4b205388d01
TRANSCRIPT
-
i
APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP ELEMEN
PLAT dan FONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN
GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik
Oleh
Dwi Ari Ustoyo
NIM 5150402019
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
-
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP
ELEMEN PLAT dan FONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG telah disetujui
oleh dosen pembimbing Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Semarang.
Hari : Jumat
Tanggal : 4 Mei 2007
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Toriq Arif G., ST. MSCE. Drs.Tugino, MT NIP.132 134 676 NIP.131 763 887
-
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP
ELEMEN PLAT dan STRUKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG.
Oleh :
Nama : Dwi Ari Ustoyo
NIM : 5150402019
Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian Skripsi Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Susunan Dewan Penguji,
Penguji I Penguji II
Toriq Arif G., ST. MSCE. Drs.Tugino, MT. NIP.132 134 676 NIP. 131 763 887
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Sipil
Prof. Dr. Soesanto, M.Pd Drs. Lashari, MT NIP.130 875 753 NIP. 131 741 402
-
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 2007
Dwi Ari Ustoyo NIM.5150402019
-
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Dalam menentukan pilihan ikutilah kata hatimu, dalam menggapai cita-cita
kobarkanlah semangat pantang menyerah dan jangan bergantung pada
keadaan sebelum kita berusaha terlebih dahulu.
2. Belajarlah karena manusia tidak dilahirkan pandai, dan orang berilmu tidaklah
sama dengan orang bodoh (Imam Safii).
3. Alangkah indahnya dianugerahi mencintai&dicintai oleh orang lain walaupun
semuanya itu, mungkin hanyalah sebuah buku yang tertata rapi dalam ruang
kalbu dan tumpukkan angan tanpa pernah jadi kenyataan. Rahasia hati akan
slalu tertanam dalam dasar jiwa karena lebih bijak berkorban demi
kebahagiaan Sang Dewi, walau hati slalu tertunduk ragu menahan rindu..........
Persembahan:
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak dan ibu yang saya hormati dan kakak serta
adikku yang saya cintai.
2. Spesial untuk (Radhik, Zaeni, Rinouw) yang selalu
bersama-sama berjuang demi terselesainya skripsi ini.
3. Orang yang selalu menjadi cahaya dan mengisi dasar
jiwaku dengan doa, harapan serta selalu menjadi
inspirasi dalam kehidupanku (semoga akhirnya ku
menemukanmu).
4. Rekan-rekan seperjuangan Teknik Sipil angkatan 02.
5. Semua orang yang telah mengkritik, mendidik dan
membantu dalam kehidupanku.
-
vi
SARI
Ustoyo Dwi Ari. 2007. Aplikasi Value Engineering Pada Elemen Struktur Pada
Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang. Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Pembimbing II Drs. Tugino, MT.
Kata kunci : Value Engineering, Saving Cost, Existing, Struktur
Value Engineering adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu. Value engineering digunakan untuk mencari suatu alternatif-alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/ lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Penerapan value engineering dilakukan pada pekerjaan plat dan fondasi. Analisis value engineering dilakukan pada proyek pembangunan gedung rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana memunculkan alternatif-alternatif sebagai pengganti pekerjaan existing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya cost saving yang terjadi setelah dilakukan penerapan value engineering.
Penelitian dimulai dengan melakukan survey mencari data untuk kemudian dianalisis value engineering. Data-data primer didapat dengan melakukan survey mencari data-data proyek. Data-data sekunder didapat dengan melakukan survey mencari buku-buku literature, referensi yang berkaitan dengan value engineering dan brosur daftar harga bahan yang diperlukan. Dalam melakukan proses value engineering dibagi menjadi 5 tahap, yaitu tahap informasi, kreatif, analisis, pengembangan dan rekomendasi. Untuk memilih pekerjaan alternatif terbaik, sebelumnya harus dilakukan perhitungan dari segi desain struktur dan rencana anggaran biaya, baru dilakukan perhitungan value engineeringnya.
Hasil penelitian didapat bahwa penerapan value engineering pada pekerjaan pekerjaan plat dengan menaikkan mutu beton keuntungan yang diperoleh, diantaranya adalah dimensi plat menjadi lebih kecil dan terdapat cost saving sebesar Rp 17.454.680, sedangkan dengan menggunakan plat precast keuntungan yang didapat antara lain, waktu pelaksanaan menjadi cepat, mutu terjamin, terdapat pengurangan tenaga kerja dan menghasilkan cost saving sebesar Rp 13.199.407. Pada pekerjaan fondasi dengan menggunakan tiang pancang diameter 35 cm keuntungan yang didapat antara lain, pengurangan jumlah fondasi, waktu pelaksanaan menjadi cepat dan menghasilkan cost saving sebesar Rp 11.907.650, sedangkan dengan menggunakan fondasi sumuran keuntungan yang didapat adalah pengurangan jumlah fondasi, tetapi tidak terdapat cost saving, karena biaya rencana lebih besar dari existing.
-
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat yang wajib ditempuh mahasiswa
dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik pada program studi Teknik Sipil di Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan moriil
maupun materiil sehingga dapat memudahkan dalam penyelesaiannya. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang,
2. Drs. Lashari, MT., Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang,
3. Drs. Henry Apriyatno, MT, Ketua Prodi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang,
4. Thoriq Arif G., ST. MSCE. Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan evaluasi dalam
penyusunan skripsi.
-
viii
5. Drs. Tugino, MT. Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, arahan dan evaluasi dalam penyusunan
skripsi.
6. Bapak dan ibu selaku orang tua yang selama ini telah memberikan
dorongan baik moriil maupun materiil.
7. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan kepada mereka semua
sesuai amalnya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan adanya skripsi ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
Semarang, Mei 2007
Penulis
-
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Persetujuan Pembimbing....................................................................................... ii
Pengesahan Kelulusan........................................................................................... iii
Motto dan Persembahan........................................................................................ v
Sari ....................................................................................................................... vi
Kata Pengantar ...................................................................................................... vii
Daftar Isi ............................................................................................................... ix
Daftar Notasi ......................................................................................................... xiii
Daftar Tabel .......................................................................................................... xvii
Daftar Gambar....................................................................................................... xix
Daftar Lampiran.................................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Batasan Masalah ............................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
F. Sistematika Penelitian ....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Value Engineering............................................................................. 8
-
x
1. Pengertian Value Engineering....................................................... 8
2. Karakteristik Value Engineering................................................... 11
3. Tahapan-tahapan Dalam Value Engineering ................................ 12
B. Rencana Anggaran Biaya .................................................................. 29
C. SAP 2000........................................................................................... 30
D. Beton ................................................................................................. 31
E. Beton Precast / Pracetak .................................................................... 32
F. Pekerjaan Srtuktur Bangunan ............................................................ 35
1. Plat Dua Arah............................................................................... 35
2. Plat Precast ................................................................................... 45
3. Fondasi ........................................................................................ 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.................................................................................. 63
B. Tempat Penelitian ............................................................................. 64
C. Proses Penelitian ............................................................................... 64
1. Tahap Persiapan ............................................................................ 64
2. Data Penelitian .............................................................................. 65
3. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 65
4. Analisis Data ................................................................................. 66
5. Hasil Analisis ................................................................................ 71
D. Flow Chart Penelitian ........................................................................ 71
-
xi
BAB IV ANALISIS VALUE ENGINEERING PROYEK GEDUNG
REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
A. Latar Belakang Proyek...................................................................... 75
B. Data Proyek....................................................................................... 76
C. Struktur Organisasi Proyek ............................................................... 77
D. Rencana Anggaran Biaya Proyek...................................................... 78
E. Teknik Mengidentifikasi Pekerjaan yang Akan di VE ..................... 78
1. Cost Model .................................................................................... 78
2. Breakdown .................................................................................... 82
F. Studi Value Engineering.................................................................... 83
1. Analisis Value Engineering pada Item Pekerjaan Plat................... 84
2. Analisis Value Engineering pada Item Pekerjaan Fondasi ............ 86
G. Tahapan Dalam Analisis VE pada Pekerjaan Struktur Atas ............. 87
1. Tahap Informasi ............................................................................. 88
2. Tahap Kreatif ................................................................................. 90
3. Tahap Analisis................................................................................ 94
4. Tahap Pengembangan .................................................................... 114
5. Tahap Rekomendasi ....................................................................... 114
H. Tahapan Dalam Analisis VE pada Pekerjaan Bawah........................ 117
1. Tahap Informasi ............................................................................. 118
2. Tahap Kreatif ................................................................................. 120
3. Tahap Analisis................................................................................. 124
4. Tahap Pengembangan ..................................................................... 158
-
xii
5. Tahap Rekomendasi ....................................................................... 158
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 161
B. Saran ................................................................................................... 162
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xiii
DAFTAR NOTASI
EKONOMI TEKNIK
A = sejumlah uang yang dibayar seiap tahun
F = sejumlah uang pada saat yang akan datang.
i = besarnya suku bunga tahunan ( % )
n = jumlah tahun
P = sejumlah uang pada saat ini.
