6.1 rancangan kawasan - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1141/10/09660029_bab...
TRANSCRIPT
166
BAB VI
HASIL RANCANGAN
6.1 Rancangan Kawasan
Setelah beberapa proses sebelumnya rancangan kawasan adalah salah satu
hasil yang didapat dari proses perumusan masalah, analisis, dan konsep. Rancangan
kawasan ini diambil dari beberapa nilai tema yang dijadikan konsep dasar
perancangan Pelabuhan Peti Kemas di Panarukan. Nilai nilai dari tema tersebut telah
diintegrasikan sehingga hasil rancangan Pelabuhan Peti Kemas terdapat nilai nilai
keislaman didalamnya. Konsep dasar dari perancangan Pelabuhan Peti Kemas ini
yaitu Structure As Balance, Structure As Balance adalah keseimbangan hubungan
antara ketuhanan, lingkungan sekitar pelabuhan dengan pelabuhan sendiri dimana
struktur sebagai dasar dari perancangannya. Hubungan lingkungan dan ketuhanan ini
juga berkaitan dimana objek/pelabuhan memberi dampak positif terhadap lingkungan
maka merupakan salah satu wujud syukur terhadap Allah SWT, karena telah memberi
keamanaan dan kenyamanan diantara sesamanya dan sekitarnya.
Penggunaan nilai nilai tersebut diaplikasikan didalam kawasan diantaranya
terhadap penataan massa, pola sirkulasi, hingga penataan sistem utilitas perbangunan
hingga seluruh kawasan. Dengan nilai nilai dari tema dan diintegrasikan dengan nilai
nilai keislaman pada akhirnya menghasilkan rancangan kawasan yang berdasarkan
dengan konsep dasar dan konsep tapak. Nilai nilai yang diaplikasikan dalam kawasan
tersebut dapat dilihat pada gambar 6.1 dibawah ini.
167
Massa bangunan yang berkumpul
menjadi satu untuk memberi
kenyamanan dan keamanan bagi pengguna beraktifitas didalamnya.
Juga sebagai penegas sistem struktur
grid yang dapat terlihat dari bentuk
denah bangunan, dan perletakan bangunan dari sistem grid ini juga
dengan nilai irama dari tema
struktur sebagai arsitektur. Fungsi
dari klinik yang sebagai salah satu puskesmas daerah juga penguat dari
konsep structure as balance dimana
objek yang dirancang berdasarkan
struktur berdampak juga terhadap
lingkungan disekitarnya.
Fungsi utama dari perancangan ini diletakkan di area paling depan
tepatnya lebih dekat dengan jalan untuk memudahkan dalam
mengaksesnya juga debagai keterbukaan aktifitas yang dapat terlihat dari
luar sebagai dari nilai keterbukaan
Dalam kegiatan bongkar muat masih diperhitungkan privasi aktivitas
bongkar muat didalamnya dan terjaga dengan adanya pos penjaga yang
mengurus prosedur perizinan sehingga meminimalisir tindak kecurangan.
Gambar 6.1 Penerapan Konsep Rancangan Pada
Lay out (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
168
Perbandingan untuk konsep tapak dan hasil rancangan tidak banyak perubahan yang
diaplikasikan dari konsep tapak ke gambar lay out. Ada beberapa poin konsep
terdapat pengurangan serta penambahan pada rancangan seperti:
Tatanan dan Bentuk Masa
Untuk tatanan massa perubahan terdapat pada perletakan bengkel yang semula
berada pada satu area. Dipisahnya bengkel untuk memudahkan dan menyesuaikan
dengan fungsinya. Seperti dalam gambar berikut:
Gambar 6.2 Posisi Letak Bengkel
(Sumber: Hasil Rancangan 2014)
Tersedianya bengkel diarea dermaga untuk memudahkan kapal kapal besar memperbaiki
jika terjadi masalah kerusakan atau hanya
untuk persiapan atau cek kesiapan sebelum
mulai melaut. Untuk bengkel didarat diletakkan terpisah pisah untuk didekatkan
dengan parkir truk dimasing masing
lapangan bongkar muat. Hal ini untuk
memudahkan para sopir truk untuk memperbaiki mesin truk sebelum
mengantar atau mengambil barang.
