document5

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tranfusi darah adalah salah satu rangkaian proses pemindahan darah donor ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan. Tranfusi darah telah mulai dicoba dilakukan sejak abad ke 15 dan hingga pertengahan abad ke 17, namun berakhir dengan kegagalan, karena cara pemberiannya dan pada waktu itu dipakai sebagai sumber donornya adalah darah hewan. Melalui berbagai percobaan dan pengamatan kemudian disimpulkan bahwa manusia yang semestinya menjadi sumber darah. Namun demikian pada masa ini, karena masih banyaknya kegagalan yang berakibat kematian, tranfusi darah sempat dilarang untuk dilakukan. Pada masa ini, tranfusi darah telah dikerjakan langsung dari arteri ke dalam vena resipien.25 (Latief, 2002; Hoffbrand, 2006). Pemikiran dasar pada tranfusi darah adalah cairan intravaskuler dapat diganti atau disegarkan dalam cairan pengganti yang sesuai dari luar tubuh. Pada tahun 1901, Landsteiner menemukan golongan darah sistem ABO dan kemudian sistem antigen Rh (rhesus) ditemukan oleh Levine dan Stetson di tahun 1939. Kedua sistem ini

Upload: irfani-ryan

Post on 06-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ss

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangTranfusi darah adalah salah satu rangkaian proses pemindahan darah donor ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan. Tranfusi darah telah mulai dicoba dilakukan sejak abad ke 15 dan hingga pertengahan abad ke 17, namun berakhir dengan kegagalan, karena cara pemberiannya dan pada waktu itu dipakai sebagai sumber donornya adalah darah hewan. Melalui berbagai percobaan dan pengamatan kemudian disimpulkan bahwa manusia yang semestinya menjadi sumber darah. Namun demikian pada masa ini, karena masih banyaknya kegagalan yang berakibat kematian, tranfusi darah sempat dilarang untuk dilakukan. Pada masa ini, tranfusi darah telah dikerjakan langsung dari arteri ke dalam vena resipien.25 (Latief, 2002; Hoffbrand, 2006).Pemikiran dasar pada tranfusi darah adalah cairan intravaskuler dapat diganti atau disegarkan dalam cairan pengganti yang sesuai dari luar tubuh. Pada tahun 1901, Landsteiner menemukan golongan darah sistem ABO dan kemudian sistem antigen Rh (rhesus) ditemukan oleh Levine dan Stetson di tahun 1939. Kedua sistem ini menjadi dasar penting bagi tranfusi darah modern. Meskipun kemudian sistem berbagai sistem antigen lain seperti Duffy, Kelldan lain-lain, tetapi sistem-sistem tersebut kurang berpengaruh. Tata cara tranfusi darah semakin berkembang dengan digunakannya antikoagulan pada tahun 1914 oleh Hustin (Belgia), Agote (Argentina), dan Lewisohn (1915). Sekitar tahun 1937 dimulailah sistem pengorganisasian bank darah yang terus berkembang sampai kini (Latief, 2002; PMI, 2002).Tranfusi darah memang merupakan upaya untuk menyelamatkan kehidupan dalam banyak hal, dalam bidang pediatri misalnya dalam perawatan neonates prematur, anak dengan keganasan, anak dengan kelainan defisiensi atau kelainan komponen darah, dan transplantasi organ. Namun tranfusi bukanlah tanpa resiko, meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk memperlancar tindakan tranfusi, namun efek samping reaksi tranfusi atau infeksi akibat tranfusi tetap mungkin terjadi. Maka bila diingat dan dipahami mengenai keamanannya,indikasinya perlu diperketat (Latief, 2002).Apabila memungkinkan, masih perlu dicari alternatif lain untuk mengurangi pengguanaan tranfusi darah. Pemberian komponen-komponen darah yang diperlukan saja lebih dibenarkan dibandingkan dengan pemberian darah lengkap (whole blood). Prinsip ini lebih ditekankan lagi di bidang ilmu kesehatan anak karena bayi maupun anak yang sedang tumbuh sebaiknya tidak diganggu sistem imunologisnya dengan pemberian antigen-antigen yang tidak diperlukan. Prinsip dukungan tranfusi darah bagi anak dan remaja serupa dengan orang dewasa, tetapi neonates dan bayi mempunyai berbagai aspek khusus (Hoffbrand, 2006)Banyak hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan sehingga tranfusi dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu, salah satu tugas besar dimasa yang akan datang adalah meningkatkan pemahaman akan penggunaan tranfusi darah sehingga penatalaksanaannya sesuai dengan indikasi dan keamanannya dapat ditingkatkan.B. Tujuan 1. Tujuan UmumMengetahui definisi, jenis-jenis, indikasi, kontraindikasi, efek samping pada transfusi darah.2. Tujuan Khususa. Mengetahui Indikasi khusus dalam setiap jenis transfusi darah.b. Mengetahui Kontraindikasi khusus dalam setiap jenis transfusi darah.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DefinisiDarah adalah komponen esensial pada makhluk hidup yang dalam kondisi fisiologis berada dalam pembuluh darah dan berfungsi sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostasis (Gandasoebroto, 2007).Transfusi darah adalah pemindahan atau pemberian darah dari donor ke dalam peredaran darah penerima melalui pembuluh darah vena. Donor yang dimaksud adalah orang yang sehat dan penerima adalah orang yang sakit (Hassan, 2007). Transfusi dapat menjadi penyelamat nyawa, tetapi juga dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya sehingga harus dilakukan dengan indikasi yang kuat dan jelas agar manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan resikonya (Haroen, 2009).Secara garis besar, transfusi darah diberikan dengan tujuan sebagai berikut.1. Untuk mempertahankan dan mengembalikan volume peredaran darah yang normal, misalnya pada oligemia karena perdarahan, trauma bedah atau kombustio.2. Untuk mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, seperti anemia, trombositopenia, hipoprotrombinemia, hipofibrinogenemia, dan lain-lain (Hassan, 2007).

