4.metode pekerjaan

20
1 METODE PELAKSANAAN I. PEKERJAAN UMUM Pekerjaan ini terdiri dari : 1. Pekerjaan Ini meliputi Mobilisasi Peralatan Kerja, 2. Pembuatan Shop Drawing, dan pembersihan lokasi dari sampah yang menghambat pekerjaan. 3. Pembersihan lokasi dari dari semak dilaksanakan pada lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan. 4. Dalam pelaksanaan pekerjaan penyedia fasilitas‐ fasilitas yang berfungsi dapat mendukung terlaksananya dan kelancaran kegiatan proyek mutlak diperlukan. Oleh karena itu alat‐alat berat digunakan sebagai salah satu fasilitas dalam pekerjaan dapat menunjang kelancaran dan terlaksananya kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, mulai dari tahap pelaksanaan sampai akhir tahap pelaksanaan. II. PEKERJAAN PENDAHULUAN Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, timeschedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi : 1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi. Pembersihan lokasi bertujuan untuk membebaskan tanah dari rumput‐rumput, pohon‐pohon, sampah, dan unsur‐unsur lain yang bisa membusuk. Unsur‐unsur yang dapat membusuk seperti tumbuh‐tumbuhan dan sampah dapat mengganggu kestabilan tanah, karena sewaktu‐waktu unsur itu dapat berubah ataupun menghilang karena pembusukan hingga menyebabkan kepadatan tanah berkurang. Pembersihan lahan konstruksi dilakukan menyeluruh sesuai lahan yang akan dipakai untuk pembangunan.

Upload: marettino

Post on 19-Jan-2016

116 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

1

METODE PELAKSANAAN 

 

 

I. PEKERJAAN   UMUM 

Pekerjaan ini terdiri dari : 

1. Pekerjaan Ini meliputi Mobilisasi Peralatan Kerja,  

2. Pembuatan Shop Drawing, dan pembersihan lokasi dari sampah yang menghambat 

pekerjaan. 

3. Pembersihan lokasi dari dari semak dilaksanakan pada lokasi pekerjaan yang akan 

dilaksanakan. 

4. Dalam  pelaksanaan  pekerjaan  penyedia  fasilitas‐  fasilitas  yang  berfungsi  dapat 

mendukung terlaksananya dan kelancaran kegiatan proyek mutlak diperlukan. Oleh 

karena  itu  alat‐alat  berat  digunakan  sebagai  salah  satu  fasilitas  dalam  pekerjaan 

dapat menunjang kelancaran dan terlaksananya kegiatan pelaksanaan pekerjaan di 

lokasi proyek, mulai dari tahap pelaksanaan sampai akhir tahap pelaksanaan. 

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN 

Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam 

pelaksanaan  proyek.  Sebelumnya  segala  izin  yang  dibutuhkan  sudah  diurus, 

timeschedule  telah  dibuat,  dan  kontraktor  telah  memiliki  Shop  Drawing.  Pekerjaan 

pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi : 

1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi 

Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi. Pembersihan 

lokasi  bertujuan  untuk  membebaskan  tanah  dari  rumput‐rumput,  pohon‐pohon, 

sampah,  dan  unsur‐unsur  lain  yang  bisa  membusuk.  Unsur‐unsur  yang  dapat 

membusuk seperti tumbuh‐tumbuhan dan sampah dapat mengganggu kestabilan tanah, 

karena  sewaktu‐waktu  unsur  itu  dapat  berubah  ataupun  menghilang  karena 

pembusukan  hingga  menyebabkan  kepadatan  tanah  berkurang.  Pembersihan  lahan 

konstruksi dilakukan menyeluruh sesuai lahan yang akan dipakai untuk pembangunan. 

Page 2: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

2

Mempertahankan pohon‐pohon besar yang memiliki  letak strategis  (mempunyai  jarak 

yang  cukup  dari  rencana  lokasi  bangunan)  untuk  memberikan  keteduhan  pada  area 

tapak.  

Sampah‐sampah yang dihasilkan dari pekerjaan  ini dikumpulkan disuatu  tempat yang 

telah  disetujui  oleh  pengawas,  kemudian  baru  diangkut  untuk  dibuang  ke  tempat 

pembuangan sampah akhir.  

2. Pekerjaan Pengkuran Dan Pemasangan Bouwplank 

Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 

5/7cm  yang  tertanam  dalam  tanah  cukup  kuat.  Untuk menentukan  ketinggian  papan 

bouwplank  secara  rata  bagian  atasnya  dari  papan  bowplank  harus  di  waterpass 

(horizontal  dan  siku),  sedangkan  untuk  mengukur  dari  titik  As  ke  As  antar  ruangan 

digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat 

merah  dan  ditulis  ukuran  pada  papan  bouwplank  agar  mudah  di  cek  kembali. 

Pemasangan  papan  bowplank  dilaksanakan  pada  jarak  1,5  m  dari  As  sekeliling 

bangunan dan dipakukan pada patok‐patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam 

tanah. 

Adapun metode pelaksanaan dalam pembuatan bouwplank adalah sebagai berikut : 

a. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. 

b. Siapkan kayu untuk pembatas. 

c. Ukur bagian yang akan dikerjakan. 

d. Tancapkan kayu pertama dengan menggunakan palu. 

e. Pasang kayu penahan kayu utama dengan menggunakan paku. 

f. Ukur ketinggian batas bouwplank menggunakan meteran. 

g. Pasang  kayu  pada  bagian  pojok‐pojok  bidang  yang  akan  dikerjakaan  dengan 

menggunakn unting‐unting supaya tegak. 

h. Pasang tali pada batas bouwplank tadi sampai kayu berikutnya. 

i. Sambungkan tali‐tali tadi sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. 

j. Periksa kembali ketinggian tali‐tali tadi agar pas dengan batas. 

Page 3: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

3

Bouwplank harus  lurus dan sejajar dengan permukaan  laut. Bila permukaan tanahnya 

turun  atau  naik  maka  ketinggian  bouwplank  harus  disesuaikan  sehingga  cara 

menaikkan atau menurunkannya. Bouwplank yang saling berseberangan harus sejajar 

pada seluruh tapak bangunan.  

