document5
DESCRIPTION
laporan kimia fisikTRANSCRIPT
-
JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK
ANALISIS DAN PENENTUAN KONSTANTA DISOSIASI ASAM DENGAN TITRASI
pH YANG DIKONTROL DENGAN KOMPUTER
Nama : Wiwit Puji Lestari
NIM : 121810301052
Kelompok : 1
Asisten : Agita Raka
LABORATORIUM KIMIA FISIK
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014
-
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Titrasi merupakan suatu prosedur yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu
larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah
larutan yang dianalisis (ingin diketahui kadarnya). Ada berbagai macam jenis titrasi, salah
satunya yaitu titrasi potensiometri. Potensiometri adalah metode analisis yang didasarkan pada
pengukuran beda potensial sel dari suatu sel elektrokimia.
Pengembangan dari teknik analisis potensiometri berawal dari penggantian elektroda
indikator dengan penggunaan dua elektroda reference. Beda potensial yang muncul pada
kedua elektroda disebabkan karena membran yang berada pada salah satu elektrodanya.
Elektroda reference yang digunakan harus bekerja berdasarkan hukum Nernst. Potensial yang
dihasilkan konstan dalam berbagai waktu dan tidak terpengaruh temperatur. Selain itu
elektroda reference yang digunakan harus reversibel dan bersifat inert.
Elektroda indikator yang sering digunakan adalah pH meter. pH meter ini dapat
digunakan dalam berbagai macam titrasi untuk mempermudah penggunaan potensiometri
yang luas. Saat suatu elektrode bersifat konstan, elektrode yang lain berperan sebagai indikator
perubahan ion dan bereaksi cepat saat pengadukkan larutan selama titrasi
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu mengukur konstanta ionosasi dua asam dengan
mengunakan teknik titrasi potentiometri.
-
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Material Safety Data Sheet
2.1.1 Asam Asetat
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus
empiris C2H4O2. Rumus ini sering kali ditulis dalam bentuk CH3COOH atau CH3CO2H. Asam
asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan
memiliki titik beku 16.7C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling
sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah,
artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO
-. Asam asetat merupakan
pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Massa molarnya adalah 60.05 gr/mol.
Densitas asam asetat yaitu 1.049 gram cm3
. Titik lebur 16.5 C (289.6 0.5 K). Titik didih
118.1 C (391.2 0.6 K). Konstanta ionisasi (Ka) dari asam asetat ini yaitu 18, x 10-5
.
Penampilan asam asetat berupa cairan tak berwarna atau kristal. Keasaman (pKa) asam asetat
adalah 4.76 pada 25 C (Anonim, 2014).
2.1.2 Cystein
Cysteine merupakan asam amino yang terdapat dalam protein dengan formula HSCH2
CH(NH2)COOH. Cystein termasuk zat yang labil dan cepat memecah diri menjadi zat lain
sebelum masuk ke dalam sel. Bentuk Cystine, zat ini secara alamiah terdapat dalam tubuh
manusia. Cystine adalah zat yang melalui Cystein akan membentuk Glutathion (GSH) dalam
sel darah limfosit, yaitu sel darah putih yang khasiatnya meningkatkan kekebalan tubuh. Nama
sistematiknya adalah Asam 2R-2-amino-3-sulfanil-propanoat.Singkatan Cys, kode genetik
UGU UGC, rumus kimia C3H7NO2S1, masa molekul 121,16g mol-1, titik lebur 240C, titik
isoelektrik 5,07; pKa 1,91; 8,14; 10,28. Sisteina dan metionin pada protein juga berperan
dalam menentukan konformasi protein karena adanya ikatan hidrogen pada gugus tiol. Cytein
dan systin penting sekali untuk daya kerja piridoksin (Anonim, 2014).
2.1.3 Natrium hidroksida (NaOH)
NaOH juga dikenal sebagai soda kaustik, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium
hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Digunakan di
berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi
bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa
http://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_(kimia)http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_organikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Aromahttp://id.wikipedia.org/wiki/Makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Warnahttp://id.wikipedia.org/wiki/Celsius/w/index.php%3Ftitle=Konformasi_protein&action=edit&redlink=1/wiki/Ikatan_hidrogenfile:\\wiki\Natriumfile:\\wiki\Natriumfile:\\wiki\Natriumfile:\\wiki\Basafile:\\w\index.phpfile:\\w\index.phpfile:\\wiki\Kertasfile:\\wiki\Tekstilfile:\\wiki\Air_minumfile:\\wiki\Sabunfile:\\wiki\Deterjen
-
yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Nama Sistematis adalah Natrium
Hidroksida. Sifat Rumus molekul NaOH Massa molar 39,9971 g/mol Penampilan zat padat
putih Densitas 2,1 g/cm, padat Titik leleh 318C (591 K)Titik didih 1390C (1663 K)
Kelarutan dalam air 111 g/100 ml (20C) Kebasaan (pKb) -2,43 (Anonim, 2014).
