61005-1-359895879754
TRANSCRIPT
Modul 1
Motivasi dan Emosi
I.Motif Kelangsungan Hidup dan Homeostatis
Motif dasar merupakan motif yang tidak dipelajari yang dimiliki oleh manusia dan hewan.
Organisme yang lapar akan mengarahkan perilakunya ke arah makanan dan organisme yang
haus akan ke arah minum . Motif dasar tersebut tampaknya terdapat dalam beberapa jenis :
satu kesesuaian dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup organisme, seperti lapar dan
haus. Kedua berkaitan dengan kebutuhan sosial yang berdasarkan biologis seperti seks dan
perilaku maternal. Ketiga, melibatkan motif ingin tahu, yang tidak secara langsung berhubungan
dengan kesehatan organisme
Banyak motif kelangsungan hidup bekerja sejalan dengan prinsip homeostatis. Prinsip
homeostatis, yaitu kecenderungan tubuh untuk mempertahankan lingkungan internal tetap
konstan saat menghadapi lingkungan eksternal yang selalu berubah. Individu yang sehat
mempertahankan temperatur tubuh yang hanya bervariasi satu atau dua derajat, walaupun
temperatur lingkungan dapat bervariasi lebih dari 100 derajat. Demikian pula, orang yang sehat
mempertahankan jumlah cairan yang relative konstan didalam tubuhnya walaupun kesediaan
air di lingkungan mungkin bervariasi secara drastis.
II. Sifat dari Homeostatis
Suatu termostat adalah contoh dari sistem homeostatis mekanis. Fungsi termostat
adalah mempertahankan temperatur di lingkungan internal relatif konstan sementara temperatur
di lingkungan eksternal bervariasi. Kerja pada termostat menjelaskan banyak hal tentang prinsip
homeostatis. Temperatur ruang bertindak sebagai masukan bagi termostat, suatu nilai ideal
untuk mempresentasikan temperatur yang dikehendaki, dan suatu komparator untuk
membandingkan temperatur yang dirasakan dengan nilai ideal. Jika temperatur yang dirasakan
lebih tinggi dari nilai ideal, mekanisme menyalakan alat pendingin ruangan. Hal ini menurunkan
temperatur ruang sampai cocok dengan nilai ideal, pada titik mana termostat mematikan alat
pendingin.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II
Inti dari sistem adalah variabel tertentu yang diatur (seperti temperatur ruang dalam
contoh termostat). Untuk mengatur regulasi variable ini, system memiliki nilai ideal dari variable,
sensor yang mengukur variable, komparator (atau control sentral) dan penyesuaian terprogram
yang dibuat oleh system jika variable memiliki nilai diatas atau dibawah ideal (seperti
mematikan atau menyalakan alat pendingin ).
Kerangka kerja ini memungkinkan kita memahami sejumlah motif manusia. Pada
pengendalian temperature tubuh, variable yang diregulasi adalah temperature tubuh; untuk rasa
haus, jumlah air didalam sel dan di darah adalah variable yang diregulasi ; untuk rasa lapar,
beberapa variable yang diregulasi bersesuaian dengan berbagai sumber energy ( gula darah,
lemak, dsb)
Kita dapat menggunakan kerangka homeostatis untuk membedakan 2 konsep yang
sering diungkapkan dalam diskusi tentang motivasi, yaitu : kebutuhan (need) dan dorongan
(drive). Kebutuhan adalah pergeseran fisiologis yang cukup besar dari nilai ideal. Dorongan
adalah suatu keadaan sadar yang terjadi akibat kebutuhan.
Regulasi temperature merupakan contoh homeostatis. Variabel yang diregulasi adalah
temperature darah dan sensornya terletak diberbagai daerah tubuh termasuk hipotalamus. Nilai
ideal dan komparator terletak di hipotalamus. Penyesuaian tersebut merupakan respon
fisiologis otomatis (misalnya :menggigil) atau perilaku volunteer (seperti memakai pakaian
hangat).
III. Rasa Haus sebagai Sistem Homeostatik
Rasa haus adalah motif homeostatis yang lain. Terdapat 2 variabel yang diregulasi
yaitu:
1. Cairan Intraseluler; merupakan jumlah air didalam sel tubuh. Penyebab tipikal
kehilangan cairan intraseluler adalah lebih tingginya konsentrasi natrium dalam cairan
diluar sel dibandingkan didalam sel. Karena natrium tidak dapat menembus membran
sel, tekanan untuk menyeimbangkan konsentrasi natrium di kedua sisi membrane
menyebabkan air meninggalkan sel (ini dinamakan osmosis). Sel menjadi dehidrasi.