Apabila  ada  ketidaksesuaian  antara  gambar  dan  lokasi,  Kontraktor  tidak  berhak 

merubah sendiri rencana tanpa persetujuan Perencana, dan Kontraktor wajib member 

laporan kepada Pihak Perencana untuk dicarikan penyelesaiannya. 

3. Pembuatan Papan Nama Kegiatan 

Seiring  pembersihan  lokasi,  dibuatlah  papan  nama  proyek,  papan  nama  proyek  ini 

dipasang  pada  tempat  yang  mudah  dilihat  dengan  mencantumkan  data‐data  proyek 

antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas 

pelaksana proyek, dll. 

III. PEKERJAAN PONDASI  

1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi 

Sebelum  Pekerjaan  galian  dilakukan,  seluruh  areal  yang  akan  dipakai  untuk tempat 

kerja harus dibersihkan dari pohon,  tanggul kayu,  semak, bekas‐bekas bangunan, dan 

benda‐benda  yang  tidak  diperlukan  sebelum  memulai  pekerjaan.  Kontraktor  harus 

memeriksa  dengan  teliti mengenai  posisi  bangunan untuk mengamankan patok‐patok 

sumbu  bangunan  sebelum  memulai  pekerjaan  pondasi  khususnya  penentuan  patok‐

patok untuk galian pondasi.  

Sebelum penggalian dimulai, Pengawas dan Pelaksana  supaya memeriksa   dimensi dan 

elevasi  kedalaman  galian  (disesuaikan  dengan  gambar ).   Pelaksana  harus  membuat 

papan bouwplank yang kuat untuk membuat garis benang posisi dan batas tanah yang 

akan digali. Pemberian benang harus mudah dibuka dan dipasangkan kembali  supaya 

tidak menganggu pekerjaan galian. 

Lubang  galian  harus  digali  dengan  kemiringan  yang  seperlunya  untuk  keperluan 

stabilitas lereng galian, atau ditentukan lain oleh Engineer. 

Pelaksana   harus  mengatur  metode  pengalian,  pembuangan  dan  penumpukan  tanah. 

Penumpukan  tanah  galian  tidak boleh   terkonsentrasi  dekat  galian  untuk mengurangi 

resiko runtuhan tanah masuk  kembali ke dalam galian pondasi . 

Page 4: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

4

2. Pekerjaan Cerucuk Pondasi 

Secara konstruksi, pelaksanaan pekerjaan  pemasangan cerucuk  terdiri atas : 

• Perkuatan tanah dasar, dilakukan penggantian tanah dasar dengan menimbun tanah 

baru  yang  lebih  stabil,  dilakukan dengan menguruk  tanah pada  lokasi  yang  sudah 

direncanakan. 

• Penancapan  kayu  cerucuk,  dilakukan  dengan  menancapkan  kayu  terhadap  lokasi 

pondasi  yang  akan  dikerjakan,  Pelaksanakan  disesuaikan  dengan  jarak  antar  titik 

kayu dan kedalaman yang direncanakan. 

• Pemasangan kepala cerucuk. Dilakukan dengan menyatukan ujung kepala kayu yang 

sudah  ditanamkan  dengan  membuat  ikatan  antar  kepala  kayu  dan  dibuat  bidang 

datar sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan. 

Pemasangan  cerucuk  berfungsi  untuk  perkerasan.  Adapun  cerucuk  yang  digunakan 

dengan panjang cerucuk 4 meter dan berdiameter 10/12 cm. Cerucuk diletakkan sesuai 

dengan gambar yang telah direncanakan. 

 

3. Urugan Pasir  

Urugan  pasir  dibuat  sebagai  landasan  untuk  lantai  kerja  agar  permukaannya  rata. 

Adapun metode pelaksanaan pekerjaan urugan pasir adalah sebagai berikut : 

• Urugan pasir dilaksanakan untuk pekerjaan urugan dibawah pondasi sesuai ukuran 

yang  telah ditentukan dalam gambar. 

• Tebal lapisan pasir urug yaitu 10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga 

dapat menerima beban yang bekerja. 

• Urugan pasir  dilaksanakan lapis‐demi lapis,  dengan tebal yang disesuaikan dengan 

gambar  rencana  yang  telah  dibuat  dan  tiap  lapis  harus  ditumbuk    serta  diairi  

sampai padat sebelum lapis berikutnya dipasang. 

• Pemadatan  dilakukan  dengan  disiram  air  dan  selanjutnya  dipadat  dengan  alat 

pemadat  yang  disetujui  konsultan  Pengawas.  Pemadatan  dilakukan  hingga 

mencapai  tidak  kurang  dari  98%  dari  kepadatan  optimum  Laboratorium. 

Pemadatan  harus  dilakukan  pada  kondisi  galian  yang  memadai  agar  dapat  hasil 

Page 5: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

5

kepadatan  yang  baik.  Kondisi  galian  tersebut  harus  dipertahankan  sampai 

pekerjaan  pemadatan  selesai  dilakukan.  Pemadatan  harus  diulang  kembali  jika 

keadaan tersebut di atas tidak memenuhi. 

• Jika  air  tanah  ternyata  menggenangi  lokasi  pemadatan,  maka  Kontraktor  wajib 

menyediakan pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug diletakkan. 

Kontraktor  harus  membuat  rencana  yang  benar,  agar  air  tanah  dapat  dialirkan 

kelokasi  yang  lebih  rendah  dari  dasar  galian,  misalnya  dengan  membuat  sumpit 

pada tempat tertentu. 

• Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tidak tercampur dengan pasir 

urug.  Jika  pasir  urug  tersebut  tercampur  dengan  tanah  lainnya,  maka  Kontraktor 

wajib mengganti pasir urug tesebut dengan bahan lainnya yang bersih. 

• Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah 

mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas 

4. Lantai Kerja 

Setelah  tanah  digali  dan urugan pasir  selesai  dilakukan,  selanjutnya  yaitu pembuatan 

lantai  kerja  dengan  mutu  beton  K‐100.  Sebelum  campuran  beton  diletakkan,  dasar 

tanah diratakan terlebih dahulu. Tujuan pembuatan lantai kerja ini untuk memperbaiki 

kondisi tanah, apalagi jika tanahnya berlumpur, sehingga pada saat pengecoran pondasi, 

dasar  (landasan)  tempat  pondasi  di  cor  dalam  keadaan  keras.  Pada  umumnya  lantai 

kerja  ini  tidak  perlu  ada  pembesian.  Adukan  lantai  kerja  ini  terdiri  dari  bahan  pasir 

beton,  semen,  dan  batu  pecah  uk.  1  –  2  cm.  Setelah  campuran  selesai  proses 

pengadukannya,  barulah  kemudian  campuran  dihampar  pada  tempat  yang  telah 

direncanakan. Pekerjaan lantai kerja ini tebalnya 5 cm. 

 

5. Pondasi Plat Beton Bertulang Mutu K­175 

Adapun metode pelaksanaan plat pondasi adalah sebagai berikut : 

Tahap  pertama  titik  pondasi  plat  digali  sesuai  dengan  gambar  baik  kedalaman 

maupun besarnya dan pemancangan cerucuk pondasi. 

Urugan  Pasir  dan  lantai  kerja  untuk  dudukan  plat  beton,  agar  besi  beton  tidak 

bertumpu pada tanah dan tidak kotor karena tanah. 

Page 6: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

6

Pasang  pembesian  pada  lantai  kerja  yang  telah  disediakan,  di  plot  supaya  benar‐

benar tepat pada titik yang telah ditentukan. 

Setelah besi terpasang maka segera di pasang bekisting. 

Setelah bekisting terpasang maka dapat dilakukan pengecoran, dan bekisting dapat 

dilepas setelah 12 jam. 

Pondasi ini menggunakan campuran beton dengan mutu K.175. 

 

6. Pekerjaan Kolom Pondasi 

Adapun metode pelaksanaan kolom adalah sebagai berikut : 

a. Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekisting. 

b. Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang. 

c. Pasang besi kolom ke dalam stek besi yang sudah ada. 

d. Kencangkan besi kolom dan stek besi dengan menggunakan sengkang. 

e. Pasang bekisting kolom tempatkan sesuai dengan marking yang ada. 

f. Atur kelurusan bekisting kolom denga memutar push pull. 

g. Lakukan  pengecoran  dengan  menggunakan  bucket  dan  dihubungkan  dengn  pipa 

tremi, lakukan pemadatan dengan vibrator. 

h. Bongkar bekisting kolom dan pasang kepalaan kolom. 

7. Urugan Kembali  Tanah Pondasi 

Timbunan  tanah  dilakukan  secara  manual  hanya  dengan  menggunakan  alat  bantu. 

Tanah  diurug  dengan  menggunakan  alat  bantu  kemudian  dipadatkan.  Tahapan 

timbunan tanah ini dilakukan setelah tahapan pekerjaan pondasi selesai dilakukan.  

 

 

 

8. Pekerjaan Balok Sloof 

Balok sloof yang digunakan pada pekerjaan ini yaitu balok sloof dengan uk. 15/40 cm. 

Untuk pekerjaan balok sloof, menggunakan campuran beton dengan mutu beton K.175, 

untuk  membuat  balok  sloof  ini  diperlukan  tulangan  dan  bekisting.  Dalam  proses 

Page 7: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

7

pembuatan  balok,  harus  dipastikan  cetakan  balok  beton  telah  dipasang  dan  diikat 

dengan baik sehingga pada saat campuran beton dituang, cetakan ini tidak bergerak.  

Penulangan balok dapat dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan bekisting selesai. 

Balok berfungsi untuk mendukung beban vertikal yang meliputi berat sendiri balok,dan 

beban‐beban  lain  yang  mendukungnya  (diantaranya  termasuk  beban  pelat  dan 

dinding ). Balok juga menahan beban horisontal yang ditimbulkan oleh beban gempa dan beban 

angin,  kemudian  meneruskannya  ke  kolom.  Selain  itu,  balok  juga  berfungsi  untuk 

menghubungkan antar kolom agar portal dapat berfungsi dengan kuat dan kokoh. Balok 

juga direncanakan untuk menerima lentur, geser, dan torsi. 

 

IV. PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG 

 

1. Pekerjaan Lantai Tumbuk 

a. Pekerjaan Cerucuk Pondasi 

Secara konstruksi, pelaksanaan pekerjaan  pemasangan cerucuk  terdiri atas : 

• Perkuatan  tanah  dasar,  dilakukan  penggantian  tanah  dasar  dengan menimbun 

tanah baru yang lebih stabil, dilakukan dengan menguruk tanah pada lokasi yang 

sudah direncanakan. 

• Penancapan kayu cerucuk, dilakukan dengan menancapkan kayu terhadap lokasi 

pondasi yang akan dikerjakan, Pelaksanakan disesuaikan dengan jarak antar titik 

kayu dan kedalaman yang direncanakan. 

• Pemasangan kepala cerucuk. Dilakukan dengan menyatukan ujung kepala kayu 

yang  sudah ditanamkan dengan membuat  ikatan antar kepala kayu dan dibuat 

bidang datar sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan. 

Pemasangan  cerucuk  berfungsi  untuk  perkerasan.  Adapun  cerucuk  yang  digunakan 

dengan panjang cerucuk 2 meter dan berdiameter 8/10 cm. Cerucuk diletakkan sesuai 

dengan gambar yang telah direncanakan. 

 

b. Pekerjaan Urugan Pasir 

Page 8: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

8

Urugan  pasir  dibuat  sebagai  landasan  untuk  lantai  kerja  agar  permukaannya  rata. 

Adapun metode pelaksanaan pekerjaan urugan pasir adalah sebagai berikut : 

• Urugan  pasir  dilaksanakan  untuk  pekerjaan  urugan  dibawah  lantai  sesuai 

ukuran yang  telah ditentukan dalam gambar. 

• Tebal  lapisan  pasir  urug  yaitu  10  cm  padat.  Pemadatan  harus  dilaksanakan 

sehingga dapat menerima beban yang bekerja. 

