4 tesis bab iii
DESCRIPTION
Pembelajaran Fiqih di Madrasah Pondok Pesantren (Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja OKU TIMUR)TRANSCRIPT
Bab 3
PROFIL MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA
SUKARAJA OKU TIMUR
Sejarah Berdiri Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja merupakan madrasah di bawah naungan
Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja yang mengelola pendidikan formal
dari jenjang prasekolah/taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, pendidikan
diniyah dari jenjang Taman Pendidikan Al-Qur’an sampai Ma’had Aly, selain itu juga
menyelenggarakan pendidikan di asrama pada malam harinya.
Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja didirikan pada tahun 1980 oleh KH.
Affandi. Untuk tanggal yang tepat sudah tidak dapat ditemukan dokumen tertulisnya.
Pada waktu itu di Kecamatan Buay Madang baru ada satu Sekolah Menengah Pertama
Negeri (SMPN) di desa Kurungan Nyawa dengan jarak tempuh sekitar 5 kilo meter dan
belum ada madrasah tsanawiyah di wilayah Buay Madang, madasah tsanawiyah baru
ada satu, yaitu Madrasah Tsanawiyah Negeri di Martapura dengan jarak tempuh sekitar
25 kilo meter. Anak-anak Sukaraja masih jarang yang mengenyam pendidikan formal,
kalaupun ada hanya belajar di pondok pesantren salafiyah seperti di Pondok Pesantren
Subulussalam Sriwangi dengan jarak tempuh sekitar 50 kilo meter. Berangkat dari
kenyataan tersebut dan beberapa faktor lain menggugah K. H. Affandi untuk membuka
madrasah tsanawiyah di Sukaraja (Affandi, wawancara 05-03-2013).
Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja didirikan sebagai jawaban
tantangan zaman. Menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
untuk membentuk generasi penerus yang mampu melanjutkan perjuangan dan cita-cita
bangsa, maka diperlukan sebuah lembaga pendidikan yang memadai untuk memberikan
69
bekal pada generasi muda. Tujuan utama KH. Affandi mendirikan madrasah tsanawiyah
adalah untuk menyebarkan dan menegakkan agama Islam serta berjuang di jalan Allah
(Affandi, wawancara 05-03-2013).
Awal berdiri, mendidik 35 siswa terdiri dari santri yang mukim di asrama dan
beberapa santri dari desa Sukaraja sendiri. Fasilitas gedung yang seadanya menjadi
tempat untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dibimbing oleh dua orang
guru, yaitu K.H. Affandi sendiri dengan dibantu oleh Ustadz Wasiman (alm). K.H.
Affandi mengajar mata pelajaran agama dan Ustadz Wasiman mengajar mata pelajaran
umum. Pernah beberapa tahun setelah madrasah tsanawiyah berdiri, didirikan juga
sekolah menengah pertama, tetapi karena beberapa alasan akhirnya hanya madrasah
tsanawiyah yang dikembangkan. Pembangunan ruang belajar pertama kali melibatkan
peran serta masyarakat baik material maupun tenaga. Material bangunan diperoleh dari
kerja gotong royong santri membuat batu bata dan sumbangan dari masyarakat sekitar,
sementara pengerjaannya dilakukan dengan cara gotong royong melibatkan masyarakat
secara sukarela (Affandi, wawancara 05-03-2013).
Ternyata, usaha K.H. Affandi tidaklah sia-sia, madrasah tsanawiyah yang awal
pendirian hanya seadanya, dari tahun ke tahun terus berkembang. Usaha tersebut
mendapat respon positif dan kepercayaan dari masyarakat Sukaraja dan sekitarnya.
Melihat perkembangan tersebut, maka pada tahun 1990 dibukalah Madrasah Aliyah
(MA) dengan K.H. Drs. Sholeh Hasan sebagai kepala madrasah, tahun 1994 dibuka
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Ustadzah Rusmiati, S.E. sebagai kepala
sekolah, dilanjutkan dengan pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) pada tahun
1996 yang kemudian pada tahun 2007 berubah status lembaganya menjadi Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) dengan H. Cholid Mawardi, M.Si.
sebagai ketuanya (Affandi, wawancara 05-03-2013).