B. Fisiologi DarahDarah memiliki dua komponen penyusun yaitu plasma dan sel darah. Plasma darah merupakan bagian dari komponen darah yang berwarna kekuning-kuningan yang jumlahnya sekitar 60% dari volume darah, sedangkan sel darah adalah komponen selluler dari darah termasuk sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (Leukosit) dan keping-keping darah (trombosit). Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang mengalir ke seluruh tubuh melalui vena dan arteri yang memasok oksigen, dan bahan makanan ke seluruh jaringan tubuh serta mengambil karbondioksida dan sisa metabolisme dari jaringan.Darah memiliki beberapa fungsi, diantaranyaa. Transportasi dari gas yang terlarut, nutrisi, hormone dan zat sisa metabolic, sebagai alat pengangkut yaitu:1.Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.2.Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.3.Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh.4.Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.5.Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang dilakukan oleh plasma darah.b. Regulasi dari pH dan komposisi dari cairan intersisial. Sebagai pengatur regulasi yaitu : Mempertahankan PH dan konsentrasi elektrolit pada cairan interstitial melalui pertukaran ion-ion dan molekul pada cairan interstitial. c. Restriksi dari kehilangan cairan pada daerah yang luka. d. Pertahanan melawan toxin dan patogen. Darah Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi untuk mempertahankan tubuh terhadap invasi mikroorganisme dan benda asing (leukosit) dan proses homeostatis (trombosit).e. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh) Menyebarkan panas keseluruh tubuh, darah mengatur suhu tubuh melalui transport panas menuju kulit dan paru-paru.

Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada sumsum tulang. Dalam keadaan patologik, seperti pada mielofibrosis, hemopoesis terjadi di luar sumsum tulang, terutama di lien, disebut sebagai hemopoesis ekstramoduler. Untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan:1. Sel induk hematopoietic (hematopoietic stem cell)Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel darah, termasuk sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), butir pembeku (trombosit), dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang seperti fibroblast. Sel induk yang paling primitive disebut sebagai pluripoten (totipoten) stem cell.2. Lingkungan mikro (microenviromentment) sumsum tulangLingkungan mikro sumsum tulang adalah substansi yang memungkinkan sel induk tumbuh secara kondusif. Lingkungan mikro sangat penting dalam hemopoesis karena berfungsi untuk berikut :a.Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis yang dibawa oleh peredaran darah mikro dalam sumsum tulang.b.Komunikasi antar sel (cell to cell communication), terutama ditentukan oleh adanya adhesion molecule.c. Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis : hematopoetic growth factor, cytokine, dan lain-lain.3.Bahan-bahan pembentuk darah, Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah :a.Asam folat dan vitamin B12 : merupakan bahan pokok pembentukan inti sel.b. Besi : sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobinc. Cobalt, magnesium, cu, znd. Vitamin lain : vitamin C, B kompleks, dan lain-lain.4. Mekanisme regulasiMekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yang matang dari sumsum tulang ke darah tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan tepat. Produksi komponen darah yang berlebihan ataupun kekurangan (defisiensi) sama-sama menimbulkan penyakit.