PERHITUNGAN PLAT DUA ARAH
Aslx = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-x
Asly = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-y
Astx = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-x
Asty = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-y
Atul = luas tulangan per diameter
b = lebar plat per 1m
dx = tinggi efektif d dalam arah-x
dy = tinggi efektif d dalam arah y
Dx = diameter tulangan arah-x
Dy = diameter tulangan arah-y
fc = kuat tekan beton yang ditentukan, MPa
fy = tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja
h = tebal plat
hmin = tinggi minimum plat
k = koefisien tahanan
Ib1 = momen inersia balok tepi -1
ln = bentang bersih plat yang menentukan (sisi panjang)
-
xiv
Is1 = momen inersia pelat tepi-1
Mlx = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-x
Mly = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-y
Mtx = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-x
Mty = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-y
n = jumlah tulangan
p = selimut beton
s = jarak spasi antar tulangan
1 = kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi pendek (tepi-1)
m = nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat = nilai banding sisi panjang dan sisi pendek
= ly / lx ; ly > lx
1 = faktor reduksi kuat tekan beton 0,85 untuk fc 30 MPa
0,85 0,008(fc 30) untuk fc = 30 55 MPa
0,65 untuk fc 55 MPa
= faktor reduksi kekuatan
aksial tarik, dan aksial tarik dengan lentur= 0,8
aksial tekan, dan aksial tekan dengan lentur
- komponen struktur dengan tulangan spiral maupun sengkat ikat = 0,70
- komponen struktur dengan tulangan sengkang biasa = 0,65
= rasio penulangan plat min = rasio tulangan minimum aktual = rasio tulangan yang diperlukan maks = rasio tulangan maksimum
-
xv
PERHITUNGAN PLAT PRECAST
a = tinggi distribusi tegangan persegi dari muka balok tekan
As = luas tulangan lapangan per meter lebar
Atul = luas tulangan per diameter
d = tinggi efektif
D = diameter tulangan
L = panjang precast
Mn = momen nominal penampang
Mr = momen rencana
Mu = momen perlu ultimate
PERHITUNGAN FONDASI TIANG PANCANG
A = luas dasar tiang pancang (cm2)
bo = keliling daerah kritis
b1 = lebar kolom
B = lebar pile cap
d = tinggi efektif pile cap
Eg = end bearing piles, diasumsikan 1,0
F = rasio penulangan yang diperlukan
Fmax = rasio penulangan maksimum
My = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu x
Mx = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu y
n1 = jumlah fondasi
O = keliling tiang (cm)
P = beban aksial bangunan
qc = perlawanan ujung sondir (kg/cm2)
Q = beban yang didukung oleh tiang
Qijin = kapasitas ijin pondasi
th = tebal pile cap
-
xvi
Tf = total friksi sondir (kg/cm2)
Vu = kuat geser terfaktor pada penampang
xi = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu x
yi = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu y
(x2) = jumlah kuadrat jarak x terhadap titik o
(y2) = jumlah kuadrat jarak y terhadap titik o
Vc = tegangan geser yang diijinkan
PERHITUNGAN FONDASI SUMURAN
c = kohesi tanah
Df = kedalaman fondasi
D1 = diameter sumuran luar
D2 = diameter sumuran dalam
f = gaya perlawanan akibat lekatan per satuan luas
Nc, Nq, N = faktor daya dukung Terzaghi Qu = daya dukung ultimate
R = jari-jari sumuran
SF = faktor keamanan = 2-3
2 = angka faktor gaya gesek = berat jenis tanah (tabel 2.8) = sudut gesek internal
-
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Breakdown .................................................................................... 15
Tabel 2.2 Analisis Fungsi............................................................................... 19
Tabel 2.3 Metode Zero-One ........................................................................... 22
Tabel 2.4 Metode Zero-One untuk Mencari Bobot........................................ 23
Tabel 2.5 Metode Zero-One Mencari Indeks ................................................. 25
Tabel 2.6 Matrik Evaluasi.............................................................................. 26
Tabel 2.7 Beban Mati Bahan Bangunan dan Komponen Bangunan.............. 39
Tabel 2.8 Beban Hidup Pada Lantai Gedung................................................. 40
Tabel 2.9 Momen Yang Menentukan per Meter Lebar Dalam Jalur Tengah
Pada Plat Dua Arah Akibat Beban Terbagi Rata ......................... 41
Tabel 2.10 Rasio Penulangan fc = 30 Mpa, fy = 240 MPa............................. 46
Tabel 2.11 Luas, Berat Tulangan perDiameter ................................................ 47
Tabel 2.12 Jarak Fondasi Tiang Minimum ...................................................... 52
Tabel 2.13 Nilai-Nilai Faktor Daya Dukung Terzaghi .................................... 59
Tabel 2.14 Hubungan 2 dan (Sudut Gesek Dalam Tanah)........................ 59 Tabel 2.15 Rasio Penulangan fc = 25 Mpa, fy = 240 Mpa............................. 62
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya Secara Global ....................................... 79
Tabel 4.2 Breakdown Pekerjaan Struktur....................................................... 83
Tabel 4.3 Informasi Umum dan Kriteria Desain Pekerjaan Plat.................... 88
-
xviii
Tabel 4.4 Analisis Fungsi Pekerjaan Plat....................................................... 89
Tabel 4.5 Keuntungan dan Kerugian Alternatif PekerjaanPlat ...................... 92
Tabel 4.6 Kriteria Desain Alternatif Pekerjaan Plat....................................... 93
Tabel 4.7 Perbandingan Harga Existing dan Alternatif Pekerjaan Plat.......... 107
Tabel 4.8 Analisis Fungsi Pekerjaan Plat....................................................... 108
Tabel 4.9 Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Plat.......................... 109
Tabel 4.10 Metode Zero-One Mencari Indeks ................................................. 110
Tabel 4.11 Matrik Evaluasi Pekerjaan Plat...................................................... 113
Tabel 4.12 Informasi Umum dan Kriteria Desain Struktur Bawah ................. 118
Tabel 4.13 Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi ................................................ 119
Tabel 4.14 Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan fondasi ............... 122
Tabel 4.15 Kriteria Desain Alternatif Pekerjaan Fondasi ................................ 123
Tabel 4.16 Perbandingan Harga Existing dan Alternatif Struktur Bawah ....... 150
Tabel 4.17 Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi ................................................ 151
Tabel 4.18 Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Fondasi ................... 152
Tabel 4.19 Metode Zero-One Mencari Indeks ................................................. 154
Tabel 4.20 Matrik Evaluasi Pekerjaan Fondasi ............................................... 157
-
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Berbagai Elemen Yang Mempengaruhi Perencanaan Biaya
Suatu Bangunan Gedung............................................................ 8
Gambar 2.2 Cost Model Untuk Gedung Standar ........................................... 19
Gambar 2.3 Distribusi Biaya Total ................................................................ 27
Gambar 2.4 Penulisan Diagram Soal ............................................................. 30
Gambar 2.5 Plat Precast ................................................................................. 37
Gambar 2.6 Plat Dua Arah ............................................................................. 39
Gambar 2.7 Diagram Momen Rancang ......................................................... 41
Gambar 2.8 Penulangan Plat .......................................................................... 45
Gambar 2.9 Penulangan Topping ................................................................... 51
Gambar 2.10 Kelompok Fondasi Tiang ........................................................... 57
Gambar 2.11 Penampang Pile Cap................................................................... 58
Gambar 2.12 Penampang Fondasi Sumuran .................................................... 64
Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian................................................................. 75
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek ........................................................ 80
Gambar 4.2 Cost Model Proyek Gedung Rektorat Unimus........................... 84
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Pekerjaan Plat Dengan Biaya
Perencanaannya.......................................................................... 116
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Pekerjaan Fondasi Dengan Biaya Rencana... 159
-
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Output Perhitungan SAP 2000
Lampiran 2 Perhitungan Pekerjaan Plat
Lampiran 3 Perhitungan Pekerjaan Fondasi
Lampiran 4 Data Spesifikasi Survey Bahan
Lampiran 5 Data Penyelidikan Tanah Proyek Gedung Rektorat Unimus Rencana
Lampiran 6 Kerja Syarat (RKS) Proyek Gedung Rektorat Unimus
Lampiran 7 Rencana Anggaran Biaya Proyek Gedung Rektorat Unimus
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek bangunan harus
direncanakan dengan efisien dan optimal. Banyak hal yang dapat dilakukan
sebelum membuat RAB, diantaranya pemilihan desain dan bahan yang akan
dipakai. Pemilihan desain dan bahan sangat penting dilakukan, karena akan
menunjukkan mutu dan kualitas daripada bangunan tersebut. Setelah RAB
selesai, terkadang masih ada beberapa item pekerjaan yang memiliki anggaran
biaya yang besar.
Dalam Manajemen Konstruksi (MK) terdapat suatu disiplin ilmu
teknik sipil yang dapat digunakan untuk mengefesienkan dan mengefektifkan
biaya. Ilmu tersebut dikenal dengan nama Value Engineering/ Rekayasa Nilai.
Value Engineering merupakan suatu ilmu baru dalam dunia MK, karena
masuk ke Indonesia mulai tahun 1980-an. Pemerintah baru menggunakannya
pada tahun 1990-an dan keberadaan Value Engineering itu sendiri masih
sebagai badan konsultan serta hanya dibutuhkan oleh proyek-proyek tertentu
saja yang membutuhkan jasa konsultan Value Engineering.
Value Engineering (VE) adalah suatu cara pendekatan yang kreatif
dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan
biaya-biaya yang tidak perlu.VE digunakan untuk mencari suatu alternatif-
alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih
1
-
2
baik/ lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan
batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Dalam perencanaan VE biasanya
melibatkan pemilik proyek, perencana, para ahli yang berpengalaman
dibidangnya masing-masing dan konsultan VE.
