4.protap bronkiektasis.doc

14
RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA BRONKIEKTASIS No Dokumen 0201 P 004 No Revisi 5 Halaman 1 dari 1 Prosedur Tetap Tanggal Terbit 16 September 2010 Ditetapkan DIREKTUR DRG. BASOEKI SOETARDJO, MMR NIP. 19581018 198603 1 009 Pengertian Penyakit paru yang ditandai oleh dilatasi bronkus akibat destruksi dinding bronkus yang bersifat kronik dan menetap Tujuan Sebagai acuan diagnosis dan penatalaksanaan bronkiektasis Kebijakan Penegakan diagnosis dan penatalaksanaan bronkiektasis dilaksanakan secara profesional sehingga mancapai hasil yang optimal

Upload: himonoona

Post on 30-Nov-2015

42 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

BRONKIEKTASIS

TRANSCRIPT

Page 1: 4.Protap BRONKIEKTASIS.doc

RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

BRONKIEKTASIS

No Dokumen

0201 P 004

No Revisi

5

Halaman

1 dari 1Prosedur Tetap Tanggal Terbit

16 September 2010

DitetapkanDIREKTUR

DRG. BASOEKI SOETARDJO, MMRNIP. 19581018 198603 1 009

Pengertian Penyakit paru yang ditandai oleh dilatasi bronkus akibat destruksi dinding bronkus yang bersifat kronik dan menetap

Tujuan Sebagai acuan diagnosis dan penatalaksanaan bronkiektasis Kebijakan Penegakan diagnosis dan penatalaksanaan bronkiektasis

dilaksanakan secara profesional sehingga mancapai hasil yang optimal

Prosedur 1. Penegakan diagnosis1.1 Anamnesis : batuk kronik biasanya produktif, terutama pagi

setelah bangun tidur, dapat disertai sesak napas, dan atau batuk darah. Pada bronkiektasis terinfeksi biasanya volume dahak bertambah, lebih pekat, dan atau berubah warna

1.2 Pemeriksaan fisis : dijumpai ronki basah kasar terutama ditempat lesi, dapat juga ditemukan weezing

1.3 Pemeriksaan penunjang : foto toraks PA, darah rutin, sputum gram, sputum mikroorganisme, CT Scan toraks, foto sinus paranasalis (bila dicurigai ada sinusitis)

2. Penatalaksanaan 2.1 Non medikamentosa : oksigen, fisioterapi, bronkial toilet 2.2 Medikamentosa : antibiotika (bila ada infeksi), mukolitik,

ekspektoran (Bisolvon 1 amp/8 jam), bronkodilator, koagulan (bila batuk darah)

2.3 Terapi khusus : pembedahan (lobektomi atau pneumorektomi bila kelainan unilateral disertai infeksi berulang dan batuk darah

Unit terkait 1. Rehabilitasi Medik 2. Mikrobiologi 3. Bedah Toraks 4. THT 5. Patologi Klinik

Page 2: 4.Protap BRONKIEKTASIS.doc

Kepustakaan 1. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FK UI 2006

2. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press 2006

3. Murray and Nadel’s. Textbook of Respiratory Medicine 4th

edition. Elsevier Inc 2005

Page 3: 4.Protap BRONKIEKTASIS.doc

RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

PNEUMONIA

No Dokumen

0201 P 007

No Revisi

5

Halaman

1 dari 2

Prosedur Tetap Tanggal Terbit

16 September 2010

DitetapkanDIREKTUR

DRG. BASOEKI SOETARDJO, MMRNIP. 19581018 198603 1 009

Pengertian Infeksi akut pada parenkim paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur maupun parasit

Tujuan Sebagai acuan diagnosis dan penatalaksanaan pneumonia Kebijakan Penegakan diagnosis dan penatalaksanaan pneumonia

dilaksanakan secara profesional sehingga mencapai hasil yang maksimal

Prosedur 1. Penegakan diagnosis 1.1 Anamnesis : demam(suhu dapat > 400C), batuk (dari batuk

kering sampai berdahak), sesak napas yang semakin memberat dan kadang-kadang disertai nyeri dada dan batuk darah,