2.1.4 Asam fosfat (H3PO4)
Asam fosfat merupakan senyawa dengan formula H3PO4 yang berbentuk cair atau kristal
tergantung pada suhu dan konsentrasinya, tidak berwarna, beracun, dapat menyebabkan iriasi
kulit dan mata. Titik leleh 42,4C, titik didih 407C, kelarutan kualitatif pada etanol, kelarutan
548 x 1020
g/100g H2O. Bersifat sangat korosif terhadap logam besi dan persenyawaannya,
serta larut dalam alkohol. Asam fosfat dihasilkan dengan mereaksikan asam sulfat dengan
mineral fosfat. Penggunaanya adalah sebagai pupuk dan dalam bahan pembuatan gelatin,
sabun, karbon aktif dan detergen. Konstanta ionisasi dari asam fosfat ini ada 3 yaitu Ka1 = 7,5
x10-3
, Ka2 =6,2 x 10-8
dan Ka3= 4,8 x 10-13
(Anonim, 2014).
2.2 Teori
Suatu asam kuat (HA) dalam larutan air menunjukkan suatu ukuran dari
kecenderungannya menyumbangkan sebuah proton kepada sebuah molekul air:
HA + H2O H3O+ + A
-
Sejauh mana reaksi ini berlangsung dari kiri ke kanan juga merupakan kecenderungan dari
basa konjugat A- untuk menerima sebuah proton dari H3O
+
H3O+ + A
- HA + H2O
(Keenan,1990).
Hasil reaksi menunjukan jika reaksi pertama menang terhadap reaksi kedua, maka HA
adalah suatu asam kuat dan A- suatu basa lemah. Suatu contoh asam kuat adalah HCl,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Cl- adalah basa yang relative lemah. Jika reaksi yang
menang adalah reaksi yang kedua, maka A- adalah basa kuat. Contoh asam lemah adalah
HC2H3O2 dan HCN, sehingga dapat disimpulkan bahwa C2H3O2- dan CN
- adalah basa yang
relatif kuat. Asam dan basa diuraikan berdasarkan komparatif mereka. Konsep dasarnya
adalah makin kuat sam itu, maka makin lemah basa konjugasinya (Keenan,1990).
Suatu asam monoprotik dalam titrasi, pH pada separoh titik ekivalen secara sederhana
dihubungkan dengan pK. Untuk beberapa asam-basa Bronsted, HA dan A sebagai berikut:
HA H+ + A-
file:\\wiki\Tata_nama_IUPACfile:\\wiki\Rumus_kimiafile:\\wiki\Massa_molarfile:\\wiki\Densitasfile:\\wiki\Titik_lelehfile:\\wiki\Titik_didihfile:\\wiki\Kelarutanfile:\\wiki\Airfile:\\wiki\Konstanta_disosiasi_asam
-
K= [H+][A]
[HA ]
Jika pada titik setengah ekivalen, bilamolaritas [A-] sama dengan [HA], [H
+] sama dengan K.
Persamaan ini disebut persamaan Henderson-Hasselbach. Persamaan diatas dapat diubah
dalam negatiflog (- log) dan dilakukan penyusunan ulang, maka dihasilkan persamaan sebagai
berikut:
pK = pH log [A]
[HA ]
(Tim Penyusun, 2014).
Jadi, bila [A-] sama dengan [HA], pH larutan sama dengan pK dari HA. Suatu asam
dengan suatu hidrogen yang dapat terionosasi tunggal maka HA dan A mempunyai
konsentrasi sama pada separuh volume ekivalen dan pH (Tim Penyusun, 2014).
Asam diprotik dan asam poliprotik bisa menghasilkan lebih dari satu ion hidrogen per
molekul. Asam-asam ini terionisasi secara bertahap, artinya protonnya lepas satu per satu.
