563-615-1-pb (1)

5
Artikel Penelitian Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 1, Januari 2008 Keluhan Nyeri Muskuloskeletal pada Pekerja Industri di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Woro Riyadina, Frans X Suharyanto, Lusianawaty Tana Puslitbang Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI Abstrak: Kelainan sistem muskuloskeletal merupakan penyebab utama dari nyeri menahun dan kelainan fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keluhan nyeri muskuloskeletal pada pekerja di beberapa jenis industri serta hubungannya dengan faktor risiko. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross-sectional yang melibatkan 950 pekerja. Responden adalah pekerja di bagian produksi dari 7 jenis industri (garmen, percetakan, kimia, spare part, makanan, baja dan konstruksi) di wilayah kawasan industri Pulo Gadung Jakarta Timur pada tahun 2006. Pengumpulan data melalui metode wawancara dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja industri bagian produksi mayoritas berumur 20-39 tahun (33,9%), laki-laki (68,1%), pendidikan SMU (65,7%), status kawin (78,3%), suku Jawa (59,1%) dan memiliki aktivitas fisik sedang selama bekerja (71,7%), serta bekerja dalam posisi berdiri (61,9%). Pekerja industri yang mengalami keluhan nyeri muskuloskeletal sebanyak 502 orang (52,8%) dan terbanyak pada jenis industri garmen (65,2%), percetakan (63%) dan konstruksi (60%). Bagian tubuh yang sering mengalami nyeri muskuloskeletal adalah kaki (22,7%), pinggang (17,1%) dan bahu (9,5%). Keluhan nyeri berhubungan dengan faktor kondisi distres dengan OR 1,62 kali (95% CI 1,25-2,11), anemia OR 1,56 kali (95% CI 1,07-2,28) dan posisi duduk berisiko 1,51 kali (95% CI: 1,15-1,96). Proporsi keluhan nyeri muskuloskeletal pada pekerja industri di bagian produksi di kawasan industri Pulo Gadung masih cukup tinggi. Perlu disusun model intervensi yang tepat untuk mengurangi dan menghilangkan keluhan nyeri muskuloskeletal melalui perbaikan kesehatan jiwa dan mental pekerja, perbaikan gizi dan ergonomi. Kata kunci: nyeri, muskuloskeletal, pekerja, industri 8

Upload: yudhistira29

Post on 20-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Jurnal Kedokteran kerja

TRANSCRIPT

  • Artikel Penelitian

    Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 1, Januari 2008

    Keluhan Nyeri Muskuloskeletal padaPekerja Industri di Kawasan Industri

    Pulo Gadung Jakarta

    Woro Riyadina, Frans X Suharyanto, Lusianawaty Tana

    Puslitbang Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,Departemen Kesehatan RI

    Abstrak: Kelainan sistem muskuloskeletal merupakan penyebab utama dari nyeri menahundan kelainan fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keluhan nyeri muskuloskeletalpada pekerja di beberapa jenis industri serta hubungannya dengan faktor risiko. Penelitian iniadalah penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross-sectional yang melibatkan950 pekerja. Responden adalah pekerja di bagian produksi dari 7 jenis industri (garmen,percetakan, kimia, spare part, makanan, baja dan konstruksi) di wilayah kawasan industriPulo Gadung Jakarta Timur pada tahun 2006. Pengumpulan data melalui metode wawancaradengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja industri bagian produksimayoritas berumur 20-39 tahun (33,9%), laki-laki (68,1%), pendidikan SMU (65,7%), statuskawin (78,3%), suku Jawa (59,1%) dan memiliki aktivitas fisik sedang selama bekerja (71,7%),serta bekerja dalam posisi berdiri (61,9%). Pekerja industri yang mengalami keluhan nyerimuskuloskeletal sebanyak 502 orang (52,8%) dan terbanyak pada jenis industri garmen(65,2%), percetakan (63%) dan konstruksi (60%). Bagian tubuh yang sering mengalami nyerimuskuloskeletal adalah kaki (22,7%), pinggang (17,1%) dan bahu (9,5%). Keluhan nyeriberhubungan dengan faktor kondisi distres dengan OR 1,62 kali (95% CI 1,25-2,11), anemiaOR 1,56 kali (95% CI 1,07-2,28) dan posisi duduk berisiko 1,51 kali (95% CI: 1,15-1,96).Proporsi keluhan nyeri muskuloskeletal pada pekerja industri di bagian produksi di kawasanindustri Pulo Gadung masih cukup tinggi. Perlu disusun model intervensi yang tepat untukmengurangi dan menghilangkan keluhan nyeri muskuloskeletal melalui perbaikan kesehatanjiwa dan mental pekerja, perbaikan gizi dan ergonomi.Kata kunci: nyeri, muskuloskeletal, pekerja, industri