169
Sirkulasi
Dalam poin sirkulasi didalam tapak terdapat penambahan pintu keluar dermaga
agar pengguna pelabuhan seperti supir truk tidak kesulitan.
Gambar 6.3 Posisi Letak pintu keluar dan masuk kendaraan dan orang dalam lay out
(Sumber: Hasil Rancangan 2014)
Vegetasi
Penambahan pada vegetasi berubah pada vegetasi pohon bakau. Pada konsep
pohon bakau hanya untuk pembatas area darat dan laut juga sebagai pelindung
garis pantai dari abrasi. Namun pada hasil rancangan penambahanya menjadi
hutan bakau yang fungsinya juga bertambah sebagai salah satu solusi jika terjadi
pencemaran lingkungan laut akibat aktifitas dari pelabuhan peti kemas.
Penambahan ini berdasarkan konsep dasar yang keseimbangan antara objek dan
lingkungan.
Pintu keluar untuk truk
pengambil barang
Pintu keluar untuk truk penyetoran barang dan truk
yang pengendara truknya usai istirahat, mengisi
bahan bakar atau beribadah di masjid pelabuhan.
Pintu masuk untuk truk
membawa atau mengambil
barang.
Pintu masuk untuk mobil atau
motor pegawai pelabuhan atau
masyarakat sekitar untuk berobat.
Pintu keluar
untuk mobil
atau motor.
170
Gambar 6.4 Posisi Letak Hutan Bakau
(Sumber: Hasil Rancangan 2014)
Organisasi Ruang
Organisasi ruang pada hasil rancangan tidak banyak berubah. Salah satu
perubahannya pada letak mercusuar. Mercusuar pada awalnya diletakkan didarat
dengan pertimbangan dekan dengan kantor keamanan, namun untuk lebih
memudahkan sirkulasi kapal maka dermaga dipindahkan dengan letak posisi
dipaling ujung dermaga dalam rancangan.
Gambar 6.5 Posisi Mercusuar
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014 dan hasil Analisis, 2013)
Fungsi hutan bakau sebagai solusi untuk
meminimalisir pencemaran air laut dan juga sebagai
pelindung pantai karena ada beberapa bangunan
yang berada dekat dengan garis pantai. Keberadaan
hutan ini sesuai dengan konsep structure as balance
dimana keseimbangan anatar struktur dengan
lingkungan dan struktur dengan objek dimana dalam
pembahasan ini strukturnya berupa vegetasi.
171
Berikutnya kantor keamanan dan kantor administrasi pada konsep berada pada area
yang berbeda, namun pada hasil rancangan kedua kantor ini menjadi satu karena
hubungan kerja antara keduanya yang berkaitan.
Gambar 6.6 Posisi Kantor Keamanan dan Administrasi
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014 dan hasil Analisis, 2013)
Hasil rancangan kawasan juga ada gambar site plan. Pada hal perancangan ini akan
terkait dengan tampilan bangunan dimana dari hasil perancangan terdapat
penambahan dan pengurangan dari konsep. Berikut gambar site plan pelabuhan peti
kemas Panarukan.
172
Gambar 6.7 Rencana Site Plan
(Sumber: Hasil Rancangan 2014)
Bentuk atap yang melengkung disesuaikan dengan pergerakan angin dari
arah laut. Dan juga agar beban yang berlaku pada atap tersebar merata.
Bentuk atap melengkung juga sebagai identitas dari bangunan pelabuhan yang berbeda dari sekitarnya.
Untuk arah jatuh air hujan sebagian sisi dari bangunan langsung jatuh
airnya ketanah namun beberapa sisi lainnya kejalan untuk akses antar bangunan namun jalan ini tidak menggunakan aspal tapi paving pori.
Dan untuk area yang beraspal tedapat lubang lubang resapan untuk aliran
air hujan.
173
Untuk hasil rancangan site plan salah satu unsurnya dari bentuk bangunan dan atap.
Pada konsep dijelaskan bentuk yang digunakan berdasarkan struktur lengkung. Dan
hasil rancangan telah sesuai dengan konsep dengan menggunakan struktur.