Persamaan konstanta ionisasinya dapat ditulis untuk setiap tahap ionisasi. Sehingga aka nada
dua atau lebih persamaan konstanta kesetimbangan yang harus digunakan untuk menghitung
konsentrasi-konsentrasi spesi dalam larutan asamnya. Sebagai contoh yaitu H2CO3 sebagai
berikut:
H2CO3 (aq) H+ (aq) + HCO3- (aq) Ka1 = H+ [HCO 3
]
[H2CO 3]
HCO3- (aq) H+ (aq) + CO32- (aq) Ka2 =
H+ [CO 32]
[HCO 3]
Basa konjugat pada ionisasi pertama menjadi asam pada tahap kedua. Hal ini yang membuat
asam monoprotik dan diprotik/poliprotik berbeda. Pada asam monoprotik ionisasi hanya
terjadi satu kali sedangkan pada asam diprotik dan asam poliprotik terjadi ionisasi dua atau
lebih. Konstanta ionisasi yang diperolehpun berbeda-beda, semakin banyak ionisasinya maka
nilai K akan semakin menurun (Chang, 2004).
Asam fosfat tergolong dalam asam triprotik yang terionisasi dalam tiga tahap.
Persamaan reaksi ionisasiny adalah sebagai berikut:
H3PO4 (aq) H+ (aq) + H2PO4
- (aq) Ka1 =
[H+][H2PO 4]
[H3PO 4] = 7,5 x 10
-3
H2PO4- (aq) H+ (aq) + HPO4
2- (aq) Ka2 =
[H+][HPO 42]
[H2PO 4]
= 6,2 x 10-8
HPO42-
(aq) H+ (aq) + PO43-
(aq) Ka3 = [H+][PO 4
3]
[HPO 42]
= 4,8 x 10-13
-
(Sunarya, 2007).
Berdasarkan nilai tetapan ionisasinya, diketahui bahwa ionisasi tahap pertama sangat
besar dan ionisasi berikutnya sangat kecil. Hal ini ditunjukkan darinilaki Ka, dimana Ka1 >>
Ka2 >> Ka3. Sehingga suatu larutan yang mengandung asam fosfat, maka konsentrasi asam
yang tidak terionisasi sangatlah tinggi, dan spesi lain yang ada dalam konsentrasi yang tinggi
hanyalah ion H+ dan ion H2PO4
- (Sunarya, 2007).
Suatu potentiometrik melibatkan pengukuran potensial antara suatu elektroda indicator
dan elektroda pembanding selama suatu titrasi. Selisih potensial itu dapat diukur dengan suatu
potensiometer atau pH-meter. Pengukuran selisih potensial umumnya dilakukan dengan
cermat dengan potensiometer. Tetapi, pH-meter akan memberikan hasil yang lebih cermat dan
lebih memuaskan untuk digunakan (Day & Underwood, 2002).
Salah satu penerapan utama potensiometri langsung adalah penerapan pH dari larutan
air. Dalam titrasi potensiometri, titik akhir dideteksi dengan menetapkan volume pada mana
terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran. Metode yang
dilakukan yaitu dengan menggunakan suatu elektroda kaca sebagai suatu elektroda indikator.
Elektroda ini terdiri dari buli membran kaca peka pH yang menutupi larutan dasar fosfat yang
mengandung larutan kalium klorida dan dijenuhkan dengan perak klorida. Larutan ini
melakukan kontak langsungdengan elektroda baku internal yang terdiri atas suatu kawat perak
Elektroda indikator yang tepat yaitu suatu elektroda pembanding, seperti kalomel, untuk
melengkapi sel (Day & Underwood, 2002).
Keuntungan melakukan pengukuran secara potensiometri untuk mendeteksi titik akhir
yaitu pengukuran dapat dilakukan dalam larutan yang berwarna, tidak seperti deteksi titik
akhir berdasarkan indikator, dan memberikan titik akhir yang tidak ambigu ketika perubahan
warna indikator tidak jelas atau tiba-tiba. Kelemahan titrasi potensiometri adalah umumnya
berlangsung lambat, karena dibutuhkan waktu agar pembacaan stabil, terutama di dekat titik
akhirtitrasi (Watson, 1801).
