5c75eddb-8138-460f-9500-16f5cea49206-150303071341-conversion-gate01.pdf

Upload: lukman-arimarta

Post on 08-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    DATA DIRI

    Nama : Hatiha Nadenggan Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 09 Mei 1977 Alamat : Komplek BPK V Gandul Blok K-6, Rt 017/Rw 009 Gandul Cinere, Depok 16512 Nomor KTP : 3276040905770005

    Phone Number : 021-83918468/0818 0873 9012 Email Address : [email protected]

    PENDIDIKAN FORMAL

    1983 1989 : SDN GANDUL 1 1989 1992 : SMPN 253 JAKARTA 1992 1995 : SMAN 97 JAKARTA 1995 1998 : AKADEMI AKUNTANSI VETERAN JAKARTA

    PENDIDIKAN KEAHLIAN

    Tahun 2007 : Ahli Kepabeanan Tahun 1998 : General English for Basic Level Tahun 2012 : User Certificate for Custom Declatarion in EDI provider company

    PENGALAMAN KERJA

    1998 2000 : di PT Adei Plantation Industry Pekanbaru

    Tugas & Tanggung Jawab - Sebagai Staff Auditor saya bertugas untuk memeriksa setiap laporan harian dimulai

    dari perkebunan kelapa sawit seluas 20.000 hektar dan 3 buah pabrik sawit yang hasilnya akan di ekspor ke Malaysia, Singapura, Vietnam dan Hongkong. Laporan tersebut dibuat setelah proses audit internal divisi selesai dan siap untuk dituangkan ke dalam Laporan Neraca dan Laporan Rugi/Laba untuk menjadi laporan pajak dan pemegang saham.

    2000 2009 : di PT Bintang Jasasamudra Line

    Tugas & Tanggung Jawab

  • - Sebagai seorang Asisten Manager Marketing dan Customer Services saya melakukan proses pemasaran mulai dari penawaran harga beli jasa Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok sebagai harga pokok penjualan jasa angkut muatan kapal laut.

    - Menentukan harga jual dengan melakukan survey pasar jasa, sehingga dapat menentukan Harga Pokok Penjualan Jasa Angkut Muatan kapal Laut.

    - Melakukan penjualan jasa dengan memasarkannya mulai dari pedagang, pemborong, pabrik-pabrik,kontraktor-kontraktor sampai dengan BUMN seperti PERTAMINA, BULOG, dsb.

    - Setelah Order didapat, saya mulai melakukan pengambilan barang cargo dengan menggunakan vendor-vendor perusahaan trucking dan mengirimnya ke pelabuhan tanjung priok dimana kapal kami disandarkan.

    - Mengawasi pemuatan barang kekapal dengan menggunakan Perusahaan Bongkar Muat dan beberapa staff kerani dan Tenaga Bongkar Muat Dilapangan.

    - Membuat manifest keberangkatan kapal, membuat rekap pemuatan kapal dan melaporkannya kepada pihak PELINDO, PERTAMINA untuk bunker kapal, serta KPLP setempat.

    - Membuat dokumen Bill of lading serta invoice yang siap untuk ditagihkan setelah kapal berangkat.

    - Mengirimkan via courier, colector dan email semua dokumen tersebut untuk ditagihkan dan membuat rekap piutang .

    - Melaporkan rekap piutang tersebut ke pihak finance dan accounting untuk ditagihkan dan dibukukan ke dalam laporan keuangan.

    - Mengirimkan manifest keberangkatan kapal dan dokumen-dokumen lainnya ke kantor agen perusahaan di tujuan, dimana kapal tersebut akan di bongkar muatannya.

    - Mempersiapkan data untuk kapal yang akan tiba dijakarta untuk dilakukan proses invoicing kepada pemilik barang.

    - Membuat D/O bongkar kapal dan membuat rekap bongkar serta manifest kapal bongkaran kargo tersebut ke PELINDO, PERTAMINA dan KPLP.

    - Membuat rekap piutang untuk tagihan kapal bongkar dan melaporkannya ke bagian finance dan accounting untuk dibukukan dalam pembukuan perusahaan.

    2009-2010 : di NYK Logistics Indonesia

    Tugas dan Tanggung Jawab - Sebagai seorang Supervisor Custom Clearance Export dan Import saya memiliki 100

    orang staff yang saya bagi menjadi 5 bagian yaitu : a. divisi import b. divisi export c. divisi trucking d. divisi d/o dan jaminan container e. divisi finance

    - untuk divisi import saya bertugas membagi pekerjaan menjadi 2 bagian yaitu jalur merah dan kuning , serta jalur hijau dimana perlakukan dokumen dan barangnya berbeda-beda.

