5. vol 2 no 1 hal 42-49 syahrul hamidi nasution

13
ISSN 2337-3776 Profil Trigliserida (TG) Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang Tidak Terkontrol di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Syahrul Hamidi Nasution 1) , dr. Wiranto Basuki, Sp. PK 2) Email : [email protected] 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2) Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ABSTRAK Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Diabetes tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih banyak penderitanya dibandingkan DM tipe 1 mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi penderita diabetes. Dislipidemia sering dijumpai pada penderita diabetes melitus. Dislipidemia pada diabetes ditandai dengan meningkatnya kadar trigliserida dan menurunnya kadar kolesterol HDL. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase kelainan profil trigliserida pada pasien DM tipe 2 yang tidak terkontrol. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif desain potong lintang pada bulan Oktober sampai dengan November 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 64 pasien DM tipe 2 (37 perempuan dan 27 laki-laki) yang mengalami hipertrigliseridemia adalah sebesar 42,2 % / 27 pasien (14 perempuan dan 13 laki-laki) dan 57,8 % pasien kadar trigliseridanya normal. Simpulan, terjadi keadaan hipertrigliseridemia yang cukup tinggi pada pasien DM tipe 2 yang tidak terkontrol, yaitu sebesar 42,2 %. Kata kunci: Diabetes Melitus Tipe 2, Dislipidemia, Hipertrigliseridemia Triglyceride (TG) Profile in Uncontrolled Type 2 Diabetic Patient at Dr. H. Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung Syahrul Hamidi Nasution 1) , dr. Wiranto Basuki, Sp.PK 2) 1) Medical Faculty Student of Lampung Univesity, 2) Medical Faculty Lecturer of Lampung University ABSTRACT Diabetic is a group of metabolic diseases with characterized by hyperglycemia that occurs due to abnormal insulin secretion, insulin action, or both. Type 2 diabetic is a type of diabetic more than type 1 1 MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013

Upload: syahrul-habibi-nasution

Post on 27-Oct-2015

42 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

ISSN 2337-3776

Profil Trigliserida (TG) Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang Tidak Terkontrol di

RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung

Syahrul Hamidi Nasution1), dr. Wiranto Basuki, Sp. PK2)

Email : [email protected]

1)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2)Staf Pengajar Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

ABSTRAK

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Diabetes tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih banyak penderitanya dibandingkan DM tipe 1 mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi penderita diabetes. Dislipidemia sering dijumpai pada penderita diabetes melitus. Dislipidemia pada diabetes ditandai dengan meningkatnya kadar trigliserida dan menurunnya kadar kolesterol HDL. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase kelainan profil trigliserida pada pasien DM tipe 2 yang tidak terkontrol. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif desain potong lintang pada bulan Oktober sampai dengan November 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 64 pasien DM tipe 2 (37 perempuan dan 27 laki-laki) yang mengalami hipertrigliseridemia adalah sebesar 42,2 % / 27 pasien (14 perempuan dan 13 laki-laki) dan 57,8 % pasien kadar trigliseridanya normal. Simpulan, terjadi keadaan hipertrigliseridemia yang cukup tinggi pada pasien DM tipe 2 yang tidak terkontrol, yaitu sebesar 42,2 %.

Kata kunci: Diabetes Melitus Tipe 2, Dislipidemia, Hipertrigliseridemia

Triglyceride (TG) Profile in Uncontrolled Type 2 Diabetic Patient at Dr. H. Abdul

Moeloek Hospital Bandar Lampung

Syahrul Hamidi Nasution1), dr. Wiranto Basuki, Sp.PK2)

1)Medical Faculty Student of Lampung Univesity, 2)Medical Faculty Lecturer of Lampung

University

ABSTRACT

Diabetic is a group of metabolic diseases with characterized by hyperglycemia that occurs due to abnormal insulin secretion, insulin action, or both. Type 2 diabetic is a type of diabetic more than type 1 diabetic sufferers reach 90-95% overall of the population of diabetic. Dyslipidemia is common in diabetic patients. Dyslipidemia in diabetic is characterized by increased triglyceride and decreased HDL cholesterol levels. The purpose of this study was to determine the percentage of abnormal triglyceride profile in uncontrolled type 2 diabetic patients. The research is descriptive with cross sectional design in October to November 2012. Results showed that of 64 type 2 diabetic patients (37 women and 27 men) who had hypertriglyceridemia is at 42.2% / 27 patients (14 women and 13 men) and 57.8% of patients were normal triglyceride levels. The conclusion, there is a fairly high state of hypertriglyceridemia in type 2 diabetic patients who are not controlled, amounting to 42.2%.

Keywords: Dyslipidemia, Hypertriglyceridemia, Type 2 Diabetic

1MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013

ISSN 2337-3776

I. PENDAHULUAN

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,

disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan

pembuluh darah (Sudoyo, 2009).