LabVIEW adalah suatu bahasa pemrograman yang menggunakan berbagai macam
ikon yang merepresentasika suatu instruksi. Jika bahasa pemrograman text based mengksekusi
instruksi sesuai dengan urutan yang ditulis, LabVIEW menggunakan metode dataflow
programming dimana alur data melalui berbagai ikon akan menentukan urutan eksekusi dari
setiap instruksi (Anonim, 2014).
-
LabVIEW adalah program yang digunakan untuk mengotomatisasi pengujian dan
pengumpulan data. Hal ini pada dasarnya bahasa pemrograman grafis di mana pengguna dapat
mengatur program untuk memanipulasi dan menyimpan data. Sisanya tutorial ini merupakan
pengenalan dasar LabVIEW dan fitur yang tersedia. Ini hanya dimaksudkan sebagai sebuah
pengantar dan anda dianjurkan untuk mengeksplorasi fitur lain dari program ini kuat secara
independen. Transmisi data lewat chanel dapat berbentuk parallel dan serial. Untuk parallel
semua bit dari karakter yang diwakili oleh suatu kode ditransmisikan secara serenak satu
karakter tiap saat, sedangkan serial, masing masing bit dari suatu karakter dikirimkan secara
berurutan yaitu bit per bit (Anonim, 2014).
-
Sampel X
Hasil
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- pH meter
- Gelas piala 250 mL
- Pompa peristaltik
- Neraca analitik
- Pipet volume
- Laptop
3.1.2 Bahan
- Larutan Asam Asetat 0,1 M
- Larutan NaOH 0,1 M
- Larutan asam fosfat 0,1 M
- Software labview
3.2 Diagram Kerja
a. pK suatu asam
- diambil 20 mL dan diencerkan menjadi 100 mL
- diambil 3 kali pengambilan masing-masing sebanyak 25 mL
- dititrasi dengan larutan hidroksida standart
- dialurkan data sebagai ph lawan volume naoh dan ditetapkan volume
kesetaraan
- dilaporkan nilai pada asisten
-
Asam Fosfat 0.1M
Hasil
b. Titrasi asam fosfat
- diambil 20 mL dan diencerkan menjadi 100 mL
- diambil 3 kali pengambilan masing-masing sebanyak 25 mL
- dicelupkan elektroda-elektrodanya
- dititrasi dengan larutan hidroksida standart
- dialurkan kurva titrasi itu sebagai ph lawan volume naoh
- ditetapkan molaritas larutan asam
- ditetapkan nilai pka1 dan pka2 asam fosfat
-
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Perlakuan Asam Asetat Asam Fosfat
pH Ka pH Ka1 pH Ka2
Titrasi pertama 4.8 1.6 x 10-5
2.4 4 x 10-3
7.7 2 x 10-8
Titrasi kedua 4.8 1.6 x 10-5
2.4 4 x 10-3
7.8 1.6 x 10-8
Titrasi ketiga 4.9 1.2 x 10-5
2.4 4 x 10-3
7.7 2 x 10-8
4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu tentang analisis dan penentuan konstanta disosiasi asam dengan
titrasi pH yang dikontrol dengan komputer. Percobaan ini dilakukan dengan megencerkan
asam asetat dan asam fosfat menjadi 100 mL kemudian dititrasi sebanyak 3 kali dengan
larutan NaOH. Hasil dari titrasi tersebut yaitu diketahui titik ekuivalen larutan yang di pantau
oleh komputer. Titik ekuivalen dapat ditentukan dari grafik sehingga diketahui pH larutan dan
dapat digunakan untuk mencari Ka dari tiap titrasi.
Asam menurut Bronsted-lowry yaitu didefinisikan sebagai sebuah molekul atau ion
yang mampu melepaskan atau mendonorkan kation hidrogen (proton, H+). Asam berdasarkan
valensi asamnya terbagi dalam beberapa jenis yaitu asam monoprotik, asam diprotik dan asam
poliprotik. Asam monoprotik adalah asam yang dapat melepaskan hanya satu ion H+ dalam
pelarut air. Asam diprotik adalah asam yang dapat melepaskan dua ion H+ dalam pelarut air.
Sedangkan asam poliprotik adalah asam yang dapat melepaskan lebih dari satu ion H+ dalam
pelarut air. Asam asetat pada percobaan ini sebagai asam monoprotik, sedangkan asam fosfat
sebagai asam poliprotik. pKa merupakan nilai keasaman yang dihitung dari setengah nilai pH
pada titik ekivalen sedangkan Ka (tetapan ionisasi asam) adalah sebuah konstanta atau tetapan
keseimbangan spesifik untuk sebuah asam dan basa konjugasinya di sebuah larutan berair.
