41-185-1-pb
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG SIBLING RIVALRY DENGAN TEKNIK
MENGATASI SIBLING RIVALRY DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS GULAI BANCAH KOTA
BUKITTINGGI TAHUN 2013
Rahmi Aries Maneli
ABSTRAK
Sibling rivalry adalah kompetisi saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan
perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih. Sibling
rivalry cenderung banyak dianggap wajar oleh masyarakat dan masih banyak terjadi di masyarakat. Tujuan
dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu multipara yang mempunyai balita
tentang sibling rivalry dengan teknik mengatasi sibling rivalry diwilayah kerja puskesmas Gulai Bancah
Bukittinggi Tahun 2013.
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu multipara yang mempunyai dua balita atau lebih yang ada diwilayah kerja puskesmas
Gulai Bancah dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan simple random sampling, kemudian data diolah dengan
uji statistik chi square komputerisasi dengan nilai p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 21
responden berpengetahuan tinggi, 76,2% responden mengatasi sibling rivalry dengan benar sedangkan
23,8% responden mengatasi sibling rivalry dengan teknik tidak benar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
tentang sibling rivalry dengan teknik mengatasi sibling rivalry dengan nilai p = 0,004. Saran bagi orang tua
hendaknya dapat lebih dulu mempersiapkan anak untuk menerima saudaranya yang baru lahir dimulai sejak
masa kehamilan, hal ini bertujuan agar anak yang lebih tua masih mendapatkan kasih sayang walaupun hadir
adiknya nanti. Perlu juga adanya perencanaan jarak usia kehamilan dan jumlah saudara untuk menentukan
keluarga berkualitas dan meminimalkan adanya masalah perkembangan anak terutama sibling rivalry.
Kata kunci : Pengetahuan, Sibling Rivalry, Teknik Mengatasi Sibling Rivalry
RAHMI ARIES MANELI
ABSTRACK
The background of this research is based on a preliminary study conducted by researchers who had most of
the respondents answered that the toddler suffered sibling rivalry. So this will lead to a mental disorder that would
affect the child's early childhood development, to address the mater, so it needed to overcome sibling rivalry
technique right. The purpose of the study was to determine the relationship of knowledge multiparous mothers who
have toddlers about sibling rivalry sibling rivalry with coping techniques working area clinic Stew Bancah Bukittinggi
2013.
The study was cross sectional analytic approach. The population in this study were all multiparous mothers
who have two or more children under five existing employment centers in the region Bancah Stew and the sampling
technique used was simple random sampling.
Data collection techniques used questionnaire and checklist, then the data is processed by a computerized
statistical test chi square with p <0.05. The results showed that of the 21 high knowledgeable respondents, 76.2% of
respondents correctly cope with sibling rivalry, while 23.8% of respondents to overcome sibling rivalry with improper
technique.
It can be concluded that there is a significant relationship between mothers' knowledge of the techniques to overcome
sibling rivalry sibling rivalry with p = 0.004. Advice for parents should be able to prepare the first child to receive a
new born brother started during pregnancy, it is intended that the older child still get love even attend her sister later.
There should also be planning pregnancy spacing and number of family relatives to determine thequality and
minimize the problems of child development ,especially sibling rivalry.
