5. laporan praktikum transpirasi tumbuh jfjjjjjjjjjjjjjjjjjjj fjjjjjjjjjjjjjjjjan
DESCRIPTION
bagus jffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffif fuyhgggggggggggggggggggggggggggggggggf jdhffffffuuduuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu fufffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffnfuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUMANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN
TRANSPIRASI
NAMA : NIA WIDYARSIHNIM : F05112062KELAS B REG A
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK
2014
ABSTRAK
Transpirasi dapat dikatakan proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui kegiatan tanaman yang dapat terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang oleh stomata oleh sebab itu dalam perhitunganya besarnya jumlah air yang hilang dari jarinagn tanaman umumnya difokuskan untuk air yang hilang melalui stomata. Proses transpirasi berlangsung selama tumbuhan hidup. Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap melalui stomata, kutikula atau lentisel.Ada dua tipe transpirasi, yaitu :transpirasi kutikula adalah evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis dan transpirasi stomata, yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui stomata.
Percobaan yang dilakukan untuk mengukur transpirasi secara tidak langsung dengan cara mengukur laju absorbsinya dengan cara mengunakan metode fotometri (menggunakan foometer). Praktikum ini dilakukan dengan 3 kondisi yang berbeda yaitu: pada meja praktikum, didepan kipas angin, dan dibawah sinar matahari terang benderang. Didapatkan hasil dari perlakuan cahaya adalah pada perlakuan kontrol yaitu sebesar 1,116 mm/s. Pada perlakuan didepan kipas angin diperoleh hasil kecepatan sebesar 5,582 x 10-1 mm/s dan pada Perlakuan terakhir yaitu diatas meja praktikan yaitu sebesar 2,791 x 10-1 mm/s.
Kata kunci: pengaruh lingkungan,stomata,Transpirasi
PENDAHULUAN
Transpirasi dapat dikatakan proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui kegiatan tanamn yang dapat terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang oleh stomata oleh sebab itu dalam perhitunganya besarnya jumlah air yang hilang dari jarinagn tanaman umumnya difokuskan untuk air yang hilang melalui stomata. Proses transpirasi berlangsung selama tumbuhan hidup ( Guritno dan Sitompul, 1995 ).
Sebatang tumbuhan yang tumbuh di tanah dapat dibayangkan sebagai dua buah sistem percabangan, satu di bawah dan satu di atas permukaan tanah. Kedua sistem ini dihubungkan oleh sebuah sumbu utama yang sebagian besar terdapat di atas tanah. Sistem yang berada di dalam tanah terdiri atas akar yang bercabang-cabang menempati hemisfer tanah yang besar. Akar-akar terkecil terutama yang menempati bagian luar hemisfer tersebut. Sistem yang terdapat di atas permukaan tanah mencakup suatu hemisfer serupa, dengan permukaan yang ditempati oleh cabang-cabang kecil berdaun lebat. Secara kolektif akar-akar kecil membentuk permukaan luas yang berhubungan dengan tanah, dan sama halnya dengan daun-daun yang juga membentuk permukaan luas yang berhubungan dengan udara. Dalam keadaan normal, sel-sel bergbagai akar dikelilingi oleh larutan tanah yang mempunyai tekanan osmosis umumnya di bawah −2 bar (atmosfer), dan sering kali hampir nol, sedangkan sel-sel daun dan bagian-bagian lain yang berada di atas tanah dikelilingi oleh udara tak jenuh yang kemampuan menyerap airnya beberapa bar. Karena sumbu yang menghubungkan akar dan daun memungkinkan air mengalir dengan tahanan yang wajar, maka tidak dapat dielakkan lagi bahwa air akan mengalir sepanjang gradasi tekanan air yang membentang dari tanah ke udara dalam tubuh tumbuhan. Oleh karena itu seluruh tumbuhan dapat dibandingkan dengan sebuah sumbu lampu, yang menyerap air dari tanah malalui akar, mengalirkannya melalui batang dan kemudian menguapkannya ke udara dari daun-daun (Loveless, 1991).
Meskipun air merupakan penyusun utama tubuh tumbuhan namun sebagian besar air yang diserap akan dilepaskan kembali ke atmosfer dan hanya sebagian kecil yang digunakan untuk proses metabolisme dan mengatur turgor sel. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan terjadi melalui proses transpirasi dan gutasi (Soedirokoesoemo, 1993).
Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap melalui stomata, kutikula atau lentisel (Soedirokoesoemo, 1993).Ada dua tipe transpirasi, yaitu
(1) transpirasi kutikula adalah evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis; dan
(2) transpirasi stomata, yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui stomata.
Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang melalui daun-daun (Loveless, 1991).Kecepatan transpirasi berbeda-beda tergantung kepada jenis tumbuhannya. Bermacam cara untuk mengukur besarnya transpirasi, misalnya dengan menggunakan metode penimbangan. Sehelai daun segar atau bahkan seluruh tumbuhan beserta potnya ditimbang. Setelah beberapa waktu yang ditentukan, ditimbang lagi. Selisih berat antara kedua penimbangan merupakan angka penunjuk besarnya transpirasi. Metode penimbangan dapat pula ditujukan kepada air yang terlepas, yaitu dengan cara menangkap uap air yang terlepas dengan dengan zat higroskopik yang telah diketahui beratnya. Penambahan berat merupakan angka penunjuk besarnya transpirasi (Soedirokoesoemo, 1993).
Untuk mengukur kecepatan transpirasi pada daun secara tidak langsung dengan mengukur kecepatan absorpsinya digunakan metoda fotometri yaitu menggunakan fotometer. Sebenarnya ada bayak metoda yang dapat digunakan selain metoda fotometri diantaranya yaitu: metoda gravimetri (penimbangan) atau metoda lysimeter(metoda pot) ; metoda kertas kobalt (kertas Cobalt Chloride); metoda semi kuantitatif.Kegiatan transpirasi secara langsung oleh tanaman dipandang lansung sebagai pertukan karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk pertumbuhan tanaman yang sedaang tumbuh menentukan banyak air jauh lebih banyak daripada jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan hilangnya air tergantung sebagian besar pada suhu kelembapan relatif dengan gerakan udara ( Ashari, 1995).
Pengangkutan garam mineral dari akar ke daun terutama lewat xilem dan kecepatanya dipengaruhi oleh kecepatan transpirasi. Transpirasi itu pada hakikatnya sama dengan penguapan akan tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada makhluk hidup. Transpirasi tidak melalui kutikula, stomata, dan inti sel sebenarnya seluruh bagian tanaman mengadakan transpirasi akan tetapi biasanya yang dibicarakan transpirasi lewat daun tersebut. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi laju transpirasi adalah :
1. Membuka dan menutupnya stomata2. Suhu daun3. Suhu daun tanaman
Angin dapat pula mempengaruhi laju transpirasi jika udara melewati permukaan daun tersebut lebih kering dari udara tumbuhan sekitar tersebut (Filter dan Ross, 1982 ).
Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam maupun faktor luar. Yang terhitung sebagaio faktor dalam adalah besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya stomata. Hala-hal ini semua mempengaruhi kegiatan trasnpirasi pada tumbuhan ( Gardner, dkk., 1991 ).
Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor oleh sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air antar sel akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggike sel engan potensi lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel tergantung pada jumlah bahan yang terlarut dari cairan tesebut, semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi yang terjadi pada sel semakin rendah ( Heddy, 1990 ).
Kerapatan uap air diudara tergantung dengan resisitensi stomata dan kelembaban nisbih dan juga suku udara tersebut, untuk perhitungan laju transpirasi. Kelembaban nisbih didalam rongga substomata dianggap 100%. Jika kerapatan uap air didalam rongga substomata sepenuhnya tergantung pada suhu ( Tjitrosoepomo, 1998 ).
Daya hantar secara langsung dipengaruhi oleh besarnya bukaan stomata. Semakin besar bukaan stomata maka daya hantarnya akan semakin tinggi. Pada beberapa tulisan digunakan beberap istilah resistensi stomata. Dalam hubungan ini daya hantar stomata berbanding dengan resistensi stomata ( Campbell, 2003 ).Transpirasi menguntungkan tanaman, transpirasi dikatakan menguntungkan bagi tanaman untuk beberapa alasan yaitu :
1. Dapat menumbuhkan tanaman penghisapan dan pengangkutan serta meningkatkan hormon
2. Mempengaruhi tanaman difusi secara langsung tidak langsung memperlancar difusi sel
3. Mempengaruhi absorbsi air dan mineral oleh akar4. Berperan penting dalam transportasi zat hara dari suatu bagian tanamn
kebagian tanamn lainya5. Mempengaruhi evaporasi dalam sejumlah air6. Memepertahankan kesetabilan suhu daun7. Berkaitran dengfan membuka dan menutupnya stomata yang secara tidak
langsung tidak mempengaruhi teranspirasi dan respirasi( Lakitan, 2007 ).
METODELOGI
Praktikum mengenai “traspirasi” ini dilaksanakan pada hari kamis, 11 April 2014 pukul 12.30 WIB. Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu : Fotometer, sumbat karet berlubang, silet, baskom besar. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu: Tumbuhan Coleus yang kokoh, air, vaselin.