Diabetes tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak penderitanya

dibandingkan DM tipe 1. Penderita DM tipe 2 mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi

penderita diabetes, umumnya berusia di atas 45 tahun, tetapi akhir-akhir ini penderita DM

tipe 2 di kalangan remaja dan anak-anak populasinya meningkat (Depkes, 2005).

Hasil penelitian epidemiologis di Jakarta (urban) membuktikan adanya peningkatan

prevalensi penyakit diabetes melitus tipe 2 dari 1,7% pada tahun 1982 menjadi 5,7% pada

tahun 1993. Di Makassar 1,5% (1981) menjadi 12,9% (1998). Menurut Konsensus

Pengelolaan DM Tipe 2 Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) 1998

berdasarkan pola pertambahan penduduk seperti saat itu diperkirakan pada tahun 2020, di

Indonesia akan terdapat 178 juta penduduk berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi

prevalensi diabetes melitus sebesar 4%, akan ada 7 juta diabetisi (Depkes, 2008).

Dislipidemia sering dijumpai pada penderita diabetes melitus. Dislipidemia adalah kelainan

metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam

plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol

LDL, trigliserida, serta penurunan kadar kolesterol HDL. Dislipidemia pada diabetes ditandai

dengan meningkatnya kadar trigliserida dan menurunnya kadar kolesterol HDL.

Asdie dan Kusumo (1985) melaporkan 55 kasus diabetes melitus yang ditelitinya,

hiperkolesterolemia dijumpai pada 21,83 %, hipertrigliseridemia pada 34,54 %, sedang

kombinasi keduanya pada 18,8 % penderita. Tjokroprawiro dan tandra (1986) meneliti 155

kasus diabetes melitus dengan angiopati diabetik dan mendapatkan hiperkolesterolemia pada

69,35 % dan hipertrigliseridemia 62,34 %. Tjokroprawiro (1989) melaporkan 200 penderita

diabetes melitus yang disertai hiperlipidemia dengan rincian hiperlipidemia tipe II A 22 %,

tipe II B 51 % dan tipe IV pada 27 % penderita. Hal ini menunjukkan pada diabetes melitus

2MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013

ISSN 2337-3776

terjadi peningkatan kadar lipid yaitu kolesterol dan trigliserida dan peningkatan lipoprotein

yaitu VLDL dan LDL (Widiastuti, 2003).

Tiga jenis komplikasi makrovaskular yang umum berkembang pada penderita diabetes adalah

penyakit jantung koroner (coronary heart disease = CAD), penyakit pembuluh darah otak,

dan penyakit pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease = PVD). Walaupun

komplikasi makrovaskular dapat terjadi pada DM tipe 1, namun yang lebih sering merasakan

komplikasi makrovaskular ini adalah penderita DM tipe 2 yang umumnya menderita

hipertensi, dislipidemia, dan atau kegemukan. Karena penyakit-penyakit jantung sangat besar

risikonya pada penderita diabetes maka pencegahan komplikasi terhadap jantung harus

dilakukan, termasuk pengendalian tekanan darah, kadar kolesterol, dan lipid darah (Depkes,

2008).

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Profil

Trigliserida (TG) Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang Tidak Terkontrol di RSUD Dr. H.

Abdul Moloek Bandar Lampung” yang dapat digunakan sebagai upaya skrining kadar

trigliserida pada pasien DM tipe 2 yang tidak terkontrol sehingga dapat dilakukan tindakan

pengendalian lipid darah untuk mencegah komplikasi makrovaskular.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat deskriptif numerik dengan desain potong lintang (cross sectional), yaitu

menggambarkan kelainan profil trigliserida pasien DM tipe 2 yang tidak terkontrol di RSUD

Dr. H. Abdul Moeloek (RSUDAM), Bandar Lampung pada bulan Oktober sampai dengan

November 2012.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkontrol

di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung sedangkan Pengambilan sampel

menggunakan teknik non-random sampling. Penentuan jumlah sampel yang digunakan pada

penelitian ini berdasarkan metode consecutive sampling, yaitu seluruh pasien yang memenuhi

kriteria inklusi pada bulan Oktober sampai dengan November 2012.

Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Pasien diabetes melitus tipe 2.

2) Pasien DM tipe 2 rawat inap dan atau rawat jalan.

3) Kadar HbA1c > 7%.

3MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013

ISSN 2337-3776

Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Pasien diabetes melitus tipe 1, tipe lain, dan gestasional.

2) Pasien yang tidak melakukan pemeriksaan trigliserida.

Variabel bebas dari penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkontrol

di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung. Variabel terikat dari penelitian ini adalah

kelainan profil trigliserida.