Keywords : Knowledge, Sibling rivalry, overcome teqnique
PENDAHULUAN
Dalam setiap keluarga sering dijumpai adanya
pertengkaran antara anggota keluarga, khususnya anak
yang satu dengan anak yang lain. Pertengkaran sering
dipicu karena adanya persaingan dalam mendapatkan
kasih sayang orang tua. Akar dari persaingan antara
saudara kandung adalah rasa cemburu antara anak dalam
satu keluarga. (Suryo,2006)
Dalam istilah psikologi kondisi ini dikenal
dengan istilah sibling rivalry yaitu persaingan antara
saudara kandung, bisa dalam bentuk cemburu, iri,
pertengkaran, hingga perkelahian, yang menimbulkan
ketegangan. Sibling rivalry muncul karena
perkembangan egosentris anak. Konsep ergosentris
adalah konsep dimana anak sedang mengembangkan
konsep ke-aku-an termasuk diantaranya mengakui
“Ayah dan Ibu hanya untukku”. (Okta, 2008)
Berbagai berita kehadiran seorang adik atau
anggota keluarga yang baru dapat meluapkan krisis
utama bagi seorang anak. Anak yang lebih besar
sering mengalami perasaan kehilangan atau merasa
cemburu digantikan oleh adik yang baru. Beberapa
faktor yang mengalami respon anak antara lain
umur, sikap orang tua, peran ayah, lama waktu
berpisah dengan ibu dan bagaimana anak itu
dipersiapkan untuk suatu perubahan. Pengetahuan
ibu sangat penting dalam menghadapi masalah pada
anak yang sangat mengganggu yaitu kehadiran
anggota baru (adik) atau gangguan dari kakaknya.
Banyak permasalahan yang timbul karena ibu
memberikan perhatian yang lebih pada anak yang
lain, sehingga akan menimbulkan reaksi sibling
rivalry. Sibling rivalry adalah permusuhan dan
kecemburuan antara saudara kandung yang dapat
menimbulkan ketegangan diantara saudara kandung.
Biasanya terjadi apabila masing-masing pihak
berusaha lebih unggul dari yang lain. (Puspitasari,
2005)
Kemungkinan sibling rivalry akan semakin
besar apabila berjenis kelamin sama dan jarak usia
keduanya cukup dekat. Masalah ini sering dimulai
setelah kelahiran anak kedua. Menurut Boyle (2007)
hampir 75% anak mengalami sibling rivalry, reaksi
yang sering ditimbulkan adalah anak lebih agresif,
memukul atau melukai kakak maupun adiknya,
membangkang pada ibunya, rewel, mengalami
kemunduran (yang semula tidak mengompol jadi
mengompol lagi), sering marah yang meledak-ledak,
sering menangis tanpa sebab, menjadi lebih lengket
pada ibu. Menurut Dewi (2009) sibling rivalry
menjadi fenomena tersendiri, karena sejatinya kita
adalah makhluk sosial yang menuntut manusia
hidup berkelompok dan bermasyarakat (Wong,
2009)
Para peneliti dari Mc Master University
melakukan sebuah penelitian yang mempelajari efek
dari sikap orang tua yang pilih kasih diantara anak-
anaknya dengan kesehatan mental seluruh keluarga.
Para peneliti melakukan studi terhadap 400 keluarga
di Kanada yang masing-masing memiliki 2 hingga 4
orang anak yang berusia rata-rata 2 sampai 5 tahun.
Peneliti menemukan bahwa anak-anak yang kurang
mendapatkan kasih sayang atau mendapatkan
perlakuan yang sedikit berbeda dari saudara
kandungnya, lebih mungkin mengalami masalah
kesehatan mental dari waktu ke waktu daripada
saudaranya yang mendapat perlakuan yang lebih
baik. Disamping itu, gangguan kesehatan mental
dapat mempengaruhi perkembangan anak. Apabila
ini diteruskan berlanjut, maka akan berdampak pada
kesehatan mental anak, terutama anak yang kurang
diistimewakan. Hal ini tentu tidak sesuai dengan UU
kesehatan No. 23 Tahun 1992, dimana definisi sehat
adalah keadaan sehat sejahtera badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. (Mayasari,
2013)
Di kota Bukittinggi peneliti telah melakukan
survey awal pada dua puskesmas yaitu Puskesmas
Rasimah Ahmad Bukittinggi dan puskesmas Gulai
Bancah, pada survey awal ini diambil 14 orang
responden dari masing-masing Puskesmas. dimana
responden adalah ibu multipara yang memiliki lebih
dari 1 balita dengan jarak dekat. Setelah dilakukan
wawancara diketahui jumlah responden yang
mengalami sibling rivalry. Dari hasil survei awal di
Puskesmas Rasimah Ahmad Bukittinggi, didapatkan
jumlah responden yang tidak mengalami sibling
rivalry 11 orang, dan yang mengalami 3 orang.