70
Tahun 1996, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja memperoleh status
akreditasi dengan predikat DISAMAKAN, nomor: A/Wf/MTs/001/12 tanggal 23
Nopember 1996. Tahun 2007, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja memperoleh
status akreditasi dengan predikat Terakreditasi Tipe B, nomor: B.KW.06/04/MTs/
007/2007 tanggal 22 Juni 2007. Tahun 2011, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda
Sukaraja kembali memperoleh status akreditasi dengan predikat Terakreditasi B, nomor:
tanggal . Jika pada akreditasi tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan oleh Kementerian
Agama, maka pada tahun 2011 dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah
Provinsi Sumatera Selatan (Sugiyanto, wawancara 06-03-2013).
Sejak awal berdiri sampai sekarang, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja
telah berkali-kali mengalami pergantian kepala madrasah. Adapun periodesasi kepala
madrasah ditampilkan pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1, Periodesasi Kepala Madrasah
No Periode Kepala Madrasah Keterangan
1 1980 – 1990 KH. Affandi, B.A.
2 1990 – 1992 Abdul Wahib, S.H.
3 1992 – 1995 Ali Shodik, B.A.
4 1995 – 2000 Ali Fauzi, B.A.
5 2000 – 2004 Suradi
6 2004 – 2007 Drs. Tasdiq
7 2007 – 2011 Syamsul Hadi, S.Pd.I.
8 2011 – 2015 Sugiyanto, S.Ag. Sumber: Dokumentasi MTs Nurul Huda Sukaraja
Sampai saat ini, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja terus
melaksanakan berbagai upaya meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan
kuantitasnya untuk menyelenggarakan pendidikan bagi siswa-siswanya yang berasal
bukan hanya dari Kabupaten OKU TIMUR, tetapi juga dari daerah lain seperti Ogan
Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, Ogan Komering Ilir (OKI), Pagar Alam, Muara
Enim, Prabumulih, Lahat, Lubuk Linggau, Musi Banyuasin, Jambi, Bengkulu,
Lampung, Riau, dan lain-lain (Sugiyanto, wawancara 06-03-2013).
71
Visi Misi dan Tujuan Madrasah
Visi, misi, dan tujuan madrasah ditetapkan dalam suatu rapat yang menghadirkan
pengurus yayasan, kepala madrasah, guru, komite madrasah, dan tokoh masyarakat
setempat. Dalam forum rapat tersebut, pihak madrasah memperhatikan setiap masukan
dari peserta rapat.
Visi Madrasah
Visi madrasah diharapkan menjadi orientasi masa depan tentang harapan yang akan
dicapai oleh madrasah. Visi Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja adalah:
”Unggul dalam mutu, iman, takwa, dan perilaku” (Dokumentasi MTs Nurul Huda
Sukaraja).
Misi Madrasah
Misi madrasah mendeskripsikan tugas, kewajiban, dan rencana tindakan yang
dirumuskan sesuai dengan visi madrasah dan harus digunakan untuk pengembangan
madrasah ke depannya. Misi Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja adalah:
a. Meningkatkan mutu dan profesionalisme guru.
b. Meningkatkan proses belajar mengajar.
c. Menciptakan situasi belajar yang kondusif.
d. Meningkatkan daya serap siswa.
e. Melengkapi sarana dan prasarana belajar.
f. Meningkatkan perolehan nilai Ujian Nasional.
g. Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler.
h. Menjalin kerja sama dengan masyarakat dan instansi terkait.
i. Meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan.
72
j. Meningkatkan kesadaran siswa untuk berakhlakul karimah (Dokumentasi MTs Nurul
Huda Sukaraja).
Tujuan Madrasah
Rumusan hasil khusus pendidikan di madrasah yang diharapkan dari lulusannya
tertuang dalam tujuan madrasah. Tujuan yang ingin dicapai Madrasah Tsanawiyah
Nurul Huda Sukaraja adalah:
1. Meningkatkan profesionalisme kerja tenaga pendidik dan tenaga penunjang
kependidikan.
2. Menciptakan situasi dan kondisi madrasah yang aman, nyaman, dan kondusif.
3. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
4. Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai guna menunjang pembelajaran di
madrasah.
5. Menumbuhkan jiwa sehat, berbudi luhur dan bertanggungjawab.
6. Mengembangkan kegiatan lomba dan kejuaraan akademik dan non akademik.
7. Membuat jaringan informasi internal madrasah, dengan lembaga pendidikan lain dan
masyarakat di lingkungan madrasah.
8. Melestarikan budaya bangsa dan sumber daya alam yang tersedia guna menunjang
kegiatan pembelajaran di madrasah (Dokumentasi MTs Nurul Huda Sukaraja).