    8

  • Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 1, Januari 2008

    Keluhan Nyeri Muskuloskeletal pada Pekerja Industri

    9

    Musculoskeletal Pain among Industrial Workers inPulo Gadung Industrial Estate, Jakarta

    Woro Riyadina, Frans X Suharyanto, Lusianawaty Tana

    Biomedical and Pharmacy Research and Development CenterNational Institute of Health Research and Development Ministry of Health

    Abstract: Abnormalities of musculoskeletal system was the main cause of chronic and physicalpain. The objective of this study is to describe musculoskeletal pain among workers in many typesof industries related to the risk factors. The design was cross sectional that involved 950 workers.The sample were workers in production division from seven types of industries (garment, print-ing, chemical, spare parts, food, steel, and constructions) in Pulo Gadung Industrial Estate, EastJakarta in 2006. Data collection was done by interview using questionnaires. The result of thisstudy showed that the majority of workers in the production division were as follows: age 20-39years old (33.9 %), male (68.1%), education senior high school (65.7%), married (78.3%),Javanese ethnics (59.1%), middle physical activity during work (71.7%) and standing positionduring work (61.9%). Number of industrial workers who suffered musculoskeletal pain were 502workers (52.8%) and the most three types of industry were garment (65.2%), printing (63%) andconstructions (60%). Parts of the body often suffered musculoskeletal pain were leg (22.7%),back (17.1%) and shoulder (9.5%). Musculoskeletal pain was significantly related to the distresscondition with OR 1.62 times (95% CI 1.25-2.11), anemia OR 1.56 times (95% CI 1.07-2.28) andthe risk of sitting position 1.51 times (95% CI 1.15-1.96). The proportion of pain amongindustrial workers of production division in Pulogadung Industrial Estate was still high. There-fore, accurate intervention model to decrease and to cure musculoskeletal pain is needed toimprove mental health, nutrition and ergonomics of the workers.Key words: pain, musculoskeletal, worker, industry

    PendahuluanDi Indonesia pola penyebab kematian bergeser dari

    penyakit menular ke penyakit tidak menular. Pada tahun 1980,69,49% kematian disebabkan penyakit menular PM dan tahun2001 menurun menjadi 44,57, sedangkan kematian karenapenyakit tak menular meningkat dari 25,41% menjadi 46,1%dan 48,53% pada tahun 2000. Penyebab utama kematianberdasarkan survei tersebut adalah penyakit sirkulasi(26,4%), infeksi (22,9%), pernafasan (12,7%), neoplasma(6,0%) dan kecelakaan (5,6%).1

    Masyarakat pekerja di Indonesia mengalami pening-katan terus dari tahun ke tahun. Pada tahun 1995 jumlahpekerja 88,5 juta dan pada tahun 2003 pekerja di Indonesiaberjumlah 100 316 000.2 Undang-undang Nomor 23 Tahun1992 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai kesehatan kerjadisebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diseleng-garakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerjayang mempunyai risiko bahaya kesehatan yang besar bagipekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan

    diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperolehproduktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan programperlindungan tenaga kerja.3