    - melakukan proses penerimaan dokumen berupa invoice, packing list,b/l dan dokumen perijinan yang mendukung proses export dan import.

    - melakukan proses analisa dokumen dan pemberitahuan pabean melalui EDI System ke Kantor Pelayanan Pabean Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Tanjung Priok.

  • - membuat pengajuan dana operasional sesuai jalur respon yang ditetapkan dalam proses hasil pemberitahuan pabean impor yaitu SPJM untuk Merah, SPJK untuk Kuning, SPPB untuk Hijau, Analyzing Point dan NPE untuk ekspor

    - membuat surat perintah kerja untuk petugas yang bersangkutan sesuai divisi masing-masing dan pemberian cash advance form untuk oleh masing-masing petugas tersebut mencairkannya di kasir.

    - memonitor semua kegiatan via customer services dan telephone untuk semua kegiatan dimana rata-rata dokumen impor per hari adalah 200 dokumen dan dokumen ekspor adalah 200 dokumen.

    - meninjau ke lapangan dan gudang-gudang secara langsung proses yang sedang berlangsung hari itu.

    - mengumpulkan semua dokumen penyelesaian kerja custom clearance dan membuat laporan pertanggung jawabannya baik dokumen administratif maupun keuangan.

    - menyusun dokumen yang belum dapat diselesaikan, melaporkannya secara rekapan ke kordinator customer service untuk dilaporkan ke marketing masing-masing.

    - membuat pembahasan dan kebijakan dalam teknik penyelesaian masalah untuk hal-hal yang bersifat khusus dan menerapkannya dengan mentraining petugas-petugas yang bersangkutan.

    - mempersiapkan dokumen untuk hari berikutnya.

    2010 2011 : di Metro Batavia (Batavia Air)

    Tugas dan Tanggung Jawab - Sebagai seorang supervisor exim untuk barang-barang yang berkaitan dengan

    kebutuhan setiap pesawat Batavia Air, tugas saya melaksanakan langsung semua pekerjaan impor dan ekspor baik di Bandara maupun Pelabuhan Laut Tg Priok mulai dari menerima Surat Perintah Kerja yang diterbitkan oleh Divisi Logistik dan Purchasing.

    - Membuat persiapan kerja baik dokumen maupun barang sebelum membuat laporan pemberitahuan pabean ke Bea dan Cukai.

    - Mengkoordinir staf impor dan ekspor yang berjumlah 5 orang dalam hal membagi pekerjaan dan biaya operasional custom clearance, dokumen perijinan, dokumen barang seperti invoice, packing list, b/l dan dokumen lainnya.

    - Melakukan analisa dan pengarahan sebelum melakukan pemberitahuan pabean terhadap dokumen dan barang yang akan diurus.

    - Membuat pemberitahuan impor dan ekspor sesuai dengan dokumen masing-masing barang yaitu PIB dan PEB.

    - Menarik dan menerima respon dari Bea Cukai via system edi untuk SPJM, SPJK, SPPB, Analyzing Point dan NPE.

    - Memulai proses custom clearance dan memonitor semua kegiatannya agar tepat waktu dan efisien.

    - Meninjau ke gudang dan lapangan semua pekerjaan petugas dan membantu penyelesaian di lapangan apabila ada masalah yang menyebabkan tertahannya proses ekspor dan impor.

    - Membuat laporan pengurusan dokumen hari itu dan laporan keuangan lainnya ke divisi purchasing dan logistik untuk up date data serta pembukuan mereka.

  • - Mempersiapkan dokumen dan barang berikutnya dimana petugas yang berjumlah 5 orang harus menyelesaikan dokumen rata-rata 70 dokumen per hari.