Nilai Ka dapat diperoleh dari antilog pKa.
Jenis titrasi yang digunakan dalam percobaan ini yaitu titrasi potensiometri. Titrasi
potensiometri adalah titrasi yang titik akhirnya ditentukan melalui pengukuran potensial
elektroda. Titrasi potensiometri ini dilakukan karena hasil pengukuran digunakan dalam
penetapan suatu aktivitas kesetimbangan. Volume pada titik ekivalen ditentukan dengan
menurunkan garis vertikal dan puncak dengan sumbu volume. Ada sedikit ketidaktentuan
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proton
-
dalam menetapkan secara tepat puncak dari kurva semakin kompleks reaksinya semakin tajam
puncaknya dan dengan demikian makin teliti letak titik ekivalen. Keuntungan menggunakan
titrasi potensiometri ialah selain proses yang cepat dan tidak memakan waktu lama,
pengukuran dapat dilakukan dalam larutan yang berwarna, tidak seperti deteksi titik akhir
berdasarkan indikator, dan memberikan titik akhir yang tidak ambigu ketika perubahan warna
indikator tidak jelas atau tiba-tiba.
Titrasi pertama dilakukan pada sampel X. Sampel asam X yang digunakan dalam
percobaan ini adalah larutan asam asetat 0.1M, sebanyak 20 ml diencerkan dalam 100 ml air.
Hail pengenceran kemudian diambil 25 ml sebanyak 3 kali pengambilan untuk selanjutnya
masing-masing dititrasi dengan NaOH. Larutan asam asetat tersebut diberi pH meter yang
dihubungkan dengan komputer dan menggunakan software labview untuk membaca data hasil
titrasi. Titrasi dihentikan setelah pH mencapai 12 dan berupa volume NaOH lawan pH yang
dihasilkan.
Volume ekivalen tercapai saat terbentuk patahan-patahan yang menunjukan terjadinya
perubahan pH atau perubahan pH yang terjadi sangat terlihat. Grafik yang dihasilkan pada
titrasi asam asetat yaitu hanya terbentuk satu patahan saja. Hal ini dikarenakan asam asetat
merupakan asam monoprotik yang hanya mampu menyumbangkan satu ion H+
saja. Asam
asetat adalah asam lemah dan dititrasi dengan NaOH akan mengalami perubahan pH dari pH 3
sampai tercapai titik akhir titrasi (dalam percobaan ini titik akhirtitrasinya pada pH 12).
Berikut reaksi yang terjadi antara asam asetat dengan NaOH :
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(aq)
Hasil percobaan didapatkan nilai pH pada setengah volume ekivalen dari 3 data tersebut
yaitu setengah volume pertama sebesar 3.335 mL diperoleh pH 4.8, setengah volume kedua
sebesar 3 mL diperoleh pH 4.8 dan setengah volume pertama sebesar 3.215 mL diperoleh pH
4.9. Volume yang dihasilkan dari ketiga perlakuan tersebut berbeda-beda, hal ini berhubungan
kecepatan titrasi (penambahan NaOH). Semakin cepat titrasi yang berlangsung, maka grafik
yang dihailkan semakin cepat (jelas) terbentuk. Data yang ketiga diperoleh hasil pH yang
berbeda, kemungkinan yang terjadi yaitu pemanbahan NaOH pada saat titrasi berjalan lambat
sehingga akan mempengaruhi grafik yang dihasilkan.
Nilai pH dari masing-masing data tersebut kemudian digunakan untuk mencari nilai Ka.
Hasil perhitungan diperoleh nilai Ka dari ketiga data tersebut yaitu 1.6 x 10-5
, 1.6 x 10-5
dan
1.2 x 10-5
. Hasil dari data tersebut nilai Ka terlihat konstan, sebab dari tiga kali percobaan
-
nilainya hampir mendekati. Berdasarkan literatur nilai Ka pada percobaan ini bisa dikatakan
dapat dikatakan benar karena nilai Ka yang dihasilkan tidak terlalu jauh dengan literatur yaitu
18, x 10-5
.