6.2 Rancangan Bangunan
Hasil rancangan bangunan terjadi perubahan bentuk dari konsep awal.
Perubahan ini terjadi berdasarkan dengan nilai nilai konsep dasar yaitu keseimbangan
objek rancangan dengan lingkungan. Namun untuk dasar dari bentuknya tidak banyak
berubah, dibeberapa elemen masih sesuai dengan konsep yang berdasarkan struktur
lengkung. Perubahan terjadi pada bagian struktur tengah atau dinding yang pada
rencana awalnya dinding menyatu dengan atap. Namun dengan memperhitungkan
keluar masuk udara dan cahaya dinding dan atap terpisah. Dengan bentuk yang baru
atap juga berfungsi sebagai penggerak angin dan mengurangi kecepatan angin dari
laut.
Gambar 6.8 Konsep Bentuk Awal
(Sumber: Hasil Analisis, 2013)
174
Pada hasil rancangan unsur unsur gambar di atas tidak banyak berubah. Seperti pada
gambar berikut ini untuk hasil rancangan:
Gambar 6.9 Tampak Depan dan Samping Kantor Administrasi
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Posisi kantor keamanan dan adminstrasi yang membelakangi laut menjadikan faktor
bentuk atapnya yang bagian tengah menjulang melengkung tinggi karena sebagai
penghalang untuk mengurangi kecepatan angin yang dari laut.
Bentuk yang menjulang dipengaruhi oleh
kecepatan angin dari arah laut
175
Gambar 6.10 Tampak Depan dan Samping Kantin Pelabuhan
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Bentuk atap yang rendah untuk mengurangi atau menghalangi angin yang membawa
debu masuk karena fasad yang terbuka sehingga memungkinkan debu masuk tanpa
terhalang. Jadi bentuk atap yang rendah salah satu solusi untuk meminimalisirnya.
Untuk meminimalisir angin dibagian
kantin dengan atap terbuka dengan
menggunakan kisi kisi kaca dibagian atas.
176
Gambar 6.11 Tampak Depan dan Samping Kantor Pengelolah
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Letaknya yang sejajar dengan kantor keamanan dan administari maka
fungsi atap dibagian tengan bangunan sama untuk mengurangi
kecepatan angin dari arah laut, dan dimasukkan ke dalam bangunan.
177
Gambar 6.12 Tampak Depan dan Samping Klinik Pelabuhan
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Dengan bentang bangunan yang memanjang dengan bentuk atap
yang membuka seperti diatas masih dapat memasukkan cahaya dan udara yang alami kedalam bangunan berdasarkan struktur
lengkung.
178
Gambar 6.13 Tampak Depan dan Samping Masjid Pelabuhan
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Bentuk bangunan masjid yang seperti kubah untuk memberi identitas yang berbeda
dari bangunan yang lainnya. Tinggi bangunan ini juga sebagai penanda karena
letaknya yang berada ditengah dari arah lapangan bongkar muat terhalang bangunan
kantin dan dari arah utara tehalang hutan bakau.
Dari kelima bangunan di atas mewakili dari bentuk beberapa bangunan seperti
pos jaga, bengkel dan yang lainnya. Rancangan bentuk lengkung yang dihasilkan
pada bangunan bangunan diatas berdasarkan kesesuaian dengan jalur angin dan nilai
179
prinsip dari konsep tema yaitu irama dan eksplorasi. Nilai eksplorasi dan seirama juga
terlihat pada denah bangunan, berikut gambar denah denah bangunan di atas:
Gambar 6.14 Denah Kantor Keamanan dan Administrasi
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Bangunan kantor ini memiliki dua fungsi sebagai kantor keamanan dan kantor
administrasi. Batas pemisah dari kedua kantor ini dengan menggunakan kolam dan
dinding partisi kaca. Karena air yang mengalir dari dikaca member kesan sejuk
didalam ruangan.
Kolam Pembatas Ruang
180
Gambar 6.15 Denah Kantin Pelabuhan
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Tersedia 3 pintu masuk pada denah kantin, tiga pintu ini untuk memudahkan para pegawai pelabuhan dan sopir truk untuk
mengaksesnya tanpa harus berputar.