    Tahun 2002 WHO melaporkan menempatkan risikopekerjaan sebagai tingkat kesepuluh penyebab kematian dankesakitan. Hampir 25% DALY dan 699.000 kematian ber-hubungan dengan factor risiko tersebut. WHO melaporkanbahwa faktor risiko secara global untuk sejumlah kesakitandan kematian termasuk 37% back pain, 16% hearing loss,13% chronic obstructive lung disease, 11% asma, 10%cedera, 9% kanker paru, dan 2% leukemia.4

    Kelainan sistem muskuloskeletal merupakan penyebabutama dari nyeri menahun dan kelainan fisik. Komponen sistemmuskuloskeletal bisa mengalami robekan, cedera maupunperadangan. Penelitian yang melibatkan 800 orang dari 8sektor informal di tanah air menunjukkan hasil bahwagangguan muskuloskeletal dialami oleh 31,6 % petani kelapasawit di Riau, 21% perajin wayang kulit di Yogyakarta, 18%perajin Onyx di Jawa Barat, 16,4% penambang emas di

  • Keluhan Nyeri Muskuloskeletal pada Pekerja Industri

    Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 1, Januari 200810

    Kalimantan Barat, 14,9% perajin sepatu di Bogor, dan 8%perajin kuningan di Jawa Tengah. Perajin batu bata diLampung dan nelayan di DKI Jakarta adalah kelompok pekerjayang paling banyak menderita gangguan muskuloskeletal,masing 76,7% dan 41,6%. Semua pekerja mengeluhkan nyeridi punggung, bahu, dan pergelangan tangan.4

    Dalam rangka merencanakan dan mengembangkan pro-gram promosi kesehatan dan manajemen pelayanankesehatan di Indonesia, informasi besarnya masalah penyakitdan berbagai faktor risikonya perlu diketahui. Tingginyaprevalensi beberapa faktor risiko dapat menyebabkanpenurunan produktifitas kerja, sehingga akan mempunyaidampak buruk terhadap sistem pemeliharaan kesehatan,sumber daya dan perekonomian suatu negara. Untukmelengkapi data tentang gangguan atau keluhan nyeri padapekerja di sektor informal, perlu dilakukan survei untukmengetahui besaran masalah tentang keluhan nyeri padapekerja industri formal.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkankeluhan nyeri muskuloskeletal pada pekerja di beberapa jenisindustri dan hubungan dengan faktor risikonya. Hasilnyadiharapkan dapat memberikan gambaran masalah gangguankeluhan nyeri muskuloskeletal di masing-masing jenisindustri, sehingga bisa dilakukan tindakan preventif dankuratif yang tepat.

    MetodeJenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

    rancangan penelitian cross-sectional. Populasi adalahmasyarakat pekerja industri dewasa laki-laki maupunperempuan berusia kerja (15-55 tahun) di wilayah kawasanindustri Pulo Gadung pada tahun 2006. Cara pengambilansampel dilakukan dengan simple random sampling denganpenghitungan besar sampel melalui dua pendekatan, yaitudengan menggunakan rumus estimasi proporsi dan estimasirerata6 sehingga diperoleh besar sampel sebanyak 950orang.

    Variabel yang diukur meliputi karakteristik responden,jenis keluhan nyeri, bagian tubuh yang nyeri dan faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan nyeri.Pengumpulan data dengan metode wawancara dengankuesioner. Data dianalisis dengan menghitung distribusifrekuensi masing-masing variabel serta menentukanhubungan dan menghitung besarnya risiko.

    HasilPengumpulan data dilaksanakan pada bulan Agustus

    dan September 2006 dan mendapatkan 950 responden dari 7perusahaan yang masing-masing mewakili jenis industri dikawasan industri Pulo Gadung Jakarta Timur. Pengambilansampling responden terpilih untuk masing-masing jenisindustri dilakukan secara proporsional. Waktu pengumpulandata dilakukan pada jam kerja dengan sistem bergilir atau

    bergantian sehingga tidak menyebabkan gangguan produksidi masing-masing perusahaan.

