48863141-bab-iii

67
PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS (AASHTO T-85-74), (ASTM C-127-68) 1. Maksud : Pemeriksaan berat jenis agregat ini dimaksudkan untuk mengetahui berat jenisnya. Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface Dry = SSD), berat semu (apparent) dari agregat kasar. a. Berat jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat aregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu. b. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadan jenuh pada suhu tertentu. c. Berat jenis semu (apparent specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan berat agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu. III - 1

Upload: franciska-febriani-siregar

Post on 13-Aug-2015

21 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 48863141-BAB-III

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

(AASHTO T-85-74), (ASTM C-127-68)

1. Maksud :

Pemeriksaan berat jenis agregat ini dimaksudkan untuk mengetahui berat

jenisnya.

Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated surface Dry = SSD), berat semu

(apparent) dari agregat kasar.

a. Berat jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat aregat kering

dan berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh pada

suhu tertentu.

b. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat

agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan

agregat dalam keadan jenuh pada suhu tertentu.

c. Berat jenis semu (apparent specific gravity) ialah perbandingan antara berat

agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan berat agregat dalam

keadaan kering pada suhu tertentu.

d. Penyerapan ialah persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat

agregat kering.

2. Peralatan

a. Timbangan kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gr

b. Piknometer dengan kapasitas 500 ml

III - 1

Page 2: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

c. Kerucut terpancung (cone), diameter bagian atas (40 ± 3) mm, diameter bagian

bawah (90 ± 3) mm, dan tinggi (75 ± 3) mm dibuat dari logam tebal minimum

0,8 mm.

d. Saringan no. 4

e. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanaskan sampai (110 ± 5) 0C

f. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (340 ± 15) gr,

diameter permukaan penumbuk (25 ± 3) mm

g. Pengukur suhu dengan ketelitian pembacaan 10C

h. Talam

i. Desikator, pompa hampa udara

j. Air suling dan bejana tempat air

3. Benda uji

Benda uji ialah agregat yang tertahan no.4, diperoleh dengan cara dibagi 4 sebanyak

1000 gram

.

4. Langkah Kerja

a. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ± 5) 0C, sampai berat tetap.

Dinginkan pada suhu ruang, kemudian rendam dalam air selama (24 ± 4) jam.

b. Buang air perendam hati – hati, jangan ada butiran yang hilang, tebarkan agrgat

di atas talam, keringkan diudara panas dengan cara membolak-balikkan benda

uji. Lakukan pengeringan sampai terjadi benda uji kering permukaan jenuh.

Laporan Lab. Uji Aspal

2

Page 3: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

c. Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji kedalam

kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbuk selama 25 kali, angkat

kerucut terpancung. Keadan kering permukaan jenuh tercapai bila benda uji

runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak.

d. Segera setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh, masukkan 500 gr

benda uji kedalam piknometer. Masukkan air suling sampai mencapai 90 % isi

piknometer, putar sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara

didalamnya. Untuk mempercepat proses ini dapat digunakan pompa hampa

udara, tetapi harus diperhatikan jangan sampai ada air yang ikut terhisap, dapat

juga dilakukan dengan merebus piknometer.

e. Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan

dengan suhu standart 250C.

f. Tambahkan air sampai mencapai tanda batas

g. Timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gr (Bt)

h. Keluarkan benda uji, keringkan pada oven pada suhu (110 ±5)0C sampai berat

tetap, kemudian dinginkan benda uji dalam disikator.

i. Setelah benda uji dingin, kemudian timbanng (Bk)

j. Tentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu air guna penyesuaian

dengan suhu standar 250C (B)

Laporan Lab. Uji Aspal

3

Page 4: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

5. Perhitungan

Berat jenis (Bulk Spesifik Grafity) =

Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) =

Berat jenis semu (Apparent Spesipik Grafity) =

Berat jenis efektif =

Penyerapan =

Keterangan:

Bk = Berat benda uji permukaan (gr)

B = Berat piknometer berisi air (gr)

B1 = Berat piknometer berisi benda uji dan air (gr)

Laporan Lab. Uji Aspal

4

Page 5: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

PEMERIKSAAN BERAT JENIS AGREGAT SEDANG

(AASTHO T- 85-74)

(ASTM CN-127 -68)

1. Tujuan

Pemeriksaan berat jenis agregat ini dimaksudkan untuk mengetahui berat jenisnya.

Berat jenis kering permukaan jenuh (Saturated Surface Dry = SSD), berat semu

(apparent) dari agregat kasar.

a. Berat jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat aregat kering

dan berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh pada

suhu tertentu.

b. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat

agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan

agregat dalam keadan jenuh pada suhu tertentu.

c. Berat jenis semu (apparent specific gravity) ialah perbandingan antara berat

agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan berat agregat dalam

keadaan kering pada suhu tertentu.

d. Penyerapan ialah persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat

agregat kering.

Laporan Lab. Uji Aspal

5

Page 6: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

2. Paralatan

a. Keranjang kawat ukuaran 3,35 mm atau 2,36 mm (no. 6 atau no.8) dengan

kapasitas kira-kira 5 kg.

b. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan. Tempat

ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap.

c. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1 % pori berat contoh yang

ditimbang Denmark dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.

d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110

5)0C

e. Alat pemisah

f. Saringan no 4

3. Benda uji

Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan no. 4, diperoleh dengan alat alat

pemisah contoh atau cara perempat sebanyak kira-kira 1500 gr

4. Perhitungan

Berat jenis (Bulk Spesifik Grafity) =

Berat jenis kering permukaan jenuh(SSD) =

Berat jenis semu (Apparent Spesipik Grafity) =

Berat jenis efektif =

Laporan Lab. Uji Aspal

6

Page 7: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

Penyerapan =

Keterangan :

Bk = Berat benda uji permukaan (gr)

B = Berat piknometer berisi air (gr)

B1 = Berat piknometer berisi benda uji dan air (gr)

Laporan Lab. Uji Aspal

7

Page 8: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

(AASTHO T- 85-74)

(ASTM CN-127 -68)

1. Tujuan

Pemeriksaan berat jenis agregat ini dimaksudkan untuk mengetahui berat jenisnya.

