Bahwa kemudian panitia mengadakan rapat tanggal 15 Mei 2007 yang

dihadiri Panitia , pihak PLN dan saksi H.Hasbi selaku pemilik tanah

dengan agenda musyawarah harga dimana pertama panitia menawarkan

harga limit bawah sesbesar Rp.105.000/M2 akan tetapi pemilik tanah

meminta harga Rp.160.000,-/M2 lalu kemudian disepakati harga

Rp.125.000,-/M2 dan membuat Berita Acara Musyawarah Harga tanah

seharga Rp.125.000.-/M2 ;

10. Bahwa setelah terjadinya kesepakatan harga maka pada tanggal 15 Mei

2007 itu juga pihak PLN membayar uang tanda jadi kepada pemilik tanah

sebesar Rp.150.000.000,- yang dibayar secara tunai melalui cek ;

11.Bahwa pada tanggal 16 Mei 2007 Panitia Pengadaan Tanah membuat

Penetapan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor:

590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang Penetapan

Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi yang Terkena

Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan Pulau Atas Kecamatan

Samarinda Ilir Kota Samarinda yang ditanda tangani oleh Panitia dan P2T

PLN ;

12.Bahwa setelah Penetapan Harga tanah maka managemen PLN merevisi

anggaran pembebasan tanah ke PLN pusat dari Rp.2 , 74 milyar menjadi

Rp. 4, 8 milyar dengan luas menjadi 3,7 Ha dan PLN Pusat mengeluarkan

Persetujuan anggaran tunai berasal dari Anggaran Perusahaan Listrik

Negara (APLN) lalu PLN melakukan pembayaran harga tanah kepada

pemilik tanah saksi H.Hasbi sebesar Rp. 4.417.381.250.- setelah dipotong

pajak dengan transfer kerekening H.Hasbi sesuai Berita Acara Pembayaran

Nomor 590/02/PENG.T-SMR/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 ;

13.Bahwa sebelum musyawarah harga yang dilakukan oleh PanitiaPengadaan

tanah atas permohonan PT PLN Walikota Samarinda telah menerbitkan

surat No .596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007 tentang Pemberian

Ijin Lokasi Atas Tanah seluas ±39.476 m² terletak di Keluarahan Pulau

Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda ;

Menimbang, bahwa untuk selanjutnya akan dipertimbangkan apakah

terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan

Jaksa Penuntut Umum ;

Page 45: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

45

Menimbang, bahwa terdakwa diajukan kepersidangan dengan dakwaan

berbentuk subsidairitas sebagai berikut :

Primair : melangar Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 Undang-Undang RI

Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-

Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi, Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP;

Subsidair : melanggar Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor

31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI

Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal

55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Menimbang, bahwa meskipun dakwaan Jaksa Penuntut Umum disusun

secara subsidaritas akan tetapi Majelis Hakim berpendapat bahwa surat

dakwaan tersebut dipandang sebagai dakwaan berbentuk alternatif dengan

dasar pertimbangan antara lain :

1. Bahwa dengan status terdakwa sebagai Pegawai Negeri Sipil yaitu dengan

jabatan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum Sekretaris Kota

Samarinda dan ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah

tentunya memiliki kewenangan dalam jabatannya dalam pelaksanan

pembebasan tanah untuk kepentingan PT PLN wilayah Kalimantan tahun

2007 ;

2. Bahwa ancaman hukuman maksimal dalam pasal 2 dan pasal 3 Undang-

Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

adalah sama ;

3. Bahwa tuntutan hukum dari Jaksa Penuntut Umum berpendapat yang

terbukti adalah dakwaan subsidair melanggar pasal 3 Undang-Undang No.

31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ;

Menimbang, bahwa karena surat dakwaan dipandang sebagai dakwaan

alternatif dan sesuai fakta-fakta dipersidangan maka dakwaan yang paling

tepat dipertimbangkan adalah dakwaan subsidair melanggar Pasal 3 Jo Pasal

18 Undang-Undang RI Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan

ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ;

Menimbang, bahwa dakwaan subsidair melanggar Pasal 3 Jo Pasal 18

Undang-Undang RI Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah

dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP unsur-unsurnya

adalah sebagai berikut :

1. Setiap orang ;

2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu

korporasi ;

3. Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang

adapadanya karena jabatan atau kedudukan ;

4. Yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara;

5. Sebagai pelaku, turut serta melakukan atau menyuruh melakukan

perbuatan ;

Page 46: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

46

Ad. 1. unsur setiap orang ;

Menimbang , bahwa menurut putusan Mahkamah Agung R.I Nomor

1398 K/Pid/1994 yang dimaksud dengan setiap orang adalah sama dengan

terminologi kata ” barang siapa ” adalah setiap orang atau pribadi yang

merupakan subyek hukum yang melakukan suatu perbuatan pidana atau

subyek pelaku dari pada suatu perbuatan pidana yang dapat dimintai

pertanggung jawaban atas segala tindakannya ;

Menimbang, bahwa sesuai fakta dipersidangan terdakwa

Drs. H. Hamka Halek M.Si identitasnya sama dengan dakwaan Jaksa Penuntut

Umum dengan jabatan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum Sekretaris

Kota Samarinda dan ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah untuk

pembangunan Gardu Induk PT PLN berdasarkan SK Walikota Samarinda No.

590-05/170/HK-KS/2007 tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia

Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum

di wilayah Kota Samarinda , selama persidangan sehat jasmani dan rohani ;

Menimbang , bahwa untuk menetapkan terdakwa adalah sebagai pelaku

tindak pidana yang didakwakan dalam perkara ini masih perlu dibuktikan

apakah semua unsur-unsur dari pasal-pasal dari tindak pidana yang

didakwakan terpenuhi ;

Menimbang , bahwa untuk hal diatas Majelis akan mempertimbangkan

unsur-unsur yang lainnya apakah terpenuhi atau tidak terpenuhi ;

Ad 2. : Unsur dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain

atau suatu korporasi dan Ad 3. : Unsur menyalahgunakan kewenangan,

kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau

kedudukan:

Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim unsur menyalahgunakan

kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan

atau kedudukan adalah sebagai sarana untuk mencapai tujuan

menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi maka

kedua unsur ini haruslah dipertimbangkan secara bersama-sama ;

Menimbang, bahwa didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Revisi

ketiga Departemen Pendidikan Nasional yang diterbitkan oleh Penerbit Balai

Pustaka Jakarta disebutkan pengertian dari :

- menyalahgunakan adalah melakukan sesuatu tidak sebagaimana

mestinya, menyelewengkan ( hal 983 ) ;

- kewenangan adalah sebagai hak dan kekuasaan yang dipunyainya untuk

melakukan sesuatu ( hal 1272 ) ;

- kesempatan adalah waktu kekuasaan, peluang untuk ( hal 1030 ) ;

- sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam

mencapai maksud dan tujuan, alat media ( hal 999 ) ;

Page 47: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

47

- jabatan adalah pekerjaan (tugas) dalam pemerintahan atau organisasi,

fungsi dinas jabatan ( hal 448 ) ;

- kedudukan adalah tempat pegawai / pengurus / perkumpulan sebagiannya

tinggal untuk melakukan pekerjaan atau jabatan (hal 278) ;

- menguntungkan adalah memberi (mendatangkan) laba, menjadikan

beruntung, memberi keuntungan ( hal 1249 ) ;

Bahwa menurut van ben Mulen dan van Hattum menguntungkan berarti

setiap perbaikan keadaan yang dicapai orang atau yang secara pantas dapat

diharapkan akan dicapai orang, perbaikan tersebut hampir bersifat harta

kekayaan setidak-tidaknya mempunyai akibat yang bersifat hukum harta

kekayaan, sedangkan menurut Moyan dan Large Mayer bahwa keuntungan

tersebut merupakan keuntungan yang sepatutnya terbatas di bidang ekonomi

(dikutip dari buku Delik-Delik Khusus Kejahatan-Kejahatan Terhadap Harta

Kekayaan Oleh Drs. PAT. Lumintang, SH). Korporasi sesuai pasal 1 ayat 1

Undang-Undang No. 31 tahun 1999 adalah kumpulan orang dan atau

kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan

badan hukum;