Pada penelitian ini, perencanaan VE dilakukan pada tahap setelah
perencanaan proyek. Analisis VE dilakukan pada pekerjaan struktur. Dalam
RAB biasanya pekerjaan struktur memiliki biaya dan bobot pekerjaan yang
besar. Biaya yang besar tersebut dipengaruhi dari segi pemilihan desain dan
bahan yang digunakan. Analisis VE dilakukan dengan memunculkan ide-ide
yang kreatif untuk mengganti perencanaan existing pekerjaan struktur. Dalam
memunculkan alternatif-alternatif pengganti pemilihan desain dan bahannya
harus tepat, murah, kuat dan ekonomis. Selain itu, pemilihan desain dan bahan
alternatif pengganti pekerjaan struktur nantinya juga akan berpengaruh pada
pembiayaan dari segi waktu dan metode pelaksanaan. Analisis VE dalam
penelitian ini dilakukan pada pekerjaan struktur atas khususnya pekerjaan plat
dan pada pekerjaan struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi. Setelah
dilakukan analisis VE diharapkan nanti terdapat cost saving/ penghematan
biaya dari biaya pekerjaan struktur secara keseluruhan.
Pada pembahasan Value Engineering disini dilakukan pada proyek
pembangunan gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang.
Bangunan ini terdiri dari 4 lantai dengan luas perlantai 558 m2. Perencanaan
awal struktur atas khususnya balok, kolom dan plat menggunakan beton
bertulang. Pekerjaan ini memiliki biaya dan bobot yang lebih besar. Pekerjaan
-
3
struktur plat dipilih karena memiliki biaya yang lebih besar dibanding
pekerjaan struktur atas beton bertulang lainnya. Sebagai alternatif pengganti,
nantinya akan diusulkan plat precast/ pracetak. Dengan adanya plat precast
bisa mengurangi volume pekerjaan plat, seperti tidak diperlukannya pekerjaan
perancah saat pengecoran plat topping. Plat topping adalah plat yang dicor
diatas plat precast agar plat precast menjadi satu kesatuan dengan struktur
balok. Dengan adanya pengurangan volume pekerjaan otomatis biaya
pekerjaan akan menjadi berkurang. Disamping itu nanti juga dimunculkan
alternatif dengan menaikkan mutu beton pada pekerjaan plat.
Analisis VE dilakukan pada struktur bawah khususnya pekerjaan
fondasi karena adanya perubahan beban bangunan yang ditumpu oleh fondasi.
Perubahan beban bangunan ini disebabkan karena adanya perubahan desain
dan bahan struktur atas saat dilakukan analisis VE. Perencanaan awal fondasi
menggunakan mini pile segitiga 37x37x37cm. Sebagai alternatif pengganti
nantinya akan diusulkan fondasi tiang pancang silinder diameter 35cm dan
fondasi sumuran. Pertimbangan dipilihnya alternatif pengganti karena adanya
pengurangan jumlah pondasi yang nantinya dapat mengurangi anggaran biaya
struktur bawah.
Dengan adanya perbandingan-perbandingan desain dan bahan lain
dalam perencanaan VE pada pekerjaan plat dan fondasi diharapkan akan
menghasilkan anggaran biaya total proyek yang efisien dan optimal
-
4
B. Batasan Masalah
Karena penelitian VE dilakukan setelah tahap perencanaan, maka
asumsi-asumsi yang dipakai dalam analisis VE adalah asumsi-asumsi pada
saat perencanaan. Batasan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Analisis VE dilakukan pada struktur atas khususnya pada pekerjaan plat
dan pada struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi.
2. Perhitungan harga satuan untuk menghitung anggaran biaya pekerjaan
alternatif diambil dari daftar harga satuan pekerjaan dari Balai Pengujian
dan Informasi Konstruksi (BPIK) kota Semarang bulan November-
Desember 2005.
3. Perhitungan beton bertulang menggunakan pedoman SKSNI 1991
4. Perhitungan desain struktur dibantu dengan program komputer SAP 2000
versi 7.42.
5. Data-data untuk merencanakan desain struktur ulang pekerjaan alternatif
didapat dari RKS, data penyelidikan tanah dan data-data lainnya dari
proyek tersebut.
6. Harga-harga bahan untuk pekerjaan alternatif didapat dari brosur harga
bahan dengan melakukan survey terhadap perusahaan yang
berkepentingan.
.
-
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas diambil
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana memunculkan atau mencari alternatif-alternatif desain dan
bahan dalam aplikasi Value Engineering yang dapat membuat perencanaan
anggaran biaya struktur atas khususnya pekerjaan plat menjadi efisien dan
optimal dengan fungsi dan mutu pekerjaan tetap sesuai dengan rencana
awal?
2. Bagaimana memunculkan atau mencari alternaif-alternatif desain dan
bahan dalam aplikasi Value Engineering yang dapat membuat perencanaan
anggaran biaya struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi menjadi
efisien dan optimal dengan fungsi dan mutu pekerjaan tetap sesuai dengan
rencana awal?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui alternatif penggunaan bahan dan desain struktur apa yang
digunakan dalam menganalisis atau merekayasa nilai (value engineering)
terhadap struktur plat dan fondasi.
2. Mengetahui berapa besarnya nilai cost saving yang terjadi dalam
perencanaan biaya total proyek setelah dilakukan analisis Value
Engineering.
-
6
3. Mengetahui perbedaan biaya total proyek yang telah direncanakan
sebelumnya dengan biaya total proyek yang sudah dilakukan analisis Value
Engineering.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat, diantaranya :
1. Memberikan informasi atau rekomendasi baik kepada owner, perencana
maupun pelaksana mengenai alternatif-alternatif apa saja yang dapat
mengefisienkan biaya untuk pekerjaan plat dan fondasi dari suatu proyek.
2. Mengetahui nilai suatu proyek sampai tahap pengembangan proyek
tersebut dalam sistem periode Cost of Life Cycle dengan umur proyek
dan bunga bank yang direncanakan.
F. Sistematika Penelitian
Penelitian ini disusun dalam lima bab dengan sistematika penulisan
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan memuat tentang latar belakang permasalahan, batasan
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penelitian.
-
7
Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
Bab ini menjelaskan pokok-pokok kajian tentang definisi value
engineering, ekonomi teknik, SAP2000, beton, Rencana Anggaran
Biaya (RAB), pekerjaan struktur bangunan, beton precast/ pracetak,
fondasi.
Bab III Metodologi Penelitian
Bab ini membahas tentang jenis penelitian, tempat penelitian, dan
proses penelitian meliputi, metode pengumpulan data, langkah
penelitian.
Bab IV Analisis Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menguraikan data-data untuk dilakukan analisis dan
pembahasan. Analisis dilakukan dengan menghitung ulang desain dan
rencana anggaran biaya alternatif desain struktur, kemudian baru
diaplikasi value engineering. Pembahasan dilakukan pada tahap
rekomendasi yang merupakan fase terakhir dalam tahapan aplikasi
value engineering.
Bab V Penutup
Pada bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan
dengan penelitian tentang aplikasi value engineering terhadap elemen
struktur bangunan..
-
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Value Engineering (VE)
1. Pengertian Value Engineering
Dalam perencanaan anggaran biaya suatu proyek bangunan
dipengaruhi oleh beberapa elemen pekerjaan dalam ilmu keteknik sipilan,
diantaranya arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal. Untuk mengetahui dan
memperjelas penggunaan value engineering dalam hubungannya dengan
elemen pekerjaan tersebut dapat kita lihat pada gambar 2.1.
Sipil dan Struktur
Arsitektur
Elektrikal
Mekanikal
Gambar 2.1 Berbagai Elemen Yang Mempengaruhi Perencanaan Biaya Suatu Bangunan Gedung ( DellIsola, 1974 ).
8
-
9
Gambar 2.1 menjelaskan bahwa biaya total bangunan dipengaruhi
oleh berbagai elemen pekerjaan, seperti arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal
dan lain-lain. Keputusan yang diambil dalam masing-masing elemen
pekerjaan tersebut akan mempengaruhi biaya baik didalam elemen tersebut
maupun secara keseluruhan, misalnya apabila terjadi pembengkakan biaya
pada salah satu elemen, maka akan mempengaruhi biaya total keseluruhan.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu metode yang dapat membuat
biaya elemen tersebut menjadi optimal. Metode tersebut dalam manajemen
konstruksi disebut Value Engineering. Sebagai contoh, dalam elemen arsitek
perencanaan desain dan bahan yang dipakai untuk membuat suatu bangunan
tampak indah dan menarik, kadang-kadang dapat membuat anggaran biayanya
menjadi besar dan mempengaruhi biaya total proyek. Oleh karena itu
diperlukan suatu usaha pendekatan VE untuk merencanakan penghematan
biaya yang masih berpedoman pada desain utama.
Miles (1971) dalam Barrie dan Poulson (1984) mengatakan
Rekayasa Nilai/ Value Engineering adalah suatu pendekatan yang
terorganisasi dan kreatif yang bertujuan untuk mengadakan pengidentifikasian
biaya yang tidak perlu. Biaya yang tidak perlu ini adalah biaya yang tidak
memberikan kualitas, kegunaan, sesuatu yang menghidupkan penampilan
yang baik ataupun sifat yang diinginkan oleh konsumen.
DellIsola (1974) mendefinisikan value engineering adalah suatu
pendekatan sistematis untuk memperoleh hasil yang maksimal dari setiap
biaya yang dikeluarkan. Dimana diperlukan suatu usaha kreatif untuk
-
10
menganalisa fungsi dengan menghapus atau memodifikasi penambahan harga
yang tidak perlu dalam proses pembiayaan konstruksi, operasi atau
pelaksanaan, pemeliharaan, pergantian alat dan lain-lain.