    Tahun 2011 2012 : di PT Ahlers Thoeng Indonesia

    Tugas dan Tanggung Jawab - Sebagai seorang Manager PPJK saya memiliki bertanngung jawab atas 4 divisi yaitu :

    a. divisi sales dan marketing b. divisi operation c. divisi CS/Docs/Administratif + Data Entry d. divisi Finance & Accounting

    - untuk divisi Sales dan Marketing, saya berfungsi sebagai seorang Business Development Manager di team PPJK untuk mendorong datangnya order dan dokumen baru dari customer untuk proses custom clearance + Trucking yang dikombinasikan dengan Transaksi Angkutan Laut dan Udara baik ekspor maupun impor, mengelola sebuah hubungan relasi yang menarik dan menyenangkan dengan customer EMKL/PPJK, melakukan kerjasama yang baik dengan pimpinan cabang dan menaikan pendapatan perusahaan jasa custom clearance.

    - sebagai pimpinan tim operasional saya harus mengontrol keseharian kegiatan operational custom clearance untuk memastikan bahwa mereka sudah melakukan tugas dan tanggung jawabnya secara tepat, cepat, cermat dan efisien, meontrol biaya operasional dan memastikan bahwa itu sudah tepat, memastikan bahwa tidak ada proses custom yang mengalami keterlambatan, menciptakan suasana yang harmonis dan kompak dengan kordinasi yang sesempurna mungkin, menerapkan standard operasional perusahaan dan menyeleksi vendor-vendor yang akan digunakan.

    - sebagai pimpinan Customer Services, Dokumen staff, Adiministrasi + Data Entry Staff saya harus memastikan bahwa semua anggota tim saya tersebut telah membukan dan menutup filenya didalam system dengan benar, lalu memastikan bahwa data yang dimasukan kedalam system adalah benar-benar akurat, rapih teratur, dan dapat diterima oleh managemen, berkordinasi dengan tim keuangan tentang arus kas keluar dan masuk karena biaya operasional yang timbul, memastikan bahwa data untuk PIB dan PEB adalah sudah benar.

    - sebagai pimpinan Finance dan Accounting saya harus memastikan bahwa pengajuan Cash Advance ke tim keauangan sudah mendapat persetujuan dari masing-msing supervisor, manager dan kepala cabang sebelum diajukan ke bagian keuangan, membuat catatan dan penjelasan tentang semua komponen biaya operasional, biaya beacukai, biaya penumpukan barang di pelabuhan dan gudang, serta ongkos angkut trucking, kapal dan pesawat, memastikan bahwa semua uang yang dikeluarkan oleh kasir untuk biaya operasional telah diselesaikan pertanggung jawabannya, memastikan bahwa jaminan container yang di serahkan kepelayaran sudah dikembalikan ke kasir, mengontrol biaya lainnya agar dapat ditutup penyelesiannya tepat waktu setiap minggu.

  • 2012 Sekarang/Saat ini : di PT Tunas Perkasa Tekindo

    Tugas dan Tanggung Jawab

    - Sebagai Manager Impor dan Perijinan, saya berkoordinasi dengan pimpinan untuk setiap kegiatan impor dan ekspor yang menunjang kegiatan penjualan dari tim marketing dan sales.

    - Menerima sales order yang dibuat oleh tim purcahsing dan melakukan kordinasi dengan tim TPT di tempat barang tersebut akan dikirim melalui staff impor kami.

    - Melakukan komunikasi dengan tim TPT di negara asal barang dan tim KSO-Sucofindo yang akan meninjau barang yang akan dibeli.

    - Memonitor proses pembayaran dan pengiriman barang dengan tim TPT dinegara asal yang sedang melakukan kordinasi kerja dengan shipper selaku penjual barang yang besi dan baja akan diimpor.

    - Melakukan penelitian dokumen yang akan dikirimkan oleh Tim TPT di negara asal sehingga benar-benar sesuai dengan segala ketentuan dan perundang-undangan di bidang kepabeanan yang berlaku di indonesia.

    - Memulai proses pembuatan pemberitahuan pabean dan menganggarkan segala biaya yang harus dibayarkan dalam rangka impor.

    - Menerima dan memastikan bahwa dokumen yang telah diterima dari bank (karena LC) dapat dipertanggung jawabkan secara hukum dibidang kepabeanan dan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan kepabeanan.

    - Melakukan pengiriman pertukaran data dengan bea cukai melalui system edi / PIB dan memastikan bahwa data yang terkirim itu tidak diriject oleh bea cukai melalui sistemnya.

    - Menerima respon SPPB atau SPJM dari bea cukai dan memulai proses custom clearance yaitu 3 hari maksimal untuk jalur hijau dan 7 hari kerja maksimal untuk jalur merah.