Menimbang, bahwa dari pengertian-pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa pengertian yang terkandung dalam unsur diatas adalah

menggunakan atau melakukan suatu tindakan dengan menggunakan

kewenangan / kekuasaan, kesempatan yang ada padanya karena jabatan atau

kedudukan secara salah atau bertentangan dengan Hukum yang tujuannya

untuk memberi keuntungan bagi diri sendiri atau orang lain atau suatu badan

Hukum atau bukan badan Hukum ;

Menimbang, bahwa unsur ini didahului dengan kata “dengan tujuan “

yang berarti semua kata-kata setelah frasa “ dengan tujuan “ adalah dilakukan

dengan sengaja. Dengan sengaja berarti mengetahui dan atau menghendaki

artinya semua perbuatan yang dilakukan itu diketahui dengan sadar serta

menginsafi akan akibat yang timbul ;

Menimbang , bahwa didalam dakwaan Penuntut Umum terdakwa

didakwa menyalahgunakan kewenangan sebagai seorang Ketua Panitia

Pengadaan Tanah bagi pembangunan Gardu Induk PLN meskipun demikian

jabatan sebagai anggota Panitia Pengadaan adalah sangat erat kaitannya

dengan jabatan struktural terdakwa sebagai seorang Asisten I Bidanga

Pemerintahan dan Hukum Sekretaris Kota Samarinda sesuai SK Walikota

Samarinda tentang pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi kepentingan

umum ;

Menimbang , bahwa dalam dakwaan dan tuntutannya Jaksa Penuntut

Umum berpendapat bahwa pengadaan tanah bagi pembangunan Gardu Induk

PLN yang melebihi luas 1 Ha adalah menjadi tugas dan kewenangan Panitia

Pengadaan Tanah yang dibentuk oleh Pemerintah Kota karena Gardu Induk

PLN adalah termasuk kepentingan umum dan PLN sebagai Badan Usaha

Milik Negara atau BUMN adalah termasuk pemerintah sebab saham

mayoritasnya dimiliki oleh pemerintah dan oleh karenanya pengadaan tanah

untuk pembangunan Gardu Induk wajib tunduk dan mempedomani terhadap

Perpres No . 36 Tahun 2005 jo Perpres No . 65 Tahun 2006 tentang

Page 48: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

48

Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan

Umum;

Menimbang , bahwa dalil Penuntut Umum diatas dibantah oleh Tim

Penasehat Hukum terdakwa dengan mengatakan bahwa pengadaan tanah

untuk pembangunan Gardu Induk PLN adalah untuk kepentingan PT PLN

(persero) dan selanjutnya tanah tersebut menjadi milik dan asset PT PLN

bukan dimiliki atau menjadi asset Pemerintah maupun Pemerintah Daerah

maka yang diutamakan adalah musyawarah antara pemilik tanah dengan PT

PLN maka oleh sebab itu tidak tunduk pada Perpres No.65 Tahun 2006 ;

Menimbang, bahwa keterangan Ahli yang diajukan oleh Tim Penasehat

Hukum terdakwa bernama Emanuel Sujatmoko, SH , MS dosen Hukum

Administrasi dan Pemerintah Daerah dari Universitas Airlangga Surabaya

berpendapat bahwa secara administrasi Negara Peraturan Presiden Nomor 36

tahun 2005 yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun

2006 tidak berlaku bagi pengadaan tanah yang dilakukan oleh PT. PLN hal

tersebut dikarenakan PT. PLN tidak dapat dikategorikan sebagai pemerintah

sebagaimana dimaksud pasal 1 angka 1 dan angka 2 yang menyatakan : (1).

Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden

Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, (2). Pemerintah daerah adalah

Gubernur, Walikota, Bupati, dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintah daerah , bahwa PT.PLN adalah Perusahaan Milik

Negara yang dimaksud UU 19/2003, sebagai Persero berlaku ketentuan dan

prinsip yang berlaku bagi Perseroan Terbatas (UU No.40 Tahun 2007, dulu

UU No.1 Tahun 1995) dengan demikian PLN tidak dapat dikategorikan

sebagai Negara/Pemerintah bahwa Panitia Pengadaan Tanah yang dibentuk

berdasarkan SK Walikota sifatnya hanya sebagai pelayanan terhadap PLN ,

PLN tidak wajib menyerahkan pembebasan tanah tersebut kepada Pemkot

karena PLN bukan Pemerintah sebagaimana yang dimaksud daqlam Perpres

36 Tahun 2005 jo Perpres 65 Tahun 2006 ;

Menimbang, bahwa pasal 5 huruf g Perpres No.36 Tahun 2005 jo

Perpres No. 65 Tahun 2006 menyebutkan pembangunan untuk kepentingan

umum meliputi pembangkit , transmisi, distribusi listrik . Berdasarkan

keterangan saksi-saksi dari PLN menerangkan bahwa Gardu Induk diperlukan

dalam rangka transit listrik dari pembangkit melalui transmisi sebelum

didistribusikan kepada pengguna listrik maka oleh sebab itu Gardu Induk

merupakan suatu bahagian yangg tidak terpisahkan dengan pembangkit,

transmisi dan distribusi listrik dan dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa

pembangunan untuk kepentingan umum juga meliputi Gardu Induk ;

Menimbang, bahwa kalimat yang terdapat dalam pasal 2 dan pasal 5

Perpres No.36 Tahun 2005 jo Perpres No. 65 Tahun 2006 yaitu pengadaan

tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum ” oleh ”

pemerintah atau pemerintah daerah dan pembanguan untuk kepentingan

umum yang dilaksanakan pemerintah atau pemerintah daerah yang

selanjutnya dimiliki atau akan dimiliki oleh pemerintah atau pemerintah

daerah ( ketentuan ini selaras dengan ketentuan yang diautr dalam pasal 2 dan

Page 49: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

49

5 Kepres No.55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan

Pembangunan untuk Kepentingan Umum ) dapat ditafsirkan beragam

khususnya kata ”oleh” apakah diartikan pemerintah sebagai pelaksana

pengadaan tanah ataukan pemerintah sebagai pengguna tanah demikian pula

kalimat ” yang selanjutnya dimiliki atau akan dimiliki oleh pemerintah atau

pemerintah daerah ” ;

Menimbang , bahwa PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN)

(Persero) merupakan BUMN berdasarkan Ketentuan PP Nomor 23 Tahun

1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara

menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO), Lembaran Negara Nomor 6731

Th. 1994 no.169 tentang Perseroan Terbatas Perseroan Firma atau Komanditer

dan Perkumpulan Koperasi, tambahan Lembaran Negara tgl.13/9-1994 No. 73

Perseroan Terbatas Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perusahaan Listrik

Negara “PT.PLN (PERSERO)” dan berdasarkan Akta Notaris Nomor 13 tgl

30 Januari 2009 yang menyatakan bahwa permodalan PT. PLN adalah

berjumlah 12.999.999 lembar saham atau seharga Rp.12.999.999.000.000,00 (

dua belas trilyun sembilan ratus sembilan puluh sembilan milyar seratus

sembilan puluh sembilan juta rupiah ) dimiliki oleh Negara Republik

Indonesia dan 1 lembar saham prioritas seharga Rp.1.000.000,- ( satu juta

rupiah ) dimiliki oleh Lego Noormandiri , hal itu berarti Negara atau

pemerintah adalah sebagai pemilik saham mayoritas atas permodalan PT

PLN;

Menimbang , bahwa sesuai ketentuan yang diatur dalam penjelasan UU

No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bahwa

yang dimaksud dengan keuangan Negara adalah seluruh kekayaan Negara

dalam bentuk apapun yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan termasuk

didalamnya segala bagian kekayaan Negara dan segala hal dari kewajiban

yang timbul karena :

1. Berada dalam penguasaan , pengurusan dan pertanggungjawaban pejabat

lembaga Negara baik ditingkat pusat maupun daerah ;

2. Berada dalam, pengurusan dan pertanggungjawaban Badan Usaha Milik

Negara / Badan Usaha Milik Daerah , Yayasan , Badan Hukum dan

perusahaan yang menyertakan modal Negara atau perusahaan yang

menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan Negara.