Menurut Heller (1971) dalam Hutabarat (1995) Rekayasa Nilai
merupakan penerapan sistematis dari sejumlah teknik untuk
mengidentifikasikan fungsi-fungsi suatu benda dan jasa dengan memberi nilai
terhadap masing-masing fungsi yang ada serta mengembangkan sejumlah
alternatif yang memungkinkan tercapainya fungsi tersebut dengan biaya total
minim.
Menurut Donomartono (1999) Value Engineering adalah suatu
metode evaluasi yang menganalisa teknik dan nilai dari suatu proyek atau
produk yang melibatkan pemilik, perencana dan para ahli yang berpengalaman
dibidangnya masing-masing dengan pendekatan sistematis dan kreatif yang
bertujuan untuk menghasilkan mutu dan biaya serendah-rendahnya, yaitu
dengan batasan fungsional dan tahapan rencana tugas yang dapat
mengidentifikasi dan menghilangkan biaya-biaya dan usaha-usaha yang tidak
diperlukan atau tidak mendukung.
-
11
2. Karakteristik Value Engineering
Menurut Hutabarat (1995) karakteristik Value Engineering
diantaranya adalah :
a. Berorientasi pada fungsi
Perancangan dimulai dengan mengidentifikasi fungsi-fungsi yang
dibutuhkan. Dalam penerapan VE harus jeli mencari elemen pekerjaan-
pekerjaan yang memiliki potensial untuk dilakukan analisis VE, sehingga
dapat menghasilkan penghematan biaya total proyek.
b. Berorientasi pada sistem
Perancangan harus dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh
dimensi permasalahan, melihat keterkaitan antara komponen-
komponennya dalam mengidentifikasikan dan menghilangkan biaya-
biaya yang tak diperlukan.
Dalam melakukan analisis VE pada suatu item pekerjaan harus
memperhatikan perencanaan anggaran biayanya. Bagaimana proses
perencanaan biaya dari komponen-komponen item pekerjaan tersebut,
agar nantinya dapat dilakukan pengidentifikasian dan penghilangan
biaya-biaya yang tidak diperlukan.
c. Multi disiplin
Perancangan melibatkan berbagai disiplin keahlian. Suatu pekerjaan
sebelum dilakukan perhitungan analisis VEnya, harus diperhitungkan
dulu dari segi perencanaan desain struktur dan anggaran biayanya. Untuk
itu diperlukan berbagai ilmu dalam bidang keteknik sipilan, seperti
-
12
struktur beton, bahan, Rencana Anggaran Biaya (RAB), teknik fondasi
dan lain-lain.
d. Berorientasi pada siklus hidup produk
Melakukan analisis terhadap biaya total untuk memiliki dan
mengoperasikan fasilitas selama siklus hidupnya. Misalnya, siklus hidup
produk tersebut direncanakan dalam jangka waktu pendek, maka harus
diperhitungkan apakah investasi modal yang ditanamkan dalam produk
tersebut bisa kembali dalam jangka waktu yang pendek.
e. Pola pikir kreatif
Proses perancangan harus dapat mengidentifikasikan alternatif-alternatif
pemecahan masalah secara kreatif. Dalam mencari alternatif pengganti
dapat diusulkan sebanyak-banyaknya secara kreatif. Banyaknya alternatif
yang diusulkan akan membuat banyaknya pilihan untuk dijadikan
alternatif pengganti dengan membandigkan alternatif-alternatif tersebut
dan memilih salah satu alternatif yang terbaik.
3. Tahapan-tahapan Dalam Value Engineering
Menurut Hutabarat (1995) tahapan-tahapan dalam aplikasi VE
dibagi menjadi 5 yaitu :
a. Tahap informasi
b. Tahap kreatif
c. Tahap analisis
d. Tahap pengembangan
e. Tahap rekomendasi
-
13
Untuk lebih jelasnya, tahap-tahap tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap Informasi
Dalam Hutabarat (1995) menyebutkan tahap informasi adalah
mengumpulkan sebanyak mungkin data mengenai proyek.
Menurut DellIsola (1974) dalam Barrie dan Poulson (1984)
informasi suatu item pekerjaan dapat berupa jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut :
- Itemnya apa ?
- Apa fungsinya ?
- Berapa nilai fungsi tersebut ?
- Berapa total biayanya ?
- Area mana yang mempunyai indikasi biaya tinggi atau nilai yang
rendah ?
Selain itu informasi penting lainnya dapat berupa :
- Sudah berapa lama desain itu dibuat atau digunakan.
- Sistem alternatif material atau metode apa yang digunakan dalam
konsep aslinya.
- Masalah khusus apa yang ada pada sistem atau proyek.
- Seberapa sering penggunaan desain ini setiap tahunnya.
-
14
Informasi umum suatu proyek menurut Donomartono (1999)
dapat berupa :
- Kriteria desain teknis.
- Kondisi lapangan (topografi, kondisi tanah, daerah sekitar, gambar
sekitar).
- Kebutuhan-kebutuhan regular.
- Unsur-unsur desain (komponen konstruksi dan bagian-bagian dari
proses).
- Riwayat proyek.
- Batasan yang dipakai untuk proyek.
- Utility yang tersedia.
- Perhitungan desain.
- Partisipasi publik.
Teknik-teknik yang dapat dipergunakan pada tahap informasi
yaitu, breakdown, cost model, dan analisis fungsi. Teknik-teknik tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut :
1) Breakdown
Menurut DellIsola (1974) breakdown adalah suatu analisis
untuk menggambarkan distribusi pemakaian biaya dari item-item
pekerjaan suatu elemen bangunan. Jumlah biaya item pekerjaan tersebut
kemudian diperbandingkan dengan total biaya proyek untuk
mendapatkan prosentase bobot pekerjaan. Bila memiliki bobot pekerjaan
-
15
besar, maka item pekerjaan tersebut potensial untuk dianalisis VE. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel. 2.1 Breakdown Item Pekerjaan Biaya 1. Pekerjaan A 2. Pekerjaan B 3. Pekerjaan C 4. Pekerjaan D 5. Pekerjaan E 6. Pekerjaan F Total Biaya total proyek keseluruhan Persentase
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp M Rp N = Rp M / Rp N = %
Sumber : DellIsola (1974)
Tabel 2.1 dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Pekerjaan A-F merupakan item-item pekerjaan dari suatu elemen
bangunan yang memiliki potensial untuk dilakukan VE. Item
pekerjaan tersebut dipilih karena memiliki biaya yang besar dari
elemen pekerjaan yang lainnya.
- Untuk mengetahui item pekerjaan tersebut potensial untuk dilakukan
VE adalah dengan memperbandingkan jumlah item pekerjaan
tersebut dengan biaya total proyek. Bila memiliki prosentase besar,
maka potensial dilakukan VE.
- Setelah diidentifikasi, nantinya dipilih salah satu item pekerjaan A-F
yang memiliki potensial untuk dilakukan analisis VE. Selain
memiliki biaya yang besar, dalam memilih item pekerjaan dapat
ditinjau dari segi bahan dan desain yang nantinya dapat memunculkan
berbagai macam alternatif pengganti.
-
16
2). Cost Model
DellIsola (1974) mengatakan cost model adalah suatu model
yang digunakan untuk mengambarkan distribusi biaya total suatu proyek.
Penggambarannya dapat berupa suatu bagan yang disusun dari atas ke
bawah. Bagian atas adalah jumlah biaya elemen bangunan dan
dibawahnya merupakan susunan biaya item pekerjaan dari elemen
bangunan tersebut. Dengan cost model dapat diketahui biaya total proyek
secara keseluruhan dan dapat dilihat perbedaan biaya tiap elemen
bangunan. Perbedaan biaya tiap elemen bangunan tersebut dapat
dijadikan pedoman dalam menentukan item pekerjaan mana yang akan
dianalisis VE. Untuk lebih jelasnya cost model dapat dilihat pada gambar
2.2.
-
17
Kondisi Lapangan
Alat
Persyaratan & Spec. umum
Kondisi umum
Kond. Spec termasuk kontijensi
Sistem Dasar
Pondasi
Normal
Abnormal
Struktur
Vertikal
Horizontal
Arsitek
Dinding luar & Atap
Konstruksi Internal
Finishing Dalam
Trans. Vertikal
Mekanikal
Pemipaan
HC
Pemadam Kebakaran
Elektrical
Umum
Sistem special
Sistem lain
Gambar 2.2 Cost Model Untuk Gedung Standar (DellIsola 1974)
Keterangan :
= Ideal Cost
= Aktual Worth
Gedung Standar
17
-
18
Gambar 2.2 menjelaskan suatu bagan cost model yang menggambarkan
distribusi perencanaan biaya suatu proyek gedung standar. Biaya total
proyek diperoleh dari penjumlahan elemen bangunan, seperti arsitek,
mekanikal, elektrikal dan lain-lain seperti pada gambar. Biaya elemen
bangunan merupakan penjumlahan dari item-item pekerjaan yang
terdapat dalam elemen tersebut, seperti pada elemen mekanikal terdapat
item pekerjaan pemipaan, HC, pemadam kebakaran. Untuk bagan
dengan garis utuh/ ideal cost adalah biaya perencanaan awal dan
merupakan rencana anggaran biaya proyek, sedangkan pada bagan
dengan garis putus-putus/ aktual worth merupakan rencana anggaran
biaya setelah dilakukan analisis VE. Nantinya dapat dilihat perbedaan
antara biaya perencanaan awal proyek dengan biaya proyek yang sudah
dilakukan analisis VE.