Hilangnya cairan intraseluler dideteksi oleh osmoreseptor yang terletak di hipotalamus
dan area praoptik yang terletak didepan hipotalamus. Hal ini selanjutnya menyebabkan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II
pelepasan hormon antidiuretik (ADH), yang meregulasi ginjal sehingga menyebabkan air
direabsorpsi ke aliran darah.
2. Cairan Ekstraseluler, merupakan jumlah air diluar sel tubuh. Cairan ekstraseluler
dideteksi oleh sensor tekanan darah dan ginjal.
IV. Rasa Lapar
Rasa lapar merupakan motivator yang kuat. Untuk dapat bertahan hidup manusia harus
makan dan manusia makan dengan cara yang sedemikian rupa untuk mempertahankan berat
badan. Jadi, sebenarnya apa yang merupakan determinan utama makan ?
Riset terakhir mengatakan bahwa manusia secara otomatis memantau jumlah berbagai
berbagai nutrien yang dibutuhkan sedang dalam perjalanan dan proses makan dapat
dihentikan. Dengan demikian pengakhiran makan ditangani oleh sistem yang berbeda – terletak
dibagian depan sistem pencernaan – dari yang bertanggungjawab untuk pengawalan makan.
Dimanakah sensor kenyang untuk rasa lapar ? Sensor kenyang untuk rasa lapar ada di
bagian tubuh :
1. Mulut
2. Tenggorokan
3. Lambung
4. Duodenum (bagian usus kecil yang berhubungan langsung dengan lambung)
5. Hati
Penelitian mengenai sensor kenyang pada mulut dan tenggorokan dilakukan pada tikus dengan
merusak esophagus pada titik persambungannya dengan lambung dan membawa ujung
potongan itu keluar tubuh melalui insisi dikulit. Jika hewan tersebut makan, makanan yang
ditelannya tidak dapat masuk ke lambung. Dengan demikian sensor kenyang di lambung dan
seterusnya tidak terpengaruh. Hewan tersebut akan menelan makanan dengan jumlah yang
agak banyak dari normalnya kemudian berhenti makan yang menyatakan bahwa sensor
kenyang pastilah ada di mulut dan tenggorokan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II
Lambung dan duodenum, memiliki sinyal kenyang. Jika zat makanan diinjeksikan
langsung ke lambung seekor hewan yang lapar sebelum diberi makanan, ia akan makan lebih
sedikit dari biasanya. Zat makanan yang diinjeksikan langsung ke dalam duodenum juga
menyebabkan penurunan makan. Disini sensor kenyang adalah hormone kolesistokinin (CCK).
Jika makanan memasuki duodenum, mukosa usus halus bagian atas menghasilkan CCK, yang
membatasi kecepatan lewatnya makanan dari lambung ke duodenum. Kadar CCK darah dapat
dipantau oleh otak sebagai sinyal kenyang.
Hati merupakan organ utama yang menerima nutrien larut dalam air yang berasal dari
sistem pencernaan dan dengan demikian reseptor di hati memberikan petunjuk yang akurat
bahwa nutrien sedang dicerna. Jika glukosa diinjeksikan langsung ke hati hewan yang lapar,
hewan akan makan lebih sedikit. Sensor hati memantau kadar nutrien dalam yang berada di
usus dan kemudian mengirimkan informasi ini ke otak.
V. Mekanisme Otak
Terdapat 2 daerah di otak yang penting untuk rasa lapar yaitu :
1. Hipotalamus lateral
2. Hipotalamus ventromedial
Kerusakan pada hipotalamus lateral menyebabkan undereating, sedangkan kerusakan pada
hipotalamus ventromedial menyebabkan overeating.
Salah satu interprestasi efek tersebut adalah daerah ventromedial dan lateral memiliki
efek timbal balik pada set point badan. Kerusakan pada ventromedial akan menaikkan set point
sedangkan kerusakan pada pada lateral akan menurunkan set point. Interpretasi lain
menyatakan bahwa efek tersebut disebabkan karena gangguan traktus saraf yang melewati
hipotalamus tersebut.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II
VI. Obesitas
Berat badan orang tidak terlalu konstan seperti yang dinyatakan dalam sudut pandang
homeostatis. Penyimpangan yang paling sering ditemukan dari regulasi homeostatis makan
yang terjadi pada manusia adalah Obesitas.