Menimbang , bahwa dari ketentuan – ketentuan sebagaimana diuraikan

diatas bahwa PLN sebagai BUMN yang saham mayoritasnya dimiliki oleh

negara maka tinjauan dari sebagai badan usaha dapat diartikan bahwa

keuntungan atau kerugian yang dialami oleh BUMN adalah juga keuntungan

atau kerugian yang juga dialami oleh negara;

Menimbang, bahwa dari sudut pandang administrasi negara bahwa

instansi PLN sebagai BUMN berada dalam pengawasan dan

pertanggungjawaban Kementerian BUMN sedangkan pemerintah adalah

sebagai pelaksana administrasi (aparat ) negara dan bilamana dihubungkan

dengan ketentuan pasal 1 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No,3

Tahun 2007 tentang ketentuan Pelaksanaan Perpres No.36 Tahun 2005 jo

No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan

Page 50: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

50

untuk Kepentingan Umum ( bersesuaian dengan ketentuan pasal 1 huruf a

Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional

tentang Ketentuan Pelaksanaan Kepres No.55 Tahun 1933 Tentang

Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum

) mengatakan yang dimaksud dengan instansi pemerintah adalah Lembaga

Negara , Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen , Pemerintah

Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota , instansi pemerintah yang

dimaksud adalah yang memerlukantanah tanah bagi pelaksanaan

pembangunan untuk kepentingan umum ;

Menimbang , bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas Majelis

Hakim tidak dapat menerima keterangan ahli yang diajukan oleh Penasehat

Hukum terdakwa yang mengatakan PLN tidak dapat dikategorikan sebagai

pemerintah sebab ahli hanya membaca pasal 1 angka 1 dan 2 Perpres No.36

Tahun 2005 jo Perpres No.65 Tahun 2006 secara hurufiah dan tidak dapat

menerengkan dari persfektit keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam

undang Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi , demikian pula

Majelis Hakim mengesampingkan keberatann Penasehat Hukum terdakwa

tentang pengadaan tanah untuk pembangunan gardu induk PLN tidak tunduk

pada Perpres No.36 Tahun 2005 jo No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan

Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum dimana

Majelis Hakim sependapat dengan Penuntut Umum bahwa pengadaan tanah

untuk pembangunan Gardu Induk PLN adalah merupakan kewenangan dari

Panitia Pengadaan Tanah yang dibentuk oleh Walikota Samarinda dan sesuai

dengan fakta dipersidangan yaitu berdasarkan surat PLN Camat Samarinda

Ilir mengundang pihak PLN , Kelurahan dan Pemilik tanah Saksi H.Hasbi

mengadakan kegiatan sosialisasi dan musyawarah dikantor Kecamatan

Samarinda Ilir dan dilaksanakan pada tanggal 19 April 2007 dihadiri oleh

Camat Samarinda Ilir Didi Purwito, Lurah Pulau Atas yaitu terdakwa Awal

Hatmadi, staf kantor kecamatan Safudin AS, pemilik tanah H. Hasbi bersama

anaknya Nanang Firdaus, dan dari PT. PLN saksi Ir.Bambang Subiyanto,

Supriyanto, Rajamang, dan Muchtar , dalam rapat tersebut tidak dilaksanakan

musyawarah harga sebab atas saran dari Camat sesuai Perpres 36 Tahun 2005

jo Perpres No.65 Tahun 2006 tanah yang akan dibebaskan diatas 1 Ha maka

pembebasannya harus melalui Panitia Pengadaan Pemerintah Kota Samarinda

, saran yang diberikan Camat tersebut adalah berdasarkan pengalaman –

pengalaman sebelumnya dan setelah mempedomani ketentuan - ketentuan

Perpres No.36 Tahun 2005 jo No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah

bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum serta peraturan

pelaksanaannya ;

Menimbang, bahwa akan dipertimbangan terdahulu apakah dalam

jabatan yang melekat pada diri terdakwa terkandung kewenangan –

kewenangan yang dapat disalahgunakan ;

Menimbang, bahwa kewenangan dan tanggung jawab Panitia

Pengadaan Tanah sebagaimana tertera dalam SK Walikota Samarinda No.

590-05/170/HK-KS/2007 tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia

Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum

di wilayah Kota Samarinda adalah ;

Page 51: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

51

1. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah, bangunan,

tanaman, dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah

yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan.

2. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang haknya

akan dilepaskan atau diserahkan.

3. Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian/ santunan atas

tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada kaitannya

dengan tanah yang haknya akan dilepaskan.

4. Memberikan penjelasan atau mengusulkan kepada pemilik/

pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan

tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan atau besarnya ganti rugi/

santunan.

5. Menyaksikan pelaksanakan penyerahan uang ganti rugi/ santunan

kepada para pemilik/ pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman,

dan benda-benda lain yang ada diatas tanah tersebut.

6. Membuat berita acara pelepasan tanah ;

Menimbang, bahwa didalam konsiderans Sk Walikota Samarinda diatas

pada diktum mengingat angka 14 Perpres No. 65 Tahun 2006 , hal itu berarti

ketentuan yang terdapat dalam perpres tersebut harus dipedomani untuk

seluruhnya termasuk ketentuan pasal 7 tentang tugas Panitia Pengadaan Tanah

pada huruf c yaitu menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya akan

dilepaskan atau diserahkan, tidak dapat dijadikan alasan tentang terbitnya

ketentuan pelaksanaan Perpres ini yaitu Peraturan Kepala Badan Pertanahan

Nasional No 3 Tahun 2007 tanggal 21 Mei 2007 sesudah diterbitkannya SK

Wal;ikota sebab tanpa ketentuan pelaksanaannya pun Perpres No. 65 Tahun

2006 sudah berlaku sejak ditetapkan oleh Presiden RI tanggal 5 Juni 2006 ;

Menimbang, bahwa dengan demikian kewenangan yang dapat

digunakan atau disalahgunakan oleh terdakwa adalah tugas dan kewenangan

sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah sebagaimana diatur dalam Perpres

No.36 Tahun 2005 jo No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah bagi

Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum ;

Menimbang, bahwa harga pasar yang telah diinformasikan saksi Drs.

Awal Hatmadi, MM selaku Lurah Pulau Atas adalah sebesar Rp.150.000.- s/d

Rp.300.000.-/M2 tanpa didukung oleh data transaksi tanah tahun 2006/2007

yang tercatat dalam register tanah pada Kelurahan yang menurut saksi hanya

berdasarkan informasi dari orang per orangan , setelah diadakan penelitian oleh

saksi ternyata harga tertinggi dalam transaksi tanah diwilayah itu adalah sebesar

Rp.166.000,-/M2 ;

Menimbang, bahwa dalam rapat Panitia Pengadaan Tanah yang

dilakukan pada tanggal 14 Mei 2007 bertempat di kantor Walikota Samarinda

yang dipimpin oleh terdakwa Hamka Halek sebagai Ketua Panitia dan juga

dihadiri oleh sekretaris dan anggota atau yang mewakili anggota panitia yang

lainnya termasuk tim P2T PLN membuat dan menyepakati metode dan rumus

Page 52: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

52

untuk memperoleh limit harga batas bawah dan atas yang akan ditawarkan

kepada pemilik tanah pada rapat lanjutan tanggal 15 Mei 2007 yaitu dengan

metode menjumlahkan tiga komponen yaitu pertama NJOP PBB yang berlaku

tahun itu sesuai SK Menteri Keuangan No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006,

tanggal 29 Desember 2006 untuk Kelurahan Pulau Atas, NJOP tertinggi adalah

Rp.103.000,- terendah adalah 5.000,-.dan untuk lokasi tanah yang akan

dibebaskan Rp.10.000 /M2 , kedua harga dasar tanah sesuai SK Walikota No.

