5757 ratnawati aplikasi quantum...

22
Ratnawati Aplikasi Quantum LearningJURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005 57 APLIKASI QUANTUM LEARNING (Action Research di SMA Plus Muthahhari Bandung) Oleh: Ratnawati Abstrak: Quantum Learning sebagai jawaban atas tragedi peradaban yang tidak humanis berusaha mengembalikan spektrum kemanusiaan pendidikan. Ia menjadi kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang aktif, nyaman dan menyenangkan serta bermanfaat bagi manusia pembelajar. Potensi otak manusia yang begitu dahsyat dengan modalitas balajar dan kecerdasan yang beragam –yang dimiliki pembelajar, diaktualisasikan secara optimal dalam proses pembelajaran. Menumbuhkan Apa Manfaatnya BagiKu (AMBAK) dan mengorkestrasikan TANDUR –bagi guru—dalam pembelajaran, membantu proses akselerasi yang signifikan dalam pendidikan yang manusiawi. Tulisan hasil penelitian ini memfokuskan pada bagaimana aplikasi Quantum Learning di SMA Plus Muthahhari Bandung, sebagai pionir penerapan Quantum Learning di Indonesia. SMUTH –demikian biasanya SMA Plus Muthahhari populer disebut—juga mengembangkan Accelerated Learning, Multiple Intelligences dan Brain Based Learning, sebagai pendukung penerapan Quantum Learning (QL). A. Latar Belakang ren dunia pendidikan abad ke- 21 lebih berorientasi pada pengembangan potensi manusia, bukan memusatkan pada kemampuan teknikal dalam melakukan eksploitasi alam sebagaimana abad 20. Pergeseran ini didorong tidak hanya oleh kenyataan terjadinya krisis ekologi tetapi juga oleh hasil riset terutama dalam bidang neuropsikologi, yang menunjukkan bahwa potensi manusia yang sudah teraktualisasikan masih sangat sedikit, baru sekitar 10%. 1 Dengan begitu masa depan peradaban manusia masih sulit diramalkan karena akan terjadi berbagai inovasi yang mengejutkan, baik dalam aspeknya yang positif maupun negatif. Menghadapi ini semua yang paling penting adalah bagaimana kita bisa menoptimalkan potensi “mind” dan “brain” untuk meraih prestasi peradaban secara cepat dan efektif . Ada beberapa istilah serupa yang sejalan dengan gagasan ini antara lain Quantum Learning, Accelerated Learning, Multiple Intelligences, Brain T Kata kunci: Belajar aktif-nyaman-menyenangkan, modalitas belajar, otak pembelajar, AMBAK dan TANDUR, kecerdasan majemuk

Upload: trinhdat

Post on 30-Jan-2018

243 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

5757

57

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005 57

APLIKASI QUANTUM LEARNING (Action Research di SMA Plus Muthahhari Bandung)

Oleh: Ratnawati

Abstrak:

Quantum Learning sebagai jawaban atas tragedi peradaban yang tidak humanis berusaha mengembalikan spektrum kemanusiaan pendidikan. Ia menjadi kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang aktif, nyaman dan menyenangkan serta bermanfaat bagi manusia pembelajar. Potensi otak manusia yang begitu dahsyat dengan modalitas balajar dan kecerdasan yang beragam –yang dimiliki pembelajar, diaktualisasikan secara optimal dalam proses pembelajaran. Menumbuhkan Apa Manfaatnya BagiKu (AMBAK) dan mengorkestrasikan TANDUR –bagi guru—dalam pembelajaran, membantu proses akselerasi yang signifikan dalam pendidikan yang manusiawi. Tulisan hasil penelitian ini memfokuskan pada bagaimana aplikasi Quantum Learning di SMA Plus Muthahhari Bandung, sebagai pionir penerapan Quantum Learning di Indonesia. SMUTH –demikian biasanya SMA Plus Muthahhari populer disebut—juga mengembangkan Accelerated Learning, Multiple Intelligences dan Brain Based Learning, sebagai pendukung penerapan Quantum Learning (QL).

A. Latar Belakang ren dunia pendidikan abad ke-21 lebih berorientasi pada pengembangan potensi

manusia, bukan memusatkan pada kemampuan teknikal dalam melakukan eksploitasi alam sebagaimana abad 20. Pergeseran ini didorong tidak hanya oleh kenyataan terjadinya krisis ekologi tetapi juga oleh hasil riset terutama dalam bidang neuropsikologi, yang menunjukkan bahwa potensi manusia yang sudah teraktualisasikan masih sangat sedikit, baru sekitar 10%.1 Dengan begitu

masa depan peradaban manusia masih sulit diramalkan karena akan terjadi berbagai inovasi yang mengejutkan, baik dalam aspeknya yang positif maupun negatif.

Menghadapi ini semua yang paling penting adalah bagaimana kita bisa menoptimalkan potensi “mind” dan “brain” untuk meraih prestasi peradaban secara cepat dan efektif . Ada beberapa istilah serupa yang sejalan dengan gagasan ini antara lain Quantum Learning, Accelerated Learning, Multiple Intelligences, Brain

T

Kata kunci: Belajar aktif-nyaman-menyenangkan, modalitas belajar, otak pembelajar, AMBAK dan TANDUR, kecerdasan majemuk

58

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

58 JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005

Based Learning dan mungkin akan muncul lagi istilah lain. Asumsinya ialah bahwa jika manusia mampu menggunakan potensi nalarnya dan emosinya secara jitu akan mampu membuat loncatan prestasi yang tidak akan bisa diduga sebelumnya. Dengan metode yang cepat seseorang bisa meraih prestasi belajar secara berlipat ganda. Hal ini tentu saja merupaka peluang dan tantangan yang menggembirakan bagi kalangan pendidik.

Apabila kita melihat proses pendidikan yang berlangsung, terdapat kesan kuat bahwa proses pembelajarannya kurang memper-hatikan potensi indivudual dan emosi serta kinerja otak. Pendidikan kita yang belum mengembangkan “common sense”, akal sehat, bisa dilihat dari pola pendidikan yang berorientasi pada “apa” (what oriented education) daripada “mengapa” (why oriented education). Yang ada kemudian adalah bias bahwa pendidikan merupakan konsep berwajah ganda, di satu sisi mengembangkan potensi manusia namun di sisi lain justru menaklukan-nya. Hal ini perlu direspon secara serius, jika tidak maka anak-anak pintar yang dikirim ke lembaga pendidikan (sekolah) bukannya berkembang tapi yang terjadi adalah proses pembodohan, anak-anak didesain untuk diseragamkan menjadi produk massal dan kreativitas mereka tersumbat.2 Anak didik kurang

mendapat penghargaan sebagai manusia yang memiliki kemampuan untuk berkembang.3

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi pengembangan dan perwujudan individu. Tujuan pendidikan umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak-anak didik untuk mengembang-kan bakat dan kemampuannya secara optimal sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berguna bagi masyarakat. Seharusnya pendidikan yang merupakan “agent of social change”4 diharapkan mampu membantu seseorang mencapai perwujudan dirinya. Banyak orang memniliki benih kreativitas namun lingkukngan gagal untuk memberikan suasana yang tepat guna pertiumbuhannya, akibatnya orang-orang ini tidak pernah hidup sepenuhnya.5

Kesuksesan Quantum Learning sebagai model pembelajaran yang ingin mengembalikan kemanusiaan peserta didik telah diterapkan di SMA Plus Muthahhari Bandung --yang dipayungi Yayasan Pencerahan Pemikiran Islam: Muthahhari Community. Dengan misi mengembangkan Inteligensia, Kreativitas dan Akhlak, sekolah dibawah komando Dr. KH. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc ini menjadi pionir penerapan Quantum Learning di Indonesia. Disamping sebagai salah satu sekolah uji coba pelaksanaan KBK dari 40 SMA se-Indonesia, juga

5959

59

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005 59

sekolah uji coba pelaksanaan Pendidikan Budi Pekerti. Tidak tanggung-tanggug lagi World Bank, Depdiknas, dan Depag mengangkat sekolah ini sebagai Sekolah Model.

B. Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, paling tidak ada beberapa permasalahan yang ingin dijawab dengan penelitian ini, antara lain: 1. Apa yang dimaksud dengan

Quantum Learning 2. Bagaimana aplikasi Quantum

Learning di SMA Plus Muthahhari Bandung.

C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa per-masalahan yang diangkat dalam penelitian ini (sebagaimana tersebut di atas).

Adapun signifikansi dari penelitian ini antara lain sebagai bahan pemikiran para praktisi pendidikan untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih manusiawi. Penelitian ini juga dapat menjadi bahan informasi dalam pengembangan teknologi pendidikan yang berorientasi pada model pembelajaran yang children centred secara nyaman dan menyenangkan. Juga menjadi model bagi pelaksanaan atau penerapan Quantum Learning dalam konteks Indonesia.

D. Metodologi Penelitian 1. Fokus dan Ruang Lingkup

Fokus penelitian ini mengaji penerapan Quantum Learning.

Sedangkan ruang lingkup yang diteliti adalah SMA Plus Muthahhari Bandung yang mengaplikasikan QL, meliputi: a. Kurikulum yang diterapkan b. Proses pembelajaran (PBM) c. Menejemen yang dijalankan 2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah Action Research6 yang memiliki karakteristi penelitian naturalistic inquiry7, yang bertolak dari paradigma fenomeno-logis yang obyektivitasnya dibangun atas rumusan tentang situasi tertentu sebagaimana yang dihayati oleh individu atau kelompok sosial tertentu, dan relevan dengan tujuan penelitian. Dengan pendekatan kualitatif (psikologi), penelitian ini berusaha memahami subyek dengan segala aktivitasnya dalam pembelajaran di SMA Plus Muthahhari Bandung. 3. Sumber Data

Dalam penelitian ini data diperoleh dari subyek penelitian (setting alamiah), dalam hal ini SMA Plus Muthahhari. Sumber data penelitian ini dibedakan manjadi dua macam, yaitu; a. Data primer, yang berupa

pengamatan berperan serta (observation participant) dan wawancara tak terstruktur (unstructural interview) pada subyek di lingkunga SMA Plus Muthahhari.

60

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

60 JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005

b. Data sekunder, yang berupa dokumentasi maupun kepustakaan yang memiliki korelasi signifikan dengan pembahasan penelitian ini.

4. Metode Pengumpulan Data a. Observasi partisipan, dilakukan

guna mendekati subyek. Kegiatan ini dilakukan secara intensif selama satu bulan untuk memperoleh data dan gambaran tentang: letak geografis, kondisi lingkungan, sarana prasaran yang ada di SMA Plus Muthahhari, keadaan siswa dan guru, proses pembelajaran, dan sebagainya.

b. Interview tidak terstruktur, dilakukan guna mendapatkan keterangan secara lisan dari responden8 secara tak terstruktur. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi maupun konfirmasi data-data dokumentasi dan sebagainya yang berhubungan dengan penelitian ini dengan berbagai pihak di lingkungan sekolah.

c. Dokumentasi, dilakukan guna mencari data berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya9 yang berhubungan erat dengan kelembagaan dan administrasi (menejemen), desain kurikulum, struktur organisasi sekolah, dan sebagainya.

5. Metode Analisis Data

Dalam pembahasan nanti peneliti menggunakan pendekatan rasionalistik10, dengan menggunakan teknik members validations yaitu analisis yang dilakukan dengan melibatkan subyek yang diteliti untuk menilai kekuatan hasil penelitian, sehingga dapat memahami deskripsi yang dilaporkan peneliti mengenai realitas di lapangan. Dari sini selanjutnya hasil penelitian dapat disepakati oleh subyek penelitian sehingga obyektivitasnya measurable. Adapun metode analisis dalam kajian penelitian ini menggunakan: a. Metode Historik, yaitu suatu cara

pengambilan fakta yang bertolak pada prinsip pemaknaan pengembangan dalam kaitan waktu.11 Metode ini terutama digunakan untuk mendeskripsikan profil lembaga yaitu SMA Plus Muthahhari.

b. Metode Deskriptif, yaitu suatu cara mendeskripsikan realitas fenomena sebagaimana adanya yang terpilih dari persepsi subyektif dari subyek.12 Metode ini digunakan untuk mengungkapkan keterangan-keterangan dari pimpinan, dewan guru, siswa, maupun staf SMUTH, dengan memperhatikan keseimbangan antara kelebihan dan kekurangan obyek yang diteliti untuk melakukan analisa.

c. Metode Induktif, yaitu suatu cara analisa yang menggunakan pola

6161

61

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005 61

pikir yang berangkat dari fakta-fakta yang sifatnya khusus kemudian digeneralisasikan kepada hal-hal yang bersifat umum13 dari hasil pengumpulan data-data lapangan (fieldwork) maupun kepustakaan yang relevan.

E. Deskripsi Teoritis “Quantum” merupakan per-

istilahan yang sebenarnya muncul dari dunia fisika modern, yang mempelajari kuantitas-kuantitas materi dan energi. Tanda evolusi pertama kuantum sebenarnya telah tampak pada tahun 188514 hinggga matang sepenuhnya pada tahun 1925 dan 1926. Werner Heisenberg, seorang perumus komprehensif pertama teori kuantum menemukan prinsip ketidakpastian atas kebebasan manusia, namun ditolak Einstein dengan teori relativitas. Kedua teori ini mempunyai dampak histories yamh sangat luas. Teori relativitas berujung pada penemuan bom atom, sedangkan aplikasi teori kuantum menghasilkan akselerasi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, yang berujung pada tergelarnya internet yang membongkar batas-batas antarnegara.15

“Learning” dalam batasan yang paling sederhana dimaknai sebagai perubahan perilaku. Dalam artian yang lebih luas lagi dimaknai dengan “the processes, activities, structural components, and alterations of the nervous system that produce the

behavioral manifestations and change due to experience and event associations. (rather than those due to maturation, fatigue, and other developmental or temporary states)”.16

Istilah Quantum Learning yang dipopulerkan oleh Bobbi DePorter dkk sebenarnya berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “sugestology” (sugestopedia).17 Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif maupun negatif.18 Kurikulum yang dipakai di SuperCamp19 merupakan kombinasi dari tiga unsure: keterampilan akademis, prestasi fisik, dan keterampilan dalam hidup. Dasar dari kurikulum tersebut adalah falsafah dasar bahwa: agar efektif, belajar dapat dan harus menyenangkan; belajar adalah kegiatan seumur hidup yang dapat dilakukan dengan menyenangkan dan berhasil; seluruh pribadi adalah penting –akal, fisik, dan emosi/pribadi; dan kehormatan diri yang tinggi adalah material yang penting dalam membentuk pelajaran yang sehat dan bahagia.

Modalitas Belajar Individu tidak hanya belajar

dengan kecepatan yang berbeda tetapi juga memproses informasi dengan cara yang berbeda. Rita Dun, seorang

62

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

62 JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005

pelopor di bidang gaya belajar, menemukan beberapa variable yang mempengaruhi cara belajar, mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan. Secara umum ada dua kategori utama bagaimana kita belajar, yaitu: 1. Bagaimana cara kita menyerap

informasi dengan mudah (modalitas).