Sedangkan pada Puskesmas Gulai Bancah, diketahui
jumlah responden yang menjawab tidak terjadi
sibling rivalry dalam keluarganya 5 orang, dan yang
terjadi 9 orang.
Subjek penelitian ini adalah seluruh ibu
yang mempunyai balita 2 atau lebih di Puskesmas
Gulai Bancah sebanyak 38 orang.Penelitian ini
merupakan jenis penelitian yang bersifat survey
analitik dengan desain cross sectional, dimana
variabel terkait untuk diteliti adalah sibling
rivalry,dan variabel bebas adalah pengetahuan ibu,
yang diukur sekaligus pada saat bersamaan.
Penelitian dilakukan di Kelurahan Gulai
Bancah wilayah kerja Puskesmas Kota Bukittinggi
pada bulan Juni 2013. pada penelitian ini
menggunakan uji statistic Chi Square. Dimana
pengolahan data secara computerisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengetahuan Ibu
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden
Tentang Sibling Rivalry
di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah
Tahun 2013
No Pengetahuan Frekuensi %
1
2
Tinggi
Rendah
21
17
55,3
44,7
Jumlah 38 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa
dari 38 responden, sebanyak 21 responden (55,3%)
memiliki pengetahuan tinggi tentang sibling rivalry.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Teknik Mengatasi Sibling
Rivalry Pada Responden
di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah
Tahun 2013
No Teknik
Mengatasi
Sibling
Rivalry
Frekuensi %
1
2
Benar
Tidak
benar
20
18
52,6
47,4
Jumlah 38 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui dari 38
responden sebanyak 20 responden (52,6%) ,
melakukan teknik mengatasi sibling rivalry dengan
benar
Analisa Bivariat
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Sibling
Rivalry Dengan Teknik Mengatasi Sibling Rivalry di
Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2013
Tabel 4.3
Hubungan Pengetahuan Responden tentang
Sibling Rivalry Dengan Teknik Mengatasi Sibling
Rivalry di wilayah Kerja Puskesmas Gulai
Bancah Tahun 2013
N
o
Pengetahua
n
Teknik mengatasi Sibling
Rivalry
Jumlah
Benar Tidak benar
Frekuens
i
% Frekuens
i
% Frekuens
i
%
1 Tinggi 16 76,
2
5 23,
8
21 10
0
2 Rendah 4 23,
5
13 76,
5
17 10
0
Jumlah 20 52,
7
18 47,
3
38 10
0
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh hasil bahwa
dari 21 responden berpengetahuan tinggi yang
mengatasi sibling rivalry dengan benar sebanyak 16
responden (76,2%) dan yang mengatasi sibling
rivalry dengan teknik tidak benar sebanyak 5
responden (23,8%). Sedangkan dari 17 responden
yang berpengetahuan rendah yang mengatasi sibling
rivalry dengan benar sebanyak 4 responden (23,5%)
dan yangmengatsi sibling rivalry dengan teknik
tidak benar sebanyak 13 orang (76,5%).
Hasil statistik chi-square melalui
komputerisasi didapatkan hasil bahwa terdapat
hubungan pengetahuan ibu multipara yang
mempunyai balita tentang sibling rivalry dengan
teknik mengatasi sibling rivalry, dengan nilai ρ
=0,004 (ρ <0,05)
Pembahasan
Pengetahuan Ibu Tentang Sibling Rivalry
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa
dari 38 responden, 17 responden (44,7%) memiliki
pengetahuan tentang sibling rivalry yang rendah dan 21
responden (55,3%) memiliki pengetahuan tinggi.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
(Notoadmojo,2005)
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
sudah banyak responden sudah berpengetahuan tinggi,
dimana sebagian besar para responden sudah mengetahui
apa itu persaingan saudara kandung, faktor-faktor
penyebabnya terjadinya kecemburuan antara saudara
kandung, serta tindakan apa yang bisa dilakukan untuk
mengatasi terjadinya sibling rivalry.
