Pipe support tipe

a. Y-stop Rigid support yang hanya menahan arah vertikal saja. Contoh: short rod hanger assemblies (eye sockets, clevises, yokes, clamps, dll), pipe stanchions dan trunnions, saddles, dan short structural steel sections.

b. Inclined Suppport yang menahan beban secara miring. Contoh: wires, sway braces, dan struts.

c. Line StopSupport yang hanya menahan pergerakan arah aksial pipa. Contoh: Pipe slides dengan limit stops, dan pipe skirts.

d. Guide Support yang hanya menahan pergerakan pipa arah lateral (vertikal dan/atau horizontal). Contoh: pipe guides, roller chairs dan plates, saddles, pipe slides, U-bolts, dan U-straps.

e. Rotation Support yang hanya menahan pergerakan rotasi/berputar/muntir dari pipa. Contoh: sleeve pipa yang terbuat dari pipa yang lebih besar (menahan rotasi arah perpendicular pipa), a pipe lamp retained such that the axial rotation of the pipe is resisted.

f. Damper Tipe support ini menahan getaran seismic, tidak menahan beban karena efek gravitasi atau condisi operasi.

g. Tie/link Support yang menghubungkan antara dua pipa, atau menghubungkan pipa dengan frame. Contoh: rod hanger assemblies, sway braces, dan restricting struts.

1. Span support perlu di perhitungkan dalam pemasangan pipa

Allowable span maksimum pada sistem pipa horizontal dibatasi oleh 3 faktor utama, yaitu :bending stress, vertical deflection, and natural frequency . Allowable span yang dihitung berdasarkan natural frequency dan limitasi defleksi, dapat diambil sebagai batas bawah dari allowable span yang dihitung berdasarkan bending stress dan defleksi

2. Baja Stainless type 304 L dan 316 L untk pengelasan dibandingkan 304 dan 316 Tipe L pada baja stainless menerangkan sifat bahan Tipe 304L stainless steel adalah baja stainless dengan kadar karbon rendah (L adalah simbol untuk kata Low, dalam bahasa Inggris berarti rendah). 304L digunakan untuk mencegah korosi di las penting. Ada stainless steel tipe 304H dengan kandungan karbon tinggi dari 304L, yang digunakan di daerah-daerah yang membutuhkan daya tahan yang lebih besar. Kedua 304L stainless steel dan 304H telah ada dalam lembaran dan tabung, tetapi 304H kurang dari yang diproduksi.

3. Pengaruh unsur-unsur berikut terhadap sifat baja

a. C = CARBON : Mempunyai sifat keras tetapi getas. Fungsi CARBON pada baja adalah mampu menjalani reaksi-reaksi kimia seperti reaksi SUBSTITUSI (pergantian), reaksi ADISI (penambahan), reaksi ELIMINASI (pengurangan). CARBON pada baja adalah sebagai LEM atau zat perekat dan mempunyai sifat cukup TAHAN GESEK terhadap benda atrasip (tanah yang berpasir dan tidak mengandung silicon). CARBON membuat / MEMBENTUK STRUKTUR FERRITE, dimana struktur tersebut mempunyai kekerasan diatas 48HRC, tetapi tidak mempunyai sifat ketajaman.

b. Mn = MANGAN : Mempunyai sifat yang TAHAN terhadap GESEKAN dan TAHAN TEKANAN (IMPACT LOAD). Unsur ini mudah berubah kekerasannya pada kondisi temperatur yang tidak tetap dan juga digunakan untuk membuat alloy mangan tembaga yang bersifat FERROMAGNETIC.

c. S = SULFUR ( S ) : Sulfur adalah suatu zat yang biasanya terdapat pada baja tetapi keberadaanyatidak begitu diinginkan karena membentuk besi sulfida yang mempunyai titik leleh rendah dan bersifat rapuh. Kandungannya dijaga serendah mungkin yaitu di bawah 0,05%. Unsur belerang dapat menyebabkan baja menjadi getas, oleh karena itu hanyadiperkenankan kadarnya antara 0,025-0,030%.

4. Melakukan preheating pada baja Cr-Mo perlu dilakukan, jelaskan?

manfaat dari pre-heating pada baja Cr-M ini adalah untuk memperlambat kecepatan pendinginan dari 800 celcius ke 500 celcius sehingga didapat ketangguhan las yg bagus, Namun disisi lain heat-input ini juga harus dibatasi untuk mengurangi penggetasan batas las.

