metode pengendalian pekerjaan

48
Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 1 Metode Pengendalian Pekerjaan 1. KENDALI MUTU Disetiap tingkatan tim pengawas diperlukan disiplin yang tinggi untuk menerapkan tata cara pengendalian mutu baik yang menyangkut mutu kerja dan mutu hasil kerja Kontraktor dan Konsultan. Pengendalian mutu memegang peranan yang sangat penting karena berkaitan dengan cara kerja kontraktor dan konsultan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pelaksanaan dilapangan diterapkan sistem kendali mutu yang diterapkan dari awal dengan penjelasan yang detil mengenai sistem ini pada saat praconstruction meeting. Sistem kendali mutu ini akan disiapkan oleh konsultan secara sistematis dengan form – form yang telah dibuat sebelumnya. Form tersebut akan dibahas pada saat awal konstruksi sehingga dapat dievaluasi dengan baik dan dilakukan perubahan perubahan seperlunya oleh konsultan apabila ada hal hal yang perlu disesuaikan dengan keadaan masing masing peroyek. Dengan diterapkannya secara khusus sistem ini maka akan semakin mudah untuk melakukan kontroling dalam bidang mutu dan diharapkan pelaksanaan pekerjaan juga dapat dilaksanakan dengan lebih cepat dan bermutu. 2. STANDARISASI Perlu dilakukan standarisasi prosedur, tata cara kerja, pelaporan, dan hal lainnya yang terlibat dengan pengawasan di lapangan. Standarisasi kami anggap sangat penting dalam menyamakan presepsi dalam pelaksanaan dilapangan, menghindari perbedaan perbedaan antara konsultan dan kontraktor dalam pemahaman Management proyek secara umum dan secara khusus. Penerapan ini secara langsung dapat mendukung tertib administrasi dari sejak awal hingga akhir proyek sehingga pada saat PHO segala hal yang menyangkut administrasi dapat dipenuhi dengan baik dan benar. Standarisasi ini saling mendukung antara sistem kendali mutu yang diterapkan sehinggga dapat menciptakan iklim pelaksanaan yang kondusif dan persoalan persoalan rutin yang sering dijumpai dapat diselesaikan dengan cepat.

Upload: amirudin-akhmad

Post on 28-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Metode Pengendalian

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 1  

Metode Pengendalian Pekerjaan

1. KENDALI MUTU

Disetiap tingkatan tim pengawas diperlukan disiplin yang tinggi untuk menerapkan

tata cara pengendalian mutu baik yang menyangkut mutu kerja dan mutu hasil kerja

Kontraktor dan Konsultan. Pengendalian mutu memegang peranan yang sangat

penting karena berkaitan dengan cara kerja kontraktor dan konsultan. Untuk

mendapatkan hasil yang maksimal dari pelaksanaan dilapangan diterapkan sistem

kendali mutu yang diterapkan dari awal dengan penjelasan yang detil mengenai

sistem ini pada saat praconstruction meeting. Sistem kendali mutu ini akan disiapkan

oleh konsultan secara sistematis dengan form – form yang telah dibuat sebelumnya.

Form tersebut akan dibahas pada saat awal konstruksi sehingga dapat dievaluasi

dengan baik dan dilakukan perubahan perubahan seperlunya oleh konsultan apabila

ada hal hal yang perlu disesuaikan dengan keadaan masing masing peroyek.

Dengan diterapkannya secara khusus sistem ini maka akan semakin mudah untuk

melakukan kontroling dalam bidang mutu dan diharapkan pelaksanaan pekerjaan

juga dapat dilaksanakan dengan lebih cepat dan bermutu.

2. STANDARISASI

Perlu dilakukan standarisasi prosedur, tata cara kerja, pelaporan, dan hal lainnya

yang terlibat dengan pengawasan di lapangan. Standarisasi kami anggap sangat

penting dalam menyamakan presepsi dalam pelaksanaan dilapangan, menghindari

perbedaan perbedaan antara konsultan dan kontraktor dalam pemahaman

Management proyek secara umum dan secara khusus. Penerapan ini secara

langsung dapat mendukung tertib administrasi dari sejak awal hingga akhir proyek

sehingga pada saat PHO segala hal yang menyangkut administrasi dapat dipenuhi

dengan baik dan benar. Standarisasi ini saling mendukung antara sistem kendali

mutu yang diterapkan sehinggga dapat menciptakan iklim pelaksanaan yang

kondusif dan persoalan persoalan rutin yang sering dijumpai dapat diselesaikan

dengan cepat.

Page 2: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 2  

3. METODOLOGI PENGENDALIAN PEKERJAAN

Pada bagian ini akan menjelaskan secara detail metode yang digunakan oleh

Konsultan untuk melaksanakan jasa layanan pengawasan teknik jalan dari beberapa

aspek seperti aspek pemeriksaan (testing / inspection), pengawasan (supervision),

masalah administrasi kontrak (contract administration), kemajuan pelaksanaan

(construction progress), jaminan kualitas (quality assurance), rapat dan pelaporan

(meeting & reporting), serta pemeliharaan.

Secara umum pengawasan teknik jalan meliputi :

Pengendalian teknis : aspek mutu, volume, waktu, biaya.

Pengendalian atas proses koordinasi terkait.

Pengendalian administrasi proyek.

Manajemen Lalu Lintas dan Keselamatan Kerja

Pelaporan.

Untuk lebih jelasnya pada Gambar 1 disajikan Bagan Alir Kegiatan Supervisi.

3.1. PENGENDALIAN TEKNIS Lingkup pengendalian antara lain meliputi :

Aspek mutu hasil pekerjaan.

Aspek volume pekerjaan.

Aspek waktu penyelesaian pekerjaan.

Aspek biaya keseluruhan pekerjaan.

Konsultan akan mengendalikan pelaksanaan fisik pembangunan yang dilakukan

oleh Kontraktor dengan rentang kendali meliputi “Pre-audit”, “Monitoring”, dan

“Post-audit”. Segala sesuatunya mengacu kepada ketentuan dan syarat-syarat

yang tercantum dalam kontrak pemborongan.

3.1.1. Rentang Kendali Pre Audit

Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang “pre-

audit” adalah seluruh kegiatan konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang

terdiri dari :

Pengumpulan dan analisa terhadap data.

Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan terhadap kondisi

lapangan.

Page 3: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 3  

Pemeriksaan terhadap kesiapan kontraktor, yang meliputi material, peralatan,

tenaga dan jadwal pelaksanaan

Pengumpulan Dan Analisa Data

Informasi dan hasil perencanaan akan menghasilkan catatan mengenai seluruh

kegiatan antara lain:

Jenis pekerjaan.

Kuantitas pekerjaan.

Kualitas yang dipersyaratkan.

Schedule pelaksanaan.

Schedule pembayaran.

Review Design Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil

perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut

telah sesuai dengan kondisi yang ada. Apabila ternyata dari hasil pengecekan

design tidak sesuai dengan kondisi lapangan, konsultan supervisi akan membuat

alternatif lain yang sesuai untuk diajukan kepada pemberi tugas.

Persiapan Konstruksi

Material dan peralatan yang didatangkan kontraktor akan diperiksa terlebih

dahulu oleh konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi yang telah

ditetapkan.

Jadwal waktu yang dibuat oleh kontraktor akan diteliti terlebih dahulu apakah

sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan

perkiraan tenaga kerja / tukang yang akan mengerjakannya serta alat yang

akan digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume

dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka

konsultan akan menyarankan kepada kontraktor untuk menyiapkan tenaga

kerja dan peralatan yang memadai agar bisa selesai tepat pada waktunya.

Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya

pekerjaan tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan

volume pekerjaan.

Page 4: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 4  

Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, konsultan akan mengusulkan

menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan

lainnya sehingga terjadi kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah

sepanjang hal tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan dari

Pemimpin Proyek.

Dalam hal ini, konsultan berupaya menghindari pekerjaan tambah, justru

mengupayakan pekerjaan kurang jika memang dari evaluasi teknis dan biaya

memungkinkan untuk dilakukan pekerjaan kurang.

Pre Construction Meeting (PCM)

Dalam waktu kurang dari 7 hari sejak SPMK, diadakan Pre Construction Meeting

(PCM); hal yang dibicarakan meliputi :

1). Materi :

Organisasi kerja.

Tata cara pengaturan pelaksanaan.

Review dan penyempurnaan terhadap schedule dikaitkan dengan target

volume, mutu dan waktu.

Jadwal pengadaan bahan, alat dan mobilisasi personil.

Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan (mutual check),

koordinasi dengan team perencana.

Menentukan lokasi bahan material (quarry), estimate quantity dan rencana

quality control bahan yang akan digunakan.

Pendekatan terhadap masyarakat dan Pemda setempat.

Penyusunan rencana kendali mutu proyek.

2). Kesamaan pengertian terhadap pasal-pasal dokumen kontrak

Pekerjaan tambah/kurang.

Termination atau forfeiture.

Maintenance & protection of traffic.

Subletting.

Asuransi.

Lainnya yang dianggap perlu.

Page 5: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 5  

3). Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur

Request, approval & examination of works.

Shop Drawing, As Built Drawing.

Termyn.

PHO & FHO.

Change Order, Addendum.

4). Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan utama (major

items), antara lain :

Struktur jalan.

Pondasi tiang pancang/ tiang bor.

3.1.2. Rentang Kendali Monitoring

Kegiatan pengendalian teknis rentang “monitoring” adalah kegiatan-kegiatan

yang dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun konsultan

pengawas telah melakukan “pre-audit” namun setiap langkah pelaksanaan

pekerjaan akan terus dimonitor agar kalau terjadi penyimpangan segera

diketahui dan dapat diluruskan kembali sesuai petunjuk yang benar. Selama

periode ini konsultan akan selalu melakukan evaluasi terhadap progress dan

kualitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor.

Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan dijaga

sebaikbaiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat,

sehingga kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu dan biaya

keseluruhan hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya.

Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan

memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku. Selain mengawasi

pekerjaan fisik konsultan pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar

proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya

mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada. Dalam hal

ini, konsultan pengawas akan melakukan kegiatan-kegiatan yang meliputi

tetapi tidak terbatas pada hal-hal sbb ;

Page 6: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 6  

3.1.2.1. Melaksanakan Kontrol Sistematik Terhadap Kegiatan Lapangan

Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi control

manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu

diperiksa dahulu persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan

setengah-setengah atau dengan cara perencanaan yang mendadak akan

mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk menanggulangi

masalah ini, diperlukan suatu control yang sistematik. Pengawas lapangan

perlu menerapkan sistem control yang baik di lapangan. Kontrol yang

sistematik terhadap kegiatan di lapangan memiliki 3 tujuan yaitu:

a. Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa

bidang kegiatan pokok. Bilamana terdapat kekurangan yang terjadi, maka

harus dikembangkan sasaran jangka pendek dan program kerja untuk

mengantisipasinya.

b. Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar

sehingga peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu

kesalahan.

c. Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak

dilampaui bila tidak terjadi perubahan kontrak. Bidang-bidang sasaran

kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan di lapangan yaitu

:

o Pencapaian target kemajuan fisik

o Pencapaian target keuangan.� Pengadaan dan pembelian barang, bahan

dan peralatan.

o Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas dan

efisiensi kerja lapangan.

o Pemantapan kerjasama pekerja proyek dari seluruh bagian/ divisi.

Tiap bidang tersebut di atas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang

memadai atau menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.

Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka

langkah langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan

efektif.

Page 7: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 7  

3.1.2.2. Kunjungan Lapangan / Site Visit

Frekwensi kunjungan ke lapangan oleh Team Leader dan engineer Core

Team lainnya tergantung dari pentingnya keadaan lapangan, sifatnya dapat

secara harian atau mingguan. Frekwensi kunjungan juga dapat tergantung

pada tahapan dari Pemimpin Proyek yang mengelolanya beserta para

teamnya sesuai urgensinya. Akan tetapi secara prinsip keberadaan Site

Engineer adalah dilapangan demikian pula Engineer lainnya, terutama Chief

Inspector.

3.1.2.3. Evaluasi Rencana

Konsultan pengawas melakukan evaluasi atas rencana proyek yang akan

dilaksanakan serta menyarankan perubahan / penyempurnaan / penyesuaian

rencana yang perlu dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud

dan tujuan proyek dengan sebaik-baiknya.

3.1.2.4. Verifikasi Hasil Pekerjaan Kontraktor

Konsultan pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban

menyatakan bahwa hasil pekerjaan kontraktor telah memenuhi segala

persyaratan untuk proses selanjutnya yaitu persetujuan pemberi tugas.

3.1.2.5. Pengontrolan Proyek

Merencanakan dan membangun adalah suatu aktivitas yang dinamis, dan

yang dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Karena itu network/ s-curve

chart yang telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara

periodic atau sesuai kondisi dicheck kembali :

Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati.

Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera dan/ atau

Nantinya akan ditepati (jangka panjang).

Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya

proyek Seperti yang dikehendaki.

Page 8: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 8  

1. Jarak waktu kontrol

Jarak waktu control dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :

1 – 2 minggu untuk aktivitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.

2 – 4 minggu untuk aktivitas-aktivitas yang tidak kritis.

2. Cara mengontrol

Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :

Untuk sebuah aktivitas yang akan dimulai : disajikan langkah-langkah cara

mengontrol seperti flow chart Gambar 2.

Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : disajikan

langkah-langkah cara mengontrol seperti flow chart Gambar 3.

Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : disajikan langkah-langkah

cara mengontrol seperti flow chart Gambar 4.

Untuk monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan sistem

informasi pengendalian proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi

berbasis computer. Monitoring dan pengendalian proyek dilakukan pada

aspek-aspek berikut :

Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration, dates,

network planning atau precedence Diagram Methode.

Progress Performance.

Schedule Control.

Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak vs

aktual, perhitungan pembayaran progress pekerjaan.

Unsur-unsur tersebut merupakan informasi dasar untuk monitoring,

pengendalian, analisis dan manajemen proyek.

Pekerjaan pengendalian proyek ini diawali dengan pemasukan data-data

proyek (project data entry) yang akan menjadi acuan (baseline) dalam

monitoring dan pengendalian pelaksanaan proyek selanjutnya. Data-data

tersebut disimpan di dalam database di kantor poyek, dan selalu di update

untuk keperluan pelaporan dan analisa secara periodic. Berdasarkan

targettarget pengendalian yang ditentukan sebelumnya maka dapat dilakukan

analisa terhadap permasalahan yang timbul dalam aspek skedul, progress

Page 9: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 9  

dan pembiayaan proyek. Dari analisa masalah tersebut dilakukan upaya

perbaikan untuk membawa program proyek kembali ke rencana semula.

Skematik diagramnya adalah sebagai berikut (Gambar 5) :

Gambar F.5 Skema Diagram Pelaksanaan Monitoring

Informasi yang diperoleh dari pelaporan tersebut dapat dianalisa dan

dijadikan bahan dalam pengambilan keputusan manajemen proyek.

Pelaporan proyek dibuat dengan format dan prosedur yang standar untuk

memperoleh peningkatan efisiensi, efektifitas dan optimalisasi sinergi kerja,

sehingga dapat mencapai performansi dan kualitas akhir manajemen

pembangunan proyek yang lebih baik. Software yang digunakan untuk

pengendalian proyek ini adalah : Microsoft Project.

3.1.2.6. Metodologi Pengontrolan Proyek

Untuk menerapkan metodologi pengendalian proyek secara baik dan

Sistematis, maka konsultan membaginya ke dalam beberapa tahap :

Tahapan Initialisasi

Tahap initialisasi dilakukan untuk menjabarkan aktifitas-aktifitas proyek (Work

Breakdown Structure/ WBS) sampai ke level yang terendah yang

mencerminkan keterkaitan antar aktifitas. Tahapan ini dimulai dari

pendeskripsian dan penggolongan aktifitas proyek yang ada, menentukan

Monotoring Schedule 

Progress Dan Biaya 

Konstruksi 

Analisa Komputer 

Update Schedule

Pelaporan Pelaksananaan 

Pekerjaa : 

1. Schedul, 

2. Progress, 

3. Pembiayaan 

Pelaporan 

PeriodikRingkasan 

Progress Pekerjaan  

Pelaporan Periodik 

Manajemen Proyek 

Pelaporan Periodik Ringkasan Pembiayaan 

Page 10: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 10  

volume dan bobot dari masing-masing aktifitas, pengurutan pelaksanaan

aktifitas (network planning – predecessor dan successor dari setiap aktifitas

detail) dan tipe dari relasi-relasi antar aktifitas, yaitu SS – Start to Start, SF –

Start to Finish, FS – Finish to Start atau FF – Finish to Finish.

Juga dideskripsikan mengenai penjadualan pekerjaan, resources atau

sumber daya yang terlibat dalam pelaksanaan proyek, seperti tenaga ahli,

konsultan, tenaga pekerja, administrator, serta bahan dan alat penunjang

pelaksanaan proyek.

Setiap aktivitas dilengkapi dengan volume pekerjaan, bobot (persentase

perbandingan antar volume pekerjaan dengan nilai nominal – rupiah). Hasil

dari tahap ini akan digunakan sebagai base line/ dasar untuk pengendalian

proyek pada sat pelaksanaan.

Tahap Pelaksanaan

Tahap ini dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi jalannya

pelaksanaan proyek. Termasuk di dalam tahapan ini adalah proses update

data kemajuan hasil pelaksanaan proyek, yagn diperinci dari prestasi detail

sampai ke prestasi secara umum, mengawasi aktivitas-aktivitas kritis yang

ditampilkan pada barchart dan pengawasan terhadap resource yang terlibat

dengan menambah atau mengurangi jumlah resource (tenaga, bahan dan

alat) apabila perlu.

Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian

kemajuan proyek pada minggu sebelumnya, sehingga project control dapat

memperlihatkan aktivitas yang tidak memperlihatkan kemajuan yang berarti

atau justru berada pada kondisi kritis yaitu aktivitas yang memiliki total float

sama dengan nol. Pelaksanaan akvitas tersebut tidak boleh mengalami

penundaan lebih dari satu hari kerja. Keberadaan kondisi kritis dari suatu

aktivitas digambarkan dalam garis yang berbeda warna pada tampilan

barchart, yaitu sebagai berikut :

Total Float = 0, digambarkan dengan warna merah;

1 < Total float < 5, digambarkan dengan warna kuning;

Sedangkan Total Float >=6, digambarkan dengan warna hijau.

Page 11: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 11  

Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan menjadi salah

satu acuan bagi analisa kemajuan pelaksanaan proyek yang menjadi

tanggung jawabnya. Selanjutnya dapat dilakukan beberapa tindakan untuk

meningkatkan kinerja proyek, seperti penambahan tenaga ahli, tenaga

pekerja, bahan dan alat penunjang, atau merubah metode pelaksanaannya.

Tahap Pelaporan

Tahapan pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan

proyek aktual di lapangan kepada pihak pemberi tugas/ pemilikan proyek

untuk mendapatkan gambaran kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut

memperhatikan hal-hal kritis yang diperoleh dari analisa pelaksanaan proyek.

Bentuk laporan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan, dan terbagi

menjadi pelaporan kemajuan proyek secara tabular, pelaporan kemajuan

proyek secara barchart, serta dalam bentuk S-Curve; yang membandingkan

pencapaian aktual dengan baseline proyek.

3.1.2.7. Koordinasi Tim Pelaksanaan Proyek Dalam penerapan sistem ini ada tiga anggota tim konstruksi yang

bekerjasama dalam menyelesaikan proyek, yaitu Pemrakarsa (Ditjen Bina

Marga) / Pemilik Proyek, Konsultan Supervisi dan yang terakhir adalah

Kontraktor Pelaksana.

Adapun posisi dan peranan masing-masing pihak dapat dijelaskan sebagai

berikut :

Direktorat Jenderal Bina Marga akan memonitor pekerjaan baik di kantor

pusat maupun lokasi proyek.

Konsultan Supervisi sebagai pihak yang mengawasi pelaksanaan proyek,

termasuk pengendalian proyek dengan menggunakan sistem monitoring

yang terintegrasi dengan Ditjen Bina Marga.