• Urugan  pasir    dilaksanakan  lapis‐demi  lapis,    dengan  tebal  yang  disesuaikan 

dengan gambar rencana yang telah dibuat dan tiap lapis harus ditumbuk  serta 

diairi  sampai padat sebelum lapis berikutnya dipasang. 

• Pemadatan  dilakukan  dengan  disiram  air  dan  selanjutnya  dipadat  dengan  alat 

pemadat  yang  disetujui  konsultan  Pengawas.  Pemadatan  dilakukan  hingga 

mencapai  tidak  kurang  dari  98%  dari  kepadatan  optimum  Laboratorium. 

Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat hasil 

kepadatan  yang  baik.  Kondisi  galian  tersebut  harus  dipertahankan  sampai 

pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali  jika 

keadaan tersebut di atas tidak memenuhi. 

• Jika air  tanah  ternyata menggenangi  lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib 

menyediakan  pompa  dan  dasar  galian  harus  kering  sebelum  pasir  urug 

diletakkan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air tanah dapat 

dialirkan  kelokasi  yang  lebih  rendah  dari  dasar  galian,  misalnya  dengan 

membuat sumpit pada tempat tertentu. 

• Kontraktor  harus menjaga  agar  tanah disekitar  lokasi  tidak  tercampur dengan 

pasir  urug.  Jika  pasir  urug  tersebut  tercampur  dengan  tanah  lainnya,  maka 

Kontraktor  wajib  mengganti  pasir  urug  tesebut  dengan  bahan  lainnya  yang 

bersih. 

• Pekerjaan  selanjutnya  dapat  dikerjakan,  bilamana  pekerjaan  urugan  tersebut 

sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas 

c. Pekerjaan Beton K­100 

Untuk  pekerjaan  lantai  mengunakan  mutu  beton  K‐100  dengan  tebal  8  cm.  sebelum 

dilakukan pengecoran dilakukan pengurugan pasir terlebih dahulu dan disiram dengan 

Page 9: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

9

air  terus  menerus  hingga  padat.  Setelah  itu  baru  diberi  wiremash  dan  dilakukan 

pengecoran beton dan dibantu dengan tali nylon untuk acuan rata/datar. 

Pada  saat  adukan  beton  dituang  pada  cetakkannya,  tusuk‐tusuklah  beton  dengan 

menggunakan  batang  baja  tulangan  atau  alat  lain  yang  menyerupai  untuk 

memampatkan dan memastikan tidak ada gelembung‐gelembung udara yang tertinggal 

dalam adukan yang akan mengurangi kekuatan beton. Adukan beton makin lama akan 

mengeras dan harus dijaga kelembabannya dalam keadaan agak basah (damp) selama 

mungkin.  Biarkan  cetakan  rangka  paling  tidak  selama  21  hari  untuk  menjaga 

kelembapannya.  Tutupi  bagian‐bagian  dari  cetakan  tersebut  yang  terbuka  dengan 

kantong semen,dsb. Dan tetaplah jaga kelembapannya karena beton yang terlalu cepat 

kering bukanlah beton yang baik. 

9. Pekerjaan Kolom Beton, Kolom Beton Teras Dan Kolom Praktis 

Kolom dibuat dengan mutu beton K‐175. Setelah pengerjaan tulangan pada kolom selesai 

maka pemasangan cetakan/bekisting kolom yang terbuat dari papan dapat dilaksanakan. 

Pastikan  bagian  dalam  cetakan  (bekisting)  dengan  ketinggian  tepat  dibawah  ketinggian 

balok beton/ring balok.  

Periksa  garis  vertikal  kolom dengan bandul  atau waterpass untuk memastikan kolom 

tegak  lurus,  kemudian  ikat  sekeliling  cetakan  (bekisting)  tersebut  dengan  kawat  dan 

kuatkan (gunakan paku bila perlu). Pastikan kedudukan bekisting telah kuat dan tidak 

bergeser  pada  saat  semen  dituang,  gunakan  penguat  (stood)  yang  terbuat  dari  sisa 

papan  bekisting  setiap  kurang  lebih  40‐50cm.  Setelah  cetakan  (bekisting)  selesai 

dikerjakan, pasang batang  ikat  tembok  (tie bars/wall  tie) pada  kerangka kolom. Pada 

pekerjaan  ini  digunakan  kolom  beton  dengan  uk.  15/15  cm  dan  kolom  beton  teras 

dengan uk. 15/50 cm. sedangkan kolom praktisny menggunakan uk. 10/10 cm. 

 

10. Pekerjaan Ring Balok Praktis 

Pada pekerjaan ini digunakan ring balok praktis dengan uk. 10/15. Ukuran Ring balok 

yang akan dibuat disesuaikan dengan gambar. Hal yang terpenting adalah semua beton 

yang  dicor  itu  harus  berada  dalam  satu  ikatan,  yang  berarti  proses  pengecoran  pelat 

dan balok harus serempak selesainya dan beton pun akan kering bersamaan, sehingga 

kekuatannya  pun  dalam  satu  ikatan.  Begitu  juga  pengerjaan  lantai  berikutnya, 

Page 10: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

10

prosesnya pun sama dengan sebelumnya. Dan selama proses pengecorannya pun  juga 

harus dirojok, sehingga cor beton penuh mengisi bekisting. 

Sebelum  proses  pengecoran  dilaksanakan,  maka  perlu  dilakukan  hal‐hal  sebagai 

berikut : 

1. Pemeriksaan  bekisting  meliputi  ukuran  bekisting,pemeriksaan  elevasi  dan 

kelurusan bekisting serta pemeriksaan sambungan pada bekisting. 

2. Pengecekan  elevasi  bekisting,  setelah  pemasangan  bekisting  selesai  dilaksanakan, 

kemudian dilakukan pengecekan elevasi dengan menggunakan waterpass dan pada 

posisi  as  balok  dengan  alat  theodolit.  Pengecekan  elevasi  bekisting  balok  adalah 

sebagai berikut : 

a. Pengecekan  elevasi  balok  dilakukan  dengan  menempatkan  alat  waterpass 

dimana tinggi alat adalah setinggi marking pada kolom (1,00 m dari permukaan 

lantai) 

b. Bak ukur ditempatkan pada bagian bawah bekisting balok 

c. Oleh  pelaksana  pengukuran  ketepatan  elevasi  bagian  bawah  bekisting  dicek 

dengan alat waterpass. 

