4b205388d01

Upload: firmania-davinchi

Post on 18-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP ELEMEN

    PLAT dan FONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN

    GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

    SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1

    Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik

    Oleh

    Dwi Ari Ustoyo

    NIM 5150402019

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2007

  • ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Skripsi dengan judul APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP

    ELEMEN PLAT dan FONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG

    REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG telah disetujui

    oleh dosen pembimbing Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

    Semarang.

    Hari : Jumat

    Tanggal : 4 Mei 2007

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

    Toriq Arif G., ST. MSCE. Drs.Tugino, MT NIP.132 134 676 NIP.131 763 887

  • iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Skripsi dengan judul APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP

    ELEMEN PLAT dan STRUKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG

    REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG.

    Oleh :

    Nama : Dwi Ari Ustoyo

    NIM : 5150402019

    Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian Skripsi Jurusan Teknik

    Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang pada :

    Hari :

    Tanggal :

    Susunan Dewan Penguji,

    Penguji I Penguji II

    Toriq Arif G., ST. MSCE. Drs.Tugino, MT. NIP.132 134 676 NIP. 131 763 887

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Sipil

    Prof. Dr. Soesanto, M.Pd Drs. Lashari, MT NIP.130 875 753 NIP. 131 741 402

  • iv

    PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar karya

    saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.

    Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

    berdasarkan kode etik ilmiah.

    Semarang, 2007

    Dwi Ari Ustoyo NIM.5150402019

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto:

    1. Dalam menentukan pilihan ikutilah kata hatimu, dalam menggapai cita-cita

    kobarkanlah semangat pantang menyerah dan jangan bergantung pada

    keadaan sebelum kita berusaha terlebih dahulu.

    2. Belajarlah karena manusia tidak dilahirkan pandai, dan orang berilmu tidaklah

    sama dengan orang bodoh (Imam Safii).

    3. Alangkah indahnya dianugerahi mencintai&dicintai oleh orang lain walaupun

    semuanya itu, mungkin hanyalah sebuah buku yang tertata rapi dalam ruang

    kalbu dan tumpukkan angan tanpa pernah jadi kenyataan. Rahasia hati akan

    slalu tertanam dalam dasar jiwa karena lebih bijak berkorban demi

    kebahagiaan Sang Dewi, walau hati slalu tertunduk ragu menahan rindu..........

    Persembahan:

    Skripsi ini kupersembahkan untuk:

    1. Bapak dan ibu yang saya hormati dan kakak serta

    adikku yang saya cintai.

    2. Spesial untuk (Radhik, Zaeni, Rinouw) yang selalu

    bersama-sama berjuang demi terselesainya skripsi ini.

    3. Orang yang selalu menjadi cahaya dan mengisi dasar

    jiwaku dengan doa, harapan serta selalu menjadi

    inspirasi dalam kehidupanku (semoga akhirnya ku

    menemukanmu).

    4. Rekan-rekan seperjuangan Teknik Sipil angkatan 02.

    5. Semua orang yang telah mengkritik, mendidik dan

    membantu dalam kehidupanku.

  • vi

    SARI

    Ustoyo Dwi Ari. 2007. Aplikasi Value Engineering Pada Elemen Struktur Pada

    Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang. Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Pembimbing II Drs. Tugino, MT.

    Kata kunci : Value Engineering, Saving Cost, Existing, Struktur

    Value Engineering adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu. Value engineering digunakan untuk mencari suatu alternatif-alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/ lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Penerapan value engineering dilakukan pada pekerjaan plat dan fondasi. Analisis value engineering dilakukan pada proyek pembangunan gedung rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana memunculkan alternatif-alternatif sebagai pengganti pekerjaan existing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya cost saving yang terjadi setelah dilakukan penerapan value engineering.

    Penelitian dimulai dengan melakukan survey mencari data untuk kemudian dianalisis value engineering. Data-data primer didapat dengan melakukan survey mencari data-data proyek. Data-data sekunder didapat dengan melakukan survey mencari buku-buku literature, referensi yang berkaitan dengan value engineering dan brosur daftar harga bahan yang diperlukan. Dalam melakukan proses value engineering dibagi menjadi 5 tahap, yaitu tahap informasi, kreatif, analisis, pengembangan dan rekomendasi. Untuk memilih pekerjaan alternatif terbaik, sebelumnya harus dilakukan perhitungan dari segi desain struktur dan rencana anggaran biaya, baru dilakukan perhitungan value engineeringnya.

    Hasil penelitian didapat bahwa penerapan value engineering pada pekerjaan pekerjaan plat dengan menaikkan mutu beton keuntungan yang diperoleh, diantaranya adalah dimensi plat menjadi lebih kecil dan terdapat cost saving sebesar Rp 17.454.680, sedangkan dengan menggunakan plat precast keuntungan yang didapat antara lain, waktu pelaksanaan menjadi cepat, mutu terjamin, terdapat pengurangan tenaga kerja dan menghasilkan cost saving sebesar Rp 13.199.407. Pada pekerjaan fondasi dengan menggunakan tiang pancang diameter 35 cm keuntungan yang didapat antara lain, pengurangan jumlah fondasi, waktu pelaksanaan menjadi cepat dan menghasilkan cost saving sebesar Rp 11.907.650, sedangkan dengan menggunakan fondasi sumuran keuntungan yang didapat adalah pengurangan jumlah fondasi, tetapi tidak terdapat cost saving, karena biaya rencana lebih besar dari existing.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat yang wajib ditempuh mahasiswa

    dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik pada program studi Teknik Sipil di Fakultas

    Teknik Universitas Negeri Semarang.

    Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

    berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan moriil

    maupun materiil sehingga dapat memudahkan dalam penyelesaiannya. Oleh karena

    itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya

    kepada :

    1. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

    Semarang,

    2. Drs. Lashari, MT., Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

    Negeri Semarang,

    3. Drs. Henry Apriyatno, MT, Ketua Prodi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang,

    4. Thoriq Arif G., ST. MSCE. Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan

    waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan evaluasi dalam

    penyusunan skripsi.

  • viii

    5. Drs. Tugino, MT. Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu

    untuk memberikan bimbingan, arahan dan evaluasi dalam penyusunan

    skripsi.

    6. Bapak dan ibu selaku orang tua yang selama ini telah memberikan

    dorongan baik moriil maupun materiil.

    7. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.

    Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan kepada mereka semua

    sesuai amalnya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan adanya skripsi ini dapat

    bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.

    Semarang, Mei 2007

    Penulis

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul....................................................................................................... i

    Persetujuan Pembimbing....................................................................................... ii

    Pengesahan Kelulusan........................................................................................... iii

    Motto dan Persembahan........................................................................................ v

    Sari ....................................................................................................................... vi

    Kata Pengantar ...................................................................................................... vii

    Daftar Isi ............................................................................................................... ix

    Daftar Notasi ......................................................................................................... xiii

    Daftar Tabel .......................................................................................................... xvii

    Daftar Gambar....................................................................................................... xix

    Daftar Lampiran.................................................................................................... xx

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .................................................................................. 1

    B. Batasan Masalah ............................................................................... 4

    C. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

    D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

    E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

    F. Sistematika Penelitian ....................................................................... 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Value Engineering............................................................................. 8

  • x

    1. Pengertian Value Engineering....................................................... 8

    2. Karakteristik Value Engineering................................................... 11

    3. Tahapan-tahapan Dalam Value Engineering ................................ 12

    B. Rencana Anggaran Biaya .................................................................. 29

    C. SAP 2000........................................................................................... 30

    D. Beton ................................................................................................. 31

    E. Beton Precast / Pracetak .................................................................... 32

    F. Pekerjaan Srtuktur Bangunan ............................................................ 35

    1. Plat Dua Arah............................................................................... 35

    2. Plat Precast ................................................................................... 45

    3. Fondasi ........................................................................................ 51

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian.................................................................................. 63

    B. Tempat Penelitian ............................................................................. 64

    C. Proses Penelitian ............................................................................... 64

    1. Tahap Persiapan ............................................................................ 64

    2. Data Penelitian .............................................................................. 65

    3. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 65

    4. Analisis Data ................................................................................. 66

    5. Hasil Analisis ................................................................................ 71

    D. Flow Chart Penelitian ........................................................................ 71

  • xi

    BAB IV ANALISIS VALUE ENGINEERING PROYEK GEDUNG

    REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

    A. Latar Belakang Proyek...................................................................... 75

    B. Data Proyek....................................................................................... 76

    C. Struktur Organisasi Proyek ............................................................... 77

    D. Rencana Anggaran Biaya Proyek...................................................... 78

    E. Teknik Mengidentifikasi Pekerjaan yang Akan di VE ..................... 78

    1. Cost Model .................................................................................... 78

    2. Breakdown .................................................................................... 82

    F. Studi Value Engineering.................................................................... 83

    1. Analisis Value Engineering pada Item Pekerjaan Plat................... 84

    2. Analisis Value Engineering pada Item Pekerjaan Fondasi ............ 86

    G. Tahapan Dalam Analisis VE pada Pekerjaan Struktur Atas ............. 87

    1. Tahap Informasi ............................................................................. 88

    2. Tahap Kreatif ................................................................................. 90

    3. Tahap Analisis................................................................................ 94

    4. Tahap Pengembangan .................................................................... 114

    5. Tahap Rekomendasi ....................................................................... 114

    H. Tahapan Dalam Analisis VE pada Pekerjaan Bawah........................ 117

    1. Tahap Informasi ............................................................................. 118

    2. Tahap Kreatif ................................................................................. 120

    3. Tahap Analisis................................................................................. 124

    4. Tahap Pengembangan ..................................................................... 158

  • xii

    5. Tahap Rekomendasi ....................................................................... 158

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ......................................................................................... 161

    B. Saran ................................................................................................... 162

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xiii

    DAFTAR NOTASI

    EKONOMI TEKNIK

    A = sejumlah uang yang dibayar seiap tahun

    F = sejumlah uang pada saat yang akan datang.

    i = besarnya suku bunga tahunan ( % )

    n = jumlah tahun

    P = sejumlah uang pada saat ini.