    - Melakukan proses pengeluaran barang tepat waktu dengan memperhatikan secara seksama keadaan barang dalam hal adanya kerusakan, kehilangan atau tertukarnya barang dipelabuhan dengan barang perusahaan lain.

    - Menekan segala biaya operasional sehingga tercipta biaya yang murah dan efisien. - Memastikan agar jalur yang ditempuh oleh PT Tunas Perkasa Tekindo tetap Hijau dan

    aman untuk melakukan impor berikutnya. - Membuat laporan pertanggung jawaban via staff impor dan melaporkannya secara

    berkala kepada pimpinan perusahaan. - Membuat laporan realisasi impor kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,

    Kementerian Perdagangan, serta instansi-instansi pemerintah lainnya yang terkait. - Mempersiapkan tim impor dengan memberikan training untuk menghadapi shipment

    ekspor dan impor berikutnya.

  • PRESTASI KERJA

    1. Selalu membuat SOP perusahaan serta mengusahakan berjalannya SOP tersebut sehingga tujuan, misi dan visi perusahaan dapat tercapai dengan maskimal (seperti di batavia air, NYK Logistics dan Ahlers)

    2. Berhasil dalam membuat penjaluran hijau dalam proses penilaian direktorat jenderal bea dan cukai terhadap profile importasi importir seperti batavia air dan PT Tunas Perkasa Tekindo

    3. Membuat SOP untuk impor yang bersifat khusus seperti :

    PROSEDUR PERMOHONAN PART DENGAN/TANPA STRIPPNG

    A.Dasar Hukum

    Nota Dinas Kepala KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok nomor : ND-19/KPU.01/2008 tanggal 29 Februari 2009 yang menjelaskan bahwa ketentuan part off Cy-cy diserahkan kepada Kepala Bidang Pelayanan Pabean dan Cukai yang ditunjuk.

    B.Persyaratan permohonan.

    Adapun persyaratan umum permohonan part off antara lain sbb :

    1. Permohonan tersebut hanya dapat diajukan oleh Importir Produsen (IP) 2. Permohonan tersebut diharuskan terlebih dahulu dilakukkan penelitian dokumen oleh

    Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan terkait. 3. Untuk Part off tanpa dilakukan proses stripping Pemberitahuan Impor Barang (PIB)

    harus mendapatkan respon Jalur Hijau (HL)/SPPB nya. 4. Untuk Part off dengan stripping dilakukan apabila respon Pemberitahuan Impor

    Barang (PIB) adalah Jalur Merah (SPJM)/Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Fisik Barang.

    5. Importir dan Barangnya tidak sedang terkena NHI. 6. Importir dan Barangnya tidak sedang terkena Blokir PIB/EDI nya. 7. Importir dan Barangnya tidak sedang terkena Black List PPJK. 8. Menyertakan dokumen pendukung seperti fotocopy SPPB, peijinan Impor,B.L,

    Invoive, Packing List,dan copy dokumen pelengkap lainnya selayaknya sumbit dokumen ke PENDOK.

    C. Prosedur pengajuan permohonan part off

    Adapun prosedur pengajuan permohonan part off antara lain sbb :

    1. Membuat surat permohonan part off dengan atau tanpa stripping kepada Kepala Kepala KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok.

  • 2. Membawa surat permohonan tersebut ke front desk untuk mendapatkan disposisi (dasi surat).

    3. Untuk yang pertama kali mengajukan, surat tersebut dibawa ke KABID PPC terkait, selanjutnya diteruskan kepada kepala seksi PPC untuk konfirmasi status importir barangnya, lalu kepala seksi PPC meneruskan konfirmasi kepada Kepala KANWIL/Manifest terkait untuk penelitian dokumen part off dan mengembalikannya kepada kepala seksi PPC, kemudian meneruskan kembali hasil konfirmasi dan disposisi tersebut kepada Kepala Penindakan dan Penyidikan terkait.

    4. Untuk yang sudah pernah mengajukan surat part off sebelumnya, langsung membawa surat yang sudah mendapat disposisi (dasi surat) dari front desk kepada Kepala Penindakan dan Penyidikan terkait.

    5. Menunggu respon dan menerima surat tanggapan pendapat hasil penelitian dokumen dari Kepala Penindakan dan Penyidikan terkait untuk dikembalikan kepada KABID PPC. Respon tersebut berisi : Status Importir (IU.IP,dll), status consigne dan barangnya dalam B.C 1.1 nya apakah dalam 1 container/party ada 2 kali pengajuan PIB dsb, status barang importir adalah Cy-cy/Port to door dsb, dan respon dari PIB mendapat Jalur Hijau (HL) atau Merah.

