6 rancangan program penataan pkl - repository.ipb.ac.id · 8. program pembangunan dan pengembangan...
TRANSCRIPT
69
6 RANCANGAN PROGRAM PENATAAN PKL
Rancangan Program
Berdasarkan alternatif strategi yang didapat dari proses analisis AHP, maka
diperlukan penjabaran dari strategi berupa program yang dapat menjadi bagian dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan penataan PKL di Kota Bogor. Program-program
tersebut, disertai indikasi waktu dan organisasi pelaksanan. Hal ini penting, agar
pelaksanaan program dapat terukur dan mudah untuk melakukan koordinasi
pelaksanaan program. Rancangan program penataan PKL di Kota Bogor disusun
dalam kurun waktu 5 tahun, sejak 2015 – 2019. Adapun program yang direncanakan
antara lain :
1. Program Legislasi Daerah
Program legislasi daearah yang direncanakan dilaksanakan pada tahun 2015-2016.
Program ini adalah bagian dari meninjau ulang Perda 13 tahun 2005 tentang
penataan PKL. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka program ini
antara lain :
a. Penyusunan Naskah Akademis
Pada kegiatan ini perlu dilakukan telaahan dan perencanaan terhadap
konsep penataan PKL di Kota Bogor, yang didalamnya meninjau kawasan
prioritas seperti Jalan Dewi Sartika. Substansi naskah akademis dapat mengacu
pada pokok-pokok aturan yang telah diatur dalam Perpres 125 tahun 2012 dan
Permendagri 41 tahun 2012, meliputi :
1. Pendataan
2. perencanaan penyediaan ruang bagi kegiatan sektor informal;
3. fasilitasi akses permodalan;
4. penguatan kelembagaan;
5. pembinaan dan bimbingan teknis;
6. fasilitasi kerjasama antar daerah; dan
7. mengembangkan kemitraan dengan dunia usaha.
Selain itu, perlu dimasukkan hal-hal yang terkait dengan substansi yang
berdasarkan pada kearifan lokal khas Kota Bogor dengan berdasar pada nilai
budaya masyarakat dan aspirasi PKL.
b. Konsultasi Publik
Rancangan naskah akademis dan rancangan Perda harus dilakukan uji
publik pada pemangku kepentingan. Hal ini untuk memberi ruang aspirasi dan
partisipasi bagi pemangku kepentingan di Kota Bogor, khususnya PKL.
Konsultasi publik perlu dirancang tidak hanya bersifaat formal seperti seminar
atau lokakarya, tetapi perlu juga dilakukan secara informal seperti dengan
mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan suasana non formal dan
santai. Kombinasi pendekatan ini agar didapat produk legislasi yang
partisipatif.
c. Sosialisasi Perda
Agar diketahui oleh seluruh pemangku kepentingan di Kota Bogor, apabila
sudah berbentuk Perda maka Perda tersebut harus disosialisasikan. Berbagai
media sosialisasi perlu digunakan, mulai media tatap muka langsung (seminar,
diskusi publik, bedah Perda), media cetak (koran, majalah, dan buletin), media
70
elektronik (televisi lokal dan radio), dan media internet (website pemerintah
Kota Bogor).
2. Program Forum PKL
Dalam rangka meningkatkan kemitraan Pemerintah dengan PKL dan
pemangku kepentingan lainnya di Kota Bogor, diperlukan satu wadah komunikasi
dan dialog yang dapat dijadikan sarana mencari solusi tentang penataan PKL.
Pembentukan forum PKL dirasa sangat penting untuk menjembatani antara
rencana penataan PKL oleh pemerintah dengan kebutuhan PKL. Konsultasi dan
koordinasi dapat dilakukan dalam forum ini untuk mendapatkan solusi-solusi
kreatif dan inovatif dalam penataan PKL.
Secara informal, sesungguhnya PKL memiliki kelembagaan. Hal ini didapat
dari survey lapangan penulis, bahwa untuk di Jalan Dewi Sartika sekitar taman
topi terdapat paguyuban PKL dengan koordinator yang telah ditunjuk. Walaupun
tidak ada pertemuan regular yang rutin, namun dalam beberapa hal isu mereka
dapat berdialog dalam wadah paguyuban tersebut. Bahkan penulis mendapat data
bahwa PKL telah memiliki konsep penataan, berupa konsep konstruksi bangunan
PKL di Jalan Dewi Sartika. Hal ini sangat memungkinkan untuk dijembatani
dalam wadah forum PKL yang mempertemukan ide penataan PKL antar semua
pemangku kepentingan.