    PERHITUNGAN PLAT DUA ARAH

    Aslx = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-x

    Asly = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-y

    Astx = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-x

    Asty = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-y

    Atul = luas tulangan per diameter

    b = lebar plat per 1m

    dx = tinggi efektif d dalam arah-x

    dy = tinggi efektif d dalam arah y

    Dx = diameter tulangan arah-x

    Dy = diameter tulangan arah-y

    fc = kuat tekan beton yang ditentukan, MPa

    fy = tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja

    h = tebal plat

    hmin = tinggi minimum plat

    k = koefisien tahanan

    Ib1 = momen inersia balok tepi -1

    ln = bentang bersih plat yang menentukan (sisi panjang)

  • xiv

    Is1 = momen inersia pelat tepi-1

    Mlx = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-x

    Mly = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-y

    Mtx = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-x

    Mty = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-y

    n = jumlah tulangan

    p = selimut beton

    s = jarak spasi antar tulangan

    1 = kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi pendek (tepi-1)

    m = nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat = nilai banding sisi panjang dan sisi pendek

    = ly / lx ; ly > lx

    1 = faktor reduksi kuat tekan beton 0,85 untuk fc 30 MPa

    0,85 0,008(fc 30) untuk fc = 30 55 MPa

    0,65 untuk fc 55 MPa

    = faktor reduksi kekuatan

    aksial tarik, dan aksial tarik dengan lentur= 0,8

    aksial tekan, dan aksial tekan dengan lentur

    - komponen struktur dengan tulangan spiral maupun sengkat ikat = 0,70

    - komponen struktur dengan tulangan sengkang biasa = 0,65

    = rasio penulangan plat min = rasio tulangan minimum aktual = rasio tulangan yang diperlukan maks = rasio tulangan maksimum

  • xv

    PERHITUNGAN PLAT PRECAST

    a = tinggi distribusi tegangan persegi dari muka balok tekan

    As = luas tulangan lapangan per meter lebar

    Atul = luas tulangan per diameter

    d = tinggi efektif

    D = diameter tulangan

    L = panjang precast

    Mn = momen nominal penampang

    Mr = momen rencana

    Mu = momen perlu ultimate

    PERHITUNGAN FONDASI TIANG PANCANG

    A = luas dasar tiang pancang (cm2)

    bo = keliling daerah kritis

    b1 = lebar kolom

    B = lebar pile cap

    d = tinggi efektif pile cap

    Eg = end bearing piles, diasumsikan 1,0

    F = rasio penulangan yang diperlukan

    Fmax = rasio penulangan maksimum

    My = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu x

    Mx = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu y

    n1 = jumlah fondasi

    O = keliling tiang (cm)

    P = beban aksial bangunan

    qc = perlawanan ujung sondir (kg/cm2)

    Q = beban yang didukung oleh tiang

    Qijin = kapasitas ijin pondasi

    th = tebal pile cap

  • xvi

    Tf = total friksi sondir (kg/cm2)

    Vu = kuat geser terfaktor pada penampang

    xi = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu x

    yi = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu y

    (x2) = jumlah kuadrat jarak x terhadap titik o

    (y2) = jumlah kuadrat jarak y terhadap titik o

    Vc = tegangan geser yang diijinkan

    PERHITUNGAN FONDASI SUMURAN

    c = kohesi tanah

    Df = kedalaman fondasi

    D1 = diameter sumuran luar

    D2 = diameter sumuran dalam

    f = gaya perlawanan akibat lekatan per satuan luas

    Nc, Nq, N = faktor daya dukung Terzaghi Qu = daya dukung ultimate

    R = jari-jari sumuran

    SF = faktor keamanan = 2-3

    2 = angka faktor gaya gesek = berat jenis tanah (tabel 2.8) = sudut gesek internal

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Breakdown .................................................................................... 15

    Tabel 2.2 Analisis Fungsi............................................................................... 19

    Tabel 2.3 Metode Zero-One ........................................................................... 22

    Tabel 2.4 Metode Zero-One untuk Mencari Bobot........................................ 23

    Tabel 2.5 Metode Zero-One Mencari Indeks ................................................. 25

    Tabel 2.6 Matrik Evaluasi.............................................................................. 26

    Tabel 2.7 Beban Mati Bahan Bangunan dan Komponen Bangunan.............. 39

    Tabel 2.8 Beban Hidup Pada Lantai Gedung................................................. 40

    Tabel 2.9 Momen Yang Menentukan per Meter Lebar Dalam Jalur Tengah

    Pada Plat Dua Arah Akibat Beban Terbagi Rata ......................... 41

    Tabel 2.10 Rasio Penulangan fc = 30 Mpa, fy = 240 MPa............................. 46

    Tabel 2.11 Luas, Berat Tulangan perDiameter ................................................ 47

    Tabel 2.12 Jarak Fondasi Tiang Minimum ...................................................... 52

    Tabel 2.13 Nilai-Nilai Faktor Daya Dukung Terzaghi .................................... 59

    Tabel 2.14 Hubungan 2 dan (Sudut Gesek Dalam Tanah)........................ 59 Tabel 2.15 Rasio Penulangan fc = 25 Mpa, fy = 240 Mpa............................. 62

    Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya Secara Global ....................................... 79

    Tabel 4.2 Breakdown Pekerjaan Struktur....................................................... 83

    Tabel 4.3 Informasi Umum dan Kriteria Desain Pekerjaan Plat.................... 88

  • xviii

    Tabel 4.4 Analisis Fungsi Pekerjaan Plat....................................................... 89

    Tabel 4.5 Keuntungan dan Kerugian Alternatif PekerjaanPlat ...................... 92

    Tabel 4.6 Kriteria Desain Alternatif Pekerjaan Plat....................................... 93

    Tabel 4.7 Perbandingan Harga Existing dan Alternatif Pekerjaan Plat.......... 107

    Tabel 4.8 Analisis Fungsi Pekerjaan Plat....................................................... 108

    Tabel 4.9 Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Plat.......................... 109

    Tabel 4.10 Metode Zero-One Mencari Indeks ................................................. 110

    Tabel 4.11 Matrik Evaluasi Pekerjaan Plat...................................................... 113

    Tabel 4.12 Informasi Umum dan Kriteria Desain Struktur Bawah ................. 118

    Tabel 4.13 Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi ................................................ 119

    Tabel 4.14 Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan fondasi ............... 122

    Tabel 4.15 Kriteria Desain Alternatif Pekerjaan Fondasi ................................ 123

    Tabel 4.16 Perbandingan Harga Existing dan Alternatif Struktur Bawah ....... 150

    Tabel 4.17 Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi ................................................ 151

    Tabel 4.18 Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Fondasi ................... 152

    Tabel 4.19 Metode Zero-One Mencari Indeks ................................................. 154

    Tabel 4.20 Matrik Evaluasi Pekerjaan Fondasi ............................................... 157

  • xix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Berbagai Elemen Yang Mempengaruhi Perencanaan Biaya

    Suatu Bangunan Gedung............................................................ 8

    Gambar 2.2 Cost Model Untuk Gedung Standar ........................................... 19

    Gambar 2.3 Distribusi Biaya Total ................................................................ 27

    Gambar 2.4 Penulisan Diagram Soal ............................................................. 30

    Gambar 2.5 Plat Precast ................................................................................. 37

    Gambar 2.6 Plat Dua Arah ............................................................................. 39

    Gambar 2.7 Diagram Momen Rancang ......................................................... 41

    Gambar 2.8 Penulangan Plat .......................................................................... 45

    Gambar 2.9 Penulangan Topping ................................................................... 51

    Gambar 2.10 Kelompok Fondasi Tiang ........................................................... 57

    Gambar 2.11 Penampang Pile Cap................................................................... 58

    Gambar 2.12 Penampang Fondasi Sumuran .................................................... 64

    Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian................................................................. 75

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek ........................................................ 80

    Gambar 4.2 Cost Model Proyek Gedung Rektorat Unimus........................... 84

    Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Pekerjaan Plat Dengan Biaya

    Perencanaannya.......................................................................... 116

    Gambar 4.4 Grafik Hubungan Pekerjaan Fondasi Dengan Biaya Rencana... 159

  • xx

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Output Perhitungan SAP 2000

    Lampiran 2 Perhitungan Pekerjaan Plat

    Lampiran 3 Perhitungan Pekerjaan Fondasi

    Lampiran 4 Data Spesifikasi Survey Bahan

    Lampiran 5 Data Penyelidikan Tanah Proyek Gedung Rektorat Unimus Rencana

    Lampiran 6 Kerja Syarat (RKS) Proyek Gedung Rektorat Unimus

    Lampiran 7 Rencana Anggaran Biaya Proyek Gedung Rektorat Unimus

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek bangunan harus

    direncanakan dengan efisien dan optimal. Banyak hal yang dapat dilakukan

    sebelum membuat RAB, diantaranya pemilihan desain dan bahan yang akan

    dipakai. Pemilihan desain dan bahan sangat penting dilakukan, karena akan

    menunjukkan mutu dan kualitas daripada bangunan tersebut. Setelah RAB

    selesai, terkadang masih ada beberapa item pekerjaan yang memiliki anggaran

    biaya yang besar.

    Dalam Manajemen Konstruksi (MK) terdapat suatu disiplin ilmu

    teknik sipil yang dapat digunakan untuk mengefesienkan dan mengefektifkan

    biaya. Ilmu tersebut dikenal dengan nama Value Engineering/ Rekayasa Nilai.

    Value Engineering merupakan suatu ilmu baru dalam dunia MK, karena

    masuk ke Indonesia mulai tahun 1980-an. Pemerintah baru menggunakannya

    pada tahun 1990-an dan keberadaan Value Engineering itu sendiri masih

    sebagai badan konsultan serta hanya dibutuhkan oleh proyek-proyek tertentu

    saja yang membutuhkan jasa konsultan Value Engineering.

    Value Engineering (VE) adalah suatu cara pendekatan yang kreatif

    dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan

    biaya-biaya yang tidak perlu.VE digunakan untuk mencari suatu alternatif-

    alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih

    1

  • 2

    baik/ lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan

    batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Dalam perencanaan VE biasanya

    melibatkan pemilik proyek, perencana, para ahli yang berpengalaman

    dibidangnya masing-masing dan konsultan VE.

