60-63

4
60 | ANTAM 2004 Annual Report sebagai bagian dari penerbitan obligasi korporasi untuk mendanai proyek ekspansi feronikel tahun 2003. Pa da tahun 2004 Antam memiliki empat kegiatan strategis yakni nikel, emas, mineral lain (bauksit dan pasir besi) dan eksplorasi. Antam mengoperasikan tiga tambang nikel, satu tambang emas, satu tambang bauksit dan satu tambang pasir besi. Antam juga memiliki pabrik pengolahan dan pemurnian logam mulia satu- satunya di Indonesia, serta satu unit eksplorasi. Sebagian besar pendapatan perusahaan berasal dari nikel dan emas yang keduanya menyumbang 94% dari pendapatan Antam. Kantor Pusat Antam berlokasi di Jakarta. Kegiatan operasi nikel berada di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. Tambang emas Pongkor berlokasi di Jawa Barat, sementara unit pengolahan logam mulia berada di Jakarta. Tambang bauksit Antam berada di provinsi Riau, sementara tambang pasir besi berada di Jawa Tengah. Deposit terbesar bauksit perusahaan berada di Tayan, Kalimantan Barat, sedangkan untuk deposit nikel terbesar berlokasi di Buli, Maluku Utara. Komoditas utama Antam adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit, low grade saprolite ore  (LGSO), feronikel, emas, perak, bauksit dan pasir besi. Antam  juga menawark an jasa pengol ahan logam mu lia dan eksplor asi. Segmen Nikel Segmen nikel Antam memproduksi tiga jenis bijih nikel serta komoditas feronikel, yang kesemuanya menyumbang 76% pendapatan perusahaan. Kegiatan yang dilakukan pada komoditas bijih nikel hanyalah pencampuran dan penyaringan bijih menjadi ukuran yang sesuai. Komoditas bijih nikel diekspor ke Australia dan Jepang. Hal utama dalam karakteristik bijih nikel adalah kadar minimum nikel yang dimiliki bijih nikel tersebut. Feronikel yang terdiri dari 20% nikel dan 80% besi, diproduksi melalui proses peleburan dan pemurnian saprolit. Komoditas feronikel dijual ke Indonesia’s only precious metals refinery and an exploration unit. The most important cash generators are the nickel and gold divisions which together accounted for 94% of revenues. Antam’s head office is located in Jakarta. Antam’s nickel operations are located in Southeast Sulawesi and North Maluku. Pongkor gold mine is in West Java, while the precious metal refinery is in Jakarta. The bauxite mine is in Riau province and the iron sands mine is in Central Java. Antam’s largest bauxite deposit is located at Tayan, West Kalimantan and its largest nickel deposit is at Buli, North Maluku. Antam’s main products are high grade nickel ore, also known as saprolite, low grade nickel ore, also known as limonite, LGSO, or low grade saprolite ore, ferronickel, gold, silver, bauxite and iron sands. Antam’s main services are precious metal refining and geological services. Nickel Division Antam’s nickel division exports three kinds of nickel ore and ferronickel and accounts for 76% of revenues. Aside from blending and crushing, not much is done to the nickel ore prior to export to customers in Australian and Japan. The critical specification is a minimum nickel content. The ferronickel, which is roughly 20% nickel and 80% iron, is produced by smelting and refining saprolite ore and sold to customers in Europe, Japan, Korea and Taiwan as either shot (pellets) or ingot (bars). It takes roughly 70 tonnes of saprolite to produce one tonne of ferronickel. In 2004, Antam’s nickel ore was mined at four sites. Pomalaa, in Southeast Sulawesi, is Antam’s oldest nickel mine and is nearly depleted. Gebe, Gee and Tanjung Buli are all located in North Maluku. Gebe was closed at the end ANTAM Eksplorasi Exploration Nikel Nickel Mineral Lain Other Minerals Emas Gold Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel (Feronikel dan Bijih Nikel) SBU Nickel (Ferronickel and Nickel Ore) Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Emas (termasuk Perak) SBU Gold (includes Silver) Unit Bisnis Pemurnian dan Pengolahan (UBPP) Logam Mulia (Pabrik Pemurnian Logam Mulia) SBU Logam Mulia (Precious Metals Rening) Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Bauksit SBU Bauxite Unit Pertambangan (UP) Pasir Besi Iron Sands Mining Unit Unit Geomin Unit Geomin ANTAM GROUP Antam Europe BV (Netherlands ) (100%) Antam Finance Ltd (Mauritius) (100%) PT Antam Resourcindo (100%)

