4.2 - web viewuniversitas lampung: jurusan peternakan, fakultas pertanian. amenta, peter s. 1990....

31
LAPORAN PRAKTIKUM “PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM” Oleh : Kelompok 3 (Kelas E) Anka Rahmi Ade Utami (1302101010100) Balqis Thahara (1302101010127) Gressha Vionalle Ademi (1302101010154) Hadia Firda Hasnita Lubis (1302101010125) Hariska Andriani (1302101010040) Hidayati (1302101010157) Nevi Frilly Ulfah (1302101010057) Nurul Asila (13020101010213) Rahma Erlis (1302101010066) Suryani Harahap (1302101010225)

Upload: vannhi

Post on 30-Jan-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

LAPORAN PRAKTIKUM“PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM”

Oleh :

Kelompok 3 (Kelas E)

Anka Rahmi Ade Utami (1302101010100)

Balqis Thahara (1302101010127)

Gressha Vionalle Ademi (1302101010154)

Hadia Firda Hasnita Lubis (1302101010125)

Hariska Andriani (1302101010040)

Hidayati (1302101010157)

Nevi Frilly Ulfah (1302101010057)

Nurul Asila (13020101010213)

Rahma Erlis (1302101010066)

Suryani Harahap (1302101010225)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

Page 2: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan terhadap kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat

menyelesaikan laporan paratikum yang berjudul "PERKEMBANGAN

EMBRIO AYAM" tanpa ada kendala ataupun halangan yang berarti sehingga

kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Kami yakin laporan ini masih jauh dari kata sempurna, akan tetapi kami

akan terus berusaha untuk memberikan yang terbaik semampun kami, dan kami

berharap kepada siapapun yang membaca laporan kami ini untuk memberi

kritik dan saran, semoga laporan ini bermanfaat bagi kami dan seluruh pembaca

pada umumnya.

Banda Aceh                                                                        

(penulis)

Page 3: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Embrio adalah tahapan awal dari pertumbuhan vertebrata (hewan

bertulang belakang). Pada praktikum embriologi kali ini kami mengamati

proses perkembangan embrio ayam. Ayam merupakan hewan yang termasuk

dalam jenis unggas, yang perkembangbiakannya dilakukan dengan bertelur.

Perkembangan embrio ayam terjadi diluar tubuh induknya. Selama

berkembang, embrio memperoleh makanan, nutrisi dan perlindungan dari

kuning telur (yolk), putih telur (albumen) dan kerabang telur. Pola

dasar  perkembangan embrio ayam yaitu melalui tahapan pembelahan, morula,

blastula, dan gastrula.

1.2 Tujuan

1. Mempelajari lapisan embrional ayam yang membentuk bakal organ.

2. Mempelajari tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio.

1.3 Manfaat

1. Agar kita dapat mengetahui lapisan embrional yang membentuk bakal

organ.

2. Agar kita dapat mengetahui tahap-tahap perkembangan atau

pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam

Page 4: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Embriogenesis merupakan proses perkembangan dari zigot dengan

perkembangan organ tubuh (organogenesis), sehingga terbentuk individu yang

fungsional, meliputi proses: pembelahan, blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi.

Pembelahan merupakan suatu rangkaian proses mitosis yang berlangsung

berturut-turut setelah terjadi fertilisasi. Pembelahan zigot terjadi secara cepat,

sehingga sel anak tidak sempat tumbuh dan sel anak makin kecil sesuai dengan

tingkat perkembangannya dan agar pembelahan menghasilkan sel  anak yang

anak disebut morula dan sel anak disebut blastomer. Besar morula tidak jauh

berbeda dengan besar zygot karena selama pembelahan berlangsung, zona

pelusida tetap utuh dan blastomer-blastomer saling terikat oleh suatu kekuatan

yang disebut tigmotaksis. Bila blastomer  suatu blastula katak dipisahkan secara

mekanik, blastomer tersebut bergerak tidak menentu dan akan melekat pada

blastomer lain bila saling bersentuhan (Anonim 2012: 1).