    6. Setelah diterima, surat respon tersebut dikirim kembali kepada KABID PPC, dan diteruskan balik kepada kepala seksi PPC untuk mendapat nota pendapat dan konsep jawaban penelitian dokumen serta telah di tutup pos uraian manifestnya (Tutup PU), lalu dikembalikan ke KABID PPC untuk ditandatangani surat jawaban dari permohonan tersebut (apakah akan diterima atau ditolak).

    7. Setelah KABID PPC menerima dokumen permohonan tersebut kembali dari kepala seksi PPC maka diagendakanlah (dinomori dan ditandatangani) surat tersebut oleh KABID PPC dan dikirim balik ke kepala seksi PPC untuk mendapat agenda disposisi serta tandatangan kepala seksi PPC.

    8. Setelah selesai menandatangi surat jawaban permohonan part off KABID PPC dari kepala seksi PPC terkait, pengurus atau Importir/kuasanya membawa surat tersebut kepada Kepala Hanggar barang terkait untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaan atas jawaban KABID tersebut.

    9. Maka pengurus atau Importir/kuasanya dapat melaksanakannya dan menunjukan dokumen asli tersebut kepada Bea Cukai Pintu atau Gate terkait.

    10. Proses pengeluaran container part off dapat dilaksanakan. 11. Setelah proses pengeluaran part off selesai dilaksanakan, maka dokumen yang sudah

    ditandatangan Bea Cukai Hanggar dan Pintu tersebut di fotocopy dan dikirimkan balik copynya ke kepala seksi PPC terkait untuk di file.

    D. Nama Importir yang pernah diajukan

    Adapun nama importir yang pernah saya ajukan permohonannya adalah PT Kawasaki Motor Indonesia dengan pengajuan permohonan part off tanpa strippng.

  • PERMOHONAN PENGELUARAN BARANG SHORT SHIPMENT (IJIN PIB EXSEP)

    A. Dasar Hukum

    Adapun dasar hukum pengajuan permohonan short shipment adalah Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor : P-21/BC/2007 sebagaimana telah diubah denganP-25/BC/2007 tentang petunjuk pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok khususnya pasal 14 ayat 7 yang menerangkan bahwa :

    Apabila pada saat pengeluaran barang impor dari kawasan pabean dengan PIB terdapat selisih kurang dari jumlah yang diberitahukan (eksep), maka penyelesaian barang eksep tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan PIB semula paling lama 60 (Enam Puluh) hari terhitung sejak tanggal Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

    B. Persyaratan Pengajuan

    Adapun persyaratan pengajuan permohonan short shipment antara lain sbb :

    1. PIB nya telah mendapatkan SPPB. 2. Importir dan barangnya pada saat pengajuan tidak sedang terkena NHI, atensi, black

    list dan blokir Importir/PPJKnya. 3. Jangka waktu pengajuan permohonan tidak melebihi 60 hari terhitung sejak tanggal

    SPPB. 4. Menyertakan dokumen pendukung seperti fotocopy SPPB, peijinan Impor,B.L,

    Invoive, Packing List,dan copy dokumen pelengkap lainnya selayaknya sumbit dokumen ke PENDOK.

    5. SPPB tersebut sebelumnya telah diberikan catatan dan petunjuk dari hanggar terkait tentang status barang tersebut.

    C.Prosedur Pengajuan

    Adapun prosedur pengajuan permohonan short shipment antara lain sbb :

    1. Importir/Kuasanya mengajukan surat permohonan pengeluaran barang shortshipment yang ditujukan kepada Kepala KPU Tipe A Tg Priok.

    2. Surat permohonan tersebut mendapat disposisi untuk diteruskan kepada Kepala Bidang Pelayanan Pabean dan Cukai terkait dimana posisi barang tersebut berada (PPC I-III), lalu didisposisikan ke kepala seksi PPC terkait.

    3. Setelah kepala seksi PPC terkait menerima surat, berkas dan disposisi dari KABID PPC, kepala seksi PPC membuat surat konfirmasi kepada Kepala Seksi Adm Manifest untuk dilakukan penelitian dokumen.