Upload: herdi-pebryana-putra

Post on 10-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ganesa

TRANSCRIPT

  • 60 | ANTAM 2004 Annual Report

    sebagai bagian dari penerbitan obligasi korporasi untuk mendanai proyek ekspansi feronikel tahun 2003.

    Pada tahun 2004 Antam memiliki empat kegiatan strategis yakni nikel, emas, mineral lain (bauksit dan pasir besi) dan eksplorasi. Antam mengoperasikan tiga tambang nikel, satu tambang emas, satu tambang bauksit dan satu tambang pasir besi. Antam juga memiliki pabrik pengolahan dan pemurnian logam mulia satu-satunya di Indonesia, serta satu unit eksplorasi. Sebagian besar pendapatan perusahaan berasal dari nikel dan emas yang keduanya menyumbang 94% dari pendapatan Antam.

    Kantor Pusat Antam berlokasi di Jakarta. Kegiatan operasi nikel berada di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. Tambang emas Pongkor berlokasi di Jawa Barat, sementara unit pengolahan logam mulia berada di Jakarta. Tambang bauksit Antam berada di provinsi Riau, sementara tambang pasir besi berada di Jawa Tengah. Deposit terbesar bauksit perusahaan berada di Tayan, Kalimantan Barat, sedangkan untuk deposit nikel terbesar berlokasi di Buli, Maluku Utara.

    Komoditas utama Antam adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit, low grade saprolite ore (LGSO), feronikel, emas, perak, bauksit dan pasir besi. Antam juga menawarkan jasa pengolahan logam mulia dan eksplorasi.

    Segmen NikelSegmen nikel Antam memproduksi tiga jenis bijih nikel serta komoditas feronikel, yang kesemuanya menyumbang 76% pendapatan perusahaan. Kegiatan yang dilakukan pada komoditas bijih nikel hanyalah pencampuran dan penyaringan bijih menjadi ukuran yang sesuai. Komoditas bijih nikel diekspor ke Australia dan Jepang. Hal utama dalam karakteristik bijih nikel adalah kadar minimum nikel yang dimiliki bijih nikel tersebut. Feronikel yang terdiri dari 20% nikel dan 80% besi, diproduksi melalui proses peleburan dan pemurnian saprolit. Komoditas feronikel dijual ke

    Indonesias only precious metals refinery and an exploration unit. The most important cash generators are the nickel and gold divisions which together accounted for 94% of revenues.

    Antams head office is located in Jakarta. Antams nickel operations are located in Southeast Sulawesi and North Maluku. Pongkor gold mine is in West Java, while the precious metal refinery is in Jakarta. The bauxite mine is in Riau province and the iron sands mine is in Central Java. Antams largest bauxite deposit is located at Tayan, West Kalimantan and its largest nickel deposit is at Buli, North Maluku.

    Antams main products are high grade nickel ore, also known as saprolite, low grade nickel ore, also known as limonite, LGSO, or low grade saprolite ore, ferronickel, gold, silver, bauxite and iron sands. Antams main services are precious metal refining and geological services.

    Nickel DivisionAntams nickel division exports three kinds of nickel ore and ferronickel and accounts for 76% of revenues. Aside from blending and crushing, not much is done to the nickel ore prior to export to customers in Australian and Japan. The critical specification is a minimum nickel content. The ferronickel, which is roughly 20% nickel and 80% iron, is produced by smelting and refining saprolite ore and sold to customers in Europe, Japan, Korea and Taiwan as either shot (pellets) or ingot (bars). It takes roughly 70 tonnes of saprolite to produce one tonne of ferronickel.

