61005-1-359895879754

16

Click here to load reader

Upload: ratu-nabila-azzahra

Post on 01-Jul-2015

79 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 61005-1-359895879754

Modul 1

Motivasi dan Emosi

I.Motif Kelangsungan Hidup dan Homeostatis

Motif dasar merupakan motif yang tidak dipelajari yang dimiliki oleh manusia dan hewan.

Organisme yang lapar akan mengarahkan perilakunya ke arah makanan dan organisme yang

haus akan ke arah minum . Motif dasar tersebut tampaknya terdapat dalam beberapa jenis :

satu kesesuaian dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup organisme, seperti lapar dan

haus. Kedua berkaitan dengan kebutuhan sosial yang berdasarkan biologis seperti seks dan

perilaku maternal. Ketiga, melibatkan motif ingin tahu, yang tidak secara langsung berhubungan

dengan kesehatan organisme

Banyak motif kelangsungan hidup bekerja sejalan dengan prinsip homeostatis. Prinsip

homeostatis, yaitu kecenderungan tubuh untuk mempertahankan lingkungan internal tetap

konstan saat menghadapi lingkungan eksternal yang selalu berubah. Individu yang sehat

mempertahankan temperatur tubuh yang hanya bervariasi satu atau dua derajat, walaupun

temperatur lingkungan dapat bervariasi lebih dari 100 derajat. Demikian pula, orang yang sehat

mempertahankan jumlah cairan yang relative konstan didalam tubuhnya walaupun kesediaan

air di lingkungan mungkin bervariasi secara drastis.

II. Sifat dari Homeostatis

Suatu termostat adalah contoh dari sistem homeostatis mekanis. Fungsi termostat

adalah mempertahankan temperatur di lingkungan internal relatif konstan sementara temperatur

di lingkungan eksternal bervariasi. Kerja pada termostat menjelaskan banyak hal tentang prinsip

homeostatis. Temperatur ruang bertindak sebagai masukan bagi termostat, suatu nilai ideal

untuk mempresentasikan temperatur yang dikehendaki, dan suatu komparator untuk

membandingkan temperatur yang dirasakan dengan nilai ideal. Jika temperatur yang dirasakan

lebih tinggi dari nilai ideal, mekanisme menyalakan alat pendingin ruangan. Hal ini menurunkan

temperatur ruang sampai cocok dengan nilai ideal, pada titik mana termostat mematikan alat

pendingin.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II

Page 2: 61005-1-359895879754

Inti dari sistem adalah variabel tertentu yang diatur (seperti temperatur ruang dalam

contoh termostat). Untuk mengatur regulasi variable ini, system memiliki nilai ideal dari variable,

sensor yang mengukur variable, komparator (atau control sentral) dan penyesuaian terprogram

yang dibuat oleh system jika variable memiliki nilai diatas atau dibawah ideal (seperti

mematikan atau menyalakan alat pendingin ).

Kerangka kerja ini memungkinkan kita memahami sejumlah motif manusia. Pada

pengendalian temperature tubuh, variable yang diregulasi adalah temperature tubuh; untuk rasa

haus, jumlah air didalam sel dan di darah adalah variable yang diregulasi ; untuk rasa lapar,

beberapa variable yang diregulasi bersesuaian dengan berbagai sumber energy ( gula darah,

lemak, dsb)

Kita dapat menggunakan kerangka homeostatis untuk membedakan 2 konsep yang

sering diungkapkan dalam diskusi tentang motivasi, yaitu : kebutuhan (need) dan dorongan

(drive). Kebutuhan adalah pergeseran fisiologis yang cukup besar dari nilai ideal. Dorongan

adalah suatu keadaan sadar yang terjadi akibat kebutuhan.

Regulasi temperature merupakan contoh homeostatis. Variabel yang diregulasi adalah

temperature darah dan sensornya terletak diberbagai daerah tubuh termasuk hipotalamus. Nilai

ideal dan komparator terletak di hipotalamus. Penyesuaian tersebut merupakan respon

fisiologis otomatis (misalnya :menggigil) atau perilaku volunteer (seperti memakai pakaian

hangat).

