52675972 resep penyusunan program latihan fisik

Upload: dimas-widyotomo

Post on 02-Mar-2016

24 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • RESEP PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN FISIK

    Oleh :Dr.dr.M.Doewes,AIFO

    Prodi Ilmu Keolahragaan - Program Pascasarjana UNS, Solo

    1. PENDAHULUAN

    Pembuatan program pelatihan ketahanan baik aerob maupun anaerob

    tergantung kepada durasi dan intensitas

    Kegiatan-kegiatan singkat (30 detik), kmd kegiatan-2an yg memakan waktu lama (sampai > 3 jam),

    dan permainan yang berlangsung selama beberapa jam dengan periode selang-seling antara kerja dan pemulihan;

    kesemuanya itu mempunyai tuntutan2 ketahanan yg berbeda-beda.

    Setiap kegiatan aktifitas fisik, diperlukan mekanisme-2 energi aerob maupun anaerob,

    yang kepentingannya tergantung kepada kecepatan dan durasi dari aktivitas tersebut.

    Kemudian, tantangan pembina adalah :Bagaimana menerapkan mekanisme dari masing-masing energi aerob/anaerob

    dalam proporsi yang tepat-guna untuk mewujudkan kapasitas energi terbaiknya

    (Rushall & Pyke, 1990).

    1

  • Contoh : Sasaran pelari cepat adalah meningkatkan kecepatan pelepasan fosfat berenergi tinggi dan

    energi glikolisis dengan mengeluarkan energi sebanyak mungkin dalam waktu sesingkat-2nya dengan cara yang seefisien mungkin.

    Sumber utama energi untuk aktifitas tersebut adalah anaerob, tetapi peningkatan kapasitas aerob juga penting.

    Oleh karena :Kapasitas aerob penting untuk mempercepat pemulihan dari keletihan yang ditimbulkan oleh kegiatan-2 anaerob,

    sekaligus menunda timbulnya keletihan.

    Pada kegiatan-kegiatan yang berjangka waktu lebih lama (misalnya tingkat jarak sedang dan jauh )

    yang berlangsung antara 2 sampai 10 menit, maka sedikit demi sedikit

    penggunaan sistem energi aerob selama kegiatan meningkat

    Namun, dalam hal inipun kedua sistem energi itu secara vital terlibat dalam kinerja kompetitif

    dan keduanya harus dipertimbangkan ketika merencanakan program-program pelatihan.

    Kegiatan intermiten pada kebanyakan permainan beregu dan lapangan

    menghendaki energi anaerob untuk komponen berdaya tinggi dan energi aerob untuk pemulihannya

    (mana tuntutan-2 aktifitasnya menurun selama pertandingan) (Rushall & Pyke, 1990).

    2

  • Tabel 1. Sumber-sumber energi utama untuk berbagai aktifitas.(Rushall & Pyke, 1990, p.18)

    Activity

    Short explosiveEffort: jump, hit

    Short sprint(High power)

    Sustained sprint(High power)

    Middle distance(Moderate power)

    Long distance(Low power)

    Marathon(Low power)

    Intermittent(High&Low power)

    Duration

    < 5 sec

    5-10 sec

    10-60 sec

    60sec-10min

    10-60 min

    60+ min

    60+ min

    DominantPhysiologicalAttribute

    Muscular-Strength, speed,Power.

    Muscular-Strength, speed,Power.

    Muscular-Strength, speed,power, muscular-endurance.

    Muscular-endurance,aerobic-endurance,anaerobic-threshold

    Aerobic-EnduranceAnaerobic-Threshold.

    Aerobic-EnduranceAnaerobic-threshold,fuel availability

    Muscular-strength, speed,power, muscular-endurance,aerobic-endurance,fuel availability

    DominantEnergy System

    Alactacid(ATP-CP)

    Alactacid(ATP-CP)

    Lactacid

    Lactacid,aerobic

    Aerobic

    Aerobic

    Alactacid(ATP-CP),lactacid, aerobic

    3

  • 2. PEMILIHAN CARA LATIHAN

    Secara singkat, ATP sebagai sumber energi yang siap pakai, memungkinkan otot bekerja dalam tiga cara :

    1. Sistem ATP-PC untuk kegiatan jangka pendek, intensitas tinggi,2. Sistem LA untuk kegiatan intensif dalam jangka menengah,3. Sistem oksigen untuk kegiatan jangka lama, intensitas rendah.