    4. Setelah diterima surat konfirmasi dari kepala seksi PPC ke kepala seksi Adm Manifest, maka kepala seksi manifest memberikan jawaban konfirmasi hasil

  • penelitian dokumen atas permohonan dan sppb shortshipment tersebut berupa data-data dari partai pertama dan kedua dari SPPB shortshipment beserta hasil penelitian PIB beserta dasar-dasar hukumnya, lalu mengirimkan kembali kepada KABID PPC.

    5. Setelah diterima kembali oleh KABID PPC, maka didisposisikan kembali kepada kepala seksi PPC untuk diberikan nota pendapat dan konsep jawaban yang akan diberikan KABID PPC kepada Importir/Kuasanya sehubungan dengan permohonan shortshipmentnya tersebut.

    6. Setelah KABID PPC menerima nota pendapat dan konsep jawaban, maka KABID PPC terkait menandatangani surat jawaban untuk Importir dan Kuasanya berupa dipertimbangkan atau ditolaknya permohonan tersebut.

    7. Apabila jawabannya adalah dapat dipertimbangkan, maka KABID PPC melalui kepala seksi PPC mengirimkan Nota Dinas pemeriksaan Hi-Co Scan dengan mengacu pada dasar hukumnya ( Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor : P-21/BC/2007 sebagaimana telah diubah denganP-25/BC/2007 tentang petunjuk pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok) yang isinya berupa persetujuan atas pengeluran barang shortshipment dengan dilakukan pemeriksaan Hi-Co Scan kepada Kepala Seksi dan Kepala Bidang PPC terkait sehubungan dengan tempat dimana akan dilakukan pemeriksaan Hi-Co Scan yang menjadi kewenangannya.

    8. Setelah Kepala Seksi dan Kepala Bidang PPC terkait sehubungan dengan tempat dimana akan dilakukan pemeriksaan Hi-Co Scan yang menjadi kewenangannya.menerima surat dan dokumen importir pemohon tersebut, maka Importir/PPJK/Kuasanya dapat melaksanakan proses Hi-Co Scan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh kepala seksi dan petugas Bea Cukai Hi-Co Scan terkait, lalu menerima dokumen pelengkap dan SPPB yang telah di stempel Hi-Co Scan, lalu meyerahkannya kepada Kepala Hanggar terkait untuk didisposisikan persetujuan pengeluaran barangnya.

    9. Setelah mendapat persetujuan hanggar untuk dikeluarkan, maka dokumen asli dapat diberikan kepada petugas Bea Cukai Pintu pada saat pengeluaran barangnya.

    10. Setelah proses pengeluaran barang selesai, semua copy dokumen shortshipment dikembalikan kepada KABID PPC yang memberikan persetujuan pengeluran barang shortshipment tersebut.

    D. Nama Importir yang pernah diajukan

    Adapun nama importir yang pernah saya ajukan permohonannya adalah PT D&D Packing Indonesia dengan pengajuan permohonan pengeluaran barang shortshipment.

  • PROSEDUR PENGAJUAN PERMOHONAN RE-EKSPOR BARANG YANG TELAH DITETAPKAN BCF ( DAFTAR LELANG)

    A. Dasar Hukumnya.

    Adapun dasar hukum permohonan pengeluaran barang impor yang akan diekspor kembali tanpa adanya PIB adalah Peraturan Dirjen Bea dan Cukai Nomor P-21/BC/2007 sebagaimana telah diubah denganP-25/BC/2007 tentang petunjuk pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok khususnya pasal 25 yang menerangkan bahwa :

    ayat 1 : Terhadap barang impor yang masih berada dalam kawasan pabean dapat diekspor kembali apabila :

    a.Tidak sesuai pesanan

    b. Tidak boleh diimpor karena adanya perubahan peraturan

    c. Salah kirim

    d. Rusak

    e. Tidak memenuhi persyaratan impor dari instansi teknis.

    Ayat 2. : Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila barang tersebut telah diajukan PIB dan telah dilakukan pemeriksaan fisik barang dengan hasil kedapatan jumlah dan/atau jenis barang tidak sesuai.