Namun dari para responden yang memiliki
pengetahuan yang tinggi masih ada sebagian kecil yang
tidak mengatasi sibling rivalry dengan teknik yang benar,
hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran responden
untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-sehari dan
kurangnya peran serta anggota keluarga lainnya dalam
mendorong responden mengatasi sibling rivalry.
Karena masih ada responden memiliki
pengetahuan yang rendah sehingga akan menyebabkan
responden tersebut menganggap sibling rivalry ini adalah
hal yang biasa dan wajar. Padahal sebenarnya hal
tersebut sudah menyimpang dan dapat menjerumuskan
responden pada kondisi dimana mereka tidak memahami
kelakuan anaknya.
Teknik Mengatasi Sibling Rivalry
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dari
38 responden, terdapat 20 responden (52,6%)
mengatasi sibling rivalry dengan benar dan 18
responden (47,4%) yang mengatasi sibling rivalry
dengan teknik yang tidak benar.
Hal ini sama dengan hasil penelitian dari
Meidrin Joni tahun 2008 di Rumah Bersalin (RB)
Budi Waluyo Semarang bahwa (58,3%) yang
mengatasi sibling rivalry dengan benar dan (41,7)
yang tidak benar.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa masih
banyak responden yang mengatasi sibling rivalry
dengan teknik yang tidak benar. Menurut peneliti hal
ini dapat dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan
responden tentang teknik mengatasi sibling rivalry,
sehingga para ibu kurang meminatinya.
Hal ini tidak hanya menuntut ibu untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai teknik
mengatasi sibling rivalry dengan benar, namun juga
mengajak ibu untuk melibatkan seluruh anggota
keluarga untuk memahami tentang sibling rivalry.
Selama penelitian, peneliti menemukan
banyaknya ibu yang mengatakan bahwa hal tersering
mereka lakukan adalah membanding-bandingkan
antara anak yang satu dengan anak yang lain. Hal ini
tentu tidak boleh selalu dibiarkan terjadi
berkepanjangan, yang akan meningkatkan kejadian
sibling rivalry. Pada dasarnya setiap anak memang
berbeda dan memiliki masing-masing keunikan diri.
sebagai contoh setiap anak memiliki selera musik
tersendiri, menyukai buku dan cerita, serta acara
televisi yang berbeda. Kehadiran adik yang berusia
dua tahun membuatnya merasa terancam. ia
menyayangi adiknya, tetapi tidak ingin berbagi
karena dapat melunturkan identitas dirinya lalu
balita ini mengeluh “Mama,bilangin adik jangan
menyentuh barangku”.
Merujuk pada keadaan seperti ini yang
dibutuhkan ibu hanyalah menerima karakter yang
menunjukkan keunikan dirinya. Anak memiliki
persamaan dan menyenangkan jika mereka memiliki
kesukaan terhadap suatu hal dan melakukannya bersama.
Akan tetapi, Ibu juga perlu untuk mempertimbangkan
keinginan masing-masing, karena akan mengurangi
persaingan keduanya.
itu normal atau tidak, wanita dengan usia lebih tua, lebih
besar kemungkinan keguguran baik janinnya normal atau
abnormal ”. Dari hasil penelitian yang didapatkan
penulis menyimpulkan bahwa usia ibu hamil tidak selalu
mempengaruhi kejadian anemia, ini didukung dengan
teori yang menyatakan bahwa selain usia ibu pada saat
hamil ada faktor lain yang menjadi penyebab kejadian
anemia pada ibu hamil diantaranya faktor social, status
gizi, paritas, interval persalinan. Di Kenagarian Lubuk
Batingkok faktor penyebab kejadian anemia pada ibu
hamil lebih kepada faktor ekonomi keluarga yang
menyebabkan status nutrisi ibu kurang akibat konsumsi
makanan yang tidak seimbang dan kurang zat besi
menyebabkan anemia pada ibu, kemudian ibu yang tidak
patuh mengkonsumsi tablet Fe menyebabkan kejadian
anemia pada ibu saat hamil.