Bagian-bagian yang terdapat pada telur berbentuk lapisan, tersusun dari

dalam ke luar. Bagian telur pertama dimulai dengan sel telur. Sel telur ini kecil

dan terlihat sebagai bintik agak putih. Kuning telur dikeluarkan oleh oviduct

atau saluran sel telur, kemudian ditambah empat lapisan pemisah albumen

(putih telur). Bagian-bagian ini dilindungi oleh dua lapisan "kulit" membran

tipis yang transparan, kemudian pada bagian luar kulit ini dibungkus oleh kulit

kerabang telur (shell). Hanya beberapa jam sebelum telur dikeluarkan dari

tubuh induk, telur mengalami pigmentasi warna. Pigmen ini dihasilkan dalam

tubuh ayam. Karena setiap telur dipigmentasi secara terpisah, maka warna

setiap ayam nantinya akan bervariasi meskipun telurnya dikeluarkan dari induk

yang sama. Setiap induk ayam dapat mengeluarkan telur meskipun tidak

dibuahi oleh ayam jantan. Tetapi telur ayam yang tidak dibuahi ini tidak akan

Page 5: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

mengalami pertumbuhan amnion, allantois, chorion atau embrio (Rusfidra

2007: 1).

Sel telur atau ovum dapat dibedakan menurut jumlah kuning telurnya

(yolk) pertama yaitu sel telur oligolestal dimana sel telur yang jumlah kuning

telurya sedikit, seperti pada mamalia. Selanjutnya sel kedua adalah sel telur

mesolesital dimana jumlah kuning telurnya sedang seperti pada telur amphibi

dan ketiga adalah sel telur polilesital yaitu kuning telurnya banyak, sperti pada

unggas, reptilia dan mamalia bertelur. Didalam sitoplasma sel telur ada lemak,

pigmen, enzim dan unsur lainya, seperti inti sel dan mitokondria. Dari kedua

pembagian itu ada yang namanaya bisa digabung yaitu sel telur oligolesital dan

sel telur isolesital menjadi sel telur oligolesital. Begitu pula pada sel telur

politelolesital (Sukra 2000: 56).

Lapisan korteks telur adalah lapisan plasma yang terletak di bagian sisi

dalam membran telur. Pada lapisan korteks terdapat struktur khusus yang

berperan penting saat fertilisasi dan disebut granula korteks. Setiap granula

korteks diselaputi oleh struktur membran yang mengandung mukopolisakarida.

Ukuran diameter granual korteks bervariasi. Pada lapisan granula korteks

Amfibia juga terdapat granula pigmen maka telur tampak kehitaman. Oosit

membentuk beberapa macam selaput yang berfungsi sebagai pengenal sperma

sesama spesiesnya. Ada telur yang menghasilkan selaput khusus di antara

permukaan membran selnya dengan membran sel-sel folikel (Santoso 2009:

26).

Sel telur memiliki selaput sel pertama yaitu yang disebut selaput vitelin

yang sangat tipis dihasilkan oleh sel telur atau ovum. Pada waktu terjadi

fertilisasi selaput ini tersngkat sehingga membantuk selaput yang akan

membungkus sel telur. Ruang yang terbentuk di antara selaput plasma dan

selaput vitelin ini disebut ruang pri vitelin, dan selaput vitelin disebut selaput

fertilisasi. Selaputnya sel telur langsung berbatasan ini disebut sebagai zona

pelusida, dan selaput sel telur disebelah luar zona pelusida ini disebut sebagai

corona radiata (sukra 2000: 57).

Page 6: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

Pada prinsipnya semua jenis telur mempunyai struktur yang sama, Telur

terdiri dari enam bagian yaitu: kerabang telur atau kulit luar (shell), selaput

kerabang, putih telur (albumin), kuning telur (yolk), tali kuning telur (chalaza)

dan sel benih (germ plasm). Masing-masing bagian memiliki fungsi

khas.Kerabang telur berfungsi sebagai pelindung embrio dari gangguan luar

yang tidak menguntungkan. Kerabang juga berfungsi melindungi putih telur

dan kuning telur agar tidak keluar dan terkontaminasi dari zat-zat yang tidak

diinginkan. Kerabang telur memiliki pori-pori sebagai media lalu lintas gas

oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) selama proses penetasan (Anonim

2012: 1).

Bentuk awal embrio ayam pada hari pertama belum terlihat jelas, sel

benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap,

sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel

benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm. Setelah

lebih kurang 15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel

bagian awal perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi

perkembangan embrio (sukra 2000: 57).