    B. Persyaratan Permohonan

    Sesuai dengan dasar hukum dan ketentuan yang berlaku dibidang kepabeanan, maka persyaratan reekspor tanpa PIB adalah sbb :

    1. Importir dan barangnya tidak sedang terkena NHI 2. Importir dan barangnya tidak sedang dilakukan penegahan 3. Importir dan Barangnya tidak sedang memiliki Hutang Bea Masuk 4. Importir dan Barangnya tidak sedang di Blokir dan di Black List 5. Importir dan Barangnya tidang sedang melanggar Undang-undang dan Peraturan

    Kepabeanan yang sedang berlaku. 6. Surat permohonan yang disertai dokumen pelengkap pabean seperti B.L, Invoice,

    packing list, data yang menjadi sebab direekspor, B.C 1.1 (Inward Manifest),dll.

  • C.Prosedur Permohonan dan Pengeluarannya.

    Adapun prosedur permohonan dan tahap pengeluarannya antara lain sbb :

    1. Importir/PPJK/Kuasanya mengajukan surat permohonan re-ekspor beserta dokumen pendukungnya (sebagaimana seperti submit dokumen ke PENDOK) kepada kepala KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok.

    2. Permohonan tersebut setelah mendapat disposisi dari front desk, diteruskan kepada KABID PPC terkait untuk mendapat disposisi tindakan dan diteruskan kepada Kepala Seksi PPC terkait.

    3. Setelah Kepala Seksi PPC terkait menerima disposisi dari KABID terkait, maka dikeluarkanlah disposisi penelitian dokumen kepada kepala seksi adm manifest.

    4. Setelah Kepala Seksi Adm Manifest menerima disposisi surat tersebut dari Kepala Seksi PPC terkait, maka dilakukanlah penelitian dokumen dengan langkah-langkahnya :

    a. membuat surat konfirmasi sehubungan permohonan reekspor pemohon kepada Kepala Seksi Perbendaharaan, apakah Importir memiliki Hutang Bea Masuk dan PDRI yang belum diselesaikan.

    b. membuat surat konfirmasi sehubungan dengan permohonan reekspor pemohon kepada Kepala Seksi Intelejen, apakah sedang di atensi atau diblokir.

    c. membuat konfirmasi sehubungan dengan permohonan reekspor pemohon kepada Kepala Seksi Penindakan dan penyidikan terkait, apakah pemohon telah melakukan importasi seperti data terlampir, apakah sedang terkena NHI, apakah sedang terkena penegahan, apakah barang telah dicacah, dan dimanakah posisi container/barang tersebut berada.

    d. membuat konfirmasi sehubungan dengan permohonan reekspor pemohon kepada Kepala Seksi penimbunan terkait, apakah status barang sudah ditetapkan sebagai barang dikuasai negara atau barang milik negara, agar dilakukan pencacahan terlebih dahulu untuk mengetahui jumlah dan jenis barang tersebut, maka Kepala Seksi Penimbunan terkait membuat surat tugas kepada Kepala Bea Cukai Hanggar terkait untuk dilakukan pencacahan dan mengambilan foto barang serta perhitungan kebenaran jumlah dan jenisnya, apakah telah sesuai dengan invoice ,packing list dan dokumen pelengkap pabean lainnya yang diajukan bersamaan dengan permohonan reekspor pemohon, setelah dilakukan pencacahan, maka dikirimkan balik hasilnya kepada kepala seksi penimbunan terkait.

    5. Setelah kepala Adm Manifest menerima suarat jawaban dan tanggapan dari 4 kepala seksi tersebut diatas (KaSie Penimbunan, P2, Intelejen dan Perbendaharaan), maka Kepala Adm Manifest meminta pemohon untuk mengirikan bukti Purchase Order yang dikirimkan oleh eksportir dari negara asal dan bukti pembayarannya dengan alamat email : [email protected] .

  • 6. Setelah Kepala Adm manifest menerima email dari pihak pemohon (Eksportir atau supliernya), maka Kepala Adm Manifest mengundang atau melakukan pemanggilan untuk wawancara langsung sehubungan dengan permohonan reekspornya.

    Adapun pertanyaan dari Kepala Adm Manifest adalah 4 W + 5 H, yaitu

    What, apa yang dikehendaki pemohon dan barang apa yang akan di reekspor dan dengan apa akan direekspor, apakah bentuk persetujuan shipper untuk menerima kembali barangnya yang akan direekspor..

    Why, mengapa akan direekspor dan mengapa baru saat ini diajukan...apa alasannya

    When, kapan keputusan permohonan reekspor tersebut mulai akan diajukan dan kapan rencana pengiriman tersebut akan dilaksanakan.

    Where, kemana barang tersebut akan direekspor.