Definisi operasinal penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Definisi operasional

Variabel Definisi Deskripsi SkalaTerikat:Profil trigliserida

Kadar trigliserida yang sesuai dan tidak sesuai dengan target pengendalian DM

Sesuai:< 150 mg/dlTidak sesuai:≥ 150 mg/dl

Numerik

Bebas:Pasien DM tipe 2 yang tidak terkontrol

Pasien DM tipe 2 dengan kadar HbA1c > 7%

Kategorik

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pasien diabetes melitus tipe 2 di

RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung, peneliti mendapatkan 64 orang pasien,

yaitu 37 orang pasien perempuan dan 27 orang pasien laki-laki. Hipertrigliseridemia terjadi

pada 27 orang pasien ( 13 orang pasien laki-laki dan 14 orang pasien perempuan) sedangkan

pada 37 orang pasien kadar trigliseridanya normal.

4MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013

ISSN 2337-3776

Laki-laki Perempuan0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

42.20%

57.80%

Gambar 1. Jenis kelamin pasien

42,2%

57,8%

Interpretasi kadar trigliserida

hipertrigliseridanormal

Gambar 2. Interpretasi kadar trigliserida

5MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013

ISSN 2337-3776

48%

52%

Angka kejadian hipertrigliseridemia berdasarkan jenis kelamin

laki-lakiperempuan

Gambar 3. Angka kejadian hipertrigliseridemia berdasarkan jenis kelamin

Keadaan hipertrigliseridemia pada pasien DM tipe 2 didasarkan atas proses regulasi

metabolisme glukosa yang tejadi, yaitu pasien DM tipe 2 mengalami gangguan dalam

produksi maupun sistem kerja insulin, padahal keberadaan insulin sangat dibutuhkan dalam

melakukan regulasi metabolisme glukosa. Akibatnya, pasien DM tipe 2 akan mengalami

gangguan dalam metabolisme glukosa yang dapat menyebabkan keadaan hipertrigliseridemia

(Suriani, 2012).

Gangguan metabolisme glukosa pada pasien DM tipe 2 terdapat pada jumlah protein

pembawa yang sangat rendah, terutama pada otot jantung, otot rangka, dan jaringan adiposa

karena insulin yang mentranslokasikannya tidak tersedia. Protein pembawa berfungsi

mengangkut glukosa ke dalam sel melalui proses difusi. Terdapat lima (5) jenis protein

pembawa, yaitu GLUT 1, GLUT 2, GLUT 3, GLUT 4, dan GLUT 5 (Suriani, 2012).

Keberadaan dan fungsi GLUT dijelaskan dalam tabel 2.

6MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013

ISSN 2337-3776

Tabel 2. Jenis protein pembawa glukosa

Jenis protein pembawa Lokasi jaringan FungsiGLUT 1

GLUT 2

GLUT 3GLUT 4

GLUT 5

Otak, ginjal, kolon, plasenta, eritrositHati, sel β pankreas, usus halus, ginjalOtak, ginjal, plasentaOtot jantung dan rangka, jaringan adiposaUsus halus

Penyerapan glukosa

Penyerapanatau pembebasan glukosa secara cepatPenyerapan glukosaPenyerapan glukosa yang dirangsang oleh insulinPenyerapan glukosa

Sumber : (Murray, 2009)

Keberadaan jumlah protein pembawa yang sangat rendah mengakibatkan pasien DM tipe 2

kurang dapat menggunakan glukosa yang diperolehnya dari makanan. Hal ini mengakibatkan

pasien DM tipe 2 tidak dapat memperoleh energi dari katabolisme glukosa. Padahal, energi

adalah hal wajib yang harus dimiliki oleh sel tubuh sehingga tubuh akan mencari alternatif

substrat untuk menghasilkan energi tersebut (Suriani, 2012).

Cara yang digunakan oleh tubuh adalah dengan merombak simpanan lemak pada jaringan

adiposa. Langkah awal dari metabolisme energi lemak adalah melalui proses pemecahan

simpanan lemak yang terdapat di dalam tubuh yaitu trigliserida. Trigliserida di dalam tubuh

ini akan tersimpan di dalam jaringan adiposa (adipose tissue) serta di dalam sel-sel otot

(intramuscular triglycerides). Melalui proses lipolisis, trigliserida yang tersimpan ini akan

dikonversi menjadi asam lemak (fatty acid) dan gliserol. Pada proses ini, untuk setiap 1

molekul trigliserida akan terbentuk 3 molekul asam lemak dan 1 molekul gliserol (Irawan,

2007).

Kedua molekul yang dihasilkan melalui proses ini kemudian akan mengalami jalur

metabolisme yang berbeda di dalam tubuh. Gliserol yang terbentuk akan masuk ke dalam

siklus metabolisme untuk diubah menjadi glukosa atau asam piruvat, sedangkan asam lemak

yang terbentuk akan dipecah menjadi unit-unit kecil melalui proses yang dinamakan β-

oksidasi untuk kemudian menghasilkan energi (ATP) di dalam mitokondria sel (Irawan,

2007).