    Pada penelitian ini, perencanaan VE dilakukan pada tahap setelah

    perencanaan proyek. Analisis VE dilakukan pada pekerjaan struktur. Dalam

    RAB biasanya pekerjaan struktur memiliki biaya dan bobot pekerjaan yang

    besar. Biaya yang besar tersebut dipengaruhi dari segi pemilihan desain dan

    bahan yang digunakan. Analisis VE dilakukan dengan memunculkan ide-ide

    yang kreatif untuk mengganti perencanaan existing pekerjaan struktur. Dalam

    memunculkan alternatif-alternatif pengganti pemilihan desain dan bahannya

    harus tepat, murah, kuat dan ekonomis. Selain itu, pemilihan desain dan bahan

    alternatif pengganti pekerjaan struktur nantinya juga akan berpengaruh pada

    pembiayaan dari segi waktu dan metode pelaksanaan. Analisis VE dalam

    penelitian ini dilakukan pada pekerjaan struktur atas khususnya pekerjaan plat

    dan pada pekerjaan struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi. Setelah

    dilakukan analisis VE diharapkan nanti terdapat cost saving/ penghematan

    biaya dari biaya pekerjaan struktur secara keseluruhan.

    Pada pembahasan Value Engineering disini dilakukan pada proyek

    pembangunan gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang.

    Bangunan ini terdiri dari 4 lantai dengan luas perlantai 558 m2. Perencanaan

    awal struktur atas khususnya balok, kolom dan plat menggunakan beton

    bertulang. Pekerjaan ini memiliki biaya dan bobot yang lebih besar. Pekerjaan

  • 3

    struktur plat dipilih karena memiliki biaya yang lebih besar dibanding

    pekerjaan struktur atas beton bertulang lainnya. Sebagai alternatif pengganti,

    nantinya akan diusulkan plat precast/ pracetak. Dengan adanya plat precast

    bisa mengurangi volume pekerjaan plat, seperti tidak diperlukannya pekerjaan

    perancah saat pengecoran plat topping. Plat topping adalah plat yang dicor

    diatas plat precast agar plat precast menjadi satu kesatuan dengan struktur

    balok. Dengan adanya pengurangan volume pekerjaan otomatis biaya

    pekerjaan akan menjadi berkurang. Disamping itu nanti juga dimunculkan

    alternatif dengan menaikkan mutu beton pada pekerjaan plat.

    Analisis VE dilakukan pada struktur bawah khususnya pekerjaan

    fondasi karena adanya perubahan beban bangunan yang ditumpu oleh fondasi.

    Perubahan beban bangunan ini disebabkan karena adanya perubahan desain

    dan bahan struktur atas saat dilakukan analisis VE. Perencanaan awal fondasi

    menggunakan mini pile segitiga 37x37x37cm. Sebagai alternatif pengganti

    nantinya akan diusulkan fondasi tiang pancang silinder diameter 35cm dan

    fondasi sumuran. Pertimbangan dipilihnya alternatif pengganti karena adanya

    pengurangan jumlah pondasi yang nantinya dapat mengurangi anggaran biaya

    struktur bawah.

    Dengan adanya perbandingan-perbandingan desain dan bahan lain

    dalam perencanaan VE pada pekerjaan plat dan fondasi diharapkan akan

    menghasilkan anggaran biaya total proyek yang efisien dan optimal

  • 4

    B. Batasan Masalah

    Karena penelitian VE dilakukan setelah tahap perencanaan, maka

    asumsi-asumsi yang dipakai dalam analisis VE adalah asumsi-asumsi pada

    saat perencanaan. Batasan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut :

    1. Analisis VE dilakukan pada struktur atas khususnya pada pekerjaan plat

    dan pada struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi.

    2. Perhitungan harga satuan untuk menghitung anggaran biaya pekerjaan

    alternatif diambil dari daftar harga satuan pekerjaan dari Balai Pengujian

    dan Informasi Konstruksi (BPIK) kota Semarang bulan November-

    Desember 2005.

    3. Perhitungan beton bertulang menggunakan pedoman SKSNI 1991

    4. Perhitungan desain struktur dibantu dengan program komputer SAP 2000

    versi 7.42.

    5. Data-data untuk merencanakan desain struktur ulang pekerjaan alternatif

    didapat dari RKS, data penyelidikan tanah dan data-data lainnya dari

    proyek tersebut.

    6. Harga-harga bahan untuk pekerjaan alternatif didapat dari brosur harga

    bahan dengan melakukan survey terhadap perusahaan yang

    berkepentingan.

    .

  • 5

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas diambil

    permasalahan sebagai berikut :

    1. Bagaimana memunculkan atau mencari alternatif-alternatif desain dan

    bahan dalam aplikasi Value Engineering yang dapat membuat perencanaan

    anggaran biaya struktur atas khususnya pekerjaan plat menjadi efisien dan

    optimal dengan fungsi dan mutu pekerjaan tetap sesuai dengan rencana

    awal?

    2. Bagaimana memunculkan atau mencari alternaif-alternatif desain dan

    bahan dalam aplikasi Value Engineering yang dapat membuat perencanaan

    anggaran biaya struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi menjadi

    efisien dan optimal dengan fungsi dan mutu pekerjaan tetap sesuai dengan

    rencana awal?

    D. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk :

    1. Mengetahui alternatif penggunaan bahan dan desain struktur apa yang

    digunakan dalam menganalisis atau merekayasa nilai (value engineering)

    terhadap struktur plat dan fondasi.

    2. Mengetahui berapa besarnya nilai cost saving yang terjadi dalam

    perencanaan biaya total proyek setelah dilakukan analisis Value

    Engineering.

  • 6

    3. Mengetahui perbedaan biaya total proyek yang telah direncanakan

    sebelumnya dengan biaya total proyek yang sudah dilakukan analisis Value

    Engineering.

    E. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat, diantaranya :

    1. Memberikan informasi atau rekomendasi baik kepada owner, perencana

    maupun pelaksana mengenai alternatif-alternatif apa saja yang dapat

    mengefisienkan biaya untuk pekerjaan plat dan fondasi dari suatu proyek.

    2. Mengetahui nilai suatu proyek sampai tahap pengembangan proyek

    tersebut dalam sistem periode Cost of Life Cycle dengan umur proyek

    dan bunga bank yang direncanakan.

    F. Sistematika Penelitian

    Penelitian ini disusun dalam lima bab dengan sistematika penulisan

    sebagai berikut :

    Bab I Pendahuluan

    Pendahuluan memuat tentang latar belakang permasalahan, batasan

    penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

    dan sistematika penelitian.

  • 7

    Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

    Bab ini menjelaskan pokok-pokok kajian tentang definisi value

    engineering, ekonomi teknik, SAP2000, beton, Rencana Anggaran

    Biaya (RAB), pekerjaan struktur bangunan, beton precast/ pracetak,

    fondasi.

    Bab III Metodologi Penelitian

    Bab ini membahas tentang jenis penelitian, tempat penelitian, dan

    proses penelitian meliputi, metode pengumpulan data, langkah

    penelitian.

    Bab IV Analisis Penelitian dan Pembahasan

    Bab ini menguraikan data-data untuk dilakukan analisis dan

    pembahasan. Analisis dilakukan dengan menghitung ulang desain dan

    rencana anggaran biaya alternatif desain struktur, kemudian baru

    diaplikasi value engineering. Pembahasan dilakukan pada tahap

    rekomendasi yang merupakan fase terakhir dalam tahapan aplikasi

    value engineering.

    Bab V Penutup

    Pada bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan

    dengan penelitian tentang aplikasi value engineering terhadap elemen

    struktur bangunan..

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Value Engineering (VE)

    1. Pengertian Value Engineering

    Dalam perencanaan anggaran biaya suatu proyek bangunan

    dipengaruhi oleh beberapa elemen pekerjaan dalam ilmu keteknik sipilan,

    diantaranya arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal. Untuk mengetahui dan

    memperjelas penggunaan value engineering dalam hubungannya dengan

    elemen pekerjaan tersebut dapat kita lihat pada gambar 2.1.

    Sipil dan Struktur

    Arsitektur

    Elektrikal

    Mekanikal

    Gambar 2.1 Berbagai Elemen Yang Mempengaruhi Perencanaan Biaya Suatu Bangunan Gedung ( DellIsola, 1974 ).

    8

  • 9

    Gambar 2.1 menjelaskan bahwa biaya total bangunan dipengaruhi

    oleh berbagai elemen pekerjaan, seperti arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal

    dan lain-lain. Keputusan yang diambil dalam masing-masing elemen

    pekerjaan tersebut akan mempengaruhi biaya baik didalam elemen tersebut

    maupun secara keseluruhan, misalnya apabila terjadi pembengkakan biaya

    pada salah satu elemen, maka akan mempengaruhi biaya total keseluruhan.

    Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu metode yang dapat membuat

    biaya elemen tersebut menjadi optimal. Metode tersebut dalam manajemen

    konstruksi disebut Value Engineering. Sebagai contoh, dalam elemen arsitek

    perencanaan desain dan bahan yang dipakai untuk membuat suatu bangunan

    tampak indah dan menarik, kadang-kadang dapat membuat anggaran biayanya

    menjadi besar dan mempengaruhi biaya total proyek. Oleh karena itu

    diperlukan suatu usaha pendekatan VE untuk merencanakan penghematan

    biaya yang masih berpedoman pada desain utama.

    Miles (1971) dalam Barrie dan Poulson (1984) mengatakan

    Rekayasa Nilai/ Value Engineering adalah suatu pendekatan yang

    terorganisasi dan kreatif yang bertujuan untuk mengadakan pengidentifikasian

    biaya yang tidak perlu. Biaya yang tidak perlu ini adalah biaya yang tidak

    memberikan kualitas, kegunaan, sesuatu yang menghidupkan penampilan

    yang baik ataupun sifat yang diinginkan oleh konsumen.

    DellIsola (1974) mendefinisikan value engineering adalah suatu

    pendekatan sistematis untuk memperoleh hasil yang maksimal dari setiap

    biaya yang dikeluarkan. Dimana diperlukan suatu usaha kreatif untuk

  • 10

    menganalisa fungsi dengan menghapus atau memodifikasi penambahan harga

    yang tidak perlu dalam proses pembiayaan konstruksi, operasi atau

    pelaksanaan, pemeliharaan, pergantian alat dan lain-lain.