Berat jenis kering permukaan jenuh (Saturated Surface Dry = SSD), berat semu

(apparent) dari agregat kasar.

a. Berat jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat aregat kering

dan berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh pada

suhu tertentu.

b. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) yaitu perbandingan antara berat

agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan

agregat dalam keadan jenuh pada suhu tertentu.

c. Berat jenis semu (apparent specific gravity) ialah perbandingan antara berat

agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan berat agregat dalam

keadaan kering pada suhu tertentu.

d. Penyerapan ialah persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat

agregat kering.

Laporan Lab. Uji Aspal

8

Page 9: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

2. Paralatan

a. Keranjang kawat ukuaran 3,35 mm atau 2,36 mm (no. 6 atau no.8) dengan

kapasitas kira-kira 5 kg.

b. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan. Tempat

ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap.

c. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1 % pori berat contoh yang

ditimbang Denmark dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.

d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110

5)0C

e. Alat pemisah

f. Saringan no 4

3. Benda uji

Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan no.4, diperoleh dari alat pemisah

contoh atau cara perempat sebanyak kira-kira 5 kg.

4. Langkah Kerja

a. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat

pada permukaan.

b. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 1100C sampai berat tetap.

c. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1 jam atau 3 jam, kemudian

timbang dengan ketelitian 0,3 gr (Bk).

d. Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 jam.

Laporan Lab. Uji Aspal

9

Page 10: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

e. Keluarkan benda uji dari air, lap dengan lap kering sampai selaput air pada

permukaan hilang (SSD), untuk butiran yang besar pengeringan persatu.

f. Timbang benda uji kering permukaan jenuh (Bj).

g. Timbang benda uji di dalam keranjang, goncangkan batunya untuk

mengeluarkan udara yang tersekap, dan mark tentukan beratnya didalam air

(Ba). Ukuran suhu air untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu standart

(250C).

5. Pelaporan

Hasil laporan dalam bilangan decimal sampai dua angka dibelakang koma.

Catatan :

Bila penyerapan dan mark harga berat jenis digunakan dalam pekerjaan beton dimana

agregatnya digunakan pada keadaan kadar air aslinya maka tidak perlu dilakukan

pengeringan dengan oven.

Laporan Lab. Uji Aspal

10

Page 11: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

PEMERIKSAAN ANALISA AYAK AGREGAT KASAR

1. Tujuan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan susunan butiran (gradasi)

agregat kasar dan halus dengan menggunakan saringan.

2. Peralatan

a. Timbangan dan neraca dengan ketlitian 0,2% dari berat benda uji.

b. Satu set saringan seperti tabel 23.1 berikut

No Ukuran No Ukuran

1 63.0 mm 9 No.4

2 6 mm 10 No.6

3 No. 8 11 No.16

4 1.18 m 12 No.30

5 No.30 13 No.50

6 No.50 14 No.100

7 0.212 15 No.200

8 No.100 16

9 No.200 17

10 Pan 18

Laporan Lab. Uji Aspal

11

Page 12: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

c. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanaskan sampai (110±5)oC

d. Alat pemisah contoh

e. Mesin pengguncang saringan

f. Talam

g. Kawat sikat kuningan

h. Sendok dan alat-alat lainnya

3. Benda uji

Agregat Kasar

Ukuran maksimum 3,5”; Berat minimum 35 kg.

Ukuran maksimum 3”; Berat minimum 30 kg.

Ukuran maksimum 2”; Berat minimum 20 kg.

Ukuran maksimum 1,5; Berat minimum 15 kg.

Ukuran maksimum 1”; Berat minimum 10 kg.

Ukuran maksimum ¾”; Berat minimum 5 kg.

Ukuran maksimum 3/8”; Berat minimum 1 kg.

4. Cara Melakukan

a. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 + 5)0C

b. Timbang agregat

1) Agregat kasar: 2000 gr.

2) Agregat Sedang: 1500 gr.

3) Agregat Halus: 1000

Laporan Lab. Uji Aspal

12

Page 13: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

c. Susun ayakan agregat kasar dari 1” sampai No.200 tambah pan.

d. Masukkan benda uji kedalam ayakan dan diayak selama 15 menit.

e. Keluarkan benda uji dari masing-masing ayakan, lalu timbang beratnya.

f. Ulangi langkah 3 sampai 5 untuk agregat sedang dan halus.

Laporan Lab. Uji Aspal

13

Page 14: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

PEMERIKSAAN ANALISA AYAK AGREGAT SEDANG

(AASHTO T – 27 – 74)

1. Tujuan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan susunan butiran (gradasi)

agregat kasar dan halus dengan menggunakan saringan.

2. Peralatan

a. Timbangan dan neraca dengan ketlitian 0,2% dari berat benda uji.

b. Satu set saringan seperti tabel 23.1 berikut

No Ukuran No Ukuran

1 64.0 mm 9 No.4

2 7 mm 10 No.6

3 No. 8 11 No.16

4 1.19 m 12 No.30

5 No.30 13 No.50

6 No.50 14 No.100

7 0.212 15 No.200

8 No.100 16

9 No.200 17

10 Pan 18

Laporan Lab. Uji Aspal

14

Page 15: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

c. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanaskan sampai (110±5)oC

d. Alat pemisah contoh

e. Mesin pengguncang saringan

f. Talam

g. Kawat sikat kuningan

h. Sendok dan alat-alat lainnya

3. Benda uji

Agregat sedang

Ukuran maksimum 3,5”; Berat minimum 35 kg.

Ukuran maksimum 3”; Berat minimum 30 kg.

Ukuran maksimum 2”; Berat minimum 20 kg.

Ukuran maksimum 1,5; Berat minimum 15 kg.

Ukuran maksimum 1”; Berat minimum 10 kg.

Ukuran maksimum ¾”; Berat minimum 5 kg.

Ukuran maksimum 3/8”; Berat minimum 1 kg.

4. Cara Melakukan

a. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu ( 110 + 5)0C

b. Timbang agregat

1) Agregat kasar: 2000 gr.