III. Rasa Haus sebagai Sistem Homeostatik

Rasa haus adalah motif homeostatis yang lain. Terdapat 2 variabel yang diregulasi

yaitu:

1. Cairan Intraseluler; merupakan jumlah air didalam sel tubuh. Penyebab tipikal

kehilangan cairan intraseluler adalah lebih tingginya konsentrasi natrium dalam cairan

diluar sel dibandingkan didalam sel. Karena natrium tidak dapat menembus membran

sel, tekanan untuk menyeimbangkan konsentrasi natrium di kedua sisi membrane

menyebabkan air meninggalkan sel (ini dinamakan osmosis). Sel menjadi dehidrasi.

Hilangnya cairan intraseluler dideteksi oleh osmoreseptor yang terletak di hipotalamus

dan area praoptik yang terletak didepan hipotalamus. Hal ini selanjutnya menyebabkan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II

Page 3: 61005-1-359895879754

pelepasan hormon antidiuretik (ADH), yang meregulasi ginjal sehingga menyebabkan air

direabsorpsi ke aliran darah.

2. Cairan Ekstraseluler, merupakan jumlah air diluar sel tubuh. Cairan ekstraseluler

dideteksi oleh sensor tekanan darah dan ginjal.

IV. Rasa Lapar

Rasa lapar merupakan motivator yang kuat. Untuk dapat bertahan hidup manusia harus

makan dan manusia makan dengan cara yang sedemikian rupa untuk mempertahankan berat

badan. Jadi, sebenarnya apa yang merupakan determinan utama makan ?

Riset terakhir mengatakan bahwa manusia secara otomatis memantau jumlah berbagai

berbagai nutrien yang dibutuhkan sedang dalam perjalanan dan proses makan dapat

dihentikan. Dengan demikian pengakhiran makan ditangani oleh sistem yang berbeda – terletak

dibagian depan sistem pencernaan – dari yang bertanggungjawab untuk pengawalan makan.

Dimanakah sensor kenyang untuk rasa lapar ? Sensor kenyang untuk rasa lapar ada di

bagian tubuh :

1. Mulut

2. Tenggorokan

3. Lambung

4. Duodenum (bagian usus kecil yang berhubungan langsung dengan lambung)

5. Hati

Penelitian mengenai sensor kenyang pada mulut dan tenggorokan dilakukan pada tikus dengan

merusak esophagus pada titik persambungannya dengan lambung dan membawa ujung

potongan itu keluar tubuh melalui insisi dikulit. Jika hewan tersebut makan, makanan yang

ditelannya tidak dapat masuk ke lambung. Dengan demikian sensor kenyang di lambung dan

seterusnya tidak terpengaruh. Hewan tersebut akan menelan makanan dengan jumlah yang

agak banyak dari normalnya kemudian berhenti makan yang menyatakan bahwa sensor

kenyang pastilah ada di mulut dan tenggorokan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II

Page 4: 61005-1-359895879754

Lambung dan duodenum, memiliki sinyal kenyang. Jika zat makanan diinjeksikan

langsung ke lambung seekor hewan yang lapar sebelum diberi makanan, ia akan makan lebih

sedikit dari biasanya. Zat makanan yang diinjeksikan langsung ke dalam duodenum juga

menyebabkan penurunan makan. Disini sensor kenyang adalah hormone kolesistokinin (CCK).

Jika makanan memasuki duodenum, mukosa usus halus bagian atas menghasilkan CCK, yang

membatasi kecepatan lewatnya makanan dari lambung ke duodenum. Kadar CCK darah dapat

dipantau oleh otak sebagai sinyal kenyang.