    In 2004, Antams nickel ore was mined at four sites. Pomalaa, in Southeast Sulawesi, is Antams oldest nickel mine and is nearly depleted. Gebe, Gee and Tanjung Buli are all located in North Maluku. Gebe was closed at the end

    ANTAM

    EksplorasiExploration

    NikelNickel

    Mineral LainOther Minerals

    EmasGold

    Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel(Feronikel dan Bijih Nikel)

    SBU Nickel (Ferronickel and Nickel Ore)

    Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Emas(termasuk Perak)

    SBU Gold(includes Silver)

    Unit Bisnis Pemurnian dan Pengolahan (UBPP) Logam Mulia(Pabrik Pemurnian Logam Mulia)

    SBU Logam Mulia(Precious Metals Rening)

    Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Bauksit

    SBU Bauxite

    Unit Pertambangan (UP) Pasir Besi

    Iron Sands Mining Unit

    Unit Geomin

    Unit Geomin

    ANTAM GROUP

    Antam Europe BV(Netherlands) (100%)

    Antam Finance Ltd(Mauritius) (100%)

    PT Antam Resourcindo (100%)

  • On the Right Track to Sustain Growth

    Laporan Tahunan 2004 ANTAM | 61

    konsumen di Eropa, Jepang, Korea dan Taiwan dalam bentuk shot (pellets) atau ingot (batangan). Untuk memproduksi satu ton Ni feronikel diperlukan sekitar 70 ton bijih nikel saprolit.

    Pada tahun 2004, komoditas bijih nikel ditambang di empat lokasi. Pomalaa yang berlokasi di Sulawesi Tenggara adalah tambang nikel tertua Antam dan saat ini jumlah cadangannya hampir habis. Gebe, Gee dan Tanjung Buli semuanya berlokasi di Maluku Utara. Tambang Gebe telah ditutup pada akhir tahun 2004 setelah seluruh cadangannya habis ditambang. Tambang nikel baru, Mornopo, yang juga berlokasi di Maluku Utara, menurut rencana akan dibuka pada tahun 2005. Setiap tahun produksi saprolit Antam biasanya berkisar 3,5 juta ton, sementara produksi limonit berkisar 1,2 juta ton.

    Dalam setiap lokasi tambang, bijih nikel dapat secara mudah ditambang menggunakan metode tambang terbuka secara selektif dengan peralatan backhoe untuk penggalian dan truk untuk transportasi. Tidak diperlukan pengeboran atau peledakan dalam penambangan bijih nikel. Antam memanfaatkan buldoser untuk memisahkan bijih nikel saprolit dan limonit. Letak bijih nikel saprolit berada di bawah bijih nikel limonit. Overburden digunakan sebagai backfill untuk menutup kembali area tambang yang sudah dibuka setelah kegiatan penambangan selesai serta untuk kegiatan reklamasi. Setelah ditambang, bijih nikel kemudian diangkut dengan truk ke tempat penyimpanan (stockpile). Dari stockpile tersebut, bijih nikel kemudian diangkut ke kapal untuk diekspor. Di Pomalaa, sebagian stockpile bijih nikel digunakan untuk memproduksi feronikel. Setiap tambang memiliki pelabuhan tersendiri untuk memuat dan membongkar bijih maupun bahan keperluan tambang. Antam berencana membangun pelabuhan

    of 2004 as it has been fully excavated. A new mine called Mornopo, also in North Maluku, will be opened in 2005. Each year Antam will aim to produce about 3.5 million tonnes of saprolite and 1.2 million tonnes of limonite.

    At each site, the nickel ore can easily be mined by selective open cut mining techniques using simple truck and shovel operations. No drilling or blasting is required. After bulldozers strip the over burden, which is pushed aside and used later for reclamation, the limonite which rests atop the saprolite is first removed followed by the saprolite. Ore is transported from the mine face to the stockpile areas and then loaded for shipment overseas. At Pomalaa, some of the stockpile will be used to produce ferronickel. Each mine has its own port for loading and unloading of ore and consumables. Antam plans to construct a new jetty at Pomalaa in connection with FeNi III. Larger ships are loaded offshore using barges, a process that normally takes two to three days, but occasionally takes longer depending on the weather.