Letak Geografis Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja terletak di Jalan Kotabaru RT 08 RW 02
Desa Sukaraja Kecamatan Buay Madang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Provinsi Sumatera Selatan. Jarak dengan ibukota kecamatan ±5km, jarak dengan ibu
kota kabupaten ± 20km, dan ±216km dari ibukota provinsi. Letak sekolah berada pada
posisi strategis, terletak di tengah desa dan di pinggir jalan akses Martapura-Belitang,
73
sehingga memudahkan transportasi untuk menjangkaunya, baik dari arah Belitang
maupun dari arah Martapura. Akan tetapi, dengan letaknya di pinggir jalan terkadang
suara bising kendaraan agak mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas. Lokasi
madrasah berada tidak jauh dari kompleks asrama pondok pesantren, hanya berjarak
sekitar 100 meter (Observasi 04-03-2013).
Lingkungan sekitar yang merupakan daerah pedesaan dengan mata pencaharian
utama penduduknya sebagai petani sangat mendukung pelaksanaan proses belajar
mengajar. Madrasah berdiri di areal tanah seluas ± 2.750 m2, tanah tersebut merupakan
hal milik Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja yang dibeli dari penduduk
dengan batas-batas tanahnya:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan pekarangan milik Bapak H. Sarim,
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan desa,
3. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan lintas Martapura-Belitang, dan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan pekarangan milik Bapak Sutikno (Dokumentasi
MTs Nurul Huda Sukaraja).
Luas tanah yang dimiliki Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja
sebenarnya sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan pengembangan khususnya
sarana dan prasarana. Pengembangan yang bisa dilakukan hanyalah dengan membangun
gedung bertingkat, walaupun sekarang semua gedung sudah berlantai dua.
Lokasi Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja berdampingan dengan
Gereja Katholik ”Santo Petrus” Sukaraja yang menjadi pusat ibadah umat Katholik di
Kecamatan Buay Madang dan Buay Pemuka Peliung. Selain itu, di Desa Sukaraja juga
terdapat lembaga pendidikan lain, yaitu: Raudatul Athfal (RA) Nurul Huda Sukaraja,
Taman Kanak-Kanak (TK) Muhammadiyah Sukaraja, Sekolah Dasar Negeri (SDN)
Sukaraja, Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Sukaraja, Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Nurul Huda Sukaraja, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 07 Sukaraja,
74
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pangudi Luhur Sukaraja, Madrasah Aliyah (MA)
Nurul Huda Sukaraja, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nurul Huda Sukaraja,
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 03 Sukaraja, Sekolah Menengah
Atas (SMA) Pangudi Luhur, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Nurul Huda Sukaraja, dan Ma’had Aly Nurul Huda Sukaraja (Observasi 04-03-2013).
Keadaan Guru dan Pegawai
Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar,
keberadaan guru tetap dibutuhkan dalam setiap proses belajar mengajar. Sedikit banyak
guru berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Mengingat kedudukan guru yang
penting, maka ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk menjadi
guru, salah satunya adalah syarat kualifikasi akademik harus berpendidikan minimal
strata satu (S1). Demikian juga dengan guru di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda
Sukaraja. Berdasarkan status kepegawaiannya, guru di Madrasah Tsanawiyah Nurul
Huda Sukaraja ada tiga macam, yaitu guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang diberbantukan di madrasah swasta, guru tetap dan guru tidak tetap yayasan yang
diangkat berdasarkan surat keputusan dari yayasan. Berikut keadaan guru di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja.
Tabel 3.2, Keadaan Guru Berdasarkan Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin
No Status Kepegawaian Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Guru PNS-DPk 1 1 2
2. Guru Tetap Yayasan 10 4 14
3. Guru Tidak Tetap 8 5 13
Jumlah 19 10 29 Sumber: Laporan MTs Nurul Huda Sukaraja bulan September 2013
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa perbandingan antara guru tetap dan tidak tetap
yayasan berimbang. Untuk menjadi guru tetap yayasan ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi, antara lain masa kerja minimal 5 tahun, direkomendasikan oleh kepala
75
madrasah, kelengkapan administrasi pembelajaran, dan syarat lain yang ditentukan
yayasan (Sugiyanto, wawancara 06-03-2013).