Obesitas biasanya lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Obesitas
merupakan bahaya kesehatan yang besar. Ia dapat menyebabkan tingginya insidensi diabetes,
tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Di kultur barat, obesitas juga dapat menjadi stigma
sosial karena orang gemuk seringkali dianggap malas dan tidak memiliki kemauan diri.
Orang menjadi gemuk terutama karena :
a. Mereka terpredisposisi secara genetik mengalami kegemukan. Berdasarkan data
statistik menyatakan adanya dasar biologis untuk obesitas. Didalam keluarga dimana
kedua orangtua tidak gemuk hanya sekitar 10 % anak yang akan menjadi gemuk; jika
salah satu orang tua gemuk sekitar 40 % anak akan gemuk dan juka kedua
orangtuannya gemuk, kira-kira 70% anak akan menjadi gemuk.
b. Mereka makan terlalu banyak (karena faktor psikologis ). Banyak faktor emosional yang
membuat orang banyak makan. Biasanya orang yang mengalami kecemasan atau
ketegangan akan membuat orang cenderung makan lebih banyak. Salah satu
kemungkinan yang tersebut terjadi adalah saat mereka bayi, pengasuhnya
menginterpretasikan semua tanda distress sebagai permintaan akan makan, dengan
demikian mereka gagal berespons secara diferensial terhadap kebutuhan dan perasaan
yang berbeda misalnya : lapar atau kecemasan. Saat telah dewasa, orang tersebut
mengalami kesulitan membedakan rasa lapar dari perasaan lain, termasuk kecemasan
dan mereka makan bilamana merasakan emosi. Kemungkinan yang kedua adalah
sebagian orang gemuk mungkin berespons terhadap situasi yang mencemaskan
dengan melakukan sesuatu yang mereka pelajari sebelumnya dapat memberikan
kenyamanan yaitu makanan. Orang tersebut akan makan bila cemas.
Pengaruh gen diperantarai oleh efeknya pada sel lemak, kecepatan metabolism dan set point.
Seperti untuk kerakusan dan obesitas, orang cenderung makan berlebihan bila mereka
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II
menghentikan diet, makan lebih banyak jika mendapatkan rangsangan emosional dan lebih
responsive dibandingkan individu berat normal terhadap isyarat lapar eksternal.
Dalam terapi obesitas, diet yang ekstrim tampaknya tidak efektif, karena kelaparan
menyebabkan overeating selanjutnya dan penurunan metabolisme. Penurunan kecepatan
metabolisme dengan duit juga menjelaskan mengapa banyak orang yang merasa semakin sulit
untuk menurunkan berat badan pada setiap diet selanjutnya : tubuh berespon terhadap
penderitaan diet dengan penurunan kecepatan metabolisme. Yang tampaknya paling
membantu adalah menegakkan kebiasaan makan yang baru dan permanen dan melakukan
program pelatihan.
VII. Anoreksia Nervosa dan Bulimia
Anoreksia dibedakan dengan adanya penurunan berat badan yang ekstrim dan
disebabkan oleh diri sendiri. Berdasarkan standar yang dibuat oleh APA (1987), individu harus
didiagnosis sebagai anoreksia hanya jika memiliki berat badan sekurang-kurangnya 15 % dari
berat badan minimum normalnya. Sebagian penderita anoreksia dalam faktanya memiliki berat
badan kurang dari 50 % berat badan normalnya.Untuk wanita dapat didiagnosis sebagai
penderita anoreksia selain penurunan berat badan, mereka juga mengalami menstruasi yang
terhenti. Penurunan berat badan dapat menyebabkan sejumlah efek samping berbahaya
termasuk kurus, kerentanan terhadap infeksi dan gejala kurang gizi lainnya. Pada kasus yang
ekstrim, efek samping dapat menyebabkan kematian.
Anoreksia dua puluh kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Penurunan
berat badan mungkin diperantarai oleh distorsi citra tubuh, penderita anoreksia secara keliru
percaya bahwa ia tampak terlalu gemuk. Kemungkinan penyebab anoreksia antara lain factor
kepribadian, penekanan pada masyarakat yang berlebihan pada kekurusan seorang wanita,
factor biologis sebagai contoh : disfungsi hipotalamus.
Bulimia ditandai oleh episode rekuren pesta makan (binge eating; mengkonsumsi
sejumlah besar makanan dalam periode waktu tertentu), diikuti oleh upaya untuk mencahar
makan yang berlebihan dengan cara merangsang muntah atau menggunakan laktasif.