 

V. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN 

1. Pekerjaan Dinding Batako Dan Batako Pagar 

Semua  pekerjaan  pasangan  harus  dipasang  tegak  dan  mengikuti  garis.  Pekerjaan 

pasangan harus dipasang seragam. Satu bagian tidak boleh dipasang lebih dari 1 meter 

diatas bagian bawahnya. Batako sebelum dipasang harus dibasahi  terlebih dahulu dan 

bersih dari kotoran. (direndam dalam air sehingga buihnya habis).  

Batako  harus  dipasang  tegak  lurus  dengan  bentangan  benang  yang  sifatnya  datar. 

Pemasangan batako dilakukan dengan adukan   1Pc:4 Ps. Semua ujung‐ujung dinding, 

sudut‐sudut,  pinggiran,  lubang  dan  beton  dilakukan  dengan  adukan  1  Pc  :  3  Ps. 

Pasangan  dinding  batako  dilaksanakan  secara  bertahap,  setiap  tahap  terdiri 

maksimum 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom praktis. Semua angker, pipa‐

pipa,  peralatan  dan  lain‐lain  akan  ditanam  dalam  dinding  batako  harus  dipasangan 

pada  saat  pekerjaan  pasangan  batako.  Setiap  pertemuan  tegak  lurus  dari  dinding 

bataco harus dicor kolom praktis beton bertulang. Semua bagian  atau dinding batako 

harus diakhiri dengan ring balok sesuai dengan ukuran pada gambar rencana. 

Page 11: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

11

 

2. Plesteran Dinding Batako, Plesteran Sloof  Tebal 1,5 cm Dan Plesteran Tebing 

Layar 

Pekerjaan  plesteran  dapat  dilaksanakan  bilamana  bidang  yang  akan  dikerjakan  telah 

disetujui oleh pengawas. Dan dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti pula 

semua  petunjuk  dalam  gambar  arsitektur,  terutama  pada  gambar  detail  dan  gambar 

potongan mengenai ukuran tebal/tinggi peil dan bentuk profilnya.  

Semua  jenis  adukan  tersebut,  masing‐masing  harus  disiapkan  sedemikian  rupa 

sehingga  selalu  dalam  keadaan  baik  dan  belum  mengering.  Untuk  plesteran  dinding 

batako dan kolom harus betul‐betul rata dan rapi, untuk rangka kayu/kosen yang kena 

plesteran harus diberi paku yang rapat untuk menghindari keretakan plesteran. Tebal 

plesteran  satu  sisi  minimal  1,5  cm.  Kelembaban  plesteran  harus  dijaga  sehingga 

pengeringan  berlangsung  wajar  dan  tidak  telalu  tiba‐tiba,  dengan  membasahi 

permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dri terik panas matahari 

langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat. 

 

 

3.  Pekerjaan Keramik  

Keramik  disusun  dari  tengah  ruangan  dengan  menggunakan  bantuan  benang  yang 

dibentangkan  dari  dinding  ke  dinding  yang  berseberangan  agar  hasil  penyusunan 

keramik  lurus.  Berilah  jarak pada bagian pinggir  area  lantai  sekeliling  ruangan untuk 

memberikan  ruang  bagi  pergerakan  keramik  (pemuaian,  dsb).  Adapun  keramik  yang 

digunakan pada pekerjaan ini yaitu keramik lantai uk. 20 x 20 cm. 

Sambungan  atau  celah‐celah    antar  keramik    harus  lurus,    rata,  seragam,  dan  saling  

tegak  lurus.  Lebar  celah  tidak  boleh  lebih  dari  1,6   mm,   kecuali  bila ditentukan 

lain. Adukan harus  rapi dan  tidak keluar dari  celah  sambungan.  Pemotongan keramik 

harus  dengan  keahlian dan dilakukan hanya pada  satu  sisi.  Pada  pemasangan  khusus 

seperti pada  sudut‐sudut pertemuan,  pengakhiran, dan bentuk‐bentuk    yang    lainnya,   

harus   dikerjakan      serapi      dan    sesempurna mungkin. Siar antar ubin keramik dicor 

dengan semen pengisi yang berwarna sama dengan warna keramiknya atas persetujuan 

pengawas  lapangan.  Pengecoran  dilakukan  sedemikian  rupa  sehingga  mengisi  penuh 

Page 12: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

12

garis‐garis siar. Setelah semen pengisi cukup mengeras, bekas‐bekas pengecoran segera 

dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.  

Setelah  pemasangan  selesai,  permukaan  keramik  harus  benar‐benar  bersih  dan  tidak 

ada  cacat.  Permukaan  keramik  harus  diberi  perlindungan,  misalnya    dengan  sabun 

antikarat atau cara lain yang diperbolehkan tanpa merusak permukaan ubin. 

VI. PEKERJAAN ATAP 

1. Rangka Atap Baja Ringan 

Bahan rangka atap menggunakan rangka atap baja ringan dengan bahan penutup atap 

yang  digunakan  adalah  atap  genteng  prima  tebal  0.25.  Rangka  kuda‐kuda  dipasang 

sesuai  dengan  gambar  kerja  dan  ukuran  truss  disesuaikan  dengan  gambar  kerja. 

Sebelum melakukan pemasangan atap, semua material untuk pekerjaan atap yang  

digunakan, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas 

lapangan.  

 

Pemasangan  rangka  atap  harus  benar‐benar  rapi  dan  tidak  bergelombang.  Hasil 

pemasangan harus datar, dengan kelandaian yang cukup agar tidak terjadi kebocoran.  

2. Atap Genteng Metal Type Prima 0.25 

Pada  pekerjaan  ini  digunakan  atap  genteng  metal  type  prima  0.25.  Adapun  metode 

pelaksanaan pekerjaan pemasangan genteng adalah sebagai berikut : 

• Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan genteng sebelumnya disiapkan diatas atap (disusun) 

pada titik‐titik tertentu. 