Kontraktor Pelaksana sebagai pihak yang melaksanakan pekerjaanproyek

pembangunan jalan memberikan laporan status proyek kepada Konsultan

Supervisi.

Page 12: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 12  

3.1.2.8. Sistem Informasi Manajemen Proyek

Sistem informasi manajemen proyek pada hakekatnya adalah suatu sistem

untuk mendukung Pimpinan Proyek dalam memantau dan mengendalikan

proyek.

Tujuan sistem ini untuk digunakan pihak Pemilik dalam mendapatkan

informasi proyek setiap saat atau secara berkala, cepat dan akurat. Sistem ini

dibuat dan dikembangkan berdasarkan studi dan evaluasi situasi dan kondisi

yang dihadapi di lapangan serta mengintegrasikan keinginan-keinginan dari

pihak Pemimpin Proyek yang mewakili pihak Pemilik Proyek tentang apa-apa

yang mau dimonitor dan dikendalikan.

Di project-site setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah

banyak dan supaya perkembangannya terjadi menurut rencana, dimana

rencana tersebut dijabarkan dalam besaran uang dan besaran waktu.

Khususnya untuk mengontrol mutu pekerjaan, peranan sistem informasi

manajemen proyek hanya sebagai penerus informasi saja. Pengontrolan

mutu pekerjaan dilakukan oleh petugas khusus dan harus dilaksanakan di

lapangan, tidak dapat dilaksanakan di kantor. Tolok ukur pengukuran mutu

pekerjaan adalah dokumen tender (Spesifikasi Pekerjaan).

Perkembangan pekerjaan yang terjadi selalu diikuti oleh perkembangan

datanya atau dimonitor dimana perkembangan suatu proyek selalu diikuti oleh

perkembangan data proyeknya. Volume data kian hari kian membengkak

sesuai dengan perkembangan pekerjaan secara fisik.

Data proyek sesungguhnya belum dapat memberikan informasi kepada

Pemberi Tugas, karena masih belum diolah, jadi masih mentah. Data proyek

yang telah dikumpulkan secara periodic kemudian diolah/ diproses untuk

dijadikan informasi proyek (laporan proyek). Artinya dari laporan proyek dapat

diketahui perkembangan pekerjaan yang nyata terjadi (prestasi aktual). Dari

laporan proyek ini Pemimpin Proyek baru dapat mengevaluasi tentang

perkembangan proyeknya, pertumbuhan dari tiap-tiap pekerjaan di lapangan

dengan diperbandingkan terhadap rencana.

Pemimpin proyek mengendalikan proyeknya dengan keputusan-keputusan

yang dibuat dan diimplementasikan ke project site. Hasil dari

implementasinya menciptakan data proyek baru dan dengan demikian siklus

Page 13: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 13  

project management control system berulang kembali. Siklus ini baru berhenti

apabila proyek telah selesai.

Selanjutnya Project Management Control System ini dapat digunakan basis

data untuk pelaksanaan pembangunan jalan tahap selanjutnya.

3.1.2.9. Pengendalian Mutu

Selama periode konstruksi, konsultan akan senantiasa memberikan

pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada

kontraktor guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik

dan tepat kualitas Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan

dalam pelaksanaan konstruksi antara lain sebagai berikut di bawah ini namun

tidak terbatas pada :

Peralatan laboratorium.

Penyimpanan bahan/ material.

Cara pengangkutan material/ campuran ke lokasi kerja.

Pengujian material yang akan digunakan.

Penyiapan job mix formula campuran.

Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.

Test lapangan.

Administrasi dan formulir-formulir.

Gambar 6 menunjuukan diagram pengendalian mutu guna memperjelas

uraian di atas.

3.1.2.10. Pengendalian Kuantitas

Pengawasan kuantitas (Quantity Control), akan mengecek bahan-bahan/

campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh kontraktor atau yang

terpasang. Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran berdasarkan

atas :

Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.

Metode perhitungan.

Lokasi kerja.

Jenis pekerjaan.

Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Page 14: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 14  

Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kwalitas maupun

elevasi dan persyaratan lainnya, maka pengukuran kwantitas dapat dilakukan

agar volume pekerjaan dengan teliti/ akurat yang disetujui oleh konsultan

sehingga kwantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan dibayar oleh

konsultan dan mendapat persetujuan permberi tugas.

Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan

dalam kontrak berupa Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh

konsultan. Gambar 7 menunjukkan iagram pengendalian volume pekerjaan

guna memperjelas uraian di atas.

3.1.2.11. Pengendalian Waktu

Di dalam proyek jalan, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja perhari

adalah sangat erat sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan

penyelesaian pekerjaan. Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu

perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak

perlu yang akan memboroskan waktu, tenaga dan biaya.

1. Schedule Kontraktor

Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan

yang dibuat kontraktor. Apakah rencana kerja progress pekerjaan yang

ditargetkan sudah layak dan realistis. Misalnya dalam musim hujan, target

pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan pada musim kemarau untuk pekerjaan

pengaspalan misalnya untuk kondisi kerja yang sama.

Kemudian juga construction method, urutan kerja kontraktor apakah sudah

sistematis, konsepsional dan benar. Selanjutnya berdasarkan schedule

kontraktor yang sudah disetujui, konsultan pengawas akan mengendalikan

waktu pelaksanaan tersebut.

Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan kedalam target harian, sehingga

setiap hari apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target

volume tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan /

dikejar untuk schedule hari berikutnya.

Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan

sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan

proyek bisa diselesaikan “on schedule”.

Page 15: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 15  

2. Alat Berat ( Heavy equipment )

Untuk mengerjakan pekerjaan jalan, diperlukan alat berat, bisa kombinasi/

beberapa jenis alat dan jumlah alat yang mencukupi. Pertama harus

diketahui/ dihitung kapasitas alat, kalau alat tersebut adalah suatu kombinasi,

maka kapasitas yang diperhitungkan adalah yang terkecil, misal untuk

pekerjaan beton baik di batching plant maupun alat angkut beton ke lapangan

harus dianalisis kapasitasnya agar sesuai dengan kebutuhan. Untuk rencana

sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut menghasilkan produk

beton seperti volume yang ditargetkan. Bila tidak tercapai maka perlu diambil

tindakan-tindakan antara lain :

Menambah jumlah alat, atau

Menambah jam kerja/ overtime.

Sedemikian hingga volume pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan

dalam waktu yang ditentukan.

3. Tenaga Kerja

Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga

kerja yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh

tenaga kerja sesuai dengan jadwal/ waktu yang ditentukan. Bila kondisi

pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu

ditambah atau kerja dua shift atau kerja lembur/ overtime.

4. Jumlah Jam Kerja

Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari.

Jumlah jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil dari

pada bila per hari jam kerjanya lebih banyak. Jam kerja perlu disesuaikan

dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian hingga volume pekerjaan

yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu pekerjaan tidak bisa

diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja malam/ over time.

Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai

secara optimal maka konsultan harus memahami secara sugguh-sungguh

“Network Planning” yang umumnya telah dibuat oleh kontraktor dengan

metode lintas kritis (Critical Path Method/ CPM).

Page 16: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 16  

Mengingat sangat pentingnya time schedule ini dalam suatu pekerjaan

pengawasan, maka konsultan akan menganalisa secara rutin time schedule

dari kontraktor dan akan membantu kontraktor dalam mereview dan

menyusun kembali time schedule tersebut bila memang diperlukan.

Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan “Barchart/

SCurve” yang biasa dan juga dapat digunakan “Vector Diagram” yang baik /

cocok untuk pekerjaan jalan karena dapat mengetahui / menunjukkan lokasi

dan waktu. Schedule ini, pada arah “absis” menunjukkan lokasi atau STA,

sedangkan arah “ordinat” menggambarkan waktu.

3.1.2.12. Pengendalian Biaya Pelaksanaan Proyek

Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :

Biaya proyek

Estimated quantity/ volume pekerjaan.

Harga satuan pekerjaan.

Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu

diperhatikan antara lain sebagai berikut :

Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar-

benar sehingga kwantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana.

Dengan demikian volume dalam kontrak tidak dilamapui yang pada akhirnya

biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan yang dianggarkan.

Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari

segi pengukuran/ kwantitas dan kwalitas, sehingga biaya yang dikeluarkan

adalah benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.

Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak

dan harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga

biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.

3.2. RENTANG KENDALI POS AUDIT

Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi

kontraktor. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran

senilai hasil kerjanya. Namun kontraktor tidak akan bisa mengajukan

permintaan pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari konsultan

Page 17: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 17  

pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis

atau tidak. Dalam hal ini, rentang kendali post audit akan meliputi tetapi tidak

terbatas pada hal- hal sbb:

3.2.1. Pemeriksaan Termyn

Kontraktor harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang

dilaksanakan kepada Site Engineer pada setiap progres yang berjalan, yang

selanjutnya disebut sebagai “Termyn”, Format Termyn harus sesuai dengan

standar atau diusulkan oleh Konsultan dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

Site Engineer akan memeriksa kemajuan pekerjaan yang diajukan pada

sertifikat progress dan apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya

yang telah terjadi dilapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk

mendandatangani bersama oleh wakil kontraktor, konsultan, dan Pemimpin

Proyek.

Prosedur pembuatan Termyn dapat dilihat pada diagram alir Gambar 8

3.2.1. Pemeriksaan Pembayaran Akhir

Tim Pengawas Teknik akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang

telah lalu. Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat

kesalahan masih dapat dikoreksi pada pembayaran berikutnya. Dalam tahap

pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang telah dibayar

sebelumnya, sehingga kuantitas/ volume yang dibayar dalam pembayaran

akhir merupakan final quantity yang benar.

3.2.2. Prosedur Perubahan (Contract Change Order)

Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Engineer atau Kontraktor

dan harus disetujui dengan suatu Perintah Perubahan yang ditandatangani

oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran yang ditetapkan dalam suatu

Perintah Perubahan tersebut menyajikan suatu perubahan dalam struktur

Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu perubahan yang diperkirakan

dalam Jumlah Kontrak, maka Perintah Perubahan harus dirundingkan dan

dirumuskan dalam suatu Addendum.