2. Cara kita mengatur dan mengolah informasi (dominasi otak).20

Lebih jauh para pakar mengelompokkan jenis-jenis gaya belajar ke dalam berbagai kategori berdasarkan: kemudahan dalam menyerap informasi (perceptual modality), cara memproses informasi (information processing), dan karak-teristik dasar kepribadian (personality pattern).21

Sementara DePorter mengemu-kakan tiga jenis gaya belajar berdasar-kan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi, yaitu: 1. Visual (belajar dengan cara

melihat) 2. Auditorial (belajar dengan cara

mendengar) 3. Kinestetik (belajar dengan cara

bergerak, bekerja dan menyentuh) Namun demikian, identifikasi

gaya belajar (modalitas) tersebut hanyalah sebuah kecenderungan cara belajar, tidak sepenuhnya orang-orang visual maupun auditorial ataupun kinestetik persis sama. Karena

biasanya bahkan orang sering merasa bosan dengan gaya belajar yang monoton, hanya visual saja atau auditorial maupun kinestetik saja.

Otak Pembelajar Brain Based Learning, belajar

berbasiskan otak, merupakan modal individu dalam pembelajaran. Beberapa metode seperti Quantum Learning, Accelerated Learning maupun Multiple Intelligences memiliki muara pada penghargaan terhadap potensi individu-individu pembelajar yang beragam. Model-model pembelajaran tersebut berangkat dari ide dasar tentang penemuan otak dan potensi manusia, yang diaplikasikan dalam pem-belajaran. Di sinilah teori-teori tentang otak manusia memiliki relevansi yang signifikan sehingga belajar menjadi lebih bermakna (meaningful).

Dr. Paul Mac Laen menyebut tiga bagian otak dasar manusia dengan “otak triune”22 yang masing-masing berkembang pada waktu yang berbeda dalam sejarah evolusi manusia. Bagian-bagian otak ini adalah: otak reptil, yang tugas utamanya mempertahankan diri; otak mamalia (system limbic), yang memainkan peranan besar dalam hal sosial dan emosional; neokorteks, yang memainkan bnayak fungsi tingkat tinggi seperti bahasa, berpikir abstrak, memecahkan masalah, merencanakan ke depan, bergerak dengan baik dan berkreasi.

6363

63

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005 63

Selain otak triune, otak manusia juga terdiri atas otak kanan dan otak kiri. Otak kanan (right cerebral hemisphere) berpikir secara afektif dan relasional. Karakteristik khasnya bersifat kualitatif, implusif, spiritual, holistic, emosional, artistic, kreatif, subyektif, simbolis, imajinatif, simultan, intuitif, dan mengontrol gerak motorik tubuh bagian kiri. Otak kiri (left cerebral hemisphere) berpikir secara kognitif dan rasional. Karakteristik khasnya bersifat logis, matematis, analitis, realistis, vertical, kuantitatif, intelektual, obyektif, dan mengontol system motorik tubuh bagian kanan.

Baik otak kiri maupun otak kanan, atau otak triune, sangat penting dalam belajar. Sehingga harus benar-benar dijaga kondisinya dengan memperhatikan konsumsi nutrisi/ makanan dan menyeimbangkannya dengan gerakan, serta digunakan secara optimal dan seimbang. Karena yang menentukan kecerdasan bukanlah sel-sel otak, tetapi kekuatan koneksi dan arus informasi yang ada serta pemeliharaannya. Kecerdasan yang dibawa sebagai warisan hereditas hanya dimiliki sebagai potensi, lingkunganlah yang menggugah fungsinya menjadi seimbang, atau berat sebelah, atau bahkan tidak berfungsi sama sekali.

Menemukan AMBAK dan Mengorkestrasikan TANDUR

Dalam banyak situasi, menemukan AMBAK (Apa Manfaat-nya BagiKu) sama saja dengan menciptakan minat (motivasi) dalam apa yang dipelajari dengan menghubungkannya ke dunia nyata, mencari cara untuk menjadikannya berarti bagi hidup. AMBAK dengan demikian adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan sebab-akibat suatu keputusan.23

Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.24 Frederick J. McDonald mengungkapkan dua elemen penting yang berkaitan dengan motivasi, yaitu: the inner component, yang menyangkut keadaan psikologis seseorang atas kepuasan/ketidak-puasan yang diperoleh secara personal; the outer component, yang berkaitan dengan apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang mengarah langsung kepada perilaku personal.25

Selain mengajak dan mengarah-kan siswa termotivasi, penerapan Quantum Learning di ruang-ruang kelas pada dasarnya adalah model konser sebuah musik. Maka dalam pengajarannya, guru menjadi “Sang Maestro”, yang memiliki karakteristi TANDUR, yaitu: Tumbuhkan; Alami; Namai; Demonstrasikan; Ulangi; dan Rayakan.26 Belajar Aktif-Nyaman-Menyenangkan

64

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

64 JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005

Ketika belajar secara pasif, peserta didik mengalami proses tanpa rasa ingin tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa daya tarik pada hasil. Sementara ketika belajar aktif, peserta didik mencari sesuatu, ingin menjawab pertanyaan, memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk melakukan pekerjaan. Belajar aktif memerlukan persiapan dan kreativitas yang lebih ekstra, yang tidak akan dirasakan sebagai beban, justru akan melahirkan gagasan-gagasan kreatif, inovatif dan menantang. Untuk mewujudkannya, aktivitas belajar kolaboratif27 dapat membantu mengarahkan belajar aktif, dari sini peserta didik dikenalkan dengan sisi sosial dari belajar, yaitu reciprocity.28 Apa yang peserta didik diskusikan dengan yang lain dan apa yang peserta didik ajarkan pada yang lain menyebabkan dia memperoleh pemahaman dan menguasai cara belajar.

Sebelum suatu program/ pembelajaran dimulai, kelas diubah menjadi tempat dimana para siswa merasa nyaman, termotivasi, dan mendapat dukungan. Tanaman dan musik disertakan, dan jika diperlukan temperatur disesuaikan serta pencahayaan diperbaiki. Kursi-kursi diberi bantalan supaya lebih nyaman, jendela-jendela dilap dan dinding-dinding dihiasi dengan poster-poster

indah dan tulisan yang bermakna positif.

Alasan mengapa musik juga sangat penting untuk lpembelajaran adalah karena musik sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis. Juga sebagai stimulus untuk memantapkan dan membangkitkan suasana hati yang positif dan ceria, sebagai penyeimbang aktivitas otak kiri. Musik yang cocok dipasang dalam pembelajaran adalah dari zaman Barok, Klasik, Romantisme dan Impresionis.

Permainan belajar (learning game) juga dapat menyingkirkan keseriusan yang menghambat, menghilangkan stress, mengajak orang terlibat penuh dan meningkatkan proses belajar. Edward T. Hall menyatakan: “Salah satu kesalahan terbesar pendidikan modern adalah overstructuring, yang tidak membolehkan bermain di setiap titik pada proses pendidikan”.29 Secara implicit sebenarnya ia ingin memprotes struktur pendidikan yang terlalu kaku terhadap pelaku pendidikan itu sendiri, yang mengakibatkan kejenuhan dan tidak kreatif serta menghambat kreativitas.