Pertama pilih tumbuhan coleus yang memiliki batang yang kokoh kemudian batang basalnya dipotong dan diletakkan dalam air secepatnya. Saat masih dalam air, masukkan ujung batang Coleus ke dalam sumbat karet yang berlubang hingga tidak dapat bergerak serta perhatikan, jangan sampai patah. Kemudian isi fotometer dengan air dengan cara merendam fotometer kedalam air hingga semuanya terisi air dan tidak ada gelembung air didalamnya, lalu sisipkan sumbat karet kedalam fotometer yang telah disumbat dengan batang Coleus di sisi lubang lainnya. Angkat fotometer dengan hati-hati, olesi dengan parafin pada bagian antara tanaman dan lubang pada sumbat karet jika perlu. Biarkan Coleus melakukan transpirasi selama 5 menit dan ukur kecepatan transpirasinya dari kecepatan absorbsinya.
Praktikum ini dilakukan dengan 3 kondisi yang berbeda yaitu: pada meja praktikum, didepan kipas angin, dan dibawah sinar matahari terang benderang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan selama 5 menit, didapatkan perhitungan kecepatan transpirasi dari daun Coleus secara tidak langsung dengan cara mengukur kecepatan absorbsinya :
No. Perlakuan Waktu (t)
(sekon)
Jarak (s)
(mm)
Kecepatan (v)
(mm/s)
1
2
3
Dimeja praktikum
Di depan kipas angin
Dibawah cahaya matahari
300
300
300
83,73
167,46
334,92
2,791 x 10-1
5,582 x 10-1
1,116
Catatan: berdasarkan perhitungan langsung dari tabung fotometer 1 ml = 83,73
mm
Perhitungan:
1. v = st =
83,73mm300 sekon = 0,2791 mm/s 2,791 x 10-1 mm/s
2. v = st =
167,46 mm300 sekon = 0,5582 mm/s 5,582 x 10-1 mm/s
3. v = st =
334,92mm300 sekon = 1,1164 mm/s 1,116 mm/s
Laju transpirasi tertinggi dari perlakuan cahaya adalah pada perlakuan kontrol yaitu sebesar 1,116 mm/s. Ini karena tidak adanya faktor penghalang cahaya yang dapat menghambat radiasi surya (matahari) dimana cahaya matahari sangat mempengaruhi laju transpirasi, hal ini sesuai dengan literatur Salisbury dan Ross (1992) yang menyatakan bahwa cahaya yang banyak dapat menyebabkan membuka dan menutupnya stomata sehingga akan memepercepat laju transpirasi dan sebaliknya. Adapun lapisan lilin dapat menghambat laju transpirasi.
Setelah itu perlakuan didepan kipas angin diperoleh hasil kecepatan sebesar 5,582 x 10-1 mm/s, karena menurut loveless,1991 Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembanan udara diatas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi.
Perlakuan terakhir yaitu diatas meja praktikan dimana keadaan sekitar tiadak ada cahaya matahari terang dan kelajuan angin yang bermakana. Laju transpirasi pada ini yaitu sebesar 2,791 x 10-1 mm/s, hal ini disebabkan adanya faktor penghalang yang dapat mempengaruhi laju transpirasi dan faktor yang dapat mempercepat tranpirasi. Hal ini sesuai dengan literatur Lakitan (2007) yang menyatakan bahwa kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam yang termasuk faktor dalam diantaranya besar kecilnya daun dan jumlah stomata bentuk dan lokasi stomata serta ada tidaknya lapisan lilin pada permukaan daun. Faktor luar yaitu sinar matahari, temperatur kelembapan udara dan angin.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa.Laju transpirasi tertinggi dari perlakuan cahaya adalah pada perlakuan kontrol yaitu sebesar 1,116
mm/s. Pada perlakuan didepan kipas angin diperoleh hasil kecepatan sebesar 5,582 x 10-1 mm/s, karena Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi dan pada Perlakuan terakhir yaitu diatas meja praktikan dimana keadaan sekitar tiadak ada cahaya matahari terang dan kelajuan angin yang bermakana. Laju transpirasi pada ini yaitu sebesar 2,791 x 10-1 mm/s, hal ini disebabkan adanya faktor penghalang yang dapat mempengaruhi laju transpirasi dan faktor yang dapat mempercepat tranpirasi
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta.
Cambpell, N. A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Filter A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman.UGM Press. Yogyakarta.
Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanamaman Budidaya. UI-Press. Jakarta..
Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM Press. Yogyakarta.
Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Loveless, A. R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Salisbury dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.
Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tjitrosoepomo. H.S. 1998. Botani Umum. UGM Press. Yogyakarta.