590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan

harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota

Samarinda sebesar Rp 80.000,-/M2 dan ketiga komponen harga pasar sesuai

Surat saksi Drs Awal Hatmadi MM selaku Lurah Pulau Atas tanggal 10 Mei

2007 nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar

Lokasi Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d Rp.300.000/ M2

lalu tiga komponen dibagi tiga sehingga diperoleh limit harga bawah

Rp.105.000/M2 dan limit atas Rp.130.000,-/M2 ;

Menimbang , bahwa sesuai fakta dipersidangan panitia yang dipimpin

oleh terdakwa tidak melakukan penelitian mendalam atas informasi harga pasar

dari Lurah yang ternyata tanpa dukungan dokumen transaksi atas tanah dimana

panitia langsung memasukkan komponen harga pasaran untuk mencari limit

harga yang akan dinegosiasikan terhadap pemilik tanah ;

Menimbang , bahwa sesuai fakta dipersidangan metode yang dilakukan

oleh panitia seperti diatas dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam rangka

pembebasan tanah untuk kepentingan umum sebagaimana diatur dalam Keppres

55 Tahun 1993 metode mana ditafsirkan dari peraturan pelaksanaan Keppres

tersebut yaitu Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor 1 Tahun 1994 pada pasal 16 mengenai ganti kerugian harus

memperthatikan hal – hal :

a. nilai tanah berdasarkan nilai nyata atau sebenarnya dengan

memperhatikan NJOPBB tahun terakhir untuk tanah yang

bersangkutan ;

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga tanah :

1) lokasi tanah ;

2) jenis hak atas tanah ;

3) status penguasaan tanah ;

4) peruntukan tanah ;

5) kesesuaian penggunaan tanah dengan rencana tata ruang wilayah;

6) prasarana yang tersedia ;

7) fasilitas dan utilitas ;

8) lingkungan ;

9) lain-lain yang mempengaruhi harga tanah ;

Panitia Pengadaan Tanah beralasan bahwa penggunanaan peraturan tersebut

diatas dilakukan karena pada tanggal 14 Mei 2007 peraturan pelaksaan

Perpres N0.36 Tahun 2005 jo Perpres No.65 Tahun 2006 belum terbit ;

Page 53: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

53

Menimbang , bahwa sesuai ketentuan pasal 15 Perpres No.36 Tahun

2005 jo No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan

Pembangunan untuk Kepentingan Umum ditentukan bahwa dasar

perhitungan besarnya ganti rugi didasarkan atas Nilai Jual Obyek Pajak

(NJOP) atau nilai nyata /sebenarnya dengan memperhatikan NJOP tahun

berjalan berdasarkan penilaian Lembaga/Tim Penilai Harga tanah yang

ditunjuk oleh panitia;

Menimbang , bahwa NJOP pada tahun berjalan sesuai SK Menteri

Keuangan No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006, tanggal 29 Desember 2006

untuk Kelurahan Pulau Atas, NJOP tertinggi adalah Rp.103.000,- terendah

adalah 5.000,-.dan untuk lokasi tanah yang akan dibebaskan Rp.10.000 /M2

dimana menurut panitia besaran harga seperti NJOP adalah tidak layak

mengingat lokasi tersebut sangat strategis berada dipinggir jalan utama ,

Sertifikat Hak Milik dan sebahagian sudah diratakan maka harus dicari harga

yang layak dengan cara atau metode seperti diatas ;

Menimbang , bahwa sejak Perpres 55 tahun 1993 hingga Perpres No.65

tahun 2006 sebenarnya pemerintah sudah menyadari akan disparitas antara

harga pasar/nyata dengan NJOP sehingga memberikan jalan tengah untuk

menentukan besarnya ganti rugi atas tanah yang akan dibebaskan dengan

mendasarkan nilai nyata/sebenarnya dengan memperhatikan NJOP ;

Menimbang , bahwa Surat Keputusan Walikota Samarinda No.

590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan

harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota

Samarinda pada konsiderans menimbang huruf b tentang tujuan

diterbitkannya sk dimaksud adalah dalam usaha meningkatkan pemasukan

keuangan negara melalui Pemberian Hak Atas Tanah dan guna pelaksanaan

pembebasan tanah untuk keperluan Pemerintah Daerah secara secara efisien

dan efektif dan pada diktum mengingat anggka 10 dan 11 yaitu Keppres

No.55 Tahun 1993 dan Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 tentang Pengadaan Tanah bagi

Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan umum hal itu berarti nominal

harga dalam SK Walikota dipergunakan dalam skema penentuan ganti rugi

oleh panitia pengadaan tanah sesuai ketentuan perundang - undangan ;

Menimbang , bahwa sesuai SK Walikota Samarinda N0.271/HK-

KS/2005tanggal 30 Juni2005 tentang Pembentukan Tim Penaksir Harga

Tanah untuk Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum di Wilayah Kota Samarinda dimana pada diktum

mengingat angka 11 Perpres No.65 Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah

bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum , menentukan

tugas-tugas Tim Penaksir Harga Tanah adalah :

1. Memfasilitasi dalam rangka sosialisasi pembebasan tanah dan tanam

tumbuh yang akan terkena lokasi pengadaan /pembebasan tanah .

Page 54: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

54

2. Memfasilitasi dalam rangka melakukan musyawarah dan negosiasi

harga tanah atau santunan ganti rugi dengan pemilik tanah ;

3. Menetapkan nilai ganti rugi pembebasan lahan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang undangan yang berlaku ;

4. Menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti kerugian atau

santunan kepada pemilik tanah ;

Menimbang , bahwa sebagaimana diuraikan diatas penaksiran harga

limit bawah dan atas dilakukan oleh panitia tanpa melibatkan Tim penkasir

harga tanah yang sudah dibentuk sebelumnya oleh walikota samarinda dengan

alasan struktur dan personil dalam tim penaksir harga tanah sebahagian besar

sudah masuk dalam struktur dan personil Panitia pengadaan Tanah ;

Menimbang , bahwa yang menjadi pertanyaan berapakah harga

nyata/pasar tanah dalam wilyah tanah yang hendak dibebaskan apakah seperti

yang telah ditentukan oleh panitia pengadaan tanah sebesar Rp. 125.000,-/M2

ataukah sebesar nominal harga dasar tanah yang terdapat dalam sk walikota

samarinda No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 sebesar

Rp.80.000,-/M2 atau sebesar Rp.10.000,-/M2 sebagaimana perhitungan Jaksa

Penuntut Umum dalam dakwaan dan tuntutannya dengan mendasarkan

terhadap NJOP tahun berjalan ;

Bahwa prinsif yang terkandung guna diterbitkannya Perpres No 65

Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum adalah sebagaimana terdapat dalam konsiderans

menimbang yaitu untuk lebih meningkatkan prinsip penghormatan terhadap

hak-hak atas tanah yang sah dan kepastian hukum dalam pengadaan tanah

bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum maka oleh sebab itu

hendaknya memberikan ganti rugi secara terukur , wajar dan layak dengan

tetap memegang teguh asas semua hak atas tanah berfungsi sosial vide pasal 6

UU No. 5 Tahun 1960 tentang Undang Undang Pokok Agraria ;

Menimbang , bahwa sesuai prinsif dasar pembebasan tanah dimaksud ,

penetapan ganti rugi tanah mendasarkan terhadap NJOP yang berlaku saat itu

sebesar Rp.10.000,-/M2 sebagaimana perhitungan Jaksa Penuntut Umum

menurut Majelis Hakim adalah tidak layak dan wajar sebagai penghormatan

hak-hak atas tanah aquo yang berada dalam wilayah perkotaan Samarinda .

Majelis Hakim dapat memahami keberatan terdakwa dalam pledoinya bahwa

yang menyatakan bahwa menghitung ganti rugi atas tanah dengan

mendasarkan atas NJOP semata adalah perbuatan yang tidak manusiawi

apalagi tanah aquo telah memiliki sertifikat hak milik, berada ditepi jalan

raya, tidak dalam sengketa , dalam kawasan pengembangan dan telah

ditawarkan untuk dijual dengan kaplingan seharga Rp150.000,- s/d

Rp.200.000,- /M2 dan preseden itu dapat menghambat kelangsungan

pembangunan di Kalimantan Timur ;

Page 55: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

55

Menimbang , bahwa untuk wilayah Samarinda telah diterbitkan SK

Walikota 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang

Klasifikasi dan harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam

wilayah kota Samarinda yaitu sebesar Rp.80.000,-/M2 untuk wilayah dimana

tanah aquo yang hendak dibebaskan akan tetapi jangka waktu itu telah 2 tahun

berlalu dan belum diadakan penyesuaian terhadap klasifikasi/harga dasar

tanah;

Menimbang , bahwa saksi ahli yang diajukan oleh Tim penasehat

hukum terdakwa bernama Sarwono Singgih , SE Ahli bekerja pada Kantor

Penilai Properti pada Kantor Penilai Publik SIH WIRYADI DAN REKAN

yang telah bekerja sejak tahun 1995 s/d sekarang dan juga tercatat sebagai

anggota MAPPI (Masyarakat Penilai Properti Indonesia) dimana atas

permintaan Pemkot Samarinda melalui suratnya tertanggal 11 Mei 2010 No.

