5 april 2003(sars)

Upload: amirul-asyraf

Post on 29-May-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 5 April 2003(SARS)

    1/5

    Sampai tanggal 5 April 2003, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 2,581 kasus SARSdi seluruh dunia, dengan korban meninggal sebanyak 86 jiwa. Negara-negara yang terjangkit

    wabah ini antara lain Australia, Belgia, Brazil, Kanada, Cina, Taiwan, Prancis, Jerman, Italia,Malaysia, Hongkong, Irlandia, Rumania, Singapura, Spanyol, Swiss, Thailand, Inggris, Amerika

    Serikat, dan Vietnam. Diduga kuat, wabah ini juga telah masuk ke Indonesia.

    Ya, wabah SARS telah menyedot perhatian masyarakat dunia sejak awal Februari 2003 lalu.

    Tepatnya, ketika seorang pria yang mendapat perawatan di sebuah rumah sakit di Hanoi,Vietnam, menunjukkan gejala demam tinggi, batuk kering, nyeri otot, dan radang tenggorokan.

    Beberapa hari kemudian, pria tersebut mengalami kesulitan bernafas sehingga memerlukanbantuan alat pernafasan. Semua gejala itu merupakan gejala penyakit yang dikenal sebagai

    respiratory distress syndrome, sejenis penyakit gangguan pernafasan biasa yang kerapmenyerang orang dewasa.

    Yang mengejutkan, pria tersebut meninggal hanya beberapa hari setelah munculnya gejala yang

    sepintas sama dengan flu. Selain itu, karena pria tersebut hanya mendapat perawatan sepertipenderita flu biasa, seorang perawat di rumah sakit yang sama, terinfeksi dan akhirnya jugameninggal. Korab jiwa dengan gejala penyakit serupa, satu per satu berjatuhan. Tidak hanya di

    Vietnam, tapi juga di Hongkong, Cina, dan sejumlah negara-negara lain. "SARS dalam temposangat singkat sudah merenak dan menjadi ancaman serius dunia," kata Direktur Jenderal WHO,

    Gro Harlem Brundtland kepada BBC, Senin 17 Maret 2003.

    Jangan asal "vonis"

  • 8/9/2019 5 April 2003(SARS)

    2/5

    Sebenarnya, bagaimana SARS ini dalam hitungan hari mewabah ke berbagai negara di 4 benua?Salah satu faktor yang mempercepat pola penyebaran penyakit ini adalah semakin mudah dan

    cepatnya sistem transportasi. Tak heran bila seseorang yang sudah terinfeksi SARS, dapatmenyebarkannya ke berbagai kawasan yang dikunjunginya.

    Namun, seseorang yang menunjukkan gejala flu, jangan langsung "divonis" terinfeksi SARS!Untuk memastikannya, harus disertai sederet kecenderungan lainnya. Dr. Anwar Yusuf, Sp.P(K),FCCP, Ketua Bagian Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi di Falkutas Kedokteran

    Universitas Indonesia, Jakarta menegaskan, "Selain gejala berupa demam lebih dari 38 derajatCelcius yang berlangsung selama lebih dari seminggu, yang diikuti dengan gangguan pernafasan

    seperti batuk, sesak nafas, dan nyeri di dada; perlu ditelusuri juga, apakah orang itu baru pulangdari suatu tempat yang ditengarai sudah dijangkiti wabah SARS. Atau, apakah sebelumnya dia

    pernah melakukan kontak langsung dengan seseorang yang sudah dipastikan terinfeksi SARS.Kalau tidak ada riwayat pernah berhubungan langsung dengan daerah atau orang yang sudah

    dinyatakan terinfeksi SARS, jangan langsung 'memvonis' seseorang yang menunjukkan gejalaflu sebagai penderita SARS!"