3). Analisis Fungsi
Menurut Hutabarat (1995) fungsi adalah kegunaan atau
manfaat yang diberikan produk kepada pemakai untuk memenuhi suatu
atau sekumpulan kebutuhan tertentu. Analisis fungsi merupakan suatu
pendekatan untuk mendapatkan suatu nilai tertentu, dalam hal ini fungsi
merupakan karakterisitk produk atau proyek yang membuat produk atau
proyek dapat bekerja atau dijual.
Secara umum fungsi dibedakan menjadi fungsi primer dan
fungsi sekunder. Fungsi primer adalah fungsi, tujuan atau prosedur yang
-
19
merupakan tujuan utama dan harus dipenuhi serta suatu identitas dari
suatu produk tersebut dan tanpa fungsi tersebut produk tidak mempunyai
kegunaan sama sekali. Fungsi sekunder adalah fungsi pendukung yang
mungkin dibutuhkan untuk melengkapi fungsi dasar agar mempunyai
nilai yang baik. Analisis fungsi bertujuan untuk :
- Mengidentifikasikan fungsi-fungsi utama ( sesuai dengan kebutuhan )
dan menghilangkan fungsi-fungsi yang tidak diperlukan.
- Agar perancang dapat mengidentifikasikan komponen-komponen dan
menghasilkan komponen-komponen yang diperlukan.
Analisis fungsi dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel. 2.2 Tabel Analisis Fungsi FUNGSI
NO KOMPONEN VERB NOUN KIND
WORTH
( Rp )
COST
( Rp )
1 A menahan beban P Rp....... Rp.......
2 B meneruskan beban S Rp....... Rp.......
Jumlah Rp W Rp C
Sumber : Donomartono (1999)
Nilai cost / worth = Rp C / Rp W
Dari tabel 2.2 dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Analisis fungsi hanya menerangkan item pekerjaan yang akan
dianalisis VE dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata benda.
Analisis fungsi selain digunakan pada tahap informasi nantinya juga
dimunculkan pada tahap analisis.
- A, B merupakan komponen-komponen dari item pekerjaan yang akan
dianalisis fungsinya.
-
20
- Pada kolom fungsi yang terdapat kolom verb, noun dan kind
merupakan identifikasi fungsi daripada komponen. Untuk verb
merupakan identifikasi fungsi kata kerja pada komponen. Untuk noun
merupakan identifikasi fungsi kata benda daripada komponen. Untuk
kind merupakan identifikasi fungsi jenis daripada komponen. P
merupakan fungsi primer/ pokok, sedangkan S merupakan fungsi
sekunder.
- Pada kolom cost diisi biaya dari komponen pekerjaan existing. Pada
worth diisi biaya untuk komponen pekerjaan alternatif setelah
dilakukan perhitungan anggaran biayanya.
- Nilai cost/worth hanya menunjukkan besarnya efesiensi penghematan
item pekerjaan tersebut. Bila nilai cost/worth kurang dari 1, maka tidak
ada penghematan, sedangkan lebih dari 1 terjadi penghematan. Apabila
semakin besar nilainya lebih dari 1, maka semakin besar pula
penghematan yang terjadi.
b. Tahap Kreatif
Menurut Hutabarat (1995) Tahap kreatif adalah
mengembangkan sebanyak mungkin alternatif yang bisa memenuhi
fungsi primer atau pokoknya. Untuk itu diperlukan adanya pemunculan
ide-ide guna memperbanyak alternatif-alternatif yang akan dipilih.
Alternatif tersebut dapat dikaji dari segi desain, bahan, waktu
pelaksanaan, metode pelaksanaan dan lain-lain. Sebagai bahan
-
21
pertimbangan dalam mengusulkan alternatif dapat disebutkan keuntungan
dan kerugiannya. Sebagai dasar penilaian/ pertimbangan untuk dilakukan
analisis VE dapat dipilih kriteria-kriteria dari item pekerjaan. Kriteria-
kriteria tersebut nantinya sebagai bahan evaluasi untuk memilih alternatif
yang dipilih.
c. Tahap Analisis
Dalam tahap ini diadakan analisa terhadap masukan-masukan
ide atau alternatif. Ide yang kurang baik dihilangkan. Alternatif atau ide
yang timbul diformulasikan dan dipertimbangkan keuntungan dan
kerugiannya yang dipandang dari berbagai sudut, kemudian dibuatkan
suatu ranking hasil penilaian. Dalam mengevaluasi dapat menggunakan
teknik diantaranya, metode zero-one dan matrik evaluasi. Untuk lebih
jelasnya teknik-teknik tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
1). Metode Zero-One
Menurut Hutabrat (1995) metode zero-one adalah salah satu
cara pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan urutan
prioritas fungsi-fungsi. Prinsip metode ini adalah menentukan relativitas
suatu fungsi lebih penting atau kurang penting terhadap fungsi
lainnya. Fungsi yang lebih penting diberi nilai satu (one), sedangkan
nilai yang kurang penting diberi nilai nol (zero). Keuntungan metode
ini adalah mudah dimengerti dan pelaksanaannya cepat dan mudah.
Metode zero-one dapat dilihat pada tabel 2.3.
-
22
Tabel 2.3 Metode Zero-One Fungsi A B C D E Jumlah
A B C D E
X 0 0 0 0
1 X 1 0 0
1 0 X 0 0
1 1 1 X 1
1 1 1 0 X
4 2 3 0 1
Sumber : Hutabarat (1995) dengan :
1 = Lebih penting 0 = Kurang penting X = Fungsi yang sama
Cara pelaksanaan metode zero-one ini adalah dengan
mengumpulkan fungsi-fungsi yang tingkatannya sama, kemudian disusun
dalam suatu matriks zero-one yang berbentuk bujursangkar. Setelah itu
dilakukan penilaian fungsi-fungsi secara berpasangan, sehingga ada
matriks akan terisi X. Nilai-nilai pada matriks ini kemudian dijumlah
menurut baris dan dikumpulkan pada kolom jumlah.
Sebagai contoh pada tabel 2.3 diatas pada baris 1 kolom 2
bernilai 1, artinya fungsi A lebih penting dari fungsi B. Sebaiknya baris 2
kolom 1 bernilai 0. Dari matriks diatas diperoleh urutan prioritas adalah
A, C, B, E, D (berdasarkan jumlah nilai).
Pada tahap analisis menggunakan dua bentuk tabel metode
zero-one yang berbeda, yaitu metode zero-one mencari bobot untuk
kriteria yang diusulkan (tabel 2.4) dan metode zero-one untuk mencari
indeks (tabel 2.5). Bobot dan indeks tersebut nantinya digunakan dalam
menghitung matrik evaluasi (tabel 2.6).
-
23
Tabel 2.4 Metode Zero-One untuk Mencari Bobot Nomor Kriteria Kriteria Nomor Kriteria 1 2 3 4 5
Total Ranking Bobot
A 1 X 0 1 1 1 3 2 B 2 1 X 1 1 1 4 1 C 3 0 0 X 1 1 2 3 D 4 0 0 0 X 1 1 4 E 5 0 0 0 0 X 0 5
Sumber : Isworo, Sutikno, Tugino, Suryanto (1999)
Tabel 2.4 dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Pada kolom fungsi A-E merupakan kriteria komponen dari item
pekerjaan yang di VE. Dalam menentukan kriteria harus berhubungan
dengan pekerjaan tersebut, misalnya dalam melaksanakan suatu
pekerjaan harus direncanakan dari segi biaya, waktu, tenaga kerja dan
sebagainya, asal masih berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
Kriteria-kriteria yang dipakai harus sama dengan kriteria yang
dimunculkan pada tahap kreatif.
- Nomor kriteria baik kolom maupun baris merupakan pemberian
angka sesuai urutan kriteria.
- Pemberian nilai 1 adalah fungsi A-E pada kolom lebih penting dari
baris A-E.
- Pemberian nilai 0 adalah fungsi A-E pada kolom kurang penting dari
baris A-E.
- Pemberian nilai X adalah fungsi A-E pada kolom dan baris
mempunyai fungsi sama penting.
- Kolom total merupakan penjumlahan pada baris penilaian
-
24
- Pemberian angka pada ranking sesuai jumlah kriteria yang ada, misal
pada tabel terdapat 5 kriteria (A-E), maka terdapat ranking 1-5.
- Pemberian ranking dilakukan secara terbalik, yaitu yang mendapat
total tertinggi angka ranking 5, selanjutnya terus turun sampai yang
total terendah mendapat angka ranking 1.
- Menurut Hutabarat (1995) menentukan bobot dengan mengambil
skala bobot total 100 dan bobot dihitung dengan rumus :
= {angka ranking yang dimiliki / jumlah angka ranking}x 100.
2). Matrik Evaluasi
Menurut Hutabarat (1995) matrik evaluasi adalah salah satu
alat pengambilan keputusan yang dapat menggabungkan kriteria
kualitatif (tak dapat diukur) dan kriteria kuantitatif (dapat diukur).
Kriteria-kriteria pada metode ini dapat ditinjau dari aspek item
pekerjaan yang dipilih, misalnya pembiayaan, waktu pelaksanaan, jumlah
tenaga, kondisi lapangan, berat struktur dan sebagainya. Cara
pelaksanaan metode ini adalah :
- Menetapkan alternatif-alternatif solusi yang mungkin
- Menetapkan kriteria-kriteria yang berpengaruh
- Memberikan penilaian untuk setiap alternatif terhadap masing-masing
kriteria
- Menghitung nilai total untuk masing-masing alternatif
- Memilih alternatif dengan nilai total terbesar
-
25
Dalam menghitung matrik evaluasi menggunakan dua tabel, yaitu metode
zero-one untuk mencari indeks dan matrik evaluasi. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 2.5 dan tabel 2.6.