2) Agregat Sedang: 1500 gr.

3) Agregat Halus: 1000

Laporan Lab. Uji Aspal

15

Page 16: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

c. Susun ayakan agregat kasar dari 1” sampai No.200 tambah pan.

d. Masukkan benda uji kedalam ayakan dan diayak selama 15 menit.

e. Keluarkan benda uji dari masing-masing ayakan, lalu timbang beratnya.

f. Ulangi langkah 3 sampai 5 untuk agregat sedang dan halus.

Laporan Lab. Uji Aspal

16

Page 17: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

PEMERIKSAAN ANALISA AYAK AGREGAT HALUS

(AASHTO T – 27 – 74)

1. Tujuan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan susunan butiran (gradasi)

agregat kasar dan halus dengan menggunakan saringan.

2. Peralatan

a. Timbangan dan neraca dengan ketlitian 0,2% dari berat benda uji.

b. Satu set saringan seperti tabel 23.1 berikut

No Ukuran No Ukuran

1 65.0 Mm 9 No.4

2 8 Mm 10 No.6

3 No. 8 11 No.16

4 1.20 M 12 No.30

5 No.30 13 No.50

6 No.50 14 No.100

7 0.212 15 No.200

8 No.100 16

9 No.200 17

10 Pan 18

Laporan Lab. Uji Aspal

17

Page 18: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

c. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanaskan sampai (110±5)oC

d. Alat pemisah contoh

e. Mesin pengguncang saringan

f. Talam

g. Kawat sikat kuningan

h. Sendok dan alat-alat lainnya

3. Benda uji

Agregat halus

Ukuran maksimum 3,5”; Berat minimum 35 kg.

Ukuran maksimum 3”; Berat minimum 30 kg.

Ukuran maksimum 2”; Berat minimum 20 kg.

Ukuran maksimum 1,5; Berat minimum 15 kg.

Ukuran maksimum 1”; Berat minimum 10 kg.

Ukuran maksimum ¾”; Berat minimum 5 kg.

Ukuran maksimum 3/8”; Berat minimum 1 kg.

4. Cara Melakukan

a. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu ( 110 + 5)0C

b. Timbang agregat

1) Agregat kasar: 2000 gr.

2) Agregat Sedang: 1500 gr.

3) Agregat Halus: 1000

Laporan Lab. Uji Aspal

18

Page 19: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

c. Susun ayakan agregat kasar dari 1” sampai No.200 tambah pan.

d. Masukkan benda uji kedalam ayakan dan diayak selama 15 menit.

e. Keluarkan benda uji dari masing-masing ayakan, lalu timbang beratnya.

f. Ulangi langkah 3 sampai 5 untuk agregat sedang dan halus.

Laporan Lab. Uji Aspal

19

Page 20: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT

DENGAN ALAT LOS ANGELES

(AASHTO T-96-74)

(ASTM C-131-55)

(ASTM C-535-9)

1. Maksud

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar

terhadap keausan dengan mempergunakan mesin Los Angeles.

Keausan tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara berat tahan aus lewat

saringan No. 12 terhadap berat semua dalam persen.

2. Peralatan:

a. Mesin Los Angeles

Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 71

cm (28”) panjang dalam 50 cm (20”)

Silinder tertumpu pada dua poros pendek yang tidak menerus dan berputar pada

poros mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji. Penutup

lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu.

Dibagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 8,9 cm

(3,56”).

b. Saringan No.12 dan saringan lainya seperti yang tercantum dalam Tabel 18.1.

c. Timbangan dengan ketelitian 5 gr.

Laporan Lab. Uji Aspal

20

Page 21: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

d. Bola – bola baja dengan diameter rata – rata 4,68 cm (1 7/8”) dan berat masing –

masing antara 390-455 gr.

e. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai 100 ± 50C.

Tabel 18. 1 Gradasi agregat, berat dan jumlah bola yang digunakan.

Ukuran saringan Berat dan gradasi benda uji (gram)

Lewat tertahan A B C D E F G

(mm) (mm)

75 63 - 2500

63 50 - 2500 5000

50 37,5 - 5000 5000 5000

37,5 28 1250 5000

28 20 1250

20 10 1250 2500

10 6,3 1250 2500

6,3 No. 4 - 2500

No. 4 No. 6 - 2500

No. 6 No. 8 5000

Jumlah bola 12 11 8 6 12 12 12

Berat bola 5000 4584 3550 2500 5000 5000 5000

25 25 20 15 25 25

25

Laporan Lab. Uji Aspal

21

Page 22: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

3. Benda Uji

a.Berat dan gradasi benda uji sesuai tabel 18. 1

b. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu (110 5)0 C sampai

berat tetap.

4. Langkah Kerja:

a.Benda uji dan bola dimasukkan ke dalam mesin Los Angeles

b. Putar mesin dengan kecepatan 30-33 rom, 500 putaran untuk gradasi A , B, C,

dan D, serta 1000 ptaran untuk gradasi E, F, dan G

c.Setelah selesai pemutaran, keluarkannbenda uji dari mesin, kemudian saring

dengan saringan No 12. butiran yang diatasnya dicuci bersih, selanjutnya

dikeringkan dalam oven suhu 110 5 0 C sampai berat tetap.

5. PERHITUNGAN

Keausan (LAA) =

Keterangan:

a = Berat benda uji awal

b = Berat benda uji tertahan saringan No. 12

Laporan Lab. Uji Aspal

22

Page 23: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

Laporan Lab. Uji Aspal

23

Page 24: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

Laporan Lab. Uji Aspal

24

Page 25: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

PEMERIKSAAN ELONGATION INDEX

(BS – 815)

1. Maksud

Pemeriksaan ini dimaksudakan untuk menentukan prosentase kelonjongan

(Elongation) agregat kasar (batu pecah) dari jumlah contoh agregat kasar tertentu

yang dinyatakan dalam Eongation Indeks.