Kurva yang diperoleh antara pH dan volume NaOH untuk Asam Asetat memiliki
kemiripan dalam hal bentuk serta lekuk-lekuknya. Hanya sedikit terjadi perbedaan di beberapa
titik saja, hal ini karena volume NaOH yang digunakan berbeda-beda. Berikut adalah kurva
yang dihasilkan:
y = 1.074x + 1.780R = 0.862
0
2
4
6
8
10
12
14
0 5 10 15
pH
Volume
Grafik Asam Asetat 1
Series1
Linear (Series1)
y = 1.137x + 2.062R = 0.870
0
2
4
6
8
10
12
14
0 5 10
pH
Volume
Grafik Asam Asetat 2
Series1
Linear (Series1)
-
Percobaan yang kedua yaitu titrasi pada asam poliprotik dengan basa kuat NaOH.
Asam poliprotik yang digunakan yaitu asam fosfat. Asam fosfat ini tergolong dalam asam
poliprotik karena melepas tiga ion H+. Berikut reaksinya:
H3PO4(aq) + H2O(l) H2PO4-(aq) + H3O
+(l)
H2PO4-(aq) + H2O(l) HPO4
-(aq) + H3O
+(l)
HPO4-(aq) + H2O(l) PO4
-(aq) + H3O
+(l)
Pelakuan yang dilakukan pada titrasi ini sama dengan perlakuan pada titrasi asam asetat.
Hanya saja, pada titrasi ini terjadi lebih lama karena asam yang digunakan adalah asam
poliprotik dengan ionisasi sebanyak 3 kali. Percobaan ini juga dilakukan sebanyak 3 kali
pengulangan. Adapun reaksi yang terjadi antara asam fosfat dengan NaOH adalah sebagai
berikut:
H3PO4 (aq) + 3NaOH(aq) Na3PO4 (aq) + 3H2O(aq)
Grafik yang dihasilkan dari titrasi ini seharusnya menghasilkan 3 patahan, namun
karena keterbatasan waktu maka hanya dilakukan sampai grafik menunjukkan 2 patahan saja.
Penyebab terjadinya tiga patahan tersebut disebabkan karena asam fosfat termasuk asam
triprotik yang dapat menyumbangkan tiga ion H+ sehingga garfik yang seharusnya diperoleh
menunjukkan tiga patahan. Namun, terdapat satu titik yang patahannya tidak terlalu terlihat,
sehingga patahan secara keseluruhan hanya terlihat dua patahan saja. Nilai Ka asam fosfat
hanya dihitung sampai Ka2 saja.
Hasil dari percobaan didapatkan nilai pH pada titrasi asam fosfat dengan basa kuat NaOH
yaitu pengulangan pertama volume ekivalen sebesar 12.67 mL, pH pertama 2.4 dari setengah
volume ekivalen dan pH kedua 7.7, pengulangan kedua volume ekilaven sebasar 11.33 mL,
y = 1.078x + 1.997R = 0.867
0
2
4
6
8
10
12
14
0 5 10 15
pH
Volume
Grafik AsamAsetat 3
Series1
Linear (Series1)
-
pH pertama 2.4 dari setengah volume ekivalen dan pH kedua 7.8 dan pengulangan ketiga
volume ekivalen sebesar 15.33 mL, pH pertama 2.4 dari setengah volume ekivalen dan pH
kedua 7.7.
Nilai Ka1 dan Ka2 diperoleh dari nilai pH pertama dan kedua. pH pertama digunakan
untuk menentukan nilai Ka1. Hasilnya yaitu secara berturut-turut nilai Ka1 yaitu 4 x 10-3
, 4 x
10-3
dan 4 x 10-3
. pH yang kedua digunakan untuk menentukan nilai Ka2. Hasilnya yaitu secara
berturut-turut nilai Ka1 yaitu 2 x 10-8
, 1.6 x 10-8
dan 2 x 10-8
. Berdasarkan literatur nilai Ka1
dan nilai Ka2 dari asam fosfat hasil percobaan ini dikatakan kurang tepat karena nilai Ka1 dan
nilai Ka2 yang dihasilkan jauh berbeda dengan literatur yaitu Ka1 = 7,11 x 10
-3 dan Ka2 = 6,32
x 10-8
. Hal tersebut terjadi kemungkinan saat titrasi dihentikan hasil yang diperoleh belum
benar-benar menunjukkan titik akhir titrasi sehingga volume ekivalen yang diperoleh kurang
tepat. Selain itu dikarenakan konduktor yang digunakan tidak stabil saat berada dalam larutan.