Page 18: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 18  

3.2.3. Sertifikat Penyelesaian Akhir

Bila kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua

kewajiban dalam Periode Jaminan, maka kontraktor harus membuat

permohonan untuk serah terima pertama.

Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh

Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap

pekerjaan tersebut, maka konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat

Penyelesaian Akhir.

3.2.4. Pernyataan Perhitungan Akhir

Kontraktor harus membuat permohonan untuk pembayaran perhitungan akhir,

bersama-sama dengan semua rincian pendukung sebagaimana diperlukan

oleh engineer.

Setelah paninjauan kembali oleh engineer dan jika diperlukan, amandemen

oleh kontraktor, engineer akan mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan

Akhir yang disetujui untuk pembayaran oleh Pemberi Tugas.

3.2.5. Addendum Penutup

Berdasarkan pada rincian Pernyataan Engineer mengenai Perrhitungan Akhir,

setelah memperoleh tanda tangan Kontraktor, engineer akan menyampaikan

addendum penutup tersebut kepada Pemberi Pekerjaan untuk ditandatangani

bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.

3.2.6. Dokumen Catatan Proyek

Kontraktor harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua

perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama

pelaksanaan pekerjaan.

3.3. PENGENDALIAN ATAS KOORDINASI TERKAIT

Konsultan pengawas (Site Engineer) dalam rangka melaksanakan tugas

pengendalian teknis tersebut di atas berkewajiban mengendalikan proses

koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak lain (khususnya oleh pemberi

tugas). Dalam hal ini koordinasi tersebut dilakukan secara intern yaitu antar

personil konsultan dan secara extern yaitu dengan instansi terkait.

Page 19: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 19  

Koordinasi dengan instansi terkait, antara lain dilakukan dengan :

Direktorat Jenderal Bina Marga

Pemimpin Proyek Fisik.

Konsultan lain yang terkait.

Instansi terkait lainnya.

Koordinasi ini diwujudkan dengan mengadakan rapat harian, mingguan, rapat

bulanan ataupun rapat koordinasi lainnya yang dianggap perlu, disamping

melalui cara koordinasi lainnya seperti komunikasi per telepon, faximili dan

lain-lain.

Rapat harian dimaksudkan untuk koordinasi antar personil konsultan

sehingga tidak ada kejadian di lapangan yang di luar sepengetahuan

konsultan. Rapat ini dapat dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali,

tetapi paling tidak setiap hari ada koordinasi dari SE dengan seluruh Engineer

lainnya bahkan dengan teknisi yang di lapangan bila perlu.

Rapat mingguan diadakan secara rutin seminggu sekali guna berkoordinasi

dengan pihak Proyek / Pimpinan Proyek dan Kontraktor. Rapat bulanan

diadakan setiap bulan sekali untuk berkoordinasi dengan instansi terkait

lainnya bila ada disamping antara ketiga pihak Kontraktor, Konsultan

Pimpinan Proyek dan Direktoran Jenderal Bina Marga. Dalam setiap rapat,

konsultan akan membuat notulen rapat yang akan memuat isi rapat tersebut

yang akan dibagikan ke setiap peserta rapat untuk memantau tindakan apa

yang telah dilaksanakan atau belum dilaksanakan dalam rapat berikutnya.

3.4. PENGENDALIAN ADMINISTRASI PROYEK

Dalam hal ini konsultan pengawas berkewajiban merancang, memberlakukan

serta mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem administrasi proyek

yang diwasinya, yaitu mencakup antara lain; surat, memorandum, risalah,

laporan, contoh barang, foto, berita acara, gambar, sketsa, brosur, kontrak

dan addendum dan lain-lain yang dianggap perlu.

Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan konsultan pengawas

untuk maksud di atas adalah :

Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai

tuntas maksud dari surat masuk maupun keluar.

Page 20: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 20  

Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam

pelaksanaan tugas konsultan.

Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi

persyaratan yang ditetapkan baik kualitas dan kuantitas.

Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan.

Mempelajari dan mengecek gambar-gambar/ sketsa pelaksanaan agar

sebelum maupun sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi

penyimpangan.

Membantu/ menyiapkan addendum serta lain-lain yang dianggap perlu.

Gambar 9 menunjukkan kelengkapan administrasi proyek yang umum

digunakan.

Form-form yang diperlukan proyek antara lain sebagai berikut dibawah ini :

Buku direksi

Time schedule

MCo (Mutual Check Awal)

Disamping itu kami lampirkan pula contoh-contoh form untuk pengendali

mutu,request of work dll.

Request & shop drawing

Laporan harian

Laporan mingguan

Risalah rapat

Berita acara opname pekerjaan

Record cuaca

Photo dokumentasi

Change order

Addendum

Termyn

PHO (Provisial Hand Over)/ FHO (Final Hand Over)

Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.

Page 21: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 21  

3.5. REVIEW DESIGN

Seperti tertuang di dalam Ketentuan Umum Kontrak sebagai berikut :

“Apabiladiperlukan review design Konsultan harus selalu melakukan diskusi

dengan Pemberi Tugas / Pemimpin Proyek”, Konsultan perlu menyiapkan hal-

hal yang harus dilakukan dalam pelaksanaan review design tersebut.

Pelaksanaan review design (bila diperlukan) ini akan dilakukan pada saat

Kontraktor melaksanakan program mobilisasi, terutama terhadap pekerjaan

utama/besar. Sedangkan terhadap pekerjaan-pekerjaan kecil / penunjang

dilakukan saat pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.

3.6. PENGETAHUAN TENTANG PEKERJAAN FISIK PROYEK

a. Pematokan dan pengukuran

Suatu pembangunan membutuhkan pelaksanaan seluruh elemen-

elemennya pada posisi yang benar.

Untuk memindahkan suatu Gambar Rencana dari atas kertas ke suatu

bangunan di lapangan, maka dibutuhkan :

Di lapangan harus ada sejumlah titik kontrol pengukuran yang harus

dikaitkan pada suatu sistem koordinat yang tetap.

Perencanaan konstruksi harus dikaitkan pada sistem kuordinat yang

sama.

Apabila terdapat ketidak jelasan informasi yang menimbulkan keraguan

interpretasi, maka pengawas lapangan harus menghubungi perencananya

untuk mendapatkan kejelasan. Kontraktor bertanggung jawab dalam

penentuan dan pematokan secara keseluruhan, sedang pengawas

lapangan harus memastikan bahwa kontraktor mendapatkan informasi

yang tepat serta menyiapkan titik-titik kontrol yang dipasang.

Pengukuran horizontal

Pengukuran horizontal didasarkan baik pada system control garis ataupun

sistem koordinat, namun bila dibutuhkan dapat merupakan kombinasi dari

kedua sistem di atas.

Page 22: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 22  

Pengukuran Vertikal

Ketinggian permukaan tanah dapat diukur dari titik Bench Mark. Geometri

vertikal garis kontrol biasanya telah ditentukan. Data ini merinci rangkaian

titik tangen vertikal, ketinggian dan kemiringan permukaan akhir.

Titik kontrol survey

Suatu jaringan titik kontrol survei ditentukan untuk mencakup seluruh

daerah proyek, dan ditempatkan pada posisi yang tepat didalam pekerjaan

konstruksi. Jarak antara titik-titik kontrol dianjurkan kira-kira 50 meter.

Titik-titik kontrol survei sebaiknya berada dekat dengan lokasi pekerjaan

tetapi bebas dari area kegiatan, dimaksudkan untuk menghindari

kemungkinan adanya pergeseran posisi akibat aktivitas pekerjaan

termasuk pengoperasian dari peralatan. Untuk itu letak titik-titik kontrol

tersebut harus selalu dicek secara teratur. Perubahan letak titik kontrol

juga dapat terjadi pada dasar tanah, pada timbunan pelapisan tanah yang

mudah mampat atau proses dalam tanah itu sendiri, seperti proses yang

terjadi akibat besarnya variasi kadar kelembaban.

Penentuan elemen-elemen struktur

Letak dari elemen-elemen utama seperti jembatan ditentukan berdasarkan

pada sistem referensi yang digunakan. Titik offset referensi harus

ditetapkan untuk tiap pilar dan kepala jembatan.Letak dan jarak offset tiap-

tiap titik referensi harus hati-hati diputuskan dan dikenali dilapangan dan

untuk menyiapkan tahap penentuan kembali yang mudah bagi letak pilar

dan kepala jembatan selama pelaksanaan pekerjaan sehingga titik-titik ini

tidak terganggu.

Letak elemen-elemen kecil lain seperti kerb, parapet, ditentukan

berdasarkan pada letak elemen-elemen dengan mempertimbangkan

pengukuran. Penempatan dan pematokan letak elemen-elemen yang telah

ditentukan harus diperiksa. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara

terpisah dan dilakukan oleh staf Engineer dengan menggunakan peralatan

lain yang berbeda dengan peralatan yang digunakan pada saat

penempatan dan pematokan awal.

Page 23: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 23  

Bagi kontraktor yang melaksanakan pemeriksaan ulang atas hasil

pekerjaannya sendiri, dianjurkan untuk menggunakan methoda lain yang

berbeda dengan methoda yang telah digunakan pad.. saat av/al

penempatan dan pematokan. Untuk menghindari kesalahan dari ketidak

tepatan identifikasi patok, ketidak-tepatan penandaan atau kesalahan

dalam melaksanakan survei, maka pengukuran jarak dan beda tinggi

dilakukan dengan memeriksa hasil pekerjaan dari titik awal suatu sisi

sampai pada titik akhir pada sisi yang lain, kemudian diikatkan pada titik

kontrol hasil survei pertama. Pemeriksaan ini tidak diperkenankan

dilakukan hanya dengan mengukur dari satu titik akhir saja atau dua titik

akhir pada sisi yang terpisah. Penentuan dan pematokan posisi pondasi

merupakan yang paling kritis. Beberapa unsur-unsur penting seperti jarak

antara beton kepala tiang (pile cap) harus selalu diperiksa ulang sesuai

dengan ukuran bangunan atas, sehelum pekerjaan konstruksi dimulai,

terutama bila bangunan atas tidak horizontal.

Pada penentuan dan pematokan kolom-kolom, ketegakan dapat dikontrol

dari pangkal kolom yang dibuat secara akurat, pengukuran bila mungkin

dapat dilakukan dengan Theodolit 2 arah.

