43 contents 4tabel 3.1 pedoman penskoran rubrik

19
43 Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik ............................................................ 45 Tes Kemampuan Koneksi Matematis ............................................................... 45 Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik .............................................................. 46 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ............................................ 46 Tabel 3.3 Intrepretasi Koefisien Korelasi ......................................................... 48 Tabel 3.4 Rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba .................................. 48 Tabel 3.5 Intrepretasi Reliabilitas ..................................................................... 49 Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................ 50 Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Daya Pembeda ......................................................... 51 Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ......................................................... 52 Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran ................................................... 52 Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis .................................................................... 53 Tabel 3.11 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi .................................................. 57 Tabel 3.12 Kualitas Pencapaian Kemampuan ................................................... 57 Tabel 3.13 Kriteria Sikap .................................................................................. 58 Gambar 3.1 Diagram Alur Uji Statistik ............................................................ 58 Tabel 3.14 Jadwal Penelitian............................................................................. 60

Upload: lamquynh

Post on 18-Jan-2017

231 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

43

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Contents

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik ............................................................ 45

Tes Kemampuan Koneksi Matematis ............................................................... 45

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik .............................................................. 46

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ............................................ 46

Tabel 3.3 Intrepretasi Koefisien Korelasi ......................................................... 48

Tabel 3.4 Rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba .................................. 48

Tabel 3.5 Intrepretasi Reliabilitas ..................................................................... 49

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................ 50

Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Daya Pembeda ......................................................... 51

Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ......................................................... 52

Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran ................................................... 52

Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan

Koneksi Matematis .................................................................... 53

Tabel 3.11 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi .................................................. 57

Tabel 3.12 Kualitas Pencapaian Kemampuan ................................................... 57

Tabel 3.13 Kriteria Sikap .................................................................................. 58

Gambar 3.1 Diagram Alur Uji Statistik ............................................................ 58

Tabel 3.14 Jadwal Penelitian............................................................................. 60

Page 2: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

43

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui, apakah kemampuan

pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa dengan pembelajaran problem

posing lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. Sehingga dalam

penelitian ini ada perlakuan yang berbeda terhadap dua kelas, untuk kelas

eksperimen dengan pembelajaran matematika dengan pendekatan problem posing

dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui, apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan

masalah dan koneksi matematis siswa dengan pembelajaran problem posing

dibandingkan dengan pembelajaran konvensional

Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen karena

peneliti menerima subjek penelitian apa adanya, artinya subjek penelitian tidak

dikelompokkan secara acak. Hal ini dikarenakan tidak memungkinkan secara

administratif dan apabila dilakukan secara acak maka akan menyebabkan tidak

alaminya situasi kelompok subjek. Desain penelitian ini menggunakan desain

kelompok kontrol pretes-postes. Adapun desain penelitian digambarkan sebagai

berikut:

O X O

O O

Page 3: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

44

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan:

X : Pembelajaran problem posing

O : Pretes/ postes kemampuan pemecahan masalah dan koneksi

matematis siswa

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa sebuah Madrasah Aliyah (MA) di

Kabupaten Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X

di MA tersebut. MA yang menjadi tempat penelitian adalah sebuah Madrasah

yang berada di lingkungan pesantren dan telah terakreditasi A atau baik sekali.

Adapun karakteristik siswanya adalah pendatang dan tinggal di Pondok Pesantren

yang memiliki jadwal yang padat di luar pembelajaran di kelas.

Pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling,yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008). Sampel

sebanyak dua kelas dari enam kelas yang ada di MA tersebut. Pengambilan

sampel berdasarkan pertimbangan guru bidang studi yang mengajar bidang studi

matematika yang mengajar di kelas X, yang melihat bahwa penyebaran siswa di

kedua kelas yang dipilih sebagai sampel merata secara akademik.

C. Instrumen Penelitian

Sesuai dengan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

instumen penelitian ini melibatkan dua jenis instrumen yaitu tes dan non-tes.

Instrumen dalam bentuk tes yaitu seperangkat soal tes kemampuan pemecahan

Page 4: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

45

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

masalah dan koneksi matematis. Sedangkan instrumen non tes terdiri dari skala

sikap. Masing-masing instrumen diuraiakan sebagai berikut.

1. Tes Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematis

Tes diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran matematika, baik pada

siswa yang pembelajarannya dengan pembelajaran matematika dengan

pendekatan problem posing maupun pembelajaran konvensional.