2. Peralatan

a.Timbangan kapasitas 10 Kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gr.

b. Ayakan diameter 50, 37.5, 28, 20, 14, 10, 6.3.

c.Satu set alat Elongation

d. Oven dengan suhu 110 5 0 C.

e.Talam

3. Benda Uji

Benda uji adalah agregat kasar yang lewat saringan diameter 50 mm dan dan

tertahan saringan 6.3 mm yang diperoleh dari alat pemisah contoh (cara perempat)

dengan jumlah minimum seperti tabel 13. 1 berikut:

Laporan Lab. Uji Aspal

25

Page 26: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

Tabel 13. 1 Berat minimum Benda Uji pemeriksaan Elongation

Diametr butir (mm) Berat minimum (Kg)

40 15

28 5

20 2

1 1

10 0.5

4. Langkah Kerja

a.Benda uji dicuci supaya bersih dari Lumpur yang melekat pada agregat.

b. Benda uji dikeringkan dalam oven pada suhu 110 5 0 C sampai didapatkan

berat tetap. Yang dimaksud berat tetap adalah keadaan berat benda uji selama

3 kali penimbangan dan pemanasan dalam oven dalm selang waktu 2 jam

berturut-turut, tidak mengalami prubahann kadar air lebih besar dari 0.1 %.

c.Dinginkan benda uji dalanm suhu ruang .

d. Menyiapkan ayakan 50, 37.5, 28, 20, 14, 10, 6.3.

e.Ambil agregat pada langkah (d) sebamyak 5000 gram, dan tuangkan kedalam

ayakan (saringan), kemudian lakukan proses pengayakan diatas mesin

penggetar.

f. Timbang agregat yang tertahan pada masingn-masing saringan. Apabila berat

tertahan ada saringan tertentunkurang dari 5 %, maka contoh tersebut

diabaikan atau dibuang.

g. Tentukan berat tertahan dan berat lolos pada alat Elongation dengan cara

sebagai berikut:

Laporan Lab. Uji Aspal

26

Page 27: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

1) Benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan dimasukkan satu per

satu pada alat Elongation yang sesuai dengan ukuran saringan.

2) Bersihkan agregat yang tertahan dan yang lolos pada alat Elongation,

kemudian ditimbang beratnya masing-masing.

3) Timbang berat alat tertahan dan berat lolos pad amasing –masing agrgat

pada alat Elongation, dan catat pada lembar kerja.

5. Perhitungan

Elongation Indeks = , dimana:

M2 = Jumlah berat agregat yang tertahan dari masing- masing ayakan (hanya yang

memiliki persentasi tertahan 5 %)

M3E = Jumlah berat yang lolos ukuran Flakines dari M2

Laporan Lab. Uji Aspal

27

Page 28: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

PEMERIKSAAAN FLAKINESS

(BS – 185)

1. Maksud

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan prosentase kepipihan (flakiness)

agregat kasar (batu pecah) dari jumlah conto agregat kasar tertentu yang dinyatakan

dalam Flakines Indeks.

2. Peralatan

a.Timbangan kapasitas 10 kg atau lebih dengan ketelitian 0.1 gr.

b. Ayakan diameter 50, 37.5, 28, 14, 10, 6.3.

c.Satu set alat flakiness.

d. Oven dalam suhu 110 5 0 C

e.Talam.

3. Benda Uji

Benda uji adalah agregat kasar yang lewat saringan diameter 50 mm dan tertahan

saringan diameter 6.3 mm yang diperoleh dari alat pemisah contoh (cara perermpat)

sebanyak 5000 gram.

4. Langkah Kerja

a.Benda uji dicuci supaya bersih dari Lumpur yang melekat pada agregat.

b. Benda uji dikeringkan dalam oven pada suhu 110 5 0 C sampai didapatkan

berat tetap. Yang dimaksud berat tetap adalah keadaan berat benda uji selama

Laporan Lab. Uji Aspal

28

Page 29: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

3 kali penimbangan dan pemanasan dalam oven dalm selang waktu 2 jam

berturut-turut, tidak mengalami prubahan kadar air lebih besar dari 0.1 %.

c.Dinginkan benda uji dalanm suhu ruang.

d. Menyiapkan ayakan 50, 37.5, 28, 20, 14, 10, 6.3.

e.Ambil agregat pada langkah (d) sebamyak 5000 gram, dan tuangkan kedalam

ayakan (saringan), kemudian lakukan proses pengayakan diatas mesin

penggetar.

f. Timbang agregat yang tertahan pada masingn-masing saringan. Apabila berat

tertahan ada saringan tertentunkurang dari 5 %, maka contoh tersebut

diabaikan atau dibuang.

g. Tentukan berat tertahan dan berat lolos pada alat Flakines dengan cara sebagai

berikut:

1) Benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan dimasukkan satu

per satu paa alat Flakines yang sesuai dengan ukuran saringan.

2) Bersihkan agregat yang tertahan dan yang lolos pada alat Flakines,

kemudian ditimbang beratnya masing-masing.

3) Timbang berat tertahan dan berat lolos pada masing –masing agrgat pada

alat Flakines, dan catat pada lembar kerja.

5. Perhitungan

Flakines Indeks = , dimana:

M2 = Jumlah berat agregat yang tertahan dari masing- masing ayakan (hanya yang

memiliki persentasi tertahan 5 %)

M3F= Jumlah berat yang lolos ukuran Flakines dari M2

Laporan Lab. Uji Aspal

29

Page 30: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

BERAT JENIS ASPAL PADAT

(AASHTO T – 228 – 68)

1. Tujuan

Tujuan metode ini adalah untuk menentukan berat jenis aspal padat. Metode

ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan pengujian berat

jenis aspal padat dan ter dengan piknometer.