1.2 Pemeriksaan fisis : tergantung dari luas lesi di paru, suara napas bronkoveskuler sampai bronchial

1.3 Pemeriksaan penunjang 1.3.1 Umum : Foto toraks PA dan lateral, laboratorium rutin

darah, Analisa Gas Darah.1.3.2 Khusus : Pemeriksaan mikroorganisme dan uji resistensi

dari sputum, bilasan bronkus, Kultur darah.2. Penatalaksanaan Indikasi rawat inap sesuai kesepakatan PDPI 2.1 Umum 2.1.1 Non medikamentosa : istirahat, oksigen hidrasi (terapi

cairan)2.1.2 Medikamentosa : awal terapi bersifat empirik, antibiotika

sesuai bakteriologi dan uji sensitivitas (Antibiotik harus diberikan < 8 jam), mukolitik, ekspektoran, antipiretik

2.2 Khusus : Bronkial toilet bila terdapat retensi sputum, atelektasis. Ventilator mekanik bila terjadi gagal napas

Page 4: 4.Protap BRONKIEKTASIS.doc
Page 5: 4.Protap BRONKIEKTASIS.doc

RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

PNEUMONIA No Dokumen

0201 P 007

No Revisi

5

Halaman

2 dari 2

Unit terkait 1. Radiologi 2. ICU (anestesi)3. Patologi Klinik 4. Mikrobiologi

Page 6: 4.Protap BRONKIEKTASIS.doc

RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

SIKATAN BRONKUS (BRONCHIAL BRUSHING)

No Dokumen

0201 P 018

No Revisi

5

Halaman

2 dari 2

Prosedur Tindakan - Sama seperti pada tindakan bronkoskopi- Setelah bronkoskop berada pada daerah bronkus yang

diinginkan/dicurigai terdapat kelainan, alat sikat yang dikehendaki dimasukkan melalui bronkoskop kemudian dilakukan sikatan beberapa kali sampai dirasa cukup

- Setelah selesai melakukan sikatan, alat sikat ditarik ke dalam kanal bronkoskop dan dikeluarkan dari trakeobronkial bersama bronkoskop

- Setelah berada di luar, sikat dikeluarkan dari ujung bronkoskop sepanjang + 5 cm kemudian sikat dijentik – jentikan pada gelas obyek dan dibuat sediaan apus (bila menggunakan sikat tanpa selubung untuk pemeriksaan kanker paru) atau ujung sikat digunting dan langsung dimasukkan ke dalam pot steril berisi media transport / media biakan (bila menggunakan sikat kateter ganda untuk pemeriksaan mikroorganisme)

- Sediaan apus untuk pemeriksaan sitologi direndam dalam wadah berisi alkohol 96% dan dikirim ke laboratorium patologi anatomi

- Alat sikat dikeluarkan dari bronkoskop - Bronkoskopi diulang untuk evaluasi akibat penyikatan, bila ada

perdarahan diatasi - Setelah yakin tidak ada masalah lagi, bronkoskop dapat

dikeluarkanUnit Terkait Instalasi Bedah Sentral

Patologi Anatomi Informed Consent Perlu

Edukasi penderita dan keluarga

Kepustakaan Rasmin M, Rogayah R, Wihastuti R, Fordiastiko, Zubaedah, Elisna. Prosedur tindakan bidang paru dan pernafasan. Diagnostik dan terapi. Jakarta. FK UI 2001

Page 7: 4.Protap BRONKIEKTASIS.doc

RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

CHEST TUBE DRAINAGE dengan sistem WATER SEALED (WSD)

No Dokumen

0201 P 023

No Revisi

5

Halaman

1 dari 3

Petunjuk Teknis Tanggal Terbit

16 September 2010

DitetapkanDIREKTUR

DRG. BASOEKI SOETARDJO, MMRNIP. 19581018 198603 1 009

Pengertian Penyaliran udara atau cairan secara cepat dan terus menerus dari rongga pleura yang diikuti atau tanpa diikuti pemasangan pipa/ selang

Tujuan 1. Pengeluaran udara dan atau cairan dari rongga pleura 2. Memasukkan obat ke dalam rongga pleura

Kebijakan Tindakan pemasangan WSD di bidang paru yang dilaksanakan secara profesional