    Menurut Heller (1971) dalam Hutabarat (1995) Rekayasa Nilai

    merupakan penerapan sistematis dari sejumlah teknik untuk

    mengidentifikasikan fungsi-fungsi suatu benda dan jasa dengan memberi nilai

    terhadap masing-masing fungsi yang ada serta mengembangkan sejumlah

    alternatif yang memungkinkan tercapainya fungsi tersebut dengan biaya total

    minim.

    Menurut Donomartono (1999) Value Engineering adalah suatu

    metode evaluasi yang menganalisa teknik dan nilai dari suatu proyek atau

    produk yang melibatkan pemilik, perencana dan para ahli yang berpengalaman

    dibidangnya masing-masing dengan pendekatan sistematis dan kreatif yang

    bertujuan untuk menghasilkan mutu dan biaya serendah-rendahnya, yaitu

    dengan batasan fungsional dan tahapan rencana tugas yang dapat

    mengidentifikasi dan menghilangkan biaya-biaya dan usaha-usaha yang tidak

    diperlukan atau tidak mendukung.

  • 11

    2. Karakteristik Value Engineering

    Menurut Hutabarat (1995) karakteristik Value Engineering

    diantaranya adalah :

    a. Berorientasi pada fungsi

    Perancangan dimulai dengan mengidentifikasi fungsi-fungsi yang

    dibutuhkan. Dalam penerapan VE harus jeli mencari elemen pekerjaan-

    pekerjaan yang memiliki potensial untuk dilakukan analisis VE, sehingga

    dapat menghasilkan penghematan biaya total proyek.

    b. Berorientasi pada sistem

    Perancangan harus dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh

    dimensi permasalahan, melihat keterkaitan antara komponen-

    komponennya dalam mengidentifikasikan dan menghilangkan biaya-

    biaya yang tak diperlukan.

    Dalam melakukan analisis VE pada suatu item pekerjaan harus

    memperhatikan perencanaan anggaran biayanya. Bagaimana proses

    perencanaan biaya dari komponen-komponen item pekerjaan tersebut,

    agar nantinya dapat dilakukan pengidentifikasian dan penghilangan

    biaya-biaya yang tidak diperlukan.

    c. Multi disiplin

    Perancangan melibatkan berbagai disiplin keahlian. Suatu pekerjaan

    sebelum dilakukan perhitungan analisis VEnya, harus diperhitungkan

    dulu dari segi perencanaan desain struktur dan anggaran biayanya. Untuk

    itu diperlukan berbagai ilmu dalam bidang keteknik sipilan, seperti

  • 12

    struktur beton, bahan, Rencana Anggaran Biaya (RAB), teknik fondasi

    dan lain-lain.

    d. Berorientasi pada siklus hidup produk

    Melakukan analisis terhadap biaya total untuk memiliki dan

    mengoperasikan fasilitas selama siklus hidupnya. Misalnya, siklus hidup

    produk tersebut direncanakan dalam jangka waktu pendek, maka harus

    diperhitungkan apakah investasi modal yang ditanamkan dalam produk

    tersebut bisa kembali dalam jangka waktu yang pendek.

    e. Pola pikir kreatif

    Proses perancangan harus dapat mengidentifikasikan alternatif-alternatif

    pemecahan masalah secara kreatif. Dalam mencari alternatif pengganti

    dapat diusulkan sebanyak-banyaknya secara kreatif. Banyaknya alternatif

    yang diusulkan akan membuat banyaknya pilihan untuk dijadikan

    alternatif pengganti dengan membandigkan alternatif-alternatif tersebut

    dan memilih salah satu alternatif yang terbaik.

    3. Tahapan-tahapan Dalam Value Engineering

    Menurut Hutabarat (1995) tahapan-tahapan dalam aplikasi VE

    dibagi menjadi 5 yaitu :

    a. Tahap informasi

    b. Tahap kreatif

    c. Tahap analisis

    d. Tahap pengembangan

    e. Tahap rekomendasi

  • 13

    Untuk lebih jelasnya, tahap-tahap tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

    a. Tahap Informasi

    Dalam Hutabarat (1995) menyebutkan tahap informasi adalah

    mengumpulkan sebanyak mungkin data mengenai proyek.

    Menurut DellIsola (1974) dalam Barrie dan Poulson (1984)

    informasi suatu item pekerjaan dapat berupa jawaban dari pertanyaan-

    pertanyaan sebagai berikut :

    - Itemnya apa ?

    - Apa fungsinya ?

    - Berapa nilai fungsi tersebut ?

    - Berapa total biayanya ?

    - Area mana yang mempunyai indikasi biaya tinggi atau nilai yang

    rendah ?

    Selain itu informasi penting lainnya dapat berupa :

    - Sudah berapa lama desain itu dibuat atau digunakan.

    - Sistem alternatif material atau metode apa yang digunakan dalam

    konsep aslinya.

    - Masalah khusus apa yang ada pada sistem atau proyek.

    - Seberapa sering penggunaan desain ini setiap tahunnya.

  • 14

    Informasi umum suatu proyek menurut Donomartono (1999)

    dapat berupa :

    - Kriteria desain teknis.

    - Kondisi lapangan (topografi, kondisi tanah, daerah sekitar, gambar

    sekitar).

    - Kebutuhan-kebutuhan regular.

    - Unsur-unsur desain (komponen konstruksi dan bagian-bagian dari

    proses).

    - Riwayat proyek.

    - Batasan yang dipakai untuk proyek.

    - Utility yang tersedia.

    - Perhitungan desain.

    - Partisipasi publik.

    Teknik-teknik yang dapat dipergunakan pada tahap informasi

    yaitu, breakdown, cost model, dan analisis fungsi. Teknik-teknik tersebut

    akan dijelaskan sebagai berikut :

    1) Breakdown

    Menurut DellIsola (1974) breakdown adalah suatu analisis

    untuk menggambarkan distribusi pemakaian biaya dari item-item

    pekerjaan suatu elemen bangunan. Jumlah biaya item pekerjaan tersebut

    kemudian diperbandingkan dengan total biaya proyek untuk

    mendapatkan prosentase bobot pekerjaan. Bila memiliki bobot pekerjaan

  • 15

    besar, maka item pekerjaan tersebut potensial untuk dianalisis VE. Untuk

    lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1.

    Tabel. 2.1 Breakdown Item Pekerjaan Biaya 1. Pekerjaan A 2. Pekerjaan B 3. Pekerjaan C 4. Pekerjaan D 5. Pekerjaan E 6. Pekerjaan F Total Biaya total proyek keseluruhan Persentase

    Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp M Rp N = Rp M / Rp N = %

    Sumber : DellIsola (1974)

    Tabel 2.1 dapat dijelaskan sebagai berikut :

    - Pekerjaan A-F merupakan item-item pekerjaan dari suatu elemen

    bangunan yang memiliki potensial untuk dilakukan VE. Item

    pekerjaan tersebut dipilih karena memiliki biaya yang besar dari

    elemen pekerjaan yang lainnya.

    - Untuk mengetahui item pekerjaan tersebut potensial untuk dilakukan

    VE adalah dengan memperbandingkan jumlah item pekerjaan

    tersebut dengan biaya total proyek. Bila memiliki prosentase besar,

    maka potensial dilakukan VE.

    - Setelah diidentifikasi, nantinya dipilih salah satu item pekerjaan A-F

    yang memiliki potensial untuk dilakukan analisis VE. Selain

    memiliki biaya yang besar, dalam memilih item pekerjaan dapat

    ditinjau dari segi bahan dan desain yang nantinya dapat memunculkan

    berbagai macam alternatif pengganti.

  • 16

    2). Cost Model

    DellIsola (1974) mengatakan cost model adalah suatu model

    yang digunakan untuk mengambarkan distribusi biaya total suatu proyek.

    Penggambarannya dapat berupa suatu bagan yang disusun dari atas ke

    bawah. Bagian atas adalah jumlah biaya elemen bangunan dan

    dibawahnya merupakan susunan biaya item pekerjaan dari elemen

    bangunan tersebut. Dengan cost model dapat diketahui biaya total proyek

    secara keseluruhan dan dapat dilihat perbedaan biaya tiap elemen

    bangunan. Perbedaan biaya tiap elemen bangunan tersebut dapat

    dijadikan pedoman dalam menentukan item pekerjaan mana yang akan

    dianalisis VE. Untuk lebih jelasnya cost model dapat dilihat pada gambar

    2.2.

  • 17

    Kondisi Lapangan

    Alat

    Persyaratan & Spec. umum

    Kondisi umum

    Kond. Spec termasuk kontijensi

    Sistem Dasar

    Pondasi

    Normal

    Abnormal

    Struktur

    Vertikal

    Horizontal

    Arsitek

    Dinding luar & Atap

    Konstruksi Internal

    Finishing Dalam

    Trans. Vertikal

    Mekanikal

    Pemipaan

    HC

    Pemadam Kebakaran

    Elektrical

    Umum

    Sistem special

    Sistem lain

    Gambar 2.2 Cost Model Untuk Gedung Standar (DellIsola 1974)

    Keterangan :

    = Ideal Cost

    = Aktual Worth

    Gedung Standar

    17

  • 18

    Gambar 2.2 menjelaskan suatu bagan cost model yang menggambarkan

    distribusi perencanaan biaya suatu proyek gedung standar. Biaya total

    proyek diperoleh dari penjumlahan elemen bangunan, seperti arsitek,

    mekanikal, elektrikal dan lain-lain seperti pada gambar. Biaya elemen

    bangunan merupakan penjumlahan dari item-item pekerjaan yang

    terdapat dalam elemen tersebut, seperti pada elemen mekanikal terdapat

    item pekerjaan pemipaan, HC, pemadam kebakaran. Untuk bagan

    dengan garis utuh/ ideal cost adalah biaya perencanaan awal dan

    merupakan rencana anggaran biaya proyek, sedangkan pada bagan

    dengan garis putus-putus/ aktual worth merupakan rencana anggaran

    biaya setelah dilakukan analisis VE. Nantinya dapat dilihat perbedaan

    antara biaya perencanaan awal proyek dengan biaya proyek yang sudah

    dilakukan analisis VE.