Penyusunan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal yang mencakup sub

pokok bahasan, aspek kemampuan yang diukur, indikator serta jumlah soal.

Setelah membuat kisi-kisi kemudian dilanjutkan dengan menyusun soal dan

kunci jawaban yang mengacu kepada pedoman penskoran.

Adapun pedoman penilaian didasarkan pedoman penskoran rubrik untuk

kemampuan koneksi matematis yang dimodifikasi dari Sumarmo (1994),

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

Tes Kemampuan Koneksi Matematis

Reaksi Terhadap Soal/ Masalah Skor

Tidak ada jawaban 0

Jawaban hampir tidak mirip/ sesuai dengan pertanyaan, persoalan

atau dengan masalah 1

Jawaban ada beberapa yang mirip/ sesuai dengan pertanyaan,

persoalan atau dengan masalah tetapi koneksinya tidak jelas 2

Jawaban ada beberapa yang mirip/ sesuai dengan pertanyaan,

persoalan atau dengan masalah dan koneksinya jelas tetapi kurang

lengkap

3

Jawaban mirip/ sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau dengan

masalah tetapi kurang lengkap 4

Jawaban mirip/ sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau dengan

masalah secara lengkap 5

Page 5: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

46

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Adapun pedoman penilaian didasarkan pedoman penskoran rubrik untuk

kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimodifikasi dari Sumarmo

(1994), sebagai berikut:

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Aspek yang Dinilai Reaksi Terhadap Soal/ Masalah Skor

Memahami Masalah Tidak memahami soal/ tidak ada jawaban 0

Tidak memperhatikan syarat-syarat soal/ cara

interpretasi soal kurang tepat

1

Memahami soal dengan baik 2

Merencanakan

Penyelesaian

Tidak ada rencana strategi penyelesaian 0

Strategi yang direncanakan kurang tepat 1

Menggunakan satu strategi tertentu tetapi

mengarah pada jawaban yang salah 2

Menggunakan satu strategi tertentu tetapi

tidak dapat dilanjutkan 3

Menggunakan beberapa strategi yang benar

dan mengarah pada jawaban yang benar 4

Menyelesaiakan

Masalah

Tidak ada penyelesaian 0

Ada penyelesaian, tetapi prosedur tidak jelas 1

Menggunakan satu prosedur tertentu dan

mengarah pada jawaban yang benar 2

Menggunakan satu prosedur tertentu yang

benar tetapi salah dalam menghitung 3

Menggunakan prosedur tertentu yang benar

dan hasil benar 4

Memeriksa Kembali Tidak ada pemeriksaan jawaban 0

Pemeriksaan hanya pada jawaban

(perhitungan) 1

Pemeriksaan hanya pada proses 2

Pemeriksaan pada proses dan jawaban 3

Soal-soal tersebut diujicobakan agar diketahui tingkat validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda untuk memperoleh soal

yang baik, maka. Uji coba instrumen dilakukan di Kelas XI Madrasah Aliyah

Al Basyariyah Kabupaten Bandung yang bukan sampel penelitian. Langkah-

Page 6: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

47

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

langkah yang dilakukan dalam melaksanakan uji coba soal adalah sebagai

berikut:

a. Soal dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk melihat

validitas isi dan validitas konstruk berkenaan dengan ketepatan alat

ukur dengan materi yang akan diuji.

b. Kemudian untuk mengetahui validitas tes maka dicari koefisien

korelasi antara instrumen evaluasi dengan alat ukur lainnya yang

diasumsikan baik. Untuk memperoleh koefisien korelasi tersebut,

digunakan rumus korelasi produk-moment dengan angka kasar

(Suherman, 2003) :

π‘Ÿπ‘₯𝑦 =𝑁 π‘‹π‘Œ βˆ’ ( 𝑋) π‘Œ

𝑁 𝑋2 βˆ’ 𝑋 2 𝑁 π‘Œ2 βˆ’ π‘Œ 2

Keterangan :

π‘Ÿπ‘₯𝑦 = Koefisien validasi

𝑁 = Banyaknya subyek validasi

𝑋 = Nilai hasil uji coba

π‘Œ = Nilai total

Untuk menentukan kriteria derajat validitas sebagaimana

tersaji pada Tabel 3.3 berikut:

Page 7: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

48

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.3 Intrepretasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,90 ≀ π‘Ÿπ‘₯𝑦 ≀ 1,00

0,70 ≀ π‘Ÿπ‘₯𝑦 < 0,90

0,40 ≀ π‘Ÿπ‘₯𝑦 < 0,70

0,20 ≀ π‘Ÿπ‘₯𝑦 < 0,40

0,00 ≀ π‘Ÿπ‘₯𝑦 < 0,20

π‘Ÿπ‘₯𝑦 < 0,00

Sangat Tinggi (Sangat Baik)

Tinggi (Baik)

Sedang (Cukup)

(Rendah)

Sangat Rendah

Tidak Valid

Berikut ini hasil perhitungan validitas item soal kemampuan

pemecahan masalah dan koneksi matematis pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba

Aspek

Kemampuan

No

Soal

Validitas

Korelasi

Pearson Interpretasi Signifikasi

Kemampuan

Pemecahan

Masalah

1a 0,61 Tinggi Signifikan

1b 0,46 Cukup Signifikan

1c 0,77 Tinggi Signifikan

2a 0,40 Cukup Signifikan

2b 0,73 Tinggi Signifikan

2c 0,43 Cukup Signifikan

3a 0,78 Tinggi Signifikan

3b 0,85 Sangat Tinggi Signifikan

3c 0,85 Sangat Tinggi Signifikan

Kemampuan

Koneksi

4a 0,71 Tinggi Signifikan

4b 0,70 Tinggi Signifikan

5a 0,85 Sangat Tinggi Signifikan

5b 0,85 Sangat Tinggi Signifikan

5c 0,85 Sangat Tinggi Signifikan

6 0,66 Tinggi Signifikan

c. Tes dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tetap apabila

diteskan kepada subjek yang sama, secara berkali-kali dari waktu ke

waktu (Arikunto, 1991). Untuk menghitung koefisien realiabilitas

seperangkat instrumen digunakan rumus Alpha dalam Suherman

(2003) sebagai berikut:

Page 8: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

49

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

π‘Ÿ11 =𝑛

𝑛 βˆ’ 1 1 βˆ’

𝑠𝑖2

𝑠𝑑2

Keterangan;

π‘Ÿ11 = Koefisien reliabilitas

𝑛 = Banyaknya subjek

𝑠𝑖2= Jumlah varians dari tiap butir item

𝑠𝑑2 = Varians dari skor total

Kemudian untuk menginterpretasikan reliabilitas instrumen

menggunakan kriteria yang dibuat Guilford (Suherman, 2003),

sebagaimana yang tersaji dalam Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Intrepretasi Reliabilitas

Nilai r11 Interpretasi

r11 < 0,20

0,20 ≀ π‘Ÿ11< 0,40

0,40 ≀ π‘Ÿ11< 0,70

0,70 ≀ π‘Ÿ11< 0,90

0,90 ≀ π‘Ÿ11 ≀1,00

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Soal aspek kemampuan pemecahan masalah diperoleh r11

adalah 0,76 yang termasuk kedalam kategori tinggi

2) Soal aspek kemampuan pemecahan masalah diperoleh r11

adalah 0,84 yang termasuk kedalam kategori tinggi

d. Daya pembeda atau indeks diskriminasi adalah korelasi antara

jawaban terhadap sebuah butiran soal dengan skor jawaban seluruh

soal atau selisih skor jawaban siswa pandai oleh skor jawaban lemah

dibagi banyaknya siswa dalam kelompok pandai atau lemah. Untuk

Page 9: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

50

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menentukan daya pembeda tiap butir soal, subjek dibagi menjadi tiga

kelompok yaitu 27% kelompok atas, 56% kelompok tengah, dan

27% kelompok bawah (Suherman dan Sukjaya, 1990). Rumus yang

digunakan untuk menghitung daya pembeda setiap butir tes, yaitu:

𝐷𝑃 =𝑆𝐴 βˆ’ 𝑆𝐡

𝐼𝐴

Keterangan:

𝐷𝑃 = Indeks daya pembeda

𝑆𝐴 = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

𝑆𝐡 = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

𝐼𝐴 = Jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang

diolah

Setelah daya pembeda diketahui, kemudian diklasisikasikan

dengan klasifikasi daya pembeda (Suherman, 2003) seperti yang tersaji

pada Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi

𝐷𝑃 ≀ 0,00

0,00 < 𝐷𝑃 ≀ 0,20

0,20 < 𝐷𝑃 ≀ 0,40

0,40 < 𝐷𝑃 ≀ 0,70

0,70 < 𝐷𝑃 ≀ 1,00

Sangat Jelek

Jelek

Cukup

Baik

Sangat Baik

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh daya pembeda soal

kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis pada tabel

berikut:

Page 10: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

51

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Daya Pembeda

e. Tingkat kesukaran soal uraian dapat diperoleh dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

𝐼𝐾 =𝑆𝐴 + 𝑆𝐡

𝐼𝐴 + 𝐼𝐡

Keterangan:

𝐼𝐾 = Indeks tingkat kesukaran

𝑆𝐴 = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

𝑆𝐡 = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

𝐼𝐴 = Jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal

yang diolah

Kemudian menurut mengklasifikasi indeks kesukaran (Suherman,

2003) tersaji pada Tabel 3.8 berikut:

Aspek

Kemampuan

No

Soal

Daya Pembeda

DP Interpretasi

Kemampuan

Pemecahan

Masalah

Matematis

1a 0,50 Baik

1b 0,34 Cukup

1c 0,78 Sangat Baik

2a 0,25 Cukup

2b 0,59 Baik

2c 0,31 Cukup

3a 0,38 Cukup

3b 0,38 Cukup

3c 0,25 Cukup

Kemampuan

Koneksi

Matematis

4a 0,63 Baik

4b 0,75 Sangat Baik

5a 0,25 Cukup

5b 0,25 Cukup

5c 0,13 Jelek

6 0,59 Baik

Page 11: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

52

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi

𝐼𝐾 ≀ 0,00

0,00 < 𝐼𝐾 ≀ 0,20

0,20 < 𝐼𝐾 ≀ 0,40

0,40 < 𝐼𝐾 ≀ 0,70

0,70 < 𝐼𝐾 ≀ 1,00

Terlalu Sukar

Sukar

Sedang

Mudah

Sangat Mudah

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh tingkat kesukaran soal

kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis pada tabel

berikut:

Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran

Aspek Kemampuan No Soal

Indeks Kesukaran

IK Interpretasi

Kemampuan

Pemecahan Masalah

Matematis

1a 0,72 Mudah

1b 0,58 Sedang

1c 0,48 Sedang

2a 0,56 Sedang

2b 0,55 Sedang

2c 0,38 Sedang

3a 0,25 Sukar

3b 0,19 Sukar

3c 0,13 Sukar

Kemampuan

Koneksi Matematis

4a 0,69 Sedang

4b 0,38 Sedang

5a 0,13 Sukar

5b 0,13 Sukar

5c 0,06 Sukar

6 0,70 Mudah

Page 12: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

53

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Secara keseluruhan analisis hasil uji coba instrumen untuk tes

kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis pada Tabel 3.10

Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

dan Koneksi Matematis

Berdasarkan hasil uji coba soal-soal yang terdiri dari tiga soal

untuk tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan tiga soal untuk tes

kemampuan koneksi matematis dapat digunakan semua untuk pretes dan

postes.