Ketinggian kolom juga dapat dikontrol dengan pita ukur atau dengan cara

pengukuran beda tinggi (levelling).

Posisi horizontal Crosshead dapat ditentukan dari titik tetap di puncak

kolom menggunakan koordinat-koordinat atau dari posisi garis poros yang

ditransfer dari dasar dengan menggunakan Theodolit.

Untuk landasan, ditempatkan secara tepat pada dasarnya yang telah

diberi tanda garis tengah. Beberapa perencanaan mensyaratkan balok

atau gelegar didukung pada landasan sementara. Penentuan landasan

sementara dilakukan dengan cara yang sama seperti landasan yang tetap.

Titik-titik untuk penentuan balok dan gelagar dipindahkan dari permukaan

tanah ke balok melintang (cross head). Pengukuran horizontal lantai

ditentukan dari garis tengah yang ditransfer ketempat yang sesuai pada

pekerjaan tetap seperti balok melintang (cross head), dinding, pelat lantai

dan sebagainya.

Page 24: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 24  

b. Material/ bahan beton

Semen

Konsultan Supervisi harus memastikan bahwa kontraktor memenuhi

persyaratan syarat-syarat teknik yang berhubungan dengan

pemakaian, penyimpanan dan umur semen.

Agregat

Pemilihan agregat yang sesuai sangat penting pada produksi beton

yang baik. Agregat beton harus terdiri dari partikel-partikel yang bersih,

keras dan tahan serta cukup kuat untuk menahan beban yang diterima

oleh beton. Pada umumnya, agregat tersebut terdiri dari pasir atau

kerikil alam, atau batu pecah.

Agregat beton harus :

Cukup kuat dan keras untuk dapat menghasilkan beton dengan

kekuatan tekan yang memenuhi syarat, dan tahan terhadap abrasi.

Bersih atau bebas dari kotoran seperti zat-zat organik, karena

dapat menghambat pembekuan dan pengerasan beton. Tidak

mengandung lanau dan lempung karena dapat memperlemah beton.

Partikelpartikel yang lemah dan lunak dapat mengurangi kckuatan

beton dan dapat hancur bila terbuka terhadap cuaca. Lempung atau

bahan lemah lainnya yang menutupi permukar\n agregat dapat

mengurangi ikatan antara agregat dan pasta elemen.

Gradasi

Agregat yang bergradasi baik akan menghasilkan beton yang mudah

dikerjakan agregat yang tidak memenuhi gradasi yang disyaratkan

cenderung untuk teljadi pemisahan (segregation) dan airnya akan

merembes keluar (bleeding).

Gradasi pasir dimana satu atau dua ukuran partikel sangat dominan

harus dihindarkan. Pasir demikian mempunyai kadar udara yang besar,

oleh karena itu memerlukan pasta semen dalam jumlah besar untuk

dapat menghasilkan campuran yang dapat dikerjakan dengan baik.

Page 25: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 25  

Bentuk partikel dan tekstur permukaan

Bentuk partikel dan agregat akan kemampuan pengerjaan pada beton.

Partikel sepihan (flakey) bersudut tidak hanya menyulitkan dalam

pengerjaan tetapi juga menyebabkan pemisah, maka harus dihindari.

Kekuatan maksimum, dengan sedikit kesulitan dalam pengerjaan, akan

dihasilkan oleh agregat pecah ( crushed) dengan pelekatan permukaan

dari mempengaruhi antara muka batuan yang tidak rata.

Ukuran maksimum

Penghematan yang paling besar didapatkan bila ukuran agregat

maksimum terbesar digunakan. Faktor-faktor yang membatasi gradasi

adalah kemampuan peralatan pengaduk, pengallgkat dan pengecoran

untuk dapatmenangani ukuran-ukuran lebih besar, dan jarak bebas

(spacing) antara acuan dan tulangan. Ukuran agregat maksimum tidak

boleh melebihi duapertiga jarak bebas antara tulangan atau tiga

perempat selimut beton hinggapenulangan. Dalam syarat-syarat teknik,

penggunaan beton pada berbagai bagian pekerjaan diberi batasan

yang menggambarkan batas-batas tersebut

Air

Air yang dipakai untuk beton tidak boleh mengandung garam, larutan

zat organik, atau bahan lain yang akan mengganggu hidrasi semen. Air

yang dapat diminum biasanya memuaskan. Jika ada keraguan, suatu

batch percobaan beton harus dibuat dan diuji untuk membandingkan

tingkat pcngerasan dan kekuatan ultimatenya dengan beton serupa

yang dibuat dengan air murni I segar.

Air taut tidak boleh digunakan menyebabkan korosi pada penulangan,

karena menyebabkan korosi pada penulangan.

Page 26: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 26  

Udara

Kehadiran rongga didalam beton sangat mengurangi kekuatannya.

Rongga pada beton adalah :

Gelembung udara yang tertahan, atau

Ruangan yang tertinggal setelah air berlebihan dihilangkan, hal ini

tergantung pada ratio semen air (water cement ratio) dari campuran

Telah biasa dilaksanakan untuk entrain udara hingga 8 persen dalam

beton dengan menggunakan campuran tambahan yang sesuai.

Gelembung udara tersebut jauh lebih kecil (0,05 mm) dari pada

gelembung yang secara tidak sengaja masuk atau tertahan, dan

terpisah-pisah sehingga tidak berbentuk saluran untuk lewatnya air dan

permeabilitas beton tidak bertambah.

c. Penyimpanan bahan

Semen

Harus disimpan didalam gudang semen atau bangunan tahan cuaca

dan teratur agar dapat digunakan dengan urutan sesuai pengiriman.

Semen yang disimpan lebih dari empat bulan harus diuji kembali

sebelum digunakan.

Agregat

Agregat harus disimpan dalam bak (bin) atau tempat penimbunan

(stockpile) berdekatan dengan pekerjaan dengan tiap ukuran dipisah

dari ukuran lainnya secara pasti untuk mencegah saling tercampur.

Lantai penimbunan harus kering dan dilapisi kerikil atua bahan untuk

mencegah bercampurnya timbunan dengan tanah.

Baja Tulangan

Baja tulangan harus ditumpuk ditinggikan dari permukaan pada

penyanga kayu yang baik sehingga batang-batang bebas dari lempung

atau bahan lain yang dapat mencegah pengikatan (bonding). Karat

permukaan atau debu harus dihilangkan sebelum pemasangan. Baja

Page 27: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 27  

tulangan harus diperika jauh sebelum waktu pemasangan untuk

menjamin bahwa pekerjaan dapat dipenuhi.

d. Perancah Bangunan

Desain perancah harus memperhitungkan besar, arah dan lamanya

gaya gaya tersebut bekerja secara tersendiri maupun secara kolektif.

Desain dari semua komponen dan sambungan perancah harus

memenuhi standar yang berkaitandengan syarat-syarat teknik dan

peraturan yang berlaku. Komponen perancah harus direncanakan

untuk membatasi lendutan hingga 1/300 dari bentang, dan untuk

mencegah retak pada bagian yang telah dicor sebelumnya dengan

pembebanan pengecoran yang dilakukan kemudian. Lendutan balok

dan perubahan dimensi pada komponen serta sambungan harus

dibatasi, untuk menjamin bahwa beton yang selesai berada dalam

batasan toleransi yang diizinkan.

Batang penguat (Bracing)

Sejumlah besar kegagalan yang terjadi sewaktu pelaksanaan

jembatan disebabkan kurangnya penguat pada perancah.

Penguat yang memadai harus diberikan dalam arah memanjang

dan melintang untuk menjamin bahwa perancah stabil, dan agar

gerakan horizontal besar yang disebabkan beban yang terjadi dapat

dicegah.

Pengaturan untuk penyesuaian

Perancah harus mempunyai pengaturan untuk penyesuaian

vertikal sehingga memudahkan pemasangan dan pembongkaran

acuan dan untuk meluruskan kembali jika terjadi penurunan berlebihan.

Dongkrak ulir (screw jack) dapat digunakan pada puncak dan dasar

sekur pipa dan sekur jenis kerangka, akan tetapi besar pemanjangan

(extension) dari dongkrak ulir dapat mengurangi kapasitas beban

daridongkrak. Petunjuk dari pabrik harus diikuti.

Page 28: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 28  

Baji dapat dipakai untuk memudahkan penyesuaian pada puncak

ataudasar sekur. Baji biasanya dibuat dari kayu keras (hardwood)

dandipasang berpasangan sampai landasan datar. Bila penyesuaian

akhir dari ketinggian sekur sudah mencapai, baji dapat dipaku pada

sekur.

Jika gerakan yang besar oleh beban berat dibutuhkan, misalnya

suatu bagian bangunan yang disekur harus diturunkan atau dinaikan

sebagai satu kesatuan, sering kali digunakan dongkrak udara

(pneumatic) atau hydraulis untuk melepaskannya.

Untuk melepaskan dukungan (de-proping) saja, dongkrak pasir

dapat menurunkan beban beban yang berat dan mempunyai kelebihan

yaitu, jika dibebani lendutannya kecil tanpa bahaya kegagalan pada

waktu penempatan dan perawatan. Tingkat penurunan dikendalikan

oleh keluarnya pasir dari lubang sumbat (plug hole).

Perancah buatan pabrik (Paten)

Bahan buatan pabrik (paten) kini sudah umum dipakai untuk

perancah pada pelaksanaan jembatan Beton. bahan tersebut

mempunyai beberapa keuntungan yaitu arnan, sederhana dalam

desain dan mud ah dipasang serta dibongkar.

Kerangka sekur yang memikul beban berat (heavy-duty) disain

untuk semua penyangga acuan, dengan kapasitas maksimum sampai

45 kN per kaki jika dipakai dengan perlengkapan heavy-duty.

Pemakaiannya

dapat pula bersamaan dengan pipa (tube) dan peralatan standar.

Dimana perancah diperlukan untuk penyeberangan yang dalam,

atau dimana saluran air atau jalan harus bebas selama pelaksanaan,

harus dipakai perencah bentang panjang.