    Masa inkubasi SARS biasanya berkisar antara 2-7 hari. Tetapi, pada beberapa kasus ditemukan

    masa inkubasi yang lebih lama, yakni 10 hari. Gejala sesak nafas umumnya muncul selang 3-7hari setelah terinfeksi. Sesuai data yang dilaporkan WHO, penderita SARS sebagian besar adalah

    mereka yang berusia 17-70 tahun. Hanya sejumlah kecil penderita SARS di bawah usia 15 tahun.

    Dari catatan WHO, cikal bakal serangan SARS sudah muncul di provinsi Guangdong, Cina,

    sejak November 2002, dengan jumlah penderita yang terus meningkat dari bulan ke bulan.Lonjakan jumlah penderitanya secara drastis terjadi pada minggu ke-3 bulan Maret 2003.

    Sebagai antisipasi terhadap penyebaran SARS di Indonesia, pemerintah Indonesia telahmenetapkan SARS sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah melalui SK Menkes No.

    424/Menkes/SK/IV/2003.

    Gejala SARS

    Untuk meredam kekhawatiran masyarakat dunia terhadap wabah SARS, WHO secara resmi telahmengeluarkan panduan mengenai gejal-gejala penderita SARS. Panduan ini hanya berlaku untuk

    mereka yang menunjukkan gejala setelah tanggal 1 Februari 2003.

    Demam lebih dari 38C. Mengalami gangguan pernafasan seperti batuk (biasanya batuk kering tanpa dahak),

    nafas pendek, sesak nafas atau sulit bernafas.

    Sakit kepala. Otot kaku. Nafsu makan hilang. Badan lemah. Mengalami gangguan kesadaran. Muncul bercak merah pada kulit. Diare.

  • 8/9/2019 5 April 2003(SARS)

    3/5

    Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit, melakukan perjalanan ke tempat yang ditengaraitelah terjangkit wabah SARS.

    Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit, memiliki riwayat pernah melakukan kontaklangsung dengan orang yang sudah didiagnosis mengidap SARS.

    Virus 'mahkota' jenis baru?

    Terus terang, sampai saat ini belum ada yang tahu secara pasti asal usul SARS, mengapa muncul,

    dan bagaimana mengobatinya. Dr. Amin Subandrio, Sp.MK, Ph.D., dari bagian Mikrobiologi,Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjelaskan tentang perkiraan asal-usul penyakit

    SARS, "Awalnya, kasus SARS diduga sebagai pneumonia atipikal (tidak biasa) yang disebabkanoleh jamur Chlamydia. Tapi, ternyata penyakit ini tidak mempan antibiotik, sehingga para ahli

    kemudian mencurigai biang keladi SARS adalah virus."

    Melalui serangkaian penelitian terpadu di beberapa negara dan berkolaborasi dengan WHO serta

    Centers for Disease Control (CDC) yang bermarkas di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat,misteri wabah SARS sedikit demi sedikit mulai terkuak. Dari hasil penelitian yang menganalisa

    struktur genetik virus itu, antara lain dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction),mikroskop elektron, dan IFA (Indirect Flourescent Antibody), Direktur CDC, Dr. Julie

    Gerberding akhirnya secara resmi mengumumkan penyebab SARS adalah Coronavirus. Yakni,sejenis virus yang memiliki tonjolan-tonjolan di sekeliling selnya sehingga sepintas tampak

    menyerupai mahkota (korona). Dengan ditemukannya virus "mahkota" ini, sejumlah ahlimengusulkan untuk menamai SARS dengan sebutan CVP atau Corona Virus Pneumonia.

    Virus yang semula diduga termasuk kelompokMetapneumovirus (salah satu bagian dari

    kelompokParamyxovirus) ini sudah lama diketahui sebagai penyebab radang paru-paru padahewan dan manusia, terutama anak-anak. Akan tetapi, gejalanya tidak separah dan sefatal

    sekarang. Mungkinkah sudah terjadi mutasi? Virus memang dikenal mudah mengalami mutasiatu perubahan gen. Mutasi pada virus biasanya terjadi kalau virus A bertukar genetik dengan

    virus B ketika kedua virus tersebut kebetulan bersama-sama terdapat di dalam tubuh hewan yangsama. Hasilnya, terbentuklah satu jenis virus baru atau modifikasi dengan sifat yang lebih ganas.