Berdasarkan survey wanita penderita bulimia menemukan bahwa sebagian besar penderita
melakukan pesta makan sekurangnya 1 kali dalam sehari dan rata-rata satu kali makan
mengkonsumsi sekitar 4800 kalori. Tetapi karena mereka mencahar setelah pesta makan, berat
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II
badan penderita bulimia relative normal; hal ini memungkinkan penderita bulimia
menyembunyikan gangguan makan mereka.
Tetapi terdapat beban fisiologis yang besar bagi perilaku bulimic; muntah dan
pemakaian laksatif dapat mengganggu keseimbangan elektrolit kalsium di dalam tubuh, yang
dapat menyebabkan masalah seperti dehidrasi, aritmia jantung dan infeksi saluran kemih.
Bulimia lebih sering terjadi dbandingkan anoreksia, diperkirakan 5 sampai 10 persen wanita
Amerika mengalami bulimia dalam suatu tingkatan.
Kemungkinan penyebab terjadinya bulimia adalah dari faktor kepribadian, biologis dan
sosial. Berkaitan dengan factor kepribadian, dokter yang merawat penderita bulimia sering
melihat penderita tidak memiliki rasa percaya diri dan rasa identitas. Depresi tampaknya sering
ditemukan pada penderita bulimia. Penderita mungkin menggunakan makanan untuk
memuaskan perasaan kehampaan dan kekosongan dalam diri mereka. Dilihat dari factor
biologis dalam bulimia ditemukan adanya keterkaitan antara bulimia dan depresi. Diduga bahwa
suatu gangguan kimiawi tertentu yang sama yang mendasari depresi mungkin pula menjadi
dasar beberapa kasus bulimia; sebagai contohnya deficit neurotransmitter serotonin mungkin
berada dibelakang depresi dan bulimia.
Untuk factor social sering kali gangguan ini sering diduga sebagai penekanan berlebihan
kultur masyarakat sekarang terhadap wanita yang lebih kurus. Namun, sebagian wanita
penderita bulimia sangat eksplisit bahwa gangguan mereka merupakancara untuk memecahkan
masalah bagaimana makan banyak makanan kalori tinggi namun tetap ramping sesuai dengan
kecenderungan norma cultural sekarang.
VIII. Seksualitas Dewasa
Dorongan seksual dan dorongan maternal merupakan motivator yang sangat kuat.
Dorongan seksual kadang-kadang sangat kuat sehingga menjadi suatu obsesi dan dorongan
keinginan ibu/ayah untuk melindungi keturunannya dapat sangat kuat sehingga membuatnya
tidak sensitive terhadap nyeri.
Berkaitan dengan seks, 2 perbedaan penting harus diketahui, yaitu :
1. Berasal dari fakta bahwa walaupun kita mulai mengalami kedewasaan seksual pada
saat pubertas, dasar-dasar untuk identitias seksual telah dibentuk sejak dalam
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II
kandungan. Dengan demikian kita membedakan antara seksualitas dewasa (dimulai
dengan perubahan-perubahan yang terjadi saat pubertas) dan perkembangan seksual
dini.
2. Perbedaan antara determinan biologis dan lingkungan dari perilaku atau perasaan
seksual. Bagi banyak aspek perkembangan seksual dan seksualitas dewasa,
pertanyaan dasar adalah bagaimana besarnya perilaku atau perasaan tersebut sebagai
produk biologi – terutama hormone – atau lingkungan dan belajar – pengalaman awal
dan norma seksual – atau interaksi antara keduanya.