    How, Bagaimana proses pengiriman dan administrasi untuk shipper dari importir, dan bagaimana bila terjadi kejadian berulang, apakah yang akan dilakkukan importir selaku consignee.

    7. Setelah wawancara selesai dilaksanakan dan semua jawaban dari 4 KaSie diterima, maka berkas dijadikan satu, lalu dibuat nota pendapat dan dikirimkan balik ke KABID PPC terkait untuk mendapat suatu keputusan...apakah akan diterima atau ditolak...

    8. Setelah KABID PPC terkait menerima semua data dan telah memberikan keputusan, maka surat keputusan KABID tersebut dikirimkan kepada Kepala Adm Manifest terkait untuk ditindaklanjuti.

    9. Setelah Kepala Seksi Adm Manifest menerima surat keputusan dari KABID PPC terkait, apabila ditolak, maka surat tersebut langsung dikirmkan ke pemohon/PPJK/Importir/Kuasanya untuk segera dibuat PIBnya dan dilunasi segala kewajiban kepabeanannya, apabila disetujui, maka pemohon diharuskan membuat dan mengajukan Pemberitahuan Pabean B.C 1.2 sesuai eraturan Dirjen Bea dan Cukai Nomor P-21/BC/2007 sebagaimana telah diubah denganP-25/BC/2007 tentang petunjuk pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok khususnya lampiran VI huruf D bahwa Importir/pengangkut menyerah pemberitahuan B.C 1.2 untuk proses reekspornya.

    10. Sejalan dengan pembuatan serta pengajuan B.C 1.2 angkut lanjut dan telah mendapat nomor pendaftaran serta sudah ditandatangani oleh Kepala Seksi Adm Manifest, pemohon berdasarkan surat keputusan persetujuan KABID PPC tentang persetujuan Reekspornya, megajukan permohonan pembatalan B.C.F 1.5 (Batal Lelang) kepada Kepala KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok, dan mendapat disposisi kembali kepada kepala seksi penimbunan untuk proses pembatalan lelang.

    11. Setelah Kepala Seksi menerima berkas permohonan pembatalan lelang BCF 1.5, maka kepala seksi mengirimkan surat konfirmasi kepada Kepala Seksi Penindakan dan Penyidik terkait untuk mendapatkan nota pendapat.

    12. Setelah Kepala Seksi menerima surat konfirmasi pendapat dari kepala seksi penimbunan, maka kepala seksi penindakan dan penyidikan melakukan survey ke

  • TPS dimana posisi barang tersebut berada, lalu difoto dan dijadikan data pelengakap untuk surat nota pendapat ke kepala penimbunan.

    13. Setelah kepala seksi penimbunan menerima nota pendapat KaSie P2 tersebut, maka B.C 1.2 angkut lanjut tersebut langsung distempel BCF beserta Berita Acara Pencacahan dari Hanggar terkait.

    14. Setelah Menerima kembali B.C 1.2 angkut lanjut yang telah distempel B.C.F, kepala seksi manifest mengirimkan surat permohonan pengawalan dari TPS sampai ke Sarana Pengangkut kepada Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan terkait.

    15. Setelah menerima surat permohonan pengawalan dari Kepala seksi Adm Manifest, maka Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan terkait membuat surat tugas yang harus ditandatangani oleh hanggar terkait.

    16. Setelah menerima surat tugas dan Berita Acara Penyegelan dari Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan terkait, maka hanggar membuat surat pengantar untuk Bea Cukai Pintu/Gate tempat Sarana Pengankut dan menandatangani surat tugas serta B.A penyegelannya.

    17. Setelah barang dikirim dan surat pengantar telah ditandatangani oleh petugas B.C pintu, maka semua berkas dikirim balik ke kepala seksi penindakan untuk di buat Berita Acara Pengawasan Pemuatan ke Sarana Pengangkut dan harus segera ditandatangai oleh agen sarana pengankut dengan menerbitkan dokumen B.L atau airwaybill serta outward manifest/PKBEnya.

    18. Setelah semua dokumen lengkap diterima oleh Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan terkait, maka semua dokumen asli dikirim balik pada kesempatan pertama kepada Kepala seksi Adm Manifest untuk dilaporkan kepada KABID up Kepala KPU Bea dan Cukai.

    D. Nama Importir yang pernah diajukan

    Adapun nama importir yang pernah saya ajukan permohonannya adalah PT Arnots Indonesia dengan pengajuan permohonan Reekspor.