Proses β-oksidasi berjalan dengan kehadiran oksigen serta membutuhkan adanya karbohidrat

untuk menyempurnakan pembakaran asam lemak. Pada proses ini, asam lemak yang pada

umumnya berbentuk rantai panjang yang terdiri dari ± 16 atom karbon akan dipecah menjadi

unit-unit kecil yang terbentuk dari 2 atom karbon. Tiap unit 2 atom karbon yang terbentuk ini

kemudian dapat mengikat kepada 1 molekul KoA untuk membentuk asetil-KoA. Molekul

7MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013

ISSN 2337-3776

asetil-KoA yang terbentuk ini kemudian akan masuk ke dalam siklus asam sitrat dan diproses

untuk menghasilkan energi (Irawan, 2007).

Siklus asam sitrat (siklus Krebs) adalah serangkaian reaksi di mitokondria yang mengoksidasi

gugus asetil pada asetil-KoA dan mereduksi koenzim yang ter-oksidasi melalui rantai

transpor elektron yang berhubungan dengan pembentukan ATP (Murray, 2009). Asetil-KoA

yang masuk siklus asam sitrat ini kemudian akan diubah menjadi karbon dioksida, ATP,

NADH, dan FADH melalui tahapan reaksi yang kompleks. Reaksi-reaksi yang terjadi dalam

proses tersebut dapat dituliskan dengan persamaan reaksi sebagai berikut (Irawan, 2007):

Asetil-KoA + ADP + Pi + 3NAD + FAD + 3H2O ---> 2CO2 + CoA + ATP + 3 NADH + 3H+

+ FADH2

Gambar 4. Siklus krebs

Sumber : (Murray, 2009)

Selanjutnya dalam proses fosforilasi oksidatif, NADH dan FADH yang dihasilkan dalam

siklus asam sitrat akan diubah menjadi molekul ATP dan H2O. Dari 1 molekul NADH akan

dapat dihasilkan 3 buah molekul ATP dan dari 1 buah molekul FADH akan dapat

menghasilkan 2 molekul ATP. Satu putaran siklus asam sitrat menghasilkan 12 ATP

(Murray, 2009).

Keadaan hipertrigliseridemia pada pasien DM tipe 2 terjadi disebabkan oleh peningkatan

kecepatan sintesis de novo asam lemak (asetil-KoA) yang tidak diimbangi dengan kecepatan

penyimpanannya pada jaringan lemak. Asam lemak yang dihasilkan tidak semuanya mampu

dikatabolisme, kelebihannya diesterifikasi menjadi trigliserida dan VLDL (Suriani, 2012).

8MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013

ISSN 2337-3776

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 64 orang pasien diabetes melitus tipe 2

di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung didapatkan hasil bahwa pasien yang

mengalami hipertrigliseridemia adalah sebanyak 27 orang (42,2%) dan pasien yang memiliki

kadar trigliserida normal adalah sebanyak 37 orang (57,8%).

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan agar:

1. Pada semua pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin profil lipid (HDL, LDL, TG, dan

kolesterol total) agar selalu dapat mendeteksi ada tidaknya dislipidemia.

2. Pada pihak rumah sakit agar dapat menyarankan pasien diabetes melitus tipe 2 untuk

melakukan pemeriksaan rutin profil lipid (HDL, LDL, TG, dan kolesterol total) agar dapat

mendeteksi ada tidaknya dislipidemia.

3. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian profil lipid yang lain,

yaitu HDL, LDL, dan kolesterol total sehingga dapat mengetahui kejadian dan jenis

dislipidemia yang terjadi pada pasien diabetes melitus tipe 2.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus.

http://binfar.depkes.go.id/download/PC_DM.pdf.

Depkes. 2008. Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana DM.

http://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/pedoman-teknis-penemuan-dan-

tatalaksana-dm_2008.

Irawan, A. 2007. Bab II Tinjauan Pustaka.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-agusirawan-6559-3-bab2.pdf

Murray, K. R. 2009. Biokimia Harper. Edisi 27. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

9MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013

ISSN 2337-3776

Sudoyo, A. W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.Penerbit

InternaPublishing. Jakarta

Suriani, N. 2012. Gangguan Metabolisme Karbohidrat pada Diabetes Melitus.

http://aulanni.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/dr.Nidia-Suriani-Gangguan-metabolisme-

KH-pada-DM1.pdf

Widiastuti, E. 2003. Perbedaan Kadar LDL Kolesterol Metoda Direk dengan Formula

Friedewald pada Penderita Diabetes Melitus.

http://eprints.undip.ac.id/12301/1/2003PPDS626.pdf

10MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 1 Februari 2013