Perancah ini termasuk gelegar atau kerangka baja dan rangka

(dapat terbuat dari baja atau kayu). Jembatan Bailey adalah bentuk

khusus dari rangka baja yang telah berhasil digunakan untuk perancah

bentang panjang.

Page 29: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 29  

Meskipun perancah sering didukung padahagian tetap bangunan

seperti pilar, kaki pilar atau kepala jembatan, mungkin perlu didirikan

penyangga sementara pada tempat diantaranya (intermediate) untuk

bentang lebih panjang.

Untuk bentang panjang, pembuatan lawan lendut pada perancah

mungkin perlu untuk mengatasi pengaruh lendutan.

Daftar simak pemeriksaan

Sebuah daftar simak untuk pemeriksaan sekur jenis perancah kerja

(scaffolding) adalah:

Periksa agar terdapat landasan atau dasar yang kuat di bawah kaki

tiap kerangka pada pekerjaan itu dan bahwa pondasi cukup kering/ada

drainase.

Periksa agar semua pelat dasar atau sekrup-sekrup penyesuaian

rapat pada landasan atau dasar tersebut. Semua sekrup penyesuaian

harus rapat terhadap kaki kerangaka

Harus diperoleh kopi dari gambar layout perancah. Pastikan bahwa

jarak antara (spacing) menara dan jarak antara penguat melintang

menara tidak melebihi jarak antara pada gambar. Bila perlu variasi dari

layout karena masalah dilapangan, dibicarakan dengan engineer yang

membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan perubahan layout.

Kerangka harus diperiksa untuk alinemen pada kedua arah.

Toleransi maksimum untuk kerangka yang kurang tegak adalah 1 :

300. Jika kerangka melampaui toleransi ini, dasar kerangka harus

disesuaikan sampai memenuhi batas toleransi.

Periksa agar tidak terdapat celah (gap) pada ruas sambungan

vertikal atau sambungan pada kerangka. Adanya celah mungkin berarti

adanya distorsi atau letak dasar tidak tepat.

Semua kerangka harus sating dihubungan pada semua menara

penguat melintang berada di tempat.

Pada waktu memeriksa penguat melintang, periksa pula alat

pengunci untuk memastikan bahwa semua alat tersebut sudah tertutup

atau rapat.

Page 30: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 30  

e. Pondasi bangunan

Suatu pekerjaan yang terpenting dalam pembuatan konstruksi adalah

membangun pondasi-pondasi yang kuat, suatu pekerjaan yang

memerlukan perhatian khusus pada tiap tahapan pekerjaan pondasi.

Semua langkah pencegahan harus diambil pada saat pelaksanaan,

supaya tidak timbul kesalahan pada umur pelayanan. Harus diingatkan

bahwa sekali konstruksi dibuka, perbaikan atau perkuatan pondasi sulit

dilaksanakan.

f. Prinsip-prinsip dasar dari beton bertulang

Terdapat banyak persyaratan struktur di mana beton biasa tidak akan

memberikan pemecahan yang diharapkan. Beton bertulang menerima

lebih banyak kondisi pembebanan dari pada beton biasa. Juga dapat

digunakan untuk memperkecil lendutan dan mengurangi ukuran

keretakan. Walaupun pembuatan desain dan detail beton merupakan

tugas perencana, adalah penting bahwa mereka yang mengawasi

dilapangan dapat memahami prinsip- pripsip dasar beton bertulang.

Sifat beton :

Plastis dan mudah dibentuk waktu masih baru.

Berkekuatan tinggi waktu keras. Berkekuatan tarik rendah.

Mempunyai perlawanan (ketahanan) tinggi terhadap api. Tidak

mahal.

Sitat baja :

Dapat dibuat menjadi batang-batang yang cocok untuk dimasukkan

dalam beton.

Mempunyai kekuatan tekan tinggi.

Mempunyai kekuatan tarik tinggi.

Mempunyai ketahanan rendah terhadap api.

Mahal.

Page 31: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 31  

Baja dan beton dikombinasikan bersama karena :

Setelah pengerasan, beton melekat pada baja tulangan dan

keduanya bertindak sebagai satu kesatuan apabila diberi suatu beban.

Ini berarti tendensi pada beton untuk regangan dan retak pada daerah

tegangan tarik dapat langsung dilawan oleh batang-batang baja yang

ditanamkan didaerah itu.

Apabila mengalami perubahan temperatur, beton dan baja memuai

atau menyusut dalam jumlah yang sama-sama. Apabila ini tidak

teIjadi, kekurangan pengikatan antara beton dan baja akan

mencegah tegangan beton untuk diteruskan .pada penulangan

baja dan beton akan retak dan runtuh.

Beton yang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap kerusakan

oleh api, melindungi baja bertula.ng yang ditanam didalamnya,

menjaga dari kehilangan kekuatan pada panas yang tinggi.

Tipe-tipe tegangan yang dijumpai pada suatu struktur :

Tekanan tegangan-tegangan tekan cenderung untuk menyebabkan

hancurnya beton.

Tarikan : tegangan-tegangan tarik cenderung untuk menyebabkan

beton merenggang dan retak.

Geseran : tegangan geser cenderung untuk menyebabkan

penggelinciran diantara bagian-bagian yang berdekatan dalam beton.

g. Desain campuran beton

Campuran beton biasanya direncanakan atas dasar gradasi agregat

bahan yang terdapat ditempat. Campuran percobaan harus diuji

minimum empat minggu sebelum kegiatan pengecoran.

Desain campuran percobaan harus menjelaskan campuran tambahan

atau abu terbang (fly ash) yang akan dipakai, bila menggunakannya.

Engineer di lokasi harus memastikan bahwa ia mempunyai detail

lengkap mengenai gradasi rencana yang disetujui, dan harus

memeriksa secara periodic pada bahan yang dipakai. Jika ada

perubahan besar yang timbul, penyebabnya harus diselidiki dan

Page 32: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 32  

Kontraktor diperintahkan mengambil langkah-langkah untuk

memperbaiki gradasinya. Sebagai usaha terakhir,kontraktor mungkin

perlu merencanakan kembali campuran dan menyerahkan kembali

campuran kepada engineer untuk persetujuan. Tidak boleh ada

penyimpangan dari campuran beton yang disetujui kecuali mendapat

izin tertulis dari Engineer (Structure Engineer).

h. Produksi beton

Tujuan semua prosedur batching dan campuran adalah untuk

menghasilkan beton yang seragam yang mengandung bahan-bahan

dalam perbandingan yang disyaratkan. Untuk mencapai hal ini perlu

dijamin bahwa : Bahan dipelihara agar homogen dan tidak saling

terpisah sebelum dan pada waktu hatching. Peralatan yang tersedia

akan membantu batching bahan secara tepat dalam jumlah yang

diperlukan, dan jumlah tersebut akan dapat diganti dengan mudah jika

dan bila diperlukan. Perbandingan bahan yang diperlukan dipelihara

dari batch ke batch lain. Semua bahan.dimasu!'~an kedalam pengaduk

dalam urutan yang benar. Semua bahan dicampur dengan

mernyeluruh pada waktu pengadukan dan semua partikel agregat

dilapisi dengan pasta semen.Beton, bila dikeluarkan dari pengaduk,

akan seragam dan homogen dalam tiap batch dan dari satu batch ke

batch lainnya.

(1) Beton ready-mix

Beton ready-mix harus memenuhi semua persyaratan syarat-syarat

teknis. Beton ready-mix mempunyai keuntungan hahwa pengendalian

mutu yang haik lehih mungkin pada plant yang hesar dari pada di

lokasi jemhatan dengan kondisi yang ada. Kehanyakan lokasi heton

ready-mix menggunakan lokasi weight hatching untuk pengadukan dan

truck-mounted untuk pencampuran.

(2) Beton yang diaduk di lokasi (Site-batched)

Beton yang diaduk setempat (site-batch) dicampur dalam pengaduk

mekanis dilokasi. Tempat pengadukan beton (Concrete mixing plant)

Page 33: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 33  

paling baik terletak di lokasi dan pada ketinggian yang mudah bagi

pemasukan agregat kedalam tabung penyimpanan (hopper) dan

pengiriman beton yang sudah dicampur kelokasi pekerjaan. Tempat

paling baik untuk menimbang adalah antara bak agregat dan pengaduk

sehingga penuangan (discharge) dapat dilakukan langsung kedalam

pengaduk.

Sebelum dimulainya operasi pengadukan, alat harus diperiksa untuk

memastikan kelancaran serta kebersihannya khususnya harus

diperhatikan drum pengaduk.

i. Penanganan, pengecoran dan pemadatan beton

Penanganan Beton

Dalam penanganan beton, keterlambatan harus diperkecil dan beton

harus dijaga supaya tidak mongering atau terjadi pemisahan. Jika

pekerjaan tertunda untuk jangka waktu lama, harus dipikirkan

pemakaian set retarder (memperlambat pengerasan) dalam campuran

dan diambil langkah agar beton dalam keadaan dingin selama masa

tertundanya pekerjaan. Dalam hal apapun beton tidak boleh dicor ke

dalam acuan bila tingkat kemudahan pengerjaannya (workability) telah

hilang, yaitu slump asli telah banyak berkurang oleh pengeringan atau

pengerasan awal (initial setting), sebab ini dapat menghasilkan beton

berpori yang lemah. Air tidak boleh ditambahkan pada waktu

penanganan waktu penanganan sebab tidak dapat bercampur secara

efektif dan dapat memperlemah beton. Pemisahan (segregation)

adalah berpisahnya agregat kasar dari adukan beton (mortar). Untuk

mencegah pemisahan, langkah berikut harus diadakan :

Menjamin pengadukan dengan benar.

Pengangkutan tanpa benturan atau getaran berlebihan.

Pengecoran beton serapat mungkin pada posisi akhir dalam acuan,

jangan memaksanya mengalir kesamping dengan alat penggetar

(internal vibrator) yang berlebihan. Jika beton harus dipindahkan

dalam acuan pakailah sekop. Catatan : Suatu pengecualian adalah

beton yang dicor dalam zone angker dari gelagar pratekan post-

Page 34: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 34  

tensioned dimana beton mungkin harus dicor bebas dari

penula!1gan rapat dan dipindah mendatar untuk memungkinkan

pengawasan efektifterhadap pemadatan disekitar angker.