F. Hasil Penelitian 1. Selayang pandang SMA Plus

Muthahhari Bandung Kehadiran SMUTH --yang

dimotori oleh Jalaluddin Rakhmat, Haidar Bagir, Hajar Sanusi dan Yusuf

6565

65

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005 65

Bachtiar—didasari atas kesadaran untuk menutup jurang dikotomi ilmu “dunia” dan ilmu “akhirat”. Sehingga perlu institusi yang mempertemukan keduanya secara integral. Di bawah Yayasan Muthahhari, sekolah yang dibentuk dari perubahan pesantren mahasiswa pada tahun 1991, berubah menjadi SMA pada tahun 1992 dengan status terdaftar. SK atau izin pendirian sekolah dari Kanwil Depdikbud dengan Nomor: 857/102/Kep/E/1994 tanggal 11 Januari 1994. Tahun 1996 mendapat status disamakan dari Dirjen Dikdasmen Depdikbud dengan SK Nomor: 37/C/Kep/MN/1996 tanggal 6 Maret 1996.30

Tujuan didirikannya sekolah ini adalah untuk mencetak anak-anak yang cerdas, kreatif dan berakhlak mulia. Hal ini tercermin dalam visi dan misi sekolah. Dengan visi: Menyiapkan SDM yang tangguh dalam menghadapi tantangan global pada milenium tiga. Dan misi: Mengembangkan Inteligensia, Kreativitas Akhlak (IKA).31

SMUTH berlokasi di Jl. Kampus II No.13-17 Babakan Sari- Kiaracondong Bandung, dapat diakses di Website: http://www.smuth.net. Atau E-mail: [email protected].

Sekolah yang menyatu dengan kompleks perumahan dengan tanah seluas 3.074 m2, sangat kental dengan modernitas Timur dan Klasik pada bentuk bangunannnya, yang di-

lengkapi AC dan sound system –untuk menyetel musik-- di setiap ruangannya. Halaman yang rindang dengan tanaman-tanaman, poster-poster yang ditempel di setiap kelas, juga ada air minum yang disediakan di luar setia kelas –ini untuk menghindari dehidrasi otak.

SMUTH memiliki 11 ruang kelas, laboratorium IPA dan internet, perpustakaan, dan asrama murid, pada tahun 2004-2005 memiliki murid sebanyak 221. 50% muridnya berasal dari dalam kota Bandung sendiri dan selebihnya adalah para pendatang dari berbagai derah di Indonesia, bahkan ada juga yang dari luar negeri (Jerman). Mereka terbagi dalam 9 rombongan belajar, yaitu kelas I sebanyak 3 rombongan belajar, kelas II ada 3 rombongan belajar, dan kelas III ada 3 rombongan belajar, yang rata-rata kelas terdiri dari 23-25 orang murid. Dengan tenaga pengajar professional (S1, S2, S3) yang terbatas yaitu hanya sekitar 32 orang ditambah dengan 6 tenaga administrasi, SMUTH berusaha mengusung icon “Sekolah Para Juara”.

2. Gambaran Umum Aplikasi Quantum Learning di SMUTH

a. Tujuan Penting bagi peneliti untuk

menyampaikan perkembangan yang terjadi di lapangan penelitian. Yaitu bahwa teori dan aplikasi Quantum Learning (QL) di SMUTH telah jauh melampaui pengembangan pada

66

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

66 JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005

aplikasi Accelerated Learning (AL), Multiple Intelligences (MI) dan Brain Based Learning (BBL).

Tujuan SMUTH menerapkan QL dalam proses pembelajaran adalah guna mengejawantahkan visi dan misi sekolah.32 Disamping untuk me-wujudkan cendikia yang ulama dan ulama yang cendikia, sebagaimana yang tertuang dalam wawasan almamater, yaitu: 1. Potensi setiap orang tidak terbatas

dan dapat dikembangkan setinggi-tingginya.

2. Setiap orang harus berusaha mendekati Allah dan menyerap asma-Nya yang tidak terhingga.

3. Manusia yang ideal mencapai ketinggian dalam akhlak, inteligensia dan kreativitas.

4. Belajar yang efektif hanya terjadi dalam suasana yang menyenang-kan dan dengan kegiatan yang mengaktifkan semua kecerdasan.

5. Setiap orang harus berusaha menghargai kebaikan orang lain dan menutupi keburukannya.

6. Setiap orang harus menilai orang lain dari amal solehnya.

7. Dengan kemauan, kepercayaan dan harga diri setiap orang harus berusaha menjadi yang tebaik.

8. Manusia kreatif berani berbeda dari kebanyakan orang dengan perbedaan yang produktif.

9. Setiap manusia mempunyai karakteristik khusus dan karena

itu harus diperlakukan secara khusus pula.

10. Guru dan murid adalah mitra belajar dan sahabat dalam kafilah ruhani menuju Allah.

b. Kurikulum yang diterapkan Untuk mencapai visi dan misi

serta tujua sekolah, SMUTH menerapkan tiga jenis kurikulum, yaitu: 1. Kurikulum Diknas, dilaksanakan

dalam dua kategori yaitu; mata pelajaran yang diselenggarakan dengan tatap muka (Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Sosiologi, IPS –khusus di jurusan IPS, Life Skill, Internet/Komputer); dan mata pelajaran yang tidak ditatap-mukakan tetapi melalui system Test Out (PPKN, Sejarah-Geografi-Ekonomi –kecuali di jurusan IPS, Kesenian, Olah Raga).33

2. Kurikulum Khas, menyelenggara-kan program-program yang berorientasi pada mutu dan cirri khas sekolah yang terdiri dari; Bahasa Arab dan Dirasah Islamiyah (Basic Islam, Ulum al-Quar’an, Ulum al-Hadits, Ushul al-Fiqh, Fiqhul Muqarran), Bahasa Inggris Khas (speaking, writing, listening –diajarkan langsung oleh native spaeker dari Kanada) serta Komputer/Internet. 34

6767

67

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005 67

3. Kurikulum Murid, dirancang oleh siswa sendiri dalam rangka mengembagkan bakat dan kreativitas mereka. Kurikulum yang dikenal dengan sebutan X-Day ini biasanya dilaksanakan setiap hari Rabu. Program-programnya meliputi pengem-bangan bahasa, seni, olehraga dan kegiatan-kegiatan kreatif lain. Di hari inilah para murid diperbolehkan mengenakan pakaian bebas yang sopan dan rapi, meskipun para murid putri mengenakan jilbab di setiap harinya tetapi tidak menghambat aktivitas mereka.35

c. Proses pembelajaran (PBM) SMUTH sebagai pionir

penerapan QL sejak awal berdirinya, selalu mengikuti perkembangan dan melakukan terobosan-terobosan baru dalam pembelajaran. Bagi SMUTH, perubahan adalah sebuah keharusan. Komitmen ini dibuktikan dengan tidak hanya menerapkan QL saja, tetapi selalu mencoba metode atau model baru. Yang terpenting dalam prinsip pembelanjaran di SMUTH adalah memperhatikan perbedaan dan kecerdasan yang dimiliki masing-masing siswa, dengan menyediakan lingkungan yang nyaman dan proses yang menyenangkan.

Perubahan yang terjadi di SMUTH sejalan dengan proses pembelajaran yang berlangsung, bisa sangat cepat jika dirasakan pada saat

itu tidak tepat untuk penerapan sebuah metode. Secara konsep, tidak ada satu metode pun yang tepat untuk semua situasi dan semua murid. Hanya ada beberapa prinsip utama bahwa belajar itu sifatnya harus menyenangkan dan melibatkan seluruh murid dan aspek potensinya. Tentang teknik atau strategi guru sendiri yang secara pribadi mengetahui, dalam hal ini ad unsure seni untuk melakukannya.