Keterbatasan
Dalam penelitian ini peneliti menemukan
keterbatasan dalam melakukan penelitian. Seharusnya
akan lebih baik lagi jika penelitian ini dilakukan dengan
mengkaji berbagai macam faktor yang mempengaruhi
sibling rivalry. Penilaian teknik mengatsi sibling rivalry
pun seharusnya dilakukan secara observasi serta jumlah
sampel seharusnya lebih banyak sehingga hasilnya lebih
optimal. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
simple random sampling namun karena waktu biaya,
tenaga, dan kemampuan akhirnya peneliti melakukan
penelitian tentang sibling rivalry dengan satu variabel
independen yaitu pengetahuan ibu multipara yang
mempunyai balita dengan jumlah sampel sebanyak 38
orang saja.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang hubungan
pengetahuan ibu multipara yang mempunyai balita
dengan kejadian sibling rivalry diwilayah kerja
Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2013 didapatkan
hasil :
1. Lebih dari separuh responden sudah memiliki
pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 21 responden
(55,3%).
2. Lebih dari separuh responden sudah mengatasi
sibling rivalry dengan teknik yang benar yaitu
sebanyak 20 responden (52,6%).
3. Terdapat hububungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan teknik mengatasi sibling
rivalry diwilayah kerja Puskesmas Gulai Bancah
tahun 2013, dimana nilai p = 0,004 (P<0,05).
Saran
Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan peneliti
khususnya tentang hubungan pengetahuan ibu
tentang sibling rivalry dan sebagai pengalaman
penelitian dalam mengaplikasikan metodologi
penelitian.
Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi institusi
pendidikan dan pedoman untuk penelitian
selanjutnya bagi mahasiswa kebidanan yang
berkaitan dengan Karya Tulis Ilmiah, khususnya
untuk penelitian sejenis.
Bagi Masyarakat
Sebagai masukan bagi masyarakat khususnya
ibu agar lebih memahami dan mengetahui tentang
sibling rivalry.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anderson. 2006. Penyebab Sibling rivalry.
Diakses http://www.sibling.Or.id/ download/pdf
pada 20 Maret 2013
2. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Kesehatan.
Jakarta : EGC
3. Davidson 2006. Persaingan Saudara Kandung.
Diakses http://translate.googleuser content.com
/translatec?hl=id&sl=en&u=http://www.
encyclopedia.com/doc pada 20 Maret 2013.
4. Darajah Ulfah.2006. Hasil penelitian sibling
rivalry. Diakses http//www.kidshealth.org/
/sibling _rivalry.html pada 23 Maret 2013
5. Eccefaw.2008. Mencegah Sibling Rivalry Sejak
Usia Dini. Diakses http: www.//Hakuna’s
Blog/just another Friendster Blogs weblog.mht
pada 24 Maret 2013
6. Edelman Marian. 2009. Sibling rivalry. Diakses
http://cdf/2-45/pdf search pada 25 Maret
2013
7. Esensi. 2006. Kamus Perkembangan bayi &
balita. Jakarta: Erlangga
8. Friedman. 2007. Sibling Rivalry. Diakses http:
//2007/11/07 friedman /09/02/1950. Pdf
pada 25 Maret 2013
9. Hakuna. 2008. Sibling rivalry puskesmas
kasihan I bantul. Diakses http://www.kti-
kebidanan.co.cc/2009/02/sibling-rivalry.html
pada 26 Maret 2013
10. Hidayat A. Aziz Alimul. 2011. Metode
Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika
11. Karisma. 2009. Sibling rivalry. Diakses Error!
Hyperlink reference not valid. pada 27 maret
2013
12. Kyla, B. 2009. Sibling Rivalry. Diakses med.
Umich. Edu/yourchild/ topics/sibriv.htm pada 27
maret 2013
13. Notoadmojo. 2005. Metodelogi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
14. Romm Jill. 2010. Natural Health after birth.
Jakarta : Obtiana Agency