  • 8/9/2019 5 April 2003(SARS)

    4/5

    Bagaimana coronavirus yang tadinya tidak terlalu ganas, kini mendadak menjadi ganas, sampaisekarang masih misteri. Tapi, berdasarkan penelitian terhadap virus Ebola, HIV, dan virus flu

    babi, besar kemungkinan perubahan sifat tersebut terjadi kalau lingkungan yang menjadihabitatnya terganggu. Antara lain, akibat perusakan lingkungan oleh manusia, sehingga terjadi

    persaingan habitat antara tumbuhan, hewan, dan manusia. Akibatnya, virus-virus pun

    mengerahkan kemampuannya untuk beradaptasi agar bisa bertahan hidup, dan kalau perludengan menyerang manusia.

    Bisa sembuh sendiri

    Pada sejumlah kasus SARS, infeksi coronavirus menyerang dengan ganas dan mengakibatkankematian sebanyak 3,5% dari penderitanya. Jumlah orang yang terinfeksi tapi kemudian pulih

    dengan sendirinya, jauh lebih banyak. Sebab, menurut dr. Amin Subandrio, "Penyakit SARSsebetulnya tergolong jenis self limiting disease, atau penyakit yang dapat sembuh dengan

    sendirinya, tergantung dari tingkat kekebalan tubuh seseorang." Jadi, SARS sebetulnya miripinfluenza. Asalkan stamina tubuh kita terjaga, maka sistem kekebalan tubuh akan mampu

    menangkal infeksi oleh virus.

    Tentang penyakit itu sendiri, dr. Priyanti ZS, Sp.P(K), FCCP, Ketua Sub bagian Infeksi, Bagian

    Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI menjelaskan, "Ada 3 jenis pneumonia, yaituringan, sedang, dan berat. SARS tergolong pneumonia yang sangat berat. Penanganan terhadap

    penderita SARS dilakukan seperti terhadap penderita pneumonia berat. Penderita akan diberiobat virus ribavirin, yang sementara cukup efektif. Bedanya, penderita SARS akan diisolasi agar

    tidak menularkan penyakitnya."

    Penularan penyakit SARS terjadi melalui percikan cairan tubuh dari penderita. Misalnya, ludahyang muncrat atau pada waktu kita berbicara dengan keras, atau waktu kita bersin dan batuk.

    Muntahan penderita juga potensial menjadi sarana penyebaran virus itu. Itu sebabnya, dr. AminSubandrio menganjurkan agar kita selalu menutup mulut dan hidung dengan kertas tisu atau

    saputangan, kalu bersin, batuk, dan membuang ingus. Juga, hindari menyentuh mata, mulut, danhidung dengan tangan kotor, serta biasakan untuk lebih sering cuci tangan, terutama dengan

    menggunakan sabun antiseptik atau alkohol 70%.

    Stamina prima cegah virus.

    Kendati antivirus ribavirin digunakan untuk melawan SARS, tapi hingga saat ini, tidak ada satu

    pun antibiotik maupun obat antivirus yang terbukti 100% efektif membasmi SARS. Hal inidiakui oleh dr. Parco M. Siu, Mphil, kandidat PhD dari West Virginia University School of

    Medicine, Amerika Serikat. "Serangan virus tidak akan mampu membunuh semua sel imunitas didalam tubuh seseorang yang staminanya prima. Semakin kuat sistem imunitas tubuh kita,

    semakin kecil akibat yang ditimbulkan oleh serangan virus. "Itu sebabnya, satu-satunya caraterbaik untuk mencegah terkena penyakit ini hanyalah meningkatkan kekebalan tubuh.

    Berbagai saran pencegahan pun bermunculan. Diantaranya, berupa pesan berantai melalui SMS.