Tabel 2.5 Metode Zero-One Mencari Indeks Fungsi A B C Jumlah Indeks
A X 0 0 0 0 B 1 X 1 2 2/3 C 1 0 X 1 1/3
Sumber : Hutabarat (1995)
Tabel 2.5 dijelaskan sebagai berikut :
- A,B,C adalah item pekerjaan yang dianalisis VE
- Pemberian nilai 1 adalah fungsi A,B,C pada kolom lebih penting dari
baris A,B,C.
- Pemberian nilai 0 adalah fungsi A,B,C pada kolom kurang penting
dari baris A,B,C.
- Pemberian nilai X adalah fungsi A,B,C pada kolom dan baris
mempunyai fungsi sama penting.
- Kolom jumlah merupakan penjumlahan pada baris.
- Indeks merupakan perbandingan jumlah dengan total jumlah pada
fungsi.
-
26
Tabel 2.6 Matrik Evaluasi Kriteria Fungsi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 No
Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot
Total
Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks 1 A Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Y
Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks 2 B Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Y
Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks 3 C Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Y
Sumber : Hutabarat (1995)
dengan :
Y = Bobot x Indeks
Y = jumlah total pada baris Y
26
-
27
Tabel 2.6 dijelaskan sebagai berikut :
- A,B,C adalah item pekerjaan yang dianalisis VE
- Untuk baris kriteria 1 sampai dengan 9 merupakan asumsi kriteria
dari item pekerjaan yang dianalisis VE.
- Untuk baris bobot diambil dari metode zero-one tabel 2.4.
- Nilai indeks diambil dari metode zero-one tabel 2.5.
- Untuk pekerjaan alternatif yang dipilih dilihat dari yang memiliki
total indeks dikali bobot (Y) terbesar.
d. Tahap Pengembangan
Menurut Donomartono (1999) pada tahapan pengembangan ini
menyiapkan semua ide atau pendapat secara keseluruhan untuk diteliti ke
dalam desain preliminari, dibuatkan gambaran solusi, diestimasikan
dalam life cycle cost dari desain asal dan dengan desain yang baru
diusulkan, kemudian dipresent value (PV). Untuk lebih jelasnya life cycle
cost diuraikan sebagai berikut :
1). Life Cycle Cost
Menurut Donomartono (1999) dalam perencanaan biaya total
suatu proyek harus memperhatikan sistem yang disebut life cycle cost
atau cost of life cycle agar total biaya ultimate dari pekerjaan konstruksi,
operasional, pemeliharaan dan pergantian alat dapat diperhitungkan
dengan baik. Untuk mencapai total biaya yang optimal diperlukan studi
-
28
VE dan untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai biaya yang
dikeluarkan oleh proyek dapat dilihat pada gambar 2.3.
Life Cycle Cost
Inisial Operasi Pemeliharaan Pergantian
Gambar 2.3 Distribusi Biaya Total (DellIsola, 1974)
Gambar 2.3 menjelaskan total biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk
sebuah proyek. Untuk biaya inisial adalah pembiayaan untuk
pembangunan proyek tersebut, seperti biaya perencanaan, biaya
konstruksi/ pelaksanaan, biaya supplier (material). Untuk biaya operasi,
pemeliharaan dan pergantian merupakan pembiayaan yang dikeluarkan
setelah proyek tersebut selesai dan bangunannya sudah digunakan/
dipakai. Perencanaan pembiayaannya berdasarkan umur rencana proyek
yang ditentukan.
Life cycle cost biasa dipakai sebagai alat bantu dalam analisa
ekonomi untuk mencari alternatif-alternatif berbagai kemungkinan dalam
pengambilan keputusan dan menggambarkan nilai sekarang dan nilai
akan datang dari suatu proyek selama umur manfaat proyek itu sendiri
dengan memperhatikan faktor ekonomi dan moneter yang saling
dependen satu sama lainnya.
-
29
e. Tahap Rekomendasi
Tahapan ini bisa berupa suatu presentasi secara tertulis atau
lisan yang ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam
memahami alternatif-alternatif yang akan dipilih dalam usulan tim VE
yang dapat disampaikan secara singkat, jelas, cepat dan tanpa
memojokkan salah satu pihak. Rekomendasi ini nantinya digunakan
untuk menyakinkan owner atau pengambil keputusan.
B. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Menurut Ibrahim (1994) Rencana Anggaran Biaya suatu bangunan
atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan
dan upah tenaga kerja serta biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan
pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Dalam menyusun anggaran biaya
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Anggaran Biaya Kasar ( Taksiran )
Dalam menyusun anggaran biaya kasar sebagai pedoman digunakan
harga satuan tiap meter persegi (m2) luas lantai. Walaupun namanya
anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2 luas lantai tidak terlalu
jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.
2. Anggaran Biaya Teliti
Anggaran biaya teliti adalah anggaran biaya bangunan atau proyek yang
dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan ketentuan dan syarat-
-
30
syarat penyusunan anggaran biaya. Penyusunan anggaran biaya yang
dihitung dengan teliti didasarkan atau didukung oleh :
a. B e s t e k
Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat
teknis.
b. Gambar Bestek.
Gunanya untuk menentukan/ menghitung besarnya masing-masing
volume pekerjaan.
c. Harga Satuan Pekerjaan
Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan
perhitungan analisa BOW, SNI atau harga satuan dari BPIK.
Secara umum rumus menghitung RAB dapat disimpulkan sebagai berikut :
RAB pekerjaan = (volume x harga satuan pekerjaan).......................(pers.2.2)
Persentase bobot pekerjaan adalah besarnya persen pekerjaan siap dibanding
dengan pekerjaan siap seluruhnya. Rumusnya sebagai berikut :
Bobot = {(volume x harga satuan) / harga bangunan }x 100%............(pers.2.3)
C. SAP2000
Menurut Wigroho (2001) SAP2000 adalah perangkat lunak yang
dikeluarkan oleh CSi (Computer and Struktur, Inc) untuk analisis dan desain
struktur yang berorientasi obyek. SAP2000 merupakan program versi terakhir
yang paling lengkap dari seri-seri program analisis struktur SAP, baik SAP80
maupun SAP90. Keunggulan program SAP2000 antara lain ditunjukkan
-
31
dengan adanya fasilitas untuk desain elemen, baik untuk material baja maupun
beton. Disamping itu juga adanya fasilitas desain baja dengan
mengoptimalkan penampang profil, sehingga pengguna tidak perlu
menentukan profil untuk masing-masing elemen, tetapi cukup memberikan
data profil secukupnya dan program akan memilih sendiri profil yang paling
optimal atau ekonomis.
D. Beton
Istilah-istilah beton menurut SK SNI T-15-1991-03 diantaranya :
1. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang
lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambahan
membentuk masa padat.
2. Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah
tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang diisyaratkan dengan
atau tanpa prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua
material bekerja bersama - sama dalam menahan gaya yang bekerja.
3. Kuat tekan yang diisyaratkan fc adalah kuat tekan beton yang ditetapkan
oleh perencanaan struktur (benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm
dan tinggi 300 mm), dipakai dalam perencanaan struktur beton, dinyatakan
dalam mega pascal (MPa).
4. Kuat tarik leleh fy adalah kuat tarik leleh minimum yang diisyaratkan atau
titik leleh dari tulangan dalam mega pascal (MPa).
-
32
5. Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200-2500kg/m3
menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah yang tidak
menggunakan bahan tambahan.
E. Beton Precast/ Pracetak
Beton pracetak menurut SK SNI T-15-1991-03 adalah elemen atau
komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih dahulu
sebelum dirakit menjadi bangunan.
Menurut Triwiyono (2005) beton pracetak biasanya tersusun dari
komponen-komponen yang dibuat atau dicetak tidak pada posisi akhir.
Komponen-komponen ini dipersiapkan di tempat lain untuk kemudian
diangkat, diangkut dan dipasang pada posisi akhir untuk disatukan dengan
komponen lain membentuk suatu bangunan utuh. Jenis beton pracetak
diantaranya balok, kolom, plat dan pondasi.
Terdapat 4 jenis plat pracetak yang ada dipasaran, yaitu :
- Hollow core floor units
- Double-tee floor slab
- Planks floors
- Bubble floors
-
33
Agar plat pracetak menjadi satu kesatuan, biasanya diatasnya dicor
beton bertulang yang disebut dengan topping. Alasan pemakaian topping antara
lain :
- Kekakuan lentur lebih besar
- Meningkatkan ketahanan terhadap getaran, akustik, termal
- Membuat lantai berperilaku sebagai diafragma
- Membuat finishing lantai lebih baik dan menerus
- Menaikkan stabilitas horizontal
Persyaratan topping antara lain :
- Tebal minimum 40 mm
- Kuat tekan beton fc = 22,5 MPa atau lebih
- Rasio tulangan minimal = 0,0013 Gambar plat precast dapat dilihat pada gambar 2.4.
-
34
Gambar 2.4 Plat Precast/ Pracetak (Triwiyono, 2005)
34
-
35
F. Pekerjaan Struktur Bangunan
Menurut RKS (Rencana Kerja dan Syarat) proyek pembangunan
Gedung Rektorat Unimus (2005) sebuah bangunan bertingkat dibagi dalam
dua bagian struktur bangunan yaitu bangunan struktur atas dan bangunan
struktur bawah. Bangunan struktur atas terdiri dari kontruksi balok, kolom,
plat, rangka atap dan banyak lagi, kalau bangunan struktur bawah terdiri dari
sloof sampai ke bagian fondasi. Dimana kedua bagian bangunan itu
mempunyai hubungan saling keterkaitan satu sama yang lain, sehingga tidak
bisa dipisahkan dalam perhitungan perencanaannya
Desain struktur atas khususnya plat biasanya terbuat dari bahan
beton, baja, dan kayu. Untuk beton sendiri ada yang menggunakan beton
konvensional maupun beton precast/ pracetak. Struktur bawah khususnya
fondasi direncanakan sesuai dengan kondisi tanah tempat proyek itu berada.