2. Peralatan

a. Termometer

b. Bak perendam yang dilengkapi pengatur suhu dengan ketelitian (250±0,10)C

c. Piknometer 30 ml

d. Air suling sebanyak 1000 ml

e. Bejana gelas dengan kapasitas 1000 ml

3. Benda Uji

Benda uji adalah contoh benda padat sebanyak ± 100 gram

4. Cara Kerja

a. Isilah bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bacaan atas piknometer

yang tidak terendam 40 mm, kemudian rendam dan jepitlah bejana tersebut

dengan bak perendam pada suhu 250C

b. Bersihkan keringkan lah piknometer dengan ketelitian 1mg (A)

c. Angkatlah bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air suling

kemudian tutuplah piknometer tanpa ditekan

Laporan Lab. Uji Aspal

30

Page 31: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

d. Letakkan piknometer dalam bejana dan tekanlah penutup sehingga rapat,

kembalikan bejana berisi piknometer kedalam bak perendam, diamkan bejana

tersebut didalam bak perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit, kemudian

angkatlah dan keringkan dengan lap, timbanglah piknometer dengan ketelitian 1

mg (B)

e. Panaskan contoh bitumen keras atau ter sejumlah 100 gram, sampai menjadi cair

dan aduklah untuk mencegah pemanasan setempat, pemanasan tidak boleh lebih

dari 30 menit pada suhu 1100C diatas titik lembek aspal

f. Tuangkan benda uji tersebut kedalam piknometer yang telah kering sehingga

terisi ¾ bagian

g. Biarkan piknometer sampai dingin, selama tidak kurang dari 40 menit dan

timbanglah dengan penutupnya dengan ketelitian 1mg (C)

h. Isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah tanpa

ditekan, diamkan agar gelembung-gelembung udara keluar

i. Angkatlah bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer di dalamnya dan

kemudian tekalah penutup hingga rapat, masukkan dan diamkan bejana kedalam

bak perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit, angkat, keringkan dan

timbanglah piknometer

Laporan Lab. Uji Aspal

31

Page 32: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

5. Perhitungan

Hitunglah berat jenis dengan rumus:

A = berat piknometer dengan penutup (gram)

B = berat piknometer berisi air (gram)

C = berat piknometer berisi aspal (gram)

D = berat piknometer berisi aspal dan air (gram)

Laporan Lab. Uji Aspal

32

Page 33: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

PEMERIKSAAN PENETRASI ASPHALT

(AASHTO T- 49 – 68 )

1. Peralatan

1. Alat Penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa

gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0.1 mm.

2. Pemegang jarum seberat(47.5±0.05) gram yang dapat dilepas dengan mudah

dari pemetrasi untuk peneraan.

3. Pemberat dari (50±0.05) garm dan (100±0.05) gram masing-masing

dipergunakan untuk pengukuran Penetrasi dengan beban 100 gram dan 200

gram.

4. Jarum penetrasi yang terbuat dari stainless steel mutu 440 C atau HRC 54-60

dengan ukuran dan bentuk menurut gambar. Ujung jarum harus berbentuk

kerucut terpancung.

5. Cawan terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang rata-

rata berukuran sebagai berikut :

Penetrasi Diameter Dalam

Di bawah 200 55 mm 35 mm

200 s/d 300 70 mm 45 mm

6. Perendam (Waterbath)

Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter dan dapat menahan suhu

tertentu dengan ketelitian ±0.10 C. Bejana delangkapi dengan plat dasar

berlubang-lubang, terletak 50 mm di atas dasar bejana dan tidak kurang dari 100

mm di bawah permukaan air dalam bejana

7. Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi. Tempat tersebut

mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan tinggi yang cukup untuk

merendam benda uji tanpa bergerak

8. Pengukur Waktu (Stop watch)

9. Termometer

2.Benda Uji

Asphalt padat

Laporan Lab. Uji Aspal

33

Page 34: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

3.Langkah Kerja

2. Cairkan Asphalt

3. Masukan cairan Asphalt ke dalam cawan kecil

4. Dinginkan cairan Asphalt dalam ruangan terbuka

5. Letakan benda uji di ruangan pendingin selama 1-1.5 jam

6. Periksalah pe,egang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan

bersihkan jarum

7. Stel/turunkan jarum hingga menyenth permukaan benda uji

8. Lepaskan jarum dari pemegang jarum, kemudian dibaca angka penetrasinya

9. Siapkan alat penetrasi untuk pekerjaan berikutnya

10. Lakukan pekerjaan (5 kali percobaan) dengan jarak 2cm ssetiap titiknya dan

dari tepi berjarak lebih dari 1 cm

4.Perhitungan dan Hasil Pemeriksaan

Misal dari hasil pengamatan untuk sanpel nilai penetrasinya =(68, 72, 70, 72, 71, )

Jadi nilai penetrasi = =70.6

Catatan :

Selisih angka terkecil dan terbesar tidak melebihi 4

Angka penetrasi rata-rata dalam bilangan bulat sekurang-kurang nya dari tiga

pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil pembacaan tidak melampaui

ketentuan dibawah ini.

Hasil Pentrasi 0-49 50-149 150-

249

300

Toleransi 2 4 6 8

Apabila perbedaan antara masing-masing bacaan melebihi toleransi,

pemeriksaan harus diulangi.

Laporan Lab. Uji Aspal

34

Page 35: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL

1. Tujuan Praktikum ini memberikan pengertian dan kemampuan dasar kepada mahasiswa untuk dapat menentukan nilai suhu titik lembek aspal

2. Peralatana) Cincin kuninganb) Bola baja diameter 9,53 mm berat 3,45 gr sampai 3,55 grc) Dudukan benda uji, lengkap dengan pengarah bola baja dan plat dasar yang

mempunyai jarak tertentu.d) Bejana gelas tahan pemanasan mendadak diameter dalam 8,5 cm dengan

tinggi 12 cm.e) Thermometer.f) Penjepit.g) Alat pengarah bola.

3. Penyiapan sampela) Panaskan contoh aspal perlahan-lahan sambil di aduk terus-menerus hingga

cair merata. Pemanasan dan pengadukan di lakukan secara perlahan-lahan agar gelembung-gelembung udara cepat keluar.

b) Setelah cair merata tuanglah contoh kedalam dua buah cincin. Suhu pemanasan aspal tidak melebih 56°C di atas titik lembeknya dan untuk tidak melebihi 111°C di atas titik lembeknya.

c) Panaskan dua buah cincin sampai mencapai suhu tuang contoh dan letakan kedua cincin di atas plat kuningan yang telah di berikan campuran talk dan sabun.

d) Ttuang contoh kedalam 2 buah cincin, diamkan pada suhu kurang-kurangnya 8°C dibawah titik lembeknya sekurang-kurangnya 30 menit.

e) Setelah dingin, ratakanpermukaan contoh dalam cincin dengan pisau yang telah dipanaskan.