Hati merupakan organ utama yang menerima nutrien larut dalam air yang berasal dari

sistem pencernaan dan dengan demikian reseptor di hati memberikan petunjuk yang akurat

bahwa nutrien sedang dicerna. Jika glukosa diinjeksikan langsung ke hati hewan yang lapar,

hewan akan makan lebih sedikit. Sensor hati memantau kadar nutrien dalam yang berada di

usus dan kemudian mengirimkan informasi ini ke otak.

V. Mekanisme Otak

Terdapat 2 daerah di otak yang penting untuk rasa lapar yaitu :

1. Hipotalamus lateral

2. Hipotalamus ventromedial

Kerusakan pada hipotalamus lateral menyebabkan undereating, sedangkan kerusakan pada

hipotalamus ventromedial menyebabkan overeating.

Salah satu interprestasi efek tersebut adalah daerah ventromedial dan lateral memiliki

efek timbal balik pada set point badan. Kerusakan pada ventromedial akan menaikkan set point

sedangkan kerusakan pada pada lateral akan menurunkan set point. Interpretasi lain

menyatakan bahwa efek tersebut disebabkan karena gangguan traktus saraf yang melewati

hipotalamus tersebut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II

Page 5: 61005-1-359895879754

VI. Obesitas

Berat badan orang tidak terlalu konstan seperti yang dinyatakan dalam sudut pandang

homeostatis. Penyimpangan yang paling sering ditemukan dari regulasi homeostatis makan

yang terjadi pada manusia adalah Obesitas.

Obesitas biasanya lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Obesitas

merupakan bahaya kesehatan yang besar. Ia dapat menyebabkan tingginya insidensi diabetes,

tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Di kultur barat, obesitas juga dapat menjadi stigma

sosial karena orang gemuk seringkali dianggap malas dan tidak memiliki kemauan diri.

Orang menjadi gemuk terutama karena :

a. Mereka terpredisposisi secara genetik mengalami kegemukan. Berdasarkan data

statistik menyatakan adanya dasar biologis untuk obesitas. Didalam keluarga dimana

kedua orangtua tidak gemuk hanya sekitar 10 % anak yang akan menjadi gemuk; jika

salah satu orang tua gemuk sekitar 40 % anak akan gemuk dan juka kedua

orangtuannya gemuk, kira-kira 70% anak akan menjadi gemuk.

b. Mereka makan terlalu banyak (karena faktor psikologis ). Banyak faktor emosional yang

membuat orang banyak makan. Biasanya orang yang mengalami kecemasan atau

ketegangan akan membuat orang cenderung makan lebih banyak. Salah satu

kemungkinan yang tersebut terjadi adalah saat mereka bayi, pengasuhnya

menginterpretasikan semua tanda distress sebagai permintaan akan makan, dengan

demikian mereka gagal berespons secara diferensial terhadap kebutuhan dan perasaan

yang berbeda misalnya : lapar atau kecemasan. Saat telah dewasa, orang tersebut

mengalami kesulitan membedakan rasa lapar dari perasaan lain, termasuk kecemasan

dan mereka makan bilamana merasakan emosi. Kemungkinan yang kedua adalah

sebagian orang gemuk mungkin berespons terhadap situasi yang mencemaskan

dengan melakukan sesuatu yang mereka pelajari sebelumnya dapat memberikan

kenyamanan yaitu makanan. Orang tersebut akan makan bila cemas.

Pengaruh gen diperantarai oleh efeknya pada sel lemak, kecepatan metabolism dan set point.

Seperti untuk kerakusan dan obesitas, orang cenderung makan berlebihan bila mereka

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II

Page 6: 61005-1-359895879754

menghentikan diet, makan lebih banyak jika mendapatkan rangsangan emosional dan lebih

responsive dibandingkan individu berat normal terhadap isyarat lapar eksternal.