Pekerjaan plat dan fondasi akan diuraikan sebagai berikut :
1. Plat Dua Arah
Menurut Vis dan Kusuma (1993) plat dua arah adalah struktur
statis tak tentu yang keempat tepinya ditumpu. Plat dapat ditumpu oleh
balok, kolom. Pada konstruksi monolit atau komposit penuh, suatu balok
mencakup bagian dari plat pada tiap sisi balok sebesar proyeksi balok yang
berada di atas atau di bawah plat, diambil yang terbesar, tetapi tidak boleh
lebih besar dari empat kali tebal plat (SK SNI T 15 1991 03).
-
36
a. Perhitungan Pekerjaan Plat Dua Arah Menurut Apriyatno (2004)
4
1 3 lx ln.x
2
ly hb
hb hs
ln.y b
Gambar 2.5 Plat Dua Arah
1). Menghitung Tebal Plat
1 = Ib1 / Is1
1 = Ib2 / Is2
3 = Ib3 / Is3
4 = Ib4 / Is3..(pers. 2.4)
dengan :
1 = kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi pendek (tepi-1)
1 = kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi panjang (tepi-2)
Ib1 = momen inersia balok tepi -1
= 1/12 . b1 . hb13..(pers.2.4.a)
Is1 = momen inersia pelat tepi-1
= 1/12 . lnx . hs3..(pers.2.4.b)
-
37
Ib2 = 1/12 . b2 . hb23
Is2 = 1/12 . lny . hs3
m = (1 + 2 + 3 + 4) / 4..(pers.2.5)
dengan :
m = nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat
Dalam segala hal untuk :
m < 2,0 hmin = 120 mm
m 2,0 hmin = 90 mm
hmin = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36 + 5 { m 0,12 (1 + 1/)}.........(pers.2.6)
hmin = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36 + 9..........(pers.2.7)
hmaks = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36........(pers.2.8)
dengan :
ln = bentang bersih plat yang menentukan (sisi panjang)
= nilai banding sisi panjang dan sisi pendek
= ly / lx ; ly > lx.(pers.2.6.a)
m = nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat
hmin = tinggi minimum plat
2). Menghitung Beban Kerja
Beban hidup (LL) KN/m2 (tergantung fungsi)
Beban mati (DL) KN/m2 (beban luar + berat sendiri plat)
Beban berfaktor = Wu = 1,2 DL + 1,6 LL
-
38
dengan :
Wu = beban berfaktor per satuan luas
DL = beban mati, untuk beban mati dapat dilihat pada tabel 2.7
LL = beban hidup, untuk beban hidup dapat dilihat pada tabel 2.8
3). Momen Rancang
Gambar 2.6 Diagram Momen Rancang
Mtx = Ctx . 0,001 . Wu . lx2
Mlx = Clx . 0,001 . Wu . lx2
Mty = Cty . 0,001 . Wu . lx2
Mly = Cty . 0,001 . Wu . lx2....(pers.2.9)
Untuk nilai C dapat dicari pada tabel 2.9.
-
39
Tabel.2.7 Beban Mati/ Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung Bahan Bangunan dan Komponen Bangunan Nilai Beban
(kg/m2) Beton bertulang Tanah,lempung dan lanau Air Adukan, per cm tebal : - dari semen - dari kapur, semen merah atau tras Dinding pasangan bata merah - satu batu - setengah batu Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari : - semen asbes (eternit dan bahan lain sejenis), dengan tebal
maksimum 4mm - kaca, dengan tebal 1 4mm Penggantung langit-langit (dari kayu), dengan bentang maksimum 5 m dan jarak s.k.s minimum 0,80 m Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso, dan beton, tanpa adukan , per cm tebal
2400 2000 1000 21 17 450 250 11 10 7 24
Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 (Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung)
-
40
Tabel. 2.8 Beban Hidup pada Lantai Gedung No Uraian Nilai Beban
(kg/m2) a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.
Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang disebut dalam b Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gudang tidak penting yang bukan untuk toko, pabrik, bengkel Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran, hotel, asrama, dan rumah sakit Lantai ruang olah raga Lantai ruang dansa Lantai dan balkon dalam dari ruang-ruang untuk pertemuan yang lain dari pada yang disebut dalam a s/d e, seperti masjid, gereja, ruang pergelaran, ruang rapat, bioskop, dan panggung penonton dengan tempat duduk tetap Panggung penonton dengan tempat duduk tidak tetap atau untuk penonton berdiri Tangga, bordes tangga, dan gang dari yang disebut dalam c Tangga, bordes tangga, dan gang dari yang disebut dalam d,e,f dan g Lantai ruang pelengkap dari yang disebut dalam c,d,e,f dan g Lantai untuk: pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang arsip, toko buku, toko besi, ruang alat-alat, dan ruang mesin harus direncanakan terhadap beban hidup yang ditentukan tersendiri, dengan minimum Lantai gedung parker bertingkat : - untuk lantai bawah - untuk lantai tingkat lainnya Balkon-balkon yang menjorok bebas keluar harus direncanakan terhadap beban hidup dari lantai ruang yang berbatasan, dengan minimum
200
125
250 400 500
600
500 300
500 250
400
800
300
Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 (Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung)
-
41
Tabel 2.9 Momen Yang Menentukan per Meter Lebar Dalam Jalur Tengah Pada Plat Dua Arah Akibat Beban Terbagi Rata
No Momen per meter lebar ly/lx =1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,5 3,0
1 Mlx= 0,001.Wu.ln2.X 25 34 42 49 53 58 62 65
2 Mly= 0,001.Wu.ln2.X 25 22 18 15 15 15 14 14
3 Mtx= -0,001.Wu.ln2.X 51 63 72 78 81 82 83 83
4 Mty= -0,001.Wu.ln2.X 51 54 55 54 54 53 51 49
Sumber : Vis dan Kusuma (1993)
41
-
42
4). Menghitung Tinggi Efektif Plat
Dy Dx dx dy h
p
b = 1000 mm
Gambar 2.7 Penulangan Plat
Tinggi efektif :
Arah x dx = h-p-Dx / 2...(pers.2.10)
Arah y dy = h-p-Dx- dy/2..(pers.2.11)
dengan :
dx = tinggi efektif d dalam arah-x
dy = tinggi efektif d dalam arah y
h = tebal plat
p = selimut beton
Dx = diameter tulangan arah-x
Dy = diameter tulangan arah-y
-
43
5). Menghitung Jumlah Tulangan
k = Mlx / .b.dx2
k = Mly / .b.dy2
k = Mtx / .b.dx2
k = Mty / .b.dy2 ...(pers.2.12)
min = tabel 2.10 Tabel Rasio Penulangan (kmin)....(pers.2.13) Aslx = . b. dx Asly = . b. dy Astx = . b. dx Asty = . b. dy..(pers.2.14) n = Aslx / Atul
n = Asly / Atul
n = Astx / Atul
n = Asty / Atul(pers.2.15)
s = 1000 / n..(pers.2.16)
min = 1,4 / fy..(pers.2.17) aktual = Aslx / b . d aktual = Asly / b . d aktual = Astx / b . d aktual = Asty / b . d .......(pers.2.18) maks = 0,75 {(0,85 . fc . 1 / fy) x (600 / 600 + fy)}..................(pers.2.19) min < aktual < maks ok
-
44
dengan:
Mlx = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-x
Mly = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-y
Mtx = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-x
Mty = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-y
= faktor reduksi kekuatan = 0,8
b = lebar plat per 1m
dx = tinggi efektif dalam arah-x
dy = tinggi efektif dalam arah-y
k = koefisien tahanan
Aslx = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-x
Asly = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-y
Astx = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-x
Asty = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-y
Atul = luas tulangan per diameter (lihat tabel 2.11)
n = jumlah tulangan
s = jarak spasi antar tulangan
= rasio penulangan plat min = rasio tulangan minimum aktual = rasio tulangan yang diperlukan maks = rasio tulangan maksimum
-
45
1 = 0,85 untuk fc 30 MPa 0,85 0,008(fc 30) untuk fc = 30 55 MPa
0,65 untuk fc 55 MPa
fc = kuat tekan beton yang ditentukan, MPa
fy = tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja
2. Plat Precast
Perhitungan Plat Satu Arah Beton Precast Menurut PT JHS. System Pada
Proyek Pembangunan Apartemen Perwira Tinggi PTIK Kebayoran Jakarta
Selatan (September 2006)
a. Beban berfaktor
Beban hidup (LL) KN/m2 (tergantung fungsi)
Beban mati (DL) KN/m2 (beban luar + berat sendiri plat)
Beban berfaktor = Wu = 1,2 WD + 1,6 WL