4. Pengujian titik lembeka) Pasang dan aturlah kedua benda uji diatas kedudukan dan letakan pengarah

bola diatasnya. Kemudian masukan seluruh peralatan tersebut kedalam bejana gelas.

b) Isilah bejana dengan air suling baru, dengan suhu (5±1)°C sehingga tinggi permukaan air berkisar antara 101,6 sampai 108 mm.

Laporan Lab. Uji Aspal

35

Page 36: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

c) Letakan thermometer yang sesuai untuk pekerjaan ini antara kedua benda uji (kurang lebih dari 12,7 mm dari tiap cincin).

d) Periksalah dan aturlah jarak antara permukaan dasar plat benda uji sehingga menjadi 25,4 mm.

e) Letakan bola-bola baja yang bersuhu 5°C diatas dan ditengah permukaan masing-masing benda uji yang bersuhu 5°C manggunakan penjepit dengan memasang kembali pengarah bola.

f) Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5°C permenit. Kecepatan pemanasan rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini. Untuk 3 menit pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi 0,5°C.

5. Perhitungan dan pelaporanLaporkan suhu pada setiap bola menyentuh plat dasar. Laporkan suhu titik lembek bahan bersangkutan dari hasil pengamatan rata-rata dan bulatkan sampai 0,5°C terdekat untuk tiap percobaan ganda (duplo)

PEMERIKSAAN KELEKATAN ASPAL

Laporan Lab. Uji Aspal

36

Page 37: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

1. TujuanPraktikum ini bertujuan untuk mengetahui berapa persen agregat yang tidak melekat lagi terhadap agregat.

2. Peralatan a) Wajan penggorenganb) Sendok penggorenganc) Pand) Timbangane) Piknometer

3. Benda ujia) Agregat sedangb) Aspal

4. Cara kerjaa) Siapkan aggregate sebanyak 500 grb) Lelehkan aspal ± 5% dari berat aggregate.c) Campurkan aspal dengan aggregate sampai benar-benar rata.d) Setelah tercampur rata, dinginkan campuran tersebut dan pisah-pisahkan

antara agregat-agregat.e) Masukan campuran yang telah dipisah-pisahkan tersebut kedalam air yang

telah ditempatkan pada piknometer.f) Diamkan sampel tersebut ± 3 hari dan perhatikan apakah ada aspal yang

tidak melekat lagi atau tidak.

5. PelaporanBuat hasil laporan dalam %

PERENCANAAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHAL

Laporan Lab. Uji Aspal

37

Page 38: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

(AASHTO T- 245 – 76 )

(ASTM D – 1559 – 62 )

1. Tujuan

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap

kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal . Ketahanan (stabilitas ) ialah

kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi

kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram atau pounds. Kelelehan plastis

ialah keadaan perubahan bentuk campuran suatu beban sampai batas waktu yang

dinyatakan dalam mm atau 0.01”

2. Peralatan

a.Tiga buah cetakan benda uji yang berdiameter 10 cm (4”) dan tinggi 7.5 cm (3”)

lengkap dengan pelat alas dan leher sambung.

b. Sebuah ejector (extruder), yaitu alat untuk mengeluarkan benda uji yang sudah

dipadatkan dari dalam cetakan.

c.Pemumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk silinder dengan

beat 4,536 kg (10 pouds), tinggi jatuh bebas 45,7 cm (18”)

d. Landasan pemadat, terdiri dari balok kayu jati atau yang sejenis berukuran kira-

kira 20 x 20 x 45 cm (8” x 8” x 8”) yang dilapis dengan pelat baja berukuran 30

x 30 x 2,5 cm (12” x 12” x 1”) dan dikaitkan pada lantai beton dengan bagian

siku.

e.Mesin tekan lengkap dengan:

Laporan Lab. Uji Aspal

38

Page 39: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

1) Kepala penekan berbentuk lengkung (breaking head)

2) Cincin penguji yang berkapasitas 2500 kg (5000 pound) dengan ketelitian

12,5 kg (25 pound) dilengkapi dengan arloji tekan debgfan ketelitian 0,25

mm (0,001 “) dengan perlengkapannya.

f. Oven yang diliengkapi denngan pengatur suhu untuk memeanasi sampai (200

30) C.

g. Bak perendam (water bath) yang dilengkapi dengan pengatur suhu minimum 200

C

h. Perlengkapan lain:

1) Panci untuk memanaskan agregat, aspal, dan campuran aspal.

2) Pengukur suhu dari logam (metal thermometer) berkapasitas 2500 C dan 1000

C dengan katelitian 0,5 % atau 1 % dari kapasitas.

3) Timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji berkapsita 2 kg

dengan ketelitian 0,1 gr dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian

1gr.

4) Kompor

5) Sarung asbes dan karet.

6) Sendok pengaduk dan perlengkapan lainnya.

3. Langkah Kerja

Laporan Lab. Uji Aspal

39

Page 40: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

a. Persiapan bahan:

1) Keringkan agregat hingga beratnya tetap pada suhu (105 5 )0 C.

2) Pisah pisahkan agregat dengan cara penyaringan kering ke dalam fraksi –

fraksi yang dikehendaki atau seperti berikut:

Fraksi yang dikehendaki atau seperti berikut:

- 1 sampai 3/4"

- 3/4" sampai 3/8 “

- 3/8” sampai no. 4 (4,76 mm)

- No. 4 (4,476 mm) sampai no. 8 (2,38 mm)

- Lewat No. 8 (2,38 mm)

3) Timbang agregat untuk masing-masing fraksi sesuai dengan kebutuhan.

Untuk tiap benda uji diperlukan agregat sebanyak 1200 gr sehingga

menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 6,25 cm 1,25 cm (25” 0.05”).