Guru sebagai fasilitator dituntut untuk mampu menentukan pe-ngalaman belajar yang bermakna, terampil dalam memilih dan menggunakan metode belajar yang dapat menyulut imajinasi murid, dan juga merencanakan dan melaksanakan sistem evaluasi yang dapat menggali seluruh potensi yang dimiliki oleh murid.

Lingkungan belajar yang nyaman dan menyenagkan bias menggugah belajar aktif. Karenanya SMUTH terus berusaha menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi proses pembelajarannya. Di samping tata ruang yang menjadi perhatian berarti, formasi kursi setiap ruang kelas juga selalu variatif, tidak melulu model leter U atau L, atau bentuk parabola, bahkan menyebar tanpa bentuk yang jelas –sesuai keinginan masing-masing murid jika dengan demikian mereka merasa nyaman mengikuti pembelajaran. Sebelum pelajaran jam pertama dimulai, secara

68

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

68 JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005

bersama-sama para murid membaca al-Qur’an, dan selama pembelajaran berlangsung juga disetelkan musik.36

Meskipun sekolah ini sangat toleran, tetapi disiplinnya tidak diragukan. Siapa pun yang terlambat atau melakukan kesalahan dari peraturan-peraturan yang telah disepakati, hukuman sebagai konsekuensi tidak bisa dielakkan. Bahkan ketika mereka juga kurang/ tidak mengindahkan peraturan kos/asrama. Karena asrama hanya ditempati murid kelas I, sementara murid kelas II dan III yang berasal dari luar daerah diharuskan kos di lingkungan sekitar sekolah. Pihak sekolah sendiri --untuk mengontrol mereka-- bekerjasama dengan masyarakat mengadakan kontak sosial dan moral bagi para murid. Paling tidak setahu sekali masyarakat dilibatkan dalam musyawarah dengan pihak sekolah.37

Bagi SMUTH, siswa, guru, staf dan pimpinan sekolah, semua adalah anggota keluarga dan mitra dlam belajar. Salah seorang siswa menuturkan perasaannya yang senang bisa sekolah di SMUTH, antara lain Karena seluruh warga sekolah seperi keluarga sendiri.38 Suasana belajar yang enak tidak terlalu kaku harus diam saja atau serius menegangkan juga dirasakan salah seorang siswa. Bahkan dia menyadari karena masing-masing siswa memmiliki modalitas sendirir-

sendiri, maka bebas saja belajar dengan bakat yang dimiliki.39 Potensi sekecil apa pun mendapaty apresiasi yang bagus dari guru dan pimpinan.

Pembelajaran yang dilakukan SMUTH tidak melulu di dalam kelas atau teoritis saja. Tidak jarang mereka belajar secara Outdoor, dengan melakukan obsewrvasi, bakti sosial, spiritual camp maupun penelitian. Para guru ketiks menyampaikan pelajaran benar-benar komunikatif, mereka selalu tidak mengesampingkan AMBAK (Apa Manfaatnya BagiKu) karena dapat memebri motivasi pada siswa mengikuti pembelajaran. Seorang siswa yang berasal dari Makassar mengungkapkan bahwa biasanya di awal belajar ditargetkan programnya. Guru sering memberi motivasi juga mengajarkan pelajarannya dari dasar, diterangkan manfaat dan detailnya. Selain itu, apabila kelas terasa kurang bersemangat biasanya guru memberi game atau siswa diperbolehkan minum atau keluar sejenak.40

Kegiatan pembelajaran yang tergolong full day school dimulai sejak pukul 07.30 WIB dan berakhir pukul 14.10 WIB. Setiap satu jam pelajaran berkisar antara 40’ dan setiap 80’ istirahat selam 20’, sebagai jeda untuk menyegarkan kembali otak yang terforsir selam pembelajaran. Supply air difungsikan agar tidak terjadi dehidrasi pada otak.

6969

69

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005 69

Untuk evaluasi pembelajaran, SMUTH mengikuti prosedur Diknas dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM) sebagai sebuah konsekuensi menjadi sekolah percontohan KBK. Namun demikian modelnya dimodifikasi dengan kiblat Multiple Intelligences. Jika SKBM Diknas Pusat sifatnya klasikal maka di SMUTH SKBMnya bersifat individual,41 karena sangat menghargai kecerdasan yang dimiliki setiap murid. Paling tidak ada beberapa cara yang dillakukan untuk mengadakan evaluasi prestasi belajar siswa, yaitu; Portofolio, Pekan Ulangan, Tes Semester, Ujian Akhir, Test Out.

Sebenarnya evaluasi yang dilakukan tidak hanya pda siswa, para guru maupun pimpinan sekolah juga tidak jarang saling bertukar pikiran untuk mengevaluasi. Bahkan para siswa melalui Form Demokrasi (Fordem) menjadi ajang kritik bagi seluruh warga sekolah. d. Menejemen yang dijalankan

Menejemen mewrupakan unsure penting dalam konstelasi pendidikan, terlebih dengan adanya semangat Menejemen Berbasis Sekolah (MBS), memberi “angin segar” bagi setiap sekolah untuk lebih berkembang. Sekolah bias menjadi lebih otonom dan kreatif menyusun program-program pembelajaran.

KH.Jalaluddin Rakhmat sebagai menejer di SMUTh memiliki karisma yang kuat bagi seluruh warga sekolah.

Komitmennya terhadap perubahan terus diusungnya di sekolah “kelinci percobaan” ini dengan tetap mengedepankan nila-nilai Islam, yang muaranya pada pembentukan akhlak yang mulia. Selain sebagai menejer di SMUTH juag merangkap pimpinan di Yayasan Muthahhari. Aktivitasnya yang tidak sedikit bukan menjadi alasan untuk tidak memperhatikan sekolah rintisannya.

Di setiap pertemuan memberi-kan motivasi di sela-sela pidatonya (khotbah) diselingi canda tawa (senyuman). Meskipun tidak setip hari ada di sekolah, tetapi komunikasi terus berlangsung. Sebagaimana diungkapkan Wakasek Administrasi-nya bahwa kehadiran sosok Kepsek tidak menjadi masalah ketika komunikasi masih bisa dilakukan tidak harus dalam situasi tatap muka yang rutin. Tapi rambu-rambu atau kebijakan-kebijakan global yayasan atau sekolah diterjemahkan dalam keseharian oleh para pelaksana kemudian dilaporkan tentang apa yang telah dilakukan dan dievaluasi. Bahkan seminggu sekali diadakan rapat pimpinan untuk saling mengevaluasi efektivitas jalannya pelaksanaan pembelajaran di SMUTH.

G. Analisis Keberadaan SMUTH sebagai

lembaga pendidikan setingkat dengan SMS/SMK diharapkan bukan hanya sekedar menambah jumlah bilangan SMA Islam yang telah ada, lebih-lebih

70

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

70 JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005

lagi bukan untuk menyisihkan saudara-saudaranya yang berjuang menegakkan system pendidikan Islam di Indonesia. Ia hadir dengan harapan besar: memberi sebuah model pendidikan Islam yang menjawab tantangan masyarakat pasca-modernisasi. Para warga sekolah menyadari bahwa perkembangan global harus direspon secara arif dan bijak karena kesuksesan memasuki abad-21 ditentukan apakah anak-anak dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan secra masteri dalam kaitannya dengan kekuatan, kecepatan, kompleksitas, dan ketidakpastian masa depan.