620.11/0111/Perk.I/V/2010 kantor tim ahli melakukan penilaian terhadap

tanah yang dibebaskan untuk pembangunan Gardu Induk PLN di Kelurahan

Pulau Atas Samarinda Ilir mulai tanggal 14 Mei 2010 s/d 8 Juli 2010 yang

tujuannya untuk memberikan pendapat mengenai Nilai Pasar Nyata atas

properti tersaebut untuk kepentingan Perkiraan Nilai Ganti Rugi Tanah dan

dari hasil penilaian tim Ahli yaitu bahwa harga/nilai pasar nyata (nilai ganti

rugi) tanah tersebut pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 134.000/m2 ;

Menimbang, bahwa setelah mempelajari latar belakang , pengalaman

kerja dan keahlian , pekerjaan dan produk yang dihasilkan , instansi / lembaga

pengguna jasa yang bersangkutan serta pengakuan lisensi Lembaga

pemerintah atas kredibilitas atas kantor Penilai Publik bidang properti dimana

ahli dan timnya bekerja Majelis Hakim juga tidak dapat mengesampingkan

independensi , metode dan pendekatan dan penilaian yang telah dilakukan

oleh tim ahli dan mengambil alih kesimpulan yang dihasilkan tentang harga /

nilai pasar nyata terhadap tanah aquo yang telah dibebaskan PT PLN dalam

rangka pembangunan Gardu Induk PLN adalah sebesar Rp.134.000/M2 .

Namun demikian Majelis Hakim tidak dapat menerima kesimpulan tim Ahli

yang mengidentikkan antara nilai pasar nyata dengan nilai ganti rugi sebab

kesimpulan seperti itu menyimpang dari ketentuan dari pasal 15 Perpres

No.65 tahun 2006 yang menyatakan dasar perhitungan bersarnya ganti rugi

adalah NJOP atau nilai nyata/sebenarnya dengan memperhatikan NJOP tahun

berjalan;

Menimbang , bahwa harga yang ditentukan oleh ahli sebesar

Rp.134.000/M2 dijadikan pedoman sebagai nilai nyata/sebenarnya atas harga

tanah aquo dan untuk dijadikan dasar perhitungan besarnya ganti rugi dengan

memperhatikan NJOP tahun berjalan sebesar Rp.10.000,-/M2 , maka metode

atau formulasi yang akan digunakan untuk menentukan besarnya ganti rugi

adlah dengan menjumlahkan kedua komponen itu lalu dibagi dua yaitu (

Rp.134.000,- + Rp. 10.000,- ) : 2 = Rp.72.000,-/M2 ;

Page 56: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

56

Menimbang , bahwa sesuai fakta dipersidangan harga ganti rugi tanah

yang ditetapkan oleh Panitia Pengadaan Tanah termasuk terdakwa sebagai

anggota panitia adalah sebesar Rp125.000,-/M2 adalah lebih besar dari ganti

rugi tanah setelah memperhitungkan antara harga nyata/sebenarnya dengan

memperhatikan NJOP tahun berjalan yaitu sebesar Rp. 72.000,-/M2 ;

Menimbang , bahwa dengan perhitungan harga ganti rugi sesuai dengan

Perpres ini sekaligus menolak keberatan terdakwa yang menyatakan harga

Rp.125.000,-/M2 adalah harga wajar yang tidak merugikan PT PLN sebab

pada kenyataannya PLN sudah banyak membebaskan tanah masyarakat

dengan minimal harga Rp.140.000/M2 yang letaknya jauh dari jalan raya dan

belum bersertifikat dengan kontra argumentasi dimana pembebasan tanah

yang dilakukan oleh PLN tersebut tidak melalui mekanisme pembebasan

tanah sesuai Perpres Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum melainkan

musyawarah harga person by person yang disepakati bersama-sama ;

Menimbang , bahwa dari pertimbangan diatas dimana panitia

pengadaan tanah termasuk terdakwa sebagai Ketua panitia secara dengan

sengaja tidak menyerahkan penilaian harga tanah terhadap Tim Penaksir

Harga Tanah yang telah dibentuk sebelumnya oleh Walikota Samarinda

dimana Panitia melakukan penilaian langsung dengan mepergunakan metode

tersendiri untuk membuat limit harga bawah dan atas kemudian

bermusyawarah dengan pemilik tanah dengan tidak menggunakan harga

nyata/sebenarnya dari harga tanah aquo berdasarkan harga riil dipasaran

sebagaimana diperhitungkan seperti diatas lalu membuat berita acara hasil

musyawarah dan Penetapan besarnya ganti rugi tanah atas lokasi gardu induk

sambutan ;

Menimbang , bahwa kewenangan panitia pengadaan tanah sebagaimana

terdapat dalam ketentuan pasal 7 tentang tugas Panitia Pengadaan Tanah pada

huruf c yaitu menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya akan

dilepaskan atau diserahkan tidak dilakukan oleh terdakwa sebagaimana

mestinya dan terdapat penyimpangan dan penyimpangan dimaksud adalah

melakukan sesuatu tidak sebagaimana mestinya dalam menjalankan hak dan

kekuasaan yang dipunyainya untuk melakuikan sesuatu dan hal seperti adalah

termasuk menyalahgunakan kewenangan ;

Menimbang , bahwa akibat yang timbul dari penyalahgunaan

kewenangan diatas dalam pengadaan tanah untuk pembangunan Gardu Induk

PLN adalah terjadinya pembayaran harga tanah yang tidak wajar atau

kemahalan pembayaran kepada pemilik tanah sebesar selisih antara

pembayaran riil yang telah dilakukan oleh PT PLN kepada saksi H.Hasbi

dengan ganti rugi sebagaimana ketentuan pasal 15 Perpres No.65 tahun 2006

yaitu dengan perincian sebagai berikut :

Page 57: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

57

Pembayaran yang dilakukan oleh Panitia Pengadaan tanah :

a. 37.199 m2 x Rp.125.000,- = Rp.4.649.875.000,-

b. Pph 5 % x Rp.4.649.875.000,- = Rp. 232.493.750,-

c. Harga setelah dikurangi Pph = Rp.4.417.381.250,-

Pembayaran menurut Perpres N0.65 Tahun 2006 :

a. 37.199 m2 x Rp.72.000,- = Rp.2.678.428.000,-

b. Pph 5 % x Rp.2.678.428.000,- = Rp. 133.911.400,-

c.Harga setelah dikurangi Pph = Rp.2.544.516.600,-

Kemahalan harga adalah sebesar = Rp.1.872.864.650,-

Menimbang , bahwa dari perhitungan kemahalan harga sebagaimana

diperhitungkan diatas maka pemilik tanah yaitu saksi H.Hasbi memperoleh

keuntungan yang tidak wajar akibat kemahalan harga sebesar

Rp.1.872.864.650,- ( satu milyar delapan ratus tujuh puluh dua juta delapan

ratus enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh ribu rupiah ) ;

Menimbang , bahwa apakah perolehan keuntungan yang tidak wajar ini

menjadi tujuan terdakwa dalam melakukan penyalahgunaan kewenangan

diatas dapat diukur atau dinilai dari perngertian dari dengan sengaja

sebagaimana telah diuraikan diatas yaitu adanya pengetahuan dan kehendak

dari terdakwa atas keuntungan yang tidak wajar sebagaimana diperhitungkan

diatas ;

Menimbang , bahwa sebagaimana dipertimbangkan diatas bahwa

terdakwa sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah tidak melakukan penelitian

mendalam atas informasi harga dari lurah diwilayah tanah yang dibebaskan

berada yang telah memberikan informasi tentang harga pasaran tanah antara

Rp.150.000,- s/d 300.000,-/M2 tanpa didukung oleh dokumen transaksi tanah

yang sah dan informasi inilah yang dijadikan oleh panitia termasuk terdakwa

sebagai ketua panitia sebagai salah satu dari tiga komponen harga untuk

mendapatkan limit harga ganti rugi tanah padahal saksi Drs Awal Hatmadi

MM dalam rapat-rapat penentuan harga tidak transparan menyampaikan

kepada panitia bahwa informasi harga pasaran yang diberikan tanpa didukung

oleh dokumen yang sah atas transaksi tanah dan selain hal itu panitia juga

secara dengan sengaja tidak menyerahkan kepada Tim penaksir harga yang

telah dibentuk oleh Walikota Samarinda untuk menaksir harga tanah

melainkan dilakukan sendiri oleh panitia lalu dimusyawarahkan dengan

pemilik tanah ;