Tabel 3.3, Keadaan Guru Berdasarkan Pendidikan dan Sertifikasi
No Pendidikan
Terakhir
Sertifikasi Guru Jumlah
Sudah Belum
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Lk Pr Lk+Pr
1. SLTA 1 0 6 2 7 2 9
2. D.1 0 0 0 0 0 0 0
3. D.2 0 0 1 0 1 0 1
4. D.3 0 0 0 1 0 1 1
5. S.1 3 2 8 5 11 7 18
Jumlah 4 2 15 8 19 10 29 Sumber: Laporan MTs Nurul Huda Sukaraja bulan September 2013
Melihat Tabel 3.3 diperoleh informasi bahwa dari 14 guru tetap yayasan dan 2
guru PNS, sudah ada 6 guru yang telah memperoleh sertifikat pendidik profesional.
Keenam guru tersebut adalah guru mata pelajaran Akidah Akhlak, Al-Qur’an Hadits,
Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, dan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK). Dari enam guru tersertifikasi hanya satu orang guru yang lulus
portofolio, sedangkan lima guru lainnya memperoleh sertifikat mengajar melalui
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), empat orang guru yang mengajar mata
pelajaran agama mengikuti PLPG di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah
Palembang, sedangkan satu orang guru yang mengajar mata pelajaran TIK mengikuti
PLPG di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) (Sugiyanto, wawancara 06-03-2013).
Selain guru, juga dibutuhkan pegawai untuk menunjang kelancaran proses
belajar mengajar, khususnya dalam penyelenggaraan administrasi madrasah.
Tabel 3.4, Keadaan Pegawai
No Jabatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Kepala Tata Usaha 1 0 1
2. Staf Administrasi 1 0 1
3. Staf Keuangan 0 1 1
4. Staf Perpustakaan 1 0 1
5. Keamanan 1 0 1
Jumlah 4 1 5 Sumber: Laporan MTs Nurul Huda Sukaraja bulan September 2013
76
Sama halnya seperti guru, pegawai juga dituntut untuk bekerja secara
profesional. Pegawai di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja terdiri dari kepala
tata usaha, staf administrasi, staf keuangan, staf perpustakaan, dan keamanan. Semua
pegawai tersebut diangkat dengan surat keputusan dari yayasan.
Keadaan Siswa
Siswa menjadi subjek yang menerima materi pembelajaran dengan berbagai kelebihan
dan kekurangannya, ada siswa pandai, kurang pandai, dan tidak pandai. Siswa hadir
dengan berbagai karakteristik masing-masing yang berbeda-beda. Karakteristik siswa
antara lain ditemukan ada siswa yang pandai, siswa kurang pandai, dan siswa yang tidak
pandai. Siswa yang pandai akan lebih mudah menerima materi pembelajaran
dibandingkan dengan siswa yang kurang pandai dan yang tidak pandai. Belum lagi
perbedaan dalam bakat, emosional, dan sosial. Siswa yang berbakat, emosi stabil, dan
lingkungan sosial yang baik akan lebih mudah mengikuti proses pembelajaran bila
dibandingkan dengan siswa yang tidak berbakat, emosi tidak stabil, dan siswa yang
berasal dari lingkungan sosial yang buruk. Perbedaan karakteristik ini menuntut guru
untuk bersikap arif menyikapinya.