    Mining operations at Gee and Tanjung Buli and ore transportation at Pomalaa are outsourced to local contractors. Ore shipment from Gee to Pomalaa is also outsourced. Contractors are generally more economical for Antam as they reduce inventory stock and employee and other operational costs. The contractors are PT Minerina Bhakti and PT Yudistira Bhumi Bhakti. PT Minerina Bhakti is related to Antam as it is owned by Antams pension fund. However the terms of engagement were made through a tender and priced on an arms length basis.

    Operasi Pertambangan Saat Ini dolorsitamet consectetuerCurrent Antam Mining Operations*

    Operasi Produk Lokasi Luas (ha) Izin Tahun Habis Tahun Dibuka

    Berlaku

    Operation Product Location Area (ha) License Expiry Date Opened

    Pomalaa Bijih Nikel dan Feronikel Sulawesi Tenggara 8,314 KW98PPO213 2010 1938 Nickel Ore and Ferronickel Southeast Sulawesi KW98PPO214 2010 KW98PPO215 2009 KW98PPO216 2009

    Gebe Bijih Nikel Maluku Utara 1,225 KPDU286 2011 1979 Nickel Ore North Maluku

    Gee Bijih Nikel Maluku Utara 39,040 KW97PPO443 2019 1998 Nickel Ore North Maluku

    Tanjung Buli Bijih Nikel Maluku Utara 2001 Nickel Ore North Maluku

    Pongkor Emas dan Perak Jawa Barat 6,047 KW98PPO138 2021 1994 Gold and Silver West Java

    Kijang Bauksit Riau 3,669 KW96PPO346 2009 1935 Bauxite Riau KW97PPO359

    Kutoarjo Pasir Besi Jawa Tengah 1,531 KW96PPO347 2007 1989 Iron Sands Central Java

    * Lihat tabel Area Konsesi Saat ini untuk daftar area eksplorasi dan pengembangan. * Please see the table Current Concession Areas for a list of licensed exploration and development areas.

  • 62 | ANTAM 2004 Annual Report

    Komposisi PenjualanRevenue Composition

    EksporExport

    DomestikDomestic 20

    80

    %2002

    EksporExport

    DomestikDomestic 15

    85

    %2003

    EksporExport

    DomestikDomestic 12

    88

    %2004

    baru di Pomalaa menyusul pembangunan pabrik FeNi III. Jika kapal yang akan memuat bijih nikel tidak dapat merapat karena kedalaman di perairan sekitar pelabuhan terlalu dangkal, maka pemuatan akan dilakukan menggunakan kapal tongkang. Proses pemuatan pada umumnya membutuhkan waktu 2-3 hari, namun dapat pula lebih lama apabila cuaca buruk.

    Kegiatan penambangan di Gee dan Tanjung Buli serta transportasi bijih di Pomalaa dilakukan oleh kontraktor lokal pihak ketiga. Pengangkutan bijih dari Gee ke Pomalaa juga dilakukan kontraktor pihak ketiga. Pada umumnya penggunaan kontraktor ini lebih ekonomis karena adanya pengurangan persediaan serta turunnya biaya karyawan dan biaya operasional lainnya. Kontraktor yang digunakan Antam adalah PT Minerina Bhakti dan PT Yudistira Bhumi Bhakti. PT Minerina Bhakti terafiliasi dengan perusahaan karena dimiliki oleh Dana Pensiun Antam. Meski demikian,

    perolehan kontrak dilakukan melalui tender dan penentuan harga yang wajar.

    Antam menggunakan sekitar 700.000 ton bijih nikel dari Pomalaa dan Gee untuk memproduksi feronikel melalui dua pabrik yang dimiliki yakni FeNi I and FeNi II. Kapasitas terpasang keduanya mencapai 11.000 ton Ni per tahun, meskipun Antam biasanya menargetkan produksi tahunan sekitar 10.000 ton Ni. Pabrik FeNi I telah beroperasi semenjak tahun 1976 sementara pabrik FeNi II beroperasi mulai tahun 1995. Pada kuartal pertama tahun 2006, Antam akan memulai operasi komersial pabrik FeNi III yang memiliki kapasitas produksi 15.000 ton Ni nikel dalam feronikel per tahun.