Menimbang , bahwa argumentasi dari panitia sebagaimana keterangan

terdakwa sebagai ketua panitia bahwa penawaran harga Rp105.000,- yang

dilakukan oleh panitia kepada pemilik tanah tidak direspons baik oleh

H.Hasbi dan yang bersangkutan meminta harga Rp.160.000,- dan menyatakan

apabila diharga Rp.105.000,-/M2 lebih baik dibatalkan saja pembebasan

tanahnya pada hal ketika itu kebutuhan listrik di kota Samarinda sangat

Page 58: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

58

mendesak khususnya dalam rangka pelaksanaan PON di Samarinda , oleh

karenanya panitia khawatir tidak berhasil atau mengalami

kegagalan/kebuntuan atas transaksi tanah sehingga disepakatilah harga

Rp.125.000,-/M2 ;

Menimbang , bahwa argumentasi dan kekhwatiran panitia menurut

Majelis Hakim tidak beralasan dan berlebihan sebab sesuai fakta

dipersidangan ada terdapat 6 (enam) alternatif tanah yang sudah disurvei oleh

tim survei PT PLN dengan ranking berurutan sehingga apabila tanah aquo

sebagai rangking pertama dari 6 alternatif mengalami kegagalan maka dapat

dilanjutkan dengan rangking alternatif berikutnya ;

Menimbang, bahwa dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh panitia termasuk terdakwa

adalah diketahui dan dikehendaki oleh terdakwa akan memberikan

keuntungan yang tidak wajar terhadap orang lain dalam hal ini saksi H.Hasbi

pemilik tanah ;

Menimbang , bahwa dari pertimbangan tersebut diatas terdakwa sebagai

ketua panitia telah melakukan penyalahgunaan kewenangan yang ada padanya

dengan maksud untuk menguntungkan orang lain maka unsur kedua dan

ketiga yaitu dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain

atau suatu korporasi menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau

sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan telah

terpenuhi ;

Ad 4 .Unsur Yang dapat merugikan keuangan Negara atau

perekonomian Negara

Menimbang, bahwa menurut penjelasan umum Undang Undang No .

31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyebutkan

bahwa yang dimaksud dengan keuangan Negara adalah seluruh kekayaan

Negara dalam bentuk apapun yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan

termasuk didalamnya segala bagian kekayaan Negara dan segala hal dari

kewajiban yang timbul karena :

1. Berada dalam penguasaan , pengurusan dan pertanggungjawaban pejabat

lembaga Negara baik ditingkat pusat maupun daerah ;

2. Berada dalam, pengurusan dan pertanggungjawaban Badan Usaha Milik

Negara / Badan Usaha Milik Daerah , Yayasan , Badan Hukum dan

perusahaan yang menyertakan modal Negara atau perusahaan yang

menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan Negara.

Sedangkan yang dimaksud dengan perekonomian Negara adalah kehidupan

perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas

kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara mandiri yang berdarkan pada

kebijakan pemerintah baik ditingkat pusat mapun daerah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bertujuan

Page 59: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

59

memberikan mamfaat , kemakmuran dan kesejahteraan kepada seluruh

kehidupan masyarakat ;

Menimbang, bahwa kata “dapat” dalam unsur ini harus diartikan

kerugian keuangan / perekonomian Negara yang dimaksud tidak harus nyata-

nyata sebab dengan potensial lost saja sudah mencakup diantaranya ;

Menimbang, bahwa sesuai pertimbangan pada unsur kedua dan ketiga

dari penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh terdakwa memberikan

keuntungan yang tidak wajar kepada pemilik tanah yaitu saksi H.Hasbi

sebesar Rp. 1.872.864.650,- ( satu milyar delapan ratus tujuh puluh dua juta

delapan ratus enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh ribu rupiah )

pembayaran mana sesuai fakta dipersidangan pembiayaan pembebasan tanah

dalam rangka pembangunan Gardu Induk PLN berasal dari dana Anggaran

PLN ( APLN) tahun anggaran 2007 ;

Menimbang , bahwa dana APLN adalah merupakan bahagian dari

keuangan yang dikelola oleh PLN dimana PT PLN adalah merupakan Badan

Usaha Milik Negara sebagai persero saham mayoritasnya dipegang atau

dimiliki oleh Negara dan sesuai dengan penjelasan umum Undang Undang

No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan keuangan Negara adalah seluruh

kekayaan Negara dalam bentuk apapun yang dipisahkan atau yang tidak

dipisahkan termasuk didalamnya segala bagian kekayaan Negara dan segala

hal dari kewajiban yang timbul diantaranya karena berada dalam, pengurusan

dan pertanggungjawaban Badan Usaha Milik Negara ;

Menimbang , bahwa dengan terjadinya kemahalan harga dalam

pembayaran ganti rugi tanah sebesar Rp. 1.872.864.650,- ( satu milyar

delapan ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus enam puluh empat ribu enam

ratus lima puluh ribu rupiah ) seperti tersebut diatas maka Majelis Hakim

berkesimpulan dengan mempedomani pengertian keuangan/ perekonomian

Negara bahwa ketidak wajaran ini harus ditafsirkan sebagai harga yang tidak

seharusnya dikeluarkan atau dibayarkan artinya pengeluaran ini dipandang

sebagai pengeluaran yang tidak perlu dan jelas telah menjadi suatu kerugian

bagi keuangan Negara dalam hal ini anggaran PT PLN ( perseor ) sebesar

Rp. 1.872.864.650,- ( satu milyar delapan ratus tujuh puluh dua juta delapan

ratus enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh ribu rupiah );

Menimbang , bahwa keterangan saksi – saksi dari PLN yaitu saksi

Mulyono, saksi Sutrisno, saksi Suhartoyo saksi Ariadi Sulistiyanto, saksi

Karmiyono dan saksi Djoko Edi Taufik Hidayat yang menyatakan dalam

pembayaran ganti rugi harga tanah dalam pembebasan tanah untuk

kepentingan pembangunan Gardu Induk Sambutan PT PLN tidak dirugikan

sesuai audit pengawas internal PT PLN atas anggaran PT PLN Pikitring

wilayah Kalseltengtim, menurut Majelis Hakim keterangan demikian sifatnya

Page 60: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

60

sangat subyektif sebab tidak didasari atas analisa dari segi persfektif kerugian

Negara dalam pemberantasan tindak pidana korupsi ;

Menimbang, bahwa keberatan penasehat hukum terdakwa yang

menyatakan penyidik bukan auditor dan juga bukan ahli penghitungan

kerugian Negara dan wajib diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagai

auditor eksternal sesuai pasal 71 UU RI No.19 Tahun 2003 tentang BUMN

atas laporan keuangan PT PLN menurut Majelis tidak dapat menerima

keberatan tersebut sebab pemeriksaan seperti itu dapat dilakukan dalam

rangka pemeriksaan secara reguler atas keuangan BUMN oleh BPK dan audit

investigatif atas laporan PT PLN padahal dalam perkara aquo penyidikan

dilakukan oleh penyidik bukan didasarkan atas laporan instansi terkait yaitu

PT PLN maka perhitungan kerugian yang diilakukan oleh penyidik atas

kerugian negara secara formal sudah sesuai dengan ketentuan Undang

Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ;

Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan tersebut maka unsur

Yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara telah

terpenuhi ;

Ad. 5 unsur Sebagai pelaku, turut serta melakukan atau

menyuruh melakukan perbuatan

Menimbang , bahwa dengan bertitik tolak dari ketentuan pasal 55 ayat

(1) ke-1 KUHP maka yang diklasifikasikan sebagai pelaku (daden) adalah

mereka yang melakukan sendiri suatu tindak pidana (plegen) , mereka yang

menyuruh orang lain melakukan suatu tindak pidana (doenplegen), mereka

yang turut serta (bersama-sama) melakukan tindak pidana (medeplegen) dan

mereka yang dengan sengaja menganjurkan (menggerakkan) orang lain yang

melaukan tindak pidana (uitloking) . Dalam perkara ini akan dipertimbangkan

apakah tindak pidana itu dilakukan dua orang atau lebih secara bersama-sama

baik sebagai pelaku, menyuruh melakukan , turut serta atau menganjurkan ;

Menimbang, bahwa sesuai fakta dipersidangan dimana berdasarkan

surat PLN Nomor :024/613/PRING/KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007 perihal

Pembebasan Tanah Gardu Induk Sambutan yang ditandatangani oleh Ir .