Kniep (1989) dalam Budiono dan Ella (1999) menyatakan: We should educate today’s student for tomorrow’s world –a world in which peoples and nations will be increasingly interconnected.42 Lie Ngiang Keng menambahkan bahwa belajar menyenangkan itulah konsep pendidikan masa depan.43 Inilah rekonstruksi sebenarnya konsep dasar Quantutum Learning, yaitu bagaimana pembelajaran dapat menjawab tantangan dinamika zaman secara efektif dan efisien. Konsep inilah yang kemudian coba di wujudkan SMUTH dalam visi dan misi sekolah, dengan mengedepankan akhlak sebagai kontrol.

Quantum Learning sebagai pendekatan komprehensif berbagai teori pembelajaran merupakan

formula yang dihasilkan dari penelitian sugestologi, penelitian otak dan neurolinguistik. Teorinya seperti ini, “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya” (E=mc2; masa kali percepatan cahaya kuadrat sama dengan energi).

Tubuh manusia secara fisik diumpamakan sebagai materi, dengan demikian bagaimana menghasilkan energi cahaya sebanyak mungkin dalam kehidupan, adalah dengan melalui interaksi, hubungan dan inspirasi. Atau dengan kata lain manusia yang “melejit” adalah manusia yang mampu mengendalikan (adaptasi) arus globalisasi yang sarat tantangan.

Untuk mewujudkan generasi yang tanggap dengan segala perubahan, SMUTH melakukan proses atau kegiatan pembelajaran yang aktif, nyaman dan menyenangkan (fun). Dalam belajar aktif melibatkan secara langsung pengalaman kongkret peserta didik. Pendidik memasuki dunia pesrta didik, dan peserta didik dibawa ke dalam dunia pembelajaran yang partisipatif-aktif. Belajar aktif diperlukan bukan hanya untuk menambah gairah belajar tetapi juga untuk menunjukkan rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan individu dan berbagai macam inteligensia. Agar pembelajarannya aktif; guru menyampaikan AMBAK di setiap kegiatan yang dilakukan (immediate learning involvement: yaitu keterlibatan

7171

71

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005 71

belajar seketika, dengan menciptakan minat awal dalam pokok bahasan); pembentukan tim (team building: ini dapat membentu para siswa menjadi lebih terbiasa satu sama lain atau mencuptakan suatu semangat kerjasama); dan on-the spot assessment (penilaian di tempat: dengan mempelajari perilaku-perilaku para siswa, pengetahuan, dan pengalaman para siswa).

Di SMUTH, para siswa bebas mengekspresikan diri sesuai dengan potensi dan bakat yang dimiliki. Apalagi dengan lingkungan belajar yang nyaman secara intern (psikis) maupun ekstern (fisik). Ketika kenyamanan ada dalam pembelajaran, mereka akan merasakan pula proses belajar yang menyenangkan. Ada banyak cara yang dapat ditempuh agar pembelajaran terasa fun dan memiliki kesan mendalam terhadap siswa. Antara lain dengan permainan (game learning) dan musik. Permainan menjadi pengantar menyampaikan, menyerap dan mengolah informasi dengan mudah secara langsung kepada siswa. Sementara musik memberikan keseimbangan kerja otak kiri dan menstimulus kerja otak kanan. Hal ini akan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Namun sayang pendidikan formal yang lama telah ada terkadang gagal memotivasi siswa, mereka tidak dilibatkan dalam pencarian aktivitas

untuk menjadi sosok seseorang. Padahal motivasi terlibat di dalam tindakan dan akan muncul bersamaan dengan tindakan itu sendiri. Motivasi harus ada di dalam kegiatan belajar itu sendiri, yaitu di dalam pengakuan siswa akan pentingnya arti tahu bagi mereka.44

Memang sebagian orang akan belajar dengan sangat baik ketika mereka diberi kebebasan memilih cara yang sesuai dengan gayanya (modalitas) sendiri. Cara mereka menyerap informasi, kemampuann mengolahnya dan mengeluarkannya (ekspresi) dalam pembelajaran tidak semua sama. Hampir setiap individu memiliki kecederungan cara belajar dengan modalitasnya masing-masing.

Kenyataan adanya berbagai gaya dan pendekatan peserta didik dalam belajar yang berbeda-beda, saatnya lembaga pendidikan memperhatikan lingkungan belajar. Untuk ini setiap lingkungan belajar yang baik selalu melayani berbagai kecerdasan bawaan dan gaya belajar. Akan tertapi, banyak sekolah, khususnya sekolah menengah, tampaknya masih diarahkan menuju pengajaran “akadenis” dua dimensi –pada pelajar bertipe linguistik dan logis. Sehinga tampakny tidak ada ruang bagi kecerdasan dan gaya belajar yang lain dapat berkembang.

Kerja keras SMUTH selama lebih dari satu dasawarsa mengem-bangkan QL tidak sis-sia. QL

72

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

72 JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005

memberikan ruang setiap siswa memanfaatkan apa saja untuk dapat belajar, sehingga seluruh potensi teraktualisasikan. Maka tidak heran jika kemudian para siswanya berhasil mengukir prestasi sekolah baik di tingkat local maupun nasional.

Kegiatan belajar mengajar yang “multi” di SMUTH membedakannya dengan sekolah lain. Sekolah kontroversial (pada awalnya banyak yang mengecam, namun akhirnya angkat topi) yang unik ini juga mengenalkan “senam otak” bagi pengembangan modalitas dan kecerdasan para siswa. Karena dengan mengetahui modalitas para siswa, guru dapat membuat model pembelajaran yang variatif. Dengan memperhatikan kecerdasan majemuk para siswa, guru menjadi kreatif membuat rancangan pembelajaran yang komprehensif. Sehinga kegiatan belajar mengajar menjadi pengayaan terhadap aktualisasi potensi setiap sisiwa lebih dinamis dan kreatif.

Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan lagi adalah perkem-bangan moral45 (afektif) siswa –disamping perkembangan aspek-aspek kognitif, psikomotor dan sosial. Karena di SMUTH model pembelajarannya diarahkan pada pembentukan akhlak/moral, yang dipelajari tidak secara langsung mengajarkan materi tentang akhlak maupun melalui “modeling” (uswatun khasanah/keteladanan) dalam bersikap

sehingga para guru berusaha menampilkan siakp yang positif dan sportif, baik dalam proses pembelajaran maupun dalam suasana nonformal.

SMUTH sebagai lembaga pendidikan Islami, secara kelembagaan memiliki konsensus yang jelas diarahkan kepada pembentukan akhlak Islami, yang merupakan bagian dari psikologi motivatif. Yaitu psikologi umum universal bermoral Islam yang menelaah kognisi, afeksi, psikomotor dan performansi dengan muara akhir performansi sadar akhlak.

SMUTH dengan misi mengem-bangkan Inteligensi, Kreativitas dan Akhlak selalu dikontekskan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam. Falsafah dasarnya berpusat pada manuiasa sebagiamana ide-ide dasar pemikiran Muthahari.

Di SMUTH, para siswa diajak untuk belajar secara dewasa, terutama dalam hal problem solving. Model evaluasi yang mengacu pada KBK yang dikolaborasikan dengan MI benar-benar memperhatikan inidividu-individu siswanya. Karena implikasi yang sangat berarti dari teori MI adalah penemuan bahwa penilaian kecerdasan dapat memainkan peran amat penting dalam pengembangn kurikulum. Juga berdampak pada pengembangan profesionalisme para guru agar mampu menyajikan

7373

73

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005 73

pembelajaran dengan menggunakan pengembangan kecerdasan majemuk.