Dalam terapi obesitas, diet yang ekstrim tampaknya tidak efektif, karena kelaparan

menyebabkan overeating selanjutnya dan penurunan metabolisme. Penurunan kecepatan

metabolisme dengan duit juga menjelaskan mengapa banyak orang yang merasa semakin sulit

untuk menurunkan berat badan pada setiap diet selanjutnya : tubuh berespon terhadap

penderitaan diet dengan penurunan kecepatan metabolisme. Yang tampaknya paling

membantu adalah menegakkan kebiasaan makan yang baru dan permanen dan melakukan

program pelatihan.

VII. Anoreksia Nervosa dan Bulimia

Anoreksia dibedakan dengan adanya penurunan berat badan yang ekstrim dan

disebabkan oleh diri sendiri. Berdasarkan standar yang dibuat oleh APA (1987), individu harus

didiagnosis sebagai anoreksia hanya jika memiliki berat badan sekurang-kurangnya 15 % dari

berat badan minimum normalnya. Sebagian penderita anoreksia dalam faktanya memiliki berat

badan kurang dari 50 % berat badan normalnya.Untuk wanita dapat didiagnosis sebagai

penderita anoreksia selain penurunan berat badan, mereka juga mengalami menstruasi yang

terhenti. Penurunan berat badan dapat menyebabkan sejumlah efek samping berbahaya

termasuk kurus, kerentanan terhadap infeksi dan gejala kurang gizi lainnya. Pada kasus yang

ekstrim, efek samping dapat menyebabkan kematian.

Anoreksia dua puluh kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Penurunan

berat badan mungkin diperantarai oleh distorsi citra tubuh, penderita anoreksia secara keliru

percaya bahwa ia tampak terlalu gemuk. Kemungkinan penyebab anoreksia antara lain factor

kepribadian, penekanan pada masyarakat yang berlebihan pada kekurusan seorang wanita,

factor biologis sebagai contoh : disfungsi hipotalamus.

Bulimia ditandai oleh episode rekuren pesta makan (binge eating; mengkonsumsi

sejumlah besar makanan dalam periode waktu tertentu), diikuti oleh upaya untuk mencahar

makan yang berlebihan dengan cara merangsang muntah atau menggunakan laktasif.

Berdasarkan survey wanita penderita bulimia menemukan bahwa sebagian besar penderita

melakukan pesta makan sekurangnya 1 kali dalam sehari dan rata-rata satu kali makan

mengkonsumsi sekitar 4800 kalori. Tetapi karena mereka mencahar setelah pesta makan, berat

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II

Page 7: 61005-1-359895879754

badan penderita bulimia relative normal; hal ini memungkinkan penderita bulimia

menyembunyikan gangguan makan mereka.

Tetapi terdapat beban fisiologis yang besar bagi perilaku bulimic; muntah dan

pemakaian laksatif dapat mengganggu keseimbangan elektrolit kalsium di dalam tubuh, yang

dapat menyebabkan masalah seperti dehidrasi, aritmia jantung dan infeksi saluran kemih.

Bulimia lebih sering terjadi dbandingkan anoreksia, diperkirakan 5 sampai 10 persen wanita

Amerika mengalami bulimia dalam suatu tingkatan.

Kemungkinan penyebab terjadinya bulimia adalah dari faktor kepribadian, biologis dan

sosial. Berkaitan dengan factor kepribadian, dokter yang merawat penderita bulimia sering

melihat penderita tidak memiliki rasa percaya diri dan rasa identitas. Depresi tampaknya sering

ditemukan pada penderita bulimia. Penderita mungkin menggunakan makanan untuk

memuaskan perasaan kehampaan dan kekosongan dalam diri mereka. Dilihat dari factor

biologis dalam bulimia ditemukan adanya keterkaitan antara bulimia dan depresi. Diduga bahwa

suatu gangguan kimiawi tertentu yang sama yang mendasari depresi mungkin pula menjadi

dasar beberapa kasus bulimia; sebagai contohnya deficit neurotransmitter serotonin mungkin

berada dibelakang depresi dan bulimia.