Bambang Subiyanto selaku Manajer PRORING KALSELTENGTIM ,

Walikota Samarinda meneruskan surat tersebut untuk dilaksanakan kepada

Panitia Pengadaan Tanah yang telah dibentuk berdasarkan SK Walikota

Samarinda No. 590-05/170/HK-KS/2007 tgl. 28 Maret 2007 tentang

Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk

Kepentingan Umum di wilayah Kota Samarinda, susunan personalia sebagai

berikut:

Penanggung jawab : Walikota Samarinda

Wakil penanggungjawab : 1. Wakil Walikota Samarinda

2. Sekretaris Daerah Kota Samarinda

Page 61: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

61

Ketua : Asisten Pemerintahan dan Hukum Setkot

Samarinda (Drs. H. HAMKA HALEK,

M.Si)

Sekretaris : Kepala Bagian Perkotaan Setkot Samarinda

(Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si)

Anggota :

1. Kepala Dinas Pemukiman dan Pengembangan Kota

Samarinda (YOSEP BARUS MENG)

2. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Kota Samarinda (Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si)

3. Kepala Kantor Pertanahan Kota Samarinda (Ir. I

MADE MANDIA)

4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan

Kota Samarinda (EDY WAHYUDI, S.Hut)

5. Kepala Bagian Perlengkapan Setkot Samarinda (H.

ABDULLAH, SE, MM)

6. Camat terkait (Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si)

7. Lurah terkait (Drs. AWAL HATMADI, MM)

8. Instansi teknis terkait

Bahwa atas disposisi Walikota kepada Panitia Pengadaan Tanah ,

Ketua Panitia yaitu terdakwa Drs Hamka Halek Msi mengundang Panitia dan

PLN untuk mengadakan rapat pada tanggal 14 Mei 2007 dan pada rapat

tersebut Panitia membuat limit harga dengan menjumlahkan tiga komponen

yaitu pertama NJOP PBB yang berlaku tahun itu sesuai SK Menteri Keuangan

No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006, tanggal 29 Desember 2006 untuk

Kelurahan Pulau Atas, NJOP tertinggi adalah Rp.103.000,- terendah adalah

Rp. 5.000,-.dan untuk lokasi tanah yang akan dibebaskan Rp.10.000 /M2 ,

kedua harga dasar tanah sesuai SK Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005

tanggal 17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta tarif

ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda sebesar Rp 80.000,-

/M2 dan ketiga komponen harga pasar sesuai Surat Lurah Pulau Atas tanggal

10 Mei 2007 nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah

di sekitar Lokasi Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d

Rp.300.000/ m lalu tiga komponen dibagi tiga sehingga diperoleh limit harga

bawah Rp.105.000/M2 dan limit atas Rp.130.000,-/M2 , kemudian panitia

mengadakan rapat tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri Panitia , pihak PLN dan

saksi H.Hasbi selaku pemilik tanah dengan agenda musyawarah harga dimana

pertama panitia menawarkan harga limit bawah sesbesar Rp.105.000/M2 akan

tetapi pemilik tanah meminta harga Rp.160.000,-/M2 lalu kemudian

disepakati harga Rp.125.000,-/M2 dan membuat Berita Acara Musyawarah

Harga tanah seharga Rp.125.000.-/M2 ;

Menimbang , bahwa rangkaian perbuatan seperti diatas dan telah

dipertimbangkan mengandung perbuatan penyalahgunaan kewenangan yang

menguntungkan orang lain dan dapat merugikan keuangan negara dilakukan

Page 62: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

62

secara kolektif dari Panitia Pengadaan Tanah dengan perbuatan secara

bersama-sama ;

Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan diatas selain terdakwa

sebagai orang yang melakukan ( plegen ) juga adanya orang lain sebagai

orang yang turut serta melakukan {medeplegen ) , maka dengan demikian

unsur ke 5 inipun telah terpenuhi ;

Menimbang, bahwa tim Penasehat Hukum dalam pledoi menyatakan

tidak sependapat dengan dakwaan dan tuntutan hukum Jaksa Penuntut Umum

dimana berdasarkan analisa juridis Penasehat Hukum terdakwa harus

dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan

subsidair dan harus membebaskan terdakwa dari dakwaan tersebut dengan

alasan unsur – unsur dari tindak pidana yang didakwakan tidak terpenuhi

karena terdakwa selaku Panitia Pengadaan Tanah dalam melakukan

pembebasan tanah untuk pembangunan gardu induk PLN dan selanjutnya

dimiliki oleh PLN tidak tunduk pada Perpres No 65 Tahun 2006 dan oleh

karenanya tidak terdapat adanya perbuatan melawan hukum atau

penyalahgunaan kewenangan dan terdakwa tidak memperoleh keuntungan

dalam pembebasan tanah itu demikian pula Negara tidak dirugikan dan PT

PLN persero tidak mengalami kerugian ;

Menimbang, bahwa uraian pertimbangan yang telah diuraikan secara

panjang lebar diatas dengan sendirinya telah mematahkan argumentasi hukum

yang diajukan penasehat hukum terdakwa karena telah mempertimbangkan

dengan seksama tentang penyalahgunan kewenangan dan subyeknya, maka

dengan demikian argumentasi hukum yang diajukan Penasehat Hukum

terdakwa harus dinyatakan tidak beralasan hukum dan harus dikesampingkan ;

Menimbang, bahwa karena semua unsur–unsur dari tindak pidana yang

didakwakan dalam dakwaan subsidair telah terpenuhi dan nota pembelaan

penasehat hukum terdakwa telah dikesampingkan serta pada diri dan

perbuatan terdakwa tidak ditemukan adanya alasan-alasan secara yuridis

sebagai pembenar atau pemaaf yang dapat mengecualikan terdakwa dari

pertanggungjawaban pidana maka terdakwa haruslah dianggap mampu

bertanggung jawab atas perbuatannya dan Majelis Hakim berkesimpulan

bahwa terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M,Si yang identitasnya seperti

dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum telah terbukti secara sah

danmeyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Korupsi dilakukan secara

bersama–sama” melanggar pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31

tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI

Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal

55 ayat (1) ke-1 KUHP dalam dakwaan subsidair ;

Menimbang, bahwa karena terdakwa dinyatakan terbukti bersalah

maka terdakwa haruslah dijatuhi hukuman yang setimpal dengan

kesalahannya itu ;

Page 63: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

63

Menimbang , bahwa sebagai dasar untuk menentukan berat ringannya

hukuman yang akan dijatuhkan, Majelis Hakim menyetir teori ilmu hukum

pidana yang mengenal teori absolut dan teori relatif. Teori absolut

berpendapat untuk mencapai rasa kepuasan yang akan memulihkan rasa

ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat maka hukuman seberat-

beratnya menjadi pilihan sebab pidana dijatuhkan semata-mata karena

seseorang telah melakukan suatu kejahatan atau tindak pidana maka pidana

merupakan akibat mutlak yang harus ada sebagai pembalasan. Jadi pidana

semata-mata adalah untuk memuaskan tuntutan keadilan bukan merupakan

suatu tujuan yang mencerminkan keadilan. Teori relatif berpendapat hukuman

dimaksudkan disamping untuk memperbaiki keseimbangan dalam masyarakat

juga untuk memperbaiki si pelaku sendiri agar insyaf akan perbuatannya yang

keliru dan menyimpang sehingga dikemudian hari dapat merubah kelakuan

tersebut menjadi lebih baik ;

Menimbang, bahwa didalam pemberantasan tindak pidana korupsi

yang akhir-akhir ini sudah semakin meluas dan dengan cara-cara yang luar

biasa tidak hanya merugikan keuangan / perekonomian negara tetapi juga

telah merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi

masyarakat secara luas maka dengan berdasar terhadap negara Indonesia yang

berdasarkan falsafah Pancasila maka kedua teori diatas harus digabungkan

adanya keseimbangan antara rasa keadilan masyarakat, efek jera dan memberi

keinsyafan bagi terdakwa untuk menyadari kekeliruan yang dilakukan dan

kesempatan untuk memperbaiki kelakuannya sehingga hukuman yang akan

dijatuhkan seperti dalam amar putusan dianggap telah adil ;

Menimbang, bahwa meskipun dalam tuntutan Jaksa Penuntut Umum

terdakwa tidak dituntut untuk membayar uang pengganti akan tetapi dalam

dakwaan dikaitkan dengan pasal 18 UU NO.31 Tahun 1999 yang salah

satunya sebagai pidana tambahan adalah pembayaran uang pengganti yang

jumlahnya sebanyak-banyaknya sama dengan harta benda yang diperoleh dari

tindak pidana korupsi maka dakwaan ini menjadi wajib untuk

dipertimbangkan ;

Menimbang, bahwa tentang pidana tambahan untuk membayar uang

pengganti ini Majelis Hakim berpendapat bahwa pembayaran uang pengganti

sebagai pidana tambahan adalah sebesar uang yang nyata-nyata yang

diperoleh terdakwa sebagai bahagian atau keseluruhan jumlah kerugian

keuangan negara yang ditimbulkan tindak pidana itu ;

Menimbang, bahwa dari kerugian Negara yang terjadi sebesar Rp.