Dengan latar belakang siswa yang berbeda-beda menuntut ke-ikhlasan para guru untuk tidak hanya menjadi pengajar tetapi juga konselor, teman (mitra), keluarga, sekaligus “hakim”. Membangun kesadaran secara dewasa dan demokratis pada seluruh warga sekolah untuk dapat saling mengingatkan sangat penting. Karena biasanya siswa akan menjadi “pemberontak” jika merasa diperlakukan tidak adil atau merasa takut dan tertekan. Maka pihak sekolah juga menjalin kemitraan dengan warga sekitar dan keluarga untuk membangun learning community.

Dalam sisi pemikiran yang berbeda, bisa jadi model sekolah seperti SMUTH dengan biaya pendidikan yang relatif tinggi (250 ribu perbulan dan pertama kali masuk berkisar antara 6-8 juta) dapat memunculkan stigma “Sekolah Kapital”. Namun tidak usah apatis, bagi siswa yang berprestasi dengan rekomendasi yayasan bahkan bisa gratis biaya pendidikan. Dengan lingkungan belajar dan metode yang mengikuti perkembangan, memang membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai agar proses pembelajaran lancar dan seluruh potensi ssiswa dapat diaktualisasikan. Bukankah ini hakekat dari tujuan pendidikan? Membentuk kepribadian secara integral, menjadi insan kamil.

Meskipun QL di SMUTH cocok diterapkan namun bukanlah satu-satunya model pembelajaran bagi semua sekolah. Karena tidak semua sekolah cocok dengan model ini, tetapi yang esensi adalah bagaimana proses pembelajarannya paling tidak dapat mengembalikan martabat kemanusiaan peserta didik maupun pendidik, serta seluruh warga sekolah termasuk stakeholders.

H. Kesimpulan Dari penelitian aplikasi

Quantum Laerning di SMUTH ini, paling tidak ada beberapa simpulan yaitu: 1. Quantum Laerning yang

dipopulerkan oleh Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dalam monteka sopendidikan berakar dari hasil penemuan Dr. Georgi Lozanov dan beberapa peneliti lainnya tentang neurolinguistik, sugestologi dan pemercepatan belajar. Rumusan E=mc2 menganalogikan tubuh manusia yang secara fisik diumpamakan sebagai materi, dengan demikian bagiamana menghasilkan energi cahaya sebanyak mungkin dalam kehidupan adalah melalui interaksi, hubungan dan inspirasi. Sebagai kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat

74

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

74 JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005

bagi siapa saja. QL dalam pembelajaran melibatkan aspek-aspek sepert: fungsi dan kinerja otak manusia, modalitas belajar, belajar aktif-nyaman-fun, motivasi melalui AMBAK dan beberapa teknik/kiat untuk melejitkannya. Namun demikian, kekuatan terbesar yang dimiliki oleh Ql adalah pada bagaimana informasi yang diterima, diolah dan disampaikan –yang melibatkan kinerja otak—dapat secara optimal teraktualisasi dalam gaya/cara belajar yang sesuai bagi tiap individu yang memiliki kemampuan mengakses informasi dengan kecepatan yang berbeda dan kecerdasan yang beragam.

2. SMUTH sebagai pionir penerapan Quantum Learning di Indonesia merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam (yayasan) yang bernaung di bawah Depdiknas. Sekolah yang mengembangkan Inteligensia, Kreativitas dan Akhlak (IKA), sejak awalnya para siswa dikenalkan beberapa hal yang terkait dengan pembelajaran model QL. Dengan kepiawaian pimpinan sekolah yang membangun teamwork, QL di SMUTH ternyata tidak sekaku teori yang dikenalkan DePorter dkk, bahkan sangat fleksibel, disesuaikan dengan konteks Islami (menjadi QL Plus). Bahkan dalam perkembangannya SMUTH

terus melakukan perubahan-perubahan yang disandarkan pada penemuan baru bidang pendidikan. AL, MI dan BBL merupakan teori-teori baru pendukung penerapan QL sehingga semakin kaya dalam aplikasinya. Program-program yang dikembangkan merupakan perpaduan antara tradisionalitas dan modernitas. Tradisionalitasnya tampak pada beberapa program khusus penguasaan ilmu-ilmu keislaman klasik. Sementara modernitasnya tampak pada sistem pembelajaran yang konstruktif, antara lain pemanfaatan hasil teknologi (internet), maupun pengembang-an bahasa Inggris dan aplikasi dari hasil penemuan-penemuan baru bidang pendidikan yang mutakhir, sehingga selalu mengalami perubahan kepada yang lebih baik. Model pembelajaran yang tidak melulu bersifat klasikal selalu memanfaat-kan sumber-sumber belajar seperti perpustakaan, internet dan masyarakat. Program Spiritual Camp atau observasi misalnya yang dilakukukan di daerah-daerah pedesaan tujuannya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah (Tazkiyatu an-Nafs/ membersihkan diri) dengan berzikir dan melakukan ibadah ritual pada malam hari,

7575

75

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005 75

sedangkan pada siang harinya melakukan bakti sosial kepada masyarakat yang tidak mampu (kaum mustadl’afin). Serta beberapa program khusus

keagamaan lain yang secara umum dilakukan dengan prinsip-prinsip pembelajaran aktif-nyaman-fun.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Pendidikan Islam Demokratis dan Masyarakat Madani, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000).

Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003).

Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning; Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 1999).

Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook, (Bandung: Kaifa, 2002). Deporter dkk, Quantum Teaching; Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang

Kelas, (Bandung: Kaifa, 2000). DR. Kartini Kartono, Kamus Psikologi, (Bandung: Pionir Jaya, 1987). Egon G. Guba dalam Sutan Zanti Arbi, Menuju Metodologi Inkuiri Naturalistik

dalam Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Djambatan, 1987). Frederick J. McDonald, Educational Psychology, Asian Text Edition, (Tokyo:

Overseas Publication, Ltd, 1959). Ira Shor dan Paulo Freire, Menjadi Guru Merdeka; Petikan Pengalaman, (Yogyakarta:

LKIS, 2001). John Lamberth, Social Psychology, (New York: Mac Milan Publishing Co, Inc, 1980).

John Polkinghorne, Teori Kuantum; Sebuah Pengantar Singkat, (Yogyakarta: Jendela, 2004).

Keith Ward, Dan Tuhan Tidak Bermain Dadu, (Bandung: Mizan, 2002). Koencoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1991). Mc Graw-Hill, Encyclopedia of Science and Technology, Jilid 9, (USA, 1992). Mel Silberman, Active Learning; 101 Strategies to Teach Any Subject, (USA: Allyn &

Bacon, 1996). Siti Julaeha, “Memahami Gaya Belajar dan Strategi Belajar Mahasiswa”,

http://202.159.18.43/ptjj/32siti.htm, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatui Pendekatan Praktek, (yogyakarta:

Rineka Cipta, 1998).

76

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

76 JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005

Suke Silverius, “Masa Depan Kurikulum Masa Depan “, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, X, 046, Januari, 2004.

Sutrisno Hadi, Metodologi Rresearch Jilid I, (Yogyakarta: UGM Press, 1990). Sutrisno, “Menuju Edutainment pada Kurikulum PAI Berbasis Kompetensi”,

(Jurnal Studi Islam Mukaddimah, VIII, 13, 2000). Utami S.C. Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan, (Jakarta: Gramedia, 2002).

Catatan Akhir: 1 Mel Silberman, Active Learning; 101 Strategies to Teach Any Subject, (USA: Allyn & Bacon, 1996),

h. ix 2 Sutrisno, “Menuju Edutainment pada Kurikulum PAI Berbasis Kompetensi”, (Jurnal Studi Islam

Mukaddimah, VIII, 13, 2000), h.2 3 Ahmadi, Pendidikan Islam Demokratis dan Masyarakat Madani, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2000), h. 166-167. Dalam tulisannya dijelaskan pendidikan yang kurang memperhatikan children oriented menyebabkan pendidikan tidak dapat berfungsi untuk mengembangkan kepribadian anak, aspek ini lebih penting karena lebih menumbuhkan stamina dan stabilitas mental dalam menghadapi berbagai krisis dalam kehidupan.