    Antam menggunakan proses phyrometallurgy untuk mengolah bijih nikel menjadi feronikel. Proses ini membutuhkan temperatur tinggi yang mencapai 1.400 derajat untuk mengekstraksi feronikel dari bijih nikel. Oleh karena itu, proses ini membutuhkan energi yang sangat besar yang diperoleh dari energi listrik yang dapat diandalkan. Pomalaa memiliki pembangkit tenaga listrik sendiri yang terdiri dari sepuluh generator diesel yang masing-masing berkekuatan 5,8 MW. Pembangkit listrik ini memasok listrik sebesar 33MW yang dibutuhkan pabrik dan fasilitas pendukung. Seiring dengan makin bertambahnya usia maka efisiensi pembangkit listrik Antam semakin berkurang dan membutuhkan perawatan yang lebih sering.

    Using about 700,000 tonnes of nickel ore from Pomalaa and Gee, Antams ferronickel is produced at Pomalaa, on two smelters, FeNi I and FeNi II, with a combined capacity of 11,000 tonnes per year, although Antams annual target is 10,000 tonnes. FeNi I and FeNi II have been in operation since 1976 and 1995 respectively. In the first quarter of 2006, Antam will commence commercial operations of FeNi III, which will add an additional 15,000 tonnes of nickel contained in ferronickel.

    Antam uses what is known as phyrometallurgy to process ore into ferronickel. The process requires high temperatures of up to 1,400 degrees centigrade to extract the ferronickel from the ore. For this reason the process is energy-intensive and requires an assured power source. Pomalaa has its own power plant which consists of ten 5.8 megawatt diesel

    generators. The plant supplies the 33MW required for the smelters as well as auxiliary power requirements. As the plant has aged it has become less efficient and required frequent maintenance.

    In 2003, Antam hired Wartsila from Finland to install and operate a new power plant consisting of six 17MW diesel generators, to supply Pomalaa once FeNi III is constructed. By the end of 2004, three of the six generators were operational and replaced the old generators, providing a more consistent and efficient power load. As such, Antam was able to terminate its power rental agreements with GE Energy Rentals. The cost of power required to produce ferronickel is critical to the profitability of the Pomalaa. As fuel subsidies are removed, Antam has been and will continue to seek cheaper sources of fuel, such as Low Sulfur Waxy Residue and natural gas. Antams new power plant can be easily converted to natural gas.

    A less energy-intensive technology known as hydrometallurgy can process limonite, a previously uneconomical ore for processing. This potentially low-cost technology is still relatively new and has had its difficulties in the first

  • On the Right Track to Sustain Growth

    Laporan Tahunan 2004 ANTAM | 63

    Pada tahun 2003 Antam menunjuk Wartsila Finlandia untuk membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik baru yang terdiri dari enam generator diesel masing-masing berkekuatan 17MW untuk memasok kebutuhan listrik pabrik di Pomalaa pada saat proyek FeNi III berjalan. Pada akhir tahun 2004, tiga dari enam generator tersebut telah mulai beroperasi dan menggantikan generator yang lama sehingga pasokan listrik saat ini lebih konsisten dan efisien. Menyusul pengoperasian ini, Antam menghentikan kontrak sewa generator listrik dengan GE Energy Rentals. Biaya untuk menghasilkan listrik guna keperluan produksi feronikel sangat menentukan tingkat profitabilitas Pomalaa. Seiring dengan penghapusan subsidi bahan bakar, Antam secara aktif mencari alternatif sumber bahan bakar seperti low sulfur waxy residue dan gas alam. Pembangkit listrik Antam yang baru dapat menggunakan gas alam sebagai sumber energi.

    Teknologi lain yang menggunakan energi yang lebih kecil dikenal dengan nama hydrometallurgy dan teknologi ini dapat memproses bijih nikel limonit, yang sebelumnya dianggap tidak ekonomis untuk diolah. Teknologi berbiaya rendah ini relatif masih baru dan penerapannya masih mengalami kendala. Meskipun demikian, Antam memiliki beberapa kerja sama patungan yang akan menggunakan teknologi ini sehingga dapat dipastikan Antam tidak akan ketinggalan dalam mengaplikasikan teknologi tersebut.