PERUBAHAN – PERUBAHAN SAAT PUBERTAS
Saat pubertas kira – kira usia 11 – 14 tahun, perubahan hormon menyebabkan
perubahan tubuh yang berfungsi membedakan pria dari wanita. Sistem hormonal yang
terlihat di ilustrasikan dalam gambar 1.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II
Ide umum adalah bahwa kelenjar endokrin membuat hormone (kurir kimiawi), yang
berjalan melalui aliran darah ke organ sasaran. Proses dimulai dari hipotalamus saat ia
mensekresikan gonadotropin-releasing factors, kurir kimia tersebut menyebabkan kelenjar
hipofisis memproduksi gonadotropin yang merupakan hormone dengan sasaran adalah
Gonad – ovarium dan testis. Terdapat dua jenis gonadotropin. Salah satunya dinamakan :
Follicle Stimulating Hormone (FSH). Pada wanita, FSH mempengaruhi perkembangan
folikel, kelompok sel di ovarium yang mendukung pertumbuhan sel telur dan yang
mmensekresikan hormone wanita estrogen. Pada pria, FSH menstimulasi produksi sperma
di testis. Gonadotropin lainnya yng dihasilkan oleh kelenjar hipofisis dinamakan Luteinizing
Hormone (LH) pada wanita dan Interstitial cell Hormone (ICSH) pada pria. Sekresi LH
menyebabkan ovulasi, pelepasan sel telur matur dari folikrel dan kemudian menyebabkan
folikel yang telah ruptur untuk mensekresikan progesteron, homon wanita lainya. ICSH
ekuivalen pada pria, menstimulasikan produksi hormone pria angdrogen. Walaupun
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II
TESTISOVARIU
MProduksiAndroge
n
Ovulasi menghasilkanprogesteron
dan estrogen
TESTISOVARIU
MProduksisperma
Maturasi folikelda
n menghas
ilkan estrogen
LH/ICSHFSH
GONADOTROPIN
HIPOFISIS
HIPOTALAMUS
Gonadotropin Releasing Factor
Tingkat hormon memberi
isyarat pada hipotalamus untuk mulai
mensekresikan atau
menginhibisi gonadotropin
releasing factor
Gambar 1
sejumlah istilah teknik telah disebutkan disini, skema dasarnya sederhana : melalui hormon,
hipotalamus mengatur kelenjar hipofisis, yang selanjutnya mengatur gonad.
Hormon yang dihasilkan gonad, estrogen dan progesterone, dan androgen dinamakan
hormone seks. Hormon – hormon tersebut bertanggung jawab untuk perubahan tubuh saat
pubertas.Pada wanita, strogen menyebabkan perkembangan payudara, perubahan
distribusi lemak tubuh yang menghasilkan bentuk tubuh lebih feminine dan maturasi
genitalia wanita. Pada pria testoteron (salah satu jenis androgen) bertanggung jawab untuk
pertumbuhan rambut wajah, ketiak dan pubis juga menyebabkan merendahnya suara
perkembangan otot yang menghasilkan bentuk tubuh lebih maskulin, dan pertumbuhan
genetalia eksternal.
EFEK HORMON PADA GAIRAH DAN RANGSANGAN SEKSUAL
Apa peran hormon dalam gairah dan rangsangan seksual dewasa? Pada spesies lain,
dorongan seksual berhubungan erat dengan variasi kadar hormonal; pada manusia, hormon
memiliki peranan yang lebih kecil. Salah satu cara untuk menilai kontribusi hormon dalam
dorongan seksual adalah dengan mempelajari efek katrasi. Pada pria, katrasi biasanya
dilakukan dengan mengangkat testis, yang menghilangkan produksi hormon seks. Katrasi
menyebabkan penurunan cepat dan akhirnya menghilangnya aktivitas seksual.
Cara lain untuk menilai kontribusi hormon terhadap dorongan seksual pada pria adalah
mencari hubungan antara fluktuasi hormonal dan minat seksual. Sebagai contohnya apakah
seorang pria lebih mungkin merasa terangsang jika kadar testosterone dalam tubuhnya
sedang tinggi? Di ketahui bahwa kadar testostron mungkin tidak memiliki pengaruh pada
rangsangan seksual yang dinyatakan dengan kemampuan untuk mengalami ereksi tapi
berpengaruh pada gairah seksual yang dinyatakan dengan fantasi seksual.(Davidson,
1988). [Tetapi, determinan utama gairah seksual pada pria tampaknya faktor emosional, jadi
bagi pria (serta wanita), penyebab tersering menurunnya gairah seksual pasangan yang
mencari bantuan terapi seks adalah konfilik perkawinan (Goleman, 1988)].
Tidak adanya pengaruh hormonal pada rangsangan seksual bahkan lebih jelas lagi
pada wanita. Setelah menopause (saat ovarium telah berhenti berfungsi), gairah seksual
pada sebagian besar wanita tidak menurun. Dalam faktanya, sebagian wanita mengalami
peningkatan gairah seks setelah mengalami menopause, karena mereka sudah tidak lagi
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II
mengkhawatirkan kehamilan. Hormon memiliki pengaruh pengendalian yang cukup kuat
terhadap rangsangan pada spesies rendah tetapi tidak pada manusia.