4 Agent of social change berarti bahwa hasil dari proses pendidikan diharapkan mampu melahirkan sikap optimis sehingga mampu menciptakan perubahan dalam masyarakat yang lebih baik. Pendidikan tidak hanya diartikan sebagai pelestarian nilai-nilai luhur, penyesuaian diri terhadap dunia sebagai proses transformasi pengetahuan dan teknologi, namun pada hakekatnya merupakan suatu proses perubahan sosial maupun personal development, proses adopsi dan inovasi dalam pembangunan.

5 Utami S.C. Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan, (Jakarta: Gramedia, 2002), h. 13 6 Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 56 7 Egon G. Guba dalam Sutan Zanti Arbi, Menuju Metodologi Inkuiri Naturalistik dalam Evaluasi

Pendidikan, (Jakarta: Djambatan, 1987), h. 6 8 Koencoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1991), h. 129 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatui Pendekatan Praktek, (yogyakarta: Rineka Cipta,

1998), h. 225 10 Pendekatan rasionalistik memberikan pengertian bahwa ilmu itu berasal dari pemahaman intelektual

yang dibangun atas kemampuan berargumentasi secara logik yang didukung oleh data empirik yang relevan. Lihat: Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: 1998), h. 55

11 Ibid, h. 60 12 Ibid, h. 64 13 Sutrisno Hadi, Metodologi Rresearch Jilid I, (Yogyakarta: UGM Press, 1990), h. 39 14 Sinyal tersebut datng dari corat-coret gambar matematis seorang kepala sekolah yang bernama

Balmer di Swiss. Pada saat itu, ia sedang memikirkan spektrum hidrogrn, yakni rangkaian garis warna-warni yang dihasilkan ketika cahaya dari lampu pijar terpecah ketika melewati suatu prisma. Warna-warni itu disebabkan frekuensi (kecepatan osilasi) gelombang cahaya yang melewati prisma tersebut. Dengan mengutak-atik angka, Balmer menemukan bahwa frekuensi dapat dijelaskan dengan rumus matematika yang cukup sederhana. Lihat: John Polkinghorne, Teori Kuantum; Sebuah Pengantar Singkat, (Yogyakarta: Jendela, 2004), h. 7

7777

77

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005 77

15 Keith Ward, Dan Tuhan Tidak Bermain Dadu, (Bandung: Mizan, 2002), h. 17 16 Mc Graw-Hill, Encyclopedia of Science and Technology, Jilid 9, (USA, 1992), h. 675 17 Sugesti dimaknai sebagai penerimaan ide tanpa memberi bantahan. Digunakan dalam psikoterapi

untuk memberikan penyembuhan sementara terhadap gejala-gejala neurotik, khususnya gejala-gejala histeris. Sugesti juga digunakan untuk merubah/memelihara sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan. Lihat: DR. Kartini Kartono, Kamus Psikologi, (Bandung: Pionir Jaya, 1987), h. 495

18 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning; Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 1999), h. 14

19 SuperCamp adalah program rintisan Learning Forum yang diilhami dari kesuksesan sekolah bisnis Burklyn yang didirikan pada tahun 1970. Program yang dikembangkan dimulai pada awal tahun 1980-an. Pada musim gugur 1981, Eric Jensen, Greg Simons dan Bobbi DePorter mulai mengalihkan apa yang telah dipelajari di Burklyn ke dalam program pertama bagi remaja di Kirkwood Meadows California.

20 Bobbi DePorter, Op. Cit., h. 110 21 Perceptual modality didasarkan pada reaksi individu terhadap lingkungan fisik dan cara individu

menyerap data secara lebih efisien. Information processing didasarkan pada cara individu merasa, memikirkan, memecahkan masalah, dan mengingat informasi. Personality pattern didasarkan pada perhatian, emosi, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh individu. Lihat: Siti Julaeha, “Memehami Gaya Belajar dan Strategi Belajar Mahasiswa”, http://202.159.18.43/ptjj/32siti.htm, h. 1

22 Otak triune (“triune” berarti “three in one”). Menurut teori ini otak manusia mempunyai tiga bidang spesialisasi yang terpisah meskipun saling berhubungan, yaitu: otak reptil, system limbic dan neokorteks.

23 DePorter, Op. Cit., h. 49 24 Motivasi adalah perubahan energi di dalam karakter seseorang yang ditunjukkan dengan sikap

bangkit dan penuh semangat serta mengharapkan hasil. 25 Frederick J. McDonald, Educational Psychology, Asian Text Edition, (Tokyo: Overseas Publication,

Ltd, 1959), h. 74 26 Deporter dkk, Quantum Teaching; Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas,

(Bandung: Kaifa, 2000), h. 10 27 Metode belajar kolaboratif yang bagus dan memenuhi syarat disebut juga pelajaran jigsaw. Dengan

memberi tugas yang berbeda-beda kepada peserta didik yang bervariasi akan mempercepat mereka bukan hanya belajar bersama tetapi juga saling mengajar satu sama yang lain.

28 Reciprocity merupakan sumber motivasi yang setiap pengajar dapat mengalirkan stimulasi untuk belajar. Dimana keterlibatan diperlukan, reciprocity diperlukan bagi kelompok untu mencapai tujuan, kemudioan terdapat proses yang menyebabkan individu terlibat dalam belajar, mengantarkannya pada kemampuan yang diperlukan dalam menyusun kelompok.

29 Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook, (Bandung: Kaifa, 2002), h. 206 30 Wawancara dengan Kepala Sekolah, tanggal 27 September 2004. 31 Disarikan dari Profil SMA Plus Muthahhari Bandung. 32 Wawancara dengan Kepala Sekolah, tanggal 27 September 2004. 33 Wawancara dengan staf guru, tanggal 4 Oktober 2004. 34 Wawancara dengan staf guru, tanggal 4 Oktober 2004. 35 Observasi selama penelitian 36 Observasi selama penelitian 37 Wawancara dengan Wakasek Bidang Administrasi, tanggal 4 Oktober 2004. 38 Wawancara dengan siswa tanggal 21 September 2004 di Sekolah. 39 Wawancara dengan siswa, tanggal 4 Oktober 2004 di Asrama Putri. 40 Observasi selama penelitian.

78

Ratnawati Aplikasi Quantum Learning…

78 JURNAL PENDIDIKAN ISLAMI, Volume 14, Nomor 1, Mei 2005

41 Wawancara dengan Asbid Kurikulum, tangal 5 Oktober 2004. 42 Suke Silverius, “Masa Depan Kurikulum Masa Depan “, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, X,

046, Januari, 2004, h. 29 43 Ibid, h. 35 44 Ira Shor dan Paulo Freire, Menjadi Guru Merdeka; Petikan Pengalaman, (Yogyakarta: LKIS, 2001),

h. 7 45 Kohlberg’s dalam Theory of Moral Stages menyebtukan ada enam tingkatan perkembangan moral.

Pertama punishment and obedience orientation. Kedua naïve instrumental hedonism. Ketiga good-boy (or good-girl) morality of maintaining good relation, approval of others. Keempat outority-maintaining morality. Kelima morality of contract democratically excepted law. Keenam morality of individual principles of conscience. Lihat: John Lamberth, Social Psychology, (New York: Mac Milan Publishing Co, Inc, 1980), h. 153