Memakai hopper dan talang penghecoran bertentuk pipa jika tinggi

jatuh 2 meter atau lebih.

Menghindari penuangan beton mengenai landasan tulangan

vertical. Menjamin sambungan acuan terekat rapat untuk

menghindari kehilangan air dan adukan.

Masukkan dan mengeluarkan penggetar (vibrator) internal secara

vertical.

Peralatan pengecoran beton

Pilihan peralatan tergantung pada kondisi dan persyaratan lapangan.

Harus diambil langkah untuk mengurangi pemisahan beton dan

pengeringan terlalu dini.Cara-cara paling lazim untuk pengecoran

adalah dengan ember kibble dan pompa beton. Beton dalam volume

yang sedikit dapat dicor oleh pekerja dengan menggunakan kereta

dorong dan atau tukang. Sistem talang yang paling besar lebih efektif

bila medan menungkinkan. Sudut kemiringan 25 hingga 30 derajat

adalah ideal untuk beton dengan slump 40 sampai 50 mm.Beton dapat

dicor secara tepat dan menerus dengan pompa yang digunakanoleh

tim yang terdiri dari dua orang yang pertama mengendalikan pompa

sedangkan yang kedua mengerahkan aliran dengan pekerjaan di

depan operator penggetar dan finisher beton. Pompa biasanya

merupakan unit yang lengkap yang dinaikan di atas truk dengan

kapasitas pengiriman berkisar antara 10 hingga 100 meter kubik per

jam. Pipa penyaluran pada umumnya terbuat dari baja atau karet

dengan penghubung yang mudah untuk dilepas.

Pengecoran beton dalam acuan

Sebelum pengecoran dimulai, acuah harus dibersihkan secara

menyeluruh dengan penyemprotan udara atau air untuk melepaskan

sisa-sisa bahan yang lepas. Mungkin perlu menyediakan lubang

Page 35: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 35  

sementara untuk membersihkan dasar acuan guna memungkinkan

pembersihan dengan baik. Pengecoran harus diawasi dengan hati-hati

menjamin bahwa acuan dan tulangan tidak rusak atau perpindahan

tempat, dan juga beton tidak terpisah. Bila beton dicor dalam acuan

vertical untuk kolom dan dinding, tingkat pengecoran harus

dikendalikan dengan hati-hati untuk menjamin bahwa tingkat itu tidak

melebihi tingkat dalam desain acuan.

Pemadatan beton

Maksud pemadatan beton adalah untuk memastikan bahwa diperoleh

kepadatan maksimum dan bahwa kontak menyeluruh antara beton

dengan permukaan baja penulangan dan acuan dapat dicapai.

Pemadatan menyeluruh sangat penting karena menghasilkan

Kekuatan maksimum

Beton yang pad at dan kedap air.

Pembentukan sudut dengan baik.

Penampilan permukaan yang baik.

Ikatan yang baik dengan penulangan baja, dan

Selimut (penutup) beton yang padat pada penulangan baja.

Tindakan pencegahan untuk pengecoran beton dalam cuaca

panas

Suhu tinggi menyebabkan percepatan hidrasi semen yang

mengakibatkan berkurangnva waktu untuk pengerasan. Air juga hilang

oleh penguapanterutama dalam keadaan banyak angin. Hal ini

mengakibatkan hilangnya kemudahan pengerjaan (workability) beton

dan selanjutnya mempersulit pengecoran, pemadatan dan

penyelesaian. Hal ini akan menghasilkan beton berpori yang lemah

dan timbulnya retakan akibat penyusutan. Penyemprotan lapisan tipis

dapat memperlambat pengtlapan dan memungkinkan pekerjaan

penyelesaian dilakukan dalam waktu yang lebih lama. Jika suhu

sekeliling mungkin melampaui 32° C, sebagaian atau semua tindakan

Page 36: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 36  

pencegahan berikut harus diambil untuk mencegah pengerasan beton

lebih awal :

Pengecoran beton dilakukan pada waktu suhu udara setempat

kemungkinan dibawah 32° C (pada pagi hari atau di waktu malam,

terutama untuk pengecoran pelat lantai).

Melindungi timbunan agregat dari panas matahari.

Menyemprot timbunan agregat kasar dengan air.

Penambahan pecahan es sebagai pengganti air campuran.

Penyuntikan nitrogen cair kedalam campuran pada waktu

campuran berada di dalam pengaduk.

Pembungkusan atau penanaman pipa persediaan air.

Pengecatan tanki air dengan cat putih.

Pendinginan penulangan dan acuan dengan semprotan air.

Melindungi daerah kerja dan tanki air dari panas matahari.

Pembuatan penahan angina.\Mengurangi waktu untuk pengecoran

dan penyelesaian.

Menutupi pekerjaan yang sudah selesai tanpa ditunda-tunda.

Segera dimulai perawatan.

Beton tidak boleh dicor pada pekerjaan bila :

Suhu udara ditempat di atas 35oC.

Suhu udara setempat mungkin akan melampaui 35oC dalam waktu

2 jam setelah pengecoran.

j. Perawatan beton

Tujuan perawatan adalah menahan kelembaban di dalam beton pada

waktu semen berhidrasi, oleh karena itu usahakan tercapainya

kekuatan struktur yang diinginkan dan tingkat kekedapan

(impermeabilitas) yang disyaratkan untuk ketahanannya. Permukaan

beton yang tidak dirawat akan terkikis lebih cepat dari pada yang

dirawat, dan dalam lingkungan agresif, permeabilitas tinggi dapat

menyebabkan berkaratnya penulangan. Perawatan yang kurang dapat

menyebabkan pula penyusutan beton lebih banyak. Setelah beton

dicor dan dipadatkan, beton harus dilindungi serta dirawat dengan

Page 37: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 37  

memadai sesuai dengan syarat-syarat teknik. Semua sifat-sifat beton

seperti kekuatan, kerapatan air, ketahanan terhadap aus dan stabilitas

volume meningkat sesuai dengan umur beton selama terdapat kondisi

yang memadai untuk hidrasi yang berlanjut dari semen.

Peningkatan itu berlangsung dengan cepat pada umur awal tetapi

berlanjut dengan lebih lambat untuk suatu masa yang tidak ditentukan.

Dua kondisi diperlukan :

Adanya kelembaban.

Suhu yang memadai

Beton dapat dipelihara kelembabannya dengan beberapa cara

perawatan yaitu :

Cara yang memberikan tambahan kelembaban pada permukaan

beton pada waktu masa pengerasan awal. Cara-cara ini termasuk

menggenangi, menyiram dan menutupi dengan penutup basah

(misalnya karung, tanah, pasir, atau jerami).

Cara-cara yang mencegah kehilangan kelembaban dari beton

dengan menutupi permukaan. Hal ini dapat dilakukan dengan kertas

tanah air, lembaran plastic, cairan pembentuk dan menutupi dengan

penutup basah (misalnya karung, tanah, pasir, atau jerami).

Perawatan suhu tinggi, misalnya perawatan uap dan auto cleaving.

Suhu tinggi mempercepat reaksi kimia dan kelembaban diberikan

oleh uap atau dipertahankan oleh ruangan auto clave.

Perawatan harus dilanjutkan tanpa gangguan selama mungkin

paling sedikit untuk masa yang disyaratkan (umumnya 7 hari),

dimulai dari saat beton telah diberi penyelesaian awal.

k. Pengujian beton

Pengujian pengendalian mutu beton harus dilaksanakan menurut cara

pengujian AASHTO yang sesuai dalam syarat-syarat teknik. Selain

pengujian komponen baha beton, beton diuji pada waktu pembuatan

untuk konsistensi dan kemudahan pengerjaan (workability), dan

setelah mengeras untuk kekuatan tekan serta sifat-sifat lain. Penelitian

visual oleh pengawas, pada beton yang dikirim ke lokasi sangat

Page 38: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 38  

penting untuk mendeteksi kesalahan dalam batching. Perubahan yang

tampak harus segera dilanjutkan dengan pengujian slump dan

pembuatan silinder pengujian tambahan jika dianggap perlu.

Pengujian slump

Kemudahaan pengerjaan (workability), dan setelah mengeras untuk

kekuatantekan serta sifat-sifat lain. Penelitian visual oleh pengawas,

pada beton yang dikirim ke lokasi sangat penting untuk mendeteksi

kesalahan dalam batching. Perubahan yang tampak harus segera

dilanjutkan dengan pengujian slump dan pembuatan silinder pengujian

tambahan jika dianggap perlu.

Pengujian slump

Pengjuian slump dari beton yang baru dicampur merupakan cara

utama untuk meneliti konsistensi dan kemudahan pengerjaan

(workability). Pengujian slump harus dilakukan pada campuran

percobaan dan suatu kisaran (range) slump yang dapat diterima harus

ditentukan pada saat itu. Pengujian slump harus dilakukan pada tiap

batch beton yang disediakan oleh pengaduk transit sebelum dicor pada

acuan. Jika slump terlalu tinggi atau terlalu rendah, penyebabnya harus

dicari dan diperbaiki. Beton dengan slumpdi luar kisaran (range) yang

ditentukan harus ditolak.

Pengujian kekuatan tekan

Pengujian kuat tekan yang mengeras diperlukan pada waktu

pelaksanaan untuk menjamin bahwa asumsi desain untuk kekuatan

tekan dipenuhi. Jumlah benda uji hang harus diambil dari tiap tuangan

beton harus sesuai dengan syarat-syarat teknik. Benda uji yang harus

diambil dari talang tuang (discharge chute) dari pengaduk atau truk.

Benda uji tidak boleh diambil dari bagian perempat (quarter) pertama

atau terakhir dari beton dalam pengaduk atau truk. Benda uji harus

didapatkan dengan hati-hati, diselesaikan, dan ditandai dengan jelas

untuk identifikasi lebih lanjut dengan batch serta truk, dan lokasi beton

yang diwakili oleh benda uji itu. Benda uji harus diusahakan tetap

Page 39: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 39  

lembab sampai sebelum pengujian. Benda uji boleh dikeluarkan dari

acuan (demoulded) setelah 18 jam, jika perlu, dan diangkut secara

hati-hati ke lab pengujian dalam keadaan masih tertutup dengan

karung bawah atau dibungkus plastic untuk mencegah pengeringan.

