4nifas dan komplikasinya
TRANSCRIPT
N I F A S dan
KomplikasinyaBy Irsam
Masa Nifas
Masa pemulihan Pasca persalinan sampai alat kandungan
kembali seperti pra-hamil Lamanya 6 – 8 minggu Involusi → pulihnya kembali alat genetalia
interna dan eksterna Timbulnya masa laktasi oleh pengaruh
hormon laktogen dari hipofisis.
Pengawasan Nifas
Pengawasan 2 jam post partum Post partum hari ke-5
Pemeriksaan Nifas
1. Involusi Post partum : TFU setinggi pusat 3-4 hari p.p : ½ pusat –simpisis 12 hari : TFU tak teraba ( 60 gram )
Involusi Uterus____________________________________________________
Hari Tinggi Fundus Uteri Lochea____________________________________________________
1 2 jari dibawah pusatRubra2 3 jari dibawah pusat Sanguinolenta5 Antara pusat-simfisisSerosa10 Tidak teraba Lendir
____________________________________________________
2.Pengeluaran Pervaginam
2. Lokea → oleh karena proses autolisis 3. Hari 1-2 : Lokhia rubra/ kruenta4. Hari 3-6 : Sanguinolenta ( kuning
kemerahan )5. Hari 7-13 : Serosa6. Hari 14 : Alba7. Bau amis, bau busuk → Infeksi
3.Laktasi : Hari 1-2 → kolustrum : cairan kekuningan
berisi butir lemak & casein Hari ke-3 dst ------→ ASI Dipengaruhi Hormon Prolaktin Kadar dalam darah kebalikan dari estrogen &
progesteron Obat memacu ASI : Moloco B12 ASI efektif untuk KB Pemberian ASI dalam 24 jam minimal 60’ Jika ibu sudah mens selama pemberian ASI
maka tidak efektif u/ KB karena sudah ada ovulasi
Laktasi Perawatan payudara dan puting susu Penyusuan dini yang benar Bila bayi meninggal, maka perlu menghentikan
ASI dengan preparat estrogen injeksi (Stilbestrol) selama 3 hari atau oral Bromokriptin 3x1 hari selama 10 hari.
4.Hemokonsentrasi Shunt ibu-janin waktu hamil, setelah
lahir shunt hilang, volume darah ibu relatif >> beban jantung bertambah >> hemokonsentrasi ( pengentalan darah ) supaya volume darah tidak >>
Terjadi hari ke 3-5 post partum Jika sebelumnya sudah ada kelainan
jantung, 1 jam – hari ke 3 kemungkinan terjadi Decompensatio Cordis --- Hati-hati pengelolaan !!
5.Perdarahan Waspada terhadap
terjadinya perdarahan pasca persalinan awal maupun perdarahan yang terlambat.
6. Perawatan luka episiotomi / robekan perineum :
Perawatan luka secara baik, mencegah infeksi. Antibiotika Penisillin Streptomisin 10 ½ atau
Ampicilin oral 3x500 mg. Antiseptik lokal, serbuk sulfa atau povidon
salep. Robekan perineum derajat III/ total :
Jahit lapis demi lapis Pasang kateter menetap Antibiotika Antiseptik lokal
7. Pemeriksaan tanda plebitis → Nyeri tungkai bawah dan warna kepucatan
Penyebaran lewat pembuluh darah :
Trombophlebitis pelvica Phlegmasia alba dolens --- Homan
sign bila tungkai atas fleksi --- sakit
( tanda infeksi v. Profunda )
8. BAB dan BAK Buang air kecil harus lancar Buang air besar biasanya terjadi secara
spontan setelah hari ke-3, bila belum berhasil buang air besar, biasanya diberikan klisma rendah.
Pada partus lama perlu mengistirahatkan kandung kencing dengan pemasangan kateter menetap, untuk mencegah terjadinya fistula.
Retensio urin → Bladder training
9. Mobilisasi Istirahat selama 6 jam Prinsip ambulatoar awal
setelah 6 jam penderita diperbolehkan melakukan mobilisasi, mula-mula duduk dulu, setelah baik bisa dilakukan dengan jalan.