Korelasi

PearsonInterpretasi Signifikasi DP Interpretasi IK Interpretasi

1a 0,61 Tinggi Signifikan 0,50 Baik 0,72 Mudah dipakai

1b 0,46 Cukup Signifikan 0,34 Cukup 0,58 Sedang dipakai

1c 0,77 Tinggi Signifikan 0,78 Sangat Baik 0,48 Sedang dipakai

2a 0,40 Cukup Signifikan 0,25 Cukup 0,56 Sedang dipakai

2b 0,73 Tinggi Signifikan 0,59 Baik 0,55 Sedang dipakai

2c 0,43 Cukup Signifikan 0,31 Cukup 0,38 Sedang dipakai

3a 0,78 Tinggi Signifikan 0,38 Cukup 0,25 Sukar dipakai

3b 0,85 Sangat Tinggi Signifikan 0,38 Cukup 0,19 Sukar dipakai

3c 0,85 Sangat Tinggi Signifikan 0,25 Cukup 0,13 Sukar dipakai

4a 0,71 Tinggi Signifikan 0,63 Baik 0,69 Sedang dipakai

4b 0,70 Tinggi Signifikan 0,75 Sangat Baik 0,38 Sedang dipakai

5a 0,85 Sangat Tinggi Signifikan 0,25 Cukup 0,13 Sukar dipakai

5b 0,85 Sangat Tinggi Signifikan 0,25 Cukup 0,13 Sukar dipakai

5c 0,85 Sangat Tinggi Signifikan 0,13 Jelek 0,06 Sukar direvisi

6 0,66 Tinggi Signifikan 0,59 Baik 0,70 Mudah dipakai

Reliabilitas

r11 = 0,76

Tinggi

Signifikan

r11 = 0,84

Tinggi

Signifikan

Keterangan

Daya Pembeda Indeks KesukaranNo

Soal

Validitas

Kemampuan

Pemecahan

Masalah

Matematis

Aspek

Kemampuan

Kemampuan

Koneksi

Matematis

Page 13: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

54

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Skala Sikap

Skala sikap adalah Seperangkat nilai angka yang ditetapkan kepada

subjek, objek atau tingkah laku dengan tujuan mengukur sifat. Skala sikap ini

diberikan kepada siswa kelompok eksperimen, dengan tujuan untuk

mengungkapkan secara umum sikap siswa terhadap pembelajaran problem

posing . Skala sikap yang digunakan adalah model skala Likert, dengan

pilihan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS

(Sangat Tidak Setuju). Pilihan N (Netral) dihilangkan untuk menghindari

sikap ragu-ragu atau rasa aman untuk tidak memihak pada suatu pernyataan

yang diajukan.

D. Teknik Analisis Data

Data-data yang dianalisis berupa data kuantitatif yang terdiri dari hasil tes

dan skala sikap siswa. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan

koneksi matematis sebelum dianalisis, peneliti melakukan hal-hal berikut:

1. Menskor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban.

2. Merangkum jawaban dari kelompok eksperimen dan kontrol dalam

bentuk tabel.

3. Menghitung peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan

kemampuan koneksi matematis yang terjadi sebelum dan sesudah

pembelajaran dengan rumus gain ternormalisasi, yaitu:

π‘”π‘Žπ‘–π‘› π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘›π‘œπ‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™π‘–π‘ π‘Žπ‘ π‘– = π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘π‘œπ‘ π‘‘ π‘‘π‘’π‘ π‘‘βˆ’π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘π‘Ÿπ‘’ 𝑑𝑒𝑠𝑑

π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘–π‘‘π‘’π‘Žπ‘™ βˆ’π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘π‘Ÿπ‘’ 𝑑𝑒𝑠𝑑 (Meltzer, 2002)

Page 14: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

55

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah melakukan penskoran, merangkum jawaban dalam tabel dan

menghitung peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan

koneksi matematis , maka peneliti melakukan analisis statistik deskriptif sebagai

berikut:

1. Menghitung rerata hitung pretes dan postes, dengan menggunakan

rumus:

n

X

X

n

i

i 1

Keterangan:

X = rerata

iX = data ke-i

n = banyak data

2. Menghitung deviasi standar pretes dan postes untuk mengetahui

penyebaran kelompok, dengan menggunakan rumus:

1

1

2

n

XX

SD

n

i

i

Keterangan:

SD = Standar Deviasi

X = rerata

iX = data ke-i

n = banyak data

Page 15: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

56

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selanjutnya peneliti melakukan analisis untuk mengetahui perbedaan rerata

kelas eksperimen dengan kelas kontrol dan peningkatan kemampuan pemecahan

dan koneksi matematis, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menguji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah

data hasil tes berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan

pada data hasil pretes, postes, dan gain dengan menggunakan uji

normalitas lillefors (Kolmogorof-Smirnov).

2. Menguji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk melihat

apakah data hasil tes homogen atau tidak. Uji homogenitas

mengunakan Levene’s test.

3. Jika diketahui data berdistribusi normal dan homogen, maka

selanjutnya untuk menguji beda dua rerata digunakan uji-t .

Sedangkan jika data berdistribusi normal dan tidak homogen maka

pengujian beda dua rerata yang digunakan uji-t’, yaitu uji beda dua

rerata yang variannya berbeda.

4. Jika diketahui data tidak berdistribusi normal maka untuk menentukan

perbedaan rerata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

digunakan uji non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.

5. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan

koneksi matematis siswa dengan pembelajaran matematika dengan

pendekatan problem posing dianalisis menggunakan gain score

ternormalisasi menurut Hake (1999) dengan rumus sebagai berikut:

𝑔 =𝑆𝑓% βˆ’ 𝑆𝑖%

100% βˆ’ 𝑆𝑖%

Page 16: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

57

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan :

𝑔 = gain score ternormalisasi

𝑆𝑓 = skor rerata post-test

𝑆𝑖 = skor rerata pre-test

Menurut Hake (1999), gain score ternormalisasi merupakan

metode yang baik untuk menganalisis hasil pre-test dan post-test. Gain

score merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan tingkat

kefektifan pembelajaran yang dilakukan dilihat dari skor pre-test dan

post-test. Tingkat perolehan gain score ternormalisasi dikategorikdanan

dalam tiga kategori (Hake, 1999), yaitu:

Tabel 3.11 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi

Skor Gain Interpretasi

𝑔 > 0,7

0,3 < 𝑔 ≀ 0,7

𝑔 ≀ 0,3

Tinggi

Sedang

Rendah

6. Untuk mengkategorikan kualitas kemampuan pemecahan

masalah dan koneksi matematis siswa digunakan penilaian

skala lima dan tabel konversi sebagai berikut:

Tabel 3.12 Kualitas Pencapaian Kemampuan

Persentase Pencapaian Interpretasi

%40%00

%55%40

%75%55

%90%75

%100%90

E

D

C

B

A

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Renda

(Suherman, 1990)

Page 17: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

58

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Adapun untuk menjawab rumusan masalah nomor tiga mengenai sikap

siswa terhadap pembelajaran problem posing , dilakukan analisis hasil skala sikap

siswa. Untuk mengkategorikan sikap siswa terhadap pembelajaran problem

posing , peneliti menggunakan tiga kriteria, yaitu

Tabel 3.13 Kriteria Sikap

Rerata Skor Sikap Interpretasi

𝑋 < 𝑋 βˆ’ 𝑆

𝑋 βˆ’ 𝑆 ≀ 𝑋 < 𝑋 + 𝑆

𝑋 + 𝑆 ≀ 𝑋

Rendah

Sedang

Tinggi

Keterangan:

𝑋 = mean teoritis = 3item

S = luas jarak sebaran : 3

Luas jarak sebaran = 15 itemitem

(Azwar, 2003)

Berikut ini alur uji statistik untuk melihat perbedaan dua rerata:

Gambar 3.1 Diagram Alur Uji Statistik

Uji

Mann-Whitney

Data (Pretes/ Postes)

Uji Normalitas

Uji Homogenitas

Uji t

Uji t’ ya

tidak

ya

tidak

Normal ?

Homogen ?

Page 18: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

59

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Agenda Penelitian

Secara rinci tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Persiapan penelitian dimulai dari pembuatan proposal kemudian

melaksanakan seminar proposal untuk memperoleh koreksi dan masukan dari

tim pembimbing tesis, menyusun instrumen penelitian dan rancangan

pembelajaran, uji coba instrumen dan perbaikan instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di MA Al Basyariyah pada semester genap tahun

pelajaran 2011-2012, yang implementasinya dilakukan melalui tiga tahapan

yaitu diawali dengan pretes, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas, dan

diakhiri dengan postes. Melaksanakan pretes dimaksudkan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum perlakuan diberikan, dalam menyelesaikan

soal kemampuan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis.

Melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika kepada dua kelompok

sampel. Melaksanakan postes kepada dua kelompok sampel dengan maksud

untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis

setelah mengakhiri pemberian perlakuan. Setelah postes dilaksanakan siswa

yang memperoleh pembelajaran problem posing diminta pendapat mengenai

pembelajaran yang telah dilakukan

Page 19: 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik

60

Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Tahap Analisis Data dan Penulisan Laporan

Kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap ini adalah

mengumpulkan, menganalisis, dan membuat kesimpulan dari data yang

diperoleh pada tahap pelaksanaan, kemudian penulisan laporan hasil

penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2007

dan SPSS versi 17.0

Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.14 Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan .... 2012

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Penyusunan Proposal Penelitian

2 Seminar Proposal Penelitian

3 Revisi Proposal Penelitian

3 Pembuatan Instrumen Penelitian

4 Uji Coba Instrumen

5 Pelaksanaan Penelitian

6 Analisis Data

7 Penulisan Laporan