    Pabrik feronikel Antam menggunakan proses Elkem yang mensyaratkan tambahan batu kapur untuk mengatur tingkat basicity bijih dan menghindari kerusakan pada bata tahan api. Pada pabrik FeNi II dan FeNi III, Antam akan meningkatkan efisiensi pabrik melalui pemasangan sistem pendingin baru yakni copper cooling yang tidak membutuhkan penambahan batu kapur.

    Segmen emasSegmen emas Antam memproduksi emas murni dan perak dengan kontribusi keduanya mencapai 18% dari pendapatan. Perak merupakan komoditas byproduct dari hasil pemurnian emas. Bijih emas ditambang di tambang emas bawah tanah satu-satunya di Indonesia yakni di Pongkor, Jawa Barat. Kapasitas terpasang Pongkor adalah 5.000 kg (155.517 t.oz) meskipun target produksi emas tahunan perusahaan adalah sekitar 4.200 kg (130.635 t.oz) yang juga menghasilkan sekitar 27.000 kg perak. Bijih emas dilebur menjadi bullion dan dikirim dengan kendaraan khusus ke unit pemurnian Logam Mulia di Jakarta. Bullion kemudian dimurnikan menjadi batangan maupun koin emas dan perak yang dijual ke pembeli dalam dan luar negeri yang kebanyakan adalah pembuat perhiasan. Emas Antam terakreditasi internasional oleh London Bullion Market Association (LBMA) sehingga produk emas dan perak Antam dapat dipercaya kemurniannya di seluruh dunia.

    Tambang emas Pongkor dibangun di bawah tanah karena cadangan emas sebagian berlokasi di bawah Taman Nasional Gunung Halimun. Metode penambangan menggunakan kombinasi conventional dan mechanized cut and fill dengan menggunakan hydraulic jumbo drilling dan load haul dump.

    generation of projects. However, Antam has joint venture partnerships for hydrometallurgical projects to ensure Antam does not miss out on this important development in the nickel industry.

    Antam smelters use the Elkem ferronickel smelter process, with requires limestone be added to regulate the basicity of the ore and prevent erosion of the refractory bricks. For the overhaul of FeNi II and the FeNi III expansion, Antam will improve the efficiency of its operation by upgrading to a copper cooling system, which does not require limestone be added.

    Gold DivisionAntams gold division produces pure gold and silver and accounts for about 18% of revenues. Silver is produced as a byproduct of the gold refining process. Gold ore is mined at Indonesias only underground gold mine at Pongkor, West Java. Pongkor has a nameplate capacity of 5,000kg (155,517t.oz) although Antam will normally target about 4,200kg (130,635t.oz) which results in about 27,000kg of silver. The ore is smelted into bullion and then sent by armored vehicle to Jakarta to be refined at Antams precious metals refinery, Logam Mulia, and the gold and silver bars and coins are sold to domestic and foreign buyers, mostly jewelry makers. Antams gold is internationally accredited by the London Bullion Market Association (LBMA) and is therefore accepted around the world for its purity.

    The Pongkor mine was built underground as the gold rests beneath the Mount Halimun National Park. A combination of conventional and mechanized cut and fill mining is performed, with hydraulic jumbo drilling and load haul dump techniques used.

    Logam Mulia is Indonesias only precious metal refinery. It refines the primary bullion of third party producers and has a capacity of 75 tonnes of gold and 275 tonnes of silver. As investment in the mining industry in Indonesia has fallen, so to has the need for precious metal refining services. More than half of Logam Mulias income is derived from refining service for third parties.

    Other Minerals DivisionAntams Other Minerals division includes bauxite and iron sands and accounts for 6% of revenues.

    Antam is Indonesias sole producer of bauxite. Bauxite is extracted, then washed and screened at Antams two plants and then exported to makers of alumina in Japan and China. Annual bauxite production and sales amount to about 1.2 million tonnes. Having been in operation since 1935, the Kijang mine has reached the end of its reserve life. However, as Antams customers in China were willing to take delivery of the lower quality bauxite which was previously considered not fit for sale, Antam was able