10.Diet Diit tinggi kalori tinggi protein Buah dan sayur yang cukup
selulose
11.Pulang dan nasihat Nasihat pemakaian cara KB sesuai dengan
kebutuhan/ rasional dengan memberikan konseling, dengan pelaksanaan sedini mungkin.
Penderita bisa dipulangkan setelah hari ke 4-5 dengan memeriksa jahitan terlebih dahulu. Bila jahitan kulit memakai benang yang tidak diabsorbsi harus diambil lebih dulu.
Nasihat periksa lanjutan ke bidan, dokter, atau puskesmas terdekat untuk pemeriksaan jahitan, payudara, bayi serta vaksinasi.
Perawatan Post Partum
Rooming in : ibu- bayi 1 ruangan PE Berat tidak dianjurkan memberi ASI tanpa
diawasi Pengawasan terhadap →
perdarahan • early hemorrhagi• late hemorrhagi
luka-luka/ jahitan Perawatan mamae :
Rangsangan isapan anak ---- H. Prolaktin produksi ASI meningkat
NIFAS PATOLOGIS
Febris Puerperalis Febris pada post partum Terdapat kenaikan suhu 38 C selama 2 hari berturut-turut, mulai hari ke 2-10
Kecuali hari ke-1
Etiologi : Streptococcus hemolitic
Staphilococcus aureua E. Coli Clost. Welchii
Cara terjadi Infeksi :
Tangan penolongDroplet infectionDari ibu sendiriCoitus pada akhir kehamilan
Predisposisi :Partus lamaTindakan bedah vagina : vakum, forsep
Sisa plasenta sisa kulit ketuban, bekuan darah
Anemia, PEDaya tahan tubuh yang turunKetuban pecah dini
Bentuk infeksi :VulvitisVaginitisServicitisEndometritis :
SubinvolusiLokhia berbauFebrisLekositosis ( > 15.000 / mm3 )
Terapi :Bed restFowler position
Supaya discharge tidak menyebar keatas
Diit lunakAntibiotika adekuat sesuai hasil kultur & sensitifitas
Uterotonika : metilergometrin
Pelvioperitonitis merupakan perluasan infeksi melalui
hematogen atau limfogen ke dalam rongga pelvis
pemberian antibiotika yang memadai serta posisi fowler
Peritonitis Merupakan perluasan infeksi seperti
halnya pada pelvioperitonitis. Gejala klinis kecuali panas, didapat
adanya tanda peritonitis berupa nyeri tekan pada seluruh abdomen, ketegangan otot perut, melemah atau sampai hilangnya peristaltik usus.
Perlu perawatan yang khusus, infus terpasang dan posisi fowler.
Antibiotika yang sesuai dengan hasil kultur sensitivitas, atau sebelum ada hasil bisa diberikan ampicilin-garamicin-metronidazol.
Septikemia Merupakan infeksi yang berat Penderita dalam keadaan lemah
dan panas tinggi, kadang menggigil.
Dirawat diruang sepsis dan terpasang infus secara baik
Memerlukan pengelolaan khusus, dengan pemberian antibiotika yang memadai, disesuaikan dengan hasil kultur darah maupun sekret vagina
Perdarahan Masa NifasPerdarahan awal (Early post partum
haemorrage) Penyebab :
Perlukaaan jalan lahir yang tidak terjahit secara baik
Kontraksi uterus yang kurang baik sampai atonia uteri perlu pemberian uterotonika yang memadai
Sisa plasenta atau kulit ketuban
Bila perdarahan banyak harus segera dilakukan kuretase
Bila perdarahan sedikit, bisa ditunggu 3-4 hari dengan perlindungan antibiotik dan uterotonik.
Bila kadar hemoglobin kurang dari 8 gr% berikan transfusi darah
Bila perdarahan oleh karena atonia uteri, perlu dipertimbangkan untuk histerektomi.
Perdarahan terlambat (Late post partum haemorrage)
Penyebab : Paling sering adalah sisa plasenta atau kulit
ketuban Perdarahan sering terjadi setelah hari ke-3-4 Bila penyebab seperti diatas dilakukan kuretase
untuk membersihkan plasenta atau kulit ketuban, pemberian antibiotika dan uterotonika
Apabila kadar haemoglobin kurang dari 8 gr% berikan transfusi darah.