Gambar 12 Konsep penataan PKL yang diusulkan oleh PKL melalui koordinator
PKL jalan Dewi Sartika
71
3. Program Pendataan PKL
Program ini sangat penting dilaksanakan agar mendapat data yang akurat
mengenai jumlah PKL. Tidak hanya jumlah, pendataan ini harus mendapatkan
karakteristik ekonomi dan sosial PKL agar memudahkan peta kondisi PKL dan
pendekataan penataan yang akan dilaksanakan. Data minimal yang harus dimiliki
terkait keberadaan PKL meliputi identitas PKL, lokasi PKL, jenis tempat usaha,
bidang usaha, dan modal usaha. Data ini digunakan untuk penataan dan
pemberdayaan PKL.
4. Program Advokasi CSR
Dalam proses penataan PKL, pemerintah dapat mengadvokasi pendanaan
atau bantuan dalam bentuk lain dari pengusaha yang ada di Kota Bogor melalui
program Coorporate Social Responsibility (CSR). Dalam program ini dapat juga
diinisiasi kegiatan Bapak angkat dari pengusaha besar ke PKL. Berbagai kegiatan
CSR yang dapat diambil peluangnya meliputi penyediaan ruang usaha di Mall,
Pabrik, atau tempat komersial besar lainnya; penyediaan sarana berdagang seperti
gerobak atau revitalisasi tempat berdagang yang eksisting; dan juga akses
terhadap modal usaha dan pasar bagi produk PKL. Program ini dapat dipadukan
dengan program pembiayaan pemberdayaan PKL yang dialokasikan di dinas yang
menangani PKL.
5. Program Festival PKL
Untuk meningkatkan usaha dan mengangkat citra PKL sebagai bagian dari
perkembangan ekonomi kota, direncanakan dibuat momen tematik yang
mengambil tema festival PKL. Kota Solo, Bandung dan Jakarta telah memulai
program ini dan berdampak positif bagi pemberdayaan PKL. Langkah ini patut
juga dicontoh oleh Pemerintah Kota Bogor untuk dapat mengembangkan festival
PKL di Jalan Dewi Sartika. Lokasi yang strategis dan beraneka ragamnya jenis
dagangan yang ada akan menjadi potensi daya tarik wisata baru bagi Kota Bogor.
Festival ini dapat dilakukan satu bulan sekali dengan agenda tahunan alam berupa
acara puncak festival pada rangkaian hari jadi Bogor.
6. Program Penataan Zoning PKL
Penataan zoning PKL dapat dilakukan dengan membagi berdasarkan jenis
komoditas dagangan PKL atau dapat juga didasarkan pada lokasi berjualan PKL.
Pendekatan zoning PKL berdasarkan jenis komoditi agar terdapat aglomerasi jenis
dagangan yang akan berdampak pada peningkatan omset PKL. Untuk PKL di
Jalan Dewi Sartika dapat dibagi menjadi beberapa zoning berdasarkan komoditas,
meliputi zoning sepatu sandal, zoning tas, zoning elektronik, dan zoning makanan
minuman.
Penataan zoning PKL ini memerlukan perencanaan dan sosialisasi yang
matang agar dapat diterima oleh semua pihak. Berkaca pada pengalaman Kota
Solo saat melaksanakan penataan zoning PKL, diperlukan dialog hampir 56 kali
antara pemerintah dengan PKL. Hal ini membuahkan hasil pada saat PKL
dipindahkan ke zoning PKL, dilakukan secara bersama dan penuh suka cita dalam
kirab PKL. Tidak dengan pendekatan represif.
72
7. Program Revitalisasi Pasar Tradisonal
Program revitalisasi pasar tradisional perlu terus dilakukan di Kota Bogor
untuk dapat memberi ruang usaha yang layak bagi pedagang, sekaligus merubah
citra pasar tardisional yang kumuh dan kotor. Pendekatan revitalisasi harus
membawa perubahan pada kondisi pasar yang bersih dan nyaman, sehingga para
pedagang mau masuk kedalam pasar dan pembeli merasa aman dan nyaman
berbelanja. Revitalisasi yang saat ini dilakukan oleh PD Pasar Pakuan Jaya, perlu
mempertimbangkan pula aspek keterjangkauan biaya sewa los/kios. Hal ini agar
pedagang kecil memiliki kemampuan untuk mendapat los/kios di Pasar
Tradiosional.