4) Timbang aspal sesuai kebutuhan (berdasarkan kadar aspal yang

direncanakan)

b. Penentuan suhu penccampuran dan pemadatan

Suhu pencampuran dan pemadatan harus ditentukan sehingga bahan pengikat

yang dipakai menghasilkan viskositas seperti pada tabel berikut:

BAHAN PENCAMPURAN PEMADATAN

Laporan Lab. Uji Aspal

40

Page 41: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

Kinematik Saybolt

Furol

Engler Kinemati

k

Saybolt

Furol

Engler

C.St Det. S F C. St Del.S. F

Aspal Panas 170 20 85 10 - 280 30 140 15 -

Aspal dingin 170 20 85 10 - 280 30 140 15 -

Ter - - 25 3 - - 40 5

g. Pencampuran dan pengadukan

Isikan agregat dan aspal ke dalam masing-masing panic pencampur lalu

panaskan menggunakan kompor ( 280 C diatas suhu pencampur untuk aspal

panas dan ter, atau 140 C diatas suhun pencampur untuk aspal dingin )lalu

aduk sampai merata. Tuangkan aspal sebanyak yang dibutuhkan kedalam

agregat yang sudah dipanaskan tersebut. Kemudian aduklah dengan cepat

sampai terlapisi dengan merata.

d. Pemadatan

1) Bersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk dan

dipanaskan pada suhu 93,30 C sampai 148,9 0 C. Letakkan selembar kertas

saring yang sudah digunting nenurut ukuran cetakan kedalam dasar cetakan

dan tusuk-tusuk campuran dengan spatula yang sudah dipanaskan atau

aduklah dengan sendok semen 1 kali dibagian pinggir dan 10 kali dibagian

tengahnya.

2) Lepaskan leher cetakan, ratakan permukaan campuran dengan

mempergunakan sendok semen menjadi bentuk cembung lalu pasang

Laporan Lab. Uji Aspal

41

Page 42: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

kembali leher cetakan. Waktu akan dipadatkan suhu campuran harus dalam

batas–batas suhu pemadatan, lalu lakukan penumbukan sesuai dengan

rencana (75 atau 50 atau 35 kali)

3) Lepaskan keping alas dan lehernya lalu balikkan alat cetakan berisi benda uji

dan pasanglah kembali perlengkapannya. Terhadap permukaan benda uji

yang sudah dibalikkan ini tumbuklah dengan dengan jumlah tumbukan yang

sama.

4) Sesudah pemadatan, lepaskan keping alas dan letakkan cetakan pada alat

prngeluar benda uji. Dengan hati-hati keluarkan dan letakkan benda uji

diatas permukaan yang rata dan halus, dan biarkan selama kira-kira 24 janm

dalam suhu ruang

4. Pengujian

a. Bersihkan masing-masing benda uji dari kotoran yang menempel, dan berikan

tanda pengenal.

b. Ukur tinggi benda uji dengan keteliyian 0,1 mm.

c. Timbang benda uji dalam kondisi kering.

d. Rendam benda uji dalam air kira-kira 2 jam pada suhu ruang.

e. Timbang benda uji dalam air untuk mendapatkan berat isi.

f. Keluarkan benda uji dari rendaman, lap permukaannya, lalu timbang dalam

kondisi kering permukaan jenuh (SSD)

g. Rendam benda uji dalam bak perendam selama 30 sampai 40 menit atau

panaskan dalam oven selam 2 jam dengan suhu tetap (60 1)0C untuk benda uji

aspal panas, dan (38 1)0 C untuk benda uji ter.Untuk uji aspal dingin

Laporan Lab. Uji Aspal

42

Page 43: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

masukkan benda uji kedalam oven selam minimum 2 jam dengan suhu tetap (25

1)0 C. Sebelum melakukan pengujian bersihkan batang penuntun (guide road )

Dan permukaan dalam kepala penekan (test head ). Lumasi batang penuntun

sehingga kepala penekan direndam bersama-sama benda uji pada suhu antara 21

sampai 38 0 C. Keluarkan benda uimdari bak perendam atau dari oven dan

letakkan dalm segmen bawah kepala penekan. Pasang segmen diatas bnda uji,

dan letakkan keseluruhannya dalam mesin penguji. Pasang arloji kelelehan (flow

meter) pada kedudukannya diatas salah satu batang penuntun dan atur

kedudukan jarum penunjuk pada angka nol, sementara selubung arloji (sleeve)

dipegang tegih terhadap segmen atas kepala penekan (breaking head). Tekan

selubung tangkai arloji kelelehan tersebut pada segmen atas dari kepala penekan

selama pembebanan berlangsung.

h. Sebelum pembebanan diberikan, kepala penekan beserta benda ujinya dinaikkan

hingga menyentuh alas cincin penguji. Atur kedudukan arloji tekan pada angka

nol. Berikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan sebesar 50 mm per

menit sampai pembebanan maksimum tercapai, atau pembebanan menurun

seperti ditunjukkan oleh jarum arloji tekan dan catat pembebanab yang dicapai.

Catat nilai kelelehan yang ditunjukkan arloji kelelehan pada saat pembebanan

mencapai maksimum. Waktu yang diperlukan dan saat diangkatnya benda uji

dari rendaman air sampai tercapai beban maksimum tidak boleh melebihi 30

detik.

5. Perhitungan

Laporan Lab. Uji Aspal

43

Page 44: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

Hasil perhitungan dari data yang diperoleh selama percobaan dapat dilihat dari tabel

hasil perhitungan. Adapun rumus-rumus yang dipergunakan pada perhitungan test

teset adalah:

a. Persen aspal terhadap campuran =

b. Volume sampel (mm) = berat sampel SSD – Berat sampel dalam air

c. Berat isi sampel (gr/ml) =

d. Berat Jenis maksimum teoritis =

e. Persen vol. Aspal terhadap vol. Total =

f. Persen vol. Agregat terhadp vol. Total =

g. Persen vol. Rongga terhadap vol. Total = 100 % - % vol. Aspal - %vol. Agregat.