    3). Analisis Fungsi

    Menurut Hutabarat (1995) fungsi adalah kegunaan atau

    manfaat yang diberikan produk kepada pemakai untuk memenuhi suatu

    atau sekumpulan kebutuhan tertentu. Analisis fungsi merupakan suatu

    pendekatan untuk mendapatkan suatu nilai tertentu, dalam hal ini fungsi

    merupakan karakterisitk produk atau proyek yang membuat produk atau

    proyek dapat bekerja atau dijual.

    Secara umum fungsi dibedakan menjadi fungsi primer dan

    fungsi sekunder. Fungsi primer adalah fungsi, tujuan atau prosedur yang

  • 19

    merupakan tujuan utama dan harus dipenuhi serta suatu identitas dari

    suatu produk tersebut dan tanpa fungsi tersebut produk tidak mempunyai

    kegunaan sama sekali. Fungsi sekunder adalah fungsi pendukung yang

    mungkin dibutuhkan untuk melengkapi fungsi dasar agar mempunyai

    nilai yang baik. Analisis fungsi bertujuan untuk :

    - Mengidentifikasikan fungsi-fungsi utama ( sesuai dengan kebutuhan )

    dan menghilangkan fungsi-fungsi yang tidak diperlukan.

    - Agar perancang dapat mengidentifikasikan komponen-komponen dan

    menghasilkan komponen-komponen yang diperlukan.

    Analisis fungsi dapat dilihat pada tabel 2.2.

    Tabel. 2.2 Tabel Analisis Fungsi FUNGSI

    NO KOMPONEN VERB NOUN KIND

    WORTH

    ( Rp )

    COST

    ( Rp )

    1 A menahan beban P Rp....... Rp.......

    2 B meneruskan beban S Rp....... Rp.......

    Jumlah Rp W Rp C

    Sumber : Donomartono (1999)

    Nilai cost / worth = Rp C / Rp W

    Dari tabel 2.2 dapat dijelaskan sebagai berikut :

    - Analisis fungsi hanya menerangkan item pekerjaan yang akan

    dianalisis VE dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata benda.

    Analisis fungsi selain digunakan pada tahap informasi nantinya juga

    dimunculkan pada tahap analisis.

    - A, B merupakan komponen-komponen dari item pekerjaan yang akan

    dianalisis fungsinya.

  • 20

    - Pada kolom fungsi yang terdapat kolom verb, noun dan kind

    merupakan identifikasi fungsi daripada komponen. Untuk verb

    merupakan identifikasi fungsi kata kerja pada komponen. Untuk noun

    merupakan identifikasi fungsi kata benda daripada komponen. Untuk

    kind merupakan identifikasi fungsi jenis daripada komponen. P

    merupakan fungsi primer/ pokok, sedangkan S merupakan fungsi

    sekunder.

    - Pada kolom cost diisi biaya dari komponen pekerjaan existing. Pada

    worth diisi biaya untuk komponen pekerjaan alternatif setelah

    dilakukan perhitungan anggaran biayanya.

    - Nilai cost/worth hanya menunjukkan besarnya efesiensi penghematan

    item pekerjaan tersebut. Bila nilai cost/worth kurang dari 1, maka tidak

    ada penghematan, sedangkan lebih dari 1 terjadi penghematan. Apabila

    semakin besar nilainya lebih dari 1, maka semakin besar pula

    penghematan yang terjadi.

    b. Tahap Kreatif

    Menurut Hutabarat (1995) Tahap kreatif adalah

    mengembangkan sebanyak mungkin alternatif yang bisa memenuhi

    fungsi primer atau pokoknya. Untuk itu diperlukan adanya pemunculan

    ide-ide guna memperbanyak alternatif-alternatif yang akan dipilih.

    Alternatif tersebut dapat dikaji dari segi desain, bahan, waktu

    pelaksanaan, metode pelaksanaan dan lain-lain. Sebagai bahan

  • 21

    pertimbangan dalam mengusulkan alternatif dapat disebutkan keuntungan

    dan kerugiannya. Sebagai dasar penilaian/ pertimbangan untuk dilakukan

    analisis VE dapat dipilih kriteria-kriteria dari item pekerjaan. Kriteria-

    kriteria tersebut nantinya sebagai bahan evaluasi untuk memilih alternatif

    yang dipilih.

    c. Tahap Analisis

    Dalam tahap ini diadakan analisa terhadap masukan-masukan

    ide atau alternatif. Ide yang kurang baik dihilangkan. Alternatif atau ide

    yang timbul diformulasikan dan dipertimbangkan keuntungan dan

    kerugiannya yang dipandang dari berbagai sudut, kemudian dibuatkan

    suatu ranking hasil penilaian. Dalam mengevaluasi dapat menggunakan

    teknik diantaranya, metode zero-one dan matrik evaluasi. Untuk lebih

    jelasnya teknik-teknik tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

    1). Metode Zero-One

    Menurut Hutabrat (1995) metode zero-one adalah salah satu

    cara pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan urutan

    prioritas fungsi-fungsi. Prinsip metode ini adalah menentukan relativitas

    suatu fungsi lebih penting atau kurang penting terhadap fungsi

    lainnya. Fungsi yang lebih penting diberi nilai satu (one), sedangkan

    nilai yang kurang penting diberi nilai nol (zero). Keuntungan metode

    ini adalah mudah dimengerti dan pelaksanaannya cepat dan mudah.

    Metode zero-one dapat dilihat pada tabel 2.3.

  • 22

    Tabel 2.3 Metode Zero-One Fungsi A B C D E Jumlah

    A B C D E

    X 0 0 0 0

    1 X 1 0 0

    1 0 X 0 0

    1 1 1 X 1

    1 1 1 0 X

    4 2 3 0 1

    Sumber : Hutabarat (1995) dengan :

    1 = Lebih penting 0 = Kurang penting X = Fungsi yang sama

    Cara pelaksanaan metode zero-one ini adalah dengan

    mengumpulkan fungsi-fungsi yang tingkatannya sama, kemudian disusun

    dalam suatu matriks zero-one yang berbentuk bujursangkar. Setelah itu

    dilakukan penilaian fungsi-fungsi secara berpasangan, sehingga ada

    matriks akan terisi X. Nilai-nilai pada matriks ini kemudian dijumlah

    menurut baris dan dikumpulkan pada kolom jumlah.

    Sebagai contoh pada tabel 2.3 diatas pada baris 1 kolom 2

    bernilai 1, artinya fungsi A lebih penting dari fungsi B. Sebaiknya baris 2

    kolom 1 bernilai 0. Dari matriks diatas diperoleh urutan prioritas adalah

    A, C, B, E, D (berdasarkan jumlah nilai).

    Pada tahap analisis menggunakan dua bentuk tabel metode

    zero-one yang berbeda, yaitu metode zero-one mencari bobot untuk

    kriteria yang diusulkan (tabel 2.4) dan metode zero-one untuk mencari

    indeks (tabel 2.5). Bobot dan indeks tersebut nantinya digunakan dalam

    menghitung matrik evaluasi (tabel 2.6).

  • 23

    Tabel 2.4 Metode Zero-One untuk Mencari Bobot Nomor Kriteria Kriteria Nomor Kriteria 1 2 3 4 5

    Total Ranking Bobot

    A 1 X 0 1 1 1 3 2 B 2 1 X 1 1 1 4 1 C 3 0 0 X 1 1 2 3 D 4 0 0 0 X 1 1 4 E 5 0 0 0 0 X 0 5

    Sumber : Isworo, Sutikno, Tugino, Suryanto (1999)

    Tabel 2.4 dapat dijelaskan sebagai berikut :

    - Pada kolom fungsi A-E merupakan kriteria komponen dari item

    pekerjaan yang di VE. Dalam menentukan kriteria harus berhubungan

    dengan pekerjaan tersebut, misalnya dalam melaksanakan suatu

    pekerjaan harus direncanakan dari segi biaya, waktu, tenaga kerja dan

    sebagainya, asal masih berhubungan dengan pekerjaan tersebut.

    Kriteria-kriteria yang dipakai harus sama dengan kriteria yang

    dimunculkan pada tahap kreatif.

    - Nomor kriteria baik kolom maupun baris merupakan pemberian

    angka sesuai urutan kriteria.

    - Pemberian nilai 1 adalah fungsi A-E pada kolom lebih penting dari

    baris A-E.

    - Pemberian nilai 0 adalah fungsi A-E pada kolom kurang penting dari

    baris A-E.

    - Pemberian nilai X adalah fungsi A-E pada kolom dan baris

    mempunyai fungsi sama penting.

    - Kolom total merupakan penjumlahan pada baris penilaian

  • 24

    - Pemberian angka pada ranking sesuai jumlah kriteria yang ada, misal

    pada tabel terdapat 5 kriteria (A-E), maka terdapat ranking 1-5.

    - Pemberian ranking dilakukan secara terbalik, yaitu yang mendapat

    total tertinggi angka ranking 5, selanjutnya terus turun sampai yang

    total terendah mendapat angka ranking 1.

    - Menurut Hutabarat (1995) menentukan bobot dengan mengambil

    skala bobot total 100 dan bobot dihitung dengan rumus :

    = {angka ranking yang dimiliki / jumlah angka ranking}x 100.

    2). Matrik Evaluasi

    Menurut Hutabarat (1995) matrik evaluasi adalah salah satu

    alat pengambilan keputusan yang dapat menggabungkan kriteria

    kualitatif (tak dapat diukur) dan kriteria kuantitatif (dapat diukur).

    Kriteria-kriteria pada metode ini dapat ditinjau dari aspek item

    pekerjaan yang dipilih, misalnya pembiayaan, waktu pelaksanaan, jumlah

    tenaga, kondisi lapangan, berat struktur dan sebagainya. Cara

    pelaksanaan metode ini adalah :

    - Menetapkan alternatif-alternatif solusi yang mungkin

    - Menetapkan kriteria-kriteria yang berpengaruh

    - Memberikan penilaian untuk setiap alternatif terhadap masing-masing

    kriteria

    - Menghitung nilai total untuk masing-masing alternatif

    - Memilih alternatif dengan nilai total terbesar

  • 25

    Dalam menghitung matrik evaluasi menggunakan dua tabel, yaitu metode

    zero-one untuk mencari indeks dan matrik evaluasi. Untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat pada tabel 2.5 dan tabel 2.6.