Berikut adalah kurva dari ketiga titrasi yang dilakukan pada asam fosfat:
y = 0.336x + 0.865R = 0.957
0
5
10
15
0 10 20 30 40
pH
Volume
Grafik Asam Fosfat 1
Series1
Linear (Series1)
y = 0.341x + 1.046R = 0.960
0
2
4
6
8
10
12
14
0 10 20 30 40
pH
Volume
Grafik Asam Fosfat 2
Series1
Linear (Series1)
-
Kurva yang diperoleh antara pH dan volume NaOH untuk asam fosfat juga memiliki
kemiripan baik bentuk maupun lekukannya. Grafik H3PO4 ini berbeda dengan grafik
CH3COOH, pada grafik H3PO4 pH pada awal penambahan NaOH terjadi penurunan. Hal ini
terjadi karena asam fosfat merupakan asam kuat golongan asam poliprotik. Asam ini
mengalami lebih dari satu ionisasi, sehingga pelepasn ion H+ terjadi lebih dari satu. Pelepasan
H+ ini terjadi saat awal penambahan NaOH, karena pelepasan satu ion H
+ pada asam fosfat
akan membuat larutan semakin asam sehingga akan membuat pH yang dihasilkan turun
kemudian naik kembali setelah semua ion H+ terlepas.
Disosiasi merupakan peristiwa terjadinya suatu senyawa menjadi zat-zat yang lebih kecil
atau sederhana, sedangkan ionisasi adalah peristiwa terurainya senyawa menjadi ion-ion.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka disosiasi memiliki arti yang lebih luas dibandingkan
ionisasi. Dengan kata lain, ionisasi termasuk disosiasi elektrolitis. Hasil dari disosiasi tidak
selalu ion, tetapi bisa senyawa, atau gugus atom yang lebih sederhana. Berdasarkan penjelasan
tersebut titrasi yang terjadi pada percobaan ini merupakan ionisasi bukan disosiasi. Hal ini
dikarenakan reaksi yang terjadi menghasilkan senyawa yang terurai menjadi ion-ion bukan
zat-zat kecil.
y = 0.272x + 0.813R = 0.956
0
2
4
6
8
10
12
14
0 20 40 60
pH
Volume
Grafik Asam Fosfat 3
Series1
Linear (Series1)
-
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu:
1. Asam asetat termasuk asam monoprotik karena hanyadapat menyumbangkan hanya satu
ion H+ sedangkan asam fosfat termasuk asam triprotik karena dapat menyumbangkan tiga
ion H+.
2. Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar sedangkan asam lemah mempunyai nilai Ka
yang kecil.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum ini selanjutnya yaitu praktikan seharusnya lebih memahami
materi praktikum terlebih dahulu. Saat melakukan percobaan hendaknya dilakukan secara
hati-hati agar didapatkan data yang optimal dan alat yang akan digunakan hendaknya dicek
kembali sebelum digunakan praktikum.
-
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. AsetateAcid. http://www.sciencelab.com/msds/php?msdsld= 9922769 [diakses
27 Oktober 2014].
Anonim. 2014. Cystein. http://www.sciencelab.com/msds/php?msdsld= 9923641 [diakses 27
Oktober 2014].
Anonim. 2014. Natrium hidroksida. http://www.sciencelab.com/msds/php?msdsld= 9924997
[diakses 27 Oktober 2014].
Anonim. 2014. Asam Fosfat. http://www.sciencelab.com/msds/php?msdsld= 9927393 [diakses
27 Oktober 2014].
Anonim. 2014. Pengertian LabView. http://semacamm.blogspot.com/2011/06/pengertian-
labview.html [diakses 5 November 2014].
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti Jilid 2 edisi ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Day, R.A dan Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif edisi keenam. Jakarta :
Erlangga.
Keenan. 1990. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Sunarya, Yayan. 2007. Belajar Kimia Dasar. Bandung : PT Setia Purna Inves.
Tim Kimia Fisik. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Jember: Universitas Jember.
Watson, David G.1801. Analisis Farmasi : BA untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktisi Kimia
Farmasi. Jakarta : EGC.
http://www.sciencelab.com/msds/php?msdsld=%209922769http://www.sciencelab.com/msds/php?msdsld=%209924389http://www.sciencelab.com/msds/php?msdsld=%209926825http://semacamm.blogspot.com/2011/06/pengertian-labview.htmlhttp://semacamm.blogspot.com/2011/06/pengertian-labview.html