Untuk factor social sering kali gangguan ini sering diduga sebagai penekanan berlebihan

kultur masyarakat sekarang terhadap wanita yang lebih kurus. Namun, sebagian wanita

penderita bulimia sangat eksplisit bahwa gangguan mereka merupakancara untuk memecahkan

masalah bagaimana makan banyak makanan kalori tinggi namun tetap ramping sesuai dengan

kecenderungan norma cultural sekarang.

VIII. Seksualitas Dewasa

Dorongan seksual dan dorongan maternal merupakan motivator yang sangat kuat.

Dorongan seksual kadang-kadang sangat kuat sehingga menjadi suatu obsesi dan dorongan

keinginan ibu/ayah untuk melindungi keturunannya dapat sangat kuat sehingga membuatnya

tidak sensitive terhadap nyeri.

Berkaitan dengan seks, 2 perbedaan penting harus diketahui, yaitu :

1. Berasal dari fakta bahwa walaupun kita mulai mengalami kedewasaan seksual pada

saat pubertas, dasar-dasar untuk identitias seksual telah dibentuk sejak dalam

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II

Page 8: 61005-1-359895879754

kandungan. Dengan demikian kita membedakan antara seksualitas dewasa (dimulai

dengan perubahan-perubahan yang terjadi saat pubertas) dan perkembangan seksual

dini.

2. Perbedaan antara determinan biologis dan lingkungan dari perilaku atau perasaan

seksual. Bagi banyak aspek perkembangan seksual dan seksualitas dewasa,

pertanyaan dasar adalah bagaimana besarnya perilaku atau perasaan tersebut sebagai

produk biologi – terutama hormone – atau lingkungan dan belajar – pengalaman awal

dan norma seksual – atau interaksi antara keduanya.

PERUBAHAN – PERUBAHAN SAAT PUBERTAS

Saat pubertas kira – kira usia 11 – 14 tahun, perubahan hormon menyebabkan

perubahan tubuh yang berfungsi membedakan pria dari wanita. Sistem hormonal yang

terlihat di ilustrasikan dalam gambar 1.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II

Page 9: 61005-1-359895879754

Ide umum adalah bahwa kelenjar endokrin membuat hormone (kurir kimiawi), yang

berjalan melalui aliran darah ke organ sasaran. Proses dimulai dari hipotalamus saat ia

mensekresikan gonadotropin-releasing factors, kurir kimia tersebut menyebabkan kelenjar

hipofisis memproduksi gonadotropin yang merupakan hormone dengan sasaran adalah

Gonad – ovarium dan testis. Terdapat dua jenis gonadotropin. Salah satunya dinamakan :

Follicle Stimulating Hormone (FSH). Pada wanita, FSH mempengaruhi perkembangan

folikel, kelompok sel di ovarium yang mendukung pertumbuhan sel telur dan yang

mmensekresikan hormone wanita estrogen. Pada pria, FSH menstimulasi produksi sperma

di testis. Gonadotropin lainnya yng dihasilkan oleh kelenjar hipofisis dinamakan Luteinizing

Hormone (LH) pada wanita dan Interstitial cell Hormone (ICSH) pada pria. Sekresi LH

menyebabkan ovulasi, pelepasan sel telur matur dari folikrel dan kemudian menyebabkan

folikel yang telah ruptur untuk mensekresikan progesteron, homon wanita lainya. ICSH

ekuivalen pada pria, menstimulasikan produksi hormone pria angdrogen. Walaupun

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II

TESTISOVARIU

MProduksiAndroge

n

Ovulasi menghasilkanprogesteron

dan estrogen

TESTISOVARIU

MProduksisperma

Maturasi folikelda

n menghas

ilkan estrogen

LH/ICSHFSH

GONADOTROPIN

HIPOFISIS

HIPOTALAMUS

Gonadotropin Releasing Factor

Tingkat hormon memberi

isyarat pada hipotalamus untuk mulai

mensekresikan atau

menginhibisi gonadotropin

releasing factor

Gambar 1

Page 10: 61005-1-359895879754

sejumlah istilah teknik telah disebutkan disini, skema dasarnya sederhana : melalui hormon,

hipotalamus mengatur kelenjar hipofisis, yang selanjutnya mengatur gonad.