C. Jenis-jenis komponen darah1. Sel darah putih (leukosit)Sel darah putih atau leukosit berfungsi sebagai sistem imunitas tubuh. Leukosit bersifat amoeboid (bentuk tidak tetap), tidak berwarna dan memiliki inti. Jumlah normal leukosit dalam tubuh sekitar 5.000-10.000 sel/mm3. Apabila jumlahnya melebihi nilai normal disebut keadaan leukositosis dan apabila jumlahnya kurang dari nilai normal disebut leukopenia (Sloane, 2004).Leukosit terdiri dari 2 bagian utama yaitu granular dan agranular. Leukosit granular terdiri dari neutrofil, basofil dan eosinofil, sedangkan leukosit agranular terdiri dari limfosit dan monosit (Sloane, 2004).

Gambar 1. Jenis komponen sel darah putih2. Sel darah merah (eritrosit)Sel darah merah atau eritrosit memiliki bentuk bulat gepeng dengan kedua permukaannya cekung dan tidak memiliki inti. Nilai normal eritrosit sekitar 4,5-5.5 juta sel/uL. Eritrosit mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan mengandung zat besi (Fe). Eritrosit dapat hidup selama 120 hari. Sel darah yang kekurangan zat besi disebut dengan kondisi anemia, dan keadaan darah kekurangan oksigen disebut sianosis.

Gambar 2. Gambaran morfologi sel darah merah

3. TrombositTrombosit berfungsi sebagai faktor pembekuan darah dan hemostasis. Nilai normal trombosit dalam darah sekitar 150.000 sampai dengan 300.000/ml dan masa hidupnya sekitar 1-2 minggu.

Gambar 3. Gambaran mikroskopis trombosit

D. Jenis-jenis TransfusiMenurut WHO, 2002, jenis transfusi darah dibagi menjadi beberapa jenis berikut:1. Whole BloodPada 510ml whole blood (wb) mengandung :a. 450ml darah donorb. 63ml antikoagulanc. Hb sekitar 12g/mld. Hematocrit 35-45%e. Tanpa plateletf. Tanpa faktor koagulasiIndikasi:a. Penggantian sel darah merah pada perdarahan akut dengan hipovolemib. Pertukaran transfusic. Pasien yang membutuhkan transfusi sel darah merah, dimana tidak tersedia PRC di daerahnyaKontraindikasiRisiko overload cairan volume pada pasien anemia kronik dan gagal jantungSyarata. Golongan darah harus cocok sesuai ABO dan RhDb. Tidak boleh menambahkan obat dalam darahc. Selesaikan transfusi dalam 4 jam setelah permulaan pemberian2. Red Cell Concentrate (Packed Red Cell/ PRC)Pada 1 unit PRC mengandung :a. 150-200ml Plasma telah dibuangb. Hb sekitar 20g/100ml (tidak lebih dari 45g per unit)c. Hematocrit 55-75%Indikasi:a. Penggantian Sel darah merah pada pasien anemisb. Gunakan bersamaan dengan cairan pengganti kristaloid atau koloid pada perdarahan akutSyarata. Golongan darah harus cocok sesuai ABO dan RhDb. Tidak boleh menambahkan obat dalam darahc. Selesaikan transfusi dalam 4 jam setelah permulaan pemberiand. Untuk memperlancar aliran transdusi, dapat digunakan normal saline(50-100ml) menggunakan infus set Y.3. Red Cell SuspensionPada 1 unit mengandung :a. 150-200ml sel darah merah dengan minimal residu plasma sekitar 100ml normal saline, adenine, glukosa, dan larutan mannitol. b. Hb sekitar 15g/100ml (tidak kurang dari 45g per unit)c. Hematocrit 50-70%Indikasi:a. Penggantian Sel darah merah pada pasien anemisb. Gunakan bersamaan dengan cairan pengganti kristaloid atau koloid pada perdarahan akutKontraindikasi:Tidak disarankan pada Transfusi neonates. Cairan ini dapat digantikan dengan plasma, 45% albumin atau larutan kristaloid, seperti normal salinePemberiana. Golongan darah harus cocok sesuai ABO dan RhDb. Tidak boleh menambahkan obat dalam darahc. Selesaikan transfusi dalam 4 jam setelah permulaan pemberiand. Aliran lebih lancer daripada PRC maupun WB4. Leukosit- Depleted Red CellPada 1 unit mengandung :a. PRC atau red cell suspension dengan