    Salah satunya berbunyi, "Rebus kacang hijau dan ubi merah, dicampur gula aren, kemudiandiminum airnya." Seberapa besar akurasi saran ini? Menanggapi fenomena tersebut, seorang ahli

  • 8/9/2019 5 April 2003(SARS)

    5/5

    gizi di Jakarta, Ririn, MSc. menjelaskan bahwa kacang hijau banyak mengandung vitamin,sementara ubi merah kaya kandungan antioksidan, dan gula aren tinggi kandungan mineralnya.

    Memasaknya, harus dengan keadaan panci ditutup agar vitamin tidak menguap. Selain kacanghijau, kacang merah juga bagus karena tinggi kadar vitamin B1 dan B3-nya.

    Cara lain mencegah SARS dapat dilakukan dengan mengkonsumsi sejumlah zat gizi.Sebenarnya, tujuannya sama saja, yakni untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh. Konsumsisuplemen antioksidan terbukti mampu menguatkan sistem imunitas tubuh. Begitu juga

    mengkonsumsi vitamin E sebanyak 500-1,000 IU per hari dan vitamin C (asam askorbat)sebanyak 1,000 mg tiap hari, antara lain dengan memakan 2 buah jeruk segar. Untuk anak balita,

    dosis vitamin E cukup 30-50 IU. Sedangkan dosis vitamin C untuk anak-anak cukup setengahtakaran orang dewasa.

    Masih Ririn, MSc., di harian yang sama, menyarankan untuk mengkonsumsi vitamin A sebanyak

    50,000 IU untuk orang dewasa selama 2-3 hari, dan selanjutnya dosisnya diturunkan hingga5,000 IU. Tapi, hal itu tidak berlaku bagi ibu hamil. Sementara untuk anak-anak usia 5-12 tahun,

    dosis vitamin A yang diberikan bisa dimulai dari 10,000-20,000 IU selama 2-3 hari, laludikurangi hingga 2,000 IU sampai wabah SARS mereda.

    Zat gizi lain yang dapat anda konsumsi, menurut dr. Parco, adalah sayuran dan buah-buahanyang mengandung beta karoten, contohnya wortel dan tomat, sehingga tubuh anda paling tidak

    memperoleh asupan 10,000 IU per hari. Zat gizi lainnya yang juga bermanfaat adalah mineralSelenium (Se) sebanyak 200 mikrogram per hari dan Seng (ZN) tidak lebih dari 500 mg per hari.

    Bagi anak-anak, Ririn, MSc., menyarankan dosis pemberian Zn cukup berkisar antara 5-7,5 mgselama 2-3 hari, lalu dikurangi hingga menjadi 2,5-3 mg. Dosis Se yang dianjurkan untuk anak-

    anak sekitar 10-20 mg per hari.

    Dr. Parco juga mengatakan, tak ada salahnya memperbanyak minum teh hijau karenamengandung sejenis antioksidan flavonoid yang dikenal sebagai catechin. Perbanyak pula

    konsumsi tomat, brokoli, dan berbagai jenis sayuran serta buah-buahan lain yang berwarnamerah dan hijau gelap. Sebab, sayuran dan buah-buahan berwana itu banyak mengandung

    antioksidan karotenoid, yaitu likopen dan karoten.

    Pastikan tubuh anda mendapat karbohidrat, karena zat gizi ini dibutuhkan untuk membentuk sel-sel imun. Tidur yang cukup, hindari stres, depresi, dan cemas, agar hormon stres (katekolamin

    dan glukortikoid) di dalam tubuh anda tidak meningkat sehingga menekan kerja sistemkekebalan. Olah raga yang teratur juga akan besar peranannya dalam meningkatkan stamina

    anda, yang berarti juga akan memperkuat sistem kerja kekebalan tubuh. Dengan meningkatkankebiasaan pola hidup sehat, baik Ririn, MSc, dan dr. Amin Subandrio, sepakat bahwa anda

    sekeluarga akan terhindar dari serangan infeksi SARS maupun penyakit-penyakit lainnya.

    Sumber: Majalah Ayahbunda