1.872.864.650,- ( satu milyar delapan ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus

enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh ribu rupiah ) Jaksa Penuntut

Umum tidak dapat membuktikan seberapa banyak yang nyata-nyata diperoleh

oleh terdakwa sehingga tidak terdapat fakta hukum terdakwa memperoleh

bahagian dari kerugian Negara tersebut sebab sesuai fakta dipersidangan

terdakwa dalam pengadaan tanah untuk pembangunan Gardu Induk PLN

Page 64: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

64

Sambutan hanya memperoleh honor sebesar lebih kurang Rp.2.000.000,-

(Dua Juta Rupiah) ;

Menimbang, bahwa dari fakta itu maka Majelis Hakim berpendapat

tidak beralasan menurut hukum terdakwa dihukum untuk membayar uang

pengganti kerugian Negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 UU No.31

Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ;

Menimbang, bahwa sejak tingkat penyidikan hingga pemeriksaan di

persidangan terhadap terdakwa dilakukan penahanan secara sah menurut

hukum maka sesuai ketentuan pasal 22 ayat (4) Undang Undang No.8 Tahun

1981 tentang Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana maka lamnya

terdakwa ditahan seluruhnya dikurangkan dari pidana yang dijatuhkan ;

Menimbang , bahwa Majelis Hakim tidak menemukan adanya alasan

yang sah untuk mengeluarkan terdakwa dari tahanan atau melakukan

penangguhan penahanan terhadap terdakwa maka diperintahkan agar

terdakwa tetap berada dalam tahanan ;

Menimbang, bahwa tentang barang bukti berupa surat-surat atau

dokumen akan tetap dilampirkan dalam berkas perkara dan untuk sementara

dapat dipergunakan sebagai alat bukti dalam perkara lainnya ;

Menimbang, bahwa sebelum sampai terhadap amar putusan akan

terlebih dahulu dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang

meringankan hukuman yang akan dijatuhkan sebagai berikut :

Hal-hal yang memberatkan :

1. Perbuatan terdakwa mengakibatkan kerugian bagi Negara ;

2. Perbuatan terdakwa tidak mendukung langkah-langkah yang dilakukan

oleh Pemerintah dalam usaha pemberantasan korupsi ;

3. Bahwa tindak pidana korupsi tergolong kejahatan luar biasa yang dapat

merusak sendi-sendi perekonomian masyarakat secara luas ;

Hal-hal yang meringankan :

1. Terdakwa berlaku sopan selama persidangan ;

2. Terdakwa memiliki tanggungan keluarga ;

3. Terdakwa belum pernah dipidana ;

4. Gardu Induk PLN Sambutan telah berfungsi dengan baik dan telah

dipergunakan dalam rangka pendistrbusian listrik terhadap masyarakat

kota Samarinda ;

Memperhatikan pasal 3 Undang-Undang No. 31 thn 1999, Undang-

Undang No. 20 thn 2001 serta pasal-pasal dari Undang-Undang dan peraturan

yang bersangkutan ;

Page 65: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

65

M E N G A D I L I

1. Menyatakan terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si tersebut

diatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan

tindak pidana “ KORUPSI YANG DILAKUKAN SECARA

BERSAMA-SAMA “ ;

2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana

penjara selama : 1 (Satu) tahun 6 (Enam) bulan ;

3. Menghukum pula Terdakwa membayar denda sebesar Rp. 50.000.000,-

(Lima puluh juta rupiah), dengan ketetentuan apabila denda tersebut tidak

dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 (Tiga) bulan ;

4. Menetapkan lamanya terdakwa ditahan seluruhnya dikurangkan dari

pidana yang dijatuhkan ;

5. Memerintahkan terdakwa tetap ditahan ;

6. Menyatakan barang bukti berupa :

Surat-surat / dokumen antara lain :

- Anggaran PLN tahun 2007 yang diperuntukan untuk pembebasan

tanah Gardu Induk Sambutan.

- Hasil survey lokasi di Sambutan oleh PLN Pikitring Kalimantan.

- Sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m².

- Surat Nomor 024/612/PRING KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007

perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya

meminta bantuan oleh Panitia Daerah Kota Samarinda.

- Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal

23 Januari 2007.

- Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota

Samarinda.

- Surat Walikota Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007

tentang Pemberian Ijin Lokasi Atas Tanah seluas ±39.476 m²

terletak di Keluarahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota

Samarinda.

Page 66: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

66

- SK Walikota Nomor 590-05/170/HK-KS/2007 tentang

Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan

Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota

Samarinda.

- Surat PLN Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April

2007 perihak informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu

induk Sambutan.

- Surat Lurah Pulau Atas kepada Camat Samarinda Ilir dengan

nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 tanggal 10 Mei 2007 perihal

Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi Gardu Indik Sambutan.

- Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan

Tanah tahun 2007 atas nama wajib Pajak H.A. HASBI yang

beralamat di Jl. HASAN BASRI 51 RT 000 RW 00 Temindung

Permai Samarinda nilai NJOP.

- Surat Keputusan Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal

17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta

tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda.

- Hasil musyawarah penetapan hasil ganti rugi atas tanah milik H.A

HASBI tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri panitia pembebasan

tanah, pemilik tanah, dan pihak PT. PLN PIKITRING Kalimantan.

- Penetapan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor:

590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang

Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi

yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan

Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda.

- Revisi anggaran dari 2, 74 milyar menjadi 4, 8 milyar dengan luas

menjadi 3, 7 Ha, ke PLN Pusat.

- Berita Acara Pembayaran Nomor 590/02/PENG.T-SMR/VII/2007

sebesar RP. 4.649.875.000.

- BA penyerahan tanah kepada Pemkot Samarinda pada tanggal 12

Juli 2007.

Page 67: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

67

- Ketentuan tentang Pengadaan tanah bagi kepentingan umum,

Perpres 55/ 1993, perpres 36/ 2005 dan perpres 65/2006, Peraturan

Menteri Agraria/ Kepala Badan Nomor 1/ 1994 dan No. 3/2007.

Seluruhnya dikembalikan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk

dijadikan barang bukti dalam perkara lain ;

7. Membebankan biaya perkara terhadap terdakwa sebesar Rp. 5.000,- (lima

ribu rupiah) ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Samarinda pada hari SELASA tanggal

23 NOPEMBER 2010 oleh PARULIAN LUMBANTORUAN , SH

sebagai Hakim Ketua, HARTOMO, SH dan I DEWA MADE

ALIT DARMA, SH masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana

dibacakan dalam persidangan terbuka untuk umum pada hari SENIN tanggal

29 NOPEMBER 2010 oleh Majelis Hakim tersebut dengan dihadiri oleh

MULYANTO, SH, MH Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut,

ABDULLAH NOER DENY, SH Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan

Negeri Samarinda, terdakwa dan didampingi oleh Tim Penasehat Hukum

terdakwa.

Majelis Hakim tersebut :

Hakim-Hakim Anggota Ketua

Hartomo, SH Parulian Lumbantoruan, SH

I Dewa Made Alit Darma, SH.

Panitera Pengganti

Mulyanto, SH, MH

Page 68: 620 Pid.b 2010 Pn.smda-korupsi

68