Hormon yang dihasilkan gonad, estrogen dan progesterone, dan androgen dinamakan

hormone seks. Hormon – hormon tersebut bertanggung jawab untuk perubahan tubuh saat

pubertas.Pada wanita, strogen menyebabkan perkembangan payudara, perubahan

distribusi lemak tubuh yang menghasilkan bentuk tubuh lebih feminine dan maturasi

genitalia wanita. Pada pria testoteron (salah satu jenis androgen) bertanggung jawab untuk

pertumbuhan rambut wajah, ketiak dan pubis juga menyebabkan merendahnya suara

perkembangan otot yang menghasilkan bentuk tubuh lebih maskulin, dan pertumbuhan

genetalia eksternal.

EFEK HORMON PADA GAIRAH DAN RANGSANGAN SEKSUAL

Apa peran hormon dalam gairah dan rangsangan seksual dewasa? Pada spesies lain,

dorongan seksual berhubungan erat dengan variasi kadar hormonal; pada manusia, hormon

memiliki peranan yang lebih kecil. Salah satu cara untuk menilai kontribusi hormon dalam

dorongan seksual adalah dengan mempelajari efek katrasi. Pada pria, katrasi biasanya

dilakukan dengan mengangkat testis, yang menghilangkan produksi hormon seks. Katrasi

menyebabkan penurunan cepat dan akhirnya menghilangnya aktivitas seksual.

Cara lain untuk menilai kontribusi hormon terhadap dorongan seksual pada pria adalah

mencari hubungan antara fluktuasi hormonal dan minat seksual. Sebagai contohnya apakah

seorang pria lebih mungkin merasa terangsang jika kadar testosterone dalam tubuhnya

sedang tinggi? Di ketahui bahwa kadar testostron mungkin tidak memiliki pengaruh pada

rangsangan seksual yang dinyatakan dengan kemampuan untuk mengalami ereksi tapi

berpengaruh pada gairah seksual yang dinyatakan dengan fantasi seksual.(Davidson,

1988). [Tetapi, determinan utama gairah seksual pada pria tampaknya faktor emosional, jadi

bagi pria (serta wanita), penyebab tersering menurunnya gairah seksual pasangan yang

mencari bantuan terapi seks adalah konfilik perkawinan (Goleman, 1988)].

Tidak adanya pengaruh hormonal pada rangsangan seksual bahkan lebih jelas lagi

pada wanita. Setelah menopause (saat ovarium telah berhenti berfungsi), gairah seksual

pada sebagian besar wanita tidak menurun. Dalam faktanya, sebagian wanita mengalami

peningkatan gairah seks setelah mengalami menopause, karena mereka sudah tidak lagi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II

Page 11: 61005-1-359895879754

mengkhawatirkan kehamilan. Hormon memiliki pengaruh pengendalian yang cukup kuat

terhadap rangsangan pada spesies rendah tetapi tidak pada manusia.

Pengalaman Awal

Lingkungan memiliki pengaruh besar pada seksualitas dewasa, salah satu determinan

adalah pengalaman awal. Pengalaman sedikit berpengaruh pada prilaku kawin mamalia

yang lebih rendah tikus yanh tidak berpengalaman akan berkopulasi sama efektifnya

dengan tikus yang berpengalaman tetapi merupakan determinan penting dalam perilaku

seksual mamalia yang lebih tinggi.