Tabel 3.5, Keadaan Siswa Berdasarkan Kelas
No Kelas Siswa
Jumlah Keterangan (Wali Kelas) Laki-Laki Perempuan
1. VII-1 13 20 33 Lumatul Arif, S.Pd.I.
2. VII-2 20 14 34 Siti Khotimah, S.Pd.
3. VII-3 13 18 31 Mukhtar Lubis, S.Pd.I.
4. VII-4 13 19 32 Nur Khamid, S.Pd.
5. VII-5 18 16 34 Hj. Naimah, B.A.
6. VIII-1 16 16 32 Hj. Kustirin, S.Pd.I.
7. VIII-2 16 16 32 Imam Asy’ari
8. VIII-3 16 16 32 Alfi Sahri
9. VIII-4 18 14 32 Saiful Anwar
10. VIII-5 14 17 31 Zainul Aziz, S.Pd.I.
11. IX-1 14 18 32 Hj. Yuliyati, S.Ag.
12. IX-2 12 20 32 Mukhamad Fathoni, S.Pd.I.
77
No Kelas Siswa
Jumlah Keterangan (Wali Kelas) Laki-Laki Perempuan
13. IX-3 14 18 32 Ahmad Dawam
14. IX-4 13 20 33 Isriyanto, S.Ag.
15. IX-5 12 20 32 Samsul Hadi, S.Pd.I.
Jumlah 222 262 484 Sumber: Laporan MTs Nurul Huda Sukaraja bulan September 2013
Melihat tabel 3.5 dapat diketahui bahwa banyak siswa setiap kelasnya berkisar
antara 31 orang dan 34 orang. Pengelompokkan siswa tidak dilakukan berdasarkan pada
kemampuan (kecerdasan) siswa dan tidak ada kelas unggulan. Pengelompokkan lebih
heterogen dengan tujuan agar kemampuan siswa lebih merata di setiap kelas, siswa
pandai bisa membantu siswa yang kurang pandai, siswa yang kurang pandai tidak
merasa minder dan termotivasi untuk belajar mengikuti temannya yang pandai
(Sugiyanto, wawancara 06-03-2013).
Tabel 3.6, Keadaan Siswa Berdasarkan Rombongan Belajar
Tingkat VII Tingkat VIII Tingkat IX Jumlah
Rombel Siswa
Rombel Siswa
Rombel Siswa
Rombel Siswa
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
5 77 87
5 80 79
5 65 96
15 222 262
164 159 161 484 Sumber: Laporan MTs Nurul Huda Sukaraja bulan September 2013
Jumlah siswa pertingkat hampir sama, hal ini dapat dikatakan bahwa grafik
penerimaan siswa barunya stabil dalam tiga tahun terakhir. Masing-masing tingkat
terdiri dari lima rombongan belajar. Rombongan belajar sebanyak 15 kelas, dengan
jumlah ini Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja termasuk madrasah besar untuk
lingkungan di Kecamatan Buay Madang. Madrasah tsanawiyah lain hanya memiliki 3 -6
rombongan belajar. Hal ini menuntut yayasan, kepala madrasah, dan guru lebih bekerja
keras untuk menjawab kepercayaan masyarakat melayani kebutuhan belajar semua
siswa (Sugiyanto, wawancara 06-03-2013).
78
Kurikulum Madrasah
Kurikulum yang dipakai di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006. Struktur kurikulum
pembelajarannya sebagai berikut:
Tabel 3.7, Struktur Kurikulum
No Mata Pelajaran
Kelas/Alokasi Waktu
perminggu Ket
VII VIII IX
1. Pendidikan Agama Islam:
a. Al-Qur’an Hadits 2 2 2
b. Aqidah Akhlak 2 2 2
c. Fiqih 2 2 2
d. Sejarah kebudayaan Islam 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Arab 2 2 2
5. Bahasa Inggris 4 4 4
6. Matematika 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
8. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3
9. Seni Budaya 2 2 2
10. Pendidikan Jasmani dan Olahraga 2 2 2
11. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2
12. Muatan Lokal (Diniyah):
a. Aswaja 2 2 2
b. Akhlakul Banin/Ta’limul Muta’alim 2 2 2
c. Mabadi Fiqih 2 2 2
13. Pengembangan Diri *) 2 2 2
Jumlah 45 45 45 Keterangan:
*) Ekuivalen dengan 2 jam pelajaran.
Alokasi waktu satu jam pelajaran = 40 menit.
Minggu efektif satu tahun pelajaran = 34 – 38 minggu. Sumber: Kurikulum MTs Nurul Huda Sukaraja
Pengembangan diri yang diselenggarakan oleh Madrasah Tsanawiyah Nurul
Huda Sukaraja yaitu: pramuka, bulu tangkis, bola voli, al-Barjanji, qiro’atul Qur’an,
puisi, pidato Bahasa Indonesia, pidato Bahasa Inggris, pidato Bahasa Arab, kaligrafi,
tahfidzul Qur’an, tahlil/istighotsah, sepak bola, hadroh, dan futsal (Kurikulum MTs
Nurul Huda Sukaraja).
79
Sarana Prasarana Madrasah
Penyelenggaraan pendidikan harus didukung oleh sarana prasarana yang memenuhi
standar sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku. Segala sesuatu yang
digunakan sebagai alat dan menunjang proses belajar harus disediakan oleh madrasah.
Sebagaian besar sarana prasarana di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja
diadakan dengan swadaya oleh yayasan dibantu oleh orang tua siswa melalui komite
madrasah. Walaupun ada juga yang dibantu oleh pemerintah, tetapi bantuan dari
pemerintah tidak bisa dijadikan tumpuan untuk pengembangan sarana prasarana
pendidikan di madrasah swasta.