8. Program Pembangunan dan Pengembangan Sentra PKL Taman Topi
Sebuah potensi besar dalam alokasi penataan PKL adalah lokasi Plaza Kapten
Muslihat atau biasa dikenal dengan Taman Topi. Lahan seluas 1,8 hektar tersebut
adalah milik Pemerintah Kota Bogor yang saat ini masih dikelola oleh PT.
Exotica dengan masa pengelolaan 30 tahun. Masa konsesi tersebut akan habis
pada tahun 2018. Peluang besar untuk membuat sebuah perencanaan kawasan
yang terintegrasi antara kebutuhan ruang publik berupa taman dan plaza dan juga
solusi penataan PKL di lokasi Jalan Dewi Sartika.
Kurun waktu dari saat ini sampai dengan tahun 2018, adalah waktu
penyusunan rencana penataan kawasan dan penguatan kelembagaan PKL yang
ada di Jalan Dewi Sartika. Perencanaan kawasan tersebut perlu melibatkan
beberapa dinas yang memiliki kepentingan kawasan dan tentunya PKL Jalan
Dewi Sartika. Integrasi perencanaan kawasan ini harus sampai detail fungsi
masing-masing ruang yang ada. Keberadaan Stasiun Bogor, Pasar Kebon
Kembang, dan Masjid Agung menjadi elemen penting dalam perencanaan
kawasan tersebut dan akan menjadikan kawasan terpadu yang tertata dengan baik.
Alternatif pertama, perencanaan kawasan Taman Topi akan dijadikan Plaza
dan ruang terbuka hijau. Sebagai pelengkap kawasan akan dibuat lokal untuk
penataan PKL. Pada konsep ini penempatan PKL Jalan Dewi Sartika, akan
dimasukkan dalam lokasi Taman Topi bagian utara yang akan terintegrasi dengan
pintu masuk stasiun. Diketahui bahwa jumlah penumpang harian rata-rata di
Stasiun Bogor sudah diatas 60 ribu orang. Ini sebuah peluang potensi yang dapat
disinerginakan dengan keberadaan PKL.
Alternatif kedua, perencanan kawasan Taman Topi akan dibuat 2 lantai, yaitu
dengan membuat ruang bawah tanah (under ground). Lahan yang diatas akan
difungsikan sebagai ruang terbuka hijau dan plaza ruang publik, sementara di
lantai bawah akan difungsikan sebagai tempat penataan PKL Jalan Dewi Sartika
dan Parkir. Konsep ini di Indoensia sudah dilaksanakan di Kota Makasar, yaitu di
lokasi lapangan Karebosi. Diatas tetap difungsikan lapangan, sementara dibawah
difungsikan sebagai kawasan perdagangan. Konsep ini perlu terus dimatangkan
dan direncanakan secara terpadu dengan pendekatan pastisipatif, agar dapat
berhasil dan menyelesaikan masalah penataan PKL di Kawasan Jalan Dewi
Sartika.
73
Gambar 13 Kondisi Eksisting PKL Jalan Dewi Sartika
gambar 14 Rencana Penataan Alternatif 1
74
Tabel 24 Rancangan program penataan PKL
N
o Kebijakan Program
Tahun SKPD PJ
2015 2016 2017 2018 2019
1 Review
Kebijakan
PKL
Program Legislasi
Daerah, dengan
Kegiatan
a. Penyusunan
Naskah
Akademis
Dinas
KUMKM
b. Konsultasi
Publik
Pemkot &
DPRD
c. Sosialisasi
Perda
Dinas
KUMKM
& Bag
Hukum
2 Meningkatka
n Kemitraan
Pemerintah
dan PKL
Forum PKL Tim
Koordinasi
PKL
Pendataan PKL Dinas
KUMKM
Advokasi CSR Dinas
KUMKM
& Bag
Perekonom
ian
Festival PKL Dinas
KUMKM,
Dinas
Pariwisata
3 Memfasilitas
i Ruang
Usaha dan
Rasa Aman
Berusaha
Penataan Zoning
PKL (Permanen &
Spasio Temporal)
Dinas
KUMKM,
Dinas
Wasbangki
m
Revitalisasi Pasar
Tradisional
PD Pasar
Pakuan
Jaya
4 Mengoptimal
kan Sarana
Prasarana
Kota
Pembangunan dan
Pengembangan
Sentra PKL
Dinas
KUMKM,
BPKAD,
DKP, dan
DLLAJ
Sumber : Rencana Program, 2014.