Penyimpangan Seks, pada manusia masalah seksual lain yang berkaitan dengan

pengalaman awal adalah penyimpangan atau PARAFILIA. Banyak orang yang mungkin

dianggap parafilia minor sebagai contohnya : menjadi terangsang dengan wangi wangian

tertentu, atau oleh pakaian tertentu

HOMOSEKSUALITAS

Istilah “homoseksual” dapat diterapkan pada pria maupun wanita, tetapi

homoseksualitas pada wanita biasanya dinamakan “lesbian”. Individu dianggap

homoseksual jika secara seksual tertarik terutama kepada individu berjenis kelamin sama.

Pandangan Kinsey bahwa homoseksualitas bukan suatu masalah dan atau; perilaku

seksual jatuh didalam suatu kesinambungan, dengan individu heteroseksual secara

eksklusif dan homoseksual secara eksklusif diujung rangkaian, dan berbagai campuran

prilaku seksual diantaranya. Menurut suatu perkiraan, hanya sekitar 4 persen pria yang

menjadi homoseksual secara eksklusif.

Homoseksualitas dan kesehatan mental

Sampai munculnya revolusi seksual pada akhir 1960-an, homoseksualitas dianggap

suatu penyakit mental atau penyimpangan abnormal. Dalam sebagian penelitian kesehatan

mental, homoseksual dipandang sama baiknya seperti heteroseksual dalam bidang

kehidupan lain (Bell & Weinberg, 1978). Stabilitas pekerjaan dan kepuasan pekerjaan sama

dengan individual heteroseksual. Dibidang kehidupan lain, homoseksual kurang beruntung.

Mereka melaporkan dirinya sering merasa tegang dan depresi dibandingkan kelompok

heteroseksual yang setara.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II

Page 12: 61005-1-359895879754

Interaksi seksual dengan individu berjenis kelamin sama tidak jarang terjadi selama

masa anak- anak, tetapi hanya sebagian kecil individu yang menjadi homoseksual secara

eksklusif saat dewasa. Wawancara luar dengan homoseksual menyatakan bahwa mereka

tidak berbeda dari heteroseksual dalam identifikasinya dengan orangtua lawan jenis. Bagi

homoseksual eksklusif, mungkin terdapat predisposisi biologis.

Hormon prenatal penting untuk perkembangan seksual. Jika kelenjar seks embrionik

menghasilkan cukup androgen, bayi akan memiliki genitalia laki- laki; jika tidak terdapat

cukup androgen bayi akan memiliki genetalia perempuan, walaupun secara genetik adalah

laki – laki. Pada kasus dimana ketidakseimbangan hormonal menghasilkan hermafrodit

(individu yang lahir memiliki jaringan laki – laki dan perempuan), label dan peran jenis yang

dipilih saat membesarkan individu tersebut tampaknya memiliki pengaruh lebih besar

terhadap identitas jenis dibandingkan gen dan hormon.

Pada hewan yang lebih rendah, prilaku maternal tampaknya terprogram secara bawaan

dan dipicu oleh hormon. Tetapi, pada primate dan manusia perilaku maternal sangat d

pengaruhi oleh pengalaman. Kera yang dibesarkan dalam isolasi tidak menunjukkan

perilaku maternal yang lazim saat mereka kemudian menjadi induk.

Manusia dan hewan tampaknya memiliki motif ingin tahu bawaan untuk nebgeksplorasi

dan memanipulasi objek. Manupulasi objek memberikan kepada organism itu masukan

sensorik yang berubah ubah, dan penelitian Deprivasi Stimulik Sensorik menunjukkan

bahwa tidak adanya perubahan masukan dapat mengganggu fungsi persepsi dan

intelektual normal.

Ahli psikologi dahulu yakin bahwa semua motif dasar bekerja mengikuti prinsip penurunan

dorongan, prinsip yang menyatakan bahwa semua motif diarahkan untuk menurunkan

ketegangan. Tetapi penurunan dorongan tidak menawarkan penjelasan yang memuaskan

terhadap motif seks atau motif ingin tahu. Prinsip yang lebih menjanjikan adalah organism

mencari tingkat rangsangan yang optimal.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II

Page 13: 61005-1-359895879754

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II