    Tabel 2.5 Metode Zero-One Mencari Indeks Fungsi A B C Jumlah Indeks

    A X 0 0 0 0 B 1 X 1 2 2/3 C 1 0 X 1 1/3

    Sumber : Hutabarat (1995)

    Tabel 2.5 dijelaskan sebagai berikut :

    - A,B,C adalah item pekerjaan yang dianalisis VE

    - Pemberian nilai 1 adalah fungsi A,B,C pada kolom lebih penting dari

    baris A,B,C.

    - Pemberian nilai 0 adalah fungsi A,B,C pada kolom kurang penting

    dari baris A,B,C.

    - Pemberian nilai X adalah fungsi A,B,C pada kolom dan baris

    mempunyai fungsi sama penting.

    - Kolom jumlah merupakan penjumlahan pada baris.

    - Indeks merupakan perbandingan jumlah dengan total jumlah pada

    fungsi.

  • 26

    Tabel 2.6 Matrik Evaluasi Kriteria Fungsi

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 No

    Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot

    Total

    Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks 1 A Y Y Y Y Y Y Y Y Y

    Y

    Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks 2 B Y Y Y Y Y Y Y Y Y

    Y

    Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks 3 C Y Y Y Y Y Y Y Y Y

    Y

    Sumber : Hutabarat (1995)

    dengan :

    Y = Bobot x Indeks

    Y = jumlah total pada baris Y

    26

  • 27

    Tabel 2.6 dijelaskan sebagai berikut :

    - A,B,C adalah item pekerjaan yang dianalisis VE

    - Untuk baris kriteria 1 sampai dengan 9 merupakan asumsi kriteria

    dari item pekerjaan yang dianalisis VE.

    - Untuk baris bobot diambil dari metode zero-one tabel 2.4.

    - Nilai indeks diambil dari metode zero-one tabel 2.5.

    - Untuk pekerjaan alternatif yang dipilih dilihat dari yang memiliki

    total indeks dikali bobot (Y) terbesar.

    d. Tahap Pengembangan

    Menurut Donomartono (1999) pada tahapan pengembangan ini

    menyiapkan semua ide atau pendapat secara keseluruhan untuk diteliti ke

    dalam desain preliminari, dibuatkan gambaran solusi, diestimasikan

    dalam life cycle cost dari desain asal dan dengan desain yang baru

    diusulkan, kemudian dipresent value (PV). Untuk lebih jelasnya life cycle

    cost diuraikan sebagai berikut :

    1). Life Cycle Cost

    Menurut Donomartono (1999) dalam perencanaan biaya total

    suatu proyek harus memperhatikan sistem yang disebut life cycle cost

    atau cost of life cycle agar total biaya ultimate dari pekerjaan konstruksi,

    operasional, pemeliharaan dan pergantian alat dapat diperhitungkan

    dengan baik. Untuk mencapai total biaya yang optimal diperlukan studi

  • 28

    VE dan untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai biaya yang

    dikeluarkan oleh proyek dapat dilihat pada gambar 2.3.

    Life Cycle Cost

    Inisial Operasi Pemeliharaan Pergantian

    Gambar 2.3 Distribusi Biaya Total (DellIsola, 1974)

    Gambar 2.3 menjelaskan total biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk

    sebuah proyek. Untuk biaya inisial adalah pembiayaan untuk

    pembangunan proyek tersebut, seperti biaya perencanaan, biaya

    konstruksi/ pelaksanaan, biaya supplier (material). Untuk biaya operasi,

    pemeliharaan dan pergantian merupakan pembiayaan yang dikeluarkan

    setelah proyek tersebut selesai dan bangunannya sudah digunakan/

    dipakai. Perencanaan pembiayaannya berdasarkan umur rencana proyek

    yang ditentukan.

    Life cycle cost biasa dipakai sebagai alat bantu dalam analisa

    ekonomi untuk mencari alternatif-alternatif berbagai kemungkinan dalam

    pengambilan keputusan dan menggambarkan nilai sekarang dan nilai

    akan datang dari suatu proyek selama umur manfaat proyek itu sendiri

    dengan memperhatikan faktor ekonomi dan moneter yang saling

    dependen satu sama lainnya.

  • 29

    e. Tahap Rekomendasi

    Tahapan ini bisa berupa suatu presentasi secara tertulis atau

    lisan yang ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam

    memahami alternatif-alternatif yang akan dipilih dalam usulan tim VE

    yang dapat disampaikan secara singkat, jelas, cepat dan tanpa

    memojokkan salah satu pihak. Rekomendasi ini nantinya digunakan

    untuk menyakinkan owner atau pengambil keputusan.

    B. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

    Menurut Ibrahim (1994) Rencana Anggaran Biaya suatu bangunan

    atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan

    dan upah tenaga kerja serta biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan

    pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Dalam menyusun anggaran biaya

    dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

    1. Anggaran Biaya Kasar ( Taksiran )

    Dalam menyusun anggaran biaya kasar sebagai pedoman digunakan

    harga satuan tiap meter persegi (m2) luas lantai. Walaupun namanya

    anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2 luas lantai tidak terlalu

    jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.

    2. Anggaran Biaya Teliti

    Anggaran biaya teliti adalah anggaran biaya bangunan atau proyek yang

    dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan ketentuan dan syarat-

  • 30

    syarat penyusunan anggaran biaya. Penyusunan anggaran biaya yang

    dihitung dengan teliti didasarkan atau didukung oleh :

    a. B e s t e k

    Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat

    teknis.

    b. Gambar Bestek.

    Gunanya untuk menentukan/ menghitung besarnya masing-masing

    volume pekerjaan.

    c. Harga Satuan Pekerjaan

    Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan

    perhitungan analisa BOW, SNI atau harga satuan dari BPIK.

    Secara umum rumus menghitung RAB dapat disimpulkan sebagai berikut :

    RAB pekerjaan = (volume x harga satuan pekerjaan).......................(pers.2.2)

    Persentase bobot pekerjaan adalah besarnya persen pekerjaan siap dibanding

    dengan pekerjaan siap seluruhnya. Rumusnya sebagai berikut :

    Bobot = {(volume x harga satuan) / harga bangunan }x 100%............(pers.2.3)

    C. SAP2000

    Menurut Wigroho (2001) SAP2000 adalah perangkat lunak yang

    dikeluarkan oleh CSi (Computer and Struktur, Inc) untuk analisis dan desain

    struktur yang berorientasi obyek. SAP2000 merupakan program versi terakhir

    yang paling lengkap dari seri-seri program analisis struktur SAP, baik SAP80

    maupun SAP90. Keunggulan program SAP2000 antara lain ditunjukkan

  • 31

    dengan adanya fasilitas untuk desain elemen, baik untuk material baja maupun

    beton. Disamping itu juga adanya fasilitas desain baja dengan

    mengoptimalkan penampang profil, sehingga pengguna tidak perlu

    menentukan profil untuk masing-masing elemen, tetapi cukup memberikan

    data profil secukupnya dan program akan memilih sendiri profil yang paling

    optimal atau ekonomis.

    D. Beton

    Istilah-istilah beton menurut SK SNI T-15-1991-03 diantaranya :

    1. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang

    lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambahan

    membentuk masa padat.

    2. Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah

    tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang diisyaratkan dengan

    atau tanpa prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua

    material bekerja bersama - sama dalam menahan gaya yang bekerja.

    3. Kuat tekan yang diisyaratkan fc adalah kuat tekan beton yang ditetapkan

    oleh perencanaan struktur (benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm

    dan tinggi 300 mm), dipakai dalam perencanaan struktur beton, dinyatakan

    dalam mega pascal (MPa).

    4. Kuat tarik leleh fy adalah kuat tarik leleh minimum yang diisyaratkan atau

    titik leleh dari tulangan dalam mega pascal (MPa).

  • 32

    5. Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200-2500kg/m3

    menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah yang tidak

    menggunakan bahan tambahan.

    E. Beton Precast/ Pracetak

    Beton pracetak menurut SK SNI T-15-1991-03 adalah elemen atau

    komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih dahulu

    sebelum dirakit menjadi bangunan.

    Menurut Triwiyono (2005) beton pracetak biasanya tersusun dari

    komponen-komponen yang dibuat atau dicetak tidak pada posisi akhir.

    Komponen-komponen ini dipersiapkan di tempat lain untuk kemudian

    diangkat, diangkut dan dipasang pada posisi akhir untuk disatukan dengan

    komponen lain membentuk suatu bangunan utuh. Jenis beton pracetak

    diantaranya balok, kolom, plat dan pondasi.

    Terdapat 4 jenis plat pracetak yang ada dipasaran, yaitu :

    - Hollow core floor units

    - Double-tee floor slab

    - Planks floors

    - Bubble floors

  • 33

    Agar plat pracetak menjadi satu kesatuan, biasanya diatasnya dicor

    beton bertulang yang disebut dengan topping. Alasan pemakaian topping antara

    lain :

    - Kekakuan lentur lebih besar

    - Meningkatkan ketahanan terhadap getaran, akustik, termal

    - Membuat lantai berperilaku sebagai diafragma

    - Membuat finishing lantai lebih baik dan menerus

    - Menaikkan stabilitas horizontal

    Persyaratan topping antara lain :

    - Tebal minimum 40 mm

    - Kuat tekan beton fc = 22,5 MPa atau lebih

    - Rasio tulangan minimal = 0,0013 Gambar plat precast dapat dilihat pada gambar 2.4.