5. Jelaskan :

Hot BendingMerupakan proses pengerjaan kenaikan tegangan lulur, kekerasan dan penurunan keuletan bahan. Cold Bending Merupakan Proses pembentukan logam secara plastis dengan temperatur pengerjaan di bawah temperatur rekristalisasi.

Induction Bending Merupakan Proses pembentukan logam dengan sudut dan temperatur pengerjaan di atas sesuai temperatur kerja pada setiap material benda secara mekanis oleh sebuah mesin.

Gusseted bends Proses bending untuk angle dan Tee akan terdapat eccentricity terhadap sambungan antara baut dengan gusset plate yang tentunya akan

memberikan tambahan bendingmoment atau penguatan stiffness pada bending.

Branch connectionPersimpangan satu pipa dengan yang lain pada setiap header dari pipa. swagingproses pengurangan diameter benda kerja yang berbentuk bulat baik solid meupun berongga dengan cara penempaan berulang kali.

6. Examination dalam system pemipaan baik itu yang di NDE maupun DE

Pemeriksaan Non Destructive adalah tindakan mengevaluasi komponen dilas (atau material yang akan dilas) tanpa mempengaruhi serviceability bagian atau material.

Metode umum yang digunakan pada NDE

• Visual Inspection (VT) • Magnetic Particle Inspection (MT)• Liquid (Dye) Penetrant Inspection (PT)• X-Ray inspection (RT) • Ultrasonic testing (UT) • Air or water pressure testing (LT)

7. Karakteristik aliran didalam pipa

1. Aliran di dalam suatu saluran selalu disertai dengan friksi 2. Aliran yang terlalu cepat akan menimbulkan pressure drop yang tinggi

sedangkan aliran yang terlalu lambat pressure drop-nya akan rendah akan tetapi tidak efisien.

3. Kecepatan aliran perlu dibatasi dengan memperhatikan :• Besarnya daya yang dibutuhkan • Masalah erosi pada dinding pipa • Masalah pembentukan deposit/endapan • Tingkat kebisingan yang terjadi

8. Jelaskan dengan schematic cathodic protection

Metode dari Cathodic Protection sistem ini bersifat terhadap sifat galvanic material (mengunakan anoda tumbal/sacrificial anode) makanya sistem ini juga lazim disebut galvanic anodes, dimana pengendaliannya berdasarkan pada perbedaan potential korosi antara struktur/object yang diproteksi dengan mengunakan anoda tumbal yang dipasang didalam lingkungan yang sama. Akibat dari perbedaan potential tsb,maka akan terjadi aliran listrik searah dari anoda tumbal yg menpunyai potential korosi lebih rendah ke struktur yang diproteksi melalui lingkungan.

Biasanya metode ini dipasang terutama pada daerah las-lasan, pada daerah tsb akan terkorosi lebih cepat karena pada las-lasan dapat terkonsentrasi dengan tegangan dalam.

9. Tujuan WPS dan PQR dan perlunya welding performance qualification

WPS (Welding Procedure Specification)

merupakan prosedur pengelasan yang berkualifikasi untuk memberikan arah terhadap pembuatan las produk sesuai dengan persyaratan code/ standard.

Tujuan WPS : menentukan rakitan las yang diusulkan untuk suatu konstruksi yang mampu memenuhi persyaratan pemakaian yang sudah ditetapkan.

PQR (Procedure Qualification Record)

Rekaman variable-variable yang direkam selama pengelasan test coupon dan juga berisi hasil uji dari test specimen.

Tujuannya : hasil pengelasan dapat direcord untuk penyesuaian dengan kebutuhan akan datang.

Perlunya Performance Qualification:

Rekaman uji kualifikasi unjuk kerja dari welder atau welding operator termasuk variable essential, tipe uji, hasil uji dan juga range qualification untuk setiap welder dan welding operator.

• Dapat menentukan kemampuan seorang welder untuk membuat sambungan las yang mulus.

• Dapat menentukan tingkat mekanikal seorang welding operator dalam mengoperasikan peralatan las (welding equipment) yaitu las otomatis (automatic welding) dan las mesin (machine welding).

• Dapat menentukan kemampuan tack welder untuk membuat tack weld yang mulus pada suatu posisi yang sesuai dengan pelaksanaan produk.