• Genteng dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas. 

• Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnya secara horizontal. 

Dengan  cara  pemasangan  genteng  pada  bagian  atas  diangkat  atau diungkit  setelah  itu 

dimasukan genteng pada bagian bawahnya.  

• Pertemuan dengan jurai genteng dipotong dengan bentuk segitiga agar rapi. 

3. Listplank Papan Kayu Klas I 

Adapun metode pengerjaan lisplank adalah sebagai berikut : 

• Papan lisplank dipaku pada rangka listplank 

Page 13: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

13

• Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus. 

• Setelah  selesai  pemasangan  tahap  berkutnya  yaitu  dilakukan  pendempulan  dan 

pengecatan. 

4. Pekerjaan Perabung + Jurai 

Pemasangan  perabung mengunakan  perabung  yang berkualitas  dan  pemasangannya 

harus  dengan  teliti,  kebocoran‐kebocoran  yang  diakibatkan 

ketidaksempurnaan pelaksanaan  pekerjaan  maupun bahan  merupakan 

kewajiban panitia  pembangunan  untuk mengulang  kembali  /memperbaiki  pekerjaan 

tersebut. Pada pertemuan sudut atap  terdapat batang baja atau kayu atau  framework 

yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar.  

VII. PEKERJAAN PLAFOND 

1. Rangka plafond besi hollow  

Rangka plafond yang digunakan pada pekerjaan ini beupa rangka plafond dengan besi 

hollow.  Rangka  plafon  papan  gypsum  dari  metal  furing  atau  hollow  umumnya 

menggunakan  sistem  suspended  ceiling.  Sistem  ini  menghasilkan  kisi‐kisi  dari  metal 

yang digantung dibawah atap atau dak beton dengan menggunakan  rangkaian kawat. 

Kisi‐kisi  ini  kemudian ditutup dengan menggunakan papan  gypsum.  Sistem suspended 

ceiling terbagi menjadi dua yaitu sistem ekspos  (exposed grid) yang menonjolkan kisi‐

kisi  rangka  plafon  dan  sistem  tanpa  sambungan  (concealed grid)  yang  menghasilkan 

penampilan yang mulus dan bersih. 

Memasang  rangka  plafon  dari metal furing  atau hollow  sebenarnya  tidak  terlalu  sulit, 

hanya butuh ketelitian, bahan dan alat yang benar serta teknik pemasangan yang benar. 

Pada  dasarnya  pemasangan  rangka  plafon  dari metal furing  atau  hollow  dapat  diurai 

menjadi beberapa langkah yaitu: 

1. Sebelum pekerjaan rangka plafon dilakukan, terlebih dahulu seluruh item pekerjan 

di atas plafon harus sudah diselesaikan. 

Page 14: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

14

2. Langkah pertama dan  terpenting dari  pemasangan  rangka  adalah mengukur  garis 

ketinggian  plafon  sekeliling  ruangan  yang  hendak  dipasang  rangka.  Anda  dapat 

menggunakan  pengukur  waterpas  pada  beberapa  titik  di  sekeliling  ruangan. 

Gambar garis untuk menyatukan titik‐titik tersebut. 

3. Rangka dipasang dengan arah vertikal dan horizontal. 

4. Langkah selanjutnya yaitu kita membuat  “cakotan” pada  rangka besi  tersebut. Hal 

tersebut  dilakukan  untuk  menopang  gysum  dan  memperkecil  bentang  pada  besi 

hollow. 

2. Plafond GRC 

Pemasangan plafond GRC board pada rangka besi hollow adalah dengan cara disekrup 

atau  rivet/viser.  Kelebihan  penggunakan  plafond  GRC  yaitu  pengerjaannya  mudah, 

harga  lebih  murah  dari  triplek,  mudah  diperbaiki  dan  diganti,  relative  ringan  serta 

tahan terhadap api dan air. 

 

VIII. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN VENTILASI 

1. Pekerjaan Kusen Kayu 

Material kusen, pintu, jendela dan ventilasi adalah material yang berkaitan erat dengan 

arsitekturnya  dan  termasuk  material  halus,  finishing  yang  perlu  diperhatikan 

prosedurnya baik mulai dari pemasangan sampai pemeliharaannya. Untuk menghindari 

resiko salah pemasangan, ukuran dan material kosen maupun accesoriesnya, untuk itu 

penyedia  memperhatikan  hal‐hal  sebagai  berikut,  yaitu  mengadakan  pemeriksaan 

pengukuran  di  lapangan,  agar  ukuran  kosen  yang  dipasang  telah  disesuaikan  dengan 

ukuran di lapangan. 

Baik rangka (kusen) pintu maupun jendela dipasang mengikuti gambar kerja yang telah 

dibuat. Sesuaikan ukuran rangka tersebut dengan keadaan di lapangan. Rangka (kusen) 

pintu/jendela  ini  pada  daerah  yang  terlindung  (memiliki  atap).  Kerangka  (kusen) 

pintu/jendela  ini  pada  saat  pemasangan menggunakan  penguat  (penahan)  sementara 

pada  bagian  bawahnya  untuk  memastikan  bahwa  letaknya  sudah  benar  dan  tidak 

bergeser  lagi  pada  saat  dipasang.    Rangka  (kusen)  yang  dipakai  dalam  pekerjaan  ini 

yaitu kusen kayu klas II uk. 5/10. 

Page 15: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

15

2. Pekerjaan Pintu 

Untuk  menghindari  kerusakan  pada  pintu,  hindari  memasang  daun  pintu  sebelum 

bangunan selesai, hanya  rangka  (kusen) pintu/jendela  saja yang  dipasang. Pintu yang 

digunakan pada pekerjaan  ini  yaitu pintu panel  double kayu klas  II,  pintu panel  kayu 

klas  II,  pintu  wc  pvc  Kw  1.  Semua  pintu  dibuat  dari  bahan  yang  berkualitas  baik, 

haluskan dahulu permukaan kayu untuk rangka pintu/jendela dan daun pintu dengan 

amplas sebelum dipasang. Semua sistem mekanis pada pintu (pegangan pintu, gerendel, 

sekrup, baut, engsel, dsb) harus menggunakan kualitas yang baik dan gunakan sekrup 

kayu pada pemasangannya. 