    Ciri-ciri dari SISTEM ATP-PC, LA dan Oksigen merupakan dasar yang perlu dimengerti dalam

    pembuatan program latihan untuk berbagai cabang olahraga.

    Tabel 2 memberikan garis-garis besar dalam mencari sistem energi yg tepat, utk berbagai kegiatan olahraga.

    Program latihan untuk suatu cabang olahraga harus sesuai dengan kebutuhan energinya

    (Fox,E.L, 1984; Fox,et al, 1988; Fox & Mathews, 1981; Smith,N.J, 1983).

    Program latihan yang efektif akan tampak pada cara latihan yang baik sesuai dengan sistem energinya.

    Ketentuan -2 sistem energi dari berbagai macam olahraga, menyatakan bahwa sumber energi yang tepat tergantung

    terutama pada waktu dan intensitasnya. Tanpa perlu memperinci sifat-2 dari cabang olahraga tersebut, "waktu" merupakan hal yang terpenting untuk diperhatikan

    (Smith,N.J, 1983).

    4

  • Tabel 1. Berbagai olahraga dan aktifitas dan sistem-2 energi yang dominan (Fox and Mathews, 1981, p.263)

    SPORTS OR SPORT ACTIVITY% EMPHASIS ACCORDING TO

    ENERGY SYSTEMSATP-PCand LA

    LA andO2

    O2

    1. Baseball2. Basketball3. Fencing4. Field hockey5. Football6. Golf7. Gymnastics8. Ice hockey

    a. Forward, defenseb. Goalie

    9. Lacrossea. Goalie,defence,attackmanb. Midfielders, man-down

    10. Rowing11. Skiing

    a. Slalom, jumping, downhillb. Cross-countryc. Pleasure skiing

    12. Soccera. Goalie, wings, strikersb. Halfbacks, or link men

    13.Softball14.Swimming and diving

    a. 50 m. divingb. 100 m, 100 yd (all stroke)c. 200 m,200 yd (all stroke)d. 400m,400-500yd Free stylee. 1500, 1650 yd

    15.Tennis16.Track and field

    a. 100m,100yd,200yd,200ydb. Field eventsc. 200m, 440 ydd. 800m, 880 yde. 1500m, 1 milesf. 2 milesg. 3 miles, 5000 mh. 6 miles (cross-country),i. Marathon

    17.Volleyball18. Wrestling

    80859060909590

    8095

    806020

    80-34

    806080

    988030201070

    989080302020105-9090

    2015102010510

    205

    202030

    20533

    202020

    21565552020

    21015655540201551010

    ---20---

    --

    -2050

    -9533

    -20-

    -55257010

    --552540708095--

    5

  • Kebutuhan latihan penting lainnya adalah memberikan "overload" (beban berlebih).

    Artinya: meningkatkan kebutuhan energi secara bertahap dengan menambahkan beban dalam program latihan.

    Pengaruh latihan diperoleh bila latihan tersebut lebih berat dari apa yang telah didapat.

    Hal ini tidak dapat digantikan oleh program lain. Faktor-2 overload untuk program aerob dan anaerob meliputi :

    Peningkatan frekuensi latihan, Peningkatan intensitas latihan dan Peningkatan lamanya program latihan (Smith,N.J, 1983).

    Setelah penekanan pada latihan dari berbagai sistem energi diketahui,

    maka cara latihan yang paling sesuai untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan harus dipilih

    (Smith,N.J, 1983).

    Tabel 3 menggambarkan 10 metoda latihan dan prosentase peningkatan yang sesuai

    dari setiap sistem energi yang didapat dari setiap metoda (Coplan,et al, 1986; Dirix,et al, 1988; Jones & Campbell, 1982).

    Untuk sebagian besar, metoda metoda latihan ini dikembangkan oleh para pelatih "Track & Field" dari seluruh dunia.

    Program-2 latihan untuk berbagai cabang olahraga lainnya merupakan penyesuaian dan kombinasi dari metoda tersebut.

    Tabel 3 memperlihatkan bahwa beberapa program mengembangkan sistem energi yang hampir sama.