h. Persentae rongga terhadap agregat = 100 – volume agregat

i. Persentase rongga terisi aspal (VMA) =

j. Perentase ronggga terhadap camp. (VIM) =

k. Stabilitas (kg) = pembacaan arloji tekan x kalibrasi beban x koreksi ketebalan

l. Pelelehan (flow) = Dibaca pada arloji pengukur kelelehan dalam satuan mm

6. Pelaporan

a. Item yang dilaporkan dan tingkat ketellitian yang meliputi:

Laporan Lab. Uji Aspal

44

Page 45: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

1) Tebal sampel (mm)

2) Kadar aspal terhadap campuran (%)

3) Penimbunan sampel kering, SSD, dan dalam air (gr)

4) Stabilitas

5) Flow

6) Perhitungan-perhitungan

b. Untuk tiap benda uji yang diperiksa, laporkan suhu pencampuran, suhu

pemadatan dan suhu percobaan.

c. Untuk benda uji yang tebalnya tidak sama dengan 2,5 inchi, dilakukan koreksi

nilai stabilitas dengan menggunakan factor pengali yang terdapat dalam tabel.

d. Umumnya benda uji harus didinginkan seperti yang ditentukan diatas. Bila

diperlukan pendingan yang lebih cepat, dapat digunakan kipas angin meja.

e. Campuran-campuran yang daya kohesinya kurang sehingga pada waktu

dikeluarkan dari cetakan (sesudah pemadatan) tidak dapat menghasilkan bentuk

silender yang diperlukan, boleh didinginkan bersama cetakkanya di udara

sampai terjadu cukupkohesi untuk menghasilkan bentuk silinder yang

semestinya.

f. Sesudah dilakukan percobaan stabilitas dan pelelehan terhadap benda uji dengan

alat Marshall, maka dilakukan perhitungan-perhitungan berikut:

1) Hitung persen aspal terhadap campuran

2) Hitung volume sampel

3) Hitung berat isi masing – masing benda uji dan berat isi rata-rata benda uji.

4) Berdasarkan berat jenis agregat dan aspal, hitung BJ Maksimum Teoritis.

5) Hitung persen volume (aspal, agrgat, dan rongga) terhadap volume tota

Laporan Lab. Uji Aspal

45

Page 46: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

6) Hitung persen rongga terisi aspal

g. Berdasarkan batasan masing-masing nilai yang ditentukan dalam spesifikasi

maka dari grafik tersebut diatas, dapat ditentukan kadar aspal optimum yang

akan digunakan untuk mendapat campuran yang memenuhi syarat.

EXTRACTION TEST

Laporan Lab. Uji Aspal

46

Page 47: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

1. Tujuan

Untuk mengetahui gradasi agregat yang dicampur.

2. Peralatan

a. Alat test ekstraksi

b. Saringan dengan ukuran: 3/4”, 1/2”, 3/8”, No.4, No.8, No.16, No.30,

No.50, No.100, No.200.

c. Spatula

d. Kertas penyaring (Filter)

e. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr

3. Bahan

a. Campuran aspal

b. Bensin

4. Langkah kerja

a. Mengambil campuran aspal dari AMP dan didinginkan

b. Menimbang kertas pengayaring yang bersih

c. Masukkan campuran kedalam alat test ekstraksi

d. Masukkan bensin kedalam campuran sebanyak 500 ml

e. Memasang kertas penyaring (filter) menutupi campuran

f. Menutup alat test ekstraksi dengan tutupnya dengan sempurna

g. Hidupkan alat test ekstraksi dengan kecapatan yang konstan sehingga

bensin yang ada di dalam alat habis

Laporan Lab. Uji Aspal

47

Page 48: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

h. Memasukkan kembali bensin yang baru kedalam campuran

i. Mengulangi pekerjaan no.4 hingga bensin yang keluar dari alat test

ekstraksi bersih atau seperti semula

j. Mengeluarkan campuran dari alat test ekstraksi

k. Mengeringkan kertas penyaring (filter) selama 15 menit, kemudian

menimbang beratnya

l. Menimbang campuran setelah di uji baru menimbang campuran

selama 24 jam

m. Setelah 24 jam mengayak campuran dengan mempergunakan

saringan yang tela ditentukan

n. Menimbang berat agregat yang tertahan pada masing-masing

saringan

5. Perhitungan

a. Berat butir halus = berat filter sesudah test – berat filter

sebelum test

b. Berat totol agregat = berat butir halus + berat agragat setelah

test

c. Berat hilang = berat campuran – berat totol agregat

d. Persentase bitumen per agregat = (berat hilang/berat total

agregat) x 100%

e. Persentase bitumen per aspal = (berat hilang/berat campuran) x

100%

Laporan Lab. Uji Aspal

48

Page 49: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

6. Pelaporan

Item yang dilaporkan meliputi:

1) Berat campuran

2) Berat filter sebelum test

3) Berat filter sesudah test

4) Berat butir halus

5) Berat agregat sesudah test

6) Berat total agregat

7) Berat hilang

8) Bitumen per agregat

9) Bitumen per aspal

Memasukkan data-data berat agregat yang tertahan di tiap saringan

yang disusun dalam bentuk table.

Laporan Lab. Uji Aspal

49

Page 50: 48863141-BAB-III

Bab III Prosedur Pelaksanaan III -

PENGUJIAN CORE DRIL

1. Tujuan

Praktikan dapat membandingkan spesifikasi laboratorium dengan spesifikasi di

lapangan.

2. Peralatan

a) Alat core dril elektrik

b) Ember yang berisi air

3. Langkah kerja

a) Pasang alat core dril dan cambungkan ke stop kontak

b) Hidupkan alat core dril dan arahkan bor kejalan yang akan dilakukan

penngujian core dril.

c) Putar alat core dril tersebut sampai bor masuk kedalam perkerasan dan

masukan selang ke dalam ember yang berisi air agar pengebiran perkerasan

lancer.

d) Lihat apakah bor sudah sampai pondasi atas, apabila sudah sampai pada

pondasi atas perkerasan matikan mesin dan ambil sampel yang ada pada

dalam bor tersebut.

e) Beri nomor dan STA sampel tersebut.

4. Perhitungan

Berat isi sampel dihitung dengan rumus

Berat isi= berat sampel/volume sampel

Laporan Lab. Uji Aspal

50