3. Pekerjaan Jendela 

Jendela yang digunakan adalah  jendela  jungkit+kaca serta  jendela kaca mati. Gunakan 

dempul untuk menutupi area‐area yang terlihat kurang baik.  

4. Pekerjaan Ventilasi 

Pada pekerjaan ini menggunakan ventilasi untuk pintu dan jendela dengan kisi‐kisi 7 x 

20 cm. Ventilasi dibuat dari papan klas II diketam halus serta dipasang dengan rapi. 

 

IX. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG 

Pada  pekerjaan  pengunci  dan  penggantung  ini  dilakukan  pemasangan  kunci  tanam 

biasa,  pemasangan  engsel  pintu  dan  jendela,  pemasangan  kait  angin,  pemasangan 

handle jendela, serta pemasangan slot pintu dan jendela. Adapun banyaknya titik yang 

dipasang  disesuaikan  dengan  gambar  kerja  dan  koordinasi  dengan  Direksi.  Semua 

sistem mekanis pada pekerjaan pintu  ini harus menggunakan kualitas yang baik pada 

pemasangannya. 

X. PEKERJAAN ELEKTRIKAL 

Pada  pekerjaan  instalasi  listrik  ini  dilakukan  pekerjaan  instalasi  titik  lampu  dan  stop 

kontak,  pemasangan  lampu SL 18 Watt,  pemasangan  stop kontak,  pemasangan  saklar 

ganda, pemasangan saklar  tunggal  serta pemasangan MCB 2 group (lengkap). Adapun 

Page 16: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

16

banyaknya titik yang dipasang disesuaikan dengan gambar kerja dan koordinasi dengan 

Direksi.  

Secara garis besar metode pelaksanaan instalasi listrik adalah sebagai berikut : 

a. Semua  hantaran  (kabel)  yang  ditarik  dalam  pipa  harus  diusahakan  tidak  tampak 

dari luar (tertanam). 

b. Pemasangan  pipa  harus  dilaksanakan  sebelum  pengecoran.  Pemasangan  sparing‐

sparing  listrik  yang  melintas  di  plat,  balok,  kolom  beton  harus  dipasang  terlebih 

dahulu  sebelum  pengecoran,  kabel  diusahakan  dimasukkan  bersamaan  dengan 

pemasangan sparing. 

c. Pipa  yang  dipasang  pada  dinding  dilaksanakan  sebelum  pekerjaan  plesteran 

dan acian dikerjakan. 

d. Penempatan  sambungan/percabangan  harus  ditempatkan  di  daerah  yang  mudah 

dicapai untuk perbaikan (perawatan). 

e. Sambungan  harus  menggunakan  klem  /  isolasi  kabel  supaya  terlindung  dengan 

baik sehingga tidak tersentuh. 

f. Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk 

memudahkan penarikan kabel). 

g.  Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir. 

• tidak boleh ada sambungan 

• dihubungkan dengan elektroda pentanahan 

• ditanam sampai minimal mencapai air tanah 

h. Pada  hantaran  di  atas  langit‐langit,  harus  diklem  pada  bagian  bawah  plat  /  balok 

atau pada balok kayu rangka langit‐langit. 

i. Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus 

diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak). 

j. Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar 

dipasang  setinggi  150  cm  dari  lantai  (bila  tidak  ditentukan  spesifikasinya). 

Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding. 

k.  Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus. 

Page 17: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

17

Pekerjaan  instalasi  listrik  meliputi  pemasangan  seluruh  jaringan  instalasi  didalam 

bangunan,  pemasukan  arus  yang  bersumber  dari  instalasi  PLN  (Perusahaan  Listrik 

Negara)  atau  Genset,  penyediaan  bola  lampu,  kabel‐kabel,  pipa‐pipa  PVC  dan 

sebagainya  sehingga  listrik menyala.  Jumlah  titik  lampu  dan  stop  kontak  yang  harus 

dipasang  disesuai  dengan  jumlah  yang  tertera  dalam  gambar.  Titik  lampu  dan  stop 

kontak mengandung maksud  tempat mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang 

kabel‐kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut. 

 

XI. PEKERJAAN SANITASI 

Pada pekerjaan  ini digunakan kloset  jongkok, bak air batako  finishing keramik 20x25 

cm, floor drain,  kran air stainless stell serta beerfoot. 

Pada  bak  air, menggunakan  keramik  uk.  20  x  25cm.  Lantai  untuk  toilet  lebih  rendah 

daripada  lantai  ruangan,  sementara  untuk  pemasangan  kloset  jongkok,  lantai 

ditinggikan 150 mm (dari ketinggian lantai toilet) dengan menggunakan adukan beton. 

Dengan adanya kenaikan ketinggian lantai menyebabkan kedalaman pipa pembuangan 

limbah padat dapat dikurangi (tidak terlalu dalam). Setiap toilet jongkok memiliki pipa 

saluran  pembuangan  menuju  septic  tank  sendiri‐sendiri.  Hal  ini  untuk  memudahkan 

perawatan jika terjadi penyumbatan. Kemiringan pipa pembuangan dari toilet ke septic 

tank minimum 5⁰  (dengan menggunakan perbandingan 1:60;  setiap 60cm mengalami 

penurunan minimal 1cm).  

Untuk pengerjaan keramik pada bak yaitu sebagai berikut : 

• Siapkan   peralatan   dan   bahan – bahan   yang  akan  digunakan. 

• Pahami  gambar  kerja,  pola  pemasangan  dan   lain – lain. 

• Sortir  keramik  agar  menghasilkan  keseragaman  :  

ukuran / dimensi. 

presisi. 

warna 

Page 18: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

18

• Rendam  keramik  yang  akan  dipasang  kedalam  bak  air  ( ember )  selama  1  jam. 

• Keramik   dianginkan    dengan   cara   diletakan    pada   tempat   dudukan   / 

tatakan  keramik,  setelah  pro ses  perendaman. 