    Karakteristik RespondenResponden adalah para pekerja di bagian produksi dari

    7 jenis industri yang sudah bekerja minimal selama 2 tahun.Karakteristik responden tercantum dalam tabel 1.

    Tabel 1. Gambaran Karakteristik Responden

    Variabel Jumlah responden Persentase(n=950) (%)

    Umur15 29 tahun 286 30,130 39 tahun 322 33,940 49 tahun 263 27,7>50 tahun 79 8,3

    Jenis KelaminLaki-laki 647 68,1Perempuan 303 29,9

    Tingkat PendidikanRendah (SD, SMP) 273 28,7Sedang (SMU) 624 65,7Tinggi (D3, PT) 53 5,6

    Status PerkawinanBelum Kawin 194 20,4Kawin 744 78,3Cerai 12 1,3

    S u k uJawa 559 59,1Sunda 143 15,1Betawi 178 18,8Batak 19 2,0Minang 11 1,2Lainnya 36 3,7

    Bekerja dengan aktivitas fisikRingan 269 28,3Sedang 681 71,7

    Posisi kerjaDuduk 360 38,1Berdiri 585 61,9

    Tabel 1 menunjukkan bahwa proporsi umur pekerjaindustri tertinggi (33,9%) adalah 30-39 tahun diikuti olehkelompok umur 20-29 tahun (30%) dan umur 40-49 tahun(27,7%). Kelompok umur tersebut menunjukkan usia produktifuntuk seluruh jenis industri yang ikut dalam penelitian ini.Pekerja industri mayoritas laki-laki sebanyak 647 orang(68,1%) dan tingkat pendidikan didominasi oleh pendidikansetingkat SMU yaitu 624 (65,7%) dan status perkawinansebagian besar sudah kawin yaitu 744 orang (78,3%).

    Suku pekerja yang diperiksa sebagian besar adalah Jawasebanyak 559 orang (59,1%), Betawi 178 orang (18,8%) danSunda 143 orang (15,1%). Kebanyakan mempunyai aktifitasfisik sedang yaitu 71,7% dengan pembagian klasifikasimelakukan pekerjaan dengan posisi berdiri selama lebih dari6 jam per hari. Posisi pekerja industri pada saat bekerja

  • Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 1, Januari 2008

    Keluhan Nyeri Muskuloskeletal pada Pekerja Industri

    11

    kebanyakan dalam sikap berdiri yaitu 585 orang (61,9%).

    Keluhan NyeriKeluhan nyeri muskuloskeletal yang sering dirasakan

    responden ditunjukkan pada tabel 2.Tabel 2. Keluhan Nyeri Muskuloskeletal

    Variabel Jumlah Prosentase(N = 950) responden (n) (%)

    Sering nyeri muskuloskeletalYa 503 52,9Tidak 47 47,0

    Tabel 2 menggambarkan bahwa 52.9% respondenmengalami keluhan nyeri muskuloskeletal. Tingginyaproporsi pekerja yang mengalami gangguan keluhan nyeritersebut memerlukan perhatian besar khususnya untukpencarian upaya untuk mengurangi dan menangani keluhantersebut.

    Bagian tubuh yang mengalami keluhan nyeri mus-kuloskeletal diperlihatkan pada tabel 3.

    Tabel 3. Bagian Tubuh yang Mengalami Nyeri Muskuloske-letal

    Bagian tubuh Jumlah Prosentaseyang nyeri* responden (n) (%)

    Kepala-leher-tengkuk 59 6,2Dada 19 2,0Bahu 90 9,5Punggung 47 4,9Pinggang 162 17,1Pinggul 16 1,7Tangan 73 7,7Kaki 216 22,7

    *Pekerja minimal merasakan minimal satu nyeri di bagian tubuhnya dan pada umumnya lebih dari satu

    Urutan bagian tubuh yang sering mengalami nyeri padapekerja industri adalah bagian kaki (22,7%), pinggang (17,1%)dan bahu (9,5%). Tingginya proporsi pekerja yang menga-lami nyeri muskuloskeletal tersebut menunjukkan bahwafaktor ergonomi kerja baik dari segi posisi pekerja maupundesain alatnya perlu segera dilakukan evaluasi dan perbaikan.