Indikasi 1. Pneumotoraks2. Empiema 3. Hematotoraks 4. Hidropneumotoraks 5. Efusi pleura ganas 6. Rencana tindakan pleurodesis

Kontra Indikasi Absolut : - Relatif : Perlekatan pleura

Prosedur Tindakan A. WSD dengan kateter vena 1. Prosedur tindakan sama seperti punksi pleura 2. Kateter vena dihubungkan dengan blood set kemudian

masukkan ujung blood set ke dalam botol WSD yang berisi betadin yang telah dilarutkan atau NaCl 0,9% dan pastikan ujungnya terendam dalam larutan

3. Klem blood set dibuka, perhatikan undulasi pada selang, lalu kateter vena difiksasi pada dinding toraks menggunakan kasa steril dan plester

4. Penyaliran dihentikan jika pasien mengeluh nyeri dada atau sesak atau batuk

Page 8: 4.Protap BRONKIEKTASIS.doc
Page 9: 4.Protap BRONKIEKTASIS.doc

RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

CHEST TUBE DRAINAGE dengan sistem WATER SEALED (WSD)

No Dokumen

0201 P 023

No Revisi

5

Halaman

2 dari 3

B. Mini Chest Tube1. Posisi pasien dengan sisi yang sakit menghadap kearah

dokter, tangan sisi paru yang sakit diangkat ke atas kepala 2. Lakukan tindakan antiseptik menggunakan betadin

dilanjutkan alcohol 70% dengan gerakan berputar kearah luar 3. Lakukan anestesi lokal lapis demi lapis dari kulit hingga

pleura parietalis menggunakan lidocain jangan lupa lakukan aspirasi sebelum mengeluarkan obat suntik pada tiap lapisan. Anestesi dilakukan pada daerah yang akan dipasang WSD atau pada sela iga 5-6 linea aksilaris posterior

4. Lansung lakukan punksi percobaan menggunakan semprit anestesi tersebut

5. Lakukan sayatan pada kulit memanjang sejajar sela iga + 2 cm lalu dibuka secara tumpul sampai pleura

6. Masukkan cystofix secara tegak lurus sampai menembus masuk rongga pleura, selonsong kateter dan maindrain dikeluarkan

7. Hubungkan kateter dengan selang dan masukkan ujung selang hingga terendam dalam larutan betadin yang telah diencerkan dengan NaCl 0,9% yang terdapat dalam botol WSD

8. Kateter kemudian difiksasi menggunakan jahitan tabbac sac, lalu tutup dengan kasa yang telah diberi betadin dan fiksasi pada dinding dada menggunakan plester

Page 10: 4.Protap BRONKIEKTASIS.doc

RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

CHEST TUBE DRAINAGE dengan sistem WATER SEALED (WSD)

No Dokumen

0201 P 023

No Revisi

5

Halaman

3 dari 3

C. Chest Tube 1. Tindakan sama dengan pada pemasangan WSD mini tetapi

dengan sayatan yang lebih panjang disesuaikan dengan nomor kateter yang digunakan

2. Berdasarkan kelainan pada foto toraks PA dan lateral tentukan batas kateter yang akan dimasukkan ke rongga pleura

3. Masukkan trokar hingga menembus pleura parietalis masuk dalam rongga pleura

4. Maindrain trokar ditarik keluar lalu masukkan kateter ke rongga pleura sampai batas yang telah ditentukan

5. Trokar ditarik, hubungkan kateter dengan selang dan masukkan ujung selang ke dalam botol WSD yang diberi larutan betadin yang telah diencerkan dengan NaCl 0,9% dan pastikan ujung selang terendam serta perhatikan undulasi

6. Fiksasi kateter dengan jahitan tabbac sac, lalu tutup dengan kasa steril yang telah diberi betadin dan fiksasi ke dinding dada dengan plester

Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Ruang Tindakan di Anggrek II

Informed Consent PerluEdukasi penderita dan keluarga

penyulit perdarahan, syok , infeksi , emfisema subkutisSumber pustaka Menaldi R,Rita R,Retno W, Fordiastiko, Zubaedah, Elisna. Water sealed

drainage .Prosedur tindakan bidang paru dan pernapasan diagnostik dan terapi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;2001.p.87-90.

Page 11: 4.Protap BRONKIEKTASIS.doc