Pintu masuk pengunjung
dan pegawai pelabuhan
Pintu masuk untuk sopir truk
dan pegawai pelabuhan dari
arah lapangan bongkar muat.
181
Gambar 6.16 Denah Kantor Pengelola
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Gambar 6.17 Denah Klinik Pelabuhan
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
182
Gambar 6.18 Denah Masjid Pelabuhan
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Bentuk denah tidak banyak mengalami perubahan dari konsep bentukan massa hanya
beberapa bangunan seperti masjid ada tambahan dibagian samping dan kantin ada
pemotongan pada bagian pinggir dari sisi panjangnya. Berikut ini tampilan bentuk
3D dari bangunan di atas:
183
Gambar 6.19 Ekterior Kantor Keamanan dan Administrasi
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Kantor Keamanan dan Administrasi
184
Gambar 6.20 Ekterior Kantin Pelabuhan
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Kantin pelabuhan
185
Gambar 6.21 Ekterior Kantor Pengelola
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Kantor pengelola
186
Gambar 6.22 Ekterior Klinik Pelabuhan
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Klinik Pelabuhan
187
Gambar 6.23 Eksterior Masjid Pelabuhan
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Masjid Pelabuhan
188
6.3 Rencana Utilitas
Rencana utilitas pada Pelabuhan Peti kemas Panarukan terbagi menjadi 2 utilitas elektrikal dan utilitas mekanikal. Untuk
utilitas elektrikal diterapkan dengan ekspose utilitas dan pada utilitas mekanikal diterapkan hide and ekspose. Ekspose utilitas
sebagai nilai tambah dari estetika dimana padabangunan juga menerapkan ekspose struktur. Berikut rencana utulitas pada
kawasan:
Gambar 6.24 Utulitas Elektrikal Kawasan
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Keterangan:
Titik lampu jalan 50 Watt
Titik lampu jalan 100 Watt
Gardu telkom
Saluran listrik dari PLN
Saluran listrik dari Ganset
Jalur evakuasi kebakaran
189
Gambar 6.25 Utilitas Mekanikal Kawasan
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Keterangan:
Sampah medis
Sampah cair bengkel Sampah organik
Sampah anorganik
Sumur Air Bersih
Air bersih PDAM Lubang resapan
Titik hydrant
Penampungan air kotor
yang sudah diolah Penampungan air kotor
Septiktank perbangunan
Septiktank pusat
190
Selanjutnya utilitas pada bangunan, untuk utilitas elektrikal dan saluran air bersih menerapkan ekspose utilitas. Berikut gambar
rencana utilitas didalam bangunan:
Gambar 6.25 Utilitas Elektrikal
Bangunan Kantin dan klinik
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
191
Gambar 6.27 Utilitas Elektrikal
dan mekanikal Bangunan
Kantor pengelola dan Masjid
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
192
Gambar 6.28 Utilitas Mekanikal Bangunan Klinik dan Kantin
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
193
6.4 Detail
Perancangan pelabuhan peti kemas dalam hasil rancangannya terdapat cirri khas dan terlihat pada bagian detailnya. Cirri
khas ini terlihat pada detail bangunan terutama pada detail struktur terbagi menjadi struktur bawah, tengah dan atas.
6.4.1 Detail Struktur
Gambar 6.29 Detail Struktur
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
194
Detail struktur terbagi menjadi struktur atas, tengah dan bawah. Dari detail struktur bagian atas menggunakan struktur truss dan
atap dengan bahan material galvalum. Struktur tengah yang sebagian dindingnya menggunakan bahan kaca menggunakan
penjepit kaca berbentuk mirip jaring spider. Struktur bawah menggunakan pondasi foot plat karena bangunan hanya memiliki
satu lantai.
6.4.2 Detail Arsitektural
Detail arsitektural yang digunakan pada perancangan pelabuhan peti kemas ini adalah kolam, kola mini sebagai batas
pemisah antar ruang dibeberapa bangunan. Air kolam ini mengalir dari dinding partisi kaca sehingga member kesan sejuk
didalamnya dan juga tidak masif.
Gambar 6.30 Detail Arsitektural
Kolam
(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
195
197
198
199
201
202
203