    Perbedaan proporsi pekerja yang merasakan keluhannyeri berdasarkan jenis industrinya tercantum pada tabel 4.

    Proporsi pekerja yang merasakan nyeri tertinggi terdapatpada jenis industri garmen (65,2%), diikuti oleh industripercetakan (63%) dan industri konstruksi (60%). Tingginyaangka proporsi pekerja yang mengalami nyeri akibat kerjaperlu diperhitungkan karena hal ini dapat menimbulkandampak terhadap produktivitas kerjanya. Menurut Andra,7

    Tabel 4. Proporsi Pekerja dengan Keluhan Nyeri MenurutJenis Industri

    Jenis Industri Sering nyeri Ya Tidak

    n = 502 n = 447n (%) n (%)

    Garmen 86 65,2 46 34,8Percetakan 43 63,0 20 37,0Kimia Obat 109 52,9 97 47,1Spare Part 105 49,1 109 50,9Makanan 32 42,7 43 57,3Baja (workshop) 124 50,0 124 50,0Konstruksi 12 60,0 8 40,0

    keluhan muskuloskeletal menunjukkan bahwa keluhan nyerisendi dialami oleh 66,9%, dengan nyeri lutut yang terbanyakyaitu sebesar 26,6%.

    Tiga peringkat terbesar proporsi bagian tubuh yangmengalami cedera menurut jenis industrinya ditunjukkan padatable 5.

    Tabel 5. Urutan 3 Tertinggi untuk Proporsi Nyeri MenurutJenis Industri

    Jenis Industri Bagian tubuh yang nyeri (%)

    Garmen Pinggang (22,7%), kaki (22,0%), leher (13,6%)Percetakan Kaki (25,9%), leher (16,7%), bahu (16,7%)Kimia Obat Kaki (27,7%), pinggang (14,6%), tangan (11,7%)Spare Part Kaki (20,0%), pinggang (15,9%), bahu (8,9%)Makanan Kaki (25,3%), pinggang (18,7%), punggung (5,4%)Baja Kaki (20,1%), pinggang (17,3%), tangan (8,4%)Konstruksi Kaki (20,0%), pinggang (15,0%), bahu (15,0%)

    Tabel 5 menggambarkan bahwa masing-masing jenisindustri mempunyai keluhan nyeri spesifik sesuai denganjenis pekerjaannya berhubungan dengan posisi yangergonomik atau tidak pada saat bekerja. Aspek tidakergonomis bisa pada posisi tubuh pekerja ataupun alatkerjanya. Keluhan nyeri pada kaki merupakan akibat bekerjadengan posisi berdiri dalam jangka waktu yang lama. Keluhannyeri pinggang biasanya dialami oleh pekerja dengan posisiduduk yang lama. Hasil ini berbeda dengan gangguan keluhannyeri muskuloskeletal yang dialami oleh pekerja sektor infor-mal (nelayan dan perajin batu bata), rata-rata semua pekerjamengeluhkan nyeri di punggung, bahu, dan pergelangantangan.4

    Hubungan antara Faktor Risiko dengan keluhan nyeriKeluhan nyeri pada pekerja industri lebih kepada

    keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh pekerja yangberkaitan dengan otot (muskuloskeletal) akibat kerja.Hubungan antara faktor-faktor dengan keluhan nyeridijelaskan pada tabel 6.

  • Keluhan Nyeri Muskuloskeletal pada Pekerja Industri

    Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 1, Januari 200812

    Tabel 6. Hubungan Antara Faktor Risiko dengan Keluhan Nyeri pada Pekerja Industri

    Faktor risiko Keluhan nyeri O R 95% CI Ya Tidak Total

    N = 502 (52,8%) N = 447 (47,1%) N = 949 (100%)n (%) n (%) n (%)

    Umur (N=950)>40 tahun 172 56,6 132 43,4 304 100 1,24 0,94-1,64