Oksigen diperlukan embrio untuk proses pernapasan dan

perkembangannya.Putih telur merupakan tempat penyimpanan air dan zat

makanan di dalam telur yang digunakan untuk pertumbuhan embrio. Kuning

telur merupakan bagian telur yang bulat bentuknya, berwarna kuning sampai

jingga dan terdapat di tengah-tengah telur. Kuning telur mengandung zat lemak

yang penting bagi pertumbuhan embrio. Di dalam kuning telur terdapat sel

benih yang menjadi unsur utama embrio unggas. Pada bagian ujung yang

tumpul dari telur terdapat rongga udara yang berguna untuk bernapas bagi

embrio selama periode penetasan, yang berlangsung rata-rata 20-22 hari

(Anonim 2012: 1).

Sel telur yang terdapat dalam telur dan sudah dibuahi adalah bakal anak

ayam. Sebelum telur menetas, bakal anak ini disebut embrio.Embrio ini harus

mendapatkan makanan untuk pertumbuhannya. Embrio ini mendapatkan

Page 7: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

makanan dari kuning telur (yolk). Karena itulah sebabnya mengapa sel telur

selalu menempel atau berada pada pinggir kuning telur. Satu atau dua hari

setelah telur ayam menetas dan mengeluarkan anak ayam, kuning telur masih

tersisa dan melekat pada perut atau tali pusat (umbilical cord) anak ayam

tersebut. Kuning telur tersebut digunakan sementara untuk sumber makanan

anak ayam (sukra 2000: 57).

Sel telur polilesital, selain kuning telur dilengkapi dengan cadangan

makanan berupa albumen atau putih telur. Untuk melindungi diri dari gangguan

luar, sel telur polilesital dilengkapi dengan kulit kerabang yang kuat. Ini berarti

bahwa embrio sel telur polilesital berkembang di dalam sel telur. Pada bangsa

burung, embrio berkembang di dalam telur tubuh induk oleh karena itu untuk

keperluan perkembangan embrio harus memiliki jumlah makanan yang cukup.

Di sini harus dipahami dan dibedakan antara sel telur dan telur (Nalbandov

1995 : 96).

Page 8: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Pengamatan yang kami lakukan pada embrio ayam

1,2,3,4,5,7,9,13,15,17,19,dan 21.

Hari pertama 

Hari kedua

Page 9: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

Hari ketiga

Hari keempat

Hari kelima

Page 10: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

Hari ketujuh

Hari kesembilan

 

Hari ketiga belas

Page 11: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

Hari kelima belas

Hari ketujuh belas

Hari kesembilan belas

Page 12: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

Hari kedua puluh satu

Page 20: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

4.2 PEMBAHASAN

Perkembangan embrio ayam terjadi di  luar tubuh  induknya. Selama

berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan dari telur berupa

kuning telur, albumen, dan kerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu

relatif besar. Dalam perkembangannya, embrio dibantu  oleh kantung  kuning

telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning telur  dindingnya dapat

menghasilkan enzim. Enzim ini  mengubah isi kuning telur sehingga mudah

diserap embrio.

Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi sebagai

pembawa oksigen ke embrio, Menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang

sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam

alantois, serta membantu mencerna albumen.

Pengamatan pertama pada telur yang baru keluar dimana bentuk awal

embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi

bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya

agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi

yang dinamakan zygot blastoderm.

Pada pengamatan kedua untuk telur umur inkubasi 3 hari , jantung sudah

mulai terbentuk dan masih berdenyut, hal ini disebabkan embrio tersebut sudah

mati disebabkan karena kondisi suhu yang tidak sesuai dengan embrio ayam

tersebut. Larutan garam fisiologis dengan suhu 40% tersebut berfungsi untuk

perendaman telur ayam agar embrio ayam tetap hidup, namun pada prakteknya

tidak kami lakuan. Selain jantung, bagian-bagian yang dapat diamati yakni

pembuluh darah yang bercabang-cabang dan tersebar, yang berpusat di jantung.

Menurut literatur, embrio ayam hari ke tiga jantung terbentuk dan berdenyut

serta bentuk embrio sudah mulai tampak. dapat dilihat gelembung bening,

kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung

Page 21: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang

berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan

membuat embrio bergerak bebas.