Waktu Pengujian

Biasanya diterimanya beton dihubungkan dengan kekuatan 28 hari.

Akan tetapi oleh karena urutan pelaksanaan berlangsung dalam waktu

yang singkat, dan pengecoran lebih lanjut akan disambung pada beton

yang ada kurang dari 28 hari setelah pengecoran sebelumnya,

pengujian tambahan yang lebih awal dari 28 hari mungkin diperlukan.

Pengawas pelaksanaan harus mengusahakan bahwa tiap bagian

beton mempunyai kekuatan dan mutu yang memadai sebelum

dibangun di atasnya oleh bagian beton yang lain, karena itu

menyebabkan langkah perbaikan sukar dilaksanakan bilamana kelak

ditemukan beton dengan kekuatan kurang (understrength). Dalam hal

demikian pengawas pelaksana harus menentukan, dengan pengujian

sebelumnya, kurva peningkatan kekuatan terhadap waktu mutu beton

yang dipakai sehingga penilaian perbandingan dapat dilakukan pada

waktu kurang dari 28 hari.

Penerimaan dan penolakan

Beton adalah bahan dengan kekuatan variable, dan cara normal untuk

menyatakan kekuatan yang perlu adalah 95 persen atau kekuatan

“karakteristik” yaitu kekuatan, dimana 95% dari semua pengujian akan

melampaui kekuatan yang disyaratkan (dan 5% akan dibawah

kekuatan yang disyaratkan). Kekuatan yang ditargetkan dipilih

berdasarkan derajat pengendalian mutu yang diharapkan pada bahan

dan penangan beton di lapangan. Syarat-syarat teknik harus diteliti

untuk pedoman mengenai pilihan devisa standar dan kekuatan yang

menyebabkan penolakan terhadap beton.

Page 40: Metode Pengendalian Pekerjaan

Kontrak Berbasis Kinerja Semarang - Bawen 40  

l. Quality Assurance

Jaminan mutu memerlukan perubahan structural terhadap metode

supervise. Juga diperlukan supervise yang permanent standarisasi test

dan pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta criteria untuk

penaksiran (termasuk toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula

guideline yang spesifik untuk supervisor dan client atua pihak ketiga

(seperti konsultan atau team audit teknis).

Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan

konstruksi ialah kecermatan rancangan. Rancangan yang dibuat

berdasarkan dana yang tersedia dan/atau berdasarkan survey yang

tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah mutu

dibandingkan dengan rancangan yagn secara akurat mewakili

kebutuhan-kebutuhan dilapangan. Pada format kontrak saat ini,

supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan kontraktor mengikuti

standard. Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasarnya berarti

pergeseran tanggung jawab yaitu : kontraktor harus membuktikan

bahwa pekerjaan itu dilakukan menurut spesifikasinya, bukannya

supervisor harus membuktikanbahwa pekerjaan ada di bawah

standard.

m. Diagram Alir Pekerjaan Fisik

Untuk memperjelas suatu gambaran dari tugas dan kewajiban

supervise sehubungan dengan aktivitas dari proyek ini, maka dibuat

suatu bagan alir (diagram alir).

Page 41: Metode Pengendalian Pekerjaan

Laporan Akhir

Memeriksa dan menyetujuidaftar peralatan,

fasilitascamp,lokasi AMP,

Memeriksa danrekomendasi personil utama

kontraktor

Memeriksa dan menyetujui AsBuilt drawing yang dibuat

kontraktor

Pemeriksaan penyerahanpekerjaan

Pekerjaan masa pemeliharaanPersiapan keseluruhan yang

diperlukan, gambar tambahanuntuk kerja kontraktor yang

disetujui employer

Contract change order bila ada

Addendum kontraktor bila ada

Rekomendasi lain jika adaMemeriksa dan menatametodologi kualitas dan

kuantitas

Memeriksa stacking out/pengukuran

Memeriksa dan menyetujui metodekonstruksi

Memeriksa dan menyetujui

Memeriksa dan menyetujuimetode dan jadwal

pelaksanaan konstruksikontraktor

Koordinasi proyek

Inspeksi lapangan

Pengujian laboratorium

Record kondisi cuaca

Pengukuran kuantitas

Tinjauan dokumenlelang dan collecting

data

Proses perubahanrencana jika diperlukanpenyesuaian dan revisi

rencana

Survei, verifikasi data, pengendaliankerja

Kelengkapan kontraktor

Rekomendasi usulan pelaksanaan

Reporting

Pembayaran Termiyn

Catatan kondisi yang tidak pasti di lapangan dan mencegah kelambatan

Pengawasan kemajuan

Mengarahkan kepada kontraktor

Menghindari / memeriksa claim kontraktor

GAMBAR 1. FLOWCHART AKTIVITAS SUPERVISI

Persiapan keseluruhan yangdiperlukan, gambar tambahan

untuk kerja kontraktor yangdisetujui employer

Membantu employer untukmemeriksa dan menyelesaikan

problem utama untuk mencegahyang tidak perlu dari kontraktor

Mendapatkan dan memelihara segala jaminan yang diperlukan : material, peralatan

Rekomendasi lain jika adaMemeriksa dan menatametodologi kualitas dan

kuantitas

Memeriksa dan menyetujui

Dapatkah pekerjaan dimulai?

Dapatkah pekerjaan dimulai?

Page 42: Metode Pengendalian Pekerjaan

Tidak

Ya

GAMBAR 2

FLOWCHART LANGKAH - LANGKAH CARA MENGONTROL UNTUK AKTIVITAS YANG AKAN DIMULAI

Dapatkah pekerjaan dimulai?

OK

Dapatkah pekerjaandimulai?

Diperlukan PenangananPemecahannya

GAMBAR 2

FLOWCHART LANGKAH - LANGKAH CARA MENGONTROL UNTUK AKTIVITAS YANG AKAN DIMULAI

Page 43: Metode Pengendalian Pekerjaan

Tidak Tidak

Ya Ya

Tidak

Ya

OK OK Tangani

Berapa Lama Terlambat ? Kenapa ? 

Apa Prestasinya Sampai Waktu 

Kontrol Tercapai ?

Pekerjaan yang seharusnya sudah 

dimulai

Apakah Pekerjaan ini 

Sesuai Schedul 

Mulainya?

Kenapa Tidak Dimulai? Apa 

Penangguhannya Dapat Dikejar?

Berapa Lama Ditangguhkan? 

Ada Float ?

Ya

Tidak

Ya

GAMBAR 3. FLOWCHART LANGKAH ‐ LANGKAH CARA MENGONTROL PEKERJAAN YANG SEHARUSNYA SUDAH MULAI

Tangani

OKApa Prestasinya Bisa 

Dikejar?

OK Berapa Lama 

Perpanjangan Ada Float ?

Page 44: Metode Pengendalian Pekerjaan

Tidak

YaSisa Waktu Samapi 

Selesai?Alasan Keterlambatan?

Diperlukan Penanganan 

Pekerjaan Seharusnya Selesai

OK

FLOWCHART LANGKAH ‐ LANGKAH CARA MENGONTROL UNTUK AKTIVITASYANG SEHARUSNYA SUDAH SELESAI

GAMBAR 4

Page 45: Metode Pengendalian Pekerjaan

 

PENGAWAS / PROYEK

Pemeriksaan Mutu Bahan

KONTRAKTOR

Survey Lokasi Sumber Bahan

Penentuan Sumber Bahan

Permohonan Pemakain Bahan

Periksa Mutu Bahan

Proses PengelolaanMaterial

Proses Penyiapan Rumusan Kerja

JMF

GAMBAR 6. PENGENDALIAN MUTU DALAM PEKERJAAN PENGAWASAN

Pelaksanaan Pekerjaan 

Pengujian Mutu

Mutu Sesuai Spec.

Persetujuan Mutu Hasil Pekerjaan

Penanganan Perbaikan

Dokumentasi Mutu Hasil 

Pekerjaan

Page 46: Metode Pengendalian Pekerjaan

 

Pengawasan

Survey

Shop Drawing

Pemasokan 

Ijin Pelaksanaan 

Volume Rencana

PENGAWAS / PROYEK KONTRAKTOR

Periksa

Pelaksanaan Pekerjaan

Pemohonan Pemeriksa dan 

Pengukuran Pekerjaan

GAMBAR 7. PENGENDALIAN VOLUME PEKERJAAN

Diperiksa Team Pengawas

Pengawasan

Konsep Termyn

Diperiksa Konsultan

Termyn

BA. Hasil Pengukuran

Evaluasi Team Pengawas

Lebih Dari Volume Rencana ( Tidak 

Diterima / Dibayar

Sesuai Voleme 

Rencana

Dapat 

Dipertanggung 

Jawab Secara 

Pengukuran Volume Pekerjaan

Page 47: Metode Pengendalian Pekerjaan

Konsultan Pengawas Pemberi Tugas

Pemimpin Proyek

Persetujuan

Pembayaran Termyn

GAMBAR 8 : FLOW CHART  PROSEDUR SERTIFIKASI TERMYN

Kontraktor

Termyn

Back ‐Up Quantity

Back ‐ Up Quality

Site Engineer

Page 48: Metode Pengendalian Pekerjaan

1. Dokumen Kontrak 1. Time Schedule 1. Termyn 1. Berita Acara PHO

2. Gambar Rencana 2. Mco 2. Back‐up Quantity 2. AdministrasiKantor

3. Struktur Organisasi 3. Request & Shop Drawing 3. Back‐up Quality Control 3. Mutu ( Pengujian )

4. Buku Direksi 4. Quantity Sheet 4. Mutu ( Dimensi )

5. Laporan Harian 5. Defect & Deficiensies

6. Laporan Mingguan

7.  Risalah Rapat

8. BA. Opname Pekerjaan

9. Record Cuaca

10. Poto Dokumentasi

11. Change Order

12. Addendum

13. Quality Control

14. As. Built Drawing

FHO

Berita Acara FHO

Tahap Awal Tahap Pelaksanaan Tahap Pembayaran PHO

GAMBAR 9 : ADMINISTRASI PROYEK PERIODE PELAKSANAAN FISIK