  • 34

    Gambar 2.4 Plat Precast/ Pracetak (Triwiyono, 2005)

    34

  • 35

    F. Pekerjaan Struktur Bangunan

    Menurut RKS (Rencana Kerja dan Syarat) proyek pembangunan

    Gedung Rektorat Unimus (2005) sebuah bangunan bertingkat dibagi dalam

    dua bagian struktur bangunan yaitu bangunan struktur atas dan bangunan

    struktur bawah. Bangunan struktur atas terdiri dari kontruksi balok, kolom,

    plat, rangka atap dan banyak lagi, kalau bangunan struktur bawah terdiri dari

    sloof sampai ke bagian fondasi. Dimana kedua bagian bangunan itu

    mempunyai hubungan saling keterkaitan satu sama yang lain, sehingga tidak

    bisa dipisahkan dalam perhitungan perencanaannya

    Desain struktur atas khususnya plat biasanya terbuat dari bahan

    beton, baja, dan kayu. Untuk beton sendiri ada yang menggunakan beton

    konvensional maupun beton precast/ pracetak. Struktur bawah khususnya

    fondasi direncanakan sesuai dengan kondisi tanah tempat proyek itu berada.

    Pekerjaan plat dan fondasi akan diuraikan sebagai berikut :

    1. Plat Dua Arah

    Menurut Vis dan Kusuma (1993) plat dua arah adalah struktur

    statis tak tentu yang keempat tepinya ditumpu. Plat dapat ditumpu oleh

    balok, kolom. Pada konstruksi monolit atau komposit penuh, suatu balok

    mencakup bagian dari plat pada tiap sisi balok sebesar proyeksi balok yang

    berada di atas atau di bawah plat, diambil yang terbesar, tetapi tidak boleh

    lebih besar dari empat kali tebal plat (SK SNI T 15 1991 03).

  • 36

    a. Perhitungan Pekerjaan Plat Dua Arah Menurut Apriyatno (2004)

    4

    1 3 lx ln.x

    2

    ly hb

    hb hs

    ln.y b

    Gambar 2.5 Plat Dua Arah

    1). Menghitung Tebal Plat

    1 = Ib1 / Is1

    1 = Ib2 / Is2

    3 = Ib3 / Is3

    4 = Ib4 / Is3..(pers. 2.4)

    dengan :

    1 = kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi pendek (tepi-1)

    1 = kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi panjang (tepi-2)

    Ib1 = momen inersia balok tepi -1

    = 1/12 . b1 . hb13..(pers.2.4.a)

    Is1 = momen inersia pelat tepi-1

    = 1/12 . lnx . hs3..(pers.2.4.b)

  • 37

    Ib2 = 1/12 . b2 . hb23

    Is2 = 1/12 . lny . hs3

    m = (1 + 2 + 3 + 4) / 4..(pers.2.5)

    dengan :

    m = nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat

    Dalam segala hal untuk :

    m < 2,0 hmin = 120 mm

    m 2,0 hmin = 90 mm

    hmin = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36 + 5 { m 0,12 (1 + 1/)}.........(pers.2.6)

    hmin = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36 + 9..........(pers.2.7)

    hmaks = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36........(pers.2.8)

    dengan :

    ln = bentang bersih plat yang menentukan (sisi panjang)

    = nilai banding sisi panjang dan sisi pendek

    = ly / lx ; ly > lx.(pers.2.6.a)

    m = nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat

    hmin = tinggi minimum plat

    2). Menghitung Beban Kerja

    Beban hidup (LL) KN/m2 (tergantung fungsi)

    Beban mati (DL) KN/m2 (beban luar + berat sendiri plat)

    Beban berfaktor = Wu = 1,2 DL + 1,6 LL

  • 38

    dengan :

    Wu = beban berfaktor per satuan luas

    DL = beban mati, untuk beban mati dapat dilihat pada tabel 2.7

    LL = beban hidup, untuk beban hidup dapat dilihat pada tabel 2.8

    3). Momen Rancang

    Gambar 2.6 Diagram Momen Rancang

    Mtx = Ctx . 0,001 . Wu . lx2

    Mlx = Clx . 0,001 . Wu . lx2

    Mty = Cty . 0,001 . Wu . lx2

    Mly = Cty . 0,001 . Wu . lx2....(pers.2.9)

    Untuk nilai C dapat dicari pada tabel 2.9.

  • 39

    Tabel.2.7 Beban Mati/ Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung Bahan Bangunan dan Komponen Bangunan Nilai Beban

    (kg/m2) Beton bertulang Tanah,lempung dan lanau Air Adukan, per cm tebal : - dari semen - dari kapur, semen merah atau tras Dinding pasangan bata merah - satu batu - setengah batu Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari : - semen asbes (eternit dan bahan lain sejenis), dengan tebal

    maksimum 4mm - kaca, dengan tebal 1 4mm Penggantung langit-langit (dari kayu), dengan bentang maksimum 5 m dan jarak s.k.s minimum 0,80 m Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso, dan beton, tanpa adukan , per cm tebal

    2400 2000 1000 21 17 450 250 11 10 7 24

    Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 (Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung)

  • 40

    Tabel. 2.8 Beban Hidup pada Lantai Gedung No Uraian Nilai Beban

    (kg/m2) a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.

    Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang disebut dalam b Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gudang tidak penting yang bukan untuk toko, pabrik, bengkel Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran, hotel, asrama, dan rumah sakit Lantai ruang olah raga Lantai ruang dansa Lantai dan balkon dalam dari ruang-ruang untuk pertemuan yang lain dari pada yang disebut dalam a s/d e, seperti masjid, gereja, ruang pergelaran, ruang rapat, bioskop, dan panggung penonton dengan tempat duduk tetap Panggung penonton dengan tempat duduk tidak tetap atau untuk penonton berdiri Tangga, bordes tangga, dan gang dari yang disebut dalam c Tangga, bordes tangga, dan gang dari yang disebut dalam d,e,f dan g Lantai ruang pelengkap dari yang disebut dalam c,d,e,f dan g Lantai untuk: pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang arsip, toko buku, toko besi, ruang alat-alat, dan ruang mesin harus direncanakan terhadap beban hidup yang ditentukan tersendiri, dengan minimum Lantai gedung parker bertingkat : - untuk lantai bawah - untuk lantai tingkat lainnya Balkon-balkon yang menjorok bebas keluar harus direncanakan terhadap beban hidup dari lantai ruang yang berbatasan, dengan minimum

    200

    125

    250 400 500

    600

    500 300

    500 250

    400

    800

    300

    Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 (Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung)

  • 41

    Tabel 2.9 Momen Yang Menentukan per Meter Lebar Dalam Jalur Tengah Pada Plat Dua Arah Akibat Beban Terbagi Rata

    No Momen per meter lebar ly/lx =1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,5 3,0

    1 Mlx= 0,001.Wu.ln2.X 25 34 42 49 53 58 62 65

    2 Mly= 0,001.Wu.ln2.X 25 22 18 15 15 15 14 14

    3 Mtx= -0,001.Wu.ln2.X 51 63 72 78 81 82 83 83

    4 Mty= -0,001.Wu.ln2.X 51 54 55 54 54 53 51 49

    Sumber : Vis dan Kusuma (1993)

    41

  • 42

    4). Menghitung Tinggi Efektif Plat

    Dy Dx dx dy h

    p

    b = 1000 mm

    Gambar 2.7 Penulangan Plat

    Tinggi efektif :

    Arah x dx = h-p-Dx / 2...(pers.2.10)

    Arah y dy = h-p-Dx- dy/2..(pers.2.11)

    dengan :

    dx = tinggi efektif d dalam arah-x

    dy = tinggi efektif d dalam arah y

    h = tebal plat

    p = selimut beton

    Dx = diameter tulangan arah-x

    Dy = diameter tulangan arah-y

  • 43

    5). Menghitung Jumlah Tulangan

    k = Mlx / .b.dx2

    k = Mly / .b.dy2

    k = Mtx / .b.dx2

    k = Mty / .b.dy2 ...(pers.2.12)

    min = tabel 2.10 Tabel Rasio Penulangan (kmin)....(pers.2.13) Aslx = . b. dx Asly = . b. dy Astx = . b. dx Asty = . b. dy..(pers.2.14) n = Aslx / Atul

    n = Asly / Atul

    n = Astx / Atul

    n = Asty / Atul(pers.2.15)

    s = 1000 / n..(pers.2.16)

    min = 1,4 / fy..(pers.2.17) aktual = Aslx / b . d aktual = Asly / b . d aktual = Astx / b . d aktual = Asty / b . d .......(pers.2.18) maks = 0,75 {(0,85 . fc . 1 / fy) x (600 / 600 + fy)}..................(pers.2.19) min < aktual < maks ok

  • 44

    dengan:

    Mlx = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-x

    Mly = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-y

    Mtx = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-x

    Mty = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-y

    = faktor reduksi kekuatan = 0,8

    b = lebar plat per 1m

    dx = tinggi efektif dalam arah-x

    dy = tinggi efektif dalam arah-y

    k = koefisien tahanan

    Aslx = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-x

    Asly = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-y

    Astx = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-x

    Asty = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-y

    Atul = luas tulangan per diameter (lihat tabel 2.11)

    n = jumlah tulangan

    s = jarak spasi antar tulangan

    = rasio penulangan plat min = rasio tulangan minimum aktual = rasio tulangan yang diperlukan maks = rasio tulangan maksimum

  • 45

    1 = 0,85 untuk fc 30 MPa 0,85 0,008(fc 30) untuk fc = 30 55 MPa

    0,65 untuk fc 55 MPa

    fc = kuat tekan beton yang ditentukan, MPa

    fy = tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja

    2. Plat Precast

    Perhitungan Plat Satu Arah Beton Precast Menurut PT JHS. System Pada

    Proyek Pembangunan Apartemen Perwira Tinggi PTIK Kebayoran Jakarta

    Selatan (September 2006)

    a. Beban berfaktor

    Beban hidup (LL) KN/m2 (tergantung fungsi)

    Beban mati (DL) KN/m2 (beban luar + berat sendiri plat)

    Beban berfaktor = Wu = 1,2 WD + 1,6 WL

    dengan :

    Wu = beban berfaktor per satuan luas

    DL = beban mati, untuk beban mati dapat dilihat pada tabel 2.7

    LL = beban hidup, untuk beban hidup dapat dilihat pada tabel 2.8

  • 46

    Tabel 2.10 Tabel Rasio Penulangan ( ) vs Koefisien Tahanan ( k), fc = 30 MPa, fy = 240 MPa