• Membuat  garis‐garis  sipatan  waterpas  pada  dinding  bak  keramik  keliling  +/‐  1m 

untuk menentukan ketinggian dan kedataran pemasangan keramik. 

• Membuat  lot  pada  dinding  di  tiap  pojok  bak  dan  kesikuannya  serta  garis 

pertengahan dinding bak untuk pembagian keramik. 

• Mengukur  jarak‐jarak dinding bak untuk  lebar dan  tinggi bak,  serta bagian‐bagian 

yang terpasang pada bak tersebut. 

• Berdasarkan  data  –  data  pengukuran  kemudian  membuat  gambar  kerja  untuk 

pembagian pemasangan keramik dinding bak tersebut. 

• Ukuran  pemasangan  keramik  mengikuti  gambar  yang  sudah  dibuat  sebelumnya 

sebagai acuan kerja. 

• Pada pelaksanaan pekerjaan keramik dinding bak, sebaiknya keramik lantai belum 

terpasang sehingga nantinnya mendapat nut yang segaris antara dinding dan lantai. 

• Pemasangan keramik harus padat dan rata sehingga tidak ada keramik dengan spesi 

kosong 

• Membuat kepalaan keramik baik secara horisontal maupun vertikal mengikuti garis 

sipatan dan lot ketegakan yang telah dibuat sebelumnya. 

• Sebelum keramik dipasang sebelumnya dinding dibasahi terlebih dahulu dengan air. 

PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH 

Pekerjaan  instalasi air bersih pada pekerjaan  ini menggunakan pipa PVC. Penggunaan 

lem pada sambungan pipa  PVC  memakai  bahan  yang baik. 

Pipa‐pipa ini disambung dengan asesories yang sejenis dan dilem dengan baik. Semua 

pembuangan  air  bersih  menggunakan  system  gravitasi  maka  perlu 

diperhatikan  baik  kemiringan  dan  arah  buangan.  Semakin  jauh  air   tersebut 

mengalir maka akan semakin banyak endapan dalam air buangan tersebut. 

PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR 

Page 19: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

19

Pekerjaan  sanitasi  pada  pekerjaan  ini  yaitu  instalasi  untuk  saluran  air  kotor,  pada 

pekerjaan instalasi air kotor menggunakan pipa PVC. Penggunaan lem pada sambungan 

pipa  PVC  memakai  bahan  yang baik. 

Pipa‐pipa ini disambung dengan asesories yang sejenis dan dilem dengan baik. Semua 

pembuangan  air  kotor  menggunakan  system  gravitasi  maka  perlu 

diperhatikan  baik  kemiringan  dan  arah  buangan.  Semakin  jauh  air   tersebut 

mengalir maka akan semakin banyak endapan dalam air buangan tersebut 

Pemasangan  instalasi  air  kotor  adalah  konekting  dari  dalam  bangunan  yang 

akan  dibuang  ke  pembuangan  akhir  berupa  septic  tank  atau  resapan.  Dalam 

penyambungan  pipa‐pipa  dan  kemiringan  perlu  diperhatikan,  jangan  sampai  ada 

bagian pipa yang tidak tertanam karena kedalaman septic tank tidak tercapai. Sebelum 

eksekusi  perlu  pengukuran  kedalaman  septic  tank  sehingga  dicapai  optimal 

kemiringan dari pipa pembuang tersebut. 

XII. PEKERJAAN PENGECATAN 

Persiapan adalah kunci keberhasilan dalam pengecatan untuk mendapatkan hasil yang 

baik  pada  permukaan  apapun.  Untuk  itu  penting  untuk  mempersiapkan  permukaan 

dimana  proses  pengecatan  akan  dilakukan.  Bagian  permukaan  yang  akan  dicat  harus 

dibersihkan,  dicuci,  dan  diratakan  dengan  amplas  sebelumnya.  Bersihkan  debu  dan 

kotoran  dengan  air  bersih.  Perbaiki  keadaan  permukaan  yang  rusak  sebelum  dicat. 

Tambal  bagian‐bagian  dinding  yang  berlubang  atau  retak  hingga  mendapatkan 

permukaan yang rata. Pada permukaan kayu ratakan paku‐paku yang muncul, serta beri 

dempul pada bagian‐bagian yang berlubang.  

Gunakan  selalu  dan  kuas  (jenis  yang  biasa  maupun  yang  berbentuk  roll)  yang  baik 

mutunya  dan  terjangkau  harganya.  Bersihkan  kuas  setelah  digunakan.  Jika 

menggunakan  cat  berbahan  dasar  air  (emulsion)  gunakan  air  bersih  untuk 

membersihkan  kuas,  jika  menggunakan  cat  minyak  (oil  paint)  gunakan  larutan 

terpentine  (thinner)  untuk  membersihkan  kuas.  Pengecatan  dapat  dilakukan  dengan 

menggunakan  rangka  tumpuan maupun  tangga.  Pada  pekerjaan  ini menggunakan  cat 

tembok dan cat kilat. 

Page 20: 4.METODE PEKERJAAN

 

 

 

 

20

Demikian  Metode  Pelaksanaan  ini  secara  garis  besar  yang  dapat  kami  sampaikan 

sebagai  usulan  tentang  pekerjaan  yang  akan  dilaksanakan. Metode  pelaksanaan  yang 

lebih  detail  akan  dibuat  pada  saat  pelaksanaan  nanti.  Tentu  saja  di  dalam 

pelaksanaannya  nanti  dapat  timbul  ide‐ide  baru,  yang  disesuaikan  dengan  dokumen 

dan  gambar‐gambar  dalam  tender.  Hal‐hal  yang  lebih  terinci  lagi  akan  dibuat  lebih 

lanjut  sebelum  dan  selama  pelaksanaan  pekerjaan  nanti.  Mudah‐mudahan  uraian  ini 

dapat  memberikan  gambaran  yang  cukup  jelas  tentang  langkah‐langkah  yang  akan 

dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.  

  

Sungai Raya, 11 Agustus 2014 CV. SRI WAHYU 

M. ADEL MUSLIM Direktur