dengan :
Wu = beban berfaktor per satuan luas
DL = beban mati, untuk beban mati dapat dilihat pada tabel 2.7
LL = beban hidup, untuk beban hidup dapat dilihat pada tabel 2.8
-
46
Tabel 2.10 Tabel Rasio Penulangan ( ) vs Koefisien Tahanan ( k), fc = 30 MPa, fy = 240 MPa
Sumber: Apendiks (Dipohusodo,1999)
k k k K k
0.0058
1.3539
0.0084
1.9361
0.0110
2.5029
0.0136
3.0545
0.0162
3.5907
0.0059
1.3766
0.0085
1.9582
0.0111
2.5244
0.0137
3.0754
0.0163
3.6110
0.0060
1.3992
0.0086
1.9902
0.0112
2.5459
0.0138
3.0963
0.0164
3.6313
0.0061
1.4218
0.0087
2.0023
0.0113
2.5674
0.0139
3.1171
0.0165
3.6516
0.0062
1.4445
0.0088
2.0243
0.0114
2.5888
0.0140
3.1380
0.0166
3.6718
0.0063
1.4670
0.0089
2.0463
0.0115
2.6102
0.0141
3.1588
0.0167
3.6921
0.0064
1.4896
0.0090
2.0682
0.0116
2.6316
0.0142
3.1796
0.0168
3.7123
0.0065
1.5121
0.0091
2.0902
0.0117
2.6529
0.0143
3.2004
0.0169
3.7325
0.0066
1.5347
0.0092
2.1121
0.0118
2.6743
0.0144
3.2211
0.0170
3.7526
0.0067
1.5571
0.0093
2.1340
0.0119
2.6956
0.0145
3.2418
0.0171
3.7728
0.0068
1.5796
0.0094
2.1559
0.0120
2.7169
0.0146
3.2625
0.0172
3.7929
0.0069
1.6021
0.0095
2.1778
0.0121
2.7381
0.0147
3.2832
0.0173
3.8130
0.0070
1.6245
0.0096
2.1996
0.0122
2.7594
0.0148
3.3039
0.0174
3.8330
0.0071
1.6469
0.0097
2.2214
0.0123
2.7806
0.0149
3.3245
0.0175
3.8631
0.0072
1.6693
0.0098
2.2432
0.0124
2.8018
0.0150
3.3451
0.0176
3.8731
46
-
47
Tabel 2.11 Luas, Berat Tulangan per Diameter Diameter
Tulangan d (mm)
Luas Tulangan A
(cm2)
Berat Tulangan
(kg/m)
Diameter Tulangan d
(mm)
Luas Tulangan A
(cm2)
Berat Tulangan
(kg/m) 5 0.20 0.15 21 3.46 2.72 6 0.28 0.22 22 3.80 2.98 7 0.38 0.30 23 4.15 3.26 8 0.50 0.39 24 4.52 3.55 9 0.64 0.50 25 4.91 3.85
10 0.79 0.62 26 5.31 4.17 11 0.95 0.75 27 5.73 4.48 12 1.13 0.89 28 6.16 4.83 13 1.33 1.04 29 6.61 5.18 14 1.54 1.21 30 7.07 5.55 15 1.77 1.39 31 7.55 5.93 16 2.01 1.58 32 8.04 6.31 17 2.27 1.78 33 8.55 6.71 18 2.54 2.00 34 9.08 7.13 19 2.83 2.23 35 9.62 7.55
20 3.14 2.46 36 10.18 7.99 Sumber : Ibrahim (1994)
47
-
48
b. Perhitungan Penulangan Plat Topping
1). Penulangan arah memanjang (tulangan utama)
Mu = 1/8. Wu. L2...(pers. 2.20)
dengan :
Mu = momen perlu ultimate
Wu = beban berfaktor per satuan luas
L = panjang precast
Tul. memanjang Topping
Tul. melitang
p
d h
Tul. precast Plat Precast
a). Kapasitas Momen/m
d = h d 1/2D
= 1,4/ fy
As = . b. d
n = As / Atul
s = 1000 / n
min = 1,4 / fy
bGambar 2.8 Penulangan Topping
-
49
aktual = As / b . d maks = 0,75 {(0,85 . fc . 1 / fy) x (600 / 600 + fy)} min < aktual < maks a = (As. fy) / (0,85. fc. b)...(pers.2.21)
Mn = As. fy (d a/2)..(pers.2.22)
Mr = Mn > Mu ..(pers.2.23)
dengan :
h = tebal plat
D = diameter tulangan
p = selimut beton
d = tinggi efektif
b = lebar plat per 1m
As = luas tulangan lapangan per meter lebar
Atul = luas tulangan per diameter
n = jumlah tulangan
s = jarak spasi antar tulangan
= rasio penulangan min = rasio tulangan minimum actual = rasio tulangan yang diperlukan
maks = rasio tulangan maksimum 1 = 0,85 untuk fc 30 MPa
0,85 0,008(fc 30) untuk fc = 30 55 MPa
0,65 untuk fc 55 MPa
-
50
fc = kuat tekan beton yang ditentukan, MPa
fy = tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja
a = tinggi distribusi tegangan persegi dari muka balok tekan
= faktor reduksi kekuatan = 0,8
Mn = momen nominal penampang
Mr = momen rencana
2). Penulangan arah melintang (tulangan bagi)
As = 0,002 . b . h.(pers.2.24)
n = As / Atul
s = 1000 / n
3). Cek Stage Erection (saat konstruksi)
a). Perhitungan Momen/m
Mu = 1/8. Wu. L2
= Mu < Mr half slab
-
51
3. Fondasi
Menurut Hardiyatmo (1996) fondasi adalah bagian terendah
bangunan yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang berada
di bawahnya. Terdapat dua klasifikasi fondasi, yaitu fondasi dangkal dan
fondasi dalam. Fondasi dangkal didefinisikan sebagai fondasi yang mendukung
beban secara langsung, seperti : fondasi telapak, fondasi memanjang dan
fondasi rakit. Fondasi dalam didefinisikan sebagai fondasi yang meneruskan
beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak relatif jauh dari
permukaan, contohnya fondasi sumuran dan fondasi tiang.
a. Fondasi Tiang Pancang
Menurut Hardiyatmo (2001) fondasi tiang digunakan untuk
mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam.
Fondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud, antara lain:
- Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air atau tanah
lunak, ke tanah pendukung yang kuat.
- Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif lunak sampai kedalaman
tertentu, sehingga pondasi bangunan mampu memberikan dukungan
yang cukup untuk mendukung beban tersebut oleh gesekan dinding tiang
dengan tanah di sekitarnya.
- Untuk mengangker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas
akibat tekanan hidrostatis atau momen penggulingan.
-
52
- Untuk menahan gaya-gaya hotisontal dan gaya yang arahnya miring.
- Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut
bertambah.
- Untuk mendukung fondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah
tergerus air.
Kelompok tiang umumnya digunakan bila beban yang diterima
oleh fondasi tiang terlalu besar, sehingga tidak mampu bila digunakan satu
tiang. Jadi kelompok tiang merupakan kumpulan dari beberapa tiang yang
bekerja sebagai satu kesatuan. Penyatuan kelompok tiang dengan pelat
beton atau yang biasa dikenal dengan pile cap (poer). Dalam masalah
kelompok tiang yang terpenting adalah jarak tiang. Pada umumnya
susunan tiang dibuat simetris (jarak tiang sama), sehingga pusat berat
kelompok tiang dan pusat berat poer terletak pada satu garis vertikal. Jarak
minimum tiang dapat dilihat pada tabel 2.12
Tabel 2.12 Jarak Fondasi Tiang Minimum Fungsi tiang Jarak as-as tiang
minimum Tiang dukung ujung dalam tanah keras Tiang dukung ujung pada batuan keras Tiang gesek
2 2,5d atau 75 cm 2d atau 60 cm 3 5d atau 75 cm
Sumber : Hardiyatmo (2001)
-
53
1). Perhitungan Fondasi Tiang Pancang Menurut Muyasaroh dan Joko (Tugas
Kuliah Rekayasa Fondasi II, 2006)
Dari perhitungan SAP didapat : Pu, Mx, My
Dari data sondir diperolah : qc, Tf
a). Menghitung Kapasitas Ijin Pondasi
A = 1/4 . 3,14 . D2.....(pers.2.25)
O = 3,14 . D .........(pers.2.26)
Qijin = (qc . A/ 3) + (Tf . O) / 10......(pers.2.27)
dengan :
A = luas dasar tiang pancang (cm2)
qc = perlawanan ujung sondir (kg/cm2)
O = keliling tiang (cm)
Tf = total friksi sondir (kg/cm2)
Qijin = kapasitas ijin pondasi
b). Jumlah tiang pancang
n1 = Pu/ (Qijin . Eg).....(pers.2.28)
dengan :
n1 = jumlah tiang dalam satu pile cap
Pu = beban aksial bangunan
= P kolom + berat pile cap........................................(pers.2.28.a)
Eg = end bearing piles, diasumsikan 1,0
-
54
1 y 2 yi o x L yi
xi xi B Gambar 2.9 Kelompok Fondasi Tiang
c). Daya dukung per tiang
Q = Pu/n1 + (My . xi) / (x2) + (Mx . yi) / (y2) .....(pers.2.29)
dengan :
Q = beban yang didukung oleh tiang
My = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu x
Mx = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu y
xi = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu x
yi = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu y
(x2) = jumlah kuadrat jarak x terhadap titik o
(y2) = jumlah kuadrat jarak y terhadap titik o
4 3
-
55
d). Cek Terhadap Geser Pons
kolom b1 x b1
Tul. atas
Sudut 45 th d
Tul. bawah Tiang pancang
xi xi
Gambar 2.10 Penampang Pile Cap
Vu pons = Pu
bo = 2 ( b1+ d) + 2 (b1 + d)..(pers.2.30)
Vc = . 1/3 . fc . bo . d > Vu pons.....(pers.2.31)
dengan :
bo = keliling daerah kritis
b1 = lebar ko