    6

  • Tabel 3. Definisi berbagai metoda latihan dan pengembangan sistem-sistem energi (Fox, E.L, 1984, p.208)

    TrainingMethod Definition

    % Development

    ATP-PCAnd LA

    LA andO2

    O2

    Accelerationspint

    Continuous fast running

    Continuous slow running

    Hollow Sprints

    Interval sprinting

    Interval training

    Jogging

    Repetition running

    Speed play (fartlek)

    Sprint training

    Gradual increases in running speed from jogging to striding to sprinting in 50 to 120 yd segments.

    Long-distances running (or swimming) at a fast pace

    Long-distances running (or swimming) at a fast pace

    Two sprints interupted by "bellow" periodsof jogging or walking

    Alternate sprints of 50 yd and jogs of 60 yd for distance up to 3 miles

    Repeated periods of work interspersed with periods of relief

    Continuous walking or running at a slow pace over a moderate distance (e.g., 2 miles)

    Similar to interval training but with longer work and relief intervals

    Alternating fast and slow running over natural terrain

    Repeated sprints at maximal speed with complete recovery between repeats

    90

    2

    2

    85

    20

    0-80

    -

    10

    20

    90

    5

    8

    5

    10

    10

    0-80

    -

    50

    40

    6

    5

    90

    93

    5

    70

    0-80

    100

    40

    40

    4

    7

  • "Latihan Interval" dapat ber-variasi dan diatur untuk meningkatkan sistem anaerob atau aerob atau ketiga-tiganya.

    Latihan Interval merupakan salah satu sistem latihan yang telah diselidiki secara sistimatis dan ilmiah, merupakan seri latihan berat yang di ulang-ulang

    diselingi oleh masa istirahat dan diselingi oleh latihan ringan. Sebagai contoh, untuk melatih pelari jarak 3.2 kilometer

    terdapat tiga cara yang berbeda : Latihan Interval, Repetition running dan Speed play (Fartlek)

    Selain cara tersebut dapat meningkatkan sistem energi yang sesuai dengan latihan lari 3.2 kilometer.

    Cara-cara tersebut juga cocok untuk melatih pelari 400 meter, perenang gaya bebas atau pendayung.

    Untuk dua cabang olahraga yang terakhir, metoda latihannya harus dengan berenang dan mendayung

    sungguh-sungguh agar dapat mengembangkan ketangkasannya (Smith,N.J, 1983).

    8

  • 3. R E S E P L A T I H A N

    Contoh latihan atau resep untuk atlit dari berbagai macam olahraga dapat dilihat dalam Tabel 4

    (Fox,E.L, 1984; Fox & Mathews, 1981; Smith,N.J, 1983).

    Resep latihan tersebut, dengan sedikit penyesuaian dapat diterapkan pada jenis olahraga & kegiatan-kegiatan lain.

    Sebagai contoh, untuk melatih sepak bola, metoda latihan : "Acceleration sprint", "Hollow sprint", "Interval training", "Sprint training"

    dapat dipergunakan dengan modifikasi seperti, misalnya : sprint jarak 35 - 45 meter, lari kebelakang atau kesamping dan

    lari cepat - berhenti - lari cepat lagi.

    Variasi-variasi ini dapat dijumpai dalam sepak bola, dan ini sangat penting untuk dipertimbangkan

    terutama pada kegiatan-2 yang membutuhkan tenaga besar.

    Agaknya, perubahan-perubahan pada pola pengerahan "motor unit" dan perubahan kimiawi pada

    hubungan saraf otot memegang peranan penting dalam prestasi pada kegiatan-kegiatan yang memerlukan tenaga besar.

    Oleh karena itu, pengulangan-pengulangan pada ketrampilan otot tertentu (Motor skill)akan meningkatkan prestasi (Smith,N.J, 1983).

    9

  • Tabel 4. Metode latihan lari cepat dan ketahanan yang disarankan untuk berbagai cabang olahraga dan aktifitas olahraga (Fox and Mathews, 1981,p.287)

    10

  • Metoda latihan aerob dan anaerob yang cocok untuk berbagai macam olahraga diperlihatkan dalam Tabel 4,

    dimana tabel ini disusun dari keterangan-2 yang didapat dari Tabel 2 dan Tabel 3.

    Untuk cabang-2 olahraga seperti Hockey, Dayung, ski, Renang dan selam, maka cara latihannya sebagian besar dibantu dengan

    skating, mendayung, ski dan renang, dari pada dengan lari (Smith,N.J, 1983).

    11