Pengalaman Awal
Lingkungan memiliki pengaruh besar pada seksualitas dewasa, salah satu determinan
adalah pengalaman awal. Pengalaman sedikit berpengaruh pada prilaku kawin mamalia
yang lebih rendah tikus yanh tidak berpengalaman akan berkopulasi sama efektifnya
dengan tikus yang berpengalaman tetapi merupakan determinan penting dalam perilaku
seksual mamalia yang lebih tinggi.
Penyimpangan Seks, pada manusia masalah seksual lain yang berkaitan dengan
pengalaman awal adalah penyimpangan atau PARAFILIA. Banyak orang yang mungkin
dianggap parafilia minor sebagai contohnya : menjadi terangsang dengan wangi wangian
tertentu, atau oleh pakaian tertentu
HOMOSEKSUALITAS
Istilah “homoseksual” dapat diterapkan pada pria maupun wanita, tetapi
homoseksualitas pada wanita biasanya dinamakan “lesbian”. Individu dianggap
homoseksual jika secara seksual tertarik terutama kepada individu berjenis kelamin sama.
Pandangan Kinsey bahwa homoseksualitas bukan suatu masalah dan atau; perilaku
seksual jatuh didalam suatu kesinambungan, dengan individu heteroseksual secara
eksklusif dan homoseksual secara eksklusif diujung rangkaian, dan berbagai campuran
prilaku seksual diantaranya. Menurut suatu perkiraan, hanya sekitar 4 persen pria yang
menjadi homoseksual secara eksklusif.
Homoseksualitas dan kesehatan mental
Sampai munculnya revolusi seksual pada akhir 1960-an, homoseksualitas dianggap
suatu penyakit mental atau penyimpangan abnormal. Dalam sebagian penelitian kesehatan
mental, homoseksual dipandang sama baiknya seperti heteroseksual dalam bidang
kehidupan lain (Bell & Weinberg, 1978). Stabilitas pekerjaan dan kepuasan pekerjaan sama
dengan individual heteroseksual. Dibidang kehidupan lain, homoseksual kurang beruntung.
Mereka melaporkan dirinya sering merasa tegang dan depresi dibandingkan kelompok
heteroseksual yang setara.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II
Interaksi seksual dengan individu berjenis kelamin sama tidak jarang terjadi selama
masa anak- anak, tetapi hanya sebagian kecil individu yang menjadi homoseksual secara
eksklusif saat dewasa. Wawancara luar dengan homoseksual menyatakan bahwa mereka
tidak berbeda dari heteroseksual dalam identifikasinya dengan orangtua lawan jenis. Bagi
homoseksual eksklusif, mungkin terdapat predisposisi biologis.
Hormon prenatal penting untuk perkembangan seksual. Jika kelenjar seks embrionik
menghasilkan cukup androgen, bayi akan memiliki genitalia laki- laki; jika tidak terdapat
cukup androgen bayi akan memiliki genetalia perempuan, walaupun secara genetik adalah
laki – laki. Pada kasus dimana ketidakseimbangan hormonal menghasilkan hermafrodit
(individu yang lahir memiliki jaringan laki – laki dan perempuan), label dan peran jenis yang
dipilih saat membesarkan individu tersebut tampaknya memiliki pengaruh lebih besar
terhadap identitas jenis dibandingkan gen dan hormon.
Pada hewan yang lebih rendah, prilaku maternal tampaknya terprogram secara bawaan
dan dipicu oleh hormon. Tetapi, pada primate dan manusia perilaku maternal sangat d
pengaruhi oleh pengalaman. Kera yang dibesarkan dalam isolasi tidak menunjukkan
perilaku maternal yang lazim saat mereka kemudian menjadi induk.
Manusia dan hewan tampaknya memiliki motif ingin tahu bawaan untuk nebgeksplorasi
dan memanipulasi objek. Manupulasi objek memberikan kepada organism itu masukan
sensorik yang berubah ubah, dan penelitian Deprivasi Stimulik Sensorik menunjukkan
bahwa tidak adanya perubahan masukan dapat mengganggu fungsi persepsi dan
intelektual normal.
Ahli psikologi dahulu yakin bahwa semua motif dasar bekerja mengikuti prinsip penurunan
dorongan, prinsip yang menyatakan bahwa semua motif diarahkan untuk menurunkan
ketegangan. Tetapi penurunan dorongan tidak menawarkan penjelasan yang memuaskan
terhadap motif seks atau motif ingin tahu. Prinsip yang lebih menjanjikan adalah organism
mencari tingkat rangsangan yang optimal.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sri Wulandari, S.Psi, Psi PSIKOLOGI UMUM II