Tabel 3.8, Keadaan Tanah dan Bangunan
Status Tanah Luas Tanah
Seluruhnya
Penggunaan Ket
Bangunan Lainnya
Milik Sertifikat 2.100M2 665 M
2 1.435 M
2
Belum Sertifikat - - -
Bukan Milik - - - Sumber: Buku Inventaris MTs Nurul Huda Sukaraja
Lahan yang dimiliki Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja seluas
2.100M2 dengan ukuran 30m x 70m. Lahan seluas itu tidak mencukupi untuk
menyediakan sarana yang memadai bagi proses belajar mengajar. Oleh karena itu, untuk
menyiasati hal tersebut sarana olahraga dan ibadah menggunakan sarana milik yayasan
yang berjarak sekitar 50M dari madrasah. Pembangunan ruang kelas barupun hanya bisa
dilakukan dengan membangun gedung bertingkat. Saat ini madrasah bekerja sama
dengan komite madrasah dan yayasan sedang menggalang dana untuk melanjutkan
pembangunan lantai dua 4 ruang kelas baru. Saat ini, perpustakaan dan laboratorium
IPA terpaksa disulap menjadi ruang kelas, karena jumlah siswa melebihi kapasitas yang
dimiliki (Sugiyanto, wawancara 06-03-2013).
80
Tabel 3.9, Keadaan Ruangan
No Jenis Ruang Milik Bukan Milik
Jumlah Kondisi Jumlah Kondisi
1. Ruang kelas 15 Baik - -
2. Laboratorium IPA - - - -
3. Laboratorium komputer 1 Baik - -
4. Ruang perpustakaan - - - -
5. Ruang UKS 1 Rusak ringan - -
6. Kantin 3 Rusak ringan - -
7. Ruang kepala madrasah 1 Baik - -
8. Ruang guru 1 Baik - -
9. Ruang TU 1 Baik - -
10. Ruang OSIS - - - -
11. WC guru 1 Baik - -
12. WC siswa 8 Baik - -
13. Tempat ibadah 1 Baik - -
14. Parkir 2 Baik - -
15. Lapangan olahraga 4 Baik - -
16. Rumah penjaga 1 Baik - -
17. Pos keamanan 1 Baik - -
18. Gudang 1 Baik - - Sumber: Buku Inventaris MTs Nurul Huda Sukaraja
Tabel 3.9 mendeskripsikan bahwa masih ada beberapa ruang yang belum
dimiliki, antara lain laboratorium IPA, perpustakaan, ruang OSIS, ruang keterampilan,
dan ruang BK. Berbagai upaya telah dilakukan oleh madrasah untuk memenuhi
kekurangan ruang tersebut, antara lain dengan melibatkan komite madrasah,
mengajukan permohonan bantuan dana ke pemerintah melalui Kantor Kementerian
Agama Kabupaten OKU TIMUR, dan mengusulkannya ke yayasan. Beberapa
perbaikan ringan dilakukan dengan memanfaatkan dana dari Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) sesuai alokasinya.
Ketiadaan laboratorium IPA dan perpustakaan akan sangat mengganggu proses
belajar mengajar. Laboratorium IPA menjadi tempat siswa untuk melakukan eksperimen
sains, sedangkan perpustakaan menjadi salah tempat sumber belajar bagi siswa. Di
perpustakaan siswa dapat memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku.
81
Tabel 3.10, Keadaan Sanitasi
No Jenis Sanitasi Ketersediaan Kondisi
Ada Tidak Baik Rusak
1. Sanitasi untuk memenuhi
keperluan air bersih √ √
2. Saluran air kotor dan air limbah √ √
3. Tempat sampah √ √
4. Saluran air hujan √ √ Sumber: Buku Inventaris MTs Nurul Huda Sukaraja
Hal yang tidak kalah penting adalah sanitasi. Sanitasi diperlukan untuk
menciptakan lingkungan yang sehat sehingga siswa merasa nyaman dan betah berada di
sekolah. Ketika siswa merasa nyaman dan betah berada di sekolah, maka siswa akan
aktif mengikuti semua kegiatan pembelajaran di sekolah. Keaktifan dalam proses
pembelajaran pasti ada yang berbekas dalam diri siswa sehingga diharapkan akan
memperoleh hasil yang baik pula.