Pada pengamatan ketiga yakni umur telur inkubasi 5 hari. Pada hari ke

lima menunjukkan perkembangan embrio yang sangat cepat, dimana pada hari

kelima ini embrio tersebut sudah mengalami proses organogenesis, yaitu

dimana bentuk dari tubuh embrio tersebut sudah kelihatan. Kami juga tidak

dapat melihat detak jantung pada embrio tersebut. Adapun bentuk-bentuk

anggota badannya sudah agak kelihatan walaupun masih dalam bentuk yang

belum sempurna. Bintik hitam yang ada ditengah-tengah embrio merupakan

mata dari anak ayam tersebut. Sedangkan, untuk amnion dan alantoisnya sudah

kelihatan sangat jelas. Bila dibandingkan dengan literatur (Infovert, 2010),

mengatakan bahwa telur ayam pada umur lima hari, embrionya sudah mulai

nampak. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Dengan

menggunakan mikroskop, dapat dilihat bahwa telah terjadi perkembangan alat

reproduksi dan sudah terbentuk jenis kelaminnya. Sementara amnion dan

alantois sudah kelihatan sangat jelas.

Pada pengamatan keempat yakni umur telur inkubasi 7 hari, dimana pada

hari ini proses pembentukan sistem organ pada embrio ayam hampir lengkap,

sehingga pada umur tujuh hari sudah dapat diamati awal mula pembentukan

organ-organ dari anak ayam tersebut. Berdasarkan literatur  (Infovert, 2010)

Pada umur tujuh hari, paruhnya sudah tampak seperti bintik gelap pada dasar

mata. Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat bahagian tubuh lainnya

sudah mulai terbentuk, yaitu otak dan leher.

Page 22: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

BAB IV

(PENUTUP)

(KESIMPULAN DAN SARAN)

Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan :

1. Penetasan adalah suatu proses untuk memperoleh bibit.Karena dengan

adanya penetasan menggunakan mesin tetas akan lebih banyak diperoleh di

bandingkan dierami induknya.Mungkin jika dierami oleh induknya lebih

kurang 12 butir,sedangkan dengan menggunakan mesin tetas bisa memuat

sebanyak 50 butir (menurut ukuran mesin tetas tersebut).

2. Tahap perkembangan embrio pada ayam terdiri atas 2 fase yaitu :

a.         Fase perkembangan awal, dalam tubuh induk

b.         Perkembangan selama masa pengeraman diluar tubuh induk.

3. Perkembangan embrio pada hari kedua pengeraman, pertumbuhannya

meliputi tahap-tahap berikut:

a.         Morulasi

b.         Blastulasi

c.         Gastrulasi

Page 23: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

4. Ketentuan bagi sebutir telur untuk ditetaskan adalah:

a.         Telur yang dihasil kan oleh betina yang telah dibuahi.

b.         Permukaan kulit telur licin dan rata

c.         Kerabang telur tidak terlalu tebal dan tipis

5.          Faktor-faktor yang perlu diperhatikan waktu penetasan adalah sebagai

berikut: 

a.         Nisbah kelamin

b.         Temperatur selama penetasan

c.         Kelembaban selama penetasan

d.        Penyediaan udara selama penetasan

e.         Posisi telur pada rak telur penetasan

SARAN

Semoga dengan laporan yang telah kami buat ini para pembaca sekalian mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang baru, dari yang awalnya tidak mengetahui dengan benar proses-proses perkembangan embrio ayam sekarang menjadi lebih tahu dengan benar proses-proses tersebut, akan tetapi kami sadar betul bahwa laporan kami ini tidaklah sempurna dan yang pastinya masih sangat kurang dari yang sempurna, maka dari itu marilah kita semua bersama-sama untuk lebih mencari dan terus mencari pengetahuan-pengetahuan yang lainnya, lebih dan kurangnya kami memohon maaf sebesar-besarnya.

Page 24: 4.2 -    Web viewUniversitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB. Author: WINDOWS 7

Daftar pustaka

1. http://nedfer.blogspot.com/2013/12/embriologi-ayam-preparat- section.html.

2. Campbell. 1987. Biologi Edisi kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.3. Meliyati, Neka. Nova, Khaira. Septinova, Dian. 2005 . Pengaruh Umur Telur

Tetas Itik Mojosari Dengan Penetasan Kombinasi Terhadap Fertilitas Dan Daya Tetas. Universitas Lampung: Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian.

4. Amenta, Peter S. 1990. Histologi Dan Embriologi. Bandung: ITB.