    Sumber: Apendiks (Dipohusodo,1999)

    k k k K k

    0.0058

    1.3539

    0.0084

    1.9361

    0.0110

    2.5029

    0.0136

    3.0545

    0.0162

    3.5907

    0.0059

    1.3766

    0.0085

    1.9582

    0.0111

    2.5244

    0.0137

    3.0754

    0.0163

    3.6110

    0.0060

    1.3992

    0.0086

    1.9902

    0.0112

    2.5459

    0.0138

    3.0963

    0.0164

    3.6313

    0.0061

    1.4218

    0.0087

    2.0023

    0.0113

    2.5674

    0.0139

    3.1171

    0.0165

    3.6516

    0.0062

    1.4445

    0.0088

    2.0243

    0.0114

    2.5888

    0.0140

    3.1380

    0.0166

    3.6718

    0.0063

    1.4670

    0.0089

    2.0463

    0.0115

    2.6102

    0.0141

    3.1588

    0.0167

    3.6921

    0.0064

    1.4896

    0.0090

    2.0682

    0.0116

    2.6316

    0.0142

    3.1796

    0.0168

    3.7123

    0.0065

    1.5121

    0.0091

    2.0902

    0.0117

    2.6529

    0.0143

    3.2004

    0.0169

    3.7325

    0.0066

    1.5347

    0.0092

    2.1121

    0.0118

    2.6743

    0.0144

    3.2211

    0.0170

    3.7526

    0.0067

    1.5571

    0.0093

    2.1340

    0.0119

    2.6956

    0.0145

    3.2418

    0.0171

    3.7728

    0.0068

    1.5796

    0.0094

    2.1559

    0.0120

    2.7169

    0.0146

    3.2625

    0.0172

    3.7929

    0.0069

    1.6021

    0.0095

    2.1778

    0.0121

    2.7381

    0.0147

    3.2832

    0.0173

    3.8130

    0.0070

    1.6245

    0.0096

    2.1996

    0.0122

    2.7594

    0.0148

    3.3039

    0.0174

    3.8330

    0.0071

    1.6469

    0.0097

    2.2214

    0.0123

    2.7806

    0.0149

    3.3245

    0.0175

    3.8631

    0.0072

    1.6693

    0.0098

    2.2432

    0.0124

    2.8018

    0.0150

    3.3451

    0.0176

    3.8731

    46

  • 47

    Tabel 2.11 Luas, Berat Tulangan per Diameter Diameter

    Tulangan d (mm)

    Luas Tulangan A

    (cm2)

    Berat Tulangan

    (kg/m)

    Diameter Tulangan d

    (mm)

    Luas Tulangan A

    (cm2)

    Berat Tulangan

    (kg/m) 5 0.20 0.15 21 3.46 2.72 6 0.28 0.22 22 3.80 2.98 7 0.38 0.30 23 4.15 3.26 8 0.50 0.39 24 4.52 3.55 9 0.64 0.50 25 4.91 3.85

    10 0.79 0.62 26 5.31 4.17 11 0.95 0.75 27 5.73 4.48 12 1.13 0.89 28 6.16 4.83 13 1.33 1.04 29 6.61 5.18 14 1.54 1.21 30 7.07 5.55 15 1.77 1.39 31 7.55 5.93 16 2.01 1.58 32 8.04 6.31 17 2.27 1.78 33 8.55 6.71 18 2.54 2.00 34 9.08 7.13 19 2.83 2.23 35 9.62 7.55

    20 3.14 2.46 36 10.18 7.99 Sumber : Ibrahim (1994)

    47

  • 48

    b. Perhitungan Penulangan Plat Topping

    1). Penulangan arah memanjang (tulangan utama)

    Mu = 1/8. Wu. L2...(pers. 2.20)

    dengan :

    Mu = momen perlu ultimate

    Wu = beban berfaktor per satuan luas

    L = panjang precast

    Tul. memanjang Topping

    Tul. melitang

    p

    d h

    Tul. precast Plat Precast

    a). Kapasitas Momen/m

    d = h d 1/2D

    = 1,4/ fy

    As = . b. d

    n = As / Atul

    s = 1000 / n

    min = 1,4 / fy

    bGambar 2.8 Penulangan Topping

  • 49

    aktual = As / b . d maks = 0,75 {(0,85 . fc . 1 / fy) x (600 / 600 + fy)} min < aktual < maks a = (As. fy) / (0,85. fc. b)...(pers.2.21)

    Mn = As. fy (d a/2)..(pers.2.22)

    Mr = Mn > Mu ..(pers.2.23)

    dengan :

    h = tebal plat

    D = diameter tulangan

    p = selimut beton

    d = tinggi efektif

    b = lebar plat per 1m

    As = luas tulangan lapangan per meter lebar

    Atul = luas tulangan per diameter

    n = jumlah tulangan

    s = jarak spasi antar tulangan

    = rasio penulangan min = rasio tulangan minimum actual = rasio tulangan yang diperlukan

    maks = rasio tulangan maksimum 1 = 0,85 untuk fc 30 MPa

    0,85 0,008(fc 30) untuk fc = 30 55 MPa

    0,65 untuk fc 55 MPa

  • 50

    fc = kuat tekan beton yang ditentukan, MPa

    fy = tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja

    a = tinggi distribusi tegangan persegi dari muka balok tekan

    = faktor reduksi kekuatan = 0,8

    Mn = momen nominal penampang

    Mr = momen rencana

    2). Penulangan arah melintang (tulangan bagi)

    As = 0,002 . b . h.(pers.2.24)

    n = As / Atul

    s = 1000 / n

    3). Cek Stage Erection (saat konstruksi)

    a). Perhitungan Momen/m

    Mu = 1/8. Wu. L2

    = Mu < Mr half slab

  • 51

    3. Fondasi

    Menurut Hardiyatmo (1996) fondasi adalah bagian terendah

    bangunan yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang berada

    di bawahnya. Terdapat dua klasifikasi fondasi, yaitu fondasi dangkal dan

    fondasi dalam. Fondasi dangkal didefinisikan sebagai fondasi yang mendukung

    beban secara langsung, seperti : fondasi telapak, fondasi memanjang dan

    fondasi rakit. Fondasi dalam didefinisikan sebagai fondasi yang meneruskan

    beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak relatif jauh dari

    permukaan, contohnya fondasi sumuran dan fondasi tiang.

    a. Fondasi Tiang Pancang

    Menurut Hardiyatmo (2001) fondasi tiang digunakan untuk

    mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam.

    Fondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud, antara lain:

    - Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air atau tanah

    lunak, ke tanah pendukung yang kuat.

    - Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif lunak sampai kedalaman

    tertentu, sehingga pondasi bangunan mampu memberikan dukungan

    yang cukup untuk mendukung beban tersebut oleh gesekan dinding tiang

    dengan tanah di sekitarnya.

    - Untuk mengangker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas

    akibat tekanan hidrostatis atau momen penggulingan.

  • 52

    - Untuk menahan gaya-gaya hotisontal dan gaya yang arahnya miring.

    - Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut

    bertambah.

    - Untuk mendukung fondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah

    tergerus air.

    Kelompok tiang umumnya digunakan bila beban yang diterima

    oleh fondasi tiang terlalu besar, sehingga tidak mampu bila digunakan satu

    tiang. Jadi kelompok tiang merupakan kumpulan dari beberapa tiang yang

    bekerja sebagai satu kesatuan. Penyatuan kelompok tiang dengan pelat

    beton atau yang biasa dikenal dengan pile cap (poer). Dalam masalah

    kelompok tiang yang terpenting adalah jarak tiang. Pada umumnya

    susunan tiang dibuat simetris (jarak tiang sama), sehingga pusat berat

    kelompok tiang dan pusat berat poer terletak pada satu garis vertikal. Jarak

    minimum tiang dapat dilihat pada tabel 2.12

    Tabel 2.12 Jarak Fondasi Tiang Minimum Fungsi tiang Jarak as-as tiang

    minimum Tiang dukung ujung dalam tanah keras Tiang dukung ujung pada batuan keras Tiang gesek

    2 2,5d atau 75 cm 2d atau 60 cm 3 5d atau 75 cm

    Sumber : Hardiyatmo (2001)

  • 53

    1). Perhitungan Fondasi Tiang Pancang Menurut Muyasaroh dan Joko (Tugas

    Kuliah Rekayasa Fondasi II, 2006)

    Dari perhitungan SAP didapat : Pu, Mx, My

    Dari data sondir diperolah : qc, Tf

    a). Menghitung Kapasitas Ijin Pondasi

    A = 1/4 . 3,14 . D2.....(pers.2.25)

    O = 3,14 . D .........(pers.2.26)

    Qijin = (qc . A/ 3) + (Tf . O) / 10......(pers.2.27)

    dengan :

    A = luas dasar tiang pancang (cm2)

    qc = perlawanan ujung sondir (kg/cm2)

    O = keliling tiang (cm)

    Tf = total friksi sondir (kg/cm2)

    Qijin = kapasitas ijin pondasi

    b). Jumlah tiang pancang

    n1 = Pu/ (Qijin . Eg).....(pers.2.28)

    dengan :

    n1 = jumlah tiang dalam satu pile cap

    Pu = beban aksial bangunan

    = P kolom + berat pile cap........................................(pers.2.28.a)

    Eg = end bearing piles, diasumsikan 1,0

  • 54

    1 y 2 yi o x L yi

    xi xi B Gambar 2.9 Kelompok Fondasi Tiang

    c). Daya dukung per tiang

    Q = Pu/n1 + (My . xi) / (x2) + (Mx . yi) / (y2) .....(pers.2.29)

    dengan :

    Q = beban yang didukung oleh tiang

    My = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu x

    Mx = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu y

    xi = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu x

    yi = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu y

    (x2) = jumlah kuadrat jarak x terhadap titik o

    (y2) = jumlah kuadrat jarak y terhadap titik o

    4 3

  • 55

    d). Cek Terhadap Geser Pons

    kolom b1 x b1

    Tul. atas

    Sudut 45 th d

    Tul. bawah Tiang pancang

    xi xi

    Gambar 2.10 Penampang Pile Cap

    Vu pons = Pu

    bo = 2 ( b1+ d) + 2 (b1 + d)..(pers.2.30)

    Vc = . 1/3 . fc . bo . d > Vu pons.....(pers.2.31)

    dengan :

    bo = keliling daerah kritis

    b1 = lebar ko